PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
Putriesti Mandasari Sp, M.Si NIP. 19840608 201101 2 010
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 7 Agustus 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama : Rifqi Rif’an Fauzi NIM : 1112082000056 Jurusan : Akuntansi Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 9 Agustus 2012
1. Herni Ali HT. SE., MM NIDN. 0422125902
( _____________________ ) Ketua
2. Rahmawati, SE., MM NIP. 19770814 200604 2 003
( _____________________ ) Sekretaris
3. Erika Amelia, SE., M.Si. NIP. 19771109 2009 12 2 003
( _____________________ ) Penguji Ahli
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rifqi Rif’an Fauzi
No. Induk Mahasiswa
: 1112082000056
Fakultas
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 27 November 2015 Yang Menyatakan,
(Rifqi Rif’an Fauzi)
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, 22 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi 2. NIM : 1112082000056 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 22 Maret 2016
1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 19760924 200604 2 002
( _____________________ ) Ketua
2. Putriesti Mandasari,SP.,M.Si. NIP. 19840608 201101 2 010
( _____________________ ) Sekretaris
3. Dr, Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
( _____________________ ) Pembimbing I
4. Putriesti Mandasari, SP., M.Si. NIP. 19840608 201101 2 010
( _____________________ ) Pembimbing II
5. Dr. Rini.,Ak.,CA. NIP. 19760315 200501 2 002
( _____________________ ) Penguji Ahli
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Rifqi Rif’an Fauzi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Nganjuk, 13 Januari 1993
3. Alamat
: Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395
4. Telepon
: 089602498495
5. Email
:
[email protected] [email protected]
II. PENDIDIKAN 1. MIN Nanggungan Prambon Nganjuk
Tahun 2001-2006
2. MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk
Tahun 2006-2009
3. SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang
Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Koordiantor Tim Soal SSO (Science and Social Olimpyads) X SMA Darul Ulum 2, Event Nasional (2010) 2. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (IKAPPDAR) Jombang (2010-2011) 3. Pimpinan Redaksi Majalah “SOLUSI” SMA Darul ‘Ulum 2 (2010-2011) vi
4. Ketua Asrama Ponpes AL-Ghozali Darul Ulum Jombang (2010-2011) 5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Departemen Kemahasiswaan (2013-2014) 6. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Koordinator Kemahasiswaan (2014-2015) 7. President Bidikmisi UIN Jakarta (2014 – 2015) 8. Sekretaris Jendral Lingkar Bidikmisi Nasional (LINKDIKSI) PTAIN (2015-2016) 9. Ketua Ikatan Mahasiswa Darul Ulum Jabodetabek (2015-2016) 10. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Ketua Umum (2015-2016)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah Tempat, Tanggal Lahir 2. Ibu Tempat, Tanggal Lahir 3. Alamat
: Samsul Hadi : Banyuwangi, 25 Januari 1965 : Khusnul Kotimah : Nganjuk, 23 Maret 1970 : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395
vii
MOTTO dan PERSEMBAHAN
َّ ِسح ٱّللُ لَ ُك ۡۖۡم َّ ََٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ إِذَا قِي َل لَ ُك ۡم تَف َ س ُحواْ يَ ۡف َ س ُحواْ فِي ۡٱل َم َج ِل ِس فَ ۡٱف ُ ش ُزواْ فَٱن ُ َو ِإذَا قِي َل ٱن َّ ِش ُزواْ يَ ۡرفَع ٱّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِمن ُك ۡم َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِع ۡل َم َّ دَ َر َج ٖۚت َو ١١ يرٞ ِٱّللُ بِ َما ت َعۡ َملُونَ َخب Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al – Mujadallah : 11)
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :
Allah SWT Kedua Orang Tuaku Adikku Tersayang Adinda Siti Mamluatus Sa’adah
viii
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM CHARACTERISTIC AGAINST RISK DISCLOSURE
ABSTRACT
This research aimed to get empirical evidence about the influence of corporate governance (public ownership structure, board size of comissioner) and firm characteristic (profitability level, firm size) against Risk Disclosure at the company’s annual report. This research uses purposive sampling in sample selection. The sample in this research are 34 of 50 property and real estate firms which are listed in IDX (Indonesian Stock Excange) from 2010 until 2014. Stakeholder theory and agency theory are used to explain the relation beetwen variables. Risk disclosure in this research using content analysis is based upon on identifying sentences risk disclosure in the annual report. The Statistical method used to examine hypothesis is multiple linear regression analysis. The result of this research find that firm size influence the risk disclosure, while public ownership structure, board size of commisioer and profitability level does not influence act of risk disclosure. This research is able to provide knowledge for investors to determine the factors that influence the company’s risk disclosure.
Keywords : Risk, Risk disclosure, risk management, corporate governance, characteristic of firm, stakeholder theory and agency theory.
ix
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance (struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, ukuran perusahaan) terhadap pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan pemilihan sampel. Sebanyak 34 dari 50 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010 sampai 2014 dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teori stakeholder dan agency theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pengungkapan risiko dalam penelitian ini menggunakan content analysis didasarkan pada pengindentifikasian kalimat-kalimat pengungkapan risiko dalam laporan tahunan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menemukan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan risiko.
Kata kunci : Risiko, pengungkapan risiko, manajemen risiko, corporate governance, karakteristik perusahaan, teori stakeholder dan agency theory.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH
CORPORATE
GOVERNANCE
DAN
KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO ”. Penyusunan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup ini.
2.
Kedua orang tua saya, Samsul Hadi dan Khusnul Kotimah tersayang yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. You Are every Thing, Love You.
3.
Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Adik ku Hasna Fauziana semoga bisa meraih apa seperti yang Mas mu ini raih.
4.
Spesial Thanks to Adinda Siti Mamluatus Sa’adah terimakasih atas dukungannya selama ini. Terimakasih telah menemani perjalanan hidup selama ini.
5.
Keluarga Besar di Nganjuk, Alm. Pak Sapuan, dan Mak Ngariyah, serta Pak Poh No dan Bek Rom.
6.
Keluarga Besar di Banyuwangi, Pak Lasemo, Mak Tarmijah, Mas Ari dan Mbak Mila, Mbak Tim dan Mas Nani, Mbak Is dan Mas Fran, Mbak Iin dan Mas ardi dan semua sepupu-sepupuku yang imut-imut.
7.
Keluarga Besar di Jakarta, Mbak Rom dan Mas Anas, Mbak Um dan Mas Su’ud, Mbak Ut dan Mas Baha, terimakasih sudah membimbingku untuk menghadapi kerasnya ibukota Jakarta. Tanpa kalian aku buka apa-apa.
xi
8.
Teruntuk Kyai dan Pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang atas doa dan ilmunya yang telah diberikan kepada saya. Teruntuk Bu Nurul Alfiyah, SE, Mpd dan Pak Budi, SPd, berkat bimbingan dan arahan beliau lah saya mampu menyelesaikan progam Sarjana Akuntansi.
9.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. 13. Ibu Putriesti Mandasari, Sp, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 14. Sahabat-sahabat di Nganjuk temen seperjuangan SUPER 8, Rukhi, Zusna, Septi, Beti, Anwar, Uma, Imro’ dan Alm Faizin. 15. Sahabat-sahabat Fosil PMII Komfeis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Makasih banyak bimbingan dan pengalamannya. 16. Angkatan 2012 Seperjuangan di PMII sahabat Sekum Jaty, Bendum Bram, Rahmi, kak Ve, Hakim, Ajay, Sofyan, Adit Kiting, Bama, Dimas, Galih, Komeng, Irvan, Ichi, Ncang Amir, Bani, Adit ndut, Nida, Tuti, Lulu, Elsa, Tomi, Albab, Ari, Rafi, Hafizah, dan semuanya maaf kalo ada kelewat.. See You on Top Gaes. 17. Sahabat-Sahabat ade kelas yang rese, boy Hilyatun, Barjun, Botel, Zekha, Yoga, Alfi, Pay, Ayu, Yuni, Ali, Dhanti, BA, Rizki jamed, Tias, Puspa, Zuhdi semoga cepet nyusul yaa,,,, 18. Ade-ade Akuntansi Ema, Dio, Fifi, Liana, Riana, Najah, Fatin, Bambang, Pepi, Risda, Pratiwi, Dwi, Andyn, dan semuanya Akuntansi Juara!!!!!
