Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
Politik Indonesia Indonesian Political Science Review http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI
PENGARUH KLIENTELISME TERHADAP PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT KECAMATAN SUKATANI PADA PILKADA KABUPATEN BEKASI TAHUN 2012 Ainur Rofieq1*, Rahmat Nuryono1 1
Universitas Islam “45” Bekasi, Indonesia
Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 15 Maret 2016 Disetujui 15 Juni 2016 Dipublikasikan 15 Juli 2016 Keywords: Voting Behavior, Clientelism, Bekasi Region
Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterpilihan Neneng Hasanah Yasin-Rohim Mintareja yang mengalahkan incumbent kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2012. Dalam pemilihan kepala daerah tersebut terjadi dinamika perilaku pemilih masyarakat. Diduga terjadi praktik klientelisme dalam kemenangan Neneng Hasanah Yasin tersebut. Fokus penelitian ini adalah dengan melihat perilaku pemilih masyarakat di Kecamatan Sukatani yang memiliki karakteristik sebagai wilayah pertanian. Kecamatan Sukatani merupakan salah satu kecamatan yang menjadi basis kemenangan Neneng Hasanah Yasin. Sebagai alat analisis digunakan teori klientelisme. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Teknik analisa data menggunakan tabulasi silang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 10%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk beberapa indikator klientelisme tidak ada perbedaan perilaku memilih masyarakat Sukatani, seperti indikator popularitas orang tua kandidat, ajakan pejabat formal, ajakan pejabat informal, dan ajakan kelompok professional. Bahkan untuk indikator hutang budi tidak ada sama sekali. Sedangkan indikator yang memiliki perbedaan adalah pada ajakan tim sukses kandidat.
THE INFLUENCE OF "KLIENTELISME" TOWARDS VOTER'S BEHAVIOR OF KECAMATAN (DISTRICT) SUKATANI ON PILKADA KABUPATEN BEKASI IN 2012 Abstract This research is motivated by the election of Neneng Hasanah Yasin-Rohim Mintareja who defeated incumbent regional head and deputy head of the Bekasi area in the elections of 2012. The local elections showed a dynamic voter behavior of society. Clientelism practices allegedly occurred in the victory Neneng Hasanah Yasin. The focus of this study is to analyse voting behavior of people in the District Sukatani which has characteristics as agricultural area. Sukatani sub-district is one of the districts that form the basis for Neneng Hasanah Yasin victory. As an analytical tool, the used theory is clientelism. The method used is a quantitative study with a questionnaire as a data collector. Data analysis technique uses cross tabulation. The number of samples in this study is 100 people with a 95% confidence level and a margin of error of 10%. The results of this study indicates that for some indicators clientelism has no difference in voting behavior Sukatani society, such as indicators of the popularity the parents candidates, formal official invitation, informal official invitation, and professional groups invitation. Even for indicators of indebtedness does not exist at all. While indicators have differences on the invitation team is successful candidate. *
© 2016 Universitas Negeri Semarang ISSN 2477 – 8060
Alamat korespondensi: Jl. Cut Meutia No. 83 Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Indonesia, Email:
[email protected]
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan ...
PENDAHULUAN
menjadikannya
sebagai
kepala
daerah
Pemilihan umum kepala daerah dan
perempuan pertama di Kabupaten Bekasi.
wakil kepala daerah yang dilaksanakan secara
Kabupaten Bekasi merupakan daerah dengan
langsung di Indonesia merupakan konsekuensi
kultur masyarakat yang mengalami perubahan
dari tuntutan demokrasi, agenda reformasi,
dari
dan
munculnya
industrialis dimana masih terdapat aturan-
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
aturan normatif baik di tingkat budaya, agama
tentang
desentralisasi.
Setelah
Pemerintahan
agraris
perdesaan
menjadi
agraris
Daerah,
maka
maupun hukum atau peraturan pemerintah
kepala
daerah
yang masih belum mengakomodasi peran
(Pilkada) dilakukan secara langsung dimana
perempuan di wilayah publik. Pandangan
sebelum
tersebut
stereotip mengenai peran perempuan masih
daerah
mengandung nilai-nilai misoginis (Nuraina,
pelaksanaan
pemilihan
adanya
pelaksanaan
undang-undang
pemilihan
kepala
dilakukan oleh legislatif.
dkk, 2008). Sebaliknya kekalahan pasangan
Penerimaan dan penolakan pemilih
Sa’duddin-Jamal Lulail Yunus serta pasangan
terhadap pasangan kandidat, dalam konteks
Darip Mulyana-Jejen Sayuti sungguh di luar
kultur Indonesia, lebih banyak disebabkan
dugaan.
oleh
hubungan
dan
Darip
Mulyana
bersifat
emosional
merupakan petahana Bupati dan Wakil Bupati
Dalam
pemilihan
Bekasi periode 2008-2012. Hal ini ditambah
kepala daerah, penilaian terhadap kandidat
pula bahwa pasangan Sa’duddin dan Jamal
tidak selamanya bersifat rasional. Masyarakat
Lulail Yunus adalah seorang ustadz.
dibandingkan
yang
Sa’duddin
rasional.
mungkin menilai kandidat bukan berdasarkan
Dalam hal proses penetapan Neneng
kapabilitas kandidat, tetapi lebih didasarkan
Hasanah
pada latar belakang sosial ekonomi dan
Bupati dan Wakil Bupati dilakukan melalui
ketokohannya. Mereka tidak mendasarkan
sebuah penetapan di Mahkamah Konstitusi.
pilihan
intelektual,
Gugatan hasil pelaksanaan pilkada diajukan
wawasan, penguasaan, pengalaman pribadi
oleh pasangan Sa’duddin-Jamal Lulail Yunus.
bahkan visi, misi, dan program calon. Pilihan
Menurut
didasarkan pada keturunan, latar belakang
Hasanah Yasin-Rohim Mintareja melakukan
organisasi, garis ideologis, bahkan tampilan
kecurangan
fisik (Asfar, 2005).
