IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan proyek konstruksi pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB tahun 2010. Pada proyek ini ada tiga perusahaan yang terlibat pada proyek, yaitu Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor sebagai owner, PT. Fadjar Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana dan CV. Karya Lestari sebagai konsultan pengawas. Dalam pemodelan bangunan, diperlukan gambar as built dari suatu proyek konstruksi. Gambar as built didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor yang berperan sebagai owner. Building Information Modeling sangat penting dalam perkembangan teknologi informasi pada bidang struktur. Untuk mengaplikasikan BIM, harus didukung dengan software (perangkat lunak). Software utama yang digunakan pada peneltian ini adalah Tekla Structures version 17. Sedangkan software pendukung yang digunakan adalah Tekla BimSight dan Autocad 2007. Tekla BimSight digunakan sebagai presentasi hasil dari pemodelan . Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa 4D, serta untuk mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan akurat. Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D. Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan dilakukan dengan menggambar pondasi, kolom,balok, slab atap dan tulangan. Pemodelan secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah dibuat. Fungsi pemodelan yaitu melihat model (semua material dan profil), membuat dan memodifikasi grid, membuat penjelasan gambar, penambahan beban untuk model, membuat rebar concreat, membuat assemblies dari concrete parts, membuat level dari assembly hierarchy, membuat detail (steel and concrete) connection, melihat infornasi model 4D (jadwal simulasi), memilih dan mengelola jadwal tahap pembangunan.
4.1
Langkah-Langkah Pemodelan Bangunan Menggunakan Tekla Structures
Metode pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB antara lain: 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Struktur 3. Pekerjaan Arsitektur 4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Untuk point 1,2, dan 4 tidak akan penulis bahas karena tidak berhubungan dengan pokok bahasan penulisan penelitian ini. Sedangkan untuk point 3, masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pengurugan tanah pasir urug darat 2. Pekerjaan pondasi 3. Pekerjaan kolom 4. Pekerjaan balok 5. Pekerjaan plat lantai 6. Pekerjaan atap
23
Dari langkah-langkah diatas, point 1 tidak termasuk ke dalam proses pemodelan bangunan gedung bertingkat menggunakan program Tekla Structures 17. Proses pemodelan bangunan gedung akan dimulai dari point 2 sampai dengan 6. Pemodelan bangunan terbagi menjadi dua, yaitu pemodelan struktur bangunan dan pemodelan detail tulangan. Sebelum masuk ke langkah pemodelan bangunan gedung pada program Tekla Structures 17, pelajari dahulu gambar struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari as built drawing yang telah didapatkan, baik softcopy maupun hardcopy. Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana cara memodelkan struktur bangunan dan pendetailan tulangan bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ke dalam program bantu gambar Tekla Structures 17. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
4.1.1 Login Program 1. Buka ProgramTekla Structures 17 2. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 23.
Gambar 23. Login program Tekla Structures 17 3. Tekla menyediakan banyak environment yang dapat dipilih pada saat menginstal. Masingmasing dari environment akan menyediakan database profil, tulangan, baut maupun material sesuai template gambar dan report yang sesuai dengan standar yang dipakai negara tersebut. 4. Terdapat beberapa konfigurasi sesuai dengan keperluan dari penggunaan program, seperti steel detailing, precast concrete detailing, reinforced concrete detailing dan sebagainya. Karena dalam penelitian ini akan membuat detailing lengkap, maka dipilih konfigurasi Full Detailing. 5. Pilih “Create a new model” 6. Sebelum memodelkan struktur gedung, terlebih dahulu melakukan pengaturan grid. Tujuan pembuatan grid yaitu untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z. Untuk mengatur grid langkah yang dilakukan adalah klik Modeling Create Grid masukan angka-angka pada parameter-parameternya. Setelah diatur gridnya maka, kemudian akan muncul tampilan tekla.
24
Gambar 24. Grid yang digunakan pada penelitian
4.1.2 Pemodelan Fondasi Fondasi yang digunakan pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ada dua jenis, yaitu fondasi tiang pancang dan fondasi batu kali. A. Fondasi Tiang Pancang Fondasi tiang pancang dibuat dari beton K-300 untuk pilecap dan beton K-450 untuk mini pilenya. Pilecap berbentuk persegi empat dan mini pile berbentuk segitiga sama sisi. Pemodelan dengan Tekla Structures untuk tiang pancang digunakan beton C30 sedangkan pilecap digunakan beton C45. Hal ini terjadi karena Tekla Structures belum menggunakan SNI. Tekla Structures mempunyai banyak library yang bisa digunakan untuk mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk profil. Untuk pemodelan pondasi digunakan library yang telah tersedia. Ada lima macam komponen pondasi yang ada dalam library Tekla, yaitu untuk fondasi beton, penulangan mini pile, penulangan pilecap, fondasi pracast dan penulangan fondasi menerus.
