Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
IV.
Kebisingan di Ruang-ruang Pengolahan Dalam pengolahan teh dibutuhkan mesin-mesin untuk memproduksi teh dalam skala besar untuk meningkatkan produktivitas teh. Di sisi lain mesin-mesin tersebut menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika tidak diperhatikan dengan cermat. Kebisingan dari mesin-mesin yang digunakan oleh para pekerja secara tidak langsung dapat merugikan kesehatan, menurunkan performasi dan produktivitas kerja. Pola penyebaran kebisingan yang terjadi pada masing-masing ruangan dari setiap mesin sangat beranekaragam. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah besarnya daya mesin, tingginya putaran poros, jenis transmisi, adanya bagian-bagian mesin yang aus, adanya sambungan antar elemen mesin yang kurang sempurna. Pengukuran kebisingan dipabrik teh dilakukan pada ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi karena ruangan tersebut mempunyai tingkat kebisingan yang melebihi nilai ambang batas. Pengukuran dilakukan 2 kali yaitu pada shift 1 (pukul 08.0015.00 WIB), dan shift 2 (pukul 04.00-07.00 WIB). Tujuan dilakukan pengukuran pada tiap shift yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat kebisingan setiap ruangan pada waktu siang hari dan malam hari. Pada siang hari aktivitas manusia baik di dalam maupun di luar pabrik lebih banyak dibandingkan dengan malam hari, sehingga akan mempengaruhi nilai kebisingan yang di ukur. 102
Intensitas Kebisingan (dB(A)
4.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
100 98 96
Penggilingan Pengeringan
94
Sortasi 92 90 88
1
Shift
2
Gambar 9. Kebisingan maksimum dimasing-masing ruangan pada tiap shift Tabel 13. Data kebisingan hasil pengukuran di masing-masing ruangan Ruangan Kebisingan (dB(A)) Shift 1 Shift 2 Penggilingan 85.9 – 95.2 84.3 – 91.7 Pengeringan 89.9 – 98.5 84.0 – 95.9 Sortasi 74.7– 101.0 72.5 – 90.0
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Setelah dilakukan pengukuran, perbedaan tingkat kebisingan yang terjadi antara siang hari dan malam hari cukup jauh. Hal ini terjadi karena pada malam hari produksi teh lebih sedikit dari siang hari sehingga mesin yang digunakan untuk memproduksi teh hanya sebagian dari jumlah mesin yang ada. Faktor lainnya adalah pada malam hari jumlah tenaga kerja yang bekerja lebih sedikit, sehingga mesin yang dinyalakan juga sedikit agar pekerjaan efektif dan pekerja bisa mengendalikan mesin-mesin yang sedang beroperasi. Oleh sebab itu, tingkat kebisingan pada malam hari lebih kecil dari siang hari. Tingkat kebisingan pada siang hari juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti lalu lintas truk, mobil, dan motor yang melewati area pabrik, serta adanya suara-suara manusia baik dari pekerja maupun dari pengunjung pabrik. 4.1.1.
Ruang Penggilingan Ruang penggilingan merupakan tempat untuk mengolah daun-daun teh menjadi butir-butir teh halus dan sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses fermentasi. Ruangan ini mempunyai mesin-mesin yang menghasilkan kebisingan yang cukup tinggi, diantaranya mesin CTC, mesin Green Leaf Shifter (GLS), mesin Barbora Leaf Conditioner (BLC), dan mesin-mesin air humidifier yang berfungsi untuk menjaga kelembaban ruangan. Mesin-mesin ini terletak pada satu ruangan dan tidak terdapat sekat apapun sehingga memungkinkan timbulnya pemantulan suara dari bahan mesin yang umumnya terbuat dari besi. Pemantulan-pemantulan ini dapat mengakibatkan penggabungan suara satu sama lain sehingga di ruangan ini terjadi kebisingan yang cukup tinggi. Di dalam ruang penggilingan terdapat dua jalur proses penggilingan yaitu jalur A dan jalur B, sehingga mesin-mesin yang digunakan bertambah menjadi dua kalinya dan kebisingan yang dihasilkan juga bertambah besar. Lokasi ruang penggilingan yang menjadi objek pengukuran mempunyai dimensi luas 30 m x 20 m, dimana titik-titik pengukuran dipetakan dalam peta kontur berdimensi 1x1 m.
28
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 14. Spesifikasi mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di ruang penggilingan No.
Nama Mesin
Fungsi
Jumlah
Spesifikasi Teknis
1.
Green Lief Shifter (GLS)
Memisahkan partikel yang tidak dikehendaki dalam proses seperti ulat, tangkai patah, pasir, serta partikel lain yang dapat menyebabkan kerusakan roll CTC
2 Unit
Buatan Teha tahun 1987 Putaran 370 rpm Kapasitas 800-1200 kg/jam
2.
Barbora Lief Conditioner (BLC)
Memper kecil ukuran teh sehingga lebih mudah untuk digiling pada mesin CTC
2 unit
Diameter 15 Inc Kapasitas 800-1200 kg/jam Resistor 9 buah Pressure plat 2 buah Elektro motor merk Tecco Tegangan 220-380 V Kuat arus 64.9/37.6 A Daya 25 hp Putaran 1455 rpm
Triple CTC Machine
Memperkecil partikel teh sehingga menjadi partikel yang sangat halus
2 unit
Ratio gear box 10 : 1 Kapasitas 900 kg V Belt A 58 5 buah V Belt B 105 5 buah V Belt B 760 4 buah Segmen roller CTC 1 8 TPI Segmen roller CTC 2 10TPI Segmen roller CTC 3 10 TPI
4.
