14
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Survei dilakukan terhadap 76 siswa, yang terdiri atas 46 siswa perempuan dan 30 siswa laki-laki.
Pendidikan ayah dan ibu dari siswa-siswi tersebut
sebagian besar tamatan SLTA, 50% untuk pendidikan ayah dan 64% untuk pendidikan ibu. Selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Deskripsi data sekunder yaitu NUN, NR dan NUS dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai rata-rata tertinggi adalah NR Penjaskes yaitu sebesar 87. Ratarata terendah yaitu sebesar 76 adalah NR Biologi. Jika dilihat dari penyebaran data, dapat dilihat bahwa keragaman terbesar pada NR Seni Rupa, dan ragam terkecil pada NUS Kimia. Dari penyajian diagram kotak garis data yang ada di Lampiran 3 pada NUN tampak bahwa UN Kimia memiliki median terbesar di antara yang lain. Pada NR UN, median tertinggi adalah NR bahasa Inggris. Sedangkan pada NR Non UN yang tertinggi yaitu NR PJK yang juga mempunyai ragam terkecil dibanding yang lainnya. Median dari seluruh nilai hampir sama, tetapi yang tertinggi mediannya adalah NUS Bahasa Inggris, dapat dilihat pada diagram kotak garis NUS
4.2 Analisis Kanonik NUN dan NR UN Analisis ini mengkaji hubungan antara gugus peubah Y dengan gugus peubah X A. Gugus peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional. Gugus peubah X A adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Rapor dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
4.2.1 Hasil Pengujian Asumsi Gugus Peubah Y 1. Tidak terdapat multikolinieritas pada gugus peubah Y, terlihat dari keseluruhan nilai VIF gugus peubah Y tidak ada yang melebihi 2,5, yang tercantum pada tabel 2
15
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah Y Gugus Peubah Y NUN IND
NUN ING
NUN MAT
Peubah
Nilai VIF
NUN ING NUN MAT NUN FIS NUN KIM NUN BIO NUN MAT NUN FIS NUN KIM NUN BIO NUN IND NUN FIS NUN KIM NUN BIO NUN IND NUN ING
1,16 1,15 1,12 1,15 1,05 1,11 1,09 1,07 1,05 1,00 1,02 1,14 1,04 1,17 1,31
Gugus Peubah Y NUN FIS
NUN KIM
NUN BIO
Peubah
Nilai VIF
NUN KIM NUN BIO NUN IND NUN ING NUN MAT NUN BIO NUN IND NUN ING NUN MAT NUN FIS NUN IND NUN ING NUN MAT NUN FIS NUN KIM
1,15 1,06 1,17 1,33 1,05 1,03 1,17 1,26 1,14 1,11 1,17 1,34 1,14 1,11 1,13
2. Pada output SAS (Lampiran 5) untuk gugus peubah Y, diperoleh p - value skewness = 0.53 > (α = 0.05) dan p - value kurtosis = 0.27 > (α = 0.05) maka H 0 diterima. Ini berarti gugus peubah Y memenuhi asumsi kenormalan ganda.
Gugus Peubah X A 1.
Pada gugus peubah X A diperoleh bahwa keseluruhan nilai VIF tidak ada yang melebihi 2,5 (Tabel 3) maka tidak terjadi multikolinieritas pada gugus data X A. Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah X A Gugus Peubah XA NR IND
NR ING
NR MAT
Peubah NR B.ING NR MAT NR FIS NR KIM NR BIO NR MAT
Nilai VIF 1.40 1.89 1.93 1.95 1.66 2.04
NR FIS NR KIM NR BIO NR IND NR FIS NR KIM NR BIO NR IND NR ING
1.91 1.97 1.64 1.50 1.87 1.87 1.58 1.51 1.53
Gugus Peubah XA NR FIS
NR KIM
NR BIO
Peubah
Nilai VIF
NR KIM NR BIO NR IND NR ING NR MAT NR BIO
1.85 1.45 1.62 1.51 1.96 1.66
NR IND NR ING NR MAT NR FIS NR ING NR MAT NR FIS NR KIM NR IND
1.56 1.48 1.87 1.79 1.50 1.93 1.68 2.03 1.62
2. Nilai p-value skewness dan p-value kurtosis pada gugus peubah XA masingmasing adalah 0.15 dan 0.68. Nilai-nilai tersebut melebihi α =0.05, dapat disimpulkan gugus data XA memenuhi asumsi kenormalan ganda (Lampiran 6).
