18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Hukum
Perusahaan Yoghurt Hade belum berbadan hukum. Namun Yoghurt Hade sudah memiliki izin usaha dari kantor desa setempat berupa Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU). Yoghurt Hade merupakan binaan UPP UKM LPPM IPB. Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) tidak bisa didapatkan karena produk berbahan dasar susu bukan merupakan kewenangan Dinas Kesehatan, melainkan kewenangan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM). Sedangkan untuk mendapatkan izin dari BPOM yang berupa Merek Dagang (MD) mensyaratkan usaha harus sudah berbadan hukum. Namun Yoghurt Hade sudah mendapatkan sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan nomor 01041078170912. Hal ini tentu meningkatkan nilai jual Yoghurt Hade karena konsumen merasa yakin dengan produk yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Adinegoro dan Rahayu (1997) bahwa masyarakat saat ini semakin kritis menuntur standarisasi produk yang semakin tinggi dan kompleks, yang tidak hanya menyangkut aspek mutu, kesehatan, dan lingkungan, tetapi juga menuntut aspek sosial, budaya, dan agama. Masyarakat menginginkan produk yang sehat, aman, dan halal (SAH). Berdasarkan fakta yang ada, secara hukum Yoghurt Hade sudah layak beredar di pasaran karena sudah mendapatkan izin usaha dari kantor desa setempat dan sertifikat halal dari LPPOM MUI.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pemasaran yang dikaji meliputi Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran.
Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP) Segmentasi Yoghurt Hade dibagi berdasarkan umur, penghasilan, dan kelas sosial. Bila pada umumnya produk yoghurt membidik masyarakat kalangan menengah ke atas, berbeda dengan Yoghurt Hade yang justru target pasarnya adalah kalangan menengah ke bawah. Yoghurt Hade memosisikan dirinya sebagai produk minuman kesehatan yang murah (Tabel 6). Posisi ini penting untuk membedakan produk Yoghurt Hade dengan yoghurt-yoghurt lainnya.
19
Bauran Pemasaran 1. Produk Merek produk Yoghurt Hade sama dengan nama perusahaan yakni Yoghurt Hade. Nama ini diambil dari bahasa Sunda ‘hade’ yang artinya bagus. Yoghurt Hade memiliki dua bentuk kemasan, yaitu kemasan es stik dan botol. Keduanya merupakan produk yoghurt yang dibekukan sehingga Yoghurt Hade dikelompokkan ke dalam produk frozen yoghurt. Yoghurt Hade kemasan es stik terdapat empat buah rasa, yaitu leci, strawberi, anggur, dan jeruk. Produk ini menggunakan plastik polypropylene (PP) dengan panjang 12 cm dan diameter 1 cm. Untuk mempermudah penyimpanan, pendistribusian, dan penjualan Yoghurt Hade dikemas lagi ke dalam kemasan sekunder berukuran 15 cm x 12 cm dengan isi 20 stik. Kemasan sekunder tersebut terbuat dari plastik PP dan terdapat label Yoghurt Hade hasil printing atau sablon. Dari segi kemasan, Yoghurt Hade sudah memenuhi persyaratan yang harus dicantumkan di label. Sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Peraturan tersebut mewajibkan setiap produsen mencantumkan di label: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produsen, serta tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa. Aspek kemasan yang lain yaitu bahan kemasan. Bahan yang digunakan Yoghurt Hade adalah plastik PP. Keputusan ini sudah tepat karena PP merupakan bahan yang diperbolehkan untuk makanan atau istilah lainnya food grade. 2. Harga Harga merupakan komponen penting dalam strategi pemasaran agar produk tepat pada target pasar yang dimaksud. Terlebih lagi target pasar kalangan menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap harga. Sedikit saja kenaikan harga akan menurunkan permintaan. Kebijakan harga yang diambil Yoghurt Hade adalah harga mengacu pasar. Tabel 6 memperlihatkan harga jual produk es stik Yoghurt Hade sampai ke konsumen sebesar Rp 500 per buah atau Rp 10.000 per pak. Sedangkan agen dan tenaga penjualan mendapatkannya dengan harga Rp 6.000 per pak. Kemudian agen dan tenaga penjualan menitipkan produk (konsinyasi) ke warung-warung dengan harga Rp 8.000 per pak. Jadi keuntungan yang didapat oleh agen atau tenaga penjualan sebesar Rp 2.000 per pak. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas harga sampai ke konsumen.