Fermenting Unit
Tempat berlangsungnya reaksi enzimatis, sebagai salah satu syarat mutlak proses pengolahan teh hitam CTC untuk mendapatkan hasil dan aroma teh yang khas
2 unit
Dimensi 190x 1600 cm Kapasitas 800 x 1200 kg/Jam Kecepatan 55-60 menit Panjang rantai trays 2x3100 cm Ukuran trays 11 x 185 cm Tegangan 220-380 V Kuat arus 21 A Daya 1 hp Putaran 1380 rpm
5.
Air Humidifier
Mengatur kelembaban relatif udara
4 buah
Daya 0.5 hp
6.
Exhaust Fan
Mengatur pengeluaran udara
2 buah
Kuat arus 8.77/3,92 A Daya 2 hp Putaran 945 rpm Kecepatan udara 167 cfm Jumlah blade 4 buah
3.
29
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Besar kebisingan diruang penggilingan untuk shift 1 berkisar antara 85.9 – 95.2 dB(A), sedangkan untuk shift 2 nilai kebisingan berkisar antara 84.3 – 91.7 dB(A). Nilai kebisingan pada shift 1 lebih tinggi dari nilai kebisingan pada shift 2 karena semua mesin pada jalur A dan jalur B beroperasi termasuk air humidifier pada sisi kanan dan kiri, sedangkan pada shift 2 mesin yang beroperasi hanya pada jalur A saja,dan air humidifier pada sisi kanan dan kiri tidak menyala. Mesin air humidifier cukup memberikan pengaruh kebisingan yang tinggi pada ruangan ini. Mesin air humidifier hanya dinyalakan pada siang hari sekitar pukul 10.00-17.00 WIB, tujuan nya adalah untuk menjaga kelembaban ruangan selama proses penggilingan dan fermentasi berlangsung. Kondisi cuaca yang panas pada siang hari mengakibatkan kelembaban diruangan ini berkurang, sehingga mesin air humidifier dinyalakan. Kelembaban yang dibutuhkan pada ruangan ini berkisar antara 9098%. Kelembaban yang tinggi sangat dibutuhkan agar proses fermentasi berjalan sempurna sehingga dihasilkan teh yang berkualitas baik dari warna, rasa dan aroma. Kelembaban yang kurang pada saat proses fermentasi berlangsung akan menghasilkan teh yang mempunyai rasa yang sepat dan warna yang gelap pada saat diseduh. Proses penggilingan pada malam hari tidak menggunakan mesin air humidifier karena suhu udara pada malam hari cukup rendah sehingga kelembaban tinggi. Berikut ini adalah gambar layout dan kontur dari ruang pengggilingan:
15 14 13 12
96 95 94
11 10
93
9 8 7
92 91 90
6 5
89
4 3 2
88 87
1 0
86
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Gambar 10. Layout dan kontur kebisingan ruang penggilingan untuk shift 1
30
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
16 15 14 13
92
12 11
91
10
90
9 8
89 88
7 6
87
5 86
4 3
85
2 1
84
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Gambar 11. Layout dan kontur kebisingan ruang penggilingan untuk shift 2 Keterangan: : Posisi pekerja bekerja di ruang penggilingan Dari peta kontur di atas dapat dilihat bahwa pola penyebaran kebisingan di stasiun ini untuk setiap shiftnya tidak seragam. Sumber kebisingan tertinggi tersebar sesuai dengan sumber bunyi yang terjadi pada saat pengukuran. Kebisingan tertinggi diruang penggilingan berasal dari mesin Triple CTC, mesin GLS, mesin BLC, mesin air humidifier, exhaust fan, dan bising yang ditimbulkan dari getaran teralis-teralis yang digunakan untuk menutupi mesin-mesin produksi. Kebisingan di bagian ruangan tersebut dinamakan zona bising tinggi dimana pekerja tidak boleh berada di zona tersebut dalam waktu yang lama. Ruang penggilingan juga mempunya bagian ruangan dengan kebisingan yang rendah dinamakan zona bising rendah. Kebisingan pada bagian ini hanya bersumber dari beberapa mesin yang menghasilkan kebisingan yang rendah seperti biding yang ditimbulkan dari mesin fermenting unit, dan mesin penggerak conveyor, serta exhaust fan. Dengan adanya zona bising rendah di ruang penggilingan, pekerja dapat beristirahat sejenak di zona ini untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat pendengaran pekerja. Zona bising rendah mempunyai waktu aman bekerja lebih lama dibanding zona bising tinggi. Kebisingan yang terjadi di ruang penggilingan di sebabkan juga oleh umur mesinmesin produksi yang sudah tua, banyaknya bagian-bagian mesin yang tidak terpasang secara sempurna, ada beberapa bagian dari komponen mesin yang rusak, pemasangan teralis yang tidak baik sehingga menimbulkan getaran yang tinggi, banyak komponen mesin yang aus, dan kurangnya perawatan mesin menyebabkan mesin cepat rusak dan menghasilkan bising yang tinggi. Ruang penggilingan umumnya mempunyai nilai kebisingan melebihi 85 dB(A) sehingga lokasi tersebut dikategorikan sebagai daerah dengan tekanan bising yang tinggi dengan minimum waktu kerja kurang dari 8 jam kerja/hari. Namun, pada kenyataaannya para pekerja bekerja lebih dari 8 jam kerja/hari.
