Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP3) DI DESA SUNGAI AMBAWANG KUALA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: AHMAD SOLIHIN NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan sebuah proses pemberdayaan masyarakat melalui program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) di Desa Sungai Ambawang Kuala. Penulisan Skripsi ini didasarkan atas tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya minat masyarakat untuk berwirausaha. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, pola pemberdayaan yang diterapkan mengikuti tahapan dalam pedoman umum penyelenggaraan program PSP3 yang terdiri kegiatan awal, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Namun, belum optimalnya proses pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian yang dilakukan oleh pelaksana PSP3 karena faktor tingkat partisipasi, kemampuan, dan lahan. Untuk itu merekomendasikan pemilihan rintisan usaha disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, dan mengoptimalkan fungsi koordinasi. Kata-kata Kunci : Pemberdayaan, Program, dan Pemuda Sarjana
THE COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH PROGRAMME YOUTH BACHELOR DEVELOPMENT ACTIVATOR PROGRAMME ON THE VILLAGES AT SUNGAI AMBAWANG KUALA, SUNGAI AMBAWANG SUB DISTRICT, KUBU RAYA COUNTY ABSTRACT This thesis aimed to describe a process of community empowerment through youth bachelor development activator programme on the villages at Sungai Ambawang Kuala village. This thesis is based on height of jobless and lack of community wishes to do a business. This research used descriptive study by qualitative approach. The result of this research are applying empowerment model according to the steps in general guidance of youth bachelor depelovment activator programe implementation that consist of firs activity, planning, implementation, evaluation. But, community empowerment in farming done by participants factor, degree, competence, and lands. The recommendations of this research are the business planning have to be match with the competence and optimalize coordination function. Keywords : Empowerment, Programme, and Youth Bachelor.
1 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penyelenggaraan program PSP3 pada
A. PENDAHULUAN 1.
tahun 2015 didasari oleh Peraturan Menteri
Latar Belakang Penelitian Indonesia
terus
mencatat
pertumbuhan ekonomi positif rata-rata 5 persen sejak tahun 2000. Pertumbuhan ekonomi yang positif itu menumbuhkan masyarakat kelas menengah di Indonesia. Berdasarkan perhitungan Bank Dunia pada tahun
2010,
jumlah
kelas
menengah
mencapai 134 juta orang atau sekitar 56.5 % dari total penduduk Indonesia. Namun yang menjadi masalah di kelas menengah adalah keberadaan kaum muda terdidik belum cukup produktif dan kontributif terhadap masyarakat, khususnya lapisan bawah. Pada umumnya kaum muda di kalangan
kelas
menengah
cenderung
memiliki gaya hidup konsumtif. Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya perhatian serius
untuk
pengangguran
menangani usia
muda
masalah agar
dapat
terserap oleh industri (Sakernas Agustus 2014, BPS(diolah)). Berdasarkan Buku Pedoman PSP3 (2015:13-14) Program Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan
di
Pedesaan
(PSP3) merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh pemerintah dalam upaya mendorong,
mengembangkan
dan
meningkatkan kepeloporan pemuda, dengan memfasilitasi potensi Pemuda terdidik di perdesaan.
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor
:
0184
Tahun
2015
tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3). Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadi sasaran program PSP3, dimana pemberdayaan pemuda di Provinsi Kalimantan Barat masih perlu ditingkatkan khususnya di daerah pedesaan. Program
PSP3
tidak
semata-mata
dilaksanakan di setiap Desa di Provinsi Kalimantan
Barat.
Lokasi
penempatan
PSP3 diajukan oleh Pemerintah Daerah melalui
Dinas
Pemuda
dan
Olahraga
Provinsi kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga. Program PSP3 pada tahun 2015 salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya, mengingat usia kerja 15-64 tahun di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2014 tercatat sebanyak 350.284 orang atau 65,01% dari jumlah penduduk yang ada yaitu 538.815 orang. Sedangkan jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2014 sebanyak 2.455 orang, jumlah ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 399 orang saja (BPS KKR, 2015:87). Para pencari kerja pada tahun 2014, tercatat sebanyak 1.224 orang memiliki ijazah Sarjana (Strata-I) dan 568 orang 2
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
memiliki ijazah Akademi (Diploma-III).
kemandirian pemuda dalam menciptakan
Dalam hal ini yang dicatat sebagai pencari
lapangan pekerjaan baru. Sesuai dengan
kerja hanya mereka yang melapor ke Dinas
sasaran
Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi,
tersedianya lapangan kerja terutama bagi
sedangkan
pemuda
melapor
para pencari kerja yang tidak tentunya
jauh
lebih
banyak
(BPS KKR, 2015:88).
dari
di
program
pedesaan
PSP3
ialah
sehingga
dapat
mengurangi jumlah pengangguran dan arus urbanisasi (Pedoman PSP3, 2015:24).
