59
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Bank BNI Syariah
4.1.1
Sejarah Bank BNI Syariah Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi, dimana kegiatan usahanya sejalan dengan prinsip syariah. Untuk mewujudkan visinya menjadi Universal Banking, BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di Indonesia. Sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan bank umum untuk membuka layanan syariah, dan BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep dual banking system, yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Pembentukan BNI Syariah merupakan salah satu sasaran pengembangan bisnis yang terdapat di dalam Strategic Bussines Unit BNI. Bank Indonesia kemudian mengeluarkan ijin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha Syariah BNI. BNI Syariah yang berdiri pada April 2000 merupakan unit tersendiri yang bergerak khusus diperbankan syariah dengan pembukuan terpisah dengan Bank BNI Konvensional tanpa mengurangi fasilitas pelayanan yang ada pada BNI. Divisi Usaha Syariah dan kantor cabang syariah secara struktural tidak terpisah dengan unit-unit organisasi BNI lainnya. Divisi Usaha Syariah merupakan bagian dari Strategic Business Unit (SBU) yang berada di bawah penyeliaan langsung Direktur Komersial dan Usaha Syariah BNI. BNI Syariah membuka layanan 5 (lima) kantor cabang syariah dan 1 (satu) kantor cabang pembantu (capem) yaitu : Yogyakarta (YGS), Pekalongan
60
(PLS), Semarang (SMS), Malang (MGS), Banjarmasin (BJS), Jakarta Timur (JTS), Jakarta Selatan, dan Jepara (JPS). Kemudian, BNI Syariah telah berkembang menjadi 19 cabang syariah dan 15 cabang pembantu (capem). Adapun pendirian kantor-kantor cabang dan cabang pembantu BNI Syariah ini dilakukan secara bertahap, yaitu: 1. Tahun 2000
: Yogyakarta, Pekalongan, Semarang, Malang, Banjarmasin
dan Jepara. 2. Tahun 2001
: Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung, Padang,
Makassar. 3. Tahun 2002
: Medan, Palembang.
4. Tahun 2003
: Bulak Sumur, Bekasi, Jakarta Pusat, Bogor, Tangerang.
5. Tahun 2004
: Prima Jakarta, Prima Surabaya, Tegal, Cianjur, Bukit
Tinggi, Sisingamangaraja, Lubuk Linggau. 6. Tahun 2005
: Pekan Baru, Cirebon, Bogor, Surakarta, Balikpapan, UIN
Syarif Hidayatullah, Pasar Koja, Pasuruan, Godean. Keputusan BNI untuk membuka Divisi Usaha Syariah merupakan jawaban terhadap tuntutan pasar. Hal ini ditunjang dengan landasan hukum yang jelas dan kondisi yang memungkinkan pengalaman BNI beroperasi sebagai bank umum konvensional selama lebih dari 50 tahun. Selain itu, didukung pula dengan orangorang yang kapabel dan berkompeten di bidang Syariah Islam yang duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dengan hadirnya BNI Syariah di Indonesia berarti memperkaya kegiatan usaha sejenis yang selama ini dilakukan oleh beberapa Bank Perkreditan Rakyat dan beberapa bank umum lainnya. Bertambahnya jumlah bank syariah tidak
61
dipandang dari sisi negatif berupa peningkatan persaingan, akan tetapi menimbulkan nilai-nilai positif seperti keinginan dari masing-masing pihak untuk selalu meningkatkan pelayanan dan terbentuknya kegiatan antar bank syariah.
4.1.2 Visi BNI Syariah Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah.
4.1.3 Misi BNI Syariah Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Suatu badan atau organisasi mempunyai pembagian tugas dalam menjalankan usahanya sehingga akan memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan. BNI merupakan suatu kumpulan unit kegiatan dimana terdiri dari unit kegiatan Kantor Besar, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang dimana masingmasing unit tersebut didukung oleh sub-sub unit dibawahnya. Sistem Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah ditetapkan atas pembagian bidang Komisaris, Direksi, Struktur, dan Divisi atau Satuan.
