64
BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Indomaret 4.1.1.1 Indomaret (franchisor) Indomaret merupakan nama (Brand) yang dipakai untuk jaringan
minimarket/Grocery Store yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2, yang dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Toko Indomaret pertama dibuka pada bulan November 1988 di Kalimantan, sedangkan sistem waralaba baru diterapkan pada tahun 1997 dengan dibukanya toko pertama di Ancol Jakarta Utara. Hal ini dikarenakan PT. Indomarco Prismatama menguji lebih dahulu dengan seksama sistem bisnis waralaba ritel. Dan usaha ini membuahkan sebuah sistem waralaba ritel pertama di Indonesia yang menjadi acuan bagi sistem waralaba di Indonesia. Indomaret telah terbukti menjadi ritel waralaba terbesar di Indonesia, dengan jumlah toko hingga Februari 2009 Indomaret mencapai 3.176 gerai. Dari total itu 1830 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1346 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 300 gerai.
65
Sampai dengan saat ini, Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran, apartment dan fasilitas umum lainnya seperti rumah sakit dan masih banyak lagi. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan nonmakanan yang tersedia dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen seharihari, yang didukung oleh 13 pusat distribusi yang tersebar dibeberapa tempat di Ancol Jakarta, Cimanggis Depok, Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Jember, Surabaya, Lampung, Medan dan Malang. Dengan menjalin lebih dari 500 pemasok dan Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan dijualnya. Proses lahir, belajar, dan pengembangannya, perusahaan menetapkan Visi, Motto dan Budaya Perusahaan dalam membangun bisnis Indomaret ini, yaitu :
VISI INDOMARET Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global.
MOTTO INDOMARET “Mudah & Hemat”
BUDAYA PERUSAHAAN Dalam bekerja kami menjunjung tinggi nilai-nilai: •
Kejujuran, kebenaran dan keadilan
•
Kerja sama tim
•
Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
•
Kepuasan pelanggan
66
Indomaret cabang Palmerah Kebayoran Lama 26 memiliki struktur organisasi yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan franchisor, yang dalam hal ini berhak untuk melakukan seleksi, menyimpan, dan/atau meminta datadata lengkap, dan melakukan pengawasan terhadap sumber daya manusia dan sistem manajemen yang akan ditempatkan di Toko IDF Palmerah Keb-Lama 26. Setiap atasan hanya berwenang memerintah kepada bawahannya langsung, sebaliknya setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada pimpinan yang langsung membawahinya. Berikut dibawah ini struktur organisasi pada toko/ritel IDF Palmerah Kebayoran Lama 26 (PT Akindo) :
67
Area Manager Administrasi
Area Cordinator
Area Cordinator
Area Cordinator
Kepala Toko
Kepala Toko
Kepala Toko
Assisten Kepala Toko
Merchandiser
Kasir
Pramuniaga
Sumber: IDF Keb-Lama 26
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Toko IDF Keb-Lama 26
Uraian Pekerjaan Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing-masing divisi pada struktur organisasi pada toko IDF Palmerah Kebayoran Lama 26. Akan dijelaskan sebagai berikut :
68
Bagian Area /Toko Indomaret a.
Kepala Toko, bertugas: • Mengkoordinir dan menjalankan semua kegiatan operasional • Mengkoordinir semua aktivitas toko di dalam memberikan pelayanan kepada semua pelanggan yang diarahkan untuk pemenuhan kepuasaan pelanggan dan meningkatkan jumlah pelanggan di toko • Menkoordinir dan mengelola bawahan sesuai dengan budaya perusahaan • Berkoordinir
atau
berhubungan
dengan
Area
Coordinator
atau
Departemen lain sehubungan dengan adanya masalah atau programprogram tertentu yang berkaitan dengan toko • Melakukan
evaluasi
berkaitan
dengan
pelaksanaan
tugas-tugas
operasional sehari-hari b.
Asisten Kepala Toko, bertugas: • Mengkoordinir dan menjalankan semua kegiatan operasional • Mengkoordinir semua aktivitas toko di dalam memberikan pelayanan kepada semua pelanggan yang diarahkan untuk pemenuhan kepuasaan pelanggan meningkatkan jumlah pelanggan ditoko • Mengkoordinir
dan
mengelola
bawahan
sesuai
dengan
budaya
perusahaan • Berkoordinir
atau
berhubungan
dengan
Area
Coordinator
atau
Departemen Lain sehubungan dengan adanya masalah atau programprogram tertentu yang berkaitan dengan toko • Melakukan
evaluasi
berkaitan
operasional sehari-hari
dengan
pelaksanaan
tugas-tugas
69
• Melapor atau meminta persetujuan kepada Kepala Toko mengenai keputusan yang berhubungan dengan toko c.
Merchandiser, bertugas: • Mengkoordinir permintaan barang dagangan dari Distribution Center • Mengkoordinir pengeluaran atau retur barang dari toko ke Distribution
Center • Mengkoordinir pendisplay-an barang dagangan baik dirak-rak penjualan ataupun gudang • Mengkoordinir dan memastikan sarana promosi terpasang sesuai petunjuk • Menjaga dan merawat sarana promosi tersebut • Menggantikan Kepala Toko atau Asisten Kepala Toko apabila sedang off d.
Kasir, bertugas: • Memberikan pelayanan kepada pelanggan • Melaksanakan kebersihan • Mempersiapkan sarana kerja yang diperlukan • Melakukan pengawasan dan pencegahan barang hilang • Menerima penitipan barang • Melakukan proses transaksi penjualan langsung • Pemajangan barang (display) • Persiapan retur barang • Informasi dan penawaran program promosi • Pencetakan harga • Stock Opname • Penyebaran Leaflet
70
e.
Pramuniaga, bertugas: • Memberikan pelayanan kepada pelanggan • Melaksanakan kebersihan • Mempersiapkan sarana kerja yang diperlukan • Penurunan dan pengecekan datang barang dari Distribution Center • Pemajangan barang (display) dan pemenuhan dari gudang toko ke area penjualan • Persiapan retur barang • Informasi dan penawaran program promosi • Pencetakan harga • Stock Opname • Penyebaran Leaflet • Informasi barang kosong kepada MD atau Kepala Toko atau Asisten Kepala Toko
4.1.1.2 PT Akindo (franchisee IDF Palmerah Keb-Lama 26) PT Akindo Karya Gemilang didirikan pada tanggal 10 September 1986 sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.11 yang dibuat dihadapan Notaris Maria K.Soeharyo Sarjana Hukum, yang beralamat di Jalan Aipda KS Tubun IV/52 oleh pencetus sekaligus pendiri PT Akindo Karya Gemilang yaitu, Oetojo Usman sebagai Komisaris Utama dan Agoes Rahardja selaku Direktur Utama. Perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan barang atau jasa dengan jenis barang/jasa dagangan utamanya, yaitu teknik mapun mekanikal (pekerjaan proyek) dan ritel ataupun penjualan.
71
PT Akindo Karya Gemilang yang berkantor pusat di Jalan Raya Kebayoran Lama
No.26 Jakarta Barat, mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni
2001. Dalam memperluas bisnis dibidang perdagangan barang dan jasa, PT Akindo
melakukan
kerjasama
dengan
perusahaan-perusahaan
seperti
membangun Proyek Bekisting RSUD Ciawi, melaksanakan Pemasangan Turbotal ke dalam Tube Heat Exchanger, dan sebagainya. Kinerja keuangan yang dihasilkan dari proyek tersebut, juga sangat bernilai tinggi, yang terlihat dari jumlah omset per tahunnya mencapai Rp. 2 Milyar dengan berbagai macam proyek yang dikerjakan PT Akindo. Dalam memperluas bisnis di bidang perdagangan barang atau jasa khususnya ritel, PT Akindo melakukan kerjasama yang salah satunya adalah sebagai pewaralaba dari PT Indomarco Prismatama sebagai franchisor Indomaret dan PT Akindo sebagai salah satu franchisee-nya. PT Indomarco Prismatama, adalah nama (brand) yang dipakai untuk jaringan minimarket/grocery store, yang mulai beroperasi pada bulan November tahun 1988 dengan dibukanya toko Indomaret yang pertama, sedangkan sistem waralaba baru diterapkan pada tahun 1997. Dan pada tanggal 15 Januari 2004, perjanjian dilakukan kedua belah pihak antara Sinarman Jonathan yang bertindak sebagai Direktur Utama yang mewakili PT Indomarco Prismatama sebagai pihak pertama (franchisor) dengan Agoes Rahardja selaku Direktur Utama PT Akindo yang selanjutnya disebut sebagai pihak kedua (franchisee). Peningkatan kinerja bisnis ritel PT Akindo (IDF Palmerah Keb-Lama 26) lebih baik dari perkiraan dan perencanaan, ini terlihat dari jumlah omset perbulannya -/+ Rp 330.000.000,- yang semakin meningkat tiap bulannya. Pada tanggal Januari 2009 tepat lima tahun pelaksanaan kerjasama, PT Akindo
72
melakukan perpanjangan perjanjian sebagai terwaralaba Indomaret, yang sampai dengan saat ini telah berlangsung selama enam tahun. Dalam manajemen PT Akindo, struktur organisasi dibagi menjadi dua divisi, yaitu divisi keuangan dan divisi trading. Untuk divisi trading, PT Akindo membaginya dalam dua bagian yaitu waralaba dan proyek. Gambar 4.2 berikut memperlihatkan Struktur Organisasi PT. Akindo Karya Gemilang beserta uraian pekerjaannya :
73
Direktur Utama
Direktur Trading
Direktur Keuangan
Direktur Keuangan
Waralaba Indomaret
Proyek
Kepala Toko Finance
General Affair
Asisten Kepala Toko
Marketing
Merchandiser
Pramuniaga
Project Manager
Kasir
Site Manager
Logistik
Mandor
Gudang
Pekerja
Daily Storeman
Sumber : PT. Akindo Karya Gemilang
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Akindo Karya Gemilang
74
Uraian Pekerjaan a. Komisaris, bertugas : Mewakili
pemegang
saham
mengawasi
pelaksanaan
kegiatan
perusahaan b. Direktur Utama, bertugas : • Mengadakan koordinasi antara anggota direksi mengarahkan sesuai dengan visi misi perusahaan • Mengkoordinasi antar direksi untuk mencapai tujuan perusahaan c. Direktur Trading Mengadakan koordinasi perdagangan keagenan dan distribusi d. Direktur Keuangan • Mengatur pelaksanaan dan mengendalikan keuangan • Melakukan pengawasan di bidang keuangan
4.1.2 Ahadmart Ahadmart adalah salah satu nama minimarket yang cukup mempunyai nama. Ahadmart minimarket merupakan gagasan dari Hamdani Harman yang juga sebagai lulusan dari United Kingdom, University of Central England. Minimarket mandiri ini pertama kali dibuka pada tahun 2002 yang lalu, yang dengan dibukanya toko pertama di Cipadu atau Ceger, setelah melihat prospek yang sangat baik dari toko pertama selanjutnya dengan jangka waktu 1 (satu) tahun, kembali membuka toko kedua di Gandul Cinere. Tidak lama kemudian, Hamdani Harman pun berinisiatif untuk membuka kembali toko ketiganya di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Tapi sangat disayangkan toko
75
ketiga ini harus tutup karena mengalami beban biaya sewa tempat yang sangat besar jumlahnya. Pencetus sekaligus pemilik Ahadmart ini pun, pada bulan Januari 2004 yang lalu membuka toko ketiga di daerah Pondok Kacang Tangerang, sebagai pengganti Ahadmart Pondok Pinang. Ahadmart Pondok Kacang ini sudah berjalan selama 6 (enam) tahun dan telah memiliki omset rata-rata -/+ Rp. 300.000.000 per bulannya. Sebagai rata-rata per harinya bisa mencapai sebesar Rp. 25.000.000,-. Ada yang berbeda dengan minimarket Ahadmart ini apabila dibandingkan dengan
minimarket waralaba ataupun non-waralaba mandiri yang lainnya yaitu produk yang tidak diperjualbelikan, seperti rokok, minum-minuman beralkohol, makanan-makanan kaleng seperti sarden. Dengan alasan ataupun motto yang telah ditanamkan dan dijadikan pedoman awal yaitu “Mudah dan Islami”. Ahadmart minimarket milik Hamdani Harman ini memang terletak sisi kiri jalan utama Pondok Kacang Raya, Tangerang, Banten yang ramai dilewati penduduk setempat ataupun pemakai jalan umum lainnya. Dengan lokasi perumahan yang tidak jauh dari jalan umum atau jalan raya. Oleh karena itu, keberadaan Ahadmart tersebut sangat memberi solusi bagi penduduk setempat yang tidak perlu lagi pergi jauh untuk berpergian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena seluruh perlengkapan rumah tanggapun dapat dipenuhi. Dalam manajemen Ahadmart minimarket, struktur organisasi yang diterapkan bersifat standar, seperti layaknya struktur organisasi di minimarket-minimarket nonwaralaba mandiri lainnya.
76
Kepala Toko
Administrasi
Asisten Kepala Toko
Gudang
Kasir
Pramuniaga
Sumber : Ahadamart Minimarket
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Ahadmart Pondok Kacang
Uraian Pekerjaan Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing-masing divisi pada struktur organisasi pada Ahadmart Pondok Kacang. Akan dijelaskan sebagai berikut : a. Kepala Toko, bertugas : •
Menyusun jadwal kerja
•
Bertanggung jawab atas operasional toko
•
Memesan pembelian barang dagangan
•
Memeriksa angka penjualan
b. Asisten Kepala Toko, bertugas :
77
•
Membuka dan menutup toko
•
Memesan persediaan setelah berkordinasi dengan Kepala Toko
•
Menyelesaikan rekonsiliasi laporan penjualan harian
•
Bertanggung jawab atas operasional harian kepada Kepala Toko
c. Gudang, bertugas : • Mengajukan permohonan pemesanan barang kepada Asisten Kepala Toko • Menerima dan menyimpan pesanan pembelian sebelum dibawa ke toko • Memeriksa jumlah persediaan barang • Mengisi barang di toko atas permintaan pramuniaga • Memeriksa tanggal kadaluwarsa barang di gudang d.
Administrasi, bertugas : • Membuat laporan penjualan harian, mingguan, bulanan dan tahunan • Membuat Buku Utang, Piutang, Kas/Bank, Jurnal dan bukubuku biaya lainnya •
Membuat label harga
•
Meng-input data pembelian saat barang sampai di gudang dan membuat laporannya
e.
Kasir, bertugas : •
Melakukan transaksi penjualan
•
Menerima dan menghitung uang penjualan
78
• f.
