REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN REPUBLIK BELARUS TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG KEBUDAYAAN
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
dan
Kementerian Kebudayaan Republik Belarus, untuk selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"; MENYADARI
pentingnya
prinsip-prinsip
kedaulatan, kesetaraan , saling
menghargai dan saling menguntungkan ; BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan persahabatan di antara kedua
negara dan masyarakatnya serta untuk meningkatkan saling pengertian dan pengetahuan melalui kerja sama kebudayaan di antara kedua negara; MENGAKUI capaian yang telah diperoleh dalam bidang-bidang ini, termasuk
dalam kerangka kerja sama teknis; MEMPERCAYAI bahwa kerja sama ini akan menguntungkan Para Pihak;
SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada masing-masing negara serta peraturan dan prosedur dan kebijakan tentang kerja sama kebudayaan ;
TELAH MENCAPAI PENGERTIAN SEBAGAI BERIKUT:
PASALI Tujuan
Tujuan Memorandum Saling Pengertian ini adalah untuk mendorong dan mengembangkan kerja sama di bidang kebudayaan di antara Para Pihak.
PASAL II Ruang Lingkup Kerja Sama
Para Pihak dengan ini wajib mengembangkan kerja sama di bidang kebudayaan pada ruang lingkup sebagai berikut: 1.
Pameran bersama, seminar, lokakarya, konferensi, dan pertunjukan kolaborasi, penetapan hari perfilman serta hari kebudayaan;
2.
Pertukaran tenaga ahli di bidang museum, folklore , dan film ;
3.
Teater, penyanyi solo serta penampilan kelompok dan seniman;
4.
Pertukaran informasi, bahan-bahan promosi, dan majalah;
5.
Perlindu ngan dan restorasi sejarah serta warisan budaya;
6.
Festival folklore internasional, seni visual, tarian tradisional, musik tradisional dan kerajinan ;
7.
Pendidikan kesenian pada lembaga pendidikan di kedua negara.
PASAL Ill Kelompok Kerja Bersama
1.
Para Pihak dengan ini membentuk suatu Kelompok Kerja Bersama untuk memfasilitasi,
memantau,
mengevaluasi,
dan
meninjau
kembali
pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini. 2.
Kelompok Kerja Sama akan terdiri dari Para Pihak, melalui perwakilan Para Pihak, dengan keikutsertaan dari pejabat yang berwenang dari Kementerian atau Lembaga yang kedua pihak dan akan bertemu paling tidak satu kali setiap dua tahun. Kelompok Kerja Bersama dapat dihadiri oleh Kementerian terkait secarra bergantian di Republik Indonesia dan di Republik Belarus.
PASAL IV Pelaksanaan
1.
Kegiatan-kegiatan yang disebutkan dalam Memorandum Saling Pengertian ini dapat dilaksanakan melalui pengembangan pengaturan-pengaturan khusus, program-program dan proyek-proyek diantara lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi
dari
masing-masing
Pihak.
Pengaturan-
pengaturan , program-program dan proyek-proyek dimaksud harus merinci antara lain, tujuan, pengaturan keuangan dan rincian-rincian lain yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan khusus. 2.
Memorandum Saling Pengertian ini wajib untuk tidak mengesampingkan kemungkinan
penyelenggaraan
dan
pelaksanaan
kegiatan-kegiatan
kebudayaan lainnya yang sejalan dengan tujuan Memorandum Saling Pengertian ini dan disepakati oleh Para Pihak. 3.
Persyaratan-persyaratan spesifik mengenai pelaksanaan Memorandum Saling
Pengertian
ini (termasuk keuangan)
akan ditentukan
pada
konsultasi bilateral secara langsung antara organisasi-organisasi yang berkepentingan dari kedua negara disertai kepentingan-kepentingan Para Pihak berdasarkan timbal balik dan keseimbangan.
PASAL V Hak Kekayaan lntelektual
Setiap hak kekayaan intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak dalam pelaksanaan kegiatan di bawah Memorandum Saling Pengertian ini wajib tetap menjadi milik dari Pihak tersebut.
