Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PONTIANAK DALAM MENINGKATKAN SADAR WISATA DI KELURAHAN KAMPUNG DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR KOTA PONTIANAK Oleh: ASSAKINAH NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat. Tahun 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pemenuhan unsur sapta pesona di Objek Daya Tarik Wisata Kelurahan Kampung Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak. Melalui keamanan yang kondusif, ketertiban yang teratur, tatanan penghijauan yang baik, dan atraksi budaya yang dapat dikenang wisatawan nantinya akan mampu mengurangi stigma Kelurahan Kampung Dalam Bugis. Penulisan skripsi ini didasarkan atas kurangnya kesadaran wisata masyarakat Kelurahan Kampung Dalam Bugis untuk mengoptimalkan sapta pesona agar dapat mengurangi stigma yang ada. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif dengan subjek penelitian yaitu Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Pontianak, Lurah dan Kelompok sadar wisata. Kesimpulan dalam penelitian ini ialah terdapat beberapa oknum memiliki kekuatan yang lebih mementingkan financial dan dari hasil perencanaan strategis didapati strategi alternatif untuk pemerintah yaitu menata kelola pemerintahan sesuai dengan kebijakan; memromosikan pariwisata lebih kreatif dan inovatif, dan strategi alternatif kelompok sadar wisata dan masyarakat yaitu polisi pariwisata; ketertiban melalui aturan adat; pengelolaan taman oleh BUMN; dan adanya Sampan Pariwisata serta Travel Beting. Oleh sebab itu, rekomendasi yang diberikan antara lain: Mengoptimalkan koordinasi dengan lurah setempat dan memaksimalkan kegiatan-kegiatan pariwisata; Bekerja ikhlas dengan mengoptimalkan strategi alternatif dan mengembalikan eksistensi budaya yang hilang serta mengajak masyarakat mengoptimalkan sapta pesona; dan tidak mengharapkan materi dari pemilik pariwisata maupun pemerintah dan mendukung penuh pengoptimalan sapta pesona. Kata-kata kunci: Strategi, Kelompok sadar wisata, sapta pesona
THE STRATEGIES OF DEPARTMENT OF CULTURE AND TOURISM KOTA PONTIANAK IN PROMOTING TOURISM AWARENESS IN KELURAHAN KAMPUNG DALAM BUGIS Abstract Aims of the thesis to answer the problems about Sapta Pesona fulfillment in tourist attraction object in Kelurahan Kampung Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak. By the conducive security, regular order, good structuring greening, and culture attraction remembered by tourist will be able to reduce the stigma in there. The thesis based on lack of tourism awareness by society in Kelurahan Kampung Dalam Bugis to optimize the Sapta Pesona in order to reduce the stigma. It used qualitative research with the research subject are Department of Culture and Tourism Kota Pontianak, Lurah, and Tourism Awareness Groups. The conclusion of the thesis are the some people who have power are more concerned with money than others and the based on strategic planning are found alternative strategies to government, to tourism awareness groups, and to society. The alternative strategies to government are organize governance in accordance with policy and promote the tourism more creative and more innovative. The alternative strategies to tourism awareness groups and to society are tourism police, custom rules for order, park management by BUMN, tourism canoes, and
1 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Travel Beting. Therefore, the given recommendation are optimizing coordination with Lurah and maximizing tourism activities; work sincerely and optimizing alternative strategies and restore cultural existence and invites the public to optimize sapta pesona; do not expect material from tourism managers and government and full support to optimize sapta pesona. Keywords: Strategies, Tourism Awareness Groups, Sapta Pesona
dekat dengan masyarakat terkait dalam
A. PENDAHULUAN
membangun kesadaran pariwisata. Hal ini dikarenakan
1. LatarBelakangPenelitian Konsep
Sadar
wisata
merupakan
sebuah kampanye secara nasional untuk
memang
belum
adanya
pembinaan yang dilakukan secara rutin dan jelas kepada pokdarwis.
mendukung program pemerintah dalam
Program Sadar wisata menanamkan 7
pengembangan pariwisata nasional. Untuk
unsur Sapta Pesona untuk pengembangan
memfokuskan upaya pembangunan tersebut
kepariwisataan. Tujuh unsur sapta pesona
kemudian menitik-beratkan pada tujuh
tersebut
unsur
kebersihan,
yang
dianggap
penting
dalam
yaitu:
keamanan, kesejukan,
ketertiban, keindahan,
meningkatkan daya tarik wisata yang di
keramahan dan kenangan. Akan tetapi dari
kenal dengan “Sapta Pesona”. Kampanye
pokdarwis yang telah dipaparkan tersebut
sadar wisata ini kemudian digalakkan oleh
terdapat beberapa kendala yang belum
Kementrian Pariwisata ke seluruh daerah-
dapat diatasi berkaitan dengan ke tujuh
daerah di Indonesia.
unsur yang terletak di Kelurahan Kampung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dalam Bugis. Hal ini berkaitan dengan
Kota Pontianak sejak tahun 2013 mulai
unsur-unsur sapta pesona yang belum
menggalakkan sosialisasi untuk membentuk
semuanya dapat terpenuhi.
