Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
17 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 1- 17
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM, DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG Husnaina Mailisa Safitri1, Amri2, M. Shabri 2 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style, teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No. 20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style, teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167 members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while the communication style was structured communication style. The result also indicated that the democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees. Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can applied structured communication style in the organization. Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat (dependent variable). Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi, sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai
1-
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepada kinerja pegawai tersebut.
PENDAHULUAN
Organisasi adalah sebuah unit sosial
Kerjasama tim juga merupakan faktor
yang dikoordinasikan secara sadar yang
penting untuk mengukur kepuasan kerja
terdiri atas dua orang atau lebih dan
pegawai.
berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
kerjasama tim dianggap solusi terbaik
terus-menerus guna mencapai suatu tujuan
untuk mencapai kesuksesan di dalam
bersama (Robbins: 2008).
organisasi. Harris (1996) dalam Tarricone
Namun,
dalam
perjalanannya
dan
Dewasa
Luca
ini,
(2002),
pembentukan
kerjasama
tim
organisasi sering menghadapi kendala,
merupakan sekumpulan individu yang
seperti ketidakpuasan kerja dari para
bekerjasama
pegawainya. Hal ini dapat berpengaruh
bersama. Kumpulan individu ini harus
terhadap kinerja pegawai maupun kinerja
memiliki aturan dan mekanisme kerja yang
organisasi secara keseluruhan. Salah satu
jelas. Di dalamnya terdapat koordinasi dan
bentuk organisasi yang formal, yaitu
prosedur
perkantoran.
seluruh anggota tim. Hal ini berguna untuk
untuk
mencapai
yang harus
tujuan
disepakati oleh
Pemimpin merupakan motivator di
menjaga keharmonisan sebuah tim agar
dalam suatu organisasi, keberhasilan atau
terwujudnya suatu kepuasan kerja yang
kegagalan suatu organisasi sebagian besar
dapat
ditentukan
individu dan organisasi.
oleh
kepemimpinan pribadi
kualitas ataupun
gaya
usaha-usaha
tersebut.
Faktor
lain
terhadap
yang
kinerja
mempengaruhi
Menurut
kepuasan kerja yaitu gaya komunikasi.
Newman (1968) dalam Kuspriatni (2011),
Gaya komunikasi dapat dipraktikkan oleh
kepemimpinan
untuk
siapa saja sebagai sarana pengembangan
mempengaruhi perilaku orang lain atau
diri, karena melalui gaya komunikasi itulah
seni mempengaruhi perilaku manusia baik
sesungguhnya
perorangan maupun kelompok. Sedangkan
seseorang yang dapat dibaca dan diukur
gaya kepemimpinan menurut Davis dan
sejauh
Newstrom (1995) dalam Kuspriatni (2011)
menempatkan pergaulan dengan rekan
mengandung pengertian sebagai suatu
sekerja
perwujudan tingkah laku dari seorang
2010).
pemimpin
pimpinan
dan
berpengaruh
adalah
kegiatan
yang
mana
maupun
cermin
kredibilitas
keefektifan
atasannya
dalam
(Mujtahid,
menyangkut
Gaya kepemimpinan, kerjasama tim
kemampuannya dalam memimpin. Dan
dan gaya komunikasi adalah faktor-faktor
gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang
penting
pemimpin
organisasi
kepuasan kerja yang akan berdampak
merupakan salah satu faktor penentu
terhadap kinerja pegawai. Namun masih
kepuasan kerja pegawai yang berdampak
sedikit penelitian yang mengukur kepuasan
dalam
suatu
yang
dapat
mempengaruhi
Volume 2, No.1, November 2012
-2
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerja dan kinerja dengan melibatkan
pekerjaan yang mereka kerjakan tidak
ketiga-tiga
secara
dapat diselesaikan tepat pada waktunya
bersamaan. Adapun beberapa penelitian
dan juga masih banyak pegawai yang
hanya
berada di luar kantor ketik jam kerja
variabel
tersebut
menggunakan
variabel
tersebut
salah dalam
satu
dari
mengukur
berlangsung.
kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Oleh karena
itu,
penelitian
tentang
gaya
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan upaya untuk mencari
kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya
pendekatan
komunikasi merupakan penelitian baru dan
kepuasan kerja pegawai sehingga dapat
penting untuk mengukur kinerja pegawai
meningkatkan kinerja pegawai yang pada
melalui kepuasan kerja.
akhirnya dapat memberikan peningkatan
Sekretariat
Daerah
Kota
yang
dapat
memberikan
Sabang
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
adalah suatu organisasi yang mengemban
Alasan tersebut telah mendorong penulis
fungsi koordinasi dan pelayanan teknis
untuk
administrasi
seluruh
menuangkannya dalam bentuk tesis dengan
pemerintah
judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
daerah kota Sabang, maka penilaian
Kerjasama Tim, dan Gaya Komunikasi
kinerja bagi pegawai memiliki arti yang
Terhadap
sangat penting terutama dalam upaya
Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai
melakukan perbaikan-perbaikan pada masa
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang”.
kepada
perangkat/instansi
vertikal
yang akan datang.
mengadakan
Kepuasan
Penelitian
Dari hasil pengamatan awal yang
ini
penelitian
Kerja
dan
serta
bertujuan
untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut: (1)
dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa
Seberapa
masih banyak pegawai Sekretariat Daerah
kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya
Kota Sabang yang merasa tidak puas
komunikasi
dalam bekerja sehingga menyebabkan
melalui kepuasan kerja? (2) Seberapa besar
pegawai memiliki kinerja yang rendah.
pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama
Rendahnya kinerja pegawai akibat tidak
tim,
adanya kepuasan kerja pegawai, hal ini
kepuasan
sebenarnya
permasalahan
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
klasik namun selalu relefan dan penting
kepuasan kerja pegawai? (4) Seberapa
untuk didiskusikan. Fenomena yang terjadi
besar pengaruh kerjasama tim terhadap
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang dari
kepuasan kerja pegawai? (5) Seberapa
hasil pengamatan peneliti, masih banyak
besar pengaruh gaya komunikasi terhadap
pegawai yang memiliki kinerja yang
kepuasan kerja pegawai? (6) Seberapa
rendah, hal ini jelas terlihat dari setiap
besar pengaruh kepuasan kerja terhadap
3-
merupakan
Volume 1, No. 2, November 2012
dan
besar
pengaruh
terhadap
gaya kerja?
kinerja
komunikasi (3)
gaya
pegawai
terhadap
Seberapa
besar
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja pegawai?
nantinya akan berpengaruh pada kinerja. Dessler
(2009)
merumuskan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
indikator-indikator untuk menilai kinerja
Kinerja Pegawai
yaitu meliputi:
Setiap manusia mempunyai potensi
1. Kualitas
kerja
adalah
untuk bertindak dalam berbagai bentuk
ketelitian,dan
aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat
pekerjaan yang dilakukan.
bisa
akuransi,
diterima
atas
diperoleh manusia secara alami (ada sejak
2. Produktivitas adalah kuantitas dan
lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia
efisiensi kerja yang dihasilkan dalam
mempunyai potensi untuk berperilaku
periode waktu tertentu.
tertentu
tetapi
perilaku
itu
hanya
3. Pengetahuan
diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja.
keterampilan
Potensi untuk berperilaku tertentu itu
praktis/teknis yang digunakan pada
disebut ability (kemampuan), sedangkan
pekerjaan.
ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja). Menurut
yang
Hasibuan
dicapai
melaksanakan
adalah
dan
informasi
4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan
(2006)
dalam
Riyadi (2011) kinerja adalah suatu hasil kerja
pekerjaan
seseorang
tugas-tugas
dalam yang
atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas. 5. Kehadiran
adalah
sejauh
mana
karyawan tepat waktu, mengamati
dibebankan kepadanya yang didasarkan
periode
istirahat/makan
atas
ditentukan
dan catatan kehadiran
kecakapan,
kesungguhan Timpe
serta
(1992)
pengalaman waktu.
dalam
dan
Sedangkan
Riyadi
yang
secara keseluruhan.
(2011)
6. Kemandirian adalah sejauh mana
menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat
pekerjaan yang dilakukan dengan atau
prestasi seseorang atau karyawan dalam
tanpa pengawasan.
suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas.
Kepuasan Kerja
Dari beberapa pengertian kinerja di
Salah satu sasaran penting dalam
atas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen sumberdaya manusia pada
kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai
suatu organisasi
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
kepuasan kerja anggota organisasi yang
atau pekerjaannya, sesuai dengan standar
bersangkutan. Dengan kepuasan kerja
kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan
tersebut diharapkan pencapaian tujuan
itu.
akan
organisasi akan lebih baik dan akurat
menghasilkan suatu kepuasan kerja yang
(Armstrong, 1994: 71 dalam Parwanto dan
Prestasi
yang
dicapai
ini
adalah
terciptanya
Volume 2, No.1, November 2012
-4
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Wahyuddin, 2002).
kepemimpinan
Pendapat lainnya menyatakan bahwa
dapat
dikelompokkan
menjadi empat kelompok, yaitu:
kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan
atau
HIGH
tidak
menyenangkan dengan mana para pegawai
High Supportive and Low directive Behavior SUPPORTIN G Low Supportive and Low directive Behavior DELEGATIN G
memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2001:
193
dalam
Parwanto
dan
Wahyuddin, 2002). Davis
dan
merumuskan
Newstrom
beberapa
(2001)
indikator
yang
menentukan kepuasan kerja pegawai, yaitu : (1) Pekerjaan itu sendiri; (2) Upah, Gaji,
High Supportive and High directive Behavior COACHING Low Supportive and High directive Behavior DIRECTING
Bonus; (3) Kesempatan promosi; (4) LOW
Pengawasan; (5) Rekan kerja.
HIGH
Gambar 1. Gaya Kepemimpinan Sumber: Hersey dan Blanchard (dalam Elizabeth dan Aulia, 2010)
Gaya Kepemimpinan Gibson et al. (1982) mengatakan
Pada gaya kepemimpinan otokrasi,
bahwa kepemimpinan adalah konsep yang lebih
sempit
Manager
daripada
dalam
manajemen.
organisasi
formal
pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan.
Pemimpin
memberitahukan
bertanggung jawab dan dipercaya dalam
sasaran apa saja yang ingin dicapai dan
melaksanakan fungsi manajemen.
cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik
Gaya kepemimpinan menurut Davis (1985) dalam Ruvendi (2005) adalah pola
itu
sasaran
utama
maupun
sasaran
minornya.
tindakan pemimpin secara keseluruhan
Pada gaya kepemimpinan pembinaan,
seperti yang dipersepsikan oleh para
gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya
pegawainya.
kepemimpinan
kepemimpinan
mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap
kepemimpinan
pemimpin dalam politik.
masih menunjukkan sasaran yang ingin
Gaya
otokrasi. ini
Pada
seorang
gaya
pemimpin
(dalam
dicapai dan cara untuk mencapai sasaran
Elizabeth dan Aulia, 2010), menyatakan
tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini
pada dasarnya, di dalam setiap gaya
anggota diajak untuk ikut memecahkan
kepemimpinan terdapat dua unsur utama,
masalah yang sedang dihadapi.