62
4.1.5 Sistem Manajemen BNI Syariah BNI Syariah merupakan suatu unit organisasi independen dilingkungan BNI yang bertugas untuk menyusun dan menjalankan serangkaian inisiatifinisiatif strategis dalam pengembangan dan pengelolaan operasional bisnis perbankan syariah sebagai bagian dari strategi BNI dalam menghadapi perubahan lingkungan dan tatanan usaha (bussines landscape) sebagai satu kesatuan visi untuk menjadikan BNI Syariah sebagai bank yang unggul dalam layanan dan kinerja. Sistem manajemen BNI Syariah didesain secara khusus dan berbeda dengan unit-unit bisnis yang ada di BNI. Namun Manajemen BNI Syariah belum terpisah dengan BNI baik dari sisi legalitas, finansial, kebijakan, dukungan infrastruktur dan sebagainya. BNI Syariah berada di bawah penyeliaan langsung Direktur Komersial dan Usaha Syariah BNI. Secara umum sistem manajemen BNI Syariah terdiri atas Pemimpin Divisi, Wakil Pemimpin Bidang Bisnis, Wakil Pemimpin Bidang Penunjang yang diawasi oleh Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). 1. Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS) a. Menetapkan arah masa depan BNI Syariah b. Mendukung penyiapan infrastruktur bisnis BNI Syariah sehingga dapat berjalan secara optimal dengan risiko yang minimal. c. Memberikan
keputusan
kewenangan Direksi.
operasional
bisnis
yang
menjadi
63
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) a. Memberikan nasehat dan saran kepada Dewan Pengawas Bisnis Syariah, Pimpinan BNI Syariah, dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai praktek-praktek perbankan di BNI Syariah agar tetap sesuai prinsip-prinsip perbankan syariah. b. Menjadi mediator dalam upaya pengembangan produk dan jasa syariah yang memerlukan kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional c. Memberikan laporan kepatuhan aspek syariah kepada Dewan Syariah Nasional, Bank Indonesia dan Dewan Pengawas Bisnis Syariah. 3. Pemimpin Divisi Usaha Syariah (BNI Syariah) a. Menetapkan arah BNI Syariah serta menyiapkan rencana kerja dan anggaran, termasuk rencana lainnya yang berhubungan dengan aktivitas bisnis BNI Syariah, dan menyampaikannya kepada DPBS untuk dievaluasi dan disetujui. b. Mengarahkan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan manajemen dan operasional BNI Syariah. c. Mengelola dan mengambil keputusan dalam aktivitas manajemen dan operasional yang bersifat strategis, diluar hal-hal yang menjadi kewenangan Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS). d. Meneruskan usulan-usulan mengenai kewenangan manajemen BNI Syariah, perubahan organisasi dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan DPBS.
64
4. Wakil Pemimpin Bidang Bisnis Mengelola dan aktivitas unit-unit dibawahnya, dalam hal bisnis non-ritel dan ritel diatas kewenangan cabang. 5. Wakil Pemimpin Bidang Penunjang Mengelola dan aktivitas unit-unit dibawahnya, dalam pengendali resiko bisnis yang memberikan second opinion baik pada pembiayaan non ritel dan ritel di atas kewenangan cabang.
4.1.6 Produk Bank BNI Syariah Adapun produk Bank BNI Syariah, antara lain: 1. Produk Dana a. Giro Wadiah Giro Wadiah merupakan simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan dananya ke Bank dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali, dan dana tersebut dapat di operasikan oleh bank, dimana keuntungan yang diperoleh bank dapat diberikan kepada pemilik dana berupa bonus, namun tidak ada perjanjian dimuka. b. Tabungan Syari’ah Plus Tabungan Syari’ah Plus adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah yang dapat disetor dan diambil kapan saja on-line di seluruh cabang Bank BNI, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas ATM BNI di seluruh Indonesia.
65
c. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pemilik dana (shahibul maal) baik secara individu maupun perusahaan. Dengan deposito, yakni; 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan d. THI Mudharabah Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah adalah produk yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah yang telah terdaftar di Departemen Agama dengan menggunakan sistem pengoperasian dana sesuai syariah Islam. 2. Produk Giro USD Poduk Giro USD merupakan produk dengan pemakaian mata uang USD, apabila nasabah ingin membuka rekening giro dengan mata uang USD, maka dapat menggunakan produk Giro USD. Produk ini juga dapat digunakan untuk keperluan menunaikan haji dengan menyimpan dananya dalam bentuk USD. 3. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiyaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan penambahan keuntungan yang telah disepakati dengan pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Produk pembiayaan murabahah ini memiliki prosedur yang sederhana dan memiliki perhitungan yang jelas.