Meng-input data penjualan
Pramuniaga, bertugas : •
Melayani calon konsumen
•
Menyiapkan barang dagangan
•
Meminta persediaan barang di toko ke bagian gudang
•
Memeriksa persediaan barang di toko setiap saat
4.2 Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat beberapa tahun terakhir ini, dengan berbagai jenis format serta jenisnya. Hal ini, sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional, melalui peraturan dan undang-undang. Bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yakni Ritel Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat menuntut kenyamanan yang lebih dalam berbelanja. Ritel modern pertama kali hadir di Indonesia saat Toserba Sarinah didirikan pada 1962. Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang. Awal dekade 1990-an merupakan tonggak sejarah masuknya ritel asing di Indonesia. Ini ditandai dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang ‘Sogo’ di Indonesia. Ritel modern kemudian berkembang begitu pesatnya.
79
Sejarah perkembangan ritel di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Terdapat kecenderungan bahwa setiap tahapannya berjalan dengan periode yang singkat. Tahapan pada evolusi perkembangan indutri ritel ini dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Era sebelum tahun 1960-an Era perkembangan ritel tradisonal yang terdiri atas perdagangan independen 2. Tahun 1960-an Era perkenalan ritel modern dengan format department store dengan barang dagangan dalam jumlah besar (mass merchandise) ditandai dengan dibukanya gerai ritel pertama yaitu Sarinah di Jl. MH. Thamrin, Jakarta. 3. Tahun 1970-an Era perkembangan ritel modern dengan format supermarket dan department
store, ditandai dengan hadirnya ritel modern seperti, Matahari, Hero dan Ramayana 4. Tahun 1990-an Era perkembangan convenience store, yang ditandai dengan maraknya pertumbuhan minimarket seperti Indomaret. Selain itu pertumbuhan department store kelas atas yaitu ditandai dengan masuknya SOGO, Metro dan Seibu. Selain itu juga terdapat pertunbuhan format cash and carry (penjualan tunai) yaitu dengan berdirinya Makro, yang diikuti oleh ritel lokal lain dengan format serupa seperti GORO dan Alfa. 5. Tahun 2000-2010 Era perkembangan hypermarket dan perkenalan e-retailing. Era ini ditandai dengan hadirnya Carrefour dengan format hypermarket dan hadirnya LippoShop yang memperkenalkan e-retailing di Indonesia, yang berbasis pada penggunaan internet. Konsep tersebut merupakan konsep yang masih asing dan sukar
80
diterima oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang masih terbiasa dengan melakukan perdagangan secara langsung. Selain format tersebut terdapat pola pertumbuhan ritel dengan format waralaba. Saat ini, jenis-jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak meliputi pasar tradisonal, pasar modern, pasar swalayan, minimarket, supermarket, hypermarket, department store,
boutique, factory outlet, specialty store, trade centre, dan mall / supermall / plaza. Pasar modern, salah satu jenis pasar ritel yang diperkenalkan pada era 1970-an, yang disebut sebagai format ritel yang mengalami perkembangan yang sangat baik dalam 5 tahun terakhir. Banyaknya ritel modern mendukung para peritel asing untuk melakukan investasi dengan bebasnya. Investasi perusahaan ritel asing berinvestasi ke Indonesia dengan tiga cara yaitu (1) kemitraan sistem waralaba , seperti Body Shop (2) kerja sama operasi-KSO (tehnical
assistance) seperti, Sogo (3) kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture) dan hal ini sangat memungkinkan ritel asing untuk berinvestasi di Indonesia. Banyaknya para peritel asing yang berinvestasi di Indonesia, peritel tradisonalpun mulai membenahi diri menjadi bisnis modern maupun bisnis ritel modern yang baru. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk mengubah paradigma lama pengelolaan ritel tradisonal menuju paradigma pengelolaan ritel modern. Pengelolaan ritel modern tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai terutama kebutuhan teknologi tinggi (high-tech). Teknologi tinggi ini memungkinkan ritel membangun sistem informasi canggih yang mendukung pengelolaan sistem persediaan yang lebih efisien sehingga manajemen mampu menyediakan berbagai produk makanan dan minuman yang selalu segar. Teknologi juga memudahkan pelayanan, pemrosesan, serta pengantaran layanan yang lebih cepat, teliti, dan memuaskan pelanggan. Selain itu, dengan menggunakan sistem informasi, para peritel mampu mengatur persediaan di gudang-gudang
81
ritel, sehingga sistem pasokan dan persediaan menjadi semakin terintegrasi terhadap berbagai kebutuhan gerai atau toko ritel yang dimilikinya. Secara makro, perkembangan industri ritel tidak terlepas dari pengaruh tiga faktor utama yaitu ekonomi, demografi, dan sosial budaya. Faktor ekonomi yang menunjang pertumbuhan industri ritel terutama adalah pendapatan perkapita penduduk Indonesia. Faktor kedua adalah demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan faktor ketiga adalah faktor sosial budaya, seperti terjadinya perubahan gaya hidup dan kebiasaan berbelanja. Konsumen saat ini menginginkan tempat berbelanja yang aman, lokasinya mudah dicapai, ragam barang yang bervariasi dan sekaligus dapat digunakan sebagi tempat rekreasi. Ketiga faktor makro di atas menunjukkan besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia. Selain faktor ekonomi, demografi, dan sosial budaya, perkembangan bisnis ritel di Indonesia dipengaruhi juga oleh praktik bisnis ritel di negara maju terutama dalam pengaplikasian teknologi informasi dalam operasional kegiatan sehari-hari bisnis ritel. Meskipun perekonomian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel modern di Indonesia tidak terkendala bahkan masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal itu dikarenakan potensi pasar di Indonesia masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas yang memiliki gaya hidup belanja di ritel modern. Pertumbuhan di sektor ritel memang masih terus tercatat tinggi, meskipun pertumbuhan tinggi tersebut hanya dialami oleh ritel modern, yang sangat mungkin merupakan kebalikan dari ritel tradisional, yang justru dalam beberapa kesempatan menyatakan sebagai bagian yang paling dirugikan akibat dari perkembangan yang terjadi saat ini di sektor ritel.
82
Tabel 4.1 Total Penjualan Ritel di Indonesia Tahun
2003
2004
2005
2006
Penjualan
41.929
48.642
57.244
63.588
-
13.8%
17.7%
14.3%
(miliar rupiah) Pertumbuhan
Sumber : AC Nielsen, 2007
Adapun komposisi industri ritel Indonesia dalam perkembangan terakhir digambarkan dalam survei yang dilakukan oleh AC Nielsen dalam tahun 2004-2005 sebagaimana terlihat dalam tabel 4.2
83
Tabel 4.2 Struktur Pengecer di Indonesia Struktur Pengecer di Indonesia Sektor
2004
2005
1.745.589
Toko Tradisional
1.787.897
Convenience Store
154
115
Supermarket
6.560
7.606
•
Sub-Supermarket
956
1.141
•
Minimarket
5.604
6.456
Large Format Store
90
107
• Hipermarket
68
83
• Warehouse clubs
22
24
Total Toko Eceran Toko Obat
1.752.393
1.795.725
Toko Obat :
Traditional Drugstore Chain Drugstore
Total Toko Obat
17.699
16.663
218
245
17.917
16.908
Sumber : AC Nielsen, 2006
Data tabel 4.2 ini, memperlihatkan bahwa ritel modern sesungguhnya belum apa-apa, apabila dibandingkan secara kuantitas dengan ritel tradisional. Jumlah pelaku usaha di ritel tradisional jauh di atas jumlah pelaku usaha di ritel modern dengan selisih kuantitas yang sangat signifikan. Pertumbuhan dari ritel modern, jelas akan terus mendorong terciptanya perubahan
84
penguasaan pangsa pasar ritel dari pasar tradisional ke arah pasar modern.
Hal ini
mendorong pertumbuhan peritel modern secara ekspansif bebas menguasai pasar, apabila tidak ditindaklanjuti maka akan mengakibatkan para peritel tradisonal mengalami penurunan omset bahkan dapat mengalami kebangkrutan. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, pasar modern merupakan penggerak utama perkembangan ritel modern di Indonesia. Pada 2004 – 2008, omset pasar modern bertumbuh 19,8%, tertinggi dibanding format ritel modern yang lain. Omset department
store, specialty store dan format ritel modern lainnya masing-masing meningkat hanya 5,2%, 8,1%, dan 10,0% per tahun.
Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, 2009
Gambar 4.4 Perkembangan Omset Ritel Modern, 2004-2008 (Rp Triliun) Setelah diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat 3 (tiga) jenis pasar modern yaitu minimarket, supermarket dan hypermarket. Perbedaan utama dari ketiganya terletak pada luas lahan usaha dan range jenis barang yang diperdagangkan. Berikut karakteristik dari ke-3 (tiga) jenis pasar modern tersebut :
85
Tabel 4.3 Karakteristik Pasar-Pasar Modern di Indonesia Uraian
Minimarket
Supermarket
Hypermarket
Barang yang diperdagangkan
Berbagai macam
Berbagai macam
Berbagai macam
kebutuhan rumah
kebutuhan rumah
kebutuhan rumah
tangga termasuk
tangga termasuk
tangga termasuk
kebutuhan sehari-
kebutuhan sehari-
kebutuhan sehari-
hari
hari
hari
Jenis item
< 5000 item
5000-25000 item
> 25000 item
Jenis produk
-Makanan
-Makanan
-Makanan
kemasan
-Barang-barang
-Barang-barang
-Barang-barang
rumah tangga
rumah tangga
hygienis poko
-Elektronik -Busana/Pakaian -Alat Olahraga
Model penjualan
Dilakukan secara
Dilakukan secara
Dilakukan secara
eceran, langsung
eceran, langsung
eceran, langsung
pada konsumen
pada konsumen
pada konsumen
akhir dengan cara
akhir dengan cara
akhir dengan cara
swalayan
swalayan
swalayan
Maksimal 400 m2
4000-5000 m2
> 5000 m2
Luas lahan parkir
Minim
Standart
Sangat Luas
Modal
Rp 200 - Rp 500
Rp 500 juta - Rp
Rp 10 M keatas
(diluar tanah dan bangunan)
juta
10M
(pembeli mengambil sendiri barang dari rakrak dagangan dan membayar ke kasir) Luas lantai usaha (Berdasarkan Perpres, no 112 thn 2007)
Sumber : Peraturan Presiden no. 112 tahun 2007, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
86
Pasar modern sebenarnya adalah usaha dengan tingkat keuntungan yang tidak terlalu tinggi, berkisar 7-15% dari omset. Namun bisnis ini memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, karena penjualan ke konsumen dilakukan secara tunai, sementara pembayaran ke pemasok umumnya dapat dilakukan secara bertahap.
Performance minimarket yang sangat baik terlihat dari laju pertumbuhan omsetnya. Pada 2004–2008 omset minimarket meningkat sangat tinggi, rata-rata 38,1% per tahun. Omset hypermarket juga meningkat cukup tinggi, yakni 21,5% per tahun. Sementara pada periode 2004–2008 tersebut, omset supermarket meningkat hanya 6,2% per tahun (Gambar 4.5).
Sumber : Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data, 2009
Gambar 4.5 Perkembangan Omset Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya 2004-2008 (Rp Triliun) Untuk hypermarket, performance yang sangat baik terlihat dari kemampuannya menjadi pasar modern dengan pangsa omset terbesar. Pada 2008, omset hypermarket adalah Rp23,1 triliun atau 41,7% dari total omset seluruh pasar modern di Indonesia. Kemampuan
hypermarket menjadi pasar modern dengan pengumpulan omset terbesar karena hypermarket menawarkan pilihan barang yang lebih banyak dibanding supermarket dan
87
minimarket, sementara harga yang ditawarkan hypermarket relatif sama – bahkan pada beberapa barang bisa lebih murah daripada supermarket dan minimarket. Kinerja hypermarket juga ditunjukkan melalui pertumbuhan jumlah gerai. Pada 20042008 pertumbuhan gerai hypermarket sangat tinggi, yakni 39,8% per tahun. Gerai
minimarket juga meningkat cukup tinggi , yakni 16,4% per tahun, sementara gerai supermarket meningkat 10,9% per tahun (Gambar 4.6).
Sumber: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data, 2009
Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Gerai Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya 2004-2008 Berdasarkan sebaran geografisnya, gerai-gerai pasar modern tersebut terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada 2008, dari sekitar 11.866 gerai pasar modern, sekitar 83% diantaranya berlokasi di Pulau Jawa (Tabel 4.4). Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur senantiasa menjadi daerah dengan jumlah gerai pasar modern terbanyak. Terkonsentrasinya gerai-gerai pasar modern di Pulau Jawa tidak lepas dari kondisi dimana konsentrasi penduduk dan pusat perekonomian Indonesia memang berada di pulau ini.
