PENERAPAN ALAT PERAGA MODEL PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DENGAN PENDEKATAN PHYTAGORAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII D MTS N 2 SEMARANG PADA MATERI POKOK GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh : INDRA SUSILOWATI NIM: 073511008
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus 2 Ngaliyan Telp 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul : Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekuttuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama : Indra Susilowati NIM : 073511008 Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Semarang, DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Drs. Wahyudi, M. Pd.
Minhayati Saleh, M. Sc.
Penguji I,
Penguji II,
Yulia Romadiastri M. Sc.
Dr. Fatah Syukur, M. Pd.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Saminanto, S.Pd, M.Sc NIP. 19720604 200312 1 002
Dr. Hj. Sukasih, M. Pd NIP. 19570202 199203 001 ii
Semarang, 30 Mei 2011 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’ alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI
untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas VIII A MTs N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama
: Indra Susilowati
NIM
: 073511008
Jurusan
: Tadris Matematika
Program Studi : Tadris Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqoayah.
Wassalamu’ alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Saminanto, S.Pd, M.Sc
iii
Semarang, 30 Mei 2011 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’ alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan
Pendekatan
Phytagoras
dengan
Menggunakan
Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII A MTs N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama
: Indra Susilowati
NIM
: 073511008
Jurusan
: Tadris Matematika
Program Studi : Tadris Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqoayah.
Wassalamu’ alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. NIP. 19570202 199203 2 001
iv
ABSTRAK Judul
: Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011 Penulis : Indra Susilowati NIM : 073511008 Masalah yang mendasari judul ini diantaranya adalah peserta didik kesulitan menentukan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua buah lingkaran, peserta didik tidak bisa membedakan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran, peserta didik juga tidak memahami konsep menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua lingkaran. Di samping itu peserta didik pasif, sulit memahami materi karena materi masih abstrak, dan pembelajaran tidak efektif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan Phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran pada peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang, 2) penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan Phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penelitian ini terbagi menjadi 3 siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus data diperoleh dari wawancara dengan guru kelas VIII D untuk mengetahui keaktifan peserta didik tahun 2009/2010 dan dokumentasi untuk mengetahui hasil belajar peserta didik tahun 2009/2010. Indikator keberhasilan dalam melaksanakan penelitian ini di antaranya adalah rata-rata kelas minimal mencapai 60 dengan ketuntasan klasikal minimal 75% dan keaktifan peserta didik minimal 75%. Berdasarkan wawancara pada pra siklus diperoleh data bahwa keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum menerapkan alat peraga dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah 38.13%, dan persentase ketuntasan klasikalnya 56.10%. dengan rata-rata kelas sebesar 58.78. Hasil penelitian pada siklus 1 keaktifan peserta didik mencapai 63.78%, dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 63,6 % dengan rata-rata 64.04, Sedangkan pada siklus II keaktifan peserta didik naik menjadi 75.78% dan persentase ketuntasan klasikal naik menjadi 77,27% dengan rata-rata kelas mencapai 75.8. Dengan demikian, penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan Phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran.
v
KATA PENGANTAR
ا ا ا Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul ”Penerapan Alat Peraga dengan Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat, pembawa petunjuk ke jalan yang lurus. Suatu kebahagiaan tersendiri jika suatu tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi merupakan suatu tugas yang tidak ringan. Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar, banyak sekali hambatan yang penulis hadapi dalam proses penyusunan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan penulis sebagai Insan biasa tentu memiliki banyak kekurangan dan kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini mustahil terselesaikan tanpa pertolongan Allah yang dijelmakan melalui makhluk-Nya. Oleh karena itu dengan rasa kerendahan hati dan tulus penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi mereka semua. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
vi
1.
Dr. Suja’i, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2.
Abdul Wahid, M. Ag, selaku ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3.
Saminanto, S.Pd., M.Sc., selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.
4.
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.., selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.
5.
Yulia Romadiastri M. Sc., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah.
6.
Dosen Tadris Matematika, dosen dan staf pengajar di IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.
7.
Drs. Abdul Qodir selaku kepala MTs N 2 Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8.
Segenap guru, kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik MTs N 2 Semarang yang selalu membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi.
9.
Bapak, ibu dan keluarga tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran.
10. Suamiku, yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal dengan penuh kesabaran, yang selalu mendampingiku dalam suka dan duka serta tiada lelah memberikan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. 11. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2006 yang senantiasa menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
vii
Kepada mereka semua, penulis ucapkan “jazakumullah khairan katsiran“. Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah balasan yang sebaikbaiknya. Akhirnya, penulis menyadari bahwa sripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin Yarabbal ‘aalamin.
Semarang, Penulis
Indra Susilowati NIM. 073511008
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..
i
PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………………
ii
PENGESAHAN……………………………………………………………….
iii
NOTA PEMBIMBING………………………………………………………..
iv
ABSTRAK…………………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
xi
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xiii
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………
1
B. Penegasan Istilah……………………………………………….
4
C. Rumusan Masalah………………………………………………
6
D. Tujuan Penelitian……………………………………………….
6
E.
Manfaat Penelitian……………………………………………… 7
BAB II : PENERAPAN ALAT PERAGA MODEL PERSAMAAN GARIS SINGGUNG
DENGAN
PENDEKATAN
PHYTAGORAS
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR A. Kajian Pustaka …………………………………………………... 9 B. Hasil Belajar………………………………………………………10 1. Pengertian Belajar……………………………………………..10 2. Pengertian Hasil Belajar………………………………………12 3. Tes Formatif…………………………………………………. 13 C. Penerapan Alat Peraga dengan Menggunakan Pendekatan SAVI padaMateri……………………………………………………… 14 1. Alat Peraga…………………………………………………
ix
14
a. Pengertian Alat Peraga…………………………………
14
b. Jenis-jenis Alat Peraga…………………………………
14
c. Fungsi Alat Peraga……………………………………..
15
d. Pemilihan Alat Peraga………………………………….
15
e. Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras ………………………………...
16
2. Pendekatan SAVI…………………………………………..
17
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran…………………… 17 b. Pengertian SAVI………………………………………… 19 c. Karakteristik SAVI……………………………………… 19 d. Langkah-langkah Pembelajaran SAVI…………………. 23 3. Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran……….. 25 a. Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar……………
25
b. Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam…………..
27
4. Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Pendekatan Savi pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua lingkaran……….. 28 D. Penerapan Alat Peraga dengan Menggunakan Pendekatan SAVI dapat Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik……………… 31 E. Hipotesis Tindakan........................................................................ 34 BAB III : METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian……………………………………………
35
B. Subjek Penelitian………………………………………………
35
C. Metode Penelitian…………………………………………….
35
D. Pelaksana dan Kolaborator……………………………………
36
E.
Metode Penyusunan Instrument………………………………
36
F.
Metode Pengumpulan Data……………………………………. 37
G. Prosedur Penelitian……………………………………………
39
H. Sumber dan Jenis Data………………………………………… 46 I.
Metode Analisis Data…………………………………………
x
47
J.
Indikator Keberhasilan…………………………………………. 48
BAB IV : HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Madrasah..…………………………….……. 49
B. Hasil Penelitian…………………………………………………..50 C. Pembahasan………………………………………………………67 BAB V : PENUTUP A. Simpulan……………………………………….……………… 78 B. Saran…………………………………………………………….. 79 C. Penutup…………………………………………………………. 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Tabel Keaktifan Peserta Didik kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 Tabel 4. 2 Tabel Keaktifan Kelas, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus. Tabel 4. 3 Tabel Perbandingan Keaktifan Kelas, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus dan Siklus I. Tabel 4. 4 Tabel Perbandingan Keaktifan Kelas, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1
Grafik Persentase Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII pada Pra Siklus.
Grafik 4. 2
Grafik Nilai Rata-Rata Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus.
Grafik 4. 3
Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus.
Grafik 4. 4
Grafik Perbandingan Persentase Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus dan Siklus I.
Grafik 4. 5
Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus dan Siklus I.
Grafik 4. 6
Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus dan Siklus I.
Grafik 4. 7
Grafik Perbandingan Persentase Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Grafik 4. 8
Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Grafik 4. 9
Grafik Perbandingan Ketuntasan Klasikal Peserta Didik Kelas VIII D pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Lampiran 1
: Surat Izin Riset
Lampiran 2
: Surat Keterangan Riset
Lampiran 3
: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 4
: Daftar Nilai Matematika Kelas VIII D MTs N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010
Lampiran 5
: Daftar Nama Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011
Lampiran 6
: Daftar Kelompok Peserta Didik Kelas VIII D Siklus I
Lampiran 7
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 8
: Soal Latihan Siklus I
Lampiran 9
: Tes Siklus I
Lampiran 10
: PR
Lampiran 11
: Kunci Jawaban Latihan Siklus I
Lampiran 12
: Kunci Jawaban Tes Siklus I
Lampiran 13
: Kunci Jawaban PR
Lampiran 14
: Daftar Kelompok Peserta Didik Kelas VIII D Siklus II
Lampiran 15
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 16
: Soal Latihan Siklus II
Lampiran 17
: Tes Siklus II
Lampiran 18
: Kunci Jawaban Latihan Siklus II
Lampiran 19
: Kunci Jawaban Tes siklus II
Lampiran 20
: Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas VIII D Siklus I
Lampiran 21
: Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas VIII D Siklus II
Lampiran 22
: Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas VIII D
Lampiran 23 : Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII D pada Siklus I Lampiran 24 : Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII D pada Siklus II
xiv
Lampiran 25 : Analisis Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII D Siklus I dan Siklus II Lampiran 26 : Daftar Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D pada Siklus I Lampiran 27 : Daftar Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D pada Siklus II Lampiran 28 : Analisis Hasil Pengamatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D Siklus I dan Siklus II Lampiran 29 : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I Lampiran 30 : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II
xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
pendidikan
selalu
muncul
bersama
dengan
berkembangnya dan meningkatnya kemampuan peserta didik, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Seiring
dengan
berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi dewasa ini merupakan indikasi perkembangan sains, karena perkembangan teknologi senantiasa beriringan dengan perkembangan sains. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada peserta didik sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan Matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Manusia sering memanfaatkan nilai praktis dari matematika dalam kehidupan sehari-hari dan untuk memecahkan masalah. Pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan salah satu tugas guru di kelas. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif seorang guru harus dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk materi yang diajarkan, sehingga dapat membuat peserta didik menjadi aktif, inovatif, dan mampu membangun pengetahuan dan keterampilan dari fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupannya, sehingga belajar terasa bermakna dan menyenangkan. Di samping pendekatan, alat peraga juga memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam penggunaan alat peraga, konsep matematika yang awalnya 1
abstrak dapat menjadi konkret, dan konsep-konsep tersebut dapat dipahami peserta didik dengan lebih mudah. Pemilihan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dengan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat akan menciptakan kondisi belajar yang ideal, sehingga proses pembelajaran dapat lebih terfokus dan tujuan belajar lebih terarah. Salah satu tujuan pembelajaran yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar matematika peserta didik di sekolah. Belajar dalam proses belajar mengajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.1 Proses pembelajaran dapat berlangsung jika terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Mengajar bukanlah semata persoalan menceritakan, belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi dalam benak peserta didik. Belajar bukanlah hanya mendengarkan penjelasan dari guru atau memandang komputer. Belajar yang baik adalah dengan mengalami, dan melakukan pekerjaan itu sendiri. Pikiran rasional dalam pembelajaran menjadi fokus pendidikan, sedangkan tubuh dianggap sama sekali tidak relavan dengan proses belajar. Pembelajaran menjadi rasional, abstrak, verbal dan duduk terus menerus. Gerakan fisik tidak hanya dianggap tidak penting tetapi juga mengganggu, dan dalam banyak kasus merupakan tanda kecerdasan yang rendah dan 1
Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2009), hlm. 28.
2
ketidakmampuan belajar bawaan. Pikiran dan tubuh adalah satu keseluruhan yang terpadu dan tak terpisahkan. Pikiran tidak terbatas pada otak saja tetapi disebarkan ke seluruh tubuh. Tubuh mempengaruhi otak dengan berbagai cara. Gerakan tidak hanya meningkatkan sirkulasi otak, tetapi juga menghasilkan zat kimia yang penting bagi susunan jaringan saraf di dalam otak.2 MTs N 2 Semarang merupakan satu diantara sekolah-sekolah yang ada di Semarang yang menghadapi permasalahan terkait dengan pembelajaran matematika di sekolah, khususnya pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Berdasarkan pengamatan penulis, hasil ulangan harian peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang masih di bawah KKM yaitu 6,0. Rendahnya hasil belajar peserta didik ini merupakan suatu indikator rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Beberapa faktor penyebab dari rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang adalah pengajaran matematika khususnya pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran di MTs N 2 Semarang masih diajarkan dengan cara konvensional, sehingga peserta didik pasif, sulit memahami materi karena materi masih abstrak, dan pembelajaran tidak efektif. Pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kesulitan menentukan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua buah lingkaran, peserta didik tidak bisa membedakan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran, peserta didik juga tidak memahami konsep menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran. Permasalahan-permasalahan
di
atas
perlu
diperbaiki
guna
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik. Dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik kelas 2
Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, terj. Rahmani Astuti, (Bandung : Kaifa, 2003), hlm. 68-69
3
VIII D MTs N 2 Semarang pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, penulis mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih mengutamakan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan peserta didik dalam pembelajaran lebih dominan dibandingkan dengan
kegiatan
pembelajaran
membantu
memberikan
motivasi
guru mengajar. Guru
menciptakan dan
bimbingan
kondisi agar
yang peserta
dalam proses kondusif didik
serta dapat
mengembangkan potensi dan kreativitasnya dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran peserta didik diharapkan menggunakan semua alat indra yang dimiliki atau disebut dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual), seperti belajar dengan bergerak (Somatis), belajar dengan berbicara dan mendengar (Auditory), belajar dengan mengamati dan menggambar (Visual), dan belajar dengan memecahkan masalah (Intelektual). Peneliti tertarik untuk menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran matematika dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada judul penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, diantaranya :
4
1. Penerapan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, penerapan mempunyai arti pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekkan.3 2. Alat peraga Alat peraga merupakan alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau kongkret.4 3. Pendekatan SAVI Merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktifitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.5 4. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Jadi maksud dari judul penelitian “ Penerapan Alat Peraga Model Persamaan
Garis
Singgung
dengan
Pendekatan
Phytagoras
dengan
Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah dalam penelitian akan diterapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan pendekatan SAVI agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran.
3
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 1044. 4 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 99. 5 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm. 65.
5
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran pada peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang?
2.
Apakah penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini diharapkan dapat : 1.
Menemukan langkah-langkah yang efektif dalam menerapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang.
2.
Untuk mengetahui bahwa penerapan alat peraga model persamaan garis singgung
dengan
pendekatan
phytagoras
dengan
menggunakan
pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran.
6
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi peserta didik a. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika, khususnya dalam materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran. b. Menumbuhkan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi peserta didik dalam memecahkan masalah. c. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan mengajukan pertanyaan. d. Sebagai paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan lebih mudah memahami materi.
2.
Bagi guru a. Memberi inspirasi dan motivasi untuk memilih dan menentukan pendekatan yang tepat dalam menyampaikan materi. b. Memberi gambaran bagaimana mengajarkan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI.
3.
Bagi sekolah a. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam pembelajaran garis singgung persekutuan dua lingkaran. b. Diperolehnya paduan inovatif
pendekatan SAVI yang dapat
digunakan untuk kelas-kelas lainnya di MTs N 2 Semarang. 4.
Bagi peneliti a. Mendapatkan pengalaman bagaimana pembelajaran melalui penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI yang baik, mudah,
7
dan menyenangkan terutama pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran. b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.
8
BAB II PENERAPAN ALAT PERAGA MODEL PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DENGAN PENDEKATAN PHYTAGORAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR A. Kajian Pustaka Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti mangacu pada penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul : 1.
Penerapan pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan luas permukaan prisma dan limas di kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2007/2008. Disusun oleh Monalisa Pratiwi (04310064), maha peserta didik pendidikan matematika IKIP PGRI Semarang. Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2
siklus, setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada siklus I, ketuntasan belajar tercapai dengan baik yaitu dari 33 peserta didik, yang tuntas belajar 24 peserta didik dengan persentase ketuntasan mencapai 72,7%, sedangkan pada siklus II banyaknya peserta didik yang tuntas sebanyak 32 peserta didik dengan persentase ketuntasan 96,9%. Dan keaktifan peserta didik mengalami peningkatan dari 68,03% menjadi 75,00%. 2.
Pengaruh model pembelajaran SAVI berbantu LKS terhadap hasil belajar pada materi operasi hitung bentuk aljabar kelas VIII semester I SMP Purwodadi tahun ajaran 2010/2011, disusun oleh M. Basuki Nugroho Susanto (06310302), maha peserta didik pendidikan matematika IKIP PGRI Semarang.
9
Setelah dilakukan penelitian , hasil belajar peserta didik meningkat, pada kelas eksperimen I rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan SAVI berbantu LKS mencapai 79,25, sedangkan yang tidak menggunakan pendekatan SAVI dengan berbantu LKS adalah 74,375 Ada beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan kajian pustaka, diantaranya yaitu dari segi materi, tujuan, media pembelajaran, dan tempat penelitian. Dari segi materi, penelitian ini pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran sedangkan pada kajian pustaka yang pertama pada materi luas permukaan prisma dan limas dan pada kajian pustaka yang kedua pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Dari segi tujuan, penelitian ini bertujuan untuk menemukan langkah-langkah penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan SAVI dan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik, sedangkan pada kajian pustaka keduanya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari segi media pembelajaran, pada penelitian ini menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, sedangkan pada kajian pustaka yang pertama tidak menggunakan media pembelajaran, pada kajian pustaka yang kedua menggunakan LKS. Perbedaan yang terakhir adalah dari segi tempat penelitian, penelitian ini dilaksanakan di MTs N 2 Semarang, pada kajian pustaka dilaksanakan di SMP Negeri 39 Semarang dan SMP Purwodadi
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Belajar sebenarnya tidak terbatas pada bangku sekolah atau pada akademik semata, akan tetapi belajar sangatlah luas. Belajar bisa dari alam, lingkungan sekitar, dari pengalaman yang telah terjadi pada diri sendiri ataupun yang terjadi pada orang lain. 10
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang pengertian belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Perbedaan pendapat tentang belajar disebabkan karena adanya kenyataan bahwa perbuatan belajar itu sendiri bermacam-macam. Banyak jenis kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar, seperti misalnya mendapatkan perbendaharaan kata-kata baru, menghafal syair, menghafal nyanyian, dan sebagainya.1 Banyak definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah menurut Harold Spears :learning is to abserve, to read, to imitate, to try something, to listen, to follow direction 2. Sedangkan menurut Skinner, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih baik, tapi sebaliknya, jika tidak belajar maka responnya menurun.3 Wittig juga mempunyai pendapat tentang belajar. Menurutnya, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil pengalaman.4 Semua kegiatan tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan belajar. Untuk mengetahui sebuah kegiatan dikatakan sebagai kegiatan belajar, perlu diketahui beberapa ciri-ciri umum kegiatan belajar yaitu: (1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja, (2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, (3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.5 Setiap perilaku
1
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : PT Raja Grafindo Persada,2004),
hlm. 230. 2 3
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang : IAIN Walisongo, 2009), hlm. 40. Dimyati, dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),cet.III,
hlm.9. 4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 89. 5 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung : Alfabeta, 2009), hlm. 35-37
11
belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri peubahan yang spesifik. Ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah perubahan itu intensional, perubahan itu positif dan aktif, dan perubahan itu efektif dan fungsional.6 Perubahan intensional yang dimaksud proses belajar itu dilakukan dengan sengaja bukan kebetulan, perubahan bersifat positif artinya baik, bermanfaat, dan sesuai dengan harapan, sedangkan bersifat aktif artinya tidak terjadi secara sendirinya. Perubahan bersifat efektif artinya perubahan itu membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi peserta didik, jika perubahan bersifat fungsional artinya perubahan itu relatif menetap, jika dibutuhkan perubahan tersebut akan direpoduksi dan dimanfaatkan. Dari beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan sikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu sistem pemrosesan masukan. Masukan tersebut barupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Menurut Romiszowski, perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan
meliputi
:
pengetahuan
tentang
fakta,
pengetahuan tentang proses, pengetahuan tentang konsep, dan pengetahuan tentang prinsip. Sedangkan keterampilan meliputi : keterampilan berfikir
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 114.