Gambar 25. Komponen fondasi pada library Langkah pemodelan fondasi tiang pancang, yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing component component catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
25
2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla 3. Pilih “Concrete Foundation (1030)” 4. Selanjutnya, fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameterparameternya.
(a)
(b)
26
(c)
(d) Gambar 26. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP2 Dari Gambar 26 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap 1250 mm x 600 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada dua mini pile yang dipakai dan terlihat jarak-jarak antar mini pile.
(a)
27
(b)
(c)
(d) Gambar 27. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP4. Dari Gambar 27 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap 1300 mm x 1300 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada empat mini pile yang dipakai dan terlihat jarakjarak antar mini pile. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing fondasi, yaitu TP2 dan TP4
28
6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan seluruh fondasi tiang pancang bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11.
Gambar 28. Lokasi pemodelan fondasi tiang pancang 8. Langkah pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang disajikan dalam Gambar 29.
Gambar 29. Pemodelan fondasi tiang pancang Setelah pemodelan struktur fondasi tiang pancang digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi tiang pancang yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing component component catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla 3. Pilih “Pad Footing Reinforcement (77)” 4. Selanjutnya, tulangan pile cap pada fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-parameternya. Ukuran tulangan pile cap fondasi TP2 yang digunakan adalah diameter tulangan sebesar 130 mm dengan jarak antar tulangan 200 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing pile cap fondasi, yaitu TP2 dan TP4 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan tulangan fondasi pada struktur fondasi dan kolom yang telah dibuat. Gambar dibawah ini menunjukan contoh penulanan pile cap fondasi TP4 pada lokasi B11.
29
Gambar 30. Contoh detail penulangan pile cap fondasi TP4 B. Fondasi Batu Kali Fondasi batu kali digunakan bila letaknya tidak dalam. Fondasi batu kali dibuat dari susunan batu kali belah yang dieratkan dengan adukan pasir yang dicampur dengan semen. Pada bangunan gedung Fahutan besar fondasi batu kali yang dipakai yaitu menerus dengan kedalaman dasar fondasi 0,90 m di bawah permukaan tanah, yaitu dengan kedalaman sloof 0,55 m, kedalaman pasangan batu kali 0,50 m dan pasir urug 5 cm Pemodelan fondasi batu kali dengan program tekla tidak menggunakan material batu kali, tetapi menggunakan material beton, sehingga digunakan fondasi menerus (strip footing) berbahan beton. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya material batu kali pada program tekla. Langkah pemodelan fondasi batu kali: 1. Pada toolbar, pilih “Strip Footing” 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Strip Footing Properties”. 3. Bentuk, ukuran, material fondasi diatur, yaitu ukuran pasangan batu kali (1) 500 mm dan pasangan batu kali (2) 200 mm.
Gambar 31. Propertis fondasi batu kali 1
Gambar 32. Propertis fondasi batu kali 2
30
4. Klik OK 5. Letakan model tiap-tiap bagian fondasi batu kali pada posisi yang telah ditentukan, seperti yang disajikan pada Gambar 33.
Gambar 33. Lokasi pemodelan fondasi batu kali Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali telah selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya membuat sloof beton. Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas fondasi. Salah satu fungsi sloof yaitu pengikat antara dinding fondasi dengan kolom. Langkah pemodelan sloof dan pendetailan tulangan sloof diantaranya: 1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Beam” 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties” 3. Masukan ukuran balok sebesar150x100, seperti yang disajikan dalam Gambar 34
Gambar 34. Properties sloof Setelah itu, beri nama balok “Beam Praktis”. Klik OK. Letakan model sloof diatas fondasi batu kali yang telah dimodelkan sebelumnya. Langkah selanjutnya membuat detail tulangan sloof. Tekan ctrl+f dan pilih “Automated Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54)” 8. Tulangan sloof pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya.
4. 5. 6. 7.
31
(a)
(b) Gambar 35. (a) (b) Pendetailan tulangan sloof beton Dari Gambar 35 (a) dimasukan angka 10 mm untuk diameter tulangan dan jumlah tulangan ada empat. Sedangkan Gambar 35 (b) dimasukan diameter sengkang 8 mm pada rebar size dengan jarak 200 mm. Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali dan sloof serta detail tulangannya telah selesai dikerjakan, seperti yang disajikan pada Gambar 36.
