Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
Politik Indonesia Indonesian Political Science Review http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI
JEAN-JACQUES ROUSSEAU DALAM DEMOKRASI Daya Negri Wijaya1 1
Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia
Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 15 Juli 2015 Disetujui 15 Desember 2015 Dipublikasikan 15 Januari 2016
Keywords:
Philosophy of Politics, General will, Civil Society, Ethics of Politics
Abstrak JJ Rousseau adalah salah satu pemikir politik. Dia hidup sejalan dengan majunya ilmu pengetahuan dan seni. Namun, dia merasa dengan adanya kemajuan semakin menggerus moralitas masyarakat. Demokrasi menurutnya diterapkan secara langsung tanpa ada perwakilan dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kebebasan setiap warga negara harus diperjuangkan. Setiap orang memiliki hak alamiah yang tidak bisa direbut dan diberikan pada orang lain. Mereka menjalin kesepakatan sosial untuk membangun Negara. Pemerintah dikembangkan bukan untuk membatasi suatu kekuasaan tetapi untuk menjamin kebebasan kekuasaan. Selain itu, dia juga memberikan gagasan bagaimana membangun masyarakat demokrasi. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan pegangan moralitas bagi para politikus.
JEAN-JACQUES ROUSSEAU IN DEMOCRACY Abstract JJ Rousseau is one of political thinkers. He lives in the advance of science and art. However, he realizes that the progress of science and art declines the moral of society. Democracy, in his view, should be implemented by direct rule without any representation. This is caused by the freedom of every citizens which should be struggled. Everyone has a natural right which could not be seized and be given for others. They make a social contract to shape a nation. A government is developed which is not to limit a power but to ensure the freedom of a power. In addition, he gives an idea on how to build a democratic society. This article is expected to give a moral guidance for politicians. © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat
korespondensi: Jl. Ki Ageng Gribig No. 45, Kedungkandang, Malang Jawa Timur 65139 Indonesia Email:
[email protected]
ISSN 2477 – 8060
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
Ketidakjujuran serta hukum yang
Pendahuluan Masalah moralitas dalam dunia politik
seolah-olah
mati
suri
ini
menghasilkan
dianggap sebagai sesuatu yang kabur. Hal ini
manusia komperador. Manusia komperador
terjadi
cenderung mementingkan kepentingan diri
karena
begitu
banyak
yang
mengembangkan moral partisan, eksklusif,
serta
dan tertutup. Politik dicitrakan sebagai akal-
kepentingan
akalan dan perebutan kekuasaan saja. Reduksi
korupsi kini menjadi budaya populer yang
makna ini jamak terjadi dalam negara
jauh akan adanya perasaan malu dan bersalah.
demokrasi tak terkecuali Indonesia. Menurut
Seolah-olah sistem demokrasi yang diterapkan
Salahudin (2015:6), kini rakyat kehilangan
di Indonesia dipengaruhi oleh kepentingan
daulatnya, ekonomi semakin tidak jelas
asing. Setidaknya hal ini terlihat dari sikap
arahnya, korupsi kian merajalela, dan kaum
(kebijakan)
politisi sibuk mengurus dirinya sendiri dan
menasionalisasikan
atau memainkan kartu politiknya untuk
asing yang menguasai sektor-sektor yang
kepentingan kaumnya, serta oligarki diam-
seharusnya dikuasai negara dan dijalankan
diam menggeser spirit demokrasi. Sementara,
oleh pemerintah. Padahal sejatinya para
agama yang diharapkan mampu mencerahkan
pendiri bangsa menyerukan sosio-demokrasi
malah tampil sebagai jubah politisi untuk
agar
menggoda warga bahwa politik agama itu
kesejahteraan rakyat (Hariyono, 2013).
penting.
golongannya rakyat.
tanpa
Parahnya,
pemerintah
pemerintah
memperhatikan perilaku
yang
beberapa
enggan
perusahaan
dapat
menjamin
Sadar ataupun tidak, kini Indonesia Politik uang dalam pemilihan umum
yang disebut sebagai salah satu negara
baik dari tingkat daerah maupun nasional
berkembang
terus merajalela. Ikon pemilu yang bebas,
industrialisasi
jujur, dan adil serta merta dipertanyakan oleh
negara
khalayak umum. Blum (2013) menjelaskan
memiliki pengalaman untuk berkunjung ke
bahwa negara penganut demokrasi belum
Old Trafford, stadion kebanggaan klub sepak
tentu menjamin adanya sebuah sistem yang
bola liga premier Inggris, Manchester United.
bebas kepentingan. Dia memberikan sebuah
Di sekitar stadion terdapat toko resmi klub
contoh bagaimana pasca 1945 pemerintah AS
yang menjual berbagai atribut termasuk
mencoba untuk menggulingkan pemerintahan
kostum klub (jersey), syal, dan berbagai
di lima puluh negara dan campur tangan pada
pernak-pernik lainnya. Saat mendekat dan
pemilu
tersebut.
mengamati kostum klub tanpa diduga kostum
Kemungkinan besar Indonesia masuk dalam
tersebut made in Indonesia atau dibuat di
negara yang dicampuri tersebut.
Indonesia.
di
negara-negara
sedang dari
maju.
mengalami
proses
pabrik-pabrik
negara-
Sebagai
Nampaknya
contoh,
telah
penulis
terjadi
industrialisasi global disini dimana untuk
16
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
menekan biaya produksi suatu barang dan
tumbuh. Inilah karakter utama masyarakat
menekan upah pekerja yang murah maka
Indonesia kini yang cenderung pragmatis
diputuskan untuk membuat pabrik di negara
dengan
berkembang. Praktek ini dipandang lebih
segalanya tetapi segalanya butuh uang”.
adagium “uang
memang
bukan
murah dan hasil produksinya didistribusikan
Ketika ilmu politik selalu tunduk pada
dengan harga yang berkali lipat lebih mahal
ranah ilmiah empirik maka yang terlihat
ke seluruh penjuru dunia. Sebenarnya tidak
hanyalah
ada yang menyangsikan bahwa Indonesia
kepentingan.
