Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Politik Indonesia Indonesian Political Science Review http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI
PARTAI POLITIK ISLAM DAN PEMILIHAN UMUM: STUDI PENINGKATAN DUKUNGAN ELEKTORAL PKB DAN PPP PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 DPR RI DI DAPIL DKI JAKARTA Donie Kadewandana Malik1 1
Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia
Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 30 Juli 2015 Disetujui 15 Desember 2015 Dipublikasikan 15 Januari 2016
Keywords:
Islamic Political Party, PKB, PPP, Election
Abstrak Studi ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan dukungan elektoral PKB dan PPP pada Pemilu Legislatif 2014 DPR RI di Dapil DKI Jakarta. Bila merujuk hasil Pemilu 2004 dan Pemilu 2009, kedua partai politik Islam tersebut mengalami penurunan dukungan elektoral. Namun konstelasi politik berubah pada Pemilu 2014, suara PKB dan PPP mengalami peningkatan. Kenaikan dukungan elektoral mayoritas partai-partai politik Islam di Pemilu Legislatif 2014 merupakan fenomena baru di Masa Reformasi. Sebelum Pemilu 2014 diselenggarakan, terdapat prediksi dari pengamat dan lembagalembaga survei yang menyatakan bahwa suara partai-partai politik Islam akan sulit mengalami kenaikan dan cenderung mengalami kemerosotan seperti pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Namun ternyata ramalan itu meleset, mayoritas kekuatan politik Islam justru mengalami kenaikan dukungan di dalam Pemilu 2014. Maka tulisan ini akan mendeskripsikan lebih lanjut mengenai faktor penyebab meningkatnya dukungan elektoral PKB dan PPP pada Pemilu Legislatif 2014 DPR RI di Dapil DKI Jakarta.
ISLAMIC POLITICAL PARTIES AND ELECTION: STUDY OF THE INCREASE OF ELECTORAL SUPPORT TO PKB AND PPP IN THE 2014 LEGISLATIVE ELECTIONS IN THE HOUSE OF REPRESENTATIVES IN JAKARTA DAPIL (JAKARTA CONSTITUENCY) Abstract This study aimed to analyze the increase of voice support of Islamic parties (PKB and PPP) on Legislative Election 2014 House of Representative Republic of Indonesia in DKI Jakarta Constituency. Referring to the results of Legislative Elections on 2004 and 2009, PKB and PPP votes have significant decreased. However, political constellation changed in the 2014 election, votes of PKB and PPP have increased. The increase of electoral support of the majority of political parties on the legislative elections 2014, is a new phenomenon in the Reformation Era. Before 2014 election, there were predictions of analysts and institutions survey stated that the party vote-Islamic political party will be difficult to rise and tend to decline as in the 2004 and 2009 elections. But the forecast is not proven, the majority of Islamic political power has increased in the 2014 election. Therefore, this article will describe more about the factors causing the increase in electoral support of PKB and PPP on Legislative Election 2014 House of Representative Republic of Indonesia in DKI Jakarta Constituency © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat
korespondensi: Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia Email:
[email protected] cc:
[email protected]
ISSN 2477 – 8060
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
dan Pemilu 2004 DPR RI di Dapil DKI
Pendahuluan Fokus
utama
studi
ini
ialah
Jakarta.
peningkatan dukungan elektoral partai politik
Dari sejumlah penelitian yang pernah
Islam (PKB dan PPP) pada Pemilu Legislatif
dilakukan terhadap partai-partai politik Islam
2014 DPR RI di Dapil DKI Jakarta. Bila
di pemilu pasca-Orde Baru, sepengetahuan
merujuk data KPU, dalam Pemilu Legislatif
peneliti belum pernah ada yang meneliti
2014 DPR RI di Dapil DKI Jakarta terdapat
mengenai
tiga partai politik Islam (PKB, PPP, PAN)
dukungan elektoral partai-partai politik Islam
yang melampaui ambang batas parlemen
(PKB dan PPP) di Pemilu Legislatif tingkat
(parliamentary
nasional
threshold)
sekaligus
faktor
penyebab
maupun
Propinsi
peningkatan
DKI
Jakarta
mengalami kenaikan dukungan elektoral.26
terutama dalam kurun waktu 2004-2014. Hal
Dari tiga partai itu, peneliti memilih dua partai
itu karena memang kedua partai tersebut terus
yang dukungan elektoralnya paling signifikan
mengalami penurunan dukungan dan baru
serta mewakili tipologi partai politik Islam
mengalami kenaikan elektoral pada Pemilu
secara asas maupun basis massa, yaitu PPP
Legislatif 2014.
dan PKB untuk dijadikan sebagai subjek
kemudian, mengapa PKB dan PPP pada
penelitian.
Pemilu Legislatif 2014 DPR RI di Dapil DKI
Dalam Pemilu Legislatif 2014 DPR
Pertanyaan yang muncul
Jakarta mengalami peningkatan dukungan
RI di Dapil DKI Jakarta, persentase elektoral
elektoral.
Apa
faktor-faktor
PKB mengalami peningkatan dibandingkan
menyebabkan hal itu terjadi?
yang
Pemilu Legislatif 2009. Begitu juga bila dikomparasikan dengan Pemilu 2004 dan
Metode Penelitian
Pemilu 1999, perolehan elektoral PKB pada
Penelitian ini menggunakan metode
Pemilu 2014 masih berada pada posisi
kualitatif, sedangkan teknik analisa data
tertinggi (4,89%). Artinya kenaikan dukungan
menggunakan
elektoral PKB dalam Pemilu 2014 merupakan
penelitian ini digunakan dua metode teknik
antitesa dari realitas elektoral PKB pada
pengumpulan data, yaitu: sumber primer dan
pemilu-pemilu
sekunder.
dukungan
suara
sebelumnya. PPP juga
Sementara tidak
kalah
deskriptif
Sumber
analitis.
primer
Dalam
dikumpulkan
melalui teknik wawancara mendalam (indepth
meningkatnya di Pemilu 2014 (10,17%).
interview).
Perolehan
didasarkan pada sebuah panduan wawancara,
persentase
elektoral
PPP
mengalami kenaikan dibanding Pemilu 2009
Wawancara
pertanyaan-pertanyaan
mendalam
terbuka,
ini
dan
penyelidikan informal yang digunakan untuk 26 Untuk lebih lengkapnya lihat salinan Model E-1 DPR yang dilansir Biro Hukum KPU, Rekapitulasi Jumlah Perolehan Suara Sah Partai Politik Secara Nasional dalam Pemilu Anggota DPR tahun 2014.
48
memfasilitasi diskusi tentang isu-isu yang diangkat. Mengacu hal tersebut akan dibuat
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
catatan-catatan lapangan yang mendalam.
internal PKB dan PPP. Pemilihan informan
Percakapan tersebut merupakan data mentah
bukan
yang kemudian menjadi bahan analisis dan
peneliti, melainkan didasarkan pada tema dan
interpretasi dalam laporan penelitian.
substansi penelitian. Adapun pihak-pihak
Sementara sumber sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (library research),
semata
berdasarkan
subyektivitas
yang dijadikan informan penelitian ini adalah sebagai berikut:
dengan
1. Drs. H. Saifullah Ma’shum (Ketua
mengumpulkan berbagai macam literatur
Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP)
relevan baik itu jurnal, buku, working paper,
DPP PKB, Anggota DPR RI dari
laporan jurnalistik di media massa, dokumen
PKB 2004-2009, Dewan Tanfidz DPP
resmi partai, dan hasil survei lembaga
PKB).
yaitu
instrumentasi
penelitian
independen yang memiliki kaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun dilakukan
DPW PKB DKI Jakarta, Anggota
langkah-langkah
dalam
2. H. Hasbiallah Ilyas, S.Ag. (Ketua
menganalisis
yang data
di
lapangan yaitu: pertama, melakukan studi
DPRD DKI Jakarta dari PKB 20142019). 3. Dr.
H.R.
Achmad
pendahuluan dengan meneliti kajian-kajian
Natakusumah,
penelitian
membahas
(Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta
mengenai masalah partai politik Islam (PKB
dari PPP 2014-2019, Ketua DPP PPP,
dan
Kedua,
Anggota DPR RI Dapil Banten dari
mengumpulkan literatur relevan sesuai dengan
PPP 2009-2014, Bupati Pandeglang
fokus permasalahan yang diangkat. Ketiga,
Banten 2000-2009).
PPP)
terdahulu
di
dalam
yang
pemilu.
SH,
MH,
Dimyati M.Si.
melakukan wawancara mendalam terhadap
4. H. Achmad Fauzan, SH, M.Kom.I.
para informan penelitian yang terkait dengan
(Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta
topik penelitian. Untuk itu, dalam penelitian
dari PPP 2014-2019).
ini informan yang dipilih adalah informan
5. H. Joko Krismiyanto, SQ. (Ketua
yang menyangkut keputusan partai dalam hal
DPW PPP DKI Jakarta 2014-2019,
ini pengurus atau struktur pimpinan partai
Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu
Islam (PKB dan PPP) yang terlibat dalam
DPW PPP DKI Jakarta).
proses
Pemilu
Untuk
6. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj (Ketua
dilakukan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
dengan beberapa intelektual dan akademisi
(PBNU), anggota Tim Lima pendiri
yang menurut peneliti memiliki kepakaran
PKB).
memperkaya
Legislatif
data,
2014.
wawancara
dalam persoalan kepartaian dan politik Islam
7. Prof. (riset) Dr. Syamsuddin Haris,
di Indonesia serta memahami dinamika
M.Si. (Kepala Pusat Penelitian Politik
49
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
LIPI
2008-2014,
Peneliti
Senior
Politik LIPI).
Sedangkan paradigma Islam politik adalah gerakan atau kegiatan sekelompok umat Islam
8. Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA. (Guru
di bidang politik dengan menggunakan label
Besar Politik Islam, Dekan FISIP UIN
Islam, baik simbol, asas, ataupun atribut
Jakarta).
lainnya. Dengan kata lain, konsep yang
Keempat,
melakukan
komparasi
pertama
menggunakan
pendekatan
dengan data lain untuk menemukan lokus
substansialistik, sedang konsep yang kedua
korelasi dan permasalahannya. Dan yang
menggunakan pendekatan formalistik.28
kelima,
menulis
berdasarkan
hasil
argumentasi
penelitian
ini
analisis
dari
berbagai data tersebut.
