17
IV. 4.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4.1.1. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun + Akar Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 8, 9 dan 10), pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair berpengaruh sangat nyata pada ketiga parameter diatas. Hasil analisis lanjut bobot segar daun, akar, dan daun + akar tanaman caisim akibat pengaruh pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun Beserta Akar Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Bobot Segar Perlakuan Daun Akar Daun + Akar ----------------------- (g/pot) -----------------------MBC 0%
90.64 b
3.85 a
94.49 b
MBC 50%
104.03 ab
4.73 a
108.75 ab
MBC 100%
110.27 a
4.42 a
114.69 a
MBC 150%
61.59 c
2.38 b
63.97 c
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot segar daun serta daun + akar tanaman caisim pada perlakuan MBC 100% nyata lebih tinggi daripada perlakuan MBC 0% dan MBC 150%, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan MBC 50%, walaupun efek perlakuan MBC 100% cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan MBC 50%. Perlakuan MBC 150% nyata menunjukkan hasil bobot segar daun, akar dan daun + akar terendah. Secara umum, perlakuan MBC 0%, MBC 50% dan MBC 100% tidak berbeda nyata terhadap bobot segar akar. Pemberian bahan organik berpengaruh nyata pada bobot segar daun serta daun+akar tanaman caisim tetapi tidak berbeda nyata pada bobot segar akar tanaman caisim. Hasil analisis lanjut bobot segar daun, akar dan daun + akar, serta rataan akar akibat pengaruh pemberian bahan organik disajikan pada Tabel 3.
18
Tabel 3. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun Beserta Akar Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Bobot Segar Perlakuan (ton/ha)
Daun
Akar
Daun + Akar
----------------------- (g/pot) -----------------------BO-0
83.27 b
3.51
86.78 b
BO-2.5
88.62 ab
3.85
92.47 ab
BO-5.0
103.01 a
4.18
107.19 a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Dari Tabel 3 diatas dapat ditunjukkan bahwa bobot segar daun serta daun + akar tanaman pada pemberian 5 t/ha bahan organik (BO-5.0) tertinggi, namun perlakuan 5 t/ha tidak berbeda dengan 2.5 t/ha. Namun, pemberian bahan organik tidak nyata berpengaruh terhadap bobot segar akar. Berdasarkan hasil analisis ragam tersebut, tidak ada pengaruh interaksi antara pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik terhadap ketiga parameter diatas. Keragaan tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik pada setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar Lampiran 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. 4.1.2. Kadar dan Serapan N, P, dan K Daun Caisim Hasil analisis ragam kadar hara N, P dan K daun tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik disajikan pada Tabel Lampiran 11, 12 dan 13. Hasil analisis lanjut kadar N, P dan K akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kadar Hara N, P, dan K Daun Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Kadar Hara Perlakuan N P K ----------------------- (%) -----------------------MBC 0%
3.53 ab
0.57 b
3.05 b
MBC 50%
3.54 ab
0.56 b
2.80 bc
MBC 100%
3.38 b
0.55 b
2.76 c
MBC 150%
3.66 a
0.64 a
3.49 a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
19
Perlakuan pupuk Mikro-Biostimulant Cair setara dengan 150 x dosis anjuran (MBC 150%) nyata memberikan kadar N, P dan K paling tinggi. Hal ini berkaitan dengan rendahnya pertumbuhan pada dosis tersebut (Tabel 3). Perlakuan bahan organik, tidak nyata berpengaruh terhadap kadar hara N, P , dan K daun tanaman caisim. Rataan kadar hara N, P dan K daun tanaman caisim disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kadar Hara N, P, dan K Daun Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Kadar Hara Perlakuan (t/ha)
N
P
K
----------------------- (%) -----------------------BO-0
3.60
0.58
2.99
BO-2.5
3.45
0.57
3.15
BO-5.0
3.53
0.58
2.94
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Hasil analisis ragam serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik disajikan pada Tabel Lampiran 14, 15, dan 16. Serapan hara N, P dan K tanaman sangat nyata dipengaruhi oleh pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan uji lanjutnya disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Serapan Hara N, P, dan K Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Serapan Perlakuan N P K ----------------------- (mg/pot) ----------------------MBC-0%
232.61 b
37.53 bc
200.90 bc
MBC-50%
285.28 a
44.68 ab
225.23 ab
MBC-100%
296.67 a
48.43 a
242.00 a
MBC-150%
176.42 c
30.23 c
165.91 c
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
20
Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian pupuk MBC sampai dosis 100% nyata meningkatkan serapan N, P dan K daun tanaman caisim namun perlakuan MBC 150%, terjadi penurunan serapan N, P dan K dan lebih rendah daripada perlakuan MBC 0%. Hal ini sesuai dengan kadar hara N, P dan K (Tabel 5) dan bobot segar daun serta daun + akar (Tabel 3). Namun perlakuan MBC-100% dan 50% tidak berbeda. Pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim. Hasil analisis lanjut serapan N, P dan K daun tanaman caisim disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Serapan Hara N, P, dan K Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Serapan Perlakuan (t/ha)
N
P
K
----------------------- (mg/pot) ----------------------BO-0
226.12 b
36.55 b
182.64 b
BO-2.5
239.36 b
38.87 ab
214.54 a
BO-5.0
277.75 a
45.23 a
228.35 a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Pemberian bahan organik nyata meningkatkan serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim. Pemberian 5 t/ha bahan organik (BO-5.0 ton/ha) terhadap serapan N, P dan K nyata lebih tinggi daripada tanpa bahan organik (BO-0). Namun untuk serapan N dan P BO-0 tidak berbeda dengan BO-2.5 sedangkan serapan K BO-5.0 t/ha tidak berbeda dengan BO-2.5 t/ha tetapi nyata lebih tinggi daripada BO-0 t/ha. Berdasarkan hasil analisis ragam tersebut, tidak ada pengaruh interaksi antara pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik terhadap parameter diatas. 4.2.
Pembahasan Pemberian pupuk MBC 100% nyata memberikan hasil bobot segar dan
serapan N, P dan K tanaman paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Pemberian pada perlakuan tersebut nyata meningkatkan bobot segar daun, daun + akar sebesar 21% dan serapan N, P dan K masing-masing sebesar 27%, 29% dan
21
20% dibandingkan dengan MBC 0%. Pengaruh pemberian pupuk MBC menunjukkan hasil yang positif sebagaimana yang dilakukan di beberapa negara. Pemberian MBC pada dosis yang sama (MBC 100%) mampu meningkatkan hasil, kualitas, warna buah dan pertumbuhan anggur dan gandum di Chili. Di Vietnam, pemberian MBC pada padi mengalami kenaikan produksi 19% dan kedelai meningkatkan hasil 10%. Di New York (Amerika Serikat) pemberian MBC memberikan kenaikan produksi apel sebesar 9% dan meningkatkan hasil umbi kentang sebesar 6%. Di Australia Pemberian MBC pada wortel mengalami kenaikan produksi 17% dan meningkatkan jumlah dan ukuran buah jeruk dan memberikan peningkatan 44% hasil panen. Di Ukraina pemberian MBC pada jagung memberikan peningkatan hasil panen 15% (Syltie, 2011). Lebih tingginya pengaruh perlakuan MBC 100 % menunjukkan bahwa perlakuan tersebut mampu memacu metabolisme pada tanaman caisim. MBC mengadung senyawa organik dan unsur mikro yang mampu memacu proses metabolisme seperti proses fotosintesis, serapan hara dan aktivitas enzim pada tanaman (Syltie, 2011). Respons yang tinggi terhadap pertumbuhan pada perlakuan tersebut didukung oleh tingginya serapan N, P dan K tanaman. Rendahnya kadar N, P dan K pada perlakuan tersebut, menunjukkan bahwa MBC berperan sebagai stimulant (merangsang pertumbuhan). Namun, pada pemberian MBC 150% pertumbuhan tanaman nyata tertekan dibandingkan dengan perlakuan MBC lainnya. Hal ini disebabkan karena pupuk MBC 150% yang diberikan melebihi kapasitas yang dibutuhkan tanaman, sehingga tanaman mengalami gangguan metabolisme. Ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang terlihat kerdil dengan kondisi daun berwana hijau tua dan mengkerut (Gambar Lampiran 4). Perlakuan bahan organik (pukan) 5.0 t/ha menunjukkan hasil tanaman dan serapan N, P dan K yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan bahan organik lainnya. Pemberian bahan organik pada perlakuan tersebut nyata meningkatkan bobot segar daun dan daun + akar sebesar 24% dan serapan N, P dan K masing-masing sebesar 23%, 24% dan 25% dibandingkan dengan tanpa bahan organik. Diduga semakin besar bahan organik yang diberikan maka makin besar perbaikan sifat fisik, kimia, dan dan biologi tanah, sehingga pengaruhnya lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman. Penelitian Suhendi (dalam Idris, 2003)
22
menunjukkan bahwa pemberian 10 ton pupuk kandang dari kotoran sapi pada tanah Latosol Darmaga meningkatkan pH dari 5.15 menjadi 5.20, Ca dari 2.70 menjadi 3.05, Mg dari 0.40 menjadi 0.49, KTK dari 12.83 menjadi 13.47, NH4+ dari 16.05 menjadi 21.35 dan P dari 13.60 menjadi 14.10, sedangkan bobot biji kedelai naik dari 11.93 menjadi 14.60 g/pot. Penelitian Siti Leomo (dalam Idris, 2003) pada Ultisol Kendari menunjukkan bahwa pemberian 5 ton pupuk kandang (kotoran sapi) menaikkan total pori tanah dari 48.8 menjadi 49.9 %. Syukur (2005) menunjukkan bahwa pemberian bahan organik (pupuk kandang sapi) sampai 20 ton/ha mampu memperbaiki kualitas tanah yaitu meningkatkan kemampuan mengikat air dan ketersediaan NH4+ dan NO3- sehingga meningkatkan hasil caisim pada tanah pasir pantai. Selanjutnya, Rachman et al. (2008), menunjukkan bahwa pemberian bahan organik sampai dengan 20 ton/ha yang disertai dengan pupuk NPK pada Inceptisol dapat meningkatkan produksi 7.83 ton/ha serta serapan N, P dan K pada tanaman jagung. Meskipun perlakuan pupuk Mikro-Biostimulant Cair (MBC) dan bahan organik tidak nyata berinteraksi, tetapi ada kecendrungan bahwa pemberian MBC 100% dan bahan organik 5.0 t/ha menunjukkan bobot segar daun dan daun + akar yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya (Tabel Lampiran 6). Hal ini juga ditunjang dengan tingginya serapan hara N, P dan K tanaman pada kombinasi perlakuan tersebut (Tabel Lampiran 7).