Jurnal Ilmiah Kesehatan
ARTIKEL PENELITIAN
Vol. 15 No. 1 Tahun 2016
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara Di Edward Tehnology Tangerang 2015
Masayu Delta1, Rindu2 1)
Akademi Kebidanan Sentra Bina Yudhistira, Cileduk Tangrang 2) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, Jakarta 1
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Keluarga adalah faktor dominan yang paling berpengaruh pada penderita dalam pemilihan pengobatan ke alternatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung family support danpengetahuan terhadap perilaku pengobatan alternatif penderita kanker payudara di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang Tahun 2015. Jumlah sample dalam penelitian 90 responden yang diambil secara insidental sampling pada penderita kanker payudara yang melakukan kunjungan ulang. Metode analisis menggunakan Structural Equation Model (SEM) menggunakan Smart PLS 2.0 dan SPSS 11.5. Hasil pengujian hipotesis ditemukan variabel yang sangat berpengaruh terhadap perilaku penderita kanker payudara melakukan pengobatan ke alternatif adalah family support sebesar 59,84%, sedangkan variabel pengetahuan pengaruh sebesar11,103% terhadap perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan ke alternatif dan terdapat 22.9% factor lain yang berpengaruh terhadap perilaku pengobatan alternatif penderita kanker payudara yang tidak diteliti.Disarankan kepada tenaga kesehatan yang berperan aktif di pengobatan alternatif dan keluarga untuk dapat memberikan informasi sebanyak mungkin kepada penderita mengenai sisi positif dan negatif pengobatan di alternatif dibanding dengan pengobatan medis, mengingat keluarga merupakan faktor yang dominan yang berpengaruh terhadap perilaku.
Kata kunci
Family support, Pengetahuan, Perilaku
Abstract
he family is the dominant factor in patients with hearts inluential fence Election to alternative medicine. Composition Composition Research husband FOR determine the direct efect ‘and indirect support of family and Behavioral Sciences Alternative Medicine Against Breast Cancer Patients in Clinical Cancer Research Lab Edward Tehnology CTECH Alam Sutra Tangerang Year 2015 Term Research hearts samples taken 90 respondents hat Operates incidental sampling Breast cancer patients do Repeat Visits. he method of analysis using the Structural Equation Model (SEM) using SPSS SmartPLS 2.0 and 11.5. Hypothesis Testing Results found variable he support is very inluential Against Breast Cancer Behavior perform alternative medicine to families is much as 59.84%, while the variable sum of 11 103% knowledge of the inluence of Conduct Against Breast Cancer hearts require speed, expandabilas medicine to alternative and are a factor 22 , 9% lie Its efect Behavior Alternative Medicine Against Breast Cancer is NOT researched. Suggested shown to the health worker Contributing Active in Alternative Medicine And Family to be al provide as much information to Patients Regarding Maybe shown positive side and negative on the alternative treatment compared with medical treatment, considering the family is the dominant factor he efect Against he Behavior.
Key Words
Family Support, Knowledge, Behaviour
53
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 15 No. 1 Tahun 2016 Pendahuluan Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limpe. Pada umumnya kanker berasal dari sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainya yang kemudian terjadi perubahan sel kelenjar air susu dan saluran kelenjar air susu dalam payudara normal menjadi sel yang bersifat buruk1. Prevalensi kejadian kanker payudara di dunia dianggarkan kurang lebih 16% dari pada semua kasus kanker pada wanita. Diperkirakan kurang lebih 510.000 wanita meninggal dunia pada tahun 2004 dan 69% dari pada angka tersebut merupakan kejadian yang berlaku di negara yang berkembang. Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih muda. 2 Angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara sangat mengejutkan bila digabungkan antara angka kematian di Amerika dan Canada yang memiliki angka penderita kanker payudara yang tertinggi di dunia. Di Amerika Utara, Setiap 12 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker payudara.3 Di Indonesia pada tahun 2004, pengidap kanker payudara sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada tahun 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 8.277 kasusdan Bahkan pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan. Kanker payudara merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kankerleher Rahim.4 Diagnosis dan pengobatan yang tepat serta peningkatan pelayanan kesehatan pada pasien dengan kanker menyebabkan angka kelangsungan hidup penderita meningkat dalam dua decade. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang dikenal sejak dulu dan sudah mengalami berbagai perkembangan, banyak pengobatan yang saat ini digunakan dan diakui sebagai terapi alternatif herbal, ramuan–ramuan, bubuk beracun dan sebagainya sebenarnya telah dipakai, tetapi telah pulah ditinggalkan karena tidak berhasil.5 Namun tidak dapat dipungkiri pelayanan kesehatan yang banyak diminati masyarakat saat ini adalah pengobatan alternatif dari pada pengobatan konvensional. Data menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan pengobatan alternatif lebih banyak dibandingkan dengan datang ke dokter. Di Australia
