Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENANGKAPAN IKAN DARI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK NELAYAN (Di Desa Terayak, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna) Oleh: INDRA SAFAWI NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis pemberdayaan masyarakat melalui program penangkapan ikan serta mendeskripsikan pemanfaatan bantuan alat penangkap ikan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Untuk Nelayan di Desa Terayak, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna. Permasalahan mengenai pemberdayaan masyarakat nelayan ini sangat menarik untuk diteliti disebabkan oleh rendahnya harga jual ikan, penangkapan ikan secara tradisional tidak maksimal, nelayan tidak bisa bekerja pada saat cuaca buruk, hasil tangkapan ikan yang sedikit tidak bisa di jual di penampungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan dan pemanfaatan berbagai sumberdaya yang terkandung didalam perairan laut, baik berbagai jenis ikan dan biota laut yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan nelayan. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan nelayan-nelayan yang aktif melakukan penangkapan penuh untuk memenuhi kebutuhan hidup, Kepala Desa dan beberapa masyarakat yang memiliki aktifitas selain nelayan serta tokoh-tokoh masyarakat. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang melaksanakan langsung pada suatu keadaan, situasi, dan peristiwa yang terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan serta melihat aktifitas nelayan dalam pengoperasian alat tangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bagi rumah tangga mereka di Desa Terayak, Kecamatan Subi. Hasil dari penelitian adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, tersedianya prasarana dan sarana produksi lokal, dan terciptanya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif sehinga masyarakat nelayan sedikit bisa terlepas dari kmiskinan karena terdapat bantuan dari pemerintah berupa mesin diesel, pukat dan bubu. Dengan adanya mesin nelayan bisa pergi jauh dari pantai untuk melaut dibandingkan dengan menggunakan perahu, dan bantuan berupa pukat dan bubu juga membantu mereka dalam segi jumlah peralatan, dulu nelayan hanya mempunyai beberapa jumlah panjang pukat dan beberapa buah bubu saja namun dengan adanya bantuan ini setiap peralatan tangkap ikan mereka bertambah jumlah panjang pukat dan jumlah bubu. Dengan adanya bantuan ini masyarakat nelayan tertolong dari segi ekonomi, dan harapan untuk nelayan agar bisa memanfaatkan alat penangkapan ikan secara maksimal. Kata-kata kunci: kemiskinan, pemberdayaannelayan, dan alat tangkapan ikan.
1 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH FISHING PROGRAM OF THE DEPARTMENT OF MARINE AND FISHERY FOR FISHERMEN (In the Village Terayak, District Subi, Natuna regency) Abstract Writing this article aims to describe the type of community empowerment through fishing and to describe the use of fishing equipment assistance from the Department of Marine and Fisheries For Fishermen in the village Terayak, District Subi, Natuna regency. Problems regarding the empowerment of fishing communities is very interesting to study due to the low selling price of fish, fishing has traditionally not optimal, fishermen can not work when the weather is bad, catches bit can not be sold in the shelter. The method used in this research is descriptive qualitative method to obtain information on the management and utilization of resources contained in sea water, good variety of fish and marine life that used to meet the needs of fishermen. Researchers conducted in-depth interviews with fishermen who are active in full arrest to make ends meet, the village head and some people who have activities other than fishing as well as public figures. The observations were made by conducting observation and recording of symptoms seen in conducting research object directly to a situation, circumstances, and events that happened. In this study, the researchers directly observed the implementation of the fishing done by the fishermen as well as view the activities of fishermen in the operation of fishing gear to meet the needs of the economy for their household in the village Terayak, District Subi. Results of the study is the fulfillment of basic human needs, the availability of infrastructure and facilities for local production, and the creation of productive economic activities so that fishing communities can be detached from the bit kmiskinan because there is support from the government in the form of a diesel engine, gillnets and fish traps. With the machine fishermen could go far from the shore into the sea compared to the boat, and aid in the form of gillnets and fish traps also help them in terms of the amount of equipment, used to be a fisherman with a few number of long trawl and some fruit traps alone but with the help of any equipment they increased the number of fishing trawler length and the number of traps. With the help of this community of fishermen helped in terms of economy, and expectations for fishermen in order to take advantage of fishing gear to the fullest. Keywords: poverty, empowerment of fishermen, and fish catches tools.
A. PENDAHULUAN
waktu berkebun dan mengandalkan hasil kebunnya. Sementara itu, yang tidak punya
1.
Latar Belakang Masalah
asset kebun atau kerja lain hanya bekerja
Nelayan sebagai profesi mayoritas
seadanya dan menghabiskan tabungan dari
masyarakat Desa Terayak tidak bisa
tangkapan ikan bulan-bulan sebelumnya,
diartikan sebagai ’profesi tetap-sepanjang
atau malah terpaksa berhutang jika sedang
tahun’. Jika sedang Musim Angin Utara
membutuhkan uang dalam jumlah besar.
(September-Desember), ombak di perairan
Selain
Laut Natuna dan Laut Cina Selatan begitu
penghasilan para nelayan yang begitu
tinggi hingga rata-rata mencapai lebih dari
tergantung musim tersebut, para nelayan
3 meter. Pada masa empat bulan itulah,
juga masih memiliki
masalah klasik
para nelayan ’absen’ melaut. Mereka yang
mengenai
hasil-hasil
memiliki aset kebun untuk sementara
mereka. Mereka lebih sering menjual hasil
menipisnya
perekonomian
pemasaran
dan
laut 2
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tangkapan mereka sendiri ke ’penampung
mereka tidak bisa pergi melaut jauh hanya
tunggal’ (taukek), untuk kemudian dijual
sebatas di pesisir pantai saja selain tidak
lagi ke pedagang dari Hongkong atau
mampu berdayung juga tidak mampu
Vietnam melalui transaksi langsung di
menempuh ombak yang begitu besar. Alat
tengah laut. Dengan demikian, harga dapat
penangkapan ikan merupakan sarana yang
diatur sekehendak si taukek, menyesuaikan
diperlukan
dengan situasi dan keuntungan maksimal
aktivitas
yang bisa diraih. Nelayan pun akan
Diniah (2008), alat penangkapan ikan
dirugikan dengan harga jual yang kurang
adalah alat atau peralatan yang digunakan
pantas.
untuk menangkap atau mengumpulkan
nelayan
untuk
penangkapan
melakukan
ikan.