12
(kognitif), keterampilan bertindak (motorik), keterampilan bereaksi (sikap), dan keterampilan berinteraksi.7 Pada umumnya belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan tingkah laku yaitu perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan ketiga aspek inilah yang menjadi hasil belajar dari proses belajar. Perubahan perilaku hasil belajar merupakan perubahan tingkah lakuyang relavan dengan tujuan pengajaran. Oleh karenanya, hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar dibagi menjadi 5 yaitu, (1) informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lesan maupun tertulis, (2) keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang, (3) strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, (4) sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut, (5) keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.8 Indikator hasil belajar adalah nilai tes formatif. Tes formatif ini dilakukan setiap akhir dari siklus. 3. Tes Formatif Tes merupakan cara (yang dapat dipergunakan ) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugasbaik berupa pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab ataupun perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh peserta didik sehingga dapat dihasilkan nilai yang 7
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm. 38. 8 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) cet. III, hlm. 5-6
13
melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta didik.9 Kata formatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris “to form” yang berarti membentuk. Tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar.10 Setiap program atau pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya. Setiap akhir program atau pokok bahasan, peserta didik dievaluasi penguasaan atau perubahan perilakunya dalam pokok bahasan tersebut. Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai ulangan harian.
C. Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Gari Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Pendekatan SAVI pada Materi 1.
Alat Peraga a.
Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit. Menurut nana sudjana, alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan bahan pelajaran agar lebih mudah dipahami peseta didik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.11 Alat peraga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
b. Jenis-jenis Alat Peraga Alat peraga dalam proses belajar mengajar dibedakan menjadi tiga, yaitu alat peraga dua dimensi, alat peraga tiga dimensi, dan alat peraga yang diproyeksikan. Alat peraga dua dimensi adalah alat peraga 9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 67. 10
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 67. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensido, 2009), hlm. 99 11
14
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar seperti bagan, poster, grafik, dan lain-lain. Alat peraga tiga dimensi adalah alat peraga yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi seperti globe dan papan tulis. Sedangkan alat peraga yang diproyeksikan adalah alat peraga yang menggunakan proyektor sebagai gambar nampak pada layar seperti film dan slide. c.
Fungsi Alat Peraga Alat peraga dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Diantara fungsi alat peraga dalam proses pembelajaran adalah (1) alat peraga sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (2) alat peraga sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (3) penggunaan alat peraga dalam pengajaran merupakan bagian yang integral dari seluruh situasi belajar, (4) penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan, tetapi digunakan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya menarik perhatian peserta didik, (5) alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan satuan dan isi pelajaran, (6) alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, (7) penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat peraga maka hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat oleh peserta didik, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. 12
d. Pemilihan Alat Peraga Pemilihan alat peraga harus memperhatikan hal-hal seperti (1) alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman
12
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 100.
15
peserta didik serta perbedaan individu dalam kelompok, (2) alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan, (3) harus direncanakan teliti dan diperiksa lebih dahulu, (4) penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi, (5) sesuai dengan batas kemampuan biaya.13 1) Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras E G
E F
C
F
D
A A
B Gambar 2. 1
2) Bahan alat peraga a) Kardus b) Kertas asturo c)
Stereform
3) Alat yang diperlukan a) Gunting b) Catter c) Double teep d) Penggaris e) Jangka 13
Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 32.
16
f)
Jarum
4) Langkah-langkah penggunaan alat peraga a) tarik garis yang menyinggung kedua lingkaran di sisi luarnya, b) dari pusat lingkaran A, buat jari-jari yang tegak lurus dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran, begitu juga pada lingkara B, c) terjadi garis singgung persekutuan luar yang tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A dan B. d) tarik garis yang melalui pusat lingkaran A sampai pusat lingkaran B, e) dari pusat lingkaran B tarik garis yang sejajar dengan garis yang menyinggung dua buah lingkaran tersebut sampai jari-jari lingkaran A, serta tegak lurus jari-jari lingkaran B, f)
seperti pada gambar di atas garis tersebut membentuk sebuah bangun CDFE yang terdiri dari persegi panjang GDFE dan segitiga siku-siku CGD yang siku-siku di G,
g) kemudian untuk menghitung panjang garis singgung persekutuan luar
EF
EF = GD =
2.
digunakan
pendekatan
phytagoras,
yaitu
(CD ) − (CG ) 2
2
Pendekatan SAVI a.
Pengertian pendekatan pembelajaran Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
17
peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik.14 Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajarannya, yakni tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan.15 R. Soejadi menyebutkan pengertian tentang matematika, diantaranya : Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan dan ada satu lagi definisi yang disebutkan tentang matematika, Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.16 Matematika menpunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Karakteristik matematika meliputi : matematika objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakaan, berpola pokir deduktif, memiliki symbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta
pembicaraan,
pembelajaran
dan
matematika
konsisten adalah
dalam
kegiatan
sistemnya. pendidikan
Jadi yang
mengggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.17 Pendekatan pembelajaran dalam matematika dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan bersifat metodologi dan pendekatan bersifat materi.
Pendekatan
metodologi
berkenaan
cara
peserta
didik
mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut. Sedangkan
14
Amin Suyitno, Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-Guru Pelajaran Matematika di SMP: Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, ( Semarang: UNNES, 2005), hlm. 2. 15 Amin Suyitno, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang : FMIPA UNNES, 2004), hlm. 1. 16 R. Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 1999/2000), hlm. 11. 17 R. Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, hlm.6
18
pendekatan materi yaitu pendekatan pembelajaran matematika dimana dalam menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika yang lain yang telah dimilliki oleh peserta didik.18 b. Pengertian SAVI Menurut Dave Meier, pembelajaran tidak otomatis meningkat menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari, akan tetapi menghubungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan
semua
indera
dapat
berpengaruh
besar
dalam
pembelajaran.19 Dave Meier menamakan pembelajaran tersebut dengan pembelajaran SAVI. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa.20 Dalam pembelajaran SAVI, belajar itu harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakan fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh atau fikiran terlibat dalam proses belajar. c.
Karakteristik SAVI Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditory, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu : 1) Somatis Somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dengan kata lain somatis bisa diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari
18
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 6. 19 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2008), hlm. 74-75. 20 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm. 65.
19
waktu ke waktu dapat merangsang hubungan pikiran dan tubuh. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik, dapat membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran. 2) Auditory Belajar auditory adalah belajar dengan berbicara, mendengar, menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Pikiran auditori lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus-menerus manangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari. Dan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif. Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik membicarakan (diskusi) apa yang sedang dipelajari. Mengajak peserta didik berbicara saat peserta didik memecahkan masalah, membuat model, mengumpulakan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan dan membuat tinjauan pengalaman belajar. 3) Visual Visual diartikan belajar dengan menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Dan mereka dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, ikon, diagram, dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari. 4) Intelektual Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir, konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
20
mengidentifikasi, menemukan, mencipta, memecahkan masalah, dan menerapkan.21
mengkonstruksi,
Ketika sebuah pelatihan belajar secerdik apapun tidak gikup menantang sisi intelektual pembelajar, pelatihan tersebut akan kelihatan dangkal dan kekanak-kanakan. Seperti yang terjadi dengan beberapa tehnik kreatif yang mengajak orang bergerak secara fisik (S), mempunyai auditory kuat (A) dan masukan visual (V), namun tidak memiliki kedalaman intelektual (I), sangat menjanjikan di awal pembelajaran tapi musnah begitu hujan realitas turun. Namun jika sisi intelektual dilibatkan maka pembelajar dapat menerima pelatihan tersebut. Belajar dapat optimal jika keempat unsur dalam SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Sebagaimana dalam surat An-Nahl ayat 78.
وا ا ن ا ن و ا 22
ن
وا"!ة و#وا
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur (mengunakannya sesuai petunjuk Ilahi untuk mamperuleh pengetahuan). (QS An-Nahl [16] : 78)” Tafsir surat An-Nahl ayat 78 Ayat ini menjelaskan kegaiban dan keajaiban yang sangat dekat dengan manusia. Mereka mengetahui fase-fase pertumbuhan janin, tetapi tuda mengetahui proses perkembangan janin yang terjadi dalam rahim sehingga mencapai kesempurnaan. Kemudian llah mengeluarkan 21
Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book Pnduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, terj. Rahmani Astuti, (Bandung : Kaifa, 2003), hlm . 92-99. 22 RI DEPAG, Al Qur’an Al Karim dan terjemahnya, (Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang), hlm. 220.
21
manusia dari rahim ibunya dalam tidak mengetahui apa-apa, tetapi sewaktu masih dalam rahim Allah menganugerahkan potensi, bakat, dan kemampuan. Dalam ayat ini menyatakan Allah mengeluarkan kamu berdasarkan kuasa dan ilmu Nya dari perut ibumu sedang tadinya kamu tidak berwujud dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang ada di sekeliling kamu dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar kamu bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan Allah menganugerahkannya kepadamu. Ayat diatas menggunakan kata اas-sam’ atau pendengaran dengan bentuk tunggal dan menempatkannya sebelum kata # اalabshar atau penglihatan yang berbentuk jamak serta ا"!ةal-af’idah atau aneka hati yang juga berbentuk jamak. Kata al-af’idah dipahami oleh banyak ulama dalam arti akal. Didahulukannya pendengaran atas penglihatan, merupakan perurutan yang sangat tepat, menurut ilmu kedokteran indera pendengaran berfungsi
mendahulukan indera
penglihatan. Dengan demikian perurutan indera-indera pada ayat di atas mencerminkan tahap perkermbangan fungsi indera-indera tersebut.
نtidak mengetahui sesuatupun dijadikan sebagai bukti bahwa manusia lahir tanpa sedikit pengetahuan apapun. Manusia bagaikan kertas putih yang belum dibubuhi satu huruf pun.23 Ayat ini mengisyaratkan penggunaan empat sarana yaitu, pendengaran, mata (penglihatan), akal, serta hati. Trial and error (cobacoba), pengamatan, percobaan, dan tes kemungkinan (probability) merupakan cara-cara yang digunakan ilmuan untuk meraih pengetahuan. Hal itu disinggung juga oleh Al-Qur’an seperti dalam ayat-ayat yang 23
M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2007), hlm. 307-309
22
memerintahkan manusia untuk berfikir tentang alam raya, melakukan perjalanan, dan sebagainya, kedatipun hanya berkaitan dengan upaya mengetahui alam materi.24 d. Langkah-langkah pembelajaran SAVI Pembelajaran SAVI dilakukan dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu :
1) Kegiatan awal (tahap persiapan) Pada tahap ini guru membangkitkan minat peserta didik, memberi perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. 2) Kegiatan inti meliputi tahap penyampaian dan tahap pelatihan a) tahap penyampaian pada tahap ini guru membantu peserta didik menemukan materi, misalkan belajar berdasar
tim, latihan menemukan
(sendiri, berpasangan, atau kelompok), pengalaman belajar di dunia nyata atau konstektual. b) tahap pelatihan pada tahap ini guru membantu peserta didik menyerap dan mengintegrasikan
pengetahuan
dan
keterampilan
dengan
berbagai cara. 3) Kegiatan penutup (tahap penampilan hasil) Pada tahap ini guru membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil belajar akan terus meningkat. Teori pembelajaran yang mendukung pendekatan SAVI adalah Teori Vygotsky dan Modalitas belajar.
24
M. Quraish shihab, Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 437.
23
1) Teori Vygotsky Teori vygotsky berusaha mengembangkan model konstruktivitis belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Dalam membangun sendiri pengetahuannya, peserta didik dapat mamperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Dengan kegiatan yang beragam peserta didik akan membangun pengetahuan sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi. 25 Menurut Vygotsky, pada saat seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan menggunakan fisiknya berupa alat indera untuk menangkap stimulus tersebut, kemudian dengan saraf otaknya informasi yang telah diterima diolah. Keterlibatan alat indera dalam menyerap stimulus dan saraf otak dalam mengelola informasi yang diperoleh merupakan proses secara fisik psikologi sebagai elemen dasar dalam belajar. 26 Teori ini digunakan dalam implementasi pembelajaran SAVI yaitu pembelajarannya melibatkan semua alat indera untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui diskusi kelompok, mengamati alat peraga, dan tanya jawab. Guru hanya sebagai fasilitator untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Modalitas belajar Bobbi
De
Porter,
dalam
bukunya
Quantum
Learning,
mengemukakan tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang yaitu
25
Saminanto, Ayo Praktik PTK, (Semarang :Rasail Media Group, 2010), hlm.20. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 124. 26
24
modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinestetik (somatis).27 Modalitas visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun yang diingat. Jika dikaitkan dengan gaya belajar, maka belajar melalui apa yang dilihat. Orang yang sangat visual bercirikan : teratur, memperhatikan segala sesuatu, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, mengingat apa yang dilihat. Modalitas auditoral mengakses segala jenis bunyi dan kata atau belajar melalui apa yang didengar. Orang yang sangat auditorial bercirikan
:
perhatian
mudah
terpecah,
belajar
dengan
cara
mendengarkan, menggerakkan bibir saat membaca. Modalitas kinistetik (somatis) mengakses segala jenis gerak dan emosi atau belajar lewat gerak atau sentuhan. Orang yang sangat kinestik bercirikan : banyak bergerak, belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik, mengingat sambil berjalan dan melihat. Semua modalitas belajar di atas terdapat dalam pembelajaran SAVI. Suatu proses pembelajaran jika melibatkan semua modalitas belajar secara bersamaan, belajar akan semakin hidup, berarti, dan melekat. 3.
Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Garis singgung persekutuan dua lingkaran meliputi garis singgung persekutuan dalam dan garis singgung persekutuan luar.28 a) Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar A C P
B a
Q
Gambar 2. 2 27 28
Bobbi DePorter, Quantum Teaching, (Bandung : Kaifa, 2000), hlm.123-124. Sumarna, Matematika untuk SMP kelas VIII, (Jabar ; Regina, 2007), hlm180-181.
25
AB merupakan garis singgung persekutuan luar dari lingkaran yang berpusat di P dan Q. Lingkaran besar berjari-jari , sedangkan lingkaran kecil berjari-jari . Jika garis AB ditranslasikan sejauh , maka diperoleh garis CQ. Dengan demikian panjang AB = panjang CQ. Panjang PC =- . PQ atau a adalah jarak kedua pusat lingkaran. Pada segitiga PQC berlaku dalil Pythagoras (siku-siku di C) Karena CQ = AB maka persamaan di atas menjadi
; Contoh : Diketahui dua buah lingkaran berjari-jari 20 cm dan 15 cm. Jika jarak titik pusat kedua lingkaran tersebut adalah 13 cm, berapakah panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran tersebut? Diketahui : = 20 cm = 15 cm Jarak titik pusat lingkaran () = 13 cm Ditanya
: berapa panjang garis singgung persekutuan luarnya (P)?
Jawab
: 13 20 15 √13 5 √169 25 √144 12
26
Jadi panjang garis singgung persekutuan luar lingkaran tersebut adalah 12 cm b) Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam C A P Q B Gambar 2. 3 AB merupakan garis singgung persekutuan dalam dari lingkaran yang berpusat di P dan Q. Lingkaran besar berjari-jari , sedangkan lingkaran kecil berjari-jari . Jika garis AB ditranslasikan sejauh , maka diperoleh garis CQ. Dengan demikian panjang AB = panjang CQ. Panjang AC = panjang BQ = Panjang PC =+ . PQ atau a adalah jarak kedua pusat lingkaran. Pada segitiga PQC berlaku dalil Pythagoras (siku-siku di C) Karena CQ = AB maka persamaan di atas menjadi AB PQ PC Contoh : Dua buah lingkaran yang berjari-jari masing- masing 5 cm dan 3 cm memiliki jarak titik pusat kedua lingkaran 17, maka panjang garis singgung persekutuan dalam lingkaran tersebut adalah …..cm Diketahui : = 5 cm = 3 cm 27
Jarak titik pusat lingkaran () = 17 cm Ditanya
: berapa panjang garis singgung persekutuan dalamnya (P)?
Jawab
: 17 5 3 √17 8 √289 64 √225 15
Jadi panjang garis singgung persekutuan dalam lingkaran tersebut adalah 15 cm. 4.
Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Pendekatan Savi pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran. Penerapan pendekatan savi dalam pembelajaran pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran sesuai dengan langkah-langkah pendekatan SAVI yaitu: a) Guru membuka pelajaran dengan berdoa. b) Guru mengadakan presensi peserta didik. c) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Misalkan : apa pengertian dari garis singgung persekutuan ? d) Guru memberikan motivasi dengan mengkonstektualkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Misalkan : gir depan dan belakang sepeda dihubungkan dengan rantai, dan
membentuk garis singgung persekutuan dua lingkaran.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada pembelajaran ini adalah dengan alat peraga dan pendekatan SAVI, peserta didik dapat mendeskripsikan garis
28
singgung persekutuan, dapat menemukan rumus dan dapat menghitung garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. f)
Guru membentuk kelompok heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik.
g) Guru membagikan bagian-bagian alat peraga dan menjelaskan bagianbagian dari alat peraga tersebut. Seperti : Bangun yang berbentuk segi empat digunakan sebagai alas. Garis yang pendek digunakan sebagai jari-jari dan yang panjang digunakan sebagai garis singgung persekutuan dua lingkaran dan jarak antara dua titik pusat kedua lingkaran. Dua lingkaran besar dan kecil yang akan di buat garis singgung persekutuan. Gambar 2. 4 Kemudian guru memberikan tugas untuk membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran dari bagian-bagian alat peraga dan menentukan rumus mencari panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan pendekatan Pythagoras . h) Peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian dari alat peraga (Somatis). i)
Peserta didik menempelkan lingkaran A dan lingkaran B pada alas alat peraga (Somatis).
j)
Peserta didik membuat garis yang menyinggung lingkaran A dan lingkaran B di sisi luarnya (Somatis).
k) Peserta didik membuat jari-jari dari pusat lingkaran A menjadi tegak lurus dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran, begitu juga pada lingkaranB (Somatis).