66
b. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah.
Pembiayaan ini dapat digunakan diberbagai usaha,
seperti; perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan
Musyarakah
adalah
pembiayaan
yang
memakai sistem bagi hasil sesuai porsi yang telah disepakati bersama. Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang mengalami permasalahan dalam pengelolaan usahanya sehingga memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. d. Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri Pembiayaan ini adalah pembiyaan berdasarkan prinsip sewa beli. Pembiayaan ini cocok bagi mereka yang menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui sewa yang pada akhirnya bertujuan untuk pengalihan pemilikan aset tersebut kepada mereka sendiri. 4. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan teknologi on-line BNI Syariah akan mendapatkan kemudahan dalam pengiriman uang seketika, baik antara sesama kantor cabang BNI Syariah ataupun dengan kantor cabang BNI lain. Bagi pemegang rekening tabungan syariah plus, pengiriman
67
uang juga dapat dilakukan melalui fasilitas open transfer via ATM BNI. b. Inkaso Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan penagihan cepat dan aman. c. Garansi Bank Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan lain sebagainya. 5. Produk Lainnya a. Produk Gadai Emas Syariah (Rahn) Produk Gadai Emas Syariah ini adalah produk yang memberikan pinjaman uang kepada nasabah dengan jaminan emas atau perhiasan. b. BNI Syariah Money Changer Merupakan layanan transaksi jual beli valuta asing (valas), seperti USD, SGD, SAR. Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat transaksi.
68
4.2
Gambaran Umum Responden yang diteliti
4.2.1 Karakteristik Responden Pada Variabel Demografi Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden pria lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan. Persentase terbesar kisaran umur responden adalah 21-30 tahun. Selain itu, dapat diketahui produk tabungan syariah plus tidak hanya digunakan oleh responden yang bekerja, tetapi mahasiwa juga menabung di Bank BNI Syariah. Tabel 4.1 Variabel Demografi Responden O A
B
C
D
Keterangan Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Total Umur 1. 10-20 tahun 2. 21-30 tahun 3. 31-40 tahun 4. 41-50 tahun 5. > 51 tahun Total Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. D3/S1 5. S2/S3 Total Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar PNS/TNI BUMN Pegawai Swasta Wiraswasta Total
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (data diolah)
Jumlah
Persentase (%)
75 69 144
52.08 47.92 100
20 49 47 23 5 144
13.89 34.03 32.64 15.97 3.47 100
0 0 54 76 14 144
0.00 0.00 37.50 52.78 9.72 100
30 1 54 36 23 144
20.83 0.69 37.50 25.00 15.97 100
69
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa seluruh nasabah yang menggunakan produk Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta beragama Islam yakni sebesar 100 persen (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Jumlah No Keterangan (Orang) 1 Agama 1. Islam 144 2.Kristen (Katolik/ Protestan) 0 3. Hindu 0 4. Budha 0 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
144
Persentase (%) 100.00 0 0 0 100
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Nasabah Menabung Berdasarkan hasil penelitian, tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama nasabah menabung di Bank BNI Syariah di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama responden menabung di bank BNI Syariah adalah 34,72 persen kurang dari 1 tahun dan 27,08 persen responden lebih dari 3 tahun. Lebih lanjut, selama kurun waktu antara 1 hingga 2 tahun serta antara 2 hingga 3 tahun responden menabung sebesar 20,14 persen dan 18,06 persen. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Nasabah Menabung Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Lama Menabung 1) < 1 tahun 50 34.72 2) 1-2 tahun 29 20.14 3) 2-3 tahun 26 18.06 4) > 3 tahun 39 27.08 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
144
100
70
4.2.4 Penggunan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah di Jakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pada gambar 3 bahwa respon responden pada pengunaan produk mudharabah Bank BNI Syariah di Jakarta terhadap tabungan syariah plus adalah sebesar 70,14 persen lebih besar dibandingkan keinginan nasabah untuk membuka deposito di Bank BNI Syariah Jakarta. Penggunaan Produk Mudharabah 0.00% 0.00% 100% 80%
70.14%
60% 40% 20%
29.86%
0%
Jenis Produk
Tidak keduanya (Tabungan S.P.& Deposito M.) Deposito mudharabah saja Tabungan S.P. saja Tabungan S.P. dan Deposito M.