Menurut
Di Desa Terayak kecamatan Subi
ikan. Alat tangkap ini biasanya disesuaikan
jumlah penduduknya 381 jiwa terdiri dari
dengan tingkah laku ikan yang menjadi
197 jiwa laki-laki dan 184 jiwa perempuan
target penangkapan dan habitatnya.
termasuk pelajar dan mahasiswa.
Masyarakat nelayan melaut karena
Tabel 1 Jenis Alat Tangkap Nelayan Desa Terayak Tahun 2015 Jenis Alat Tangkap Jiwa Ikan 1 Pukat 23 2 Pancing 10 3 Bubu 4 Jumlah 37 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kecamatan Subi, Tahun 2015. No.
menggunakan alat yang tradisional hanya bisa melaut disepanjang pesisir pantai, hasil
tangkapan
sehingga
untuk
ikannya
pun
memenuhi
sedikit
kebutuhan
hidup mereka sehari-hari pun susah. Kadang mereka dapat lebih kadang pula kurang yang hanya bisa memenuhi untuk satu kali melaut saja. Jika hasil tangkapan
Masyarakat
tradisional
sedikit dan tidak bisa memenuhi kebutuhan
Desa Terayak melakukan penangkapan
untuk besok maka mereka setiap hari
ikan yang menggunakan alat sederhana
melaut tanpa lelah, jika tidak melaut
dan menggunakan kapal tanpa mesin
mereka tidak ada persediaan untuk besok
(perahu) dan kapal dengan menggunakan
harinya, inilah yang membuat masyarakat
mesin skala kecil berukuran 1 GT (gross
nelayan
ton).
memperdulikan
Masyarakat
nelayan
nelayan
yang
tetap
bekerja keadaan
alam.
tanpa Jika
menggunakan kapal tanpa mesin (perahu)
keadaan cuaca baik mereka lebih leluasa
biasanya mereka pergi melaut lebih awal
melaut tetapi jika cuaca buruk mereka
mulai dari terbit pajar sampai matahari
hanya melaut sebentar saja atau beberapa
mulai terbenam. Adapun masyarakat yang
jam saja karena tidak mampu dengan
menggunakan kapal tanpa mesin (perahu)
keadaan cuaca yang buruk. Menangkap 3
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
ikan membutuhkan peralatan dan teknik
yang diharapakan pemerintah. Banyak
atau cara yang tepat untuk menangkap
kesalahan yang terjadi dalam masyarakat
ikan, baik yang masih traditional maupun
nelayan yang menerima modal berupa
yang
modern
“uang” tersebut. Di Desa Terayak sendiri
(Ayodhyoa, 1981). Dengan penghasilan
tercatat kesalahan yang dilakukan adalah
yang
mereka
menggunakan teknologi
sedikit
ini
banyak
masyarakat
tidak
mempergunakan
modal
nelayan yang masih kekurangan dalam
tersebut untuk keperluan peralatan nelayan
kebutuhan sehari-hari. Menurut Silian
namun di pergunakan untuk keperluan
(2011), Penangkapan ikan adalah kegiatan
dalam rumah tangga seperi membeli
yang bertujuan untuk memperoleh ikan
barang-barang elektronik.
perairan
yang
tidak
keadaan
Dengan adanya bantuan baru dari
dibudidayakan dengan alat atau cara
pemerintah berupa mesin diesel, pukat dan
apapun yang tidak dilarang termasuk yang
bubu masyarakat nelayan Desa Terayak
menggunakan
yang
kapal
dalam
untuk
memuat,
mana
mereka
dulu
hanya
mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
mempergunakan perahu dayung dan alat
atau mengawetkan ikan. Penangkapan ikan
seadanya
merupakan salah satu profesi yang telah
menggunakan perahu bermesin dan alat
lama dilakukan oleh manusia. Untuk
tangkapan
memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan
Masyarakat nelayan Desa Terayak yang
yang menggunakan alat tangkap sederhana
menggunakan perahu dayung hanya bisa
maka pemerintah mengambil tindakan
melaut disepanjang pesisir pantai saja dan
yaitu memberi bantuan kepada nelayan
tidak bisa berpergian jauh dari pantai
yang
Dinas
karena tidak mampu berdayung dan juga
Kelautan dan Perikanan Kecamatan Subi
cuaca buruk. Alat yang mereka gunakan
berupa alat tangkap ikan dan kapal.
hanya sedikit saja seperti pukat hanya
kurang
mampu
melalui
saja
ikan
kini
pun
mereka
bisa
bertambah.
Adapun jenis alat tangkap ikan
beberapa meter saja begitu juga bubu
yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan
hanya belasan buah saja. Dengan adanya
Perikanan Kecamatan Subi adalah seperti
bantuan pemerintah ini masyarakat nelayan
mesin diesel, pukat (jaring), dan bubu.
yang berdayung kini sudah memakai
Sebelum adanya bantuan ini, pemerintah
perahu bermesin dan jangkauan untuk
juga
pemberian
melaut sudah melepas pantai dalam arti
bantuan berupa modal langsung yaitu
jauh dari pesisir pantai. Mereka juga bisa
berupa “uang”, namun bantuan berupa
menempuh gelombang dan cuaca buruk.
sudah
mengadakan
modal ini tidak berjalan dengan semestinya 4 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Alat yang mereka gunakan pun
Bantuan
ini
tidak
sudah bertambah seperti pukat dulu hanya
masyarakat
ada 100 meter sekarang bisa 200-300
masyarakat yang terpilih atau kurang
meter dan juga bubu yang mana mereka
mampu saja, seperti nelayan yang kurang
memiliki belasan buah saja namun dengan
mampu, tidak memiliki peralatan tangkap
bantuan ini menjadi 30-50 buah, dan juga
yang lengkap dan memiliki tanggung
sangat berpengaruh sekali dengan hasil
jawab yang besar dalam rumah tangga
tangkapan ikan. Sebelum bantuan ini
yaitu biaya pendidikan sekolah anak-anak
mereka hanya mendapatkan ikan rata-rata
dan
perhari dibawah 10Kg dengan hasil jual
program
ikan yang sangat murah yaitu Rp5000,- -
meningkatkan kesejahteraan
Rp7000,- saja. Setelah bantuan ini mereka
di
dapati hasil tangkapan ikan pun bertambah
pelaksanaan
jumlahnya dari 10Kg menjadi 25Kg -
sepenuhnya dievaluasi sebagai salah satu
50Kg dan hasil jualnypun bertambah
upaya
sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup
pengembangan
sehari-hari. Namun masyarakat nelayan
sehingga tujuan dari program tersebut
sering mengeluh dengan hasil harga jual
dapat
ikan yang begitu murah sehingga mereka
masyarakat
pesisir.