29
l)
Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran A sampai titik pusat lingkaran B (Somatis).
m) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B yang sejajar dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran sampai jari-jari lingkaran A, serta tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A (Somatis). n) Peserta didik mendengar dan membicarakan atau mendiskusikan dengan teman satu kelompoknya bagaimana cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Auditory). o) Peserta didik mengukur panjang jari-jari kedua lingkaran, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran dan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Somatis). p) Peserta didik memasukkan hasil pengukuran jari-jari lingkaran dan panjang titik pusat kedua lingkaran ke dalam rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang telah diperoleh (Intelektual). q) Peserta didik menunjukkan dan mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan alat peraga di depan kelas (Visual). r)
Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil diskusi kelompok dan memberi kesempatan bertanya untuk peserta didik.
s)
Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
t)
Evaluasi.
u) Mengucapkan salam dan berdoa.29
29
Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book, hlm. 106-108.
30
D. Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI dapat Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seorang guru harus menyadari bahwa proses komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah mengerti, atau bahkan salah konsep. Semua itu menjadi hambatan dalam pembelajaran. Pikiran rasional dalam pembelajaran
menjadi fokus pendidikan,
sedangkan tubuh dianggap sama sekali tidak relavan dengan proses belajar. Pembelajaran ini telah memisahkan tubuh dan pikiran, menganggap belajar sebagai kerja otak dan suatu proses rasional dan verbal yang nyaris tidak ada hubungannya dengan seluruh perasaan dan indera. Gerakan fisik tidak hanya dianggap tidak penting tetapi juga mengganggu, dan dalam banyak kasus merupakan tanda kecerdasan yang rendah dan ketidakmampuan belajar bawaan. Pikiran dan tubuh adalah satu keseluruhan yang terpadu dan tak terpisahkan. Pikiran tidak terbatas pada otak saja tetapi disebarkan ke seluruh tubuh. Tubuh mempengaruhi otak dengan berbagai cara. Gerakan tidak hanya meningkatkan sirkulai otak, tetapi juga menghasilkan zat kimia yang penting bagi susunan jaringan saraf di dalam otak. Oleh karena itu dalam proses belajar yang baik perlu akan penyatuan antara pikiran dan gerakan tubuh. Pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru khususnya pembelajaran matematika tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan dalam hal peningkatan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan sebagian besar pembelajaran berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi cenderung bersifat satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik atau biasa disebut dengan pembelajaran konvensional. Di samping itu kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran seperti alat peraga sehingga peserta didik kesulitan memahami konsep yang bersifat abstrak. Pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik tidak tahu garis singgung persekutuan dalam dan 31
persekutuan luar dua buah lingkaran, peserta didik tidak bisa membedakan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran, peserta didik juga tidak memahami konsep menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran. Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI sangat cocok untuk materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, kreatif, dan terampil dalam menyampaikan pendapat, mengemukakan ide dalam menyelesaikan masalah sehingga mempunyai pengalaman dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam pembelajaran SAVI, melibatkan semua panca indera yang dimiliki peserta didik, karena unsur dari SAVI adalah Somatis (bergerak), Auditory (mendengar, berbicara atau berdiskusi), Visual (menunjukan dan mempresentasikan), dan Intelektual (berfikir). Implementasi pembelajaran dengan penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dan pendekatan SAVI, peserta didik bergerak aktif membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, kemudian berdiskusi menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dengan menemukan sendiri rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik cenderung akan mengingat lama dan dapat mengaplikasikan pada materi yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Setelah itu mempresentasikan hasil diskusi dan mengimplementasikan hasil diskusi pada soal. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar. Pembelajaran seperti ini disebut pembelajaran yang efektif. Semakin baik kemampuan peserta didik, akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar dan prestasi peserta didik. 32
Teori yang mendukung pendekatan SAVI adalah teori Vygotsky. Teori Vygotsky mengembangkan model konstruktivitis belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Dalam membangun sendiri pengetahuannya, peserta didik dapat mamperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Dengan kegiatan yang beragam peserta didik akan membangun pengetahuan sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok,
pengamatan,
pencatatan,
pengerjaan
dan
presentasi.
Proses
pembelajaran peserta didik pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran melalui penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI akan mendorong peserta didik dapat menggali pengetahuan sendiri pada materi yang diajarkan. Di samping itu teori yang mendukung pendekatan SAVI adalah modalitas belajar yaitu visual, auditoral, dan kinestik. Dalam pembelajaran SAVI melibatkan semua modalitas belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan ditambah dengan aspek intelektual. Dengan adanya penggabungan modalitas belajar dalam satu proses pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan. Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI membuat peserta didik akan lebih termotivasi giat belajar dan tidak beranggapan bahwa konsepkonsep pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran sulit, dan komunikasi antar peserta didik akan lebih baik yang diperoleh dari kerja kelompok. Dan pada akhirnya, peserta didik dapat memahami apa yang diajarkan selama proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami konsepkonsep garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan baik dan hasil belajar peserta didik akan meningkat dari hasil belajar yang sebelumnya.
33
E. Hipotesis tindakan Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : 1.
Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktifitas peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
2.
Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI. 2. Variabel terikat Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dalam variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar peserta didik klas VIII D MTs N 2 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang tahun ajaran 2010/2011 dalam pelajaran matematika pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Jumlah peserta didik kelas VIII D sebanyak 44 peserta didik.
C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Secara sederhana classroom action research diartikan sebagai suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi
35
dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif.1 Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 3 siklus yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahapan; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
D. Pelaksana dan Kolaborator Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang dikerjakan. Yang melaksanakan pembelajaran adalah guru matematika kelas VIII MTs N 2 Semarang yaitu Ahmad Juari, S. Pd, M. Si. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengamat. Dalam hal ini peneliti sudah paham mengenai materi yang akan diajarkan.
E. Metode Penyusunan Instrument 1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II dibuat berdasarkan format yang ditentukan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan penerapan alat peraga dengan menggunakan pendekatan SAVI.
2.
Tugas rumah Tugas rumah diberikan bertujuan untuk mendalami soal-soal yang berkaitan dengan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
1
Saminanto, Ayo Praktik PTK, (Semarang : Rasail Media Group, 2010), hlm.2-3.
36
3.
Instrumen pengamatan Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur tercapainya kompetensi dasar materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
4.
Tes formatif Tes formatif dilakukan pada akhir siklus I dan II. Tes formatif pada siklus I dipakai untuk melihat keberhasilan sementara pembelajaran dengan penerapan alat peraga dengan menggunakan pendekatan SAVI, dan digunakan untuk evaluasi untuk refleksi pada siklus II. Sedangkan tes formatif pada siklus II untuk melihat keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga dan menggunakan pendekatan SAVI.
F. Metode Pengumpulan Data 1.
Observasi Observasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.2 Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif .
2.
Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dangan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.3
2
Wina Sanjaya, Penilitan Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
3
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 82
hlm. 86
37
3.
Metode dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.4 Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
4.
Tes Tes merupakan instrumen pengumpul data untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.5
5.
Kolaborasi Kolaborasi adalah kerjasama antara guru (orang yang melakukan tindakan), observer (orang yang bertindak sebagai pengamat untuk memberikan masukkan guru selama tindakan dilakukan), dan peserta didik sebagai kelompok belajar yang keberhasilan belajarnya tanggung jawab guru. Untuk menjamin terjadi kolaborasi, semua pihak yang telibat perlu memandang dari sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan perluasan pandangan sehingga tindakan guru lebih bermakna.
6.
Refleksi Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan observer. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.6
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke Cipta, 2006), Cet, 13, hlm. 231 5 Wina sanjaya, Penilitan Tindakan Kelas, hlm. 99. 6 Wina sanjaya, Penilitan Tindakan Kelas hlm. 80.
38
G. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini dirancang akan dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Untuk siklus I dan siklus II terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1. Pra siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini diukur dengan indikator penelitian yaitu dilihat dari hasil belajar para peserta didik pada tahun sebelumnya yang diperoleh dengan cara dokumentasi dan wawancara guru pengampu kelas VIII D MTs N 2 Semarang, yang bernama Ahmad Juari, S. Pd, M. Si. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan alat peraga dengan menggunakan pendekatan SAVI pada siklus 1 dan siklus 2. 2. Siklus I a. Perencanaan. 1) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sub pokok materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, 2) Peneliti menyiapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, 3) Merencanakan pembuatan kelompok, 4) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru, 5) Membuat tes siklus I mengenai garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dan kunci jawabannya, 6) Peneliti merancang PR siklus I dan kunci jawaban.
39
b. Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan dengan pendekatan SAVI. 1)
Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
2)
Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran yang menerapkan pendekatan SAVI
3)
Guru memberikan apersepsi, dengan mengingat pelajaran yang kemarin diajarkan.
4)
Guru memberikan motivasi dengan mengkontekstualkan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dalam kehidupan sehari-hari
5)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6)
Guru membentuk kelompok heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik.
7)
Guru
menjelaskan
bagian-bagian
alat
peraga
model
persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik (peserta didik membuat garis singgung lingkaran dari bagianbagian alat peraga dan menentukan rumus panjang garis singgung dengan pendekatan pythagoras) 8)
Peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian dari alat peraga (Somatis).
9)
Peserta didik menempelkan lingkaran A dan lingkaran B pada alas alat peraga (Somatis).
10) Peserta didik membuat garis yang menyinggung lingkaran A dan lingkaran B di sisi luarnya (Somatis).
40
11) Peserta didik membuat jari-jari dari pusat lingkaran A menjadi tegak lurus dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran, begitu juga pada lingkaran B (Somatis). 12) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran A sampai titik pusat lingkaran B (Somatis). 13) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B yang sejajar dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran sampai jari-jari lingkaran A, serta tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A (Somatis). 14) Peserta
didik
mendengar
dan
membicarakan
atau
mendiskusikan dengan teman satu kelompoknya bagaimana cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Auditory). 15) Peserta didik mengukur panjang jari-jari kedua lingkaran, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran dan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Somatis). 16) Peserta
didik
memasukkan
hasil
pengukuran
jari-jari
lingkaran dan panjang titik pusat kedua lingkaran ke dalam rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang telah diperoleh (Intelektual). 17) Peserta didik menunjukkan dan mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan alat peraga di depan kelas (Visual). 18) Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil diskusi kelompok dan memberi kesempatan bertanya untuk peserta didik. 19) Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan 20) Guru memberikan tes siklus 1 41
c.
Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu . 1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi: a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas. b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan. 2) Pengamatan terhadap guru, meliputi: a) Penampilan guru di depan kelas b) Mengamati guru saat menyajikan materi. c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan SAVI. 3)
Pengamatan secara kolaboratif, meliputi: a) Mengamati jalannya proses pembelajaran. b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah di atas KKM. c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
d. Refleksi Refleksi pada siklus I dilakukan segera setelah tahap implementasi dan observasi selesai dilakukan. Hasil refleksi siklus I ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanaan siklus II. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
42
3. Siklus II a.
Perencanaan Setelah merefleksi dari hasil siklus I didapatkan kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan siklus II. Kegiatan tahap siklus II sebagai berikut : 1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I, 2) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sub pokok materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, 3) Peneliti menyiapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, 4) Merencanakan pembuatan kelompok, 5) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru, 6) Membuat tes siklus II mengenai garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dan kunci jawabannya, 7) Peneliti merancang PR siklus II dan kunci jawaban.
b. Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan dengan pendekatan SAVI. 1) Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik. 2) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran yang menerapkan pendekatan SAVI 3) Guru memberikan apersepsi, dengan mengingat pelajaran yang kemarin diajarkan.
43
4) Guru memberikan motivasi dengan mengkontekstualkan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dalam kehidupan sehari-hari 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6) Guru membentuk kelompok heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik. 7) Guru
menjelaskan
bagian-bagian
alat
peraga
model
persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik (peserta didik membuat garis singgung lingkaran dari bagianbagian alat peraga dan menentukan rumus panjang garis singgung dengan pendekatan pythagoras) 8) Peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian dari alat peraga (Somatis). 9) Peserta didik menempelkan lingkaran A dan lingkaran B pada alas alat peraga (Somatis). 10) Peserta didik membuat garis yang menyinggung lingkaran A dan lingkaran B di sisi dalamnya (Somatis). 11) Peserta didik membuat jari-jari dari pusat lingkaran A menjadi tegak lurus dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran, begitu juga pada lingkaranB (Somatis). 12) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran A sampai titik pusat lingkaran B (Somatis). 13) Peserta menarik garis perpanjangan jari-jari lingkaran A yang panjangnya sama dengan panjang jari-jari lingkaran B (Somatis).
44
14) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B yang sejajar dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran sampai keperpanjangan jari-jari lingkaran A, (Somatis) 15) Peserta
didik
mendengar
dan
membicarakan
atau
mendiskusikan dengan teman satu kelompoknya bagaimana cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Auditory) 16) Peserta didik mengukur panjang jari-jari kedua lingkaran, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran dan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Somatis). 17) Peserta didik memasukan hasil pengukuran jari-jari lingkaran dan panjang titik pusat kedua lingkaran ke dalam rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang telah diperoleh (Intelektual). 18) Peserta didik menunjukkan dan mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan alat peraga di depan kelas (Visual). 19) Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil diskusi kelompok dan memberi kesempatan bertanya untuk peserta didik. 20) Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan 21) Guru memberikan tes siklus II. c.
Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu . 1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi: a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
45
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan. 2) Pengamatan terhadap guru, meliputi: a) Penampilan guru di depan kelas b) Mengamati guru saat menyajikan materi. c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan SAVI. 3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi: a) Mengamati jalannya proses pembelajaran. b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah di atas KKM. c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. d. Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes pada siklus II. Pada refleksi siklus II ini diharapkan peserta didik sudah meningkat kemampuan komunikasinya dan mampu mencapai hasil yang diharapkan.
H. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber data a.
Data hasil tes siklus I dan siklus II pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran.
b.
Data tentang pengamatan kemampuan aktifitas peserta didik dalam penguasaan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
46
c.
Data tentang kemampuan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan pendekatan SAVI
d.
Data tentang refleksi peserta didik terhadap pembelajaran dengan menggunakan alat peraga melalui pendekatan SAVI.
2. Jenis data Jenis data adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa :
I.
a.
penilaian kelompok,
b.
pengamatan terhadap peningkatan aktifitas peserta didik,
c.
hasil tes,
d.
data hasil observasi terhadap penerapan pendekatan SAVI.
Metode Analisis Data Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan
untuk
menggambarkan
keberhasilan
pembelajaran
melalui
pendekatan SAVI. 1.
Data keaktifan peserta didik Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut: Persentase(%) =
2.
total skor x 100% jumlah peserta didik
Data mengenai hasil belajar Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
47
a. Menghitung rata-rata Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: x=
∑X n
Keterangan:
x = rata-rata nilai ∑ = jumlah seluruh nilai n = jumlah peserta didik b. Menghitung ketuntasan klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
ketuntasan belajar klasikal =
J.
∑ peserta didik tuntasbelajar x100% ∑ seluruh pesertadidik
Indikator Keberhasilan a) Keaktifan peserta didik > 75 %. b) Rata-rata kelas > 6,0. c) Ketuntasan klasikal > 75%7.
7
Masnur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hlm. 36.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah 1. Gambaran umum madrasah Nama sekolah
: MTs N 2 Semarang
Alamat
: 1997
Tahun berdiri
: Jl. Citandui Raya III, Ds. Mlatiharjo Kec.
Semarang Timur. Status sekolah
: Negeri
Hasil akreditasi
:A
Jumlah pengajar
: 34 pengajar
Jumlah karyawan
:10 karyawan
Jumlah peserta didik
: 620 peserta didik
2. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya generasi yang bertaqwa, berilmu, dan berakhlak b. Misi 1) Mewujudkan generasi-generasi yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. 2) Mewujudkan generasi yang cerdas 3) Mewujudkan generasi yang terampil 4) Mewujudkan generasi yang mandiri 5) Mewujudkan generasi yang sadar dan peduli lingkungan 3. Sejarah umum madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri 02 Semarang pada mulanya adalah Madrasah sanawiyah Filial Kauman Semarang yang beralokasi di Jl. Kauman Butulan No.131. Terbentuknya Mts N Filial Semarang sendiri berkaitan dengan Lembaga Pendidikan yang telah ada sebelumnya yang 49
bernaung di Bawah Yayasan Mu’alimat dengan Akte Notaris R.T. SoepraptoNo. 91/1962. Pengurus Yayasan Mu’alimat berkeputusan untuk mengubah Lembaga Pendidikan yang telah ada di bawah naungan Yayasan Mu’alimat menjadi Madrasah Negeri Filial. Permohonan pembentukan Madrasah Tsanawiyah Negeri Filial pun kemudian diajukan kepada kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Semarang. Permohonan tersebut oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Semarang yang pada waktu itu dijabat oleh Drs. Muhammadi diajukan ke Kakanwil Depag Prop. Jateng dan Alhamdulillah dikabulkan. Sejak itulah berdiri Madrasah Tsanawiyah Negeri Filial di Kauman Semarang dengan status gedung masih milik Yayasan Mu’allimat Semarang. Sejak itu pula, animo masyarakat membaik dan tumbuh kembali, terbukti dengan
meningkatnya jumlah siswa. Kegiatan
mengajarpun mulai menampakkan hasil dengan tingkat kelulusan 100 %.
B. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik MTs N 2 Semarang khususnya pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus merupakan persiapan peneliti sebelum melakukan siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II juga dua kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian ini mencakup empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi. Untuk hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut : 1. Pra siklus Pelaksanaan membandingkan
pra
siklus
keberhasilan
dilaksanakan pembelajaran
sebagai
dasar
untuk
menggunakan
model
pembelajaran konvensional dengan menggunakan alat peraga model 50
persamaan
garis
singgung
dengan
pendekatan
phytagoras
dan
menggunakan pendekatan SAVI. Dalam pelaksanaan pra siklus peneliti melakukan wawancara dengan bapak Juari selaku guru matematika kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada hari senin 1 november 2010. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan informasi tentang keaktifan peserta didik pada tahun pelajaran 2009/2010. Selain dengan wawancara, peneliti memperoleh data dengan cara dokumentasi. Dari dokumentasi dapat dilihat hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran sebelumnya. Hasil belajar peserta didik tahun pelajaran 2009-2010 dapat dilihat pada daftar hasil belajar peserta didik pra siklus (terlampir). 2. Siklus I Penelitian yang telah dilakukan telah diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pelaksanaan siklus I Penelitian tindakan kelas siklus I dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik semester genap kelas VIII D MTs N 2 Semarang tahun pelajaran 2010-2011 dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas materi pembelajaran, sedangkan pertemuan kedua sebagai pelaksanaan evaluasi siklus I. Untuk lebih detailnya akan diuraikan sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama pada pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 9 februari 2011 pada jam ke III yaitu pukul 08.20 WIB sampai pukul
09.40 WIB. Pembelajaran dimulai
setelah jam pergantian pelajaran berbunyi. Bapak Juari selaku guru matematika kelas VIII D dan peneliti sebagai kolaborator 51
masuk kelas VIII D. Suasana kelas pada saat itu tidak kondusif. Setelah pak Juari membuka pelajaran dengan mengucapkan salam suasana kelas menjadi kondusif, kemudian dilanjutkan dengan presensi ternyata semua peserta didik masuk semua. Sebelum memasuki materi, guru memberikan apersepsi dengan mengingat pelajaran sebelumnya yaitu garis singgung lingkaran, guru bertanya kepada peserta didik pengertian garis singgung lingkaran. Salah satu peserta didik berani angkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari pak Juari. Setelah memberikan apersepsi guru memberitahukan kepada peserta didik bahwa pada hari ini akan mempelajari materi garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, kemudian guru memberikan motivasi dengan mengkontekstualkan materi dalam kehidupan sehari-hari seperti rantai pada ger sepeda, rantai sebaai garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dan gernya dianggap sebagai lingkaran. Sebelum guru membagi kelompok, guru menjelaskan bahwa pembelajaran kali ini akan menggunakan alat peraga dan pendekatan SAVI. Pada saat guru menjelaskan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dan pendekatan SAVI para peserta didik memperhatikan dengan tenang. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Dengan bijaksana guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 sampai 7 peserta didik, dan meminta peserta didik mengelompok menurut kelompoknya masing-masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berkelompok, ada yang saling berebut tempat duduk untuk kelompoknya, ada pula yang ribut mencari anggota kelompoknya. Dalam satu kelas terbentuk 7
52
kelompok karena jumlah dari peserta didik kelas VIII D adalah 44 peserta didik dan nama-nama peserta didik terlampir. Peserta didik masih bingung kenapa harus berkelompokberkelompok, terlihat ada beberapa peserta didik yang saling bertanya kepada temannya sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Setelah kondisi kelas agak tenang, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju ke depan mengambil bagian-bagian alat peraga. Setiap kelompok sudah mendapatkan bagian- bagian alat peraga, guru menjelaskan bagian-bagian dari alat peraga diantaranya :
Lingkaran A (1)
Jari-jari lingkaran
Lingkaran B (2)
garis singgung persekutuan lingkaran Gambar 4. 1
Guru meminta setiap kelompok berdiskusi membuat garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian alat peraga yang diberikan dan menemukan rumus mencari panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dengan pendekatan phytagoras. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI diterapkan dengan cara peserta didik bergerak aktif membuat garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dengan menggunakan alat peraga (Somatis). Pada pembelajaran ini guru tidak menjelaskan materi kepada peserta didik karena mereka belajar 53
sendiri melalui diskusi kelompok. Suasana mulai tenang saat para peserta didik mulai serius membuat garis singgung persekutuan luar dua lingkaran bersama kelompoknya masing-masing. Ketika diskusi dalam kelompok, guru mendampingi dan membantu kelompok yang menemukan kesulitan. Guru tidak mendatangi semua kelompok yang ada, hanya beberapa kelompok saja yang didampingi. Sehingga peserta didik pada kelompok lain yang tidak didampingi menjadi gaduh karena mereka bertanya kepada anggota kelompok yang lain untuk membuat garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Setelah 10 menit berlalu guru bertanya “sudah selesai membuat alat peraga garis singgung persekutuan luar dua lingkaran atau belum?”. Ada beberapa kelompok yang menjawab sudah dan ada yang menjawab belum. Setelah terbentuk alat peraga garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, sebagai implementasi dari unsur SAVI yaitu Auditory guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi atau membicarakan untuk menemukan rumus panjang garis singggung persekutuan luar dua lingkaran. Diskusipun dilanjutkan untuk menemukan rumus panjang garis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dan guru kembali berkeliling kelas untuk mengarahkan kelompok yang menemukan kesulitan. Dalam diskusi kelompok ada yang saling bekerja sama membuat alat peraga dan berdiskusi menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran namun masih ada kelompok yang hanya orang tertentu yang mengerjakan sedangkan yang lainnya hanya melihat dan diam tanpa mau bertanya apa yang tidak dimengerti.
54
Kemudian guru meminta peserta didik mengukur bagianbagian dari alat peraga yaitu panjang garis singgung persekutuan luar, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran, dan masing-masing jari-jari dari lingkaran A dan lingkaran B. Untuk karakteristik SAVI yang intelektual, guru meminta peserta didik umtuk memasukkan hasil pengukuran pada rumus yang telah ditemukan, untuk memastikan apakah rumus yang ditemukan benar atau tidak. Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, ini merupakan karakteristik Visual dari SAVI. Guru meminta perwakilan
dari
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, tapi tidak ada satu pun dari 7 kelompok yang mau maju ke depan kelas. Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya ada satu kelompok yang berani presentasi, yaitu kelompok 2 dan yang maju adalah Erna Setyoningrum. Setelah presentasi selesai, kelompok yang lain boleh menanggapi hasil presentasi, tapi tidak ada peserta didik yang menanggapi. Akhirnya guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi. Dari hasil diskusi setiap kelompok masih terlihat beberapa kelompok yang belum sempurna dalam membuat garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Contohnya kelompok satu, jari-jari lingkaran A dan B belum tegak lurus dengan garis singgung persektuan dua lingkaran. Kemudian guru bertanya kepada peserta didik “sudah paham anak-anak?”, tapi yang menjawab hanya sebagian, yang lainnya
diam.
Guru
membimbing
peserta
didik
untuk
menyimpulkan materi garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yaitu : 1.
garis singgung persekutuan dua buah lingkaran tegak lurus dengan masing-masing jari-jari lingkaran tersebut 55
2.
rumus panjang garis singgung persekutuan dua buah lingkaran adalah Keterangan : AB = garis singgung persekutuan luar dua lingkaran a
= jarak titik pusat kedua lingkaran
= jari-jari lingkara besar
= jari-jari lingkaran kecil Setelah peserta didik bersama dengan guru membuat
kesimpulan. Kemudian peserta didik diminta untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing. Suasana di kelas menjadi gaduh lagi, tetapi tidak segaduh waktu pembagian kelompok tadi. Setelah kondisi kelas agak tenang, kemudian guru memberi soal tes akhir yang harus dikerjakan secara individu. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.40 WIB yang pertanda pembelajaran akan selesai. Maka guru meminta semua peserta didik harus mengumpulkan hasil pekerjaannya. Ada beberapa peserta didik yang belum selesai mengerjakan, tapi sudah selesai atau belum harus dikumpulkan. Bel pergantian pelajaranpun berdering, guru memberi tugas rumah (terlampir). Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan dan guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
56
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua pada pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 11 februari 2011 pada jam ke III yaitu pukul 08.20 WIB sampai pukul 09.00 WIB Guru membuka pembelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. Maka dilanjutkan dengan absensi. Setelah melakukan absensi guru menanyakan PR yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya dengan menanyakan siapa yang tidak mengerjakan PR? Ada 4 peserta didik yang angkat tangan.
Kemudian
guru
meminta
peserta
didik
untuk
mengumpulkan PR. Setelah mengumpulkan PR guru bertanya
“Sudah siap
ulangan ya anak-anak?”. Ya, pak” jawab peserta didik. Guru meminta peserta didik untuk memasukkan semua buku ke dalam tas. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus I, guru memberikan 5 soal uraian. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan dijawab peserta didik secara serempak. Hasil evaluasi siklus I terlampir. b. Hasil pengamatan Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum terbiasa belajar berkelompok, sehingga diskusi dalam kelompok belum terlihat hidup. Akibatnya pembelajaran dengan penerapan alat peraga model persamaan
57
garis singgung dengan pendekatan
phytagoras dengan
menggunakan pendekatan SAVI belum terlaksana semestinya, b) Ada dua kelompok belajar yang tediri atas 7 peserta didik, sehingga kelompok ini cenderung ramai dan tidak terkondisi, c) Unsur somatis dalam SAVI belum maksimal, terbukti ada beberapa kelompok yang belum sempurna dalam membuat alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, d) Unsur
auditory
belum
sepenuhnya
terlaksana
dalam
pembelajaran, beberapa peserta didik masih ada yang pasif, takut bertanya, mengemukakan pendapat dan
tidak mau
berdiskusi, e) Unsur visual belum terealisasi, peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan hanya ada perwakilan
satu
kelompok
yang
berani
untuk
mempresentasikan hasil diskusi, f) Unsur intelektual belum maksimal, Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan. 2) Hasil pengamatan guru dalam pembelajaran a) Guru kurang menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dengan penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI belum lancar atau optimal, b) Guru belum bisa menyampaikan peraturan pembelajaran dengan jelas, karena guru baru pertama kali menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI,
58
c) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat berdiskusi. Aktifitas guru dan aktifitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik VIII D MTs N 2 Semarang tahun pelajaran 2010-2011 pada siklus I dapat dilihat pada lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik siklus I (terlampir). c. Evaluasi dan refleksi Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada siklus I masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaik. Berdasarkan data yang diperoleh, maka setelah pembelajaran berakhir pada hari rabu tanggal 9 februari 2011 peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan adalah: 1) Guru kurang menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dengan penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI belum lancar/optimal, 2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat berdiskusi, 3) Ada dua kelompok belajar yang tediri atas 7 peserta didik, sehingga kelompok ini cenderung ramai dan tidak terkondisi, 4) Unsur somatis dalam SAVI belum maksimal, terbukti ada beberapa kelompok yang belum sempurna dalam membuat alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras,
59
5) Unsur auditory belum sepenuhnya terlaksana dalam pembelajaran, beberapa peserta didik masih ada yang pasif, takut bertanya, mengemukakan pendapat dan tidak mau berdiskusi, 6) Unsur visual belum terealisasi, peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan hanya ada perwakilan satu kelompok yang berani untuk mempresentasikan hasil diskusi, 7) Unsur intelektual belum maksimal, Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan. Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru
mempelajari
lebih
lanjut
dan
mamahami
skenario
pembelajaran siklus II, 2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi kelompok, 3) Kelompok yang terdiri atas 7 peserta didik diambil satu digabungkan dengan kelompok yang lain, 4) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik dalam memahami
langkah-langkah
membuat
alat
peraga
model
persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras , 5) Guru memberikan motivasi agar peserta didik berani untuk aktif bertanya, mengemukakan pendapat, maupun aktif dalam diskusi, 6) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani maju presentasi hasil diskusi di depan kelas, 7) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus II
60
3. Siklus II a. Pelaksanaan siklus II Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
alat peraga
model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang Tahun pelajaran 2010-2011 pada siklus II ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Berikut uraian tiap pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. 1) Pertemuan pertama Pertemuan
pertama
pada
pelaksanaan
siklus
II
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2011 pada jam ke III dan Jam Ke IV yaitu pukul 08.20 WIB sampai pukul 09.40 WIb. Pembelajaran dimulai setelah bel pergantian pelajaran berbunyi. Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen peserta didik. Guru memberikan sedikit gambaran dari hasil evaluasi siklus I bahwa nilai yang mereka peroleh belum memuaskan dalam artian sebagian besar peserta didik mendapatkan nilai rendah. Selanjutnya guru menghimbau kepada para peserta didik agar lebih giat belajar. Guru memberikan apersepsi materi sebelumnya tentang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yaitu melalui tanya jawab secara lisan terhadap peserta didik tentang rumus mencari panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dan peserta 61
didik menjawab bersama-sama. Setelah memberikan apersepsi, guru memberi tahu bahwa materi yang akan dipelajari adalah garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran dan menggunakan alat peraga dengan menggunakan pendekatan SAVI sama seperti pertemuan kemarin. Guru lebih memotivasi bahwa dalam pembelajaran harus lebih ditingkatkan lagi keempat unsur dari SAVI yaitu Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual. Dengan adanya motivasi tersebut diharapkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Guru bertanya “masih ingat dengan kelompok yang kemarin?”. Secara serempak peserta didik menjawab “ingat pak”. Tapi ada dua peserta didik yang bernama deddy tri prasetyo dan qorri aina yang mengangkat tangan dan berkata “saya lupa kelompok saya pak”. Guru menjawab “baiklah bapak akan membentuk kelompok baru yang beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik yang heterogen’. Setelah guru membacakan nama-nama kelompok, peserta didik mengelompok menurut kelompoknya masingmasing. Pada pertemuan kali ini peserta didik tidah gaduh karena mereka sudah mulai terbiasa dengan alat peraga dan pendekatan SAVI. Setelah semua peserta didik menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing, seperti pertemuan kemarin perwakilan peserta didik mengambil bagian-bagian alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras ke depan. Ada peserta didik yang bertanya “pak ini dibuat seperti kemarin ya pak?” guru menjawab “iya, seperti kemarin, tapi untuk kali ini dibuat garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, setelah selesai didiskusikan rumus mencari panjang garis singgung 62
persekutuan dalam dua lingkaran dan ukuran pada alat peraga dimasukkan pada rumus yang telah kalian temukan seperti pertemuan kemarin, sudah paham anak-anak?”. Peserta didik menjawab serentak paham pak. Guru memberikan waktu 20 menit untuk berdiskusi. Pada waktu
peserta
didik
serius
berdiskusi,
guru
berkeliling dan memberi pengarahan kepada setiap kelompok. Diskusi pada pertemuan kali ini tidak segaduh pada pertemuan sebelumnya, peserta didik sudah mulai menyesuaikan dengan pembelajaran yang diterapkan sehingga peserta didik lebih tenang dan serius dalam berdiskusi. Setelah waktu yang diberikan habis, guru bertanya kepada peserta didik “sudah selesai anak-anak?”. Sudah pak jawab semua peserta didik. Salah satu peserta didik berkata “gampang pak”. Guru menanggapi, kalian memang pintar-pintar, sekarang siapa yang mau mempresentasikan hasil diskusi kalian?. Ternyata semangat peserta didik pada siklus II ini meningkat drastis hal ini terbukti dengan banyaknya kelompok yang ingin maju ke depan kelas. Akhirnya guru menunjuk kelompok 4 maju ke depan kelas. Peserta didik yang lain memperhatikan apa yang dilakukan kelompok yang maju ke depan kelas. Kelompok 4 mulai mempresentasikan hasil diskusi mereka yaitu : rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah : Kenapa jari-jarinya ditambah dan hasil penghitungan panjang garis singgung persekutuan dalamnya mana? Tanya guru.
63
Salah satu anggota kelompok menjawab nggak tau pak, di buku seperti itu dan hasilnya belum kami hitung pak. Ya sudah tidak apa-apa, kembali ke tempat duduk. Mungkin ada kelompok lain yang mau menambahi hasil diskusi kelompok 4?. Saya pak, ada anggota kelompok 3 yang tujuk jari. Ya sudah kamu maju dan lanjutkan hasil diskusi kelompok 4 tadi kata pak guru. Gilang bakti nugroho maju ke depan kelas menulis hasil diskusi kelompoknya. Gilang menggambar segitiga siku-siku C
B
A Gambar 4. 6 Maka panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah AC adalah jumlah jari-jari lingkaran A dan lingkaran B Maka:
Diketahui : panjang titik pusat lingkaran A dan B (AB) = 27 cm Jari-jari lingkaran A = 12 cm Jari-jari lingkaran B = 5 cm 27 12 5 √27 17
64
√729 289 √440 20,9 21 Ternyata hasilnya sesuai dengan pengukuran yaitu panjang garis singgung persekutuan dalamnya 21 cm. Setelah presentasi selesai, guru bertanya “apakah ada hasil diskusi yang berbeda dengan yang di papan tulis?”. Ada dua kelompok yang tunjuk jari yaitu kelompok 1 dan kelompok 5. Kami cuma beda hasil akarnya saja pak, kata salah satu anggota kelompok 1. Pak guru menjawab “ya gak pa-pa, sekarang kita koreksi bersama-sama”. Kemudian guru membantu peserta didik untuk membuat kesimpulan yaitu rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran :
Dengan CB : garis singgung persekutuan dalam lingkaran AB : jarak titik pusat kedua lingkaran
: jari-jari kedua lingkaran Pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi siklus II, peserta didik serius mengerjakan soal. Bel istirahat berbunyi, tandanya hasil evaluasi dikumpulkan. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua pada pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 18 februari 2011 pada jam ke III yaitu pukul 08.20 WIB sampai pukul 09.00 WIB
65
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap untuk melakukan evaluasi. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus II, guru memberikan 5 butir soal dalam bentuk uraian (lampiran). Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. Hasil evaluasi siklus II terlampir. b. Hasil pengamatan Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus II, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik sudah terbiasa secara berkelompok, pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga model
persamaan
garis
singgung
dengan
pendekatan
phytagoras dan pendekatan SAVI terlaksana lebih optimal, b) Unsur somatis dalam SAVI sudah terlihat, semua kelompok sudah sepurna dalam membuat alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras, c) Unsur auditory sudah ada dalam pembelajaran, peserta didik sudah mulai berani bertanya dan aktif dalam berdiskusi, d) Unsur visual sudah terealisasi, tapeserta didik berebutan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, e) Unsur intelektual sudah maksimal, hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan.
66
2) Hasil pengamatan guru dalam pembelajaran a) Guru sudah menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dengan penerapan alat peraga model persamaan garis
singgung
dengan
pendekatan
phytagoras
dengan
menggunakan pendekatan SAVI lebih optimal, b) Guru selalu memantau dan membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. Aktifitas guru dan aktifitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik VIII D MTs N 2 Semarang tahun pelajaran 2010-2011 pada siklus II dapat dilihat pada lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik siklus II (terlampir). c. Evaluasi dan refleksi Setelah pembelajaran usai pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2011 peneliti dan pak Juari melakukan evaluasi hasil pengamatan pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan alat peraga model
persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang tahun pelajaran 2010-2011 pada siklus II sudah dilaksanakan dengan melakukan perbaikan yang sesuai dengan refleksi pada siklus I.
C. Pembahasan Pembahasan yang diuraikan di sini berdasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan refleksi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras 67
dengan menggunakan pendekatan SAVI pada tahap siklus I dan tahap siklus II, serta tahap pra siklus sebagai pra penelitian. 1. Pra Siklus Pra siklus didapat berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII MTs N 2 Semarang. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan
peserta
didik
mendengarkan
penjelasan
guru.
Setelah
menjelaskan materi guru memberikan contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku tulis masing-masing. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 60. Nilai peserta didik tahun ajaran 2009/2010 tentang materi garis singgung persekutuan dua lingkaran (terlampir) menunjukkan bahwa dari 41 peserta didik terdapat 18 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 60, sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 23 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 56.10% dan rata-rata kelasnya adalah 58.78. Pada pra siklus peneliti mendapat informasi tentang keaktifan peserta didik tahun tahun pelajaran 2009-2010. Data yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4. 1 Keaktifan peserta didik tahun pelajaran 2009/2010 No. 1
Aspek penilaian
prosentase
Kemampuan peserta didik membuat garis singgung 45% persekutuan dua lingkaran.