Berdasarkan laporan Tim Asistensi
Berdasarkan Laporan Kegiatan PSP3
PSP3 bulan September (2015:5-11) tidak
pada Bulan November 2015, terdapat
semua desa dan kecamatan yang ada di
masalah-masalah
Kabupaten
mendapatkan
menghambat peserta program PSP3 dalam
peserta PSP3. Kabupaten Kubu Raya
menjalankan kegiatannya. Masalah yang
mendapatkan 9 peserta PSP3 yang tersebar
terjadi di daerah penempatan peserta PSP3
di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Rasau
ini antara lain ;
Jaya dan Kecamatan Sungai Ambawang.
a)
Kubu
Raya
Kecamatan Rasau Jaya mendapatkan 4 peserta
PSP3,
sedangkan
Kecamatan
Peserta
dilapangan
merasa
kurang
yang
nyaman
dengan tempat tinggal yang di sediakan. b)
Peserta mengalami kesulitan dalam
Sungai Ambawang mendapatkan 5 peserta
mengurus administrasi lahan pertanian
PSP3 yang salah satunya di Desa Sungai
yang akan dijadikan sebagai perintisan
Ambawang Kuala. Jumlah penempatan
usaha pertanian,
peserta PSP3 ini hanya mewakili 8,34 %
c)
Pemuda
terdidik
maupun
dari 108 desa yang ada di Kabupaten Kubu
masyarakat yang akan di berdayakan
Raya. Oleh karena itu, peran peserta PSP3
masih
ini diharapkan dapat menjadi contoh dan
pendataan, dan
memberikan motivasi kepada desa-desa yang tidak mendapatkan peserta PSP3.
d)Sistem
dalam
proses
monitoring
pencarian
yang
dan
sedang
dikembangkan Kemenpora masih pada
Peserta PSP3 yang terpilih seharusnya
tahap pengembangan dan belum bisa
melaksanakan tugas untuk menggerakkan
diakses secara maksimal, sehingga masih
dan
terdapat masalah dalam laporan online.
mendampingi
masyarakat
guna
menumbuhkan beragam kegiatan produktif terutama
di
bidang
ekonomi,
bidang
1. Fokus Penelitian
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan agar
Mengingat Kabupaten Kubu Raya
dapat mengurangi pengangguran SDM
memiliki 2 kecamatan yang mendapatkan
berpendidikan tinggi serta menciptakan 3 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
peserta PSP3 ini, tentunya penulis harus membatasi
lokasi
diteliti
Tujuan Penelitian
agar
Tujuan daripada penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan lebih terfokus
untuk menggambarkan Proses Pelaksanaan
dan
Pemberdayaan
dapat
yang
3.
diselesaikan
secepatnya.
Masyarakat
melalui
Sehubungan dengan itu, maka penelitian
Program
ini
Pembangunan di Pedesaan (PSP3) dalam
dilakukan
di
Kecamatan
Sungai
Pemuda
Ambawang khususnya di Desa Sungai
Bidang
Ambawang Kuala.
Ambawang
Berdasarkan
fenomena-fenomena
Sarjana
Pertanian
di
Kuala
Penggerak
Desa
Sungai
Kecamatan
Sungai
Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah
sebelumnya,
peserta
PSP3
mengalami hambatan dalam menjalankan tugas-tugasnya
dilapangan
sebagai perintisan usahanya. Berkaitan dengan itu, maka peneliti memfokuskan pada
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh peserta program Pemuda Sarjana.
2.
Manfaat Penelitian 1) Secara Teoritis
khususnya
pada bidang pertanian yang dijadikan
penelitian
4.