31
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.1.2.
Ruang Pengeringan Ruang pengeringan merupakan tempat berlangsungnya proses pengeringan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dan untuk menghasilkan teh dengan kadar air 2.53.5 agar teh tahan lama disimpan. Pengeringan dilakukan dengan mesin Fluid Bed Dryer (FBD) dengan sumber panas pada mesin Heat Exchanger (HE). Pada ruang pengeringan juga terdapat dua jalur untuk proses pengeringan yaitu jalur A dan jalur B. Letak Jalur A dan jalur B pada ruang pengeringan dibuat sama dengan letak jalur A dan jalur B di ruang penggilingan. Hasil teh yang telah digiling dan difermentasi langsung diteruskan menggunakan konveyor menuju ruang pengeringan sehingga proses pengolahan teh berlangsung secara kontinyu tanpa perlu dilakukan pemindahan teh yang akan memakan waktu produksi. Sama seperti di ruang penggilingan, ruang pengeringan mempunyai mesin-mesin yang menghasilkan kebisingan yang tinggi karena mempunyai dua jalur sehingga mesinmesin yang digunakan bertambah menjadi dua kalinya dan kebisingan yang dihasilkan juga bertambah besar. Lokasi ruang penggilingan yang menjadi objek pengukuran mempunyai dimensi luas 20 m x 20 m, dimana titik-titik pengukuran dipetakan dalam peta kontur berdimensi 1x1 m. Berikut adalah layout dan kontur dari ruang pengeringan: 18
16
14
12
10
8
6
4
2
0 0 2 4
98 97
6
96 95
8
94 93
10
92 91
12 90
14 16
Gambar 12. Layout dan kontur kebisingan ruang pengeringan untuk shift 1
32
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0 0 2 4
96 95 94
6
93 92 91
8 90 89
10
88 87 86
12
85 84
14 16
Gambar 13. Layout dan kontur kebisingan ruang pengeringan untuk shift 2 Keterangan: : Posisi pekerja bekerja di ruang pengeringan
33
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 15. Spesifikasi mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di ruang pengeringan No.
Nama Mesin
Fungsi
Jumlah
Spesifikasi Teknis
1.
Fluid Bad Dryer (FBD)
Menghentikan proses fermentasi dan menurunkan kadar air sampai 2.5-3%
2 Unit
Buatan Prima Jabar Steel tahun 1987 Dimensi 862x113x223 cm Kapasitas 250-300 kg/jam Kecepatan 15-18 menit
2.
Heat Exchanger
Sebagai sumber panas bagi keperluan pengeringan
2 buah
Buatan Teha Multi Turbular Ignation Transpormer 15000 V Burner merk Weishoupt type L 5 Z Type Burner Control LAL 2.25 Type Sevo Motor 1050 Type Photo cell Q RB 1
3.
Burner
Sumber api
1 buah/unit
Nozzel 15 Gph No 8 dan 3 Tekanan 11 Bar Elektro motor merk Weishoupt Tegangan 220- 380 V Kuat arus 6.8-6.3 A Daya 1.4 kW Putaran 2820 rpm
4.
Ducting
Saluran udara menuju cyclone
1 buah/unit
Putaran 1250 rpm Bearing 22217 K 2buah
5.
Cyclone
Menghisap debu teh yang ringan dan uap air
1buah/unit
V belt C 132 5 buah Elektro motor merk GEC Tegangan 220-380 V Daya 25 hp Putaran 1455 rpm Kuat arus 64.8/37.5 A
6.
Colling Fan
Mendinginkan suhu bubuk teh
1 buah/unit
Bearing 1210 K 2 buah V belt a 49 4 buah Elektro motor merk Tecco Kuat arus 3.8 A Daya 1 hp
7.
Exhaust Fan
Menghisap udara ke pembuangan
1buah/unit
Buatan Prima Jabar Stell No Bearing 1209 K V Belt B 62 Elektro motor buatan Singapura Kuat Arus 9,2-5,35 A Daya 20 hp Putaran 1440 rpm
34
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Besar kebisingan diruang pengeringan lebih tinggi dari ruangan lainnya dan kebisingannya merata disetiap bagian ruangan. Pada ruang pengeringan, besar kebisingan terjadi untuk shift 1 dan shift 2 berturut-turut adalah berkisar antara 89.9 – 98.5 dB(A) dan 84.0 – 95.9 dB(A). Dapat dilihat bahwa besar kebisingan maksimum pada shift 1 berbeda cukup jauh dengan besar kebisingan maksimum pada shift 2. Pola penyebaran kebisingan antara shift 1 dan shift 2 juga tidak seragam. Hal ini terjadi karena pada shift 1 mesin-mesin pada jalur A dan jalur B beroperasi. Jalur A dan jalur B pada ruang pengeringan beroperasi jika jalur A dan jalur B di ruang penggilingan beroperasi. Pada shift 2 mesin-mesin yang beroperasi di ruang pengeringan hanya satu jalur karena di ruang penggilingan mesin yang beroperasi juga satu jalur sehingga nilai kebisingan pada waktu ini lebih rendah. Kebisingan tertinggi di ruang pengeringan bersumber dari mesin-mesin di heat exchanger seperti burner, main fan, exhaust fan, serta mesin-mesin di FBD seperti cooling fan, cyclone, ducting, oksilator, dan mesin inter conveyor. Besar kebisingan di ruang pengeringan untuk shift 1 hampir merata di seluruh bagian ruangan. Oleh sebab itu, di ruang pengeringan tidak terdapat zona bising tinggi dan rendah, sehingga apabila pekerja telah memasuki waktu aman berada di ruang tersebut, pekerja harus beristirahat dengan cara keluar dari ruang pengeringan. Pada shift 2 terdapat zona bising tinggi dan zona bising rendah karena pengoperasian mesin hanya pada satu jalur saja, sehingga kebisingan tinggi hanya pada daerah di sekitar mesin-mesin yang beroperasi pada jalur tersebut. Zona bising tinggi terletak d sekitar mesin-mesin pada jalur A dengan waktu aman berada di zona tersebut tidak boleh melebihi 2 jam. Zona bising rendah terletak disekitar mesin-mesin pada jalur B yang tidak beroperasi. Dengan tidak beroperasinya mesin-mesin ini, kebisingan di sekitar jalur B cukup rendah sehingga waktu aman berada di zona tersebut adalah 8 jam. Pekerja yang telah memasuki waktu aman berada di zona bising tinggi bisa beristirahat di zona bising rendah sambil tetap bisa mengamati proses pengeringan yang sedang berlangsung sehingga pekerjaan bisa dengan tidak merusak alat pendengaran pekerja. 4.1.3.