kelompok sadar wisata (pokdarwis) di
a. Dari segi keamanan, beberapa wisatawan
setiap kecamatan di Kota Pontianak. Tokoh
yang datang berkunjung ke daerah ini
masyarakat bekerjasama dengan pengelola
sering
pariwisata dan masyarakat mengharapkan
pencopetan dan kehilangan helm di
adanya pembinaan lebih dalam terhadap
wilayah parkir Masjid Jami’. Beberapa
pengembangan pariwisata. Pembinaan yang
lainnya juga mengeluh dengan adanya
dimaksudkan ialah adanya usaha dan
peminta
tindakan dari Dinas Kebudayaan dan
bondong mengerumuni wisatawan dan
Pariwisata Kota Pontianak untuk lebih
suka
mengeluh
sedekah
berkata
dengan
yang
kasar
adanya
berbondong-
dengan 2
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
wisatawan.Perasaan mawas akan tindak
(Suryadi, 2006:81). Banyaknya faktor yang
kejahatan,
berhadapan dengan tindak kejahatan di
gangguan
dan
kekerasan
mengakibatkan kurangnya rasa aman
daerah
pada wisatawan.
memiliki stigma tersendiri. Kondisi sosial
b. Dari
segi
ketertiban,
tidak
adanya
ini
menyebabkan
masyarakat
Kampung
daerah
Beting
ini
yang
peraturan yang jelas untuk wisatawan
tergolong dalam kelas menengah ke bawah
secara konsisten dan seragam seperti
membuat
kejelasan waktu bagi wisatawan untuk
sangat
berkunjung baik dari hari berkunjung
angka
maupun jam kunjungan. Ketertiban dari
Mengakibatkan stigma Kampung Beting di
segi informasi ini membuat wisatawan
Kelurahan Kampung Dalam Bugis yang
harus bekerja lebih keras memahami
terus-menerus berlanjut melalui rumors
situasi dan kondisi objek daya tarik
menjadi
wisata (ODTW).
berkunjung ke daerah ini. Padahal, dengan
c. Dari
segi
kesejukan,
tuntutan
tinggi
kehidupan
sehingga
menjadi
mengakibatkan
kriminalitas
juga
keengganan
wisatawan
tinggi.
untuk
penataan
keadaan yang aman wisatawan akan merasa
lingkungan dan penghijauan jalur wisata
tenang berkunjung ke objek daya tarik
masih belum baik karena taman-taman di
wisata di daerah ini.
sekitar ODTW masih belum tertata.
Daerah
d. Dari segi kenangan, wisatawan yang
Kelurahan
Kampung
Kampung
Beting
Dalam
di
Bugis
berkunjung hanya mendapatkan momen
merupakan daerah cikal-bakal berdirinya
kenangan
yang
Kota Pontianak dan letaknya juga tidak
memiliki nilai historis yang tinggi tanpa
jauh dari pusat kota, terlebih lagi panorama
bisa merasakan suatu atraksi kebudayaan
pesisir Sungai Kapuas dan juga memiliki
yang mempesona terkait dengan ODTW.
ciri khas Kota “Seribu Sungai” dengan
berada
di
tempat
Pada dasarnya, Kampung Beting merupakan
daerah
dengan
tingkat
aktivitas
transportasi
menggunakan
sampan. Di Daerah Beting, banyak dari
kemiskinan tertinggi di Kota Pontianak. Hal
masyarakat
ini dapat menjadi faktor akan tingginya
sampan dayung maupun bermesin untuk
kriminalitas
Pola
beraktivitas di daerah kota yang letaknya
kehidupan sosial masyarakat yang menjurus
berseberangan. Beberapa rumah juga masih
ke arah kolektivitas negatif seperti tindakan
memiliki sampan di samping rumahnya.
kejahatan
bentuk
Daerah Kampung Beting dahulunya bisa
premanisme dan pemalakan menyebabkan
dikatakan sebagai Kota Air dengan nuansa
daerah ini dikenal dengan daerah hitam
banyaknya
di
daerah
kriminal
tersebut.
dalam
yang masih mengandalkan
gertak
dan
sungai
yang 3
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menghubungkan gang satu ke gang lainnya.
unsur
sapta
pesona
dalam
rangka
Kebanyakan masyarakat dari Kampung
menghilangkan stigma melalui nilai-nilai
Beting ini memiliki garis keturunan dari
positif yang didapati dari wisatawan yang
Keraton Kadariah. Beberapa masyarakat
berkunjung ke Kelurahan Kampung Dalam
yang memiliki kekerabatan secara vertikal
Bugis.
dengan kerajaan akan paling berpengaruh di daerah ini. Dalam hal ini, masyarakat sekitar
2. Fokus Penelitian
pada dasarnya dapat menghilangkan stigma
Berdasarkan latar belakang di atas,
dan persepsi orang luar terhadap daerahnya
peneliti
dengan
kajian pengoptimalan 4 (empat) unsur sapta
mengoptimalkan
sadar
wisata
memfokuskan
pesona
merasa
dan
Kesejukkan, dan Kenangan. Pemilihan
pelayanan pada objek daya tarik wisata
keempat unsur ini dikarenakan kurang baik
disana, maka hal ini dapat menjadi obat
dan sangat mempengaruhi Objek Daya
bagi daerah ini untuk menghilangkan
Tarik Wisata di Kelurahan Kampung
stigma tersebut. Agar hal tersebut dapat
Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
terwujud tentunya dibutuhkan kesadaran
Selain itu, fokus kajian ini nantinya juga
masyarakat Kelurahan Kampung Dalam
akan mencari dan menemukan strategi
Bugis tentang pariwisata terutama untuk
alternatif dalam mengatasi hal tersebut
mengoptimalkan sapta pesona.
mengingat pentingnya melepaskan ikatan
dengan
keadaan
Beranjak dari permasalahan inilah
Keamanan,
pada
melalui sapta pesona. Ketika pengunjung nyaman
yaitu
penelitian
Ketertiban,
stigma pada masyarakat di lokasi pariwisata
peneliti merasa perlu untuk mengkaji dan
melalui
menemukan
mengoptimalkan sapta pesona. Terlebih
strategi
alternatif
dari
sadar
lagi,
strategi yang sudah dimiliki pemerintah
Kampung Dalam Bugis merupakan sejarah
agar
penting cikal-bakal Kota Pontianak.
Kampung
mengoptimalkan
Beting
mengingat
daerah perlunya
Penelitian
pariwisata
ini
Kelurahan
secara
khusus
Strategi
Dinas
melepaskan ikatan stigma pada masyarakat.
memfokuskan
Melalui
mengajak
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak
masyarakat setempat untuk berpartisipasi
melalui Kelompok Sadar Wisata dalam
secara
mengoptimalkan sapta pesona di Kelurahan
kesadaran
pokdarwis
penuh
akan
dalam
wisata.
Oleh
meningkatkan sebab
itu,
pada
di
dengan
pandangan masyarakat serta memadukan
dapat
lokasi
wisata
Kampung Dalam Bugis.
dibutuhkan strategi dalam hal menerapkan 4 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ilmu kepariwisataan maupun masyarakat
3. Rumusan Permasalahan Adapun rumusan permasalahannya yaitu
“Bagaimanakah
pengoptimalan
sapta
luas.
strategi
Manfaat Praktis
untuk
Manfaat praktis yang ingin dicapai
meningkatkan sadar wisata di Kelurahan
adalah hasil penelitian ini dapat digunakan
Kampung
sebagai suatu strategi alternatif dan juga
Dalam
pesona
b.
Bugis
Kecamatan
Pontianak Timur Kota Pontianak?”
bahan
evaluasi
oleh
instansi
terkait,
maupun lainnya berkaitan dengan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
4. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini ialah untuk
Pontianak melalui Pokdarwis di Kelurahan
menjawab masalah-masalah yang berkaitan
Kampung Dalam Bugis dalam mengajak
dengan pemenuhan unsur sapta pesona
masyarakat setempat untuk berperan aktif
melalui strategi alternatif di Objek Daya
dalam meningkatkan kesadaran wisata di
Tarik Wisata Kelurahan Kampung Dalam
Kelurahan Kampung Dalam Bugis.
Bugis Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak.
Dalam
hal
ini,
melalui
keamanan yang kondusif, ketertiban yang
B. KERANGKA
teratur, tatanan penghijauan yang baik, dan
TEORI
DAN
METODELOGI
adanya atraksi budaya yang dapat dikenang wisatawan
nantinya
akan
mampu
1. KerangkaTeori
mengurangi stigma Kelurahan Kampung Dalam Bugis.
Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi dalam hal ini strategi dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan.
5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :
Pada analisis lingkungan dapat melihat lingkungan eksternal dan juga lingkungan internal.
a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang ingin dicapai
Analisis
lingkungan
eksternal
meliputi peluang dan ancaman, sedangkan
peneliti ialah hasil penelitian ini dapat
pada
dijadikan sebagai bahan pemahaman dan
kelemahan dan kekuatan. Analisis yang
pengembangan
manajemen
digunakan ialah analisis SWOT (Strength,
perencanaan yang berkaitan erat dengan
Weakness, Opportunities, Threats). Model
unsur-unsur sapta pesona khususnya bagi
ini
strategi
lingkungan
adalah
Andrews
hasil dan
internal
meliputi
pemikiran
Kenneth
Harvard
Business 5
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
School.Langkah
pertama
yang
dapat
dilakukan dalam analisis SWOT adalah dengan
membuat
kolom-kolom
C. HASIL
PEMBAHASAN
1. Unsur Keamanan
peluang dan ancaman yang dihadapi. SWOT
ini
ditujukan
DAN
yang
memuat daftar atas kekuatan, kelemahan,
Analisis
PENELITIAN
untuk
Stigma Kelurahan
kuat
yang
Kampung
terdapat
Dalam
di
Bugis
menemukan faktor-faktor eksternal dalam
membawa daerah ini dipandang sebagai
penyusunan rencana selama ini, dan hasil
daerah hitam yang mengharuskan setiap
yang akan diperoleh nantinya dijadikan
orang yang berdomisili di luar Kelurahan
bahan masukan untuk menyusun stretegi
Kampung
perencanaan selanjutnya.
berwaspada
Dalam
Bugis
terhadap
untuk
ekstra
keselamatan
diri
sendiri. Tingkat keamanan yang kurang pada daerah ini dikarenakan beberapa hal
2. Metode Penelitian Melalui permasalahan yang ada,
seperti maraknya peredaran obat terlarang
peneliti mengkaji lebih mendalam secara
yang mengakibatkan pikiran dan pola pikir
natural dengan metode penelitian kualitatif.
menjadi
Penelitian
ini
Beberapa
oknum
penelitian
yang
membuat
Kelurahan
merupakan
prosedur
menghasilkan
data
deskriptif.