Hersey
dan
Blanchard
(directive
Pada gaya kepemimpinan demokrasi,
behavior) dan unsur bantuan (supporting
anggota memiliki peranan yang lebih
behavior). Dari dua unsur tersebut gaya
besar. Pada kepemimpinan ini seorang
yaitu
5-
unsur
pengarahan
Volume 1, No. 2, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemimpin hanya menunjukkan sasaran
1.
Tujuan yang sama: Tim yang efektif
yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk
memiliki tujuan dan semua anggota
mencapai sasaran tersebut, anggota yang
tim tahu benar tujuan yang hendak
menentukan. Selain itu, anggota juga
dicapai organisasi.
diberi keleluasaan untuk menyelesaikan
2.
masalah yang dihadapinya. Yang
Antusiasme yang tinggi: Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi
terakhir
yaitu
gaya
kerja juga menyenangkan. Anggota
bebas.
Gaya
tim tidak merasa takut menyatakan
merupakan
model
kepemimpinan
kendali
kepemimpinan
ini
pendapat,
mereka
diberi
kepemimpinan yang paling dinamis. Pada
kesempatan
gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin
keahlian mereka dengan menjadi diri
hanya menunjukkan sasaran utama yang
sendiri, sehingga kontribusi yang
ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi
mereka berikan juga bisa optimal.
diberi
kepercayaan
penuh
untuk
3.
untuk
juga
menunjukkan
Peran dan tanggung jawab yang jelas:
menentukan sasaran minor, cara untuk
Setiap anggota tim harus mempunyai
mencapai
untuk
peran dan tanggung jawab masing-
menyelesaikan masalah yang dihadapinya
masing yang jelas. Tujuannya adalah
sendiri-sendiri.
demikian,
agar mereka tahu kontribusi apa yang
sebagai
bisa mereka berikan untuk menunjang
pemimpin
sasaran,
dan
Dengan
hanya
berperan
pemantau saja.
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. 4.
Kerjasama Tim Kerjasama
tim
atau
Komunikasi yang efektif:
Dalam
teamwork
proses meraih tujuan, harus ada
didefinisikan oleh Scarnati (2001) sebagai
komunikasi yang efektif antar-anggota
proses yang memungkinkan orang biasa
tim.
untuk mencapai hasil yang luar biasa.
5.
Resolusi Konflik: Peace is not the
Sedangkan Harris dan Harris (1996)
absence of conflict, but the presence
menjelaskan bahwa tim memiliki tujuan
of justice. Ini merupakan pendapat
bersama atau tujuan dimana anggota tim
Martin Luther King. Rasanya hal ini
dapat mengembangkan keefektifan dan
berlaku pula pada pencapaian sebuah
hubungan timbal balik untuk mencapai
tujuan.
tujuan tim (dalam Tarricone dan Luca,
mungkin saja ada konflik yang harus
2002).
dihadapi. Jika terjadi konflik, jangan
Widiastuti
(2011)
mengungkapkan
beberapa ciri tim yang efektif yaitu sebagai
Dalam
mencapai
tujuan
didiamkan ataupun dihindari tapi perlu segera dikendalikan.
berikut: Volume 2, No.1, November 2012
-6
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 6.
Shared power: Tiap anggota tim perlu
dari sekumpulan perilaku komunikasi yang
diberikan kesempatan untuk menjadi
dipakai untuk mendapatkan respon atau
”pemimpin”,
tanggapan tertentu dalam situasi yang
menunjukkan
”kekuasaannya”
di
bidang
yang
tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya
menjadi keahlian dan tanggung jawab
komunikasi yang digunakan, bergantung
mereka
masing-masing.
pada maksud dari pengirim (sender) dan
mereka
merasa
ikut
Sehingga
bertanggung
harapan dari penerima (receiver).
jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
Tubbs
dan
Moss
(2000),
mengelompokan enam gaya komunikasi, yaitu sebagai berikut:
Keahlian: Tim yang terdiri dari
1.
anggota-anggota dengan berbagai keahlian
Gaya
Komunikasi
Mengendalikan
(The Controlling style)
yang saling menunjang akan lebih mudah
Gaya komunikasi yang bersifat
bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
mengendalikan ini, ditandai dengan
keahlian yang berbeda tersebut dapat
adanya satu kehendak atau maksud
saling
untuk
menunjang
sehingga
pekerjaan
membatasi,
memaksa
dan
pikiran
dan
menjadi lebih mudah dan lebih cepat
mengatur
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian
tanggapan orang lain.
yang berbeda juga bisa saling memperluas
yang menggunakan gaya komunikasi
perspektif
ini dikenal dengan nama komunikator
and
memperkaya
keahlian
perilaku,
masing-masing apresiasi. Tiap anggota
satu
yang telah berhasil melakukan apa yang
communications. Pihak-pihak yang
menjadi tanggung jawabnya dengan baik,
memakai controlling style ini lebih
atau telah memberikan kontribusi positif
memusatkan
bagi keuntungan tim, pantas mendapat
pengiriman pesan dibanding upaya
apresiasi.
mereka untuk berharap pesan. 2.
