IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manajemen Pemeliharaan Breeder Strain broiler breeder yang digunakan dalam penelitian ini ialah Cobb 500, Ross 308 dan Hubbard Classic.
Ayam – ayam tersebut dipelihara di kandang
berbeda, dimana setiap kandangnya terdiri dari 5 pen dan setiap strain dipelihara dalam 3 kandang sehingga total keseluruhan kandang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 9 kandang. Perbandingan ayam jantan dan betina adalah 1:8. 1.
Kandang Ayam – ayam breeder yang digunakan dalam penelitian ini dipelihara di
kandang tertutup (closed house). Setiap kandang dilengkapi dengan tirai yang dapat dinaikan dan diturunkan sesuai kebutuhan. Setiap kandang terdiri dari 5 pen dengan luas yang sama.
Setiap pen dilengkapi dengan sangkar otomatis yang berguna
mengurangi stress akibat pengambilan telur, tempat pakan yang berbeda untuk ayam jantan (round feeder) betina (chain feeder) dan tempat minum. Temperatur dan kelembaban di dalam kandang setiap harinya di catat dan di ukur pagi, siang dan sore. Temperatur dan kelembaban di dalam kandang di control dengan memanfaatkan blower, cell pad yang dapat di set secara otomatis.
22
Temperatur di dalam kandang tercatat rata-rata berkisar 26ºC-30ºC, sementara temperatur di luar kandang berkisar antara 28ºC -33ºC. Rangsangan cahaya akan ditunda apabila terdapat ayam-ayam yang bobot badannya tidak seragam dan kurang dari standar. Respon ayam terhadap rangsangan cahaya tergantung pada kondisi, bobot badan dan umur ayam.
Setiap strain
memerlukan ukuran cahaya dalam satuan lux yang berbeda. Strain Cobb pada umur saat hen day production dibawah 5% membutuhkan cahaya sebesar 80-100 lux/hari selama 15 jam, pada saat hen day production mencapai 50% dibutuhkan 80-100 lux/hari selama 16 jam (Cobb, 2008). Strain Hubbard membutuhkan cahaya sebesar 60-80 lux/hari selama 16 jam. Strain ayam yang sakit dipisahkan dari pen tersebut dan ditempatkan di pen khusus yang telah dilengkapi oleh tempat pakan dan minum tersendiri. 2.
Pemberian pakan Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari, yaitu pada pagi hari jam
05.30. Waktu tersebut merupakan waktu kritis untuk produksi telur. Pakan pada ayam jantan akan habis dalam waktu 1 Jam sedangkan pada ayam betina membutuhkan waktu 3 sampai 4 Jam. Bila pakan habis melebihi waktu tersebut itu pertanda bahwa ada masalah pada tingkat palatabilitas dan nafsu makan pada ayam tersebut. Pemberian pakan dilakukan secara semi otomatis, sehingga pakan dapat terdistribusi secara serentak. Tempat pakan yang digunakan untuk ayam betina dan
23
jantan berbeda. Ayam betina menggunakan Chain Feeder Through dengan jarak 15cm setiap ayamnya dan ayam jantan menggunakan Round Feeder Through. Bentuk pakan dan komposisi nutrient yang diberikan untuk setiap fase umur ayam disajikan pada Tabel 4 dan 5.
