Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAKSANAAN PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU Oleh: SUPARNO NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah tidak transparan dan kurang pengawasan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau. Penelitian ini bertujuan untuk mengnspirasi dan menganalisis Pelaksanaan Prinsip Prinsip Pengelolaan Keuangan Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teori Devas, dkk, 1987:279280). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana ADD di Desa Suruh Tembawang yang tidak transparan dan merata. Terbatasnya sumber pendapatan desa dan rendahnya tingkat pendidikan aparat pemerintah desa mengakibatkan motivasi kerja aparat desa dalam pengelolaan dana ADD tidak berjalan secara optimal sesuai kebutuhan Masyarakat Desa Suruh Tembawang. Dan pengelolaan dana ADD yang diwujudkan administrasi tidak efektif dan efisien dan diperlukan adanya bimbingan dan pelatihan kompetensi lebih lanjut dari tim pengendalian tingkat kabupaten dan kecamatan untuk aparatur pemerintah desa dalam Pengelolaan dana ADD. Sehingga diperlukan kebijakan dalam pengelolaan dana ADD tersebut yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan rendahnya pendapatan asli desa (PAD), dan tingkat SDM yang rendah dalam Pengelolaan dana ADD. Adapun saran dalam penelitian ini adalah Rendahnya tingkat pendidikan aparat Pemerintah Desa yang berpengaruh pada rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya bagi para pelaku kebijakan dalam pengelolaan ADD yang membuat Pemerintah Desa Suruh Tembawang tidak maksimal dalam pengelolaan dana ADD. Kata-kata kunci :
Prinsip Prinsip Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong.
Abstrack The issue of this research is the intransprarency and lack of supervision in the management of Village Funding Allocation (VFA) at Suruh Tembawang village, Entikong sub –district, Sanggau regency. This research is made to the inspired and analys financial management principles in the VFA. The theory used in this research is Devas,et al. 1987:279-280. The research method used is descriptive with qualitative approach. The result shows that the management of VFA is not transparent and not all areas are covered. The limited sources of rural revenue and the low education of the local institutions are belived to be the cause of the not. Optimal mechanism, in the management of VFA. In addition, it does not meet the needs of people at Suruh Tembawang village. Also, management of VFA in the administrative implemention is not affective nor efficient. Therefore, it’s necessary to have a further competence guidance and training given by the sub-district and regency controlling team to the institutions in the management of VFA. Also, a better policy is needed to make sure that VFA meets the peoples’ needs. And, this research find that the low education of the governmental institutions also contributes to the bad quality of human resource, especially the individuals taking charge of the VFA at Suruh Tembawang village, which results in the bad management. Keywords :
Principles of Financial Management, Management of Village Fund Allocation, at Tembawang Village, Entikong sub-district.
1 SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kabupaten/kota. Selanjutnya, Pasal 1 Ayat 9
A. PENDAHULUAN
PP No. 43 Tahun 2014 tentang alokasi Pembangunan Desa ditujukan untuk segenap
masyarakat,
dengan
demikian
Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD adalah dana perimbangan yang diterima
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
kabupaten/kota
pemerintah
Desa.
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten
terfokus
/kota setelah dikurangi Dana Alokasi
dan
Pembangunan
masyarakat
desa
bukanlah
dalam suatu bidang saja, akan tetapi harus
Pemerintah
Jelasnya dikatakan bahwa keseluruhan
mampu
kegiatan
masyarakat
yang
Anggaran
Khusus.
seimbang dan mencakup segala bidang.
pembangunan
dalam
melihat
desa
diyakini
prioritas
lebih
kebutuhan
dibandingkan
Pemerintah
mengembangkan swadaya gotong royong,
Kabupaten yang secara nyata memiliki
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
ruang lingkup permasalahan lebih luas dan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
rumit. Untuk itu, pembangunan pedesaan
hidup
yang dilaksanakan harus sesuai dengan
manusia
serta
penanggulangan
kemiskinan, pengalokasian dana desa lebih
masalah
banyak
dimiliki, aspirasi masyarakat dan prioritas
mempertimbangkan
tingkat
kemiskinan.
pembangunan
Dalam UU No 6 tahun 2014, Desa
batas-batas
wilayah
pedesaan
yang
yang
telah
ditetapkan.