16
Berdasarkan scatter plot gugus peubah NUN terhadap gugus peubah NR UN dapat dilihat adanya garis linier untuk kedua gugus peubah tersebut, dapat disimpulkan asumsi kelinieran terpenuhi. Selanjutnya analisis korelasi kanonik dapat dilakukan pada kedua gugus data tersebut (Lampiran 4).
4.2.2 Hasil Analisis Korelasi Kanonik Semua asumsi untuk uji korelasi kanonik sudah terpenuhi, sehingga analisis korelasi kanonik dapat dilanjutkan. Pengolahan data dalam analisis korelasi kanonik menggunakan program SAS 9.1.3 dan SPSS 19 serta Minitab 16. Hasil penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Untuk kepentingan memperoleh hasil penelitian, diambil bagian bagian yang penting saja, seperti fungsi kanonik, uji hipotesis, dan analisis redudansi. 1. Fungsi Kanonik Banyaknya fungsi kanonik yang terbentuk untuk 6 peubah NUN (q=6) dan 6 peubah NR UN (p=6) yaitu min (6,6) = 6. Fungsi peubah kanonik yaitu (Vi, Wi) untuk i = 1, 2, …, 6, diperoleh akar ciri (dari yang terbesar) yaitu 0.47, 0.30, 0.10, 0.06, 0.05, 0.00 beserta vektor-vektor ciri padanannya. Kemudian didapat vektor koefisien
dan
yang juga merupakan bobot kanonik untuk fungsi peubah
kanonik yang berurutan (Tabel 4). Tabel 4 Bobot dan Korelasi Kanonik gugus peubah XA dan Y terhadap Pertama Gugus Peubah XA x1 x2 x3 x4 x5 x6
V1 Bobot Kanonik 0.01 0.99 -0.48 0.34 -0.67 0.16
Korelasi 0.07 0.67 -0.20 0.20 -0.22 0.18
Gugus Peubah Y
W1 Bobot Kanonik
y1 y2 y3 y4 y5 y6
0.32 0.48 0.43 -0.71 0.40 -0.06
Fungsi Kanonik
Korelasi 0.49 0.56 0.10 -0.50 0.46 0.08
Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V1, W1) : V1 = 0.01x1 + 0.99x2 - 0.48x3 + 0.34x4 - 0.67x5 + 0.16x6 W1= 0.32y1 + 0.48y2 + 0.43y3 - 0.71y4 + 0.40y5 - 0.06y6 demikian seterusnya hingga fungsi kanonik ke-6. Selanjutnya dari pasangan kanonik tersebut berdasarkan output SAS diperoleh korelasi kanonik dari yang terbesar hingga yang terkecil (Tabel 5).
17
Tabel 5 Korelasi Pasangan Fungsi Kanonik Fungsi Kanonik 1 2 3 4 5 6
Korelasi Kanonik 0.56 0.47 0.29 0.25 0.22 0.06
2. Uji Hipotesis a. Uji korelasi kanonik secara bersama Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik Wilk diperoleh F = 1.67 > Fα = 0.05 = 1.55 (Tabel 6) dapat diputuskan bahwa H0 ditolak, yang berarti paling tidak ada satu korelasi kanonik yang nyata. Dengan demikian, ke enam fungsi kanonik dapat dianalisis lebih lanjut.
Tabel 6 Hasil Uji korelasi kanonik secara bersama Statistik
F
Wilks'Lambda 1.67 Pillai'sTrace 1.63 Hotelling-LawleyTrace 1.69 Roy'sGreatestRoot 5.37
b. Uji korelasi kanonik secara parsial Uji korelasi kanonik secara parsial hanya menghasilkan satu fungsi kanonik saja yang nyata, yaitu fungsi kanonik pertama (Tabel 7), F = 1.67 > F0.05 = 1.46. Fungsi kanonik pertama, mempunyai proporsi keragaman sebesar 0.48 (Lampiran 9). Hal ini berarti kombinasi dari fungsi kanonik pertama sudah cukup menerangkan keragaman peubah NUN dan peubah NR UN sebesar 48 %.