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta perkembangan Ilmu Pemerintahan secara umum, khusunya yang berkaitan dengan pemberdayaan. 2) Secara Praktis
Rumusan Permasalahan
Bagi penulis, sebagai sarana Berdasarkan
telah
untuk melatih kemampuan berfikir
disampaikan pada latar belakang dan fokus
secara ilmiah dan wahana belajar
masalah, maka penulis merumuskan yang
dari penerapan teori dalam dunia
menjadi
nyata, serta sebagai salah satu syarat
pokok
uraian
daripada
yang
permasalahan
dalam penelitian ini adalah : Bagaimana
untuk
Proses
Strata-1 di Program Studi Ilmu
Pelaksanaan
Masyarakat Sarjana
melalui
Penggerak
Pedesaan Ambawang
(PSP3) Kuala
Pemberdayaan Program
Pemuda
Pembangunan di
menyelesaikan
Pemerintahan.
di
Sebagai
Desa
Sungai
bagi
Kecamatan
Sungai
mengambil
Ambawang Kabupaten Kubu Raya ?
pendidikan
para
keberlanjutan,
sumber stakeholder
keputusan
referensi dalam tentang
pemberhentian
4 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
maupun perbaikan program yang di
keadilan
akan diteliti ini.
(kesepakatan) yang saling menguntungkan.
Bagi
pihak
akademisi,
bersama
melalui
Kadarisman
sebagai bahan referensi bagi peneliti
mengemukakan
yang ingin mengkaji permasalahan
(empowerment)
terkait dengan pemberdayaan.
peningkatan
solusi
(2012:222) bahwa
pemberdayaan
merupakan
sesuatu
kemampuan
(ability),
pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill), B. KERANGKA
TEORI
DAN
serta
berbagai
sesungguhnya
potensi
dimiliki
yang
pegawai.
Clutterbuck, et al (dalam Kadarisman,
METODELOGI
2012:223) mengemukakan dalam teorinya 1. Kerangka Teori
“Empowerment in terms of encouraging
Menurut Sumaryadi (2010:57) konsep
and allowing individuals to take personal
pemberdayaan diartikan sebagai proses
responsibility for improving the way they
melepaskan
do their jobs and contribute to the
situasi
atau
ketertekanan,
ketidakmampuan,
ketidakberdayaan, ketiadaan
keadaan
kehilangan
otoritas,
atau
keterpinggiran,
organization’s
goal”.
Atas
pendapat
tersebut, menunjukan bahwa pemberdayaan dimaksudkan
sebagai
suatu
pemberian
keterselisihan, kebangkitan dari kekalahan,
semangat dan mengizinkan individu untuk
dan
dengan
mengambil tangungjawab dalam rangka
powerless.
Dengan
memperbaiki cara yang mereka lakukan
diharapkan
dapat
hal-hal
kelemahan
yang /
diberdayakan
berkaitan
dalam
pekerjaannya
dan
terhadap
pencapaian
memberikan energi dan kekuatan baru
kontribusi
untuk dapat mereposisi status yang lemah
organisasi.
menjadi setara dan sejajar dengan status yang diharapkan. Ndraha (dalam Sumaryadi, 2010:57)
memberi tujuan
Carlzon dan Macauley (dalam Adi, 2003:24)
mengemukakan
dimaksud
dengan
bahwa
yang
pemberdayaan
menegaskan bahwa tujuan mutlak dari
masyarakat adalah membebaskan seseorang
setiap
dari kendali yang kaku dan memberikan
program
peningkatan
pemberdayaan
bargaining
position
adalah dan
orang
tersebut
kebebasan
bargaining power suatu pihak agar mampu
bertanggungjawab
terhadap
berhadapan secara relatif sejajar dengan
keputusan-keputusannya
pihak lain dalam rangka menciptakan rasa
tindakannya.
Kebebasan
dan
untuk
ide-idenya, tindakan-
disini
bukan
berarti hilangnya pengendalian terhadap 5 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat
itu
ditegaskan
sendiri.
oleh
Seperti
yang
Stewart
(tt:24)
management)
sebagai
mekanisme
perencanaan people-centered development
pemberdayaan bukanlah masalah hilangnya
yang
pengendalian
atau
lain.
pembelajaran sosial (social learning) dan
Sesungguhnya
pemberdayaan
adalah
strategi perumusan program. Tujuan yang
mutu,
ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
masalah
hal-hal
keuntungan:
waktu,
menekankan
pada
teknologi
komitmen, gagasan, dan sebagainya. Yang
kemampuan
paling
mengaktualisasi dirinya (empowerment).
penting
memungkinkan
pemberdayaan
pemanfaatan
masyarakat
dalam
kecakapan
Berdasarkan beberapa konsep yang
dan pengetahuan staf sepenuh-penunya dan
dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat
sebanyak-banyaknya.
diasumsikan
Pemberdayaan individu
yang
masyarakat
masyarakat adalah masalah yang berkaitan
dalam
dengan kemiskinan, kesenjangan sosial dan
bersenyawa
bersangkutan.
pengangguran.