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
yang dihadapi, potensi
Selanjutnya Pemerintah kemudian
yang
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 43
berwenang untuk mengatur dan mengurus
Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan
kepentingan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun
masyarakat
setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
2007
tentang
Pedoman
usul dan atau hak tradisional yang diakui
Keuangan
dan di hormati dalam sistem pemerintahan
mempunyai kewenangan yang lebih luas
negara kesatuan Repeblik Indonesia.
dalam pengelolaan daerahnya. Salah satu
Desa.
Pengelolaan
Pemerintah
daerah
Pasal 95 PP No. 43 tahun 2014,
bentuk kepedulian pemerintah terhadap
tentang Keuangan Desa adalah pemerintah
pengembangan wilayah pedesaaan adalah
mengalokasikan Dana Desa dalam anggaran
adanya
anggaran
pendapatan dan belanja negara setiap tahun
khusus
dicantumkan
anggaran yang diperuntukkan bagi Desa
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang
untuk pembangunan wilayah pedesaan,
ditransfer
pendapatan
dan
melalui
anggaran
belanja
pembangunan dalam
secara
Anggaran
daerah 2
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yakni dalam bentuk Alokasi Dana Desa
Rakyat Daerah yang menyelenggarakan
(ADD).
urusan pemerintahan menurut azas otonomi
ADD
merupakan
pemenuhan
hak
wujud desa
dari
dan tugas pembantuan dengan prinsip
untuk
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
menyelenggaraakan otonomi desa agar
prinsip
tumbuh
Indonesia (NKRI), sebagaimana dimaksud
dan
pertumbuhan
berkembang dari
desa
mengikuti itu
sendiri
berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi
asli,
demokratisasi
pemberdayaan
yang
dalam
Kesatuan
Undang-undang
Republik
Dasar
Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
dan
dilokasikan
Negara
Dengan demikian, penyelenggaraan Pemerintah
Desa
di
Desa
Suruh
sebagaimana perangkat daerah lainnya.
Tembawang haruslah mengacu pada aturan
Inilah yang kemudian melahirkan suatu
pemerintah yang telah ditetapkan. Oleh
proses baru tentang desentralisasi desa
karena itu, aparatur desa terutama Kepala
diawali dengan digulirkannya Alokasi Dana
Desa diharapkan benar-benar menjalankan
Desa (ADD).
tugas dan fungsinya sebagaimana yang
Desa
Maksud pemberian Alokasi Dana
telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
(ADD)
yang berlaku.
adalah
sebagai
bantuan
stimulan atau dana perangsang untuk
Itikad baik pemerintah pusat akan
mendorong dalam membiayai program
adanya ADD ditunjukkan dengan terbitnya
Pemerintah Desa yang ditunjang dengan
Surat Edaran Mendagri No 140/640/SJ
partisipasi
royong
yang menjelaskan tentang Alokasi Dana
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
Desa. ADD adalah wujud dari proses dan
pemerintahan
keadilan
swadaya
gotong
dan
pemberdayaan
anggaran
yang
selama
ini
masyarakat. Di dalam pelaksanaan bantuan
diidamkan oleh desa. Dengan adanya ADD
ADD
diharapkan desa dapat melatih diri dan
di
Desa
Suruh
Tembawang
Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau
belajar
masih terdapat beberapa permasalahan.
perencanaan dan pengelolaaan keuangan
Sebagai contoh adalah masih rendahnya
dalam
Pendapatan Asli Desa yang diperoleh oleh
pemerintahan
Desa
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
dan
tidak
transparan
dalam
pengelolaan ADD.
Pemerintahan
bagaimana
menyelenggarakan dan
melakukan
roda
pemberdayaan
prioritas serta potensi masing-masing desa.
Sejanjutnya UU N0 6 tahun 2014 tentang
tentang
Daerah
Menurut Nuccholis (2011:89) Alokasi
adalah
dana desa (ADD) dimaksudkan untuk
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
membiayai dan mendukung pelaksanaan 3
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
urusan
pemerintahan
yang
menjadi
desa (PADes) yang kecil pula, sehingga
kewenangan Desa, yang bertujuan untuk :
diperlukan kebijakan dalam pengelolaan
a.
dana ADD tersebut.
Menanggulangi
kemiskinan
dan
mengurangi kesenjangan. b.
c.
d.
Meningkatkan
Artikel ini menjelaskan beberapa
perencanaan
dan
masalah dalam pengelolaan Alokasi Dana
penganggaran pembangunan di tingkat
Desa (ADD) di Desa Suruh Tembawang
Desa dan pemberdayaan masyarakat.
Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau
Meningkatkan
yakni kurang
pembangunan
dan
insfratruktur perdesaan.
pengawasan
Meningkatkan pengamalan nilai-nilai
pemerintah
keagamaan, sosial dan budaya dalam
Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau
rangka
dalam Pengelolaan dana ADD.
mewujudkan
peningkatan
sosial. e.
Meningkatkan
ketenteraman
Meningkatkan masyarakat
g.
h.
yang Desa
di
lakukan
Suruh
oleh
Tembawang
Selanjutnya indikasi permasalahan lain dan
ketertiban masyarakat. f.
akuntabel, dan kurang
ada di Desa Suruh Tembawang adalah
pelayanan Desa
yang ditemukan peneliti di lapangan yang
dalam
pengelolaan
ADD
yang
tidak
rangka
transparan dan efisien, serta penyelesaian
pengembangan kegiatan sosial dan
administrasi kegiatan yang masih belum
ekonomi masyarakat.
optimal. Dan Rendahnya Sumber Daya
Mendorong
dan
keswadayaan
dan
dalam
pada
meningkatkan gotong
royong
Manusia (SDM) aparat desa dan kurangnya koordinasi
tentang
pengelolaan
ADD
hambatan
dalam
proses
masyarakat.
menjadi
Meningkatkan pendapatan desa dan
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).
masyarakat desa melalui badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan
Dalam pelaksanaannya pengelolaan
penelitian mengenai “Pelaksanaan Prinsip-
dana ADD di Desa Suruh Tembawang
Prinsip
masih
masalah
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
terdapat
beberapa
Pengelolaan
Keuangan
Dalam
diantaranya
adalah
kurangnya
sumber
Suruh Tembawang Kecamatan Entikong
pendapatan
Desa,
kecilnya
jumlah
Kabupaten Sanggau”.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Berdasarkan beberapa fenomena ini
(APBDes) untuk operasional pemerintah
fokus
penelitiannya
Pada
desa dan pemberdayaan masyarakat dalam
Prinsip-Prinsip
satu tahun dengan sumber pendapatan asli
Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Pengelolaan
Pelaksanaan Keuangan 4
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(ADD) adalah tidak Transparan, dan atau
memiliki
kurang
rumusan
tercapainya tujuan organisasi lembaga.
Bagaimana
Pengelolaan juga diartikan sebagai suatu
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Pengelolaan
rangkaian pekerjaan atau usaha yang
Keuangan
dilakukan oleh sekelompok orang untuk
Pengawasan.
permasalahannya
Dengan
adalah
Dalam
Pengelolaan Alokasi
tujuan
yang
Dana Desa, Di Desa Suruh Tembawang
melakukan
Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau.
mencapai tujan tertentu.
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk
serangkaian
Pengelolaan
sama
yaitu
kerja
Keuangan
dalam
Daerah
Mengetahui Pelaksanaan Prinsip Prinsip
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
Pengelolaan Keuangan Dalam Pengelolaan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
Alokasi Dana Desa (ADD), di Desa Suruh
pelaporan,
Tembawang
pengawasan keuangan daerah. Keuangan
Kecamatan
Entikong
Kabupaten Sanggau yang belum optimal.
pertanggungjawaban,
dan
daerah dikelola secara tertib taat pada peraturan berlaku,
perundang-undangan efisien,
ekonomis,
yang efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan
B. TINJAUAN PUSTAKA
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, Dalam rangka untuk mewujudkan pengelolaan transparan,
dana
desa
akuntabel
tertib,
Pengelolaan
keuangan
daerah
berkualitas,
adalah berarti mengurus dan mengatur
pemerintah dan kabupaten/kota diberikan
keuangan daerah itu sendiri dengan prinsip-
kewenangan
prinsip
untuk
dan
yang
dan manfaat untuk masyarakat.
dapat
memberikan
pengelolaan
sanksi berupa penundaan penyaluran dana
menurut
desa dalam hal laporan penggunaan dana
sebagai berikut :
desa
1. Tanggung jawab (accountability).
tidak/terlambat
samping
itu,
disampaikan.