Gaya
atau
one-way
perhatian
Komunikasi
kepada
Landasan
Kesamaan (The Equalitarian style)
Gaya Komunikasi Gaya
arah
Orang-orang
komunikasi
(communication
Aspek
style) didefinisikan sebagai seperangkat
komunikasi
perilaku antar pribadi yang terspesialisasi
landasan kesamaan. The equalitarian
yang
situasi
style ini ditandai dengan berlakunya
tertentu (a specialized set of interpersonal
arus penyebaran pesan-pesan verbal
behaviors that are used in a given
secara lisan maupun tertulis yang
situation)
bersifat dua arah (two-way traffic of
digunakan
(Tubbs
dalam
dan
suatu
Moss,
2000).
Masing-masing gaya komunikasi terdiri 7-
Volume 1, No. 2, November 2012
penting ini
communication).
dari
adalah
Dalam
gaya adanya
gaya
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala komunikasi ini, tindak komunikasi
persoalan-persoalan
dilakukan secara terbuka. Artinya,
kritis, namun dengan persyaratan
setiap
bahwa
anggota
organisasi
mengungkapkan
gagasan
dapat
atau
bawahan
mempunyai kemampuan yang cukup
pendapat dalam suasana yang rileks,
untuk mengatasi masalah yang kritis
santai dan informal. Gaya ini efektif
tersebut. 5.
sama.
Gaya Komunikasi Melepaskan (The Relinquishing style)
Gaya Komunikasi Berstruktur (The
Gaya
Structuring style) Gaya
komunikasi
mencerminkan
komunikasi
berstruktur
ini
yang
ditandai
ini
kesediaan
lebih untuk
menerima saran, pendapat ataupun
dengan
gagasan
orang
lain,
daripada
berlakunya arus penyebaran pesan-
keinginan untuk memberi perintah,
pesan verbal secara lisan maupun
meskipun pengirim pesan (sender)
tertulis
arah.
mempunyai
lebih
perintah dan mengontrol orang lain.
memberi perhatian kepada keinginan
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi
untuk
lain
ini akan efektif ketika pengirim pesan
informasi
atau sender sedang bekerja sama
yang
Pengirim
4.
pegawai
bersifat
ataupun
dalam memelihara empati dan kerja
3.
yang
bersifat
pesan
dua
(sender)
mempengaruhi
orang
dengan
jalan
berbagi
tentang
tujuan
organisasi,
jadwal
hak
dengan
untuk
memberi
orang-orang
yang
kerja, aturan dan prosedur yang
berpengetahuan luas, berpengalaman,
berlaku dalam organisasi tersebut.
teliti serta bersedia untuk bertanggung
Gaya Komunikasi Dinamis/ Agresif
jawab atas semua tugas atau pekerjaan
(The Dynamic style)
yang dibebankannya.
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami
bahwa
pekerjaannya
lingkungan
6.
Gaya Komunikasi Penarikan (The Withdrawal style) Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
berorientasi
pada
(action-oriented).
Tujuan
keinginan
utama gaya komunikasi ini adalah
memakai
menstimulasi
berkomunikasi dengan orang lain,
tindakan
atau
merangsang
komunikasi,
artinya dari
tidak
ada
orang-orang
yang
gaya
karena
lebih cepat dan lebih baik.
Gaya
ataupun kesulitan antar pribadi yang
komunikasi dinamis cukup efektif
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
digunakan
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah
mengatasi
beberapa
untuk
pekerja/pegawai untuk bekerja dengan
dalam
ada
ini
persoalan
Volume 2, No.1, November 2012
-8
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ketika seseorang mengatakan: “Saya
Tim dan Gaya Komunikasi terhadap
tidak ingin dilibatkan dalam persoalan
Kepuasan
ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa
Sekretariat Daerah Kota Sabang.
ia mencoba melepaskan diri dari tanggung
jawab,
mengindikasikan untuk
tetapi suatu
menghindari
juga
keinginan
berkomunikasi
dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style merupakan gaya
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
pegawai
Kerjasama
Kepuasan
dynamic
dan
Kerja
Tim
terhadap
pegawai
pada
Sekretariat Daerah Kota Sabang. Ha5 : Terdapat pengaruh secara parsial Kepuasan
structuring,
Sekretariat
Ha4 : Terdapat pengaruh secara parsial
tiga
lainnya:
pada
Daerah Kota Sabang.
Gaya
komunikasi
pada
Gaya
komunikasi yang ideal. Sementara gaya
pegawai
Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial
Gaya
Gambaran umum yang diperoleh
Kerja
Komunikasi Kerja
terhadap
pegawai
pada
Sekretariat Daerah Kota Sabang.
relinquishing dapat digunakan secara
Ha6 : Terdapat pengaruh secara parsial
strategis untuk menghasilkan efek
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
yang bermanfaat bagi organisasi. Dan
pegawai pada Sekretariat Daerah
dua
Kota Sabang.
gaya
controlling
komunikasi dan
mempunyai
terakhir: withdrawal
kecenderungan
METODE PENELITIAN
menghalangi berlangsungnya interaksi
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian
yang bermanfaat.
ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara yang lakukan Adapun hipotesis dari penelitian ini
kepada pegawai Sekretariat Daerah Kota
adalah:
Sabang,
Ha1: Terdapat pengaruh secara simultan
bersumber dari penelitian terdahulu dan
Gaya
Kepemimpinan,
Kerjasama
serta
data
sekunder
yang
dokumentasi lain yang relevan.