Suatu
Berdasarkan buku pedoman umum
masyarakat yang anggotanya sehat fisik dan
pelaksanaan program PSP3 tahun 2015,
mental, terdidik dan kuat serta memiliki
PSP3 adalah singkatan dari Pemuda
kebudayaan
Sarjana
bertahan
yang
pemberdayaan
adalah
masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat
bahwa
yang tinggi, untuk dapat
dalam
mengembangkan
diri
Penggerak
Pedesaan
yaitu
Pembangunan
para
pemuda
di yang
mencapai kemajuan (Hikmat, 2006:112).
berpredikat sarjana, memiliki karakter
Menurut
konsep
kemandirian dan jiwa kepeloporan yang
pemberdayaan masyarakat dalam wacana
berkemampuan melakukan penggerakan
pembangunan
dan pendampingan. PSP3 merupakan
Hikmat
dihubungkan
(2006:3)
masyarakat dengan
konsep
selalu mandiri,
program
pemberdayaan
masyarakat
partisipasi, jaringan kerja dan keadilan.
dimana tujuan program ini salah satunya
Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat
yaitu “Mendayagunakan potensi ekonomi
diletakkan pada kekuatan tingkat individu
desa sebagai bagian dalam membangun
dan sosial.
keunggulan ekonomi desa”, artinya dalam
Surjono
dan
Nugroho
(2008:25)
pelaksan program PSP3 masyarakat akan
mengatakan bahwa pemberdaan masyarakat
diberdayakan dalam mengelola potensi
yang berpusat pada manusia (people-
ekonomi
centered
pertanian, peternakan, perikanan dan lain
development)
ini
kemudian
melandasi wawasan pengelolaan sumber
desa
baik
dalam
bidang
sebagainya.
daya lokal (community-based resources 6 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penyelenggaraan
program
PSP3
dari situasi sosial satu dengan situsi sosial
terdiri dari beberapa langkah kegiatan
yang lain atau dari waktu tertentu dengan
sebagai
dan
waktu yang lain, atau dapat menemukan
Diseminasi, Lokasi Penempatan PSP3,
pola- pola hubungan antara aspek tertentu
Pemilihan Peserta, Orientasi Tahap I,
dengan
Pembekalan, Orientasi Tahap II, Kegiatan
menemukan hipotesis dan teori.
berikut;
Sosialisasi
Awal Penempatan di Desa, Perencanaan
aspek
yang
Teknik
lain,
dan
Pengumpulan
dapat
Data
Program PSP3, Pelaksanaan Program,
menggunakan teknik obervasi, wawancara
Penilaian
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
Kinerja/Evaluasi
(Pedoman
PSP3, 2015:40).
digunakan menurut Miles and Huberman
Guna melakukan analisis terhadap
(dalam Sugiyono, 2014:91) mengemukakan
permasalahan yang terjadi dilapangan,
bahwa
maka penelitian ini mengacu pada proses
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
pemberdayaan
pedoman
berlangsung secara terus menerus sampai
umum penyelenggaraan program Pemuda
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Sarjana
di
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
memulai
reduction, data display,dan conclusion
berdasarkan
Penggerak
Pedesaan
(PSP3).
Pembangunan Peneliti
penelitian sejak pelakana PSP3 melakukan kegiatan
awal
di
Desa,
aktivitas
dalam
analisis
data
drawing / verification.
melakukan
perencanaan, melakukan kegiatan yang direncanakan dan melakukan evaluasi C. HASIL
terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN 2.