harus lebih giat lagi bekerja demin
dipandang
perlu
keluarga. Kemiskinan seolah-olah telah
penelitian
tentang:
melekat
kehidupan
Masyarakat Melalui Program Penangkapan
masyarakat pesisir, khususnya nelayan,
Ikan Dari Dinas Kelautan Dan Perikanan (
tingkat
Di
akrab
dalam
pendapatannya
hanya
Rp300.000/bulan/kepala (Kusumastanto.T,
sekitar keluarga
2003).
mengingat
Indonesia
kebutuhan
laut
sumberdaya
juga yang
terdapat memiliki
Desa
untuk
Adanya
masyarakat
Oleh
program
mampu
karenanya
tersebut
harus
perbaikan dalam
Terayak
dan
pengelolaannya,
sepenuhnya
oleh
Oleh karena untuk
itu
melakukan
“Pemberdayaan
Kecamatan
Subi
Kabupaten Natuna)”
2.
memiliki
berbagai
Identifikasi Permasalahan a)
menjamin
Penangkapan
ikan
secara
tradisional tidak maksimal. b) Nelayan tidak bisa bekerja pada
potensi
ekonomi tinggi yang semestinya dapat dimanfaatkan
tersebut.
untuk
tetapi
diharapkan
dirasakan
wilayah laut yang sangat luas. Di dalam wilayah
sehari-hari.
tersebut
daerah
dapatkan
Citra
kemiskinan nelayan sesungguhnya suatu ironi,
nelayan
semuanya
saat cuaca tidak buruk. c)
Hasil jual tangkapan ikan dengan harga murah.
kesejateraan nelayan dan keluarganya. 5 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
d) Hasil tangkapan ikan yang sedikit
6.
tidak bisa di jual di penampungan.
Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan nantinya
3.
mampu mengembangan konsep tentang
Fokus Masalah Dilihat dari uraian latar belakang
sejauh
mana
dapat disimpulkan bahwa masalah yang
nelayan
di
dihadapi
beradaptasi
masyarakat
nelayan
adalah:
kehidupan Desa
masyarakat
Terayak
dengan
dalam
lingkungannya
masalah hasil penjualan ikan yang sangat
khususnya lingkungan perairan laut yang
murah dibandingkan dengan harga bahan
merupakan sumber mata pencahariaan bagi
pokok dan bahan bakar minyak (BBM).
masyarakat
dan
masyarakat 4.
nelayan
kehidupan
Desa
Terayak,
Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna.
Perumusan Masalah Bagaimana pemerintah melakukan
Pemberdayaan
mata
Masyarakat
b) Manfaat Praktis
Melalui
Secara
praktis
penelitian
ini
Program Penangkapan Ikan Dari Dinas
diharapkan
Kelautan dan Perikanan Kecamatan subi
suatu
berupa mesin diesel, pukat, dan bubu
khalayak, masyarakat pada umumnya,
secara maksimal guna menaikan jumlah
serta mahasiswa lain pada umumnya serta
hasil tangkapan nelayan?
memberikan kepada
5.
akan
mampu
memberikan
informasi
kepada
pemerintah
inspirasi
mahasiswa
penelitian-penelitian
Tujuan Penelitian
serta
dalam yang
motivasi melakukan
menyangkut
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah:
tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui
a)
Mendeskripsikan jenis pemberdayaan
Program Penangkapan Ikan Dari Dias
masyarakat
program
Kelautan dan Perikanan Untuk Nelayan
penangkapan ikan dari Dinas Kelautan
bertepatan di Desa Terayak Kecamatan
dan Perikanan yang diberikan kepada
Subi Kabupaten Natuna Kepulauan Riau.
melalui
Nelayan Di Desa Terayak, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna. b)
Mendeskripsikan
pemanfaatan
B. TINJAUAN PUSTAKA
bantuan alat penangkap ikan dari Dinas Kelautan dan Perikanan untuk
1.
Nelayan di Desa Terayak, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna.
Konsep Pemberdayaan Konsep
pemberdayaan
dalam
wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan
dengan
konsep
mandiri, 6
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan.
mangatur daya tahan terhadap persoalan-
Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan
persoalan spesifik seperti fluktuasi harga,
pada kekuatan tingkat individu dan sosial.
ketidakpastian
Menurut McArdle (1989) mengartikan
adaptasi dapat dibedakan dalam dua
pemberdayaan sebagai proses pengambilan
bentuk yaitu diversifikasi dan intensifikasi
keputusan oleh orang-orang yang secara
(Riyadi, 2003). Mereka pada umumnya
konsekuen
tinggal
melaksanakan
keputusan
hasil
dipantai,
panen.
sebuah
Strategi
lingkungan
tersebut. Orang-orang yang telah mencapai
pemukiman yang dekat dengan lokasi
tujuan
kegiatannya (Mulyadi, 2007).
kolektif
diberdayakan
kemandiriannya, keharusan
bahkan
Masyarakat
nelayan
adalah
masyarakat yang hidup, tumbuh, dan
sendiri
dan
berkembang di kawasan pesisir, yakni
akumulasi pengetahuan, keterampilan serta
suatu kawasan transisi antara wilayah darat
sumber lainnya dalam rangka mencapai
dan
tujuan mereka tanpa bergantung pada
Pemberdayaan
pertolongan dari hubungan eksternal.
diartikan sebagai usaha-usaha sadar yang
usaha
lebih
merupakan diberdayakan
melalui
untuk
melalui
mereka
wilayah
bersifat 2.
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Pemberdayaan masyarakat adalah
upaya
untuk
menciptakan
laut
(Kusnadi,
masyarakat
terencana,
berkesinambungan
2009). nelayan
sistematik, untuk
dan
membangun
kemandirian sosial, ekonomi dan politik
atau
masyarakat nelayan dengan mengelola
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik
potensi sumberdaya yang mereka miliki
secara individu maupun berkelompok,
untuk mencapai kesejahteraan sosial yang
dalam memecahkan berbagai persoalan
bersifat berkelanjutan (Satria, 2001).
terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Upaya
3.