berjalan
dengan
baik.
inilah
yang
seperti
Kampung
Dalam
Bugis menjadi sorotan sebagai daerah yang
Teknik Pengumpulan Data dari segi teknik
tidak
melalui
wawancara
Melalui hasil observasi peneliti, di
mendalam dan dokumen serta gabungan
Kelurahan Kampung Dalam Bugis tidak
dari ketiganya. Teknik Analisis Data yang
terdapat pos pengamanan dan juga penjaga
digunakan
keamaanan. Selain itu, polisi pariwisata
menggunakan
observasi,
tidak aman.
dalam
penelitian
teknik
analisis
ini yang
yang
seharusnya
bertugas
mengawasi
memberikan gambaran secara khusus dan
daerah objek daya tarik wisata juga tidak
terinci dan masih bersifat menyeluruh yaitu
terlihat
analisis
2003:90).
tingginya
angka
pengangguran
Selanjutnya teknik keabsahan data yang
tingginya
angka
kemiskinan
digunakan
mempengaruhi
taksonomi
(Bungin,
olehpeneliti
meliputi
uji
sama
sekali.
angka
Kampung
Pada
dasarnya dan dapat
kriminalitas Dalam
di
credibility, transferability, dependability,
Kelurahan
Bugis.
dan confirmability (Sugiyono, 2009:53).
Menurut standar BPS ialah 4.195 Jiwa dengan 1.800 KK atau samadengan 37,63% 6
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kepala Keluarga masuk dalam penduduk
tertulis untuk wisatawan. Sehingga dapat
miskin.
dengan mudahnya wisatawan bertindak
Dari
hasil
penelitian
tersebut,
sewenangnya. Hal ini terlihat dari hasil
peneliti memberikan kontribusi berupa
dokumentasi
strategi alternatif yang di dapat dari
dilapangan.
yang
peneliti
dapat
Kekuatan (Strengths) dan memanfaatkan
Mengenai informasi pada objak
Ancaman (Threats). Adapun dari segi
daya tarik wisata, penjelasan mengenai
kekuatan,
poin
benda-benda cagar budaya sama sekali
mengenai adanya kebijakan pengembangan
tidak ada. Padahal, objek daya tarik
seni budaya.Dari segi Ancaman (Threats)
wisatanya lebih berkaitan dengan unsur
peneliti merujuk pada peristiwa bahwa Kota
sejarah yang memuat banyak pengetahuan
Pontianak pernah kerusuhan antar etnik
melalui
yang secara sosial masih dinilai sebagai
dipertanggungjawabkan.
peneliti
mengambil
informasi
tertulis
yang dapat
daerah potensi rawan konflik antar etnis
Selain itu, tidak terpenuhinya unsur
yang menyisakan trauma kepada etnis
ketertiban juga dikarenakan masih banyak
tertentu dan korban lainnya. Konflik-
sumber daya manusia yang lemah dalam hal
konflik seperti ini dapat merusak citra
kepariwisataan maupun hal lainnya serta
pariwisata yang dinilai tidak aman bagi
terjadi masalah koordinasi dengan pihak
wisatawan.
pengelola
Dengan
menggunakan
objek
pariwisata
Keraton
Kekuatan
Kadariah. Pihak kerabat keraton yang
yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
mengelola tempat pariwisata ini tidak
tersebut,
peneliti
memiliki
strategi
alternatif
memrumuskan berupa
suatu
penunjukkan
respon
diikutsertakan
untuk
dalam
diajak
gotong
masyarakat setempat untuk menjadi polisi
mengoptimalkan sapta pesona.
pariwisata. Adanya sosok polisi pariwisata
Pengoptimalan
unsur
dan
royong
ketertiban
di lokasi objek daya tarik wisata akan
masyarakat Kampung Dalam Bugis ini
membuat wisatawan merasa nyaman dan
peneliti menggunakan strategi alternatif dari
merasa tenang.
hasil pemanfaatan kekuatan (strengths) dalam
2. Unsur Ketertiban
rangka
memanfaatkan
ancaman
(threats). Adapun Kekuatan (Strengths)
Dalam hal ini objek daya tarik
yang peneliti gunakan ialah pada poin
wisata yang ada di Kelurahan Kampung
mengenai adanya kebijakan pengembangan
Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur
kebudayaan,
malah tidak terlihat adanya aturan secara
ancaman (Threats) yang peneliti gunakan
sedangkan
pemanfaatan 7
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berdasarkan paham masyarakat mengenai
wisata serta kondisi lingkungan sekitar
fanatisme etnis secara sempit.
objek daya tarik wisata yang tampak kumuh
Oleh sebab itu, peneliti memberikan
dapat dioptimalkan berdasarkan strategi
strategi alternatif berupa adanya “Aturan
alternatif yang menggunakan kekuatan
Adat” yang mengatur tentang aktivitas
(strengths) yang ada untuk mengatasi
wisatawan. Adanya aturan adat ini bisa
ancaman (Threats). Adapun dari segi
diaplikasikan untuk seluruh kalangan dan
kekuatan yaitu terdapat sumber pendanaan
tidak hanya wisatawan tetapi juga pelaku-
penunjang kepariwisataan dari
pelaku pariwisata.
seperti Bank Daerah. Contohnya terdapat
BUMN
Bank Kalbar yang merupakan Bank Usaha Milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
3. Unsur Kesejukan Kesejukan yang ada di Kelurahan
Barat.Adapun dari segi ancaman yaitu
Kampung Dalam Bugis tidak tampak baik.
kurangnya
Hal ini dikarenakan terdapat perkampungan
budaya membuang sampah sembarangan
kumuh yang diperkuat dengan adanya tata
yang akan berdampak pada citra pariwisata
letak perumahan di Kampung Beting
Kota Pontianak.