PASAL VI Pengetahuan Tradisional dan Folklore
1. Para Pihak wajib mengakui keberadaan dan mengedepankan perlindungan yang efektif terhadap pengetahuan tradisional dan folklore seperti halnya hak-hak yang dimiliki oleh Para Pihak untuk mencegah segala bentuk penyalahgunaan eksploitasi, misapropriasi, dan penyalahgunaan, terhadap pengetahuan tradisional dan folklore Para Pihak. 2. Setiap penggunaan pengetahuan tradisional dan folklore dari Para Pihak di bawah Memorandum Saling Pengertian ini wajib diatur dalam pengaturan khusus yang dibentuk oleh Para Pihak.
PASAL VII Penyelesaian Perselisihan
Setiap perselisihan dan/atau perbedaan yang muncul dari penafsiran atau pelaksanaan Memorand um Saling Pengertian ini wajib diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi diantara Para Pihak.
PASAL VIII Amandemen
Salah satu Pihak dapat meminta amandemen atau perubahan secara tertulis terhadap setiap bagian dari Memorandum Saling Pengertian ini. Setiap amandemen atau perubahan yang telah disepakati oleh Para Pihak wajib menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini.
Amandemen atau perubahan dimaksud waj ib berlaku sejak tanggal yang telah ditetapkan oleh Para Pihak.
PASAL IX Mulai Berlaku, Masa Berlaku dan Pengakhiran
1. Memorandum Saling Pengertian ini waj ib mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan . 2.
Memorandum Saling Pengertian wajib tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 5 (lima) tahun berikutnya kecuali salah satu
Pihak memberitahukan
keinginannya secara tertulis untuk mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini melalui saluran diplomatik paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhirannya. 3.
Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan masa berlaku dari setiap program atau kegiatan yang sedang berjalan yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini sampai dengan selesainya program-program atau kegiatan-kegiatan dimaksud.
SEBAGAI BUKTI , yang bertandatangan di bawah ini, Pihak yang telah diberi
kuasa oleh pemerintah masing-masing, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.
DIBUAT di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 2015, masing-masing dalam
Bahasa Indonesia, Bahasa Rusia, dan Bahasa lnggris, seluruh naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran terhadap Memorandum Saling Pengertian ini maka naskah Bahasa lnggris yang berlaku .
UNTUK
UNTUK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN KEBUDAYAAN REPUBLIK BELARUS
REPUBLIK INDONESIA
KAC UNG MARI JAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
VLADIMIR N. LOPATOZAGORSKY DUTA BESAR REPUBLIK BELARUS UNTUK REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
MEMOPAHAYM 0 83AlllMOnOHlllMAHllllll ME>KAY MlllHlllCTEPCTBOM 06PA30BAHlll.s:t Ill KYilb TYPbl PECnY6IllllKlll lllHAOHE3111.s:t Ill MlllHlllCTEPCTBOM KYilb TYPbl PECnY6Ill.1Klll 6EilAPYCb
0 COTPYAH1114ECTBE B 06IlACTlll KYilbTYPbl
M111H111cTepcTBO
06pa300aH111s:i
M111H111cTepcTBO "1MeHyeMble
KYilbTYPbl
K)'JlbT)'pbr
Pecny611111K111
Pecny611111K111 6enapycb,
V1HAOHe3111s:i
B
111
A8flbHeiilweM
«CTopOHbl»,
nPlll3HABA.s:t
B8>KHOCTb
B38"1MOyBa>KeH"1s:I
(11
>KEJlA.s:t
111
np111H~111no0
cysepeH111TeTa ,
paBeHCTBa ,
B38"1MHOll1 Bblr0Abl ,
yKpenns:iTb APY>KeCTBeHHb1e OTHOWeH111s:1 Me>KAy ABYMs:I cTpaHaM111 111
CB0"1Mlt1 H8POA8M"1
(11
pa3B"1B8Tb B38"1MOnOH"1M8H"1e
(11
3H8H"1s:I c noMOU4bto
KYilbTYPHblX css:13erl! 111 COTPYAH"14eCTBa Me>KAy ABYMs:I cTpaHaM111 ,
nPlllHlllMA.s:t
BO BH"1M8H"1e AOCT"1>KeH"1s:I , cyll.4eCTBYtoll.41tte B 3T"1X 0611aCTs:IX 1
BKJ1to4as:i TeXH"14ecKoe coTPYAH"1YeCTBO ,
no11ArAft , 4TO
COTPYAHll14eCTBO 6yAeT none3HblM CTopoHaM ,
B COOTBETCTBlt1lt1 c AeHCTBYIOLJ..lVIMVI 3aKoHaMVI VI nocTaHosneHVIHMVI s COOTB8TCTBYIOU\VIX CTpaHax, a TalOKe
npm~eAypaMVI ,
CYU\8CTBYIOU\VIMVI 8
OTHOW8HVIVI ccpepbl KY11bTYPbl ,
AOrOBOPVIJU1Cb 0 HVl>KECilEAYJO~EM :
CTaTbS1 I
We11bt0 HaCTOHU\ero MeMopaHAYMa s:ia11s:ieTcs:i nooll\peHVle VI pa3BVITVle COTPYAHVl4ecraa a 0611acTV1 KY11brypb1 Me>KAy CTopoHaMVI .