32
Gambar 36. Pemodelan fondasi batu kali
4.1.3 Pemodelan Kolom Kolom berfungsi untuk menahan semua beban. Keberadaannya sangat diperlukan. Pada konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk kolom adalah beton K-300 dan ada dua jenis kolom yang digunakan yaitu kolom praktis dan kolom struktur. Kolom praktis berbentuk persegi empat dengan ukuran 100 x 100 mm, sedangkan kolom struktur berbentuk lingkaran dengan diameter 550 mm. Data spesifikasi kolom yang digunakan pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari masing-masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah membuat kolom dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB yaitu: 1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Column” 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Column Properties” 3. Bentuk, ukuran, material kolom struktur dan kolom praktis diatur. kolom struktur dan kolom praktis dari masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 37. Properties kolom beton struktur
Gambar 38. Properties kolom praktis
33
4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom. 5. Klik Save as Klik Save Klik OK 6. Letakan seluruh kolom bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya untuk kolom struktur pada lantai dasar klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Kolom struktur ada lantai 2 dan 3 klik B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan terakhir C11. Kolom praktis pada posisi B-C 0-1, B-C 1-2, B-C 3-4, B-C 4-5 dan B-C 11. 7. Langkah pemodelan konstruksi kolom bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi kolom disajikan dalam Gambar 39.
Gambar 39. Pemodelan konstruksi kolom Setelah pemodelan struktur kolom selesai, selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Spesifikasi data tulangan terdapat pada Lampiran 1. Langkah pemodelan detail tulangan kolom diantaranya: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search “Column”, lalu akan keluar 36 komponen kolom yang tersedia pada Tekla 3. Untuk kolom struktur pilih “Automated Reinforcement Layout-Columns (57)”, sedangkan untuk kolom praktis pilih “Rectangular Column Reinforcement (83)”. 4. Selanjutnya, tulangan kolom pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya. Ukuran detail tulangan kolom struktur dan kolom praktis dapat dilihat pada Lampiran 1.
34
Gambar 40. Contoh pendetailan tulangan kolom struktur pada lantai 1. Dari Gambar 40. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library “Automated Reinforcement Layout-Columns (57)” yaitu ukuran sengkang (Tie size), diameter tulangan (Main bar size) dan jarak antar tulangan (Number of main bars) yg dipakai pada lantai 1 tipe 1K1B. Jarak antara tulangan dengan beton berukuran 40 mm dan jarak antar sengkang 150 mm.
(a)
(b)
35
(c) Gambar 41. (a), (b), (c) Pendetailan tulangan kolom praktis Dari Gambar 41. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library “Rectangular Column Reinforcement (83)”. Sengkang berukuran 8 mm dengan jarak 200 mm, dan tulangan berdiameter 100 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom. 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan model detail tulangan kolom pada struktur kolom yang telah dibuat.
4.1.4 Pemodelan Balok Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menompang lantai diatasnya. Pada konstruksi bangunan, jenis bahan yang digunakan untuk balok adalah beton K-300 dan berbentuk persegi panjang. Ada dua jenis balok yang dipakai pada struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, yaitu balok (tie beam) praktis pada lantai dasar dan balok struktur pada lantai dua dan tiga. Pada lantai dasar, ada dua jenis tipe tie beam, lantai 2 ada 16 jenis tipe balok, lantai 3 ada 7 tipe balok, lantai atas ada 6 tipe balok yang digunakan. Pada lantai atas digunakan ring balk, karena pada bangunan Fahutan menggunakan rangka atap baja ringan. Masing-masing ukuran balok serta detail tulangannya dapat dilihat pada Lampiran 3. Langkah pemodelan balok dengan software Tekla Structures yaitu: 1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Beam” 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties”. 3. Masukan data ukuran dan material dari masing-masing balok. Data ukuran balok terdapat pada Lampiran 2. 4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada Lampiran 2.
Gambar 42. Contoh properties balok struktur tipe 3B1
36
Gambar 43. Contoh properties tie beam praktirs tipe TB1 5. Klik Save as Klik Save Klik OK 6. Letakan model balok pada posisi yang telah ditentukan.
Gambar 44. Lokasi balok lantai dasar
Gambar 45. Lokasi balok lantai dua
37
Gambar 46. Lokasi balok lantai tiga
Gambar 47. Lokasi ringbalk 9. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan dalam Gambar 48.