Metode Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
metode
pendekatan
1. Kegiatan Awal Secara umum, proses pemberdayaan
kualitatif.
masyarakat oleh pelaksana program PSP3
Menurut Sugiyono (2014:21) mengatakan
dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan
bahwa
bisa
pemberdayaan
baik
keagamaan,
menghasilkan informasi yang deskriptif
pembangunan,
ekonomi,
pendidikan,
yaitu
administrasi dan kesehatan sesuai dengan
penelitian
memberikan
kualitatif
gambaran
yang
menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial
arahan
yang diteliti, komparatif berbagai peristiwa
melaksanakan
program
itu
semua
sendiri. kegiatan
Sebelum diatas, 7
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pelaksana PSP3 tentunya terlebih dahulu
Kebanyakan masyarakat hanya berpikir
telah melakukan serangkaian kegiatan yang
bahwa ada pekerjaan yang dapat dikerjakan
diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda
kemudian
dan Olahraga untuk mendukung kesiapan
mereka membuat usaha yang mereka kelola
dan kemampuan pelaksana PSP3 dalam
sendiri.
melaksanakan
menyebabkan
kegiatan
di
lokasi
penempatan.
dibayar,
bukan
Pemikiran
ini
setiap
bagaimana
lah
yang
pekerjaan
yang
melibatkan masyarakat cenderung sulit dan
Berdasarkan pernyataan dari Kepala
masyarakat menginginkan bayaran. Dana
Bidang Kepemudaan dan Anggota Tim
rintisan usaha yang digunakan semestinya
Asistensi PSP3 Provinsi, dana rintisan
bukan hanya untuk membiayai pekerja atau
usaha yang menjadi modal bagi pelaksana
masyarakat yang bekerja saja, melainkan
PSP3 untuk memulai berwirausaha guna
juga untuk membiayai proses usaha tersebut
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal
berlangsung. Kehadiran pelaksana PSP3
diberikan kepada pelaksana PSP3 setelah
ditengah-tengah
proses pemetaan dan
dimanfaatkan
analisis potensi
masyarakat dengan
baik
ini
belum
mengingat
wilayah telah dilakukan. Dalam proses
masyarakat hanya mengharapkan bayaran
pemetaan serta analisis potensi wilayah
atas pekerjaannya.
tersebut,
pelaksana
melakukan
PSP3
belum
untuk
dikarenakan
keterlambatan
mereka
lingkungan
Dari penelitian yang dilakukan, pada
kepada
kegiatan awal pelaksana PSP3 dilapangan
usaha
dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
yang
masyarakat yang dilakukan berupa Pada
kondisi
Tahap Kegiatan Awal, Pelaksana PSP3
memiliki
telah melakukan pemetaan potensi wilayah
pemberdayaan
masyarakat
belum
bisa
memulai
terima
masyarakat
dana
serta yang
sudut pandang dan pemikiran yang berbeda
di
terhadap program PSP3.
Kemudian mencoba beradaptasi dengan
Sebagian
masyarakat
memiliki
Desa
Sungai
lingkungan
Ambawang
sekitar
dan
Kuala.
melakukan
anggapan pelaksana PSP3 membawa dana
sosialisasi – sosialisasi kepada masyarakat
yang banyak untuk melakukan kegiatan dan
maupun
dapat
pemberdayaan kepada masyarakat melalui
memberikan
lapangan
pekerjaan
untuk mereka, sehingga apapun yang masyarakat
kerjakan
akan
mendapat
pihak-pihak
serta
melakukan
kegiatan keagamaan. Selanjutnya,
tahap
perencanaan
bayaran dari pelaksana PSP3 ini, sehingga
dilakukan untuk mempermudah pelaksana
sulit mencari masyarakat yang dengan suka
dalam melakukan kegiatan dan mencari
rela
solusi-solusi
untuk
merintis
usaha
dari
nol.
dari
permasalahan
yang 8
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
nantinya akan dihadapi pada pelaksanaan
Faktor – faktor yang menyebabkan
kegiatannya. Dalam perencanaan tersebut,
pemberdayaan
pelaksana PSP3 melibatkan masyarakat
optimal
sebagai bentuk pemberdayaan dalam proses perencanaan
dimana
masyarakat
pemikiran
sangat
memutuskan
membantu
kegiatan
yang
masyarakat
Pelaksanaan
belum
pemberdayaan
dari
masyarakat yang dilakukan oleh pelaksana
untuk
PSP3 tentunya tidak selalu berjalan dengan
akan
lancar. Dalam pelaksanaannya terkadang
dilaksanakan.
peserta mengalami hambatan dan kesulitan
Kemudian pada pelaksanaan kegiatan
yang menjadi pembelajaran bagi pelaksana
yang di lakukan berdasarkan hasil dari
PSP3 itu sendiri. Begitu pula dalam
perencanaan
kegiatan
memberdayakan masyarakat dalam bidang
atau
pertanian yang bukan merupakan bidang
yaitu
pertanian
berupa
tanaman
holtikultura.