CTaTbS1 II Ccpepb1 COTPYAHHl.fecTsa CTopoHbl 6YAYT pa3BVIBaTb coTPYAHLit4ecrso a 0611acTV1 KY11bTYPbl no CJ18AYIOU\VIM Hanpa011eHV1s:!M:
1. npOB8A8Hlt1e COBMeCTHblX BblCTaBOK, ceMVIHapoe, H8Y4HO-npaKTVl4eCKV1X KOHcpepeH4V1Lil VI coeMeCTHblX Bb1cryn11eHV1V! , AHeLll KVIHO, o6MeHHblX ,QHeLll KY11bTYPbl ;
2. o6MeH
3KcnepTaM1t1
B
0611acT1t1
My3eLllHoro
Aena ,
cponbKnopa
VI
KVIHeMaTorpacpVI VI ;
3. o6MeH 1i1cno11HV1Te11s:iMV1 , Kom1eKTV1BaM1t1 XYAO>KecreeHHoro reop4ecrea , XYAO>KHV1KaMV1;
4 . o6MeH 1t1HcpOpMa4111eV!, peKnaMHblMVI Marep1t1a11aMV1 VI >KYPH8118MVI; 5. oxpaHa
VI
pecraapa4V1s:i
o6beKTOB
VICTOpV14eCKoro
VI
KY11bTYPHOro
Hac11eA1t1s:i;
6. M8>KAYH8POAHble cpeCTVIB811VI cp011bKnOpa , Vl306pa31t1TeJ1bHOe VICKYCCTBO, HapOAHb1e raH4b1 , MY3b1Ka, peMecna;
7. COTPYAH1t1YecTso Me>KAY y4pe>1
CosMeCTHa.R
pa6o~a.R
rpynna
1. Cr opoHbl reM caMblM yrsep>K.QalOT CosMeCTHYIO pa60Yy10 rpynny, YT06b1 KOHTpo.n~p088Tb ,
~
paccMaTp~B8Tb
2. CosMeCTHafl pa601.1as:i rpynna 6yAeT COCTOHTb "13
npeACTaB"1Tene~
cnoco6cTBOB8Tb,
OL1eH~B8Tb
BHeApeH1i1e :noro MeMopaHAYMa.
CropoH c y4acr1i1eM ynonHoMoYeHHblX 111i14 AIPYf"1X M"1H"1crepcrs 1i1 areHTCTB CropoH 1i1 6yAeT co61i1parbcs:i He pe)f(e, YeM OA"1H pa3 e ABa CoeMecrHo~
roAa; pa6ora
pa601.1e~
rpynnb1 6yAeT conposo)f(,QaTbC.s:i
COOTBeTCTBYIOLL.1"1M"1 M"1H"1CTepcrsaM"1 B Pecny6111i1Ke VI HAOHe3"1H "1 B Pecny6111i1Ke 5enapycb.