Pendekatan
formalistik
dalam
pandangan M. Syafii Anwar, menunjukkan perhatian pada orientasi yang cenderung menopang
masyarakat
politik
yang
Politik Islam dan Islam Politik: Sebuah
dibayangkan (imagined Islamic polity), seperti
Kerangka Pemikiran
terwujudnya suatu sistem politik Islam,
Konsep “Politik Islam” dan “Islam
munculnya partai Islam, ekspresi simbolis dan
Politik” kendati terdiri dari dua kata yang
idiom-idiom politik Islam, dan sebagainya.
sama, yakni politik dan Islam atau Islam dan
Pendekatan
ini
sangat
politik, tetapi masing-masing mempunyai
ideologisasi
dan
politisasi
makna yang berbeda. Kata Islam yang
keagamaan secara formal.29
menekankan simbolisme
terdapat dalam konsep “Politik Islam” yang
Secara umum pendekatan formalistik
apabila diterjemahkan bisa diartikan sebagai
ini berpandangan bahwa Islam harus menjadi
“politik yang sesuai dengan ajaran Islam” atau
dasar negara, syariah harus diterima sebagai
“politik yang islami.” Sedang kata Islam yang
konstitusi negara, kedaulatan politik ada di
terdapat
Politik”
tangan Tuhan, gagasan tentang negara bangsa
berfungsi sebagai “pemilik” atau “yang
(nation state) bertentangan dengan konsep
memiliki” yaitu ajaran tentang politik. Jadi,
ummah yang tidak mengenal batas-batas
“Islam politik” berarti ajaran Islam tentang
politik atau kedaerahan, dan sistem politik
politik.27
modern
dalam
Jika
konsep
paradigma
“Islam
politik
Islam
diletakkan
dalam
posisi
yang
berlawanan dengan negara Islam.30
menekankan pada gerakan atau kegiatan
Meminjam kerangka Gulalp, bahwa
sekelompok umat Islam di bidang politik
pendekatan formalistik ini masuk ke dalam
secara kultural dan substansial dengan tidak
kategori “Islam politik”, yaitu Islam yang
menggunakan
partai
berlabel
Islam. 28
27
Makrum Kholil, Dinamika Politik Islam Golkar di Era Orde Baru, Tangerang: Gaya Media Pratama, 2009, hlm. 36.
50
Ibid, hlm. 42. Lihat M. Syafii Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1995. 30 Ibid. 29
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
muncul atau ditampilkan sebagai kerangka
organisasi sosial keagamaan Islam, yaitu NU
ideologi politik dan menjelma dalam bentuk
dan Muhammadiyah.32
partai politik. Dengan demikian Islam politik
Sementara
itu,
adalah Islam yang berusaha diwujudkan dan
substansialitik
diaktualisasikan
Syamsuddin diartikan sebagai pendekatan
dalam
kekuasaan
atau
dalam
pendekatan
yang
bidang legislatif dan eksekutif. Fenomena
substansial nilai-nilai Islam dalam aktivitas
berdirinya partai-partai politik Islam pasca
politik, bukan sekadar manifestasinya yang
Orde
formal,
dapat
dijelaskan
dengan
baik
tuntutan
Din
kelembagaan politik resmi, khususnya pada
Baru
menekankan
terminologi
dalam
manifestasi
ide
maupun
pendekatan Islam formalistik atau pendekatan
kelembagaannya. Bagi pendukung orientasi
Islam politik.31
ini, yang lebih penting adalah eksistensi
Bila dilihat dari aspek kelembagaan,
ajaran-ajaran
Islam dalam arena
politik
terdapat dua kategori Islam politik yang lahir
Indonesia, dan untuk mendorong islamisasi
pada Era Reformasi. Pertama, Islam politik
perlu dilakukan kulturalisasi, yaitu penyiapan
yang terlembaga menjadi partai dan kedua
landasan
yang non-partai, seperti ormas-ormas Islam.
budaya
menuju
terwujudnya
33
masyarakat Indonesia modern.
Karakteristik partai politik Islam kerap dilihat dari dua hal, yaitu asas dan basis massa. Dari
Partai Politik Islam dan Pemilu Legislatif
segi asas, partai Islam dimaknai sebagai partai
2014
yang menggunakan asas Islam di dalam
Pada pemilu yang diselenggarakan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
tanggal 9 April 2014, empat partai Islam
(AD/ART), seperti PPP, PKS, dan PBB.
dinyatakan berhasil melampaui ambang batas
Sedangkan
Islam
parlemen (parliamentary threshold) sehingga
dimaknai sebagai partai yang memosisikan
mendapatkan kursi di DPR yaitu PPP, PKS,
ormas-ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama
PKB, dan PAN. Bila merujuk hasil Pemilu
partai
berbasis
massa
(NU) dan Muhammadiyah sebagai basis massa partai. Partai yang masuk golongan ini antara lain PKB dan PAN. Walaupun PKB dan PAN tidak menjadikan Islam sebagai asas di AD/ART, tetapi dalam penelitian ini digolongkan sebagai partai politik Islam karena pertimbangan kedua partai tersebut secara kultural tidak bisa dilepaskan dari 31
Halil Gulalp, Political Islam in Turkey: The Rise and Fall of The Rifah Party, The Muslim World, Hartford Seminary, Vol. 89, No.1, 1999.
32
Secara historis, PKB dan PAN masingmasing didirikan oleh kader NU dan Muhammadiyah. Namun, PKB dan PAN bukan merupakan partainya NU dan Muhammadiyah, sebab kedua ormas tersebut tidak berpartai. PKB dan PAN enggan disebut sebagai Partai Islam karena secara de jure PKB dan PAN telah menyatakan diri di dalam AD/ART-nya sebagai partai yang berasaskan nasionalis, sekalipun mayoritas basis massa pemilih mereka berasal dari kalangan Islam. Sehingga, yang disebut sebagai basis massa pemilih Islam di sini yaitu individu-individu yang berasal dari kader NU dan Muhammadiyah yang masing-masing menyalurkan aspirasi politiknya melalui PKB dan PAN, walaupun itu tidak semua, tetapi jumlahnya cukup signifikan. 33 M. Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998, hlm. 154.
51
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
2004 dan Pemilu 2009, tiga dari empat partai
peningkatan dukungan elektoral (persentase
politik Islam itu (PKB, PAN, PPP) mengalami
suara).
penurunan
dukungan
elektoral.
Namun
konstelasi politik berubah pada Pemilu 2014, tiga
partai
Islam
tersebut
mengalami
Tabel 1 Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Politik Islam (4 besar) Pada Pemilu Legislatif (Anggota DPR) Tingkat Nasional Masa Reformasi No 1.
Nama Partai PKB
Pemilu 1999 Suara % 13.336.982 12,61
Pemilu 2004 Suara % 11.989.564 10,57
Pemilu 2009 Suara % 5.146.302 4,95
Pemilu 2014 Suara % 11.298.957 9,04
2.
PPP
11.329.905
10,71
9.248.764
8,15
5.544.332
5,33
8.157.488
6,53
3.
PAN
7.528.956
7,12
7.303.324
6,41
6.273.462
6,03
9.481.621
7,59
4.
PKS
1.436.565
1,35
8.325.020
7,34
8.204.946
7,89
8.480.204
6,79
Sumber: Diolah penulis dari data hasil pemilu yang dilansir KPU Pusat 1999-2014. Kenaikan
dukungan
elektoral
mayoritas
pemilu 2014, PKB mengalami kenaikan
partai-partai Islam di Pemilu Legislatif 2014
hampir 5 persen, dari yang sebelumnya
merupakan fenomena baru di pemilu masa
(Pemilu 2009) mendapat 4,95 persen menjadi
Reformasi. Sebab selama pemilu legislatif
9,04 persen suara. Kursi di DPR pun
masa Reformasi ketiga partai tersebut selalu
meningkat
mengalami kemerosotan suara. Selain itu
Peningkatan terbesar suara PKB terjadi di
terdapat prediksi dari para pengamat politik
Dapil Jawa Timur. Di daerah ini PKB meraih
dan
15 kursi DPR.
lembaga-lembaga
survei
yang
menyatakan bahwa partai-partai Islam akan sulit
mengalami
28
menjadi
47
kursi.
Setelah lima tahun peta politik Jawa
dukungan
Timur dikuasai Partai Demokrat, kini di
mengalami
Pemilu Legislatif 2014 warnanya kembali
kemerosotan seperti pada Pemilu 2004 dan
menjadi hijau. Kemenangan kembali PKB
2009. Namun ternyata ramalan itu meleset,
terlihat dari hasil rekapitulasi perolehan suara
mayoritas
partai yang dilakukan KPU. Berdasarkan data
elektoral
dan
peningkatan
dari
cenderung
kekuatan politik Islam justru
mengalami kenaikan dukungan. Dari
Islam,
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, PKB berhasil
kenaikan
mendapat 3.671.911 suara (19,61 persen)
dukungan suara, kecuali PKS yang menurun
sekaligus keluar sebagai pemenang pemilu di
persentase
Jawa Timur.34 Pada Pemilu Legislatif 2014 di
mayoritas
sisi partai
dan
partai
rekapitulasi suara dari KPU, khususnya di
politik
mengalami
kursinya.
PKB
sendiri
merupakan partai politik Islam yang paling signifikan
52
peningkatan
dukungannya.
Di
34
Mujib Anwar, Hasil Pemilu di Jawa Timur: PKB Kuasai 17 Kabupaten-Kota dan PDIP 16, http://www.tribunnews.com/pemilu-
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Jawa Timur ini, dari 38 kabupaten/kota, PKB
Sementara
dari
tubuh
partai
berhasil menang di 17 daerah, yakni Sidoarjo,
nasionalis-sekuler di Pemilu 2014 secara
Kota
Pasuruan,
nasional, mayoritas mengungguli partai-partai
Bondowoso,
politik Islam. Di posisi pertama sekaligus
Pasuruan,
Kabupaten
Kabupaten
Probolinggo,
Situbondo, Jember, Kota Batu, Trenggalek,
menjadi
Jombang, Kabupaten Madiun, Bojonegoro,
Perjuangan
Tuban, Lamongan, Gresik, Pamekasan, dan
23.681.471 (18,95%) dan 109 kursi DPR.
Sumenep.