Tabel 6 Harga jual produk Yoghurt Hade tahun 2012 Jenis konsumen/ distributor Ukuran produk (ml) Harga (Rp) Agen 30 300 Retailer 30 400 Konsumen akhir 30 500 Agen 250 4.000 Konsumen akhir 250 5.000
20
3. Distribusi Menurut Nitisusastro (2009) saluran disribusi dibagi menjadi dua, yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Pada distribusi langsung tidak ada perantara. Produk mengalir langsung dari produsen ke konsumen akhir. Pada distribusi tidak langsung terdapat satu atau lebih perantara antara produsen dan konsumen. Perantara ini bisa berupa individu atau organisasi. Yoghurt Hade menggunakan kedua sistem distribusi tersebut. Baik distribusi langsung maupun tidak langsung dilaksanakan oleh tenaga penjualan dan agen. Pada distribusi langsung tenaga penjualan atau agen menjual produk langsung ke konsumen. Sedangkan pada distribusi tidak langsung, tenaga penjualan atau agen menitipkannya ke warung-warung (konsinyasi). Pasar yang dibidik Yoghurt Hade adalah warung-warung kecil dan kantin-kantin sekolah. Wilayah yang menjadi titik fokus pemasaran Yoghurt Hade adalah Bogor (5 agen), Depok (5 agen), Bekasi (4 agen), Jakarta (2 agen), dan Serang (1 agen). Cara ini dinilai sudah cukup efektif. Hal yang perlu dilakukan Yoghurt Hade ke depannya, yaitu penetrasi dan ekspansi pasar. Penetrasi pasar dilakukan dengan cara mencari agen-agen baru di titik-titik pemasaran yang sudah ada. Sedangkan ekspansi pasar dapat dilakukan dengan memperluas titik pemasaran atau bisa juga dengan merambah segmen baru. 4. Promosi Beberapa sarana yang umumnya digunakan untuk promosi, yaitu advertensi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, personal selling, dan direct marketing (Nitisusastro 2009). Yoghurt Hade memilih advertensi dan personal selling sebagai bentuk promosinya. Advertensi Yoghurt Hade berupa website www.hadegroup.com atau blog www.anekaolahansusu.blogspot.com. Personal selling dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh UPP UKM LPPM IPB dan promosi mulut ke mulut (mouth to mouth marketing). Promosi online dan offline ini penting dilakukan untuk mengenalkan produk ke masyarakat dan mengedukasi masyarakat pentingnya mengonsumsi yoghurt.
Aspek Teknis/ Produksi
Lokasi produksi terletak di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi ini di daerah kaki Gunung Salak dengan iklim yang sejuk, banyak lahan pertanian, lahan perkebunan, dan infrastruktur fisik yang cukup baik. Disini banyak pula dijumpai para peternak sapi perah. Baik yang berkapasitas produksi besar, maupun kecil. Di sebelah Desa Pasarean terdapat kawasan sentral peternakan sapi perah, Kunak, yang merupakan peternakan terbesar di Kabupaten Bogor. Tempat produksi berupa ruangan berukuran 5 m x 3 m. Sedangkan freezer berada di rumah yang berbeda. Peralatan yang digunakan sangat sederhana, yaitu panci stainless steel, kompor gas, baskom, centong plastik, corong plastik, dan sealer.