sayuran
Dalam
pelaksana
PSP3
masyarakat
sekitar
pelaksanaannya
keahliannya,
memberdayakan
pendidikan
untuk
dimana yang
latar
belakang
dimilikinya
berupa
membantu
keguruan bukan dalam bidang pertanian.
mengolah lahan, melakukan pembibitan,
Namun, pelaksana PSP3 telah mencoba
penanaman dan pemeliharaan tanaman
memberdayakan
maupun hal-hal yang lainnya.
pengetahuan
Tahap evaluasi merupakan tahapan
masyarakat
dan
dengan
pengalaman
yang
dimilikinya.
selanjutnya setelah pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan kegiatan awal pelaksana
berlangsung. Berhasil tidaknya kegiatan
PSP3 memasuki lapangan tempat bertugas
yang dilakukan kemudian dievaluasi untuk
untuk
perbaikan
dengan
kegiatan
berikutnya.
Dalam
selanjutnya
melakukan
lingkungan
melakukan
tahapan evaluasi ini pelaksana PSP3 tidak
sosialisasi
melibatkan masyarakat untuk sama-sama
Pihak pihak terkait disini dapat berupa
melakukan
pihak
evaluasi
melainkan
hanya
kepada
dan
adaptasi
pemerintah
desa,
pihak
swasta
maupun
melihat
dengan pemberdayaan masyarakat yang
proses
perencanaan
pelaksanaan kegiatan sebelumnya.
dan
dilakukan,
masyarakat.
terkait.
dilakukan oleh pelaksana PSP3 dengan dari
pihak
pihak-pihak
pelaksana
PSP3
Berkaitan
mencoba
melakukan sosialisasi kepada pemuda yang merupakan sumber daya
yang sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan PSP3. Namun, kurangnya minat, dukungan dan
partisipasi
dari
pemuda
ini 9
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menyebabkan dilakukan
pemberdayaan
tidak
melibatkan
yang
a. Kurangnya
pemuda-
minat
berpartisipasi
pemuda
untuk
kegiatan
Ambawang Kuala.
Ambawang sehingga tidak adanya
Banyak hal lain yang menjadi penghambat
kader muda yang dapat diandalkan
dalam
memberdayakan
untuk melanjutkan usaha pertanian
dalam
yang rintis.
untuk
masyarakat
terutama
pelaksanaan
kegiatan
usaha
proses dibidang
b.
di
mengikuti
pemuda yang berada di Desa Sungai
upaya
PSP3
dalam
Desa
Sungai
Kurangnya kemampuan, pengetahuan
pertanian. Dalam pelaksanaannya, terdapat
dan keterampilan yang dimiliki oleh
oknum-oknum yang kurang bertanggung
pelaksana PSP3 khusunya dalam
jawab yang merusak tanaman serta mencuri
bidang pertanian menyebabkan tidak
peralatan yang digunakan untuk kegiatan
terjadinya
proses
pertanian tersebut.
terhadap
masyarakat
Kemudian, dalam perawatan tanaman
diberdayakan
peningkatan
juga
karena
latar
yang
tidak
yang dilakuakan oleh pelaksana PSP3 dan
belakang
kelompok kerjanya masih belum maksimal
sesuai dengan bidang usaha yang
dikarenakan kemampuan, pengetahuan, dan
dijalankan.
keterampilan
yang
dimilikinya
masih
c.
pendidikan
yang
Adanya masalah dalam administrasi
terbatas dan kurangnya inisiatif dalam
lahan yang digunakan sebagai usaha
mencari solusi berupa alternatif-alternatif
pertanian,
lain dalam merawat tanaman sehingga pada
bidang
saat terjadi masalah dapat segera diatasi.
terpaksa tidak dapat dilanjutkan.
sehingga
usaha
dalam
pertanian yang dijalankan
Pelaksana PSP3 juga dihadapi dengan persoalan lahan yang digunakan untuk kegiatan
pertanian
terjadi
masalah
administrasi dimana pemilik lahan ingin mengambil alih kembali lahan miliknya. Berdasarkan
ulasan
pembahasan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat
dalam bidang pertanian belum optimal, faktor-faktor
yang
menyebabkannya
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
pelaksana
PSP3
dalam
bidang
pertanian mengakibatkan program PSP3 belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan. Namun,
berhasilnya
pemberdayaan
masyarakat tentu perlu adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari
tersebut diantaranya : 10 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat, maka pemberdayaan tidak
Keluarga Berencana khususnya pada
dapat dilaksanakan.
