HASIL DAN PEMBAHASAN Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Perkembangan Koloni Bakteri Aktivator pada NA dengan Penambahan Asam Humat Pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa pada bagian tanaman tomat yang terinfeksi patogen tumbuh miselium berwarna putih sekitar 5 sampai 6 hari setelah inkubasi, selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap koloni miselium dengan cara membuat preparat (Gambar 1). Hasil pengamatan preparat dengan mikroskop medan terang menunjukkan bahwa morfologi cendawan berupa konidia berbentuk bulat, panjang, serta meruncing seperti bulat sabit (Semangun 2007). Morfologi tersebut mempunyai kesesuaian bentuk dengan Fusarium sp. sehingga tanah dari tanaman tomat tersebut telah terinfeksi Fusarium sp. secara alami. Dengan demikian, tanaman dan tanah yang berasal dari Desa Kampung Pasir Cina, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur terinfeksi penyakit rebah kecambah (damping off) yang disebabkan oleh Fusarium sp..
Gambar 1 Miselium Fusarium sp. tumbuh pada tanaman yang bergejala (a) dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10 (b). Penambahan asam humat pada NA memicu pertumbuhan koloni bakteri aktivator. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa BX2 dengan penambahan asam humat 0,1% pada NA memberikan pengaruh beda nyata pada pertumbuhan koloni bakteri dibandingkan dengan BX2 pada NA tanpa asam humat (Lampiran 1). Secara umum, penambahan asam humat pada NA mampu meningkatkan pertumbuhan koloni bakteri aktivator, kecuali pada BX1. Wongso (2003) menyatakan bahwa asam humat merupakan sumber energi bagi mikroba tanah.
13 Hal ini disebabkan asam humat mempunyai unsur C yang tinggi (Tan 1993) sehingga meningkatkan aktivitas mikroba aktivator. Perkecambahan dan Ketahanan Tanaman Tomat Kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator mampu meningkatkan daya berkecambah tanaman tomat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman tomat pada media kompos diperkaya asam humat dan bakteri aktivator mampu memacu pertumbuhan kecambah lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tomat pada media tanpa perlakuan sebesar 81,28%, 83,20%, dan 78,02% (Gambar 2). Asam humat mampu memberikan efek positif untuk pertumbuhan kecambah tanaman tomat. Gardiner dan Miller (2004) menyatakan bahwa asam humat mengandung senyawa yang mampu memicu pertumbuhan tanaman, seperti vitamin, asam amino, auksin, dan giberelin. Selain itu, Asmita (2009) menyatakan bahwa penambahan asam humat akan meningkatkan pelepasan unsur hara dalam tanah, sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara seperti N, P, dan S lebih tinggi. Tersedianya unsur hara dan senyawa yang memicu pertumbuhan tanaman mengakibatkan peningkatan perkecambahan tanaman tomat sebesar 9,94% sampai 12,02% (Lampiran 5). Selain itu, mikroba aktivator mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan vegetatif tanaman. Azospirillum sp. merupakan mikroba aktivator yang mampu mengikat unsur N2 dari udara. Mikrob pelarut P antara lain, Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. merupakan mikroba aktivator yang berperan dalam tranformasi unsur P menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman (Yasifun 2009). Peranan unsur N untuk tanaman mampu mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman muda, sedangkan unsur P berfungsi mempercepat pembelahan sel tanaman (Ruskandi 2005). Media kompos dengan penambahan asam humat dan bakteri aktivator mampu menghambat infeksi patogen penyebab rebah kecambah (damping off) pada tanaman tomat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentasi kejadian penyakit rebah kecambah pada media kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator lebih rendah dibandingkan dengan media tanpa perlakuan dengan
14 nilai sebesar 8,54%, 11,14%, dan 10,54% (Gambar 2). Hal ini didukung oleh meningkatnya kemampuan kecambah tanaman tomat pada media kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator (Lampiran 5). Penambahan asam humat dan bakteri aktivator mampu menghambat infeksi Fusarium sp. penyebab rebah kecambah pada tanaman tomat dengan persentasi sebesar 60,24% sampai 69,52% (Lampiran 3). Pada mentimun, asam humat meningkatkan kandungan lignin sehingga menghambat infeksi Pythium sp. penyebab rebah kecambah (damping off) pada kecambah (Hendra 2009). Peningkatan pertumbuhan kecambah berkolerasi positif terhadap kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman tomat. Gambar 2 menunjukkan bahwa persentasi antara kemampuan tumbuh kecambah dengan kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman tomat. Kejadian penyakit Daya berkecambah
Gambar 2 Pengaruh perlakuan terhadap daya kecambah benih dan kejadian penyakit rebah kecambah (damping off) pada tanaman tomat. Selain itu, mikroba aktivator menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berperan dalam pengendalian hayati seperti siderofor. Siderofor merupakan senyawa organik yang berfungsi dalam pengangkutan unsur besi dan berpotensi sebagai antibiotik bagi patogen (Hasanuddin 2003). Kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator juga meningkatkan sifat agronomi tanaman tomat sehingga tanaman mempunyai ketahanan terhadap infeksi Fusarium sp. penyebab rebah kecambah (Tabel 2). Hal ini didukung dengan sifat mikroba aktivator yang tidak menimbulkan penyakit pada tanaman tomat (Lampiran 2).