memiliki kekayaan yang luar biasa baik dari
hanyalah kisah-kisah buruk pertikaian sehari-
aspek sumber daya alam maupun sumber daya
hari. Perlu kiranya khalayak berfilsafat politik
manusia. Namun, menjadi sebuah renungan
dan merenungkan apa yang sebenarnya
mengapa Indonesia belum memenuhi syarat
terjadi. Berfilsafat politik berarti memandang
sebagai negara maju padahal demokrasi telah
secara
diterapkan sebagai kredo.
manusia sehari-hari (Riyanto, 2011:39). Salah
Demokrasi ataupun sosio-demokrasi
pertarungan Tata
reflektif
kekuasaan
dan
politik yang nampak
pergumulan
tata
hidup
satu filsuf politik yang layak untuk dibahas
yang diyakini para pendiri bangsa sebagai
adalah
jalan untuk menyejahterakan rakyat belum
Rousseau telah menjadi inspirasi eksperimen
begitu sepenuhnya telah dijalankan secara
demokrasi bagi para revolusionis Prancis pada
ideal ditengah peta percaturan indutrialisasi
akhir abad 18. Dia begitu mengutuk monarki
yang semakin mengglobal. Hal ini kemudian
absolut
bermuara pada satu permasalahan dalam
menuntut kembalinya kebebasan manusia.
demokrasi Indonesia yang masih berproses
Menurut Rakhmat (2010:xvii), pemikiran
yakni ketidakpercayaan masyarakat terhadap
Rousseau telah menjadi pemikiran filsafat
proses demokrasi dan perpolitikan Indonesia.
klasik. Hal ini berarti pemikirannya tersebut
Dapat dianalogikan bahwa jika kita sebagai
relevan untuk berbagai zaman, lintas ruang,
anggota dari sebuah organisasi, jika organisasi
dan
tersebut
memperjuangkan
kepentingan
anggotanya
Jean-Jacques
dan
waktu.
Rousseau.
masyarakat
Dengan
Pikiran
penindas
melihat
serta
kembali
hak-hak
serta
pemikiran
filsafat
politik
Rousseau
maka
dapat
diharapkan
sidang
pembaca
memiliki
dipastikan anggotanya akan menunjukkan
gambaran pada makna kebebasan moral dan
kinerja serta loyalitas yang bagus pada
politik (Haryatmoko, 2014:15). Tulisan ini
organisasi tersebut. Begitu pula dengan
akan membahas kehidupan dan pemikiran
hubungan negara dan warga negaranya, jika
Rousseau dalam demokrasi meliputi hak dasar
negara mampu mengayomi segala hak-hak
manusia;
dasar warganya maka sikap acuh terhadap
membangun masyarakat demokrasi.
kehendak
umum;
serta
cara
negara akan sirna serta rasa nasionalisme akan
17
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
pentahbisannya
Kehidupan JJ Rousseau
berlangsung
di
Turin.
Rousseau hadir di muka bumi dibalut
Menurut Rousseau dalam Russel (2007:895),
dengan kepedihan. Ibunya meninggal sepekan
“saya tidak dapat menutup-menutupi bahwa
setelah dia dilahirkan. Dia lahir di Jenewa,
perbuatan suci yang akan saya lakukan pada
Swiss pada tanggal 28 Juni 1712. Ayahnya,
dasarnya tidak berbeda dengan tindakan
Issac Rousseau, seorang tukang jam yang
seorang bandit”. Dia mengakui bahwa apa
menemani masa kecil Rousseau dengan
yang diperbuatnya adalah sesuatu yang salah
membaca
walaupun dia memeluk Katolik secara tulus.
karya
merupakan Romawi.
klasik
Plutarch.
pengagum
Peradaban
selalu menggores
Setelah
dia
keluar
dari
Turin
dengan
pikiran
membawa uang dua puluh franc, dia menjadi
Rousseau bahwa kota Romawi kuno adalah
pesuruh seorang wanita bernama Madam de
cermin dari kehidupan kota yang adil, aman,
Vercelli. Namun kebersamaan dengan de
sejahtera, serta adanya jalinan yang akrab
Vercelli tidak berlangsung lama karena dia
antar anggota masyarakat. Menurut keduanya,
meninggal tiga bulan kemudian. Disinilah
Jenewa merupakan representasi kota Romawi
kemudian Rousseau bertemu dengan Madam
kuno yang bahagia. Jenewa adalah kota yang
de Warens. De Warens kemudian mengangkat
damai dan dikelilingi gunung-gunung serta
Rousseau sebagai anak asuh pada medio
hutan-hutan yang masih lebat. Keadaan
1732. Madam de Warens sangat berjasa
lingkungan ekologinya bersih tanpa polusi.
membentuk kepribadian dan watak pemikiran
Warga negaranya mematuhi hukum. Baik
Rousseau. Dia menyediakan perpustakaan dan
Rousseau maupun ayahnya bangga menjadi
membentuk Rousseau menjadi penulis yang
warga kota kecil ini (Suhelmi, 2001:238-239).
handal (Suhelmi, 2001:240).
Pada
Dia
berat
Issac
kemudian
melihat
Setelah de Warens menemui ajalnya,
Jenewa sebagai pemerintahan negara kota
Rousseau mulai mengembara dan berjalan
yang adil dan demokratis yang pernah ada.
kaki tak tentu arah. Dia secara kebetulan
Pengagungannya pada negara kota itu menjadi
menjadi seorang sekretaris pada seorang yang
sebab mengapa banyak orang menilai filsafat
memperkenalkan dirinya sebagai kepala biara
politiknya
ketika
tidak
hari,
Rousseau
pernah
ada
hubungan
mereka
berjalan
namun
di
menuju
Holy
kesempatan
lain
langsung dengan politik di masa kini (Sabine,
Sepulchre;
1981:227).
Rousseau melakukan hubungan gelap dengan
Sejak kecil sampai menjelang usia
wanita kaya. Wanita tersebut kemungkinan
remaja, Rousseau dididik sebagai seorang
yang menuntunnya untuk menjadi sekretaris
Calvinis Ortodoks. Namun, dia berganti
bagi duta besar Prancis untuk Venezia
agama menjadi Katolik karena tiada sarana
bernama Montaigu. Dia mengerjakan tugas
untuk
dari atasannya dengan sangat baik namun dia
18
bertahan
hidup
dan
acara
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
tidak digaji. Dia kemudian pergi ke Paris
membawa manusia pada masa kecilnya secara
untuk
Dia
merangkak. Ketika di Lisbon terjadi gempa
mendapatkan gajinya yang tertunda serta
pada tahun 1755, Voltaire membuat sebuah
bertemu dengan Therese le Vasseur. Orang
puisi dan Rousseau menyerangnya, “Voltaire
yang
selayaknya
selalu percaya pada Tuhan namun tidak
seorang istri dan memberikannya lima orang
percaya pada siapapun”. Pada tahun 1760-an,
anak (Russel, 2007:897).