88
Tabel 4.4 Sebaran Gerai-Gerai Pasar Modern Propinsi
Minimarket
Supermarket
Hypermarket
Total
Pulau Jawa
8.775
940
107
9.822
DKI Jakarta
3.968
317
40
4.325
Jawa Barat
1.300
194
29
1.523
Banten
1.004
28
14
1.046
Jogjakarta
406
45
4
455
Jawa tengah
979
172
4
1.155
Jawa Timur
1.118
184
16
1.318
Pulau Sumatera
954
195
11
1.160
Sumatera Utara
412
74
6
492
Riau&Batam
96
62
2
160
Sumatera Barat
205
23
-
228
Sumatera Sel
206
27
3
236
Lampung
35
9
-
44
Bali
200
52
2
254
Pulau Sulawesi
104
48
7
159
Sulawesi Sel
56
37
6
99
Sulawesi Utara
48
11
1
60
Pulau Kalimantan
112
56
3
171
Kalimantan Sel
40
19
1
60
Kalimantan Tim
43
23
1
67
Kalimantan Barat
29
14
1
44
Papua
28
10
-
38
Lain-lain
116
146
-
262
Total
10.289
1.447
130
11.866
Sumber : Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data, 2008
Dengan melihat perkembangan omset pasar modern dan jumlah gerai pasar modern yaitu minimarket, yang omsetnya meningkat 38,1 % per tahun dan jumlah gerai minimarket
89
yang meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 16,4 % per tahun dengan sebaran gerai-gerai yang tersebar di Indonesia mencapai lebih dari 10.000 gerai ini bisa dikatakan bahwa pasar modern dengan jenis minimarket merupakan salah satu pasar modern yang sangat diminati para konsumen dalam berbelanja, peritel maupun para investor yang ingin menanamkan modalnya untuk dijadikan peluang bisnis diindustri ritel minimarket ini. Peningkatan omset belakangan ini, terutama didorong semakin maraknya pembukaan outlet gerai baru hypermarket dan minimarket. Misalnya, peritel asing hypermarket seperti, Carrefour dalam waktu singkat telah berhasil mengepung potensi pasar ritel di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, dengan kepemilikan gerai hingga akhir tahun 2008 sebanyak 40 unit. Begitu juga konsolidasi Hero supermarket yang mengarah ke hypermarket setelah
supermarketnya belakangan cenderung menurun, dan sekarang cukup membuahkan hasil. Dari gerai pertama hypermarket-nya yang bekerjasama dengan peritel asing dari Malaysia pada tahun 2002 lalu, hypermarket Giant terus berkembang menjadi 17 gerai pada 2007 dan meningkat menjadi sekitar 23 gerai pada tahun 2008. Dan peritel lokal seperti Matahari, hanya dalam waktu setahun pada 2004 sudah membuka 4 gerai hypermart, gerai
hypermarketnya. Bahkan sampai akhir 2008 hypermart sudah mencapai 39 gerai. Besarnya
minat
peritel
lokal
mengikuti
sukses Carrefour,
dikarenakan
omset
hypermarket bisa mencapai Rp 500 juta per hari, bahkan beberapa gerai Carrefour pada masa peak season-nya bisa meraih omset hingga Rp 1 Milyar per hari. Hal ini tentunya sangat potensial dalam meramaikan pasar supermarket yang polanya sama menjaring konsumen untuk belanja bulanan. Begitu juga perkembangan hypermarket yang sangat pesat ini, karena formatnya cocok dengan karakter konsumen di Indonesia yang menjadikan belanja sebagai bagian dari rekreasi. Selain itu mampu menawarkan harga paling rendah, produk selalu fresh, area belanja luas serta jumlah produknya yang sangat lengkap.
90
Namun, pesatnya perkembangan pasar modern belakangan ini seringkali menuai protes dengan pihak yang merasa dirugikan seperti pasar tradisional atau bahkan dengan sesama ritel modern.
4.3 Analisis Sistem Waralaba Indomaret 4.3.1 Waralaba Indomaret Bisnis waralaba kini telah menjamur di Indonesia. Perkembangannya yang pesat mengindikasikan sebagai salah satu bentuk investasi yang menarik, sekaligus membantu pelaku usaha dalam memulai suatu usaha sendiri dengan tingkat kegagalan yang rendah. Meski bisnis waralaba yang ditawarkan semakin beragam, namun untuk menjatuhkan pilihan terhadap bisnis waralaba secara tepat, terkadang mengalami kesulitan. Padahal pilihan awal akan sangat menentukan. Ada hal mendasar dalam menentukan pilihan. Paling tidak bidang usahanya stabil dan berprospek serta track
record pewaralaba (franchisor) baik dan berpengalaman. Sebagai strategi ekspansi yang melibatkan modal pihak lain, bisnis waralaba mau tidak mau harus transparan dan konsepnya saling menguntungkan serta saling percaya di antara pewaralaba (franchisor) dengan terwaralaba (franchisee). Minimal selama 5 tahun bisnis waralaba tersebut mampu membuktikan sebagai perusahaan yang sehat, yang didukung oleh sistem dan format bisnis yang telah teruji. Bidang usaha yang relatif stabil adalah bisnis ritel. Di Indonesia bisnis ini terus berkembang seirama dengan kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Salah satu bisnis ritel yang melayani kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari adalah minimarket. Indomaret yang tetap konsisten berkecimpung di bidang minimarket (lokal) dikelola secara profesional dan dipersiapkan memasuki era globalisasi.
91
Ada dua pola waralaba yang ditawarkan oleh Indomaret, apabila investor ingin bergabung untuk menanamkan modalnya : 1. Jika tidak memiliki tempat usaha, ada dua opsi kerjasama : a. Usulan lokasi toko baru dari Indomaret Indomaret menawarkan lokasi yang telah disurvei yang disertai perencanaan matang mulai dari desain layout toko, estimasi investasi, pendapatan, pengeluaran dan Payback Period. b. Take Over kepemilikan toko Indomaret yang sudah beroperasi Indomaret menawarkan toko milik sendiri, yang sudah teruji dan menguntungkan. Sistem ini relatif lebih aman namun nilai investasinya lebih tinggi dibanding dengan membuka toko baru karena ada nilai goodwill, sebagai pengganti biaya pengembangan toko, sejak dibuka hingga mencapai kondisi mapan. 2. Jika memiliki tempat usaha, Indomaret menawarkan kerjasama sebagai berikut : a. Ruang usaha/rumah/tanah kosong Prosedur kerjanya sama dengan "Usulan lokasi toko baru". Indomaret terlebih dulu melakukan survei kelayakan lokasi yang investor usulkan, mulai dari potensi wilayah, peruntukan bangunan dan perijinan, perencanaan layout toko sampai dengan estimasi Payback Period-nya. Jika semua dinilai layak, kerja sama dapat dilakukan. Akan tetapi jika tidak atau ada kendala lain, Indomaret akan menyarankan untuk mencari lokasi yang lain. b. Minimarket existing, dengan mengganti nama menjadi ‘Indomaret’ Bila investor memiliki toko yang kurang berkembang dan ingin mengembangkannya, dapat bergabung dengan Indomaret. Prosedur
92
standarnya sama, mulai dari survei kelayakan lokasi sampai dengan estimasi Payback Period. Perlakuan yang membedakannya adalah dalam menghitung investasi perlengkapan toko, jika perlengkapan toko tersebut sesuai dengan standar Indomaret maka investasinya lebih murah.
Namun
jika
tidak
sesuai
dengan
standar
Indomaret,
perlengkapan tersebut harus diganti baru. Kunci sukses dalam menjalankan bisnis franchise Indomaret ini adalah : 1.
Lokasi yang strategis
2.
Para personil yang tangguh
3.
Pelayanan yang baik
4.
Produk yang tepat dan berkualitas
5.
Harga dan display yang menarik
6.
Promosi yang berkesinambungan
7.
Pengawasan & teamwork toko
4.3.2 Memulai Menjadi Terwaralaba (franchisee) Indomaret Sebelum resmi memutuskan untuk membeli hak waralaba Indomaret atau sebagai terwaralaba (franchisee), ada beberapa hal yang harus diperhatikan para investor atau para wirausaha yang ingin menanamkan sebagian modalnya. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi terwaralaba Indomaret adalah : 1.
Warga Negara Indonesia
2.
Menyediakan ruang usaha ukuran 40-150 m2 (milik sendiri/sewa)
3.
Memiliki NPWP dan PKP, serta kelengkapan perijinan lainnya
4.
Lokasi dapat berada di Perumahan / Apartemen / Rumah Sakit /
Office atau lain-lain
93
5.
Investasi dalam bentuk peralatan toko swalayan dan biaya waralaba senilai 250-300 juta (diluar tanah dan bangunan)
6.
Pemilik dapat Perorangan, Koperasi, atau Perusahaan
7.
Dan memiliki jiwa Entrepreneur dan fokus pada sistem yang diberlakukan oleh PT. Indomarco Prismatama selaku Pewaralaba Indomaret
Apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi oleh para investor, maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menjadi franchisee Indomaret. Tahapan
franchisee Indomaret berupa persentasi, yang terdiri dari tiga tahapan. Tahapan persentasi tersebut adalah :
94
Tabel 4.5 Tahapan Persentasi Franchise Indomaret
Tahap I Perkenalan Mengenal Indomaret Penjelasan mekanisme kerjasama franchise Survey potensi lokasi Pengukuran lokasi dan layout design Pembuatan prospektus bisnis
Tahap II Kesepakatan Presentasi prospektus bisnis Tahap II Penandatangan MOU (nota kesepakatan) Pembagian kerja Indomaret dan franchisee Menentukan termin pembayaran & time table
Tahap III Realisasi Pembukaan Toko Pengurusan perijinan Renovasi, pemasangan peralatan toko Seleksi dan training karyawan Pengisian barang dagangan Pembukaan toko Penandatanganan perjanjian waralaba
Sumber : Data Perusahaan IDF Palmerah Keb-Lama 26
Supaya persentasi berjalan lebih efektif dan bisa langsung ditindak-lanjuti, bagi franchisee yang sudah memiliki usulan lokasi tempat usaha sebaiknya membawa
fotocopy dokumen pendukung, seperti : 1.
Sertifikat Bangunan
2.
IMB (Izin Menggunakan Bangunan)
3.
KTP (Kartu Tanda Penduduk)
4.
KK (Kartu Keluarga)
95
5.
(jika sudah ada) SIUP, TDP, NPWP, PKP serta
6.
Denah Lokasi
Pada persentasi tahap pertama ini akan dijelaskan dengan detail mekanisme kerjasama, besarnya investasi, sistem operasional toko, sistem pembagian keuntungan, dan sistem pelaporan. Pada persentasi kedua akan dipaparkan hasil survei kelayakan dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang mengarah pada besarnya nilai investasi. Biasanya pada persentasi kedua ini dilanjutkan dengan penandatanganan MOU (Nota Kesepakatan) yang mencakup butir-butir pembagian tugas antara pihak Indomaret dengan investor dalam mempersiapkan pembukaan toko, mulai dari pengurusan perijinan, renovasi bangunan, pembelian perlengkapan toko, seleksi dan training karyawan serta term pembayaran. Setelah semua kesepakatan direalisasikan, maka toko telah siap untuk dibuka dengan program promosi yang ditetapkan Indomaret. Segera setelah toko buka, akan ditandatangani Surat Perjanjian Waralaba untuk jangka waktu 5 tahun. Dan dalam hal ini, selaku pewaralaba (franchisor) Indomaret akan membantu sang investor dengan memberikan fasilitas seperti : 1.
Survei kelayakan tempat usaha dan bantuan mencari lokasi
2.
Perencanaan anggaran biaya
3.
Studi kelayakan investasi
4.
Tata ruang dan perencanaan toko
5.
Konsultasi operasional, strategi dan manajemen toko
6.
Pengurusan ijin usaha dan NPWP
7.
Renovasi ruang usaha
8.
Pembelian peralatan toko dan gudang
96
9.
Seleksi dan pelatihan karyawan
10. Standar kerja dan sistem penggajian karyawan 11. Paket sistem operasional toko dan administrasi keuangan 12. Seleksi dan kredit barang dagangan tanpa bunga dan tanpa jaminan 13. Program promosi penjualan 14. Sistem pengiriman barang secara online
4.3.2.1 Investasi Awal Dalam persentasi tahap kesepakatan, investor memilih beberapa tipe toko yang terdiri dari tipe 36, tipe 45, tipe 55 dan tipe 56. Masing-masing
tipe yang
ditawarkan didasarkan pada item barang, luas toko dan seberapa besar investasi toko. Untuk IDF Keb-Lama 26, menggunakan tipe rak 55 dengan menyediakan investasi awal toko baru yang dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 4.6 Perincian Investasi Awal IDF (Indomaret Franchise) Kebayoran Lama 26 Tipe Rak 55
Rincian
Biaya
1.Franchisee Fee (biaya waralaba) selama 5
Rp. 56.250.000,-
tahun ((Rp. 75.000.000-25%(Rp.18.750.000) 2.Tanah dan bangunan
Rp.200.000.000,-
3.Sistem perizinan/legal
Rp.10.000.000,-
4.Sistem instalasi/renovasi bangunan
Rp. 76.573.950,-
(pekerjaan bangunan, instalasi listrik tambah
97
daya + lampu, dan AC) 5.Sistem perlengkapan dan peralatan toko
Rp. 70.446.000,-
6.Sistem peralatan komputer dan software
Rp. 37.870.000,-
7.Biaya start up dan promosi
Rp. 15.000.000,-
8.Kendaraan operasional (Motor)
Rp. 10.500.000,-
9.Biaya lain-lain
Rp. 6.875.000,-
(biaya seragam dan biaya tak terduga lainnya) Total
Rp. 483.514.950
Sumber: Data Perusahaan IDF Keb-Lama 26
Perincian biaya investasi, umumnya sudah termasuk faktor-faktor berikut: 1.
Franchisee Fee (biaya waralaba) selama 5 tahun
2.
Tanah dan bangunan
3.
Sistem perizinan/legal : • SITU (Surat Izin Tanda Usaha) • SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha) • SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) • TDP (Tanda Daftar Perusahaan) • STPUW (Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba)
4.
Sistem instalasi/renovasi bangunan (pekerjaan bangunan, instalasi listrik tambah daya + lampu, dan AC)
5.
Sistem perlengkapan dan peralatan toko, termasuk: • Meja kasir • Rak stationary
98
• Rak majalah • Rak komik • Showcase • Rak abc • Rak khusus • Rak kertas kado • Papan infomart • Wrapping machine • Timbangan digital scale • Rak single • Rak double • Rak roti • Rak snack curah • Rak kaset/vcd • Working table + cutting board • Container plastik no.2001b • Container plastik no.2008b • Timbangan kap. 60 kg • Cooler trigostar 6.
Sistem peralatan komputer dan software, meliputi : • Komputer (CPU+Monitor+Keyboard) • Printer • Scanner ls 9208 symbol • Ups vektor
99
• Gun scanner argox • Win XP Prof • Software POS • Modem 56k dlink • Modem GPRS • Speaker aktif • Radio repeater • Antena gold • Cash drawer 7.
Biaya start up dan promosi, yang dibutuhkan: • Neon box • Plang dan penanda toko
8. Kendaraan operasional (motor) 9.
Biaya lain-lain (seperti : seragam dan biaya tak terduga lainnya)
4.3.2.2 Franchise Fee Biaya perolehan hak waralaba (franchise Fee) yang dikeluarkan oleh
franchisee,
setelah dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai franchisee sesuai
dengan kriteria dari franchisor. Franchise fee ini dibayarkan hanya satu kali saja yang ditentukan sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puliuh lima juta Rupiah) dari jumlah tersebut mendapat discount sebesar 25% (dua puluh lima persen) yang wajib dilunasi pada saat penandatangan perjanjian. Maka jumlah franchise fee yang dibayarkan franchisee sejumlah Rp. 56.250.000,- (lima puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu).
100
Franchise fee ini akan dikembalikan oleh franchisor kepada franchisee dalam bentuk fasilitas petaihan awal, dan dukungan set up awal dari outlet pertama yang akan dibuka oleh franchisee.