Tim dan Gaya Komunikasi terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja pegawai pada Sekretariat Daerah
Ha2 : Terdapat pengaruh secara simultan
9-
Kepemimpinan,
Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang
Kota Sabang.
Gaya
Populasi dan Sampel
Kerjasama
Volume 1, No. 2, November 2012
sejumlah
167
orang.
Sampel
dalam
penelitian ini adalah semua pegawai
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sekretariat Daerah Kota Sabang. Sehingga
yang telah dirumuskan oleh peneliti atas
metode yang digunakan adalah metode
dasar
sensus.
analisis
pertimbangan jalur
seperangkat
teoritis.
Melalui
akan
menguji
kita hipotesis
kausal
dan
menginterpretasikan hubungan langsung
Teknik Analisis Analisis data dan interpretasi untuk
atau tidak langsung (Budi, 2010).
penelitian ini ditujukan untuk menjawab
Asumsi
yang
digunakan
dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka
analisis jalur yaitu: (1) Berbentuk rekursif;
penelitian
bantuan
(2) Hubungan satu arah; (3) Linier, aditif
perangkat lunak (software) program SPSS
dan kausal; (4) Berdistribusi normal; (5)
(Statistical Product and Service Solutions)
Tidak ada multikolinieriti; dan (6) Semua
versi
variable terukur, minimal dalam skala
ini
18.0
menggunakan
for
Windows
dengan
menggunakan model analisis jalur (path
interval.
analysis). Analisis
jalur
pertama
kali
diperkenalkan oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli genetika, namun kemudian
HASIL PEMBAHASAN
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas a. Hasil Uji Reliabilitas
dipopulerkan oleh Otis Dudley Duncan
Berdasarkan Tabel uji kehandalan
(1966), seorang ahli sosiologi. Analisis
dapat diketahui bahwa nilai alpha (α)
jalur bisa dikatakan sebagai pengembangan
untuk masing-masing variabel diperoleh
dari konsep korelasi dan regresi, dimana
lebih besar dari 0,50 dengan demikian
korelasi
tidak
dapat disimpulkan bahwa semua variabel
mempermasalahkan mengapa hubungan
memenuhi kriteria realibilitas sebagaimana
antar
dipersyaratkan oleh Malhotra (2005).
dan
variabel
hubungan
antar
regresi
terjadi
serta
variabel
apakah tersebut
disebabkan oleh variabel itu sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel lain. Berbeda dengan korelasi dan regresi, analisis
jalur
mempelajari
apakah
hubungan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari
Tabel 1. Uji Reliabilitas Untuk Masing-Masing Variabel Nilai No Variabel Ket Alpha 1. Kinerja 0,849 Handal 2. Kepuasan Kerja 0,760 Handal 3. Gaya Kepemimpinan 0,733 Handal 4. Kerjasama Tim 0,843 Handal 5. Gaya Komunikasi 0,648 Handal Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
variabel independen terhadap variabel dependen,
mempelajari
ketergantungan
sejumlah variabel dalam suatu model (model
kausal),
dan
menganalisis
b.
Hasil Uji Validitas Pengujian
validitas
data
dalam
penelitian ini dilakukan secara statistik,
hubungan antar variabel dari model kausal Volume 2, No.1, November 2012
- 10
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yaitu dengan menggunakan uji Pearson
Ini berarti bahwa semua pernyataan-
product-moment coefficient of correlation
pernyataan tersebut adalah signifikan dan
dengan
Statistical
memiliki validitas konsistensi internal
Product and Service Solution (SPSS). Jika
(internal consistency), sehingga data yang
dilakukan
diperoleh
bantuan
secara
program
manual
maka
nilai
korelasi yang diperoleh masing-masing
adalah
valid
dan
dapat
dipergunakan untuk penelitian.
pernyataan harus dibandingkan dengan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
nilai kritis korelasi product-moment.
Hipotesis
pertama
penelitian
ini
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
adalah gaya kepemimpinan (X1), kerjasama Pertanyaan
PC
Nilai Kritis r
0,806 0,151 A1 A2 0,796 0,151 0,671 0,151 A3 A4 0,803 0,151 0,781 0,151 A5 A6 0,702 0,151 B1 0,736 0,151 0,682 0,151 B2 B3 0,723 0,151 B4 0,796 0,151 0,652 0,151 B5 C7 0,634 0,151 C8 0,646 0,151 C9 0,666 0,151 D1 0,730 0,151 D2 0,730 0,151 D3 0,743 0,151 0,681 0,151 D4 D5 0,758 0,151 D6 0,716 0,151 D7 0,688 0,151 E5 0,454 0,151 E6 0,236 0,151 Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
tim (X2) dan gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara
simultan
terhadap
kinerja (Z) melalui kepuasan kerja (Y) pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Struktur hipotesis pertama ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X2
YX2
rX2 X3
Z 2
Y 1
YX 1
rX 1 X 2
rX1X3
2
1
X1
Y
ZY
Z
YX 3 X3
Berdasarkan model jalur substruktur
Keterangan:
satu
A: Kinerja
persamaan untuk model jalur substruktur 1
B: Kepuasan Kerja
di
atas
+ 𝜌𝑦 Ɛ1 Ɛ1 + 𝜌𝑧Ɛ2 Ɛ2
E: Gaya Komunikasi PC: Person Correalation
Dimana:
Berdasarkan Tabel 2, didapati bahwa mempunyai
nilai
korelasi di atas nilai kritis 5%, yaitu 0,151. 11 -
dituliskan
𝑍 = 𝜌𝑧𝑋1 𝑋1 + 𝜌𝑧𝑋 2 𝑋2 + 𝜌𝑧𝑋 3 𝑋3 + 𝜌𝑍𝑌 𝑌
D: Kerjasama Tim
pernyataan
dapat
adalah:
C: Gaya Kepemimpinan
semua
maka
Volume 1, No. 2, November 2012
Z
= Kinerja Pegawai
Y
= Kepuasan Kerja
X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Kerjasama Tim
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala X3 = Gaya Komunikasi ρ
= Koefisien Jalur
ɛ
= Structural error
Sehingga persamaan untuk model jalur substruktur 1 adalah sebagai berikut: 𝑍 = −0,136𝑋1 + 0,341𝑋2 + 0,151 + 0,282𝑌 + 0,610Ɛ1
Hasil analisis dengan menggunakan
+ 0,670Ɛ2
SPSS diperoleh hasil seperti tabel berikut Berdasarkan
ini.