Ruang Sortasi Ruang sortasi merupakan tempat untuk pemisahan bubuk teh kering hasil pengeringan dengan menggunakan mesin berdasarkan ukuran partikel, warna, bentuk, berat jenis dan kandungan serat sehingga diperoleh partikel teh yang seragam sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Mesin yang dipergunakan dalam proses sortasi teh terdiri atas midleton, vibro blank, vibro mesh, chota shifter, mini crusher, mini cutter, dan suction winnower serta exhaust fan yang berfungsi untuk menghisap debu teh yang ada di dalam ruangan. Ruang sortasi mempunyai dimensi luas 20 x 20 m, dimana titik-titik pengukuran dipetakan dalam peta kontur berdimensi 1x1 m. Mesin-mesin untuk sortasi terletak pada sisi kanan ruangan, sedangakan sisi kiri ruangan hanya berisi susunan teh yang telah dikemas ke dalam papersack yang siap untuk didistribusikan. Hasil teh yang telah dikeringkan di ruang pengeringan langsung dilanjutkan ke ruang sortasi melalui konveyor. Proses berpindahnya teh dari ruang pengeringan ke ruang sortasi berlangsung secara kontinyu, sama seperti proses pemindahan teh pada ruang penggilingan ke ruang pengeringan. Kebisingan di ruang sortasi merupakan kebisingan paling rendah diantara ruang lainnya. Berikut adalah layout dan kontur dari ruang sortasi:
35
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 2 101 100 99 98 97 96 95 94 93 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74
4 6 8 10 12 14
Gambar 14. Layout dan kontur kebisingan ruang sortasi untuk shift 1 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 2 90 89 88
4
87 86 85 84
6
83 82 81 80
8
79 78 77 76 75
10
74 73 72
12 14
Gambar 15. Layout dan kontur kebisingan ruang sortasi untuk shift 2 Keterangan: : Posisi pekerja bekerja di ruang sortasi
36
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari seluruh gambar pada ruang sortasi di atas dapat dilihat bahwa pola penyebaran kebisingan di ruang sortasi untuk tiap shift hampir sama, terutama pada bagian sisi bawah gambar yang merupakan tempat berisi susunan papersack. Besar kebisingan terjadi untuk shift 1 dan shift 2 berturut-turut adalah berkisar antara 74.7 – 101 dB(A) dan 72.5 – 90.0 dB(A). Perbedaan nilai maksimum kebisingan di ruang sortasi cukup jauh, karena pada shift 1 semua mesin beroperasi termasuk mesin mini crusher yang memberikan kebisingan yang cukup tinggi di ruangan ini, sedangkan pada shift 2 hanya mesin-mesin pada jalur A dan B serta exhaust fan saja yang beroperasi. Perbedaan nilai minimum kebisingan di ruang sortasi untuk shift 1 dan shift 2 relatif sama. Kebisingan yang ada di ruang sortasi hanya dirasakan berlebihan pada titik-titik tertentu yaitu pada mesin yang menghasilkan kebisingan kuat. Kebisingan yang tinggi bersumber dari mesin-mesin sortasi seperti midleton, mini crusher, vibro blank dan vibro mess pada jalur A dan jalur B, chota shifter, suction winower dan exhaust fan. Mesin-mesin tersebut terletak di sebelah kanan ruangan sehingga kebisingan yang tinggi hanya di rasakan di sekitar daerah tersebut. Daerah dimana terdapat semua mesin sortasi termasuk exhaust fan yang menghasilkan kebisingan yang tinggi disebut zona bising tinggi. Semua pekerja di ruangan sortasi bekerja di zona ini. Waktu aman untuk berada di zona ini tidak boleh melebihi 1 jam untuk shift 1, dan tidak boleh melebihi 4 jam untuk shift 2. Pekerja yang telah memasuki waktu aman harus beristirahat ke zona bising rendah dimana zona ini terletak di sebelah kiri ruangan. Zona bising rendah mempunyai waktu aman lebih dari 8 jam. Kebisingan di sebelah kiri ruangan rendah karena di daerah ini tidak terdapat mesin-mesin sortasi. Bagian sisi kiri ruang sortasi hanya berisi susunan teh yang telah dikemas dalam papersack, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum teh didistribusikan.
37
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 16. Spesifikasi mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di ruang sortasi No.
Nama Mesin
Fungsi
Jumlah
Spesifikasi Teknis
1.
Mideltone
Memisahkan the dari mesin pengering berdasarakan ukuran partikel
1 unit
Buatan Teha tahun 1987 Dimensi 250 x 96 cm Kapasitas 400 – 450 kg Vibrasi 120 / menit Ukuran ayakan mesh 12 Diameter lubang 5 mm dan 7 mm Tegangan 220-380 V Kuat Arus 12.2/7.6 A Daya 4 hp Putaran 955 rpm
2.
Vibro Extraktor Blank
Memisahkan teh partikel kering dengan mengangkat serat partikel teh dengan berat jenis yang sangat ringan
2 unit
Dimensi 96 x 455 cm Vibrasi 360 putaran 420 rpm Diameter rool 31 cm Kemiringan 8o Elektro motor merk Tecco Kuat Arus 6.6/3.84 A Daya 2 hp Putaran 1430 rpm
3.
Mini Cruser
Memperkecil ukuran sebelum masuk crusher
1 unit
Kapsitas 250 kg Kuat Arus 9.68/5.7 A Daya 3 hp Putaran 960 rpm
4.
Vibro Extraktor Mesh
Mebersihkan teh kering dari serat sekaligus memisahkan teh kering berdasarkan ukuran partikelnya
2 unit
Dimensi 96 x 455 cm Vibrasi 360 Putaran 420 rpm Kuat Arus 6.6/3.84 A Daya 2 hp Putaran 1430 rpm
5.
Chotta Shiter
Memisahkan partikel berdasarkan partikelnya
2 unit
Dimebsi 240 cm x 62 cm Tinggi 155 cm Putaran 150 rpm Ukuran Ayakan 10-16-18-2030 Daya 2 hp Putaran 940 rpm
6.
Suction Winower
Memisahkan teh kering berdasarkan berat jenis partikelnya
1 unit
7.
Exhaust Fan
Menghisap debu dari kotoran serta membuangnya ke luar ruangan
3 unit
Elektro motor merk Woods Kuat Arus 32 A Daya 10 hp Putaran 960 rpm
38
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.2.
Waktu Aman Untuk Berada di Tiap-tiap Ruangan Nilai ambang batas waktu kontak pada lingkungan bising yang terdapat pada tabel 5 merupakan waktu kontak aman maksimum yang diizinkan untuk berada dalam intensitas bising yang bersangkutan. Apabila waktu kontak melebihi batas waktu tersebut, maka akan terjadi gangguan pada alat pendengaran seperti berdengung, kurang pendengaran, bahkan kerusakan pendengaran secara permanen. Makin tinggi intensitas kebisingan, maka makin sedikit waktu kontak yang diizinkan. Ada beberapa standar mengenai berapa waktu yang aman berdasarkan keadaan bising tertentu sesuai dengan intensitas suara yang ada, diantaranya: standar OSHA (Occupational Safety and Health Act), standar ISO (International Standard Organization), dan yang digunakan di Indonesia adalah standar berdasarkan keputusan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). Dari hasil pengukuran yang dilakukan, dapat dilihat bahwa dengan nilai kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin pengolah teh maka waktu kontak aman bagi pekerja di dalam ruangan tidak boleh melebihi 8 jam kerja/hari. Waktu aman ini didapat dengan cara interpolasi nilai kebisingan yang telah diukur dengan waktu aman sudah ditetapkan berdasarkan standar yang ada. Berikut grafik yang menunjukkan waktu kontak aman untuk setiap ruangan. 300 250 200 Waktu Pemaparan 150 (menit) 100
penggilingan pengeringan sortasi
50 0 shift 1
shift 2 Waktu Kerja
Gambar 16. Waktu pemaparan menurut Kemenaker RI 4.2.1.
Ruang Penggilingan Ruang penggilingan mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi di sebelah selatan ruangan dan tingkat kebisingan yang rendah di sebelah utara ruangan. Umumnya operator bekerja di bagian selatan ruangan, karena kebanyakan mesin-mesin terletak di daerah tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan,maka didapat waktu aman bagi pekerja yang bekerja di ruang penggilingan. Menurut Kemenaker, waktu yang aman bagi pekerja untuk bekerja di ruang penggilingan untuk shift1 adalah 1 jam 57.6 menit dan untuk shift 2 adalah 3 jam 19.2 menit. Kebisingan yang dihasilkan di ruang penggilingan berdasarkan standar keamanan yang ada ternyata melebihi nilai ambang batas yang diizinkan, sehingga perlu dilakukan pengendalian kebisingan lebih lanjut.
39
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.2.2.
