Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
KESADARAN MASYARAKAT DAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) MENGENAI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) (Studi Kasus di Lokalisasi PSK “Komplek Bintang Mas” di Desa Rasau Jaya 3 Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya) Oleh: DEDDY SUTOMO NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2017 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini mengkaji mengenai kesadaran masyarakat dan Pekerja Seks Komersial (PSK) mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesadaran masyarakat dan Pekerja Seks Komersial (PSK) mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan penelitian ini menggunakan teori penyimpangan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran Masyarakat Sekitar Lokalisasi Komplek Bintang Mas Mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) sudah cukup baik, masyarakat menginginakan lokalisasi tersebut digusur agar masyarakat tidak tertular PMS, kesadaran Pekerja Seks Komersial (PSK) di Komplek Bintang Mas Mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) sudah cukup baik, namun karena alasan ekonomi, pendidikan rendah untuk memperoleh penghasilan tinggi membuat PSK tetap menjalankan profesinya, walaupun mereka sadar bahwa perbuatannya tersebut di larang agama dan Peran penyuluh kesehatan di Sekitar lokalisasi PSK Komplek Bintang Mas adalah dengan mengadakan kunjungan langsung setiap bulan untuk mengecek gejala penyakit PMS dan diberikan penangan apabila ditemukan gejala penyakit PMS agar tidak menular terhadap para pelanggan yang lain dan peran Tokoh Agama di Sekitar Lokalisasi PSK Komplek Bintang Masdalam upaya peningkatan kesadaran mengenai PMS kurang optimal, karena hanya dilakukan oleh pada saat hari-hari besar keagamaan saja. Kata-kata Kunci : Kesadaran Masyarakat, Pekerja Seks Komersial (PSK), Penyakit Menular Seksual (PMS).
Abstract This research discussed about awerness siciety and prostituter about contagion. The purpose of this research is to know the consciousness anda prostituter in refence to contagion. This research is used qualitative method and this type of research was descriptive and this research used social deviation. The result of this research showing that society awarness around localisation Bintang Mas about sexual contaigon is good enought, the people wished localisation to remove in order to society un contaminated, can the conscious though prostituter around Bintang Mas about contaigon is well, though economic reason, low educated to get made money that why prostituter stay away to do their job. Although the by taking conciones though with all of they do forbidden in islmic and health elumination in environs localitation PSK Bintang Mas to bring about call vouchsfing handling for them, if there indication of contaigon to stop the spreading and for society woman in localitation Bintang Mas in eforts eancrease the release abput PMS optimal, because it was only conducted on the by religiouns day. Keyword: Public Awerness, Prostitute, Sexually Transmitted Disease
1 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
penyakit kelamin, sedangkan pada tahun
A. PENDAHULUAN
2014 diketahui 1 orang PSK meninggal Masalah
sosial
di
dunia karena PMS, PSK juga memberikan
kehidupan
pengakuan bahwa mereka sadar bahwa
bermasyarakat dan hampir sebagai Negara
perbuatannya melanggar aturan agama,
besar di dunia adalah masalah pelacuran
namun karena alasan ekonomi untuk
merupakan
perhatikan
yang
dalam
suatu
menyiratkan
suatu
perlu
fenomena
yang
memenuhi kebutuhan hidup perkerjaan
keadaan
yang
tersebut terpaksa dijalani.
bertentangan dengan norma-norma yang
Berdasarkan dari pengumpulan data-
berlaku dalam masyarakat, yaitu norma
data penelitian
yang telah dilakukan
susila, norma kesopanan, norma hukum
peneliti tercatat di lokalisasi Bintang Mas
dan agama. Pekerja Seks Komersial (PSK)
Desa Rasau Jaya III terdapat sebanyak 25
mulai dikenal pada tahun 1991 di Komplek
rumah yang dijadikan sebagai pemukiman
Bintang Mas.