4.3.2.3 Royalty Fee Selain membayarkan franchise fee, investor yang ingin menanamkan modalnya yang dalam hal ini seorang franchisee berkewajiban pula membayar royalty penjualan dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 4.7 Royalty Fee Penjualan
Persentase
(Net Sales) 1
Rp. 0 s/d Rp. 75.000.0000,-
0%
2
≥ Rp. 75.000.000 s/d Rp. 100.000.000,-
2%
3
≥ Rp. 100.000.000,- s/d Rp. 150.000.000,-
3%
4
≥ Rp. 150.000.000,-
4%
Sumber: Data Perusahaan IDF Keb-Lama 26
Ongkos royalti ini dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Royalti tersebut akan langsung diperhitungkan ataupun dipotong oleh
Franchisor dari dana hasil penjualan atau sales setiap tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. Berikut ini adalah perhitungan Royalty Fee, yang dibayarkan Indomaret cabang Kebayoran Lama 26 terwaralaba PT. Akindo Karya Gemilang, pada tahun 2004 s/d 2008
101
Tabel 4.8 Perhitungan Royalty Fee IDF Kebayoran Lama 26 Periode 2004-2008 Tahun
Sales Per Bulan
Tarif Royalty
Jumlah Royalty 1 Bulan
(0%*75.000.000)
(2%*25.000.000)
(3%*50.000.000)
(4%*150.000.000)
Rp.338.012.422
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.520.496,88
Rp.10.020.496,88
Feb
Rp.304.252.322
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.6.170.092,08
Rp.8.670.092,88
Maret
Rp.326.589.989
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.063.599,56
Rp.9.063.599,56
April
Rp,328.597.491
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.143.899,64
Rp.9.143.899,64
Mei
Rp.325.706.723
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.028.268,92
Rp.9.028.268,92
Juni
Rp.335.433.599
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.417.343,96
Rp.9.417.343,96
Juli
Rp.356.709.875
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.268.395
Rp.10.268.395
Agustus
Rp.342.069.373
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.682.774,92
Rp.9.682.774,92
Sept
Rp.339.002.053
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.560.082,12
Rp.9.560.082,12
Okt
Rp.410.559.391
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.422.375,64
Rp.12.422.375,64
Nov
Rp.340.171.191
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.606.847,64
Rp.9.606.847,64
Des
Rp.349.883.796
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.995.351,84
Rp.9.995.351,84
04’Jan
Jumlah Royalty Kumulatif
Rp.116.879.529
05’ Jan
Rp.327.734.658
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.109.386,32
Rp.9.109.386,32
Feb
Rp.309.601.565
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.6.384.062,6
Rp.8.384.062,6
Maret
Rp.353.378.994
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.135.159,76
Rp.10.135.159,76
April
Rp.341.134.640
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.645.385,6
Rp.9.645.385,6
Mei
Rp.348.553.121
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.942.124,84
Rp.9.942.124,84
Juni
Rp.352.197.871
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.087.914,84
Rp.10.087.914,84
Juli
Rp.376.207.097
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.048.283,88
Rp.11.048.283,88
Agustus
Rp.365.877.099
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.635.083,96
Rp.10.635.083,96
102
Sept
Rp.409.333.141
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.373.325,64
Rp.12.373.325,64
Okt
Rp.449.652.484
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.986.099,36
Rp.13.986.099,36
Nov
Rp.376.821.653
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.072.866,12
Rp.11.072.866,12
Des
Rp.411.587.286
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.463.491,44
Rp.12.463.491,44
Jumlah Royalty Kumulatif
Rp. 128.883.184,4
Rp.405.272.350
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.210.894
Rp.12.210.894
Feb
Rp.369.201.180
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.768.047,2
Rp.10.768.047,2
Maret
Rp.348.785.521
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.951.420,84
Rp.10.451.420,84
April
Rp.398.494.572
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.939.782,88
Rp.11.939.782,88
Mei
Rp.365.863.220
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.634.528,8
Rp.11.134.528,8
Juni
Rp.421.193.006
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.007.720,8
Rp.10.847.720,24
Juli
Rp.434.410.670
0
Rp,500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.376.426,8
Rp.13.376.426,8
Agustus
Rp.424.322.587
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.972.903,48
Rp.12.972.903,48
Sept
Rp.461.981.289
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.12.479.251,56
Rp.14.479.251,56
Okt
Rp.426.699.851
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.067.994,04
Rp.13.567.994,04
Nov
Rp.382.146.709
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.285.868,36
Rp.11.285.868,36
Des
Rp.410.978.252
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.439.130,08
Rp.12.439.130,08
06’ Jan
Jumlah Royalty Kumulatif
Rp. 145.473.968,28
07’Jan
Rp.400.314.110
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.012.564,4
Rp.12.012.564,4
Feb
Rp.381.811.951
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.272.478,04
Rp.11.272.478,04
Maret
Rp.404.843.143
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.193.725,72
Rp.12.193.725,72
April
Rp.403.977.964
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.159.118,56
Rp.12.159.118,56
Mei
Rp.426.732.394
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.069.295,76
Rp.13.069.295,76
103
Juni
Rp.432.186.150
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.287.466
Rp.13.287.466
Juli
Rp.447.139.758
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.885.590,32
Rp.13.885.590,32
Agustus
Rp.471.014.499
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.12.840.579,96
Rp.14.840.579,96
Sept
Rp.545.759.916
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.15.830.396,64
Rp.17.830.396,64
Okt
Rp.439.645.795
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.585.831,8
Rp.13.585.831,8
Nov
Rp.375.406.232
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.016.249,28
Des
Rp.473.038.088
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.12.921.523,52
Jumlah Royalty Kumulatif
Rp.11.516.249,28 Rp.14.921.523,52
Rp.160.574.819,98
08’Jan
Rp.335.433.599
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.417343,96
Rp.9.417.343,96
Feb
Rp.415.863.220
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.634.528,8
Rp.12.634.528,8
Maret
Rp.353.378.994
0
Rp500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.135.159,76
Rp.10.135.159,76
April
Rp.403.514.981
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.140.599,24
Rp.12.640..599,24
Mei
Rp.375.001.234
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.9.000.049,36
Rp.11.500.049,36
Juni
Rp.412.471.568
0
Rp500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.498.862,72
Rp.12.998.862,72
Juli
Rp.445.913.613
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.11.836.544,52
Rp.14.336.544,52
Agustus
Rp.361.715.134
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.8.468.605,36
Rp.10.968.605,36
Sept
Rp.415.513.671
0
Rp500.000
Rp.1.500.000
Rp.10.620.546,84
Rp.13.120.546,84
Okt
Rp.492.655.109
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.13.706.204,36
Rp.13.706.204.36
Nov
Rp.331.659,891
0
Rp.500.000
Rp.1.500.000
Rp.7.266.395,64
Rp.9.766.395,64
Des
Rp.319.341.561
0
Rp500.000
Rp.1.500.000
Rp.6.773.662,44
Rp.9.273.662,44
Jumlah Royalty Kumulatif Sumber: Data Perusahaan IDF Keb-Lama 26
Rp.140.498.503
104
4.3.2.4 Sistem Perizinan/Legal Perizinan usaha ataupun hukum menekankan pada legal atau tidak legalnya suatu usaha, yang dilihat berdasarkan proses pengurusan legalitas pendirian usaha. Dalam melakukan kerjasama antara pemberi waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchise) pada waralaba Indomaret ini, jelas membutktikan bahwa bentuk legalitas usaha ini legal. Beberapa surat perizinan yang diperlukan dalam memulai menjadi terwaralaba Indomaret, bagi franchisee yang sudah memiliki usulan lokasi tempat usaha sebaiknya membawa fotocopy dokumen, seperti : 1. Setifikat Bangunan 2. IMB (Izin mendirikan Bangunan) 3. KTP (Kartu Tanda Penduduk) 4. KK (Kartu Keluarga) 5. (jika sudah ada), seperti : -SITU (Surat Izin Tempat Usaha) berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO) -SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha) -SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) -TDP (Tanda Daftar Perusahaan) -STPUW (Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba) -NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) -PKP (Pengusaha Kena Pajak) 6.
Denah Lokasi
105
4.3.2.5 Sistem Instalasi dan Renovasi Bangunan Bagi terwaralaba yang sudah memiliki tempat atau lokasi yang siap pakai yang sesuai dengan kriteria pewaralaba, maka sebagai terwaralaba melakukan renovasi bangunan yang seluruh konsep ataupun desainnya ditentukan oleh pewaralaba, yang dalam hal ini selaku franchisor Indomaret. Untuk instalasi adalah penambahan daya listrik. Penambahan ini dilakukan,
apabila daya listrik yang ada sekarang kurang dari yang seharusnya
dibutuhkan. Biasanya penambahan daya listrik ini mulai dari 900 W sampai dengan 1300 W dalam satuan watt. Untuk penambahan daya listrik pada IDF Keb-Lama 26 ini dari 6300 W ke 7400 W. Seluruh beban instalasi dan renovasi Bangunan, dibebankan kepada sang terwaralaba
4.3.2.6 Sistem Perlengkapan dan Peralatan Toko Perlengkapan dan peralatan toko yang diperlukan dalam memulai waralaba Indomaret, sepenuhnya ditentukan oleh pewaralaba. Dalam hal ini, pewaralaba membuat estimasi apa-apa saja yang diperlukan berdasarkan dengan luas penjualan yang kurang dari 200 M2. Perlengkapan dan peralatan toko yang dibutuhkan, seperti : • Meja kasir @ 2 set • Rak stationary @ 1 unit • Rak majalah @ 1 unit • Rak komik @ 1 unit • Showacase @ 1 unit • Rak abc @ 1 unit • Rak khusus @ 1 unit
106
• Rak kertas kado @ 1 unit • Papan infomart @ 1 unit • Wrapping machine @ 1 unit • Timbangan digital scale @ 1 unit • Rak single @ 34 unit • Rak double @ 13 unit • Rak roti @ 1 unit • Rak snack curah @ 1 unit • Rak kaset/vcd @ 1 unit • Working table+cutting board @ 1 unit • Container plastik no.2001b @ 44 unit • Container plastik no.2008b @ 40 unit • Timbangan kap. 60 kg @ 1 unit • Cooler trigostar @ 1 unit Seluruh perlengkapan dan peralatan toko yang dibutuhkan, dibeli oleh pewaralaba dan seluruh biaya dibebankan oleh sang terwaralaba.
4.3.2.7 Sistem Peralatan Komputer dan Software Sistem peralatan komputer yang digunakan sama halnya dengan peralatan-peralatan komputer lainnya. Sistem peralatan komputer dan software yang diperlukan adalah sebagai berikut : • Komputer ws basic @ 2 set (monitor, CPU dan keyboard) • Printer lx-300 Epson @ 2 unit • Modem 56k Dlink @ 1 set • Modem GPRS @ 1 set
107
• Scanner ls-9208 symbol @ 2 unit • Ups vektor @ 2 unit • Gun scanner argox @ 2 unit • Win XP Prof @ 1 set • Software POS @ 1 set Seluruh sistem peralatan komputer dibeli oleh pewaralaba dan seluruh biayanya dibebankan terwaralaba. Software yang digunakan dalam mendukung sistem teknologi informasi pada setiap gerai Indomaret, termasuk IDF Keb-Lama 26 menggunakan point of sales (POS) yang mencakup sistem penjualan, persediaan dan penerimaan barang. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
4.3.2.8 Sistem Operasional Toko 4.3.2.8.1 Desain Toko Untuk seluruh konsep Toko Indomaret, seperti penempatan seluruh barang dagangan yang meliputi rak-rak yang berisi rokok, makanan dan minuman serta pemasangan promosi semua ditentukan oleh franchisor yaitu Indomaret. Jadi, seluruh kondisi dan konsep merupakan standarisasi yang sesuai dengan sang pewaralaba.
4.3.2.8.2 Pengelolaan Barang Dagangan Pengelolaan barang dagangan merupakan bauran produk yang menjadi aset terbesar dalam sebuah minimarket. Sehingga barang dagangan harus dikelola secara sistematis dan menyeluruh. Adapun unsur-unsur pengelolaan barang dagangan dalam bisnis minimarket adalah : pengadaan barang dagangan,
108
penggelompokkan dan pemberian kode barang, penetapan harga jual barang dan
stock opname.
4.3.2.8.2.1 Pengadaan Barang Dagangan a. Pemesanan Pembelian Sebagai franchisee dari Indomaret, seluruh pembelian barang dagangan dilakukan dari pihak franchisor. Franchisor berhak menentukaan barang dagangan, termasuk komposisi jenis, tingkat harga jual dan sumber barang dagangan toko Indomaret, yang sesuai dengan lokasi, luas dan potensi toko dari seorang franchisee. Pihak franchisor menetapkan dan mengevaluasi tingkat persediaan toko yang wajib dipenuhi pihak franchisee. Sebagai
franchisee, pembelian barang dagangan cukup
dilakukan dengan telepon atau sistem online dengan distribusi langsung Indomaret dengan ≥ 500 pemasok, yang terpusat di Ancol dan di beberapa tempat lainnya. Kedua belah pihak akan menyusun jadwal pengiriman barang ke toko Indomaret, dengan mempertimbangkan efisiensi biaya kirim, kondisi para pemasok dan potensi tingkat penjualannya. b.
Penerimaan Barang dan Retur Penerimaan
barang
dagangan
dari
distribusi
langsung
Indomaret, akan langsung dicocokan jumlah, harga, tipe dan ukuran dan lain-lainnya. Apabila dalam pengelolaan barang dagangan terdapat kehilangan ataupun kerusakan barang
109
dagangan saat pengiriman, hanya dapat diklaim ke pihak
franchisor pada saat serah terima barang dari supir pengirim pihak franchisor dengan penerima barang pihak franchisee. Barang dagangan yang tidak laku terjual selama 6 (enam) bulan,
franchisor akan melaksanakan pereturan barang
dagangan tersebut. Dan dalam hal ini seorang franchisee wajib memeriksa kondisi kelayakan jual atas seluruh barang makanan dalam toko Indomaret. Dalam hal ini, seluruh barang dagangan diperoleh dari 13 (tiga belas) pusat distribusi yang tersebar di Indonesia. c. Penempatan dan Penataan Barang Dagangan Penempatan dengan
dan
konsep
penataan dan
barang
desain
dari
dagangan,
sesuai
franchisor, sebagai
franchisee hanya mengikuti seluruh konsep dan desain yang diberlakukan franchisor. Franchisor berhak menentukan program sewa tempat dan program promosi lainnya dengan para pemasok, dan franchisee berkewajiban melaksanakan seluruh program dari franchisor dengan memajang barang pada tempatnya, memasang materi promosi penjualan dalam
toko,
meneruskan
hadiah
yang
ada
kepada
pelanggan. 4.3.2.8.2.2
Pengelompokkan dan Pemberian Kode Barang Pengelompokkan barang dagangan sesuai dengan jenis kategori
yang diberikan franchisor dan pemberian kode barang di IDF Keb-Lama 26 berdasarkan kode barang yang telah ditentukan sebelumnya oleh franchisor.