Rousseau
mendapatkan
kemudian
keadilan.
diperlakukan
sangat
produktif
dengan
Pada tahun 1749, Rousseau berjalan
menerbitkan karyanya seperti La nouvelle
sambil membaca koran Mercure de France.
Heloise (1760), Emile (1762), dan The Social
Dia menemukan iklan sayembara menulis esai
Contract
dengan pertanyaan, “apakah kemajuan dalam
terakhirnya tersebut yang kemudian menuai
bidang seni dan ilmu-ilmu pengetahuan
kecaman terutama dari pejabat. Pemerintah
memberikan sumbangan untuk memurnikan
Prancis, Jenewa, dan Prusia mengusirnya
moralitas?”. Pertanyaan tersebut membuka
sehingga dia menerima bantuan David Hume
mata Rousseau bahwa kegagalan hidupnya
untuk ke Inggris pada tahun 1762. Rousseau
yang sebelumnya dia rasakan samar-samar
seperti
disadarinya dengan terang. Dia menerima
ditambah
tantangan sayembara sebuah akademi di Dijon
dimilikinya.
tersebut
Dia
membunuhnya dan suatu waktu dia memuji
sebenarnya
Hume sebagai pribadi yang baik. Dualisme
kemajuan seni dan ilmu pengetahuan tidak
perasaan ini kemudian membuatnya melarikan
berjalan seiringan dengan moralitas umat
diri ke Paris. Disana dia berada dalam
manusia. Ternyata dia mendapat hadiah yang
kemiskinan dan diduga meninggal karena
pertama dan menjadi terkenal di seantero
bunuh diri (Russel, 2007:901-902).
dengan
menguraikan
respon
“tidak!”.
bagaimana
Prancis (Magnis-Suseno, 1992:79).
(1762).
mengalami dengan Dia
Setelah
Rousseau mulai menempuh jalan
Namun
pemikirannya
kedua
gangguan kepekaan menuduh
psikologis rasa
yang
Hume
akan
kematiannya, sangat
buku
berpengaruh
pijar dan
hidup yang sesuai dengan prinsipnya. Dia
diterapkan oleh Robbespierre dalam Revolusi
memilih hidup sederhana dengan menjual
Prancis. Revolusi Prancis sama halnya dengan
arloji. Dia kemudian menulis esai kedua
revolusi di belahan dunia lain sebagai
berjudul
Esai
konsekuensi logis dari ketidakmampuan suatu
tersebut berisi tentang manusia itu baik dan
pemerintahan dalam mengelola rakyatnya.
karena institusilah berubah menjadi jahat. Dia
Perubahan dalam revolusi Prancis bukan
kemudian mengirimkan esainya pada Voltaire
hanya
yang secara terus terang menentang pemikiran
penderitaan
Rousseau. Voltaire merasa Rousseau ingin
kepentingan golongan yang terdesak atau
Discourse
on
Inequality.
terjadi
karena
rakyat
kemelaratan
tetapi
juga
atau karena
19
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
terancam oleh kesewenangan raja, yakni kaum
maka negara akan mengalami krisis (Suhelmi,
borjuis.
2001:249-252).
Kaum
menengah
inilah
yang
kemudian begitu intens dalam melakukan kritisi pada kinerja Louis XVI dan Maria Antoinette.
Hal
ini
diperparah
Hak Dasar Manusia
dengan
Manusia
secara
alamiah
pada
pemberlakuan pajak yang hanya dibebankan
dasarnya memiliki sifat yang baik namun
pada kaum tani sedangkan kaum bangsawan
mereka
dan rohaniawan bebas dari pajak (Romein,
masyarakat. Perang bukanlah bawaan dari
1956:132-133).
alam tetapi karena manusia mengembangkan
berubah
menjadi
jahat
karena
Rasa ingin bebas di kalangan rakyat
naluri serakah dan ketinggian hatinya. Hobbes
meningkat seiring dengan tersebar luasnya
berpendapat keadaan alamiah menjadikan
tulisan JJ Rousseau tentang kontrak sosial dan
kebebasan manusia sebagai subjek. Mereka
kedaulatan rakyat. Rousseau berargumen
cenderung menuntut apa yang seharusnya
bahwa kebebasan adalah suatu keadaan tidak
mereka miliki. Pada posisi tersebut tentunya
terdapatnya
untuk
timbul suatu konflik dimana individu yang
menaklukan sesamanya. Manusia merasa
lain pasti menginginkan kebebasan yang sama
bebas dari ketakutan akan kemungkinan
(Nugroho,
terjadinya penaklukan atas dirinya baik secara
kebebasan yang dimiliki setiap manusia akan
persuasif maupun kekerasan. Selain itu, dia
selalu dibatasi oleh campur tangan orang lain.
juga beragumen bahwa manusia bebas adalah
Berbeda
manusia
hukum dan
berargumen bahwa dalam keadaan alamiah
peraturan (mematuhi hukum bukan yang
manusia hidup sendiri di tengah hutan yang
membuat hukum) tetapi tidak menjadikan
lebat. Manusia tidak lebih menghasilkan
dirinya budak
sehingga kebebasan yang
daripada apa yang ia perlukan sendiri. Pada
dimiliki tidak mengarah pada anarki sosial.
waktu itu tiada hukum alam, seperti yang
Manusia
dikemukakan oleh Locke, sebab tidak perlu
keinginan
yang
bebas
manusia
patuh
pada
inilah
yang
kemudian
2013:131).