Gambar 3. Penggunaan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.2.5 Alasan Responden dalam Pemilihan Produk Tabungan Syariah Plus Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72,22 persen) beralasan memilih produk mudharabah pada Bank BNI Syariah karena memakai sistem bagi hasil.
71
Tabel 4.5 Alasan Responden Memilih Produk Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Perhitungan mudah 9 6.25 2 Sekedar ikut-ikutan nasabah lain 5 3.47 3 Sesuai dengan kebutuhan 23 15.97 4 Memakai sistem bagi hasil 104 72.22 5 Tidak Menjawab 3 2.08 Total 144 100 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.2.6 Pengetahuan Nasabah Terhadap Sistem Syariah Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72,22 persen) beralasan memilih produk mudharabah pada Bank BNI Syariah karena memakai sistem bagi hasil, sedangkan 21,53 persen kurang mengetahui sistem syariah yang sedang berkembang di perbankan Indonesia. Tabel 4.6. Respon Nasabah dalam Mengetahui Sistem Syariah yang diterapkan di Bank BNI Syariah di Indonesia Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Tidak Tahu 2 1.39 2 Kurang Tahu 31 21.53 3 Tahu 79 54.86 4 Sangat Tahu 32 22.22 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (data diolah)
4.3
144
100
Hasil Deskriptif Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel Ekonomi Variabel ekonomi pada penelitian ini dilihat dari pekerjaan dan pendapatan perbulan responden yang menjadi nasabah Bank BNI Syariah Jakarta. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7.
72
Tabel 4.7 Variabel Ekonomi yang mempengaruhi Nilai Tabungan Syariah Plus Jumlah Persentase Keterangan (Orang) (%) Pekerjaan Mahasiswa 30 20.83 PNS/TNI 1 0.69 BUMN 54 37.50 Pegawai Swasta 36 25.00 Wiraswasta 23 15.97 Total 144 100.00 Penghasilan Perbulan < Rp. 500.000 0 0.00 Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 58 40.28 Rp. 1.500.000-Rp. 3.000.000 30 20.83 Rp. 3000.000 – Rp 5.000.000,00 32 22.22 > Rp. 5.000.000 24 16.67 Total 144 100.00 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Berdasarkan variabel ekonomi (X1), dapat diketahui bahwa pada item pekerjaan, responden yang menabung di Bank BNI Syariah sebagian besar bekerja sebagai karyawan BUMN sebesar 37,50 persen, 25 persen bekerja sebagai pegawai swasta,. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebesar 15,97 persen dan PNS/TNI adalah 0,69 persen. Namun, tidak hanya orang yang memiliki pekerjaan saja yang menabung di Bank BNI Syariah, mahasiswa juga berperan aktif dalam penggunaan produk Tabungan Syariah Plus ini, yakni sebesar 20,83 persen. Pada item penghasilan, responden yang menabung di Bank BNI Syariah sebagian besar berpenghasilan Rp 500.000,00 hingga Rp 1.500.000,00 sebesar 40,28 persen, dan 22,22 persen responden berpenghasilan Rp 3.000.000,00 hingga Rp 5.000.000,00. Sedangkan responden yang berpenghasilan Rp 3.000.000 hingga Rp Rp 5.000.000,00 adalah 20,83 persen dan 24 persen responden yang berpenghasilan Rp 5.000.000,00.
73
Tabel 4.8. Tabulasi antara Pendapatan dan Pekerjaan Responden Pendapatan Perbulan (Rp.) > 1.5 Pekerjaan 5 < 500.000,00 –3 >3–5 500.000,00 - 1,5 juta juta juta juta Mahasiswa 28 2 PNS/TNI 1 BUMN 2 5 28 19 Pegawai Swasta 21 13 2 Wiraswasta 6 10 4 3 Total 58 30 32 24
Jumlah 30 1 54 36 23 144
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa nasabah yang sudah bekerja dan berpenghasilan tetap sangat mempengaruhi perkembangan nilai tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah. Hal ini juga dipengaruhi oleh peran mahasiswa yang ikut andil dalam menggunakan produk tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah.