(money politics) di 15 kecamatan yang
pada
kemampuan
Terpilihnya Neneng Hasanah Yasin, sebagai
Bupati
Bekasi
dalam
Pilkada
Kabupaten Bekasi 2012 merupakan sesuatu yang baru dalam sejarah masyarakat Bekasi. Kemenangan
111
Neneng
Hasanah
Yasin
Yasin-Rohim
penggugat, berupa
Mintareja
pasangan adanya
sebagai
Neneng
politik
uang
berlokasi di pinggiran Kabupaten Bekasi.77 Bahkan gugatan juga dikaitkan dengan peran
77
http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek /12/03/20/m16y3q-kalah-pilkada-dahsyay-saja-ajukangu gatan-ke-mk, diakses tanggal 30 Mei 2012.
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
orang tua Neneng Hasanah Yasin, Haji Yasin
pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun
yang merupakan seorang tokoh masyarakat
2012 ketujuh kecamatan tersebut menjadi
Bekasi dan seringkali berperan aktif dalam
wilayah
mensukseskan pemilihan kepala desa di
Hasanah Yasin-Rohim Mintareja. Sedangkan
hampir seluruh wilayah Kabupaten Bekasi.
pada Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun 2007
Peranannya dianggap memanfaatkan struktur
menjadi
aparat desa untuk melakukan politik uang
Sa’duddin-Darip Mulyana.
kepada
para
pemilih.
78
Meskipun
kemenangan
basis
pasangan
kemenangan
Neneng
pasangan
pada
Kecamatan Sukatani merupakan salah
akhirnya Mahkamah Konstitusi membatalkan
satu dari tujuh kecamatan yang mengalami
gugatan pasangan Sa’duddin-Jamal Lulail
dinamika perilaku pemilih pada Pilkada
Yunus, namun indikasi adanya politik uang
Kabupaten Bekasi Tahun 2012. Dipilihnya
dengan memanfaatkan mekanisme patron-
kecamatan
client diduga terjadi pada Pilkada Kabupaten
kecamatan yang diperuntukan untuk basis
Bekasi Tahun 2012.
pertanian
Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2012 merupakan pemilihan kepala daerah kali kedua setelah pemilihan pertama pada tahun 2007
pasca
berlakunya
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2012 diikuti oleh tiga pasang calon bupati dan wakil bupati. Apabila dibandingkan dengan pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun 2007, maka terjadi dinamika perilaku memilih pada Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun 2012. Kecamatan
Bojongmangu,
Cabangbungin,
Cikarang Pusat, Muaragembong, Sukatani, Sukawangi,
dan
Tarumajaya
merupakan
wilayah-wilayah yang mengalami dinamika dalam dua kali pelaksanaan pilkada. Menurut data KPU (2012) menunjukkan bahwa pada
78
Dalam Bagian Alasan-alasan Pokok sebagai Dasar Keberatan Nomor 10 dan 11 Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 tanggal 10 April 2012.
112
ini
dikarenakan
menurut
merupakan
pembagian
pengembangan Kabupaten Bekasi.
wilayah 79
Kondisi
79
http://humaskabbekasi.wordpress.com/profil-kabupate n-bekasi/ diakses tanggal 18 Februari 2013. Pada tahun 1984 terdapat pembagian wilayah pembangunan yang ditetapkan dalam Perda Nomor 15/HK/OP.013.1/ VIII/1984 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Bekasi. Tujuannya adalah agar pembangunan dapat berjalan dengan baik dengan tiga wilayah pembangunan. Perkembangan selanjutnya Kabupaten Bekasi dibagi menjadi empat wilayah prioritas berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2003, terdiri dari: a. Wilayah Pengembangan (WP) I merupakan kawasan pengembangan khusus Pantura, diatur secara khusus dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 4 Tahun 2003. Karakter WP I adalah kota baru dengan sebutan Kota Baru Pantai Makmur seluas 25.028 Ha yang meliputi: Kecamatan Babelan, Tarumajaya, dan Muaragembong yang peruntukannya meliputi pengembangan permukiman, perdagangan dan jasa, pelabuhan (pergudangan/ terminal peti kemas), industri dan pariwisata. b. Wilayah Pengembangan (WP) II adalah wilayah bagian timur Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakter untuk memproduksi hasil-hasil pertanian seluas 47.020 Ha, meliputi: Kecamatan Cabangbungin, Sukawangi, Sukakarya, Tambun Utara, Tambelang, Pebayuran, Sukatani, Karang Bahagia dan Kedungwaringin. c. Wilayah Pengembangan (WP) III adalah wilayah bagian tengah koridor timur barat Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakter perkotaan dengan dominasi permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan pemerintahan seluas 36.625 Ha, meliputi: Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Cikarang Utara, Cikarang Selatan dan Cikarang Pusat.
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
ini sejalan dengan dugaan penelitian dimana
KAJIAN LITERATUR
mekanisme
Perilaku Memilih
patron-client
terjadi
pada
masyarakat perdesaan. Selain itu, di antara
Studi mengenai pemilu dalam kajian
sembilan kecamatan yang terdapat di wilayah
ilmu politik dikenal dengan konsep “perilaku
pengembangan tersebut, Kecamatan Sukatani
pemilih” (voting behavior). Perilaku pemilih
memiliki dinamika pemilih yang paling
terbentuk oleh suatu proses sosialisasi, yang
tinggi.80
dikenal dengan “sosialisasi politik” (political Kecenderungan
seseorang
untuk
socialization). Sedangkan keikutsertaan dalam
memberikan pilihan dalam pemilihan umum
pemilu
ditentukan oleh banyak faktor, seperti faktor
“partisipasi politik” (political participation).
sosiologis, psikologis, ekologis, dan pilihan
Menurut Berelson yang dikutip Indarti (2003),
rasional.
voting behavior adalah proses pembuatan
Oleh
penelitian
yang
karena dapat
itu,
pertanyaan
diajukan
merupakan
salah
satu
bentuk
adalah:
keputusan dan faktor-faktor sosial yang
“Bagaimana pengaruh klientelisme terhadap
mempengaruhi pola pemberian suara atau
perilaku memilih masyarakat pada Pilkada
kesertaan dalam pemilihan.