15 Perkembangan Agronomi Tanaman Tomat Kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator merupakan media yang mampu meningkatkan sifat agronomi tanaman tomat. Tanaman tomat pada perlakuan kompos yang diperkaya dengan asam humat dan bakteri aktivator menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dalam hal potensi tumbuh maksimum tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, dan sistem perakaran tanaman. Hasil anilisis statistik menunjukkan bahwa sifat agronomi tanaman tomat pada kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kontrol negatif atau media tanpa perlakuan (Tabel 2). Tabel 2
Pengaruh kombinasi perlakuan pada media tumbuh terhadap sifat agronomi tanaman tomat Sifat agronomi tanaman tomat* Perlakuan PTM Tinggi Tanaman Jumlah Daun Panjang Akar (%) (cm) (helai/tanaman) (cm) TIAx 78,62 c 5,26 c 10,46 c 2,73 c TIAy
93,14 a
6,34 a
17,82 a
2,82 c
TIA1
87,88 ab
6,40 a
15,12 b
3,22 abc
TIA2
89,94 ab
5,81 b
14,30 b
2,94 bc
TIA3
88,00 ab
6,71 a
14,28 b
3,44 ab
TIA4
85,14 b
6,77 a
14,08 b
3,64 a
*Nilai rataan selajur diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (uji selang berganda Duncan α = 0,05).
Tanaman tomat yang diberi perlakuan kompos dengan penambahan asam humat dan bakteri aktivator menunujukkan pertumbuhan yang lebih baik dalam hal potensi tumbuh maksimum tanaman, peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, dan memperbaiki sistem perakaran tanaman (Tabel 2, Lampiran 4, Lampiran 6, Lampiran 7, Lampiran 8). Penambahan asam humat dalam tanah mampu meningkatkan penyerapan air, mempercepat perkembangan benih, merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pemanjangan sel akar, dan mempercepat pertumbuhan tunas (Brady dan Weil 2002). Mikroba aktivator mempunyai peran penting untuk pertumbuhan tanaman. Azotobacter sp. merupakan mikroba yang mempunyai kemampuan memfiksasi N2 dan menghasilkan hormon tumbuh untuk tanaman (Hindersah dan Simamarta
16 2004). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Andrina (2010) dinyatakan bahwa bakteri X2 (BX2) menghasilkan hormon tumbuh auksin atau Asam Indol Asestat (AIA) sebesar 108,19 ppm. Auksin berfungsi untuk perpanjangan sel tanaman dan memacu pertumbuhan akar tanaman. Keanekaragaman Populasi Koloni Mikroba Tanah Media kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri aktivator mampu meningkatkan aktivitas mikroba tanah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kompos dengan penambahan asam humat dan bakteri aktivator dapat meningkatkan populasi bakteri, cendawan, dan aktinomiset pada media tumbuh dengan masing-masing nilai sebesar 39,93% sampai 99,13%, 79,69% sampai 97,96%, dan 0% sampai 100% (Tabel 3). Tabel 3 Populasi dan keanekaragaman mikroba tanah dari media tumbuh sebelum dan sesudah perlakuan Populasi koloni mikroba tanah (cfu/ml) Perlakuan Bakteri Cendawan Aktinomiset Sebelum TIAx 0-2,00 x 105 0-0,67 x 105 TIA1
0-1,10 x 106
0-3,30 x 106
0-6,70 x 106
Sesudah TIAx
0-3,33 x 105
-
0-3,30 x 106
TIAy
0-1,50 x 106
-
-
TIA1
0-3,67 x 105
0-3,30 x 106
0-1,67 x 105
TIA2
0-3,33 x 105
-
0-1,00 x 105
TIA3
0-1,50 x 106
0-1,00 x 105
0-6,70 x 106
TIA4
1,567 x 106 - 2,3 x 107
0-3,30 x 106
-
Wongso (2003) menyatakan bahwa penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroba tanah, seperti bakteri, cendawan, dan aktinomiset. Peningkatan keanekaragaman populasi mikroba merupakan salah satu faktor yang menurunkan kejadian penyakit rebah kecambah. Soesanto (2008) menjelaskan bahwa nutrisi dalam tanah dimanfaatkan mikroba untuk meningkatkan jumlah koloni dan keanekaragaman sehingga menurunkan efektifitas patogen tular tanah. Hal ini didukung dengan peningkatan koloni mikroba tanah setelah penambahan asam humat dan bakteri aktivator pada kompos (Tabel 3).
17 Asam
humat
berpengaruh
terhadap
peningkatan
aktivitas
koloni
mikroorganisme (Lampiran 1). Penambahan asam humat pada media tanam meningkatkan unsur C dalam media tanam. Hal ini disebabkan unsur C atau karbon merupakan substrat yang dibutuhkan oleh mikroba untuk meningkatkan aktivitas metabolisme (Barea et al. 2005).