35
pemenang
Pemilu,
dengan
Keberhasilan
PDI
yaitu
perolehan
PDI suara
Perjuangan
menurut
Kemenangan PKB di Jawa Timur
peneliti tidak bisa dilepaskan dari faktor
mengulang sukses yang pernah diraih pada
Jokowi yang banyak mendapat simpati dari
pemilu 1999 dan pemilu 2004. Waktu itu,
pemilih karena dinilai sebagai figur yang jujur
partai berlambang bola dunia yang dikelilingi
dan merakyat. Selain itu, gaya kepemimpinan
sembilan bintang ini juga berhasil keluar
blusukuannya yang diadaptasi sejak menjabat
sebagai pemenang pemilu di Jawa Timur.
walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta,
Namun sukses tersebut terhenti pada pemilu
cukup
2009, di mana pemenang pemilu berhasil
masyarakat luas.
direbut oleh Partai Demokrat.
mendapat
Selanjutnya,
respons
partai
positif
dari
baru
yang
Sementara partai politik Islam lainnya
mendapat suara yang cukup memuaskan
di dalam konteks nasional, seperti PPP dan
adalah Nasdem yang meraih suara 6,72 persen
PAN juga mengalami peningkatan suara,
dan mendapat 35 kursi. Performa baik dari
masing-masing mendapat 6,53 persen (39
Nasdem di Pemilu 2014 tak terlepas dari
kursi) dan 7,59 persen (49 kursi). Sedangkan
faktor media yang dimiliki Ketua Dewan
PKS di Pemilu 2014 ini, persentase suara dan
Pembina
kursinya menurun. Di Pemilu 2009 PKS
medianya tersebut, Partai Nasdem semakin
mendapat 7,89 persen suara dan 57 kursi. Kini
dikenal
di Pemilu 2014 PKS hanya mendapat 6,79
elektabilitasnya pun kian meroket.
persen suara dan 40 kursi DPR. Penurunan persentase
PKS
ini,
menurut
peneliti
Partai,
Surya
banyak
Lalu partai
Paloh.
kalangan
Dengan
sehingga
yang paling banyak
mengalami penurunan perolehan suara dan
dipengaruhi oleh faktor memburuknya citra
kursi
adalah
PKS akibat tersangkutnya Presiden PKS
sebelumnya (Pemilu 2009) mendapat 20,81
Luthfi Hasan Ishak dalam kasus korupsi
persen
pengadaan sapi di Kementerian Pertanian.
memperoleh 10,19 persen suara dan 61 kursi.
dan
Partai
148
kursi
Demokrat.
sekarang
Dari
hanya
Kemerosotan Demokrat di Pemilu 2014 ini, 2014/2014/04/24/hasil-pemilu-di-jawa-timur-pkbkuasai-17-kabupaten-kota-dan-pdip-16, diakses pada 4 Juli 2015. 35 Ibid.
disebabkan
kader-kadernya
banyak
yang
tersangkut korupsi dan menjadi tersangka
53
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
KPK. Beberapa pengurus DPP Demokrat kini
(Jakarta Timur), Dapil DKI Jakarta II (Jakarta
telah berada di penjara seperti: Muhammad
Pusat, Jakarta Selatan, Luar Negeri), dan
Nazaruddin,
Dapil DKI Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta
Anas
Urbaningrum,
Andi
Mallarangeng, dan Angelina Sondakh. Akibat
Utara, dan Kepulauan Seribu).
penurunan ini, suara Demokrat banyak beralih
PKB dari yang sebelumnya hanya
ke beberapa partai lain, seperti PKB dan PAN.
mendapat 1,46 persen, sekarang meningkat
Kemudian
partai
yang
banyak
menjadi
4,89
persen
suara.
Bila
mengalami kenaikan suara dan kursi adalah
dikomparasikan dengan Pemilu 2009, 2004
Partai Gerindra, dari 4,46 persen suara (26
dan Pemilu 1999, perolehan elektoral PKB
kursi) menjadi 11,81 persen (73 kursi).
pada Pemilu 2014 DPR di Dapil DKI Jakarta
Kenaikan
banyak
masih berada pada posisi tertinggi kendati
dipengaruhi oleh faktor iklan politik yang
tidak ada kursi yang didapatkan. Begitu juga
masif dan berkesinambungan di berbagai
dengan PPP yang mengalami peningkatan.
media massa. Untuk PBB dan PKPI karena
Dari sebelumnya (Pemilu 2009) mendapat
suaranya tidak memenuhi ambang batas
4,60 persen suara (1 kursi) menjadi 10,17
parliamentary threshold 3,5 persen, maka
persen (3 kursi). Sedangkan PAN mirip
tidak mendapatkan kursi di DPR.
dengan PKB, secara kursi meningkat (4,32%)
tajam suara
Sementara
Gerindra
Pemilu
namun tidak ada kursi yang didapatkan. Dan
Legislatif 2014 DPR RI di Dapil DKI Jakarta,
untuk PKS sendiri adalah partai Islam satu-
persentase elektoral partai-partai politik Islam
satunya yang secara suara dan kursi menurun.
mengalami peningkatan dibanding Pemilu
Pada pemilu 2009, PKS mendapat 18,39
Legislatif 2009, kecuali PKS yang menurun.
persen suara (4 kursi). Namun di pemilu kali
Di
ini turun menjadi 10,99 persen suara dengan
wilayah
ini
itu,
ada
untuk
tiga
Dapil
yang
diperebutkan, yaitu Dapil DKI Jakarta 1
meraih 3 kursi.
Tabel 2 Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Politik Islam (4 besar) Pada Pemilu Legislatif (Anggota DPR) di Dapil DKI Jakarta Masa Reformasi
No 1. 2. 3. 4.
Nama Partai PKB PPP PAN PKS
Pemilu 1999 Suara % 174.661 3,60 806.298 16,61 797.766 16,34 231.545 4,81
Pemilu 2004 Suara % 148.817 3,30 367.252 8,15 322.074 7,15 1.035.834 22,99
Pemilu 2009 Suara % 55.560 1,46 174.375 4,60 142.434 3,76 696.706 18,39
Pemilu 2014 Suara % 239.181 4,89 497.852 10,17 211.540 4,32 537.905 10,99
Sumber: Diolah penulis dari data hasil pemilu yang dilansir KPU Pusat dan KPU DKI Jakarta 1999-2014. Bila mengacu perolehan suara partai-
politik Islam masih tertinggal jauh. Di Dapil
partai nasionalis-sekuler, rupanya suara partai
DKI Jakarta sendiri yang memenangkan
54
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Pemilu 2014 adalah PDI Perjuangan dengan
Penurunan dua kali suara PKB di pemilu ini
raihan suara 28,8 persen (6 kursi), naik dua
menjadi pukulan telak sekaligus pelajaran
kali lipat dibanding Pemilu 2009. Di samping
bagi PKB. Apalagi bila melihat basis sosial
PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai
kuat yang dimiliki PKB, semestinya PKB
Golkar juga mengalami peningkatan suara dan
dapat mempertahankan perolehan suara di
kursi. Masing-masing memperoleh 12,48
1999, atau setidaknya dapat sama dengan
persen (3 kursi) dan 8,8 persen (3 kursi).
hasil Pemilu 2004. Namun dalam realitanya PKB justru mengalami degradasi kekuatan
Performa Elektoral PKB pada Pemilu
elektoral dengan penurunan perolehan suara
Legislatif 2014 DPR RI di Dapil Dki
yang signifikan. Melihat
Jakarta
situasi
yang
kritis
itu,
Saat pertama kali PKB berkontestasi
kepemimpinan PKB pada periode 2009-2014
dalam pemilu, sambutan masyarakat pemilih
yang dikomandoi oleh Muhaimin Iskandar
begitu antusias. Hal itu terlihat dari perolehan
menghadapi tantangan besar untuk melakukan
suara PKB yang signifikan di Pemilu 1999
terobosan-terobosan baru guna meningkatkan
dengan keluar sebagai pemenang ketiga
dukungan suara PKB di dalam pemilu.
setelah PDI Perjuangan dan Golkar. PKB saat
Pertaruhannya adalah, jika PKB masih terus
itu mengantongi
12,61%.
mengalami involusi elektoral di Pemilu 2014,
Perolehan suara tersebut sudah tergolong
maka bukan tidak mungkin ke depan PKB
fantastis untuk ukuran partai baru. Sebab rata-
hanya
rata partai baru cenderung berada di posisi
melewati
bawah atau maksimal lima besar di kala awal
(parliamentary threshold) 3,5 persen. Jika itu
ikut pemilu.
terjadi, tentu ceruk pemilih dari kalangan
suara sebesar
tinggal
nama
ambang
karena batas
tidak
bisa
parlemen
Namun permulaan yang baik itu
Nahdliyin (NU) yang selama ini menjadi basis
rupanya tidak dilanjutkan PKB di dua pemilu
dukungan terbesar PKB, akan pindah ke partai
berikutnya. Perolehan suara PKB di Pemilu
lain yang bukan anak kandung dari NU. Jika
2004 dan 2009 mengalami kemerosotan, yang
itu terjadi, suara warga NU akan semakin
masing-masing mendapat 10,57 persen dan
terfragmentasi dan aspirasi mereka juga
4,95 persen. Serupa dengan DPR tingkat
semakin berat untuk diperjuangkan oleh
nasional, perolehan suara PKB di Pemilu
partai-partai yang memang bukan dibidani
Legislatif DPR Dapil DKI Jakarta juga terus
oleh tokoh dan kalangan NU itu sendiri.
mengalami penurunan dari 3,60 persen di
Untuk meredam kekalutan itu semua,
tahun 1999, lalu turun di Pemilu 2004 menjadi
di Pemilu 2014 ini PKB terlihat banyak
3,30 persen, dan puncaknya pada Pemilu 2009
melakukan terobosan-terobosan baru yang
yang hanya memperoleh 1,46 persen suara.
belum pernah dilakukan sebelumnya. Dari
55
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
berbagai langkah yang PKB lakukan ternyata
Namun sebaliknya, bila di dalam partai kerap
cukup efektif dalam meningkatkan perolehan
muncul
suara
konflik, maka yang terjadi adalah kemacetan
PKB.
Hasil
penelusuran
peneliti,
peningkatan suara PKB di Dapil DKI Jakarta
faksi-faksi
yang
berujung pada
di dalam mencapai tujuan bersama.
lebih banyak dipengaruhi oleh DPP PKB,
Faksionalisasi di dalam tubuh partai
karena dari segi pemilihan caleg DPR yang
politik kerap terjadi karena lemahnya kontrol
menyeleksi langsung dari DPP. Sedangkan
pimpinan (manajer) partai dan lemahnya
pada ranah DPW PKB DKI Jakarta lebih
konsolidasi partai. Artinya bila di dalam
fokus pada tingkatan DPRD. Walaupun
partai, pengurus dan kadernya solid, maka
demikian, ada juga caleg DPR dan DPRD
faksionalisasi akan sulit muncul.36 Keutuhan
yang saling bersinergi, namun itu pun
partai
jumlahnya tidak banyak.
pembelahan
Dari
hasil
dalam
dari partai
ada
tidaknya
(faksionalisme
internal). Adanya dialog dalam partai memang
dilakukan terhadap performa PKB dalam
prasyarat penting bagi tumbuhnya wacana
Pemilu Legislatif 2014, peneliti menemukan
yang sehat, namun tumbuhnya perdebatan
enam
menyebabkan
bahkan lahirnya faksionalisme dalam partai
meningkatnya dukungan elektoral PKB pada
akan dapat merugikan pengembangan partai
Pemilu Legislatif 2014 DPR di Dapil DKI
politik ke depan. Kendati partai politik
Jakarta.
soliditas
merupakan kumpulan aktor yang memiliki
partai (tidak ada konflik internal), dukungan
kepentingan dan kebutuhan berbeda tetapi
kuat dari organisasi sosial keagamaan (NU),
perbedaan itu bukan lantas dapat dijadikan
pemunculan figur populer, dukungan modal
pemecah soliditas partai.
yang
Faktor-faktornya
intensif
dilihat
yang
faktor
analisa
dapat
yaitu:
finansial, kepemimpinan politik Muhaimin Iskandar,
serta
pelembagaan
dan
pengorganisasian pemenangan pemilu.
