ANALISA BIAYA PRODUKSI KERIPIK NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DI KELOMPOK USAHA GERBANG DAYAKU JALAN MT. HARYONO NO 25 LOA KULU KOTA KAB. KUTAI KARTANEGARA
Oleh
AHMAD HUSAENI NIM. 080 500 176
Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III polteknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISA BIAYA PRODUKSI KERIPIK NANGKA
Judul Karyzlkniah
(Artocarpus ileterophyllus) DI KELOtu{POK USAHA GERBANG DAYAKU JALAN MT. HARYONO NO 25 LOA KULU KOTA ICAB.KUTAI KARTANEGARA
Nama
AHMAD HUSAENI
NIM
080 500 176
Prcgram Studi Jurusan
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBTINAN TEKNOLOGI PERTANIAN
ru . -7.
Edy Wibowo Kurniawan, S.TP.. M.Sc NIP. i9741118 200012 1 001
Rudito. S.TP.. MP NIP. 19690619 200312 1 001
Ketua Program Studi
rcffi* NIP. 19741118
Lulus Ujian Tanggal :
28
juli 201I
5f E
H=I
ul o'
,9'
ABSTRAK
AHMAD HUSAENI. Analisa Biaya Produksi Keripik Nangka (Artocarpus Heterophyllus ) Di Kelompok Usaha Gerbang Dayakku Jalan MT. Haryono No 25 Loa Kulu Kota Kab. Kutai Kartanegara di bawah bimbingan Agus Syardana EP, SP., M. Si. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya pemikiran bahwa belum adanya penelitian tentang analisa biaya produksi keripik nangka di Kelompok Usaha Gerbang Dayakku Jalan MT. Haryono No 25 Loa Kulu Kota, keripik nangka merupakan penelitian yang sangat menarik untuk dianalisa ini semua dikarenakan bahan baku yang melimpah serta pengolahan yang sederhana dan merupakan makanan yang praktis dan tahan lama atau awet. Oleh karena peneliti bertujuan untuk menganalisa besarnya biaya produksi dalam 1bulan dan keuntungan yang didapatkan oleh Bapak H. Tulus sebagai pemilik usaha keripik nangka. Penelitian dilakukan
di Kelompok Usaha Gerbang Dayakku Jalan MT.
Haryono No 25 Loa Kulu Kota Kab. Kutai Kartanegara, dari hasil penelitian diketahui bahwa usaha keripik nangka merupakan usaha yang sangat menjanjikan ini dikarenakan proses pembuatanya tidak terlalu sulit dan keripik nangka juga sangat diminati oleh masyarakat pada umumnya.
.
iii
RIWAYAT HIDUP
AHMAD HUSAENI lahir pada tanggal 22 April 1991 di Cikajang, Garut Jawa Barat. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan bapak DENI RAMDANI dan ibu TATI HERAWATI. Pada tahun 1996 memulai pendidikan di SDN Mawar Garut Jawa Barat dan mendapatkan ijazah pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan di MTS
Al-fatah
lampung dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu di MA Alfatah lampung dan mendapatkan ijazah MA pada tahun 2008. Selanjutnya melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan sampai sekarang masih berstatus mahasiswa semester VI di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Pada 01 Maret01 Mei 2011, mengikuti Praktek Kerja Lapangan di UPTD T2P Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Sebagai syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya Diploma III Teknologi Perkebunan, Penulis mengadakan penelitian Tugas Akhir dengan judul “Analisa Biaya Produksi Keripik Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Di Kelompok Usaha Gerbang Dayakku Jalan MT. Haryono No 25 Loa Kulu Kota Kab. Kartanegara.” iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Teknologi Hasil Hutan tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan material maupun moril dalam menyelesaian studi dan penyusunan laporan karya ilmiah serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi. 2. Ir. Wartomo MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Bapak Agus Syardana EP, SP., M. Si Selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Tugas Akhir (TA) yang telah mencurahkan perhatiannya untuk membimbing dan memberikan masukkan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan karya ilmiah ini.
v
4. Bapak Rudito, S.TP., MP Selaku dosen penguji Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Tugas Akhir (TA) yang telah banyak memberi motivasi dan saran kepada penulis 5. Bapak H. Tulus & Keluarga yang telah membantu dalam memberikan informasi tentang usaha Keripik Nangka 6. Rekan–rekan angkatan 2008 yang telah membantu baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
Kampus Sei. Keledang,28 Juli 2011
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
ii
ABSTRAK ......................................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
I.