Tabel 4. Kandungan Nutrisi pakan Ayam Broiler Breeder Parent Stock Betina 5-25 26-35 36-55 56-65 Umur (Minggu) Minggu Minggu Minggu Minggu Bentuk Pakan Protein ME Ca Av P
% kcal % %
Mash 15,0 2,570-2,700 0,90 0,42
Crumble
Crumble
Crumble
16,5 2,740-2,970 3,00 0,50
16,0 2,650-2,860 3,20 0,50
15,5 2,650-2,860 3,50 0,40
Tabel 5. Kandungan Nutrisi pakan Ayam Broiler Breeder Parent Stock Jantan 5-25 26-35 36-55 56-65 Umur (Minggu) Minggu Minggu Minggu Minggu Bentuk Pakan Protein ME Ca Av P
% kcal % %
Mash
Mash
15,0 13,0 2,570-2,700 2,630-2,740 0,90 1,00 0,42 0,43
Mash
Mash
13,0 2,630-2,740 1,00 0,43
13,0 2,630–2,740 1,00 0,43
Berdasarkan Tabel 4 dan 5, pakan ayam betina dan jantan mulai minggu 5 sampai 25 menggunakan bentuk mash dan memiliki komposisi yang sama. Pada minggu berikutnya pakan ayam jantan dan betina menggunkan bentuk yang berbeda,
24
jantan menggunakan mash sedangkan betina menggunkan bentuk pakan crumble dengan komposisi protein masing-masing 13% untuk jantan dan 16,5% untuk betina. Porsi pakan setiap strain ayam pun berbeda setiap minggunya sebagaimana disajikan pada tabel porsi pakan atau point feed (lampiran).
4.2 Produksi Telur Rataan produksi telur ayam broiler breeder dari umur 25-65 minggu disajikan secara berturut-turut pada tabel rataan produksi telur ayam broiler breeder parent stock strain Cobb, Ross dan Hubbard yang disajikan pada lampiran 4, 5 dan 6. Berdasarkan lampiran tersebut, rataan produksi hen day production (HDP) untuk masing-masing strain adalah Cobb 9,14%, Ross 19,64% dan Hubbard 2,70%. Produksi telur terus meningkat dari mulai minggu pertama sampai puncaknya pada umur antara 31-32 minggu. Pada minggu ke 31, rataan HDP untuk strain Cobb 82,00% dan Ross 83,02%, sedangkan strain Hubbard mencapai produksi puncaknya pada minggu ke 32 dengan capaian HDP 82,36%. Setelah mencapai puncak produksi, HDP untuk setiap strain terus menurun berkisar antara 0,6-3% setiap minggu. Fenomena yang terjadi menegaskan bahwa faktor genetik mempengaruhi produksi telur sehingga untuk masing-masing strain pencapaian produksi HDP nya berbeda baik pada saat awal produksi, produksi puncak, maupun pada saat akhir produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nesheim, dkk., (1979) yang menyatakan bahwa kemampuan produksi dari setiap strain berbeda-beda sebagai akibat perbedaan
25
mutu genetic yang dimilikinya. Demikian pula umur ternak mempengaruhi produksi telur, semakin tua umur ternak produksi telurnya akan semakin rendah sebagaimana pendapat Faithful and Gowe (1993) bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat produksi, pada awal produksi, produksi telur meningkat sampai mencapai puncaknya, setelah itu menurun sampai akhir siklus bertelur. Berdasarkan hasil yang dicapai, secara umum rata-rata produksi telur setiap strain tidak mencapai target standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing breeder (Gambar 2, 3, 4). Kondisi ini
dapat diakibatkan oleh berbagai faktor,
diantaranya manajemen pemeliharaan termasuk pemberian pakan. Walaupun dipelihara pada kandang tertutup (closed house) namun temperatur di dalam kandang masih cukup bervariasi berkisar antara 26ºC-30ºC, sehingga kondisi ini dapat mengakibatkan ternak kurang nyaman dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap konsumsi ransum yang relatif rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Oluyeni dan Roberts (1979) bahwa lingkungan yang berpengaruh
terhadap performan ayam
petelur adalah suhu dan kelembapan udara relative. Selain itu, pemberian pakan dalam bentuk mash pada umur 25 minggu dapat mengakibatkan nutrient yang masuk ke dalam tubuh berkurang karena adanya prilaku makan memilih butiran-butiran yang besar, sehingga pakan yang diberikan tersisa.
26
4.3 Model Kurva Produksi Telur Model kurva produksi telur yang digunakan untuk meramalkan produksi telur dalam penelitian ini adalah model Adams Bell. Model tersebut melibatkan beberapa konstanta dan umur produksi sebagai variabel.