Kabupaten Bekasi Tahun 2012?” Berdasarkan
Sedangkan menurut Ramlan Surbakti
permasalahan
yang
(1999), perilaku memilih dibedakan menjadi
diteliti, maka tujuan penelitian adalah untuk
lima
mengetahui
digunakan,
pengaruh
faktor
klientelisme
sesuai
dengan
pendekatan
yaitu
struktural,
psikologi
sosial,
yang
sosiologis,
terhadap perilaku memilih masyarakat pada
ekologis,
Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun 2012.
rasional. Hal yang sama dijelaskan oleh
Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan
Dennis Kavanagh yang dikutip oleh Imawan
dapat bermanfaat bagi penelitian serupa dan
(1995) sebagai berikut:
dapat memberi sumbangan bagi kajian studi
Approach. Dalam pendekatan ini struktur
ilmu politik di Indonesia, khususnya menguji
sosial
teori klientelisme dalam konteks masyarakat
pengelompokan politik, dimana tingkah laku
lokal.
politik
dipandang
dan
(1) Structural
sebagai
seseorang,
pilihan
basis
termasuk
dari dalam
menentukan pilihan politiknya, ditentukan oleh pengelompokan sosialnya yang pada
umumnya didasarkan atas kelas sosial, agama, d. Wilayah Pengembangan (WP) IV adalah wilayah bagian selatan Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakater untuk konservasi dan permukiman, pengembangan pertanian holtikultura serta pariwisata seluas 17.014 Ha, meliputi: Kecamatan Setu, Serang Baru, Cibarusah dan Bojongmangu. 80 Sembilan kecamatan di wilayah pengembangan berbasis pertanian adalah Kecamatan Cabangbungin, Sukakarya, Sukawangi, Tambun Utara, Tambelang, Pebayuran, Sukatani, Karang Bahagia, dan Kedungwaringin.
desa-kota, bahasa dan nasionalisme; (2) Sociological
Approach.
Pendekatan
ini
berpendapat bahwa tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh identifikasi serta norma-norma
yang
dianut
oleh
satu
113
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
kelompok;
(3)
Ecological
Approach.
Pendekatan ini memandang faktor-faktor yang bersifat
ekologis, seperti
definisi politik ‘who gets what’ dalam masyarakat.
daerah, sangat
Awalnya
konsep
klientelisme
menentukan tingkah laku politik seseorang;
digunakan untuk menjelaskan politik tingkat
(4) Social Psychological Approach. Dalam
desa, namun berkembang untuk menjelaskan
pendekatan ini tingkah laku dan keputusan
seluruh sistem politik di tingkat nasional.
politik seseorang sangat dipengaruhi oleh
Menurut Migdal yang dikutip Erman (2007),
interaksi antara faktor internal, seperti sistem
klientelisme cenderung subur di lingkungan
kepercayaan, dan faktor eksternal, seperti
politik yang tidak aman dan merupakan
pengalaman
ini
bagian dari ‘politics of survival’ baik bagi
laku
dan
patron maupun klien, baik di desa maupun di
menentukan
dan
kota.
politik.
memandang
bahwa
kepercayaan
individu
Pendekatan tingkah
membentuk norma-norma kelompok; dan (5)
Klientelisme
didefinisikan
sebagai
Rational Choice Approach. Pendekatan ini
transaksi antara politisi dan warga dimana
memandang bahwa semakin modernnya serta
terdapat imbalan materi atas dukungan politik
makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,
dalam pemilu (Wantchekon, 2003). Eisenstadt
maka
dan
masyarakat
akan
selalu
Roniger
(1980)
sebagai
mendefinisikan
memperhitungkan keuntungan dan kerugian
klientelisme
yang akan diperoleh bila melakukan satu
pertukaran
tindakan politik.
didasarkan pada perasaan wajib serta adanya
yang
bersifat
ketidakseimbangan Klientelisme
bentuk
personal,
dyadic
kekuasaan
dan
diantara
mereka yang terlibat. Sedangkan James Scott
Gagasan tentang klientelisme bukan
dalam
Muno
(2010)
mendefinisikan
sebuah gagasan yang baru dalam kajian-kajian
klientelisme sebagai mekanisme persahabatan
ilmu
membahas
dimana individu dengan status sosial ekonomi
fenomena relasi dan pola kekuasaan dalam
yang tinggi (patron) menggunakan pengaruh
perpolitikan di negara-negara berkembang
dan
(Hanif, 2009). Menurut Schmidt yang dikutip
perlindungan atau keuntungan atau keduanya
oleh Erman (2007), konsep klientelisme
kepada orang yang lebih rendah statusnya
dielaborasi oleh ilmuwan antropologi dan
(klien) yang sebagai bagian dari patron
kemudian
memberikan
politik
terutama
ilmuwan
yang
sosiologi
untuk
sumberdayanya
dengan
dukungan
dan
memberikan
jasa
kepada
menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang
patron. Jika patrimonialisme merujuk pada
hirarkis
sistem
yang
telah
lama
ada
dalam
pemerintahan
yang
berdasarkan
masyarakat petani. Kemudian konsep ini
kekeluargaan serta hubungan patron-klien,
digunakan ilmuwan politik untuk menjelaskan
maka klientelisme merujuk pada ikatan-ikatan
114
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
personal antara patron dan kliennya. Ikatan ini
hadiah
lebih
pengambilan
Allen (2012) menyebut pertukaran barang itu
keuntungan materi antara dua belah pihak
sebagai clientelistic goods merujuk pada
(Erman, 2007).
barang-barang
didasarkan
Menurut
pada
Piattoni
kebijakan-kebijakan
material
atau
tertentu.
kebijakan-
Hopkins
kebijakan yang diberikan oleh patron untuk
(2006), definisi yang ada merefleksikan
klien sebagai bentuk pertukaran dukungan
konsep dasar klientelisme sebagai penjelas
politik.
hubungan
incumbent
hirarkis
masyarakat
dalam
atau
patron-klien
perdesaan
yang
dalam
Dalam
hal
lebih
clientelistic
memiliki
goods,
keleluasaan
tradisional.
dibandingkan dengan lawannya. Incumbent
Klientelisme dipandang sebagai sebuah cara
memiliki sejumlah diskresi terhadap kebijakan
mendeskripsikan pola yang tidak seimbang
mengenai sumberdaya yang dimiliki oleh
dan karakteristik hirarkis masyarakat feodal,
pemerintah (Wantchekon, 2003).