dengan
orang
karena
Hobbes,
aturan
bersama. Kekuasaan bersama inilah yang
memerlukan (Hadiwijono, 1980:60). Keadaan
yang
alamiah
itu,
Rousseau
bersepakat untuk membentuk suatu kekuasaan
disebut sebagai kedaulatan rakyat. Tiap
bagi
Oleh
tidak
tersebut
saling
tidak
individu yang menyerahkan haknya atau
berlangsung lama karena alam yang ganas
kebebasannya tidak kehilangan keduanya
menyambut seperti musim panas yang terlalu
tetapi
bertugas
kering, musim dingin yang berkepanjangan,
mengayomi setiap individu dalam negara dan
bencana banjir, atau gempa bumi. Dalam
jika negara menyimpang dari kehendak umum
keadaan seperti ini memaksa mereka untuk
negara
yang
kemudian
bekerjasama dengan orang lain. Perubahan
20
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
sosial yang nampak menciptakan tatanan
Hak atas harta benda merupakan
sosial yang baru. Keadaan ini menciptakan
perjanjian yang diadakan oleh manusia maka
persoalan baru karena timbulnya persaingan
setiap orang dapat saja menjual semaunya
dan percekcokan. Oleh karena itu, dianggap
dengan apa yang dimiliki. Paralel dengan hal
perlu untuk menciptakan aturan-aturan guna
tersebut, apabila ada seorang yang menjual
melindungi milik pribadi. Maka pada titik ini
kebebasannya (sebagai budak) seperti menjual
muncul hak milik pribadi (Hadiwijono,
harta benda maka mereka pada dasarnya telah
1980:60).
manusia
kehilangan semua hak alamiahnya. Ironisnya
kehilangan hak alamiahnya ketika berada
para majikan memiliki semua yang dimiliki
dalam masyarakat sehingga mereka tidak lagi
oleh para budak termasuk anak mereka yang
memiliki diri mereka sendiri (Magnis-Suseno,
juga berstatus sebagai budak. Padahal setiap
1992:80).
anak terlahir bukan sebagai budak tetapi
Menurut
Rousseau,
Rousseau merasa bahwa manusia
mereka bebas untuk menentukan pilihan
lahir di muka bumi ini dengan membawa hak
hidupnya. Mereka terlahir sebagai manusia
alamiahnya seperti kemerdekaan, kesamaan,
dengan seperangkat hak alamiah mereka. Jika
dan
lingkaran
hak
milik.
Mereka
bahkan
rela
perbudakan
telah
terjadi
adalah
diperbudak untuk melindungi hak alamiahnya.
melembaga
Kondisi yang tidak masuk akal tersebut telah
kekuasaan
membawa manusia pada pertentangan dari
terlegitimasinya hukum yang paling kuat
apa
yakni hukum yang paling berkuasa (Rousseau,
yang
seharusnya
tidak
perlu
dipertentangkan. Sikap rela diperbudak ini
maka
tersebut
yang
yang
sewenang-wenang
dan
2010: 106).
membawa mereka pada ketenteraman dan
Rousseau menginginkan kehidupan
perdamaian yang mereka nikmati dalam suatu
yang seimbang serta kebebasan yang nyata di
belenggu. Perbudakan seharusnya menjadi
dalam
perbuatan
malah
seperti itu menurutnya tercipta dari kontrak
menimbulkan perdamaian. Perdamaian dalam
sosial. Kontrak tersebut bukan bertujuan
bingkai dunia tanpa perang menjadi tidak
untuk
berguna jika mereka melupakan hak manusia
kebebasan dalam bentuk tertinggi (Fink,
yang paling dasar yakni kebebasan. Rousseau
2013:78-79).
merasa bahwa apabila seorang manusia
ditegakkan agar manusia dalam masyarakat
menempatkan dirinya sebagai budak maka
dan negara tidak terasing. Kedaulatan rakyat
dirinya
bermakna
yang
setara
paling
dengan
hina
binatang
yang
komunitas
membatasi
sederhana.
namun
Kedaulatan
suatu
Masyarakat
menciptakan
rakyat
harus
pemerintahan
diperhamba oleh nalurinya. Hal ini tentunya
diselenggarakan oleh rakyat dan bertanggung
akan
jawab pada rakyat. Dengan kedaulatan ini
menyakitkan
hati
(Rousseau, 2010: 100-104).
sang
pencipta
berarti
rakyat
menjalankan
suatu
21
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
pemerintahan dengan satu kehendak umum.
untuk bersatu? Rousseau menjelaskannya
Walaupun setiap rakyat memiliki pemikiran
dengan kehendak umum. Kehendak umum
yang berbeda namun selama perbedaan
berbeda dengan kehendak semua rakyat.
tersebut membawa mereka pada kepentingan
Kehendak umum ditujukan pada kepentingan
bersama maka kehendak rakyat itulah yang
umum dan dapat bersifat memaksa apabila
disebut
bagi
terdapat suatu perjanjian sosial. Kehendak
undang-undang
umum adalah basis bagi konstruksi negara
Rousseau
konstruksi
sebagai
negara
dan
basis
(Nugroho, 2013:132).
Rousseau. Undang-undang harus merupakan
Manusia harus menjadi warga negara terlebih
dahulu
dia
kehendak
umum.
Tidak
ada
menjadi
perwakilan rakyat karena kehendak rakyat
seseorang dengan segala haknya. Pemerintah
tidak dapat diwakili. Rakyat sendiri harus
memiliki tugas memberikan setiap warga
berkumpul dan menyatakan kehendaknya
negaranya kemerdekaan dibawah jaminan
melalui
hukum, menjamin kesejahteraan material, dan
Pemerintah yang kemudian melaksanakan
menghilangkan
keputusan
pembagian
sebelum
ungkapan
ketidakadilan
kekayaan negara,
dalam
perundangan
tersebut.
yang
Jika
diputuskan.
rakyat
yang
dan harus
memerintah sendiri dan secara langsung maka
membuat sistem pendidikan yang benar-benar
tidak diperlukan lagi undang-undang dasar
membebaskan anak. Akhirnya manusia bukan
atau konstitusi karena yang dikehendaki
lagi hanya memiliki status politik tetapi juga
rakyat
status
1992:81).
sosial
“seseorang”
dengan
hak
adalah
hukum
(Magnis-Suseno,
kesetaraan (Sabine, 1981:231-235). Menurut
Hukum adalah ekspresi dari kehendak
Fink (2013:81), kesetaraan bagi Rousseau
umum dan ada untuk menjamin kepentingan
bukan hanya bagi yang kaya dan terpelajar,
umum. Rousseau berpendapat bahwa semua
seperti pandangan Locke, tetapi juga bagi
orang harus berpendapat dalam menyusun
kaum miskin dan bodoh. Walaupun tidak
suatu hukum, undang-undang, atau pemimpin.