untuk kegiatan prostitusi, dengan jumlah
Pada tahun 1995 terjadi perpindahan
wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) 45
pekerja seks komersial (PSK) dari PSK-
orang, germo 9 orang, serta terdapat 3
PSK
Kecamatan
buah warung yang sering di jadikan
Pontianak Utara, yang dikarenakan lokasi
sebagai tempat transaksi tawar menawar
PSK terjadi kebakaran dan berpindah di
harga jasa pelayan seks. Pada tahun 2013
Bintang
yang
Desa
Parit
Mas
Nanas,
sehingga
terkenallah
dilakukan
hasil
pengamatan
kampung pekerja seks komersial (PSK)
(observasi) dan wawancara pra penelitian
Bintang Mas.
yang berdasarkan dari data Kecamatan
Berdasarkan hasil
yang
Rasau Jaya lokalisasi Bintang Mas Desa
dilakukan peneliti pada lokasi perkerja
Rasau Jaya terdapat jumlah keseluruhan
seks komersial terdapat kegiatan yang
wanita yang bekerja sebagai Pekerja Seks
bersifat negatif seperti: miras, narkoba,
Komersil sebanyak 34 orang, dan kurang
gadis-gadis penghibur (pelacur) dan tempat
lebih 24 orang (65%) dari mereka berumur
tersebut setiap malam dikunjungi oleh
di atas 30 tahun, dan 12 orang (35%) dari
pengunjung, apalagi di waktu malam
mereka adalah wanita-wanita muda di
minggu lokasi tersebut ramai oleh para
bawah 30 tahun, dengan germo 14 orang
pengunjung
yang
yang
observasi
berdatangan,
yang
sebagai
orang
tua
asuh
yang
diungkapkan oleh informan, ditemukan
memberikan fasilitas kamar pada wanita-
juga 2 orang PSK yang tidak dapat
wanita PSK dan pelanggan. Berdasarkan
melayani pelanggannya karena terkena 2 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
tarif yang ada, di tetepkan berdasarkan
dengan
panca
indera
kesepakatan.
memberikan pemaknaan.
kita
kemudian
Menurut Ruslan (2012) pelacuran
Berdasarkan latar belakang di atas,
merupakan suatu profesi yang sangat tua
peneliti tertarik mengadakan penelitian
usianya, setua umur kehidupan manusia.
dengan judul: Kesadaran Masyarakat Dan
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan
Pekerja Seks Komersial (PSK) Mengenai
jasa seksual, seperti
atau
Penyakit Menular Seksual (PMS) (Studi
hubungan seks, yang hanya untuk uang.
Kasus di Lokalisasi Psk “Komplek Bintang
Seseorang yang menjual jasa seksual
Mas.
seks oral
disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).
B. METODE PENELITIAN
Berdasarkan
hal
tersebut
perlu
kesadaran masyarakat untuk mengatasi hal tersebut.
Kesadaran
merupakan
unsur
Jenis adalah
penelitian metode
yang
digunakan
deskriptif,
yaitu
dalam manusia dalam memahami realitas
menggunakan hasil penelitian secara apa
dan
atau
adanya dari objek yang di teliti. Lokasi
(Halawa,
penelitian dilakuan di Bintang Mas Desa
bagaimana
menyikapi
cara
terhadap
bertindak realitas
2007).
Rasau Jaya 3 Kecamatan Rasau Jaya
Sunny (2008) cara mengembangkan
Kabupaten Kubu Raya dimana terdapat
kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara
lokalisasi PSK yang merupakan prostitusi
analisis diri, dimana mengrefleksikan diri
terselubung dan kini masih beropreasi
(pikiran
sehingga masalah ini layak diteliti.
dan
perasaan).