Gambar 48. Pemodelan konstruksi balok Setelah pemodelan struktur balok digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi balok yaitu: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search “Beam”, lalu akan keluar 47 komponen kolom yang tersedia pada Tekla 3. Pilih “Automated Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54)”
38
4. Selanjutnya, tulangan balok pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameterparameternya. Ukuran detail tulangan dapat dilihat pada Lampiran 2.
(a)
(b) Gambar 49. Contoh pendetaialan tulangan balok struktur tipe 3B1 Dari Gambar 49 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12 mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 49 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm pada rebar size dengan jarak 100 mm.
39
(a)
(b) Gambar 50. Contoh pendetailan tulangan tie beam praktis tipe TB1 Dari gambar 50 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12 mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 50 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm pada rebar size dengan jarak 150 mm. 5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada lampiran 2 6. Klik Save as Klik Save Klik OK 7. Letakan model detail tulangan balok pada struktur balok yang telah dibuat.
40
8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi balok disajikan pada Gambar 51.
Gambar 51. Pemodelan detail tulangan balok tipe 3B1
4.1.5 Pemodelan Plat Lantai Plat adalah lantai dari sebuah bangunan. Plat dapat berada dibagian atas maupun bawah. Fungsinya sebagai dasar lantai pada bagian bawah dan sebagai dasar lantai bagian atas, apabila bangunan bertingkat fungsinya sebagai pengikat antara kolom, balok dan dinding. Pada konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk plat lantai adalah beton K-300. Pada plat lantai dasar memiliki ketebalan 60 mm dan tidak menggunakan tulangan wiremesh. Plat lantai dua dan tiga pada bangunan gedung Fahutan ada dua tipe ketebalan, yaitu tipe S1 dengan tebal 130 mm dan tipe S2 dengan tebal 120 mm. Plat S1 menggunakan tulangan wiremesh tipe M10-15 dan Plat S2 tulangan wiremesh tipe M8-15. Langkah-langkah memodelkan plat lantai pada program Tekla diantaranya: 1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Slab” 2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties”, disajikan pada Gambar 52 dan Gambar 53. 3. Bentuk, ukuran, material plat lantai dasar dan plat tipe S1 dan S2 diatur sesuai yang diinginkan. 4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu lantai dasar, S1 dan S2. 5. Klik Save as Klik Save Klik OK
Gambar 52. Properties plat lantai tipe S1
41
Gambar 53. Properties plat lantai tipe S1 6. Letakan model plat lantai pada posisi yang telah ditentukan di lantai dasar, dua dan tiga. 7. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan pada Gambar 54.
Gambar 54. Pemodelan plat lantai 1, 2 dan 3 Setelah pemodelan struktur plat lantai digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Untuk pemodelan slab digunakan library yang telah tersedia. Ada tujuh macam komponen plat lantai yang ada dalam library Tekla. Jenis-jenis komponen plat lantai disajikan pada Gambar 55.
Gambar 55. Komponen slab pada library
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Langkah pemodelan detail tulangan plat lantai: Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. Setelah library terbuka, search “Slab”, lalu akan keluar 7 komponen plat lantai yang tersedia pada Tekla Pilih “Slab Bars (18)” Selanjutnya, tulangan plat lantai tipe S1 dan S2 pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-parameternya. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu S1 dan S2. Klik Save as Klik Save Klik OK
42
7. Letakan model detail tulangan plat lantai pada struktur plat lantai yang telah dibuat.
Gambar 56. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S1
Gambar 57. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S2 8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi plat lantai pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi plat lantai dapat dilihat pada Gambar 58.
43
Gambar 58. Contoh pemodelan detail tulangan plat lantai tipe S1
4.1.6 Pemodelan Atap Atap merupakan penutup dari rangkaian sebuah bangunan. Atap berfungsi untuk melindungi penghuni di bawahnya dari terpaan angin dan hujan. Model atap banyak ragamnya. Atap yang digunakan pada konstruksi gedung kuliah adalah baja ringan. Hanya ada satu macam komponen atap yang ada dalam library Tekla, yaitu “Truss (S78)”.