18
Tabel 7 Hasil Uji Korelasi Kanonik secara Parsial dan Nilai Redundansi (R2) Fungsi Kanonik
F
1 2 3 4 5 6
1.67 1.29 0.89 0.88 0.92 0.24
F0.05 1. 1. 1. 1. 2. 4.
46 55 70 94 45 03
R2 0.32 0.23 0.09 0.06 0.05 0.00
3. Analisis Redundansi Analisis redundansi dilakukan hanya pada
satu fungsi kanonik, yaitu
fungsi kanonik pertama. Nilai redundansi (R2) dari fungsi kanonik yang dianalisis tersebut adalah 32%. Nilai ini diperoleh dari output program SAS (Lampiran 9). Hal ini berarti dari satu fungsi kanonik tersebut bisa menjelaskan keragaman hubungan NUN dan NR UN kurang dari separuhnya.
4.2.3
Interpretasi Fungsi Kanonik
a. Bobot Kanonik Besarnya bobot kanonik (Tabel 8) menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah XA terhadap peubah kanonik adalah x2, x5, x3, x4, x6, x1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y4, y2, y3, y5, y1, y6 . Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi.
19
Tabel 8 Bobot Kanonik dan Muatan Kanonik serta Muatan Silang Kanonik untuk Fungsi Kanonik Pertama antara Gugus Peubah Y dan XA Gugus Peubah Bobot Kanonik Muatan Kanonik Muatan Silang Kanonik XA :
Y:
x1 x2 x3 x4 x5 x6 y1 y2 y3 y4 y5 y6
0.01 0.99 - 0.48 0.34 - 0.67 0.16 0.32 0.48 0.43 - 0.71 0.40 - 0.06
0.70 0.67 - 0.20 0.20 - 0.22 0.18 0.49 0.56 0.10 - 0.50 0.45 0.08
0.04 0.38 - 0.11 0.11 - 0.12 0.10 0.28 0.32 0.06 - 0.28 0.25 0.05
b. Muatan Kanonik Muatan kanonik menyatakan korelasi gugus peubah terhadap peubah kanonik di mana peubah bergabung dalam setiap fungsi kanonik. Besarnya muatan kanonik menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah XA terhadap peubah kanonik adalah x2, x5, x3, x4, x6, x1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y2 , y4, y1, y5, y3, y6 . Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi.
c. Muatan Silang Kanonik Muatan silang kanonik menyatakan korelasi gugus peubah dalam suatu peubah kanonik terhadap peubah kanonik lainnya. Besarnya muatan silang kanonik menunjukkan keeratan terhadap peubah kanonik. Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan dapat disimpulkan pada fungsi kanonik pertama urutan keeratan gugus peubah XA terhadap peubah kanonik adalah x2, x5, x3, x4, x6, x1. Selanjutnya, urutan keeratan gugus peubah Y terhadap peubah kanonik adalah y2, y4, y1, y5, y3, y6 . Berdasarkan urutan keeratan kedua gugus peubah dapat disimpulkan bahwa NR Bahasa Inggris dan NUN Bahasa Inggris memberikan
20
keeratan yang tertinggi terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan urutan keeratan yang terendah adalah NR Bahasa Indonesia dan NUN Biologi.
4.3 Analisis Kanonik NUN dan NR non UN Hubungan kedua yang akan dianalisis adalah gugus
peubah Y dengan
gugus peubah XB. Gugus peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional (NUN). Gugus peubah XB adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Rapor dari mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional (NR non UN).
4.3.1 Hasil Pengujian Asumsi Gugus Peubah XB 1. Pada gugus peubah XB nilai p-value skewness = 0.24 dan p-value kurtosis = 0.85. Nilai-nilai tersebut lebih dari α =0.05, sehingga gugus peubah XB memenuhi asumsi kenormalan ganda (Lampiran 7 ) 2. Seluruh nilai VIF pada gugus peubah XB tidak ada yang melebihi 2,5. Pada gugus data XB tidak terjadi multikolinieritas (Tabel 9) 3. Asumsi kelinieran pada hubungan gugus peubah Y dengan gugus peubah XB Berdasarkan scatter plot terpenuhi. Dapat dilihat dari garis linier yang terbentuk (Lampiran 4). Analisis korelasi kanonik dapat dilakukan pada kedua gugus data tersebut.