dkk,
daerah
1987:279-280)
dan
Pemda harus mempertanggungjawabkan
kabupaten/kota juga dapat memberikan
keuangannya kepada lembaga atau orang
sanksi berupa pengurangan dana desa
yang berkepentingan yang sah, lembaga
apabila penggunaan dana tersebut tidak
atau orang itu termasuk pemerintah
sesuai dengan prioritas penggunaan dana
pusat,
desa.
masyarakat umum. Adapun unsur-unsur Pengelolaan
pemerintah
Di
(Devas,
keuangan
pada
umumnya
DPRD,
Kepala
Daerah
dan
penting dalam tanggung jawab adalah
mempunyai arti sama dengan manajemen,
mencakup
keabsahan
yaitu
setiap
karena antara manajemen dan pengelolaan
transaksi keuangan harus berpangkal 5
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pada wewenang hukum tertentu dan
melakukan pengendalian agar semua
pengawasan yaitu tata cara yang efektif
tujuan tersebut dapat tercapai.
untuk menjaga kekayaan uang dan barang
serta
mencegah
terjadinya
penghamburan dan penyelewengan dan memastikan semua pendapatan yang sah benar-benar terpungut jelas sumbernya
KERANGKA PIKIR PENELITIAN Pelaksanaan Prinsip Prinsip Pengelolaan Keuangan Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau
dan tepat penggunaannya. 2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. Keuangan daerah dikelola
harus ditata dan
sedemikian
rupa
sehingga
mampu melunasi semua kewajiban atau ikatan keuangan baik jangka pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang
pada
waktu
yang
UU Dan Peraturan Lainnya : UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa. PP No 43 Tahun 2014 tentang Keuangan Desa. 3. Perbup Sanggau No 43 Tahun 2010 tentang Penetapan ADD. Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. 1. 2.
telah
ditentukan. 3. Kejujuran. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya harus
1. 2. 3.
Identifikasi Permasalahan Antara Lain : Pengelolaan dana ADD tidak transparan. Pengelolaan dana ADD tidak efektif, dan Pengelolaan Dana ADD Kurang pengawasan
diserahkan kepada pegawai yang betulbetul jujur dan dapat dipercaya. 4. Hasil guna (efectiveness) dan daya guna (efficiency). Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan
program
dapat
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan
pemerintah
daerah
Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah menurut (Devas, dkk, 1987:279-280) sebagai berikut ; 1. Tanggung jawab (accountability). 2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. 3. Kejujuran. 4. Hasil guna (efectiveness) dan daya guna (efficiency). Pengendalian. Pengelolaan ADD yang terlealisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku serta penggunaan ADD yang tepat sasaran
dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Sumber : Diolah Oleh Peneliti
5. Pengendalian/Pengawasan. Para aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan harus 6 SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kualitatif yang mengacu pada model Miles
C. METODE PENELITIAN
dan Huberman, yaitu reduksi data, display Jenis penelitian ini adalah Kualitatif
data, verifikasi data. Teknik analisis data
bersifat Deskriptif. Penelitian Desktiptif
dilakukan dalam proses untuk mencari dan
yaitu penelitian
untuk
menyusun secara sistematis data yang
menggambarkan atau menguraikan “apa
diperoleh dari hasil wawancara, catatan
adanya” tentang suatu variable, gejala atau
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
keadaan. Penelitian Deskriptif merupakan
dapat mudah dipahami, dan temuannya
penelitian
dapat diinformasikan kepada orang lain.
yang
yang
interpretasi
mencoba
secara
temuan-temuan
berusaha
memberikan
mendalam
lapangan
terhadap
berdasarkan
fakta-fakta sosial yang sebenarnya.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian disebut disini adalah orang yang menjadi sumber data dan informasi, yang diharapkan mampu untuk
1.
Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau.
memberikan informasi dan keterangan yang diharapakan oleh penulis. Informasi yang dipilih
juga
informasi
yang
terlibat
Dalam
yang
dapat
alokasi
informasi
tentang
peningkatan
pengelolaan keuangan, pemerintah desa
langsung serta memahami, berperan dan memberikan
upaya
bertanggungjawab, dana
desa
pengelolaan (ADD)
yang
pengelolaan dana ADD. Untuk mendapat
bertanggungjawab adalah kepala desa ,
data dan informasi yang berkaitan dengan
yang secara administratif dapat dilaporkan
fokus penelitian maka ditetapkan Adapun
secara transparan, tepat waktu sesuai
subyek dalam penelitian ini yaitu Kepala
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Desa,Kepala Urusan Pemerintahan dan
Maka pemerintah desa selaku aparatur
Kepala Dusun, Ketua BPD. Dan Tokoh
penyelenggara pengelolaan keuangan desa
Masyarakat (Ketua Adat, Ketua RT, dan
harus
Ketua Umat).