Semenjak kelahirannya pada 23 Juli 1998, PKB bisa dikatakan tak pernah lepas dari konflik. Dualisme kepemimpinan Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz selalu menyulut
Soliditas
Partai
(Tidak
Ada
Konflik
perseteruan yang tajam. Hal itu terlihat misalnya ketika Ketua Dewan Syuro DPP
Internal) Soliditas partai merupakan salah satu
PKB
Gus
Dur
sebagai
tokoh
sentral
faktor penting bagi partai politik untuk
berpolemik dengan beberapa orang yang
menciptakan
dianggap tidak sejalan dengannya. Misalnya
kohesivitas
dan
stabilitas
organisasi. Jika di dalam suatu partai hanya
kasus
pemecatan
sedikit diterpa oleh faksionalisasi, maka roda
pemecatan
Alwi
Matori
Abdul
Djalil,
Shihab,
pemberhentian
dan mesin partai akan lebih mudah dijalankan, 36
sehingga bisa mencapai tujuan bersama.
56
Paul G Lewis, Political Parties in PostCommunist Eastern Europe, New York: Routledge, 2000, hlm. 116.
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Khoirul Anam, reposisi Saifullah Yusuf,
strategis untuk menciptakan soliditas dan
konflik yang terjadi dengan kubu Muhaimin
stabilitas partai. Dari langkah-langkah intensif
Iskandar hingga ketegangan antara Muhaimin
itu akhirnya mampu menciptakan situsasi
Iskandar
pasca
internal partai yang lebih kondusif dibanding
wafatnya Gus Dur. Hasil konflik internal itu
kondisi menjelang Pemilu 2009. Tidak ada
membuat banyak elite PKB yang akhirnya
lagi kepengurusan ganda, baik di level pusat
keluar dari struktural PKB dan membuat
maupun di bawahnya. Sehingga konsolidasi
partai sempalan seperti PKNU.
program pemenangan pemilu bisa berjalan
dengan
Yenny
Wahid
Imbas dari dinamika konflik itu,
sesuai dengan yang diharapkan.
khususnya konflik antara Gus Dur dan
Konsolidasi politik dan organisasi pun
Muhaimin Iskandar pada 2008, menyebabkan
dapat dilakukan dengan cepat. Kader-kader
PKB sempat berada pada situasi yang kurang
dan tokoh-tokoh pendahulu seperti Alwi
menguntungkan karena kondisi internal dan
Shihab, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud
eksternal partai yang tidak stabil. Secara
MD dan KH Ma’ruf Amin, dirangkul kembali
internal, kekuatan partai terbelah akibat
untuk membesarkan PKB. Hubungan dengan
konflik yang berkepanjangan. Implikasinya
NU yang sempat ranggang disinergikan
dirasakan
menghadapi
kembali. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil
seharusnya
Siradj pun kerap kali ikut serta dalam
dialokasikan untuk merencanakan strategi
menyapa basis-basis NU di banyak daerah.38
pemilu malah terkuras untuk kepentingan
Selain itu, PKB juga melakukan konsolidasi
mengelola dan menyelesaikan konflik. Dari
total melalui seluruh jajaran pengurus, baik
segi eksternal, suasana kompetisi politik yang
dari tingkat pusat sampai ke tingkat akar
berlangsung pada saat itu sangat ketat, baik
rumput (DPP, DPW, DPC, DPAC).39
Pemilu
dalam 2009.
persiapan
Energi
yang
antarpartai maupun antarcaleg, baik caleg
Karena kian solidnya PKB menjelang
sesama partai maupun caleg yang berbeda
Pemilu 2014, berdampak pada meningkatnya
partai.37 Dampak dari itu semua, membuat
kekuatan
performa elektoral partai berlambang bola
mengantarkan PKB pada perolehan suara
dunia ini mengalami kemerosotan tajam pada
yang signifikan bila dibandingkan Pemilu
Pemilu 2009.
2009. Dari situ, bisa dilihat bahwa basis
elektoral
partai.
Sehingga
Berkaca dari pengalaman Pemilu
Nahdliyin di akar rumput, baik tingkat
2009, maka dalam menghadapi Pemilu 2014,
nasional maupun di DKI Jakarta akan tetap
DPP PKB melakukan berbagai langkah 37 Saifullah Ma’shum, dkk., Selamatkan Demokrasi Menangkan PKB: Pedoman Pemenangan Pemilu 2014 Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta: Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB, 2013, hlm.22.
38 Hanif Dakhiri, Aklamasi Cak Imin, http://politik.kompasiana.com/2014/09/06/aklamasi-cakimin-685904.html, diakses pada 10 April 2015. 39 Nahdliyin "Pulang Kandang", PKB Melejit, http://nasional.kompas.com/read/2014/04/10/ 0652009/Nahdliyin.Pulang.Kandang.PKB.Melejit), diakses pada 20 April 2015.
57
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
setia mendukung PKB jika struktur PKB
maka PKB merupakan satu-satunya partai
solid. Namun sebaliknya, jika PKB terus-
politik yang memiliki kekuatan basis massa
menerus dirundung konflik, warga Nahdliyin
terbesar di Indonesia, meskipun massa NU
yang mempunyai jiwa kohesivitas yang tinggi,
relatif cair. Atas basis massa yang besar itu,
akan memilih partai lain yang dekat dengan
maka dalam konteks Pemilu 2014, PKB
NU, selain PKB.
memberi
insentif
kuota
bagi
kalangan
Nahdliyin untuk mengisi pos pencalegan Dukungan Kuat dari Organisasi Sosial
PKB.40 Komposisinya sesuai tertuang di
Keagamaan (NU)
dalam konstitusi partai yaitu: 50 persen caleg
Secara
historis,
PKB
merupakan
dari kader dan pengurus PKB, 25 persen dari
partai politik yang lahir dan dibidani oleh
pengurus atau badan otonom NU, dan 25
tokoh-tokoh PBNU. Hadirnya PKB di kancah
persen dari kalangan profesional. Serangkaian
perpolitikan
nilai
nasional,
merupakan
atau
norma-norma
informal
yang
pengulangan sejarah bagi NU ketika menjadi
dimiliki bersama antara NU dan PKB inilah,
partai politik. Namun demikian, lahirnya PKB
yang menurut Fukuyama dapat dijadikan
memiliki atmosfer yang berbeda dengan partai
ikatan
NU di masa lalu. Ketika PKB didirikan, NU
terbangun.41
dalam
hubungan
sosial
yang
telah menyatakan diri kembali ke khitah 1926
Secara teoritis, basis massa PKB yang
dan tidak akan berpolitik praktis. Sehingga
berasal dari kalangan NU ini disebut juga
pengurus NU tidak diperkenankan untuk
sebagai modal sosial PKB. Menurut Pierre
merangkap jabatan di PKB.
Bourdieu, modal sosial (social capital) adalah
Selain menjadi anak kandung NU,
sumber daya aktual sekaligus potensial yang
PKB mewarisi berbagai tradisi yang dimiliki
dimiliki seseorang atau organisasi, yang
oleh NU seperti Dewan Tanfidz dan Dewan
berasal
Syuro. Di samping itu, ikatan kultural dan
terlembagakan
historis dengan NU sangat kental di PKB.
menerus
Warga
golongan
perkenalan timbal balik. Keanggotaan dalam
masyarakat tradisional di Indonesia dan
kelompok sosial tersebut memberikan kepada
sebagian besar Jawa memiliki karakteristik
anggotanya
yang unik, yaitu kental dengan sifat pedesaan
kolektif. Ia menambahkan pula bahwa modal
dan kekeluargaan yang kuat. Karakteristik
sosial
NU
yang
merupakan
dari
jaringan serta
dalam
mengacu
berlangsung
bentuk
berbagai
pada
sosial
pengakuan
bentuk
yang terus dan
dukungan
keuntungan
dan
yang unik ini merupakan sebuah kekuatan bagi PKB. Bila dihitung dari jumlah anggota NU yang 80 juta orang (angka moderat tentang jumlah warga NU secara nasional),
58
40 Lihat Saifullah Ma’shum, dkk., Produk Hukum Pemenangan Pemilu, Jakarta: Sekjen DPP PKB, 2012, hlm. 3. 41 Francis Fukuyama, Trust: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran, Ruslani (terj.), Yogyakarta: Penerbit Qalam: 2002, hlm. xii.
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
kesempatan yang didapatkan seseorang di
ini dukungan dari NU ke PKB, baik itu
dalam masyarakat melalui keanggotaanya.42
tingkat nasional mapun di DKI Jakarta lebih
Dalam
Nahdliyin
kuat bila dibandingkan Pemilu 2009. Tokoh-
merupakan anggota dari kelompok sosial
tokoh NU secara terbuka memberi dukungan
keagamaan yang memberikan dukungannya
penuh pada PKB di berbagai acara dan
kepada PKB. Karena sudah terbentuk jaringan
kesempatan.
yang kuat, maka keduanya akan terus
dilakukan dengan Muslimat, Fatayat, dan
bersimbiosis di dalam setiap aktivitasnya,
badan otonom NU lainnya. Ketua PBNU KH.
terutama di dalam ranah politik elektoral.
Said Aqil Siradj pun terlihat rajin menghadiri
konteks
ini,
warga
Kerjasama
secara
intensif
Menjelang Pemilu 2014, hubungan
acara yang diselenggarakan oleh DPP PKB.
NU dan PKB kian sinergis dan harmonis. Hal
Bahkan KH. Said Aqil juga tak sungkan-
itu tercermin dari kedekatan hubungan antara
sungkan untuk tampil dalam iklan kampanye
tokoh-tokoh PKB dan PBNU. Menurut Ketua
PKB.
Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB Saifullah Ma’shum, hubungan NU-PKB dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu historis,
ideologis,
kultural,
emosional,
Pemunculan Figur Populer Untuk menarik simpati dari pemilih, partai-partai politik Islam maupun partai
fungsional, dan struktural. Dari kesemua itu,
nasionalis-sekuler
hanya hubungan struktural yang tidak boleh
menampilkan
tercipta secara politis karena di dalam
memiliki pengaruh di kalangan masyarakat
AD/ART nya, NU tidak boleh terlibat politik
luas. Bone dan Ranney mengatakan bahwa
praktis. Tapi di luar itu, seperti hubungan
pemilih akan memilih calon atau kandidat
historis,
berdasarkan
ideologis,
kultural,
emosional,
tak
figur
luput
yang
kualitas
dalam
populer
instrumental
dan
atau
fungsional dilakukan jejaring yang luas oleh
kualitas simbolik yang bersangkutan. Kualitas
PKB.43
instrumental Dengan berbagai aspek itulah, maka
terhadap
adalah
kemampuan
keyakinan kandidat
pemilih dalam
NU-PKB bersimbiosis di Pemilu 2014. Dari
mewujudkan kebaikan bagi masyarakat yang
dokumen resmi partai PKB yang peneliti
akan dipimpin. Sementara kualitas simbolik
telusuri, terlihat memang dalam Pemilu 2014
mengacu pada kepribadian dan tampilan dari calon atau kandidat.44
42 Pierre Bourdieu, “The Forms of Capital”, dalam J. Richardson, (eds.), Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education, New York: Greenwood,1986, hlm. 47-51. 43 Wawancara dengan Drs. H. Saifullah Ma’shum, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB, Anggota DPR RI dari PKB (2004-2009), Dewan Tanfidz DPP PKB, Kamis, 7 Mei 2015, di Kantor Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI), Jakarta.
Menjelang Pemilu Legislatif 2014, baik itu di tingkat nasional maupun di DKI Jakarta, untuk mendapat dukungan yang masif
44 Hugh A Bone dan Austin Ranney, Politics and Voters, USA: Mc Graw-Hill, 1981, hlm 9.
59
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
dari pemilih, PKB gencar menampilkan tokoh
Jokowi, Prabowo, Megawati, Aburizal Bakrie,
populer. Dari pengamatan peneliti ada dua
Hatta Rajasa, dan lain sebagainya.
polarisasi pemunculan figur-figur populer
Lantas seberapa besar Rhoma Effect?
oleh PKB. Pertama dari internal dan kedua
Untuk mengetahui hal itu, kita bisa berkaca
dari eksternal partai. Dari figur internal yang
dari jajak pendapat yang dilakukan oleh
muncul adalah tokoh-tokoh dari PKB dan NU
lembaga-lembaga survei. Dari berbagai survei
itu sendiri, seperti pengurus PKB, mantan
yang pernah diadakan, ternyata elektabilitas
pengurus PKB, dan tokoh NU. Misalnya
Rhoma Irama paling besar hanya mencapai
Mahfud MD (Mantan pengurus PKB, Mantan
3,5%.45
Menteri dan Anggota DPR dari PKB, serta
menunjukkan bahwa Rhoma Effect tetap ada,
bakal Calon Presiden dari PKB), KH. Said
namun pengaruhnya tidak signifikan dan
Agil Siradj (Anggota Tim Lima pendiri PKB),
merata di seluruh Indonesia. Hanya di
Alwi Shihab (Mantan Ketua Umum PKB),
beberapa
Khofifah Indar Parawansa (Mantan Pengurus
berpengaruh. Misalnya di Aceh, Kalimantan
DPP PKB, Mantan Menteri dari PKB), KH.
Selatan, Jawa Barat, dan NTT. Pertanyaannya
A. Hasyim Muzadi (Mantan Ketua PBNU),
kemudian bagaimana dalam konteks DKI
KH. Dr. Ma’ruf Amin (Mantan pengurus
Jakarta?
PBNU).
berpengaruh bagi peningkatan suara PKB? Sedangkan
figur
eksternal
Apa
artinya?
daerah
Apakah
saja
faktor
Dari
hasil
faktor
Rhoma
itu
Rhoma
Irama
yang
Ternyata bila melihat kondisi masyarakat DKI
dimuncukan oleh DPP PKB sekaligus diusung
Jakarta yang majemuk dan kosmopolit, efek
menjadi bakal calon presiden adalah raja
Rhoma Irama masih berpengaruh namun tidak
dangdut Rhoma Irama. Bila dibandingkan 45
dengan tokoh-tokoh dari PKB atau NU, popularitas Rhoma Irama lebih di atas mereka. Sebab Rhoma Irama bagi masyarakat bukan sosok yang asing. Kiprahnya di belantika musik tanah air sudah dibangun sejak puluhan tahun. Lagu-lagu ciptaannya pun hingga kini masih akrab di telinga masyarakat. Sejak Rhoma Irama digadanggadang oleh PKB, namanya pun kian meroket. Dari jajak pendapat atau polling yang diadakan oleh lembaga survei atau lembaga penelitian, Rhoma kerap disejajarkan dengan tokoh-tokoh nasional capres lainnya seperti
60
Survei capres dilakukan oleh Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI pada 10-31 Mei 2013 di 31 provinsi di Indonesia dengan melibatkan 1.799 responden melalui wawancara tatap muka, dengan margin error 2,31 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei menunjukkan elektabilitas Joko Widodo berada di urutan pertama dengan persentase 22,6 persen. Lalu diikuti oleh Capres Gerindra, Prabowo Subianto 14,2 persen, Capres Golkar Aburizal Bakrie 9,4 persen. Kemudian, disusul Megawati Soekarnoputri dari PDI Perjuangan 9,3 persen, Jusuf Kalla 4,2 persen, Rhoma Irama 3,5 persen, Capres Hanura Wiranto 3,4 persen, Mahfud MD 1,9 persen, Hatta Rajasa 1,2 persen, Sri Sultan HB X 1,2 persen, dan Surya Paloh 1,2 persen. Sementara itu, untuk tokoh yang paling populer atau dikenal oleh pemilih urutan pertama ditempati oleh Megawati Soekarnoputri 93,2 persen, Jusuf Kalla 90,9 persen, Rhoma Irama 89,2 persen, Joko Widodo 85,1 persen, Prabowo Subianto 82,1 persen. Kemudian, Wiranto 77,8 persen, Aburizal Bakrie 76,9 persen, Ani Yudhoyono 73,5 persen, Hatta Rajasa 66,8 persen, Sri Sultan Hamengkubuwono X 55,6 persen, Agum Gumelar 54,6 persen, Surya Paloh 53,4 persen, Sutiyoso 50,3 persen, Yusril Ihza Mahendra 49,9 persen, dan Hidayat Nurwahid 47,5 persen.
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
sebesar di empat daerah yang disebutkan
program kerjasama wirausaha antara NU-Lion
Ma’shum.
Grup.
Dalam
program
itu,
Rusdi
menggelontorkan dana ratusan ribu dollar untuk pemberdayaan ekonomi anggota NU.
Dukungan Modal Finansial Sumber daya finansial bagi partai
Rusdi mengaku bahwa kolaborasi NU-Lion
politik mempunyai peran penting karena
Grup adalah bagian dari rencananya yang
hampir
lebih
setiap
ruang
gerak
politik
luas
untuk
memberdayakan
dan
membutuhkan pendanaan. Secara umum,
mengembangkan aktivitas ekonomi kader
partai
untuk
NU.47 Bergabungnya Rusdi Kirana membuat
memenuhi kebutuhan campaign finance dan
PKB kian segar dalam menghadapi Pemilu
party finance. Party finance adalah keuangan
2014.
memerlukan
dana
besar
partai politik yang diperoleh dan digunakan
Jika
pada
pemilu
untuk menjalankan kegiatan partai di luar
penyelenggaraan
masa
menggerakan
dilakukan secara sederhana, namun dengan
infrastruktur dan jaringan partai. Adapun
masuknya Rusdi Kirana, membuat PKB
campaign finance merupakan keuangan partai
mampu menyelenggarakan kampanye yang
politik yang diperoleh dan digunakan selama
lebih megah sebagaimana partai besar lainnya.
masa kampanye.46
Misalnya, PKB melakukan kampanye melalui
kampanye,
termasuk
kampanye
sebelumnya, PKB
kerap
Dalam konteks itu, masuknya bos
medium iklan di berbagai televisi dengan
Lion Grup Rusdi Kirana pada Januari 2014 ke
frekuensi tayang yang signifikan. Selain itu,
PKB dengan menjadi Wakil Ketua Umum,
PKB menggelontorkan dana yang besar untuk
membuat modal finansial partai ini semakin
menyewa konsultan politik Saiful Mujani
kuat.
Research and Consulting, sebagai konsultan
Seperti
diketahui,
Rusdi
Kirana
Menurut
Ma’shum,
merupakan pengusaha maskapai penerbangan
kampanyenya.48
yang
industri
penggunaan konsultan politik dan kampanye
kedirgantaraan Indonesia, nama Rusdi Kirana
yang baru pertama kali ini dilakukan, adalah
cukup populer. Maskapai penerbangan Lion
upaya untuk mengoptimalkan potensi yang
Air yang mempunyai semboyan “we make
dimiliki PKB.49
tergolong
sukses.
Di
people fly” selama dikomandoi Rusdi mampu
Kemampuan
yang
mampu
dari
Rusdi
Kirana
menguasai sebagain besar rute penerbangan di
memobilisasi
nusantara.
membuat jumlah dana kampanye PKB secara
Sebulan setelah bergabung di PKB, pada Februari 2014, Rusdi Kirana membuat 46
Burhanuddin Muhtadi, Perang Bintang 2014: Konstelasi dan Prediksi, Pemilu dan Pilpres, Jakarta: Noura Books, 2013, hlm. 152.
dana
PKB
47 Greg Fealy, The Puzzle of Rusdi Kirana and Islamic Politics, http://insidestory.org.au/the-puzzle-ofrusdi-kirana-and-islamic-politics, diakses pada 11 Februari 2015. 48 Ibid. 49 Wawancara dengan Drs. H. Saifullah Ma’shum, Op.Cit.
61
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
nasional pada tahun ini meningkat dibanding
beberapa pengakuan pengurus PKB di pusat
tahun
peneliti
maupun di tingkat DKI Jakarta, serta analisa
menanyakan hal ini kepada Ketua LPP DPP
pakar politik menilai bahwa kepemimpinan
PKB Saifullah Ma’shum ia mengatakan
politik
dengan ragu-ragu sekitar Rp. 800 miliar.
terutama dalam hal kemampuan memenej
Namun, secara cepat ia meralatnya. Ia
partai. Ia mampu menyatukan seluruh sumber
menyarankan peneliti untuk melihat hasil
daya partai dan membangun sistem yang
pelaporan dana partai di KPU. Peneliti
solid.
sebelumnya.