xii
19. Akuntansi 2012 kelas B, Galih, Dita, Yudhi, Kia, Fadil, Mayeda, Fajar, Diena, Jian, Randi, Dara, Ida, Fitri, Farid, Hery, Ilman, Seren, Dwi, Rita, Latul, Vivi, Annisa, dan Rifai, terimakasih atas waktunya selama ini, atas kekompakan kelas kita, see you on top gaes.., . 20. Keluarga besar akuntansi 2012 Kalian yang terbaik dan kita buktikan kualitas Alumni akuntansi UIN Syarif Hidayatullah.. 21. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 22 Maret 2016
Rifqi Rif’an Fauzi
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................... iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... iv Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... v Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi Motto dan Persembahan .................................................................................. viii Abstract ................................................................................................................ ix Abstrak ................................................................................................................. x Kata Pengantar .................................................................................................. xi Daftar Isi ............................................................................................................ xiv Daftar Tabel ................................................................................................... ..xviii Daftar Gambar .............................................................................................. ....xix Daftar Lampiran ............................................................................................. .. xx BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 15 1. Tujuan Penelitian .............................................................. 15 2. Manfaat Penelitian ............................................................ 16
xiv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 17 A. Tinjauan Literatur ................................................................... 17 1. Teori Agency ..................................................................... 17 2. Teori Stakeholder .............................................................. 21 3. Laporan Keuangan ............................................................ 24 4. Manajemen Risiko ............................................................ 34 5. Pengungkapan Risiko ........................................................ 37 6. Corporate Governance ...................................................... 43 6.1 Struktur Kepemilikan Publik ....................................... 43 6.2 Ukuran Dewan Komisaris............................................ 44 7. Profitabilitas ...................................................................... 45 8. Ukuran Perusahaan ............................................................ 46 B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel ............................. 47 1. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Risiko ....... 47 2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Risiko 48 3. Profitabilitas dengan Pengungkapan Risiko ..................... 49 4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Risiko .......... 51 C. Penelitian Terdahulu .............................................................. 53 D. Kerangka Pemikiran ............................................................... 57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 58 A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 58 B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 58 C. Jenis Data ............................................................................... 59 xv
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 60 E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 51 1. Variabel Dependen ........................................................... 60 a. Struktur Kepemilikan Publik (X1) ............................. 60 b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) .................................. 61 c. Profitabilias (X3) ........................................................ 61 d. Ukuran Perusahaan ..................................................... 62 2. Variabel Independen .......................................................... 62 F. Metode Analisis Data .............................................................. 64 1. Statistik Deskriptif ............................................................ 64 2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 65 3. Uji Hipotesis ..................................................................... 68 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 71 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 71 B. Deskriptif Statistik Data Penelitian ........................................ 72 C. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 74 1. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 74 2. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 76 3. Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................. 78 4. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 80 D. Koefisien Determinasi ............................................................. 82 E. Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................. 83 1. Hasil Uji F ......................................................................... 83 xvi
2. Hasil Uji t .......................................................................... 84 3. Hasil Persamaan Regresi ................................................... 89 BAB V
PENUTUP ................................................................................... 92 A. Kesimpulan ............................................................................ 92 B. Saran ...................................................................................... 93 C. Kontribusi Penelitian ............................................................. 94 D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 94
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 95 Lampiran-Lampiran ...........................................................................................100
xvii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan `
Halaman
2.1
Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia .................................. 39
2.2
Peruaturan Pengungkapan Risiko di Indonesia .......................... 41
2.3
Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 54
3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel .................................................. 63
4.1
Data Sampel Penelitian ............................................................... 71
4.2
Hasil Uji Data Deskripsi Variabel Dependen dan Independen .. 72
4.3
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ................................................. 76
4.4
Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 77
4.5
Hasil Uji Rank Spearman ........................................................... 79
4.6
Hasil Uji Durbin Watson ............................................................. 80
4.7
Tabel Durbin Watson .................................................................. 81
4.8
Hasil Uji Run T Test.................................................................... 82
4.9
Hasil Uji Koefisisen Determinasi ................................................ 82
4.10
Hasil Uji F ................................................................................... 83
4.11
Hasil Uji t ................................................................................... 85
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 57
4.1
Grafik Histogram …………………………………………... 74
4.2
Grafik Normal P Plot .............................................................. 75
4.3
Grafik Scatterplot ................................................................... 78
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Daftar Purposive Sampling .................................................... 100
2
Daftar Sampel Penelitian ...................................................... 104
3
Tabel Pengungkapan Risiko ................................................... 105
4
Hasil Input Data ...................................................................... 111
5
Hasil Olah Data ...................................................................... 112
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor property dan real estate lainnya juga mengalami kenaikan. Selain itu, harga tanah tidaklah ditentukan oleh pasar, tetapi oleh orang yang memiliki tanah. Akhir-akhir ini property dan real estate tumbuh dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan rumah dan toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, dan perumahan. Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup besar bagi sektor property dan real estate di Indonesia. Hal ini merupakan informasi yang positif bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli saham perusahaan property dan real estate di pasar modal. Terlepas semakin pesatnya pertumbuhan pasar bisnis property dan real estate. Tentunya disana akan selalu ada Risiko. Semakin besar risiko semakin besar pula pengembalian yang diperoleh. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kejadian yang menyebabkan kerugian (Kountur, 2006). Namun, bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapi risiko yang ada merupakan suatu hal yang sangat penting.
1
Reaksi perusahaan terhadap risiko tersebut dapat berupa menghindari, mencegah, mengurangi, atau mengalihkan risiko ke pihak lain. Namun demikian, mengelola risiko merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi risiko. Menghadapi risiko yang ada, perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengelola risiko dengan baik agar mengurangi kerugian. Salah satu tindakan dalam mengelola risiko adalah melakukan manajemen risiko. Menurut Kountur (2006) manajemen risiko yang baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi akibat yang ditimbulkannya yaitu kerugian. Salah satu aspek penting dalam perusahaan yang melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko merupakan bagian dari perusahaan dalam melakukan manajemen risiko. Perubahan dalam lingkungan bisnis saat ini membuat perusahaan-perusahaan lebih mengandalkan pada instrumen-instrumen keuangan dan
transaksi-transaksi
internasional
yang
meningkatkan
pentingnya
pengungkapan risiko perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan non keuangan (Dobler, 2008). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna informasi akuntansi untuk mengungkapan informasi secara lebih mengenai risiko-risiko yang berbeda yang dihadapi dan keberlanjutan operasionalnya. Pengguna informasi akuntansi tersebut dalam hal ini adalah perusahaan, investor, kreditur dan lain-lain. Menurut ICAEW 1997, dalam Abraham dan Cox, 2007 informasi mengenai risiko dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi akuntansi. Bagi perusahaan, informasi mengenai risiko dapat membantu untuk mengelola perubahan, menurunkan biaya modal dan
2
pedoman mengenai alur bisnis di masa mendatang. Bagi investor, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan profil risiko perusahaan, estimasi nilai pasar dan ketepatan perkiraan harga sekuritas. Selanjutnya, bagi kreditur, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan keputusan kredit yang diberikan kepada perusahaan. Menurut Solomon et al 2000. (dalam Elzahar dan Hussainey, 2012) menunjukkan permintaan yang kuat terhadap peningkatan pengungkapan risiko dari investor untuk meningkatkan keputusan investasi mereka. Pengungkapan risiko membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan mengevaluasi informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dalam halnya membangun tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapinya. Selanjutnya, Cabedo dan Tirado (2004) menyatakan bahwa keputusan-keputusan investor tersebut akan diambil berdasarkan pertimbangan atas pengembalian yang diharapkan dan risiko. Pengungkapan risiko akan mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen risiko yang baik, berikut dalam peningkatan terhadap akuntabilitas dari pertanggungjawaban manajemen (stewardship), perlindungan investor dan manfaat pelaporan keuangan (ICAEW, 1997 dalam Elzahar dan Hussainey, 2012). Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi masalah (atau peluang) manajerial yang potensial dan menilai keefektifan dalam menghadapi isu-isu tersebut (Lajili dan Zeghal, 2005). Namun, di lain pihak, perusahaan juga memperoleh manfaat dari pengungkapan risiko yaitu dapat mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan keuangan (Beretta dan Bozzolan, 2004).
3
Pengungkapan manajemen risiko di beberapa negara telah diteliti untuk mengetahui sejauh mana pengungkapan manajemen risiko. Penelitian yang dilakukan Lajili dan Zegal (2005) dengan memeriksa laporan tahunan perusahaan Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 % pengungkapan manajemen risiko, ditemukan pula bahwa risiko keuangan merupakan risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan dan yang termasuk diantaranya berkaitan dengan risiko dalam mata uang asing. Penelitian yang dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti mengenai kualitas pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan sampel 85 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia, di dalam penelitian ini di temukan bahwa perusahaan-perusahaan umumnya menghindari mengungkapkan dampak dari risiko bagi perusahaan dan juga pengaruh dari risiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara positif maupun negatif. Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005) yang menemukan sebanyak 6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan United Kingdom, penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis yang paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan Amran et al (2009) meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report perusahaan di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko.
4
Penelitian tentang pengungkapan manajemen risiko di Indonesia masih terbatas pada karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Beberapa penelitian tentang pengungkapan risiko di Indonesia hanya membahas praktik pengungkapan secara umum seperti penelitian yang dilakukan oleh Retno Angraini (2006) yang melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan, Anggraini menemukan variabel kepemilikan manajemen, financial leverage, biaya politis, profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Almilia menemukan rasio leverage, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan dan menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dengan luas voluntary disclosure.
5
Kurangnya penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko di Indonesia dan tingginya permintaan tentang pengungkapan manajemen risiko oleh investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai manajemen risiko ini menarik untuk diteliti di Indonesia. Pengungkapan manajemen risiko yang akan diteliti adalah pengungkapan risiko pada laporan tahunan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaan-perusahaan propery dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para investor dan kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum melakukan investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan publik, investor akan menilai bagaimana manajemen perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam laporan keuangan untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka mempercayakan dananya pada keputusan investasi yang tepat. Dasar pengambilan keputusan bagi para investor, kreditor dan pengguna informasi lainnya adalah informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dipercaya, relevan dan transparan (Rinny 2011).
6
Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan
keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi (Susilo, 2008). Untuk itu dalam hal ini para investor dituntut untuk lebih kritis dalam menilai suatu laporan keuangan dan mengambil keputusan, karena kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Pengungkapan (disclosure) didefinisi-kan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien (Hendriksen, 1998). Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Disclosure yang luas dibutuhkan oleh para pengguna informasi khususnya investor dan kreditor, namun tidak semua informasi perusahaan diungkapkan secara detail dan transparan. Evans (2003) dalam Soewardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat pengungkapan, yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair or ethical disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan. Tingkat memadai (adequate disclosure) merupakan
7
tingkatan
minimum
yang
harus
dipenuhi agar laporan keuangan secara
keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang terarah. Tingkat wajar atau etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Tingkat penuh (full disclosure) menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang terarah. Informasi yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi sulit untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai informasi yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup, wajar dan lengkap. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan likuiditas,
laporan
tingkat
keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat
leverage,
umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat
profitabilitas, porsi saham public, operating profit margin, return on equity dan status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan. Karena dalam 2 tema tersebut mempunyai variabel - variabel yang tidak konsisten terhadap hasil penelitian terdahulu.
