PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : HARYATI INDAH 1112082000080
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : HARYATI INDAH 1112082000080
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Haryati Indah
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tegal, 11 Juli 1994
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Anak ke- dari
: 2 dari 2 bersaudara
6. Alamat
: Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11 Desa Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal, Jawa Tengah
7. Telepon
: 089644185205
8. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD (2000-2006)
: SD N Lengkong 02
2. SMP (2006-2009)
: SMP N 01 Bojong
3. SMA (2009-2012)
: SMA N 03 Slawi
4. S1 (2012-2016)
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LATAR BELAKANG ORANG TUA 1. Ayah
: Khaerudin
2. Ibu
: Puji Astuti
3. Alamat
: Jl. Dukuh Blendong RT 06 RW 01 No. 11 Lengkong, Kec. Bojong, Kab. Tegal, Jawa Tengah
4. Telepon
: 087888919425/087886941164
vi
THE INFLUENCE OF AUDIT QUALITY, RISK MANAGEMENT AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON THE TAX AVOIDANCE
ABSTRACT
The objectives of this research were to examine the influence of audit quality, risk management and corporate social responsibility on the tax avoidance. This research using secondary data as sample of 127 manufacturing companies listed Indonesia Stock Exchange on period 2012-2014 with purposive sampling method. Hypothesis this research were tested by multiple regression model. The result of this research showed that risk management influence the tax avoidance. In the other hand, the audit quality and corporate social responsibility didn’t influence the tax avoidance. Keywords: Audit quality, risk management, corporate social responsibility snd tax avoidance.
vii
PENGARUH KUALITAS AUDIT, RISK MANAGEMENT DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 127 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 dan diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan kualitas audit dan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Kata Kunci: Kualitas audit, risk management, corporate social responsibility dan tax avoidance.
viii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang dengan ikhlas memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang, selalu mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
3.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
ix
7.
Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
8.
Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9.
Ayu Purwanti (kakak) yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan bantuan yang tiada hentinya kepada penulis..
10. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Dina, Hani, Iha, Tanti dan Wiwi) yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini, memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis, terutama Dina, Arlia, Iha, Wiwi, dan Hani yang selalu siap siaga membantu penulis. Terima kasih dan see you on top! 11. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Arlia, Dina, Desi, Hani, dan Inayah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. 12. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis. 13. KKN SIAP 2015 ( Adit, Agita, Ajeng, Ari, Arlia, Bimbim, Bedur, Dewi, Firdha, Isna, Kiki, Reza, Zein) yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 14. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapatkan penulis sebutkan satu per satu. Akhir kata, Penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca. Jakarta, September 2016
Haryati Indah
x
DAFTAR ISI
COVER COVER DALAM ......................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...........................................iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...........................................................iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................vi ABSTRACT .................................................................................................................vii ABSTRAK .................................................................................................................viii KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................12 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................14 A. Tinjauan Literatur .......................................................................................14 xi
1. Grand Theory ........................................................................................14 a. Agency Theory..................................................................................14 b. Legitimacy Theory ............................................................................16 2. Tax Avoidance.......................................................................................17 3. Kualitas Audit .......................................................................................20 4. Risk Management ..................................................................................22 5. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................24 a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) .............................24 b. Corporate Social Responsibility Disclosure ....................................29 B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu.................................................................31 C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................36 D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis .............................37 1. Pengaruh antara Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance ....................37 2. Pengaruh antara Risk Management terhadap Tax Avoidance ...............38 3. Pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance............................................................................................ 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................42 A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................42 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................42 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................43 D. Metode Analisis Data ................................................................................44 1. Statistik Deskriptif ................................................................................44 2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................44 a. Uji Multikolenieritas ......................................................................44 b. Uji Autokorelasi.............................................................................45 c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................45 d. Uji Normalitas ...............................................................................46 3. Uji Hipotesis .........................................................................................47 a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .....................................................48 b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) .......................................48 xii
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..................48 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................49 1. Variabel Dependen ...............................................................................49 a. Tax Avoidance ..............................................................................49 2. Variabel Independen .............................................................................50 a. Kualitas Audit ................................................................................50 b. Risk Management...........................................................................51 c. Corporate Social Responsibility ....................................................51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................56 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................................56 1. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................56 2. Deskripsi Populasi Penelitian ........................................................56 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................57 1. Statistik Deskriptif .........................................................................57 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................58 3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................65 C. Pembahasan ...............................................................................................69 1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance ........................69 2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance ...................71 3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance ......................................................................................72 BAB V PENUTUP .....................................................................................................75 A. Kesimpulan .................................................................................................75 B. Implikasi .....................................................................................................76 C. Keterbatasan ...............................................................................................77 D. Saran ...........................................................................................................77 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................79 LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................................83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skandal Penghindaran Pajak ....................................................................3 Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................32 Tabel 3.1 Operasional Variabel..............................................................................54 Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel ........................................................................57 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif .................................................................................58 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................59 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................60 Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser ....................................................................................62 Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.............................................................64 Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................65 Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................66 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t ) ..................67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...............................................................................36 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................61 Gambar 4.2 Hasil Uji Nomalitas Menggunakan Grafik Histrogam ...........................63 Gambar 4.3 Hasil Uji Menggunakan P Plot ...............................................................63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Sampel.............................................................................................................84 Perhitungan Variabel Independen ..............................................................................87 Perhitungan Variabel Dependen ................................................................................92 Hasi Uji SPSS ............................................................................................................119
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Penelitian mengenai tax avoidance menarik untuk terus diteliti, karena seperti yang diketahui bahwa masih banyak Wajib Pajak baik Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan yang kerap melakukan pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku guna meminimalkan pajak yang harus dibayar. Padahal kontribusi pajak dari Wajib Pajak digunakan sebagai sumber pembiayaan nasional dalam rangka
mensukseskan
program
pembangunan
nasional,
serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa dan masyarakat pada umumnya. Seperti yang dilansir pada website resmi Kementerian Keuangan mengenai APBN 2016 bahwa pemerintah menargetkan tahun
2016
pendapatan negara mencapai Rp 1.822 triliun, sekitar kurang lebih 85% atau Rp 1.546 triliun bersumber dari penerimaan pajak, dimana penerimaan dari pajak merupakan salah satu alternatif untuk menggenjot pendapatan negara. Oleh karena itu, penerimaan dari sektor pajak ini harus terus ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat 1
diharapkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya secara sukarela sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (Dewi dan Jati, 2014). Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Di lain pihak, pemerintah memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pajak, baik secara legal maupun ilegal (Suandy, 2008:1). Salah satu Wajib Pajak yang memberikan kontribusi dalam penerimaan negara yaitu perusahaan. Dimana besarnya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan. Semakin besar laba yang dihasilkan maka semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula dengan kewajiban membayar pajak, karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak (after tax profit),
2
tingkat pengembalian (rate of return), dan arus kas (cash flows) (Suandy, 2008:5). Ada dua hal yang sering dilakukan untuk menghemat jumlah pajak yang dilakukan perusahaan yaitu: tax avoidance (penghindaran pajak) dan tax evasion (penggelapan pajak). Jika dipandang dari segi hukum, jelas bahwa tax avoidance adalah sah sepanjang tidak ditemukan unsur kejahatan pada saat pemeriksaan, tetapi untuk tax evasion jelas merupakan pelanggaran hukum (Darussalam, 2009 dalam Hutami, 2010). Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015). Berikut beberapa kasus mengenai penghindaran pajak (tax avoidance) yang pernah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional sebagai berikut: Tabel 1.1 Skandal Penghindaran Pajak No.
Nama Perusahaan
Skandal Penghindaran Pajak
Membukukan laba operasi bisnis di Australia ke Irlandia. Laba sebelum (2010-2011) pajak sebesar 8,9 Miliar Dollar Australia diraih dari penjualan di Australia namun dibukukan pada Apple Sales International yang bermarkas di Irlandia. Bersambung pada halaman selanjutnya 1.
Apple
3
Tabel 1.1 (Lanjutan) No.
Nama Perusahaan
Skandal Penghindaran Pajak
Memanfaatkan strategi double irish dan dutch sandwich membantu mengurangi rasio (2011) pajak hingga 2,4%. HSBC membantu 106.000 klien di 203 3. HSBC negara untuk menghindari pajak. (2014-2015) a. HSBC secara rutin memperbolehkan klien mengambil dana melalui kartu kredit di luar negeri, biasanya dengan mata uang asing yang jarang digunakan. b. Secara agresif memasarkan skema agar klien-klien kaya bisa menghindari pajak yang berlaku di Eropa. c. Menyembunyikan rekening “hitam” dari otoritas pajak. d. Membuatkan rekening bagi para pelaku kejahatan, pengusaha korup, dan orangorang berisiko. Melakukan penghindaran pajak dengan nilai 4. IKEA lebih dari $ 1 miliyar. IKEA dituduh secara (2009-2014) sadar terlibat dalam pergeseran laba atau memindahkan miliaran euro labanya dari negara-negara dengan pajak rendah atau bahkan tidak ada seperti Lichtenstein atau Lexembourg. Membuat laporan keuangan seolah-olah rugi 5. Starbucks dengan cara: (2008-2010) a. Offshore licensing dimana membayar royalty atas desain, logo, dan resep pada perusahaan asal Belanda bernama Starbuks Coffee EMEA BV. b. Membeli bahan baku dari sebuah unit Starbuks Swiss walaupun pengiriman barang langsung dari negara produsen dan tidak masuk ke Swiss. c. Membayar utang bunga sangat tinggi, dimana utang tersebut ternyata digunakan untuk ekspansi Starbuks di negara lain. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia 6. Toyota menghindari pembayaran pajak senilai Rp (2005-2008) 1,07 triliun dengan transfer pricing. Bersambung pada halaman selanjutnya 2.
Google
4
Tabel 1.1 (Lanjutan) No.
Nama Perusahaan
Skandal Penghindaran Pajak tersebut menyebabkan penurunan gross margin sebesar 6,58 persen yang seharusnya jika digabungkan akan mendapatkan gross margin sebesar 14,59 persen ini membuat Dirjen Pajak mempertanyakan 8,1 persen dari gross margin ini.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi Adanya kasus tersebut merugikan negara karena penerimaan negara dari sektor pajak menjadi berkurang sehingga tindakan tersebut perlu dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak melanggar undang-undang perpajakan, yaitu melalui mekanisme corporate governance yang didasarkan pada teori keagenan yang diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap aktivitas manajer perusahaan. Mekanisme corporate governance
tersebut yaitu kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris, komite audit dan kualitas audit (Zatun dan Kiswanto, 2015). Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelaggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal melakukan pengauditan hal yang terpenting dalam pelaksanaannya adalah transparansi yang merupakan salah satu unsur dari corporate governance. Transparansi terhadap pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham. Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak 5
semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012). Karena asumsi adanya implikasi dari perilaku pajak yang agresif, perusahaan mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak dan mencegah tindakan tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan Kurniasih, 2012). Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four (PriceWaterHouseCooper – PWC, Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y) memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan Kurniasih, 2012). Selain kualitas audit, manajemen risiko dapat dijadikan kekuatan bagi pelaksanaan corporate governanace apabila dilaksanakan secara efektif. Manajemen risiko merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengelola semua risiko dalam perusahaan (Meizaroh dan Lucyanda, 2011). Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko diharapkan dapat meminimalisasi atau bahkan mengilangkan baik risiko keuangan akuntansi, operasional perusahaan termasuk risiko terkait perpajakan. Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki sistem manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi agresivitas pajak. 6
Konsep
corporate
governance
ini
juga
diharapkan
dapat
memonitoring manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berisiko pada perusahaan sehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam pengambilan risiko (risk averse). Semakin manajer perusahaan menjauhi risiko (risk averse) maka efisiensi pembayaran pajaknya juga akan menurun (Zatun dan Kiswanto, 2015). Menurut Susiloadi (2008) terdapat dua aspek penting yang harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara perusahaan dan masyarakat sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan laba perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Tingkat kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam operasinya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Semakin perusahaan peduli terhadap pentingnya pengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka perusahaan tersebut semakin sadar akan pentingnya pajak bagi masyarakat pada umumnya. Cara perusahaan menginformasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah melalui pengungkapan tanggung jawab sosial dan 7
lingkungan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et. al., 1987 dalam Rosmasita, 2007). Terdapat ketentuan dalam Pasal 66 ayat 2c UU No. 40 tahun 2007, yang menyatakan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan (Jessica dan Toly, 2014). Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta diartikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseron sendiri, komunitas setempat, masyarakat sekitar, maupun lingkungan hidup. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011).
