HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh L. lecanii Terhadap Telur Inang yang Terparasit Cendawan L. lecanii dengan kerapatan konidia 109/ml mampu menginfeksi telur inang C. cephalonica yang telah terparasit T. bactrae bactrae pada umur infestasi telur 1-6 hari. Pada tujuh dan delapan hari setelah telur inang terparasit, tidak terjadi infeksi oleh cendawan. Infeksi cendawan pada telur inang mulai terjadi pada waktu dua hari setelah perlakuan (HSP). Pada umur infestasi telur tujuh dan delapan hari, tampak infeksi cendawan pada telur tersebut tetapi imago T. bactrae bactrae berhasil keluar dari telur inang yang terparasit tersebut. Perkembangan cendawan L. lecanii yang diaplikasikan mulai terjadi dua hari setelah perlakuan. Infeksi cendawan antara umur infestasi telur enam hari dengan umur infestasi telur 1-5 hari terlihat berbeda nyata. Perkembangan cendawan mulai tinggi pada umur infestasi telur 1-5 hari (Tabel 1). Ciri-ciri telur inang yang terinfeksi cendawan L. lecanii adalah telur tersebut terkoloni oleh miselium cendawan berwarna putih. Mula-mula miselium cendawan hanya pada bagian permukaan telur saja, tetapi lama-kelamaan miselium cendawan tersebut menyebar ke seluruh bagian telur, sehingga seluruh bagian telur tertutupi oleh hifa cendawan tersebut. Miselia cendawan yang dihasilkan pun telah banyak dan menembus sampai ke dalam telur (Gambar 4). Tabel 1 Persentase telur inang C. cephalonica yang terinfeksi cendawan L. lecanii pada dua hari setelah aplikasi Ulangan
1
Telur inang yang terinfeksi cendawan (%) Umur infestasi telur oleh parasitoid (hari) 3 4 5 6 100 100 85 60
1
1 100
2 100
7 0
8 0
2
100
100
100
90
100
100
0
0
3
100
100
100
100
100
30
0
0
Rata-rata1
100 a
100 a
100 a
96,67 a
95 a
63,33 b
0c
0c
Kontrol
0
0
0
0
0
0
0
0
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan α = 0,05
11
Gambar 4
Telur C. cephalonica yang terparasit T. bactrae bactrae (warna hitam) dan terinfeksi cendawan L. lecanii (warna putih)
Telur T. bactrae bactrae yang berhasil menetas dan imagonya keluar dari telur inang terjadi pada infestasi umur telur 4-8 hari, sedangkan pada umur infestasi telur 1-3 hari parasitoid tidak keluar. Persentase parasitoid keluar tertinggi pada umur infestasi telur delapan hari, ini menunjukkan umur infestasi telur yang telah terparasit delapan hari belum sempat terinfeksi cendawan, sama halnya dengan umur infestasi telur tujuh hari. Umumnya cendawan menginfeksi telur inang dua hari setelah perlakuan. Setelah dua hari perlakuan penetasan telur inang yang terparasit mengalami penurunan yang signifikan. Ini disebabkan cendawan telah banyak mengkoloni telur, sehingga menurunkan daya penetasan telur bahkan membuat telur tidak menetas (Tabel 2). Hasil penelitian Prayogo (2004) menunjukkan bahwa cendawan L. lecanii mampu menginfeksi telur R. linearis, sehingga telur yang tidak menetas mencapai 59%. Walaupun telur mampu menetas membentuk nimfa instar I, kelangsungan hidup nimfa hanya 21%. Diduga selain menginfeksi telur inang C. cephalonica, cendawan L. lecanii juga menginfeksi telur parasitoid T. bactrae bactrae sehingga parasitoid tidak berkembang. Kemungkinan lain adalah meskipun telur parasitoid T. bactrae bactrae berhasil menetas, larva parasitoid tersebut ikut terinfeksi cendawan. Seandainya tidak terinfeksi cendawan, larva parasitoid tidak mendapatkan makanan yang memadai karena telur inang telah terinfeksi cendawan. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkaji permasalahan infeksi pada parasitoid ini. Masa rentan telur terhadap infeksi cendawan L. lecanii terjadi pada umur infestasi telur 1-3 hari, diduga ini disebabkan T. bactrae bactrae belum berkembang di dalam telur inang (belum terlihat telur terparasit). Biasanya telur inang mulai terparasit umur 4 hari setelah dipapar dengan T. bactrae bactrae. Telur yang baru terparasit biasanya