II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... B. Tujuan Penelitian ........................................................................... C. Hasil Yang Diharapkan ..................................................................
1 3 3
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Buah Nangka ...................................................... B. Tinjauan Umum Keripik Nangka ................................................... C. Tinjauan Umum Produksi .............................................................. 1. Pengertian Umum............................................................... 2. Biaya Produksi ................................................................... D. Penerimaan dan Keuntungan.......................................................... 1. Penerimaan ......................................................................... 2. Keuntungan ........................................................................ E. Break Even Point............................................................................
4 5 6 6 6 7 7 8 9
vii
1. Pengertian Analisis BEP .................................................... 2. Manfaat BEP ...................................................................... 3. Cara Menghitung BEP .......................................................
9 10 11
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ......................................................................... B. Alat dan Bahan ............................................................................... C. Prosedur Penelitian......................................................................... D. Objek Penelitian ............................................................................. E. Analisa Data .................................................................................. F. Jadwal Kegiatan .............................................................................
12 12 12 13 13 16
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ............................................................................................... 1. Sejarah Singkat Usaha Keripik Nangka ............................. 2. Analisa Biaya Produksi Keripik Nangka ........................... a) Perhitungan Biaya Variabel ................................... b) Perhitungan Biaya Tetap ........................................ c) Perhitungan Biaya Total ......................................... 3. Perhitungan Penerimaan..................................................... 4. Perhitungan Keuntungan .................................................... 5. Perhitungan BEP ................................................................ B. Pembahasan ....................................................................................
17 17 19 19 20 20 21 21 22 23
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran ...............................................................................................
28 28
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
30
LAMPIRAN ....................................................................................................
32
III.
IV.
V.
viii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Tabel 01. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................ 2. Tabel 02. Biaya Variabel............................................................................ 3. Tabel 03. Biaya Tetap ................................................................................
ix
16 19 20
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Halaman
1. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..........................................
33
2. Gambar 1. Siapkan Buah Nangka Mengkal ...............................................
34
3. Gambar 2. Bersihkan Buah Nangka ...........................................................
34
4. Gambar 3. Pisahkan dari biji nangka dan cuci nangka ..............................
35
5. Gambar 4. Tiriskan Buah Nangka ..............................................................
35
6. Gambar 5. Masukkan Buah ke dalam Vaccum frying ...............................
36
7. Gambar 6. Atur Suhu Vaccum ...................................................................
36
8. Gambar 7. Masukkan Ke dalam pengering ................................................
37
9. Gambar 8. Keripik Siap di kemas ..............................................................
37
x
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tanaman nangka merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis yang multifungsi. Tanaman nangka bermanfaat sebagai sumber makanan atau minuman penyegar, pelengkap gizi (nutrisi), komponen hort-therapy, tanaman hias, dan berpotensi sebagai penghasil devisa Negara. Buah-buahan tropis ini di Thailand telah menjadi komoditas ekspor internasional. Fenomena ini menunjukan bahwa produksi nangka Indonesia juga bisa memiliki peluang di pasar internasional. Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menanam buah nangka dari abadabad yang lampau. Penyebaran tanaman ini sudah meluas di seluruh wilayah Indonesia sebagai bukti dengan bermacam-macamnya nama tanaman nangka pada berbagai daerah, antara lain panah (aceh), pinasa, sibodak,naka (batak), baduh atau benaduh (dayak), binsao atau lamara (lampung), naa (Nias), kuloh (timur), dan Nangka (sunda). (Rukmana,1997). Pemanfaatan buah nangka ini bermacam-macam, dari buah nangka yang masih kecil (babal) dapat di buat lalap atau campuran rujak , buah nangka setengah tua dapat di buat sayur gudeg, dan buah nangka masak atau matang dapat dimakan segar atau diolah menjadi aneka makanan misalnya dodol nangka, campuran es dan kue, nangka goreng dan keripik nangka. Dan perlu di ketahui biji nangka dapat direbus sebagai makanan kecil atau campuran sayuran.