tabel
di atas dapat
dijelaskan bahwa secara simultan, variabel Tabel 3. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama
gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama
Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3)
tim dan
Berpengaruh
berpengaruh terhadap variabel kinerja
Terhadap
Secara Kinerja
Simultan
(Z)
Melalui
Kepuasan Kerja (Y) Variabel
B
Beta
thitung
ttabel
Sig
5,385
1,645
0,000
gaya
komunikasi
berstuktur
melalui variabel kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (20,218
α
1,712
X1
-0,126
-0,136
-1,631
1,645
0,105
X2
0,333
0,341
3,571
1,645
0,000
X3
0,146
0,151
1,909
1,645
0,058
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim
Y
0,276
0,282
3,434
1,645
0,001
dan gaya komunikasi berstuktur secara
> 2,372) pada tingkat signifikan 1%. Hal
simultan ini dapat dilihat dari nilai maka
Koefisien
kerjasama
tim
dan
gaya
komunikasi berstruktur melalui kepuasan kerja terhadap kinerja adalah sebesar 0,333.
0,610
X2
0,380
determinasinya.
determinasi variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
0 , 333
0 , 667
0,136
0,602
terhadap
Kota Sabang. Besarnya pengaruh secara
di atas
0,390
berpengaruh
gaya
kerja pegawai pada Sekretariat Daerah
diperoleh hasil sebagai berikut: X1
variabel
variabel kinerja melalui variabel kepuasan
koefisien tabel
berarti
bersama-sama
R = 0,577 RSquare = 0,333 Adjusted R2 = 0,317 Fhitung = 20,218 F tabel = 2,372 Sig. = 0,000 Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)
Berdasarkan
ini
0,341
Ini berarti perubahan sebesar 33,3% didasarkan
Y
0,282
Z
pada
kinerja
yang
dapat
dijelaskan oleh perubahan dari variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur
0 ,578
0,151 X3
melalui
kepuasan
kerja
sedangkan
selebihnya sebesar 0,667 artinya sebesar Volume 2, No.1, November 2012
- 12
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 66,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar
Hasil analisis dengan menggunakan
variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
SPSS seperti terlihat pada tabel berikut ini.
kerjasama tim, dan gaya komunikasi Tabel 4. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3) Berpengaruh Secara Simultan dan Parsial Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
berstruktur serta kepuasan kerja.
Variabel
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis kedua penelitian ini adalah gaya kepemimpinan (X1), kerjasama tim (X2)
dan
gaya
komunikasi
berpengaruh secara kepuasan
kerja
simultan
(Y)
(X3)
terhadap
pegawai
pada
Sekretariat Daerah Kota Sabang. Struktur hipotesis kedua ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Beta
y
YX 1
ttabel
Sig
3,403
1,645
0,001
α
1,018
X1
0,251
0,266
3,462
1,645
0,001
X2
0,346
0,348
3,999
1,645
0,000
X3
0,119
0,121
1,606
1,645
0,110
R RSquare Adjusted R2 Fhitung F tabel Sig.
= 0,624 = 0,390 = 0,379 = 34,718 = 2,605 = 0,000
Berdasarkan rX 1 X 2
thitung
.
Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)
X1
B
tabel
di atas
maka
diperoleh hasil sebagai berikut: 0,390
X1 0,266
X2
rX1X3
YX2
Y
0,610
0,602
rX2 X3
X2
0,380
0,348
Y
YX 3
X3
0 ,578
0,121
Berdasarkan model jalur substruktur dua
di
atas
maka
dapat
dituliskan
persamaan untuk model jalur substruktur 2
Sehingga persamaan untuk model jalur substruktur 2 adalah sebagai berikut:
adalah: 𝑌 = 𝜌𝑦 𝑋1 𝑋1 + 𝜌𝑦𝑋 2 𝑋2 + 𝜌𝑦𝑋 3 𝑋3 + 𝜌𝑦ℇ ℇ
Dimana: Y = Kepuasan Kerja X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Kerjasama Tim X3 = Gaya Komunikasi ρ = Koefisien Jalur ɛ = Structural error 13 -
X3
Volume 1, No. 2, November 2012
𝑌 = 0,266𝑋1 + 0,348𝑋2 + 0,121𝑋3 + 0,610ℇ
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara simultan variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berpengaruh terhadap variabel kepuasan
kerja pegawai pada Sekretariat Daerah
kerja pegawai pada Sekretariat Daerah
Kota Sabang sehingga Ha diterima dan H0
Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai
ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃
Fhitung > Ftabel (34,718 > 2,605) pada tingkat
ttabel (3,462 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan
signifikan 1%.