21
Tabel 9 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah XB Gugus Peubah Y NR AGM
NR PKN
NR SEJ
NR SRP
Peubah NR PKN NR SEJ NR SRP NR PJK NR TIK RT_SEJ RT_SRP RT_PJK RT_TIK RT_BAJ RT_SRP RT_PJK RT_TIK RT_BAJ RT_AGM
Nilai VIF 1.91 1,81 1,78 1,06 1,49 1,69 1,70 1,10 1,67 1,93 1,76 1,10 1,67 1,96 1,96
RT_PJK RT_TIK RT_BAJ RT_AGM RT_PKN
1,09 1,61 1,73 2,08 1,82
Gugus Peubah Y NR PJK
NR TIK
NR BAJ
Peubah RT_TIK RT_BAJ RT_AGM RT_PKN RT_SEJ RT_BAJ RT_AGM RT_PKN RT_SEJ RT_SRP RT_AGM RT_PKN RT_SEJ RT_SRP RT_PJK
Nilai VIF 1,65 1,81 2,02 1,93 1,94 1,65 1,81 2,02 1,93 1,94 1,79 1,91 1,94 1,60 1,02
4.3.2 Hasil Analisis Korelasi Kanonik Secara lengkap, hasil penghitungan yang merupakan output dari program SAS dapat dilihat pada lampiran. Tidak semua output hasil SAS ditampilkan, hanya bagian terpenting saja. 1. Fungsi Kanonik Berbeda dengan kasus sebelumnya, pada gugus peubah Y dan gugus peubah XB, tidak terdapat satu mata pelajaran yang sama. Nilai minimum dari banyaknya gugus peubah XB dan gugus peubah Y, yaitu min (6,7) maka diperoleh 6 fungsi kanonik yang terbentuk, yaitu (Vi,Wi) untuk i = 1, 2, …, 6. Diperoleh akar ciri sebagai berikut berdasarkan urutan dari yang terbesar, yaitu : 0.22, 0.14, 0.032, 0.02, 0.02 dan 0.01 dan vektor-vektor ciri padanannya. Kemudian didapat bobot kanonik untuk fungsi peubah kanonik yang berurutan (Tabel 10). Dari tabel 10 dapat dibentuk enam pasangan fungsi kanonik. Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V1, W1) : V1 = 0.52 x7 - 0.44x8 - 0.6x9 + 0.34x10 + 0.06x11 + 0.28x12 + 0.56x13 W1=
0,67y1 +
0.07y2 +
0.09y3 + 0.58y4 - 0.29y5 + 0.38y6 dilanjutkan
hingga ke pasangan fungsi kanonik yang keenam. Korelasi kanonik yang
22
dihasilkan dari keenam pasangan fungsi kanonik tersebut yaitu 0.42, 0.35, 0.18, 0.15, 0.14 dan 0.10. Tabel 10 Bobot dan Korelasi Kanonik gugus peubah XB dan Y terhadap Kanonik Pertama Gugus Peubah XB
V1 Bobot Kanonik 0.52 - 0.44 - 0.60 0.34 0.06 0.28 0.56
x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13
Korelasi 0.58 0.04 -0.03 0.45 0.15 0.50 0.70
Gugus Peubah Y
W1 Bobot Kanonik
y1 y2 y3 y4 y5 y6
0.67 0.07 0.09 0.58 -0.28 0.38
Fungsi
Korelasi 0.67 0.32 0.28 0.60 - 0.14 0.32
2. Uji Hipotesis a. Uji korelasi kanonik secara bersama Berdasarkan pengujian korelasi kanonik menggunakan uji statistik Wilk diperoleh F = 0.65 < F0.05 = 1.55 sehingga dapat diputuskan bahwa H0 diterima (Tabel 11), yang berarti semua korelasi kanoniknya tidak nyata. Dengan demikian, ke enam fungsi kanonik tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Tabel 11 Hasil Uji korelasi kanonik secara bersama Statistik
F
Wilks'Lambda 0.65 Pillai'sTrace 0.66 Hotelling-LawleyTrace 0.65 Roy'sGreatestRoot 2.12