Ruang Pengeringan Tingkat kebisingan di ruang pengeringan ini cukup tinggi dan merata diseluruh bagian ruangan. Kebisingan yang ada di ruangan ini ternyata melebihi nilai ambang batas yang diizinkan yaitu 85 dB(A). Kebisingan tertinggi berada di sekitar bagian utara ruangan, dimana operator banyak menghabiskan waktu bekerja di daerah tersebut. Waktu aman bagi pekerja untuk bekerja di ruang pengeringan menurut Kemenaker untuk shift 1 adalah 1 jam 18 menit dan untuk shift 2 adalah 1 jam 49.2 menit. Tingkat kebisingan yang tinggi di ruang pengeringan mengharuskan pekerja tidak boleh berada di dalam ruangan melebihi waktu aman yang telah ditentukan. Untuk berada di dalam ruangan lebih dari waktu aman, pekerja harus menggunakan alat pelindung telinga untuk mereduksi kebisingan yang ada.
4.2.3.
Ruang Sortasi Ruang sortasi mempunyai tingkat kebisingan paling rendah diantara ruang penggilingan dan pengeringan, sehingga waktu aman untuk berada di dalam ruangan ini juga terbilang cukup lama. Waktu aman bagi pekerja untuk bekerja diruang sortasi menurut Kemenaker untuk shift 1 adalah 54 menit dan untuk shift 2 adalah 4 jam. Pada bagian sisi kiri ruang sortasi nilai kebisingan berada di bawah nilai ambang batas, sehingga waktu aman untuk berada di daerah tersebut bisa mencapai 8 jam kerja/hari. Lama waktu aman maksimum yang diperbolehkan di masing-masing ruangan pabrik untuk tiap-tiap shift dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 17. Waktu kontak aman per hari di masing-masing ruangan menurut Kemenaker RI Ruangan Kemenaker RI
4.3.
Penggilingan
Shift 1 117.6 menit
Shift 2 199.2 menit
Pengeringan Sortasi
78 menit 54 menit
109.2 menit 240 menit
Evaluasi Hasil Kuisioner Pembagian kuisioner dilakukan bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan di tempat kerja terhadap pekerja yang setiap harinya bekerja pada lingkungan tersebut. Kuisioner dibagikan kepada 15 orang pekerja yang mewakili dari setiap bagian di pabrik teh PTPN VIII Perkebunan Gunung Mas. Data kuisioner dan tabulasi hasil-hasil kuisioner disajikan pada lampiran 5. Berdasarkan hasil kuisioner dari 15 pekerja, sebenarnya para pekerja mengakui bahwa lingkungan tempat mereka bekerja bising, tetapi hanya sedikit pekerja yang mengambil langkah untuk menghindari dan mengurangi kebisingan yang diterima oleh telinganya. Dari jawaban yang telah terkumpul, dapat diketahui bahwa sebagian pekerja mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan yang ada, tetapi ada sebagian pekerja mengaku tidak mengalami gangguan pendengaran. Besarnya pengaruh intensitas kebisingan terhadap pendengaran pekerja dapat dilihat pada gambar 17.
40
Persentase (%)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
berdengung atau berdesis kurang dengar sementara berdengung dan kurang dengar sementara
Dampak Kebisingan Gambar 17. Pengaruh kebisingan terhadap pendengaran pekerja Dengan kondisi lingkungan yang bising akan sangat mudah menyebabkan gangguan kesehatan terhadap pekerja. Sebagian pekerja mengaku tidak mengalami gangguan pendengaran (40%), tetapi pada kenyataannya berbicara dengan pekerja pada ruangan tersebut harus menggunakan suara yang keras, atau mendekatkan pembicaraan ke telinga pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pekerja mengalami gangguan pendengaran tetapi tidak disadari oleh pekerja itu sendiri, atau kalaupun pekerja sadar akan kondisi kesehatannya,kebanyakan pekerja membiarkan gangguan yang mereka alami. Berbagai gangguan yang terjadi akibat kebisingan yang tinggi diantaranya gangguan komunikasi, gangguan kenyamanan dalam bekerja, dan gangguan konsentrasi saat bekerja. Besarnya gangguan yang dialami pekerja akibat kebisingan dapat dilihat pada gambar 18.
Persentase (%)
50 45 40 35 30 25 20 15 10
susah berkomunikasi tidak nyaman susah berkonsentrasi
5 0
Jenis Gangguan Gambar 18. Jenis gangguan kebisingan terhadap pekerja Tingkat kebisingan yang tinggi mengharuskan pekerja untuk mengeluarkan suara lebih keras jika ingin berkomunikasi. Oleh sebab itu, kebanyakan pekerja memilih diam pada
41
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
saat berada di dalam ruangan, dan berbicara jika ada hal-hal yang sangat penting. Suara mesin yang bising juga membuat pekerja sulit berkonsentrasi dalam bekerja dan merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Dengan kondisi seperti itu, pekerja mengalami banyak keluhan dari dalam tubuh mereka. Keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja antara lain mudah lelah, sulit tidur, kepala pusing, lekas marah, mudah tersinggung, dan penurunan pendengaran. Besarnya keluhan yang dirasakan oleh pekerja dapat dilihat pada gambar 19. 35
Persentase (%)
30 25
mudah lelah
20
sulit tidur kepala pusing
15
lekas marah
10
mudah tersinggung penurunan pendengaran
5 0 jenis keluhan
Gambar 19. Jenis keluhan yang dialami pekerja Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pekerja merupakan salah satu dampak kebisingan di tempat kerja. Akan tetapi, kebanyakan pekerja membiarkan kebisingan mengganggu pendengaran mereka, karena telah terbiasa dengan kondisi tersebut dan kurangnya kesadaran dari para pekerja itu sendiri akan bahaya kebisingan yang terjadi. Hal ini terlihat ketika para pekerja mengalami gangguan pendengaran, tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengobati gangguan tersebut. Hanya sebagian pekerja yang memeriksakan diri ke dokter, tetapi kebanyakan pekerja tidak melakukan apa-apa jika mereka mengalami gangguan pendengaran. Besarnya tindakan yang dilakukan pekerja jika mereka mengalami gangguan kebisingan dapat dilihat pada gambar 20.
42
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
50 45
Persentase (%)
40 35 30
tidak berbuat apa-apa
25
meminta saran ke teman
20
berobat ke dokter
15
tidak bekerja
10 5 0 tindakan pekerja Gambar 20. Tindakan pekerja jika mengalami gangguan pendengaran. Dari hasil kuisioner, diketahui bahwa hampir keseluruhan pekerja bekerja 8 jam kerja/hari (66.67%), sedangkan pekerja yang lain ada yang bekerja kurang dari 8 jam kerja/hari (13.33%), bahkan ada juga pekerja yang bekerja lebih dari 8 jam kerja/hari (20%). Perbedaan jam kerja ini disebabkan oleh perbedaan pekerjaan pada masing-masing ruangan. Untuk ruang penggilingan dan pengeringan, pekerja bekerja lebih dari 8 jam kerja/hari, sedangkan untuk ruang pembeberan, pekerja bekerja kurang dari 8 jam kerja/hari. Sebanyak (100%) pekerja menjawab ada waktu istirahat selama bekerja. Waktu istirahat dilakukan secara bergantian antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lainnya karena proses produksi berlangsung secara kontinyu. Sebagian besar pekerja (46.67%) tidak menggunakan alat pelindung telinga selama berada di dalam ruangan bising sehingga akan sangat mudah terkena gangguan pendengaran. Alasan para pekerja tidak menggunakan alat pelindung telinga karena alat tersebut tidak nyaman, alat tersebut bisa mengganggu sistem gerak pekerja pada saat bekerja, dan jika menggunakan alat pelindung telinga pekerja tidak dapat mengetahui apakah ada mesin yang mati atau rusak. Akan tetapi, ada sebagaian pekerja (53.33%) yang peduli terhadap kesehatan mereka dengan menggunakan alat pelindung telinga pada saat bekerja. Beberapa alat pelindung telinga yang digunakan oleh para pekerja antara lain kapas, earplug, dan topi. Sebagian dari pekerja belum mengetahui efek dari kebisingan dan manfaat dari penggunaan alat pelindung telinga. Oleh karena itu, perlu diadakan program penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja terutama untuk efek kebisingan dan penanggulangannya.
4.4.
Pengendalian Kebisingan Pengendalian kebisingan merupakan hal yang wajib diterapkan dalam suatu pabrik yang menghasilkan kebisingan pada level tertentu. Namun, pengendalian kebisingan tersebut tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar perancangan pabrik yaitu faktor kelayakan ekonomi, faktor safety, kemudahan operasi alat, dan kemudahan maintenance. Setelah dilakukan pengukuran kebisingan pada ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi, dan telah diketahui waktu yang aman untuk berada di dalam ruangan tersebut, maka perlu
43
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dilakukan pengendalian kebisingan agar pekerja bisa bekerja melebihi waktu aman yang telah ditetapkan tanpa mengganggu kesehatan pekerja. Pengendalian pada masing-masing ruangan untuk setiap shift tersebut dilakukan dengan mereduksi kebisingan sampai berada di bawah nilai ambang batas yang telah di tentukan. Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan Menaker RI adalah 85 dB(A). Pereduksian kebisingan dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan pekerja saat bekerja. Tabel 15 menunjukkan tingkat reduksi kebisingan yang diperlukan untuk masing-masing ruangan pada tiap shift.
Ruang Penggilingan Pengeringan Sortasi
Tabel 18. Besar reduksi kebisingan yang diperlukan Shift Kebisingan (dB(A)) 1
Intensitas 95.2
Batas 85
Reduksi 10.2
2 1 2 1 2
91.7 98.5 95.9 101 90
85 85 85 85 85
6.7 13.5 10.9 16 5
Dalam buku Kesehatan dan Keselamatan Kerja (1984) dalam Baiquni (2009), dijelaskan bahwa fungsi alat pelindung telinga adalah untuk menurunkan intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran. Pengurangan intensitas kebisingan dari alat pelindung telinga ini tergantung dari jenisnya, cara pemakaiannya, serta keterangan penggunaannya. Kebisingan yang tinggi di masing-masing ruangan menyebabkan pekerja harus menggunakan alat pelindung telinga. Pekerja yang bekerja di daerah-daerah yang besar kebisingannya melebihi 100 dB(A) dianjurkan menggunakan APT jenis tutup telinga yang dapat mereduksi kebisingan sekitar 25-40 dB, sedangkan untuk daerah-daerah yang besar kebisingannya masih di bawah 100 dB(A) cukup dengan menggunakan APT jenis sumbat telinga yang dapat mereduksi kebisingan sekitar 8-30 dB. Berdasarkan besar kebisingan dan reduksi yang diperlukan, maka untuk ketiga ruangan yang diukur yaitu ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi dianjurkan menggunakan sumbat telinga pada shift 1 dan shift 2 karena kebisingan maksimum diruangan ini masih di bawah 100 dB(A) dengan tingkat reduksi berkisar 6.7 – 10.2 dB(A) untuk ruang penggilingan, 10.9 – 13.5 dB(A) untuk ruang pengeringan, dan 5-16 dB(A) untuk ruang sortasi. Penggunaan APT secara benar dan teratur oleh pekerja dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan pendengaran. Namun, pada kenyataannya, banyak pekerja yang tidak menggunakan APT. Hanya sebagian pekerja yang menggunakan APT berupa kapas. Penyediaan APT dari perusahaan dalam jumlah yang sedikit serta tidak adanya peraturan khusus yang mewajibkan semua pekerja menggunakan APT, menjadi salah satu faktor yang membuat pekerja tidak menggunakan APT pada saat bekerja. Contoh alat pelindung telinga beserta reduksi kebisingan dan harga dapat dilihat pada lampiran 6. Menurut jenisnya alat pelindung telinga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Sumbat Telinga Dapat dibuat dari kapas, plastik, karet alami, dan sintetis. Pengurangan tekanan bising pada sumbat telinga ini adalah berkisar 8-30 dB. Hal ini tergantung pada longgar tidaknya pemasangan sumbat telinga menutup lubang telinga. Daya proteksi alat ini
44
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.