0,001 ˂ 0,05.
Hal ini berarti bahwa variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara bersama-sama
berpengaruh
terhadap
variabel kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Besarnya pengaruh secara simultan ini dapat dilihat dari
nilai
Koefisien
koefisien determinasi
determinasinya. variabel
gaya
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0,390. Ini berarti perubahan sebesar 39% didasarkan pada kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh
perubahan
dari
variabel
gaya
Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Hipotesis
keempat
penelitian
ini
adalah kerjasama tim (X2) berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat disimpulkan
bahwa
kerjasama
tim
berpengaruh
terhadap
kepuasan
kerja
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang sehingga Ha
diterima dan H0
ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,999 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan 0,000 ˂ 0,05. Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim
Hipotesis kelima penelitian ini adalah
dan gaya komunikasi berstuktur sedangkan
gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara
selebihnya sebesar 0,610 artinya sebesar
parsial
61% dijelaskan oleh faktor lain diluar
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat
kerjasama tim, dan gaya komunikasi
disimpulkan
berstruktur.
berstruktur tidak berpengaruh terhadap
terhadap
kepuasan
bahwa
gaya
kerja
(Y)
komunikasi
kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
gaya
Daerah Kota Sabang sehingga Ha ditolak
Hipotesis ketiga penelitian ini adalah
dan H0 diterima. Hal ini ditandai oleh nilai
kepemimpinan (X1) berpengaruh
thitung ˂ ttabel (1,606 ˂ 1,645) pada tingkat
secara parsial terhadap kepuasan kerja (Y)
signifikan 0,110 ˃ 0,05.
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan demokrasi berpengaruh terhadap kepuasan
Hasil Pengujian Hipotesis Keenam Hipotesis
keenam
penelitian
ini
adalah kepuasan kerja (Y) berpengaruh Volume 2, No.1, November 2012
- 14
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala secara parsial terhadap kinerja pegawai (Z)
pengaruh langsung kerjasama tim terhadap
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang.
kepuasan kerja sebesar 0,341 sedangkan
Berdasarkan
Tabel
disimpulkan
bahwa
3,
maka
dapat
pengaruh tidak langsung terhadap kinerja
kepuasan
kerja
melalui kepuasan kerja sebesar 0,348,
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pengaruh
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang
berstruktur
sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Hal
sebesar 0,151 sedangkan pengaruh tidak
ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,434 ˃
langsung
1,645) pada tingkat signifikan 0,001 ˂ 0,05.
kepuasan kerja sebesar 0,121, sedangkan
Untuk melihat besarnya pengaruh
pengaruh
langsung
gaya
terhadap
terhadap
komunikasi
kepuasan
kinerja
langsung
kerja
melalui
kepuasan
kerja
langsung dan tidak langsung masing-
terhadap kinerja adalah sebesar 0,282. Hal
masing
ini
variabel
demokrasi,
gaya
kerjasama
kepemimpinan tim
dan
mengindikasikan
bahwa
pengaruh
gaya
langsung dan tidak langsung terbesar
komunikasi berstruktur terhadap variabel
dalam penelitian ini adalah pengaruh
kinerja melalui variabel kepuasan kerja
kerjasama tim terhadap kinerja dengan
dapat ditampilkan pada tabel berikut ini.
nilai sebesar 0,341 (langsung) dan 0,348
Tabel 5. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama Tim (X2), Gaya Komunikasi (X3) dan Kepuasan Kerja (Y) Terhadap Kinerja (Z) Pengaruh Koef. Jalur
Lang-
Tidak Lang-
sung
sung
Total
- 0,136
0,266
0,130
X2
0,341
0,341
0,348
0,689
X3
0,151
0,151
0,121
0,272
Y
0,282
0,282
-
ℇ1
0,333
0,3332 =
gaya kepemimpiinan, kerjasama tim dan gaya
-
0,3332 =
0,111
Berdasarkan
hasil
diperoleh hasil penelitian bahwa gaya 1,313
0,111
kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan
Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan pengaruh
kepemimpinan
komunikasi.
pengedaran kuesioner dan olah data maka
0,111
0,111
bahwa
Dalam penelitian ini digunakan lima
R2YXk
variabel, yaitu kinerja, kepuasan kerja,
- 0,136
0,333
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
X1
ℇ2
(tidak langsung).
langsung
demokrasi
gaya terhadap
kepuasan kerja sebesar - 0,136, sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebesar 0,266,
demokrasi,
sedangkan
komunikasi
adalah
gaya
untuk
gaya
komunikasi
berstruktur. Penelitian
ini
mengembangkan
6
Hipotesis yang telah dibuktikan dengan data yang diperoleh. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
15 -
Volume 1, No. 2, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (H1) Terdapat pengaruh antara variabel
kerjasama tim antara pimpinan dan
gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama
bawahan, dan juga antara sesama
tim, dan gaya komunikasi berstruktur
pegawai guna menghasilkan kinerja
secara simultan terhadap variabel kinerja
yang lebih baik.
melalui variabel kepuasan kerja pegawai.