4.4
Analisis Kanonik NUN dan NUS UN Hubungan kedua yang akan dianalisis adalah gugus
peubah Y dengan
gugus peubah XC. Gugus peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional (NUN). Gugus peubah XC adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional (NUS UN). Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan, diperoleh:
23
1. Terdapat kelinieran, karena pada gugus data NUN terhadap gugus data NS UN diperoleh adanya garis linier untuk masing-masing scatter plot antara masing kedua gugus peubah tersebut (Lampiran 4) 2. Tidak adanya multikolinieritas, karena pada gugus peubah XC diperoleh bahwa keseluruhan nilai VIF tidak ada yang melebihi 2,5 (Tabel 12)
Tabel 12 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah XC Gugus Peubah XC US IND
US ING
US MAT
Peubah
Nilai VIF
US ING
1,19
US MAT
Gugus Peubah XC USFIS
Peubah
Nilai VIF
US KIM
1,16
1,42
US BIO
1,37
US FIS
1,48
US IND
1,17
US KIM
1,19
US ING
1,10
US BIO
1,32
US MAT
1,38
US BIO
1,50
USKIM
US MAT
1,41
US FIS
1,38
US IND
1,19
US KIM
1,19
US ING
1,18
US BIO
1,51
US MAT
1,33
US IND
1,19
US FIS
1,45
US IND
1,04
USBIO
US FIS
1,44
US KIM
1,11
US ING
1,19
US BIO
1,41
US MAT
1,34
US IND
1,18
US FIS
1,35
US ING
1,17
US KIM
1,19
3. Adanya kenormalan ganda, karena berdasarkan uji kenormalan ganda Mardia untuk gugus peubah Y diperoleh p-value Skewness = 0.53 dan p-value kurtosis = 0.27; dan untuk gugus peubah XC diperoleh p-value skewness = 0.09 dan pvalue kurtosis = 0.24. Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan α = 0.05, dan dapat disimpulkan memenuhi asumsi kenormalan ganda karena semuanya melebihi α = 0.05 (Lampiran 8). Setelah asumsi terpenuhi maka analisis kanonik dapat dilakukan, dengan hasil sebagai berikut. Selanjutnya, dengan bantuan software SAS diperoleh akar ciri yang telah diurutkan dari yang terbesar yaitu 0.44, 0.38, 0.28, 0.07, 0.01 dan 0.00, juga bobot kanonik seperti pada tabel 13.
24
Tabel 13 Bobot dan Korelasi Kanonik Gugus Peubah Y dan XC terhadap Kanonik Pertama dan Kedua Gugus Peubah Xc x14 x15 x16 x17 x18 x19 Gugus Peubah Y y1 y2 y3 y4 y5 y6
V1 Korelasi Kanonik 0.50 0.46 0.62 0.64 0.05 0.17 W1 Bobot Kanonik Korelasi Kanonik 0.41 0.34 -0.11 0.10 0.38 0.30 -0.38 -0.27 0.28 0.32 0.73 0.78 Bobot Kanonik 0.57 0.24 0.53 0.59 -0.33 -0.50
Fungsi
V2 Bobot Kanonik 0.72 0.24 -0.40 -0.39 0.69 -0.15
Korelasi Kanonik 0.63 0.12 -0.16 -0.24 0.52 -0.02 W2
Bobot Kanonik 0.00 0.52 -0.18 0.72 -0.43 0.43
Korelasi Kanonik 0.17 0.55 -0.00 0.70 -0.11 0.40
Ada enam pasang fungsi kanonik yang dapat dibentuk dari kedua gugus peubah. Pasangan fungsi kanonik (Vi,Wi) untuk i = 1, 2, …, 6. Kemudian fungsi kanonik diperoleh setelah vektor
dan
didapat.