110
4.3.2.8.2.3
Penetapan Harga Jual Barang Penetapan harga jual barang, mengikuti list harga yang
diberikan franchisor. Harga barang dagangan yang berada di toko dibeli pihak
franchisor dengan harga sebesar harga pokok pembelian terakhir yang ditambah mark up sebesar 2% (dua persen). Dan sebagai franchisee tidak berhak untuk menaikkan atau menurunkan harga, sesuai apa yang diinginkan. 4.3.2.8.2.4 Stock Opname
Stock Opname (pemeriksaan) yang dilakukan di IDF Keb-Lama 26 dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali. Biasanya stock opname dilakukan oleh Kepala Toko, Asisten Kepala Toko dan Gudang/Merchandiser yang sudah terlatih mengenai masalah penstock-an barang dagangan ini.
4.3.2.8.3 Pengelolaan Uang Tunai Penjualan dilaksanakan secara tunai dan kredit (kartu kredit maupun debit card) dan tidak ada pemberian potongan harga dalam bentuk apapun, kecuali dalam hal terdapat program promosi yang telah ditetapkan. Dalam pengelolaan uang tunai, terwaralaba akan memiliki 1 (satu) rekening bank tersendiri atas nama pihak investor. Hasil penjualan/dana pada rekening tersebut akan digunakan oleh pihak franchisor untuk kepentingan usaha toko waralaba seperti membiayai operasional toko yang hanya dapat ditarik/dicairkan oleh franchisor sesuai kuasa yang diberikan oleh franchisee kepada franchisor. Dan dalam hal ini sebagai franchisee, akan mengelola dana kas operasional untuk pengeluaran rutin biaya toko dengan cara mengajukan Anggaran Toko
setiap
bulan.
Sebagai
pewaralaba,
Indomaret
berhak
memotong
langsung/memindahbukukan saldo dana bank franchisee ke rekening franchisor atas
111
nilai faktur barang dagangan dan barang perlengkapan toko lainnya yang telah jatuh tempo. Setelah seluruh dana yang diterima, selambat-lambatanya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, pewaralaba wajib melaporkan arus dan posisi akhir dana beserta rekening koran asli kepada terwaralaba yang selanjutnya wajib menyerahkan
kepada
terwaralaba
atas
surplus
kas
yang
ada
dengan
mempertimbangkan dan/atau memperhitungkan pelaksanaan kewajiban terwaralaba yang masih terhutang, setelah selesai penyajian Laporan Keuangan bulan ke-3 (tiga) sejak berlakunya kerjasama, dan selanjutnya dilakukan untuk setiap periode 3 (tiga) bulanan.
4.3.2.9 Sistem Manajemen Sistem manajemen pada minimarket waralaba Indomaret ini, memiliki sistem dan pola tersendiri. Perusahaan pemegang merek waralaba atau pewaralaba memiliki tanggung jawab penuh atas tenaga kerja dalam hal-hal berikut : 1. Perekrutan 2. Pelatihan 3. Penetapan dan pembayaran gaji 4. Penempatan lokasi kerja 5. Penentuan jabatan 6. Pembagian tugas 7. Penetapan jam kerja Meski
begitu,
sebagai
terwaralaba
masih
memilki
ruang
untuk
mengembangkan manajemen sumber daya manusia di masing-masing toko. Hak yang dimiliki terwaralaba dalam meningkatkan kualitas karyawan di antaranya :
112
1. Mengkoordinasi dengan kepala toko dalam mengontrol operasional toko. Dalam hal ini, kepala toko juga dipilih langsung oleh perusahaan waralaba 2. Sebagai terwaralaba berhak merekomendasikan karayawan untuk ditempatkan di toko miliknya 3. Sebagai franchisee Indomaret, biaya yang menyangkut sumber daya manusia di toko IDF Keb-Lama 26 yang meliputi gaji, tunjangan, jaminan sosial, dana pensiun, Tunjangan Hari Raya, uang jasa dan/atau pesangon menjadi beban dan tanggung jawab sang franchisee (terwaralaba). Sistem kerja dua shift, dengan menugaskan empat karyawan pada tiap
shift. Pembagian shift terdiri atas shift satu, mulai pukul 07.00 pagi hingga 3.00 siang. Dan, shift dua mulai pukul 3.00 siang hingga 10 malam.
4.3.2.10 Prospektus Bisnis Prospektus bisnis ini ditinjau dari sisi keuangan, untuk mengetahui penilaian suatu investasi dan analisa keuntungan terhadap waralaba Indomaret. Metode yang digunakan adalah Payback Period dan Break Even Point, yang dijelaskan sebagai berikut :
a.
Payback Period Perhitungan untuk mencari jangka waktu pengembalian : Initial Investment
483.514.950
Tahun ke 1
(154.122.920)
: Net Cashflow 2004 Sisa
Tahun ke 2
: Net Cashflow 2005
637.637.870 178.819.027
113
Sisa Tahun ke 3
: Net Cashflow 2006
211.712.275 Sisa
Tahun ke 4
458.818.843
: Net Cashflow 2007
247.106.568 225.264.133
Sisa
21.842.435
Net cash flow tahun 2008 sebesar Rp.207.988.258,- maka sisa waktu payback adalah : 21.842.435 207.988.258 X 12 bulan = 1 bulan 13 hari Jadi keseluruhan masa payback pengembalian investasi adalah 4 tahun 1 bulan 13 hari. b.
Break Even Point Tingkat kegiatan minimal yang harus dicapai, dimana tingkat tersebut perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian, yang dianalisa dalam Persentase dan Rupiah dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9 Break Even Point Waralaba Indomaret Tahun Tahun-1.2004
BEP Dalam % 48.18%
BEP Dalam Rp 1.939.903.846
Tahun-2.2005
47.12%
2.085.000.000
Tahun-3.2006
44.58%
2.162.825.752
Tahun-4.2007
43.62%
2.286.247.306
Tahun-5.2008
46.37%
2.174.661.301
Sumber : Hasil Pengolahan Data, Penulis, 2009
114
Dari analisis Payback Period dan Break Even Point dengan nilai investasi sebesar
Rp.483.514.950,-
yang
dianalisis
memiliki
payback
pengembalian
investasinya adalah 4 tahun 1 bulan 13 hari dan untuk break even point dianalisis dalam bentuk persen dan Rupiah, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kegiatan minimal yang harus dicapai pada saat perusahaan tidak mengalami kerugian, memiliki pencapaian BEP dalam Rupiah yang besar dan dalam bentuk persen yang tinggi pula.
4.3.3
Analisis Porter Dalam menganalisis kondisi bisnis suatu perusahaan, dapat digunakan analisis lima
kekuatan bersaing (five competitive forces). Analisis Porter untuk Indomaret ini diperlukan, mengingat banyak sekali IDF (Indomaret Franchise) yang telah bermunculan dimana-mana. Analisis lima kekuatan bersaing ini dapat menentukan profitabilitas dari Indomaret yang menjadi daya tarik bagi suatu industri, yang dengan mengetahui posisi suatu usaha berdasarkan kekuatan-kekuatan yang telah dimilikinya. Aturan persaingan berdasarkan Porter meliputi masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti (substitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli, kekuatan penawaran pemasok dan persaingan diantara pesaing yang ada.
Analisis lima kekuatan bersaing pada Indomaret
cabang Kebayoran Lama adalah sebagai berikut : 1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya minimarket waralaba dan non-waralaba mandiri baru yang merupakan kategori pengecer dan semakin bertambahnya pendirian cabang-cabang gerai baru oleh perusahaan ritel.
115
Tingkat
pertumbuhan industri ritel, setiap tahunnya pun mengalami kenaikan.
Ketiadaan diferensiasi produk dalam industri ritel, dapat digolongkan produk yang hampir sama. Maka pemilihan produk oleh pembeli didasarkan harga dan pelayanan yang diberikan. Dalam hal persaingan, diantara ritel-ritel modern, pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah Alfamart, Alfamidi, Circle-K, Patra Mart, S’Mart, Madani Mart, Seven Days dan Ahadmart. Dari semua kompetitor dengan kategori peritel yang sama sangat memungkinkan berbeda yang dilihat dari kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk yang terus meningkat, harga produk yang menjadi lebih murah. Sehingga di sekitar lokasi perusahaan ritel terdapat beberapa bisnis yang menjadi pesaing sejenis. Pesaingpesaing yang berada disekitar Indomaret Kebayoran Lama franchisee PT Akindo ini adalah Alfamart Kebayoran Lama dan Alfamidi 24 Jam, sedangkan supermarket dan
hypermarket seperti Carrefour Permata Hijau adalah pesaing-pesaing yang sifatnya tidak langsung karena kategori ritelnya memang berbeda. Jadi dengan adanya para pesaingpesaing baru dari bisnis ritel yang terus bermunculan, maka persaingan di dalam industri ini cenderung cukup tinggi. 2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Dalam bisnis ritel, kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dikatakan tidak mudah. Karena hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar. Hal ini disebabkan karena untuk masuk ke dalam industri bisnis ritel ini, pesaing baru memerlukan modal yang cukup besar dalam berinvestasi, kebutuhan akan diferensiasi produk yang banyak (beraneka ragam), dan memperoleh akses untuk masuk ke dalam saluran distribusi yang luas. 3. Potensi Pengembangan Produk Subtitusi
116
Pada Industrl ritel khususnya minimarket, ancaman produk substltusinya adalah para peritel tradisional. Hal ini dapat dengan jelas dikatakan bahwa, para peritel tradisional memiliki banyak produk beragam sebagai barang pengganti. Penjualan makanan, daging, sayuran serta produk-produk makanan lainnya, serta melakukan pembatasan penjualan terhadap produk-produk nonmakanan, seperti produk kesehatan, kecantikan dan produk-produk umum lainnya. Para peritel tradisional dapat menjadi produk substitusi karena peritel tradisional merupakan pasar tradisional yang menyediakan segala kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan konsumen secara lebih lebih lengkap bila dengan Indomaret. Indomaret hanya menjual beberapa produk seperti, kebutuhan sembako, makanan kemasan, nonmakanan dll. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen Kekuatan posisi tawar menawar pembeli lebih kuat dibandingkan perusahaan ritelnya. Ini dikarenakan perusahaan menjual produk kebutuhan sehari-hari dengan konsumennya adalah konsumen akhir. Konsumen yang membeli produk kebutuhan sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan keadaan perekonomian negara yang masih belum stabil. Jadi, perusahaan harus menetapkan harga yang tepat dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kekuatan yang dimiliki pembeli mampu memaksa harga turun, peningkatan pelayan dan kualitas, dalam hal menetapkan harga IDF Keb-Lama tidak secara langsung menentukan harga, harga sepenuhnya ditentukan oleh franchisor-nya Indomaret dan harga yang ditawarkan merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar yang sifatnya tetap (fix). Dan dalam hal ini, kekuatan tawar menawar pembeli ataupun konsumen bisa dikatakan sangat rendah. 5. Kekuatan Tawar-Menawar Penjual / Pemasok
117
Kekuatan posisi Indomaret franchisee PT Akindo lebih lemah dibandingkan dengan pemasoknya. Dikarenakan Indomaret franchisee PT Akindo merupakan terwaralaba dari PT Indomarco Prismatama. Dengan demikian supply barang Indomaret
franchisee PT Akindo, seratus persen berasal dari PT Indomarco Prismatama dengan beberapa suppliers yang sudah ditentukan sebelumnya, ≥ 500 pemasok. Dalam hal ini, Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan dijualnya. Dilihat dari jumlah pemasok yang banyak, pembelian barang dengan skala yang besar, produk pemasok terdiferensiasi. Tetapi tidak untuk Indomaret franchisee Kebayoran Lama, karena tawar menawar penjual ataupun pemasok dalam hal ini rendah.
118
Berikut di bawah ini gambar analisis Porter untuk IDF Keb-Lama 26 : Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru •
Hambatan masuk bagi pendatang baru tidak mudah, dan cenderung tinggi
Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Kekuatan TawarMenawar Penjual / Pemasok
Kekuatan TawarMenawar Pembeli / Konsumen Cenderung rendah,
Cenderung rendah, karena seratus persen
•
Alfamart
barang dagangan
•
Alfamidi
berasal dari
•
Circle-K
PT Indomarco
•
Patra Mart
Prismatama, dengan
•
S’Mart
banyak suppliers yang
•
Madani Mart
telah ditentukan
•
Seven Days
sebelumnya ≥ 500
•
Ahadmart
pemasok).
karena harga yang ditawarkan tetap(fix), dan ditujukan kepada: • Konsumen Akhir (End User)
Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Ancaman produk substitusi bagi Indomaret adalah para peritel tradisional Sumber : Hasil Analisis Wawancara IDF Keb-Lama
Gambar 4.7 Analisis Porter IDF Keb-Lama 26
119
4.4 Analisis Sistem NonWaralaba Mandiri Ahadmart 4.4.1 NonWaralaba Mandiri Ahadmart Mendirikan minimarket nonwaralaba mandiri, ditengah-tengah ramainya pasar modern seperti supermarket yang bermunculan dimana-mana, minimarket waralaba dengan merek yang sudah terkenal, bahkan saat ini hypermarket pun yang berdiri di setiap kota besar dengan promosi yang gila-gilaan fantastis, dan terkadang jauh dibawah harga beli peritel kecil seperti warung dan toko tradisional, namun minimarket nonwaralaba mandiri tetap memilki target pasarnya sendiri dan mempunyai posisi yang sangat penting sebagai mata rantai perdagangan barang, khususnya kebutuhan seharihari. Salah satu nonwaralaba mandiri minimarket adalah Ahadmart, yang telah membuka beberapa gerainya dengan tetap sistem nonwaralaba. Ahadmart ini, tetap bisa bersaing dengan sistem waralaba minimarket yang lainnya seperti merek yang telah terkenal yaitu Indomaret dan Alfamart. Tetapi kemungkinan Ahadmart menjadi market
leader (pemimpin pasar) belum bisa, peluang yang bisa diraih minimarket mandiri untuk sementara waktu ini berada pada posisi market follower (pengikut pasar). Jika sekadar harga jual promosi minimarket nonwaralaba mandiri sama dengan harga jual promosi minimarket waralaba itu masih bisa dilakukan. Segalanya mungkin untuk dilakukan, jadi bisa dikatakan antara minimarket waralaba dan nonwaralaba mandiri memiliki posisi yang sama kuatnya dalam perdagangan ritel.