Bidang
Pemerintahan
(Pemdes)
dan
Desa
Pemerintah
Kecamatan masih kurang efektif dan tidak mencapai sasaran.
D. KESIMPULAN
d. Dalam Berdasarkan
apa
pembinaan
melatar
kepada pemerintah desa, pemerintah
belakangi penelitian ini seperti yang telah
kabupaten khususnya pada bidang
dijelaskan
belakang
pemerintahan desa terjadi kendala-
permasalahan kemudian dijelaskan kembali
kendala dimana pada pelaksanaan
berdasarkan data-data di lapangan maka
pembinaan tersebut, kepala bidang
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pemerintahan
pada
yang
pelaksanaan
latar
a. Perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah
desa
Simpang
Tiga
desa
mengundang
instansi-instansi terkait untuk hadir dalam pembinaan tersebut sebagai
Sudah sesuai prosedur yang berlaku
narasumber
hanya saja terjadi kendala yang
pelatihan-pelatihan yang berkaitan
berkaitan
dengan cara Penyusunan Anggaran
dengan
Penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan
untuk
memberikan
Pendapatan dan Belanja Desa.
dan Belanja Desa yang merujuk
e. Peran Pendamping Lokal Desa yang
kepada Undang-Undang Nomor 6
masih kurang dalam melaksanakan
Tahun 2014.
tugas
b. Aparatur pemerintah desa masih
dan
fungsinya
dalam
desa
dalam
mendamping
belum mengerti dengan prosedur
menyelenggarakan
penyusunan Anggaran Pendapatan
ditingkat desa.
dan Belanja Desa yang baru sesuai
f. Perekrutan Pendamping Desa yang
dengan Peraturan Bupati Nomor 21
masih
Tahun
pemerintah
2015
tentang
Pedoman
pemerintahan
tidak
efektif
provinsi
dimana menerima
Penyusunan Anggaran Pendapatan
Pendamping Lokal Desa untuk di
Dan Belanja Desa Tahun Anggaran
Kabupaten
2015.
Pendamping Lokal Desa tersebut
c. Pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten
melalui
tidak
Kayong
berdomisili
di
Utara,
Kabupaten
Kayong Utara. Ini menyebabkan
Badan Pemberdayaan Masyrakat,
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
Pemerintahan Desa, Perempuan, dan
Pendamping Lokal Desa tersebut 11
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tidak berjalan sesuai dengan apa
apa yang penulis dapatkan selama berada
yang diharapkan oleh pemerintah
dilapangan. Berikut adalah saran saran
Kabupaten
yang disampaikan:
maupun
pemerintah
desa.
a. Manajemen
g. Pemerintah
Kecamatan
telah
Keuangan
khususnya
pada
Desa
manajemen
melaksanakan tugas pembinaan dan
perencanaan masih membutuhkan
pengawasan
pengarahan yang lebih intensif dari
dengan
baik
dan
dilaksanakan secara rutin. hanya
pemerintah
saja pelaksanaan pembinaan tersebut
dapat
harus ditambah lagi agar hasilnya
keterlambatan dalam pencairan dana
lebih efektif.
desa di Desa Simpang Tiga.
h. Pemerintah
Kabupaten
melalui
Kabupaten,
meminimalisir
terjadinya
b. Pelaksanaan pembinaan, pelatihan
Bidang Pemerintah Desa, Badan
dan
Pemberdayaan
diselenggarakan
Masyarakat,
sehingga
pengawasan
yang
oleh
pemerintah
Pemerintahan Desa, Perempuan, dan
Kabupaten Kayong Utara, maupun
Keluarga
telah
pemerintah Kecamatan Sukadana
fungsi
untuk pemerintah desa harus lebih
pembinaan dan pengawasan kepada
ditingkatkan lagi agar mendapatkan
pemerintah desa dalam wilayah
hasil yang lebih efektif.