Konteks Masyarakat Nelayan
pemberdayaan masyarakat pesisir dapat
Menurut Kusnadi (2003) ada dua
dilakukan melalui pemberian wewenang
sebab
kepada
proses
nelayan, yaitu sebab yang bersifat internal
untuk
dan
masyarakat
pengambilan
keputusan
dalam sendiri
yang
menyebabkan kemiskinan
bersifat
eksternal.
Sebab-sebab
mengembangkan pilihan-pilihan adaptasi
internal ini mencakup masalah :
terhadap perubahan lingkungan dan sosial.
a) Keterbatasan kualitas sumber daya
Pentingnya memperhatikan aspek strategis adaptasi memungkinkan
yang
dikembangkan
masyarakat
manusia nelayan, b) Keterbatasan
pesisir
kemampuan
modal
usaha dan teknologi penangkapan, 7
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
c) Hubungan
kerja
(pemilik
7) Terbatasnya peluang-peluang kerja di
buruh)
dalam
sektor non perikanan yang tersedia di
penangkapan
yang
perahunelayan organisasi dianggap
kurang
menguntungkan
desa-desa nelayan, 8) Kondisi
nelayan buruh, d) Kesulitan
alam dan fluktuasi musi
yang tidak memungkinkan nelayan
melakukan
diversifikasi
usaha penangkapan,
melaut sepanjang tahun, dan 9) Isolasi geografis desa nelayan yang
e) Ketergantungan yang tinggi terhadap
mengganggu mobilitas barang, jasa,
okupasi melaut, dan
modal dan manusia.
f) Gaya hidup yang dipandang boros
Selanjutnya
Mulyadi
(2007)
sehingga kurang berorientasi ke masa
mengatakan bahwa sesungguhnya, ada dua
depan.
hal
Sebab-sebab
eksternal
ini
utama
yang
terkandung
dalam
kemiskinan, yaitu kerentanan dan ketidak
mencakup masalah :
berdayaan.
1) Kebijakan pembangunan perikanan
dialami, orang miskin akan mengalami
yang
lebih
berorientasi
produktivitas
untuk
pada
menunjang
kesulitan
Dengan
untuk
kerentanan
menghadapi
yang
situasi
darurat. Ini dapat dilihat pada nelayan
pertumbuhan ekonomi nasional dan
perorangan
parsial,
kesulitan untuk membeli bahan bakar
2) Sistim pemasaran
hasil perikanan
untuk
misalnya,
keperluan
mengalami
melaut.
Hal
ini
yang lebih menguntungkan pedagang
disebabkan sebelumnya tidak ada hasil
perantara,
tangkapan yang bisa dijual, dan tidak ada
3) Kerusakan ekosistem pesisir dan laut
dana cadangan yang dapat digunakan
karena pencemaran dari wilayah darat,
untuk keperluan yang mendesak. Hal yang
praktik penangkapan dengan
bahan
sama juga dialami oleh nelayan buruh,
kimia, pengrusakan terumbu karang,
mereka merasa tidak berdaya dihadapan
dan
para
konservasi
hutan
bakau
di
kawasan pesisir,
tidak ramah lingkungan, hukum
teknologi
telah
yang diterimanya dirasakan tidak adil. Keterbatasan kepemilikan aset adalah ciri
yang
lemah
terhadap perusak lingkungan, 6) Terbatasnya
yang
mempekerjakannya, meskipun bagi hasil
4) Penggunaan peralatan tangkap yang
5) Penegakan
juragan
umum masyarakat nlayan yang miskin, hal ini tergambar dari kondisi rumah.
pengolahan
hasil tangkapan pascapanen, 8 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
4.
Pengertian
dan
Penggolongan
5.
Alasan Pemberdayaan Nelayan Hikmat
Nelayan
(2006),
mengemukakan
Nelayan adalah suatu kelompok
bahwa pemberdayaan dapat merupakan
masyarakat yang kehidupannya tergantung
salah satu upaya untuk mengaktualisasikan
langsung pada hasil laut, baik dengan cara
potensi
melakukan penangkapan ataupun budi
masyarakat. Berbagai aspek yang perlu
daya (Mulyadi 2007). Nelayan identik
diperhatikan
dengan
lemahnya
masyarakat, antara lain bagaimana suatu
kemampuan modal, posisi tawar dan akses
inovasi yang lebih maju dapat bermanfaat
pasar (Siswanto 2008). Menurut Charles
bagi masyarakat, bagaimana budaya lokal
(2001), kelompok nelayan dapat dibagi
(termasuk kearifan lokal), bagaimana pula
empat kelompok yaitu:
mekanisme pelaksanaan dan pembiayaan
keterbatasan
1) Nelayan fishers),
aset,
subsisten yaitu
menangkap
(subsistence
nelayan
yang
hanya
untuk
ikan
asal
sudah
dalam
6.
pemberdayaan
sasaran
pemberdayaan
masyarakat pesisir, khususnya nelayan
aboriginal fishers), yaitu nelayan yang
diformulasikan sebagai berikut :
sedikit banyak memilik karakter yang
1) Terpenuhinya
sama
dengan
kelompok
oleh
Strategi Pemberdayaan Nelayan Adapun
(native/indigenous/
dimiliki
pembangunan tersebut.
memenuhi kebutuhan sendiri, 2) Nelayan
yang
pertama,
kebutuhan
dasar
manusia yang terdiri dari sandang,
namun memiliki juga hak untuk
pangan,
melakukan aktivitas secara komersial
pendidikan.
walaupun dalam skala yang sangat
2) Tersedianya
kecil,
papan,
kesehatan
dan
prasarana dan sarana
produksi lokal yang memungkinkan
3) Nelayan rekreasi (recreational/sport
masyarakat dapat mengakses dengan
fishers), yaitu orang-orang yang secara
harga murah dan berkualitas yang
prinsip
baik.
melakukan
kegiatan
penangkapan hanya sekadar untuk
3) Meningkatnya
kesenangan atau berolah raga, dan 4) Nelayan fishers), menangkap
komersial yaitu ikan
masyarakat
(commercial
peran kelembagaan sebagai
wadah
aksi
kolektif untuk mencapai tujuan tujuan
mereka
yang
individu.