keuangan desa tepat pada waktunya sesuai
Teknik pengumpulan data melalui
yang
menjadi
bahan
penelitian.
pelaporan
Alokasi
Dana
Desa
merupakan
salah satu sumber penerimaan desa berupa bagian dana perimbangan yang diberikan
Untuk teknik analisis data, peneliti menggunakan
menyampaikan
dengan mekanisme yang ada.
observasi, wawancara, dan dokumentasi obyek-obyek
dapat
adalah
teknik
analisis
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
desa
dan
digunakan
untuk 7
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
membiayai kegiatan pembangunan yang meliputi
30%
Sesuai
dengan
latar
belakang
penyelenggaraan
penelitian yang telah diuraikan peneliti di
pemerintahan desa dan 70% pemberdayaan
Desa Suruh Tembawang ini masih terdapat
masyarakat desa. ADD sangat penting guna
berbagai permasalahan dalam pengelolaan
pembiayaan
wilayah
Alokasi Dana Desa (ADD). Masalah yang
tertinggal dalam suatu sistem wilayah
ditemukan salah satunya adalah terdapat
pembangunan.
pada keterbatasan dan atau kecilnya jumlah
pengembangan
Desa diberikan kewenangan penuh dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa,
anggaran/dana ADD yang diterima desa, khususnya Desa Suruh Tembawang.
sehingga pelaksanaan kegiatannya harus dapat dengan
dipertanggungjawabkan prinsip-prinsip
Akuntabilitas
ini
sesuai
akuntabilitas.
semakin
2.
Akuntabilitas Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang.
diperlukan
Akuntabilitas berhubungan dengan
seiring dengan minimnya akuntabilitas
kewajiban dalam melakukan tugas sesuai
yang ada di pemerintahan daerah maupun
dengan nilai yang berlaku bagi kebutuhan
pemerintahan desa.
masyarakat, kewajiban untuk memberikan
Kemudian berdasarkan PP Nomor
pertanggungajwaban
kepada
aparat
43 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang
pemerintah desa dalam mengelola keuangan
Bersumber dari Anggaran pendapatan dan
desa secara akuntabel, dan tepat sasaran
Belanja Negara adalah Pengelolaan Dana
sesuai prosedur dan tujuan yang telah
Desa
ditentukan dan kebutuhan masyarakat.
dalam
dilaksanakan
APBN sesuai
Kabupaten/Kota dengan
ketentuan
Akuntabilitas adalah
Peraturan Perundang-Undangan di bidang
kewajiban
untuk
Pengelolaan Keuangan Daerah.
jawabkan
keberhasilan
Berdasarkan
Peraturan
Bupati
pelaksanaan
misi
perwujudan
mempertanggung atau
kegagalan
organisasi
dalam
Sanggau Nomor 13 Tahun 2009 Tentang
mencapai tujuan dan sasaran yang telah
Pokok
ditetapkan
Pengelolaan
Pertanggungjawaban
Keuangan
dan Desa
melalui
dilaksanakan
suatu secara
media
yang
periodik.
sebagaimana telah dirubah beberapa pasal
Pertanggungjawaban ini umumnya adalah
menjadi Peraturan Bupati Sanggau Nomor
dilakukan terhadap aparatur publik yang
24 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
dipilih masyarakat.
Peraturan Bupati Sanggau Nomor 13 Tahun
Menurut Peraturan Menteri Dalam
2009 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang
dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa.
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, 8
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bahwa pertanggungjawaban disampaikan
Menurut (Benveniste, Guy : 1991).
dalam bentuk pelaporan hasil pelaksanaan
Menyebutkan akuntabilitas dapat diartikan
pengelolaan ADD. Pelaporan dilakukan
sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-
setiap bulan (Laporan Berkala) dan setiap
individu atau penguasa yang dipercayakan
akhir tahun (SPJ) dan dilaksanakan secara
untuk
struktural dari Kepala Desa kepada Camat
publik dan yang bersangkutan dengannya
kemudian oleh Camat dteruskan Kepada
untuk
Bupati.