Kelurahan Kampung Dalam Bugis. Selain
Dari
kepedulian
pemanfaatan
lingkungan
kekuatan
dan
untuk
itu, sungai-sungai yang berada didekat
mengatasi ancaman yang ada peneliti
rumah-rumah
sangat
merumuskan
strategi
alternatif
yaitu
juga
pemanfaatan
Duta
Wisata
dan
terlihat
masyarakat
kumuh.
mengeluhkan
Lurah
juga setempat
mengenai
tata
pasar
tradisional yang ada. Berdasarkan
pengoptimalan
pihak
Mengoptimalkan hasil
pihak
ketiga.
ketiga
dalam
wawancara
pengelolaan taman yang akan diambil alih
diketahui bahwa belum adanya koordinasi
seuntuhnya dalam hal pengurusan dan
yang jelas antara Kelompok Sadar Wisata
tanggung
dengan Kerabat Keraton pengelola objek
membuat taman di lingkungan sekitar objek
wisata Keraton Kadariah karena terdapat
wisata.
jawab.
Pihak
Bank
dapat
kecurigaan dan pemikiran negatif mengenai adanya dana yang membuat Kelompok Sadar
Wisata
ini
sulit
untuk
mengoptimalkan sapta pesona. Unsur
kesejukkan
yang
4. Unsur Kenangan Di Kelurahan Kampung Dalam Bugis, unsur ini terlihat sangat kurang
belum
dikarenakan
tidak buah
berfungsinya
tangan
yang
galeri
optimal berkaitan dengan tata letak dan
penjualan
ada
di
penghijauan di daerah objek daya tarik
Kelurahan Kampung Dalam Bugis. Galeri 8
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang ada disana terlihat selalu tutup dan
apresiasi masyarakat terhadap seni budaya
tidak terkelola dengan baik.Akan tetapi,
daerah.
untuk mendapatkan buah tangan khas
kesadaran masyarakat dalam memelihara
Keraton Kadariah berupa miniatur keraton
dan melestarikan benda bersejarah serta
dan meriam karbit harus didapat di tengah
partisipasi terhadap pariwisata sehingga
kota dengan jarak tempuh 3 km dari
kegiatan-kegiatan maupun potensi obyek
Keraton Kadariah.
wisata
Dalam hal atraksi budaya, Keraton Kadariah yang kental dengan nuansa etnik
Selain
belum
professional
itu
pula,
dapat
kurangnya
dikelola
disamping
promosi
secara yang
kurang.
Melayu seharusnya mampu menampilkan
Banyaknya situs atau benda cagar
atraksi budaya berupa berupa tarian Melayu
budaya di Kota Pontianak pada dasarnya
untuk membuat kenangan yang berarti
menjadi nilai jual yang tinggi baik untuk
untuk wisatawan yang datang. Namun
wisatawan maupun peneliti sejarah. Dari
atraksi budaya yang ada di Keraton
hasil pengamatan peneliti, banyak dari
Kadariah sangat sulit dijumpai berkaitan
Benda Cagar Budaya tidak dijaga dengan
pula
penetapan
baik oleh masyarakat setempat. Hal ini
kegiatan tahunan dalam pariwisata di Kota
dapat dilihat pada situs yang ada di
Pontianak.
Kelurahan Kampung Dalam Bugis yaitu
dengan
tidak
adanya
Dipaparkan bahwa pegelaran atraksi
Keraton Kadariah dan juga Mesjid Jami’,
budaya penyambutan wisatawan hanya
kurangnya penataan yang rapi membuat
dikarenakan
tempat-tempat ini menjadi kurang nilai
travel
atau
adanya biro
kerjasama perjalanan.
dengan Namun,
jualnya
untuk
kerjasama ini hanya dilakukan satu kali.
dengan
Biro
Hal ini dikarenakan keraton memang tidak
kebanyakan travel-travel yang ada lebih
memiliki kerjasama langsung dengan travel
menjual
dan agen perjalanan.
penerbangan maupun yang lainnya. Untuk
Dari pemaparan sebelumnya peneliti merujuk pada pemanfaatan Kelemahan (Weakness)
untuk
memanfaatkan
merebut
atau
travel
penyedia
atau
tiket,
pula Agen
baik
travel paket wisata masih belum ada sampai saat ini.
dan
Adapun dari segi peluang yaitu
(opportunity)
adanya
merumuskan
memiliki nilai ekonomis yang merupakan
strategi alternatif untuk pengoptimalan
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan.
sapta pesona pada unsur kenangan. Adapun
Aktivitas ini berkaitan dengan kreativitas
dari segi kekuatan yaitu masih kurangnya
masyarakat dalam menampilkan eksistensi
sebesar-besarnya
peluang
jasa
wisatawan.Begitu
peneliti
Aktivitas
Seni
Budaya
yang
9 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
seni dan budaya. Hal ini dapat dilihat dari
kegiatan pegelaran seni yang dilaksanakan
adanya hasil karya anak pontianak berupa
secara teratur setiap tahunnya karena dapat
karya foto maupun kerajinan tangan.
menambah nilai jual terhadap seni budaya
Selain itu, pemanfaatan IPTEK yang juga
dapat
digunakan
untuk
di Kelurahan Kampung Dalam Bugis. Wisatawan
akan
memiliki
kesan
dan
mempromosikan seni budaya daerah serta
pengalaman
terhadap
kesenian
Perkembangannya dapat memperluas arus
ditampilkan.