54
sebesar 48,5% masyarakatnya menggunakan terapi alternatif, di Perancis 49% dan di taiwan sebesar 90% pasien mendapat terapi konvensional yang dikombinasikan dengan pengobatan teradisional Cina. Jika di tinjau dari segi jenis penyakit diketahui bahwa penggunaan terapi alternatif pada penyakit kanker bervariasi antara 9% sampai dengan 45% dan penggunaan terapi alternatif pada pasien saraf bervariasi antara 9% sampai 56%. Peneliitian di Cina menunjukkan bahwa 64% penderita kanker stadium lanjut menggunakan terapi alternative.6 Di Indonesia sendiri, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan alternatif ini terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2001 ada sekitar 57,7 persen penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri, 31,7 persen menggunakan alternatif, dan 9,8 persen memilih cara pengobatan tradisional. Kemudian, pada tahun 2004, jumlah tersebut bertambah secara drastis.Tercatat, ada sekitar 72,44 persen penduduk yang menggunakan pengobatan sendiri, dan 32,87 persen memilih obat tradisional. Data tersebut didukung pula dengan jumlah pengobatan tradisional di Indonesia yang mencapai 280.000 orang, Para pengobatan tradisional tersebut tergabung dalam 30 keahlian yang berbeda.7 Angka kesakitan penduduk secara nasional sebesar 33,24%, dari jumlah tersebut sebesar 65,59% memilih berobat sendiri dengan menggunakan obatobatan modern dan tradisional (termasuk berobat di klinik teradisional), sisanya 34,41% memilih berobat ke puskesmas, praktek dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan minat masyarkat terhadap pengobat teradisional cukup tinggi Departemen Kesehaan Republik Indonesia.3 Tingginya angka peminat pengobatan alternatif tersebut salah adalah penderita kanker payudara disebabkan karena kegagalan penderita kanker payudara dalam menempuh operasi, operasi pengangkatan payudara atau mastektomi, karena efek samping kemoterapi, dan radiasi4. Pada tahun 2003 dapat dilihat bahwa dari 108 pasien yang berobat di poliklinik onkologi dirumah sakit Umum daerah Switzerrland, 42 orang dari pasien tersebut sebesar 39 % pernah menggunakan pengobatan alternatif, yang digunakan diantaranya adalah homeophaty dan terapi diet kanker. Motivasi utama pasien dalam penggunaan pengobatan alternatif adalah sebagai satu bentuk dalam perawatan diri secara mandiri (Self Care) dan bukanlah karena ketidakpercayaan pada pengobatan medis.5 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penderita yang terdiagnosis kanker payudara yang bahwa rata–rata penderita yang datang ke rumah sakit atau dokter yang khusus menangani kanker merupakan kasus terlambatan dan tidak tepat kelola
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara lagi. Ini akibat mereka berobat ke alternatif terlebih dahulu, setelah keadaan semakin runyam, baru mereka datang ketenaga medis. Rendahnya pengetahuan keluarga mengenai penanganan kanker payudara, serta rendahnya pengetahuan keluarga dan penderita mengenai ke efektivitasan pengobatan alternatif sehingga mendukung keluarga untuk mendorong penderita melakukan penanganan kanker payudara ke pengobatan alternatif.. Kita sebagai tenaga kesehatan berperan dalam mengidentiikasi dan menggali penggunaan pengobatan alternatif oleh pasien untuk efek merugikan dari terapi tersebut. 1 Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung besaran family support dan pengetahuan terhadap perilaku pengobatan alternatif penderita Kanker Payudara di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edward Tehnolgy Alam Sutra Tangerang tahun 2015. Metode Desain penelitian ini adalah “Cross Sectional” yaitu dengan model pendekatan /pengukuran variabel pada satu saat tertentu atau pada saat yang sama dan pengumpulan serta pengambilan data dilakukan hanya sekali. Pendekatan ini memiliki keunggulan yaitu lebih mudah, sederhana dan ekonomis baik dari segi waktu dan biaya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner7. Waktu penelitian adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penelitian, yaitu Klinik Riset Kanker Edwar Tehnology Alam Sutra Kota Tangerang. Maksud dari waktu penelitian adalah pelaksaanan kegiatan dilaksanakan dengan melakukan penelusuran pustaka dilanjutkan dengan penelitian untuk mengumpulkan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data, analisa data, penyusunan laporan penelitian, penulisan penelitian dan ujian. Waktu yang digunakan untuk pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2014 Sampai 7 Januari 2015. Populasi merupakan seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung klinik Riset Kanker Ctech Labs Edward Tehnology yang terkena kanker payudara dari tanggal 23 Desember 2014 Sampai 7 Januari 2015 sebanyak 90 penderita kanker payudara yang kemudian akan diambil informasinya mengenai“ alasan mengapa mereka memilih pengobatan alternative, seluruhnya akan di ambil informasinya untuk memenuhi 3 variabel yang akan di ukur dengan pertimbangan penelitian ini menggunakan SEM, jumlah sampel dengan metode insidental sampling yaitu banyaknya sample sesuai dengan jumlah pasien datang pada saat peneliti sedang melakukan penelitian.8