8
Pengungkapan risiko merupakan salah satu bentuk dalam penerapan mekanisme corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, investor dan stakeholders yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Choi dan Meek, 2011). Pengungkapan risiko mendorong terwujudnya good corporate governance yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Good corporate governance dilakukan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan (Choi dan Meek, 2011). Perkembangan penelitian saat ini telah menimbulkan ketertarikan diantara para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan perusahaan di bidang pertanggungjawaban sosial dan lingkungan. Karakteristik yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan penelitian ini adalah tingkat profitabilitas, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forward-looking dalam laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin maka akan semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari, 2007). Profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam Almilia dan Retrinasari). Selain Profitabilitas juga terdapat ukuran perusahaan.
9
Ukuran perusahaan disini diartikan secara harfiah, yaitu seberapa besar suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih tahan dari badai finansial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil (Irawan 2006). Karena para stakeholder mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan perusahaan
untuk
melakukan
aktivitas
operasi
perusahaan,
nilai
penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil. Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan yang terjadi antara principle dan agency telah membebani manajer untuk mempertanggung jawabkan sumber daya yang dikelolanya. Semakin besar sumber
10
daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Benardi, dkk 2009). Dalam penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran perusahaan, dan perusahaan besar seperti perusahan manufaktur akan mendapat lebih banyak perhatian dari investor. Oliviera, et al (2011) menilai praktik pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan di Portugal tahun 2005 pada sektor non keuangan. Oliviera, et al (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan, sensitivitas lingkungan dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko. Sejalan dengan Abraham dan Cox (2007), jumlah komisaris independen juga berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam penelitian yang dilakukan oleh Oliviera, et al (2011). Penelitian sebelumnya yang kebanyakan berfokus pada laporan tahunan seperti penelitian yang dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006); Hassan (2009); Amran, et al (2009); menghasilkan temuan-temuan yang berbeda mengenai pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko. Misalnya, pada penelitian Linsley dan Shrives (2006) menghasilkan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan risiko. Berbeda dengan Linsley dan Shrives (2006), Hassan (2009) yang menguji karakteristik spesifik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, jenis industri
dan
11
tingkat risiko di UEA dengan tingkat pengungkapan risiko menemukan hubungan signifikan antara tingkat risiko dan jenis industri dengan pengungkapan risiko, namun tidak menemukan hubungan yang signifikan pada ukuran perusahaan. Sebaliknya, Amran, et al (2009) yang meneliti pengungkapan manajemen risiko dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia hanya ukuran perusahaan yang signifikan. Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan oleh Taures (2011) yang meneliti karakteristik perusahaan pada laporan tahunan perusahaan nonkeuangan di Indonesia. Taures (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan dan jenis industri secara signifikan berhubungan dengan pengungkapan risiko. Selanjutnya, Anisa (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko menemukan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hal ini berbeda dengan temuan yang dihasilkan oleh Taures (2011), dimana jenis industri signifikan terhadap pengungkapan risiko. Taures (2011) dan Anisa (2012) merupakan penelitian yang mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al (2009). Perbedaan penelitian dari kedua replikasi tersebut adalah salah satunya terletak pada penambahan dan atau pengurangan dari variabel penelitian dari Amran, et al (2009). Misalnya, Taures (2011) yang menambahkan variabel profitabilitas, sedangkan Anisa (2012) selain menambahkan variabel profitabilitas juga mengganti variabel diversifikasi produk dan diversifikasi pasar dengan variabel struktur kepemilikan publik.
12
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih lanjut mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pengunkapan Risiko, mengingat masih minimnya pengungkapan risiko pada sebuah perusahan, disisi lain juga masih minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko pada perusahaan property dan real estate. Terlebih lagi akhir - akhir ini semakin meningkatnya pasar bagi bisnis property dan real estate, yang juga menuntut pengungkapan risiko pada Laporan Tahunan perusahaan untuk mengurangi asymetri informasi perusahaan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko”. Studi empiris pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014. Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dirk (2011). Mengenai “Investigating Pengungkapan Risiko Practices in the European Insurance Industry”. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variable independen Penelitian sebelumnya menggunakan karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan, risiko, profitability, stuktur kepemilikan, cross-listing, home country, dan type of insurance sold. Sedangkan penelitian ini dengan menambah Corprate Governance, dan meniadakan variable home country, cross-listing dan type of insurance sold. 2. Sample Penelitian
13
Sample penelitian kali ini adalah perusahaan Property dan Real Estate sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dirk (2011) adalah perusahaan Asuransi. 3. Periode Penelitian Periode Penelitian yang digunakan tahun sebelumnya lima tahun yaitu pada tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2014. B.
Perumusan Masalah Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh Corporate governance pada pengungkapan risiko, Corporate governance sendiri memakai 2 unsur sebagai proksi yaitu Struktur Kepemilkan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. Selain itu, Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan risiko di Indonesia antara lain, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka masalah-masalah di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah Struktur Kepemilikan Publik perusahaan memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?
2.
Apakah
Ukuran
Dewan
Komisaris
memiliki
pengaruh
terhadap
Pengungkapan Risiko perusahaan? 3.
Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan?
4. Apakah Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko perusahaan?
14
5. Menganalisis
dan
memperoleh
bukti
empiris
mengenai Struktur
Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari perumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara Struktur Kepemilikan Publik dengan pengungkapan risiko perusahaan.
2.
Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara Ukuran Dewan Komisaris, dengan pengungkapan risiko perusahaan.
3.
Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara tingkat Profitabiitas dengan pengungkapan risiko perusahaan.
4.
Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko perusahaan.
5.
Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki
Profitabilitas dan pengaruh
dengan
pengungkapan risiko.
15
2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan ide dan gagasan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan risiko 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko. 3. Bagi Manajemen Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktik pengungkapan risiko di perusahaan.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agency Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik, kreditur dan pihak lain (principal). Di dalam teori ini, agen diasumsikan sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Manajer sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik principal (Jensen dan Meckling,1976). Agency Theory dibangun berdasarkan hubungan yang terjadi dalamhubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency relationship sebagai “a contract under which one or more persons (the principal(s)) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent”.
17
Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul dari adanyaperjanjian oleh satu orang atau lebih, dimana principal mengikat pihak lain (agen) untuk melaksanakan kegiatan demi kepentingan principal. Agen juga diberikan kewenangan oleh principal dalam hal pengambilan keputusan demi terpenuhinya kepentingan principal tersebut. Namun, hubungan ini tidak selamanya berjalan dengan baik. Ketidakselarasan ini tercipta karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak principal yang menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan (return on investment), sedangkan pihak manajemen ingin memaksimalkan kompensasi yang bisa diperoleh dari perusahaan sesuai dengan kontrak. Dalam lingkup organisasi, teori keagenan menjelaskan munculnya ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi) dan konflik kepentingan. Asimetri informasi adalah kondisi dimana pihak principal tidak memperoleh informasi yang sama banyak dengan informasi yang dimiliki oleh pihak agen. Kedua hal tersebut akan menimbulkan konflik yang disebut dengan agency problem. Dalam agency problem, dikenal adanya conflict of interest yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu moral hazard dan adverse selection. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah: 1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.
18
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik ini membutuhkan agency cost untuk mengatasinya. Agency cost digunakan sebagai mekanisme monitoring dan bonding terhadap perilaku agent. Namun, keberadaan agency cost yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan tidak bisa maksimal dalam efisiensi anggaran. Sehingga perlu dibentuk suatu mekanisme untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang ada. Contoh dari mekanisme-mekanisme tersebut adalah pemberian insentif dan kompensasi yang menarik bagi manajemen yang memungkinkan berkurangnya konflik dan pemberlakuan peraturan-peraturan oleh dewan komisaris (Fama andJensen, 1983). Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman dalam praktik pengungkapan risiko. Manajer sebagai pihak agen, memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat, dibandingkan dengan stakeholder. Informasi tersebut mencakup seluruh kondisi perusahaan, termasuk kondisi-kondisi yang mungkin akan dihadapi perusahaan di masa datang. Pemegang saham, kreditur dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan principal,
19
maka keputusan yang diambil bias berdampak buruk dan merugikan berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan, salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan. Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Belkoui 2000). Dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor oleh para pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya tidak semua tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat tiga macam biaya dalam teori agency yaitu : 1).
Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi untuk melindungi assetperusahaan.
2).
Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.
3).
Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk mempengaruhi
keputusan
manajer
supaya
meningkatkan
kesejahteraan principal.
20
2. Teori Stakeholder Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi untuk pencapaian tujuannya saja tetapi harus memberikan manfaat bagi para stakeholdernya (lukviarman, 2005). Stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan dari para stakeholdernya. Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapai tujuan suatu perusahaan. Menurut Clarkson (1994), terdapat dua golongan stakeholder yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela. Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko karena mereka telah melakukan investasi di dalam suatu perusahaan, sedangkan stakeholder nonsukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain stakeholder adalah pihak yang mempengaruhi atau akan dipengaruhi oleh keputusan dan strategi perusahaan.
21
Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007). Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham. Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholdernya. Melalui pengungkapan risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Dengan mengungkapkan informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (Taures, 2011).