untuk
tujuan
4) Terciptanya
kegiatan-kegiatan
komersial atau dipasarkan baik untuk
ekonomi produktif di
daerah yang
pasar domestik maupun pasar ekspor.
memiliki ciri-ciri berbasis sumberdaya 9
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
lokal, pasar yang jelas, berkelanjutan berdasarkan dimiliki
kapasitas
dan
5) Membangun solidaritas serta aksi
sumberdaya,
dilaksanakan
kolektif di tengah
serta
berdampak bagi masyarakat
Kelima
lokal,
masyarakat.
pendekatan
ini
dilaksanakan
dengan
dan dengan menggunakan teknologi
memperhatikan secara sungguh-
maju
sungguh
tepat guna yang berasal dari
proses pengkajian dan penelitian.
aspirasi,
keinginan,
kebutuhan, pendapatan, dan potensi
5) Terciptanya jaringan transportasi dan
sumberdaya
komunikasi yang memadai, sebagai
yang
dimiliki
masyarakat nelayan.
basis jaringan ekonomi, baik antara kawasan pesisir maupun antara pesisir
7.
Kerangka Pikir Penelitian
dan pedalaman.
Dalam
6) Terwujudnya
struktur
ekonomi
Pemberdayaan
penelitian
tentang
Masyarakat
Melalui
Indonesia yang berbasis pada kegiatan
Program Penangkapan Ikan Dari Dinas
ekonomi di wilayah pesisir dan laut
Kelautan dan Perikanan Untuk Nelayan
sebagai
dan
yang mana nelayan harus bisa dan benar-
pendayagunaan sumberdaya alam laut.
benar menjaga dan menggunakan alat
wujud
Menurut
pemanfaatan
Nikijuluw
(2002),
penangkapan ikan sesuai dengan apa yang
menegaskan bahwa: ada lima pendekatan
telah
pemberdayaan masyarakat nelayan yaitu:
menambah
1) Penciptaan lapangan kerja alternatif
diberikan jumlah
pemerintah hasil
guna
tangkapan.
Sebelum adanya bantuan alat penangkapan
sebagai sumber pendapatan lain
ikan
masyarakat
nelayan
hanya
bagi keluarga;
memperoleh hasil tangkapan sedikit dan
2) Mendekatkan masyarakat dengan
harga jual ikan pun sangat murah, sehingga
sumber modal dengan penekanan
masyarakat nelayan tidak bisa memenuhi
pada
kebutuhan hidupnya yang mana harga jual
penciptaan
mendanai
diri
mekanisme sendiri
(self
financing mechanism);
ikan murah, penangkapan ikan secara tradisional tidak maksimal, nelayan tidak
3) Mendekatkan masyarakat dengan
bisa bekerja pada saat cuaca tidak baik dan
sumber teknologi baru yang lebih
hasil tangkapan ikan yang sedikit tidak
berhasil dan berdaya guna;
bisa di jual di penampungan serta harga
4) Mendekatkan masyarakat dengan
bahan bakar minyak solar mahal.
pasar; serta
Jika merka mendapatkan sedikit tangkapan
tidak
kemungkinan
bisa 10
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mencukupi biaya melaut seperti kebutuhan
untuk mencapai kesejahteraan sosial yang
solar, makanan dan peralatannya. Dengan
bersifat
keadaan seperti ini Dinas Kelautan dan
pemberdayaan ini masyarakat nelayan
Perikanan
alat
memiliki rencana melaut yaitu untuk
program
memperoleh hasil tangkapan ikan yang
pemberdayaan masyarakat seperti mesin
banyak jika keadaan cuaca baik, namun
diesel sebagai penggerak perahu, pukat dan
jika cuaca buruk maka rencana mereka
bubu sebagai penambah jumlah peralatan
untuk memperoleh tangkapan ikan gagal.
dan hasil tangkapan ikan bisa maksimal.
Secara sistematik yaitu cara kerja nelayan
Program pemberdayaan masyarakat ini
dari mulai berangkat sampai pulang untuk
bertujuan untuk mensejahterakan nelayan
mendaptkan hasil tangkapan ikan yang
dan memperbaiki taraf hidup para nelayan
banyak.
miskin, terpenuhinya
dasar
berkesinambungan adalah apakah nelayan
terdiri dari sandang,
ini akan terus bekerja sebagai nelayan atau
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan,
tidak dan begitu juga dengan anak-anak
tersedianya prasarana dan sarana produksi
mereka apakah harus mengikuti orang
lokal yang memungkinkan masyarakat
tuanya atau tidak. Dengan adanya proses
dapat mengakses dengan harga murah dan
pemberdayaan ini maka diharapkan dapat
berkualitas yang baik dan terciptanya
membantu
kegiatan-kegiatan ekonomi produktif di
pemberdayaan masyarakat nelayan melalui
daerah yang memiliki ciri-ciri berbasis
program penangkapan ikan yaitu bertujuan
sumberdaya
untuk terpenuhinya
memberikan
penangkapan
manusia
ikan
yang
berkelanjutan
bantuan
melalui
kebutuhan
lokal,
pasar
berdasarkan
yang
jelas,
kapasitas
berkelanjutan.
Dalam
Sedangkan
masyarakat
dalam
kebutuhan
manusia, tersedianya
prasarana
maslah
dasar dan
sumberdaya, dimiliki dan dilaksanakan
sarana
serta berdampak bagi masyarakat lokal,
kegiatan kegiatan
ekonomi
dan dengan menggunakan teknologi maju
Dari
atas
tepat guna yang berasal dari proses
digambarkan kerangka fikir penelitian
pengkajian dan penelitian.
sebagai berikut:
Pemberdayaan terencana, berkesinambungan
ini
bersifat
sistematik,
dan
untuk
produksi
secara
uraian
di
lokal,dan terciptanya produktif.
maka,
dapat
membangun
kemandirian sosial, ekonomi dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka miliki 11 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Alur Fikir Penelitian Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Penangkapan Ikan Dari Dinas Kelautan dan Perikanan Untuk Nelayan
yaitu peneliti mencari bahan-bahan dalam bentuk buku-buku dan ditelaah menjadi suatu cerita, 2. Lapangan, yaitu mencari informasi-informasi mengenai masyarakan
1. Penangkapan ikan secara tradisional tidak maksimal. 2. Nelayan tidak bisa bekerja pada saat cuaca tidak baik. 3. Hasil jual tangkapan ikan dengan harga murah. 4. Hasil tangkapan ikan yang sedikit tidak bisa di jual di penampungan. Hasil : 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. 2. Tersedianya prasarana dan sarana produksi lokal. 3. Terciptanya kegiatan kegiatan ekonomi produktif.