2
Kemampuan peserta didik membuat jari-jari lingkaran 30% menjadi
tegak
lurus
dengan
garis
singgung
persekutuan dua lingkaran.
68
3
Kemampuan peserta didik menarik garis dari kedua 50% titik pusat lingkaran.
4
Kemampuan peserta didik menarik garis dari titik 25% pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A.
5
Kemampuan peserta didik menemukan rumus panjang 30% garis singgung lingkaran dalam diskusi.
6
Kemampuan peserta didik mengukur panjang jari-jari 70% lingkaran,jarak titik pusat kedua lingkaran dan garis singung persekutuan dua lingkaran.
7
Kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil 25% diskusi.
8
Kemampuan peserta didik menerapkan hasil diskusi 30% (rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran) dalam soal
RATA-RATA
38.13%
Berdasarkan tabel diatas, pencapaian keaktifan peserta didik pada tahun
pelajaran
sebelumnya
adalah
38.13%.
Pada keaktifan
ini
pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, pembelajaran didominasi oleh guru sedangkan peserta didik kurang berperan aktif dalam pembelajaran.
69
Tabel 4. 2 K Keaktifan kelas, nilai rata-rata rata dan ketuntasan klasikal Peserta Didik Pra Siklus Siklus
Pra Siklus
Keaktifan kelas
38.13%
Rata–rata rata kelas
58.78
Ketuntasan belajar klasikal
56.10%
Grafik 4. 1 Persentase keaktifan kelas pada pra siklus 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00%
38,13%
15,00% 10,00% 5,00% 0,00% keaktifan
Grafik 4. 2 Rata-rata kelas pada Pra siklus
60 50 40 30
58,78
20 10 0 Rata-rata
70
Grafik 4. 3 Persentase ketuntasan etuntasan klasikal pada Pra Siklus
60,00% 50,00% 40,00% 30,00%
56,10%
20,00% 10,00% 0,00% Ketuntasan Klasikal
2. Siklus I Dari data hasil pengamatan dalam pembelajaran pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan mengggunakan engggunakan pendekatan SAVI SAVI, peserta didik dalam proses pembelajaran peserta didik belum terkondisi dengan baik. Sebagian peserta didik tidak tahu apa yangg harus dikerjakan. Peserta didik belum dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapantahapan tahapan yang ada pada pendekatan SAVI. Hal ini terjadi karena guru belum bisa menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI serta bimbingan imbingan yang diberikan oleh guru belum bisa menyeluruh. Selain itu waktu belum diatur dengan baik, sehingga ada tahap pe pembelajaran yang tidak k dilakukan. Hal ini mengakibatkan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang
71
dipelajari, sehingga peserta didik kesulitan untuk menyelesaikan dalam pemecahan masalah yang ada. Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada prasiklus. Dari 44 peserta didik ada 28 peserta didik yang tuntas yaitu peserta didik yang nilainya ≥ 60 dan 16 peserta didik yang tidak tuntas dengan rata-rata kelas 64.04. Persentase ketuntasan klasikal sudah meningkat menjadi 63.6%, sedangkan persentase keaktifan peserta didik menjadi 63.78%. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-rata kelas) sudah terpenuhi yaitu 64.04 diatas KKM 6.0. Namun untuk indikator penelitian kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti yaitu 63.6% masih di bawah 75% dan indikator ketiga (keaktifan peserta didik) masih dibawah ketentuan yaitu diatas 75 % yaitu 63.78%. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus selanjutnya yakni pada siklus II.
Tabel 4. 3 keaktifan kelas, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal Peserta Didik Pra Siklus dan Siklus I
Siklus
Pra Siklus
Siklus 1
Keaktifan kelas
38.13%
63.78%
Rata–rata kelas
58.78
64.04
56.10%
63.6%
Ketuntasan belajar klasikal
72
Grafik 4. 4 Perbandingan erbandingan persentase keaktifan kelas pada pra siklus dan siklus I
70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 63,78% 30,00% 20,00%
38,13%
10,00% 0,00% Pra siklus
Siklus I
Grafik 4. 5 Perbandingan erbandingan Rata-rata kelas pada pra siklus dan siklus I
70 60 50 40 30
58,78
64,04
20 10 0 Pra siklus
Siklus I
73
Grafik 4. 6. Perbandingan erbandingan ketuntasan klasikal pada pra siklus dan siklus I
70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 63,78% 30,00% 20,00%
38,13%
10,00% 0,00% pra siklus
siklus I
3. Siklus II Berdasarkan pengamatan pada siklus II,, dimana guru memberikan tindakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II sudah baik. Hal ini terbukti dengan pengaturan waktu yang baik, sehingga semua tahap pembelajaran bisa dilaksanakan dengan baik. Peserta didik sudah bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal membuat alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dan n dalam menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. 74
Selain itu bimbingan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam kelompok dilakukan secara menyeluruh. Peserta didik sudah tidak bingung lagi dengan apa yang harus dikerjakan. Peserta didik berdiskusi dengan baik, sehingga peserta didik tidak kesulitan lagi untuk membuat alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran dan menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Keberhasilan pada siklus II ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar klasikal hasil belajar yang dicapai peserta didik. Dari 44 peserta didik ada 34 peserta didik yang tuntas yaitu yang nilainya ≥ 60, dengan rata-rata kelas 75.8. Persentase ketuntasan klasikal sudah meningkat menjadi 77.27%. sedangkan persentase keaktifan peserta didik menjadi 75.78% Keaktifan peserta didik naik 12% yang semula 63.78% naik menjadi 75.78%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal dan rata-rata kelas yang dicapai oleh peserta didik pada siklus II sudah mencapai ≥ 75 %, dan ratarata kelas ≥ 60, maka pembelajaran dengan menerapkan alat peraga model persamaan
garis
singgung
dengan
pendekatan
phytagoras
dengan
menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran pada siklus II sudah berhasil. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dengan menerapkan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini.
75
Tabel 4. 4 Keaktifan eaktifan kelas, nilai rata rata-rata rata dan ketuntasan klasikal Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2 Siklus
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Keaktifan kelas
38.13%
63. 78%
75.78 %
Rata–rata kelas
58.78
64.04
75.8
Ketuntasan belajar klasikal
56.10%
63.6 %
77.27% 27%
erbandingan persentase keaktifan kelas pada pra siklus, Grafik 4. 7 Perbandingan siklus I, dan siklus II
80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 75,78%
40,00% 63,78% 30,00% 20,00%
38,13%
10,00% 0,00% pra siklus
siklus I
siklus II
76
Grafik 4. 8 Perbandingan erbandingan nilai rata rata-rata rata kelas pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
80 70 60 50 75,8
40 30
58,78
64,04
20 10 0 Pra siklus
siklus I
Siklus II
Grafik 4. 9 Perbandingan erbandingan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 77,27%
40,00% 63,60% 30,00%
56,10%
20,00% 10,00% 0,00% pra siklus
siklus I
siklusII
77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka skripsi dengan judul “Penerapan Alat Peraga Model Persamaan Garis Singgung dengan Pendekatan Phytagoras dengan Menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII D MTs N 2 Semarang pada Materi Pokok Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1.
Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang. Hal ini terbukti dengan persentase keaktifan belajar sebelum penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI hanya 38.13%, peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada siklus I menjadi 63.78%, kemudian pada siklus II mencapai 75.78%.
2.
Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII D MTs N 2 Semarang. Sebelum Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung
dengan
pendekatan
phytagoras
dengan
menggunakan
pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran perolehan rata-rata kelas 58.78 dan persentase ketuntasan klasikalnya mencapai 56.10%. Setelah Penerapan alat peraga model
78
persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran
pada siklus I rata-rata kelas meningkat
menjadi 64,04 dengan persentase ketuntasan klasikal 63,6 % dan pada siklus II rata-rata kelasnya mencapai 75,8 dengan persentase ketuntasan 77,27%.
B. Saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan berdasar pada penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut. 1. Penerapan alat peraga model persamaan garis singgung dengan pendekatan phytagoras dengan menggunakan pendekatan SAVI pada materi pokok garis singgung persekutuan dua lingkaran perlu diterapkan dalam pembelajaran, karena dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Selain itu, peserta didik merasa lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi proses belajar-mengajar. 2. Dalam pembelajaran tidak hanya mementingkan hasil belajar peserta didik, melainkan bagaimana aktivitas peserta didik ketika di dalam kelas. Semakin aktif dalam pembelajaran, semakin baik pula hasil belajarnya. 3. Guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika. 4. Dalam proses pembelajaran matematika peserta didik diharapkan selalu aktif, pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru sementara peserta didik hanya diam dan mendengarkan saja.
79
C. Penutup Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, dengan izin dan ridlo Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Penulis sadar bahwa skripsi ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan yang masih
perlu
disempurnakan
disebabkan
keterbatasan
pengetahuan
penulis.Karena itu ada pepatah mengatakan ”tiada gading yang tak retak”, sebab itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan. Akhirnya, hanya pada Allah yang menjadi tumpuan untuk memohon pertolongan, peneliti mengharapkan keridhaan dan petunjuk dalam mencari jalan yang baik dan benar sehingga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Semoga ini menjadi bagian dari setetes pengetahuan yang Allah berikan pada umat manusia dari samudera ilmunya. Amin.
80
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1994. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineke Cipta, 2006, Cet. 13 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2009. DEPAG RI, Al Qur’an Al Karim dan terjemahnya, Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang, DePorter, Bobbi, Quantum Teaching, Bandung : Kaifa, 2000. Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, cet.III Meier, Dave, The Accelerated Learning Hand Book Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung : Kaifa, 2003. Muslich, Masnur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007. Muslich, Masnur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang : IAIN Walisongo, 2009. Pengembangan Bahasa, Pusat Pembinaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta : Balai Pustaka, 1994. Saminanto, Ayo Praktik PTK, Semarang :Rasail Media Group, 2010. Sanjaya, Wina, Penilitan Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian AlQur’an, Jakarta : Lentera Hati, 2007. , Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2004 Soejadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 1999/2000.
Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung ; Sinar Baru Algensido, 2009. Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2003. Sumarna, Matematika untuk SMP kelas VIII, Jabar : Regina, 2007. Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010, cet. III. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009. Suyitno, Amin, Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-Guru Pelajaran Matematika di SMP: Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, Semarang: UNNES, 2005. , Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang : FMIPA UNNES, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006. Wahyuni, Esa Nur dan Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta : Ar Ruzz Media, 2010. Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2008.
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus 2 Ngaliyan Telp 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185 Nomor :In.06.3/D1/TL.00./354/2011 Lamp : 1 (satu) Proposal Hal : Mohon Izin Riset A.n : Indra Susilowati NIM : 073511008
Semarang, 21 Januari 2011
Kepada Yth : Kepala MTs N 2 Semarang Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb Diberitahukan dengan hormat bahwa, mahasiswa kami yang bernama Indra Susilowati NIM:
073511008 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan skripsi yang
berjudul: Penerapan Alat Peraga dengan menggunakan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII A MTs N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. dibawah bimbingan Saudara Saminanto, S.Pd.,M.Sc dan Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan penelitian di MTs N 2 Semarang selama 30 Hari Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
An. Dekan, Pembantu Dekan I
Dr. H. Ruswan, MA. NIP. 19680424 199303 1 004
Tembusan : Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Lampiran 3 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Indra Susilowati
Tempat/Tanggal Lahir: Rembang, 12 Februari 1990 Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Ds. Tahunan RT. 01 RW. 07, Kec. Sale Kab. Rembang
Riwayat Pendidikan : a SDN Tahunan 04 b MTs N Sale c MAN Lasem d Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, Penulis
Indra Susilowati
Lampiran 4 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRA SIKLUS
Satuan Pendidikan
: MTs N 2 Semarang
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: garis singgung persekutuan dua lingkaran
Kelas
: VIII D
Jumlah Peserta Didik
: 44
Tahun Pelajaran
: 2009/2010
NO
NAMA
NILAI
KETERANGAN
1
DIMAS DWI SAPUTRA
100
Tuntas
2
ADITYA WAHYU
10
Belum Tuntas
HERLAMBANG 3
AGUSTIN SAFITRI
20
Belum Tuntas
4
ANGGUN DWI CAHYATI
40
Belum Tuntas
5
CAHYA A.A.B.
60
Tuntas
6
DINDA ANGGI P
80
Tuntas
7
DWI PRASTIO A.W
20
Belum Tuntas
8
FAUZI RIZALDI
80
Tuntas
9
HAWIN SURYANI
90
Tuntas
10
INDAH PUJI LESTARI
20
Belum Tuntas
11
ISNAINI NUR RAHMAN
30
Belum Tuntas
12
ISWANDA ADITYA
90
Tuntas
13
KURNIA FATCHURAHMAN
50
Belum Tuntas
14
KURNIAWAN BAGUS SAPUTRO
30
Belum Tuntas
15
MIFTAHUL HIKMAH
50
Belum Tuntas
16
MOH FAIZAL WIJAYA
20
Belum Tuntas
17
MOH ROHFIN
80
Tuntas
18
MUH ANDI FEBIANTO
20
Belum Tuntas
19
NOVI MAHARANI
30
Belum Tuntas
20
NUL HALIMAH
100
Tuntas
21
NUR AMIRAH ULFA
20
Belum Tuntas
22
NUR RAHMAT HIDAYATULLAH
60
Tuntas
23
NURUL AISAH
80
Tuntas
24
NURUL LAILA SARI
50
Belum Tuntas
25
PRASETYO GARI ASPRILA
70
Tuntas
26
RAFIKA RANTI
70
Tuntas
27
RAKA ADI S
80
Tuntas
28
RATNA WATI
20
Belum Tuntas
29
REGITA EKA SUSANTI
90
Tuntas
30
RESA ADITYA NARDIYANTO
70
Tuntas
31
RIKA APRILIYANI
90
Tuntas
32
RISMA TRI SUTIKA DEVI
20
Belum Tuntas
33
SANTHA NUR FITRIANI
80
Tuntas
34
SINTHA MUKTI MEI CAHYA
100
Tuntas
35
SEPTIA SABAUL MUKAROMAH
30
Belum Tuntas
36
VIKA AINUROHIM
90
Tuntas
37
WAHYU AJI SAPUTRA
70
Tuntas
38
WIJI RIANA SARI YASHINTA
20
Belum Tuntas
39
MIFTAHUL JANNAH
100
Tuntas
40
YULIANA
80
Tuntas
41
YUWITA ANGGRIANI
100
Tuntas
JUMLAH
2410
RATA-RATA
58.78
KETUNTASAN KLASIKAL
56.10%
Keterangan: Kriteria Hasil belajar
Rata − rata
=
¦ nilai yang diperoleh ¦ pesertadidik kelas
2410 41 = 58,78 =
ketuntasan (%)
=
¦ peserta didik yang tuntas × 100% ¦ peserta didik kelas VII D
23 × 100% 41 = 56,10% =
Rata-rata pada pra siklus mencapai 58,78 pada tahap ini berarti belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60. Begitu juga dengan prosentase ketuntasan klasikal mencapai 56,10%, berarti masih belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%.
Lampiran 5 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS VIII D MTs N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NO
NAMA
JENIS KELAMIN
1
AGISA SARASITA
Perempuan
2
ALFIATUR RAHMANIYAH
Perempuan
3
ANDI NUR CAHYO
4
ANIS KRISTIANI
Perempuan
5
ANNISA DIO ISMI
Perempuan
6
ARIEF SUGIHARTO
7
ASSIYAH
8
BAYU WIBOWO SUKARNO
9
BELLA DEA AMALIA
10
CAHYA FEBRIAN
Laki-laki
11
CHOERUL HIDAYAH
Laki-laki
12
DEDDY TRI PRASETYO
Laki-laki
13
DIAN PUSPARINI
Perempuan
14
DITA ANGGRAENI
Perempuan
15
ERNA SETYONINGRUM
Perempuan
16
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
Perempuan
17
AVITA FRISKA SETIATI
Perempuan
18
FAJAR NUR AMIN
Laki-laki
19
FEBRY BAYU ARIYANTO
Laki-laki
20
GILANG BAKTI NUGROHO
Laki-laki
21
HANIF WIDAYANTI
Perempuan
22
INDRI NUR PRATIWI
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
23
IRFAN NUR RACHMAD
24
ISLAMI ARI WIJAYA
Perempuan
25
LAILI FATMAWATI
Perempuan
26
M. IQBAL PAMUNGKAS
27
Laki-laki
Laki-laki
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
Perempuan
28
M. NUR SAFI’I
Laki-laki
29
M. ARIF HIDAYAT
Laki-laki
30
M. IQBAL FACHRUROZI
Laki-laki
31
NANDA PUTRI CLAUDIA
Perempuan
32
NURUL FERA SEPTIANA
Perempuan
33
PRAYOGO NUR SAHID
34
QORRI AINA
Perempuan
35
QURATI AINIYYAH
Perempuan
36
RESTU SURYANI
Perempuan
37
RIDHO UMAR WARZUKNI
Laki-laki
38
SAHRUL PRASETYO
Laki-laki
39
SAYU OKTAVIANI S
Perempuan
40
SYAHRUL HUFRON
Laki-laki
41
WAHYUNI
42
WINAWAN MIZWAR SAID
43
WULANDARI
Perempuan
44
ZIARA FADZIKA
Perempuan
Laki-laki
Perempuan Laki-laki
Lampiran 6
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS VIII D SIKLUS I Kelompok I
Kelompok II
ANIS KRISTIANI
EVA NUR FAIZAH A.
EVITA FRISKA S
ASRIYAH
LAILI FATMAWATI
ANDI NUR CAHYO
WAHYUNI
BELLA DEA AMALIA
WULANDARI
ERNA SETYONINGRUM
ANNISA DIO ISMI
DEDI TRI PRASETYO
Kelompok III
Kelompok IV
NANDA PUTRI
SYAHRUL HUFRON
QORRI AINA
DIAN PUSPARINI
QURROTI AINIYAH
HANIF WIDAYANTI
WINAWAN MIZWAR
M. IQBAL PAMUNGKAS
NURUL VERA SEPTIANA
IRFAN NUR RACHMAD
FEBRI BAYU A
FAJAR NUR AMIN
Kelompok V
Kelompok VI
M. IQBAL FACHRUROZI
ISLAMI
PRAYOGO NUR SAHID
GILANG B NUGROHO
RESTU SURYANI
BAYU WIBOWO S
SAYU OKTAVIANI S
M. NUR SAFII
ZIARA FADZIKA
AGISA SARASITA
DITA ANGGRAENI
SAHRUL PRASETYO CHOERUL HIDAYAH
Kelompok VII INDRI NUR PRATIWI ALFIATUR .A MARDHINA MIFTAHUL .J CAHYA FEBRIAN RIDHO UMAR .W M. ARIF HIDAYAT ARIEF SUGIHARTO
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: MTs N 2 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Matematika.