2
Keripik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, apalagi keripik yang berbahan baku pisang. Tetapi dengan berkembangnya teknologi tidak hanya buah pisang yang bisa diolah menjadi keripik, sebagai contoh di daerah jogja ada yang mengolah keripik dengan berbahan baku nanas, nangka dan salak. Proses pengolahan keripik ini sangat mudah dan praktis. Keripik adalah salah satu jenis pengolahan yang berfungsi untuk memperlama daya simpan dan salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis dari hasil pertanian, yang nantinya jika dikelola dengan benar dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Penyebaran keripik nangka di Indonesia belum begitu meluas ke masyarakat, hanya pada daerah tertentu saja itupun belum diketahui pendapatan kelompok usaha gerbang dayaku Jl MT. Haryono No 25 Loa kulu Kota Kabupaten Kutai Kerta Negara. Hal ini disebabkan belum di lakukan penelitian analisis biaya keripik nangka di daerah tersebut. Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengetahui keuntungan dan biaya produksi yang dikeluarkan kelompok usaha gerbang dayaku dalam melakukan produksi keripik buah nangka.
3
B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha keripik buah nangka. 2. Untuk menganalisa keuntungan yang diperoleh dari kelompok usaha gerbang dayaku. C. Hasil Yang Diharapkan 1. Sumbangan fikiran dan bahan informasi bagi siapa saja yang ingin berwirausaha keripik nangka dalam mengelola usahanya sehingga akan di ketahui penghasilan dan biaya produksi. 2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah ataupun instansi terkait terhadap upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan pengusaha keripik nangka. 3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian yang sejenis.
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Buah Nangka Konon nangka berasal dari India, tumbuhan tropis yang kemudian menyebar ke berbagai daerah termasuk Indonesia. Pengertian nangka dan cempedak sering dikaburkan orang. Dalam biologi memang dibedakan, walaupun dalam pengertian awam keduanya adalah sinonim. Menurut Rahmat, (1997) tanaman nangka termasuk tumbuhan tahunan (perennial). Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman nangka diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi
: Angiosspermae (berbiji tertutup)
Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo
: Morales
Genus
: Artocarpus
Spesies
: A. Heterophyllus Lamk.(jackfruit/nangka)
Menurut Daud (1991) nangka di bedakan menjadi 2 macam kalau dilihat dari cepatnya berbuah yaitu nangka besar dan nangka mini (genjah).
5
B. Tinjauan Umum Keripik Nangka Keripik Nangka adalah merupakan salah satu jenis makanan yang terbuat dari buah nangka yang mengkal, keripik nangka ini mempunyai rasa yang sangat lezat. Daya tahan (keawetan) jenis makanan ini cukup tinggi bahkan sampai tahan berbulan-bulan, tergantung dari cara pembutan dan pembungkusannya (Rukmana, 1997). Prinsip pembuatan keripik nangka adalah pengeringan pada suhu rendah dan dalam proses pembuatannya tidak mengalami penambahan zat-zat kimia agar rasa dan aroma nangka kuat (Widyastuti, 1995). Dalam proses pembuatan keripik nangka yang baik bahan yang digunakan adalah buah nangka yang mengkal. Proses pembuatan keripik nangka menurut Rukmana, (1997) 1. Belah buah nangka dan ambil daging daging buahnya satu persatu secara hati-hati. 2. Keluarkan biji dari daging buah sambil dibelah dengan pisau yang tajam. 3. Rendam daging buah nangka dalam air kapur sirih selama 2 jam - 5 jam. 4. Angkat daging buah dari rendaman air kapur untuk segera di cuci hingga bersih dan ditiriskan. 5. Goreng daging buah nangka diatas perapian yang panasnya relatife tetap (stabil) hingga masak dan kering. 6. Tiriskan keripik nangka sambil didinginkan. Kemudian, masukkan ke dalam kanting plastic atau wadah lainnya untuk di hidangkan.
6
Untuk menambah rasa yang diinginkan, sebelum di goreng dapat ditambahkan bumbu-bumbu misalnya gula pasir atau garam. Demikian pula warna kuning cerah dapat di tambahkan dengan pewarna alami berupa air perasan rimpang kunyit. Tuntutan mengenai kualitas buah yang khusus memang belum diterapkan, baik tentang syarat varietas maupun ketebalan daging buahnya. Yang lebih di pentingkan adalah syarat kuantitas buahnya. C. Tinjauan Umum Produksi 1. Pengertian Umum Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau out put. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik dilaksanakan dengan baik dan begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila usaha tersebut dilaksanakan dengan kurang baik. (Sukartawi, 2003). Menurut Daniel (2004) faktor-faktor produksi dalam sebuah usaha adalah modal, tenaga kerja dan manajemen atau pengelolaan. 2. Biaya produksi Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
7
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut. (Sukirno, 2002). Menurut Sudarman (2001) dalam Aryani, (2008). Semua barang atau biaya bersama-sama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang menghasilkan barang-barang baru/output., Selanjutnya menurut Rahardja, (1995) biaya produksi digolongkan ke dalam: 1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak bertambah atau berkurang dengan adanya perubahan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya sewa bangunan atau sewa tanah tidak bertambah kalau jumlah barang yang dihasilkan bertambah banyak. 2.
Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku.
D. Penerimaan dan Keuntungan. 1. Penerimaan Menurut Sudarsono 1995 . penerimaan merupakan suatu hasil penjualan dari sejumlah barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang pada pihak lain. Jumlah penerimaan ( total revenue) didifinisikan sebagai penerimaan dari penjualan barang tertentu yang diperoleh dari jumlah satuan barang yang terjual dikalikan dengan harga penjualan setiap satuan barang, yang dirumuskan sebagai berikut:
8
TR= PQ. Q
Dimana : TR
= Total Penerimaan (Total Revenue)
PQ
= Harga (Price)
Q
= Jumlah Produk (quantity)
TC= VC + FC
Dimana :
TC
= Biaya Total (total cost)
VC
= Biaya Variabel (variable cost)
FC
= Biaya Tetap (fixied cost)
2. Keuntungan. Menurut Hernanto (1996). tujuan produksi adalah mendapatkan untung sebesar-besarnya dari pilihan penggunaan faktor produksi.
Menurut
Soekartawi (1990). keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya. Menurut soekartawi (2003). keutungan dapat ditingkatkan dengan cara meminimumkan biaya dengan mempertahankan tingkat penerimaan yang diperoleh, dan meningkatkan total penerimaan dengan mempertahankan total biaya yang tetap. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
9
I = TR – TC
Dimana :
I
= Keuntungan (income)
TR
= Penerimaan Total (Totla revenue)
TC
= Biaya Total (Total cost)
Soeharjo dan patong (1984) dalam Veroneca 2005. menyatakan bahwa semakin tinggi efisiensi, semakin tinggi keuntungan suatu sektor kegiatan. E. Break Event Point. 1. Pengertian Analisis Break Even Point (Titik Impas) Menurut Bambang dan Kartarasapoetra, (1992) Break Event Point (BEP) dapat di artikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk meunutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagiam biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
10
2. Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas) Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan di peroleh pada level penjualan tertentu. Analisis break event dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hala sebagai berikut: a. Jumlah penjualan minimal yang harus di pertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
11
3. Cara Menghitung Break Even Point (BEP) FC
BEPrupiah = 1−
FC
BEPunit = P - VC
Keterangan : FC
: Biaya Tetap
P
: Harga jual per unit
VC
: Biaya Variabel per unit
12
III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelompok usaha gerbang dayaku dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu pada bulan JuliAgustus 2011. penelitian ini meliputi dari persiapan alat dan bahan hingga penulisan karya ilmiah. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : bolpen, buku, kalkulator, pengaris, pensil, penghapus. dan bahan yang dianalisa adalah data primer penerimaan,biaya produksi dan titik impas (BEP) kelompok usaha gerbang dayaku. C. Prosedur Penelitian 1. Cara Kerja Pengambilan data primer di kelompok usaha gerbang dayaku. a. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan serta wawancara langsung terhadap pemilik keripik nangka. b. Pengambilan data-data yang berkenaan dengan biaya produksi (bahan baku, biaya trasportasi, dan biaya-biaya yang digunakan dalam produksi keripik nangka) dan pengambilan data yang berkenaan dengan penerimaan.
13
c. Pengolahan data dengan menggunakan rumus penerimaan dan pemasukan. D. Objek Penelitian Parameter yang diamati adalah penerimaan dan pendapatan pengrajin keripik nangka sebagai berikut : 1. Penerimaan yang meliputi hasil produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang sebelum dikurangi dengan biaya pengeluaran selama kegiatan usaha berlangsung 2. Pendapatan bersih usaha adalah hasil kotor dari produksi yang dinilai dengan uang selanjutnya dikurangi dengan biaya produksi dan biaya pemasaran. 3. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi maupun penditribusian produk. 4. BEP adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas ( penghasilan = total biaya). E. Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis produksi sederhana yaitu dengan menghitung penerimaan dan pendapatan dari pengrajin keripik nangka sebagai berikut:
14
1. Penerimaan adalah suatu hasil penjualan dari sejumlah produk yang diterima atas penyerahan sejumlah barang dari pihak lain. Sedangkan jumlah penerimaan (totol revenue) merupakan penerimaan dari jumlah barang yang diperoleh dari hasil kali jumlah barang yang diproduksi dengan harga barang, Sudarsono 1995. yang dirumuskan sebagai berikut:
TR= PQ. Q Dimana : TR
= Total Penerimaan (Total Revenue)
PQ
= Harga (Price)
Q
= Jumlah Produk (quantity)
TC= VC + FC Dimana :
2.