Proses perencanaan yang perlu dilakukan menurut Satria, (2001) adalah pemberdayaan masyarakat nelayan diartikan sebagai usahausaha sadar yang bersifat terencana, sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian sosial, ekonomi dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka miliki untuk mencapai kesejahteraan sosial yang bersifat berkelanjutan.
nelayan yang bekerja sebagai nelayan tangkap
yang
mengguanakan
alat
tradisional berupa pukat jaring. Subjek atau orang yang akan dijadikan penelitian untuk meneliti adalah seorang mayasrakat nelayan yang sehari-hari bekerja sebagai nelaya dan objek atau tempat lokasi penelitian
adalah
di
Desa
Kecamatan
Subi,
Instrumen
Pengumpulan
Terayak,
Kabupaten data
Natuna. yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pedoman Observasi adalah suatu daftar yang berisi aspek-aspek yang akan di amati secara
langsung
objek
penelitian,
2.
Pedoman Wawancara adalah suatu daftar pertanyaan yang dijadikan pedoman bagi peneliti dalam mengadakan wawancara dengan masyarakat yang bersangkutan dalam penelitian ini, 3. Dukumentasi adalah suatu daftar yang berisi gambar-
C. METODELOGI PENELITIAN
gambar
yang
dijadikan
sebagai
dokumentasi dalam penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan mengenai gejala-gejala, kejadian atau peristiwa yang timbul berdasarkan fakta atau kenyataan sebagaimana adanya dilapangan. Dalam penelitian ini penulis mengambil langkahlngkah penelitian berupa: 1. Perpustakaan,
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi
langsung
adalah
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang melaksanakan langsung pada suatu keadaan, situasi, dan peristiwa yang terjadi 12
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan teknik wawancara adalah teknik
hasil yang positif banyak disalah gunakan
pengumpulan data yang dilakukan dengan
oleh nelayan.
cara mengadakan komunikasi langsung dengan
sumber
data.
Penelitian
Penghasilan
nelayan
ini
tidak
ini
memliki hasil yang stabil, kadang banyak
dilakukan di Desa Terayak, Kecamatan
kadang sedikit bahkan tidak ada sama
Subi, Kabupaten Natuna. Lokasi penelitian
sekali,
dilakukan secara sengaja dengan alasan
penurunan. Dalam sekali melaut bagi
bahwa di pulau ini penduduknya relatif
nelayan yang menggunakan parahu tampa
lebih kecil atau lebih sedikit dibanding
mesin (perahu dayung) mereka kadang-
dengan pulau-pulau lain yang ada di
kadang mendapat hasil tangkapan diatas 5-
sekitarnya sehingga dapat memudahkan
10kg ikan mati bahkan sering juga
peneliti untuk mendalami realitas yang
dibawah 5kg. Hasil tangkapan ini mereka
diteliti.
jual kepada masyarakat yang membeli
tetapi
sering
kali
mengalami
dengan harga jual rendah berkisar antara Rp5000-Rp6000/kg. Bagi nelayan yang memiliki
D. PEMBAHASAN
modal
biasanya
mereka
mengelola ikan tersebut yaitu kadang Dari hasil penelitian penulis dapat memaparkan bahwa jumlah penduduk
diasinkan dan
Tabel 5 Nama-Nama Nelayan Dan Alat Tangkapan Beserta Pendapatan
sebagai nelayan adalah sebanyak 37 jiwa yang
lain
sebagai
buruh
tani,
perkantoran, dan buruh bangunan. Dalam
Nama Alat Nelayan Tangkapan
penelitian ini penulis mendapatka hasil bantuan pemerintah
yang di
berikan
kepada nelayan Desa Terayak berupa 5 unit mesin diesel untuk 5 orang, 5 gulung pukat jaring untuk 5 orang dan 5 gulung kawat bubu untuk 5 orang juga, namun disisi lain selain dari alat tangkat ikan ada juga berupa modal yaitu uang tunai, alhasil bantuan uang tunai ini tidak membuahkan
yang bikin
kerupuk.
Desa Terayak yang sehari-hari bekerja
dan
ada juga
Ad
Alat Yang Digunak an
RataRata Pendapat an Perbulan (Kg) 20-50
Kapal skala Pancing kecil (>1 Ulur Gt) Tz Kapal skala Pancing 20-50 kecil (>1Gt) Ulur Is Kapal skala Pukat 30-50 kecil (>1Gt) Jaring MJ kapal skala Pukat 30-50 kecil (>1Gt) Jaring Ud kapal skala Pancing 150-300 kecil (>2Gt) Tonda Tj Kapal skala Pancing 150-300 kecil (>2Gt) Tonda Sumber: kantor Desa Terayak 2015
Pendapatan Perbulan (Rp) 200.000500.000 200.000500.000 300.000500.000 300.000500.000 1.000.0002.000.000 1.000.0002.000.000
13 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Data diatas dapat kita lihat bahwa
Posisi pemasangan pukat dalam
nelayan yang menggunakan pukat jaring
operasi
lebih sedikit pendapatannya dari pada
tergantung kepada ikan yang menjadi
nelayan pancing tonda. Hal ini di sebabkan
tujuan penangkapan. Tinggi pukat jaring
oleh rendahnya harga ikan dan tingginya
ialah jarak antara bawah ke atas pada saat
harga pokok seperti bahan bakar solar dan
pukat jaring tersebut terpasang di perairan.
kebutuhan
Dalam
Secara
banyak
dilakukan secara pasif, tetapi ada juga
mengalami hutang kepada punggawanya.
yang dilakukan secara semi aktif pada
Untuk mengatasi hal ini terpaksa nelayan
siang hari. Pengoperasian secara pasif
mencari
umumnya dilakukan pada malam hari,
kondisi
hidup
sehari-hari.
seperti
ini
pekerjaan
mereka
tambahan
seperti
berkebun, mengelola kelapa, dll.
penangkapan
umum
dapat
bervariasi
pengoperasian
pukat
dengan atau tanpa alat bantu cahaya.