Kelas/Semester
: VIII D/II
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya Kompetensi Dasar Indikator
: Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran :
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan garis singgung persekutuan 2. Peserta didik dapat menemukan rumus garis singgung persekutuan luar dua lingkaran 3. Peserta didik dapat menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran 4. Peserta didik dapat menemukan rumus garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran 5. Peserta didik dapat menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
SIKLUS I : Indikator 1, 2, dan 3
I. Tujuan Pembelajaran: Dengan alat peraga dan pendekatan SAVI, peserta didik dapat mendeskripsikan garis singgung persekutuan, dapat menemukan rumus dan dapat menghitung garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
II. Materi Ajar: Garis singgung persekutuan luar dua lingkaran A B
C P
Q a
AB merupakan garis singgung persekutuan luar dari lingkaran yang berpusat di P dan Q. Lingkaran besar berjari-jari ݎଵ, sedangkan lingkaran kecil berjari-jari ݎଶ . Jika garis AB ditranslasikan sejauh ݎଶ , maka diperoleh garis CQ. Dengan demikian panjang AB = panjang CQ. Panjang PC =ݎଵ-ݎଶ . PQ atau a adalah jarak kedua pusat lingkaran. Pada segitiga PQC berlaku dalil Pythagoras (siku-siku di C) ሺܲܳሻଶ ൌ ሺܲܥሻଶ ሺܳܥሻଶ ሺܳܥሻଶ ൌ ሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ ܳܥൌ ඥሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ Karena CQ = AB maka persamaan di atas menjadi ܤܣൌ ඥሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ ൌ ඥܽଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ ;ݎଵ ݎଶ Jadi panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah ܤܣൌ ඥܽଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ III. Metode Pembelajaran: Pendekatan SAVI
IV. Langkah-langkah Pembelajaran: Pengorganisasian
No Kegiatan Pembelajaran
Siswa
Waktu
Kegiatan Awal 1
Mengucapkan salam dan berdoa
K
2
Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik
K
3
4
5 6
Guru
memberikan
informasi
tentang
jalannya
pembelajaran yang menerapkan pendekatan SAVI Apersepsi, dengan mengingat pelajaran yang kemarin diajarkan Memberikan motivasi dengan mengkontekstualkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
K
K
10 menit
K K
Kegiatan Inti Eksplorasi: 7
Guru membentuk kelompok heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik.
K
Guru menjelaskan bagian-bagian alat peraga dan 8 menit
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta 8
didik (peserta didik membuat garis singgung lingkaran
G
dari bagian-bagian alat peraga dan menentukan rumus panjang garis singgung dengan pendekatan pythagoras). Elaborasi: Peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua 9
lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian dari alat
G
peraga (Somatis). 10
Peserta didik menempelkan lingkaran A dan lingkaran B pada alas alat peraga (Somatis)
25 menit G
11
Peserta didik membuat garis yang menyinggung lingkaran A dan lingkaran B di sisi luarnya (Somatis)
G
Peserta didik membuat jari-jari dari pusat lingkaran A 12
menjadi tegak lurus dengan garis yang menyinggung
G
kedua lingkaran, begitu juga pada lingkaranB (Somatis) 13
Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran A sampai titik pusat lingkaran B (Somatis)
G
Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B 14
yang sejajar dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran sampai jari-jari lingkaran A, serta tegak lurus
G
dengan jari-jari lingkaran A (Somatis) Peserta didik mendengar dan membicarakan atau 15
mendiskusikan
dengan
teman
satu
kelompoknya
bagaimana cara menentukan panjang garis singgung
G
persekutuan dua lingkaran (Auditory). Peserta didik mengukur panjang jari-jari kedua 16
lingkaran, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran dan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
G
(Somatis) Peserta didik memasukan hasil pengukuran jari-jari 17
lingkaran dan panjang titik pusat kedua lingkaran ke dalam rumus panjang garis singgung persekutuan dua
G
lingkaran yang telah diperoleh (Intelektual). Konfirmasi: Peserta didik menunjukkan dan mempresentasikan hasil 18
diskusi dengan menggunakan alat peraga di depan kelas
G
(Visual). 19
Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil diskusi
K
15 menit
kelompok dan memberi kesempatan bertanya untuk peserta didik Penutup Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi
20
yang telah diajarkan
K
5 menit 15 menit
21
evaluasi
I
21
Guru memberikan PR
K
22
Mengucapkan salam dan berdoa
K
Keterangan: i = Individual; p = berpasangan; g = group; k = klasikal.
V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VIII, alat peraga.
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes: -
Tes awal
: ada
-
Tes Proses : ada
-
Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes: -
Tes awal
: lisan
-
Tes Proses : Pengamatan
-
Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: -
Tes awal: Apa yang dimaksud dengan garis siggung persekutuan?
2 menit
-
Tes proses: terlampir
-
Tes akhir : terlampir
Semarang, 20 Desember 2010
Peneliti,
(Indra Susilowati) NIM : 073511008 Mengetahui : Kepala Sekolah
Guru Matematika
( Bpk.Drs. Abdul Qodir)
(Bpk. Ahmad Juari, Spd, M. Si)
NIP : 195208041981031005
NIP :
Lampiran 8
Nama
:
No.
:
1. Perhatikan gambar dibawah ini C D E A
B
a. A merupakan titik pusat lingkaran A b. B merupakan titik pusat lingkaran B c. ....... adalah garis singgung persekutuan luar lingkaran A dan lingkaran B, dengan titik singgung.... dan ..... d. AC tegak lurus CD dan BD....... CD, maka AC........ BD e. EB adalah garis yang ........ CD, maka EB....... AC f. Segi empat CDBE adalah sebuah persegi panjang, dengan panjang CD ......EB dan panjang EC ......BD g. Untuk menentukan panjang garis CD = EB, dari segitiga siku-siku BEA maka AE= ଵ െ ଶ Menurut teorema pytagoras ሺሻଶ ൌ ሺǥ ሻଶ ሺሻଶ ሺሻଶ ൌ ሺሻଶ െ ሺǥ ሻଶ ሺሻ ൌ ඥሺሻଶ െ ሺଵ െ ଶ ሻଶ Karena EB = CD maka : ൌ ඥሺǥ ሻ െ ሺǥ ሻ
Dengan, ......= panjang garis singgung perserkutuan luar dua lingkaran ......= jarak antara kedua titik pusat lingkaran ݎଵ = jari-jari lingkaran .... ݎଶ = jari-jari lingkaran..... 2. Diketahui lingkaran A dan lingkaran B dengan jari-jari berturut-turut adaah 6 cm dan 2 cm. Jika panjang garis pusat AB adalah 5 cm, hitunglah panjang garis singgung persekutuan luar lingkaran itu. 3. Diketahui jari-jari lingkaran M dan lingkaran N berturut-turut adalah 13 cm dan 4 cm. Jika panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 40 cm. Maka hitunglah jarak antara kedua pusat lingkaran M dan lingkaran N.
Lampiran 9
Nama : No.
:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1.
Perhatikan gambar di bawah ini. Jika panjang jari-jari lingkaran M = 15 cm dan jari-jari N = 8 cm. jarak titik pusat M dan N 25 cm Panjang garis singgung persekutuan luarnya adalah….
N
M
25 cm 2.
Panjang garis singgung persekutuan luar adalah 12 cm, sedangkan panjang jarijarinya masing-masing 7 cm dan 2 cm. Hitunglah jarak kedua pusatnya!
3.
Tentukan jarak antara kedua pusat lingkaran, jika panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 15 cm, dan jari-jari kedua lingkaran adalah 12 cm dan 4 cm.
4.
Diketahui panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 36 cm, jarak titik pusat kedua lingkaran tersebut 39 cm. Jika panjang jari-jari lingkaran besar 18 cm, berapakah panjang jari-jari lingkaran kecilnya?
5.
Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 20 cm dan 15 cm. Jika jarak pusat kedua lingkaran adalah 13 cm. hitunglah panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran tersebut!
Lampiran 10 TUGAS RUMAH
Dua lingkaran berjari-jari 5 cm dan 7 cm. Jika jarak kedua pusatnya adalah 20 cm, maka garis singgung persekutuan luarnya adalah…..cm
OoO--- Selamat Mengerjakan ---OoO
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I 1. Perhatikan gambar dibawah ini C E A
D B
a. A merupakan titik pusat lingkaran A b. B merupakan titik pusat lingkaran B c. CD adalah garis singgung persekutuan luar lingkaran A dan lingkaran B, dengan titik singgung C dan D d. AC tegak lurus CD dan BD tegak lurus CD, maka AC sejajar BD e. EB adalah garis yang sejajar CD, maka EB tegak lurus AC f. Segi empat CDBE adalah sebuah persegi panjang, dengan panjang CD sama dengan panjang EB dan panjang EC sama dengan panjang BD g. Untuk menentukan panjang garis CD = EB, dari segitiga siku-siku BEA maka AE= ଵ െ ଶ Menurut teorema pytagoras ሺሻଶ ൌ ሺሻଶ ሺሻଶ ሺሻଶ ൌ ሺሻଶ െ ሺሻଶ ሺሻ ൌ ඥሺሻଶ െ ሺଵ െ ଶ ሻଶ Karena EB = CD maka : ܦܥൌ ඥሺሻଶ െ ሺଵ െ ଶ ሻଶ Dengan, CD= panjang garis singgung perserkutuan luar dua lingkaran AB = jarak antara kedua titik pusat lingkaran ଵ = jari-jari lingkaran A ଶ = jari-jari lingkaran B
2. Diketahui : ݎଵ = 6 cm ݎଶ = 2 cm Jarak titik pusat kedua lingkaran (a) = 5 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan luar (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ =ඥሺͷሻଶ െ ሺ െ ʹሻଶ =ඥሺͷሻଶ െ ሺͶሻଶ = ξʹͷ െ ͳ = ξͻ = 3 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan luar adalah 3 cm 3. Diketahui : panjang garis singgung (P) = 40 cm ݎଵ = 13 cm ݎଶ = 4 cm Ditanya : jarak kedua titik pusat (a) ? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ 40 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͳ͵ െ Ͷሻଶ 40 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͻሻଶ ͶͲଶ = ܽଶ െ ͻଶ 1600 = ܽଶ െ ͺͳ 1600 + 81 = ܽଶ 1681 = ܽଶ ξͳͺͳ = ܽ 41 = ܽ Jadi jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 41 cm
Lampiran 12 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I 1.
Diketahui : = ͳݎ15 cm = ʹݎ8 cm Jarak titik pusat kedua lingkaran (a) = 25 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan luar (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ =ඥሺʹͷሻଶ െ ሺͳͷ െ ͺሻଶ =ඥሺʹͷሻଶ െ ሺሻଶ = ξʹͷ െ Ͷͻ = ξͷ = 24 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan luar adalah 24 cm
2.
Diketahui : panjang garis singgung (P) = 12 cm = ͳݎ7 cm = ʹݎ2 cm Ditanya : jarak kedua titik pusat (a) ? Dijawab : P
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ
12 = ඥሺܽሻଶ െ ሺ െ ʹሻଶ 12 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͷሻଶ ͳʹʹ = ܽʹ െ ͷʹ 144 = ܽʹ െ ʹͷ 144 + 25= ܽʹ 169 = ܽʹ ξͳͻ = ܽ
13 = ܽ Jadi jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 13 cm 3.
Diketahui : panjang garis singgung (P) = 15 cm = ͳݎ12 cm = ʹݎ4 cm Ditanya : jarak kedua titik pusat (a) ? Dijawab : P
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ
15 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͳʹ െ Ͷሻଶ 15 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͺሻଶ ͳͷʹ = ܽʹ െ ͺʹ 225 = ܽʹ െ Ͷ 225 + 64 = ܽʹ 289 = ܽʹ ξʹͺͻ = ܽ
17 = ܽ Jadi jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 17 cm 4.
Diketahui : = ͳݎ18 cm panjang garis singgung (P) = 36 cm jarak titik pusat lingkaran (a) = 39 cm Ditanya : …… ʹݎ.? Dijawab : P 36
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ = ඥሺ͵ͻሻଶ െ ሺͳͺ െ ݎଶ ሻଶ
͵ʹ = ͵ͻʹ െ ሺͳͺ െ ʹݎሻʹ 1296 = ͳͷʹͳ െ ሺͳͺ െ ݎଶ ሻଶ ሺͳͺ െ ʹݎሻʹ = 1521െ1296 ሺͳͺ െ ʹݎሻʹ = 225 ሺͳͺ െ ʹݎሻ = ξʹʹͷ
ሺͳͺ െ ʹݎሻ = ͳͷ
െݎଶ = ͳͷ െ ͳͺ െݎଶ
= െ͵
ʹݎ
=3
Jadi jari-jari lingkaran B adalah 3 cm 5.
Diketahui : = ͳݎ20 cm = ʹݎ15 cm Jarak titik pusat kedua lingkaran (a) = 13 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan luar (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ =ඥሺͳ͵ሻଶ െ ሺʹͲ െ ͳͷሻଶ =ඥሺͳ͵ሻଶ െ ሺͷሻଶ = ξͳͻ െ ʹͷ = ξͳͶͶ = 12 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan luar adalah 12 cm
Lampiran 13 KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH
Diketahui : = ͳݎ5 cm = ʹݎ7cm Jarak titik pusat kedua lingkaran (a) = 20 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan luar (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ െ ݎଶ ሻଶ =ඥሺ = = = = 19.89 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan luar adalah 19.89 cm
Lampiran 14
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS VIII D SIKLUS II
Kelompok I
Kelompok II
CAHYA FEBRIAN
ARIEF SUGIHARTO
QURROTI AINIYAH
RESTU SURYANI
ERNA SETYONINGRUM
ANIS KRISTIANI
IRFAN NUR RACHMAD
M. IQBAL PAMUNGKAS
INDRI NUR PRATIWI
BELLA DEA AMALIA
M. NUR SAFII
Kelompok III
Kelompok IV
GILANG B NUGROHO
SAHRUL PRASETYO
NANDA PUTRI
LAILI FATMAWATI
ANDI NUR CAHYO
EVA NUR FAIZAH A
DIAN PUSPARINI
M. IQBAL FACHRUROZI
WULANDARI
DITA ANGGRAENI
Kelompok V
Kelompok VI
SYAHRUL HUFRON
M. ARIF HIDAYAT
RIDHO UMAR .W
EVITA FRISKA S
MARDHINA MIFTAHUL .J
HANIF WIDAYANTI
NURUL VERA SEPTIANA
BAYU WIBOWO S
AGISA SARASITA
ALFIATUR .A
ISLAMI
FEBRI BAYU A
Kelompok VII
Kelompok VIII
WINAWAN MIZWAR
PRAYOGO NUR SAHID
SAYU OKTAVIANI S
ASRIYAH
FAJAR NUR AMIN
QORRI AINA
WAHYUNI
ANNISA DIO ISMI
ZIARA FADZIKA
DEDI TRI PRASETYO
CHOERUL HIDAYAH
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Satuan Pendidikan
: MTs N 2 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Matematika.
Kelas/Semester
: VIII D/II
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
:Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
Indikator
:
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan garis singgung persekutuan 2. Peserta didik dapat menemukan rumus garis singgung persekutuan luar dua lingkaran 3. Peserta didik dapat menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran 4. Peserta didik dapat menemukan rumus garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran 5. Peserta didik dapat menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran SIKLUS II : Indikator 4 dan 5 I. Tujuan Pembelajaran: Dengan alat peraga dan pendekatan SAVI, peserta didik dapat menemukan rumus dan dapat menghitung singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
garis
II. Materi Ajar: Garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
C A
P
Q
a B
AB merupakan garis singgung persekutuan dalam dari lingkaran yang berpusat di P dan Q. Lingkaran besar berjari-jari , sedangkan lingkaran kecil berjari-jari ଶ . Jika garis AB ditranslasikan sejauh ݎଶ , maka diperoleh garis CQ. Dengan demikian panjang AB = panjang CQ. Panjang AC = panjang BQ =ݎଶ Panjang PC =ݎଵ+ ݎଶ . PQ atau a adalah jarak kedua pusat lingkaran. Pada segitiga PQC berlaku dalil Pythagoras (siku-siku di C) ሺܲܳሻଶ ൌ ሺܲܥሻଶ ሺܳܥሻଶ ሺܳܥሻଶ ൌ ሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ ܳܥൌ ඥሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ Karena CQ = AB maka persamaan di atas menjadi ܤܣൌ ඥሺܲܳሻଶ െ ሺܲܥሻଶ ൌ ඥܽଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ Jadi panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah ܤܣൌ ඥܽଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ III. Metode Pembelajaran: pendekatan SAVI
IV. Langkah-langkah Pembelajaran: No
Pengorganisasian
Kegiatan Pembelajaran
Siswa
Waktu
Kegiatan Awal 1
Mengucapkan salam dan berdoa
K
2
Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik
K
Guru
K
3
4 5
memberikan
informasi
tentang
jalannya
pembelajaran yang menerapkan pendekatan SAVI Apersepsi, dengan mengingat pelajaran yang kemarin
10 menit
K
diajarkan Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
K
Kegiatan Inti Eksplorasi: 6
Guru membentuk kelompok heterogen dan mengatur
K
tempat duduk peserta didik. Guru menjelaskan bagian-bagian alat peraga dan
G 8 menit
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta 7
didik (peserta didik membuat garis singgung lingkaran dari bagian-bagian alat peraga dan menentukan rumus panjang garis singgung dengan pendekatan pythagoras). Elaborasi: Peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua
8
G
lingkaran dengan menggunakan bagian-bagian dari alat peraga (Somatis).
9
10
Peserta didik menempelkan lingkaran A dan lingkaran
G
B pada alas alat peraga (Somatis) Peserta didik membuat garis yang menyinggung lingkaran A dan lingkaran B di sisi dalamnya (Somatis)
G
25 menit
Peserta didik membuat jari-jari dari pusat lingkaran A 11
G
menjadi tegak lurus dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran, begitu juga pada lingkaranB (Somatis)
12
Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran A sampai titik pusat lingkaran B (Somatis) Peserta menarik garis perpanjangan jari-jari lingkaran
13
G
G
A yang panjangnya sama dengan panjang jari-jari lingkaran B (somatis) Peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B
14
G
yang sejajar dengan garis yang menyinggung kedua lingkaran sampai keperpanjangan jari-jari lingkaran A, (Somatis) Peserta didik mendengar dan membicarakan atau
15
mendiskusikan
dengan
teman
satu
G
kelompoknya
bagaimana cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Auditory) Peserta didik mengukur panjang jari-jari kedua
16
G
lingkaran, panjang jarak titik pusat kedua lingkaran dan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran (Somatis) Peserta didik memasukan hasil pengukuran jari-jari
17
G
lingkaran dan panjang titik pusat kedua lingkaran ke dalam rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang telah diperoleh (Intelektual) Konfirmasi: Peserta didik menunjukkan dan mempresentasikan hasil
18
diskusi dengan menggunakan alat peraga di depan kelas (Visual).
G 15 menit
Guru bersama peserta didik mengoreksi hasil diskusi 19
K
kelompok dan memberi kesempatan bertanya untuk peserta didik Penutup Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi
20
K
yang telah diajarkan
21
evaluasi
I
22
Guru memberika PR
K
23
Mengucapkan salam dan berdoa
K
5 menit 15 menit 2 menit
Keterangan: i = Individual; p = berpasangan; g = group; k = klasikal.
V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VIII, alat peraa, dan lembar kerja.