dimana patron dan klien diikat oleh perasaan
Menurut
Muno
(2010)
terdapat
yang kuat akan kewajiban dan tugas dalam
sejumlah karakteristik untuk mengidentifikasi
suatu hubungan jangka panjang.
konsep
Dalam
perkembangannya
praktik
klientelisme,
hubungan
bersifat
dyadic.
pertama, Di
klientelisme
sesuai
yang
antara patron dan perantara (broker) di satu
berlangsung di masyarakat. Jika melihat pada
sisi dan perantara dengan klien di sisi yang
definisi
Piattoni
lain. Patron dan klien tidak mengenal secara
menunjukkan apa yang disebut Tarrow (1967)
personal. Hubungan yang ada pada awalnya
sebagai ‘notables clientelism’ atau Weingrod
bersifat dyadic dan berkembang menjadi
(1968) sebagai ‘old clientelism’. Adanya
triad. Namun intinya tetap bersifat dyadic,
perubahan
terjadi
karena perantara merupakan klien bagi patron,
pergerakan mobilitas sosial dan urbanisasi,
sedangkan perantara juga dapat berperan
tingkat pendidikan yang tinggi, perubahan
sebagai patron bagi klien. Kedua, hubungan
dari
bersifat
yang
transformasi
dikemukakan
sosioekonomi
masyarakat
sosial
agraris
dimana
ke
masyarakat
asimetris.
hubungan
dalam
klientelisme sendiri mengalami transformasi dengan
terdapat
yaitu:
Dalam
personal
klientelisme
industri, serta menurunnya pengaruh elite
hubungan patron dan klien selalu asimetris.
tradisional perdesaan, membawa pengaruh
Patron tidak hanya menguasai distribusi
pada hubungan klientelisme tersebut yang
informasi, namun juga menguasai distribusi
kemudian
sumberdaya, kekuasaan, uang, barang, dan
memunculkan
istilah
‘new
clientelisme’ (Hopkins, 2006).
sebagainya. Kondisi ini mungkin terjadi di
Terkait dengan pertukaran, politisi dan
partai
politik
dapat
daerah perdesaan. Ketiga, hubungan bersifat
memperoleh
pribadi dan tahan lama. Dalam klientelisme
dukungan melalui pemberian secara langsung
hubungan tidak bersifat sporadis, spontan
115
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
serta hanya bersifat bisnis saja, melainkan
politik
saling mengenal dan percaya satu sama lain.
menggunakan pengukuran dalam
Terkadang
perilaku atau sikap (Harrison, 2009).
hubungan
itu
bersifat
turun
kuantitatif
adalah
dengan analisis
temurun. Kondisi tersebut merupakan ciri
Dalam penelitian ini populasi adalah
klientelisme klasik. Sedangkan klientelisme
pemilih yang menggunakan hak pilihnya
modern tidak perlu menyiratkan adanya turun
dalam Pilkada Kabupaten Bekasi Tahun 2012.
temurun, tetapi tetap ada unsur personalitas
Berdasarkan
dan tahan lama. Keempat, hubungan bersifat
penelitian, maka lokasi penelitian hanya pada
timbal balik. Pertukaran barang-barang yang
Kecamatan Sukatani. Langkah berikutnya
berbentuk materi maupun nonmateri yang
adalah menentukan sampel responden pemilih
bersifat timbal balik merupakan inti dari
yang berada di Kecamatan Sukatani tersebut.
klientelisme. Patron mengontrol sumberdaya
Berdasarkan data KPU (2012) jumlah pemilih
dan memberikannya kepada kliennya. Klien
di Kecamatan Sukatani sebanyak 54.235
menerima dan menggunakan sumberdaya
orang. Untuk menentukan besar sampel dan
tersebut
dengan
margin of error digunakan rumus Slovin
sumberdaya yang dimiliki. Pertukaran itu
dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi
tidak harus segera diberikan, namun dapat
normal. Dengan demikian, dalam penelitian
dalam waktu tertentu. Dan kelima, hubungan
ini dengan jumlah anggota populasi sebanyak
bersifat
klientelisme
54.235 orang diperoleh sampel penelitian
mekanisme dukungan tidak dengan kekerasan.
sebanyak 100 orang dengan margin of error
dan
menukarkannya
sukarela.
Dalam
latar
belakang
masalah
sebesar 10% dan tingkat kepercayaan sebesar METODE PENELITIAN
95%.
Penelitian ini menggunakan metode
Pada penelitian teknik pengumpulan
kuantitatif karena tujuan dari penelitian ini
sampel dengan cara simple random sampling.
adalah untuk mengetahui hubungan antar
Penggunaan teknik ini dilakukan secara acak
variabel dan merupakan penelitian mengenai
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
perilaku
kuantitatif
populasi serta dikarenakan populasi yang akan
dinamakan juga metode tradisional atau
diteliti dianggap memiliki sifat homogen
metode positivistik. Metode ini menggunakan
(Sugiyono, 2010). Sehingga perbedaan sifat
data penelitian berupa angka-angka dan
populasi menjadi tidak penting. Penggunaan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono,
metode random atau acak bertujuan agar
2010).
setiap anggota semesta memiliki probabilitas
memilih.
Metode
Penelitian tentang perilaku memilih umumnya merupakan riset kuantitatif. Riset
116
yang sama besar untuk dipilih (Kerlinger, 2006).