22
Menurut Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) (2002) tidak ada standar khusus yang mengatur tentang bagaimana pengukuran risiko yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam melakukan pengungkapan risiko di bandingkan perusahaan berskala kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko yang dimilikinya maka semakin ia mempunyai kemampuan untuk menghindari
risiko
tersebut.
Menurut
Amran
et
al
(2009)
pengungkapan risiko perusahaan diantaranya: 1. Risiko keuangan merupakan risiko yang berkaitan dengan instrumen keuangan perusahaan seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, serta tingkat bunga atas arus kas. 2. Risiko operasi merupakan risiko yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, pengembangan produk, pencarian sumber daya, kegagalan produk, dan lingkungan. 3. Risiko kekuasaan merupakan risiko yang berkaitan dengan sumberdaya manusia dan kinerja para karyawan. 4. Risiko tekhnologi dan pengolahan informasi merupakan risiko yang berkaitan dengan akses, ketersediaan, dan infrastruktur tekhnologi dan informasi yang dimiliki perusahaan. 5. Risiko integritas merupakan risiko yang berkaitan dengan kecurangan manajemen dan karyawan, tindakan ilegal, dan reputasi.
23
6. Risiko strategi merupakan risiko yang berkaitan dengan pengamatan lingkungan, industri, portofolio bisnis, pesaing, peraturan, politik dan kekuasaan. Semua informasi mengenai pengungkapan risiko dalam laporan tahunan
perusahaan
akan
sangat
membantu
dan
dibutuhkan
stakeholders dalam pengambilan keputusan. Menurut Amran et al (2009), laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan diharapkan menunjukkan informasi yang berguna bagi para stakeholder dalam pengambilan keputusan. 3. Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Laporan keuangan terdiri dari: a. Laporan Laba Rugi Komprehensif 1) Definisi Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan yang disajikan oleh suatu entitas mengenai seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode akuntansi (IAI, 2011).
24
Laporan laba rugi (income statement) adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur pendapatan dan unsur beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan menghasilkan laba usaha (Rudianto, 2009). Lebih lanjut menurut Rudianto (2009), pendapatan adalah kenaikan
kekayaan
perusahaan
akibat
penjualan
produk
perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal. Beban usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan di dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode tertentu. Beban usaha terdiri dari berbagai beban yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang lainnya: seperti beban gaji, beban transportasi, beban listrik dan telepon, dan sebagainya. Dalam Bazley dkk. (2010) dijelaskan: An income statement is a financial statement that summarizes the result of a company’s operations (i.e., net income) for a period of time (generally a one-year or one-quarter accounting period). A company’s operations (sometimes called the earning process) include its purchasing, producing, selling, delivering, servicing, and administrating activities.
25
Berdasarkan uraian di atas, laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang merangkum hasil operasi perusahaan untuk satu periode akuntansi. Yang termasuk di dalam laporan laba rugi antara lain: pembelian, produksi, penjualan, pelayanan, dan kegiatan pengadministrasian. 2) Pos-pos Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode (IAI, 2011: 01.29): a) Pendapatan. b) Biaya keuangan. c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. d) Beban pajak. e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: (i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan. (ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan. f) Laba rugi.
26
g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h)). h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. i) Total laba rugi komprehensif. Menurut Bazley dkk. (2010:58-59), terdapat empat unsur di dalam laporan laba rugi, yaitu: a) Revenue are inflows of assets of a company or settlement of its liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or other activities that are the company’s on going or major central operations. Revenues increase the equity of a company. b) Expenses are outflows of assets of accompany or incurrences of liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or carrying out other activities that are the company’s on going or major central operations. Expenses decrease the equity of accompany. c) Gains are increases in the equity of a company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners. d) Losses are decreases in the equity of company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners. b. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan ekuitas yang menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui dan rekonsiliasi
27
antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan (IAI, 2011). Menurut Wild dan Winston (2011) dijelaskan bahwa: The statement of retained earnings explains changes in retained earnings from net income (or loss) and from any dividens. The statement of retained earnings reports information about how retained earnings changes over the reporting period. This statement shows beginning retained earnings, even that increase it (net income), and even that decrease it (dividens and net loss). Ending retained earnings is computed in this statement and is carried over and reported on the balance sheet. Berdasarkan uraian tersebut, pernyataan laba ditahan merupakan perubahan laba ditahan yang berasal dari laba bersih/rugi dan dari dividen selama periode pelaporan. Akhir atau total dari laba ditahan dihitung dalam pernyataan ini dan dilaporkan pada neraca. c. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum laporan posisi keuangan dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva merupakan daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan pasiva harus selalu samadan seimbang (balance) (Rudianto, 2009). Sedangkan menurut Wild dan Winston (2011), balance sheet is
28
describes a company’s financial position (types and amounts of assets, liabilities, and equity) at the point in time. Informasi keuangan pada laporan posisi keuangan minimal berisi (IAI, 2009): 1)
Aset tetap.
2)
Properti investasi.
3)
Aset tidak berwujud.
4)
Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5), (8) dan (9).
5)
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas.
6)
Aset biolojik.
7)
Persediaan.
8)
Piutang dagang dan piutang lainnya.
9)
Kas dan setara kas.
10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. 11) Utang dagang dan terutang lainnya. 12) Kewajiban diestimasi. 13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (11) dan (12).
29
14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46. 15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46. 16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. 17) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas. 18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam suatu periode akuntansi beserta sumber- sumbernya (Rudianto, 2009). Sedangkan menurut Bazley (2010) dijelaskan: A statement of cash flows is a financial statement that summarizes the cash inflows and outflows of a company for a period of time (generally one year or one quarter). There are three elements of statement of cash flows: 1) Operating cash flows are the inflows and outflows of cash from acquiring, selling, and delivering goods for sale, as well as providing services, 2) Investing cash flows are the inflows and outflows of cash from acquiring and selling investments, property, plant, and equipment, and intangibles, as well as from lending money and collecting on loans, and 3) Financing cash flows are the inflows and outflows of cash from obtaining resources from owners and paying the dividens, as well as obtaining and repaying resources from creditors on long-term credit.
30
Berdasarkan
penjelasan
di
atas,
sebuah
laporan
arus
kasadalahlaporan keuangan yang merangkum arus kas masuk dan keluar sebuah perusahaan untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ada tigaunsurlaporan arus kas: 1) arus kas dari aktivitas operasi, 2) arus kas dari aktivitas investasi, dan 3) arus kas dari aktivitas pendanaan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (IAI, 2011:01.3). Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.
Laporan
keuangan
juga
menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan,
31
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan buku bersangkutan. Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba adalah adalah: 1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit, dan lainnya. 2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
32
3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban. 4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode. 5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan. 6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya. 7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan
33
perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. 4. Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya risiko. Menurut Smith (1990) manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk merespon bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko yang dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan cara mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi. Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu : 1.
Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
2.
Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
3.
Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
34
4.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta nonmaterial bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi
maka
secara
tidak
langsung
menolong
meningkatkan public image. Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola suatu risiko yang dimiliki. Menurut Amran et al (2009) manajemen risiko digunakan perusahaan untuk mengelola risikonya atau menangkap kesempatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Risiko sebagai bagian yang melekat pada aktivitas bisnis, memaksa perusahaan agar selalu siap untuk menghadapinya. Dalam usaha mengantisipasi risiko tersebut, perusahaan berinisiatif melakukan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko yang baik dapat menghindarkan kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Salah satu cara untuk mengelola risiko adalah dengan membuat suatu manajemen risiko dalam perusahaan (Dirk, 2011). Manajemen risiko adalah suatu proses menyeluruh yang dilengkapidengan alat, teknik dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur dan mengelola risiko secara lebih transparan (Pratika, 2011). Proses ini bertujuan untuk mengelola risiko sehingga
35
organisasi bisa bertahan atau barangkali mengoptimalkan risiko (Hanafi, 2009). Dalam melakukan manajemen risiko, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui. Hanafi (2009) membagi proses ini ke dalam 3 tahap berikut : 1. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risikorisiko apasajayang dihadapi oleh suatu organisasi. 2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. 3. Pengelolaan Risiko Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, makakonsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Apabila dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko dapat menciptakan inovasi, kinerja dan keunggulan kompetitif (Liu, 2006). Perusahaan yang menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, dapat menjadi dasar pertimbangan stakeholder untuk mengambil keputusan secara tepat, dengan ketentuan bahwa praktik manajemen risiko dan hasilnya dikomunikasikan dengan baik.
36
5. Pengungkapan risiko Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari risiko sering dikaitkan dengan konotasi negatif seperti bahaya, ancaman, atau kerugian. Risiko juga dapat disebut sebagai ketidakpastian yang dapat menimbulkan perubahan. Perubahan yang terjadi dari risiko ternyata bukan hanya perubahan yang bersifat negatif tapi juga yang bersifat positif. Pengertian risiko menurut Silalahi (dalam Husien Umar, 2001) adalah: - Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian - Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian - Risiko adalah ketidakpastian - Risiko adalah penyimpangan aktual dari yang diharapkan - Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan Oleh karena risiko merupakan hal yang ditakuti oleh perusahaan, maka di butuhkan proses pencegahan risiko dengan cara pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko adalah suatu upaya perusahaan untuk memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan tentang apa yang mengancam perusahaan,sehingga dapat dijadikan faktor
pertimbangan
dalam
pengambilan
keputusan.
Menurut
37
Hendriksen (dalam Zuhroh dan Pande, 2003) pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien. Wolk dan Tearney (dalam Marwata, 2000) menyatakan pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan. Pengungkapan risiko dalam laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk meberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna laporan keuangan. Tujuan pengungkapan risiko menurut Belkaoui (2000) adalah: 1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan. 2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut. 3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.