VI. Penilaian: 1. Prosedur Tes: -
Tes awal
: ada
-
Tes Proses : ada
-
Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes: -
Tes awal
-
Tes Proses : Pengamatan
-
Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: -
Tes awal:
: lisan
Apa yang dimaksud dengan garis siggung persekutuan dalam?
-
Tes proses: Terlampir
-
Tes akhir: Terlampir
Semarang, 20 Desember 2010 Peneliti,
(Indra Susilowati) NIM : 073511008 Mengetahui : Kepala Sekolah
( Bpk.Drs. Abdul Qodir) NIP : 195208041981031005
Guru Matematika
(Bpk. Ahmad Juari, Spd, M. S) NIP :
Lampiran 16 Nama
:
No.
:
1. Perhatikan gambar dibawah ini Q O
N
M P
a. M merupakan titik pusat lingkaran M b. N merupakan titik pusat lingkaran N c. Garis....... adalah garis singgung persekutuan dalam
lingkaran M dan
lingkaran N, dengan titik singgung.....dan ..... d. Segi empat OPNQ adalah sebuah persegi panjang, dengan panjang OQ ...... PN dan panjang OP......QN e. Untuk menentukan panjang garis OP = QN, dari segitiga siku-siku MQN maka MQ= ݎଶ Menurut teorema pytagoras ሺܰܯሻଶ ൌ ሺǥ ሻଶ ሺܳܰሻଶ ሺܳܰሻଶ ൌ ሺܰܯሻଶ െ ሺǥ ሻଶ ሺܳܰሻ ൌ ඥሺܰܯሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ Karena QN = OP maka : ܱܲ ൌ ඥሺǥ ሻ െ ሺǥ ሻ Dengan, ......= panjang garis singgung perserkutuan luar dua lingkaran ...... = jarak antara kedua titik pusat lingkaran
= jari-jari lingkaran ....
ଶ
= jari-jari lingkaran.....
2. Dua lingkaran yang saling lepas berjari-jari 5 cm dan 3 cm. Jika panjang garis singgung persekutuan dalamnya adalah 6 cm, tentukan jarak kedua pusat lingkaran itu! 3.
Dua lingkaran mempunyai jari-jari masing-masing 5 cm dan 3 cm, jarak kedua pusat lingkaran adalah 17 cm. tentukan panjang garis singgung persekutuan dalam lingkaran tersebut.
Lampiran 17 Nama
:
No.
: SOAL LATIHAN SIKLUS II
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1.
Diketahui dua lingkaran masing-masing berpusat di P dan Q. jari-jari kedua lingkaran itu adalah 7 cm dan 3 cm. Jika panjang PQ = 26 cm, hitunglah panjang garis singgung persekutuan dalam kedua lingkaran tersebut !
2.
Pada gambar di bawah ini, panjang MN = 10 cm, panjang jari-jari MA = 4 cm, dan panjang jari-jari NB = 2 cm. Hitunglah panjang garis singgung persekutuan A
AB !
E
D
B 3.
Pada gambar di bawah ini, hitunglah garis singgung persekutuan dalamnya, jika panjang jari-jari lingkaran p =5 cm dan jari-jari lingkaran q = 4 cm. Jarak titik pusat p dan q adalah 15 cm.
Ɖ
4.
15 cm
Ƌ
Dua buah lingkaran yang berjari-jari masing-masing 5 cm dan 2 cm memiliki garis singgung persekutuan dalam 24 cm, maka panjang kedua pusat lingkaran adalah …. cm.
5.
Panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah 9 cm dan jarak kedua pusat lingkaran 15 cm. jika panjang salah satu jari-jari lingkaran adalah 8 cm, hitunglah panjang jari-jari lingkaran yang lainnya!
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II 1. Perhatikan gambar dibawah ini Q O N
M P
a. M merupakan titik pusat lingkaran M b. N merupakan titik pusat lingkaran N c. Garis OP adalah garis singgung persekutuan dalam
lingkaran M dan
lingkaran N, dengan titik singgung O dan P d. Segi empat OPNQ adalah sebuah persegi panjang, dengan panjang OQ sama panjang PN dan panjang OP sama dengan panjang QN
dengan
e. Untuk menentukan panjang garis OP = QN, dari segitiga siku-siku MQN maka MQ= ݎଶ Menurut teorema pytagoras ሺܰܯሻଶ ൌ ሺܳܯሻଶ ሺܳܰሻଶ ሺܳܰሻଶ ൌ ሺܰܯሻଶ െ ሺܳܯሻଶ ሺܳܰሻ ൌ ඥሺܰܯሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ Karena QN = OP maka : ሺܱܲሻ ൌ ඥሺܰܯሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ Dengan, OP
= panjang garis singgung perserkutuan dalam dua lingkaran
MN = jarak antara kedua titik pusat lingkaran ݎଵ
= jari-jari lingkaran M
ݎଶ
= jari-jari lingkaran N
2. Diketahui : panjang garis singgung (P) = 6 cm ͳ = 5 cm = ʹݎ3 cm Ditanya : jarak kedua titik pusat (a) ? Dijawab : P
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ
6
= ඥሺܽሻଶ െ ሺͷ ͵ሻଶ
6
= ඥሺܽሻଶ െ ሺͺሻଶ
ʹ = ܽʹ െ ͺʹ 36
= ܽʹ െ Ͷ
36 + 64 = ܽʹ 100 = ܽʹ ξͳͲͲ = ܽ
10
=ܽ
Jadi jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 10 cm 3. Diketahui : = ͳݎ5 cm = ʹݎ3 cm Jarak titik pusat P dan Q (a) = 17 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan dalam (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ =ඥሺͳሻଶ െ ሺͷ ͵ሻଶ =ඥሺͳሻଶ െ ሺͺሻଶ = ξʹͺͻ െ Ͷ = ξʹʹͷ = 15 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan dalam adalah 15 cm
Lampiran ϭ9 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II 1.
Diketahui : ͳ = 7 cm = ʹݎ3 cm Jarak titik pusat P dan Q (a) = 26 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan dalam (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ =ʹሻଶ െ ሺ ͵ሻଶ =ඥሺʹሻଶ െ ሺͳͲሻଶ = ξ െ ͳͲͲ = ξͷ = 24 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan dalam adalah 24 cm
2.
Diketahui : = ͳݎ4 cm = ʹݎ2 cm Jarak titik pusat M dan N (a) = 10 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan dalam (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ =ඥሺͳͲሻଶ െ ሺͶ ʹሻଶ =ඥሺͳͲሻଶ െ ሺሻଶ = ξͳͲͲ െ ͵ = ξͶ = 8 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan dalam adalah 8 cm
3.
Diketahui : ͳ = 5 cm = ʹݎ4 cm Jarak titik pusat P dan Q (a) = 15 cm Ditanya : panjang garis singgung persekutuan dalam (P)? Dijawab : P = ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ =ඥሺͳͷሻଶ െ ሺͷ Ͷሻଶ =ඥሺͳͷሻଶ െ ሺͻሻଶ = ξʹʹͷ െ ͺͳ = ξͳͶͶ = 12 cm Jadi panjang garis singgung persekutuan dalam adalah 12 cm
4.
Diketahui : panjang garis singgung (P) = 24 cm = ͳݎ5 cm = ʹݎ2 cm Ditanya : jarak kedua titik pusat (a) ? Dijawab : P
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ
24 = ඥሺܽሻଶ െ ሺͷ ʹሻଶ 24 = ඥሺܽሻଶ െ ሺሻଶ ʹͶʹ = ܽʹ െ ʹ 576 = ܽʹ െ Ͷͻ 576 + 49 = ܽʹ 625 = ܽʹ ξʹͷ = ܽ
25 = ܽ Jadi jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 25 cm
5.
Diketahui : ͳ = 9 cm Jarak titik pusat A dan B (a) = 15 cm Panjang garis singgung persekutuan dalam (P) = 8 cm Ditanya :ݎଶ …? Dijawab : P
= ඥሺܽሻଶ െ ሺݎଵ ݎଶ ሻଶ
9
=ඥሺͳͷሻଶ െ ሺͺ ݎଶ ሻଶ
ͻʹ
=ሺͳͷሻଶ െ ሺͺ ݎଶ ሻଶ
81 = 225െሺͺ ݎଶ ሻଶ ሺͺ ʹݎሻʹ = 225െ81 ሺͺ ʹݎሻʹ = 144 ሺͺ ʹݎሻ =ξͳͶͶ ሺͺ ʹݎሻ=12
ʹݎ
=12െ8
ʹݎ
=4
Jadi panjang jari-jari lingkaran lainnya adalah 4 cm
AGISA SARASITA
ALFIATUR RAHMANIYAH
ANDI NUR CAHYO
ANIS KRISTIANI
ANNISA DIO ISMI
ARIEF SUGIHARTO
ASSIYAH
BAYU WIBOWO SUKARNO
BELLA DEA AMALIA
CAHYA FEBRIAN
CHOERUL HIDAYAH
DEDDY TRI PRASETYO
DIAN PUSPARINI
DITA ANGGRAENI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAMA A
B
C
D
E
F
ASPEK PENILAIAN G
H
PROSEN TASE
JUMLAH SKOR
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN PENDEKATAN SAVI
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS PESERTA DIDIK SIKLUS I
1
NO
Lampiran 20
KATEGORI
ERNA SETYONINGRUM
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
AVITA FRISKA SETIATI
FAJAR NUR AMIN
FEBRY BAYU ARIYANTO
GILANG BAKTI NUGROHO
HANIF WIDAYANTI
INDRI NUR PRATIWI
IRFAN NUR RACHMAD
ISLAMI ARI WIJAYA
LAILI FATMAWATI
M. IQBAL PAMUNGKAS
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
M. NUR SAFI’I
M. ARIF HIDAYAT
M. IQBAL FACHRUROZI
NANDA PUTRI CLAUDIA
NURUL FERA SEPTIANA
PRAYOGO NUR SAHID
QORRI AINA
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
ZIARA FADZIKA
44
RATA-RATA
garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A.
D. Kemampuan peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan
C. Kemampuan peserta didik menarik garis dari kedua titik pusat lingkaran.
lingkaran.
B. Kemampuan peserta didik membuat jari-jari lingkaran menjadi tegak lurus dengan garis singgung persekutuan dua
A. Kemampuan peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Keterangan :
WULANDARI
43
JUMLAH
WINAWAN MIZWAR SAID
42
SAYU OKTAVIANI S
39
WAHYUNI
SAHRUL PRASETYO
38
41
RIDHO UMAR WARZUKNI
37
SYAHRUL HUFRON
RESTU SURYANI
36
40
QURATI AINIYYAH
35
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
:4
:3
:2
:1
Tidak dapat nilai : 0
Skor setiap aspek:
Prosentase aktifitas
soal. =
jumlah perolehan skor x100 % skor maksimal
= cukup (C) = baik (B) = sangat baik (A)
2. > 25% - 50% 3. > 50% – 75% 4. > 75 %
Indra Susilowati
Observer
= kurang (K)
1. 25%
Keterangan:
H. Kemampuan peserta didik menerapkan hasil diskusi (rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran) dalam
G. Kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
persekutuan dua lingkaran.
F. Kemampuan peserta didik mengukur panjang jari-jari lingkaran,jarak titik pusat kedua lingkaran dan garis singung
E. Kemampuan peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung lingkaran dalam diskusi.
AGISA SARASITA
ALFIATUR RAHMANIYAH
ANDI NUR CAHYO
ANIS KRISTIANI
ANNISA DIO ISMI
ARIEF SUGIHARTO
ASSIYAH
BAYU WIBOWO SUKARNO
BELLA DEA AMALIA
CAHYA FEBRIAN
CHOERUL HIDAYAH
DEDDY TRI PRASETYO
DIAN PUSPARINI
DITA ANGGRAENI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAMA A
B
C
D
E
F
ASPEK PENILAIAN G
H
PROSEN TASE
JUMLAH SKOR
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN PENDEKATAN SAVI
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS PESERTA DIDIK SIKLUS II
1
NO
Lampiran 21
KATEGORI
ERNA SETYONINGRUM
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
AVITA FRISKA SETIATI
FAJAR NUR AMIN
FEBRY BAYU ARIYANTO
GILANG BAKTI NUGROHO
HANIF WIDAYANTI
INDRI NUR PRATIWI
IRFAN NUR RACHMAD
ISLAMI ARI WIJAYA
LAILI FATMAWATI
M. IQBAL PAMUNGKAS
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
M. NUR SAFI’I
M. ARIF HIDAYAT
M. IQBAL FACHRUROZI
NANDA PUTRI CLAUDIA
NURUL FERA SEPTIANA
PRAYOGO NUR SAHID
QORRI AINA
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
ZIARA FADZIKA
44
RATA-RATA
garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A.
D. Kemampuan peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan
C. Kemampuan peserta didik menarik garis dari kedua titik pusat lingkaran.
lingkaran.
B. Kemampuan peserta didik membuat jari-jari lingkaran menjadi tegak lurus dengan garis singgung persekutuan dua
A. Kemampuan peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Keterangan :
WULANDARI
43
JUMLAH
WINAWAN MIZWAR SAID
42
SAYU OKTAVIANI S
39
WAHYUNI
SAHRUL PRASETYO
38
41
RIDHO UMAR WARZUKNI
37
SYAHRUL HUFRON
RESTU SURYANI
36
40
QURATI AINIYYAH
35
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
:4
:3
:2
:1
Tidak dapat nilai : 0
Skor setiap aspek:
Prosentase aktifitas
soal. =
jumlah perolehan skor x100 % skor maksimal
=C =B =A
2. > 25% - 50% 3. > 50% – 75% 4. > 75 %
Indra Susilowati
Observer
=K
1. 25%
Keterangan:
H. Kemampuan peserta didik menerapkan hasil diskusi (rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran) dalam
G. Kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
persekutuan dua lingkaran.
F. Kemampuan peserta didik mengukur panjang jari-jari lingkaran,jarak titik pusat kedua lingkaran dan garis singung
E. Kemampuan peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung lingkaran dalam diskusi.
Lampiran 22 INSTRUMEN PENGAMATAN LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SAVI Satuan pendidikan : MTs N 2 SEMARANG Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran
Kelas/ Semester
: VIII D / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Hari/ Tanggal
: Rabu, 9 Februari 2011
Petunjuk
:
1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku guru di dalam kelas 2. Tuliskan hasil pengamatan anda pada skala penilaian dengan tanda cek (ξ) pada setiap indikator dengan ketentuan 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (jelek) NO
Aspek Pengamatan Kegiatan Awal
1
Memberikan apersepsi dengan menghubungkan materi yang sudah dipelajari dengan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran
2
Memberikan motivasi dengan mengkontekstualkan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dalam kehidupan sehari-hari
3
Menyampaikan tujuan pelajaran Kegiatan Inti
4
Membentuk kelompok dan mengatur tempat duduk
5
Menjelaskan bagian-bagian dari alat peraga
Skala penilaian 1
2
3
4
6
Membimbing peserta didik dalam membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran
7
Membimbing peserta didik membuat jari-jari lingkaran menjadi
tegak
lurus
dengan
garis
singgung
persekutuan lingkaran 8
Membimbing peserta didik membuat jarak kedua titik pusat lingkaran
9
Membimbing peserta didik membuat garis dari titik pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari A
10
Membimbing peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
11
Membimbing peserta didik mengukur panjang jari-jari lingkaran, jarak kedua titik pusat lingkaran, dan garis singgung persekutuan dua lingkaran
12
Membimbing peserta didik menerapkan hasil diskusi pada soal
13
Membimbing peserta didik menyampaikan hasil diskusi
14
Mengoreksi dan menanggapi hasil diskusi tentang garis singgung persekutuan dua lingkaran Penutup
15
Menarik kesimpulan
Prosentase
=
jumlah perolehan skor x100 % skor maksimal
Keterangan: 1. ≤ 25 %
= kurang
2.
25 % - 50 %
= Cukup
3.
50% - 75%
= Baik
4. > 75 %
= Sangat Baik
AGISA SARASITA
ALFIATUR RAHMANIYAH
ANDI NUR CAHYO
ANIS KRISTIANI
ANNISA DIO ISMI
ARIEF SUGIHARTO
ASSIYAH
BAYU WIBOWO SUKARNO
BELLA DEA AMALIA
CAHYA FEBRIAN
CHOERUL HIDAYAH
DEDDY TRI PRASETYO
DIAN PUSPARINI
DITA ANGGRAENI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAMA B
2 2 1 3 2 4 3 3 2 2 3 1 2 2
A
3 2 2 3 1 3 4 1 3 3 3 2 2 4
3
2
3
3
2
3
2
4
4
4
3
3
4
3
C
3
1
2
3
2
3
2
3
1
2
1
3
2
1
D
4
3
1
2
1
3
2
2
3
3
2
2
2
2
E
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
F
ASPEK PENILAIAN
2
3
1
3
2
3
2
2
2
1
2
1
2
2
G
4
4
2
3
2
4
3
2
3
4
2
2
3
3
H
25
21
15
23
17
24
19
24
23
20
20
17
21
78.13
65.63
46.88
71.88
53.13
75
59.38
75
71.88
62.5
62.5
53.13
65.63
59.38
TASE
SKOR
19
PROSEN
JUMLAH
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN PENDEKATAN SAVI
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIFITAS PESERTA DIDIK SIKLUS I
1
NO
Lampiran 23
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
KATEGORI
ERNA SETYONINGRUM
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
AVITA FRISKA SETIATI
FAJAR NUR AMIN
FEBRY BAYU ARIYANTO
GILANG BAKTI NUGROHO
HANIF WIDAYANTI
INDRI NUR PRATIWI
IRFAN NUR RACHMAD
ISLAMI ARI WIJAYA
LAILI FATMAWATI
M. IQBAL PAMUNGKAS
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
M. NUR SAFI’I
M. ARIF HIDAYAT
M. IQBAL FACHRUROZI
NANDA PUTRI CLAUDIA
NURUL FERA SEPTIANA
PRAYOGO NUR SAHID
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
3 2 3 2 4 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2
3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 4 2 2 3 2 2 4 2 3
4
2
4
3
4
3
4
2
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
4
1
2
3
1
2
4
2
1
2
2
1
2
2
3
3
2
2
1
2
1
2
2
1
1
2
2
1
3
2
2
3
2
2
1
1
2
1
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
1
3
3
2
4
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
1
3
2
3
3
2
2
3
3
2
4
3
3
4
3
3
2
2
3
2
4
19
21
23
17
19
23
21
16
23
21
21
20
23
19
21
16
22
14
27
59.38
65.63
71.875
53.13
59.38
71.88
65.63
50
71.88
65.63
65.63
62.5
71.88
59.38
65.63
50
68.75
43.75
84.38
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
B
C
A
ZIARA FADZIKA
44
RATA-RATA
3 2 3 2 1 2
4 2 1 3 1 4
3 99
111
2
3
2
3
3
3
2
2
2
135
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
93
4
2
2
3
2
2
2
1
2
4
2
91
3
2
2
3
2
3
1
1
2
2
3
150
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
94
2
2
1
2
1
1
3
2
3
2
2
125
4
3
2
3
2
3
2
2
3
3
4
898
26
19
18
25
15
20
18
16
23
23
21
63.78
2806.40
81.25
59.38
56.25
78.13
46.88
62.5
56.25
50
71.88
71.88
65.63
C. Kemampuan peserta didik menarik garis dari kedua titik pusat lingkaran.
lingkaran.