TC
= Biaya Total (Total Cost)
VC
= Biaya Variabel (Variabel Cost)
FC
= Biaya Tetap (Fixed Cost)
Keuntungan adalah hasil pengurangan antara penerimaan total dan biaya total, Mubyarto (1994). Menurut Soekartawi (1990) dalam Yulia H (2002). untuk mencari total keuntungan digunakan rumus sebagai berikut:
15
I = TR – TC Dimana : I
= Pendapatan (Income)
TR
= Penerimaan Total (Total Revenue)
TC
= Biaya Total (Total Cost)
3. BEP adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas ( penghasilan = total biaya ). Untuk menghitung BEP menggunakan rumus :
FC BEPrupiah =
1−
FC BEPunit = P -VC
Keterangan :
FC
: Biaya Tetap (Fixed Cost)
P
: Harga jual per unit
VC
: Biaya Variabel per unit (Variabel Cost)
16
F. Jadwal Kegiatan Penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu persiapan alat dan bahan, pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini juga dibagi menjadi pengambilan data-data, pengolahanan data.
Rencana jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 01 Jadwal Kegiatan Penelitian BULAN NO
KEGIATAN
1
Persiapan
2
Pengambilan Data
3
Pengolahan Data Penulisan
4
Laporan
I
II
17
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Sejarah Singkat Usaha Keripik Nangka Bapak Usaha pembuatan keripik nangka yang ada di kelompok usaha gerbang dayaku ini merupakan produk dari usaha rumah tangga
yang didanai
langsung oleh pemerintah kutai kab. Kutai kartanegara dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Jln MT. Haryono No 25 Loa kulu Kota Kabupaten Kutai Kerta Negara. Usaha ini dirintis sekitar tahun 2004 hingga sekarang. Pada awalnya pembuatan usaha keripik nangka ini berawal dari peluang dan ketersediaan bahan baku nangka yang sangat melimpah, masyarakat sekitar hanya memanfaatkan nangka sebatas di makan langsung atau di campur dalam pembuatan es campur. Dengan adanya peluang tersebut pemilik usaha mempunyai keinginan untuk mengolahnya menjadi keripik agar nangkanangka yang ada di daerah tempat tinggalnya bisa diolah secara maksimal dan bisa menghasilkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada proses pengolahan keripik nangka di tempat bapak responden dari proses produksinya hingga pemasarannya dibantu oleh keluarganya sendiri. Proses pembuatan keripik nangka menurut pemilik usaha keripik nangka yaitu sebagai berikut :
18
a)
Siapkan buah nangka mengkal.
b)
Bersihkan buah nangka (pengupasan kulit dan pelepasan dari jerami).
c)
Pisahkan dari biji nangka dan cuci nangka.
d)
Tiriskan buah nangka
e)
Masukkan buah nangka yang telah di tiriskan ke dalam vaccum
f)
Kemudian atur suhu penggorengan sekitar 650-730 C dan tunggu sekitar 55- 75 menit (aduk setiap 10 menit sekali).
g)
Setelah itu angkat dan masukkan ke dalam alat pengering (sentrifuse) sekitar kurang lebih 10 menit.
h)
Selanjutnya keripik nangka siap dikemas dengan kemasan yang telah diberi label.
Dengan adanya usaha keripik nangka di Jln MT. Haryono No 25 Loa kulu Kota Kabupaten Kutai Kerta Negara ini, Responden berharap dapat membantu para petani nangka dalam proses penjualan hasil perkebunannya agar mendapatkan keuntungan yang maksimal dari hasil taninya. Dari
penelitian
yang
saya
lakukan
sebanyak
sepuluh
(10) kali proses produksi dalam bulan juni terdapat biaya produksi dan pendapatan yang diperoleh dari usaha produksi keripik nangka.