8
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tax avodance telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun hasil penelitian masih banyak perbedaan. Zatun dan Kiswanto (2015) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk menyatakan bahwa kualitas audit, dan managerial risk berpengaruh terhadap efisiensi pembayaran pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Suardana (2014) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur mengatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dewi dan Jati (2014) dalam
penelitiannya
mengenai
Pengaruh
Karakter
Ekssekutif,
Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahawa kualitas audit berpengaruh pada Tax Avoidance. Namun tidak demikian yang ditunjukan pada hasil penelitian jaya, dkk (2013), Winata (2014). Jaya,
dkk
(2013)
dalam
penelitiannya
mengenai
Corporate
Governance, Konservatisme Akuntansi dan Tax Avoidance menyatakan bahwa kualitas audit tedak berpengaruh terhadap tax avoidance. Winata (2014) yang meneliti mengenai Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.
9
Penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari penelitian Zatun dan Kiswanto (2015) mengenai Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk. Perbedaan mendasar dari penelitian sebelumnya adalah menggunakan variabel kualitas audit, managerial risk serta menambah satu variabel yaitu pengungkapan corporate social responsibility untuk menguji pengaruhnya terhadap tax avoidance baik secara simultan maupun parsial. Penelitian
terdahulu
mengenai
pengaruh
corporate
social
responsibility terhadap tax avoidance yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lanis
dan Richardson (2015) mengenai “Is Corporate Social
Responsibility
Performance
Associated
with
Tax
Avoidance”
menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat mengurangi tax avoidance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Pradipta (2015) mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak yang menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak. Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014) dan Wahyudi (2015). Jessica dan Toly (2014) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas 10
Pajak menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara pengungkapan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak. Wahyudi (2015) dalam penelitiannya mengenai Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia menyatakan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak. Penulis termotivasi melakukan penelitian ini karena sebagian besar perusahaan kerap melakukan penghindaran pajak guna mengefisienkan beban pajak, selain itu adanya ketidakkonsistensian dari hasil penelitian sebelumnya memerlukan tambahan bukti empiris apakah kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility memang benar-benar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tax avoidance. Alasan penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian adalah disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga hasilnya dapat dianggap mewakili semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada semua sektor. Berdasarkan hal penjelasan di atas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)”.
11
B. Rumusan Masalah Apakah kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax avoidance? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas analisis pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax avoidance. 2. Manfaat Penelitian a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Masyarakat, sebagai sarana informasi perpajakan serta menambah pengetahuan
akuntansi
khususnya
auditing
dan
akuntansi
keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap tax avoidance. c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
12
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai penelitian di bidang akuntansi, terutama tentang tax avoidance sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. e. Kontribusi praktis, sebagai salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha pengembangan perencanaan pajak yang baik dan benar sesuai Undang-undang agar terhindar dari penyimpangan hukum pajak sehingga dapat digunakan sebagai sarana pengendalian bagi pihak manajemen dalam menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada negara.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Grand Theory a.
Agency Theory Teori agensi menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan
hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemegang saham, kreditur, dan pihak lainnya (principal). Dalam teori ini, agen diasumsikan sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan berusaha memaksimalkan kepentingan pribadinya. Manajer sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga memiliki kepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan pribadi (Adi dan Nur, 2013). Keputusan manajer untuk melakukan aktivitas tax avoidance merupakan salah satu masalah keagenan. Keputusan manajer untuk melakukan tax avoidance mungkin dilakukan untuk kepentingan pribadi manajer (misalnya kepentingan terhadap laba tinggi). Namun demikian, bisa saja keputusan ini bukan merupakan keputusan yang paling sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Manajer mungkin saja hanya mengambil keputusan
tax avoidance berdasarkan
kepentingan jangka pendek. Di sisi lain pemegang saham akan 14
memandang dari sudut pandang kepentingan jangka panjang. Dari sinilah muncul masalah keagenan di mana kepentingan manajer berbeda dengan kepentingan pemegang saham (Wahyudi, 2015). Hal tersebut menimbulkan asimetris informasi antara pemegang saham dengan manajer perusahaan. Masalah keagenan ini perlu diselesaikan. Pearce dan Robinson (2008) menyatakan bahwa pemilik dapat mengambil tindakan-tindakan lain untuk meminimalkan masalah keagenan, salah satunya adalah dengan menciptakan tim eksekutif lintas unit-unit perusahaan yang berbeda dapat membantu
memutuskan pengukuran kinerja pada
sasaran organisasi daripada sasaran pribadi. Di Indonesia, yang termasuk tim eksekutif salah satunya adalah peran auditor eksternal dalam memeriksa kewajaran laporan keuangan dan kinerja perusahaan. Peran pihak eksternal, akan membatasi tindakan-tindakan yang menyebabkan masalah keagenan. Selain itu untuk meminimalkan masalah keagenan perusahaan juga memerlukan adanya suatu pengendalian internal dan sistem manajemen risiko yang efektif. Richardson et al. (2013) berpendapat bahwa manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif memungkinkan
Dewan
Komisaris
melakukan
monitoring
dan
mengelola risiko yang lebih baik untuk mengurangi kemungkinankemungkinan risiko dan konflik kepentingan yang terjadi di perusahaan, termasuk risiko perpajakan yang rumit. Dengan demikian 15
perusahaan diharapkan akan lebih terhindar dari kemungkinan risiko tindakan pajak agresif yang dapat merugikan perusahaan. b.
Legitimacy Theory Teori legitimasi adalah salah satu teori yang banyak disebutkan
dalam bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Lanis dan Richardson (2015) juga menggunakan teori ini sebagai salah satu perspektif untuk mengembangkan teori pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan (corporate social responsibility disclosure). Legitimacy theory menyatakan bahwa organisasi harus secara terus-menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat (Rustiarini, 2011). Hidayati dan Murni (2009) menyatakan bahwa untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perusahaan mematuhi segala peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan melakukan aktivitas pertanggungjawaban sosial guna memperolah legitimasi dari masyarakat. Selain itu, perusahaan juga seharusnya tidak melakukan tindakan penghindaran pajak, karena jelas bahwa tindakan penghindaran pajak dapat merugikan penerimaan negara dari sektor pajak yang seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat umum. 16
Richardson et al. (2012) menjelaskan lebih lanjut bahwa sesuai dengan
mekanisme
pelaksanaan
corporate
governance
harus
mendukung kepatuhan terhadap hukum pajak dan kegiatan terkait CSR diharapkan mendasari dukungan terhadap undang-undang pajak, sehingga perusahaan dapat berjalan dan bertahan dalam masyarakat secara berkelanjutan. 2. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) Penghindaran pajak sering dikaitkan dengan perencanaan pajak (tax planning), di mana keduanya sama-sama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kewajiban pajak (www.pajak.go.id). Perencanaan pajak (tax planning) adalah usaha yang mencakup perencanaan perpajakan yang dibayar oleh perusahaan benar-benar efisien. Tujuan utama perencanaan pajak (tax planning) adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal (Pohan, 2013:13). Jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat Undang-undang, maka perencanaan pajak di sini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia, 17
baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali (Suandy, 2008:6). Tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak dengan memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015). Komite
urusan
fiskal
dari
Organization
for
Economic
Coorporation and Development (OECD) dalam Suandy (2008:7) menyebutkan ada tiga karakter penghindaran pajak, yaitu: a. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak. b. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari Undangundang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat Undang-undang. c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini di mana umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia
18
mungkin
(Council
of
Excecutive
Secretaries
of
Tax
Organization,1991). Tax avoidance merupakan usaha yang sama dengan cara mengekploitasi celah-celah yang terdapat dalam undang-undang perpajakan, karena aparat perpajakan tidak dapat melakukan tindakan apa-apa. Pada hakekatnya, tax avoidance merupakan perbuatan yang sifatnya mengurangi utang pajak secara ilegal dan bukan mengurangi kesanggupan atau kewajiban pajak melunasi pajak-pajaknya (Pohan, 2015:24). Menurut Suryana (2013) penghindaran pajak lazim dilakukan perusahaan global dengan cabang di berbagai negara. Modusnya usang tapi selalu berhasil yaitu: 1.
Pembayaran biaya manajemen royalti atas HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atas logo dan merek kepada perusahaan induk. Peningkatan royalti akan meningkatkan biaya yang pada akhirnya mengurangi laba bersih sehingga PPh badan juga turun.
2.
Pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup. Pembelian bahan baku dilakukan dengan harga mahal dari perusahaan satu grup yang berdiri di negara bertarif pajak rendah.
3.
Berhutang atau menjual obligasi kepada afiliasi perusahaan induk dan membayar kembali cicilan dengan bunga sangat tinggi. Tingkat suku bunga tinggi ini adalah dividen terselubung ke perusahaan induk. 19
4.
Menggeser biaya usaha (termasuk gaji pegawai headquarters) ke negara bertarif pajak tinggi (cost center) seperti Inggris dan mengalihkan profit ke negara bertarif pajak rendah (profit center) seperti Bermuda. Dengan demikian keuntungan perusahaan terlihat kecil dan tidak perlu membayar pajak korporasi.
5.
Menarik dividen lebih besar dengan menyamarkan biaya royalti dan jasa manajemen untuk menghindari pajak korporasi.
6.
Mengecilkan omset penjualan. Perusahaan menjual rugi barang ke cabang perusahaan di negara bertarif pajak rendah, sehingga penjualan ekspor terlihat merugi. Kemudian dari cabang tersebut, barang dijual dengan harga normal ke konsumen akhir. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa perencanaan perusahaan
dengan melakukan penghindaran pajak merupakan cara satu-satunya cara legal yang
dapat ditempuh oleh Wajib Pajak dalam rangka
mengefisiensikan pembayaran pajaknya. 3. Kualitas Audit DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu probabilitas
dimana seorang auditor dapat
menemukan
serta
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
20
Suartana (2007) menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan kualitas audit adalah : a. Lamanya auditor atau umur auditor, semakin lama maka semakin rendah kualitas auditnya. b. Jumlah klien, semakin banyak jumlahnya maka semakin baik kualitas auditnya. c. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat keuangan klien maka ada kecenderungan klien menekan auditor untuk mengikuti standar yan berlaku. d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila direview oleh pihak ketiga. Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor
mengaudit
laporan
keuangan
klien
dan
menemukan
pelaggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati, 2014). Dalam hal melakukan pengauditan hal yang terpenting dalam pelaksanaannya adalah transparansi yang merupakan salah satu unsur dari good corporate governance. Transparansi terhadap pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakkan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham. Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012). Karena asumsi adanya implikasi dari perilaiu pajak yang agresif, 21
perusahan mereka mengambil posisi agresif, perusahaan mereka megambil posisi agresif dalam hal pajak dan mencegah tindakan tersebut jika mereka tahu sebelumnya (Annisa dan Kurniasih, 2012). Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four (Price Water House Cooper – PWC, Deloitte Thouce Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young – E&Y) memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit KAP Non The Big Four (Annisa dan Kurniasih, 2012). 4. Risk Management (Manajemen Risiko) Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk, penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan
atau
pengelolaan
sumber
daya
(Wikipedia.org). Menurut Subramaniam et al. (2009) manajemen risiko adalah suatu proses yang kompleks meliputi identifikasi, mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial maupun operasional perusahaan. Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme 22
kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan dalam mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari sistem manajemen risiko dan pengendalian internal terkait (Richardson et al. 2013). Menurut KNKG (2011), penerapan manajemen yang baik antara lain dapat: a.
Mengurangi kejutan-kejutan yang kurang menyenangkan. Ini dapat diperoleh karena melalui penerapan manajemen risiko yang baik di semua hal yang berakibat pada pencapaian sasaran perusahaan yang telah diidentifikasikan sebelumnya serta mengambil antisipasi.
b.
Meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan menjadi semakin baik. Hal ini dapat diperoleh karena dalam menerapkan manajemen risiko wajib untuk menemukan kembali para pemangku kepentingan dan harapannya. Melalui komunikasi timbal balik yang cukup giat maka dapat digalang kesamaan persepsi dan kesamaan kepentingan bersama, dengan demikian dapat diperoleh hubungan yang lebih baik.
c.
Meningkatkan
reputasi perusahaan. Komunikasi yang baik
dengan para pemangku kepentingan sehingga mereka mengetahui bahwa perusahaan mampu untuk menangani risiko-risiko yang dihadapi dengan baik. Akibatnya kepercayaan pelanggan,
23
pemasok, kreditor, komunitas bisnis serta masyarakat juga meningkat. d.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen. Semua risiko yang dapat menghambat proses organisasi telah diidentifikasikan dengan baik, maka cara untuk mengatasi gangguan kelancaran proses
organisasi
telah
diantisipasi
sebelumnya.
Dengan
demikian, bila gangguan tersebut memang terjadi, maka organisasi telah siap untuk menanganinya dengan baik. e.
Terdapat pencapaian sasaran perusahaan karena terselenggaranya manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan pemangku kepentingan yang semakin membaik, kemampuan menangani risiko perusahaan yang juga meningkat, termasuk risiko kepatuhan dan hukum. Berdasarkan pengertian diatas manajemen risiko merupakan
pendekatan
terstruktur
atau
metodologi
dalam
mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman meliputi identifikasi, mengatur dan meminimalkan risiko bisnis, baik risiko finansial maupun operasional perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan untuk secara lebih hati-hati (prudent) dan produktif menghindari halhal yang tidak berguna karena membuang sumber daya yang tidak perlu dan mencegah hal-hal yang merugikan. 5. Corporate Social Responsibility a. Definisi CSR 24
Corporate Social Responsinbility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Berdasarkan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi
dampak
positif)
terhadap
seluruh
pemangku
kepentingannya (Wikipedia.org.id). Definisi CSR yang dikemukakan oleh World Bank yang memandang CSR dapat dijelaskan sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan mereka 25
dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik dimana baik untuk dunia usaha dan juga untuk pembangunan. Implementasi CSR merupakan suatu wujud komitmen yang dibentuk oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan (Susiloadi, 2008). Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) menegaskan bahwa tanggung jawab perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas (UUTP) menegaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya (Azheri, 2012:22). Menurut Deegan (2002) dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyebutkan beberapa alasan perusahaan dengan sukarela mengungkapkan tanggung jawab sosialnya antara lain:
26
1.
Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam peraturan. Hal ini sebenarnya bukan alasan utama yang ditemukan di berbagai negara karena ternyata tidak banyak aturan yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan secara lengkap informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.
2.
Pertimbangan rasionalitas ekonomi (economic rationality). Atas dasar alasan ini, praktik pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan memberikan keuntungan bisnis karena perusahaan telah melakukan “hal yang benar” dan alasan ini dipandang sebagai motivasi yang utama.
3.
Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan. Hal ini dapat diartikan bahwa manajemen berkeyakinan bahwa orang yang mempunyai hak tidak dapat dihindari untuk memperoleh informasi yang memuaskan, tidak peduli dengan biaya yang diperlukan untuk menyajikan informasi tersebut.
4.
Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman. Lembaga pemberi pinjaman sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko mereka, cenderung menghendaki informasi tentang kinerja dan kebijakan sosial dan lingkungannya. Informasi ini akan diperoleh dalam penjelasan atau disclosure dalam laporan tahunan perusahaan.
27
5.
Untuk mematuhi harapan masyarakat, pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai refleksi atas kepatuhan terhadap kontrak sosial dengan masyarakat.
6.
Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi perusahaan. Pengungkapan mungkin sebagai respon atas pemberian media yang bersifat negatif, atau barangkali sebagai akibat dari rating atau suatu peringkat yang menurun yang diberikan oleh lembaga pemberi peringkat perusahaan.
7.
Untuk me-manage kelompok stakeholder tertentu yang memiliki kekuasaan (powerful).
8.
Untuk menarik dana investasi.
9.
Untuk memenuhi persyaratan industri atau code of conduct industry tertentu.
10. Untuk memenangkan penghargaan pelaporan tertentu. Ada berbagai penghargaan yang diberikan oleh beberapa negara kepada perusahaan yang melaporkan kegiatannya termasuk kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan memenangkan penghargaan tersebut diharapkan perusahaan akan memperoleh image positif dan mendapatkan reputasi baik di mata stakeholder-nya. Berdasarkan pengertian diatas CSR merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap bekerjanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilan 28
mereka dalam komunitas setempat dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan, dengan cara yang baik dimana baik untuk dunia usaha dan juga untuk pembangunan. b. Corporate Social Responsibility Disclosure Pengungkapan CSR perusahaan melalui berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian perusahaan bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu sendiri. Dengan mengomunikasikan CSR-nya, makin banyak masyarakat yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga tingkat risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun. Jadi, melaporkan CSR kepada khalayak akan meningkatkan nilai social hedging perusahaan (Harmoni dan Andriyani, 2008). Ruang lingkup tanggung jawab sosial yaitu sebagai berikut: a) Basic responsibility yaitu tanggungjawab yang muncul karena keberadaan perusahaan. Contohnya kewajiban membayar pajak, menaati hukum, memenuhi standar pekerjaan dan memuaskan pemegang saham. b) Organizational responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu karyawan, konsumen, pemegang saham dan masyarakat. 29
c) Societal responsibility, tanggung jawab yang menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat, sehingga perusahaan
dapat
tumbuh
dan
berkembang
secara
berkesinambungan. Semua hal tersebut tidak akan terlaksana dengan baik bila perusahaan tidak menerapkan corporate governance yang baik (GCG) (Sudana dan Arlindania, 2011). Pada umumnya standar acuan yang digunakan dalam penyusunan pelaporan CSR adalah konsep dari GRI (Global Reporting Initiative), dimana berisi 3 kategori yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Kategori sosial diperluas lagi menjadi 4 sub-kategori yaitu praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas produk (www.globalreporting.org). Kerangka pelaporan GRI ditujukan sebagai sebuah kerangka yang dapat diterima secara umum dalam melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dari organisasi. Kerangka ini didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang berbeda ukuran,
sektor,
dan
lokasinya.
Kerangka
pelaporan
GRI
mengandung isi bersifat umum dan sektor yang bersifat spesifik, yang telah disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum dalam melaporkan kinerja berkelanjutan dari sebuah organisasi (Sudana dan Arlindania, 2011). 30
Menurut Sembiring (2005) pengukuran pengungkapan CSR dilakukan dengan menggunakan metode checklist berdasarkan tujuh kriteria yang diadopsi dari penelitian Hackson dan Milne (1996) yang menghasilkan 90 item pengungkapan. Namun, berdasarkan BAPEPAM No. VII G 2 tentang laporan tahunan, maka harus dilakukan penyesuaian terhadap 90 item pengungkapan tersebut. Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 90 item pengungkapan yang meliputi tujuh tema yaitu: 1) lingkungan, 2) energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 4) lain-lain tentang tenaga kerja 5) produk, 6) keterlibatan masyarakat, dan 7) Umum. Namun, 12 item pengungkapan dihapus karena dianggap tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga hanya tersisa 78 item pengungkapan. B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
31
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
1.
Zatun, Uli Pengaruh Corporate Tamyis dan Governance, Kiswanto (2015) Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan a. Terdapat variabel a. Faktor-faktor yang intervening : managerial mempengaruhi risk efisiensi pajak b. Variabel independen b. Teknik pengambilan kepemilikan sampel purposive institusional, komite sampling audit, dewan komisaris, c. Variabel independen karakteristik perusahaan, : kualitas audit, capital intensity ukuran perusahaan
2.
Pradipta, Dyah Hayu (2015)
a.
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak
b.
Variabel dependen : tax avoidance Variabel independen : CSR
Variabel independen: profitabilitas, leverage, dan komisaris independen
Hasil penelitian Kepemilikan institusional, komite audit berpengaruh negatif terhadap efisiensi pembayaran pajak. Capital intensity berpengaruh positif terhadap efisiensi pembayaran pajak. Kualitas audit, managerial risk, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap efisiensi pembayaran pajak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak. Sedangkan variabel leverage dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya 32
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 3.
4.
Peneliti (Tahun) Winata, Fenny (2014)
Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan Suardana, Ketut Ali (2014)
Judul Penelitian Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur
Bersambung pada halaman selanjutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan a. Variabel independen : Variabel independen : dewan komisaris tax avoidance b. Variabel independen : independen dan jumlah komite audit kualitas audit kepemilikan institusional
a. Menganalisis fakorfaktor yang mempengaruhi tax avoidance. b. Variabel independen : kualitas audit
Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proksi corporate governance yaitu prosentase dewan komisaris independen dan jumlah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas tax avoidance yang diproksikan dengan book tax gap. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa aktivitas tax avoidance tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kepemilikan institusional, dan kualitas audit. Variabel independen variabel yang berpengaruh proposi dewan komisaris, negatif adalah proporsi dewan komite audit, ROA, risiko komisaris, kualitas audit, perusahaan komite audit, dan ROA, sedangkan risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance 33
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Peneliti (Tahun)
5.
Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan Jati, I Ketut (2014)
6.
7.
Annisa, Nuralifimida Ayu dan Kurniasih Lulus (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia
a.
Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance
e.
Lanis, Roman Is Corporate Social dan Responsibility Richardhson, Performance Associated Grant (2015) With Tax Avoidance Bersambung pada halaman selanjutnya
b. c. d.
f.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel independen : Analisis regresi karakteristik eksekutif, berganda karakteristik perusahaan, Perusahaan risiko perusahaan, dan manufaktur komite audit Variabel dependen : tax avoidance Variabel independen : kualitas audit Variabel independen: Variavel dependen : kepemilikan institusional, tax avoidance Variabel independen : komposisi dewan komisaris independen, dewan kualitas audit komisaris, dan komite audit.
a. Variabel dependen : tax avoidance b. Variabel independen : CSR
Analisis menggunakan logit regression
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel risiko perusahaan, kualitas audit dan komite audit yang berpengaruh terhadap tax avoidance.
Tidak terdapat pengaruh signifikan kepemilikan institusional, kompisisi dewan komisaris independen, dan dewan komisaris terhadap tax avoidance. Sedangkan adanya pengaruh signifikan komite audit dan kualitas audit terhadap tax avoidance. CSR dapat mengurangi tax avoidance.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 8.
Peneliti (Tahun) Grant Richards on, Grantley Taylor, dan Roman Lanis (2013)
Judul Penelitian The Impact Of Board Of Director Oversight Characteristics On Corporate Tax Aggressiveness : An Empirical Analysis.
Metodelogi Penelitian Persamaan Perbedaan a. Variabel independen Variabel dependen: :Risk Management Agresivitas pajak b. Menggunakan regresi linier berganda
Hasil penelitian Jika perusahaan telah membentuk sistem manajemen risiko dan kontrol internal yang efektif, melibatkan auditor eksternal The Big Four, layanan auditor eksternal melibatkan jasa nonaudit secara proporsional lebih sedikit dari jasa audit dan komite audit internal lebih independen, maka kecil kemungkinannya untuk menjadi agresif terhadap pajak.
35
C. Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1 Teori : Setiap Wajib Pajak harus membayar pajak sesuai ketentuan perpajakan
Praktik : Masih banyak Wajib Pajak yang melakukan penyimpangan pajak GAP
Pengaruh Kualitas Audit, Risk Management dan CSR terhadap Tax Avoidance
Basis Teori : Agency Theory, Teori Legitimasi, Tax Avoidance, Kualitas Audit, Risk Management dan CSR
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kualitas Audit (X1) Tax Avoidance (Y)
Risk Management (X2) CSR (X3)
Alat Analisis:
Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 36
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh antara Kualitas Audit dengan Tax Avoidance DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu probabilitas
dimana seorang auditor dapat
menemukan
serta
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak melakukan penghindaran pajak, karena auditor yang termasuk The Big Four lebih kompeten dan profesional dibandingkan dengan auditor yang termasuk dalam Non The Big Four, sehingga memiliki banyak pengetahuan tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan oleh perusahaan (Dewi dan Jati, 2014). Menurut Chai dan Lui (2010) jika nominal pajak yang harus dibayar terlalu tinggi biasanya akan memaksa perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak (tax avoidance), maka semakin berkualitas audit suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung tidak akan melakukan manipulasi laba untuk kepentingan perpajakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Jaya, dkk (2013),
Winata (2014), dan Fadhilah (2014) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance.