Sample dalam penelitian ini diambil dengan metode “insidental sampling” yang merupakan tehnik penentuan sampel secara kebetulan, yaitu semua wanita penderita kanker payudara yang datang ke klinik Riset Kanker Ctech Labs Edward Tehnology ketika peneliti menyebar kuisioner dengan mengacu pada kriteria sample yang telah di tentukan. Cara menentukan jumlah sampel Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 90 orang dan seluruhnya akan di ambil informasinya untuk memenuhi 3 variabel yang akan di ukur dengan pertimbangan penelitian ini menggunakan SEM, jumlah sampel dengan metode insidental sampling yaitu banyaknya sample sesuai dengan jumlah pasien datang pada saat peneliti sedang melakukan penelitian.8 Kriteria Inklusi sampel pada penelitian ini adalah: Wanita yang terkena Kanker payudara dan melakukan pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Ctech Labs Edwar saat peneliti menyebar kuisioner, Wanita yang terkena Kanker payudara di Klinik Riset Kanker Ctech Labs Edwar Tehnology selama 23 Desember 2014 sampai 7 Januari 2015, Wanita yang terkena kanker payudara yang melakukan kunjungan ulang di Klinik Edwar Ctech Lab Edwar Tehnology. Sedangkan Kriteria ekslusi sampel pada penelitian ini adalah Wanita yang terkena payudara dan melakukan pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Ctech Labs Edwar saat peneliti menyebar kuisioner tetapi ti dak bersedia untuk dilakukan wawancara, Wanita yang terkena payudara dan melakukan pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Ctech Labs Edwar saat peneliti menyebar kuisioner tetapi tidak lengkap mengisi data yang diberikan. Metode pengukuran baik untuk variabel eksogen maupun endogen, yang dipakai pada penelitian ini menggunakan skala interval, sedangkan tehnik pengukurannya menggukan Semantic diferential. Yang merupakan skala 4 poin. Pada skala ini sifat positif diberi nilai paling besar dan sifat negatif diberi nilai paling kecil tetap dipertahankan, demikaian juga prinsip menggabungkan positf – negatif.8 Data yang dikumpulkan adalah data primer. data primer dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian. Pengukuran (measurement) adalah peroses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Mengatakaan bahwa cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Pengukuran dan pengamatan variabel endogen dan eksogen menggunakan alat ukur (instrument) angket/kuesioner. Angket merupakan alat ukur berupa kuesioner dengan beberapa pertanyaan atau
55
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 15 No. 1 Tahun 2016 pernyataan. Etika penelitian merupakan prosedur penelitian dengan tanggung jawab profesional, legal, sosial bagi subyek penelitian. Sebelum dilakukan peneltian perlu dibuatkan surat persetujuan peneltian disampaikan kepada direktur Klinik Riset Kanker Ctech Labs Edwar Tehnology“ untuk melakukan penelitian“. Setelah mendapatkan izin, peneliti terjun langsung kelapangan untuk proses pembagian dan pengumpulan kuesioner. Instrumen Penelitian dilakukan uji coba kuesioner hal itu dilakukan untuk melihat validitas yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data dan reliabilitas pertanyaan, dan pernyataan yaitu sebagai alat ukur yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila pengukuran dilakukan duakali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur yang sama. Uji validitas dan reabilitas diolah menggunakan SPSS statistik 11.5. Sedangkan Uji validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun dan dapat dikatan valid. Hasil uji coba kuesiner diakatakan memenuhi syarat validitas jika angka kritik nlai r hasil > r tabel dan syarat reliabilitas dengan angka kritik r alpha r tabel dengan menggunakan df= n-2, 50-2 = 48 pada tingkat kemaknaan 5% didapat angka r tabel = 0,632. Reliabilitas alat ukur menunjukan konsisten dan stabilitas dari satu skor (skala pengukuran). Reabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah ketepatan. Pengujian reabilitas dapat dilakukan secara ekternal maupun internal. Suatu intrumen penelitian dikatakan reliabel jika koeisien alpha Cronbach ( AC) > 0,6 dan semakin baik jika nilai AC < 0,6 maka dapat dikatakan instrumen penelitian tidak reliabel3 Dalam melakukan analisis terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu terapan yang disesuaikan dengan tujuan hendak dianalisis. Analisis data dilakukan 3 tahap yaitu analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat. Data akan disajikan dalam bentuk: Penyajian komposisi dan frekuensi sampai Data yang disajikan pada awal hasil analisa adalah berupa gambar atau deskripsi mengenai sampel, dimana penjelasan juga disertai ringkasan berupa table dari deskripsi yang utama.Hal ini dilakukan untuk membantu pembaca lebih mengenal karakteristik dari respondens dimana data penelitian tersebut diperoleh, Penyajian analisa SEM daripengolahan data output yang menggunakan bantuan Smart PLS 2.0, disajikan dalam diagram, table dan lain-lain. Penyajian data yang lebih lengkap akan disajikan dalam lampiran termasuk tampilan kuesioner, Penguji dari hipotesis penelitian yang berdasarkan dari keluaran hasil 3 pengolahan data.