menawarkan solusi yang nyata, Rousseau
Hal ini akan masuk akal apabila mengikuti
beranggapan adalah hal yang wajar apabila
pola pikir teorema juri dari Marquis de
ada bagian minoritas yang dikesampingkan
Condorcet. Simpson (2006:73) menjelaskan
dari politik.
bahwa: “groups make better decisions than individuals and large groups
Kehendak Umum Rousseau
bahwa
make better decisions than small
kebebasan akan terjadi apabila rakyat yang
ones. To put it a little more
memimpin dirinya sendiri. Namun apakah
technically, the theorem shows that
mungkin rakyat memiliki satu suara dan mau
if voters are deciding an issue with
22
beranggapan
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
one right and one wrong answer,
hadir di muka bumi karena tidak dapat
and if the average probability that
dibayangkan bagaimana seseorang sangat
each voter will choose the right
konsisten pada kepentingan umum. Di sisi
answer
yang
is
above,
then
the
lain,
para
legislatif
mewakilkan
probability that a majority will
kepentingan umum pada para eksekutif yang
choose the right answer increases
juga belum tentu melaksanakan tugasnya
toward 1 as the number of voters
secara konsekuen. Jika memang ada negara
increases. It may take the reader a
para dewa maka mereka akan memerintah
moment to grasp the point; but as
dengan
soon as one does, many striking
sempurna tidaklah cocok dengan manusia
things can be seen to follow. The
(Green, 1955:296).
most important consequence of the
demokratis.
yang
Memang pada dasarnya tidak ada
theorem is that the procedure of
manusia
majority-rule
kesempurnaan
can
Pemerintahan
produce
yang
sempurna kiranya
tetapi
menuju
menjadi
tujuan
decisions that are better than the
bersama. Demikian pula yang diinginkan para
average competence of the voters
pendiri bangsa ketika mereka menyusun
involved; in fact, it can even yield
konstitusi. Menurut Rousseau (2010:47-51),
decisions that are better than those
para pendiri bangsa (legislator) adalah orang
of the most competent voter taken
yang luar biasa karena mereka bukan sebagai
by herself. This means that, within
seorang
the limiting conditions of the
berdaulat tetapi seorang pendiri republik.
theorem, the majority judgment of
Walaupun demikian mereka tidak menyusun
a middling group is more likely to
undang-undang
be correct than the judgment of the
mereka namun lebih berpijak pada rakyat.
wisest individual”
Mereka menguji terlebih dahulu apakah
anggota
dewan
sesuai
atau
dengan
penguasa
idealisme
rakyat yang akan menerimanya memang Kehendak umum, mengikuti teorema juri,
sanggup
berada pada hal yang benar karena mengarah
memastikan bahwa rakyat telah berada dalam
pada kepentingan bersama.
kondisi yang sesuai dalam undang-undang.
Namun,
sangat
Mereka
harus
berbahaya
Salah satu contoh, pada pasal 28E
apabila kepentingan tertentu berada dibalik
UUD 1945 (konstitusi Indonesia) dijelaskan
kepentingan umum, berhasil membuat suatu
bahwa
aturan. Keputusan tersebut akan membawa
kewarganegaraannya. Hal ini dapat dipahami
negara
ada
bahwa seseorang berhak memilih untuk
sebenarnya pemerintahan demokrasi yang
menjadi warga negara Indonesia atau warga
pada
akan
menanggungnya.
kesewenangan.
Tidak
setiap
orang
berhak
memilih
23
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
negara asing. Jika mereka memilih menjadi
akan menuai besarnya jumlah kejahatan
warga negara asing maka mereka tidak dapat
demikian pula sebaliknya jika negara kuat
menjadi
maka jumlah kejahatan akan semakin sendikit.
bagian
dari
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia walaupun mereka lahir
Konstitusi
sebuah
negara
berisi
dan besar di Indonesia. Wacana pemberitaan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
tentang dwikewarganegaraan mulai marak
bernegara termasuk pemerintahan. Pemerintah
kini. Para diaspora Indonesia mengajukan
bukan dibentuk melalui suatu kontrak sosial
petisi pada DPR untuk mengakui keberadaan
namun pemilihannya didasarkan pada aturan
mereka
UU
yang termaktub dalam undang-undang. Jika
dwikewaganegaraan. Jika mengikuti pola
konstitusi berpijak pada kehendak umum
berpikir Rousseau, mereka yang mengajukan
maka
petisi tersebut adalah para pembangkang. Para
Rakyat yang mengangkat para pemimpin yang
legislatif harus tegas dalam menindak hal ini.
akan
Jika hal ini dibiarkan maka keberadaan negara
pemerintahan. Para pelaksana eksekutif sama
akan melemah dan berbagai visi partisan akan
sekali
terus merasuk di tubuh rakyat.
petugasnya. Rakyat dapat mengangkat dan
dengan
mengesahkan
pemerintah
ditugasi
bukan
dibentuk oleh
melaksanakan
majikan
rakyat
rakyat.
tugas-tugas
melainkan
Rousseau (2010:40-41) menjelaskan
memberhentikan mereka sesuka hati. Mereka
konstitusi atau undang-undang dasar yang
sama sekali tidak membuat kontrak tetapi
disetujui dalam pakta sosial harus dipatuhi
mematuhi. Dengan melakukan tugas yang
oleh seluruh warga negara. Oleh karena itu,
diwajibkan negara kepada mereka, mereka
apabila
hanya memenuhi kewajiban sebagai warga
hukuman
mati
dijatuhkan
pada
seorang warga negara karena membunuh
negara
tanpa
berhak
sedikitpun
untuk
warga yang lain maka hukuman tersebut
memperdebatkan persyaratannya (Rousseau,
merupakan konsekuensi yang harus diterima.
2010:103-105).