Berencana
melaksanakan
tugas
Kabupaten Kayong Utara secara
c. Kepala Desa Simpang Tiga harus
rutin dan terstruktur dan harapan
dapat
dari Kepala Bidang Pemerintahan
calon staf aparatur desa yang baru
Desa pelaksanaan pembinaan ini
untuk mengisi kekosongan aparatur
dapat
yang ada, agar tidak kekurangan
ditambah
dalam
setiap
mengadakan
tahunnya yang menurutnya 2 kali
aparatur
dalam
dalam setahun lebih efektif.
pemerintahannya.
penerimaan
melaksanakan
d. Selain mendapatkan pembinaan dari pemerintah
Kabupaten
Kayong
Utara, Pemerintah Desa Simpang
E. SARAN
Tiga juga harus aktif dan kreatif Untuk
memberikan
sumbangan
dalam
meningkatkan
kompetensi
pemikiran kepada pemerintah desa maupun
diri dengan cara mengadakan sendiri
pemerintah
pelatihan di Desa dan mengundang
kabupaten,
maka
penulis
menyampaikan saran-saran sesuai dengan 12 AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
narasumber
dari
Pemerintah
Kabupaten. e. Pendamping
dalam berkaitan dengan masalah yang terjadi di Desa Simpang Tiga.
Lokal
Desa
harus
c. Akses jalan antar Desa, Kecamatan
ditingkatkan lagi perannya dalam
dan
membantu
sehingga
pemerintah
Simpang
desa
Tiga
untuk
Kabupaten
terlalu
penulis
jauh, harus
menyesuaikan dengan cuaca dan
menyelenggarakan pemerintahannya
keadaan
ketika
dengan baik.
penelitian dan juga penulis harus benar-benar
melaksanakan
mengetahui
jadwal
kesibukan para informan agar pada F. KETERBATASAN PENELITIAN
saat ketempat penelitian penulis langsung dapat menemui informan.
Selama melaksanakan penelitian,
d. Tidak
tersedianya
arsip
penulis mengalami beberapa kendala dan
meyangkut
keterbatasan dalam penelitian, berikut
diperlukan sehingga penulis merasa
adalah kendala dan keterbatasan selama
kesulitan dalam memperoleh data
penulis melaksanakan penelitian:
sebagai
a. Sulitnya
memperoleh
data
berkaitan dengan Perencanaan Dana
data-data
desa
pendukung
yang
guna
memecahkan masalah yang penulis teliti.
Desa khususnya pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
tahun
2015.
Dikarenakan
pemerintah desa masih belum bisa sepenuhnya
bersifat
terbuka
terhadap informasi yang dimiliki, sehingga penulis harus melakukan pendekatan
intensif
agar
masalah yang diteliti.. b. Keterbatasan waktu penelitian yang dilaksanakan
penulis penulis
Adisasmita, Raaharjo, 2006. Membangun Desa Partisipatif, Yogyakarta: Graha Ilmu. Adisasmita, Raaharjo, 2011. Manajemen Pemerintahan Daerah, Yogyakarta: Graha Ilmu.
dapat
memperoleh data berkaitan dengan
mengakibatkan
G. REFERENSI
kesulitan
memperoleh jawaban yang lebih
Afifudin, 2014. Asas-Asas Manajemen Berwawasan Global, Bandung: Pustaka Setia. Fathoni, Abdurrahman, 2009. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta. Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Prenada Media Group: Jakarta. 13
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kencana, Inu Syafiie, Manajemen Pemerintahan, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2011. Simamora, Henry, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung CV Alfabeta. _ _ _ . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung CV Alfabeta. _ _ _ .2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sulistiyani, T Ambar, & Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik), Yogyakarta: Grah Ilmu. Widjaja, 2010. Otonomi Desa (Merupakan Otonomi yang Asli Bulat dan Utuh), Jakarta: Rajawali Pers.
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi Dana Desa. Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Bupati Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015. Rekapitulasi Pencairan Dana Desa di Kecamatan Sukadana, Badan Pemeberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana Tahun 2015. Peraturan Desa Simpang Tiga Nomor 3 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Simpang Tiga Tahun 2015-2021. Data Sekretariat Pendamping Lokal Desa tentangRekapitulasi Pendamping Lokal Desa Kabupaten Kayong Utara.
Wiludjeng, Sri, 2007. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumber Dokumen dan PerundangUndangan: Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Surabaya: Rona Publishing. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentan Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Penelitian, Makalah:
Naskah
Akademik
dan
Sunta, Mathilda. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Oleh Sumber Daya Aparatur Desa Tanjung Klansam Kecamatan Sintang. Pontianak, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Kerjasama FISIP Untan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Sisianto, Depi. 2014. Manajemen Keuangan Desa Dalam Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Tinting Boyok, Kecamatan Sekadau Hulu. Pontianak, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Kerjasama FISIP Untan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 14
AHMAD SOLIHIN, NIM. E42012097 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat