BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Susunan organisasi sesuai Kep. Mensos RI No. 59/HUK/2003, tanggal 23 Juli 2003 : 1.
Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta kehumasan.
2.
Seksi Program dan Advokasi Sosial Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program, pemberian informasi dan advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantaua, evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial.
3.
Seksi Rehabilitasi Sosial Mempunyai tugas melakukan registrasi, observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosia, phisik, keterampilan, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
4.
Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masingmasing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari tenaga fungsional, dikoordinir oleh tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala Panti atas usulan tenaga fungsional
yang
bersangkutan.
Jumlah
Tenaga
Fungsional
ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
PSKW ”Mulya Jaya” Pasar Rebo mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian pengembangan standar pelayanan dan rujukan. Dalam rangka penyelenggaraan tugasnya Panti Sosial menggunakan sarana Instalasi Produksi (Workshop) yang dipimpin oleh Kepala dalam jabatan fungsional yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Panti dan kegiatannya adalah keterampilan kerja yang bersifat ekonomi, produktif bagi penyandang masalah sosial kesejahteraan sosial pasca rehabilitasi agar mampu berperan aktif dalam masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya PSKW ”Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur mempunyai fungsi sebagai : 1. Tempat penyebaran pelayanan kesejahteraan sosial. 2. Tempat informasi kesejahteraan sosial. 3. Tempat rujukan bagi pelayanan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi tingkat di bawahnya. 4. Tempat latihan keterampilan.
Sesuai Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, bahwa : 1. Tujuan
Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Sosial
adalah
untuk
memulihkan
keberfungsian sosial Tuna Sosial yang meliputi : a. Kelayan mau mengikuti pelayanan dan rehabilitasi sosial. b. Kelayan mampu mengubah cara hidup dan cara mencari penghasilannya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. c. Kelayan dapat menjalankan fungsi dan peran sosialnya di masyarakat secara wajar. 2. Fungsi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial adalah : a. Menumbuhkan kesadaran kelayan akan pentingnya pelayanan dan rehabilitasi sosial. b. Membantu kelayan melakukan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan kehidupannya sehari-hari. c. Membantu kelayan memenuhi kebutuhan dasar, d. Membantu kelayan mengembangkan potensinya. e. Membantu kelayan berperilaku normatif. 3. Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial menggunakan beberapa metode pekerjaan sosial, antara lain : a. Bimbingan sosial perorangan (Social Case Work), yaitu metoda yang dilakukan pekerja sosial dalam menangani masalah kelayan secara individu.
b. Bimbingan sosial kelompok (Social Group Work), yaitu metoda yang diguakan pekerja sosial dalam menangani kelayan melalui kelompok. c. Bimbingan sosial organisasi dan kemasyarakatan (Social Organization and Development), yaitu metoda yang digunakan pekerja sosial untuk membantu kelayan agar organisasi yang ada di masyarakat menerima, mengembangkan dan mengontrol perilaku kelayan dan memberikan kesempatan kepada kelayan untuk meningkatkan peranannya dalam hidup bermasyarakat. 4. Pelayanan dan rahabilitasi sosial kelayan dilaksanakan melalui suatu rangkaian kegiatan yang mengacu pada tahapan pertolongan pekerjaan sosial, yaitu : a. Pendekatan Awal. Merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan, bantuan dan peran serta dalam pelaksanaan program termasuk upaya memperoleh gambaran potensi dan sumber yang tersedia dalam masyarakat. Pendekatan awal juga untuk mendeteksi keberadaan dan cara mendapatkan calon kegiatan kelayan. Kegiatan pendekatan awal meliputi : 1). Orientasi dan Konsultasi. Kegiatan pengenalan program pelayanan dan rehabilitasi sosial mantan Tuna Susila kepada Pemerintah Daerah, instansi-instansi teknis dan pilarpilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengetahuan/pengaku-an, dukungan/bantuan dan peran sertanya dalam pelaksanaan program.
2). Identifikasi. Kegiatan untuk mencari dan memperoleh data yang lebih rinci tentang diri mantan Tuna Susila dan potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber pelayanan, pasaran kerja dan usaha serta fasilitas kemudahan. 3). Motivasi. Kegiatan pengenalan program kepada mantan Tuna Susila untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi sosial. 4). Seleksi. Kegiatan untuk menetapkan Tuna Susila yang akan mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial, karena memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
b. Penerimaan. Serangkaian kegiatan administratif dan teknis yang meliputi : 1). Registrasi, yaitu pencatatan dalam buku induk penerima pelayanan dan mengkompilasikan berbagai formulir isian untuk menetapkan kelayan pelayanan definitif. 2). Penempatan
dalam
program
rehabilitasi
sosial,
yaitu
kegiatan
pengelompokan bakat dan minat kelayan dipadukan dengan bimbingan, khususnya
bimbingan
keterampilan
kerja
praktis
yang
sudah
diprogramkan (sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha/kerja) untuk
menumbuhkan semangat dan kecintaan dalam mengikuti bimbingan kerja tersebut. c. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment). Upaya untuk menelusuri, menggali data kelayan termasuk faktor-faktor penyebab masalah dan akibat yang ditimbulkannya, persepsi dan tanggapan atas permasalahan yang dialami serta kekuatan-kekuatan yang dimiliki dalam membantu dirinya sendiri. Data tersebut selanjutnya dikaji, dianalisa dan diolah untuk menetapkan akar permasalahan dan pelayanan yang diperlukan. d. Bimbingan Mental, Sosial, Fisik dan Keterampilan, meliputi : Serangkaian kegiatan teknis operasional sebagai bekal untuk dapat bermata pencaharian layak dalam tatanan hidup bermasyarakat. Kegiatan ini meliputi : 1). Bimbingan sosial. 2). Serangkaian
kegiatan
yang
ditujukan
untuk
memulihkan
dan
meningkatkan kemampuan berfungsi sosial kelayan melalui metoda bimbingan sosial perorangan, kelompok dan masyarakat. 3). Bimbingan mental. Serangkaian kegiatan bimbingan/tuntunan untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan belajar tentang keagamaan, cara berfikir positif dan keinginan untuk berprestasi.
4). Bimbingan fisik Serangkaian kegiatan bimbingan/tuntunan untuk pengenalan dan praktek cara-cara hidup sehat secara teratur dan disiplin agar kondisi badan/fisik dalam keadaan selalu sehat.
5). Bimbingan keterampilan. Serangkaian kegiatan bimbingan/tuntunan untuk mengetahui, mendalami dan menguasai suatu bidang keterampilan kerja tertentu, sehingga menjadi tenaga yang terampil dibidangnya yang memungkinkan kelayan mampu memperoleh pendapatan yang layak sebagai hasil pendayagunaan keterampilan kerja yang mereka miliki. e. Resosialisasi Serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah yaitu disatu sisi untuk mempersiapkan kelayan agar dapat berintegrasi penuh kedalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif dan disatu sisi lain untuk mempersiapkan masyarakat khususnya masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi penempatan kerja/usaha kelayan agar mereka dapat menerima, memperlakukan dan mengajak serta berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan. Tahap resosialisasi meliputi : 1). Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat.
Serangkaian
kegiatan
bimbingan/tuntunan
pendekatan
untuk
menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat dan organisasi sosial. 2). Bimbingn sosial hidup bermasyarakat. Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan agar kelayan dapat melaksanakan seluruh kegiatannya sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan menghindari kegiatan yang melanggar aturan di masyarakat. f. Penyaluran. Serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan kelayan kedalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat secara normatif, baik di lingkungan keluarga, masyarakat daerah asal maupun ke jalur lapangan kerja/usaha mandiri. 1). Pemberian bantuan stimulan usaha pproduktif. Serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan dan bahan
yang
bersifat stimulan/rangsangan untuk mempersiapkan kelayan memperoleh mata pencaharian. 2). Bimbingan usaha/kerja. Serangkaian kegiatan bimbingan praktek kerja/usaha yang ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja yang layak dan praktek kelola usaha menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif dan efisien. g. Terminasi
Kegiatan mengakhiri proses pelayanan lembaga/badan sosial dilakukan setelah kelayan menerima semua proses pelayanan dan masalahnya telah terselesaikan didukung dengan surat resmi kepada pihak-pihak terkait seperti keluarga, pemerintah setempat dan yang berkepentingan. h. Bimbingan lanjut. Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada eks kelayan, keluarga dan masyarakat guna lebih dapat memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan
kemandirian
eks
kelayan
dalam
kehidupan
serta
penghidupan yang layak. Tahap bimbingan lanjut secara operasional dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, yaitu : 1). Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Serangkaian kegiatan bimbingan/tuntunan untuk lebih memantapkan kemampuan penyesuaian diri eks kelayan dalam tata hidup bermasyarakat dan keikutsertaannya dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuannya. 2). Bantuan pengembangan usaha/bimbingan peningkatan keterampilan. Serangkaian kegiatan yang diarahkan kepada eks kelayan dalam bentuk pemberian bantuan ulang, baik berupa peralatan dan bahan permodalan maupun
pemantapan
keterampilan,
sehingga
jenis
dan
usaha/kerjanya lebih berkembang. 3). Bimbingan pemantapan kemandirian/peningkatan usaha/kerja.
jumlah
Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada eks kelayan guna dapat meningkatkan usaha ekonomis, produktif, sehingga dapat mengembangkan jenis dan jumlah penghasilannya.
i. Evaluasi. Untuk memastikan apakah eks kelayan telah mampu mandiri dalam melaksanakan fungsi dan peranan sosialnya di masyarakat sesuai tujuan, indikator-indikator keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi sosial telah tercapai. Evaluasi perlu dilakukan pada setiap kehidupan eks kelayan, khususnya sebagai umpan balik perbaikan program lembaga/badan sosial.
Standar Indikator keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi sosial Tuna susila merupakan alat sederhana yang dapat digunakan untuk melihat kondisi pelayanan di lapangan yang mencakup : 1. Hasil pelayanan a. Eks klien tidak lagi melakukan kegiatan Tuna Susila b. Eks kelayan mempunyai pekerjaan baik dalam wira usaha,
karyawan, atau
pekerjaan lain yang dapat diterima oleh norma masyarakat. c. Eks kelayan melaksanakan perannya kembali dalam keluarga d. Eks kelayan terlibat secara aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya. 2. Proses Pelayanan a. Eks kelayan mengikuti setiap tahapan pelayanan proses pelayanan.
b. Eks kelayan berperan aktif dalam berbagai jenis pelayanan. 3. Organisasi Pelaksana Organisasi Pelaksana memiliki legalitas, struktur organisasi dan mekanisme kerja sesuai dengan yang kriteria yang telah ditentukan di atas. 4. Sumber Daya Manusia (SDM) SDM Panti terdiri dari pimpinan, pelaksana administrasi dan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 5. Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana panti dalam bentuk gedung kantor, asrama dan sarana penunjang lain sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
B. Hasil Pengumpulan Data a. Pegawai Tabel 1. Pegawai PSKW berdasarkan Pendidikan dan Usia
Usia SD 26-35 0 36-45 1 46-55 0 Jumlah 1
Pendidikan Jumlah SMP SMA Sarjana 6 0 0 6 12 0 6 5 8 0 5 3 26 0 11 14
Tabel 2. Pegawai PSKW berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki (%)
SD 0 (0)
Pendidikan SMP SMA 0 1 (0) (3,70)
Jumlah Sarjana 7 8 (25,93) (29,63)
Perempuan 1 (%) (3,70) Jumlah 1 (%) (3,70)
0 10 8 19 (0) (37,04) (29,63) (70,37) 0 11 15 27 (0) (40,74) (55,56) (100)
Tabel 3. Pegawai PSKW berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
26-35 4 2 6
Usia 36-45 2 10 12
46-55 2 6 8
Jumlah 8 18 26
b. Kelayan Tabel 4. Kelayan berdasarkan Pendidikan dan Usia Pendidikan Jumlah SD SMP SMA 16-25 15 19 5 39 26-35 13 4 5 22 36-45 3 0 1 4 46-55 1 0 0 1 Jumlah 32 23 11 66 Usia
C. Uji Validitas dan Reliabilitas a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan valid atau tidak, artinya apakah pertanyaan tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini, hasil pengujian validitasnya adalah sebagai berikut:
Correlations Harapan
Harapan Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,812
SH4
0,670 0,001
0,873
SH5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,675 0,001
SH6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,895 0,000
OH4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,684 0,001
SH7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,771 0,000
OH5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,601 0,005
0,826
SH8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
OH6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,655 0,002
Pearson Correlation SPH1 Sig. (2-tailed)
0,810 0,000
OH7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,758 0,000
Pearson Correlation SPH2 Sig. (2-tailed)
0,679
OH8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,635 0,003
Pearson Correlation SPH3 Sig. (2-tailed)
0,536 0,015
SH1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,783 0,000
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,506
SPH4
SH2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,746 0,000
Pearson Correlation SPH5 Sig. (2-tailed)
0,645 0,002
SH3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,459
OH1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,745 0,000
OH2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
OH3
0,042
0,000 0,000
0,000
0,001
0,023
**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dengan melihat nilai sig.(2-tailed) dibandingkan nilai α=0.05, maka dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam penelitian ini valid.
Correlations Total K OK1 OK2 OK3 OK4 OK5 OK6 OK7 OK8 SK1 SK2 SK3
Pearson Correlation
0,831
Sig. (2-tailed)
0,000
Pearson Correlation
0,639
Sig. (2-tailed)
0,002
Pearson Correlation
0,634
Sig. (2-tailed)
0,003
Pearson Correlation
0,634
Sig. (2-tailed)
0,003
Pearson Correlation
0,668
Sig. (2-tailed)
0,001
Pearson Correlation
0,674
Sig. (2-tailed)
0,001
Pearson Correlation
0,468
Sig. (2-tailed)
0,037
Pearson Correlation
0,614
Sig. (2-tailed)
0,004
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,829 0,000
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation
0,817 0,000 0,480
Total K SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 SPK1 SPK2 SPK3
Pearson Correlation
0,569
Sig. (2-tailed)
0,009
Pearson Correlation
0,748
Sig. (2-tailed)
0,000
Pearson Correlation
0,611
Sig. (2-tailed)
0,004
Pearson Correlation
0,707
Sig. (2-tailed)
0,000
Pearson Correlation
0,477
Sig. (2-tailed)
0,034
Pearson Correlation
0,855
Sig. (2-tailed)
0,000
Pearson Correlation
0,840
Sig. (2-tailed)
0,000
Pearson Correlation
0,665
Sig. (2-tailed)
0,001
Pearson Correlation SPK4 Sig. (2-tailed)
0,700
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0,814 0,000
SPK5
0,001
** *
Sig. (2-tailed) 0,032 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Pada pernyataan kenyataan pun dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) dibandingkan dengan nilai α=0.05 lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. •
Untuk pernyataan harapan Hasil perhitungan nilai relibilitasnya, yaitu: Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,943
N of Items 21
Ternyata nilai Cronbach's Alpha-nya sebesar 0, 943 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan reliabel.
•
Untuk pernyataan kenyataan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,941
N of Items 21
Untuk pernyataan kenyataan didapat nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,941 sehingga pernyataan kenyataan pun reliabel untuk digunakan.
D. Analisis Kepuasan a. Kelayan
RSP
FT
O1 3,522 4,708 O2 3,391 4,534 O3 3,609 4,825 O4 3,493 4,670 O5 3,667 4,902 O6 3,652 4,883 O7 3,783 5,057 O8 3,768 5,038 S1 3,507 4,689 S2 3,681 4,922 S3 3,391 4,534 S4 3,362 4,495 S5 3,696 4,941 S6 3,580 4,786 S7 3,609 4,825 S8 3,565 4,767 SP1 3,420 4,573 SP2 3,435 4,592 SP3 3,681 4,922 SP4 3,696 4,941 SP5 3,290 4,398 Jumlah 74,797 100,00
RSK 3,2899 3,2319 3,3768 3,2609 3,3623 3,4493 3,4058 3,4348 3,4348 3,5362 3,1159 3,2319 3,4348 3,4928 3,5942 3,4638 3,3623 3,3043 3,5362 3,5652 3,4058 71,29
ST
IK
15,490 14,653 16,292 15,227 16,483 16,842 17,224 17,304 16,106 17,404 67,953 14,128 14,528 16,971 16,716 17,341 16,510 15,375 15,174 17,404 17,615 14,980 339,77
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan terhadap kelayan, diperoleh angka indeks 67,95 persen. Artinya secara keseluruhan berdasarkan harapan kelayan dan kenyataan yang ada pada PSKW saat penelitian, ternyata PSKW hanya mampu memuaskan 67,95 persen kelayannya. b. Pegawai
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5
RSP FT RSK ST IK 4,519 3,443 4,000 13,774 4,481 3,415 4,037 13,787 4,630 3,528 3,778 13,328 4,593 3,500 4,000 13,999 4,593 3,500 4,222 14,777 4,296 3,274 4,148 13,581 4,593 3,500 4,185 14,648 4,519 3,443 3,704 12,753 4,630 3,528 4,037 14,243 4,556 3,472 4,148 14,401 4,593 3,500 4,074 14,259 4,519 3,443 4,111 14,156 4,481 3,415 4,037 13,787 4,296 3,274 3,593 11,762 4,296 3,274 3,815 12,490 78,95 4,111 3,133 3,852 12,068 4,296 3,274 3,778 12,369 4,704 3,585 4,074 14,604 4,519 3,443 3,407 11,733 4,481 3,415 3,370 11,510 4,556 3,472 3,667 12,729 4,556 3,472 4,185 14,529 4,741 3,613 4,333 15,655 4,667 3,556 3,963 14,094 4,556 3,472 3,889 13,501 4,593 3,500 3,519 12,314 4,667 3,556 4,222 15,016 4,704 3,585 4,630 16,595 4,481 3,415 3,593 12,269
Jumlah
131,222 100,000 114,370 394,732
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan terhadap kelayan, diperoleh angka indeks 78,95 persen. Artinya secara keseluruhan berdasarkan harapan pegawai dan kenyataan yang ada pada PSKW saat penelitian, ternyata PSKW hanya mampu memuaskan 78,95 persen pegawainya.
E. Prioritas Perbaikan Kualitas Pelayanan Untuk menentukan prioritas peningkatan layanan terhadap kelayan dilakukan dengan memplotkan rata-rata skor pentingnya terhadap rata-rata skor kenyataan dari masing-masing atribut pertanyaan. 1. Menurut Kelayan Pertanyaan O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 SP1
RSP 3,522 3,391 3,609 3,493 3,667 3,652 3,783 3,768 3,507 3,681 3,391 3,362 3,696 3,580 3,609 3,565 3,420
RSK 3,290 3,232 3,377 3,261 3,362 3,449 3,406 3,435 3,435 3,536 3,116 3,232 3,435 3,493 3,594 3,464 3,362
SP2 SP3 SP4 SP5 Rata-rata
3,435 3,681 3,696 3,290 3,562
3,304 3,536 3,565 3,406 3,395
Keterangan: O1 : Kelayan mendapat bimbingan kerja dengan baik O2 : Kelayan mudah mendapatkan kebutuhannya O3 : Kelayan memanfaatkan bantuan perlengkapan kerja yang diberikan O4 : Kelayan mendapat bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan O5 : Pegawai panti mempunyai kerja yang jelas dalam mengatur kelayan O6 : Ada petugas piket yang bertugas memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari O7 : Ada Tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan O8 : Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan S1 : Jumlah pegawai telah mencukupi kebutuhan yang ada S2 : Adanya pembagian Tugas pokok dan fungsi yang jelas S3 : Pegawai tidak memiliki tugas dan fungsi ganda S4 : Pembagian tugas pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikannya S5 : Pegawai telah bertugas sesuai tugasnya masing-masing S6 : Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan S7 : Pegawai panti mampu membangun komunikasi yang baik dengan kelayan S8 : Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan SP1 : Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan kelayan
SP2 : Pemanfatan ruang perpustakaan harus optimal SP3 : Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim SP4 : Ada tempat untuk penitipan anak (TPA) SP5 : Peralatan dan perlengkapan selalu tersedia dengan baik.
Berdasarkan nilai rata-rata dari dari rata-rata skor harapan dan kenyataan maka dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: a. Kelompok I Kelompok ini mencerminkan harapan yang relatif tinggi dari kelayan, namun kenyataan yang ada relatif masih rendah. Sehingga layanan yang termasuk pada kuadran ini merupakan prioritas utama yang harus diperbaiki. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke dalam kelompok I yaitu Jumlah pegawai telah mencukupi kebutuhan yang ada (S1) dan Peralatan dan perlengkapan selalu tersedia dengan baik (SP5). Jadi, jumlah pegawai dan ketersediaan alat harus ditingkatkan.
b. Kelompok II Kelompok
ini
mencerminkan
pertanyaan
yang
perlu
dipertahankan
kualitasnya, karena nilai harapannya relatif tinggi dan nilai evaluasi/kenyataan juga relatif tinggi (di atas rata-rata). Pertanyaan tersebut adalah Ada petugas piket yang bertugas memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari (O6), Ada Tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan (O7), Pegawai panti
memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan (O8), Adanya pembagian Tugas pokok dan fungsi yang jelas (S2), Pegawai telah bertugas sesuai tugasnya masing-masing (S5), Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan (S6), Pegawai panti mampu membangun komunikasi yang baik dengan kelayan (S7), Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan (S8), Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim (SP3), dan Ada tempat untuk penitipan anak/TPA (SP4).
c. Kelompok III Pertanyaan yang berada pada kelompok ini termasuk prioritas kedua, karena nilai harapan relative rendah dan niliai evaluasi/kenyataan juga relative rendah. Pertanyaan tersebut adalah Kelayan mendapat bimbingan kerja dengan baik (O1), Kelayan mudah mendapatkan kebutuhannya (O2), Kelayan mendapat bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan (O4), Pegawai tidak memiliki tugas dan fungsi ganda (S3), Pembagian tugas pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikannya (S4), Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan kelayan (SP1), dan Pemanfatan ruang perpustakaan harus optimal (SP2).
d. Kelompok IV Pertanyaan yang berada pada kelompok ini merupakan kategori berlebihan. Nilai harapan relative rendah atau dinilai tidak penting oleh kelayan namun
nilai kenyataannya relative tinggi. Pertanyaan tersebut adalah Kelayan memanfaatkan bantuan perlengkapan kerja yang diberikan (03) dan Pegawai panti mempunyai kerja yang jelas dalam mengatur kelayan (05). 2. Menurut Pegawai Pertanyaan O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5 Rata-rata
RSP 4,519 4,481 4,630 4,593 4,593 4,296 4,593 4,519 4,630 4,556 4,593 4,519 4,481 4,296 4,296 4,111 4,296 4,704 4,519 4,481 4,556 4,556 4,741 4,667 4,556 4,593 4,667 4,704 4,481 4,525
RSK 4,000 4,037 3,778 4,000 4,222 4,148 4,185 3,704 4,037 4,148 4,074 4,111 4,037 3,593 3,815 3,852 3,778 4,074 3,407 3,370 3,667 4,185 4,333 3,963 3,889 3,519 4,222 4,630 3,593 3,944
Keterangan: O1 : Kelayan mendapat bimbingan kerja dengan baik O2 : Kelayan mudah mendapatkan kebutuhannya O3 : Kelayan memanfaatkan bantuan perlengkapan kerja yang diberikan O4 : Kelayan mendapat bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan O5 : Pegawai panti mempunyai kerja yang jelas dalam mengatur kelayan O6 : Ada petugas piket yang bertugas memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari O7 : Ada Tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan O8 : Kelayan termotivasi agar mampu menjalankan fungsi dan peranan sosial di masyarakat O9 : Pegawai panti tanggap atas keluhan kelayan K1 : Bendahara Pengeluaran memahami tugas dan fungsinya dengan baik K2 : Bendahara Pengeluaran mengikuti diklat bendahara dari Depkeu. K3 : Pengerjaan pembukuan sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Departemen Sosial K4 : Selalu dilakukan pemeriksaan kas oleh PPK secara periodik K5 : Penatausahaan keuangan diperiksa aparat wasnal K6 : Tidak ada pengeluaran yang melampaui plafon anggaran yang tersedia K7 : Anggaran yang ada tidak dibintang/diblokir S1 : Jumlah pegawai telah mencukupi kebutuhan yang ada S2 : Adanya pembagian Tugas pokok dan fungsi yang jelas S3 : Pegawai tidak memiliki tugas dan fungsi ganda
S4 : Pembagian tugas pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikannya S5 : Pegawai telah bertugas sesuai tugasnya masing-masing S6 : Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan S7 : Pegawai panti mampu membangun komunikasi yang baik dengan kelayan S8 : Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan SP1 : Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan kelayan SP2 : Pemanfatan ruang perpustakaan harus optimal SP3 : Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim SP4 : Ada tempat untuk penitipan anak (TPA) SP5 : Peralatan dan perlengkapan selalu tersedia dengan baik.
Berdasarkan nilai rata-rata dari dari rata-rata skor harapan dan kenyataan maka dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: a. Kelompok I Kelompok ini mencerminkan harapan yang relatif tinggi dari kelayan, namun kenyataan yang ada relatif masih rendah. Sehingga layanan yang termasuk pada kuadran ini merupakan prioritas utama yang harus diperbaiki. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke dalam kelompok I yaitu Kelayan mendapat bimbingan kerja dengan baik (O1) dan Kelayan mudah mendapatkan kebutuhannya (O2), Kelayan mendapat bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan (O4), Pegawai panti mempunyai kerja yang jelas dalam mengatur kelayan (O5), Ada petugas piket yang bertugas
memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari (O6), Ada Tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan (O7), Pegawai panti tanggap atas keluhan kelayan (O9), Bendahara Pengeluaran memahami tugas dan fungsinya dengan baik (K1), Bendahara Pengeluaran mengikuti diklat bendahara dari Depkeu (K2), Pengerjaan pembukuan sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Departemen Sosial (K3), Selalu dilakukan pemeriksaan kas oleh PPK secara periodik (K4), Adanya pembagian Tugas pokok dan fungsi yang jelas (S2), Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan (S6), Pegawai panti mampu membangun komunikasi yang baik dengan kelayan (S7), Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan (S8), dan Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim (SP3).
b. Kelompok II Kelompok ini mencerminkan pertanyaan yang perlu dipertahankan kualitasnya,
karena
nilai
harapannya
relatif
tinggi
dan
nilai
evaluasi/kenyataan juga relatif tinggi (di atas rata-rata). Pertanyaan tersebut adalah Ada tempat untuk penitipan anak/TPA (SP4).
c. Kelompok III
Pertanyaan yang berada pada kelompok ini termasuk prioritas kedua, karena nilai harapan relative rendah dan niliai evaluasi/kenyataan juga relative rendah. Pertanyaan tersebut adalah Kelayan memanfaatkan bantuan perlengkapan kerja yang diberikan (O3), Kelayan termotivasi agar mampu menjalankan fungsi dan peranan sosial di masyarakat (O8), Penatausahaan keuangan diperiksa aparat wasnal (K5), Tidak ada pengeluaran yang melampaui plafon anggaran yang tersedia (K6), Anggaran yang ada tidak dibintang/diblokir (K7), Jumlah pegawai telah mencukupi kebutuhan yang ada (S1), Pegawai tidak memiliki tugas dan fungsi ganda (S3), Pembagian tugas pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikannya (S4), Pegawai telah bertugas sesuai tugasnya masing-masing (S5), Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan kelayan (SP1), Pemanfatan ruang perpustakaan harus optimal (SP2), dan Peralatan dan perlengkapan selalu tersedia dengan baik (SP5).
d. Kelompok IV Pertanyaan yang berada pada kelompok ini merupakan kategori berlebihan. Nilai harapan relative rendah atau dinilai tidak penting oleh kelayan namun nilai kenyataannya relative tinggi. Menurut pegawai PSKW tidak ada pertanyaan yang berlebihan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas dikaitkan dengan prioritas perbaikan kualitas pelayanan, maka yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pemeriksaan komprehensif adalah : 1. Menurut kelayan pada kelompok II, yaitu dipandang dari : a. Aspek Operasional : 1). Ada petugas piket yang bertugas memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari. 2). Ada Tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan. 3). Pegawai Panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan. b. Aspek Sumber Daya Manusia 1). Adanya pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas. 2). Pimpinan telah bertugas sesuai tugasnya masing-masing. 3). Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan. 4). Pegawai panti mampu membanguan komunikasi yang baik dengan kelayan. 5). Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan. c. Aspek Sarana dan Prasarana 1). Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim. 2). Ada tempat untuk penitipan anak (TPA).
2. Menurut pegawai pada kelompok I, yaitu dipandang dari : a. Aspek Operasional 1). Kelayan mendapat bimbingan kerja dengan baik 2). Kelayan mudah mendapatkan kebutuhannya 3). Kelayan mendapat bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan 4). Pegawai panti mempunyai kerja yang jelas dalam mengatur kelayan 5). Ada petugas piket yang bertugas memberikan bimbingan kepada kelayan setiap hari. 6). Ada tim yang selalu mengontrol perkembangan kelayan 7). Pegawai panti tanggap atas keluhan kelayan
b. Aspek Keuangan 1). Bendahara Pengeluaran memahami tugas dan fungsinya dengan baik 2). Bendahara Pengeluaran mengikuti diklat bendahara dari Depkeu. 3). Pengerjaan pembukuan sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Departemen Sosial. 4). Selalu dilakukan pemeriksaan kas oleh PPK secara periodik
c. Aspek Sumber Daya Manusia 1). Adanya pembagian Tugas pokok dan fungsi yang jelas 2). Pimpinan panti memberikan motivasi kepada kelayan 3). Pegawai panti mampu membangun komunikasi yang baik dengan kelayan 4). Pegawai panti memberikan bimbingan yang terarah kepada kelayan.
d. Aspek Sarana dan Prasarana Ada ruangan khusus untuk bimbingan rohani, baik muslim maupun non muslim.
Sedangkan dari hasil pemeriksaan komprehensif selama 2 (dua) tahun, yaitu tahun 2008 dan tahun 2009 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Sosial RI terhadap PSKW “Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur dapat disampaikan hasil pemeriksaan :
Tahun 2008
a. Aspek Operasional : 1). Pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi bagi kelayan dalam satu angkatan yang datangnya tidak bersamaan dalam mengikuti kegiatan di Panti khususnya kegiatan pelatihan ditiap jenis keterampilan pelaksanaannya digabung antara kelayan yang lama dengan yang baru datang, sehingga instruktur me-ngalami kendala dalam memberikan pelatihan keterampilan. Kondisi tersebut disebabkan kemampuan dan latar belakang kelayan yang berbeda serta pengiriman dari hasil razia yang waktunya tidak sesuai dengan program pelayanan di Panti. 2). Bantuan stimulan merupakan peralatan modal kerja baik sekelompok kelayan maupun perorangan untuk dijadikan sebagai bekal hidup mandiri sesuai jenis
mata pencahariannya guna mendapatkan penghasilan untuk membiayai hidup diri dan keluarganya, pada umumnya belum dimanfaatkan.
b. Aspek Keuangan 1). Minimnya indeks anggaran untuk pengadaan bantuan stimulan dan anggaran untuk bimbingan lanjut setelah selesai mengikuti bimbingan didalam panti. 2). Bendahara Pengeluaran belum sepenuhnya memahami tugas dan fungsinya dengan baik, karena masih terdapat : a). penerimaan Negara dari PPh 21 yang belum dipungut dan disetor ke Kas Negara. b). Pengerjaan pembukuan belum sepenuhnya sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Departemen Sosial.
c. Aspek Sumber Daya Manusia 1). Kurangnya koordinasi antara pejabat struktural (seksi PAS dan seksi Rehsos) dengan Peksos dalam hal merencanakan kebutuhan bantuan stimulan yang diberikan kepada kelayan setelah selesai mengikuti pelayanan didalam panti. 2). Pelayanan dan Rehabilitasi dalam Panti yang kegiatannya telah dituangkan dalam Jadwal Bimbingan dan Pelatihan Siswa yang berlaku untuk satu angkatan
selama 6 (enam) bulan, namun dalam pelaksanaannya jadwal
tersebut belum direalisasikan sepenuhnya khususnya dalam pelaksanaan pendampingan yang dilaksanakan peksos.
3). Lemahnya pengawasan dan pengendalian secara berjenjang di lingkungan PSKW ”Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur.
d. Aspek Sarana dan Prasarana 1). Belum terpenuhinya sarana prasarana untuk menangani kelayan program multi layanan, yaitu pelayanan terhadap kelayan trafiking. 2). Belum
adanya
ruangan
Instalasi
Produksi
sebagai
sarana
untuk
mengembangkan keterampilan sesuai bakat dan minat kelayan. 3). Belum adanya tempat untuk penitipan anak (TPA) bagi kelayan yang mempunyai anak selama yang bersangkutan mengikuti jadwal kegiatan baik bimbingan maupun keterampilan.
Tahun 2009
a. Aspek Operasional Program multi layanan, yaitu pelayanan terhadap kelayan trafiking pelaksanaan tahapan
pelayanannya
disamakan
dengan
program
reguler.
Seharusnya
pelayanannya disesuaikan dengan permasalahan kelayan tersebut dan hanya dalam jangka waktu selama 3 (tiga) bulan saja.
b. Aspek Keuangan
Bendahara Pengeluaran belum sepenuhnya memahami tugas dan fungsinya dengan baik, karena masih terdapat penerimaan jasa giro bank belum disetor ke Kas negara.
c. Aspek Sumber Daya Manusia Adanya pejabat struktural eselon IV yang telah diangkat menjadi Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, belum diiukutkan dalam Diklatpim IV. Kondisi tersebut terjadi karena Biro tidak dipersiapkannya pejabat yang akan diangkat untuk diikutkan dalam salah satu persyaratan untuk menduduki jabatan struktural.
d. Aspek Sarana dan Prasarana Pemeriksaan Sarana dan Prasarana untuk tahun 2008 masih muncul dalam hasil pemeriksaan komprehensif tahun 2009, karena menyangkut anggaran.
Dari hasil pemeriksaan komprehensif selama 2 (dua) tahun dapat disampaikan, bahwa ada pengurangan temuan terhadap hasil pemeriksaan tahun 2008 dengan periksaan tahun 2009.
hasil