56
Hasil Data responden dinyatakan dalam beberapa kategori disertai dengan perhitungan nilai range (kisaran), mean (rata-rata) dan standard deviasi (penyimpangan). Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden mengenai variabelvariabel penelitian yang menunjukkan angka minimum, maksimum rata-rata serta standard deviasi. Statistik deskriptif yang merupakan tanggapan responden atas item-item pertanyaan dalam kuesioner. Berdasarkan pengelompokan umur responden, umur responden dalam penelitian ini berkisar antara 35 tahun sampai dengan >50 tahun. Kategori umur >35-50 tahun sebanyak 26 responden (28,9%), kategori umur >50 tahun merupakan jumlah terbesar sebanyak 64 responden (71,1%). Pendidikan responden terbanyak adalah Perguruan Tinggi sebanyak 43 responden (47,68%), sedangkan yang terendah adalah pendidikan SD sebanyak 2 respondent (2,2 %). Tingkat Stadium responden terbanyak pada stadium III sebanyak 39 responden (43,3%), stadium yang terendah pada stadium IIA sebanyak 1 responden (1,1%) dan stadium IIB sebanyak 1 responden ( 1,1%). Variabel-variabel pada penelitian ini diukur melalui beberapa pertanyaan, adapun sebaran jawaban responden pada setiap variabel disusun dalam tabel dengan terlebih dahulu menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan rumus Sturges : K = 1 + (3,3) Log n = 1 + 3,3 x Log 90 = 1+3,3x1,94 = 7,402 = 7 Variabel perilaku dalam penelitian ini diukur melalui 10 butir pertanyaan dengan skor 1-4. Sehingga skor teoritik berkisar antara 1040. Sebaran skor jawaban perilaku frekuensi terbanyak berada pada nilai rata-rata sebanyak 70%, sedangkan frekuensi terkecil sebanyak 15.5 %. Variabel pengetahuan dalam penelitian ini diukur melalui 10 butir pertanyaan bebas. Sehingga skor teoritik berkisar antara 0-10. Sebaran skor jawaban pengetahuan frekuensi terbanyak 34.4%, sedangkan melalui 15 butir pertanyaan dengan skor 1-4. Sehingga skor teoritik berkisar antara 15-60. Sebaran skor Family Support frekuensi terbanyak 51.1%, sedangkan frekuensi terkecil sebanyak 4.4 %. Dari hasil uji Chi Square dapat dilihat bahwa perilaku tidak berhubungan dengan seluruh karakteristik responden karakteristik karena hasil
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara
Gambar 1 Output PLS Smart PLS uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp.Sig) > 0,05, yang menunjukkan perilaku tidak berhubungan dengan karakteristik umur, pekerjaan, dan pendidikan. Sedangkan stadium penyakit berhubungan dengan perilaku karena hasil uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp. Sig) < 0,05, yang menunjukan bahwa perilaku responden dalam menjalani pengobatan berhubungan karakteristik stadium penyakit. variabel pengetahuan berhubungan dengan karakteristik umur responden karena hasil uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp.Sig) < 0,05, sementara itu pengetahuan tidak berhubungan dengan karakteristik pendidikan, stadium penyakit, dan pekerjaan karena uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp. Sig) > 0,05. Sedangkan pada variabel Family Support berhubungan dengan karakteristik stadium penyakit responden karena hasil uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp. Sig) < 0,05, sementara itu Family Support tidak berhubungan dengan karakteristik umur responden, pekerjaan dan pendidikan karena hasil uji Chi Square dengan tingkat signiikansi α = 5 % menunjukkan P value (Asymp.Sig) > 0,05. Dalam penelitian ini tehnik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan Partial Least Square (PLS), adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: Setelah mendapatkan frekuensi dan proil responden, data kemudian diolah dengan program smart PLS 2.0 dari data yang terkumpul yang sebelumnya terlebih dahulu melalui proses pengolahan data. Hasil output model dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam gambar 1. Berdasarkan gambar 1, nilai factor loading semua indicator lebih dari 0,5. Output model ini menunjukkan semua indicator atas variabel laten lolos uji validasi, karena telah memenuhi
persyaratan loading factors. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil outer model yang terdiri dari nilai factor loading (convergent validity): menunjukkan nilai factor loading perilaku dan pengetahuan adalah 1,000000 karena variabel tersebut merupakan indicator. Sementara factor loading Family Support paling tinggi pada konstruk bantuan yaitu 0,914. Metode untuk menilai discriminant validity selain dengan melihat nilai cross loading adalah dengan melihat akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk apakah lebih besar dari pada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya. Model memiliki validitas diskriminan yang baik jika akar kuadrat AVE untuk setiap konstrak lebih besar dari korelasi antara dua konstrak di dalam model. Sebelum dibandingkan, terlebih dahulu harus dicari nilai dari AVE untuk masing-masing model. AVE yang baik, memiliki nilai lebih besar dari 0,50. Metode untuk menilai discriminant validity selain dengan melihat nilai cross loading adalah dengan melihat akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk apakah lebih besar dari pada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya. hasil output PLS hasil akhir dari semua konstrak lebih besar dari pada korelasi antar konstrak. Nilai AVE untuk semua konstrak lebih besar dari 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi pengukuran model memnuhi syarat bahwa indikator dinyatakan valid Kemudian Evaluasi Uji Reliabilitas Hasil evaluasi reliabilitas outer model diatur dengan mengevaluasi nilai Cronbach’s Alpha dan Composite reliability Pengujian lainnya untuk mengevaluasi outer model adalah dengan melihat reliabilitas konstrak variabel laten yang diukur dengan composite reliability. Konstrak dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability lebih besar dari 0,5 dan nilai Cronbachs alpha juga > dari 0,5. Berdasarkan Nilai Path/Rho menyatakan bahwa family support berpengaruh positif terhadap pengetahuan dimana hasil uji terhadap koeisien
57
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 15 No. 1 Tahun 2016