4.4.2 Memulai Mendirikan NonWaralaba Mandiri Minimarket Ahadmart 4.4.2.1 Investasi Awal Untuk mendirikan minimarket Ahadmart mandiri ini, investasi awal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
120
Tabel 4.10 Perincian Investasi Awal Minimarket Mandiri Ahadmart Rincian
Biaya
1. Tanah/Bangunan
Rp.200.000.000,-
2. Sistem Perizinan/Legal
Rp. 7.500.000,-
3. Sistem Instalasi dan Renovasi Bangunan ( kelistrikan tambah daya, lampu dan AC)
Rp. 58.215.120,-
4. Sistem Perlengkapan dan Peralatan Toko
Rp.106.940.000,-
5. Sistem Peralatan Komputer dan Software
Rp. 43.150.000,-
6. Sistem Operasional Toko
Rp.225.000.000,-
(Pengadaan Barang Dagangan) 7. Biaya Promosi
Rp.5.000.000,-
8. Kendaraan Operasional (mobil box)
Rp.55.000.000,-
Total
Rp. 700.805.120,-
Sumber : Data Perusahaan Minimarket Ahadmart
Perincian biaya investasi, umumnya sudah termasuk faktor-faktor berikut : 1. Tanah/bangunan 2. Sistem Perizinan/Legal
•
NPWP (Nomor Pokok Wajib pajak)
•
PKP (Pengusaha Kena Pajak)
•
TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
•
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
•
SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)
121
• SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dari Pemda bagi yang dipersyaratkan atau dasar Undang-Undang Gangguan (HO) 3. Sistem Instalasi dan Renovasi Bangunan (pekerjaan bangunan, instalasi listrik penambahan daya, AC) 4. Sistem Perlengkapan dan Peralatan toko
•
Rak pinggir (single) 120 x 160 x 40 cm
•
Rak double (double) 200 x 160 40 cm
•
Rak end
•
Rak wing
•
Rak ATK
•
Rak roti
•
Rak majalah
•
Rak food corner
•
Kotak snack
•
Ramp besar
•
Ramp kecil
•
Meja kasir
•
Etalase produk khusus
•
Papan promosi
•
Meja kantor
•
Tempat floor display
•
Kursi lipat
•
Genset
•
Chiller
•
Pemadam kebakaran (3,5 kg)
122
•
Stabilizer listrik
•
Mesin fax
•
Telepon
•
Brankas
•
Sound system
•
Timbangan
•
Keranjang Belanja
•
Hanger
•
Bag sealer
•
Tap sealer
•
Convex miror
•
Rak gudang
•
Tangga aluminium
•
Pallet
•
Locker karyawan
•
Gembok
•
Logo buka & tutup
•
Peralatan acrylic
•
Kipas angin
•
Keset sabut
5. Sistem Peralatan Komputer dan Software •
Komputer (CPU+Monitor+Keyboard)
•
Printer
•
Software POS
123
•
Win XP
•
Scanner (tembak)
•
Scanner (stand)
•
UPS
•
Money Detector
•
Cash drawer
•
Sistem Operasional Toko (Pengadaan Barang Dagangan)
•
Biaya start-up dan promosi
•
Selebaran
•
Neon box 1,5 x 1 m per unit
•
Plang 2 m x 90 cm per unit
•
Kendaraan Operasional (mobil box)
4.4.2.2 Sistem Perizinan/Legal
Minimarket Ahadmart ini, berbentuk usaha perorangan. Dalam pendiriannya tidak wajib diperlukan Akta Pendirian (akta notaris), cukup dengan tulisan. Tetapi surat perizinan lainnya tetap diperlukan, agar usaha perorangan mempunyai kekuatan hukum, maka sebagai dasar hukum harus memiliki beberapa surat perizinan, yaitu : 1. Setifikat Bangunan 2. IMB (Izin mendirikan Bangunan) 3. KTP (Kartu Tanda Penduduk) 4. KK (Kartu Keluarga) 5. Dokumen penting, yang diperlukan :
124
•
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
•
PKP (Pengusaha Kena Pajak)
•
TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
•
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
•
SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)
•
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dari Pemda bagi yang dipersyaratkan atau dasar Undang-Undang Gangguan (HO)
4.4.2.3 Sistem Instalasi dan Renovasi Bangunan Renovasi bangunan yang dilakukan seluruhnya oleh pemilik toko, termasuk penentuan konsep atau desain dari minimarket ditentukan sendiri, yang dalam hal ini selaku pemilik toko. Pemilik toko bebas untuk berkreativitas dan berinovasi dalam menentukan apa yang diinginkan, sebagai ciri khas yang dapat membedakan dengan minimarket yang lainnya. Untuk instalasi adalah penambahan daya listrik. Penambahan ini dilakukan, apabila daya listrik yang ada sekarang kurang dari yang seharusnya dibutuhkan. Biasanya penambahan daya listrik ini mulai dari 900 watt sampai dengan 1300 watt. Untuk minimarket Ahadmart penambahan daya listrik yang diperlukan mulai dari 6600 watt sampai dengan 7700 watt. Dan diperlukan AC Split dengan Type 1.5 PK @ 3 unit dan Type 1 PK @ 2 unit. Seluruh biaya instalasi dan renovasi Bangunan, dibebankan kepada sang pemilik toko.
4.4.2.4 Sistem Perlengkapan dan Peralatan Toko Perlengkapan dan peralatan toko yang diperlukan dalam mendiirikan
minimarket Ahadmart, sepenuhnya ditentukan oleh pemilik toko. Sebagai pemilik
125
toko, bebas memilih perlengkapan dan peralatan apa saja yang diperlukan. Sebelumnya pemilik toko memperkirakan estimasi perlengkapan dan peralatan apa saja yang diperlukan, seperti :
•
Rak pinggir (single) 120 x 160 x 40 cm @ 30 unit
•
Rak double (double) 200 x 160 40 cm @ 15 unit
•
Rak end @ 5 unit
•
Rak wing @ 5 unit
•
Rak ATK @ 1 unit
•
Rak roti @ 1unit
•
Rak majalah @ 1 unit
•
Rak food corner @ 1unit
•
Kotak snack curah @ 12 unit
•
Ramp besar @ 2 unit
•
Ramp kecil @ 1 unit
•
Meja kasir @ 2 set
•
Etalase produk khusus @ 1unit
•
Papan promosi @ 1 unit
•
Meja kantor @ 1 unit
•
Tempat floor display @ 1 set
•
Kursi lipat @ 4 unit
•
Genset @ 1 unit
•
Chiller @ 2 unit
•
Pemadam kebakaran (3,5 kg) @ 1 unit
•
Stabilizer listrik @ 1unit
•
Mesin fax @ 1unit
126
•
Telepon @ 1 unit
•
Brankas @ 1 unit
•
Sound system @ 1 set
•
Timbangan @ 1 unit
•
Keranjang Belanja @ 20 unit
•
Hanger @ 1 set
•
Bag sealer @ 1unit
•
Tap sealer @ 1unit
•
Convex miror @ 1 unit
•
Rak gudang @ 4 unit
•
Tangga aluminium @ 1 unit
•
Pallet @ 1 set
•
Locker karyawan @ 1 unit
•
Gembok @ 2 unit
•
Logo buka & tutup @ 1 buah
•
Peralatan acrylic @ 1 set
•
Kipas angin @ 1 unit
•
Keset sabut @ 1 unit
Seluruh biaya perlengkapan dan peralatan toko, merupakan biaya harus dikeluarkan sang pemilik toko.
4.4.2.5 Sistem Peralatan Komputer dan Software Sistem peralatan komputer yang digunakan sama halnya dengan peralatan-peralatan komputer lainnya. Sistem peralatan komputer dan software yang diperlukan adalah sebagai berikut :
127
•
Komputer (CPU+Monitor+Keyboard) @ 3 unit
•
Printer @ 3 unit
•
Software POS @ 1 set
•
Win XP @ 1 set
•
Scanner (tembak) @ 1 unit
•
Scanner (stand) @ 2 unit
•
UPS @ 1 unit
•
Money Detector @ 1 unit
•
Cash drawer @ 2 set
Seluruh biaya peralatan komputer dan software yang diperlukan, dibebankan kepada sang pemilik toko. Dan penggunaan software, yang dipakai tergantung pada kemampuan dan kapsitas yang dibutuhkan.
4.4.2.6 Sistem Operasional Toko 4.4.2.6.1 Desain Toko Dengan manajemen mandiri, bentuk ukuran, bahkan rancangan toko sepenuhnya menjadi otoritas sang pemilik ataupun pencetus gagasan Ahadmart. Dan dalam hal ini pemilik Hamdani Harman membuat standardisasi sesuai dengan kreativitas masing-masing. Oleh karena itu, kreativitas sangat penting dimiliki oleh pemilik toko. Hamdani Harman bisa menyesuaikan dengan kondisi lahan yang ada dan merancang toko sekreatif dan menarik mungkin seperti Ahadmart Pondok Kacang.
128
4.4.2.6.2 Pengelolaan Barang Dagangan Barang dagangan merupakan bauran produk yang menjadi aset terbesar dalam sebuah bisnis minimarket. Sehingga barang dagangan harus dikelola secara sistematis dan menyeluruh. Adapun unsur-unsur pengelolaan barang dagangan dalam bisnis minimarket adalah : pengadaan barang dagangan, pengelompokan dan pemberian kode barang, penetapan harga jual barang dan stock opname.
4.4.2.6.2.1 Pengadaan Barang Dagangan a. Pemesanan Pembelian Pertimbangan utama dalam memilih dan membeli produk adalah sertifikasi halal MUI dan kebutuhan harian yang umum dibutuhkan pasar. Dan selaku pemilik, Hamdani sangat selektif dalam memilih dan membeli produk. Pembelian barang dagangan pada Ahadmart minimarket dimulai dari proses pemesanan barang dagangan dirak-rak display. Proses pembelian barang dagangan dilakukan dengan cara memesan langsung, baik lewat telepon maupun kepada sales yang mengunjungi toko. Pemesanan barang dagangan dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan : perhitungan berapa lama waktu yang dibutuhkan mulai barang dipesan sampai barang datang, jumlah yang cukup untuk memenuhi konsumen dalam satu periode penjualan, dan batas jumlah minimal stok barang.
129
Dan untuk pembelian barang dagangan pada Ahadmart dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu melalui konsinyasi dan
cash/tunai. Untuk barang-barang yang pembelian barangnya dilakukan dengan konsinyasi seperti susu, minyak, makanan ringan dan kebutuhan pokok lainnya. Pembayaran ini dilakukan dengan
kesepakatan
bersama,
dan
sistem
pembayaran
konsinyasi ini memberikan kontribusi keuntungan yang cukup tinggi,
yaitu
mencapai
5%-20%.
Khusus
untuk
sistem
konsinyasi, pembayaran dilakukan setelah barang dagangan datang, kemudian setiap 2 (dua) minggu setelahnya baru dilakukan pembayaran. Dan untuk pembayaran cash seperti elektronik
,
perlengkapan
dan
peralatan
perlengkapan bayi seperti boneka,dll
rumah
tangga,
dibeli dan dibayar
langsung putus. Pengadaan barang dagangan harus memiliki ketepatan dalam jenis,
model, warna, ukuran, merek, dan harga. Maka tidak
heran, apabila barang dagangan yang berada di dalam Ahadmart minimarket ini sangat lengkap, selain makanan dan minuman yang terdiri dari berbagai macam produk dan bervariasi, terdapat pula perlengkapan dan peralatan rumah tangga elektronik maupun non-elektronik, perlengkapan bayi, pakaian
dewasa
seperti
baju,celana,sepatu,sendal,
aksesoris lainnya seperti dompet, dll. b.
Penerimaan Barang dan Retur
dan
130
Penerimaan barang dagangan Ahadmart, pada saat barang dagangan yang dipesan datang, bagian Kepala Toko/Asisten Kepala Toko bersama divisi Gudang/Merchandiser melakukan pencocokan jumlah dan harga barang yang sesuai dengan pesanan. Pencocokan itu antara lain, faktur dari pemasok dengan jumlah, harga, tipe, ukuran dan lain-lainnya. Dan apabila pada saat penerimaan barang terdapat beberapa barang dalam keadaan yang tidak baik, ada cacat ataupun kadaluwarsa, barang dagangan tersebut dapat dikembalikan atau dilakukan retur. c.
Penempatan dan Penataan Barang Penempatan barang dagangan pada Ahadmart, terlebih dahulu ditempatkan gudang untuk barang yang kondisinya baik dengan tanggal kadaluwarsa yang masih lama. Dan selanjutnya ditempatkan ke rak display sesuai dengan kategori/golongan yang sudah disediakan dan tidak bercampur baur antara golongan yang satu dengan yang lain, barang dagangan ditempatkan apabila barang-barang sudah kosong dan tidak terisi. Penataan toko sebisa mungkin harus memudahkan konsumen dalam memilih produk dan menghindarkan konsumen dari kelelahan. Salah satu solusi dari manajemen Ahadmart dalam mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan penataan barang secara vertikal. Penyusunan barang secara vertikal akan lebih
memudahkan
pelanggan
untuk
memilih
dan
131
membandingkan produk yang akan dibelinya. Disamping itu, tampilan display barang akan tampak lebih menarik karena adanya pengelompokan warna. Hasil akhir penataan barang yang baik adalah tingginya dorongan berbelanja pada konsumen dan meningkatnya omset penjualan. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan manajemen Ahadmart dalam penempatan dan penataan barang adalah sebagai berikut : • Penataan display rak dalam ruangan panjang, maksimal harus 3 meter dan perlu diberi sekat agar konsumen tidak cepat lelah dalam berbelanja • Produk makanan dan bukan makanan harus dipisahkan • Letakkan barang-barang yang masuk kategori fast moving atau cepat laku pada rak yang paling mudah dijangkau konsumen
4.4.2.6.2.2 Pengelompokkan dan Pemberian Kode Barang Pengelompokkan
barang
dagangan
dalam
manajemen
Ahadamart, sesuai dengan jenis kategori barang dan pengelompokkan warna. Untuk pemberian kode barang atau barcode yang belum tertera pada kemasan produk, manajemen Ahadmart membuat sendiri kode barang tersebut, seperti perlengkapan dan peralatan rumah tangga, pakaian dan seluruh barang/produk maupun kemasan yang sebelumnya tidak tertera barcode.