37
Namun tidak demikian yang ditunjukan pada hasil penelitian Dewi dan Jati (2014). Penelitian yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) serta Dewi dan Sari (2015). Menurut penelitian yang dilakukan Zatun dan Kiswanto (2015) menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap efisiensi pembayaran pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Sari (2015) juga menunjukan bahwa kualitas audit berpengaruh pada tax avoidance. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014), Zatun dan Kiswanto (2015), serta Dewi dan Sari (2015) . maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H1 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance 2. Pengaruh antara Risk Management dengan Tax Avoidance Sistem manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan merupakan salah satu mekanisme dan alat tata kelola perusahaan (corporate governance) yang penting. Tanggung jawab untuk menerapkan kerangka kerja pengelolaan risiko terintegrasi yang efektif terletak pada manajer, dan desain sistem pengendalian internal dan kepatuhan untuk menetapkan kebijakan dan prosedur merupakan aspek penting dari kerangka kerja tersebut. Dengan demikian, sistem manajemen
risiko
dan
pengendalian
internal
yang
efektif
memungkinkan Dewan komisaris untuk memonitor dan mengelola
38
risiko dengan lebih baik. Perusahaan dengan pengawasan yang lebih efektif dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat dalam kesalahan pelaporan keuangan dan penipuan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan di mana Dewan Komisaris membentuk sebuah sistem manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif menjadi cenderung kurang untuk berpartisipasi dalam agresivitas pajak (Richardson et al. 2013). Menurut Bauer (2014) dalam penelitiannya bahwa pengendalian internal dan manajemen risiko terkait pajak merupakan suatu faktor penting dalam mengurangi tindakan penghindaran pajak. Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa sistem manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi tax agressivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko yang lebih kuat atau lebih efektif cenderung tidak akan melakukan kesalahan dalam mengutarakan atau salah melaporkan pendapatan keuangan atau kena pajak. Menurut penelitian Bauer (2014) dan Richardson et al. (2013) maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2 : Manajemen Risiko berpengaruh terhadap Tax Avoidance 3. Pengaruh antara CSR dengan Tax Avoidance Kinerja perusahaan dikatakan baik apabila mampu memperoleh laba yang tinggi pada tahun berjalan. Laba perusahaan yang tinggi
39
dapat diperoleh dengan cara meminimalkan beban-beban perusahaan. Salah satu beban yang dimiliki oleh perusahaan adalah beban dalam membayar pajak. Strategi dalam meminimalkan beban pajak di kalangan
perusahaan-perusahaan
multinasional
sering
terjadi.
Tindakan tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat serta tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak
negatif
terhadap
masyarakat
karena
mempengaruhi
kemampuan pemerintah dalam menyediakan barang publik (Lanis dan Richardson, 2013). Kewajiban dalam membayar pajak seharusnya dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. Namun, banyak perusahaan justru melanggar peraturan perundang-undangan pajak dengan mengurangi pajak yang seharusnya dibebankan kepada perusahaan tersebut. Perilaku ini membuat manfaat pajak tidak maksimal dalam menyejahterakan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan meminimalkan pembayaran pajak perusahaan demi pencapaian keuntungannya. Dari segi finansial perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi dengan membayar pajak yang rendah. Namun di sisi lain, pemerintah akan mengalami kerugian akibat dari tindakan penghindaran pajak. Sedangkan dari segi non finansial, perusahaan yang terlibat dalam pengurangan pajak akan mendapat citra buruk dari masyarakat dan stakeholder. Tanggapan tersebut merupakan bentuk kegagalan perusahaan dalam memenuhi
40
harapan
masyarakat
karena
melakukan
kecurangan
terhadap
pembayaran pajak (Lanis & Richardson 2015). Hasil penelitian yang dilakukan Jessica dan Toly (2014) menunjukan bahwa tidak adanya
pengaruh
signifikan
antara
pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih, dkk (2014) dan Wahyudi (2015) menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Namun tidak demikian hasil yang ditunjukkan pada penelitian Lanis dan Richardson (2015). Hasil penelitian Lanis dan Richardson (2015) menunjukkan bahwa CSR dapat mengurangi tax avoidance.
Dengan demikian,
semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, diharapkan perusahaan tersebut patuh terhadap peraturan terhadap pajak.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh Pradipta
(2015) yang menyatakan bahwa CSR dan profitabilitas berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2015) dan Pradipta (2015). maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H3 : Luas pengungkapan CSR berpengaruh terhadap Tax Avoidance
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian kausalitas yang bertujuan untuk melihat hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2008). Penelitian ini membatasi pada permasalahan mengenai pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jenis penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. B. Metode Penentuan Sampel Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode pengumpulan sampel yang berdasarkan pertimbangan subjek peneliti, sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dan kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif. Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel secara purposive sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perusahaan mempublikasikan annual report dan data laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2012-2014.
42
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Hal ini karena akan menyebabkan nilai CETR menjadi negatif sehingga akan menyulitkan penghitungan. c. Perusahaan yang memiliki CETR antara 0-1 sehingga dapat mempermudah dalam penghitungan. d. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang berakhir tanggal 31 Desember. e. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan keuangannya. C. Metode Pengumpulan Data Dalam
memperoleh
data-data
pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data diperoleh
dengan
menggunakan
metode
dokumentasi.
Metode
dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peride tahun 2012 sampai dengan 2014 yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari buku, jurnal-jurnal ilmiah, tesis serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.
43
D. Metode Analisis Data Menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistikal Package for Social Scienes). Tahapan pengujian dengan menggunakan uji regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis,
dan
skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). 2. Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan uji asumsi klasik, maka penelitian ini melakukan
uji
multikolonieritas,
uji
autokolerasi,
uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. a.
Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
44
tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2013:108). b. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusan adalah du
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas 45
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji statistik, yaitu dengan melakukan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2013:142). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain, suatu model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas saat nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 dengan tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2013:143). d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi
normalitas yaitu dengan analisis grafik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot ( P-P Plot ) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual 46
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 201:160-161). Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data terdistribusi normal. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= α+ β1ADT + β2RSK + β3CSR + ε Keterangan: Y
: Tax Avoidance
α
: Konstanta
β
: Koefisien Regresi
ADT
: Kualitas Audit
RSK
: Risk Management
CRS
: Corporate Social Responsibility
ε
: Faktor Pengganggu
47
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2013:97).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013:98). c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat kepercayaan. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka 48
Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jka tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima maka H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2013:99). E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing veriabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah tax avoidance, sedangkan variabel independen terdiri dari kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility. 1.
Variabel Dependen a. Tax Avoidance Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak dengan memenuhi ketentuan perpajakan dan menggunakan strategi di bidang perpajakan yang digunakan. Penghindaran pajak ini dilakukan karena banyak Wajib Pajak badan maupun pribadi merasa terbebani untuk membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak berusaha untuk meringankan kewajiban pembayaran pajak dengan cara meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Dewi dan Sari, 2015). Cash Effective Tax Rate (CETR) adalah beban pajak kini (PPh terutang menurut ketentuan perpajakan) dibagi dengan laba sebelum 49
pajak. Semakin kecil nilai ETR menunjukkan semakin besar tingkat penghindaran pajak atau agresifitas pajak perusahaan (Wahyudi, 2015). Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dyreng, et al (2008) Cash Effective Tax Rate (CETR) digunakan sebagai pengukuran tax avoidance. Pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dyreng, et.al (2008) dirumuskan sebagai berikut: CASH ETR= 2.
Variabel Independen a. Kualitas Audit DeAngelo (1981) mendefinsikan kualitas audit sebagai suatu probabilitas dimana seorang auditor dapat menemukan serta melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) maka dalam penelitian ini kualitas audit diukur menggunakan variabel dummy yaitu: Nilai 0 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP Non The Big Four.
50
Nilai 1 : Jika laporan keuangan perusahaan diaudit oleh KAP The Big Four b. Risk Management (Manajemen Risiko) Manajemen risiko merupakan bagian integral dari praktik bisnis yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme kunci corporate governance untuk Dewan Komisaris perusahaan dalam mengelola risiko (Richardson et al. 2013). Kebijakan pajak perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari sistem manajemen risiko dan pengendalian internal terkait (Richardson et al. 2013). Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subramaniam et al. (2009) maka dalam penelitian ini risk management diukur menggunakan variabel dummy yaitu: Nilai 0 : Jika perusahaan tidak memiliki dan mengungkapkan komite manajemen risiko Nilai 1 : Jika perusahaan memiliki dan mengungkapkan komite manajemen risiko c. Corporate Social Responsibility Pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan melalui
berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi. Sebagian perusahaan bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau program tanggung kegiatan
tanggung
jawab sosial jawab
sosial
sama pentingnya dengan itu
sendiri.
Dengan 51
mengomunikasikan
tanggung
jawab sosial -nya, makin banyak
masyarakat yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga tingkat risiko perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun. Jadi, melaporkan tanggung
jawab sosial kepada khalayak akan
meningkatkan nilai social hedging perusahaan (Harmoni dan Andriyani, 2008). Beberapa peneliti Indonesia sebelumnya lebih sering menggunakan indikator pengukuran oleh Sembiring (2005). Menurut Hacktson dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 90 item pengungkapa yang meliputi tujuh tema yaitu: 1) lingkungan, 2) energi, 3) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 4) lain-lain tentang tenaga kerja, 5) produk, 6) keterlibatan masyarakat, dan 7) Umum. Namun dengan adanya peraturan Bapepam tentang laporan tahunan dan kesesuaian item untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian dimana dua belas (12) item dihapuskan karena kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Dengan dihapuskannya 12 item tersebut maka jumlah item pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi 78 item. Jumlah item komponen corporate social responsibility perusahaan didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang mengungkapkan komponen corporate social responsibility yang telah ditetapkan, bila tidak diberi angka 0. Jumlah item komponen corporate social responsibility yang diungkapkan perusahaan dibagi 52
total komponen yang ditetapkan sebelumnya merupakan CSRI, sehingga CSRI masing-masing perusahaan merupakan persentase dari total skor item pengungkapan. Pengukuran corporate social responsibility dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: CSRDIj = Keterangan: CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Xyi ni
: variabel dummy : Total item, 78 item
53
Tabel 3.1 Operasional Variabel No. 1.
2.
3.
Variabel
Konsep
Variabel Dependen (Y): Tax Avoidance (Dyreng, et al, 2008)
Usaha untuk mengurangi atau bahkan meniadakan hutang pajak dengan tidak melanggar UU
Variabel Independen (X1): Kualitas Audit (Zatun dan Kiswanto, 2015)
KAP The Big Four
Variabel Risk Management Independen Committee (X2): Risk Management (Subramaniam et al. 2009) Bersambung pada halaman selanjutnya
Indikator
Sumber Data
Skala Rasio
Sekunder
Rasio
Regresi Linier Berganda
1 = Laporan keuangan diaudit oleh KAP TheBig Four 0 = Laporan Keuangan diaudit oleh KAP Non The Big Four
Sekunder
Nominal
Regresi Linier Berganda
1= memiliki dan mengungkapkan komite manajemen risiko
Sekunder
Nominal
Regresi Linier Berganda
CASH ETR=
Alat Analisis
0= memiliki dan mengungkapkan komite manajemen risiko
54
Tabel 3.1 (Lanjutan) No. 4.
Variabel Variabel Independen (X3): Corporate Social Responsibility (Sembiring, 2005)
Konsep Corporate Social Responsibility
Indikator CSRIj =
Sumber Data
Skala Rasio
Sekunder
Rasio
Alat Analisis Regresi Linier Berganda
55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan publik bidang manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi yang memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria sampel. 2. Deskripsi Populasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, sedangkan populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik bidang manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki data yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan sampel data perusahaan selama 3 periode, yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Tabel 4.1 menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:
56
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel No.
Kriteria Sampel
Jumlah Perusahaan
1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014
399
2.
Perusahaan yang melakukan IPO diatas tahun 2011 Perusahaan yang mengalami rugi selama periode penilitian
(12)
3.
(129)
4.