21
Pembuatan Yoghurt Hade dimulai dari pemanasan susu dengan panci stainless steell (Gambar 2). Kemudian dilanjutkan dengan pemakaian termometer yang berfungsi untuk mengukur suhu pemanasan susu (800 C) selama 15 menit (Gambar 3). Suhu ini dipilih karena merupakan titik optimal untuk menghilangkan bakteri patogen yang terdapat dalam susu. Setelah itu, susu didiamkan dalam kondisi ruang sampai mencapai suhu 40-450 C. Setelah mencapai suhu tersebut, dimasukkan kultur Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus (Gambar 4). Berikutnya campuran susu didiamkan selama 12-24 jam pada suhu kamar di ruang penyimpanan. Kemudian yoghurt ditambahkan perisa buah dan gula. Terakhir, yoghurt dikemas dengan kemasan plastik es stik atau botol (Gambar 5, 6, 7).
Gambar 2 Pemanasan susu dengan panci stainless steel
Gambar 3 Termometer untuk mengukur suhu susu
Gambar 4 Starter kultur Streptococcus termophilus dan Lactobacillus bulgaricus
22
Gambar 5 Pengisian yoghurt ke dalam plastik
Gambar 6 Pengemasan
Gambar 7 Yoghurt Hade kemasan es stik atau botol
Saat ini kapasitas produksi Yoghurt Hade berkisar 20-40 liter susu per hari atau setara dengan 80-160 pak es stik per hari. Jumlah hari kerja Yoghurt Hade dalam sebulan sebanyak 25 hari. Jadi dalam sebulan Yoghurt Hade dapat memproduksi hingga 4000 pak es stik yoghurt. Mengenai ketersediaan bahan baku susu, Yoghurt Hade bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Pasarean. Yoghurt Hade membeli susu dari peternak dengan harga Rp 4.500 per liter. Harga ini lebih tinggi dari harga jual susu apabila peternak menjualnya ke tengkulak (Rp 3.500 per liter). Yoghurt Hade menetapkan jumlah produk yang distok sebesar 500 pak. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga ketersediaan produk.
23
Untuk menjaga kualitas produk, Yoghurt Hade membuat Prosedur Operasional Baku (POB) Produksi. Kemudian POB ini disosialisasikan kepada tenaga produksi untuk diterapkan. POB ini mencakup keseluruhan proses produksi, dimulai dari pembuatan kultur hingga pengemasan. Apabila ada produk yang rusak atau gagal, langsung dibuang. Produk yang gagal diindikasikan oleh terpisahnya air dari susu.
Aspek Manajemen Organisasi
Terdapat lima aspek manajemen organisasi yang menjadi kriteria analisis ini, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.
Perencanaan Yoghurt Hade memiliki visi dan misi perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Yoghurt Hade memiliki rencana jangka panjang. Namun hal tersebut tidak didukung oleh realisasi perencanaan jangka pendek. Hal ini terlihat dari belum adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis. Baik rencana jangka pendek, maupun menengah. Seharusnya manajemen menyusun rencana jangka pendek berupa target bulanan atau semester. Rencana ini mencakup target penjualan dan kapasitas produksi. Rencana jangka menengah dapat disusun untuk rentang satu hingga lima tahun ke depan. Rencana ini meliputi penetrasi atau ekspansi pasar. Pada akhirnya kedua rencana ini akan mendukung tercapainya rencana jangka panjang.
Pengorganisasian Terdapat tiga bagian yang menjalankan organisasi Yoghurt Hade, yaitu: 1. Bagian Produksi Perusahaan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat. Masyarakat yang dipilih umumnya adalah ibu-ibu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan untuk membantu keuangan keluarga. Kemudian ibu-ibu ini dilatih dan dibina di awal sehingga bisa menguasai dalam membuat yoghurt sesuai dengan cara produksi yang benar. 2. Bagian Penjualan Bagian ini berfungsi sebagai tenaga penjualan langsung. Selain itu, bagian ini juga bertugas mencari beberapa orang pilihan di masing-masing daerah untuk dijadikan sebagai agen di wilayah titik pemasaran tersebut. 3. Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian ini dipegang oleh satu orang. Tugas bagian ini melakukan pencatatan jumlah produksi dan arus kas.