Ketika
Muhaimin
Iskandar
sangat
baik
kemudian menelusuri laporan dana partai-
Dalam analisa peneliti, kepiawaian
partai yang disampaikan ke KPU.50 Dari
manuver Muhaimin Iskandar dalam Pemilu
laporan tersebut menunjukan bahwa dana
Legislatif 2014 dapat dilihat dari beberapa
kampanye PKB yang berasal kas internal
hal. Pertama, Muhaimin Iskandar berhasil
partai sebesar Rp. 45.000.000.000. Sementara
memperkokoh struktur partai, SDM, dan
dana kampanye yang berasal dari sumbangan
ideologi partai. Dengan begitu, maka dapat
para
Rp.
tercipta kohesifitas yang simbiotik di internal
100.966.440.940. Bila ditotal, berarti PKB
partai. Kedua, Muhaimin berhasil menjaga
memiliki dana kampanye nasional sebesar Rp.
harmonisasi hubungan antara PKB dengan
145.966.440.940.
Pemilu
NU baik di pusat, wilayah, kabupaten bahkan
Legislatif 2014 DPR di Dapil DKI Jakarta,
sampai ranting. Serta dapat merangkul dan
DPW PKB DKI Jakarta secara tidak langsung
menjaga hubungan baik dengan Said Aqil
banyak terbantu oleh dukungan finansial dan
Siradj, Mahfud MD, Alwi Shihab, Ma’ruf
logistik Rusdi Kirana karena kampanye yang
Amin, Khofifah Indar Parawansa, Hasyim
dilakukan oleh DPP PKB di DKI Jakarta
Muzadi, Jusuf Kalla (Mustasyar/Penasehat
bertambah megah dan semarak. Sehingga hal
PBNU), dan tokoh-tokoh NU lainnya. Ketiga,
itu berefek pada dukungan pemilih di dalam
kemampuan
pemilu di tingkat DKI Jakarta.
menakapitalisasi ketokohan Rhoma Irama
Kepemimpinan Politik Muhaimin Iskandar
untuk melakukan kampanye. Berdasarkan
caleg
Aspek
PKB
berjumlah
Dalam
konteks
dalam
merupakan
survei popularitas Rhoma Irama di kalangan
di
dalam
masyarakat Indonesia cukup tinggi. Sehingga
menjalankan roda dan mesin partai politik.
dengan Muhaimin mengahadirkan Rhoma,
Bila kepemimpinan seorang ketua partai baik
maka secara langsung dapat mempengaruhi
maka akan menghasilkan output yang baik
elektabilitas PKB. Keempat, kemampuan
juga di dalam perkembangan partainya. Dari
Muhaimin dalam menggaet bos Lion Air
salah
satu
kepemimpinan
Muhaimin
faktor
penting
Rusdi Kirana ke PKB yang merupakan salah 50
Untuk lebih lengkapnya lihat laporan dana kampanye partai-partai politik peserta Pemilu 2014, melalui www.kpu.go.id.
62
satu penyumbang dana terbesar bagi PKB.
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Sehingga
itu
dapat
menunjang
logistik
menjalankan dan mengefektifkan mesin partai
kegiatan kampanye PKB di dalam pemilu.
di Pemilu 2014.
Pelembagaan
Performa Elektoral PPP pada Pemilu
dan
Pengorganisasian
Pemenangan Pemilu
Legislatif 2014 DPR RI di Dapil DKI
Dalam menghadapi Pemilu Legislatif
Jakarta
2014, persiapan yang dilakukan DPP PKB
PPP sejak didirikan pada 5 Januari
terlihat lebih matang dibandingkan pemilu-
1973 hingga 2014, telah mengikuti sembilan
pemilu sebelumnya. Bila dalam pemilu
kali pemilu. Sementara dalam pemilu masa
sebelumnya
organ-
Reformasi, PPP telah mengikuti empat kali
organ dan program-program hanya dalam
pemilu. Dari Pemilu 1999 hingga 2009,
hitungan 6 sampai 12 bulan. Tapi kini
perolehan
berbeda. Sejak dari dua setengah tahun
penurunan. Di pemilu pertama masa reformasi
sebelumnya,
membentuk
(Pemilu 1999), PPP mendapat suara nasional
(LPP).51
yang signifikan yaitu sebesar 11.329.905
Dengan masa yang relatif panjang tersebut,
(10,71%). Namun perolehannya itu tidak
sehingga PKB lebih punya banyak waktu
dapat dipertahankan di pemilu berikutnya.
dalam melakukan perencanaan, persiapan,
Pada Pemilu 2004 suara PPP menurun
konsolidasi
menjadi (8,15 persen), lalu di 2009 merosot
Lembaga
PKB
PKB
mempersiapkan
sudah
Pemenangan
dan
Pemilu
pelembagaan
program
pemenangan pemilu. Dengan
suara
PPP
terus
mengalami
lagi menjadi 5,33 persen. dan
Serupa dengan di lingkup nasional, di
pengorganisasian LPP yang berada di tingkat
tingkat Pemilu Legislatif DPR Dapil DKI
pusat maupun di daerah (termasuk di DKI
Jakarta
Jakarta) tersebut, setidaknya mempermudah
elektoral. Pada Pemilu 1999, suara PPP cukup
PKB untuk berkontestasi di dalam kontestasi
besar yaitu 16,61 persen. Namun kemudian
elektoral.
peneliti,
menurun tajam di Pemilu 2004 menjadi 8,15
pelembagaan dan pengorganisasian LPP DPP
persen. Dan kian terjun bebas pada Pemilu
PKB ini merupakan sebuah modal politik
2009, yang hanya meraih 4,60 persen.
yang
Dalam
efektif
pelembagaan
pandangan
untuk
mewujudkan
PPP
Setelah
mengalami
peneliti
mendalam
dan
kemunduran
melakukan
kepentingannya di dalam meraih kekuasaan
wawancara
menelusuri
politik. Dengan bekal pelembagaan dan
berbagai bahan literatur, peneliti menemukan
pengorganisasian LPP yang matang dan
tiga penyebab kenaikan suara PPP dalam
sistemtis tersebut, mempermudah PKB dalam
Pemilu Legislatif 2014 DPR Dapil DKI, yaitu pertama, kuatnya dukungan dari organisasi
51 Wawancara dengan Drs. H. Saifullah Ma’shum, Op.Cit.
sosial-keagamaan dan kultural (basis massa
63
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
NU DKI Jakarta dan massa kultural Betawi).
kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi)
Kedua, modal finansial caleg yang besar. Dan
untuk kepentingan bersama.52
ketiga karena faktor kampanye langsung/tatap muka dari caleg.
Secara historikalnya, PPP dibentuk dari kebijakan Pemerintah Orde Baru yang melakukan fusi partai. Partai-partai bercorak
Dukungan Organisasi Sosial Keagamaan
Islam digabung ke dalam PPP dan partai-
dan Kultural (Basis Massa NU DKI
partai bercorak nasionalis-kristen ke PDI. NU
Jakarta dan Massa Kultural Betawi)
yang merupakan partai Islam bersama tiga
Organisasi Sosial Keagamaan (Basis Massa
unsur pendukung lainnya (Parmusi, PSII,
NU DKI Jakarta)
Perti) melebur menjadi PPP.
PPP merupakan partai politik Islam
Menurut Ketua DPW PPP DKI
tertua dan memiliki jaringan paling luas di
Jakarta Joko Krismiyanto, basis Nahdliyin
antara partai politik Islam lainnya. Seperti
kuat
halnya dengan PKB yang mempunyai basis
adalah NU yang Masyumi. Jadi ketika NU
sosial dari kalangan Nahdliyin, PPP pun
masih
mempunyai basis massa yang serupa dengan
Masyumi, di Jakarta mayoritas berasal dari
PKB ditambah dari ceruk massa Islam
kalangan Masyumi.53 Namun kemudian ketika
lainnya, seperti Muslimin Indonesia, Perti,
Presiden Soekarno membubarkan Masyumi
dan Sarikat Islam. Sedang di DKI Jakarta
pada tahun 1960 karena dianggap terlibat
basis massa PPP juga datang dari massa
dalam pemberontakan PRRI, NU pun ikut
kultural betawi.
lepas dari Masyumi, dan berdiri menjadi
Basis sosial yang dimiliki PPP ini ada karena
merupakan
unsur
pendukung
partai
partai yang mandiri. Dari konteks itulah kemudian NU di Jakarta masih cenderung
pendukung PPP yang memang sejak lama
bercirikan Masyumi yang modernis. Selain
sudah menjadi unsur internal di dalamnya.
itu, pada Pemilu 1955, partai pemenang
Jaringan inilah yang kemudian diistilahkan
pemilu di DKI Jakarta adalah Masyumi, yang
sebagai
di
sosial.
dari
menjadi
jaringan
modal
hasil
karena secara historis NU di Jakarta
Robert
Putnam
dalamnya
NU
menjadi
pendukung
mendefiniskan modal sosial sebagai institusi
mayoritas. Dalam Pemilu tahun 1977 pun PPP
sosial yang melibatkan jaringan (networks),
menjadi pemenang pemilu di DKI Jakarta.
norma-norma (norms), dan kepercayaan sosial (social trust) yang mendorong kepada sebuah 52 Lihat Robert D. Putnam, Making Democracy Work: Civic Traditions in Modern Italy, Princeton: Princeton University Press, 1993. 53 Wawancara dengan H. Joko Krismiyanto, SQ, Ketua DPW PPP DKI Jakarta (2014-2019), Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu DPW PPP DKI Jakarta, Selasa, 21 April 2015, di Kantor DPP PPP, Jakarta.
64
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
“Dalam konteks DKI Jakarta
Basis Massa Kultural Betawi Di samping pendukung PPP yang
memang berbeda, sebab basis
berasal dari basis massa NU DKI Jakarta yang
massa PPP di Jakarta itu bukan
masih bercirikan Masyumi, pendukung kuat
murni kaum Nahdliyin, tapi lebih
PPP lainnya berasal dari massa kultural
pada
Betawi. Menurut data yang dilansir dari
walaupun sebagian besar massa
Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun
kultural betawi itu pun Nahdliyin
2012, kekuatan basis massa kultural Betawi di
juga. Sebab Nahdliyin di Jatim
DKI Jakarta cukup besar, yakni sekitar 30%.
dan Jateng itu kan memang
Komposisi etnik Betawi di DKI Jakarta
spesifik. Secara kultural memang
tersebut menjadi kekuatan sosial yang dapat
berbeda dengan Nahdliyin di
mempengaruhi perilaku politik pemilih di
DKI
DKI Jakarta.54 Peran massa kultural Betawi
perbedaannya
dalam mengangkat masalah isu etnis dan isu
lingkungannya. Kalau di Jawa
daerah guna memenangkan calonnya masih
Tengah
berpengaruh dalam konteks pemilu di DKI
lingkungan
Jakarta. Clifford Geertz sebagaimana dikutip
dibentuk oleh pondok pesantren.