Perusahaan yang memiliki CETR lebih dari 1
(57)
5.
Perusahaan yang menggunakan satuan nilai selain rupiah
(45)
6.
Perusahaan yang tidak melampirkan laporan CSR selama periode penelitian
(15)
7.
Perusahaan yang data-datanya outlier
(14)
Jumlah sampel total selama periode penelitian Sumber: Data sekunder yang diolah
127
Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, maka jumlah keseluruhan perusahaan yang memenuhi kriteria dari sampel adalah sebanyak 127 perusahaan. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Statistik Deskriptif Hasil statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
57
Tabel 4.2 Satistik Deskriptif Descriptive Statistiks N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TA
127
,05
,62
,2815
,10455
KA
127
,00
1,00
,4803
,50159
RSK
127
,00
1,00
,3307
,47233
CSR
127
,06
,86
,3102
,18759
Valid N (listwise)
127
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tax avoidance (TA) memiliki nilai minimum 0,05 dan maksimum 0,62 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,2815 dan 0,10455. Kualitas audit (KA) memiliki nilai minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,4803 dan 0,50159. Risk management (RSK) memiliki nilai minimum 0 dan maksimum 1 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,3307 dan 0,47233. Corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum 0,06 dan maksimum 0,86 dengan rata-rata dan standar deviasi masingmasing sebesar 0,3102 dan 0,18759. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Hasil uji multikolonieritas disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:
58
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
KA
,861
1,162
RSK
,662
1,510
CSR
,593
1,686
a. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel kualitas audit (KA), risk management (RSK), dan corporate social responsibility (CSR) masing-masing memiliki nilai Tolerance sebesar 0,861, 0,662, dan 0,593 sedangkan nilai VIF sebesar 1,162, 1,510, dan 1,686. Hasil uji di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 serta tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terjadi multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi disajikan dalam tabel 4.4 sebegai berikut:
59
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model
R
1
R Square
,268
a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
,072
,049
Durbin-Watson
,10195
1,954
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK b. Dependent Variable: TA
0
Autokorelasi
Ragu-
Tidak Ada
positif
ragu
Autokorelasi
dL 1,760
Ragu-ragu Autokorelasi negatif
du
4-du
4-dL
1,693
2,307
2,240
Nilai d : 1,954 Sumber: Data sekunder yang diolah Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menyatakan bahwa autokorelasi tidak terjadi jika nilai du < d < 4-du, dimana nilai d (hitung) berada diantara nilai du dan 4-du. Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai DurbinWatson adalah 1,954. Nilai tersebut berada di antara nilai du dan 4du dimana nilai d (hitung) lebih besar dari du (1,693) dan kurang dari 4-du (2,307), sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas disajikan dalam gambar 4.1 sebagai berikut:
60
Sumber: Data sekunder yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik scatterplot terlihat bahwa data tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dalam penelitian ini. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013:141). Uji statistik yang digunakan adalah dengan uji glejser. Tabel 4.5 akan menampilkan hasil uji glejser.
61
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Coefficients
Standardize
B e Model
r1 d a s
a
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B (Constant
Std. Error ,086
,012
KA
-,009
,013
RSK
-,009
CSR
-,010
)
Beta
t
Sig.
7,236
,000
-,066
-,688
,493
,015
-,065
-,590
,556
,041
-,028
-,237
,813
a. Dependent Variable: absTA
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut (absTA) atau variabel independen memiliki tingkat sig. lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas Hasil uji normalitas disajikan dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3 sebagai berikut:
62
Sumber: Data sekunder yang diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Data sekunder yang diolah Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan P Plot 63
Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukan
bahwa
model
regresi
telah
memenuhi
asumsi
normalitas. Selain dengan grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dapat dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan KolmogorovSmirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parameters
127 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
,0000000 ,10073171 ,070
Positive
,070
Negative
-,061
Test Statistik Asymp. Sig. (2-tailed)
,070 ,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder yang diolah
64
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,20, dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa nilai residual terdistribusi secara normal. 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian pada penelitian ini menggunakan regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2013:7). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Pada penelitian ini, pengujian koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur variabel independen yaitu variabel kualitas
audit,
risk
management
dan
corporate
social
responsibility. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,268
a
,072
,049
,10195
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK b. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai R Square adalah sebesar
0,049. Hal ini berarti bahwa sebesar 4,9% 65
variabel dependen atau tax avoidance dipengaruhi oleh variabel independen yaitu kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility sedangkan sisanya yaitu sebesar 95,1%
dijelaskan
oleh
faktor-faktor
lain
yang
tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (uji statistik F) dilakukan pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih kecil daripada 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F): Tabel 4.8 Uji Signifikansi Simultan a
ANOVA Sum of Model 1
Squares Regression
Mean Df
Square
,099
3
,033
Residual
1,279
123
,010
Total
1,377
126
F 3,167
Sig. ,027
b
a. Dependent Variable: TA b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai tabel uji signifikansi simultan (uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai F hitung sebesar 3,167 dengan probabilitas 0,027. Karena probabilitas 0,027 lebih kecil dari 0,05 maka
66
model persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen yaitu kualitas audit, risk managemen,dan
corporate
social
responsibility
secara
bersama-sama memepengaruhi variabel dependen yaitu tax avoidance. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Coefficients
a
Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
,271
,018
KA
,023
,020
RSK
-,067
CSR
,070
Beta
t
Sig.
14,981
,000
,110
1,171
,244
,024
-,301
-2,816
,006
,063
,126
1,118
,266
a. Dependent Variable: TA
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas audit (KA) memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,244, tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. 67
Hasil uji t untuk variabel risk management memiliki nilai signifikansi sebesar 0,006. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel risk management berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Variabel corporate social responsibility memiliki nilai signifikansi sebesar 0,266, tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Berdasarkan tabel 4.7 maka model persamaan regresi berganda yaitu sebagai berikut:
TA= 0,271+0,023KA-0,067RSK+0,070CSR+0,018 Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 0,271 dengan nilai positif, yang berarti bahwa variabel tax avoidance akan bernilai 0,271 jika masing-masing variabel kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility bernilai 0. Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit sebesar 0,023. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel kualitas audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar 2,3%. Variabel risk management memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,067 Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap
68
kenaikan 1% variabel risk management, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan variabel tax avoidance sebesar 6,7%. Sedangkan memiliki
variabel
koefisien
corporate
regresi
social
sebesar
responsibility
0,070.
Hal
ini
menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel corporate social responsibility, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan variabel tax avoidance sebesar 7%. C. Pembahasan 1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel kualitas audit mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,244. Hal ini berarti menolak H1 sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kualitas audit lebih besar dari 0,05. Berdasarkan Strandar Profesi Akuntan Publik (SPAP), bahwa audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional
(professional
qualities)
auditor
independen
dan
pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.
69
Fadhilah
(2014)
dalam
penelitiannya
menyatakan
bahwa
perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four memang akan lebih cenderung dipercayai oleh fiskus karena memiliki reputasi yang baik serta memiliki integritas yang tinggi, namun jika perusahaan bisa memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang lebih baik terhadap KAP yang mempunyai reputasi yang baik, bisa saja KAP tersebut melakukan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan KAP, seperti halnya kasus Enron. Hal tersebut menjelaskan bahwa tidak ada jaminan dari hasil audit KAP The Big Four dapat meminimalkan tindakan penghindaran pajak. Winata (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan atara perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non The Big Four terhadap penanggulangan praktik tax avoidance. Hal ini dikarenakan ketika KAP mengaudit suatu laporan keuangan berpedoman pada standar pengendalian mutu kualitas audit yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profresional Akuntan Publik IAPI (DSPAP IAPI) dan aturan etika akuntan publik yang ditetapkan oleh IAPI sehingga dalam pelaksanaannya sudah didasarkan pada aturan yang ada. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan Fadhilah (2014), yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non
70
The Big Four dalam menanggulangi praktik tax avoidance. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015). 2. Pengaruh Risk Management terhadap Tax Avoidance Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel risk management mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,006. Hal ini berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa risk management berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel risk management lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013) dan Bauer (2014). Manjemen risiko salah satu bagian integral dari praktik bisnis yang baik. Sistem pengendalian internal telah menjadi mekanisme kunci corporate governance untuk dewan komisaris perusahaan dalam mengelola risiko. Kebijakan pajak perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari sistem manajemen risko dan pengendalian internal terkait (Richardson et al. 2013). Perusahaan yang memiliki pengawasan internal yang lebih efektif dari manajemen seharusnya cenderung untuk tidak terlibat dalam kesalahan pembuatan laporan keuangan dan tindakan penyimpangan perpajakan. Manajemen risiko salah satu cara perusahaan dalam mengelola ketidakpastian atau ancaman serta meminimalkan risiko bisnis baik finansial maupun operasional perusahaan sehingga
71
memungkinkan perusahaan untuk secara berhati-hati dan mencegah dari hal-hal yang dapat merugikan. Richardson et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sistem manajemen risiko dan pengendalian internal dapat mengurangi tindakan tax agresivitas. Perusahaan dengan sistem manajemen risiko yang lebih kuat cenderung tidak melakukan kesalahan dalam melaporkan pendapatan keuangan atau kena pajak. 3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel corporate social responsibility mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,266. Hal ini berarti menolak H3 sehingga dapat dikatakan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingkat signifikansi yang dimiliki corporate social responsibility lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014), Winarsih, dkk (2014) dan Wahyudi (2015). Menurut Wahyudi (2015) praktik pengungkapan CSR di Indonesia masih dibilang cukup rendah dan masih bersifat sukarela. Winarsih, dkk (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pelaporan CSR tidak dapat menjadi ukuran terhadap kinerja CSR yang dilakukan perusahaan karena informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan belum tentu sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pengukuran CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
72
ada atau tidaknya suatu item informasi yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Sedangkan control dari pihak yang diberi wewenang terhadap laporan CSR juga belum tentu ada sehingga kebenaran dari yang dilaporkan perusahaan mengenai kegiatan CSRnya belum dapat dipertanggungjawabkan. Maka tingkat pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan tidak dapat dijadikan jaminan akan rendahnya tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2015) dan Pradipta (2015) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak yang menunjukkan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab sosial kecenderungan untuk melakukan
penghindaran
pajak
rendah.
Hal
ini
dikarenakan
pembayaran pajak perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat yang merupakan stakeholder perusahaan. Perbedaan
hasil
penelitian
dikarenakan
perbedaan
item
pengungkapan dimana item pengungkapan dalam penelitian Lanis dan Richardson (2015) dan Pradipta (2015) adalah pengungkapan menurut standar luar negeri yaitu GRI, sedangkan item pengungkapan CSR yang sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah menurut BAPEPAM.
73
Terlebih lagi berdasarkan kondisi di Indonesia pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan masih bersifat umum dan belum rinci.
74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Sampel penelitian ini berjumlah 127 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai dengan 2014. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap rumusan masalah dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dengan tingkat signifikansi sebesar 0,244. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jaya, dkk (2013), Winata (2014), dan Fadhilah (2014), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zatun dan Kiswanto (2015) dam Dewi dan Sari (2015). 2. Risk management berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2013). 3. Corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dengan tingkat signifikansi sebesar 0,266. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jessica dan Toly (2014), Winarsih, dkk (2014) dan Wahyudi (2015). Namun tidak sejalan
75
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2015). Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa hanya variabel risk management yang berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan kualitas audit dan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
ilmu
akuntansi
khususnya
membahas
mengenai
perpajakan. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tax avoidance (penghindaran pajak) diantaranya yaitu kualitas audit, risk management dan corporate social responsibility. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk management berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Sedangakan kualitas audit dan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Risk management merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh perusahaan. Dimana adanya risk management tersebut dapat menilai, mencegah, dan bahkan meminimalisasi risiko dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan perusahaan termasuk tindakan penghindaran pajak. Risiko yang akan dihadapi perusahaan ketika melakukan penghindaran pajak tentu akan dikenakan sanksi karena melanggar peraturan perpajakan serta dapat memberikan citra buruk perusahaan di mata publik. Perusahaan
76
yang memiliki risk management yang baik dan efektif dapat mencegah dan meminimalisasi manajemen untuk melakukan penyimpangan perpajakan. Kualitas audit belum bisa sebagai indikator dalam penelitian ini, karena baik KAP The Big Four maupun KAP Non The Big Four melakukan proses audit sesuai dengan prosedur dan standar audit yang sama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sedangkan Corporate Social Responsibility juga belum bisa dijadikan indikator dalam penelitian ini. Karena kondisi di Indonesia
yang masih
banyak
perusahaan
belum
secara penuh
mengungkapkan kegiatan CSR. C. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa metode untuk mengukur tax avoidance, sehingga Peneliti memiliki kesulitan untuk memilih metode yang paling tepat. 2. Peneliti memiliki keterbatasan untuk membuat model regresi yang baik, sehingga menghasilkan adjusted R2 yang kecil. D. Saran Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
77
1.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabelvariabel
yang
berpengaruh
terhadap
tax
avoidance,
seperti
kompensasi rugi fiskal dan intellectual capital. 2.
Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pengukuran selain CETR (Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance.
3.
Penelitian selanjutnya disarankan memperluas sampel, tidak hanya terbatas pada perusahaan sektor manufaktur serta menambah periode penelitian.
78
DAFTAR PUSTAKA
Adi,
Anindyarta Wardhana dan Cahyonowati, Nur. 2013. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungakpan Risiko”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No.3, Halaman 1-14
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2003. “Akuntansi Perpajakan”. Edisi 3. Salemba Empat. Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. 2012. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No.2. Arfan, Muhammad dan Wahyuni, Desry. 2010. “Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.3, No. 1. Azheri, Busyra. 2012. “Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandatory”.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal Controls. Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457. Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The impact of board of director oversight characteristics on corporate tax aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public Policy, 32(3), pp.68–88. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004. Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4), pp.5–17. Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10. . Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Penghindara Pajak (Tax Avoidance)”. Thesis Universitas Gajah Mada. Chai, H dan Liu, Q. 2010. “Corporate and Corporate Tax Avoidance: Evidance from Chinese Industrial Firms”.
79
Cheng, M, dan Christiawan, YJ. 2011. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Terhadap Abhormal Return. Jurnal Akuntansi dan Keuanga, Vol 13, No.1. Craig Deegan, (2002) "Introduction: The Legitimising Effect Of Social And Environmental Disclosures – a theoretical foundation", Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 15 Iss: 3, ISSN: 0951-3574. DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling,” and Disclose Regulationn, dalam jurnal of Accounting & Economics 3 (August): 113127. Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. 2010. “ The Effect of Excecutive on Corporate Tax Avoidance”. The Accounting Review, Vol. 85. Dewi, Gusti Ayu P dan Sari, Maria M.Ratna. 2010. “Pengaruh Insentif Eksekutif, Corporate Risk dan Corporate Governance Pada Tax Avoidance”. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 13.1. ISSN : 2302-8556. 2010. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang:Undip. Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Salemba Empat, Jakarta.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Harmoni, Ati dan Andriyani, Ade. 2008. “Pengungkapan Corprate Social Responsibility (CSR) pada Official Website Perusahaan Studi pada PT. Unilever Indonesia Tbk”. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008). ISSN : 1411-6286. Hidayati, Naila Nuur dan Murni, Sri. 2009. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibillity terhadap Earnings Respone Coefficient pada Perusahaan High Profile”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.1. Ika,
Aprillia. 2016. IKEA Terjerat Kasus Penghindaran Pajak. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/16/101041226/Komisi.Er opa.Selidiki.Kasus.Penghindaran.Pajak.oleh.IKEA. Diakses pada tanggal 3 Juli 2016.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesionnal Akuntan Publik (SPAP)”. Jakarta: Salemba Empat. Informasi APBN 2016. Artikel online yang diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bibfinal.pdf. Diunduh pada tanggal 10 juli 2016
80
Jessica dan Toly, Agus Arianto. 2014. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak”. Tax & Accounting Review, Vol.4, No.1. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2011. “Draft Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance”. www.google.com. Diakses pada tanggal 15 Apri 2016. Lanis, Roman dan Richardson, Grant "Corporate social responsibility and tax aggressiveness: a test of legitimacy theory", Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 26 Iss: 1 Lanis, Roman dan Richardhson, Grant. 2015. “Is Corporate Social Responsibility Performance Associated With Tax Avoidance?”. J Bus Ethics (2015) 127:439-457. Maharani, I Gusti A.C. dan Ketut A.S. 2014. “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.2: 525-539. Bali: Universitas Udayana. Mahmoed, Abdussalam Abu Tapanjeh. 2006. “Good Corporate Governance Mechajism and Firms’ Operating and Financial Performance : Insight From The Perspective of Jordanian Industrial Companies. J. King Saud Univ., Vol 19 Riyah. Meizaroh dan Lucyanda, Jurica. 2011. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Symposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh 2011, Banda Aceh, 21-22 Juli 2011. Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. “Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Pohan, Chairil Anwar. 2015. Manajemen Perpajakan, Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis, Edisi Revisi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ISBN: 978-602-03-1101-2 Pradipta, Dyah Hayu. 2015. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik Penghindaran Pajak”. Tesis Universitas Gadjah Mada. Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The impact of board of director oversight characteristics on corporate tax aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Publ Mic Policy.
81
Rosmasita, Hardhina. 2007. “Faktor - faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Universitas Islam Indonesia. Rustiarini, Ni Wayan. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility”.Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Perusahaan”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. Siregar, Basfin. 2012. Skandal Pajak Juragan Kopi. http://www.gatra.com/fokusberita/22050-skandal-pajak-juragan-kopi.html. Diakses pada tanggal 3 Juli 2016 Suryana, Anandita Budi. 2013. “Penghindaran Pajak Perusahaan Global di Dunia”. http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaanglobal-di-dunia. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016 Susiloadi, Priyanto. 2008. “Implementasi Corporate Social Responsibility untuk Mendukung Pembangunan Berkelajutan”. Jurnal Spirit Publik, Vol 4, No.2. ISSN. Wahyudi, Dudi. 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Jurnal Lingkar Widyaiswara. Edisi 2 No. 4, ISSN: 2355-4118
Bauer, A.M., 2014. Tax Avoidance and the Implications of Weak Internal Controls. Lanis, R. & Richardson, G., 2015. Is Corporate Social Responsibility Performance Associated with Tax Avoidance ? , pp.439–457. Richardson, G., Taylor, G. & Lanis, R., 2013. J . Account . Public Policy The impact of board of director oversight characteristics on corporate tax aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public Policy, 32(3), pp.68–88. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2013.02.004. Wahyudi, D., 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social Responsibility ( CSR ) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. , (4), pp.5–17. Zatun, U.T., 2015. Accounting Analysis Journal. , 4(2), pp.1–10. 82
Winarsih, Rina, dkk. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif”. Simposium Nasional Akuntansu 17 Mataram, Lombok. Winata, Fenny. 2014. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”. Tax & Accounting Review, Vol. 4, No.1. Zain, Mohammad. 2005. “Manajemen Perpajakan”. Salemba Empat, Jakarta. Zatun, Uli Tamyis dan Kiswanto. 2015. “ Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak Melalui Managerial Risk. Accounting Analysis Journal. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, artikel online yang diakses tanggal 4 Januari 2016 http://idx.co.id www.pajak.go.id
83
84
85
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasa Wira International Tbk 2 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk 3 APLI PT Asiaplas Industries Tbk 4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 5 BRNA PT Berlina Tbk 6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 7 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 8 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 10 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 11 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 12 EKAD PT Ekadharma International Tbk 13 ERTX PT Eratex Djaja Tbk 14 GGRM PT Gudang Garam Tbk 15 HMSP PT HM Sampoerna Tbk 16 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk 17 INAI PT Indal Alumunium Industry Tbk 18 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 19 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 20 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 21 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 22 KBLI PT KMI Wire & Cable Tbk 23 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 24 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 25 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 26 LION PT Lion Metal Works Tbk 27 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 28 MBTO PT Martina Berto Tbk 29 MERK PT Merck Tbk 30 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 31 NIPS PT Nipress Tbk Bersambung pada halaman selanjutnya
86
Lampiran 1 (Lanjutan) No
Kode
Nama Perusahaan
32
PRAS
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PYFA ROTI SCCO SKBM SKLT SMCB SQBB SRSN STTP TCID TRST TSPC ULTJ UNIT UNVR
PT Pyridam Farma Tbk PT Nippon Indosari Corpindo Tbk PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk PT Sekar Bumi PT Sekar Laut Tbk PT Holcim Indonesia PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Indo Acidotama Tbk PT Siantar Top Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company PT Nusantara Inti Corpora Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
87
88
Lampiran 2 Perhitungan Variabel Independen No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BRNA DPNS BRNA KICI ADES APLI SKBM LMSH ERTX ULTJ KAEF INAI AUTO KICI STTP SCCO ROTI LION AUTO LMSH BTON INTP PYFA EKAD ROTI IGAR STTP MLBI INTP BTON CPIN
Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
CETR
1.862.631
41.270.000
5.518.809.232 1.601.135 230.057.208 4.924 1.559.077.517 8.087.760.347 4.923.550.498 245.473 70.916.678.805
87.322.830.461 23.270.126 3.079.969.405 59.194 16.620.076.489 78.305.045.914 45.070.617.424 2.248.860 457.970.115.184
50.181.904.235 4.996.496.406 208.085 1.781.006.558 17.227.884.058 41.996.305.495 48.104.729.139
315.611.059.635 30.344.473.204 1.263.368 9.947.532.870 93.116.800.006 224.676.126.778 252.762.908.103
20.360.306.009 250.730
103.652.045.381 1.268.604
3.858.932.990 6.678.058.810 1.270.288 1.758.625.881
19.437.691.207 33.272.073.649 6.239.550 8.499.928.945
10.174.335.751 42.483.323.209 16.346.060.988 31.267.407.734 345.562 1.493.614 7.235.482.940 759.000
47.930.499.632 199.792.980.761 75.826.220.743 142.799.075.520 1.576.945 6.789.602 32.390.792.706 3.376.499