38
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan dan antartahun. 5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang. 6. Untuk
membantu
investor
dalam
menetapkan
return
dan
investasinya. Tabel 2.1 Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia Negara Australia
Peraturan (Tahun) ASX Corporate
Penjelasan Berisikan tentang
Governance Principles and pengakuan dan manajemen Recommendations
risiko.
(Principles 7) Malaysia
The Financial
Bursa Malaysia
Reporting Act, 1997
mensyaratkan perusahaan terdaftar untuk menyertakan laporan tentang kondisi pengendalian internal, pengendalian risiko dan manajemen risiko dalam laporan tahunannya.
United (UK)
Kingdom Operating and Financial Review (OFR), 1993
OFR
merekomendasikan
perusahaan terdaftar untuk mengikutsertakan tinjauan risiko kunci.
39
Combined Code on
LSE
mensyaratkan
Corporate Governance,
perusahan
1998
untukmengelola
terdaftar sistem
pengendalian internal dan menjelaskan sistem
bagaimana
tersebut
bekerja.
Pedoman ini menekankan pada kebutuhan prosedur manajemen risiko internal dan mendorong perusahaan untuk melaporkan risiko kuncinya. USA
Financial
Reporting FRR
48
mensyaratkan
Release No.48 (FRR 48), perusahaan yang terdaftar 1997
di
bursa
untuk
mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang
risiko
pasar
(kerugian potensial akibat perubahan yang merugikan pada tingkat bunga, tingkat mata uang asing, harga komoditas,
dan
harga
ekuitas). Sumber:Amran. et al. 2009
40
Peraturan pengungkapan risiko di beberapa negara telah menunjukkan keseriusan dunia terhadap pengungkapan manajemen risiko.Pengungkapan risiko menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap para pengguna laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan risiko di Indonesia juga sudah mulai serius di laporkan, ini terbukti dari peraturan pemerintah antara lain PSAK No 50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan : pengungkapan dan keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 tentang : kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan publik. Tabel 2.2 Peraturan Pengungkapan Risiko di Indonesia Hal yang diatur
Keputusan ketua
PSAK NO 50 (REVISI
BAPEPAM & LK
2006)
nomor: Kep134/BL/2006 Isi
Informasi mengenai
Informasi risiko yang
risiko yang di hadapi
terkait dengan instrumen
serta upaya-upaya yang
keuangan
dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Luas pengungkapan
Tidak ada aturan secara
Memerlukan
spesifik
pertimbangan dengan memperhatikan signifikansi instrumen tersebut
41
Sifat
Perusahaan publik
Untuk perusahaan yang
diwajibkan melakukan
melakukan transaksi
pengungkapan
menggunakan instrumen keuangan
Format pengungkapan
Tidak ada aturan secara
Pengungkapan dapat
spesifik
mencankup kombinasi dari penjelasan secara narasi dan data kuantitatif, sepanjang dianggap sesuai dengan sifat instrumen tersebut serta signifikasinya bagi perusahaan
Tempat
Pengungkapan informasi
Apabila informasi risiko
mengenai risiko dan
tersebut telah di sajikan
usaha dalam pengelolaan
dalam laporan
risiko secara khusus
keuangan,maka tidak
disajikan dalam tata
perlu di sajikan dalam
kelola perusahaan
catatan laporan keuangan
Sumber: PSAK No 50 dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 Banyaknya peraturan mengenai pengungkapan risiko di Indonesia membuktikan bahwa pengungkapan risiko di Indonesia sudah mulai serius di laksanakan. Peraturan pengungkapan risiko di indonesia seperti PSAK No 50 (revisi 2006) dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 umumnya mengatur mengenai prosedur pengungkapan risiko yang harus di lakukan oleh perusahaan di Indonesia
42
6. Corporate Governance Corporate governance menurut Taylor dalam Elzahar dan Hussainey (2012) yang berpendapat bahwa perusahaan dengan struktur corporate governance yang kuat itu lebih efektif dalam manajemen risiko keuangan. Hal tersebut digambarkan sebagai pendukung pengungkapan manajemen risiko keuangan. corporate governance yang mungkin berpengaruh dengan pengungkapan risiko dalam laporan keuangan perusahaan adalah Struktur Kepemilikan, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit. Dalam peneltian ini peneliti menggunakan proksi Struktur Kepemilikan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. 6.1 Struktur Kepemilikan Publik Tipe kepemilikkan saham publik adalah perbandingan jumlah pemegang saham publik dengan yang dimiliki perusahaan (Sudarmadji
dan
Sularto,
2007).
Semakin
besar
tingkat
kepemilikkan saham pihak publik maka akan semakin banyak pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan guna memenuhi kebutuhan para pemilik saham. Manajer perusahaan akan mengungkapkan meningkatkan
image
informasi sosial dalam rangka untuk perusahaan,
meskipun
ia
harus
mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray et al, 1998).
43
Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu, kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal. Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003). Pihak pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor instutional, masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk, 1988). 6.2 Ukuran dewan Komisaris Dewan komisaris memainkan peran penting dalam tata kelola di perusahaan yang listing di Bursa Efek. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan berperan terhadap aktivitas pengawasan. Dengan peran dewan komisaris tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan risiko oleh manajemen melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukanlah menjadi factor penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Akan tetapi, mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendaliaan terhadap manajemen (Ujiyantho, 2007).
44
Dalam penelitian ini jumlah anggota dewan komisaris menjadi proksi
untuk
mewakili
ukuran
dewan
komisaris
dalam
pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko di perusahaan. 7. Profitabilitas
Terdapat hubungan yang positif antara Profitabilitas dan pengungkapan risiko karena manajer perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk meningkatkan kepercayaan investor dan dengan demikian untuk meningkatkan kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam Aljifri dan Husainney, 2007). Beberapa ukuran untuk menghitung tingkat profitabilitas diantaranya yaitu, ROE, ROA dan Net Profit Margin. Penelitian ini menggunakan net profit margin untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Pemilihan net profit margin ini didasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001), net profit margin ditemukan berhubungan positif secara signifikan dengan kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.
45
8. Ukuran Perusahaan Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan,oleh karena itu semakin besar perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi kebutuhan para pemegang kepentingan (Amran et al., 2009) Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan pengungkapan
informasi
yang
lebih
untuk
menunjukkan
pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Cowen et al., 1987 dalam Hackston dan Milne, 1996). Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk menilai ukuran perusahaan. Penggunaan total assetdalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Alsaeed (2006), total
asset
merupakan
proksi
ukuran
perusahaan
ditemukan
berhubungan signifikan dengan tingkat pengungkapan sukarela di Saudi Arabia. B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
46
1. Hubungan Struktur Kepemilikan Publik dengan Pengungkapan Risiko. Struktur kepemilikkan dibagi ke dalam dua bagian yaitu kepemilikan eksternal (external block ownership) dan blok kepemilikan internal (insider block ownership) atau kepemilikan manajerial (managerial block ownership). Pada negara yang perlindungan terhadap investornya lemah, pemusatan kepemilikan menjadi pengganti dari perlindungan untuk investor. Hal ini dikarenakan, jika saham lebih banyak dipegang oleh kepemilikkan eksternal maka pihak perusahaan dituntut untuk memberikan
laporan
pertanggungjawaban
yang
terhadap
transparan investor.
sebagai Adanya
bentuk
konsentrasi
kepemilikkan perusahaan oleh pihak luar menimbulkan pengaruh dari pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki keterbatasan (Hilmi dan Ali, 2008). Sehingga, permintaan para stakeholder akan pengungkapan yang lebih luas, menuntut perusahaan untuk mengungkapkan informasi khususnya informasi mengenai risiko secara transparan dan lengkap. Menurut teori stakeholder, dengan mengungkapkan informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan
bahwa
perusahaan
berusaha
untuk
memuaskan
kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder.
47
Penelitian yang dilakukan Angraini (2006), menemukan pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikkan manajemen berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan karena para manajer berusaha untuk memberikan informasi secara menyeluruh terhadap kondisi perusahaan, berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H1 = Struktur kepemilikkan publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko 2. Hubungan
Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan
Risiko Ukuran Dewan Komisaris mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan risiko dalam laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh teori keagenan dan penelitian sebelumnya. Di Indonesia, ukuran Dewan Komisaris diatur dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006. Jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Menurut teori keagenan, jumlah dewan yang besar dapat memberikan peran yang lebih efektif dalam melakukan fungsi pengawasan Dewan Komisaris (Singh et al. dalam Elzahar dan Hussainey, 2012). Jumlah dewan yang besar diprediksi akan memiliki insentif lebih untuk memberikan pengawasan dalam
48
praktik pengungkapan risiko perusahaan agar tidak ada informasi yang disembunyikan. Lebih jauh, jumlah dewan yang besar dapat mempengaruhi
keputusan
pengungkapan
sukarela
dan
luas
pengungkapan risiko perusahaan (Elzahar dan Hussainey, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko dalam laporan keuangan interim. Penelitian tersebut dilakukan di UK bukan di Indonesia. Oleh karena itu, perludilakukan pengujian kembali mengenai pengaruh ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko di Indonesia untuk membuktikan konsitensi temuan tersebut. Berdasarkan teori keagenan dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut, H2 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko 3. Hubungan Profitabilitas terhadap pengungkapan risiko Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung melakukan pengungkapan risiko lebih banyak dibandingkan perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas atau kerugian. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang baik dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk meningkatkan kepercayaan investor dan dengan demikian untuk meningkatkan
49
kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam Aljifri dan Hussain,2007). Berdasarkan agency theory tingkat profitabilitas merupakan suatu indikator kemajuan perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka akan menyebabkan ketertarikan principal untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi institutional investor maka akan semakin kuat kontrol eksternal perusahaan tersebut dan mengurangi biaya keagenan (Belkaoui, 2000). Perusahaan yang memiliki penurunan Profitabilitas dan mengalami kerugian akan cenderung menutupi risiko yang mereka hadapi karena takut terjadinya penurunan investasi dan kepercayaan investor terhadap pengelola perusahaan. Hal ini dikarenakan rendahnya profitabilitas mengindikasikan tingginya risiko
yang dihadapi
perusahaaan (Barry dan Brown, 1986; Prodham dan Harris, 1989 dalam Aljifri dan Hussainey, 2007). Aljifri dan Hussainey (2007) menemukan hubungan positif antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H3 = Tingkat Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan Risiko
50
4. Hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan risiko lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Agency
theory
menyatakan
bahwa
perusahaan
besar
memilikibiaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih luas dibanding perusahaan kecil sebagaiupaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani, 2001) perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik (Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membiayai penyediaan informasi bagi pihak internal perusahaan, informasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan
51
kecil tidak mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan besar, hal ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang cukup besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar. Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat dengan perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih banyak di bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby, 1975 dalam Amilia dan Retrinasari, 2007). Amran et al (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H4 = Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan risiko C. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang telah dilakukan, banyak menemukan perbedaan dalam pengaruh variabel independen terhadap varibel dependen yaitu pengungkapan risiko. Masing masing peneliti mempunyai pendapat sendiri terkait terjadi tidaknya pengaruh. Berikut akan dijelaskan secara lebih mendetail tentang penelitian yang dilakukan sebelumnya :
52
Tabel 2.3 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti & Judul
Metodologi&
(Tahun)
Jenis Populasi
1.