menyangkut pertanggungjawabannya. Untuk
dapat
sumber-sumber
menjawab
hal-hal
daya
yang
seberapa
Tanggung Jawab dalam mengelola
dalam
Dana ADD seperti kita ketahui adalah suatu
pelaksanaan pengelolaan ADD, maka harus
ukuran dari kemampuan organisasi dan atau
mempunyai
perangkat
konsisten
mengetahui
mengelola
Pemerintah
tingkat
desa
akuntabilitas
yang
desa
serta
mengembangkan
tinggi pada saat melaksanakan tugas sesuai
program-program
dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
kebutuhan
dan
masyarakat.
pada
pertanggungjawaban
dalam
keinginan tahap
Secara
untuk
singkat
dapat
memenuhi
dikatakan
pengelolaan
bahwa mampu memenuhi tanggung jawab
ADD, BPD mempunyai kewajiban untuk
dalam pengelolaan ADD ini mengukur daya
mengusung bahwa prinsip transparansi
tanggap akuntabilitas yang tinggi terhadap
dalam pertanggungjawaban ADD harus
harapan, keinginan dan aspirasi masyarakat,
diterapkan, selain itu BPD memastikan
maka dari itu tantangan yang di hadapi
bahwa pelaksanaan ADD harus berjalan
aparatur desa, dalam hal ini Desa Suruh
sesuai aturan yang berlaku.
Tembawang Khususnya.
3.
4.
Mampu Memenuhi Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang.
Kejujuran Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang. Kejujuran pengelolaan dana ADD
Tanggung jawab adalah perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk
dapat
mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan
yang
dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
pada akhirnya akan menciptakan horizontal accountability dengan
antara
masyarakat
pemerintah sehingga
desa
tercipta
pemerintahan desa yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat. Kejujuran dalam mengelola dana ADD memberikan informasi keuangan yang 9
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terbuka dan jujur kepada masyarakat
Sedangkan efisien mengarah pada proses
berdasarkan bahan pertimbangan bahwa
pencapaian hasil tersebut. Dua kata di atas
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
sangat berhubungan. Karena dalam suatu
secara
atas
porses produksi, dibutuhkan sebuah sumber
desa
daya (input). Kemudian input yang ada ini
khususnya Desa Suruh Tembawang dalam
apakah digunakan secara efisien dalam
pengelolaan
yang
menghasillkan output dan yang terakhir
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
apakah output yang dihasilkan ini sudah
pada peraturan perundang- undangan yang
efektif sehingga bermanfaat bagi pengguna
berlaku.
maupun produsen. Efektif ini merupakan
terbuka
dan
menyeluruh
pertanggungjawaban
pemerintah
sumber
daya
tujuan paling utama karena percuma saja 5.
Hasil Guna (Efektivitas) dan Daya Guna (Efisiensi) Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang. Sondang
P.
Siagian
(2001:24)
barang yang harganya murah tetapi hasilnya jelek sehingga tidak bermanfaat.
6.
memberikan definisi mengenai efektivitas
Pengawasan Dalam Pengelolaan ADD di Desa Suruh Tembawang.
adalah pemanfaatan sumber daya sarana Proses
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Lebih lanjut menurut Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan “efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program/misi) dari pada
pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109). Dari pengertian efektif dan efisien di atas, dapat disimpulkan bahwa efektif lebih mengarah pada hasil yang dicapai.
terakhir
adalah
pengawasan yang menurut George R. Terry proses pengawasan merupakan tindakan untuk
membandingkan
antara
rencana
dengan aktualnya dalam pengelolaan ADD Desa
Suruh
Tembawang,
proses
pengawasan proses pengawasan ditetapkan dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
dari
pemerintah
desa
untuk
selanjutnya diserahkan bertahap ke tingkat atas yakni kecamatan atau Kabupaten. Adapun bentuk LPJ APBDes yang
suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara
yang
di
biayai
oleh
ADD
Desa
Suruh
Tembawang terdiri dari dua bentuk laporan yaitu laporan berkala dan laporan akhir tahunan dari pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Laporan berkala terdiri dari 10
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
surat
pertanggungjawaban
(SPJ),
E. PENUTUP
permasalahan dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam laporan ADD desa suruh
a.
Kesimpulan
tembawang ini sebagai bahan pertimbangan pembinaan.