0,0451 0,0632 0,0688 0,0747 0,0832 0,0938 0,1033 0,1092 0,1092 0,1549 0,1590 0,1647 0,1647 0,1790 0,1850 0,1869 0,1903 0,1964 0,1976 0,1985 0,2007 0,2036 0,2069 0,2123 0,2126 0,2156 0,2190 0,2191 0,2200 0,2234 0,2248
Bersambung pada halaman selanjutnya 89
Lampiran 2 (Lanjutan) No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
CPIN UNIT KLBF GGRM AMFG UNVR KLBF PRAS KDSI UNVR SCCO AMFG MBTO INTP HMSP UNVR KLBF LION SQBB GGRM UNIT AUTO HMSP DLTA KBLI EKAD DPNS ROTI JPFA DLTA SQBB
Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
778.138
3.451.333
565.201.670 526.395.928.795 1.651.205 103.124
2.491.455.878 2.308.017.092.492 7.205.845 450.753
1.484.624 650.088.972.907 3.541.807.139 11.342.305.541 1.859.089 44.580.120.650 114.270
6.466.765 2.763.700.548.048 15.014.756.768 47.634.624.202 7.676.722 182.347.242.356 463.812
14.941.836.808 1.654.688 3.652.947 1.806.103 650.904.671.554 16.086.486.389 51.098.930 1.522.688 1.125.149.026 287.357
59.554.649.590 6.595.154 14.509.710 7.158.808 2.572.522.717.231 62.857.739.316 199.482.401 5.936.204 4.368.738.552 1.108.055
3.473.951 74.678.912 44.996.941.299 13.695.585.803
13.383.257 287.505.070 172.555.280.837 51.988.302.824
6.779.385.926 55.774.109.123 363.036 101.008.512 58.786.912
25.657.760.096 210.804.904.162 1.364.891 379.518.812 220.106.578
Tax Avoidance 0,2255 0,2269 0,2281 0,2291 0,2288 0,2296 0,2352 0,2359 0,2381 0,2422 0,2445 0,2464 0,2509 0,2509 0,2518 0,2523 0,2530 0,2559 0,2562 0,2565 0,2575 0,2593 0,2596 0,2597 0,2608 0,2634 0,2642 0,2646 0,2660 0,2661 0,2671
Bersambung pada halaman selanjutnya
90
Lampiran 2 (Lanjutan) No 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
Kode NIPS KAEF KDSI AMFG TCID CEKA INDF SRSN SQBB SKLT GGRM DLTA TCID TCID DVLA KDSI MERK HMSP LION PYFA BRNA SKBM TRST MLBI MLBI EKAD SRSN STTP SMCB NIPS DPNS INAI CPIN DVLA
Pembayaran Pajak 7.879.693.057 74.800.158.611 15.676.932.626 161.705 54.977.475.657 23.523.643.885 1.088.505 8.157.747 50.050.431 6.541.475.790 1.538.834 100.076.713 66.871.707.437 61.365.979.182 58.136.605 13.454.239.584 57.165.500 4.002.835 25.008.941.751 236.367.852 24.286.386 33.848.984.710 25.135.383.755 190.436 339.888 18.517.921.240 10.316.305 53.340.816.264 595.674 14.527.833 5.535.631.876 10.666.615.437 691.856 58.371.103
Laba Sebelum Pajak 29.362.830.889 278.284.452.055 57.978.111.301 597.807 203.263.152.528 86.553.141.929 4.000.751 29.857.990 180.897.794 23.544.037.458 5.530.646 358.395.988 239.428.829.612 218.297.701.912 204.477.046 47.175.692.006 196.772.132 13.718.299 85.027.065.076 791.954.730 80.032.092 109.761.131.331 80.748.964.071 607.261 1.078.378 58.721.777.723 32.666.954 167.765.041.979 1.872.712 45.584.169 17.183.018.745 32.752.754.293 2.106.892 175.756.777
Tax Avoidance 0,2684 0,2688 0,2704 0,2705 0,2705 0,2718 0,2721 0,2732 0,2767 0,2778 0,2782 0,2792 0,2793 0,2811 0,2843 0,2852 0,2905 0,2918 0,2941 0,2985 0,3035 0,3084 0,3113 0,3136 0,3152 0,3154 0,3158 0,3179 0,3181 0,3187 0,3222 0,3257 0,3284 0,3321
Bersambung pada halaman selanjutnya 91
Lampiran 2 (Lanjutan) No 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Kode PRAS ULTJ CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
Pembayaran Pajak 5.250.325.657 125.695.n094.342 19.720.921.926 99.023.130.401 71.967.228 23.676.679 5.857.452.848 1.352.050 2.245.880 52.037.363.435 4.204.389.617 483.644 328.117 21.663.875.375 8.513.102.515 2.410.107.014 2.398.644 170.436.720.813 28.704.607.737 58.490.461 19.777.728.355 4.769.701.563 1.855.509.852 49.087.301 44.409.283.473 482.679 46.069.177.879 457.674.133.782 38.887.839.612 64.875.172.397 10.217.624.906
Laba Sebelum Pajak 15.808.090.138 375.356.927.774 57.072.544.226 284.125.432.299 205.058.431 67.389.703 16.597.785.538 3.806.431 6.309.756 145.158.812.593 11.663.883.341 1.336.548 895.947 58.881.731.387 23.006.208.262 6.328.129.933 6.229.297 436.720.187.873 72.553.777.173 145.914.877 48.442.303.122 11.006.796.283 4.206.712.519 105.866.443 94.274.570.209 1.007.397 83.714.325.804 829.935.403.086 63.101.740.322 105.179.474.227 16.561.534.229
Tax Avoidance 0,3321 0,3349 0,3455 0,3485 0,3510 0,3513 0,3529 0,3552 0,3559 0,3585 0,3605 0,3619 0,3662 0,3679 0,3700 0,3809 0,3851 0,3903 0,3956 0,4009 0,4083 0,4333 0,4411 0,4637 0,4711 0,4791 0,5503 0,5515 0,6163 0,6168 0,6169
92
93
Lampiran 3 Perhitungan Variabel Dependen No Kode KA RSK 1 BRNA 0 1 2 DPNS 0 1 3 BRNA 1 1 4 KICI 0 0 5 ADES 0 1 6 APLI 1 1 0 0 7 SKBM 8 LMSH 0 0 9 ERTX 0 0 10 ULTJ 0 0 11 KAEF 0 1 12 INAI 0 0 1 0 13 AUTO 14 KICI 0 0 0 0 15 STTP 16 SCCO 0 0 17 ROTI 1 0 18 LION 0 0 1 0 19 AUTO 20 LMSH 0 0 21 BTON 0 1 22 INTP 1 1 23 PYFA 0 1 24 EKAD 0 0 25 ROTI 1 0 26 IGAR 0 0 0 0 27 STTP 1 0 28 MLBI 29 INTP 1 1 30 BTON 0 1 31 CPIN 1 0 1 0 32 CPIN Bersambung pada halaman selanjutnya
CSR 0,321 0,333 0,321 0,115 0,256 0,115 0,192 0,218 0,244 0,218 0,436 0,077 0,500 0,115 0,115 0,167 0,269 0,192 0,526 0,218 0,141 0,859 0,436 0,154 0,192 0,359 0,115 0,218 0,859 0,154 0,141 0,167
94
Lampiran 3 (Lanjutan) No Kode KA RSK 33 UNIT 0 0 34 KLBF 1 1 35 GGRM 1 0 36 AMFG 1 1 37 UNVR 1 1 38 KLBF 1 1 39 PRAS 0 0 40 KDSI 0 0 41 UNVR 1 1 42 SCCO 0 0 43 AMFG 1 1 44 MBTO 0 0 45 INTP 1 1 46 HMSP 1 1 47 UNVR 1 1 48 KLBF 1 1 49 LION 0 0 50 SQBB 1 0 51 GGRM 1 0 52 UNIT 0 0 53 AUTO 0 0 54 HMSP 1 1 55 DLTA 1 1 56 KBLI 1 0 57 EKAD 0 0 58 DPNS 0 1 59 ROTI 1 0 60 JPFA 0 0 61 DLTA 1 1 62 SQBB 1 0 63 NIPS 0 0 64 KAEF 0 1 65 KDSI 0 0 Bersambung pada halaman selanjutnya
CSR 0,141 0,731 0,205 0,590 0,692 0,731 0,077 0,167 0,692 0,205 0,590 0,372 0,859 0,359 0,692 0,731 0,192 0,046 0,205 0,167 0,526 0,359 0,205 0,269 0,154 0,282 0,269 0,423 0,205 0,064 0,231 0,410 0,167
95
Lampiran 3 (Lanjutan) No Kode KA RSK 66 AMFG 1 1 67 TCID 1 0 68 CEKA 1 0 69 INDF 1 1 70 SRSN 0 1 71 SQBB 1 0 72 SKLT 0 0 73 GGRM 1 0 74 DLTA 1 1 75 TCID 1 0 76 TCID 1 0 77 DVLA 1 1 78 KDSI 0 0 79 MERK 1 0 80 HMSP 1 1 81 LION 0 0 82 PYFA 0 1 83 BRNA 0 1 84 SKBM 0 0 85 TRST 1 0 86 MLBI 1 0 87 MLBI 1 0 88 EKAD 0 0 89 SRSN 0 1 90 STTP 0 0 91 SMCB 1 0 92 NIPS 0 0 93 DPNS 0 1 94 INAI 0 0 95 CPIN 1 0 96 DVLA 1 1 97 PRAS 0 0 98 ULTJ 0 0 Bersambung pada halaman selanjutnya
CSR 0,590 0,410 0,103 0,667 0,410 0,064 0,179 0,205 0,244 0,423 0,410 0,397 0,167 0,372 0,397 0,192 0,397 0,321 0,192 0,192 0,205 0,231 0,154 0,410 0,115 0,436 0,321 0,346 0,090 0,167 0,397 0,077 0,295
96
Lampiran 3 (Lanjutan) No 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Kode CEKA KAEF MERK NIPS SKLT ERTX INDF SCCO SKLT SMCB JPFA IGAR MBTO KICI INDF ULTJ TRST MERK IGAR LMSH PYFA DVLA KBLI SMCB CEKA TSPC TRST KBLI SKBM
KA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
RSK 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
CSR 0,103 0,410 0,423 0,333 0,192 0,167 0,667 0,205 0,179 0,462 0,462 0,154 0,385 0,115 0,667 0,295 0,192 0,372 0,346 0,231 0,436 0,397 0,333 0,462 0,103 0,205 0,205 0,359 0,192
97
Daftar Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) No. Kode I. Lingkungan 1
E1
2
E2
3
E3
4
E4
5
E5
6
E6
7
E7
8
E8
9
E9
10 11
E10 E11
12
E12
13 E13 II. Energi 1 EN1 2 EN2
Indikator Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi. Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah/akan dikurangi. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas. Penggunaan material daur ulang. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah. Pengolahan limbah. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan. Perlindungan lingkungan hidup.
Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi. Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur 3 EN3 ulang. 4 EN4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi. 5 EN5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk. 6 EN6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk. 7 EN7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Bersambung pada halaman selanjutnya
98
(Lanjutan) No. Kode Indikator III. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja 1 HR1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau 2 HR2 mental. 3 HR3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja. 4 HR4 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja. 5 HR5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja. 6 HR6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja. 7 HR7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja. 8 HR8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja. IV. Lain-lain tentang Tenaga kerja 1 LA1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat. Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat 2 LA2 dalam tingkat managerial. Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
3
LA3
4 5
LA4 LA5
6
LA6
7
LA7
8
LA8
9
LA9
Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan.
10
LA10
Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.
11
LA11
Mengungkapkan persentase gaji untuk pensiun.
12
LA12
Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
(Lanjutan) No. 13 14 15
Kode LA13 LA14 LA15
16
LA16
17
LA17
18 19 20
LA18 LA19 LA20
21
LA21
22
LA22
23 24 25
LA23 LA24 LA25
26
LA26
27
LA27
28
LA28
29 LA29 V. Produk
Indikator Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan. Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada. Mengungkapkan disposisi staff - dimana staff ditempatkan. Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka. Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga kerja. Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja. Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja. Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan. Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah. Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh. Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja. Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan. Peningkatan kondisi kerja secara umum. Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja. Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.
Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya. 2 P2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk. Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk 3 P3 memperbaiki produk. 4 P4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan 5 P5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen. 6 P6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan. Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan 7 P7 dan penyiapan produk. Bersambung pada halaman selanjutnya 1
P1
100
(Lanjutan) No. 8
Kode P8
Indikator Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam 9 P9 penerimaan penghargaan. Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah 10 P10 meningkat VI. Keterlibatan Masyarakat Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas 1 SO1 masyarakat, pendidikan dan seni. 2
SO2
3 4
SO3 SO4
5
SO5
6 SO6 7 SO7 8 SO8 9 SO9 VII. Umum
Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat. Membantu riset medis. Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni. Membiayai program beasiswa. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat. Mensponsori kampanye nasional. Mendukung pengembangan industri lokal.
1
G1
Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
2
G2
Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.