Arbi Sanit, berpandangan bahwa agama,
Nah, lingkungan Nahdliyin di
keturunan, bahasa, ras, adat dan ikatan
Jakarta itu bukan pondok, tapi
kedaerah
lebih
merupakan
faktor-faktor
yang
massa
kultural
Jakarta.
dan
pada
betawi,
Saya
kira
terletak
pada
Jawa Nahdliyin
Timur itu
sekolah-sekolah
madrasah kebanyakan.”56
mengikat masyarakat dalam suatu kesatuan sosial.55 Peneliti politik LIPI yang pernah
Hampir mirip dengan pandangan di
meneliti dan membuat buku tentang PPP dan
atas, Syaiful Ma’shum menjelaskan bahwa
Politik
Haris
massa kultural Betawi itulah yang mempunyai
mengatakan bahwa basis pendukung PPP di
kesamaan pandangan keagamaan dengan PPP,
Jakarta tidak murni dari kalangan Nahdliyin,
sehingga di Jakarta PPP bisa lebih unggul dari
tetapi juga dipengaruhi oleh massa kultural
PKB.
Betawi. Ia menambahkan bahwa memang ada
“Di DKI, ulama atau kiai (Betawi), lebih
perbedaan antara Nahdliyin di DKI Jakarta
banyak ke PPP ya. Betawi itu lebih cenderung
dengan di Jawa Timur maupun Jawa Tengah.
ekslusif gagasan keagamaannya. Nah, anda
Orde
Baru,
Syamsuddin
tahu PKB lebih progresif keislamannya. 54 Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Majalah Tempo, Temuan Survei: Pilkada DKI Jakarta, Protes Kelas Menengah, Op.Cit. 55 Arbi Sanit, Swadaya Politik Masyarakat: Telaah tentang Keterlibatan Organisasi Masyarakat, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, hlm. 90.
56 Wawancara dengan Prof. (riset) Dr. Syamsuddin Haris, M.Si., Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI (2008-2014), Peneliti Senior Politik LIPI, Selasa, 5 Mei 2015, di Kantor Pusat Penelitian Politik LIPI, Jakarta.
65
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
Misalnya ketika ada kasus Ahmadiyah atau
daya yang segera dan langsung dikonversi
yang lainnya, mereka (PPP) kan cenderung
menjadi uang dan dapat dilembagakan dalam
tidak terlalu respect. Dan gerakan-gerakan
bentuk hak milik.58 Sementara peneliti sendiri
Islam keras, kayak FPI, itu PPP kan memiliki
mendefiniskan modal ekonomi dalam konteks
kesamaan. Nah rupanya Islam Betawi itu
politik sebagai dukungan finansial berupa
pandangannya
dana politik yang bersumber dari pribadi
masih
puritan.
Sehingga
orientasi keagamaan PKB dianggap terlalu
maupun para donatur.
terbuka dan liberal. Islam puritan yang
Dalam konteks Pemilu Legislatif di
dikembangkan oleh PPP itu yang menarik
DKI Jakarta ternyata juga tidak luput dari
dikembangkan oleh kiai-kiai Betawi.”57
masalah-masalah
di
atas.
Berdasarkan
Sejalan dengan itu, dukungan kuat
pernyataan dari caleg DPR dan DPRD DKI
massa kultural Betawi tidak bisa lepaskan dari
Jakarta yang peneliti wawancarai, hampir
tokoh-tokoh PPP yang memang banyak
semuanya mengatakan bahwa Pemilu DPR
berasal dari DKI Jakarta atau disebut sebagai
maupun DPRD di DKI, tak luput dari masalah
putra
seperti
finansial. Uang bukan lagi sekadar faktor
Suryadarma Ali, Djan Faridz, Abraham
pendukung atau sekunder namun sudah
Lunggana (Haji Lulung), dan tokoh-tokoh
menjelma menjadi faktor penentu untuk
PPP lainnya. Beberapa dari mereka tercatat
memenangkan seseorang kandidat atau caleg
bergabung di dalam organisasi kedaerahan
di dalam pemilu.59
asli
seperti
Betawi.
Badan
Misalnya
Musyawarah
Masyarakat
Betawi (Bamus Betawi).
Untuk diketahui, ada tiga orang caleg DPR Dapil DKI Jakarta dari PPP yang lolos menjadi Dimyati
Modal Finansial Caleg Di
anggota
dalam pemilu,
Natakusumah
Yaitu (68.353
Achmad suara),
politik
Achmad Fauzan Harun (50.323 suara), dan
maupun caleg memerlukan modal finansial
Okky Asokawati (35.727 suara). Achmad
untuk
kampanye.
Dimyati merupakan incumbent DPR Dapil
modal
Banten dan mantan Bupati Pandeglang dua
ekonomi/finansial bisa berupa investasi yang
periode. Achmad Fauzan mantan Kepala
diberikan
Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Dan Okki
memenuhi
Dalam
perspektif
seseorang
partai
DPR.
kebutuhan ekonomi,
kepada
pihak
lain,
kemudian dipertukarkan dengan keuntungan
Asokawati
adalah
mantan
model
dan
berupa barang atau jasa politik. Dalam terminologi
Pierre
Bourdieu,
modal
ekonomi/finansial diartikan sebagai sumber
57 Wawancara dengan Drs. H. Saifullah Ma’shum, Op.Cit.
66
Pierre Pierre Bourdieu, “The Forms of Capital”, Op.Cit., hlm. 47-51. 59 Hasil kesimpulan wawancara dengan Hasbiallah Ilyas, (Ketua DPW PKB DKI Jakarta), Joko Krismiyanto, SQ (Ketua DPW PPP DKI Jakarta), Achmad Dimyati Natakusumah, SH (Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta dari PPP), dan Achmad Fauzan (Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta dari PPP). 58
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
incumbent DPR Dapil DKI Jakarta. Ketiganya
Misalnya untuk caleg dari PPP DKI Jakarta,
menurut Ketua DPW PPP DKI Jakarta bukan
sebelum mendaftar sebagai caleg ditanyakan
pengusaha. Namun setelah peneliti telusuri,
terlebih dahulu perihal modal finansial yang
mereka ternyata semua mempunyai usaha,
dipunyai. Joko Krismiyanto, Ketua DPW PPP
namun yang menjalankan orang lain. Mereka
DKI
juga mampu menjaring teman-teman dari
menjabat sebagai Ketua Lajnah Pemenangan
kalangan pengusaha untuk membantunya
Pemilu DKI Jakarta mengatakan bahwa
dalam pemilu.
memang ada perihal kesanggupan modal
Jakarta,
yang
pada
Pemilu
2014
Peneliti juga menelusuri pelaporan
finansial ketika proses seleksi para caleg. Ia
dana kampanye PPP yang dilaporkan ke KPU,
juga mengakui bahwa pemilih sekarang,
terutama untuk DPR Dapil DKI Jakarta. Dan
termasuk pemilih di DKI Jakarta cenderung
memang benar ketiga caleg yang lolos
pragmatis. Ia mencontohkan misalnya ketika
menjadi anggota DPR di atas mempunyai
hendak ada kegiatan di masyarakat, segelintir
dana yang besar, hal itu dilihat dari jumlah
kelompok-kelompok
sumbangan yang diberikan kepada partai.
perorangan meminta agar bisa dibantu dalam
Ketiganya menyumbang dalam jumlah ratusan
urusan logistiknya. Belum lagi ditambah
juta rupiah. Untuk Achmad Fauzan Harun
adanya proposal-proposal sumbangan yang
sumbangan yang diberikan kepada PPP
setiap bulannya berjumlah puluhan. Sehingga
berjumlah Rp. 609.000.000. Sementara untuk
karena banyaknya beban yang mendera
Achmad Dimyati Natakusumah sumbangan
anggota dewan itu, maka mau tidak mau
yang diberikan ke partai Rp. 195.650.000, dan
mereka akhirnya harus mencari solusi untuk
Okky Asokawati menyumbang sebesar Rp.
merespons keinginan orang-orang itu.62
tertentu
maupun
127.450.000.60 Total dana rata-rata per caleg bila peneliti taksir sekitar 5 miliar. Bahkan tim sukses dari Achmad Fauzan, Muhammad Taufik
ketika
peneliti
Kampanye Langsung/ Tatap Muka Kampanye merupakan bagian dari
wawancarai,
serangkaian aktivitas politik di dalam proses
mengatakan bahwa dana yang dikeluarkan
penyelenggaraan pemilu. Dalam arti ini,
61
oleh bosnya itu mencapai 10 miliar lebih. Mahalnya
politik
adalah
periode
yang
berdemokrasi
diberikan oleh panitia pemilu kepada semua
sudah
mulai
kontestan, baik partai politik atau perorangan,
tampak dari proses penjaringan caleg-caleg.
untuk memaparkan program-program kerja
dalam
pemilu,
ongkos
kampanye
sebenarnya
dan memengaruhi opini publik sekaligus 60 Untuk lebih lengkapnya lihat laporan dana kampanye partai-partai politik peserta Pemilu 2014, melalui www.kpu.go.id. 61 Wawancara dengan Muhammad Taufik, tim sukses dari Achmad Fauzan, pada 23 April 2015 di Komplek DPR RI Kalibata, Jakarta Selatan.
62
Wawancara dengan H. Joko Krismiyanto,
SQ, Op.Cit.
67
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
memobilisasi masyarakat agar memberikan
silaturahmi jauh lebih efektif daripada baliho
suara kepada mereka sewaktu pencoblosan.63
dan iklan.