132
4.4.2.6.2.3 Penetapan Harga Jual Barang Dalam menetapkan harga jual dalam rangka memberikan harga yang kompetitif dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor, yaitu membangun komunikasi yang baik dengan pemasok barang, margin keuntungan yang ingin dicapai, harga pasar atau pesaing dan negoisasi diskon produk. Keempat faktor ini yang menjadi pertimbangan manajemen Ahdamart, dalam menetapkan kebijakan harga jualnya. Manajemen Ahadmart harus jeli
dan kreatif dalam
memainkan harga, dan tidak terpaku pada standar umum. Hal ini bisa dilakukan karena Ahadmart sendiri, telah memiliki beberapa supplier yang menawarkan harga diskon yang tetapi tetap memiliki kualitas yang baik, diskon yang ditawarkan dari supplier bisa 2,5% sampai dengan 25%, tergantung jenis produk yang ditawarkan. Dan kemudian, membuat standardisasi harga produk khas Ahadmart yang juga melihat margin keuntungan yang ingin dicapai. Jika ada satu item barang yang dirasa lebih mahal apabila dibandingkan produk serupa ditempat lain, maka Ahadmart akan menawarkan harga yang jauh lebih murah utuk item yang lain. Hal ini tidak terlepas dari sistem kompetisi yang berlaku di lapangan dan target pasar yang menjadi incaran. Dan umumnya margin keuntungan produk yang dijualnya cukup besar sekitar 5% sampai dengan 15%. Meski begitu, untuk produk tertentu seperti dompet, sepatu, sendal, mainan anak-anak, dll margin keuntungan bisa mencapai 50%.
Sementara untuk produk sembako dan makanan ringan,
margin keuntungan maksimal 15%. Setelah mengitung harga jual, selanjutnya Manajemen Ahadmart membuat label harga atau barcode dan tempelkan pada rak di mana produk tersebut ditempatkan.
133
4.4.2.6.2.4 Stock Opname
Stock Opname (pemeriksaan) secara berkala untuk semua jenis barang yang ada di rak display maupun yang masih tersimpan di gudang. Dan didalam Manajemen Ahadmart ini, stock opname dilakukan 6 (enam) bulan sekali yang dilakukan dengan Kepala Toko, Asisten Kepala Toko dan Gudang/Merchandiser. Dan disinilah Manajemen Ahadmart merasa kurang dalam memanfaatkan manajemennya, karena stock opname yang dilakukan Ahadmart belum sepenuhnya berjalan dengan baik diakibatkan kurangnya pelatihan.
4.4.2.6.3 Pengelolaan Uang Tunai Penjualan dilaksanakan secara tunai dan kredit (kartu kredit maupun debit card) dan tidak ada pemberian potongan harga dalam bentuk apapun, kecuali dalam hal terdapat program promosi yang telah ditetapkan. Pemilik toko memiliki 1 (satu) rekening pribadi, dan seluruh arus kas laba yang diperoleh selama 1 (bulan) ditransfer langsung ke rekening pemilik toko.
4.4.2.7
Sistem Manajemen Sistem manajemen personalia yang diterapkan sangat sederhana
dan
bersifat kekeluargaan. Setiap karyawan mengerjakan semua tugas operasional harian toko, termasuk mengontrol barang masuk, melayani pelanggan, dan pelaporan penjualan. Selaku pemilik toko, Hamdani memiliki wewenang penuh dalam hal : 1. Perekrutan 2. Pelatihan
134
3. Penetapan dan pembayaran gaji 4. Penentuan lokasi kerja 5. Penentuan jabatan 6. Pembagian tugas 7. Penetapan jam kerja Konsep yang terus dipertahankan Hamdani selaku pemilik toko Ahadmart sejak pertama membuka toko adalah kualitas pelayanan. Setiap karyawan dibentuk untuk selalu menjaga kesopanan dan keramahan dalam melayani kebutuhan konsumen. Hamdani menerapkan sistem kerja dua shift, dengan menugaskan lima karyawan pada tiap shift. Pembagian shift terdiri atas shift satu, mulai pukul 7.30 pagi hingga 3 sore. Dan, shift dua mulai pukul 2.30 siang hingga 10 malam.
4.4.2.8 Prospektus Bisnis Prospektus bisnis ini ditinjau dari sisi keuangan, untuk mengetahui penilaian suatu investasi dan analisa keuntungan terhadap Ahadmart minimarket. Metode yang digunakan adalah Payback Period dan Break Even Pont, yang dijelaskan sebagai berikut : a.
Payback Period Perhitungan untuk mencari jangka waktu pengembalian :
Initial Investment
700.805.120
Tahun ke 1 : Net Cashflow 2004
(193.439.890) Sisa
Tahun ke 2 : Net Cashflow 2005
176.190.946 Sisa
Tahun ke 3 : Net Cashflow 2006
894.245.010
718.054.064 212.386.910
135
Sisa Tahun ke 4 : Net Cashflow 2007
505.667.154 362.561.735
Sisa
143.105.419
Net cash flow tahun 2008 sebesar Rp.244.797.727,- maka sisa waktu payback adalah 143.105.419 244.797.727 X 12 bulan = 7 bulan 2 hari Jadi keseluruhan masa payback pengembalian investasi adalah 4 tahun 7 bulan 2 hari. b. Break Even Point Tingkat kegiatan minimal yang harus dicapai, dimana tingkat tersebut perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian, yang dianalisisis dalam bentuk persentase dan Rupiah yang dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini : Tabel 4.11 Break Even Point Ahadmart Minimarket Tahun Tahun-1.2004
BEP Dalam % 41.32%
BEP Dalam Rp Rp.1.365.353.000
Tahun-2.2005
45.15%
Rp.1.375.965.000
Tahun-3.2006
41.95%
Rp.1.470.094.000
Tahun-4.2007
30,22%
Rp.1.272.329.000
Tahun-5.2008
39.89%
Rp.1.510.319.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data, Penulis, 2009
Dari analisis Payback Period dan Break Even Point dengan investasi awal sebesar Rp.700.805.120 yang dianalisis, memiliki
payback pengembalian investasinya adalah 4 tahun 7 bulan 2 hari
136
dan untuk Break Even Point dianalisis dalam bentuk persen dan Rupiah, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kegiatan minimal yang harus dicapai pada saat perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian memiliki pencapaian BEP dalam bentuk rupiah yang tidak terlalu besar dan dalam bentuk persen yang rendah pula. 4.4.3 Analisis Porter Dalam menganalisis kondisi bisnis suatu perusahaan, dapat digunakan analisis lima kekuatan bersaing (five competitive forces). Analisis lima kekuatan bersaing ini dapat menentukan profitabilitas perusahaan yang menjadi daya tarik suatu industri. Aturan persaingan berdasarkan Porter meliputi masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti (substitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli, kekuatan penawaran pemasok dan persaingan diantara pesaing yang ada. Analisis lima kekuatan bersaing pada Ahadmart Minimarket Pondok Kacang adalah sebagai berikut : 1.
Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini dan
persaingan tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya minimarket waralaba dan nonwaralaba mandiri baru seperti Ahadmart Pondok Kacang ini, yang merupakan kategori pengecer dan semakin bertambahnya pendirian cabang-cabang gerai baru oleh perusahaan ritel baik dengan sistem waralaba maupun nonwaralaba mandiri. Dalam hal persaingan, diantara ritel-ritel modern, pesaing-pesaing langsung bagi Ahadmart adalah Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Circle-K, Patra Mart, S’Mart, Madani Mart dan Seven Days. Dari semua kompetitor dengan kategori peritel yang sama sangat memungkinkan berbeda yang dilihat dari kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk yang
137
terus meningkat, harga produk yang menjadi lebih murah. Sehingga di sekitar lokasi perusahaan ritel terdapat beberapa bisnis yang menjadi pesaing sejenis. Pesaingpesaing yang berada disekitar Ahadmart Pondok Kacang ini adalah Indomaret Pondok Kacang, Alfamart Pondok Kacang, sedangkan supermarket dan hypermarket seperti Carrefour Ciledug adalah pesaing-pesaing yang sifatnya tidak langsung karena kategori ritelnya memang berbeda. Jadi dengan adanya para pesaing-pesaing baru dari bisnis ritel yang terus bermunculan, maka persaingan di dalam industri ini masih cenderung cukup tinggi. 2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Dalam bisnis ritel, kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dikatakan tidak mudah. Karena hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar. Hal ini disebabkan karena untuk masuk ke dalam industri bisnis ritel, khususnya minimarket nonwaralaba mandiri diperlukan modal yang cukup besar, kebutuhan akan diferensiasi
produk
yang
banyak
(beraneka
ragam)
atau
lebih
bervariasi
dibandingkan dengan minimarket waralaba, memperoleh akses untuk mendapatkan barang dagangan dengan memiliki saluran distribusi/pemasok yang luas. 3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi Pada industri ritel, sama halnya dengan Indomaret, khususnya minimarket ancaman produk substltusinya adalah para peritel tradisional. Hal ini dapat dengan jelas dikatakan bahwa, para peritel tradisional memiliki banyak produk beragam sebagai barang pengganti. Penjualan makanan, daging, sayuran serta produk-produk makanan lainnya, serta melakukan pembatasan penjualan terhadap produk-produk nonmakanan, seperti produk kesehatan, kecantikan dan produk-produk umum lainnya. Para peritel tradisional dapat menjadi produk substitusi karena peritel tradisional merupakan pasar tradisional yang menyediakan segala kebutuhan
138
barang-barang yang dibutuhkan konsumen secara lebih lebih lengkap bila dengan Indomaret. Indomaret hanya menjual beberapa produk seperti, kebutuhan sembako, makanan kemasan, nonmakanan dll. Produk-produk yang dijual pada Ahadmart selain beraneka ragam. Tapi untuk Ahadmart minimarket ini, barang yang ditawarkan setidaknya jauh lebih melengkapi apabila dibandingkan dengan produkproduk yang ada di Indomaret. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli/Konsumen Kekuatan posisi tawar menawar pembeli Ahadmart minimarket ini lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan ritelnya. Konsumen yang membeli produk kebutuhan sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan keadaan perekonomian negara yang masih belum stabil. Manajemen Ahadmart harus peka dalam menetapkan harga barang yang akan dijual dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasaan kepada konsumen. Berbagai macam produk yang ditawarkan pada Ahadmart minimarket merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi, karena harga yang ditawarkan sekarang ini adalah harga tetap (fix). Dan dalam hal ini, kekuatan tawar-menawar pembeli ataupun konsumen bisa dikatakan sangat rendah. 5.
Kekuatan Tawar-Menawar Penjual/Pemasok Kekuatan posisi tawar-menawar Ahadmart minimarket lebih cenderung tinggi
apabila dibandingkan dengan pemasok atau supplier-nya. Dikarenakan Ahadmart
minimarket mencari sendiri para suppliernya dan menjalin kerjasama dengan puluhan sampai dengan ratusan supplier dalam memasok barang. Posisi tawarmenawar yang dilakukan manajemen Ahadmart dalam menghadapi para pemasok, dalam posisi yang sangat baik, hal ini dapat ditunjukkan dalam melakukan pengadaan barang dagangan Ahadmart memperoleh potongan harga (diskon) dari
139
supplier mulai dari 2,5% sampai dengan 25% tergantung dari jenis produk yang ditawarkan. Dan bisa dikatakan, Ahadmart minimarket memiliki posisi yang baik dan cenderung tinggi dalam menentukan produk yang akan dijualnya pada konsumen.
140
Berikut di bawah ini gambar analisis Porter untuk Ahadmart minimarket : Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru •
Hambatan masuk bagi pendatang baru tidak mudah, dan cenderung tinggi
Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Kekuatan TawarMenawar Penjual / Pemasok
Kekuatan TawarMenawar Pembeli / Konsumen Cenderung rendah,
Cenderung tinggi, karena seluruh barang
•
Indomaret
dagangan yang
•
Alfamart
ditawarkan supplier
•
Alfamidi
mendapatkan
•
Circle-K
potongan harga
•
Patra Mart
(diskon) 2,5% sampai
•
S’Mart
dengan 25%.
•
Madani Mart
Dan pemilihan supplier
•
Seven Days
karena harga yang ditawarkan tetap (fix), dan ditujukan kepada: • Konsumen Akhir (End User)
ditentukan sendiri.
Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Ancaman produk substitusi bagi Indomaret adalah para peritel tradisional
Sumber : Hasil Analisis Wawancara Ahadmart Minimarket
Gambar 4.8 Analisis Porter Ahadmart Minimarket
141
4.5 Usulan Sistem Minimarket yang Lebih Menguntungkan Dalam memberikan usulan atau rekomendasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memilih minimarket yang lebih menguntungkan saat ini, penulis menganalisis sistem waralaba dan nonwaralaba mandiri pada bisnis ritel jaringan minimarket dari masing-masing sistem yang ada dan metode analisis Porter dari kedua perusahaan. 4.5.1 Analisis Sistem Waralaba dan NonWaralaba Mandiri Analisis sistem waralaba dan nonwaralaba mandiri dari masing-masing sistem kedua perusahaan, akan dijelaskan dalam tabel 4.12, sebagai berikut : Tabel 4.12 Analisis Sistem Waralaba dan NonWaralaba Mandiri
Investasi Awal
Waralaba
NonWaralaba Mandiri
Investasi awal yang dibayarkan
Investasi awal yang dikeluarkan
franchisee sebesar
sebesar Rp.700.805.120. Semua
Rp.483.514.950,-.
sudah termasuk tanah dan
Semua sudah termasuk tanah
bangunan, sistem
dan bangunan, biaya waralaba
perizinan/legal, sistem instalasi
(franchise fee), sistem
dan renovasi bangunan, sistem
perizinan/legal, sistem instalasi
perlengkapan dan peralatan
dan renovasi bangunan, sistem
toko, sistem peralatn komputer
perlengkapan dan peralatan
dan sofware, sistem operasional
toko, sistem peralatan komputer
toko (pengadaan barang
dan software, biaya start-up dan
dagangan), biaya start-up dan
promosi, kendaraan operasional
promosi, kendaraan operasional
(motor) dan biaya lain-lain
(mobil).
yang tidak terduga.
Franchise Fee
Franchise fee
-
(biaya waralaba) yang
(tidak diperlukan)
dibayarkan sang franchise kepada franchisor sebesar
142
Rp.56.250.000,-. Biaya ini dibayarkan atas penggunaan merek, logo dan sistem operasi selama perjanjian dalam waktu 5 (lima) tahun.