101
Kode CSR
BRNA
DPNS
BRNA
KICI
ADES
APLI
SKBM
LMSH
ERTX
ULTJ
KAEF
INAI
AUTO
KICI
STTP
SCCO
ROTI
LION
AUTO
LMSH
BTON
INTP
PYFA
E1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
E2
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
E3
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
E4
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
E5
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
E6
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
E7
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
E8
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
E9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E11
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
E12
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
E13
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
EN1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
EN2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
EN3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
EN4
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
EN5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
EN6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
EN7
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
HR1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
HR2
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
HR3
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
HR4
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
HR5
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
HR6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
HR7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
HR8
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
LA1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
LA2
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA4
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA5
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
LA6
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
102
(Lanjutan) Kode CSR
BRNA
DPNS
BRNA
KICI
ADES
APLI
SKBM
LMSH
ERTX
ULTJ
KAEF
INAI
AUTO
KICI
STTP
SCCO
ROTI
LION
AUTO
LMSH
BTON
INTP
PYFA
LA7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
LA11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA13
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
LA15
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
LA16
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
LA22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
LA23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
LA24
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P
0
0
0
0
0
0
LA26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA27
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
LA28
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
LA29
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
P1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
P2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
P3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
P4
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
P5
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
P6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
P7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
P8
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
103
(Lanjutan) Kode CSR
BRNA
DPNS
BRNA
KICI
ADES
APLI
SKBM
LMSH
ERTX
ULTJ
KAEF
INAI
AUTO
KICI
STTP
SCCO
ROTI
LION
AUTO
LMSH
BTON
INTP
PYFA
P9
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
P10
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
SO1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
SO2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
SO3
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
SO4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
SO5
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
SO6
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
SO7
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
G1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
G2
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0,321
0,333
0,321
0,115
0,256
0,115
0,192
0,218
0,244
0,218
0,436
0,077
0,500
0,115
0,115
0,167
0,269
0,192
0,526
0,218
0,141
0,859
0,436
Indeks CSR
104
Kode CSR
EKAD
ROTI
IGAR
STTP
MLBI
INTP
BTON
CPIN
CPIN
UNIT
KLBF
GGRM
AMFG
UNVR
KLBF
PRAS
KDSI
UNVR
SCCO
AMFG
MBTO
INTP
HMSP
E1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
E2
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
E3
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
E4
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
E5
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
E6
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
E7
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
E8
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
E9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
E10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E11
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
E12
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
E13
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
EN1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
EN2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
EN3
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
EN4
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
EN5
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
EN6
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
EN7
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
HR1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
HR2
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
HR3
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
HR4
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
HR5
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
HR6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
HR7
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
HR8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
LA1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
LA2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
LA3
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
LA4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
LA5 LA6
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya 105
(Lanjutan) Kode CSR
EKAD
ROTI
IGAR
STTP
MLBI
INTP
BTON
CPIN
CPIN
UNIT
KLBF
GGRM
AMFG
UNVR
KLBF
PRAS
KDSI
UNVR
SCCO
AMFG
MBTO
INTP
HMSP
LA7
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
LA8
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
LA11
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA12
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
LA13
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
LA15
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
LA16
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
LA22
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
LA23
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
LA24
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
LA25
0
P
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA26
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
LA27
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
LA28
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA29
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
P1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
P2
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
P3
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
P4
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
P5
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
P6
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
P7
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
P8
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
P9 P10
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya 106
(Lanjutan) Kode CSR SO1
EKAD
ROTI
IGAR
STTP
MLBI
INTP
BTON
CPIN
CPIN
UNIT
KLBF
GGRM
AMFG
UNVR
KLBF
PRAS
KDSI
UNVR
SCCO
AMFG
MBTO
INTP
HMSP
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
SO2
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
SO3
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
SO4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
SO5
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
SO6
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
SO7
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
G1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
G2
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0,154
0,192
0,359
0,115
0,218
0,859
0,154
0,141
0,167
0,141
0,731
0,205
0,590
0,692
0,731
0,077
0,167
0,692
0,205
0,590
0,372
0,859
0,359
Indek s CSR
107
Kode CSR
UNVR
KLBF
LION
SQBB
GGRM
UNIT
AUTO
HMSP
DLTA
KBLI
EKAD
DPNS
ROTI
JPFA
DLTA
SQBB
NIPS
KAEF
KDSI
AMFG
TCID
CEKA
INDF
E1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
E2
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
E3
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
E4
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
E5
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
E6
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
E7
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
E8
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
E9
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E11
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
E12
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
E13
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
EN1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
EN2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
EN3
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
EN4
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
EN5
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
EN6
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
EN7
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
HR1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
HR2
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
HR3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR4
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
HR5
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
HR6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
HR7
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR8
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
LA1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
LA2
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
LA3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
LA4 LA5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
108
(Lanjutan) UNVR
KLBF
LION
SQBB
GGRM
UNIT
AUTO
HMSP
DLTA
KBLI
EKAD
DPNS
ROTI
JPFA
DLTA
SQBB
NIPS
KAEF
KDSI
AMFG
TCID
CEKA
INDF
LA6
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
LA7
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
LA8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
LA11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
LA13
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
LA15
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
LA16
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
LA22
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
LA23
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
LA24
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
LA25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA26
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA27
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
LA28
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
LA29
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
P1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P2
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
P3
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
P4
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
P5 P6
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
Kode CSR
Bersambung pada halaman selanjutnya
109
(Lanjutan) UNVR
KLBF
LION
SQBB
GGRM
UNIT
AUTO
HMSP
DLTA
KBLI
EKAD
DPNS
ROTI
JPFA
DLTA
SQBB
NIPS
KAEF
KDSI
AMFG
TCID
CEKA
INDF
P7
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
P8
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
P9
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
P10
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
SO1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
SO2
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
SO3
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
SO4
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO5
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
SO6
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
SO7
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
G1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
G2
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0,692
0,731
0,064
0,192
0,205
0,167
0,526
0,359
0,205
0,269
0,154
0,282
0,269
0,423
0,205
0,064
0,231
0,410
0,590
0,167
0,410
0,103
0,410
Kode CSR
Indeks CSR
110
Kode CSR
SRSN
SQBB
SKLT
GGRM
DLTA
TCID
TCID
DVLA
KDSI
MERK
HMSP
LION
PYFA
BRNA
SKBM
TRST
MLBI
MLBI
EKAD
SRSN
STTP
SMCB
NIPS
E1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
E2
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
E3
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
E4
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
E5
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
E6
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
E7
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
E8
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
E9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E11
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
E12
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
E13
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
EN1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
EN2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
EN3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
EN4
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
EN5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
EN6
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
EN7
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
HR1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
HR2
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
HR3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
HR4
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
HR5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
HR6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR8
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
LA1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
LA2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
LA3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA4
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA5
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya 111
(Lanjutan) Kode CSR
SRSN
SQBB
SKLT
GGRM
DLTA
TCID
TCID
DVLA
KDSI
MERK
HMSP
LION
PYFA
BRNA
SKBM
TRST
MLBI
MLBI
EKAD
SRSN
STTP
SMCB
NIPS
LA6
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
LA7
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
LA11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA13
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
LA15
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
LA16
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
LA22
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA23
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
LA24
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA27
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
LA28 LA29 P1 P2 P3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 1 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
0 1 1 0
1 1 1 0
1 0 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
0 0 0 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
0 0 0 0
Bersambung pada halaman selanjutnya 112
(Lanjutan) Kode CSR
SRSN
SQBB
SKLT
GGRM
DLTA
TCID
TCID
DVLA
KDSI
MERK
HMSP
LION
PYFA
BRNA
SKBM
TRST
MLBI
MLBI
EKAD
SRSN
STTP
SMCB
NIPS
P4
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
P5
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
P6
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P7
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P8
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
P9
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
P10
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
SO1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
SO2
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
SO3
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
SO4
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO5
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
SO6
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
SO7
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
G1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
G2
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0,410
0,064
0,179
0,205
0,244
0,423
0,410
0,397
0,167
0,372
0,397
0,192
0,397
0,321
0,192
0,192
0,205
0,231
0,154
0,410
0,115
0,436
0,321
Indeks CSR
113
Kode CSR
DPNS
INAI
CPIN
DVLA
PRAS
ULTJ
CEKA
KAEF
MERK
NIPS
SKLT
ERTX
INDF
SCCO
SKLT
SMCB
JPFA
IGAR
MBTO
KICI
INDF
ULTJ
TRST
E1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
E2 E3 E4 E5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
E6
1 0 1 1
1 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 0
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 0 0
0 1 0 0
1 1 0 0
1 1 1 1
0 1 0 0
0 1 0 0
1 1 1 0
1 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
1 1 1 0
0 0 0 0
E7
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
E8 E9
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0
0 0
E13
1 1 0
0 0 0
0 0 0
1 0 0
0 0 0
1 1 1
0 0 0
0 1 0
0 0 0
0 1 1
0 0 0
1 0 0
1 1 1
0 0 0
0 0 0
1 1 1
0 1 0
0 0 1
0 0 0
0 0 0
1 1 1
1 1 1
0 0 0
EN1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
EN2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
EN3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
EN4
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
EN5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
EN6
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
EN7
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
HR1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
HR2
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
HR3
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
HR4
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
HR5
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
HR6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
HR7
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR8
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
LA1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
LA2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
LA3 LA4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
E10 E11 E12
Bersambung pada halaman selanjutnya 114
(Lanjutan) Kode CSR
DPNS
INAI
CPIN
DVLA
PRAS
ULTJ
CEKA
KAEF
MERK
NIPS
SKLT
ERTX
INDF
SCCO
SKLT
SMCB
JPFA
IGAR
MBTO
KICI
INDF
ULTJ
TRST
LA5
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
LA6
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
LA7
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
LA8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
LA11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA13
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
LA15
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
LA16
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
LA22
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
LA23
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
LA24
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
LA25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA27
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
LA28
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA29
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
P1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
P2
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
P3
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
P4
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
P5 P6
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
Bersambung pada halaman selanjutnya
115
(Lanjutan) Kode CSR
DPNS
INAI
CPIN
DVLA
PRAS
ULTJ
CEKA
KAEF
MERK
NIPS
SKLT
ERTX
INDF
SCCO
SKLT
SMCB
JPFA
IGAR
MBTO
KICI
INDF
ULTJ
TRST
P7
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
P8
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
P9
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
P10
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
SO1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
SO2
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
SO3
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
SO4
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO5
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
SO6
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
SO7
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
G1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
G2
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0,346
0,090
0,167
0,397
0,077
0,295
0,103
0,410
0,423
0,333
0,192
0,167
0,667
0,205
0,179
0,462
0,462
0,154
0,385
0,115
0,667
0,295
0,192
Indeks CSR
116
Kode CSR
MERK
IGAR
LMSH
PYFA
DVLA
KBLI
SMCB
CEKA
TSPC
TRST
KBLI
SKBM
E8 E9
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 0
1 0 1 0 1 0 0 0 0
E10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
E11
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
E12
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
E13
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
EN1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
EN2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN4
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
EN5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
EN6
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
EN7
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
HR1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
HR2
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
HR3
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
HR4
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
HR5
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
HR6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR7
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
HR8
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
LA1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA4 LA5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7
Bersambung pada halaman selanjutnya
117
(Lanjutan) Kode CSR
MERK
IGAR
LMSH
PYFA
DVLA
KBLI
SMCB
CEKA
TSPC
TRST
KBLI
SKBM
LA6
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
LA7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA10
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
LA11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA13
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
LA14
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
LA15
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
LA16
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
LA17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA21
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
LA22
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
LA23
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
LA24
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
LA25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LA27
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
LA28
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
LA29
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
P1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
P2 P3
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Bersambung pada halaman selanjutnya
118
(Lanjutan) Kode CSR
MERK
IGAR
LMSH
PYFA
DVLA
KBLI
SMCB
CEKA
TSPC
TRST
KBLI
SKBM
P4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
P5
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
P6
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
P7
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
P8
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
P9
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
P10
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
SO1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
SO2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
SO3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
SO4
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
SO5
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
SO6
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
SO7
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
SO8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SO9
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
G1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
G2
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0,372
0,346
0,231
0,436
0,397
0,333
0,462
0,103
0,205
0,205
0,359
0,192
Indeks CSR
119
120
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistiks N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TA
127
,05
,62
,2815
,10455
KA
127
,00
1,00
,4803
,50159
RSK
127
,00
1,00
,3307
,47233
CSR
127
,06
,86
,3102
,18759
Valid N
127
(listwise)
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
KA
,861
1,162
RSK
,662
1,510
CSR
,593
1,686
a. Dependent Variable: TA
2. Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R ,268
R Square a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
,072
,049
,10195
Durbin-Watson 1,954
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK b. Dependent Variable: TA
121
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Glejser Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error ,086
,012
KA
-,009
,013
RSK
-,009
CSR
-,010
Beta
t
Sig.
7,236
,000
-,066
-,688
,493
,015
-,065
-,590
,556
,041
-,028
-,237
,813
a. Dependent Variable: absTA
4. Uji Normalitas
122
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N
127
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
,10073171
Most Extreme Differences Absolute
,070
Positive
,070
Negative
-,061
Test Statistik
,070
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
C. Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model
R
1
,268
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
,072
,049
,10195
a. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK b. Dependent Variable: TA
2. Uji Signifikansi Simultan a
ANOVA Sum of Model 1
Squares Regression
Mean Df
Square
,099
3
,033
Residual
1,279
123
,010
Total
1,377
126
F 3,167
Sig. ,027
b
a. Dependent Variable: TA b. Predictors: (Constant), CSR, KA, RSK
123
3. Hasil Uji Statistik t Coefficients
a
Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
,271
,018
KA
,023
,020
RSK
-,067
CSR
,070
Beta
t
Sig.
14,981
,000
,110
1,171
,244
,024
-,301
-2,816
,006
,063
,126
1,118
,266
a. Dependent Variable: TA
124