Manfaat dari bantuan ini dirasakan
Kemudian dipasang di perairan yang
oleh nelayan berupa kesengan dalam
diperkirakan akan dilewati ikan atau
melaut yang mana dulu menggunakan
hewan lainnya dan dibiarkan beberapa
perahu dayung atau layar kini bisa dengan
lama sampai ikan menabrak dan terjerat
mesin diesel, jangkauan dan kecapatan
memasuki
juga
dalam
pemasangan disesuaikan dengan target
memperoleh hasil tangkapan. Menurut
tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan
Muntaha (2003), hasil tangkapan ikan akan
yang
meningkat
2005).
membantu
nelayan
dengan
meningkatnya
mata
jaring.
mengoperasikan
Lama
waktu
(Martasuganda,
kecepatan kapal saat operasi penangkapan
Setiap bantuan yang di berikan
namun sampai pada kecepatan tertentu
pemerintah untuk nelayan Desa Terayak
hasil tangkapan akan konstan. Hal ini
melalui Dinas Kelautan dan Perikanan ini
menunjukkan
kapal
mendapat tanggapan positif dari nelayan
sudah mencapai titik maksimum dan
sendiri. Karena setiap alat yang di berikan
penggunaan kecepatan yang berlebihan
membantu kerja mereka dalam melaut
akan
biaya
seperti mesin diesel bisa berpergian jauh
operasi. Jaring Tetap adalah jaring yang
dari pantai mulai dari 4 mil bisa menjadi
dalam
ikannya
15 mil dari bibir pantai dan pukat jaring
dipasang menetap untuk jangka waktu
bisa juga menambah jumlah pukat yang
tertentu dengan menggunakan jangkar,
mereka punya sebelumnya mereka hanya
pemberat
mempunyai pnjang 100 meter saja namun
bahwa
menyebabkan
metode
dan
penangkapan ikan.
kecepatan
inefisiensi
penangkapan
lain-lain
di
daerah
setelah ada bantuan mereka bisa memiliki 14
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
panjang hampir 200 meter dan jika
generasi ke generasi dan juga diperoleh
dipasang di pinggir pantai atau di atas
dengan cara mempelajari pengalaman-
karang-karang
menghasilkan
pengalaman dari orang sebelumnya serta
tangkapan ikan yang banyak karena ikan-
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
ikan yang ada sudah terkepung dengan
yang tidak terlepas dari budaya lokal yang
jumlah panjng pukat tersebut. Selain mesin
mereka miliki.
akan
diesel dan pukat ada juga bubu yang
Masyarakat Nelayan Desa Terayak
sebagai penambah kerja nelayan pada
memiliki sistem pengetahuan terhadap
musin angina kuat. Dengan bantuan bubu
berbagai hal yang berhubungan dengan
ini nelayan yang jika pada musin angina
aktivitas penangkapan ikan di laut. Sistem
kuat dan gelombang tingi mereka tidak
pengetahuan tersebut berupa informasi
bisa melaut jika hanya menggunakan alat
mengenai banyaknya produksi ikan di
tangkap ikan berupa pancing dan pukat,
beberapa lokasi yang menyebabkan para
namun setelah ada bantuan bubu ini
nelayan memperoleh hasil ikan yang
mereka bisa melaut dalam arti tidak setiap
maksimal, yaitu di dekat tumbir atau
hari hanya beberpa hari saja dalam
pinggir batu karang yang didiami oleh
semingu. Cara kerja memasang bubu ini
ikan-ikan kecil. Untuk ikan besar biasanya
adalah dengan cara meletak bubu di atas
berada
karang-karang dan ditimbun dengan batu
pengetahuan akan kondisi cuaca dan
karang yang kecil sampai menutupi dan
musim sangat mempengaruhi aktivitas
setelah pemasangan hanya butuh 3-4 hari
penangkapan ikan di laut. Pengetahuan
baru bisa dilihat hasil tangkapannya.
tentang kapan waktu turun ke laut dan
di
tengah
laut.
Selain
itu,
Mata pencaharian terbesar sebagai
kembali ke darat juga mempengaruhi
nelayan yang digeluti oleh masyarakat
aktivitas penangkapan ikan nelayan. Pada
Desa Terayak disebabkan oleh faktor
masyarakat Desa Terayak, secara umum
geografis dimana wilayah Desa Terayak
aktivitas penangkapan ikan terdiri dari
terletak memanjang di pinggiran pantai
pancing ulur, pancing tonda, bubu, dan
yang merupakan salah satu faktor yang
memukat/menjaring. Hasil tangkapan ikan
terus dipergunakan untuk kelangsungan
yang diperoleh langsung di bawa pulang
hidup mereka. Nelayan dalam memperoleh
kerumah.
hasil tangkapan ikan di laut memiliki
(konsumen) yang membeli ikan langsung
budaya dan teknologi penangkapan ikan
ke kapal/perahu.
Namun
ada
juga
pembeli
yang telah ada sejak nenek moyangnya
Dengan bantuan ini setiap nelayan
yang diwariskan secara turun temurun dari
yang mendapatkan bantuan tersebut selain 15
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bisa menambah jumlah tangkapannya dan
hanya
juga mendapat kenyamanan dalam melaut
tradisional
mereka juga mendapatkan hasil tangkapan
layar/dayung,
yang lebi jika semuanya dikerjakan dalam
sedikit dan pendek dan juga bubu yang
satu miggu dan sudah bisa memenuhi
jumlahnya sangat kurang dan terbatas
kebutuhan
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
maupun
hidup diluar
pendidikan bantuan
baik rumah
sekolah.
ini
dalam
rumah
seperti
biaya
Dengan
masyarakat
3.
adanya
neayan
bisa
berupa pukat
tangkap perahu
yang
sangat
Namun setelah ada bantuan tersebut
perahu
yang
mnggunakan
mesin,
memiliki jumlah pukat yang panjang
kebutuhan
dasar
dari sebelunya, dan memiliki jumlah
manusia.
bubu yang banyak dari yang mereka
Tersedianya prasarana dan sarana
punya sehingga jangkauan memasang
produksi local, dan Terciptanya
alat
mereka bisa memiliki mesin diesel dan
merasakan hasilnya yaitu: Terpenuhinya
mempunyai
pun semakin luas dan dapat menolong
kegiatan
kegiatan
atau menambah hasil tangkapan dalam
ekonomi produktif.
sehari melaut dengan jumlah yang banyak dari sebelum mendapatkan bantuan tersebut. 4.