Pengelolaan dana ADD yang di kelola pemerintah desa suruh tembawang
Laporan
berkala
tersebut
masih dirasakan kurang efektif dan kurang
disampaikan setiap 3 bulan sekali kepada
efisien, Terbatasnya sumber pendapatan
tim
yang
desa dan rendahnya tingkat pendidikan
penyampaiannya melalui camat. Sedangkan
aparat pemerintah desa mengakibatkan
laporan akhir tahun yang berisi tentang
motivasi
laporan evaluasi seluruh penggunaan ADD
pengelolaan dana ADD tidak berjalan
dari
secara optimal, Penggunaan dana ADD
koordinasi
30%
kabupaten
dipergunakan
untuk
biaya
kerja
aparat
operasional dan 70% dipergunakan untuk
tidak
pemberdayaan
pembangunan terkendala.
disampaikan
masyarakat kepada
desa
tim
yang
transparan
desa
sehingga
dalam
proses
koordinasi
kabupaten melalui camat.
b. Saran
Sedangkan laporan akhir tahun yang
Pengelolaan
ADD
yang
tidak
berisi tentang laporan evaluasi seluruh
transparan dan tidak merata di setiap
penggunaan
Dusun-dusun yang ada di Desa Suruh
ADD
disampaikan
pada
kepada
tahap
tim
yang
koordinasi
kabupaten melalui Camat. Berdasarkan lapangan,
peneliti
hasil
Tembawang.
Hal
ini
Untuk
mengoptimalkna pengelolaan ADD di Desa penelitian
mendapat
di
Suruh Tembawang Kecamatan Entikong
informasi
Kabupaten Sanggau hendaknya aparatur
bahwa Desa Suruh Tembawang Kecamatan
pemerintah
Entikong pada tahun 2014 yaitu kurang
mempertimbangkan terlebih dahulu apa
tertibnya
yang menjadi prioritas kegiatan untuk
administrasi
terkait
dengan
desa
lebih
pencatatan dan pengumpulan bukti kwitansi
pembangunan
atau
kegiatan
pembangunan tidak hanya fokus pada
pembangunan yang bersumber dari ADD
pembangunan fisik namun merata, yaitu
juga terjadi di Desa Suruh Tembawang ini.
pembangunan fisik maupun non fisik.
nota
pelaksanaan
desa
bisa
yang
mana
Selanjutnya upaya untuk membangkitkan semangat
masyarakat
untuk
lebih
berpartisipasi aktif tidak hanya dengan pemungutan
swadaya
masyarakat 11
SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
melainkan dengan tenaga dan ide untuk membangun desa dan yang bersumber dari
Widjaja, HAW, 2002. Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom, Jakarta : Rajawali Pers.
ADD. 2.
Peraturan Perundang-Perundangan:
UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa. F. DAFTAR PUSTAKA PP No. 43 tahun 2014, tentang Keuangan Desa. 1.
Buku-buku
Agus Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaharuan. Bailey. 1982 Dalam (Mukhtar 2013:11) Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta : Referensi (Gp Press Group). Devas, dkk, 1987. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta : UI Press. Jhon. F. Due Dalam (Suhadak dkk, 2003:1). Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Penyusunan APBD Di Era Otonomi. Malang : Bayumedia Publishing.
PP No 43 tahun 2014 Pasal 1 Ayat 9 tentang Alokasi Dana Desa. Peraturan Bupati Sanggau Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Surat Edaran Mendagri Nomor : 140/160/SJ Tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/kota Kepada Pemerintah Desa.
Moleong. (2002:3). Metodologi Kualitatif. PT Remadja Rosdakarya: Bandung. Nurcholis, Hanif, 2011. Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Jakarta : Erlangga. Siagian, P. Sondang, 2003. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Sugiyono, 2011 Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta. Soleh, Chabib & Heru Rochamansjah, 2014. Pengelolaan keuangan desa. Bandung : Fokusmedia.
12 SUPARNO, NIM. E21111021 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
~MENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA
JURNAL MAHASISW A
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultas/ Jurusan E-mail addresl HP
: Suparno : E211110211I : 10 Juli 2015 : ISIP I Ilmu Administrasi Negara : Pandy
[email protected] I 085750861800
demi pengembangan ihnu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratifkelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Publika*) pada Program Studi Ilmu Administrasi N egara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ihniah saya yang berjudul**) : PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DES A SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
CJ Secarafolltex
4tJ content
artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
nntuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di Pada tanggal
: Pontianak : 15 Desember 2015
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (PublikaiGovernanceiAspirasiISociodev/Sosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)