2.
Nazila Sofi Istna Taures. (2011) Analisis hubungan antara Karakteristik perusahaan dengan Pengungkapan risiko Sudarmadji, Ardi M., dan Lana Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure ”
Analisis Regresi Berganda
Variable
Hasil
SK
DER
NPM
SZ
PR
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
(Y)
X
X
X
y
Y
Diserfikasi Produk, Diserfikasi Geografis.
Seluruh variable berpengaruh signifikan terhadap Pengunkapan Risiko.
Y
Y
Y
y
Y
CSR.
Hasil Chow Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh Total Asset (TA), Profitabilitas (NPM), Kepemilikan Institusional (KI), dan Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Pengungkapan Risiko (PR) pada Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen dan Perusahaan yang sahamnya tidak
Lainnya
Manufaktur
Analisis Regresi Berganda dan Chow Test. Manufaktur
dimiliki manajemen
Sumber: Diolah dari berbagai referensi 53 57
Tabel 2.3 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti & Judul (Tahun)
3.
Linsley, Philip M. and Philip J. Shrives. 2006.
Variable
Metodologi
Hasil
SK
DER
NPM
SZ
PR
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
(Y)
MultipleRegre ssionWithThe LeastSquare Difference
Y
Y
X
Y
Y
Regresi linear Berganda.
Y
X
Y
X
Y
“Risk Reporting: A Study of Risk Disclosures in the Annual Reports of UK Companies”
4.
Sudarmadji dan Sularto (2007) Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan
Lainnya Growth,, dan Likuiditas
Analisis menunjukkan bahwa variable growth, asset growth dan DTA secara parsial signifikan terhadap PR. Sementara variabel lainyang tidak signifikan berpengaruh terhadap PR. Sedangkan secara bersama- sama (Struktur Kepemilikan terbukti signifikan berpengaruh terhadap PR Sudarmadji dan sularto menemukan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dengan luas voluntary disclosure. terhadap variable Dividend Payout Ratio (DPR).
Sumber: Diolah dari berbagai referensi 54 57
Tabel 2.3 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No
5.
6.
Peneliti & Judul
Metodologi&
(Tahun)
Populasi
Almilia dan Retrinasari (2007)
RegresiLinier Berganda
penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ Khaled Hussainey, Chijoke Oscar (2010)
(Perusahaan Manufaktur)
Multiple Regressions
MGBAME. Perusahaan Dividend Policy and Listng di Share Price Changes in Bursa UK The UK Stock Market.
Variable
Hasil
SK
DER
NPM
SZ
PR
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
(Y)
Y
Y
Y
Y
Y
X
Y
Y
X
Y
Lainnya Almilia menemukan rasio leverage, rasiolikuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di BEJ
Harga Saham
Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham. Begitu juga deviden pay out ratio berpengaruh positif signifikan terhada harga saham pada perusahaan yang Listing di UK Stock Market.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi 55 57
Tabel 2.3 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 7
Dirk Horing, Helmut Grundl (2011)
Regresi Berganda
HOUSE of FINANCE. European ICIR Working Paper primary Series No.02/11 insurances in the Dow Jones Stoxx 600 8 Abed Al-Nasser Content Abdallah Mostafa Analysis Kamal Hassan Patrick L. McClelland (2015) Islamic Institusion Islamic Financial Institutions, Corporate Governance, and Corporate Risk Disclosure in Gulf Cooperation Council Countrie 9 Antti Miihkinen Analisis (2013) Regresi Linier Berganda The usefulness of firm risk disclosures Large Firm in under different firm Finlad riskiness, investorSumber: Diolah dari berbagai referensi
Y
X
X
Y
Y
Risk, Cross Listing, Home Country, Type of Insurance sold
Risk, home country berpengaruh negative sedangkan Cross lsting ownweship dispersion size, profitability berpengaruh positif pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Dow Jones Stoxx 600
Y
Y
X
X
Y
Conventional Financial Institutions,; Disclosure; Corporate Communicatio n;
Semua Variabel berpengaruh dengan asumsi islamic institusion mengungkapkan risiko yang apa adanya.
Y
X
X
X
Y
Valuerelevance Information asymmetry Regulation
Asymetri Informasi berpengaruh dan corporate Dsiclosure tidak berpengaruh.
56 57
Tabel 2.3 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Corporate disclosure
interest, and market conditions: New evidence from Finland
10 N´ejia Moumen Hakim Ben Othman Khaled Hussainey (2015) The Value Relevance of Risk Disclosure in Annual Reports: Evidence from MENA Emerging Markets (RIBAF 350)
Uji Beda (Positif Negatif) Large-scale sample firms from MENA emerging market
X
X
y
X
Y
Value Relevance, Future Earnings, Proprietary Costs, MENA emerging markets.
Semua faktor berpengaruh secara positif. Kecuali profitabilitas.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
5757 7
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Latar Belakang Masalah Hasil yang tidak konsisten terhadap faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko
Teori Agency dan Teori Stakeholder
Karakteristik Perusahaan
Corporate Governance
Struktur Kepemilikan Publik (X1)
Ukuran Dewan Komisaris (X2)
Profitabilitas (X3)
Ukuran Perusahaan (X4)
Pengungkapan Risiko (Y)
Analisis Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik - Uji Normalitas Data - Uji Heterokedasitas - Uji Multikoloneritas - Uji Autokolerasi
Analisis Statistik deskriptif
Uji Hipotesis - Uji t - Uji F - Uji r - Uji 𝑅 2 53 Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik terhadap Pengungkapan Risiko Manajemen perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI sebanyak 50 Perusahaan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
B.
Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive Sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya adalah:
59
1. Perusahaan Property dan Real Estate 2. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai 2014. 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periodeyang berakhir pada 31 Desember selama periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai 2014. 4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap, berupa : a. Mempunyai Laporan Tahunan yang lengkap seperti : Laporan Keuangan, Laba rugi, CALK, Laporan Peubahan Equitas b. Profil Dewan Komisaris c. Profil perusahaan 5. Perusahaan yang mengalami profit selama periode penelitian karena salah satu variable yang dihitung terkait dengan Profitabilitas Perusahaan. C. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah data tersebut. 60
Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002). D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumen, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara: 1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis. 2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di BEI dan yang di publikasikan di situs BEI (www.idx.co.id) yang berupa file komputer dari internet. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel Kepemilikan,
independen Ukuran
dalam
Dewan
penelitian Komisaris,
ini
adalah
Struktur
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan a. Stuktur Kepemilikan Publik (X1) Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu, kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal. Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan 61
saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003). Pihak pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor instutional, masyarakat
luas
1988).Formula
dan
yang
sebagainya digunakan
(Friend
untuk
dan
menghitung
Hasbrouk, struktur
kepemilikkan publik adalah (Abraham and Cox, 2007): Struktur kepemilikan publik:
Saham yang dimiliki publik X 100% Total Saham
b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) Dewan komisaris adalah salah satu mekanisme yang banyak dipakai untuk memonitor manajer. Ukuran Dewan Komisaris (X4), diukur dengan jumlah dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Sembiring (2009:5) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan Pengungkapan Risiko, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. (Prima, 2011). c. Profitabilitas (X3) Net profit margin ditemukan berhubungan positif secara signifikan dengan kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Formula yang
62
digunakan untuk menghitung net profit margin adalah (Endrian, 2010): Profitabilitas :
Laba Bersih Penjualan Bersih
d. Ukuran Perusahaan (X4) Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk menilai
ukuran
perusahaan.
Penggunaan
total
asset
yang
dilogaritmakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Alsaeed (2006), Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Total Asset :Log (Total Asset) 2. Variabel Dependen COSO (2004) mendefinisikan Disclosure Risk Management sebagai “ Process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risks to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives”. Pengungkapan Risk Management diukur menggunakan kertas kerja COSO. Berdasarkan DRM Framework yang dikeluarkan COSO, terdapat 108 item pengungkapan DRM yang mencakup delapan dimensi
yaitu lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi
kejadian, penilaian risiko, respon atas risiko, kegiatan pengawasan, informasi dan komunikasi, dan pemantauan (Desender, et al., 2009). 63
Jenis
item pengungkapan
dapat
dilihat
pada
Lampiran.