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
Tabel 1. Chi-Square Tests Pemberian Uang Sebelum Pilkada Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
2.975a
4
.562
Likelihood Ratio
3.718
4
.446
Linear-by-Linear Association
2.467
1
.116
N of Valid Cases
100
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .63. Berikutnya penarikan sampel pemilih
model analisis. Semua data diolah dengan
di kecamatan penelitian. Jumlah desa di
menggunakan program komputer SPSS 16.0
Kecamatan Sukatani sebanyak 7 desa, maka
for windows.
penarikan
sampel
pemilih
dilakukan
Untuk teknik analisis data kuantitatif,
berdasarkan proporsi jumlah penduduk di setiap
desa
penelitian
a. Tabulasi silang, digunakan untuk
sehingga total diperoleh 100 orang responden.
menganalisis ada tidaknya pengaruh
Data
dengan
antar variabel yang diteliti dengan
dan
melihat persentase antar variabel,
kuantitatif. Teknik analisis kualitatif ditujukan
yaitu antara variabel bebas (X) dan
untuk
variabel terikat (Y).
yang
menggunakan
pada
diperoleh
dianalisis
metode
memberikan
permasalahan
kecamatan
maka digunakan dua cara, yaitu:
kualitatif
penjelasan
yang
diajukan
terhadap dalam
b. Penghitungan
koefisien
pertanyaan penelitian (research question).
sederhana
Sedangkan
kuantitatif
nominal diuji dengan analisis statistik
ditujukan untuk menafsirkan seberapa kuat
chi square. Penggunaan metode ini
pengaruh antar variabel yang disusun dalam
dimaksudkan untuk mengetahui kuat
teknik
analisis
(parsial)
korelasi
dengan
data
Tabel 2. Chi-Square Tests Popularitas Orang Tua Kandidat Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
.281a
2
.869
Likelihood Ratio
.485
2
.785
Linear-by-Linear Association
.036
1
.850
N of Valid Cases
100
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21.
117
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
tidaknya
pengaruh
setiap
square. Pada pelaksanaan penelitian terdapat
variabel bebas (X) dan variabel terikat
sejumlah kendala, terutama terkait dengan
(Y).
responden. Responden yang dipilih secara
Teknik pengumpulan data primer
acak berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
dilakukan
dengan
responden
mengisi
penelitian.
Untuk
antara
kuesioner, sejumlah data
dimana
Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2012 banyak
pertanyaan
mengalami perubahan, seperti sudah tidak
sekunder,
teknik
bertempat
tinggal
di
lokasi
yang
ada,
pengumpulan data menggunakan sumber yang
meninggal, dan sebagainya. Jarak waktu
berasal dari buku, jurnal, laporan penelitian,
penelitian
dokumen, dan sumber tertulis lainnya yang
tantangan
berhubungan dengan penelitian ini.
ditanyakan mengenai sejumlah hal.
Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner berbentuk
yang
cukup
tersendiri
Karakteristik
lama
merupakan
ketika
responden
responden
dalam
penelitian ini didasarkan pada jenis kelamin,
Tabel 3. Chi-Square Tests Ajakan Tim Sukses Kandidat Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
12.785a
4
.012
Likelihood Ratio
12.078
4
.017
Linear-by-Linear Association
5.292
1
.021
N of Valid Cases
100
a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .07. skala. Jenis skala yang dipergunakan adalah
umur, status perkawinan, agama, tingkat
skala Likert. Menurut Hadjar yang dikutip
pendidikan, tingkat penghasilan, dan jenis
Tukiran dan Hidayati (2012), skala Likert
pekerjaan,. Menurut Duverger (2007), faktor
digunakan untuk mengukur sikap.
fisikal dan nonfisikal memiliki pengaruh terhadap perilaku pemilih. Dalam konteks
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini, kedua faktor tersebut terbagi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terhadap
pengaruh perilaku
faktor
klientelisme
memilih
masyarakat
menjadi
elemen
perekonomian,
kependudukan,
elemen
etnisitas,
elemen elemen
pendidikan, dan elemen agama.
Sukatani pada Pilkada Kabupaten Bekasi
Dalam penelitian ini, karakteristik
tahun 2012. Untuk menganalisis pengaruh
responden berdasarkan jenis kelamin adalah
tersebut digunakan teknik analisis data chi
dari 100 orang responden 64% berjenis
118
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
Tabel 4. Chi-Square Tests Ajakan Pejabat Formal Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
2.856a
4
.582
Likelihood Ratio
3.887
4
.422
Linear-by-Linear Association
.954
1
.329
N of Valid Cases
100
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21. kelamin laki-laki serta 36% berjenis kelamin
diperoleh hasil tingkat pendidikan responden
perempuan.
paling banyak adalah SMA/sederajat sebesar
Sedangkan
dari
segi
usia,
responden yang berada pada kategori rentang
53%.
usia 36-50 tahun sebanyak 44%. Berikutnya
SMP/sederajat sebesar 14%, pendidikan SD
adalah responden pada rentang usia 17-35
sebesar 13%. Sedangkan yang berpendidikan
tahun sebanyak 42%. Sedangkan yang paling
tinggi, yaitu yang lulus program diploma dan
sedikit berada pada usia di atas 50 tahun yaitu
sarjana masing-masing sebesar 7% dan 9%.
sebanyak 12 orang atau sebesar 14%.
Adapun yang tidak tamat SD sebesar 4%.
Adapun
karakteristik
Disusul
responden
berpendidikan
responden
Karakteristik responden berdasarkan
berdasarkan status perkawinan diperoleh hasil
tingkat penghasilan diperoleh hasil tingkat
sebanyak 60% berstatus menikah. Sedangkan
penghasilan responden terbesar berada pada
yang belum menikah sebanyak 30% dan yang
rentang Rp 1.000.001 – 2.000.000 dan di atas
Tabel 5. Chi-Square Tests Ajakan Pejabat Informal Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
8.332a
4
.080
Likelihood Ratio
8.798
4
.066
Linear-by-Linear Association
5.803
1
.016
N of Valid Cases
100
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21. berstatus
duda/janda
sebanyak
10%.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden
sama dengan Rp 2.000.001 yaitu masingmasing
sebesar
33%.
Disusul
tingkat
119
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
penghasilan Rp 500.001 – 1.000.000 sebesar
Islam sekaligus pejuang kemerdekaan, K.H.
19%. Sedangkan yang paling sedikit adalah
Noer Ali.
mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp 250.000 sebesar 5%.
penelitian
ini
terdapat
beberapa temuan mengenai perilaku pemilih
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Dalam
terbanyak
wiraswasta/
Bekasi dalam Pilkada Kabupaten Bekasi
pedagang sebesar 34%. Disusul responden
tahun 2012. Dalam hal mengetahui adanya
yang bekerja sebagai pegawai industri atau
pilkada
buruh pabrik sebesar 31%. Responden yang
masyarakat Kecamatan Sukatani Kabupaten
bekerja sebagai pegawai swasta sebesar 15%
Bekasi mengetahui dan aktif memberikan
serta yang menjadi petani sebesar 13%.
suaranya.