3. Sekretariat Daerah Kota Sabang harus
(H2) Terdapat pengaruh antara variabel
menguasai
gaya
komunikasi
gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama
berstruktur karena gaya komunikasi
tim, dan gaya komunikasi berstruktur
ini ditemui sebagai gaya komunikasi
secara simultan terhadap variabel kepuasan
yang paling sesuai digunakan untuk
kerja pegawai. (H3) Terdapat pengaruh
meningkatkan kinerja pegawai.
antara gaya kepemimpinan demokrasi
4. Untuk menunjang peningkatan kinerja
secara parsial terhadap kepuasan kerja
pegawai yang lebih baik, maka adalah
pegawai. (H4) Terdapat pengaruh antara
penting untuk memberikan kepuasan
kerjasama tim secara parsial terhadap
kerja kepada pegawai. Kepuasan kerja
kepuasan
dapat
kerja
pegawai.
(H5)
Tidak
diperoleh
jika
pimpinan
terdapat pengaruh antara gaya komunikasi
menerapkan gaya kepemimpinan yang
berstruktur
sesuai
secara
parsial
terhadap
dengan
para
pegawai.
kepuasan kerja pegawai sehingga Ha
Kepuasan kerja juga dapat tercipta
ditolak dan H0 diterima. (H6) Terdapat
jika
pengaruh antara kepuasan kerja secara
memiliki kerja sama tim yang baik
parsial terhadap kinerja pegawai.
dan menguasai gaya komunikasi yang sesuai
Saran
setiap
untuk
anggota
organisasi
diterapkan
dalam
organisasi.
Berdasarkan temuan penelitian ini, penulis
mengajukan
beberapa
saran
sebagai berikut: 1. Diharapkan
Astuti,
kepada
Sekretariat
Daerah Kota Sabang agar dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para
pegawai,
kepemimpinan
karena
gaya
demokrasi
yang
diterapkan sekarang belum mampu meningkatkan kinerja pegawai. 2. Diharapkan juga Sekretariat Daerah Kota
Sabang
DAFTAR KEPUSTAKAAN
dapat
memperkuat
D.A., 2006. Penciptaan Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan Assessement Centre. Jurnal Manajemen, Vol. 6, No. 1. Hal: 23-34. Boon, Y. B dan Ghazali, A., 2011. Gaya Komunikasi Guru Besar Dan Hubungannya Dengan Kepuasan Bekerja Guru Di Tiga Buah Sekolah Rendah Daerah Johor Bahru. Johor. Brahmasari, I. A. dan Suprayetno, A., 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2. Hal: 124-135.
Volume 2, No.1, November 2012
- 16
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Budi, 2010. Analisis Jalur (Path Analisis). Daft, R. L., 2003. Manajemen. Jakarta: Erlangga. Davis, K dan Newstrom, J. W., 2001. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. Dessler, G., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Index. Elizabeth, A dan Aulia, G. M., 2010. Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi. Universitas Indonesia. Jakarta. Guffey, M.E; Rhodes, K dan Rogin, P., 2005. Business Communication. Fourth Canadian Edition. Canada: Thomson Nelson. Hidayat, T dan Istiadah, N., 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19, untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita. Hastuti, S dan Wijayanti, L., 2009. Kinerja Manajerial: Hasil Kerjasama Tim dan Perbaikan Berkesinambungan. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1. Hal: 10-18. Kuspriatni, L., 2011. Kepemimpinan Pendekatan dari Ciri Khas, Perilaku dan Sifat. Madlock, P.E., 2008. The Link Between Leadership Style, Communicator Competence, and Employee Satisfaction. Journal of Business Communication. Vol. 45, No. 1. Hal: 61-78. Malhotra, N. K., 2005. Marketing Research. New Jersey: Prentice Hall. Mujtahid, 2010. Mengenal Gaya Komunikasi Efektif. Nachrowi, D dan Usman, H., 2005. Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket SPSS. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Parlinda, V. dan Wahyudi, M., 2010. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta. Jurnal Daya Saing, Vol. 4, No. 2. Hal : 86-101. Parwanto dan Wahyuddin, 2002. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA di Surakarta. Jurnal Daya Saing, Vol. 3, No. 2. Hal: 95-103. Rahmah, M., 2012. Indikator Kepuasan Kerja.
17 -
Volume 1, No. 2, November 2012
Riyadi, S., 2011. Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13, No. 1. Hal: 4045. Ruvendi, R., 2005. Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah Binaniaga, Vol. 1, No. 1. Hal: 17-26. Robbins, S. P. dan Judge, T. A., 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Santoso, P. dan Ashari, 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI. Sanusi, A., 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sarwono, J., 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI. Sekaran, U., 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Salemba Empat. Sethi, D dan Seth, M., 2009. Interpersonal Communicatin: Lifeblood of an Organization. The IUP Journal of Soft Skills, Vol. 3, No. 3 dan 4. Hal: 32-40. Subiyanto, I., 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP), Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sukawa, I., 2000. Hubungan Antara Uji t dan Uji F dalam Pengujian Nilai tengah. Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 9, No. 1. Hal: 554-560. Tarricone, P. dan Luca, J., 2002. Successful Teamwork: A Case Study. Herdsa, 640646. Australia: Cowan University, Pert. Tubbs, S. dan Moss, S., 2000. Human Communication, prinsip- prinsip dasar. Bandung: Remadja Rosdakarja. Widiastuti, 2011. Makalah Kerjasama Tim dan Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. Yun, S; Cox, J; Sims, H.P dan Salam, S., 2007. Leadership and Teamwork: The Effects of Leadership and Job Satisfaction on Team Citizenship. International Journal of Leadership Studies, Vol. 2, No. 3. Hal: 171-193.