Masuknya
pegelaran
informasi kepariwisataan Kalimantan barat.
Kampung Beting Kelurahan Kampung
Peluang lainnya bahwa Kota Pontianak
Dalam Bugis ini dapat dibuatkan kontrak
sebagai ibu kota provinsi merupakan pusat
kerja dengan travel ataupun biro perjalanan.
pemerintahan, juga sebagai pusat jasa dan
Travel ini dapat dibuat secara khusus hanya
perdagangan,
berkaitan dengan pariwisata yang ada di
semakin
dikenal
dengan
wisata belanja dan wisata kuliner. Dari
pemaparan
secara
yang seni
Kelurahan Kampung Dalam Bugis yang rinci
dinamakan “Travel Beting”.
mengenai peluang yang ada dan juga kelemahan tersebut, peneliti merumuskan strategi agar wisatawan dapat terkenang
D. KESIMPULAN DAN SARAN
ialah melalui “Sampan Pariwisata” dan Travel Beting. “Sampan Pariwisata”, saat
a) Kesimpulan
ini penggunaan sampan hias di daerah alun-
Berdasarkan hasil penelitian yang
alun Kapuas Kota Pontianak menjadi
telah peneliti paparkan terdapat beberapa
sasaran utama wisatawan untuk dapat
hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut
menikmati nuansa Sungai Kapuas pada
:
malam hari. Akan tetapi sampan pariwisata
1. Dari hasil penelitian mengenai Unsur
ini
lebih
angkutan
difungsikan air
yang
sebagai
sekaligus
objek menjual
Keamanan
maka
didapati
bahwa
seharusnya ketenangan dan ketentraman
kerajinan tangan penduduk local serta akan
untuk
wisatawan
membawa wisatawan berkeliling antar gang
Akan
tetapi
di Kelurahan Kampung Dalam Bugis. Hal
dikarenakan
ini juga bertujuan untuk mengenalkan
terlarang oleh penduduk pendatang,
beberapa bangunan lama yang sampai saat
walaupun hanya oknum. Selain itu,
ini masih berdiri kokoh.
Kelurahan Kampung Dalam Bugis juga
Selanjutnya, peneliti menambahkan program akternatif berupa adanya kegiatan-
memiliki kriminalitas
lebih
kondisinya adanya
angka yang
diutamakan. sebaliknya
peredaran
obat
kemiskinan
dan
berbanding
lurus 10
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan mayoritas penduduk sebagai
Dalam Bugis yang terlihat kumuh seperti
buruh.
permasalah
rumah, sungai dan tata letak pasar. Hal
tersebut, sehingga diperlukan strategi
ini dikarenakan memang belum adanya
berdasarkan
dan
tanggapan yang berarti dari pemerintah
Ancaman dengan melihat pada kebijakan
Kota Pontianak dan juga belum adanya
mengenai kebudayaan dan ancaman
koordinasi yang baik antara kelompok
mengenai konflik yang pernah terjadi.
sadar wisata dengan pihak pengelola
Kemudian
pariwisata terkait dengan pendanaan.
Merujuk
pada
analisis
didapati
Kekuatan
sebuah
strategi
alternatif berupa adanya polisi pariwisata
Oleh
yang
strategi alternatif dari analisis yang
memang
penduduk
Kelurahan
Kampung Dalam Bugis.
sebab
itu,
maka
dirumuskan
menggunakan Kekuatan untuk mengatasi
2. Dari unsur ketertiban, sudut pandang
ancaman yaitu adanya sumber penunjang
tertib tidak hanya berbicara mengenai
pendanaan dari BUMN untuk mengatasi
kerapian tetapi juga informasi yang
kurangnya pendanaan dan kurang peduli
disebabkan oleh sumber daya manusia di
masyarakat terhadap lingkungan. Dalam
Kelurahan
Kampung
tergolong
lemah
Dalam
Bugis
hal ini, peneliti mendapatkan strategi
juga
pihak
alternatif
dan
pengelola pariwisata
setempat tidak
Wisata
berupa untuk
pengaktifan
mengajak
Duta
masyarakat
terlalu peduli akan hal ini sehingga juga
peduli dan juga pengelolaan taman yang
menyulitkan kelompok sadar wisata dan
diserahkan sepenuhnya ke pihak ketiga
wisatawan
(BUMN).
menjalankan
rencana
perbaikan dalam hal ketertiban. Dalam
4. Dari segi kenangan, dengan tujuan
hal ini peneliti merumuskan strategi
membuat wisatawan betah dan terkenang
alternatif
Kekuatan
akan kejadian-kejadian yang menarik
untuk memanfaatkan ancaman yaitu
memang tergolong sedikit sulit terutama
berupa kebijakan mengenai ketertiban
di Kelurahan Kampung Dalam Bugis
dan memanfaatkan kondisi masyarakat
dikarenakan belum adanya penetapan
yang masih fanatisme etnis. Selanjutnya,
tanggal tahunan pariwisata di Kelurahan
peneliti mendapatkan strategi alternatif
Kampung Dalam Bugis dan juga tidak
berupa
adanya kerjasama yang baik dengan
melalui
adanya
analisis
Aturan
Adat
yang
mengatur ketertiban.