Fungsi kanonik ke-1, yaitu (V1, W1) : V1 = 0.57x14 + 0.24x15 + 0.53x16 + 0.59x17 - 0.33x18 - 0.50x19 W1= 0,41y1 - 0.11y2 + 0.38y3 - 0.38y4 + 0.28y5 +
0.73y6
demikian seterusnya hingga fungsi kanonik ke-6, yaitu (V6, W6) : V6 = - 0.17x14 - 0.28x15 - 0.62x16 + 0.83x17 + 0.48x18 +0.29x19 W6=
0.75y1 - 0.42y2 + 0.34y3 + 0.21y4 - 0.32y5 - 0.20y6
Fungsi kanonik pertama memiliki korelasi kanonik terbesar yaitu 0.55, fungsi kanonik kedua memiliki korelasi kanonik terbesar kedua yaitu 0.52, dan seterusnya berurut korelasi kanonik ke tiga hingga ke enam yaitu 0.47, 0.26, 0.10 dan 0.02. Berdasarkan pengujian secara keseluruhan terhadap keenam fungsi kanonik tersebut diperoleh
bahwa terdapat fungsi
kanonik yang nyata pada taraf
α = 0.05. Pada output SAS menggunakan statistik Wilk nilai F = 2.05, nilai ini lebih dari F alpa 0.05 yaitu 1.46. Kemudian dari pengujian secara parsial diperoleh bahwa dua fungsi kanonik pertama yang nyata pada taraf α = 0.05. Fungsi kanonik pertama ini mempunyai proporsi keragaman sebesar 0.37 dan fungsi kanonik kedua sebesar 0.32. Hal ini berarti kombinasi dari dua fungsi
25
kanonik pertama ini sudah mampu menerangkan keragaman peubah NUN dan peubah NUS UN sebesar 69%. Selanjutnya dua fungsi kanonik pertama tersebut yang akan diinterpretasi. Berdasarkan bobot kanonik pada fungsi kanonik pertama dapat dilihat bahwa NUS Fisika yang memberikan kontribusi paling besar terhadap fungsi kanonik pertama, sedangkan untuk gugus peubah NUN, yang berkontribusi paling besar yaitu NUN Biologi. NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika memberi kontribusi terbesar terhadap fungsi kanonik kedua. Berdasarkan muatan (korelasi) kanonik pada fungsi kanonik pertama, diperoleh bahwa NUS Fisika dan NUN Biologi sama-sama memiliki hubungan yang paling erat dengan fungsi kanonik pertama (Tabel 13). Sedangkan dari fungsi kanonik kedua, diperoleh NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika memiliki hubungan paling erat dengan fungsi kanonik kedua (Tabel 4). Berdasarkan muatan silang gugus peubah X dan Y dengan fungsi kanonik pertama dapat dilihat pada tabel 14 bahwa NUS Fisika dan NUN Biologi yang paling erat hubungan dengan fungsi kanonik pertama. Sedangkan pada fungsi kanonik kedua yang paling erat hubungannya yaitu NUS Bahasa Indonesia dan NUN Fisika.
Tabel 14 Muatan Silang antara Gugus Peubah Y dan XC dengan Fungsi Kanonik Pertama dan Kedua Gugus Peubah Y y1 y2 y3 y4 y5 y6
V1
V2
0.19 0.057 0.17 -0.15 0.18 0.43
0.09 0.29 -0.00 0.37 -0.06 0.21
Gugus Peubah XC x14 x15 x16 x17 x18 x19
W1
W2
0.28 0.25 0.34 0.35 0.03 0.09
0.33 0.07 -0.08 -0.13 0.27 -0.01
Berdasarkan tingkat redundansi dari fungsi yang nyata diperoleh bahwa fungsi kanonik pertama memiliki R2 sebesar 31 % dan 28 % untuk fungsi kanonik kedua.
26
4.5 Analisis Hasil Kanonik dan Data Primer Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa dari siswa dengan nilai tertinggi di kelima Nilai tersebut, pada umumnya pendidikan orangtua minimal SMA. Dalam hal pekerjaan, lebih banyak Ibu yang pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain itu dapat dilihat pada tabel 15 bahwa sebagian besar siswa mengikuti Bimbel, tinggal dengan orangtua, memiliki orangtua yang lengkap, tidak memiliki riwayat penyakit parah, memiliki fasilitas transportasi dan internet. Sedangkan daya listrik yang ada di rumah siswa-siswa tersebut, sebagian besar bukan yang berdaya listrik besar. Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa dengan nilai terendah mempunyai orangtua yang tamatan SLTA, pekerjaan ayah PNS/TNI, pekerjaan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Dari tabel 16, juga dapat dilihat bahwa hampir di semua nilai siswa yang merupakan anak pertama sampai ketiga mendapat nilai diatas 90. Jika dilihat dari sarana transportasi dan komunikasi (internet), siswa mendapatkan sarana yang bagus. Jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki nilai tertinggi persentase riwayat penyakit parah siswa terlihat lebih besar pada NUN Biologi dan NUS Fisika. Hal yang sama juga terlihat pada persentase siswa yang mengikuti Bimbel atau les.