Gambar 59. Komponen pondasi pada library Langkah pemodelan atap: 1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing Component Component Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F. 2. Setelah library terbuka, search “Truss”, lalu akan keluar satu komponen atap yang tersedia pada Tekla 3. Pilih “Truss (S78)” 4. Selanjutnya, atap pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameterparameternya. 5. Klik Save 6. Klik OK 7. Letakan model atap pada posisi yang telah ditentukan
4.1.7 Model Organizer Model Organizer digunakan untuk mengelola pemodelan dan melihat perbedaan bagian serta jenis objek dalam model. Sehingga Model Organizer dapat mengklasifikasikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Keunggulan dari Model Organizer adalah dapat membagi model besar menjadi bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek. Model Organizer dapat membantu dalam pembuatan jadwal gedung. Langkah pembuatan Model Organizer yaitu: 1. Klik Tools Model Organizer 2. Buat kategori tiap objek yang telah dibuat dengan memilih “Object Types”
44
3. Klik kanan Object Types New Obect Type 4. Untuk membuat sub-sub tipe objek dengan klik kanan pada tipe objek utama lalu pilih “New Obect Type” 5. Setelah semua tipe objek telah dibuat langkah selanjutnya mengkategorikan tipe objek dengan model yaitu dengan klik kanan pada masing-masing tipe objek dan pilih Add Selected to Category. 6. Model organizer yang digunakan pada penelitian disajikan pada Lampiran 3.
4.1.8 Scheduling Pada Tekla Setelah semua pemodelan telah selesai dibuat. Langkah selanjutnya yaitu membuat manajemen proyek. Manajemen proyek yang dilakukan pada penelitian adalah manajemen waktu. Scheduling berbentuk barchart. Pembuatan barchart dapat dilakukan dengan pembuatan tugas-tugas secara langsung dari software Tekla Structures atau dengan mengimport jadwal pelaksanaan dari program manajemen proyek eksternal seperti Microsoft Office Project atau Primavera P6. Langkah pengerjaan scheduling pada Tekla Structures 17 sebagai berikut: 1. 2.
Klik Tools Task Manager Task Manager akan terbuka. Tampilan task manager pada Tekla Structures disajikan pada Gambar 60.
Gambar 60. Tampilan task manager 3.
Klik “Create Task”
4. 5.
Untuk membuat sub-sub kegiatan, klik “Create Subtask” Masukan jadwal pengerjaan masing-masing kegiatan pada kolom “Planned Start Date, Planned End Date. Actual Start Date, Actual End Date”. Setelah semua nama kegiatan dan jadwal masing-masing dibuat, langkah selanjutnya yaitu menghubungkan jadwal kegiatan dengan objek model masing-masing.
6.
7.
. Lalu ketik nama-nama kegiatan utama yang dikerjakan.
Buka “Model Organizer”
pada toolbar Tekla Structures.
45
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Setelah Model Organizer terbuka, tampilan model gedung dirubah terlebih dahulu dengan menekan Ctrl+5. Proses ini disajikan pada Gambar 61. Sebagai contoh, pada tipe kategori yang telah dibuat sebelumnya, pilih “Footing”. Klik kanan, lalu tekan Shift dan pilih Show Only Selected. Maka objek model yang terbuka hanya footing saja. Tampilan model dari tiga dimensi (3D) dirubah menjadi tampak atas dengan Ctrl+P Pada Task Manager Pilih Footing, lalu klik kanan pilih Add Selected Objects. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung.
Gambar 61. Tampilan task manager, model organizer, dan objek model
4.2
Manfaat Building Information Modeling
Sebuah revolusi baru yang bernama Building Information Modeling (BIM) muncul. BIM digambarkan sebagai representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional fasilitas yang berfungsi sebagai sumber daya pengetahuan bersama untuk memberikan informasi mengenai fasilitas yang digunakan selama siklus hidup pembangunan. Bangunan mengonsumsi sumber daya yang besar. BIM digunakan untuk mengalokasikan sumber daya, apakah itu menggunakan bahan baru atau bahan daur ulang atau mengurangi konsumsi energi. Pihak-pihak berharap bahwa BIM akan menjadi kunci dalam mengurangi konsumsi sumber daya pembangunan. Ada beberapa fakta tidak digunakan BIM pada konstruksi bangunan, yaitu: 1. Pada tahun 2004, Construction Industry Institute memperkirakan 57% dari uang yang dihabiskan untuk konstruksi terbuang. Amerika diperkirakan telah mengeluarkan $1,288 triliun untuk konstruksi dan 57% terbuang, sehingga sekitar $ 600 miliar per tahun terbuang. (Eastman et al. 2009)
Gambar 62. Perbandingan uang yang terbuang antara industri konstruksi dan industri manufaktur
46
2.