Dengan menggunakan program
statistic SPSS 24, dapat diperoleh rumusan untuk model tersebut, yaitu : Model Adams Bell Model Adams Bell merupakan suatu fungsi aljabar yang digunakan untuk meramalkan produksi telur. Dalam model ini terdapat empat konstanta yang belum diketahui. Menggunakan program SPSS 24, nilai keempat konstanta yang dapat memenuhi model tersebut dapat diketahui.
Adapun hasil persamaan model dan
bentuk kurvanya untuk masing-masing strain adalah: 1. Cobb y=
– 0,939(t – 12,028)
27
Kurva Produksi Telur Cobbs 100
Henday Production (%)
90 80 70 60 HDP Aktual HDP Dugaan HDP Standar
50 40 30 20 10 0
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu)
Gambar 2. Kurva Produksi Aktual, Dugaan dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Cobb Umur 25 sampai 65 minggu
Berdasarkan Gambar 4, pada ayam strain Cobb produksi telur yang digambarkan dengan HDP antara dugaan dan aktual relatif sama, sedangkan dibandingkan dengan HDP standar keduanya berada di bawah, kecuali mulai minggu ke 55. Mulai umur 55 minggu baik HDP dugaan maupun aktual berada di atas HDP standar.
2. Ross y=
– 0,961(t – 14,657)
28
Kurva Produksi Telur Ross 90
Henday Production (%)
80 70 60
50
HDP Aktual HDP Dugaan HDP Standar
40 30 20 10 0
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu)
Gambar 3. Kurva Produksi Aktual, Dugaan dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Ross Umur 25 sampai 65 minggu.
Pada kurva produksi telur ayam strain Ross, HDP dugaan dan aktual relatif sama sebagaimana pada strain Cobb. Pada strain Ross produksi telur awal terlalu tinggi sehingga puncak produksi dicapai lebih awal dan lebih rendah dari HDP standar, walaupun demikian penurunan produksi telur setelah produksi puncak lebih stabil.
3. Hubbard y=
– 0,885(t – 13,727)
29
Kurva Produksi Telur Hubbard 90
Henday Production (%)
80 70 60 50
HDP Aktual HDP Dugaan HDP Standar
40 30 20 10 0
25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu)
Gambar 4. Kurva Produksi Aktual, Dugaan dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Hubbard Umur 25 sampai 65 minggu
Pada kurva produksi telur ayam strain Hubbard, HDP dugaan, aktual, dan standar relatif sama pada tiga minggu pertama. Kemudian mulai minggu ke 35 HDP actual dan dugaan berada di bawah HDP standar sampai periode afkir. 4.4 Akurasi Model Akurasi model untuk masing-masing strain diuji dengan beberapa nilai, terutama koefisien determinasinya.
Koefisien determinasi merupakan nilai yang
menyatakan besarnya keterandalan model, yaitu menyatakan variasi y yang dapat diterangkan oleh x menurut persamaan yang diperoleh ( Santoso dan Kusnadi, 1992). Koefisien korelasi menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antar variabel
30
(Santoso dan Kusnadi, 1992). Koefisien korelasi merupakan nilai yang menyatakan ketepatan suatu model, yaitu menyatakan keeratan hubungan antara variabel tak bebas (y) dan satu atau lebih variabel peramal (x) (Gaspersz, 1995). Nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan galat baku dari model Adams Bell untuk strain Cobb, Ross dan Hubbard disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Koefisien Determinasi, Koefisien Korelasi dan Galat Baku Model Adams Bell pada Strain Cobb, Ross dan Hubbard. Koefisien Strain Koefisien Determinasi Korelasi Galat Baku Cobb 0,994 0,996 1,114 Ross 0,989 0,994 1,423 Hubbard 0,992 0,996 1,478 Nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan galat baku pada tabel di atas menunjukan nilai keeratan hubungan yang sangat kuat dan ketepatan model Adams Bell yang sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa nilai keeratan hubungan antara variable bebas dan terikat dinyatakan sangat kuat apabila memiliki rentang antara 0,8 – 1,0 , demikian juga ketepatan modelnya.