3.
kurang untuk besar bising di atas 100 dB, tidak dapat dipakai bila ada infeksi telinga, sulit dimonitor pemakaiannya karena dari jauh tidak terlihat, harus disediakan berbagai ukuran dan mudah hilang karena kecil, serta perlu perawatan untuk menjaga kebersihan. Tutup Telinga Dapat dipakai pada tekanan bising sampai dengan 110 dB karena dapat mengurangi tekanan bising sekitar 25-40 dB, dapat digunakan walaupun terdapat infeksi pada telinga dan cukup disediakan satu ukuran, tidak mudah hilang, serta mudah dimonitor karena dapat dilihat dari luar. Kerugiannya adalah tidak nyaman dalam penggunaan yang lama di lingkungan yang panas dan mengganggu penggunaan alat pelindung lain. Kombinasi tutup telinga dan sumbat telinga dianjurkan untuk tekanan bising antara 120-125dB. Helmet Dapat mengurangi bising sekitar 40-50 dB dan mengurangi masuknya gelombang suara melalui getaran tulang kepala. Kerugiannya mahal dan tidak nyaman penggunaannya karena besar dan berat.
Tabel di bawah ini menunjukkan jenis alat pelindung telinga dengan tingkat peredaman kebisingan berdasarkan kisaran frekuensi. Tabel 19. Peredaman kebisingan berbagai jenis APT Jenis Pelindung Peredaman Kebisingan (dB(A)) 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Sumbat kapas 2 3 4 8 12 12 (2) (2) (3) (3) (6) (4) Sumbat kapas berlilin 6 10 12 16 27 32 (4) (5) (4) (5) (7) (9) Sumbat wol gelas 7 11 13 17 29 35 (4) (5) (4) (7) (6) (7) Sumbat tercetak sesuai 15 15 16 17 35 41 telinga ybs. (7) (8) (5) (5) (5) (5) Penutup berperapat busa 8 14 24 34 36 43 (6) (5) (6) (8) (7) (8) Penutup berperapat cairan 13 20 33 35 38 47 (6) (6) (6) (6) (7) (8) Helm penerbang 14 17 29 32 48 59 (4) (5) (4) (5) (7) (9) Keterangan: Angka dalam kurung merupakan penyimpangan (deviasi) standar Sumber: SPLN 46-1 : 1981
8000 Hz 9 (5) 26 (9) 31 (8) 28 (7) 31 (8) 41 (8) 54 (9)
Upaya pengendalian kebisingan dapat juga dilakukan dengan pengendalian teknis yaitu memeriksa dan memperbaiki bagian-bagian mesin-mesin yang memungkinkan menjadi penyebab kebisingan ketika mesin bekerja seperti memberi pelumas pada bagian-bagian mesin yang aus, merekatkan sambungan-sambungan antar bagian mesin, dan mengganti bagian-bagian mesin yang telah rusak. Sebagai contoh, pada ruang penggilingan, teralisteralis yang dipasang sebagai penutup mesin-mesin diperkuat pemasangan baut-bautnya, agar pada saat mesin beroperasi, teralis-teralis tersebut tidak bergetar dan menghasilkan kebisingan.
45
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pengendalian kebisingan lainnya dilakukan dengan mengurangi waktu terkena kebisingan (pemajanan) terhadap pekerja dengan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat, sehingga waktu kerja dari pekerja masih berada dalam batas aman. Caranya adalah jika pekerja sudah berada di lingkungan kerja yang bising sesuai dengan batas waktu maksimum yang diperbolehkan, maka pekerja tersebut harus istirahat meninggalkan tempat kerja tersebut selama beberapa menit dan kembali lagi ke tempat kerja tersebut untuk bekerja seperti biasa. Pengendalian lainnya dapat dilakukan dengan cara mengatur jadwal produksi, menentukan jadwal kerja, dan rotasi tenaga kerja, penjadwalan operasi mesin, transfer tenaga kerja dengan keluhan pendengaran, membuat peraturan yang jelas sesuai dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dari kedua belah pihak dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja. Perusahaan menyediakan APT dalam jumlah yang cukup untuk semua pekerja, dan memberi peraturan yang mewajibkan semua pekerja menggunakan APT, serta kesadaran dari semua pekerja untuk menggunakan APT agar resiko terjadinya gangguan pendengaran menurun.
46