Ketika dia melanggar konstitusi berarti dia
Menurut Rousseau (2010:110-101),
menjadi pembangkang dan pengkhianat tanah
kehendak umum tidak dapat dihancurkan.
air. Dia berhenti sebagai anggota masyarakat
Ketika seorang warga negara keuntungan
dan menyatakan perang dengan masyarakat.
umum demi kepentingan pribadi, dia akan
Kelangsungan dirinya tidak lagi sejalan
menyadari
dengan visi dan misi dari negara sehingga
memadamkan
salah satu dari keduanya harus dimatikan
membelokkannya. Pada titik ini, kehendak
salah satu, negara yang dibubarkan atau warga
umum dibawahi oleh kehendak lain yang
negara yang keluar dari negara tersebut.
membawahinya. Selama setiap warga negara
Negara harus bertindak dengan tegas dalam
memiliki hak berpendapat maka kehendak
menindak para pembangkang. Negara lemah
umum selalu konstan, tidak berubah, dan
24
bahwa
sebenarnya
kepentingan
dia
umum
tidak tetapi
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
murni. Hak berpendapat tidak dapat dicabut
pembangunan masyarakat demokrasi perlu
dari warga negara. Aktivitas berpendapat,
dilakukan
berbagi, dan berdiskusi merupakan nyawa dari
demokrasi sejak manusia lahir dan tumbuh di
keberlangsungan kehendak umum.
lingkungan
dari
internalisasi
keluarga.
nilai-nilai
Gagasan
tersebut
awalnya diungkapkan oleh John Locke dan Membangun Masyarakat Demokrasi
kemudian dilanjutkan oleh Rousseau.
Rousseau (2010:74-76) menyatakan
Locke berkeyakinan bahwa manusia
bahwa demokrasi adalah suatu sistem dimana
lahir seperti kertas kosong sehingga orang
kehendak
kepentingan
disekitarnya yang menggores pengetahuan
bersama. Kehendak umum selalu benar.
mereka. Mereka akan berpikir seperti apa
Kehendak umum adalah representasi dari
yang mereka alami. Mereka akan berpikir
semua pendapat warga. Oleh karena itu,
demokratis
kehendak umum selalu berada di jalan yang
kehidupan keluarga yang demokratis. Orang
benar.
demokrasi
tua memiliki beberapa pedoman dan aturan
paling tepat diterapkan di negara kecil,
yang bertujuan untuk menjaga, merawat, dan
aristokrasi di negara menengah, dan monarki
mendidik anak-anaknya. Hal ini dilakukan
di negara-negara besar. Apa yang kita sebut
agar anaknya mendapatkan cara berpikir yang
sekarang
menurut
baik dan kedewasaannya (Locke, 1691:241).
Rousseau sebagai aristokrasi elektif dimana
Setelah anak dapat berpikir secara rasional,
terdapat pemerintahan yang mewakili rakyat.
maka diantara orang tua dan anak akan
Dengan demikian Indonesia sebagai negara
memiliki tugas yang sama yakni tugas orang
besar perlu berpijak pada kehendak umum.
tua adalah membesarkan anak dan si anak
Apa yang menjadi kepentingan umum itulah
memiliki tugas menghormati orang tuanya.
yang harus diusahakan oleh pemerintah.
Hal ini diperlukan untuk saling memahami
Dalam kondisi seperti ini menjadi urgen untuk
tugas dan dibuat sebuah kesepakatan secara
segera membangun masyarakat demokrasi.
alamiah diantara mereka.
umum
Rousseau
sebagai
menjadi
berpendapat
demokrasi
hanya
jika
berada
dalam
Pada konteks ini, demokrasi yang dimaksud
Dalam fase berikutnya mereka siap
adalah tata kelola masyarakat yang mengarah
untuk memasuki dunia masyarakat. Mereka
pada kepentingan umum.
akan menyesuaikan diri dengan aturan yang
Baswedan (2015:113) mengungkap-
sama dalam satu komunitas berdasarkan apa
kan bahwa membangun demokrasi berarti
yang
mereka
alami
dalam
pendidikan
melakukan modernisasi pada kultur politik
keluarga. Aturan-aturan di masyarakat pada
(kesadaran kolektif) suatu bangsa. Perubahan
hakikatnya berjalan secara alami pada sistem
yang mendadak tentu sulit dilakukan pada
pemerintahan seperti yang mereka alami saat
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, upaya
masih kanak-kanak. Jika orang tua mereka
25
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
mendidik dengan kebebasan dan kesetaraan
bebas untuk belajar dari pengalaman sendiri
maka mereka akan berusaha mendapatkan
karena alam adalah guru terbaik. Rousseau
kebebasan dan kesetaraan itu sendiri. Oleh
lebih
karena itu, ketika mereka memasuki dunia
(kejujuran
masyarakat;
akan
perasaan. Walaupun Emile dibesarkan jauh
muncul dan mereka secara natural akan
dari masyarakat, pada suatu waktu ia akan
membangun pemerintahan yang demokratis.
menjadi kepala keluarga dan warga kota.
masyarakat
demokrasi
Seperti halnya Locke, dengan seruan
Maka
mementingkan dan
pembinaan
kebenaran)
tahun-tahun
dan
terakhir
kembali ke alam Rousseau mengembangkan
digunakan
kecenderungan
keperluan tersebut (Rousseau, 1762).
pemikiran
romantis
yang
untuk
moral kualitas
hidupnya
mempersiapkannya
dimulai dari pemujaan masa kecil dan
Pendidikan Emile disesuaikan secara
kebaikan alam; pemujaan masyarakat biasa;
alami dengan perkembangan usianya. Pada
dan
usia dini dia tidak perlu terlalu banyak diajari
pemujaan
pada
demokrasi
sebagai
kehendak umum (Gairdner, 1999:88). Dia
agama
seakan-akan ingin mengajak manusia kembali
pembinaan intelektualnya dilakukan dengan
pada
merangkak
pembinaan kepekaan perasaan. Metode yang
kembali ke masa kecilnya yang dianggap
paling baik adalah observasi langsung, sama
sebagai
sekali bukan melalui penalaran ataupun
keadaan
struktur
alamiah
dan
manusia
yang
ideal.
atau
nilai-nilai
buku-buku.
melalui
manusia karena belenggu masyarakat. Ketika
melakukan kontak langsung dengan benda-
kebebasan diraih dia dapat mengemukakan
benda, kenyataan sosial, mata pencaharian
pendapatnya secara bebas. Hal ini akan
dan lain-lain. Observasi langsung ini berarti
membawa manusia pada kehidupan politik
bahwa dia belajar sendiri secara aktif.
yang dicitakannya yakni kehendak umum
Pembimbing
sebagai prasyarat demokrasi Rousseau.