B. Kemampuan peserta didik membuat jari-jari lingkaran menjadi tegak lurus dengan garis singgung persekutuan dua
A. Kemampuan peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Keterangan :
WULANDARI
43
JUMLAH
WINAWAN MIZWAR SAID
SAYU OKTAVIANI S
39
42
SAHRUL PRASETYO
38
WAHYUNI
RIDHO UMAR WARZUKNI
37
41
RESTU SURYANI
36
SYAHRUL HUFRON
QURATI AINIYYAH
35
40
QORRI AINA
34
A
B
B
A
C
B
B
C
B
B
B
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
:4
:3
:2
:1
Tidak dapat nilai : 0
Skor setiap aspek:
Prosentase aktifitas
soal. =
jumlah perolehan skor x100 % skor maksimal
= baik
= sangat baik (A)
3. > 50% – 75% 4. > 75 %
Indra Susilowati
Observer
= cukup (C)
2. > 25% - 50%
(B)
= kurang (K)
1. 25%
Keterangan:
H. Kemampuan peserta didik menerapkan hasil diskusi (rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran) dalam
G. Kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
persekutuan dua lingkaran.
F. Kemampuan peserta didik mengukur panjang jari-jari lingkaran,jarak titik pusat kedua lingkaran dan garis singung
E. Kemampuan peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung lingkaran dalam diskusi.
garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A.
D. Kemampuan peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan
AGISA SARASITA
ALFIATUR RAHMANIYAH
ANDI NUR CAHYO
ANIS KRISTIANI
ANNISA DIO ISMI
ARIEF SUGIHARTO
ASSIYAH
BAYU WIBOWO SUKARNO
BELLA DEA AMALIA
CAHYA FEBRIAN
CHOERUL HIDAYAH
DEDDY TRI PRASETYO
DIAN PUSPARINI
DITA ANGGRAENI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAMA B
3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3
A
3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
C
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
D
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
E
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
F
ASPEK PENILAIAN
3
4
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
G
3
3
2
3
2
3
2
4
4
3
3
2
4
3
H
Ϯϰ
Ϯϳ
Ϯϭ
Ϯϰ
Ϯϱ
Ϯϱ
Ϯϯ
Ϯϴ
Ϯϳ
Ϯϱ
Ϯϲ
Ϯϭ
Ϯϳ
ϳϱ
ϴϰ͘ϯϴ
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϱ
ϳϴ͘ϭϯ
ϳϴ͘ϭϯ
ϳϭ͘ϴϴ
ϴϳ͘ϱ
ϴϰ͘ϯϴ
ϳϴ͘ϭϯ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϰ͘ϯϴ
ϳϭ͘ϴϴ
TASE
SKOR
Ϯϯ
PROSEN
JUMLAH
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN PENDEKATAN SAVI
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIFITAS PESERTA DIDIK SIKLUS II
1
NO
Lampiran 24
KATEGORI
ERNA SETYONINGRUM
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
AVITA FRISKA SETIATI
FAJAR NUR AMIN
FEBRY BAYU ARIYANTO
GILANG BAKTI NUGROHO
HANIF WIDAYANTI
INDRI NUR PRATIWI
IRFAN NUR RACHMAD
ISLAMI ARI WIJAYA
LAILI FATMAWATI
M. IQBAL PAMUNGKAS
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
M. NUR SAFI’I
M. ARIF HIDAYAT
M. IQBAL FACHRUROZI
NANDA PUTRI CLAUDIA
NURUL FERA SEPTIANA
PRAYOGO NUR SAHID
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2
3 3 4 2 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3
4
2
4
3
4
3
4
2
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
2
2
3
2
2
4
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
4
2
2
2
4
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
4
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
4
4
2
3
4
4
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
2
4
Ϯϭ
Ϯϰ
Ϯϳ
ϮϬ
ϮϮ
Ϯϲ
Ϯϳ
Ϯϭ
Ϯϱ
Ϯϯ
Ϯϰ
ϮϮ
Ϯϯ
ϭϵ
Ϯϲ
ϮϬ
Ϯϱ
Ϯϭ
Ϯϲ
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϱ
ϴϰ͘ϯϴ
ϲϮ͘ϱ
ϲϴ͘ϳϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϴϰ͘ϯϴ
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϴ͘ϭϯ
ϳϭ͘ϴϴ
ϳϱ
ϲϴ͘ϳϱ
ϳϭ͘ϴϴ
ϱϵ͘ϯϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϲϮ͘ϱ
ϳϴ͘ϭϯ
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϭ͘Ϯϱ
ZIARA FADZIKA
44
RATA-RATA
3 3 3 2 3 3
4 2 3 3 3 4
ϭϯϵ
3
3
ϭϮϳ
4
4
3
3
4
3
3
3
ϭϱϯ
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
ϭϭϱ
4
3
3
3
3
4
2
2
3
4
2
ϭϭϱ
3
3
3
4
4
3
2
2
3
3
3
ϭϱϳ
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
ϭϮϯ
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
4
ϭϯϴ
4
4
2
3
4
4
3
2
4
3
3
ϭϬϲϳ
Ϯϴ
Ϯϲ
Ϯϰ
Ϯϴ
Ϯϲ
Ϯϲ
Ϯϰ
Ϯϭ
Ϯϲ
Ϯϱ
Ϯϱ
ϳϱ͘ϳϴ
ϯϯϯϰ͘ϰϵ
ϴϳ͘ϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϳϱ
ϴϳ͘ϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϳϱ
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϭ͘Ϯϱ
ϳϴ͘ϭϯ
ϳϴ͘ϭϯ
C. Kemampuan peserta didik menarik garis dari kedua titik pusat lingkaran.
lingkaran.
B. Kemampuan peserta didik membuat jari-jari lingkaran menjadi tegak lurus dengan garis singgung persekutuan dua
A. Kemampuan peserta didik membuat garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Keterangan :
WULANDARI
43
JUMLAH
WINAWAN MIZWAR SAID
SAYU OKTAVIANI S
39
42
SAHRUL PRASETYO
38
WAHYUNI
RIDHO UMAR WARZUKNI
37
41
RESTU SURYANI
36
SYAHRUL HUFRON
QURATI AINIYYAH
35
40
QORRI AINA
34
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
:4
:3
:2
:1
Tidak dapat nilai : 0
Skor setiap aspek:
Prosentase aktifitas
soal. =
jumlah perolehan skor x100 % skor maksimal
= baik
= sangat baik (A)
3. > 50% – 75% 4. > 75 %
Indra Susilowati
Observer
= cukup (C)
2. > 25% - 50%
(B)
= kurang (K)
1. 25%
Keterangan:
H. Kemampuan peserta didik menerapkan hasil diskusi (rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran) dalam
G. Kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
persekutuan dua lingkaran.
F. Kemampuan peserta didik mengukur panjang jari-jari lingkaran,jarak titik pusat kedua lingkaran dan garis singung
E. Kemampuan peserta didik menemukan rumus panjang garis singgung lingkaran dalam diskusi.
garis singgung persekutuan dua lingkaran dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran A.
D. Kemampuan peserta didik menarik garis dari titik pusat lingkaran B sampai jari-jari lingkaran A yang sejajar dengan
Lampiran 25 ANALISIS AKTIFITAS PESERTA DIDIK NO
NAMA
SIKLUS 1
SIKLUS 1I
Prosentase
Kategori
Prosentase
Kategori
1
AGISA SARASITA
ϱϵ͘ϯϴ
ϳϭ͘ϴϴ
2
ALFIATUR RAHMANIYAH
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϰ͘ϯϴ
3
ANDI NUR CAHYO
ϱϯ͘ϭϯ
ϲϱ͘ϲϯ
4
ANIS KRISTIANI
ϲϮ͘ϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
5
ANNISA DIO ISMI
ϲϮ͘ϱ
ϳϴ͘ϭϯ
6
ARIEF SUGIHARTO
ϳϭ͘ϴϴ
ϴϰ͘ϯϴ
7
ASSIYAH
ϳϱ
ϴϳ͘ϱ
8
BAYU WIBOWO SUKARNO
ϱϵ͘ϯϴ
ϳϭ͘ϴϴ
9
BELLA DEA AMALIA
ϳϱ
ϳϴ͘ϭϯ
10
CAHYA FEBRIAN
ϱϯ͘ϭϯ
ϳϴ͘ϭϯ
11
CHOERUL HIDAYAH
ϳϭ͘ϴϴ
ϳϱ
12
DEDDY TRI PRASETYO
ϰϲ͘ϴϴ
ϲϱ͘ϲϯ
13
DIAN PUSPARINI
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϰ͘ϯϴ
14
DITA ANGGRAENI
ϳϴ͘ϭϯ
ϳϱ
15
ERNA SETYONINGRUM
ϴϰ͘ϯϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
16
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
ϰϯ͘ϳϱ
ϲϱ͘ϲϯ
17
AVITA FRISKA SETIATI
ϲϴ͘ϳϱ
ϳϴ͘ϭϯ
18
FAJAR NUR AMIN
ϱϬ
ϲϮ͘ϱ
19
FEBRY BAYU ARIYANTO
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϭ͘Ϯϱ
20
GILANG BAKTI NUGROHO
ϱϵ͘ϯϴ
ϱϵ͘ϯϴ
21
HANIF WIDAYANTI
ϳϭ͘ϴϴ
ϳϭ͘ϴϴ
22
INDRI NUR PRATIWI
ϲϮ͘ϱ
ϲϴ͘ϳϱ
23
IRFAN NUR RACHMAD
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϱ
24
ISLAMI ARI WIJAYA
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϭ͘ϴϴ
25
LAILI FATMAWATI
ϳϭ͘ϴϴ
ϳϴ͘ϭϯ
26
M. IQBAL PAMUNGKAS
ϱϬ
ϲϱ͘ϲϯ
27
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
ϲϱ͘ϲϯ
ϴϰ͘ϯϴ
28
M. NUR SAFI’I
ϳϭ͘ϴϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
29
M. ARIF HIDAYAT
ϱϵ͘ϯϴ
ϲϴ͘ϳϱ
30
M. IQBAL FACHRUROZI
ϱϯ͘ϭϯ
ϲϮ͘ϱ
31
NANDA PUTRI CLAUDIA
ϳϭ͘ϴϳϱ
ϴϰ͘ϯϴ
32
NURUL FERA SEPTIANA
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϱ
33
PRAYOGO NUR SAHID
ϱϵ͘ϯϴ
ϲϱ͘ϲϯ
34
QORRI AINA
ϲϱ͘ϲϯ
ϳϴ͘ϭϯ
35
QURATI AINIYYAH
ϳϭ͘ϴϴ
ϳϴ͘ϭϯ
36
RESTU SURYANI
ϳϭ͘ϴϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
37
RIDHO UMAR WARZUKNI
ϱϬ
ϲϱ͘ϲϯ
38
SAHRUL PRASETYO
ϱϲ͘Ϯϱ
ϳϱ
39
SAYU OKTAVIANI S
ϲϮ͘ϱ
ϴϭ͘Ϯϱ
40
SYAHRUL HUFRON
ϰϲ͘ϴϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
41
WAHYUNI
ϳϴ͘ϭϯ
ϴϳ͘ϱ
42
WINAWAN MIZWAR SAID
ϱϲ͘Ϯϱ
ϳϱ
43
WULANDARI
ϱϵ͘ϯϴ
ϴϭ͘Ϯϱ
44
ZIARA FADZIKA
ϴϭ͘Ϯϱ
ϴϳ͘ϱ
JUMLAH
ϮϴϬϲ͘ϰϬ
RATA-RATA
ϲϯ͘ϳϴ
ϯϯϯϰ͘ϰϵ
B
ϳϱ͘ϳϴ
A
Lampiran 26
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS 1 Satuan Pendidikan
: MTs N 2 Semarang
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: garis singgung persekutuan dua lingkaran
Kelas
: VIII D
Jumlah Peserta Didik
: 44
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
NO
NAMA
NILAI
KETERANGAN
1
AGISA SARASITA
76
Tuntas
2
ALFIATUR RAHMANIYAH
70
Tuntas
3
ANDI NUR CAHYO
50
Belum Tuntas
4
ANIS KRISTIANI
54
Belum Tuntas
5
ANNISA DIO ISMI
80
Tuntas
6
ARIEF SUGIHARTO
60
Tuntas
7
ASSIYAH
43
Belum Tuntas
8
BAYU WIBOWO SUKARNO
75
Tuntas
9
BELLA DEA AMALIA
82
Tuntas
10
CAHYA FEBRIAN
40
Belum Tuntas
11
CHOERUL HIDAYAH
63
Tuntas
12
DEDDY TRI PRASETYO
55
Belum Tuntas
13
DIAN PUSPARINI
80
Tuntas
14
DITA ANGGRAENI
100
Tuntas
15
ERNA SETYONINGRUM
90
Tuntas
16
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
57
Belum Tuntas
17
AVITA FRISKA SETIATI
75
Tuntas
18
FAJAR NUR AMIN
45
Belum Tuntas
19
FEBRY BAYU ARIYANTO
50
Belum Tuntas
20
GILANG BAKTI NUGROHO
75
Tuntas
21
HANIF WIDAYANTI
75
Tuntas
22
INDRI NUR PRATIWI
81
Tuntas
23
IRFAN NUR RACHMAD
70
Tuntas
24
ISLAMI ARI WIJAYA
70
Tuntas
25
LAILI FATMAWATI
80
Tuntas
26
M. IQBAL PAMUNGKAS
48
Belum Tuntas
27
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
60
Tuntas
28
M. NUR SAFI’I
64
Tuntas
29
M. ARIF HIDAYAT
46
Belum Tuntas
30
M. IQBAL FACHRUROZI
52
Belum Tuntas
31
NANDA PUTRI CLAUDIA
65
Tuntas
32
NURUL FERA SEPTIANA
74
Tuntas
33
PRAYOGO NUR SAHID
50
Belum Tuntas
34
QORRI AINA
80
Tuntas
35
QURATI AINIYYAH
60
Tuntas
36
RESTU SURYANI
60
Tuntas
37
RIDHO UMAR WARZUKNI
36
Belum Tuntas
38
SAHRUL PRASETYO
57
Belum Tuntas
39
SAYU OKTAVIANI S
65
Tuntas
40
SYAHRUL HUFRON
45
Belum Tuntas
41
WAHYUNI
65
Tuntas
42
WINAWAN MIZWAR SAID
45
Belum Tuntas
43
WULANDARI
70
Tuntas
44
ZIARA FADZIKA
80
Tuntas
JUMLAH
2818
64,04
RATA-RATA
63,6 %
KETUNTASAN KLASIKAL
Keterangan: Kriteria Hasil belajar Rata − rata
=
¦ nilai yang diperoleh ¦ peserta didik kelas
2818 44 = 64,04 =
ketuntasan (%) =
¦ peserta didik yang tuntas × 100% ¦ peserta didik kelas VII D
28 × 100% 44 = 63,6% =
Rata-rata pada tahap siklus I mencapai 64,04 pada tahap ini berarti sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60. Akan tetapi pada ketuntasan klasikal yang mencapai 63.6% berarti masih belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%.
Lampiran 27 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS 1I Satuan Pendidikan
: MTs N 2 Semarang
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: garis singgung persekutuan dua lingkaran
Kelas
: VIII D
Jumlah Peserta Didik
: 44
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
NO
NAMA
NILAI
KETERANGAN
1
AGISA SARASITA
80
Tuntas
2
ALFIATUR RAHMANIYAH
100
Tuntas
3
ANDI NUR CAHYO
50
Belum Tuntas
4
ANIS KRISTIANI
80
Tuntas
5
ANNISA DIO ISMI
72
Tuntas
6
ARIEF SUGIHARTO
100
Tuntas
7
ASSIYAH
100
Tuntas
8
BAYU WIBOWO SUKARNO
45
Belum Tuntas
9
BELLA DEA AMALIA
75
Tuntas
10
CAHYA FEBRIAN
40
Belum Tuntas
11
CHOERUL HIDAYAH
80
Tuntas
12
DEDDY TRI PRASETYO
40
Belum Tuntas
13
DIAN PUSPARINI
80
Tuntas
14
DITA ANGGRAENI
60
Tuntas
15
ERNA SETYONINGRUM
95
Tuntas
16
EVA NUR FAIZAH ASEGAF
40
Belum Tuntas
17
AVITA FRISKA SETIATI
80
Tuntas
18
FAJAR NUR AMIN
60
Tuntas
19
FEBRY BAYU ARIYANTO
75
Tuntas
20
GILANG BAKTI NUGROHO
50
Belum Tuntas
21
HANIF WIDAYANTI
80
Tuntas
22
INDRI NUR PRATIWI
100
Tuntas
23
IRFAN NUR RACHMAD
92
Tuntas
24
ISLAMI ARI WIJAYA
85
Tuntas
25
LAILI FATMAWATI
100
Tuntas
26
M. IQBAL PAMUNGKAS
60
Tuntas
27
MARDHINA MIFTAHUL JANNAH
100
Tuntas
28
M. NUR SAFI’I
100
Tuntas
29
M. ARIF HIDAYAT
66
Tuntas
30
M. IQBAL FACHRUROZI
35
Belum Tuntas
31
NANDA PUTRI CLAUDIA
100
Tuntas
32
NURUL FERA SEPTIANA
100
Tuntas
33
PRAYOGO NUR SAHID
45
Belum Tuntas
34
QORRI AINA
80
Tuntas
35
QURATI AINIYYAH
60
Tuntas
36
RESTU SURYANI
90
Tuntas
37
RIDHO UMAR WARZUKNI
40
Belum Tuntas
38
SAHRUL PRASETYO
60
Tuntas
39
SAYU OKTAVIANI S
100
Tuntas
40
SYAHRUL HUFRON
100
Tuntas
41
WAHYUNI
85
Tuntas
42
WINAWAN MIZWAR SAID
55
Belum Tuntas
43
WULANDARI
100
Tuntas
44
ZIARA FADZIKA
100
Tuntas
JUMLAH
3335
RATA-RATA
75,8
KETUNTASAN KLASIKAL
77,27%
Keterangan: Kriteria Hasil belajar Rata − rata
=
¦ nilai yang diperoleh ¦ peserta didik kelas
3335 44 = 75,8 =
ketuntasan (%) =
¦ peserta didik yang tuntas × 100% ¦ peserta didik kelas VII D
34 × 100% 44 = 77,27% =
Rata-rata pada tahap siklus II mencapai 75,8 dan prosentase ketuntasan klasikal mencapai 77,27%. Dari data tersebut berarti sudah mencapai indikator yang telah ditentukan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Indra Susilowati
Tempat/Tanggal Lahir: Rembang, 12 Februari 1990 Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Ds. Tahunan RT. 01 RW. 07, Kec. Sale Kab. Rembang
Riwayat Pendidikan : a SDN Tahunan 04 b MTs N Sale c MAN Lasem d Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, Penulis
Indra Susilowati