Adapun responden yang bekerja sebagai
mengetahui adanya pilkada dan hanya 4%
mahasiswa dan PNS/BUMN masing-masing
yang tidak mengetahuinya. Namun demikian,
sebesar 5% dan 2%. Sedangkan karakteristik
meski ada masyarakat yang tidak mengetahui
pekerjaan
akan
sebagai
adalah
masyarakat Kecamatan Sukatani Kabupaten
nelayan
dan
anggota
TNI/POLRI tidak terwakili.
dan
ikut
memberikan
Sebanyak
adanya
pelaksanaan
96%
pilkada,
pilkada
suara,
responden
tetapi
mereka
ketika
semuanya
Tabel 6. Chi-Square Tests Ajakan Kelompok Profesional Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
3.836a
4
.429
Likelihood Ratio
6.244
4
.182
Linear-by-Linear Association
.312
1
.577
N of Valid Cases
100
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21. Adapun
karakteristik
responden
berpartisipasi aktif dalam mencoblos.
berdasarkan agama paling banyak adalah
Adapun
dipilih
kandidat
paling
Katolik dan Kristen Protestan masing-masing
kandidat
Neneng
sebesar 2% dan 1%. Kondisi ini tidak
Mintareja
yaitu
mengherankan
mayoritas
dengan pasangan kandidat Sa’duddin-Jamal
penduduk Kabupaten Bekasi beragama Islam.
Lulail Yunus sebanyak 26% dan terakhir
Bahkan di Kabupaten Bekasi terdapat tokoh
pasangan
Hasanah sebanyak
kandidat
Sayuti sebanyak 7%.
120
adalah
yang
Islam sebesar 97%. Disusul agama Kristen
mengingat
banyak
pasangan
Darip
pasangan
Yasin-Rohim 67%.
Disusul
Mulyana-Jejen
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
Selanjutnya
mengenai
dasar
pertimbangan memberikan suara pada pemilu
memilih salah satu kandidat sudah dilakukan sebelum pelaksanaan pilkada.
sebagian besar responden menyatakan melihat iklan
TV/radio/dan
sebagainya,
yaitu
Untuk
mendapatkan
kesimpulan
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat
sebanyak 31%. Ketika ditanyakan pengaruh
diperhatikan
jenis kelamin sebagai dasar pertimbangan
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
dalam memilih, diperoleh hasil sebanyak 89%
ada
responden menyatakan jenis kelamin tidak
pengaruh
klientelisme
berpengaruh
11%
pemberian
uang.
jenis
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh
kelamin. Dari 89% pemilih yang tidak
klientelisme didasarkan pada pemberian uang.
mendasarkan pilihannya karena faktor jenis
Hasil perhitungan diperoleh hasil
serta
mendasarkan
kelamin,
sebanyak
pertimbangan
33
orang
pada
diantaranya
adalah
output
perbedaan
Asymp.
Chi-Square
perilaku
Sig.
Tests.
pemilih
karena
didasarkan
Sedangkan
(2-sided)
H1 =
sebesar
pada ada
0,562
perempuan. Seperti diketahui bahwa kandidat
sebagaimana hasil pada Tabel 1. Karena
yang memenangi Pilkada Kabupaten Bekasi
Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari 0,05
tahun
perempuan.
maka Ho diterima. Dari temuan tersebut dapat
Dengan demikian tampak bahwa pemilih
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan perilaku
perempuan tidak memandang faktor jenis
memilih masyarakat Kecamatan Sukatani
kelamin dalam mendasarkan pilihannya.
Kabupaten Bekasi tahun 2012 berdasarkan
2012
Pada popularitas responden
adalah
saat
seorang
ditanyakan
kandidat, menyatakan
mengenai
sebanyak
52%
popularitas
tidak
pemberian uang. Adapun pengaruh popularitas orang tua
kandidat
terhadap
perilaku
mempengaruhi dalam memilih. Sedangkan
masyarakat
sebanyak 47% responden masih mendasarkan
responden
pilihan pada popularitas kandidat dan hanya
karena popularitas orang tua kandidat. Seperti
1% yang menyatakan tidak tahu.
diketahui bahwa orang tua kandidat Bupati
Adapun
bagaimana
pengaruh
Bekasi
menunjukkan
memilih
tidak
Neneng
sebanyak
mendasarkan
Hasanah
97%
pilihannya
Yasin,
yang
pemberian uang sebelum pelaksanaan pilkada
memenangkan Pilkada Kabupaten Bekasi
dengan
masyarakat
tahun 2012 memiliki orang tua H. Yasin yang
diperoleh hasil sebanyak 70% responden
terkenal sebagai tuan tanah dan juragan beras
menyatakan tidak menerima pemberian uang
di Kabupaten Bekasi. Diperkuat lagi dengan
sebelum pelaksanaan pilkada, sebanyak 21%
adanya dugaan keterlibatan orang tua Neneng
menyatakan menerima, dan 9% menyatakan
Hasanah Yasin dalam proses pemenangan
tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pilkada anaknya. Meskipun hasil keputusan
dasarnya
Mahkamah
perilaku
proses
memilih
pemberian
uang
untuk
Konstitusi
menyatakan
tidak
121
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
adanya bukti keterlibatan tersebut, paling
relawan-relawan pendukung kandidat serta
tidak popularitas orang tua Neneng Hasanah
tidak
Yasin
informal di masyarakat.
turut
mempengaruhi
kemenangan
memiliki
putrinya. Sedangkan sebanyak 3% responden
Untuk
jabatan
formal
mendapatkan
maupun
kesimpulan
menyatakan tidak tahu dasar pemberian suara
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat
tersebut.
diperhatikan
Untuk
mendapatkan
kesimpulan
output
Chi-Square
Tests.
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat
ada
diperhatikan
Tests.
pengaruh klientelisme didasarkan pada ajakan
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
tim sukses kandidat. Sedangkan H1 = ada
ada
karena
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh
pada
klientelisme didasarkan pada ajakan tim
output
perbedaan
pengaruh
Chi-Square
perilaku
klientelisme
pemilih didasarkan
popularitas orang tua. Sedangkan H1 = ada
perbedaan
didasarkan
pada
popularitas
orang tua.
pemilih
karena
sukses kandidat.