Perhitungan item-item menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1 dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan indeks
ERM
masing-masing
mengenai pengungkapan ERM
diperoleh
perusahaan. dari
laporan
Informasi tahunan
(annual report) dan situs perusahaan (Rustiarini, 2012). Pengungkapan Risiko =
Total item yang diungkapkan Maksimal Item Pengungkapan
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisai Variabel Variabel Struktur Kepemilikan Saham Publik (X1) Sumber : Sudarma (2003), Friend dan Hasbrouk (1988), Abraham and Cox (2007) Ukuran Dewan Komisaris (X2)
Sub Variabel
Sumber: Endrian (2010), dan Susilatri (2009) Ukuran Perusahaan (X4)
Skala Pengukuran
Struktur Kepemilikan Saham Publik
(Saham yang dimiliki public di bagi Total saham ) di kali 100%
Skala Rasio
Ukuran Dewan Komisaris
Variabel Dummy
Skala Rasio
(1 untuk satu orang dewan komisaris)
Sumber: Sembiring (2005), Susilatri (2009) dan Prima (2011) Profitabilitas (X3)
Indikator
Penjualan Bersih, Laba Bersih
Penjualan Bersih dibagi Laba Bersih
Skala Rasio
Nilai Aset Perusahaan
Total asset perusahaan
Skala Rasio
64
Sumber: Alsaeed (2006), Sembiring (2005), Susilatri (2009) dan Prima (2011) Risk Disclosure (Y)
Pengungkapan Risiko
Sumber: Hord Doring (2013), Rustriani (2012), Amran (2004)
F.
Variabel Dummy (1 untuk setiap item pengungkapan dibagi total jumlah item pengungkapan sebesar 108)
Skala Rasio
Metode Analisis Data Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode: 1. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat
memberikan
penjelasan
yang
memudahkan
peneliti
dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. 2. Uji Dasar Asumsi Klasik Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas data, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
65
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat dideteksi dengan melihat Normality Probability Plot (P-Plot). Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas (Suliyanto, 2011). Dalam Uji Normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov yaitu, dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan dsitribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan di asumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorv Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa. Jika signifikansi dibawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0.05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
66
Penerapan pada Uji Kolmogorov Smirnov
adalah bahwa
signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0.05 maka berarti tidak terdapat perbedan yang yang signifikan, berarti data tersebut normal. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Suliyanto, 2011). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari problem autokorelasi (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (D-W) nya. Regresi bebas dari masalah autokorelasi jika nilai D-W berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009) 67
d. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas (Suliyanto, 2011). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Suliyanto, 2011). Uji Heterokedasitas dalam penelitian ini juga menggunakan uji spearman, dimana dilakukan perhitungan dari korelasi rank spearman antara variael absolute Ut dengan variable-variable bebas. Kemudian nilai dari rank spearman tersebut dibandingkan dengan nilai statistic yang ditentukan. Masalah heterokedasitas tidak terjadi bila rank spearman antara variabel absolute residual regresi dengan variabel-variabel bebas lebih besar dari nilai signifikan. Nilai signifikan untuk uji Spearman adalan 0,05 (Elcom, 2010).
68
3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro, 2002). Variabel independen terdiri dari Stuktur Kepemilikan Publik, Ukuran dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah Pengungkapan Risiko Manajemen. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +𝛆 Keterangan: Y α β1 X1 β2 X2 β3 X3 Β4 X4 ε
= Skor Pengungkapan Risiko Manajemen = Intercept atau konstanta = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila X1 berubah sebesar 1 satuan = Struktur Kepemilikan Publik = Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X2 berubah sebesar 1 satuan = Ukuran Dewan Komisaris = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila X3 berubah sebesar 1 satuan = Profitabilitas = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila X4 berubah sebesar 1 satuan = Profitabilitas = Error term
69
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan AdjustedR Square (Adj R2), uji F dan uji t. a. Uji Adj R2 Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Suliyanto, 2011). b. Uji F Uji ini pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011). Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak.
70
c. Uji t Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasivariabel dependen (Suliyanto, 2011). Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-nya. Level of significance yang digunakan adalah sebesar 5 % atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Suliyanto, 2011).
71
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Risiko di perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari 50 perusahaan hanya 34 perusahaan yang diambil sebagai sampel. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian Kriteria
Jumlah
No. 1.
Perusahaan Property dan Real Estate yang
50
terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai dengan 2014. 2.
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
(16)
Laporan Tahunan 2010-2014 berturut-turut.
Total Sampel Sumber : Data Sekunder yang Diolah 73
34
B. Deskriptif Statistik Data Penelitian Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana semua data yang berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk kemudian di analisis dan diintrepretasikan secara objektif. Analisis dalam penelitian ini menjelaskan perusahaan-perusahaan mana yang memiliki tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran perusahaan, dan seberapa besar pengungkapan risiko yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Deskriptif data strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran perusahaan dari hasil perhitungan perusahaan 34 sektor Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia dan bertahan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Deskripsi Data yang Diolah Variabel Dependen dan Independent Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
RISK
,7004
,08457
170
SK
,3660
,21955
170
UDK
4,3824
1,76110
170
NPM
,1657
,60276
170
SIZE
12,3431
,64312
170
Sumber: Data diolah
74
Tabel 4.2 Menunjukkan nilai rata-rata dari setiap variabel yang
ada
dalam
penelitian.
Dalam
standard
deviasi
itu
menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel data. Semakin kecil nilai standard deviasi, nilai-nilai pada sampel data cenderung dekat dengan nilai reratanya, dan sebaliknya semakin besar standar deviasinya, nilai sampel bervariasi semakin menyebar menjauhi nilai reratanya. Dari 170 sampel perusahaan masing – masing variabel mempunyai deskripsi: a. Variabel Risk mempunyai nilai rata – rata 0,7004 dan nilai standard deviation 0,08457 artinya hubungan sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Pengungkapan Risiko adalah sebesar 0,08457. b. Variabel Strukur Kepemilikan Publik mempunyai nilai rata – rata 0,3660 dan nilai standard deviation 0,21955 artinya hubungan sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Strukur Kepemilikan Publik adalah sebesar 0,21955. c. Variabel Ukuran Dewan Komisaris mempunyai nilai rata – rata 4,3824 dan nilai standard deviation 1,76110 artinya hubungan sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran Dewan Komisaris disclosure adalah sebesar 1,76110.
75
d. Variabel Profitabilitas mempunyai nilai rata – rata 0,1657 dan nilai standard deviation 0,60276 artinya hubungan sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Profitabilitas adalah sebesar 0,60276. e. Variabel Ukuran Perusahaan mempunyai nilai rata – rata 12,3431 dan nilai standard deviation 0,64312 artinya hubungan sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran Perusahaan adalah sebesar 0,64312. C. Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Jika penyebaran data yang mewakili sampel mendekati garis diagonal Normal P-Plot. Maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji Normalitas dalam penelitian ini:
76
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tampilan histogram diatas terlihat bahwa kurva dependen dan regression standarized residual membentuk gambar seperti lonceng. Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak digunakan.
77
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Normal P-Plot Regression Standarized
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Normal P-Plot diatas, dapat dilihat titik-titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian
ini mendekati
garis
diagonal. Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat dikatakan data berdistribusi normal. Suliyanto (2011:69) mengemukakan, bahwa tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim pada data yang diambil. Nilai ekstrim ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata- rata. 78
Untuk mendukung hasil analisis grafik, maka digunakan uji normalitas dengan menggunakan metode statistik, yaitu metode Kolmogorov-Smirnov tampak dalam tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Unstandardized Predicted Value Residual N 170 170 a,b Normal Parameters Mean ,7004118 ,0000000 Std. ,05147986 ,06709489 Deviation Most Extreme Absolute ,055 ,068 Differences Positive ,055 ,068 Negative -,055 -,060 Test Statistic ,055 ,068 c,d Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,055c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Output SPSS yang diolah Dari hasil pengujian tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji KolmogorovSmirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,055 > 0,05. Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal.
79
2.
Hasil Uji Multikolinieritas Tabel 4.4 Tabel Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF Model 1 (Constant) SK UDK
,803
1,246
,797
1,254
NPM
,917
1,090
SIZE
,748
1,336
a. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output Sumber : Output SPSS yang diolah
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Data yang baik, tidak ada korelasi antara variabel bebasnya. Jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut ini adalah tabel hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini: Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.
80
Menurut Suliyanto (2011:81), penyebab timbulnya
gejala
multikolinieritas pada model regresi dikarenakan kebanyakan variabel ekonomi yang berubah sepanjang waktu, adanya penggunaan nilai lag, metode pengumpulan data yang dipakai, adanya kendala model atau populasi yang menjadi sampel. 3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili sampel berada di daerah positif dan negatif dalam Scatterplot, maka dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varians atau homoskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini :
81
Gambar 4.3 Hasil Uji Scatterplot
Sumber : Output SPSS yang diolah
Dengan melihat penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot diatas, maka dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas. Menurut Suliyanto (2011:95), penyebab perubahan nilai varian yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya yaitu dikarenakan adanya pengaruh dari kurva pengalaman, adanya peningkatan perekonomian dan adanya peningkatan teknik pengambilan data. Untuk mendukung hasil analisis grafik maka digunakan uji Heteroskedastisitas menggunakan
dengan
metode
metode
Rank
statistik,
Spearman.
yaitu
Hasil
dengan pengujian 82
Heteroskedastisitas dengan metode Rank Spearman tampak dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Metode Rank Spearman Correlations ABS_RES Spearman's rho
ABS_RES
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
SK
UDK
NPM
SIZE
1,000
,145
-,020
-,051
-,074
.