4.3.2. Variabel Motivasi Variabel motivasi pada penelitian ini dilihat dari agama atau fatwa, lokasi Bank BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan sangat mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan produk tabungan syariah plus di bank BNI Syariah. Pada item pertama 40,97 persen responden menjawab sangat setuju dengan fatwa bahwa bunga bank adalah haram, yang mengaruskan responden untuk menabung di bank syariah termasuk Bank BNI Syariah dan responden yang setuju sebanyak 59,03 persen.
74
Pada pertanyaan kedua, sebesar 76,39 persen setuju dengan prinsip bagi hasil yang digunakan oleh Bank BNI Syariah 20,14 persen sangat setuju, dan selebihnya 3,47 persen ragu-ragu. Pada pertanyaan ketiga, sebagian dari responden setuju akan lokasi Bank BNI Syariah di Jakarta yang strategis, karena dengan dekat perkantoran, pemukiman penduduk, dan jalan raya, sehingga mendorong nasabah untuk menabung di Bank BNI Syariah. Sedangkan sebagian lagi, 13,9 persen diantaranya sangat setuju, 21,53 persen ragu-ragu, dan 13,18 persen tidak mengetahui seluruh lokasi Bank BNI Syariah yang berdiri di Jakarta. Tabel 4.9 Motivasi Responden dalam Menggunakan Produk Tabungan Plus Item pertanyaan SS S R % % % 1. Keadaan agama atau fatwa bahwa bunga bank adalah haram, yang mengharuskan saya untuk menabung di bank syariah termasuk Bank BNI Syariah di Jakarta. 40.97 59.03 0.00 2. Sistem bagi hasil yang di pakai oleh Bank BNI Syariah adalah sistem yang universal dan dapat diterima karena bersifat menguntungkan baik bagi bank maupun nasbah, karena menggunakan sistem syariah yang tertulis dan dianjurkan di Al- Qur'an/ kitab-kitab dan ajaran agama. 20.14 76.39 3.47 3. Lokasi Bank BNI Syariah di wilayah Jakarta sudah strategis, karena dekat dengan perkantoran, pemukiman penduduk, dan Jalan raya, mendorong saya untuk menabung di Bank BNI Syariah Jakarta. 13.19 51.39 21.53 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Syariah TS %
0.00
0.00
13.89
75
4.3.3. Variabel Pelayanan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan sangat mempengaruhi nasabah dalam menabung. Hal ini disebabkan oleh adanya pelayanan yang baik yang diberikan pihak Bank BNI Syariah kepada nasabahnya. Hal ini terlihat pada item pertama bahwa 80,56 (setuju) dan 19,44 persen (sangat setuju) responden melihat adanya penyambutan yang baik oleh pegawai Bank BNI Syariah. Pada item pertanyaan kedua responden menyatakan sangat setuju dan setuju (16,67 persen dan 83,33 persen) akan resiko yang ditanggung bersama oleh bank dan nasabah menjadi pertimbangan nasabah untuk menggunakan produk pada Bank BNI Syariah. Selanjutnya pada item pertanyaan ketiga mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah dan biaya administrasi yang murah dibandingkan Bank Konvesinonal juga merupakan pertimbangan nasabah dalam menggunakan produk pada Bank BNI Syariah. Ini terlihat 6,25 persen menyatakan setuju, 56,25 menyatakan setuju, dan selebihnya masih ragu-ragu (37,50 persen). Tabel 4.10 Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah Item pertanyaan 1. Penerimaan/ penyambutan pegawai Bank BNI Syariah yang ramah. 2. Kecepatan dan Ketepatan sistem jaringan BNI Syaria dalam melayani nasabah menjadi pertimbangan saya untuk menabung di Bank BNI Syariah. 3. Mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah dan Biaya administrasi di Bank BNI Syariah lebih murah dibandingkan Bank BNI konvensional/bank-bank konvensional lainnya sehingga menjadi pertimbangan saya untuk memakai produk pada Bank BNI Syariah. Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
SS %
S %
R %
TS %
19.44
80.56
0.00
0.00
16.67
83.33
0.00
0.00
6.25
56.25
37.50
0.00
76
4.4
Hasil Estimasi Variabel yang Mempengaruhi Responden dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta Pengaruh ekonomi, pelayanan dan motivasi terhadap keputusan responden,
untuk nasabah pada Bank BNI Syariah dapat di lihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Hasil Estimasi Tabungan Syariah Plus Variable Coefficient Std. Error t-Statistic EKO 0.266684 0.031081 8.580184 PEL 0.158427 0.060737 2.608393 MOT 0.148439 0.040085 3.703084 C -2.225067 0.582060 -3.822743 R-squared 0.489904 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.478973 S.D. dependent var