CraTb.R IV "1cnonHeHMe
1. AesnenbHOCTb,
ynoM.s:iHyra.s:i
e
Hacros:1LL1eM
ocyLL1ecrenRTbcs:i nyreM pa3pa6oTK"1 OTAenbHblX 111
npoeKTos
cornaweH"1R,
Me)f(.Qy
opraH1i13a41i1.s:iM1.-1
nporpaMMbl
111
npoeKTbl
MeMopaHAYMe, cornaweH1.-1~ .
Ka)f(.Qoiil AOJl)f(Hbl
1113
MO)f(eT
nporpaMM
CropoH .
TaK111e
onpeAen.s:iTb
4e11111,
cp111HaHcosb1e ycnos111s:1 1i1 Apyrne Aera111i1, Kacat0LL11i1ecs:1 KOHKpeTHblX Meponp111s:1n1ill.
2. Hacros:iLL.1111'1 MeMopaHAYM He 1i1cKJ1t0Yaer B03MO>KHOCT"1 opraH1i13a41i1111 111 npoBeA8H"1s:l
"1HblX
KYJlbTYPHblX
Meponp1.-1s:1r111'1, OTBeYat0LL1"1X 4ens:1M
Hacros:1LL1ero MeMopaHAYMa 111 cornacosaHHblX CropoHaMl.'1.
3. KoHKpeTHble
ycnoe111.s:i
ocyLL1ecreneH111s:1
Meponp111s:1r111ill
Hacros:1LL1ero
MeMopaHAYMa (e TOM 4111cne cp111HaHCOBb1e) 6YAYT onpeAen.s:irbc.s:i s paMKax
ABycropoHH"1X
KOHcy11bra4111ill
HenocpeAcrseHHo
Me)f(.Qy
3a1.-1HrepecosaHHb1M111 opraH1.-13a4111s:1M1i1 06e111x crpaH c yYeToM "1HTepecoe CropoH , Ha OCHOBe B3a"1MHOCT"1 "1 nap111rera.
npaea Ha MHTe.n.neKTya.nbHYK> C06CTBeHHOCTb nto6oe
npaso
Ha
pe3ynbTaTbl
np111HaAne>Ka~ee CAHO~ ~3
111HTenneKTyanbHO~
CropoH AI1H
co6cTseHHOCTll1 ,
ocylltecrsneH~~ Ae~renbHOCT~
B
paMKax H8CTOHL1\8rD MeMopaHAYMa, OCT88TCR np111Hapj11e>K8Tb 3TO~ CTOpOHe.
CTaTbst VI Tpa,qH4HOHHafl Ky.nbTypa H cpo.nbK.nop
1. CTopOHbl np1113Ha10T cyll.\ecrsosaH111e 111 cnoco6creytoT
acpcpeKT111BHO~
38Ll.\111Te rpaA11141110HHO ~ KynbTYPbl 111 cponbKnopa , a TaK>Ke npas CropoH no npeAOTBpa~eHll1IO
3neMeHTOB
2. mo6oe
nto6oro H838KOHHOro 111cnonb30B8Hll1R, np111C808Hll1R
TP8A111L\1110HHO~
Kynbrypb1 111 cponbKnopa CropoH.
COTPYAH1114eCTBO,
cponbKnopa
TP8All1L\1110HHO~
KynbTYPbl
111
paMKax
8
ocyll.\ecrsn~TbCR
K8C8toll.\eecR
Yepe3 cne4111anbHb1e AOrosopeHHocr111 , 3aKnto4eHHble
CropoHaM111.
CTaTbff VII Ypery.nMpoeaHMe paJHor.nacHM nto6bl8
pa3HOrn8Cll1R,
803Hll1K8IOL1\1118
1113-38
111HTepnpeT8L\111111
111
(111n111)
pean1113a4111111 HaCTORLl.\ero MeMopaHAYMa, 6YAYT yperyn111poeaHb1 M111pHblM nyreM a B111Ae KOHcynbTa4111~ 111n111 neperoeopoe Me>KAy CropoHaM111.