Gambar 2 output Smart PLS parameter antara family support terhadap pengetahuan menunjukan ada pengaruh positif 0,458 sedangkan nilai T statistic sebesar 4,963 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis (1.96). Outer Model : Konstrak dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability lebih besar dari 0,5 dan nilai Cronbachs alpha juga > dari 0,5, dan akar AVE serta nilai reliability. Dari nilai tersebut dapat di ketahui bahwa family support berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,727 sedangkan nilai T statistic sebesar 9,291 dan signiikan pada α= 5%. Pengujian lainnya untuk mengevaluasi outer model adalah dengan melihat reliabilitas konstrak variabel laten yang diukur dengan composite reliability. Hasil evaluasi signiikansi outer model diatur dalam output PLS berikut ini dengan mengevaluasi releksi T-Statistik indicator selanjutnya dapat dievaluasi untuk melakukan analisis terhadap nilai T-Statistic bahwa nilai T-Statistic di releksikan terhadap variable family support dan pengetahuan lebih besar dari 1,96, sehingga menunjukkan indicator berpengaruh positif dan signiikan untuk mereleksi variabelnya. Hasil evaluasi signiikansi outer model diatur dalam output PLS berikut ini dengan mengevaluasi releksi T-Statistik indicator : selanjutnya dapat dievaluasi untuk melakukan analisis terhadap nilai T-Statistic Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis ( 1.96 ). Dari gambar 2 dapat di ketahui bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara pengetahuan terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,205 sedangkan nilai T statistic sebesar 2,501 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis ( 1.96 ). Setelah diketahui R Square dan Path Coeisient selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mengetahui besaran pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel dengan hasil sebagai berikut:
58
Nilai R Square Tabel 1 Evaluasi nilai R Square R Square Family Support
0,000
Pengetahuan
0,2106
Perilaku
0,7097
Sumber: Data diolah menggunakan SmartPLS, 2015
Nilai R Square menyatakan bahwa Perilaku sebesar 0,7097dan pengetehauan sebesar 0,2106. Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa family support berpengaruh positif terhadap pengetahuan dimana hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap pengetahuan menunjukan ada pengaruh positif 0,458 sedangkan nilai T statistic sebesar 4,963 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis (1.96). Dari table tersebut dapat di ketahui bahwa family support berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,727 sedangkan nilai T statistic sebesar 9,291 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis ( 1.96 ). Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara pengetahuan terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,205 sedangkan nilai T statistic sebesar 2,501 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis ( 1.96 ). Setelah diketahui R Square dan Path Coeisient selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mengetahui besaran pengaruh langsung dan tidak langsung antara variable. Berdasarkan tabel 1 menyatakan bahwa family support berpengaruh positif terhadap pengetahuan dimana hasil uji terhadap koeisien parameter antara
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara Tabel 2 Persentase Pengaruh Antar Variabel Terhadap Variabel Perilaku
Variabel
LV
Direct
Indirect
Total
Direct %
Indirect %
Total*
Family Support
0.822
0.728
0.094
0.822
59.84%
23177%
62.16%
Pengetahuan
0.539
0.206
0.000
0.206
11.103%
0.000%
11.103%
23.177%
73.263%
Total 70.945% *perhitungan total tidak termasuk pengaruh eksogen yang menjadi endogen Sumber: Data penelitian diolah penggunakan SmartPLS, 2015
family support terhadap pengetahuan menunjukan ada pengaruh positif 0,458 sedangkan nilai T statistic sebesar 4,963 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis (1.96). Sehinga di ketahui bahwa family support berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,727 sedangkan nilai T statistic sebesar 9,291 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis ( 1.96 ). Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara pengetahuan terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh positif 0,205 sedangkan nilai T statistic sebesar 2,501 dan signiikan pada α= 5%. Setelah diketahui R Square dan Path Coeisient selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mengetahui besaran pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel dengan hasil terlihat pada tabel 2. Dari tabel 2, dijelaskan bahwa total pengaruh langsung family support terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif lebih besar yaitu 59.84% dari pada pengaruh langsung pengetahuan terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif sebesar 11.103%. Pengetahuan dimana hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap pengetahuan menunjukan ada pengaruh positif 0,458 sedangkan nilai T statistic sebesar 4,963 dan signiikan pada α= 5%. Nilai T statistic tersebut berada di atas nilai krisis (1.96). Dari table 2 dapat di ketahui bahwa family support berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap perilaku menunjukan ada pengaruh. Sedangkan pengaruh tidak langsung antara family support terhadap perilaku melalui pengetahuan hanya sebesar 2.3177%. Persamaan matematisnya yang sesuai dengan analisis diatas, yaitu : η1 Pengetahuan
= γ2.ξ1+ζ1 = 0.459family support + 0.789 faktor lain
Dari persamaan diatas, dapat dinyatakan bahwa pengetahuan penderita kanker payudara dipengaruhi oleh family support sebesar 0.459 dan dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 0.789 artinya terdapat pengaruh yang positif dari family support, semakin tinggi family support yang didapatkan maka akan semakin baik pengetauan responden. Persamaan struktural, variabel endogen 2 perilaku pemilihan pengobatan alternatif η2 = γ1 ξ1 + β1 η1 +ζ2 Perilaku = 0.728family support + 0.206 pengetahuan+ 0.29 faktor lain Dari persamaan diatas, dapat dinyatakan bahwa perilaku pemilihan pengobatan alternatif dipengaruhi oleh family support sebesar 0.728, dipengaruhi oleh pengetahuan sebesar 0.206 dan dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 0.29 artinya terdapat pengaruh yang positifdari family support dan pengetahaun, semakin tinggi family support dan pengetahuanyang didapatkan maka akan semakin positif cara perilaku pemilihan pengobatan responden melakukan pengobatan ke alternatif. Nilai Q-Sqquare predictive relevance berfungsi untuk menilai besaran keragaman atau variasi data penelitian terhadap fenomena yang sedang dikaji dan hasilnya sebagai berikut : Q2 = 1- {(1-R12) (1-R22)} = 1- {(1-0,211) (1-0,710)} = 1- 0.229 = 0,771 = 77.1% Galat model =100% - 77.1% = 22.9% Hal tersebut menunjukkan model hasil analisis dapat menjelaskan 77.1% keragaman data dan mampu mengkaji fenomena yang dipakai dalam penelitian, sedangkan 22.9% dijelaskan komponen lain yang tidak ada pada penelitian ini.