19
2. Analisa Biaya Produksi Keripik Nangka a) Perhitungan Biaya Variabel Table 02. Biaya Variabel No
Keterangan
Jumlah (Rp)
1
Buah Nangkakecil 90 buah @ Rp. 10.000,00
Rp. 900.000,00
2
Buah nangka sedang 65 buah @ Rp. 25.000,00
Rp. 1.625.000,00
3
Minyak Goreng bimoli spesial 100 liter @ Rp. 2500,00
Rp. 250.000,00
4
Biaya transportasi & belanja @ Rp. 10.000,00
Rp. 50.000,00
5
Plastik pembungkus (1kg) 5 pack @ Rp. 18.000,00
Rp. 90.000,00
6
Kertas merek dagang 100 lembar @ Rp. 500,00
Rp. 50.000,00
7
Upah tenaga kerja 6 orang x 10 @ Rp. 20.000, 00
Rp. 1.200.000,00
8
Biaya perawatan alat
Rp. 100.000,00
9
Biaya air dan listrik dalam 1 bulan
Rp. 200.000,00
Total biaya Variabel
Rp. 4.465.000,00
Sumber : Data Primer,2011 (Setelah diolah) Pada table diatas merupakan rincian biaya variable dari usaha keripik nangka milik responden selama 1 bulan (bulan juni), untuk plastic pembungkus yang digunakan adalah plastik yang berukuran 1 kg. Upah tenaga kerja dihitung berdasarkan per produksi yaitu sebesar Rp. 20.000,00. Proses pengolahan di bagi kedalam 3 tugas yaitu 2 orang pada pengemasan, 3 orang pada proses pengolahan dan 1 orang proses pemasaran.
20
Pada table diatas di dapat total biaya variable yang ada pada usaha dagang keripik nangka adalah Rp. 4.465.000,00
b) Perhitungan Biaya Tetap Tabel 03. Biaya Tetap No
Keterangan
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Alat vaccum
Rp. 26.000.000,00
2.
Alat press kemasan
Rp.100.000,00
Total biaya Tetap
Rp. 26.100.000,00
Sumber : Data Primer,2011 (Setelah diolah) Total biaya tetap pada proses pengolahan keripik nangka ini adalah biaya pembelian alat vaccum dan alat press kemasan yang menghabiskan dana Rp. 26.100.000,00 Alat vaccum yang ada di kelompok usaha gerbang dayaku ini adalah bantuan dari pemerintah namun tetap di masukkan ke dalam rincian biaya tetap agar pengusaha yang ingin atau berminat untuk memulai usaha ini mengetahui berapa besar modal yang di keluarkan untuk memulai usaha keripik nangka. Jadi total keseluruhan biaya tetap yang ada di kelompok usaha gerbang dayaku adalah biaya pembelian alat press kemasan yaitu sebesar Rp. 26.100.000,00
21
c) Perhitungan Biaya Total Perhitungan biaya total dalam pengolahan usaha dagang milik bapak H. tulus menggunakan rumus : TC = VC (biaya variable) + FC (biaya tetap) TC = Rp. 4.465.000,00+ 26.100.000,00 TC =Rp. 30.565.000,00 Jadi total biaya (TC) yang ada di kelompok usaha gerbang dayaku dalam 10 kali produksi per- bulan adalah Rp. 30.565.000,00 3. Perhitungan Penerimaan Untuk menghitung penerimaan menggunakan rumus : TR = PQ (harga) . Q (jumlah produk) TR = Rp. 110.000,00 x 60 kemasan TR = Rp. 6.600.000,00
Perhitungan penerimaan didapat dari hasil proses produksi pengolahan nangka sebanyak 60 kg menjadi 29 kg keripik nangka dikalikan dengan harga keripik nangka yaitu Rp. 110.000/ kg. Jadi total penerimaan yang didapat dalam pengolahan keripik nangka dalam 1 bulan adalah Rp. 6.600.000,00 4. Perhitungan Keuntungan Produksi Selama 1 bulan I = TR (total penerimaan) – TC (total biaya) I = 6.600.000,00 - 30.565.000,00 I = Rp. -23.965.000,00
22
Berdasarkan perhitungan keuntungan dengan menggunakan rumus diatas, responden dalam 10 kali produksi per bulan (bulan juni) belum mengalami keuntungan, karena total biaya lebih besar dari total penerimaan. Total biaya yang di hitung adalah biaya tetap dari modal pembelian alat – alat dan biaya variabel selama 1 bulan, sedangkan total penerimaan di hitung hanya 1 bulan. Untuk mengetahui responden kapan bisa mendapatkan keuntungan peneliti melanjutkan perhitungan dengan menggunakan rumus BEP. 5. Perhitungan Break Event Point (BEP) Break event point dalam usaha dagang keripik nangka dapat dihitung dasar unit atau produk yang dihasilkan dan dasar dalam bentuk rupiah. a.