CTaTbfl VIII i.4JMeHeHMjl nto6aH 1113 CropoH MO>KeT 3anpOCll1Tb B nll1CbMeHHOVl cpopMe nonpaBKY 111n111 1113MeHeH111e n1060~ 4acr111 HacrOHLl.\ero MeMopaHAYMa. nto6aH nonpaeKa 111n111 1113MeHeH111e, cornacoeaHHoe CTopoHaM111, HBnRer cH
'HeoTbeMneMo~
YaCTbto
Hacros:i111ero MeMopaHAYMa. TaKas:i nonpasKa 111.n111 1113MeHeH111e scrynaeT B c111.ny c A8Tbl, Koropas:i onpeAe.ns:ier cs:i Cr opoHaM1.1 .
CraTbff
IX
BcrynneHMe B CMny, npOA0fl}f{MT8flbHOC Tb M OKOH4a HMe Ae ~ CTBM SI
1. Hacros:11111.1i71 MeMopaHAYM ecrynaer a c1.1ny co AHs:I noAn1t1caH1t1s:1 . 2. Hacros:11111.1i71 MeMopaHAYM Ael71crsyer Ha npors:1:>KeH1t11t1 5 (ns:1r1.1) .ner. Ero
Ael71CTB1t1e
6yAeT
aBTOMaTlt14eCKlt1
npoAnesaTbCs:I
Ha
nocneAYIOLI~llle
ns:1nmerH1t1e neplllOAbl, ecn111 Hlt1 OAHa 1113 CropoH a n111cbMeHHol71 cpopMe no AlllnnoMar1114ecK111M KaHanaM He yeeAOMlllT Apyryto CropoHy He MeHee YeM 38 6 (weCTb) MeCs:IL(eB AO OKOH4aHllls:I Ael71CTBllls:I MeMopaHAYMa
0
CBOeM
HaMepeH111111 npeKpar111rb ero Ae~crs1t1e.
3. n peKpa111eH111e Ael71crs111s:1 Hacros:1111ero MeMopaHAYMa He nosn1t1s:1er Ha pean1113aL(111t0
111
npoAon:>KeH1r1e
rno6b1x
Ael71crsy10111111x
npoeKToe,
cosepweHHblX B paMKax HaCTOs:ll.ll8ro MeMopaHAYMa, AO OKOH4aHllls:I Ael71crs111s:1 sb1weHa3saHHblX npoeKTos.
B Y.QOCTOBEPEHlf1E 4Ero, H1t1>t<en0An111casw111ecs:1, 6YAY4111 AOn>t
Hacros:1~111i71
MeMopaHAYM .
COCTABilEHO s ropoAe ,O,>t
s ABYX
op111rnHailbHblX 3K3eMnns:ipax Ha lt1HAOHe3111l71cKOM , pyccKOM Ill aHrnllliilCl:
aHrm·H~CKOM
s:l3b1Ke.
3a MHHHCTepCTBO o6pa30BaHH.R H
3a MHHHCTepCTBO KYllbTYPbl
KYllbyYpb1 Pecny611MKH lllHAOHeJH.R
Pecny611HKH 6e11apycb
~
-
-~-__!1---
Ka~yHr MapHA>KaH
reHepallbHblM ,QHpeKTOp
noco11
no sonpocaM KYllbTYPbl
Pecny6nHKH 6enapycb s
MHHHCTepCTBO o6pa3083HH.R H KYllbyYpbl
Pecny6nHKe lllHAOHeJ H.R
REPlJBLIK INDONESIA
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE MINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF CULTURE OF THE REPUBLIC OF BELARUS ON COOPERATION IN THE FIELD OF CULTURE
The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia and the Ministry of Culture of the Republic of Belarus, hereinafter referred to as "the Parties";
RECOGNIZING the importance of the principles of sovereignty, equality,
mutual respect and mutual benefit; DESIRING to strengthen the friendly relation between the two countries and
their peoples and to promote mutual understanding and knowledge through cultural cooperation between the two countries; ACKNOWLEDGING the achievement already obtained in these areas,
including within the framework of technical cooperation; BELIEVING that cooperation would benefit the Parties;
PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective countries
as well as the procedures and policies in the field of culture; HAVE COME TO THE FOLLOWING UNDERSTANDING:
ARTICLE I Purpose
The purpose of this Memorandum of Understanding is to encourage and develop cooperation in the field of culture between the Parties.