Refleksi
ini
meliputi: Perilaku, yakni: motivasi, pola
Objek penelitian ini yaitu kesadaran
berpikir, pola tindakan dan pola interaksi
masyarakat dan PSK mengenai PMS.
dalam
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
relasi
dengan
orang
lain,
kepribadian, kondisi karakter/temperamen
tiga
diri yang relatif stabil sebagai hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi.
bentukan
faktor
sosial,
budaya
dan
teknik
pengumpul
data
yaitu:
Analisis data menurut Miles dan
lingkungan social, sikap, cara respon
Huberman
dalam
Rasyid
(2000:61)
terhadap stimulus objek luar tertentu
meliputi pengumpulan data, reduksi data,
(menyenangkan/tidak menyenangkan) dan
pengujian data dan penarikan kesimpulan.
persepsi, suatu proses menyerap informasi 3 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
Masyarakat Desa Rasau Jaya 3 sangat
C. HASIL PENELITIAN
menentang adanya pekerja seks komersial Sekitar
di Desa Rasau Jaya 3. Hal ini dianggap
Mas
buruk namun yang buruk itu tetap ada dan
Mengenai Penyakit Menular Seksual
sebagian orang menerimanya. Yang buruk
(PMS)
itu bernilai merusak tatanan norma yang
Kesadaran Lokalisasi
Masyarakat Komplek
Masyarakat
Bintang
berkeinginan
agar
ada di dalam masyarakat adat istiadat
lokalisasi PSK di Komplek Bintang Mas
(budaya).
tersebut di gusur atau dipindahkan ke
sebenarnya masyarakat menganut peran
tempat lain, karena masyarakat menilai
ganda yaitu disatu pihak Tempat hiburan
selain menyebarkan penyakit kelamin,
dan para PL bisa diterima sebagai sesuatu
adanya PSK tersebut menjadikan Komplek
yang tidak dapat dihindari, namun di lain
Bintang Mas sebagai tempat yang buruk di
pihak hal itu dilarang dan dipandang
pandang oleh masyarakat, tentuntunya hal
buruk.
ini
Kesadaran
Pekerja
(PSK)
Komplek
menjadi
masyarakat
beban yang
tersendiri
tinggal
di
bagi sekitar
Sadar
di
atau
tidak
sadar
Seks Komersial Bintang
Mas
Komplek Bintang Mas, karena masyakat
Mengenai Penyakit Menular Seksual
luar hanya tahu kalau di lokasi tersebut
(PMS)
merupakan
lokasi
baik,
Sesuai dengan pendapat Koentjoro
sehingga tidak menutup kemungkinan
(2004: 134), bahwa uang yang memotivasi
masyarakat
mau
seseorang
berinteraksi, karena takut tertular penyakit
ekonomi,
seksual (PMS).
pertimbangan-pertimbangan
luar
yang
juga
tidak
tidak
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau
untuk
menjadi faktor
PSK.
Tekanan
kemiskinan,
mempertahankan
adanya ekonomis
kelangsungan
Penyakit Kelamin (venereal diseases) telah
hidupnya. Hal itu juga yang dialami oleh
lama dikenal dan beberapa di antaranya
PSK di Komplek Bintang Mas. Faktor
sangat populer di Indonesia, yaitu sifilis
ekonomi
menjadi
dan kencing nanah. Dengan semakin
dominan
yang
majunya peradaban dan ilmu pengetahuan,
menjajakan diri sebagai PSK. Faktor
makin banyak pula ditemukan penyakit-
ekonomi secara operasionalnya adalah sulit
penyakit baru, dan istilah venereal diseases
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-
berubah
transmitted
hari dikarenakan tidak adanya pekerjaan
diseases atau infeksi menular seksual
yang menghasilkan uang yang cukup untuk
(IMS) (Somelus, 2008).
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
menjadi
sexually
faktor
klasik
membuat
dan
wanita
4 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
Sulitnnya memenuhi kebutuhan ekonomi
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
membuat PSK mengabaikan nilai-nilai
bahwa PSK di Komplek Bintang Masini
yang berlaku di masyarakat.
sebagian besar berpendidikan rendah (SD,
Setiap orang memiliki peluang untuk
SMP) yang menyebabkan mereka sulit
memperbaiki hidup ke tahap yang lebih
untuk
baik. Sesuai dengan prinsip perilaku yang
berpendidikan rendah, faktor tidak adanya
dikemukakan oleh Miftah Thoha (2010:36-
keahlian khusus yang dimiliki para PSK
45), bahwa orang berpikir tentang masa
juga
depan
tentang
mendapatkan pekerjaan yang semestinya.