pihak travel atau biro perjalanan. Oleh
3. Dari segi kesejukkan, berisi tentang penataan pariwisata
wajah di
lingkungan Kelurahan
objek
Kampung
sebab itu, maka strategi yang peneliti gunakan
berdasarkan
mengurangi
analisis
Kelamahan
untuk dengan 11
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
memanfaatkan
peluang
yang
ada.
penuh
langkah
strategis
untuk
Kelemahan tersebut karena kurangnya
mengoptimalkan sapta pesona, maka
kesadaran terhadap seni, budaya, dan
objek daya tarik wisata di Kelurahan
situ cagar budaya serta tidak adanya
Kampung Dalam Bugis akan menjadi
travel
titik wisata yang ramai dikunjungi.
yang
Kelurahan
menjual
Kampung
paket
wisata
Dalam
Bugis.
Peluang
yang
ada
berupa
adanya
aktivitas
seni
yang
memiliki
nilai
2. Untuk
mengatasi
ketertiban,
Dinas
dan
Pariwisata
Kota
beserta
Lurah
dapat
Kebudayaan Pontianak
ekonomis, pemanfaatan IPTEK untuk
mengumpulkan Tokoh Adat setempat
mengekspresikan seni dan budaya lebih
untuk merumuskan sebuah kebijakan
kreatif dan inovatif. Oleh sebab itu,
mengenai
peneliti merumuskan strategi alternatif
Kampung Dalam Bugis yang dikaitkan
berupa pemanfaatan Sampan Pariwisata
dengan Aturan Adat setempat. Jika
dan pembuatan paket wisata melalui
pengoptimalan
travel yang dimiliki oleh Kelurahan
Kelurahan Kampung Dalam Bugis sudah
Kampung Dalam Bugis.
baik, maka kelompok sadar wisata dapat
ketertiban
di
sapta
Kelurahan
pesona
di
membuat tarif terhadap layanan wisata. Akan tetapi jika layanan wisata dan
b) Saran 1. Untuk
mengatasi
Keamanan
dapat
pengoptimalan sapta pesona belum baik,
menjalankan strategi alternatif berupa:
tentunya wisatawan juga akan merasa
menjalankan
kecewa dan berat hati untuk membayar
koordinasi
yang
baik
dengan Kelompok Sadar Wisata dan juga mengajak Lurah dan RT/RW setempat
untuk
meningkatkan akan
ikut
bekerja
kesadaran
pariwisata
dan
tarif bahkan datang berkunjung. 3. Untuk mengatasi Kesejukkan, Lurah
sama
setempat dapat menjalankan kerjasama
masyarakat
yang baik dengan BUMN yang ada
mengadakan
disekitar
lokasi
pariwisata
dan
pemilihan Polisi Pariwisata. Masyarakat
mengkoordinasikan
sebenarnya
mempertahankan
pengelolaan taman untuk kepentingan
keamanan secara bersama-sama dan
kepariwisataan di Kelurahan Kampung
menyadari
bahwa
Dalam Bugis. Kelompok sadar wisata
merupakan
langkah
mampu
kepariwisataan besar
menuju
mengenai
beserta RT/RW juga dapat berkontribusi
peningkatan taraf hidup yang lebih baik.
untuk
Jika
memelihara lingkungan terutama pada
masyarakat
pariwisata
dapat
beserta
pengelola
mendukung
secara
mengajak
masyarakatnya
lingkungan di sekitar pasar tradisional. 12
ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Bagi Pengelola Wisata dan Masyarakat
memegang peranan sebagai kemudi
di Kelurahan Kampung Dalam Bugis
kapal yang akan mengarahkan pariwisata
agar tidak memandang seluruh program
setempat menjadi lebih baik.
dengan harapan pamrih, karena pada dasarnya pengoptimalan sadar wisata ini akan memiliki banyak manfaat nantinya
E. REFERENSI
untuk lingkungan sekitar dan masyarakat luas. Selain itu, ada baiknya pula untuk
1.
tetap menjaga lingkungan penghijauan
Abidin, Erdi. 2008. Kalimantan Barat Multikultural dan Pariwisata. Jakarta: Kementerian Kebudayaan & Pariwisata.
dan bebas dari sampah untuk dapat
Pengarang dalam Buku
menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan yang berkunjung. 4. Untuk
mengatasi
Unsur
Kenangan,
masyarakat setempat dapat membentuk Travel atau Agen Perjalanan menjual
paket
wisata
yang
Kelurahan
Kampung Dalam Bugis. Pada sistem permodalanm membuka usaha ini dapat memanfaatkan peminjaman dari credit union yang ada. Setelah adanya travel Beting ini, selanjutnya dapat membuat agenda
yang
menggencarkan
menarik promosi
ke
dan banyak
daerah di Indonesia. Kelompok Sadar Wisata juga dapat mempromosikan seni dan
Alqadrie, Syarif Ibrahim. 2008. Identitas Budaya dan Kompetitif Lokal dalam Pengembangan sektor Kepariwisataan di Kalimantan Barat. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI.
budaya
daerah,
dengan
mengembalikan
eksistensi
permainan
seni budaya hadrah dan zapin di Keraton Kadariah. Kelompok sadar wisata juga harus membentengi diri terlebih dahulu dengan keikhlasan dalam bekerja dan mengutamakan kepentingan bersama.