menguasai cara untuk menggugah rasa ingin
atau
belajar
Untuk
Pendidikan menurutnya adalah pembebasan
(guru
Dia
moral.
tutor)
dengan
harus
Gagasan dasarnya dalam Emile (karya
tahu si anak, dan menghindarkannya dari
Rousseu tentang Pendidikan) adalah “ketika
perilaku buruk yang timbul dalam kehidupan
keluar dari tangan sang Pencipta semua baik,
bermasyarakat seperti kesombongan, dusta,
namun menjadi rusak di tangan manusia”.
serta keinginan untuk menguasai (Rousseau,
Prinsip pendidikan Rousseau didasarkan atas
1762).
falsafah hidupnya dan kebenciannya pada
Sistem pendidikan yang ditawarkan
peradaban manusia. Pertama, Emile dijauhkan
Rousseau mencoba merencanakan pendidikan
dari pengaruh buruk peradaban manusia. Ia
seperti apa yang seharusnya diterapkan pada
dibesarkan di pedesaan, jauh dari keluarga,
setiap jenjang kehidupan manusia. Secara
masyarakat, dan buku-buku. Ia dibiarkan
tidak langsung tentunya membahas model
26
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
pendidikan
bagi
tahapan
perkembangan
7 September 2004. Pembunuhan tersebut
manusia. Karya Rousseau tersebut terbagi
sampai kini belum tuntas dan otak dibalik
menjadi lima bagian: pertama dan kedua
pembunuhan tersebut belum terungkap. Tim
berisi tentang pendidikan yang ditujukan pada
Pencari Fakta (TPF) menjelaskan bahwa
manusia sampai umur 12 tahun; bagian ketiga
kasus Munir adalah pembunuhan berencana
dan keempat menjelaskan transisi manusia
dengan berbagai kalangan yang terlibat dalam
kearah kedewasaan; dan bagian terakhir
konspirasi pembunuhan Munir (Kompas, 7
menjelaskan umur kebijaksaan manusia mulai
September 2015).
dari umur 20 hingga 25, pada masa ini
Ironisnya, hukum yang ditegakkan
manusia akan diikuti oleh kebahagiaan tetapi
terbentur tembok kekuasaan. Hukum yang ada
Rousseu sayangnya tidak menjelaskan akhir
seolah
dari perkembangan
penguasa.
manusia yang lebih
mengikuti
apa
Bahkan,
yang
diinginkan
Pollycarpus
Budihari
dewasa antara umur 25 hingga seterusnya
Priyanto (pelaku lapangan)
mendapatkan
(Rousseau, 1762).
kebebasan bersyarat dari pemerintah. Setiap warga negara tentunya berhak mendapatkan
Demokrasi Indonesia dalam Perspektif
keadilan serta untuk tahu agar tidak terulang
Rousseau
pembunuhan
politik
keji
seperti
yang
Angin reformasi mewarnai perubahan
menimpa Munir (Kompas, 7 September
kehidupan politik Indonesia pasca keruntuhan
2015). Effendi & Evandri (2010:63-65)
Soeharto. Berbagai pihak mulai menyuarakan
menjelaskan bahwa watak hukum yang
jalan
mengembalikan
dihasilkan dalam sistem politik demokratis
manusia pada martabatnya. Mereka mulai
bersifat responsif dan akomodatif. Substansi
menyerukan berbagai pembenahan yang harus
hukum yang tertuang di dalam beragam
dilakukan pemerintah termasuk penegakan
peraturan perundangan yang ada menghormati
hukum. Namun, pemerintah tidak sepenuhnya
dan menjunjung tinggi HAM. HAM menjadi
berpegang pada rakyat walaupun memakai
salah
kredo demokrasi. Mereka lebih berpihak pada
Persoalan
pasar. Salah satu intrik politik nasional yang
perhatian
mengemuka
pejuang
pimpinan eksekutif, legislatif, dan yudisial
HAM (Hak Asasi Manusia), Munir Said
mampu dan mau menerjemahkan kehendak
Thalib. Dia menjadi tumbal sistem plutokrasi
rakyat
yang berjalan dalam perpolitikan Indonesia.
perhatian utama.
kemanusiaan
adalah
dan
terbunuhnya
Munir dibunuh dengan menggunakan racun
satu
ukuran HAM
penegakan hendaknya
pemerintah
sehingga
Demokrasi
dalam
jeritan
mendapat arti
rakyat
Rousseau
hukum.
luas,
menjadi
bukanlah
arsenik yang dicampur ke dalam minumannya
bersifat demagogi yang berkedok demokrasi
saat terbang dari Jakarta menuju Amsterdam,
tetapi merupakan representasi dari kehendak
27
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
umum. Setiap pemegang kekuasaan harus
pembinaan
berkiblat
bukan
pengamatan langsung. Hal ini juga yang
berpijak pada mayoritas apalagi penguasa
dilakukan oleh tim Omah Munir (Kompas, 7
pasar. Seyogyanya pemerintah mulai melihat
September
tujuan bersama dalam kehendak umum yang
menyuarakan HAM pada khalayak terutama
disuarakan oleh rakyat. Kehendak umum
generasi muda (program “melawan lupa”).
menginginkan adanya kejelasan kasus Munir
Mereka mengadakan uji coba (piloting)
bukan pengalihan isu yang berujung pada
simulasi
pengabaian peradilan kasus Munir. Menurut
pelajaran
Rousseau dalam Fink (2013:81), setiap warga
Kewarganegaraan (PPKn) di sejumlah sekolah
negara
menengah pertama (SMP). Mereka membuat
pada
kehendak
berhak
termasuk
umum
mendapatkan
hukum.
Setiap
kesetaraan
warga
berhak
modul
kepekaan
2015).
perasaan
Mereka
pengayaan
HAM
Pendidikan
khusus
HAM
aktif
dengan
untuk
pada
mata
Pancasila
dan
yang
diluncurkan
mendapatkan keadilan termasuk keluarga
beberapa waktu lalu di Bogor dan Malang.
korban
Modul
pelanggaran
HAM.
Istri
Munir,
tersebut
dinilai
mampu
untuk
Suciwati, terus berupaya mendapatkan haknya
membangkitkan rasa ingin tahu tentang HAM.
untuk mengetahui dalang dibalik pembunuhan
Mereka belajar HAM sambil bermain dengan
Munir.
seharusnya
bantuan beberapa hal seperti alat bantu
berlaku adil dalam melihat hal ini. Mereka
simulasi (topeng Munir, Marsinah, dan Udin),
harus mendengarkan kehendak umum dan
kartu sejarah HAM, dan bahan untuk drama.
mengabaikan kepentingan kelompok tertentu.