59
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 15 No. 1 Tahun 2016 Pembahasan Pengetahuan berpengaruh positif terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang. Hasil uji terhadap koeisien parameter antarapengetahuan terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang menunjukkan ada pengaruh positif 0,2058 sedangkannilai T-statistic sebesar 2.502 dan signiikan pada α = 5%. Nilai T-statistik tersebut berada diatas nilai kritis (1,96). 8 Sehingga walaupun pengetahuan baik, tetap saja penderita lebih memilih ke pengobatan alternatif, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor ekternal seperti tingkat kegagalan dalam pengobatan medis masih ada. selain karena factor eksternal ada factor internal yang juga berpengaruh terhadap perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan.9Sehingga membuat para penderita lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan dengan pengobatan medis. Perilaku terbentuk dari dua faktor utama yakni: stimulus yang merupakan faktor dari luar diri individu (faktor eksternal) dan respon yang merupakan faktor dari dalam individu bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan isik maupun non isik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sedangkan faktor internal meliputi perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.10 Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut 13. Perubahan perilaku tidak selalu melewati 5 tahap yaitu awarenest (kesadaran), interest (tertarik pada stimulus), evaluation (mengevaluasi atau menimbang baik tidaknya stimulus) dan trial (mencoba) serta adoption (subjek telah berprilaku baru). Apabila
60
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan, dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.14 Dalam penanganan kanker payudara atau hal-hal yang mencurigai kearah kanker ada hal-hal yang harus dikerjakan oleh dokter, pasien, dan keluarga seperti: yang berkaitan dengan medis yaitu kemoterapi, tindakan operasi, radiasi dan lain-lain, yang berkaitan dengan psikologi yaitu : keinginan, kepercayaan untuk menjalani program pengobatan terhadap kanker yang membutuhkan waktu yang panjang dan sulit, yang terakhir berkaitan dengan sosial budaya yaitu : penerimaan kepercayaan terhadap medis, kebiasaan, dan dukungan keluarga. Ternyata hingga saat ini, banyak penderita kanker payudara tidak mampu memahami hal-hal tersebut sehingga pennyakitnya terus berkembang tanpa penanganan yang jelas dan sistematis. Kadangkala penderita lebih berkosentrasi ke paranormal yang di percaya sudah menolong banyak orang. Namun, setelah ternyata tidak membaik, malah memburuk, bukannya berobat secara medis, mereka justru kembali berobat ke orang pintar. Memang benar, kecerdasan dan kemapanan ekonomi tidak berjalan linear dengan keputusan pemilihan berobat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal. 15 Hasil uji terhadap koeisien parameter antara faktor pendukung terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara di Klinik Riset Kanker Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang menunjukkan ada pengaruh positif 0.728, sedangkan nilai T-statistic sebesar 9.291 dan signiikan pada α = 5%. Nilai T-statistik tersebut berada diatas nilai kritis (1,96). Faktor pendukung adalah Merupakan faktorfaktor yang memperkuat perubahan perilakuseseorang. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program, penguat mungkin datang dari rekan sejawat, pimpinan, keluarga, suasana kerja, budaya kerja dan sebagainya. Pada penelitian ini dukungan keluarga yang sangat mempengaruhi penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan adalah pada bantuan yang di berikan oleh keluarga seperti keluarga memfasilitasi kebutuhan penderita dalam menjalani pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang sehingga penderita lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan dengan pengobatan medis.16 Dukungan dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara dari orang lain yang dapat dipercaya. Dukungan adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orangorang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut.Dukungan adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.16 Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau dapat dikatakan karena adanya kehadiran mereka mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaannya.Dukungan suami masuk di dalam lingkup dukungan sosial, dimana yang dimaksud dari dukungan sosial adalah bentuk dukungan dan hubungan yang baik untuk memberikan kontribusi penting pada kesehatan.Dukungan sosial yang mendasari tindakan. Hal tersebut akanmembuat orang merasa diperhatikan, dicintai, dimuliakan dan dihargai.17 Dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, perhatian, dan informasi yang diberikan oleh orangorang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Analisa peneliti bahwa family support baik dalam bentuk informasi, perhatian, dan bantuan adalah suatu bentuk yang sangat berpengaruh terhadap perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan ke alternatif. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara faktor pendukung terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara di Klinik Riset Kanker Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang menunjukkan ada pengaruh positif 0.728, sedangkan nilai T-statistic sebesar 9.291 dan signiikan pada α = 5%. Nilai T-statistik tersebut berada diatas nilai kritis (1,96). Faktor pendukung adalah merupakan faktorfaktor yang memperkuat perubahan perilakuseseorang. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program, penguat mungkin datang dari rekan sejawat, pimpinan, keluarga, suasana kerja, budaya kerja dan sebagainya. Pada penelitian ini dukungan keluarga yang sangat mempengaruhi penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan adalah pada bantuan yang di berikan oleh keluarga seperti keluarga memfasilitasi kebutuhan penderita dalam menjalani pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang sehingga penderita lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan
dengan pengobatan medis19. Dukungan merupakan hubungan timbal balik antara individu yang meliputi: Dukungan informasional merupakan sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi, menjelaskan memberi saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah, dukungan emosional (menunjukkan rasa kepedulian, memberi dorongan, empati), Dukungan instrumental atau nyata (pelayanan, pemberian materi), dukungan penghargaan (memberikan umpan balik yang membangun dan pengakuan)16 Dukungan dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dukungan adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orangorang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut.Dukungan adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.20 Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau dapat dikatakan karena adanya kehadiran mereka mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaannya. Dukungan suami masuk di dalam lingkup dukungan sosial, dimana yang dimaksud dari dukungan sosial adalah bentuk dukungan dan hubungan yang baik untuk memberikan kontribusi penting pada kesehatan.Dukungan sosial yang mendasari tindakan. Hal tersebut akanmembuat orang merasa diperhatikan, dicintai, dimuliakan dan dihargai.21 Dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, perhatian, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Analisa peneliti bahwa family support baik dalam bentuk informasi, perhatian, dan bantuan adalah suatu bentuk yang sangat berpengaruh terhadap perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan ke alternatif. Hasil uji terhadap koeisien parameter antara family support terhadap pengetahuan penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan alternatif di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnolgy Alam Sutra Tangerang.menunjukkan ada pengaruh positif sebesar 0.459 sedangkan nilai T-statistic sebesar 2.502 dan signiikan pada α = 5%. Nilai T-statistik
61
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 15 No. 1 Tahun 2016 tersebut berada diatas nilai kritis (1,96). Faktor pendukung berupa pemberian informasi sehingga menciptakan suatu pengetahuan baru bagi penderita merupakan faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program, penguat mungkin datang dari rekan sejawat, pimpinan, keluarga, suasana kerja, budaya kerja dan sebagainya, yang berupa informasi–informasi mengenai kanker payudara yang didapat dari berbagai sumber, sehingga dengan adanya penyampaian informasi yang berkesinambungan dari suami, anak, orang tua, saudara dan lain sebagainya, sehingga menambah pengetahuan penderita kanker payudara dalam pemilihan pengobatan yang akan dijalaninya untuk proses tidak terjadi kekambuhan.15 Dukungan adalah adanya sumber-sumber bantuan berupa inforamsi dari orang yang penting yang dapat diterima seorang individu melalui ikatan sosial dengan orang lain, kelompok-kelompok dan masyarakat lebih luas.16 Dukungan merupakan hubungan timbal balik antara individu yang meliputi: Dukungan informasional merupakan sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi, menjelaskan memberi saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah, Dukungan emosional (menunjukkan rasa kepedulian, memberi dorongan, empati), Dukungan instrumental atau nyata (pelayanan, pemberian materi), Dukungan penghargaan (memberikan umpan balik yang membangun dan pengakuan)6 Dukungan dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dukungan adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orangorang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut.Dukungan adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu. Sehingga besarnya dukungan keluarga dalam memberikan informasi ke penderita membuat penderita lebih mempercayai pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan medis.15 Logika serta dasar pikiran keluarga dan masyarakat perlu diperbaiki dengan cara menyampaikan informasi yang tepat bahwa pengendalian kanker payudara tidaklah sederhana. Banyak ahli yang bekerja setiap menit, setiap jam, untuk mendapatkan metode yang sempurna tentang pengendalian kanker payudara ini. Budaya instan dan murah jangan dibawa – bawa dalam pemikiran pengendalian kanker payudara. Dalam
62