12
berwarna hitam pucat, namun lama kelamaan akan makin hitam pekat. Tampaknya cendawan L. lecanii memiliki pengaruh infeksi yang cukup signifikan pada umur infestasi telur 1-6 hari, sedangkan umur infestasi telur 7-8 hari tidak terlalu terpengaruh infeksi (Gambar 5). Tabel 2 Persentase imago parasitoid telur T. bactrae bactrae yang keluar dari telur inang yang telah diaplikasi cendawan L. lecanii Ulangan
Persentase kemunculan imago parasitoid (%) Umur infestasi telur oleh parasitoid (hari)
1
1
1 0
2 0
3 0
4 0
5 5,2
6 45,5
7 11,7
8 100
2
0
0
0
50
0
0
66,7
50
3
0
0
0
0
0
41,7
100
33,3
Rata-rata1
0c
0c
0c
16,67 c
1,73 c
29,07 bc
Kontrol
100
100
100
100
100
100
59,27 b 61,10 b 100
100
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan α = 0,05
Gambar 5
Pengaruh infeksi cendawan L. lecanii terhadap umur infestasi telur inang C. cephalonica oleh parasitoid telur T. bactrae bactrae dan kemunculan parasitoid dari telur inang yang terinfeksi tersebut
13
Pengaruh L. lecanii Terhadap Mortalitas Imago T. bactrae bactrae Pengamatan terhadap mortalitas imago T. bactrae bactrae yang terinfeksi cendawan L. lecanii dilakukan selama delapan hari. Penyemprotan suspensi konidia cendawan L. lecanii dengan kerapatan 109/ml memberikan pengaruh mortalitas terhadap imago T. bactrae bactrae sampai 100% (seluruh imago T. bactrae bactrae mati terinfeksi cendawan L. lecanii). Mortalitas imago T. bactrae bactrae akibat terinfeksi cendawan L. lecanii mulai terjadi pada empat HSP (Hari Setelah Perlakuan) dengan tingkat mortalitas sebesar 20%. Waktu mortalitas terhadap infeksi cendawan didapat dengan mencari nilai LT50nya. Adapun nilai LT50 yang didapat yaitu sebesar 3,99 (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa waktu kematian 50% serangga uji dengan menggunakan kerapatan konidia cendawan L. lecanii 109/ml yaitu sekitar empat hari setelah perlakuan. Tingkat mortalitas kemudian meningkat tajam pada 5-8 HSP (Gambar 6) Adapun ciri-ciri dari imago dari T. bactrae bactrae yang terinfeksi cendawan L. lecanii yaitu spora cendawan menyebar 4-6 hari setelah infeksi. Sporulasi terjadi pada tungkai, antena, tetapi jarang terjadi pada thorax dan abdomen. Hal ini bisa dilihat dari hifa-hifa cendawan berwarna putih yang terus berkembang sampai menutupi seluruh bagian tubuh parasitoid tersebut (Gambar 7). Tabel 3 Persentase mortalitas imago T. bactrae bactrae yang terinfeksi cendawan L. lecanii Ulangan
Persentase Mortalitas imago T. bactrae bactrae (%) Hari Setelah Perlakuan (HSP) 1
2
3
4
5
6
7
8
1
0
0
0
10
80
100
100
100
2
0
0
0
30
100
100
100
100
3
0
0
0
20
100
100
100
100
Rata-rata1
0c
0c
0c
20 b
93,33 a
100 a
100 a
100 a
Kontrol
0
0
0
0
0
0
0
0
LT50 1
3,99
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan α = 0,05
14
Gambar 6 Pengaruh L.lecanii terhadap mortalitas imago T. bactrae bactrae
Gambar 7 Imago T. bactrae bactrae yang terinfeksi cendawan L. lecanii
Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi cendawan entomopatogen L. lecanii dapat berdampak negatif terhadap imago parasitoid T. bactrae bactrae yang juga dilepaskan di habitat yang sama. Namun demikian, percobaan ini perlu dilanjutkan di lapangan mengingat cendawan L. lecanii bekerja secara kontak, sedangkan imago T. bactrae bactrae adalah parasitoid yang ukurannya sangat kecil. Peluang kontak antara cendawan dengan parasitoid mungkin tidak sebesar di laboratorium.