Dengan mempelajari HAM melalui permainan
HAM seharusnya bukan menjadi milik elit
drama misalnya, anak-anak akan memahami
tertentu tetapi seharusnya juga menjadi miliki
secara konkret kasus pelanggaran HAM
setiap manusia dengan status sosial yang
dengan dampak yang mereka terima dan
meraka
rasakan.
Kekuasaan
sandang.
yudikatif
Rousseau
dalam
Fink
(2013:81) berpendapat bahwa kaum miskin dan bodoh juga berhak untuk mendapatkan keadilan.
Demokrasi Rousseau tidak terlepas
Nilai-nilai kesetaraan HAM sudah sewajarnya
Kesimpulan
diinternalisasikan
diri
kehendak umum. Demokrasi sebagai tata
manusia. Rousseau merasa pendidikan HAM
kelola rakyat selalu berbasis pada kebebasan
bukan diberikan pada siswa dengan paksaan
dan kehendak umum. Bila bagi Locke
tetapi
pemerintahan
disesuaikan
dengan
dalam
dari teori sentralnya pada kebebasan dan
perkembangan
yang
baik
seharusnya
usianya. Dia memberikan contoh pada usia
dipisahkan menjadi tiga yakni legislatif,
dini, anak-anak tidak perlu dijejali dengan
eksekutif, dan federatif; pemerintahan yang
dogma-dogma
baik bagi Rousseau tidak perlu dibagi karena
28
agama
tetapi
diberikan
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 15-30
dapat
memecah
keutuhan
negara.
Dia
beranggapan bahwa demokrasi yang ideal tidak akan pernah ada karena sangat kecil kemungkinan
manusia
kepentingan
umum.
memperjuangkan
Namun,
dia
juga
berpendapat kepentingan umum pasti selalu ada walaupun dibayangi oleh kepentingan pribadi.
Selama
kebebasan
berpendapat
dijunjung tinggi dalam kehidupan politik dan musyararah
dalam
dilakukan,
maka
merancang
kebijakan
pemerintahan
telah
Democracy”.
Humanitas.
Vol.XII,
No.1, 1999: 77-88 Green, FC. (1955). Jean-Jacques Rousseau: A Critical Study of His Life and Writings.
Cambridge:
Cambridge
University Press Hadiwijono, H. (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius Hariyono.
(2013).
Arsitektur
Demokrasi
Indonesia. Malang: Setara Press Haryatmoko.
(2014).
Etika
Politik
dan
mengarah pada demokrasi idealnya Rousseau.
Kekuasaan. Jakarta: Kompas
Ketika kehendak umum selalu dikedepankan
Kasus Munir Masih Tetap Misterius. Kompas,
maka kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan rakyat secara tidak langsung akan tergapai.
7 September 2015, Hal.3 Konsep HAM Masih Elitis. Kompas, 7 September 2015, Hal.3 Locke, J. (1691). The Works of John Locke in
Daftar Pustaka Baswedan,
A.
Nine Volumes 12th ed. (London, (2015).
Merajut
Tenun
Kebangsaan:
Refleksi
Ihwal
Kepemimpinan,
Demokrasi,
dan
Pendidikan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta Blum,
W.
Two Treatises of Government (1691). Diakses
dari
laman
http://oll.libertyfund.org/title/1724on 2012-12-15.
(2013).
Demokrasi:
Ekspor
Amerika yang Paling Mematikan. Yogyakarta: Bentang
Dinamika/Dimensi
Magnis-Suseno, F. (1992). Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta: Kanisius Nugroho, B. (2013). “Jean-Jacques Rousseau:
Effendi, AM & TS. Evandri. (2010). HAM dalam
1824), Vol. 4, Economic Writings and
Hukum,
Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010 Fink, H. (2013). Filsafat Sosial: Dari Feodalisme hingga Pasar Bebas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Gairdner, W. (1999). “Jean-Jacques Rousseau
Dualisme Konsep Manusia sebagai Pelaku Kontrak Sosial”. B. Suyanto (Ed). (2013). Filsafat Sosial. Malang: Aditya Media Publishing Rakhmat, J. (2010). “Ketimpangan dan Agama
Madani:
Rousseau”.
Prakata
Belajar dalam
dari JJ
Rousseau. (2010). Perihal Kontrak
and the Romantic Roots of Modern
29
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
Sosial atau Prinsip Hukum-Politik.
/files/2256/Rousseau_1499_EBk_v6.
Jakarta: Dian Rakyat
0.pdf
Riyanto,
A.
(2011).
Berfilsafat
Politik.
Yogyakarta: Kanisius
Russel, B. (2007). Sejarah Filsafat Barat: Kaitannya dengan Kondisi Sosio-
Romein, J. (1956). Aera-Eropa: Peradaban
Politik
Zaman
Sebagai Penyimpangan dari Pola
Sekarang.
Umum. Bandung-Jakarta-Amsterdam:
Pelajar
PT Ganaco
Yogyakarta:
Sejarah
Pustaka
Pertumbuhan
Origin and Foundation of Inequality”.
Perkembangannya.
D. Revitch & A.Thernstrom (Ed).
Penerbit Binacipta
(2005).
Demokrasi
Modern.
Jakarta:
Klasik Yayasan
dan Obor
dan Bandung:
Salahudin, A. 4 Juli 2015. Moralitas Politik. Kompas. Hal. 6 Simpson, M. (2006). Rousseau’s Theory of
Indonesia Rousseau, JJ. (2010). Perihal Kontrak Sosial atau Prinsip Hukum-Politik. Jakarta: Dian Rakyat
Freedom. London & New York: Continuum Suhelmi,
Rousseau, JJ. (1762). Emile or on Education. Diakses
hingga
Sabine, GH. (1981). Teori-Teori Politik (2):
Rousseau, JJ. (2005). “Discourse on the
dari
http://files.libertyfund.org
laman
A.
(2001).
Pemikiran
Politik
Barat:Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat, dan Kekuasaan. Pustaka Utama
30
Kuno
Jakarta:
Gramedia