Pada tahun 1964-2004, tidak ada keuntungan produktivitas dalam industri konstruksi selama 40 tahun terakhir. Sehingga terjadi penurunan stabil, sedangkan semua non-pertanian industri naik lebih dari 200% dalam produktivitas. Indeks produktivitas tenaga kerja dari tahun 19642004 disajikan pada Gambar 63.
Gambar 63. Indeks produktivitas tenaga kerja antara industri konstruksi dan non-pertanian Sumber: Paul Teicholz, 2004 Salah satu penyebab uang yang terbuang dan pengurangan produktivitas industri konstruksi adalah desain bangunan dikomunikasikan melalui puluhan atau ratusan data terpisah serta dokumen sering tidak konsisten. Namun dengan adanya berbagai jenis software dari aplikasi BIM, evaluasi desain menjadi lebih efektif. Dalam satu model, informasi konstruksi seperti surat penawaran, dokumen kontrak, jadwal spesifikasi, daftar harga dan panduan pemeliharaan dapat digabungkan sehingga semua pihak penting yang mebutuhkan informasi konstruksi menjadi lebih mudah. Melihat beberapa fakta tersebut penggunaan BIM sangat diperlukan di dunia konstruksi. Manfaat BIM antara lain: 1. Pemodelan secara 2D memungkinkan desainer untuk melihat bangunan dan isinya dari semua sudut. Desain model dapat menghemat waktu dengan membuat dan mengedit bagian-bagian desain secara bersamaan. Perubahan pada salah satu dari elemen-elemen akan mempengaruhi secara keseluruhan termasuk biaya dan jadwal konstruksi. Pemodelan 2D dapat dibuat lebih cepat dan akurat dari model 3D yang telah dibuat sebelumnya. Pemodelan 2D dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. 2. Parameter model adalah unsur - unsur yang dapat menjelaskan batas - batas atau bagian bagian tertentu dari suatu model. Misalkan sebuah model dalam bentuk geometri, maka parameternya adalah berupa panjang, lebar, atau tinggi dari objek tersebut. Perubahan dan penambahan elemen bangunan (panjang, lebar, atau tinggi) secara bersamaan akan mempengaruhi kondisi model tersebut. Dengan adanya BIM, informasi rinci setiap komponen bangunan terkandung dalam elemen yang dimodelkan. Perubahan data parameter dalam model dapat menghemat waktu selama proses desain dan administrasi konstruksi seperti tidak melakukan cek gambar secara manual. Dalam penelitian, hasil pemodelan dari Tekla Structures disajikan dalam Tekla BimSight seperti yang disajikan pada Lampiran 6. Dengan Tekla
47
BimSight data parameter dari konstruksi bangunan terlihat lebih jelas, lengkap dan mudah. Contoh data parameter yang ditampilkan pada Tekla BimSight disajikan pada Gambar 64.
Gambar 64. Parameter data kolom dengan Tekla BimSight 3. Dengan BIM dapat mempermudah tim konstruksi untuk mengakses informasi-informasi yang terkandung dalam proyek konstruksi, sehingga meningkatkan koordinasi antara anggota tim. Sifat kolaboratif BIM memungkinkan mendeteksi bentrokan antara berbagai anggota tim desain. Deteksi bentrokan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membangun desain. Salah satu contoh deteksi bentrokan/kesalahan pemodelan dengan BIM yaitu mengidentifikasi unsur-unsur pada objek model. Pada penelitian ini pendeteksian bentrokan pada model bangunan dengan menggunakan “Clash Check Manager” yang ada pada software Tekla Structures. Dengan Clash Check Manager bentrokan pada pemodelan secara otomatis terdeteksi. Sehingga mempermudah tim desain dalam melakukan pemodelan bangunan. Tampilan Clash Check Manager pada software Tekla Structures yang digunakan dalam penelitian. 4. Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM untuk menghasilkan laporan, koordinat, rencana, jadwal dan perkiraan biaya. Manajer konstruksi juga dapat menggunakan BIM untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, seperti memperbarui jadwal dan biaya dengan BIM. BIM berbasis jadwal diintegrasikan dengan model 4D. Pada penelitian ini, penjadwalan dikerjakan pada Tekla Structures 17. Perbedaan penjadwalan pada Tekla Structures 17 dengan Microsoft Office Project ialah pada Tekla Structures 17 dapat dilakukan penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan sedangkan pada Microsoft Office Project hanya salah satu saja. Penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada Tekla Structures disajkan pada Lampiran 7.
48