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh klientelisme
perilaku
Berdasarkan hasil hitung chi square untuk mengetahui pengaruh ajakan tim sukses kandidat diperoleh hasil 0,012 dan karena
Berdasarkan hasil hitung chi square
Asymp. Sig. (2-sided) lebih kecil dari 0,05,
sebesar 0,869 dan karena Asymp. Sig. (2-
maka Ho tidak diterima sebagaimana hasil
sided) lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima
pada Tabel 3. Dari temuan tersebut dapat
sebagaimana hasil pada Tabel 2. Dari temuan
dikatakan bahwa ada perbedaan perilaku
tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada
memilih masyarakat Kecamatan Sukatani
perbedaan
Kabupaten Bekasi tahun 2012 berdasarkan
perilaku
memilih
masyarakat
Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi tahun 2012
berdasarkan
popularitas
orang
ajakan tim sukses kandidat.
tua
kandidat.
Adapun
pengaruh
ajakan
pejabat
formal terhadap perilaku memilih masyarakat
Sedangkan
pengaruh
ajakan
tim
menunjukkan
sebanyak
93%
responden
sukses kandidat terhadap perilaku memilih
menyatakan tidak mendasarkan pilihannya
masyarakat
82%
karena ajakan pejabat formal. Pejabat formal
menyatakan tidak dipengaruhi ajakan tim
di masyarakat adalah bupati, camat, lurah atau
sukses kandidat. Sedangkan sebanyak 17%
kepala
responden menyatakan diajak oleh tim sukses
Kabupaten Bekasi tahun 2012 ini terdapat
kandidat dan 1% menyatakan tidak tahu.
pasangan petahana, yaitu Sa’duddin sebagai
Seperti diketahui bahwa tim sukses kandidat
Bupati Bekasi yang berpasangan dengan
turut memegang peranan dalam pemenangan
Jamal Luail Yunus serta Darip Mulyana
kandidat. Tim sukses ini dibentuk dari
sebagai
122
menunjukkan
sebanyak
desa.
Wakil
Apalagi
Bupati
dalam
Bekasi
Pilkada
yang
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
berpasangan dengan Jejen Sayuti. Dalam
pendeta, tokoh masyarakat, tokoh pemuda,
konteks ini jabatan formal mereka dapat
dan sebagainya.
memberikan instruksi kepada aparatur di bawahnya untuk memilih yang bersangkutan. Untuk
mendapatkan
kesimpulan
Untuk
mendapatkan
kesimpulan
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat diperhatikan
output
Chi-Square
Tests.
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
diperhatikan
ada
output
Chi-Square
Tests.
perbedaan
perilaku
pemilih
karena
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
pengaruh klientelisme didasarkan pada ajakan
ada
karena
pejabat informal. Sedangkan H1 = ada
pengaruh klientelisme didasarkan pada ajakan
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh
pejabat
klientelisme didasarkan pada ajakan pejabat
perbedaan formal.
perilaku
pemilih
Sedangkan
H1
=
ada
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh
informal.
klientelisme didasarkan pada ajakan pejabat formal.
Berdasarkan hasil hitung chi square untuk mengetahui pengaruh ajakan pejabat
Berdasarkan hasil hitung chi square
informal
terhadap
perilaku
memilih
untuk mengetahui pengaruh ajakan pejabat
masyarakat diperoleh nilai sebesar 0,080 dan
formal terhadap perilaku memilih masyarakat
karena Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari
diperoleh nilai sebesar 0,582 dan karena
0,05, maka Ho diterima sebagaimana hasil
Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari 0,05,
pada Tabel 5. Dari temuan tersebut dapat
maka Ho diterima sebagaimana hasil pada
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan perilaku
Tabel 4. Dari temuan tersebut dapat dikatakan
memilih masyarakat Kecamatan Sukatani
bahwa tidak ada perbedaan perilaku memilih
Kabupaten Bekasi tahun 2012 berdasarkan
masyarakat Kecamatan Sukatani Kabupaten
ajakan pejabat informal.
Bekasi tahun 2012 berdasarkan ajakan pejabat formal.
Sedangkan
pengaruh
ajakan
kelompok professional seperti kelompok tani, Terkait
dengan
ajakan
kelompok nelayan, koperasi, organisasi buruh,
pejabat informal terhadap perilaku memilih
dan sebagainya, sebanyak 75% responden
masyarakat
menyatakan tidak terpengaruh oleh ajakan
sebanyak
pengaruh 76%
responden
menyatakan tidak terpengaruh ajakan pejabat
kelompok
professional,
informal.
Sedangkan
sebanyak
21%
responden menyatakan dipengaruhi ajakan
responden
menyatakan
dipengaruhi
oleh
kelompok professional tersebut, dan sebanyak responden
sebanyak
menyatakan
tidak
22%
ajakan pejabat informal dan hanya 3%
3%
tahu.
menyatakan tidak tahu. Pejabat informal
Demikian pula ketika ditanyakan apakah
dalam masyarakat seperti kiai, ulama, ustadz,
dasar pemberian suara karena hutang budi kepada kandidat dan orang tua kandidat,
123
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
seluruh jawaban responden sebesar 100%
ajakan
menyatakan tidak. Hal ini menunjukkan
berpengaruh
bahwa
masyarakat Kecamatan Sukatani Kabupaten
responden
memiliki
sikap
yang
otonom dalam pemberian suara. Untuk
mendapatkan
kelompok
Bekasi. kesimpulan
professional
terhadap
perilaku
Namun,
tidak memilih
ketika
dianalisis
menggunakan chi square, terdapat perbedaan
apakah hipotesis ditolak atau diterima dapat
di
diperhatikan
Tests.
pemberian uang, popularitas orang tua, ajakan
Hipotesis yang diajukan adalah: Ho = tidak
pejabat formal, ajakan pejabat informal, dan
ada
ajakan kelompok professional tidak ada
output
perbedaan
Chi-Square
perilaku
pemilih
karena
antara
faktor-faktor
tersebut.