Prob. 0.0000 0.0101 0.0003 0.0002 2.256944 0.929294
Sumber: Lampiran 8
Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa persamaan regresi terhadap Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta adalah sebagai berikut: Yi = -2.225067 + 0.266684 X1i + 0.158427 X2i + 0.148439 X3i Persamaan diatas memperlihatkan variabel ekonomi, pelayanan, dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Hasil tersebut memperlihatkan nilai koefisien regresi dari variabel ekonomi sebesar 0,267, nilai ini menunjukkan dengan meningkatnya ekonomi sebesar 1 persen akan meningkatkan responden menggunakan tabungan sebesar 0,267 persen. Nilai koefisien regresi varibel pelayanan sebesar 0,158 menunjukkan dengan naiknya pelayanan sebesar 1 persen akan meningkatkan meningkatkan responden menggunakan tabungan syariah plus sebesar 0,267 persen. Hal yang sama juga terlihat dari nilai koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,148, hal ini memperlihatkan dengan naiknya motivasi responden sebesar 1 persen akan meningkatkan responden menggunakan tabungan syariah plus sebesar 0,148 persen.
77
Koefisien determinasi menunjukkan R2 = 0,489, nilai ini menunjukkan ketiga variabel tersebut (ekonomi, pelayanan, dan motivasi) mempunyai pengaruh sebesar 48,9 persen terhadap pengambilan keputusan responden menjadi nasabah Bank BNI Syariah. Selajutnya, terdapat 51,1 persen pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan membandingkan besarnya koefisien dari masing-masing variabel bebas antara ekonomi, pelayanan, dan motivasi, terlihat bahwa variabel ekonomi merupakan variabel yang utama. oleh karena itu, variabel ekonomi memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan hasil keputusan nasabah menabung di Bank BNI Syariah.
4.5
Uji Asumsi Klasik Pada Variabel Keputusan Responden Pengujian pengaruh variabel ekonomi, variabel pelayanan, dan variabel
motivasi terhadap keputusan responden untuk menabung di Bank BNI Syariah Jakarta dapat dilihat pada beberapa tahapan pengujian asumsi klasik berikut:
4.5.1 Uji Multikolonearitas Berdasakan hasil penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.12 hasil uji multikolinearitas antara variabel ekonomi, motivasi, dan pelayanan tidak memiliki multikolinearitas, karena hasil uji setiap variabel lebih kecil dari 0,89.
78
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas EKO
MOT
PEL
Eko
1
0.1479
0.31214
Mot
0.1479
1
0.19593
Pel
0.31214
0.19593
1
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.5.2. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White Heteroskedastiscity Test, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model tabungan syariah plus. Hal ini diperlihatkan dengan nilai obs * R-squared yang lebih besar pada taraf nyata (5 persen). Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.287781 Probability Obs*R-squared 7.687888 Probability
0.266855 0.261873
Sumber: Lampiran 7
4.5.3 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test digunakan dalam penelitian ini untuk menguji keberadaan autokorelasi pada persamaan tabungan syariah plus dalam jangka pendek. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa model tabungan pada penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas obs *R-squared yang lebih besar pada taraf nyata (5 persen) terlihat pada tabel 4.5, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menerima Ho.
79
Tabel 4.12 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.016789 Probability Obs*R-squared 8.063396 Probability
0.095536 0.089283
Sumber: Lampiran 8
4.5.3 Uji Normalitas Hasil uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai statistik Jarque-Bera = 0,031886 dengan probabilitas = 0,0000 > 0,05 (5 persen), sehingga diputuskan bahwa asumsi normalitas dalam penelitian ini terpenuhi.
20
Series: Residuals Sample 1 144 Observations 144
16 12 8 4 0 -2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
7.02E-16 -0.029913 1.626679 -1.936884 0.663711 0.035626 2.984587
Jarque-Bera Probability
0.031886 0.984184
1.5
Gambar 9. Hasil Uji Normalitas