24
Pembagian tugas pada tataran teknis sudah cukup baik. Masing-masing bagian mengetahui tugas pokoknya. Sebagai contoh di bagian produksi. Tugas di bagian produksi dibagi menjadi tiga, yaitu ada yang bertugas memasak susu, memasukkan yoghurt ke dalam plastik, dan melakukan sealing. Pada tataran manajer sebagai efisiensi, beberapa posisi manajer dipegang oleh satu orang. Rangkap jabatan seperti ini adalah hal yang wajar di sebuah industri rumah tangga. Di industri rumah tangga, sumber daya masih sangat terbatas sehingga tugas beberapa bidang cukup ditangani oleh seorang manajer. Manajer sering kali juga merupakan pendiri atau pemilik perusahaan (Nitisusastro 2009). Namun seiring berkembangnya usaha, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk mempekerjakan tenaga profesional.
Pemberian Motivasi Pemberian motivasi dilakukan oleh perusahaan dengan tiga cara, yaitu mengadakan pengajian ibu-ibu, memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, dan jalan-jalan tahunan. Sebenarnya ada cara lain yang dapat dilakukan perusahaan, seperti menyisihkan sebagian laba tiap bulannya yang dapat dialokasikan sebagai bonus, santunan biaya sakit, atau uang saku sekolah anak. Cara ini dinilai cukup efektif untuk menjaga loyalitas tenaga kerja.
Pengelolaan Staf Karena tenaga kerja umumnya berasal dari warga sekitar, hubungan kerja dan komunikasi bernuansa kekeluargaan. Jika ada permasalahan, diselesaikan dengan cara musyawarah. Tenaga produksi bekerja dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Satu hari kerja tenaga produksi mengolah 20-40 liter susu yang menghasilkan 100-200 pak es stik yoghurt. Lama kerja tergantung pada kecepatan tenaga produksi menyelesaikan produksi pada hari itu.
Pengendalian Pengendalian di dalam Yoghurt Hade dilakukan dengan melakukan pengecekan terhadap bahan baku, produk, serta pengiriman produk hingga ke tangan konsumen. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang telah direncanakan.
25
Aspek Keuangan Net Present Value Suatu proyek dikatakan layak untuk dijalankan jika nilai NPV lebih dari nol. Nilai NPV Yoghurt Hade adalah sebesar Rp 695.121,69 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
Internal Rate Return Dari hasil perhitungan diperoleh nilai IRR Yoghurt Hade sebesar 15% (Lampiran 6). Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan discount factor yang ditentukan yaitu 14%. Dengan kata lain, usaha ini layak untuk dijalankan.
Net Benefit Cost Ratio Usaha Yoghurt Hade layak dijalankan karena Net B/C Ratio bernilai 1,4 (Lampiran 6). Proyek atau usaha dinyatakan layak dan menguntungkan jika Net B/C Ratio lebih besar dari satu. Net B/C Ratio bernilai 1,4 artinya manfaat yang didapatkan usaha ini sebesar Rp 1400 setiap kali mengeluarkan biaya Rp 1000.
Payback Period Lampiran 6 menyebutkan bahwa payback period Yoghurt Hade adalah 3 tahun, artinya modal investasi yang dikeluarkan akan kembali dalam waktu 3 tahun.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa usaha Yoghurt Hade layak untuk dijalankan dilihat dari hasil analisis terhadap aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/ produksi, dan aspek manajemen organisasi. Hasil analisis aspek keuangan juga menunjukkan demikian: nilai NPV > 0 (Rp 695.121, 69), IRR > discount factor 15%, Net B/C Ratio > 1 (1,4), dan payback period < umur proyek 5 tahun (3 tahun).