pengaruh klientelisme didasarkan pada ajakan
perbedaan
perilaku
kelompok professional. Sedangkan H1 = ada
Sebaliknya
ajakan
perbedaan perilaku pemilih karena pengaruh
terdapat perbedaan perilaku memilih tersebut.
klientelisme
didasarkan
pada
ajakan
kelompok professional. kelompok
professional
sukses
kandidat
bahwa
penelitian
ini
memiliki
keterbatasan, baik dari segi variabel pengaruh,
perilaku
variabel kontrol, metode yang digunakan,
memilih masyarakat di Kecamatan Sukatani
teknik analisa data, jumlah sampel, dan
sebagaimana hasil pada Tabel 6. Berdasarkan
wilayah penelitian. Oleh sebab itu, untuk lebih
hasil hitung chi square sebesar 0,429 dan
memperkaya kajian mengenai klientelisme
karena Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari
dan pilkada pada penelitian selanjutnya dapat
0,05 maka Ho diterima. Dari temuan tersebut
dilakukan
dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
variabel pengaruh lainnya, seperti variabel
perilaku
identifikasi
memilih
terhadap
tim
tersebut.
Seperti telah dijelaskan pada bagian awal
Analisis terhadap pengaruh ajakan
memilih
Faktor
masyarakat
Sukatani Kabupaten
Kecamatan
Bekasi tahun
2012
berdasarkan ajakan kelompok professional.
dengan
menambahkan
partai,
variabel
dengan
identifikasi
kandidat, dan sebagainya, serta menggunakan metode tertentu yang dapat menjelaskan mengenai klientelisme. Dalam hal analisa data
KESIMPULAN
dapat digunakan analisa regresi untuk dapat
Terdapat beberapa temuan mengenai perilaku
pemilih
masyarakat
memprediksi terjadinya klientelisme.
Kecamatan
Sukatani Kabupaten Bekasi dalam Pilkada
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Bekasi tahun 2012. Terkait dengan
Allen, Nathan. (2012). Clientelism and the
klientelisme, bahwa faktor pemberian uang
Personal Vote in Indonesia, Paper
sebelum pelaksanaan pilkada, popularitas
pada
orang tua, ajakan tim sukses kandidat, ajakan
Association Annual Conference, 14
pejabat formal, ajakan pejabat informal dan
Juni 2012.
124
Canadian
Political
Science
Politik Indonesia 1 (2) (2016) 110-126
Antunes, Rui. (2010). Theoritical Models of Voting Behavior. Exedra Journal. 4. Asfar, Muhammad. (2005). “Pilkada dan Penciptaan
Pemerintahan
yang
Hopkins, Jonathan. (2006). Conceptualizing Political
Clientelism:
Political
Exchange and Democratic Theory, Paper
disiapkan
untuk
APSA,
Representatif”, dalam Ahmad Nadir,
Philadelphia, 31 Agustus-3 September
Pilkada Langsung dan Masa Depan
2006.
Demokrasi di Indonesia, Malang: Averroes Press.
Imawan,
Riswandha.
(1995).
“Dinamika
Pemilih dalam Pemilu 1992” dalam
Duverger, Maurice. (2007). Sosiologi Politik,
M. Sudibjo (Penyunting), Pemilihan
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Umum 1992: Suatu Evaluasi, Jakarta:
Eisenstadt, S.N. dan Louis Roniger. (1980).
Center for Strategic and International
Patron-Client Relations as a Model of Structuring
Erman,
Social
Exchange,
Studies. Kerlinger,
Fred
N.
(2006).
Asas-asas
Comparative Studies in Society and
Penelitian Behavioral, Yogyakarta:
History, 22. 1.
UGM Press.
Erwiza.
(2007).
Patrimonialisme
dan
“Indikasi
Muno, Wolfgang. (2010). Conceptualizing
Klientalisme
and Measuring Clientelism, Paper
dalam Proses Pilkada” dalam Syarif
dipresentasikan
Hidayat dan Hari Susanto (Peny.),
“Neopatrimonialism
Bisnis dan Politik di Tingkat Lokal:
World Regions”, German Institute of
Pengusaha,
Global and Area Studies, Hamburg,
Penyelenggaraan
Penguasa,
dan
Pemerintahan
Daerah Pasca Pilkada, Jakarta: LIPI Press. Hanif, Hasrul, (2009). Politik Klientelisme
pada
Workshop in
Various
23 Agustus 2010. Nuraina, Aos Kuswandi, Ainur Rofieq, Atie Dermawati.
(2008).
Statistik
dan
Analisis Gender Kabupaten Bekasi
Baru dan Dilema Demokratisasi di
Tahun
Indonesia, Jurnal Ilmu Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten
Ilmu Politik, Volume 12, Nomor 3,
Bekasi
Maret 2009.
Universitas Islam “45” Bekasi.
Harrison, Lisa. (2009). Metode Penelitian Politik, Jakarta: Kencana. Hopkins, Jonathan. (2006a). “Clientelism and Party Politics”, dalam Richard S. Katz dan William Crotty (Ed), Handbook
Sugiyono.
2008, dan
(2010).
Kuantitatif,
Bekasi:
Pusat
Badan
Studi
Metode Kualitatif
Wanita
Penelitian dan
R&D,
Bandung: Alfabeta. Surbakti, Ramlan. (1999). Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo.
of Party Politics, Sage Publication.
125
Ainur Rofieq, Rahmat Nuryono/ Pengaruh Klientelisme terhadap Perilaku Pemilih Masyarakat Kecamatan...
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah.
http://www.republika.co.id/berita/regional/jab
(2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
odetabek/12/03/20/m16y3q-kalah-
Pengantar), Bandung: Alfabeta.
pilkada-dahsyay-saja-ajukan-gugatan-
Wantchekon, Leonard. (2003). Clientelism
ke-mk, diakses tanggal 30 Mei 2012.
and Voting Behavior: Evidence from a Field Experiment in Benin, World
Perundang-undangan dan Dokumen
Politics Journal 55, April 2003.
Keputusan
Mahkamah
Konstitusi
Nomor
9/PHPU.D-X/2012 tanggal 10 April Internet dan Koran http://humaskabbekasi.wordpress.com/profilkabupaten-bekasi/ diakses tanggal 18 Februari 2013.
126
2012.