Dalam wawancara mendalam antara
Untuk menambah jumlah suara partai
peneliti dengan beberapa caleg dan ketua PPP,
yang akan berimbas pada perolehan suara
tergambarkan bahwa kenaikan suara PPP satu
caleg, maka ada beberapa caleg DPR dari PPP
faktornya adalah kampanye. Kampanye yang
yang melakukan sinergi kampanye dengan
dilakukan PPP dapat menarik simpati pemilih.
caleg DPRD DKI Jakarta. Misalnya tandem
Hal itu seperti yang diutarakan Suryadharma
kampanye yang dilakukan oleh caleg DPR
Ali bahwa kampanye yang dilakukan caleg-
Dapil 1 (Jakarta Timur) Achmad Fauzan,
caleg PPP tidak melalui media iklan televisi
yang
seperti partai-partai besar lainnya. Selain
caleg PPP untuk DPRD DKI Jakarta, yaitu
keterbatasan dana, mereka juga percaya
Belly Bilalussalam, Matnoor Tindoan, dan
bahwa kampanye yang dilakukan secara
Helmi Zakaria. Dari hasil tandem itu, Achmad
langsung
Fauzan
ke
masyarakat
lebih
efektif
dibanding melalui media.64
Belly
Bilalussalam
dan
pertemuan
dewan. Dan hanya Helmi Zakaria yang tidak
dengan
terpilih. Dari kolaborasi antar caleg ini terlihat
tokoh-tokoh panutan secara langsung. Hal itu
bahwa ada pengaruhnya di dalam perolehan
terlihat
silaturahmi
suara PPP dan suara caleg. Sehingga membuat
langsung PPP dengan ulama di berbagai
perolehan suara PPP, baik pada tingkat DPR
daerah. Kampanye PPP yang langsung turun
maupun DPRD meningkat di Pemilu 2014.
dari
melalui
beserta
Matnoor Tindoan lolos menjadi anggota
Di samping itu, caleg-caleg PPP juga berkampanye
melakukan sinergi kampanye dengan
pertemuan
dan
ke masyarakat juga dilakukan untuk menggaet pemilih pemula. Dengan strategi tatap muka, caleg
dari
PPP
dapat
lebih
Kesimpulan
mudah
Meningkatnya
dukungan
elektoral
menyampaikan dan memperkenalkan PPP
partai-partai politik Islam di Pemilu Legislatif
kepada pemilih pemula. Mulai dari asas,
2014, seperti PKB dan PPP, menunjukkan
lambang, fungsi dan peran dari PPP. Bagi PPP
bahwa
partai-partai
politik
Islam
juga
mempunyai peluang yang sama dengan partaipartai lainnya yang tidak berbasis agama D.G, Lilleker dan R. Negrine, “Mapping A Market Orientation: Can We Detect Political Marketing Only Through the Lens of Hindsight?” dalam PJ. Davies & B.I. Newman (Eds), Winning the Election with Political Marketing, New York: Haworth Press, 2006, hlm. 33. Dikutip dalam Firmanzah, Marketing Politik, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012, hlm. 271. 64 Slamet Riyadi, Strategi PPP Bisa Raih Pemilih di Pileg 2014, Harian Seputar Indonesia (Sindo), 14 April 2014. 63
68
untuk menaikkan suara di dalam arena politik pemilu. Jadi, partai berlabel agama atau nasionalis,
ataupun
yang
lainnya
tidak
berpengaruh signifikan terhadap performa di pemilu. Melainkan yang
lebih menentukan
terhadap kenaikan dukungan elektoral partai-
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
partai di dalam pemilu adalah multifaktor
PDIP
seperti kinerja/performa, program, maupun
http://www.tribunnews.com/pemilu-
tokoh-tokoh dari partai politik itu sendiri.
2014/2014/04/24/hasil-pemilu-di-
Partai berbasis agama atau nasionalis jika
jawa-timur-pkb-kuasai-17-kabupaten-
tidak berperforma baik maka tidak akan
kota-dan-pdip-16, diakses pada 4 Juli
mendapatkan dukungan. Namun sebaliknya,
2015.
partai berbasis agama atau partai nasionalis, jika
berperforma
baik,
maka
akan
mendapatkan dukungan dari pemilih.
16,
Biro Hukum KPU, Rekapitulasi Jumlah Perolehan Suara Sah Partai Politik Secara
Sejalan dengan itu, ada beberapa tantangan ke depan yang harus direspons oleh
Nasional
dalam
Pemilu
Anggota DPR tahun 2014. Bourdieu, Pierre, “The Forms of Capital”,
partai-partai politik di Indonesia, khususnya
dalam
bagi partai-partai politik Islam agar terus eksis
Handbook of Theory and Research
di kancah perpolitikan tanah air. Pertama,
for the Sociology of Education, New
terkait
dengan
York: Greenwood,1986.
politik
Islam
kemampuan dalam
partai-partai
J.
Richardson,
(eds.),
mengaktualisasikan
Bone, Hugh A, dan Austin Ranney, Politics
ideologi Islam di dalam kehidupan berbangsa
and Voters, USA: Mc Graw-Hill,
dan bernegara, sehingga dapat memberikan
1981.
dampak positif bagi perubahan bangsa ke arah yang
lebih
baik.
Kedua,
dalam
hal
Dakhiri,
Hanif,
Aklamasi
Cak
Imin,
http://politik.kompasiana.com/2014/0
kepemimpinan politik. Artinya, sejauh mana
9/06/
partai-partai politik Islam, bisa memiliki
685904.html, diakses pada 10 April
pemimpin-pemimpin
2015.
berkualitas.
yang
Ketiga,
visioner
terkait
dan
dengan
aklamasi-cak-imin-
Fealy, Greg, The Puzzle of Rusdi Kirana and
kemampuan pengemasan (branding) partai-
Islamic
partai politik Islam di era yang semakin
http://insidestory.org.au/the-puzzle-
kompetitif ini supaya bisa tetap eksis dan
of-rusdi-kirana-and-islamic-politics,
dilirik oleh para pemilih.
diakses pada 11 Februari 2015. Firmanzah,
Politics,
Marketing
Politik,
Jakarta:
Daftar Pustaka
Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Anwar, M. Syafii, Pemikiran dan Aksi Islam
2012.
di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1995. Anwar, Mujib, Hasil Pemilu di Jawa Timur: PKB Kuasai 17 Kabupaten-Kota dan
Fukuyama, Francis, Trust: Kebajikan Sosial dan
Penciptaan
Kemakmuran,
Ruslani (terj.), Yogyakarta: Penerbit Qalam: 2002.
69
Donie Kadewandana Malik/ Partai Politik Islam dan Pemilihan Umum: Studi Peningkatan Dukungan ...
Gulalp, Halil, Political Islam in Turkey: The
Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Hasil
Rise and Fall of The Rifah Party, The
Survei Capres 2014, Jakarta, 2013.
Muslim World, Hartford Seminary,
Riyadi, Slamet, Strategi PPP Bisa Raih
Vol. 89, No.1, 1999.
Pemilih di Pileg 2014, Harian Seputar
Kholil, Makrum, Dinamika Politik Islam Golkar di Era Orde Baru, Tangerang: Gaya Media Pratama, 2009.
Sanit, Arbi, Swadaya Politik Masyarakat: Telaah
Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Majalah Tempo, Temuan Survei: Pilkada DKI Jakarta, Protes Kelas Menengah, 2012
tentang
Keterlibatan
Organisasi Masyarakat, Jakarta: CV. Rajawali, 1985. Syamsuddin, M. Din, Islam dan Politik Era Orde Baru, Jakarta: Logos Wacana
Lewis, Paul G, Political Parties in PostCommunist Eastern Europe, New Saifullah,
Demokrasi
dkk.,
Ilmu, 1998. Wawancara
dengan
Ma’shum,
York: Routledge, 2000. Ma’shum,
Indonesia (Sindo), 14 April 2014.
Selamatkan
H.
Ketua
Saifullah Lembaga
Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB,
PKB:
Anggota DPR RI dari PKB (2004-
Pedoman Pemenangan Pemilu 2014
2009), Dewan Tanfidz DPP PKB,
Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta:
Kamis, 7 Mei 2015, di Kantor Institut
Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP)
Kewarganegaraan
DPP PKB, 2013.
Jakarta.
________________,
Menangkan
Drs.
Produk
Indonesia
(IKI),
Hukum
Wawancara dengan H. Hasbiallah Ilyas,
Pemenangan Pemilu, Jakarta: Sekjen DPP
S.Ag., Ketua DPW PKB DKI Jakarta,
PKB, 2012.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari
Muhtadi, Burhanuddin, Perang Bintang 2014:
PKB (2014-2019), Rabu, 22 April
Konstelasi dan Prediksi, Pemilu dan Pilpres, Jakarta: Noura Books, 2013.
2015, di Gedung DPRD DKI Jakarta. Wawancara dengan H. Joko Krismiyanto, SQ,
Nahdliyin "Pulang Kandang", PKB Melejit,
Ketua DPW PPP DKI Jakarta (2014-
http://nasional.kompas.com/read/2014
2019), Ketua Lajnah Pemenangan
/04/10/0652009/Nahdliyin.Pulang.Ka
Pemilu DPW PPP DKI Jakarta,
ndang.PKB.Melejit), diakses pada 20
Selasa, 21 April 2015, di Kantor DPP
April 2015.
PPP, Jakarta.
Putnam, Robert D., Making Democracy Work:
70
Wawancara
dengan
Dr.
H.R.
Natakusumah,
Achmad
Civic Traditions in Modern Italy,
Dimyati
Princeton: Princeton University Press,
M.Si., Anggota DPR RI Dapil DKI
1993.
Jakarta
dari
PPP
SH,
MH,
(2014-2019),
Politik Indonesia 1 (1) (2016) 47-71
Anggota DPR RI Dapil Banten dari
Wawancara dengan Prof. Dr. KH. Said Aqil
PPP (2009-2014), Bupati Pandeglang
Siradj
Banten (2000-2009), Selasa, 21 April
Nahdlatul Ulama (PBNU), anggota
2015,
Tim Lima pendiri PKB).
di
Gedung
Nusantara,
DPR/MPR RI, Jakarta.
Wawancara
(Ketua
dengan
Pengurus
Prof.
(riset)
Besar
Dr.
Wawancara dengan H. Achmad Fauzan, SH,
Syamsuddin Haris, M.Si., Kepala
M.Kom.I., Anggota DPR RI Dapil
Pusat Penelitian Politik LIPI (2008-
DKI Jakarta dari PPP (2014-2019),
2014), Peneliti Senior Politik LIPI,
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil)
Selasa, 5 Mei 2015, di Kantor Pusat
Kementerian Agama DKI Jakarta
Penelitian Politik LIPI, Jakarta.
(2003-2010),
(wawancara
Wawancara dengan Prof. Dr. Bahtiar Effendy,
pendahuluan dan dilanjutkan dengan
MA., Guru Besar Politik Islam, Dekan
wawancara tertulis), Selasa, 21 April
FISIP UIN Jakarta, Senin, 11 Mei
2015, di Gedung DPR/MPR RI,
2015, di Kantor FISIP UIN, Jakarta.
Jakarta.
71