Untuk menghitung BEP atas dasar unit menggunakan rumus :
BEPunit =
FC P - VC 26.100.000
= 110.000 – 66.000
BEPunit =
593 unit (kemasan)
23
b. Untuk menghitung BEP atas dasar rupiah menggunakan rumus : FC BEPrupiah =
1− 26.100.000
=
1−
. .
BEPrupiah = Rp. 65.250.000 rupiah B. Pembahasan Pada analisa biaya produksi keripik nangka milik responden yang telah saya lakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan juni terdapat proses produksi sebanyak 60 kg buah nangka segar dan setelah diolah menjadi keripik di peroleh 29 kg yang siap di konsumsi. Pada penelitian selama 1 bulan di usaha dagang milik responden terdapat total biaya produksi sebesar Rp 30.565.000,00 dengan rincian total biaya variabel sebesar Rp. 4.465.000,00 dan total biaya tetap sebesar Rp. 26.100.000,00 Selain biaya produksi peneliti mencoba menghitung penerimaan dan keuntungan, serta titik impas (break event point) yang ada pada usaha milik responden.
24
Dengan
perhitungan
menggunakan
rumus
penerimaan
responden
mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 6.600.000,00 dalam 1 bulan, khususnya pada bulan juni. Setelah mengetahui penerimaan yang di peroleh respponden selama 1 bulan, saya mencoba menghitung keuntungan yang diperoleh pemilik usaha keripik nangka 1 bulanya. Dalam proses produksi 1 bulan responden belum mengalami keuntungan karena total biaya lebih besar dibandingkan total penerimaan, hal tersebut terjadi karena perhitungan total penerimaan masih 1 bulan produksi Break event point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi jugha tidak dalam kondisi rugi. Break event point ini bisa di hitung dalam dasar unit dan dasar rupiah. Perhitungan atas dasar unit di usaha keripik nangka ini di peroleh 593 unit (kemasan, per kemasan = 1 kg keripik nangka). Maksudnya adalah apabila proses produksi keripik nangka sampai 593 unit keripik nangka berarti usaha dagang milik responden ini telah mencapai target atau telah menutupi modal yang di keluarkan, sedangkan apabila break event poin dihitung atas dasar rupiah adalah sebesar Rp 65.250.000 rupiah artinya adalah apabila penerimaan yang diperoleh bapak H. Tulus minimal Rp. 65.250.000 rupiah berarti pemilik usaha tidak mengalami kerugian dan keuntungan artinya antara total penerimaan = total biaya yang di keluarkan. Menurut (Mubyarto, 1994). Besar kecilnya pendapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah modal yang digunakan maupun baik dan buruknya manajemen usaha.
25
Jika modal yang digunakan besar tetapi manajemen usahanya tidak baik maka pendapatan akan rendah, sebaliknya jika modal yang digunakan kecil namun dikelola dengan baik maka pendapatan akan meningkat. Pada hasil penelitian yang peneliti amati yang mempengaruhi pendapatan belum maksimal antara lain : 1.
Bahan baku yang masih terbatas, maksudnya adalah ketersediaan bahan baku utama yaitu buah nangka yang tidak stabil jadi proses produksi kadang menurun dan apabila sedang musim buah maka proses produksi akan meningkat secara otomatis pendapatan akan bertambah.
2.
Penggunaan bahan baku seperti minyak goreng, maksudnya adalah minyak goreng yang digunakan pada usaha keripik nangka milik responden masih menggunakan minyak kelapa sawit padahal lebih efisien
dan
maksimal
apabila
mengunakan
minyak
kelapa,
keuntungannya adalah bisa digunakan sampai 10 kali goreng sedangkan apabila menggunakan minyak kelapa sawit hanya bisa digunakan 4 kali menggoreng saja. Menurut William J. Stanton (1991) pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencenakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli. Ada unsur 4P yang harus di perhatikan penjual dalam pemasaran daiantaranya adalah Place,Product, Price dan Promotion.
26
Peneliti mencoba meninjau unsur 4P yang harus diperhatikan penjual dengan yang ada di usaha keripik nangka milik responden diantaranya adalah 1.
Place. Pada usaha keripik nangka milik responden ini menditribusikan hasil olahannya ke UKM center yang letaknya sangat strategis yaitu UKM center yang ada di jalan Gatot Subroto sehingga konsumen yang mencari oleh-oleh atau mencari keripik nangka lebih mudah mendapatkan keripik nangka.
2.