Bantuan yang diterima masyarakat nelayan dari Dinas Kelautan dan
E. PENUTUP
Perikanan adalah berupa mesin disel, pukat dan bubu.
a) Kesimpulan Berdasarkan adapun
hasil
kesimpulan
pembahasan, yang
5.
dapat
Masyarakat bisa pergi melaut jauh dari bibir pantai yang mana dulu hanya 4
diambiladalah sebagai berikut:
mill saja sekarang menjadi bahkan 15
1.
mill dari pantai ke laut.
Penggunaan berbagai macam jenis alat penangkap ikan tidak dipermasalahkan
2.
6.
Karena kurangnya sosialisasi Dinas
jika sesuai dengan target ikan yang
Perikanan dan Kelautan membuat
akan ditangkap.
nelayan salah menggunakan bantuan
Bantuan yang diberikan Pemerintah
yang berupa modal langsung.
melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
7.
Bantuan ini sangat bermanfaat sekali
Kecamatan Subi adalah masyarakat
bagi nelayan tradisional yang kurang
nelayan yang kurang mampu dalam
mampu guna meningkatkan kebutuhan
memenuhi kebutuhan hidupnya yang
ekonomi. 16
INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
b) Saran
F. REFERENSI
1. Gunakan peralatan tangkap ikan yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak terumbu karang dan menjaga kelestarian biota laut. 2. Semoga
dengan
masyarakat
bantuan
nelayan
ini bisa
memanfaatkanya dengan baik. 3. Dengan
peratan
bantuan
ini
diharapkan masyarakat bisa bekerja sama dengan masyarakat lain yang
Ayodhyoa. A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dwi Sri. Charles AT. 2001. Sustainable fishery systems. Canada: Blakwell Science Ltd. Dinas Kelautan dan Perikanan. 2015. Kecamatan Subi Kabupaten Natuan Kepulauan Riau. Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB: Bogor.
tidak mendapat bantuan. 4. Bantuan yang berupa mesin diesel, pukat dan bubu hendaknya harus dijaga kerusakannya supaya bisa bertahan lama, 5. Semoga
pemerintah
terus
Hikmat A, 2006, Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press.
Strategi Bandung:
Kusumastanto, T. 2003. Ocean Policy Dalam Membangun Negeri Bahari Di Era Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama.
memperhatiakan para nelayan yang kurang mampu dalam kehidupan nelayannya. 6. Semoga bantuan ini, nelayan tidak salah arti peralatan
dalam yang
menggunakan diberikan
pemerintah. 7. Bagi Dinas Kelautan dan Perikanan khususnya pemerintah harus sering mengadakan sosialisasi mengenai peralatan
tangkap
ikan
ramah
lingkungan dan sistem pemanfaatan alat tangkap ikan yang diberikan.
Kusnadi. Nelayan. Aksara.
2003. Akar Kemiskinan Yogyakarta: LKiS Pelangi
Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember. Martasuganda, S. 2005. Jaring Insang (Gillnet). Serial Teknologi Penangkapan Ikan Berwawasan Lingkungan: Edisi Baru. Bogor: Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. McArdle, Development Community.
J.
1989. Tools
Community of Trade.
17 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Mulyadi S. 2007. Ekonomi Kelautan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muntaha. 2003. Pengaruh Kecepatan Kapal terhadap Hasil Tangkap Ikan dengan Alat Tangkap Purse Seine. Surabaya: ITS. Nikijuluw PHV. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. P3R. Jakarta: Pustaka Cidesindo. Riyadi, dkk. 2003. Kebijakan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sumberdaya Laut dan Pesisir Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Menteri Lokakarya Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Satria A. 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan. Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan. Bandung: Humaniora Utama Press. Silian, Radinal. 2011. Sejarah Perkembangan Tehnik Penangkapan Ikan. Darussalam Banda Aceh Siswanto B. 2008. Kemiskinan dan Perlawanan Kaum nelayan. Malang: Laksbang Mediatama.
18 INDRA SAFAWI, NIM. E11109004 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN U1\1JVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
\ '-
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: httg:'iunnatis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NamaLengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultas/ Jurusan, Program Stndi E-mail addresl HP
. 11Yt>/ZA
S/4P,AWI
: i;iii(j9d01!··'ioi'·································
:·..:il ..·;:iAjii;;;ii···A"tJ)'· ..··......··..··..·..··
; iSIP·i·:::ffi~~;~::J~f.'i.~t.£:·.::::::::::::::: : ...tII!1~ ~~~l~!:!!:!. .. : l!'14r:!!!:J.~J":.'!:~! ...f?..y.~~:.~~~ ..I..Q.o>r-+
fb 6&
'1 ~o .
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (SI), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa .. *) pada Program Stndi .... I.(/!J(I ...S'aSjIJ(gL. ..... Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Rig.ht)a.tas karya ilmiah saya yangberjudul=") :
.rcx:.[~4ty......
.f..lf.!.i!?f~/?:!.'(~ .(f.1!:!.
r ..P..~
e'1!!!....P.l.~
I?.~ !.€~1f:
~?~1.'!:-:!.~I!. ./!.?~~1.Y:!.~ f.~~~
f.!!..~~
15:~!!1~
P~
&~
e.@..~.!1N P.!!!.f!.f.-!r.ff!:f.
~~'P.f.
f.f.(Y~tf!!!p.:'f~ !Y.§.'.~~
t?:ff.!!.!:·::1: ...1
..
. .
beserta perangkatyang diperlukan (hila ada). Oengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpsn, mrogalih-lnedial format-kan, mengeiolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
1-!-SecarafoUtex q;zJ content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai pen\llisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkntan.
nama
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segaJa bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di
:~~
: Pontianak
.(
..rs: Af.n .....£9.IC
...__..,~v--.. ~l:'1!lilJi~~{~il ..~~r.t ...!~fJ{?'s...Sos. M.5i -m~~~rr.lJv.,_,.v ..,._.(U...ZO'l1 .
./!:(P..B:?
1f.~!
NIM. .J!.m.f!.1. ..~.1
. .
Catatan : "'tulis namajumal sesuai prodi masing-masing (publikalGol'ernanceIAspirasiiSociodel'/Sosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola JurnaJ, berkas ini harus di scan dalam format POF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)