27
Tabel 15 Deskripsi Data Primer dengan Nilai-nilai Tertinggi Hasil Kanonik (dalam %) Nilai
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS B. Indonesia Nilai
Pendidikan Ayah SD
SLTP
SLTA
PT
0 10 0 0
0 0 0 0
80 60 66.7 60
20 30 33.3 40
0
0
70
30
Nilai
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia Nilai
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia
Pendidikan Ibu SLT SLTP A 30 50 10 60 30 40 0 60 0
Pekerjaan Ibu KRYAWN
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia
S D 0 0 0 0 1 0
20 10 20 0 10 Tinggal dgn orang Tua Ya Tidak 90 10 100 0 80 20 100 0 100 0 Pernah sakit parah Ya Tidak 10 90 10 90 0 100 20 80 0 100
PNS/ TNI 10 10 0 10 20
Anak Ke WRS 20 10 30 0 0
IR T 50 70 50 90 70
Orang Tua cerai/meninggal Ya Tidak 10 0 20 0 0
90 100 80 100 100 Rumah
Sendiri 90 90 90 90 100
Kontrak 10 10 10 10 0
>3
90 90
10 10 20 10 10
80
90 90
Banyak Kendaraan Bermotor roda 2 1-2 >2 buah buah 70 30 60 40 80 20 70 30 50 50 Bimbel/les Ya 90 90 90 80 70
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia
900-1200 W
70 50 50 70 70
1300-2200 W
30 60 50 30 30
20 30 30 40 40
40
40
Tidak 10 10 10 20 30
1-3 org 80 90 80 90 90
100 80 100 100 80
>3 org 20 10 20 10 10
Banyak Kendaraan Bermotor roda 4 Tidak 1-3 buah Ada 60 40 40 60 40 60 40 60 70 30 Pelajaran bimbel Pel.UN 66.67 44.44 66.67 62.5 57.14
Internet Ya
20
Banyak saudara
1-3
Daya Listrik Nilai
50
PT
Pekerjaan Ayah KRY PNS/ WR WN TNI S 40 50 10 40 20 40 20 40 40 30 60 10
Tidak
0 20 0 0 20
Mtk 33.33 55.56 33.33 37.50 42.86
28
Tabel 16 Deskripsi Data Primer pada Siswa dengan Nilai-nilai terendah Nilai
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
SD
SLTP
SLTA
PT
NUN Fisika NR B.Inggris
0 20
0 0
60 60
40 20
S D 0 20
NUN Biologi
10
0
50
40
NUS Fisika NUS B. Indonesia Nilai
0
0
70
10
0
50
Pekerjaan Ibu PNS/ WRS TNI 20 10
NUN Fisika
KRY WN 10
NR B.Inggris NUN Biologi
10 0
NUS Fisika NUS Indonesia Nilai
20 10 0 30 Tinggal dgn orang tua Ya Tidak
10 20
100 0 100 0 100 0 80 20 100 0 Pernah sakit parah Ya Tidak 10 90 10 90 20 80 20 80 0 100
0 0 0 20 0
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia Nilai
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia
20 10
SLTP
SLTA
PT
0 10
80 60
20 10
0
0
90
10
0
90
10
30
10
0
60
30
30
40
30
40
0
0
60
40
30
50
20
Anak Ke
60 10
1-3
>3
60
100
0
70 80
90
10
90
10
100
0
80
20
60 60 Ortu cerai/meninggal Ya Tidak
80 20 90 10 Banyak Kendaraan Bermotor roda 2 1-2 > 2 buah buah 70 30 60 40 100 0 80 20 50 50 Bimbel/les
100 100 100 80 100 Rumah
Sendiri 100 80 100 80 100
NUN Fisika NR B.Inggris NUN Biologi NUS Fisika NUS Indonesia
Banyak saudara >3 1-4 org org 100 0
IRT
Kontrak 0 20 0 20 0
Daya Listrik Nilai
Pekerjaan Ayah KRY PNS/ WR WN TNI S 50 50 0 0 90 10
Ya 90 80 80 50 70
90 10 90 10 Banyak Kendaraan Bermotor roda 4 Tidak 1-3 buah Ada 70 30 40 60 70 30 80 20 70 30 Pelajaran bimbel
Tidak 10 20 20 50 30
Pel.UN 70 56.7 80 80 57.14
Internet
900-1200 W
1300-2200 W
Ya
Tidak
40 30 50 30 60
60 70 50 70 40
70 80 100 90 80
30 20 0 10 20
Mtk 30 33.3 20 20 42.86