pengendalian kanker payudara diperlukan keinginan, biaya yang besar, serta dukungan keluarga yang positif terhadap pemilihan pengobatan22 Dukungan keluarga ini mencakup pengetahuan anggota keluarga bahwa kanker payudara itu tidak dapat disembuhkan tanpa tindakan medis. Sering ditemukan, justru keluargalah yang menghambat pasien memutuskan melakukan tindakan medis. Ini disebabkanoleh ketidaktahuan/ketidakpahaman dan terjerat pada hal–hal yang tidak masuk akal sehat serta terjebak pada hal-hal instan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka didapatkan temuan sebagai berikut: Tiga hubungan antar variabel berpengaruh signiikan secara fositif dengan taraf α=5% (0.05=conidance 95%) dan sampel 90, pada model akhir yang dimodiikasi, terbentuk 2 variabel (Pengetahuan, dan Family Support) yang memiliki pengaruh secara langsung dengan goodness of it yang signiikan terhadap perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan ke alternatif. Variabel Family Supportmerupakan variable yang paling berpengaruh positif melalui bantuan dengan Thitung sebesar 0,914 diatas nilai Ttabel (1,96)., persentase pengaruh semua variabel terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara dalam model ini sebesar 73.263%, yang terdiri dari dari pengaruh langsung sebesar 59.84% dan pengaruh tidak langsung sebesar 2.3177%, nilai Q square (predictiv relevance) sebesar 77.1%. Artinya model secara refresentatif mampu menjelaskan keragaman serta mampu mengkaji fenomena yang ada didalam penelitian ini. Dari temuan tersebut dapat disimpulakan bahwa variabel perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan dan family support sebesar 70.945%. Artinya sebaik apapun pengobatan medis di informasikan, dan diketahui oleh penderita dan keluarga, hanya mampu mempengaruhi perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan alternatif sebesar 11.103%, sedangkan 22.9% lainnya dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. Sedangkan pada studi lain mengatakan bahwa perilaku penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan ke alternatif selain dipengaruhi oleh variabel diatas, juga dipengaruhi oleh sikap, sarana kesehatan, interkasi social dan perilaku petugas kesehatan. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, dimana pengaruh pengetahuan, dan family support terhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatif penderita kanker payudara di klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang Tahun
Faktor yang Berhubungan terhadap Perilaku Pengobatan Penderita Kanker Payudara 2015 ,pada variabel family supportterhadap perilaku pemilihan pengobatan alternatifpenderita kanker payudara memiliki angka korelasi tertinggi, sehingga saran peneliti adalah : Keluarga senantiasa memberikan dukungan yang baik bersifat moril, informasi dan material dalampemilihan pengobatan, keluarga semestinya memotivasi penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan yang sesuai dengan prosedur tindakan yang benar, sehingga pengobatan dapat berjalan dengan baik, tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik Riset Kanker Ctech Lab Edwar Tehnology Alam Sutra Tangerang hendaknya dapat memberikan informasi yang benar mengenai penanggulangan yang tepat dalam penanganan kanker payudara, sehingga dapat memperpanjang umur penderita, penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel atau mengembangkan metode penelitian baik dengan menambah alat ukur ataupun dengan menambah referensi. Datar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
Soemitro, P. Blak-blakan Kanker Payudara. Qanita : Bandung ; 2012 Chen, Rostia. Solusi Cerdas Mengatasi dan Mengobati Kanker. Jakarta: Argomedia ; 2012. Arikunto S. Prosedur Penelitian Sutu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Bandung ; 2010. Chen, Rostia. Solusi Cerdas Mengatasi dan Mengobati Kanker. Argomedia. Jakarta ; 2012. Hawari Dadang. Kanker Payudara. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2004. Hennny Novita,dkk. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Risiko Kanker Payudara. Vol.3 No. 1.Jurnal Edisi november 2012.Diunduh dari www.tesis.org, 2 Juni 2014. Depkes RI. Panduan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Payudara untuk Fasilitas dengan Sumber Daya terbatas. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen PP & PL, Jakarta; 2007. Sugiyono Prof, Dr. Metodologi Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung; 2012 Hermalinda. Pengalaman orang Tua Dalam Penggunaan Pengobatan Alternatif Pada Anak Yang Menderita Kanker Bulan Juli 2010. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Anak Depok, Jakarta Edisi Juli 2011. Diunduh dari http/tesis.pengobatan alternatif, 6 Juni 2014 Jhon R.L, dkk Kanker Payudara. Qanita : Bandung ; 2010. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka cipta, Jakarta; 2007. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta; 2010. Notoadmojo Soekidjo. Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta; 2011. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta; 2012.
15. Purwanto. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan, EGC: Yogyakarta ;2008. 16. Ferdinand, A. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Jakarta ; 2002. 17. Kartikawati Erni Ch. Awas Bahaya Kanker Payudara. Buku Baru: Bandung ; 2013. 18. Green. Health program planning an educational and ecological approach, Higher Education, New York ;2005. 19. Margan, Yellia. Mencegah dan Mengatasi Kanker. Argomedia Pustaka: Jakarta; 2009.. 20. Mayer Musa. Paska Kanker Payudara. PT Buana Ilmu Populer : Jakarta ;2010. 21. M.D Ornish Dean. Kanker Payudara Cara Pengobatan Alternatif. Indeks: Jakarta ; 2007. 22. Jarvis, Sarah & Tim Dokter Wanita kelas Dunia. Ensiklopedia Kesehatan Wanita. Erlangga Grou:. Jakarta; 2011 23. Jhon R. Lee,M.D, dkk. Kanker Payudara. Qanita: Bandung ; 2010. 24. Kartikawati Erni Ch. Awas Bahaya Kanker Payudara. Buku Baru :. Bandung ; 2013. 25. Margan, Yellia. Mencegah dan Mengatasi Kanker. Argomedia Pustaka: Jakarta ; 2009.
63