bagaimana bertindak. Begitu juga para
Dengan bermodal tubuh dan keberanian,
PSK yang mangkal di Komplek Bintang
PSK mampu mendapatkan uang yang
Mas ini yang juga membuat pilihan bekerja
diinginkan
sebagai PSK untuk mencukupi kebutuhan
ijazah apa yang mereka miliki. Dalam hal
ekonominya.
ini peran pendidikan tidak nampak dalam
dan
membuat
pilihan
Faktor yang membuat PSK terjun ke
mendapatkan
membuat
yang
karena
mengontrol
di
dalam
keluarga.
mereka
tanpa
Selain
tidak
harus
bisa
menunjukkan
mempengaruhi perilaku PSK. Pendidikan
dunia hitam ini salah satunya adalah masalah
pekerjaan.
diperoleh
PSK
tidak
perilakunya,
mampu
peristiwa
ini
Problema yang dihadapi di dalam keluarga
dikarenakan adanya dorongan kebutuhan
menuntut mereka bekerja sebagai PSK.
ekonomi yang lebih kuat yang membuat
Faktor tersebut antara lain perceraian,
PSK mengabaikan nilai dan norma yang
dorongan orang tua, dan dijual oleh suami.
berlaku di masyarakat.
Koentjoro (2004: 135) mengemukakan, di
Berdasarkan fakta nampak bahwa
satu sisi orang tua memiliki aspirasi materi
sebagian
yang sangat tinggi, sementara disisi lain
kesadaran cukup, hal ini berarti responden
mereka tidak memiliki kemampuan untuk
sebenarnya dapat memahami tentang PMS
memenuhi itu. Salah satu jalan keluarnya
tetapi karena dasar pengetahuan yang
adalah dengan mendukung atau memaksa
dimiliki responden masih dalam tahap
anaknya untuk menjadi PSK. Hal tersebut
dasar
sesuai dengan yang peneliti temukan di
kecenderungan
masyarakat
memahami
Komplek
Bintang
Mas.
besar
yaitu
responden
SMP
maka
responden informasi
memiliki
muncul
akan yang
sulit baru
Orangtua yang berprofesi sebagai PSK
diterimanya. Pendidikan SMP inilah yang
mendorong anaknya untuk menjadi PSK,
menyebabkan
bahkan profesi ini turun-temurun sampai
tidak maksimal, walaupun dari petugas
pada anak cucu.
kesehatan sering memberikan penyuluhan
pengetahuan
responden
5 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
atau konseling khususnya saat PSK datang
mempunyai sumber infomasi lebih banyak
untuk memeriksakan diri ke puskesmas,
akan mempunyai pengetahuan yang lebih
akan tetapi sepertinya informasi tersebut
luas (Soekanto, 2000).
tidak dapat dimengerti secara keseluruhan. Dengan
demikan
dapat
disimpulkan
Pendidikan perempuan pekerja seks komersial sebagian besar hanya SD dan
seseorang yang mempunyai pendidikan
SMP.
tinggi akan semakin banyak menangkap
kesadaran yang mereka dapatkan dari
atau memperoleh informasi dan lebih
sekolah sebagian besar sangat terbatas,
mudah
menerima informasi. Sebaliknya
karena pendidikan adalah upaya untuk
seseorang yang mempunyai pendidikan
memberikan kesadaran sehingga terjadi
yang
perubahan perilaku positif yang meningkat
kurang
tersebut
maka
dapat
menghambat seseorang dalam memperoleh informasi.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
(Soekanto, 2000). Secara
umum
PSK
sadar
untuk
Sebagian besar informan mempunyai
menghindari PMS perlu alat kontrasepsi
kesadaran cukup baik. Kesadaran informan
berupa kondom, namun apabila pelanggan
yang
informasi
menginginkan tidak menggunakan kondom
tentang PMS baik dari petugas kesehatan
tentunya PSK tidak dapat menolak, karena
maupun koran atau majalah ada yang
dengan penolakan pelanggan akan pindah
masuk kategori baik, cukup baik dan
ke PSK lainnya.
kurang baik, serta tidak ada yang termasuk
Peran Penyuluh Kesehatan di Sekitar
kategori
Lokalisasi PSK Komplek Bintang Mas
pernah
mendapatkan
kesadaran
tidak
baik.