Royalty Fee
Royalty fee dibayarkan sang
-
franchise setiap bulannya dari
(tidak diperlukan)
laba operasional. Royalty akan langsung diperhitungkan ataupun dipotong oleh
franchisor dari dana hasil penjualan atau sales setiap tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. Sistem
Sistem perizinan/legalitas
Sistem perizinan/legalitas dari
Perizinan/Legal
kerjasama waralaba Indomaret,
usaha nonwaralaba mandiri ini
hukumnya legal.
berbentuk usaha perorangan.
Dokumen yang diperlukan,
Tidak perlu akta notaris, tetapi
dalam melakukan kerjasama,
surat perizinan lainnya tetap
seperti :
diperlukan, seperti :
1.Sertifikat bangunan
1. Sertifikat bangunan
2. Izin Mendirikan Bangunan
2. Izin mendirikan bangunan
(IMB) 3. Kartu Tanda Penduduk (KTP),
4.Kartu Keluarga (KK) 5. NPWP (Nomor Pokok Wajib
4. Kartu Keluarga (KK)
Pajak)
5. Surat Izin Tempat Usaha
6. PKP (Pengusaha Kena Pajak)
(SITU) 6.Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
3. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
7. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 8. SIUP (Surat Izin
143
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 8. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 9. Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba (STPUW) 10.Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
Perdagangan) 9. SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha) 10. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dari Pemda bagi yang dipersyaratkan atau dasar Undang-Undang Gangguan (HO) Biaya perizinan/legal yang harus
11.Pengusaha Kena Pajak
ditanggung sebesar
(PKP).
Rp.7.500.000
Biaya sistem perizinan/legal sebesar Rp.10.000.000,-. Sistem Instalasi
Seluruh biaya instalasi listrik
Seluruh biaya instalasi listrik
dan Renovasi
(penambahan daya listrik dari
(penambahan daya listrik dari
Bangunan
6300 W ke 7400 W), pekerjaan
6600 W ke 7700 W), pekerjaan
bangunan dan AC, dibebankan
bangunan dan AC, dan seluruh
oleh sang franchise, dengan
konsep beserta desainnya bebas
seluruh konsep dan desainnya
berinovasi. Besar biaya instalasi
ditentukan oleh franchisor.
dan renovasi bangunan yang
Besar biaya instalasi dan
harus dikeluarkan sebesar
renovasi bangunan yang
Rp.58.215.120
dibebankan kepada franchise sebesar Rp. 76.573.950,-.
Sistem
Seluruh perlengkapan dan
Seluruh perlengkapan dan
Perlengkapan dan
peralatan toko tergantung
peralatan toko tergantung
Peralatan Toko
dengan luasan toko, dan
dengan luasan toko pemilik.
menjadi tanggung jawab
Biaya yang dikeluarkan dalam
franchisor dalam memutuskan
pembelian perlengkapan dan
apa-apa saja yang diperlukan,
peralatan toko sebesar
franchisor memberikan estimasi
Rp.106.940.000.
144
biaya-biaya perlengkapan dan peralatan. Dan seluruh biayanya menjadi tanggung jawab
franchise dalam membayar biaya perlengkapan dan peralatan toko. Biaya yang dibebankan sebesar Rp. 70.446.000,-. Sistem Peralatan
Sama halnya dengan sistem
Sistem peralatan komputer dan
Komputer dan
peralatan komputer yang
software yang dugunakan
Software
lainnya, IDF Keb-Lama 26
berdasarkan luasan toko yang
memiliki 2 unit komputer yang
ada. Di minimarket Ahadmart
dilengkapi CPU, monitor,
memiliki 3 unit komputer yang
keyboard, scanner dan cash
dilengkapi CPU, monitor,
drawer. Software yang
keyboard dan scanner dan
digunakan adalah point of sales
money detector. Software yang
(POS) dan Win XP Prof. Unit dari
digunakan adalah point of sales
peralatan komputer software
(POS) dan Win XP. Biaya yang
tergantung pada luasan toko
harus dikeluarkan sebesar
dan biaya yang dibebankan
Rp.43.150.000,-.
franchisee sebesar Rp.37.870.000,-.
Sistem Operasional Toko
Desain toko, pengelolaan
Desain toko, pengelolaan barang
barang dagangan (pengadaan
dagangan (pengadaan barang
barang dagangan,
dagangan, pengelompokan dan
pengelompokan dan pemberian
pemberian barang kode barang,
kode barang, penetapan harga
penetapan harga jual barang,
jual barang, stock opname)
stock opname) beserta
beserta pengelolaan uang tunai,
pengelolaan uang tunai
semua terintegrasi pusat. Untuk
sepenuhnya menjadi hak pemilik
145
stock opname dilakukan 1 (satu)
toko. Pembelian untuk
minggu sekali.
pengadaan barang dagangan awal dibutuhkan Rp.225.000.000. Untuk pemeriksaan (stock opname) dilakukan 6 (enam) bulan sekali, karena kurangnya pelatihan karyawan.
Sistem Manajemen
Sistem manajemen Indomaret
Seperti manajemen yang
memiliki sistem dan pola
diberlakukan sangat sederhana
tersendiri. Seluruh perekrutan,
dan kekeluargaan. Dalam hal ini
pelatihan, penetapan dan
selaku pemilik toko memiliki
pembayaran gaji, penetapan
wewenang penuh dalam,
lokasi kerja, penentuan jabatan,
perekrutan, pelatihan,
pembagian tugas dan penetapan
penetapan dan pembayaran gaji,
jam kerja dilakukan oleh pusat
penetapan lokasi kerja,
franchisor.
penentuan jabatan, pembagian tugas dan penetapan jam kerja.
Prospektus Bisnis
• Payback Period : 4 tahun 1 bulan 13 hari • BEP :
4 tahun 7 bulan 2 hari • BEP :
Tahun 1 : 1.939.903.846 (48,18%) Tahun 2 : 2.085.000.000 (47.12%) Tahun 3 : 2.162.825.752 (44.58%) Tahun 4 : 2.286.247.306 (43.62%)
• Payback Period :
Tahun 1 : 1.365.353.000 (41.32%) Tahun 2 : 1.375.965.000 (45.15%) Tahun 3 : 1.470.094.000 (41.95%) Tahun 4 : 1.272.329.000 (30.22%)
146
Tahun 5 : 2.174.661.301
Tahun 5 : 1.510.319.000
(46.37%)
(39.89%)
Sumber : Hasil Analisis Data, 2009
4.5.2 Analisis Porter Sistem Waralaba dan NonWaralaba Mandiri Dari kedua analisis Porter yang sudah dianalisis dari kedua Sistem Waralaba dan NonWaralaba Mandiri, dapat diketahui kondisi bisnis dari masing-masing perusahaan. Dibawah ini adalah hasil dari Analisis Porter dari masing-masing sistem : 4.5.2.1 Analisis Porter Sistem Waralaba Indomaret Dapat diketahui bahwa Industri bisnis ritel masih terus berkembang dengan pesatnya. Beberapa minimarket yang menjadi pesaing antar perusahaan sejenis Alfamart, Alfamidi, Circle-K, Patra Mart, S’Mart, Madani Mart, Seven Days dan Ahadmart.
Kemungkinan
masuknya
pesaing
baru
tidak
mudah
karena
membutuhkan modal yang besar, kebutuhan akan diferensiasi produk yang banyak (beraneka ragam), dan memperoleh akses untuk masuk ke dalam saluran distribusi yang luas. Kekuatan tawar menawar pemasok, terintegrasi pusat dan pemasok telah ditentukan sebelumnya. Kekuatan tawar menawar pembeli pun cenderung rendah, karena harga yang ditawarkan tetap (fix) dan ditujukan pada konsumen akhir. Dan untuk produk pengembangan produk substitusi nya terletak pada peritel tradisional karna para peritel tradisional menyediakan hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari dengan kata lain produk-produk yang dijual beragam dan secara tidak langsung produk-produk yang dijual telah saling bersubstitusi.
147
4.5.2.2 Analisis Porter Sistem NonWaralaba Ahadmart Sama halnya dengan Analisis Porter Sistem Waralaba Indomaret, kondisi bisnis perusahaan jelas sangat berkembang pesat ditambah dengan hadirnya
minimarket nonwaralaba mandiri yang semakin bermunculan. Tetapi untuk masuknya pesaing baru cenderung tinggi dan tidak mudah, karena dibutuhkan modal untuk berinvestasi yang cukup besar, selain itu diferensiasi produk yang beragam, saluran distribusi yang meluas. Pesaing-pesaing antar perusahaan sejenis pada minimarket Ahadmart adalah Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Circle-K, Patra Mart,
S’Mart, Madani Mart dan Seven Days. Kekuatan tawar penawar pemasok
cenderung tinggi, karna harga yang ditawarkan pemasok mendapatkan potongan harga dari 2.5% sampai dengan 25% dan para supplier bebas menentukan sendiri. Sama halnya dengan Indomaret kekuatan tawar menawar konsumen cenderung rendah, karna harga tetap (fix). Dan untuk produk pengembangan produk substitusi nya terletak pada peritel tradisional karna para peritel tradisional menyediakan hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari karena produkproduk yang dijual sangat beragam dan secara tidak langsung produk-produk tersebut telah bersubstitusi dan tetapi untuk barang yang ditawarkan pada
minimarket Ahadmart jauh lebih bervariasi dan lebih menarik bila dibandingkan dengan produk di Indomaret.
4.6 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian yaitu berdasarkan data yang telah diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menganalisis masing-masing sistem dari minimarket waralaba dan minimarket nonwaralaba, analisis Porter serta wawancara dan studi pustaka yang dilakukan mengenai sistem waralaba dan nonwaralaba, maka dapat diusulkan atau
148
merekomendasikan sistem minimarket yang lebih menguntungkan saat ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis mengenai Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia diketahui bahwa, bisnis ritel mengalami perkembangan yang cukup pesat di beberapa tahun terakhir, yang dilihat dari total penjualan ritel di Indonesia yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dan penggerak utamanya terjadi pada perkembangan bisnis ritel modern, yang dilihat dengan omset pasar modern di setiap tahunnya. Berdasarkan hasil analisis sistem waralaba dan nonwaralaba mandiri jaringan
minimarket Indomaret dan Ahadmart, didapat bahwa sistem ini memiliki kelemahan dan keunggulannya masing-masing. Untuk analisis sistem waralaba jaringan minimarket Indomaret,
biaya
investasinya
tidak terlalu
besar
sebesar Rp.483.514.950,
dalam
bekerjasama menjadi terwaralaba Indomaret, sistem perizinan hukumnya legal segala pemprosesan dokumen akan dibantu pewaralaba dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.10.000.000, adanya franchise fee yang harus terwaralaba bayarkan pada saat perjanjian sebesar Rp.56.250.000 dan royalty fee yang harus dibayarkan franchisee akan langsung diperhitungkan dari dana hasil penjualan, instalasi dan renovasi bangunan biaya yang dikeluarkan lebih banyak sebesar Rp.76.573.950 dan tergantung dengan seberapa besar pekerjaan bangunan, penambahan daya listrik maupun AC yang digunakan, untuk pembelian perlengkapan dan peralatan toko sebesar Rp.70.446.000, peralatan komputer dan software dilihat dari masing-masing kegunaan dan luasan toko, yang dibebankan terwaralaba sebesar Rp.37.870.000, sistem operasional dilihat dari desain toko, pengelolaan barang dagangan dan pengelolaan uang tunai terintegrasi pusat Indomaret. Dilihat dari sistem manajemen, terlihat bahwa waralaba Indomaret memiliki konsep dan pola tersendiri dalam mengatur tenaga kerja. Untuk prospektus bisnis yang dilihat dari Payback Period adalah 4 tahun 1 bulan dan 13 hari dan untuk BEP pada Indomaret terlihat bahwa titik impas dan titik peluang pokoknya jauh lebih besar pencapaiannya dengan BEP pada Ahadmart minimarket.
149
Untuk analisis sistem nonwaralaba jaringan minimarket Ahadmart, investasinya jauh lebih besar Rp.700.805.120, nonwaralaba mandiri merupakan usaha perorangan yang tidak perlu akta notaris tetapi diperlukan perizinan lainnya sebesar Rp.7.500.000, untuk instalasi dan renovasi bangunan tergantung pada pekejaan bangunan dan instalasi listrik yang dibutuhkan, biaya ini sebesar Rp.58.215.120. Dalam pembelian perlengkapan dan peralatan toko tergantung pada luasan toko, biaya ini dikeluarkan sebesar Rp.106.940.000 sama halnya dengan peralatan komputer dan software dan untuk biaya ini sebesar Rp.43.150.000. Pada operasional toko, dilakukan desain toko, pengelolaan barang dagangan, pengelolaan uang tunai menjadi hak pemilik toko. Dan untuk pengelolaan barang dagangan diperlukan pengadaan barang dagangan sebesar Rp.225.000.000. Sistem manajemen yang diterapkan bersifat kekeluargaan dan sebagai pemilik toko, mampunyai wewenang dalam pengaturan tenaga kerja. Prospektus Bisnis yang dihasilkan dari Payback Period sebesar 4 tahun 7 bulan 2 hari dan untuk BEP sebagai titik impas lebih sedikit pencapaiannya bila dibandingkan dengan BEP pada waralaba Indomaret. Usulan atau rekomendasi minimarket yang lebih menguntungkan saat ini, setelah melihat dari kedua analisis sistem dan analisis Porter, adalah melakukan investasi dengan memilih minimarket nonwaralaba mandiri. Dengan investasi awal yang tidak terlalu jauh berbeda dengan berwaralaba, terlihat bahwa hasil Payback Period dari minimarket nonwaralaba bisa lebih menguntungkan dan untuk pencapaian Break Even Point atau titik pulang pokok pada tingkat perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian, lebih sedikit pencapaiannya bila dengan Break Even Point waralaba. Selain itu, dalam sistem
minimarket berwaralaba dikenakan biaya Royalty Fee, yang dipotong langsung dari dana hasil penjualan setiap bulannnya yang tarifnya dikenakan berdasarkan dana penjualan.
Minimarket nonwaralaba bebas menentukan harga, untuk mendapatkan margin yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dengan adanya kekuatan tawar menawar pemasok yang
150
cenderung tinggi, untuk memberikan potongan harga berkisar 2,5% sampai dengan 25%, berbeda dengan kekuatan tawar menawar pemasok dari minimarket berwaralaba, dikarenakan pemasok ditentukan oleh pusat distributor waralaba.