31
4.5 Produksi Telur Aktual dan Dugaan Produksi telur aktual dan dugaan berdasarkan model Adams Bell disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Produksi Telur Aktual dan Dugaan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell Umur (minggu)
HDP Aktual (%) Cobb
HDP Dugaan (%) Cobb
HDP Aktual (%) Ross
HDP Dugaan (%) Ross
HDP Aktual (%) Hubbard
HDP Dugaan (%) Hubbard
25
9,14
9,51
19,64
20,64
2,70
3,83
26
35,45
35,20
49,69
48,47
2386
23,86
27
62,14
61,89
71,05
71,04
53,01
52,10
28
76.13
76,43
80,32
81,32
73,12
72,80
29
80,64
81,37
83,26
84,37
79,47
81,60
30
82,06
82,32
83,33
84,69
80,67
84,08
31
82,00
81,95
83,02
84,12
81,58
84,25
32
81,98
81,18
82,30
83,28
82,36
83,69
33
81,08
80,29
82,09
82,35
81,90
82,90
34
80,07
79,37
81,58
81,40
80,80
82,05
35
78,68
78,44
80,40
80,44
80,33
81,17
36
78,21
77,50
80,13
79,48
79,55
80,29
37
76,62
76,56
79,95
78,52
78,89
79,41
38
76,04
75,62
78,20
77,56
78,68
78,52
39
75,02
74,68
77,31
76,60
77,97
77,64
40
73,93
73,74
76,06
75,64
77,66
76,75
32
Tabel 7. Produksi Telur Aktual dan Dugaan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell (lanjutan) Umur (minggu)
HDP Aktual (%) Cobb
HDP Dugaan (%) Cobb
HDP Aktual (%) Ross
HDP Dugaan (%) Ross
HDP Aktual (%) Hubbard
HDP Dugaan (%) Hubbard
41
73,45
72,81
75,63
74,68
77,00
75,87
42
72,75
71,87
74,62
73,72
76,60
74,98
43
71,86
70,93
73,88
72,76
74,15
74,10
44
70,63
69,99
72,51
71,79
72,32
73,21
45
69,11
69,05
71,74
70,83
71,47
72,33
46
67,68
68,11
68,61
69,87
69,52
71,44
47
66,43
67,17
67,25
68,91
68,12
70,56
48
65,14
66,24
67,61
67,95
67,74
69,67
49
63,28
65,30
67,35
66,99
67,97
68,79
50
62,78
64,36
66,71
66,03
67,25
67,91
51
61,98
63,42
65,68
65,07
66,41
67,02
52
60,85
62,48
63,98
64,10
64,64
66,14
53
59,77
61,54
63,89
63,14
62,61
65,25
54
58,95
60,60
64,08
62,18
62,15
64,37
55
58,18
59,67
62,39
61,22
62,53
63,48
56
57,81
58,73
60,88
60,26
61,93
62,60
57
58,18
57,79
59,99
59,30
60,38
61,71
58
58,10
56,85
59,01
58,34
59,84
60,83
59
57,07
55,91
56,08
57,38
58,44
59,94
60
57,51
54,97
50,65
56,41
57,46
59,06
33
Tabel 7. Produksi Telur Aktual dan Dugaan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell (lanjutan) Umur (minggu) 61 62 63 64 65
HDP Aktual (%) Cobb
HDP Dugaan (%) Cobb
HDP Dugaan (%) Ross
HDP Aktual (%) Hubbard
HDP Dugaan (%) Hubbard
55,82
54,03
55,45
57,72
58,17
54,19
53,10
54,49
52,61
57,29
52,44
52,16
53,53
50,98
56,40
51,22
52,57
52,17
55,52
50,28
51,61
51,37
54,63
HDP Aktual (%) Ross
Pada Tabel di atas ada beberapa catatan produksi yang tidak lengkap karena produksi yang tidak sesuai target sehingga perusahan memutuskan untuk mengafkir ayam tersebut lebih awal. Hasil yang diperoleh menggambarkan HDP aktual yang paling baik adalah strain Hubbard hal ini menunjukan bahwa strain Hubbard adalah strain ayam yang unggul dibandingkan dengan strain lainnya.