Product. Menurut peneliti hasil produk keripik nangka milik responden ini belum terlau maksimal apabila dibandingkan dengan hasil produk yang ada di jawa karena mungkin beberapa faktor diantaranya adalah jenis bahan baku utama yang digunakan, minyak goreng yang digunakan serta proses pengolahan sebelum di goreng. Maksudnya adalah apabila di jawa buah nangka segar sebelum digoreng di simpan terlebih dahulu didalam frizer selama kurang lebih 24 jam setelah itu baru di goreng sedangkan yang ada di usaha dagang milik responden buah nangka segar lagsung di goreng. Mungkin karena masih minimnya alat yang ada disana.
3.
Price. Berbicara masalah harga menurut peneliti penentuan harga jual yang ditawarkan diusaha keripik nangka milik responden cukup murah yaitu
27
Rp. 110.000,00 / kg. Harga ini sudah termasuk murah untuk standart harga keripik buah nangka yang ada di samarinda bila di bandingkan dengan yang ada di salah satu toko yang menjual keripik nangka dengan harga sebesar Rp. 25.000,00 / 100gram. 4.
Promotion Dalam hal promosi pemilik usaha tidak terlalu gencar mempromosikan hasil olahanya karena keripik nangka milik responden ini termasuk ramai dan laku dipasaran khususnya di daerah sekitar tempat tinggalnya maupun di samarinda.
28
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari analisis biaya produksi yang ada di kelompok usaha gerbang dayaku di daerah jalan MT. Haryono No 25 Loa kulu Kota Kabupaten Kutai Kartanegara milik responden ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Biaya produksi per bulan yang ada di kelompok usaha dagang keripik nangka milik responden ini adalah sebesar Rp. 4.565.000,00 2. Responden belum mengalami keuntungan hal tersebut di sebabkan karena produksi belum mencapai target produksi minimal yaitu sebanyak 593 unit (kemasan).
B. Saran Analisa biaya produksi ini sangat bermanfaat bagi para pengusaha yang ingin memulai suatu usaha.analisa biaya produksi ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk memulai sebuah usaha dan berapa keuntungan yang didapat dari usaha yang akan dibangun, khususnya pada usaha keripik nangka. Sedangkan untuk pemilik usaha peneliti menyarankan: 1. Dalam proses penggorengan agar mencoba menggunakan bahan baku minyak goreng kelapa dibandingkan minyak goreng kelapa sawit karena menurut peniliti lebih efisien menggunakan minyak kelapa dibandingkan minyak kelapa sawit, hal tersebut di dasari bahwa
29
minyak kelapa bisa digunakan sampai 10 kali penggorengan dibandingkan minyak kelapa sawit. 2. Peneliti menyarankan kepada pemilik usaha agar menyimpan terlebih dahulu buah yang siap digoreng ke dalam frizer kurang lebih 24 jam, agar keripik lebih renyah.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, D. 2008. Studi Ekonomi Usahatani Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutaikertanegara. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda. Bambang dan Kartasapoetra, 1992. Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produksi. Rineka Cipta, Jakarta Daniel, M.S. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta. Daud, 1991. Nangka Mini. Edisi ke dua. YASAGUNA, Pasir Pengaraian Hernanto, 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta. Mubyarto, 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. 276 hlm Raharja, 1995. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Rukmana, 1997. Budi Daya Nangka. Edisi pertama.Kanisius, Yogyakarta. Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press, Jakarta. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan pokok bahasa analisis fungsi Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Rajagrafindo Persada, Jakarta Sudarsono, 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES, Jakarta Yulia H, A. 2002. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Menetap di Pasar Damai dan Pasar Sepingan Kecamatan Balikpapan Pemerintah Kota Balikpapan. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda. William J. Stanton,1991. Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, Erlangga, Jakarta. Widyastuti Y. Erna, 1995. Nangka dan Cempedak. Edisi Kedua. Penebar Swadaya, Jakarta.
31
Veroneca, S. 2005. Analisis Maksimalisasi Keuntungan Usahatani Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) di Lingkungan Jaya Mulya Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda.
32
LAMPIRAN
33
34
Gambar 1. Siapkan buah nangka mengkal
Gambar 2.Bersihkan Buah nangka
35
Gambar 3. Pisahkan dari biji nangka dan cuci nangka
Gambar 4. Tiriskan buah nangka
36
Gambar 5. Masukkan buah ke dalam vaccum
Gambar 6. Atur suhu vaccum
37
Gambar 7. Masukkan ke dalam alat pengering (Sentrifuse)
Gambar 8. Keripik siap dikemas