Pada
informan yang belum pernah mendapatkan
Puskesmas Rasau Jaya sebagai salah
informasi tentang PMS semua mempunyai
satu pusat kesehatan pernah mengadakan
kesadaran dalam kategori yang tidak baik.
kegiatan penyuluhan guna meminimalisir
Dalam penelitian ini ada tidaknya
penyebaran PMS, tetapi terkait hal ini,
sumber kesadaran akan mempengaruhi
sejak
2
tahun
yang
kesadaran informan, karena kesadaran
penyuluhan tidak lagi berjalan, hal ini
diperoleh dari informasi baik dari lisan
berdasarkan hasil wawancara dengan RT
(misal dari petugas kesehatan) maupun
setempat:
tertulis (misal koran atau majalah) dan
penyuluhan terhadap PSK yang ada di
pengalaman seseorang. Kesadaran juga
lokalisasi komplek Bintang Mas, namun
diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan
sudah 2 tahun penyuluhan tersebut tidak
melihat dan mendengar radio, televisi, dan
diadakan lagi, menurut tenaga kesehatan
sebagainya. Selain itu seseorang yang
alasan tidak dilaksanakan lagi penyuluhan
“Memang
lalu
pernah
kegiatan
diadakan
6 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
karena para PSK tidak tertarik dan kurang
rohani hanya pada saat hari-hari besar
berminat mengikuti penyuluhan, sehingga
keagamaan saja yaitu pada saat bulan suci
untuk sekarang ini setiap bulan tenaga
ramadhan, Idul Qurban atau biasa disebut
kesehatan
memeriksa
dengan idul adha atau lebaran haji, Isra’
penyakit kelamin yang diderita, kalau
Mi’raj merupakan hari besar Islam yang
ditemukan penyakit maka akan dilakukan
memperjalankan seorang rasul Allah yaitu
penanganan / pengobatan”.
Nabi Muhammad SAW pada suatu malam.
datang
Pada
untuk
pelaksanaan
penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit menular seksual ini, peneliti dapat menarik sebuah
D. KESIMPULAN
gambaran bahwa masyarakat sebenarnya sangat tertarik dan ingin mengetahui
Dari hasil penelitian yang dilakukan
mengenai penyakit menular seksual lebih
oleh
jelas, dalam dan lengkap. Namun, karena
kesimpulan sebagai berikut :
berbagai
1.
alasan
sehingga
para
PSK
peneliti
Kesadaran
maka
dapat
ditarik
Masyarakat
Sekitar
tersebut tidak mau mengikuti kegiatan
Lokalisasi Komplek Bintang Mas
penyuluhan.
Mengenai Penyakit Menular Seksual
Pelatihan Ketrampilan di Komplek
(PMS) sudah cukup baik, masyarakat
Bintang Mas sesuai dengan konsep dari
menginginkan
Sunarto
(2013:36)
yang
digusur agar masyarakat tidak tertular
tentang
sosialisasi
antisipatoris
menjelaskan yang
mempersiapkan seseorang untuk peranan yang
baru.
Pada
tersebut
PMS 2.
Kesadaran Pekerja Seks Komersial
sosialisasi
(PSK) di Komplek Bintang Mas
antisipatoris, individu dipersiapkan untuk
Mengenai Penyakit Menular Seksual
perubahan status dan peran yang baru.