Amir, M. Taufiq. 2012. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bryson, John. M. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, Burhan. 2003. Analisis DataPenelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologiis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo. Departemen Kebudayaan & Pariwisata Republik Indonesia. 2008. Kalimantan Barat Multikultural dan Pariwisata. Jakarta: Kementerian Kebudayaan & Pariwisata. Dewi, Ike Janita. 2011. Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggungjawab (Responsible Tourism Marketing). Jakarta: Kementerian Kebudayaan & Pariwisata Republik Indonesia, Pinus Book.
Peran kelompok sadar wisata yang sangat besar bagi masyarakat setempat 13 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
__________. 2010. Pelembagaan Etos dan Prinsip: Pemasaran Pariwisata yang Bertanggungjawab (Responsible Tourism Marketing). Jakarta: Kementerian Kebudayaan & Pariwisata Republik Indonesia, Pinus Book.
Muhammad, Suwarsono. 2012. Strategi Pemerintahan: Manajemen Organisasi Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Musanef. 1995. Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Profil Daya Tarik Wisata Unggulan Kalimantan Barat. Jakarta: Dinas Pariwisa dan Ekonomi Kreatif.
Pendit, Nyoman S. 1994.Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi. Denpasar : PT. Upada Sastra.
Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Pariwisata. Bahan Baku Penyuluhan Sadar Wisata. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Pariwisata. Gel Gel, I Putu. 2006. Industri Pariwisata Indonesia dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS-WTO); Implikasi Hukum & Antisipasinya.Bandung: PT. Refika Aditama. Hamdani. 2004. Mata Pelajaran Muatan Lokal: Pelajaran Pariwisata untuk Sekolah Dasar Kelas V. Pontianak: Romeo Grafika Pontianak. Heene, Desmidt, Afiff, Abdullah. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung: PT Refika Aditama. Karyono, Hari A. Kepariwisataan.Jakarta : Grasindo.
1997.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Strategi: Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Koentjaraningrat. 1985. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Jakarta: PT. Gramedia. Martodirdjo, Haryo s.1991. Pedoman Penulisan Skripisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran. Bandung : FISIP UNPAD.
Pitana, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. __________. 1990. Ilmu Pariwisata: Sebuah Penguatan Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Rangkuty, Freddy. 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sedarmayanti. 2005. Membangun Kebudayaan & Pariwisata: Bunga Rampai Tulisan Pariwisata. Bandung: PT. Mandar Maju. Strong, C.F. Modern Political Constitutions: An Introduction to the Comparative Study of Their History and Existing Form.London: Sidgwick & Jackson, 1963 dalam bukunya Miriam Budiardjo, 1982 Dasar-Dasar Ilmu Politik. Soekanto, Soerjono.2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru, Jakarta: Rajawali Pers Sugiantoro, Ronny. 2000.Pariwisata: Antara Obsesi & Realita. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Sugiyono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cetakan ketujuh. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
14 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Suwantoro, Gamal. 2004.Dasar-Dasar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Tohardi, A. 2008.Petujuk Praktis Menulis Skripsi. Cetakan Pertama, CV. Penerbit Mandar Maju : Bandung. __________. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Cetakan Pertama. Pontianak: Prodi IP FISIP UNTAN 2011. Wulandari, 2008. Kalimantan Barat Multikultural dan Pariwisata. Jakarta: Kementerian Kebudayaan & Pariwisata. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Pariwisata. Bandung : Angkasa
Ilmu
________. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung : Angkasa
2.
Pengarang dalam Jurnal
Paramasari, Dian Andhiny. 2009. Strategi Dinas Koperasi Dan Ukm Kota Surakarta dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM). Skripsi. Surakarta: Jurusan Ilmu Administrasi Universitas Sebelas Maret. Rudiansyah. 2012.Implementasi Kebijakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang dalam Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat. Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Tanjungpura. Satrio, Fuaddianto Fajar. 2013. Koordinasi Lintas Sektoral dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Landak. Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Tanjungpura.
Kecamatan Pontianak Timur. Tesis. Pontianak: Program Studi Sosiologi Universitas Tanjungpura Syahputra, Azan. 2012. Peranan Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dalam Pengelolaan Pariwisata di Pantai Pulau Datuk Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Tanjungpura.
3.
Rujukan Peraturan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
4.
Rujukan Elektronik
Tribunnews. 2014. http://pontianak.tribunnews.com/2014/06/0 7/ts (di Kunjungi pada 3 Juni 2014) Tribun Pontianak Interaktif https://www.facebook.com/ permalink. php? Story _fbid =613 915 221956617&id=192139877467489 (dikunjungi pada 5 Juni 2014) Kalisuci Cave Tubing, 2014, Profil Kalisuci. Kalisucicavetubing. blogspot.com /search/label/Profil?m=1. Tanggal di akses 12 Juli 2014.
Suriyadi. 2006. Kehidupan Masyarakat Miskin di Perkampungan Kumuh Daerah Beting Kelurahan Kampung Dalam Bugis 15 ASSAKINAH, NIM. E42011001 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat.