17
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Secara umum Kota Bogor berada pada pada 106º 48´ BT dan 6º 36´ LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 190 sampai 0-2% (datar) seluas 1.763,94 Ha, 2-15% (landai) seluas 8.091,27 Ha, 15-25% (agak curam) seluas1.109,89 Ha, 25-40% (curam) seluas 764,96 Ha dan >40% (sangat curam) seluas 119,94 Ha. Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh berada di Kecamatan Bogor Barat yang memiliki panjang ± 4 Km dan membentang dari timur (pertigaan Jalan H. Soleh Iskandar) ke barat (pertigaan Jalan Raya Dramaga). Curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bogor berkisar antara 3000 sampai dengan 4000 mm/tahun. Temperatur rata-rata berada pada suhu 26oC sampai dengan 40oC dengan kelembaban udara ± 70 %. Kecepatan angin sekitar 2,3 Km/jam dan penyinaran matahari 61,4% dengan intensitas penyinaran sedang, terik, dan sangat terik. Keadaan iklim mikro di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh juga dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan yang melintas di jalan tersebut sehingga menyebabkan suhu meningkat dan menurunnya kelembaban. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melalui jalan tersebut sehingga dapat terjadi peningkatan suhu.
Gambar 3. Kondisi Umum Lokasi Kasus Penelitian
18
Pengumpulan Data Data yang diambil di lapang berupa kondisi fisik pohon, koordinat pohon, dan foto eksisting pohon. Pohon yang diamati mulai dari yang muda sampai dengan yang tua. Kondisi fisik pohon dicatat di lembaran-lembaran yang berisikan tabel berupa kode pohon, nama lokal, DBH pohon, tinggi pohon, lebar tajuk, bentuk tajuk, kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman, dan kerusakan mekanik. Koordinat pohon diambil menggunakan GPS. Foto eksisting pohon diambil menggunakan kamera digital. Data pohon pertama dimulai dari sisi timur ke barat jalan. Setiap pohon yang didata diberi kode-kode unik untuk memudahkan dalam penyusunan data. Kode pohon disusun dari nama jalan, posisi pohon, nama pohon, dan urutan pohon yang didata. Salah satu contoh kode pohonnya yaitu “ABN1RR001”. Kode “ABN” meupakan kode untuk nama Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh. Kode angka “1” berarti pohon berada di sebelah kiri jalan atau di bagian utara. Selain angka “1”, juga ada angka “2” dan “3”. Angka “2” untuk pohon yang berada di median jalan, sedangkan angka “3” untuk pohon yang berada di sebelah kanan jalan atau di bagian selatan. Kode “RR” ditujukan untuk nama ilmiah pohon Palem Raja yaitu Roystonea regia. Lalu kode “001” adalah nomor urut dari pohon yang didata. Jadi kode pohon “ABN1RR001” berarti pohon Palem Raja (Roystonea regia) yang pertama di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan terdapat di sebelah kiri jalan atau di bagian utara. Hasil Inventarisasi Pohon Hasil inventarisasi pohon di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh diperoleh data sebanyak 1231 pohon (Tabel 8) yang terdiri dari Binato (Cerbera manghas), Biola Cantik (Ficus lyrata), Bunga Sapu Tangan (Maniltoa grandiflora Sceff.), Cemara Kipas (Thuja orientalis), Cermai, Cherry (Muntingia calaburai), Dadap Merah (Erythina cristagali), Kayu Manis (Cinnamomoun burmanii), Kecrutan (Spathodea campanulata), Kenari (Canarium ovatum), Mahoni (Swietenia mahogani Jacq.), Mangga (Mangifera indica), Nangka (Artocarpus integra), Palem Putri (Veitchia merilii), Palem Raja (Roystonea regia), Petai Cina (Leucaena glauca), Pinang (Areca catechu), Tanjung (Mimusoph elengi L.), dan Waru Afrika. Berdasarkan tingkat kerusakan pohon, terdapat 926 pohon (75.22%)
19
mengalami kerusakan ringan, 235 pohon (19.09%) mengalami kerusakan sedang, 43 pohon (3.49%) mengalami kerusakan berat, dan 27 pohon (2.19%) mengalami kerusakan sangat berat. Tabel 8. Jumlah Pohon Berdasarkan Jenis Pohon dan Tingkat Kerusakan Jenis Pohon Bintaro (Cerbera manghas) Biola Cantik (Ficus lyrata) Bunga Sapu Tangan (Maniltoa grandiflora Scheff.) Cemara Kipas (Thuja orientalis) Cermai Cherry (Muntingia calaburai) Dadap Merah (Erythina cristagali) Kayu Manis (Cinnamomoun burmanii) Kecrutan (Spathodea campanulata) Kenari (Canarium ovatum) Mahoni (Swietenia mahogany Jacq.) Mangga (Mangifera indica) Nangka (Artocarpus integra) Palem Putri (Veitchia merilii) Palem Raja (Roystonea regia) Petai Cina (Leucaena glauca) Pinang (Areca catechu) Tanjung (Mimusoph elengi L.) Waru Afrika Total
Tingkat Kerusakan* 1 2 3 7 2 0 77.78%** 22.22% 0% 1 0 0 100% 0% 0% 1 0 0 100% 0% 0% 2 0 0 100% 0% 0% 1 0 0 100% 0% 0% 9 3 0 75% 25% 0% 1 3 0 25% 75% 0% 134 0 0 100% 0% 0% 0 0 0 0% 0% 0% 423 108 42 72.93% 18.62% 7.24% 11 1 0 84.62% 7.69% 0% 1 0 0 100% 0% 0% 2 1 0 66.67% 33.33% 0% 155 1 0 98.73% 0.64% 0% 41 105 0 27.52% 70.47% 0% 4 4 1 44.44% 44.44% 11.12% 123 7 0 91.11% 5.19% 0% 6 0 0 100% 0% 0% 4 0 0 0% 0% 100% 926 235 43 75.22% 19.09% 3.49%
4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 10 100% 7 1.21% 1 7.69% 0 0% 0 0% 1 0.64% 3 2.01% 0 0% 5 3.7% 0 0% 0 0% 27 2.19%
Jumlah Pohon 9 0.73%*** 1 0.08% 1 0.08% 2 0.16% 1 0.08% 12 0.97% 4 0.32% 134 10.89% 10 0.81% 580 47.12% 13 1.06% 1 0.08% 3 0.24% 157 12.75% 149 12.10% 9 0.73% 135 10.97% 6 0.49% 4 0.32% 1231 100.00%
20
Keterangan: *
: Kategori tingkat kerusakan pohon, (1)Ringan, (2)Sedang, (3)Berat, dan (4)Sangat Berat.
** : Perbandingan pohon bintaro yang rusak pada kategori 1 dengan jumlah pohon bintaro. *** : Perbandingan jumlah pohon bintaro dengan total jumlah pohon. Berdasarkan data pada tabel 8, pohon yang mengalami rusak sangat berat berjumlah 27 pohon (2.19%) sehingga pohon dengan kategori ini perlu di tebang dan diganti denga pohon yang baru. Pohon yang mengalami rusak beerat berjumlah 43 pohon (3.49%) sehingga perlunya perawatan yang intensif, seperti pemangkasan tinggi pohon, pemangkasan lebar tajuk pohon, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan penambalan pada pohon yang berlubang. Lalu pohon yang mengalami rusak sedang atau dalam kondisi cukup sehat berjumlah 235 pohon (19.09%) sehingga perlu perawatan yang tidak terlalu intensif, seperti penyiraman dan pemupukan. Selanjutnya pohon yang rusak ringan atau dalam kondisi sehat berjumlah 926 pohon (75.22%). Teknik Pemeliharaan Pohon Pemeliharaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan melalui pengawasan dan perbaikan. Konsep pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan rutin yang meliputi tindakan pencegahan, pertahanan/pengendalian, dan perbaikan atau pengobatan. Pemeliharan fisik mencakup pemeliharaan elemen lunak dan elemen keras, pemeliharan elemen lunak meliputi penyiangan, pengendalian gulma, penggemburan tanah, pengaerasian tanah, penyiraman, irigasi, pemupukan, penyulaman tanaman, serta pengendalian hama dan penyakit (Arifin dan Nurhayati, 2000). Sedangkan tingkat pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan intensif, semi intensif, dan eksktensif. Jalur hijau jalan termasuk ke dalam tingkatan semi intensif
seperti
penyiangan,
pengendalian
gulma,
penggemburan
tanah,
pengaerasian tanah, penyiraman, irigasi, pemupukan, penyulaman tanaman, pengendalian hama dan penyakit.
21
1.
Pemangkasan Tinggi Pohon Pemangkasan tinggi pohon atau topping perlu dilakukan untuk
menyeimbangkan tinggi pohon dengan daya dukung perakaran. Dalam keadaan normal, perakaran dapat berkembang sejauh lebar tajuk. Dilihat dari kondisi di lapang posisi tumbuh pohon sangat sempit dibatasi oleh perkerasan dan bangunan sehingga perkembangan tinggi pohon harus dibatasi untuk penyeimbang dalam luasan akar. Pohon yang sebaiknya mengalami pemangkasan tinggi adalah pohon yang termasuk dalam kategori sedang dan tinggi. Selain untuk aspek keamanan seperti tumbang apabila ada angin kencang dan hujan deras, pemotongan juga dapat untuk mendapatkan keseragaman tinggi pohon. 2.
Pemangkasan Lebar Tajuk Pohon Pemangkasan lebar tajuk pohon dilakukan berdasarkan dua pertimbangan,
yaitu keamanan dan kesehatan. Tajuk yang terlalu lebar pada pohon dikhawatirkan tidak kuat menahan angin dan hujan besar dan hal ini dapat membahayakan pengguna jalan. Pohon pada kedua sisi jalan yang memiliki tajuk saling bersinggungan dan menutup jalan dapat menghalangi sinar matahari dan sirkulasi udara pada bagian jalan tersebut kurang baik bagi kesehatan. Jarak tanam untuk pohon sebesar 5–7 m searah jalur jalan dengan lebar jalur antara 2–5 m tergantung pada jenis dan bentuk tajuk. Pohon yang terlalu dekat dapat menimbulkan persaingan dalam penguasan sinar matahari dan dapat menimbulkan tumbuh tidak normal. Jarak tanam yang terlalu dekat juga dapat menimbulkan kesan gelap. Pohon yang sebaiknya dilakukan pemangkasan lebar tajuk adalah kategori besar yang tajuknya lebih besar dari 9 meter. Menurut Arifin dan Nurhayati (2000) untuk pemangkasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Potong dahan dari atas ke bawah. Untuk mencegah kerusakan kulit batang, bagian bawah lebih dahulu dipotong sebagian. 2. Potong sisa dahan hingga bersih dan rata. Cara ini dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah kerusakan kayu. 3. Bersihkan dan potong secara melingkar bekas potongan/luka yang menonjol dengan pisau yang tajam.
22
4. Semprot atau olesi semua bagian yang luka dengan desinfektan untuk mencegah jamur dan hama.
. Gambar 4. Tahap Pemotongan pada Dahan Pohon 3.
Pengendalian dari Tanaman Penumpang Pembersihan pohon dari tanaman penumpang yang paling banyak
ditemui di lapangan adalah benalu. Benalu merupakan tumbuhan penganggu yang banyak ditemui pada pohon dan tumbuhan yang semi parasit yang hidupnya menempel pada tanaman inangnya dan mengambil sari makanan yang ada pada inangnya juga. Benalu merupakan tanaman yang dapat mudah berkembang biak, benalu dapat membuat tanaman inangnya merana karena kekurangan makanan bahkan dapat menimbulkan kematian pada tanaman inangnya. Untuk memberantas benalu dapat dilakukan dengan pembersihan terhadap pohon yang ditumbuhi oleh benalu dan membersihkan semua akarnya karena akar benalu yang tinggal dapat berkembang biak lagi. 4.
Penambalan pada Pohon Berlubang Pohon yang mengalami kerusakan akibat berlubang dan gerowong dapat
diatasi dengan mengunakan metode cavity treatment. Tindakan penanganan pohon ini berupa perlakuan menutupi atau mengisi dengan adukan semen pada lubang yang terbentuk pada batang yang disebabkan oleh serangan rayap, jamur atau terbakar untuk menghentikan kerusakan yang lebih lanjut, menambah kekuatan batang dan membantu pertumbuhan kalus menutupi lubang pada batang. Material yang diisikan pada lubang batang pohon tersebut adalah adukan semen dan pasir serta batu kali atau batu bata.
23
Dalam melakukan cavity treatment beberapa prosedur harus diikuti : a.
Lubang pada batang dibersihkan dari sisa kayu yang lapuk, sisa kebakaran, atau rayap yang ada.
b.
Memasang beberapa angkur/paku yang ditancap pada batang yang utuh untuk memperkuat pertautan semen dengan batang bagian dalam.
c.
Mengisi lubang dengan adukan semen sampai pada batas lingkaran kayu, tidak memberi adukan semen sampai rata dengan kulit. Dengan kata lain semen hanya diberikan sampai pada permukaan dalam kulit pohon, dengan tujuan agar kalus yang tumbuh dapat menjalar dan menutupi seluruh permukaan lubang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambalan pohon, antara lain
ukuran gerowong, umur pohon (menentukan kekuatan pohon dalam menahan beban isi tambalan), vitalitas pohon, daya hidup pohon dan daya tahannya terhadap penyakit. 5.
Penebangan Pohon Penebangan pohon yang dilakukan berdasarkan atas faktor keamanan.
Keamanan yang dimaksud adalah pohon yang telah mengalami kerusakan yang sangat berat atau mati, kedua penebangan dilakukan apabila pohon menganggu keindahan karena penanaman pohon yang terlalu rapat satu sama yang lain. Pada Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh yang perlu dilakukan penebangan ada 27 pohon. 6.
Pemupukan Pemupukan pada pohon dewasa bertujuan untuk menjaga pohon tetap
vigor, bukan untuk mempercepat. Pada tanaman pohon yang muda pupuk diberikan untuk mempercepat pertumbuhannya. Oleh karena itu pohon tua diberi pupuk lebih sedikit dibanding pohon muda. Pohon pada jalur hijau memerlukan unsur makro nitrogen, posfor dan kalium. Jumlah pupuk yang diberikan mengacu kepada diameter proyeksi tajuk pohon dengan perbandingan N:P:K=5:3:2 dengan dosis 1 Kg pupuk tiap 100 m2 atau 5 gram nitrogen, 3 gram pospor dan 2 gram kalium tiap m2. Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang-lubang di sekitar batang yang dibuat pada trotoar atau pada bahu jalan yang masih berupa tanah. Lubang dibuat dengan menggunakan linggis atau lubang dibor menggunakan bor listrik,
24
dengan
dalam lubang 45-60 cm. Lubang dibuat menyebar di bawah tajuk.
Lubang-lubang yang terdekat ke batang berjarak 1.5 m dari batang, sedangkan jarak antar lubang adalah 60 cm. Jumlah pupuk yang diberikan dibagi dengan jumlah yang sama banyak pada setiap lubang. Setelah lubang diisi dengan pupuk, lubang harus disiram dengan air. Pemupukan diberikan satu kali dalam setahun, yaitu pada saat awal atau akhir musim hujan. Penyusunan Program Aplikasi 1.
Penyusunan Basis Data dengan Microsoft Access 2010 Memulai Microsoft Access 2010 dapat dilakukan dengan klik Start ÎAll
Programs Î Microsoft Office Î Microsoft Access 2010. Setelah menjalankan Microsoft Access 2010 maka akan ditampilkan Backstage View. Backstage View merupakan jendela awal dan fitur terbaru dari Microsoft Office 2010. Lalu untuk membuat file basis data baru, dapat dilakukan dengan memilih pilihan Blank Database pada Task Pane (Gambar 5) atau pilih tombol File Î New sehingga akan ditampilkan pilihan Blank Database pada Availbale Templates. Pada bagian File Name, ketik nama file basis data yang akan dibuat. Secara default Microsoft Access 2010 akan memberi nama file basis data dengan database1. Selanjutnya tentukan lokasi penyimpanan file dengan menekan tombol browse yang ada di kanan File Name, sehingga akan ditampilkan kotak dialog File New Database. Tentukan lokasi drive dan folder tempat penyimpanan file pada bagian Save in. Pada bagian Save as type tentukan tipe penyimpanan file yaitu Microsoft Access 2007 Databases (Gambar 6). Selanjutnya, tekan tombol Create.
25
Gambar 5. Backstage View pada Microsoft Access 2010
Gambar 6. Kotak dialog File New Database Langkah selanjutnya adalah penyusunan struktur basis data. Penyusunan basis data akan menentukan tipe data yang akan dimasukkan, jumlah tabel (table) dan kolom (field), serta hubungan (relationship) antar tabel. Tabel dan kolom disusun berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan.
26
Pembuatan tabel menggunakan Microsoft Access 2010 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: •
Melalui jendela Datasheet View, data input dimasukkan terlebih dahulu, baru mengatur struktur tabel.
•
Melalui jendela Design View, dimana dapat dibuat struktur tabel dahulu, baru memasukkan data input. Pada pembuatan tabel untuk penyusunan basis data digunakan cara
melalui jendela Design View. Langkah untuk membuat tabel melalui jendela Design View adalah: •
Dari jendela database, klik tombol Table Design pada grup Tables dalam tab Create.
•
Membuat struktur tabel dengan mengisi Field Name (nama kolom), Data Type (tipe data), dan Description (keterangan dari field yang dibuat). Tabel yang dibuat untuk penyusunan basis data pohon adalah:
1.
Tabel TblInput (Gambar 7), merupakan tabel induk yang terdiri dari field ID, Kode Pohon, Nama Lokal, Nama Ilmiah, Koordinat X, Koordinat Y, Tinggi m, Tinggi, Diameter cm, Diameter, Lebar Tajuk m, Lebar Tajuk, Bentuk Tajuk, Tingkat Kerusakan HPTab, Tingkat Kerusakan HPTcd, Tingkat Kerusakan HPT, Tingkat Kerusakan Mekanik, dan Tingkat Kerusakan Pohon.
2.
Tabel TblPohon (Gambar 8, merupakan tabel yang terdiri dari field ID, Nama Lokal, Nama Ilmiah dan Bentuk Tajuk.
3.
Tabel TblLokasi (Gambar 9), merupakan tabel yang terdiri dari field ID, Nama Jalan, dan Nama Kota.
4.
Tabel TblKoordinat (Gambar 10), merupakan tabel yang terdiri dari filed ID, Kode Pohon, Koordinat X, dan Koordinat Y.
5.
Tabel TblUser (Gambar 11), merupakan tabel yang terdiri dari field ID, UserName, Password, First Name, Last Name dan Level User.
27
Gambar 7. Tabel TblInput
Gambar 8. Tabel TblPohon
28
Gambar 9. Tabel TblLokasi
Gambar 10. Tabel TblKoordinat
29
Gambar 11. Tabel TblUser Setelah membuat tabel kemudian membuat Relationships (hubungan) antar tabel. Dalam membuat relationships dibutuhkan satu tabel yang akan menjadi parent table (tabel induk) dan tabel-tabel lainnya akan menjadi child table (tabel anak). Dalam basis data ini, tabel TblInput merupakan parent table dan tabel TblLokal, TblIlmiah, TblJalan dan TblKota merupakan child table (Gambar 12).
Gambar 12. Relationships antar tabel
30
2.
Penyusunan Aplikasi Inventarisasi Pohon Menggunakan Microsoft Visual Basic 2010 A. Penyusunan properti Form Aplikasi Inventarisasi Pohon Form adalah suatu media interaksi antara pengguna dengan aplikasi. Form dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu form dinamis dan form statis. Form dinamis adalah form yang bisa dimanipulasi atau diubah bentuk serta disisipi komponen-komponen yang berisi perintah-perintah yang diperlukan oleh suatu aplikasi, contohnya windows, web, smart device, database, report, dan wcf (windows communication foundation). Form statis adalah form yang tidak dapat dimanipulasi atau diubah bentuk serta disisipi komponen. Form ini hanya dapat dipanggil melalui perintah kode, contohnya form messagebox dan form inputbox. Pada aplikasi ini disusun dengan kedua kategori form tersebut, yaitu form dinamis dan form statis. Komponen yang diperlukan untuk menyusun form, antara lain: •
Label, adalah objek kontrol yang dapat menampilkan output tetapi tidak dapat diberikan input pada saat aplikasi dijalankan.
•
Textbox, adalah objek kontrol yang dapat diberikan input pada saat aplikasi dijalankan.
•
Button, adalah objek kontrol yang dapat mengeksekusi perintah-perintah yang telah dibuat pada jendela kode program.
•
Groupbox, adalah komponen yang berfungsi mengelompokkan beberapa komponen agar telihat lebih rapi ditambah dengan adanya keterangan berupa label teks diatasnya.
•
Checkbox, adalah komponen yang berfungsi untuk memilih beberapa item data.
•
Radiobutton, adalah komponen yang berfungsi untuk memilih satu pilihan dari beberapa pilihan item yang ada.
•
Combobox, adalah komponen yang dapat digunakan untuk menampilkan daftar item dengan menu pilihan dropdown.
•
Listbox, adalah komponen yang dapat menampilkan daftar item secara keseluruhan,
31
•
Folderbrowsedialog, adalah komponen yang dapat digunakan untuk menampilkan daftar drive folder yang ada pada suatu komputer.
•
Picturebox, adalah komponen yang dapat digunakan untuk menampilkan suatu gambar.
•
Openfiledialog, adalah komponen yang digunakan untuk menampilkan kotak dialog open file windows.
•
Savefiledialog, adalah komponen yang digunakan untuk menampilkan kotak save file dialog windows.
Pada penyusunan aplikasi ini dibuat 17 Form, antara lain: a.
Form Startup. Form ini merupakan form yang pertama kali muncul ketika aplikasi dijalankan. Selanjutnya dari form ini menuju form frmLogin.
Gambar 13. Form Startup b.
Form frmLogin. Form ini merupakan form untuk masuk ke dalam form utama dari aplikasi yaitu form frmMenu. Form ini dibuat dengan menggunakan items LoginForm.
Gambar 14. Form frmLogin c.
Form frmMenu. Form Menu merupakan form yang pertama kali muncul ketika aplikasi dijalankan. Melalui form ini, pengguna aplikasi dapat
32
menuju form-form yang lainnya untuk mengisi data inventarisasi pohon. Form-form yang dapat dibuka melalui form ini antara lain, form frmView, form frmInput, form frmPohon, form frmLokasi, form frmKoordinat dan form frmJumlahPohon. Komponen yang dibutuhkan
untuk
form
ini
adalah
Label,
Button,
ToolStripStatusLabel, dan Timer. Yang termasuk dalam komponen label yaitu judul aplikasi inventarisasi pohon; button yaitu tomboltombol seperti input data koordinat, user, logout, dan keluar; toolstripstatuslabel dan timer berada di bagian bawah form frmMenu yang berisi info waktu dan tanggal.
Gambar 15. Form frmMenu d.
Form frmInput. Form frmInput digunakan untuk memasukkan data kondisi fisik pohon yang ada di lapang. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, ComboBox, RadioButton, Button, Groupbox dan DataGridWiew. Pada Nama Lokal, Nama Ilmiah, Nama Jalan, Nama Kota, dan Bentuk Tajuk dibuat menggunakan komponen Combobox. Yang termasuk komponen label seperti id, kode pohon, nama lokal, dan bentuk tajuk; textbox yaitu komponen untuk mengisi input data secara langsung seperti pada textbox cari; combobox merupakan komponen yang digunakan untuk memilih data yang ada seperti combobox pada kode pohon dan nama lokal; radiobutton yaitu untuk memilih pencarian berdasarkan seperti kode pohon dan tingkat
33
kerusakan; button bertujuan untuk menjalankan kode program yang telah dibuat seperti button tambah; groupbox bertujuan untuk mengumpulkan beberapa komponen agar terlihat lebih rapi; dan datagridview untuk menmpilkan hasil data yang telah diinput seperti pada bagian bawah di form frmInput.
Gambar 16. Form frmInput e.
Form frmView. Form View digunakan untuk menampilkan lokasi pohon yang ada di lapang dalam sebuah peta digital dan kondisi fisik pohon terkini. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, Combobox, dan PictureBox. Hasil dari inventarisasi langsung dapat dilihat pada form frmView ini yaitu pada komponen textbox yang tidak dapat diedit lagi dan keterangannya berada di sebelah kiri textbox dalam bentuk komponen label. Komponen button di form ini berfungsi seperti tombol next, previous, first, dan last serta tombol keluar dan googlemaps. Lalu komponen combobox bertujuan untuk memilih atau mencari data berdasarkan kategori yang ada pada combobox seperti yang berada di atas tombol sort dan search.
34
Gambar 17. Form frmView f.
Form frmGoogleMaps. Form View digunakan untuk menampilkan lokasi pohon yang ada di lapang dalam sebuah peta digital dan kondisi fisik pohon terkini. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, Combobox, WebBrowser dan PictureBox. Hasil dari inventarisasi langsung dapat dilihat pada form frmView ini yaitu pada komponen textbox yang tidak dapat diedit lagi dan keterangannya berada di sebelah kiri textbox dalam bentuk komponen label. Komponen button di form ini berfungsi seperti tombol next, previous, first, dan last serta tombol keluar dan googlemaps. Lalu komponen combobox bertujuan untuk memilih atau mencari data berdasarkan kategori yang ada pada combobox seperti yang berada di atas tombol sort dan search.
35
Gambar 18. Form frmGoogleMaps g.
Form frmPohon. Form frmPohon digunakan untuk menambahkan data nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk pohon yang ada di lapang. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, DataGridView. Label terdiri dari id, nama lokal, nama ilmiah, bentuk tajuk, dan cari. Button terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus, batal, browse, proses, dan keluar. Textbox untuk mengisi data dari nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk serta untuk mencari data yang telah dimasukkan.
36
Gambar 19. Form frmPohon h.
Form frmLokasi. Form frmLokasi digunakan untuk menambahkan data nama jalan dan nama kota lokasi pohon yang ada di lapang. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, DataGridView. Label terdiri dari id, nama jalan, nama kota, dan cari. Button terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus, batal, browse, proses, dan keluar. Textbox untuk mengisi data dari nama jalan dan nama kota serta untuk mencari data yang telah dimasukkan.
Gambar 20. Form frmLokasi
37
i.
Form frmKoordinat. Form frmKoordinat digunakan untuk menambahkan data kode pohon, koordinat x, dan koordinat y pohon yang didata. Komponen yang dibutuhkan adalah Label, TextBox, Button, DataGridView. Label terdiri dari id, kode pohon, koordinat x, koordinat y, dan cari. Button terdiri dari tombol tambah, ubah, hapus, batal, browse, proses, dan keluar. Textbox untuk mengisi data dari kode pohon, koordinat x, dan koordinat y serta untuk mencari data yang telah dimasukkan.
Gambar 21. Form frmKoordinat j.
Form frmJumlahPohon. Form frmJumlahPohon digunakan untuk menampilkan data jumlah pohon berdasarkan nama lokal pohon. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, GroupBox, DataGridView, dan Chart.
38
Gambar 22. Form frmJumlahPohon k.
Form frmFoto1View. Form frmFoto1View digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmView. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
Gambar 23. Form frmFoto1View l.
Form frmFoto2View. Form frmFoto2View digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmView. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
39
Gambar 24. Form frmFoto2View m. Form frmFoto3View. Form frmFoto3View digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmView. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
Gambar 25. Form frmFoto3View n.
Form frmFoto1GoogleMaps. Form frmFoto1GoogleMaps digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmGoogleMaps. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
40
Gambar 26. Form frmFoto1GoogleMaps o.
Form frmFoto2GoogleMaps. Form frmFoto2GoogleMaps digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmGoogleMaps. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
Gambar 27. Form frmFoto2GoogleMaps p.
Form frmFoto3GoogleMaps. Form frmFoto3GoogleMaps digunakan untuk menampilkan foto pohon dari PictureBox yang terdapat di form frmGoogleMaps. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, PictureBox, dan TextBox.
41
Gambar 28. Form frmFoto3GoogleMaps q.
Form frmTKPohon. Form frmTKPohon digunakan untuk menampilkan data jumlah pohon berdasarkan tingkat kerusakan pohon. Komponen yang dibutuhkan adalah Button, ComboBox, GroupBox, DataGridView, dan Chart. ComboBox untuk memilih jenis pohon yang akan ditampilkan
tingkat
menampilkan
data
kerusakannya. tingkat
kerusakan
DataGridView
untuk
pohon.
untuk
menampilkan data dalam bentuk diagram lingkaran.
Gambar 29. Form frmTKPohon
Chart
42
r.
Form frmAbout. Form frmAbout memberi informasi mengenai aplikasi tersebut. Form ini dibuat menggunakan Item Aboutbox.
Gambar 30. Form frmAbout B. Penambahan Kode Program Penulisan kode program dilakukan setelah pembuatan form selesai. Penulisan kode program ini bertujuan supaya tampilan aplikasi yang telah dibuat dapat digunakan oleh user. Kode program yang dibuat pada masingmasing form sesuai dengan fungsi form tersebut. Berikut ini adalah tabel yang berisikan fungsi kode program pada setiap form: Tabel 9. Kode Program No.
Class / Form
1
Class Koneksi
2
Form Startup
3
Form frmLogin
4
Form frmMenu
5
Form frmInput
6
Form frmView
7
Form frmGoogleMaps
Fungsi Menghubungkan aplikasi ke basis data Access 2010. Tampilan awal ketika aplikasi dijalankan. Form untuk masuk ke form utama aplikasi dengan mengisi username dan password yang benar. Form utama aplikasi dan dari form ini dapat menjuju form yang berfungsi menambah atau mengedit data yang telah ada. Form untuk menambah dan mengedit data fisik pohon. Form untuk melihat lokasi pohon di peta dari MapInfo dan kondisi pohon. Form untuk melihat lokasi pohon di maps.google.com dan kondisi pohon.
User
Semua User
Semua User Admin, Staf Semua User Semua User
43
Tabel 9. Kode Program (Lanjutan) 8
Form frmPohon
9
Form frmLokasi
10
Form frmKoordinat
11
Form frmJumlahPohon
12
Form frmFoto1View
13
Form frmFoto2View
14
Form frmFoto3View
15
Form frmFoto1GoogleMaps
16
Form frmFoto2GoogleMaps
17
Form frmFoto3GoogleMaps
18
Form frmTKPohon
19
Form frmAbout
Form untuk menambah dan mengedit nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk pohon. Form untuk menambah dan mengedit nama jalan dan nama kota lokasi pohon yang didata. Form untuk menambah dan mengedit kode pohon dan koordinat pohon. Form untuk melihat hasil inventarisasi berupa jumlah pohon berdasarkan jenis pohon. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1View. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1View. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1View. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1GoogleMaps. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1GoogleMaps. Form untuk foto pohon dari PictureBox pada form frmFoto1GoogleMaps. Form untuk melihat hasil inventarisasi berupa jumlah pohon berdasarkan tingkat kerusakan pohon. Form tentang informasi aplikasi.
Admin, Staf Admin, Staf Admin, Staf Admin, Staf Semua User Semua User Semua User Semua User Semua User Semua User
Semua User Semua User
Penyajian Hasil Penyajian hasil data inventarisasi pohon di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh ditampilkan dalam bentuk digital melalui aplikasi inventarisasi pohon. Tujuan dari penyajian hasil dengan mengunakan aplikasi inventarisasi pohon adalah supaya pengguna dapat mengakses informasi yang diperlukan dengan mudah dan cepat. Data fisik pohon yang telah diambil di lapang baik yang berupa teks atau data atribut termasuk data koordinat pohon dilakukan melalui aplikasi yang telah diinstall dan bukan melalui Microsoft Access 2010. Aplikasi inventarisasi pohon dapat digunakan oleh siapa saja, baik masyarakat umum atau pun institusi terkait. Secara khusus, aplikasi ini lebih ditujukan bagi institusi
44
pemerintah yang mengurusi pemeliharaan pohon, contohnya Dinas Pertamanan atau Dinas lain yang terkait pemeliharaan pohon kota. 1.
Membuat File Installer Ada dua cara untuk membuat file installer, yaitu cara manual dan
membuat file setup.exe. Cara manual ini adalah cara paling mudah untuk menyebarkan aplikasi inventarisasi pohon. Caranya yaitu hanya mengcopy file Inventarisasi Pohon.exe dari folder Aplikasi/bin/Debug/Inventarisasi Pohon.exe ke komputer-komputer yang akan menggunakan aplikasi ini. Selanjutnya cara kedua, yaitu dengan membuat file setup.exe. Langkah-langkah membuat file installer atau file setup.exe dari aplikasi inventarisasi pohon adalah: a.
Pada jendela Solution Explorer bagian project aplikasi inventarisasi pohon klik kanan lalu pilih Publish.
b.
Setelah itu akan tampilkan kotak dialog Publish, untuk itu klik tombol Next.
c.
Kemudian akan tampil kotak dialog berikutnya dan pastikan pilihan From a CD ROM or DVD ROM dalam keadaan terpilih.
d.
Berikutnya klik tombol Next terus sampai pada kotak dialog Publish Wizard yang terakhir klik tombol Finish.
2.
Menjalankan File Installer Klik file Inventarisasi Pohon.exe yang sudah di salin dari folder
Aplikasi/bin/Debug/. Lalu cara yang lain dengan cara klik file setup.exe yang telah dibuat. Kemudian akan tampil kotak dialog Application Install dan klik Install. Lalu ikuti perintahnya sampai selesai. Setelah itu aplikasi dapat dijalankan pada komputer dengan klik menu Start > All Programs > Inventarisasi Pohon tanpa harus membuka project visual basic 2010. 3.
Penggunaan Aplikasi Inventarisasi Pohon Jika aplikasi ini pertama kali dijalankan yang pertama kali muncul adalah
form Startup dan dilanjutkan masuk ke form frmLogin. Setelah memasukkan username dan password yang benar, barulah user baru dapat masuk ke form utama, yaitu form frmMenu. Pada form frmMenu merupakan tampilan awal dari aplikasi inventarisasi pohon dan memberi pilihan untuk masuk ke form frmInput, form frmView, form frmJumlahPohon, form frmPohon, form frmLokasi, form
45
frmKoordinat, form frmUser, dan form frmAbout. Untuk masuk ke dalam formform tersebut hanya dengan klik button yang ada di form frmMenu. Pada form frmInput berfungsi untuk memasukkan data fisik pohon yang ada di lapang dan koordinat pohon. Data yang dimasukkan antara lain, id, kode pohon, nama lokal, nama ilmiah, koordinat x, koordinat y, nama jalan, nama kota, tinggi, diameter, lebar tajuk, bentuk tajuk, tingkat kerusakan hpt pada akar dan batang, tingkat kerusakan hpt pada cabang dan daun, tingkat kerusakan hpt total, tingkat kerusakan mekanik, tingkat kerusakan pohon (%), tingkat kerusakan pohon, dan foto kondisi pohon. Untuk tingkat kerusakan dapat langsung terhitung dengan klik button hasil pada form. Jika ingin menambah data atau memasukkan data baru pada form langsung klik tombol tambah dan langsung tersimpan dalam basis data. Pada form ini juga dapat menghapus data yang ada, dengan cara klik salah satu data pada datagridview, kemudian klik hapus. Jika ingin mengubah data yang ada, bisa diubah dengan klik dua kali pada data di datagridview, ganti data dengan data yang diinginkan, dan klik ubah. Form frmView digunakan untuk melihat lokasi dan kondisi fisik pohon. Data yang dapat dilihat dalam form ini adalah kode pohon, nama lokal, nama ilmiah, nama jalan, nama kota, tinggi, diameter, lebar tajuk, bentuk tajuk, foto kondisi pohon, dan lokasi pohon di peta. Form frmPohon digunakan untuk menambah data nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk pohon. Untuk menambah data pada form ini dengan klik button tambah setelah mengisi textbox nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk pohon. Lalu pada form ini juga dapat menghapus data dengan klik data pada datagridview yang ingin dihapus dan klik tombol hapus. Jika ingin mengubah data yang ada, bisa diubah dengan klik dua kali pada data di datagridview, ganti data dengan data yang diinginkan, dan klik ubah. Form frmLokasi digunakan untuk menambah data nama jalan dan nama kota. Untuk menambah data pada form ini dengan klik button tambah setelah mengisi textbox nama jalan dan nama kota. Lalu pada form ini juga dapat menghapus data dengan klik data pada datagridview yang ingin dihapus dan klik tombol hapus. Jika ingin mengubah data yang ada, bisa diubah dengan klik dua
46
kali pada data di datagridview, ganti data dengan data yang diinginkan, dan klik ubah. Form frmKoordinat digunakan untuk menambah data kode pohon, koordinat x, dan koordinat y. Untuk menambah data pada form ini dengan klik button tambah setelah mengisi textbox kode pohon, koordinat x, dan koordinat y. Lalu pada form ini juga dapat menghapus data dengan klik data pada datagridview yang ingin dihapus dan klik tombol hapus. Jika ingin mengubah data yang ada, bisa diubah dengan klik dua kali pada data di datagridview, ganti data dengan data yang diinginkan, dan klik ubah. Form frmUser digunakan untuk menambah data username, password, first name, last name, dan level user. Untuk menambah data pada form ini dengan klik button tambah setelah mengisi data. Lalu pada form ini juga dapat menghapus data dengan klik data pada datagridview yang ingin dihapus dan klik tombol hapus. Jika ingin mengubah data yang ada, bisa diubah dengan klik dua kali pada data di datagridview, ganti data dengan data yang diinginkan, dan klik ubah. Form frmJumlahPohon digunakan untuk mengetahui jumlah pohon yang terdapat pada lokasi kasus penelitian. Selain mengetahui jumlah pohon, aplikasi ini juga dapat mengetahui jumlah pohon berdasarkan tingkat kerusakan pohon dan tingkat kerusakan per jenis pohon dengan klik button next atau previous untuk menuju form frmTKPohon Pembahasan 1.
Aplikasi Inventarisasi Pohon Aplikasi inventarisasi ini dibuat menggunakan software Microsoft Access
2010, Microsoft Visual Basic 2010, dan MapInfo Professional 11.0. Untuk membuat tabel data dan menyimpan data yang telah dimasukkan digunakan software Microsoft Access 2010. Selain membuat tampilan aplikasi, software Microsoft Visual Basic 2010 juga digunakan untuk memasukkan data pohon hasil inventarisasi di lapang. Data pohon yang dimasukkan antara lain, kode pohon, nama lokal, nama ilmiah, nama jalan, nama kota, tinggi, diameter, lebar tajuk, bentuk tajuk, tingkat kerusakan hpt pada akar dan batang, tingkat kerusakan hpt
47
pada cabang dan daun, tingkat kerusakan hpt total, tingkat kerusakan mekanik, tingkat kerusakan pohon (%), tingkat kerusakan pohon, dan foto kondisi pohon. Tampilan aplikasi dibuat menarik dan mudah digunakan oleh user. Tampilan dibuat mudah sehingga apabila user ingin memasukkan dan menambah data, user langsung masuk ke form frmInput dengan klik button Input Data Fisik Pohon. Selain itu, dalam memasukkan data pohon berupa tingkat kerusakan, user tidak perlu menghitung lagi karena telah disediakan tombol untuk menghitung kerusakan, yaitu dengan klik tombol hasil pada form frmInput. Selain itu, user untuk aplikasi ini dibagi menjadi tiga level user. Level user tersebut antara lain Admin, Staf, dan Reguler. Adanya level user ini bertujuan membatasi akses user ke dalam form-form tertentu. User dengan level Admin dapat mengakses semua form yang ada dan dapat untuk menambah, menghapus, serta mengubah user yang berhak untuk mengakses aplikasi ini. Lalu level Staf dapat mengakses semua form kecuali form frmUser. Selanjutnya, level Reguler yang hanya bisa mengakses button Lokasi dan Kondisi Pohon dan Laporan Inventarisasi. Lalu jika user ingin menambah data pohon, lokasi, dan koordinat user dapat langsung klik tombol yang ada di form frmMenu untuk masuk ke form frmPohon, form frmLokasi, dan form frmKoordinat. Selain melalui form frmMenu, untuk masuk dan menambah data ke form frmPohon, form frmLokasi, dan form frmKoordinat dapat dilakukan melalui form frmInput dengan cara klik button btnPohon, btnLokasi, dan btnKoordinat. Dalam memasukkan data pohon di form frmInput, data dapat dimasukkan dengan klik 2x pada datagridview form frmPohon sesuai data pohon yang ingin dimasukkan setelah menekan button btnPohon, sehingga nantinya secara otomatis langsung masuk data nama lokal, nama ilmiah, dan bentuk tajuk pohon pada form frmInput. Begitu juga untuk data lokasi dan koordinat dengan menekan button btnLokasi dan btnKoordinat. Pada form frmInput, frmPohon, frmLokasi, frmKoordinat, dan frmView telah tersedia fasilitas untuk mencari data-data tertentu. Pada form frmInput dapat dilakukan pencarian data berdasarkan kode pohon, nama lokal, nama ilmiah, nama jalan, nama kota, dan tingkat kerusakan pohon dengan terlebih dahulu klik radiobutton sesuai data yang ingin dicari. Cara yang sama juga dilakukan pada
48
form frmPohon, frmLokasi, dan frmKoordinat tetapi memiliki dasar pencarian yang berbeda. Lalu pada form frmView, selain dapat mencari data yang diinginkan, form ini juga dapat mengurutkan data berdasarkan nama lokal, nama ilmiah, nama jalan, nama kota, tinggi, diameter, lebar tajuk, bentuk tajuk, dan tingkat kerusakan pohon. Untuk menemukan lokasi pohon sesuai data yang ditampilkan pada form frmView maka harus dilakukan secara manual yaitu dengan klik button Find dan isikan dengan kode pohon yang dicari. Aplikasi ini memiliki beberapa kelebihan, seperti terdapatnya komponen untuk mencari data, dapat melihat langsung lokasi pohon pada peta melalui googlemaps, komponen yang dapat langsung menghitung tingkat kerusakan pohon, dan adanya form yang memperlihatkan langsung hasil dari inventarisasi pohon serta tingkat kerusakan pohon serta aplikasi ini memiliki serial number untuk dapat meng-instal-nya di komputer. Aplikasi ini juga tidak terlalu berat dijalankan di komputer karena ukuran file aplikasi yang tidak terlalu besar. Selain itu aplikasi ini dapat menginput data dari file Microsoft Excel. Data excel yang dapat dimasukkan adalah data yang berada pada sheet1, seluruh data kolom dan barisnya. Pada aplikasi ini juga masih terdapat kekurangan, yaitu belum dapat menampilkan peta dari MapInfo Professional 11.0 (Gambar). Hal ini disebabkan oleh masih sedikitnya informasi dan pembahasan mengenai cara menampilkan peta dari MapInfo Professional 11.0 ke Microsoft Visual Basic 2010. Informasi dan pembahasan yang banyak mengenai hal itu hanya dalam penggunaan Microsoft Visual Basic 6. Microsoft Visual Basic 2010 dan Microsoft Visual Basic 6 terdapat perbedaan dalam penulisan kode program sehingga hal inilah yang menjadi kendala dalam menampilkan peta dari MapInfo Professional 11.0. 2.
Aplikasi Inventarisasi Pohon untuk Pengelolaan Pohon Kota Instansi pemerintah yang memiliki tugas menyusun data inventarisasi
pohon dan pengelolaan pohon salah satunya adalah Dinas Pertamanan. Inventarisasi pohon bertujuan untuk memudahkan dalam penyusunan jadwal pemeliharaan pohon. Data inventarisasi pohon yang diperlukan antara lain, jenis pohon, kondisi pohon, jumlah pohon, dan lokasi pohon di sepanjang jalan sehingga dengan mudah diketahui secara pasti perubahan jenis, kondisi, jumlah,
49
dan lokasi pohon di lapang. Inventarisasi ini memerlukan waktu yang lama, serta tenaga dan biaya yang cukup besar. Selama ini pengelolaan data inventarisasi pohon dilakukan secara manual, sehingga cukup rumit untuk mengupdate data jika terjadi perubahan jenis, kondisi, jumlah, dan lokasi pohon di lapang. Perubahan-perubahan jenis, kondisi, jumlah, dan lokasi pohon di lapang bisa saja terjadi dalam waktu yang singkat karena aktivitas rencana atau perancangan lanskap maupun oleh proses-proses alami. Oleh karena itu, instansi seperti Dinas Pertamanan membutuhkan aplikasi inventarisasi pohon ini untuk mendata pohon jalan dengan cepat dan mudah sehingga tenaga dan biaya yang dikeluarkan lebih kecil. Aplikasi inventarisasi pohon ini dapat memasukkan data baik secara manual atau pun dengan cara memasukkan data dari file yang telah ada dalam format Microsoft Excel. Berdasarkan data dari aplikasi ini (Gambar 29) maka 27 pohon (2.19%) mengalami rusak sangat berat atau beberapa pohon telah mati maka diperlukan penebangan pohon, 43 pohon (3.49%) mengalami rusak berat dan perlu perawatan intensif, 235 pohon (19.09%) mengalami rusak sedang, dan 926 pohon (75.22%) mengalami rusak ringan atau pohon dalam kondisi sehat. Detail dari kerusakan pohon dapat dilihat pada form frmInput (Gambar 16), sehingga instansi yang terkait dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kerusakan pohon.