(PMS) sudah cukup baik, namun
Peran
karena alasan ekonomi, pendidikan
Tokoh
proses
lokalisasi
Agama
di
Sekitar
rendah untuk memperoleh penghasilan
Lokalisasi PSK Komplek Bintang Mas Peran
tokoh
agama
di
sekitar
tinggi
membuat
PSK
lokalisasi PSK komplek Bintang Mas
menjalankan
dalam
mereka sadar bahwa perbuatannya
upaya
mengenai
peningkatan
PMS,
kesadaran
berdasarkan
hasil
penelitian diketahui bahwa kurang optimal.
profesinya,
tetap
walaupun
tersebut di larang agama. 3.
Peran penyuluh kesehatan di Sekitar
Hal ini dikarenakan para tokoh agama di
lokalisasi PSK Komplek Bintang Mas
sekitar lokalisasi memberikan bimbingan
adalah dengan mengadakan kunjungan 7
DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http: //jurmafis.untan.ac.id
langsung setiap bulan untuk mengecek
F. REFERENSI
gejala penyakit PMS dan diberikan penangan apabila ditemukan gejala penyakit PMS agar tidak menular terhadap para pelanggan yang lain. 4.
Peran
Tokoh
Agama
di
Sekitar
Lokalisasi PSK Komplek Bintang Masdalam
upaya
peningkatan
kesadaran mengenai
PMS kurang
optimal, karena hanya dilakukan oleh pada saat hari-hari besar keagamaan saja.
Halawa, (2007). Kesadaran. Available from: http://niasonline.net/2007/02/14/kesadaran/ [Accesed 24 April 2016] Koentjoro (2004). Psikologi Keluarga: Peran Ayah Menuju Coparenting. Yogyakarta: Citra Media. Miftah Thoha (2010). Kepemimpinan dan Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta. Rasyid, Harun. (2000). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta. Ruslan, (2012). Psikologi Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Soekanto, (2000). Pengantar Sosiologi (Edisi Ketiga). Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
E. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah disimpulkan diatas penulis menyampaikan
Somelus, (2008). Somelus, (2008). makalahpintar86.blogspot.com/.../penyakit -menular-seksual-pms.ht
saran, yaitu: 1. Pemerintah, tokoh- tokoh adat dan agama serta seluruh lapisan masyarakat harus memiliki persepsi yang sama
Sunny (2008). Pentingnya Kesadaran Diri. Available from: http://rhytem82.multiply.com/journal/item/ 8 [Accesed 25 April 2016]
dalam melihat PSK sebagai patologi sosial yang harus diselesaikan secara arif
dan
bijaksana
tanpa
harus
menimbulkan masalah baru. 2. Pemerintah
Kabupaten
Kubu
Raya
Kalimantan Barat secara khusus, untuk lebih memperhatikan realitas ini. Jika PSK tidak dilokalisikan maka semakin lama
PSK
akan
merajalela
dan
menimbulkan penyakit kelamin yang bermacam-macam seperti sifilis dan raja singa. 8 DEDDY SUTOMO, NIM. E11108044 Program Studi Pembangunan Sosial/ Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SO SIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai civitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Peri ode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
::~i:I~i:~#:Z~~~:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: ::¥.r$.:~r:7:~9~~:~:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: ···~~·~~···~tH~·········~··"~··7·· ·o~r~£1fi(f;.rt;:i···················". ...~~ y.e::.)4JY.I
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif ke1u1usan mahasiswa (S I), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa ~~~ Y *) pada Program Studi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudu1**) : . .
e~
·~~ {..·f.~.'.II~t;~~~··~~Nr~·~~)Z';)~~.·(~·tS·p.~ ;C.~~ fi ~.i.ll~ ~ l~~ ·... ~~~·1~~·~·~·· ..·~~ ..~.... ~ .M~
I
..I...... ~··
..~~
..~
.. ·~ .. ·
·..
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-medial fonnat-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c:::J Secarafulltex
m content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di
: 9t'Vlf\Av\A~
j;g'["..,." .....t? ;2F ,
Pad. -gal
. ..~~...r.zy.A:fV.~tte.(/AA
.........J?.~~~ ....SY.~.~.~....
~~O~/.!hJ(J
NIM.
/
'& \\,
08 ~~4
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masin -masing (publikaiGovernancel 'Aspirasi 'ociodev. 'Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)