ARTICLE II Areas of Cooperation
The Parties hereby shall develop cooperation in the field of culture in the following areas: 1. Joint exhibitions, seminars, workshops, conferences, and collaboration performances, days of cinema, days of culture; 2. Exchange of experts on museum , folklore, and films; 3. Theatre, soloist, and performing groups and artists; 4. Exchange of Information, promoting materials, and magazines; 5. Protection and restoration of historical and cultural heritages; 6. International folklore festivals , visual arts, traditional dances, traditional music and handicraft; 7. Educational institutions of artistic education in both countries.
ARTICLE Ill Joint Working Group
1. The Parties hereby establish a Joint Working Group to facilitate , monitor,
evaluate, and review the implementation of this Memorandum of Understanding . 2. The Joint Working Group will consist of the Parties, by a representative of the Parties, with participation by authorized offices of other Ministers and Agencies from both Parties and will meet at least once every two years. The Joint Working Group may be attended by the relevant Ministries altemately in the Republic of Indonesia and in the Republic of Belarus.
ARTICLE IV Implementation
1. The activities mentioned in this Memorandum of Understanding may be implemented through the development of specific arrangements, programs and projects between the institutions or organizations of each Party. Such arrangements, programs and projects should specify inter alia, the objective, financial arrangement and other details relating to specific activities. 2 . This Memorandum of Understanding shall not rule out the possibi'lity of
organizing and conducting other cultural events corresponding to the purpose of this Memorandum of Understanding and agreed by the Parties. 3. Specific conditions of implementation of actions of this Memorandum of Understanding
(including
financial)
will
be
defined
within
bilateral
consultations directly between the interested organizations of both countries with interests of the Parties on the basis of reciprocity and parity.
ARTICLE V Intellectual Property Rights Any intellectual property rights brought by one of the Parties for the implementation of the activities under this Memorandum of Understanding shall remain the property of the concerned Party.
ARTICLE VI Traditional Knowledge and Folklore 1. The Parties shall recognize the existence and promote the effective protection of traditional knowledge and folklore as well as the rights of the Parties to prevent any misexploitation , misappropriation and misuse, of the traditional knowledge and folklore of the Parties. 2. Any use of traditional knowledge and folklore of the Parties under this Memorandum of Understanding shall be carried out through special arrangements to be concluded by the Parties.
ARTICLE VII Settlement of Disputes Any disputes and/or differences arising
out of the
interpretations or
implementations of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably through consultations and negotiations between the Parties.
ARTICLE VIII Amendment Either Party may request in writing amendment or modification of any part of this Memorandum of Understanding. Any amendment or modification agreed upon by the Parties shall constitute as an integral part of this Memorandum of
Understanding. Such amendment or modification shall come into effect on the date as may be determined by the Parties.
ARTICLE IX Entry into Force, Duration and Termination 1. This Memorandum of Understanding shall enter into force on the date of its signing. 2. This Memorandum of Understanding shall remain in force for the period of 5 (five) years and shall be automatically extended for another 5 (five) years unless either Party notifies in writing of its intention to terminate this Memorandum of Understanding through diplomatic channels at least 6 (six) months prior to the date of its expiry. 3. The termination of this Memorandum of Understanding shall not affect the validity and duration of any on-going programs or activities made under this Memorandum of Understanding until the completion of such programs or activities.
IN WITNESS WHEREOF, the undersigned , being duly authorized by their respective Governments, have signed this Memorandum of Understanding.
DONE in dup licate in Jakarta on the Sixff.i year ,j..CJ I 6
day of0cln6~~ in the
, each in the Indonesian , Russian, and English languages, all
texts being equally authentic. In case of any divergence in the interpretation of the Memorandum of Understanding the English text shall prevail.
FOR
FOR
THE MINISTRY OF EDUCATION AND
THE MINISTRY OF CULTURE
CULTURE
OF THE REPUBLIC OF BELARUS
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
KACUNG M RIJAN
LADIMIR N. LOPATO-
DIRECTOR GENERAL OF CULTURE
ZAGORSKY
MINISTRY OF EDUCATION AND
AMBASSADOR
CULTURE
OF THE REPUBLIC OF BELARUS TO THE REPUBLIC OF INDONESIA