,060
,794
,509
,339
170
170
170
170
170
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS yang diolah
Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien Rank Spearman dari masing-masing variabel bebas dengan nilai absolut residualnya (|e|), jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (Sig.>0,05), maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. variabel struktur kepemilikan saham terhadap absolut residual sebesar 0,60 > 0,05, Sig. variabel ukuran dewan komisaris terhadap absolut residual sebesar 0,794 > 0,05, Sig. variabel profitabilitas terhadap absolut residual sebesar 0,509 > 0,05, dan Sig. variabel ukuran perusahaan (firm size) terhadap absolut residual sebesar 0,339 > 0,05.
83
4. Hasil Uji Autokorelasi Menurut Suliyanto (2011:125), uji autokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah
ada
korelasi
antara
anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Berikut hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6: Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb Std. Error of the Model
Estimate
1
Durbin-Watson
,06790
2,084
b. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.6 maka diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,084 dimana terletak antara du dengan 4- du, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Suliyanto mengemukakan, bahwa uji Durbin Watson (uji D-W) merupakan uji untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Pengambilan keputusan
pada
asumsi
ini memerlukan dua nilai bantu yang
diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan du, dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel.
84
Jika nilai Durbin Watson berada diantara nilai du hingga (4- du) berarti asumsi tidak terjadi gejala autokorelasi terpenuhi.
Durbin Watson
Berdasarkan hasil gambar 4.7 maka diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,048. Dimana terletak antara du (1,7012) dengan 4- du (2,2025) yang terlihat pada gambar 4.7, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Untuk meyakinkan hasil diatas maka digunakan uji lain yaitu menggunakan uji Run Test. Tabel 4.8 menunjukkan hasil Run Test tersebut.
85
Tabel 4.8 Hasil Uji Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test
Valuea
,00716
Cases < Test Value
85
Cases >= Test Value
85
Total Cases
170
Number of Runs Z
82 -,615
Asymp. Sig. (2-tailed)
,538
a. Median
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui probabilitas (Asymp. Sig. 2tailed) sebesar 0,538 yang menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak mengalami problem autokorelasi. D. Koefisien Determinasi Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square a 1 ,609 ,371 ,355 a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK b. Dependent Variable: RISK Sumber : Output SPSS yang diolah
86
Pada data tabel hasil uji koefisien determinasi di atas dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,355 atau 35,5%, yang berarti variabel terikat (Pengungkapan Risiko) dapat dijelaskan variabel bebas (SK, UDK, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan) sebesar 35,5%, sedangkan sisanya sebesar 64,5% dijelaskan oleh faktorfaktor lain. Menurut Suliyanto (2011:59) yang dimaksud dengan factorfaktor lain adalah variasi variable x lainnya, yang tidak diteliti. Dalam penelitian ini variabel tersebut dapat berupa : Komisaris independen, Komite audit, Leverage, Cross Listing, Likuiditas dan lain-lain. E. Hasil Analisis Regresi Berganda 1. Hasil Uji F Uji F pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama sama atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka signifikansi (ɑ) sebesar < 0,05. Berikut ini adalah tabel Uji F dari penelitian ini:
87
Tabel 4.10 Hasil Uji F ANOVAa Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
,448
4
,112
Residual
,761
165
,005
1,209
169
Total
F
Sig. ,000b
24,284
a. Dependent Variable: RISK b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
Sumber : Data SPSS yang diolah Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 24,284 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Tingkat Pengungkapan Risiko dapat dikatakan bahwa variabel meliputi tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama sama atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko. Analisis faktor fundamental seperti strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas dan ukuraan Perusahaan merupakan
instrumen
yang
mampu
mempengaruhi
tingkat
Pengungkapan Risiko dalam sebuah perusahaan. Dalam hasil uji F membuktikan bahwa ke empat variabel diatas secara simultan mempengaruhi tingkat Pengungkapan Risiko sebuah perusahaan.
88
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap pengungkapan pasti akan dipengaruhi oleh Corporate Governance dan Karakteristik perusahaan. Ide dasar adanya hal ini adalah karena laporan tahunan perusahaan pada dasarnya sebagai penyampai Informasi kepada pengguna, dan lazimnya informasi tersebut harus lengkap dan akuntabel. 2.
Hasil Uji t Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka signifikansi (ɑ) sebesar 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil Uji t dari penelitian ini:
89
Tabel 4.11 Hasil Uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -,189
,110
SK
,042
,027
UDK
,004
NPM SIZE
Coefficients Beta
T
Sig.
-1,728
,086
,108
1,565
,119
,003
,090
1,298
,196
-,018
,009
-,126
-1,955
,052
,070
,009
,529
7,408
,000
a. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output SPSS yang diolah
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil uji t di atas. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Strukur Kepemilikan Publik Hasil perhitungan uji secara parsial variabel strukur kepemilikan saham publik dengan menggunakan uji satu arah (1tailed) diperoleh nilai
thitung
sebesar (1,565) dengan
nilai
signifikansi sebesar 0,119 yang berarti nilai Sig. variabel strukur kepemilikan saham publik lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan strukur kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis pertama ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima) Berdasarkan perbandingan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, beberapa peneliti juga menemukan hubungan tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan 90
oleh Sudarmaji dan Sularto (2007), dalam penelitian tersebut menemukan bahwa tipe struktur kepemilikan publik perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure pada laporan tahunan perusahaan. Dalam penelitian tersebut diungkapkan kepemilikan saham publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh masyarakat dengan besaran di bawah 5% sehingga tidak mampu mempengaruhi pengungkapan risiko perusahaan. Linsley (2006) Kepemilikan
saham
juga publik
menemukan tidak
variabel
berpengaruh
Struktur terhadap
Pengungkapan Risiko karena pemilikan saham publik sebagian besar hanya bersifat spekulan dan tidak terlalu memperhatikan perusahaan secara mendalam seperti halnya pemilik manajerial atau institusional. Hasil penelitian ini juga didukung Nasser (2015) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan risiko pada Institusi Islam di UAE. 2)
Ukuran Dewan Komisaris Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Ukuran Dewan Komisaris dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai thitung sebesar (1,298) dengan nilai signifikansi sebesar 0,196 karena nilai Sig. variabel ukuran dewan komisaris lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis kedua 91
ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012). Penelitian tersebut menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan risiko dalam laporan keuangan interim. Sejalan dengan penelitiaan (Nasser 2015) Dewan komisaris tidak menuntut banyak tidaknya Pengungkapan Risiko yang dilakukan oleh perusahaan. Karena pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris lebih bersifat menyeluruh terhadap kinerja perusahaan tidak hanya sebatas terhadap pengungkapan risiko saja. 3)
Profitabilitas Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Profitabilitas dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai t hitung sebesar (-1,955) dengan nilai signifikansi sebesar 0,052. Karena nilai Sig. Variabel profitabilitas lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
profitabilitas
tidak
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis ketiga ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Terkait dengan besar kecilnya 92
profitabilitas, perusahaaan dituntut untuk memberikan informasi yang lengkap terhadap risiko risiko bahkan jika perusahaan tidak mengalami profit atau merugi, perusahan tetap di tuntut untuk mengungkapkan
risiko
standard.
Sehingga
besar
kacilnya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapn risiko. Moumen (2015) juga menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada penngungkapan risiko di Perusahaan besar Finlandia, hal ini karena semua perusahaan besar selalu memberikan informasi yang lengkap atas semua risiko yang ada. 4)
Ukuran Perusahaan Hasil perhitungan uji secara parsial variabel ukuran perusahaan dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai t hitung sebesar (7,408) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai Sig. variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis keempat diterima (Ha diterima dan H0 ditolak). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dalam Fathimiyah (2014) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membiayai penyediaan informasi bagi pihak internal
perusahaan,
informasi
tersebut
digunakan
untuk 93
memberikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan pengungkapan secara
menyeluruh. Perusahaan kecil
tidak
mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan besar, hal ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang cukup besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar. Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan risiko lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih luas dibanding perusahaan kecil sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani, 2001) perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil.
94
Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat dengan perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih banyak di bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby,1975 dalam Amilia dan Retrinasari, 2007). 3. Hasil Persamaan Regresi Dari hasil data yang diolah, dapat dilihat persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -0,189 + 0,042X1 + 0,004X2 - 0,018X3 + 0,70X4 + 0,110 Keterangan : Y
= Skor Pengungkapan Risiko Manajemen
X1
= Struktur Kepemilikan Publik
X2
= Ukuran Dewan Komisaris
X3
= Profitabilitas
X4
= Profitabilitas
ε
= Error term
95
Koefisien-koefisien persamaan regersi linier berganda diatas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,189 menunjukkan bahwa jika variabel tingkat Strukur Kepemilikan Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan bernilai nol maka Tingkat Pengungkapan Risiko adalah -0,189. Dengan catatan, variabel lain dianggap konstan. Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda diatas dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dependen (Pengungkapan Risiko) akan mengalami penurunan sebesar -0,189 tanpa dipengaruhi oleh semua variabel independen yang terdiri dari tingkat Strukur Kepemilikan Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan. Nilai
koefisien
variabel
Strukur Kepemilikan Publik
terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,042, menyatakan bahwa apabila variabel Strukur Kepemilikan Saham Publik meningkat 1 satuan maka akan menaikkan Pengungkapan Risiko sebesar 0,042 kali. Dengan catatan variabel independen yang lain tetap (konstan). Nilai koefisien variabel Ukuran Dewan Komisaris (dihitung dengan NPM) terhadap Pengungkapan Risiko sebesar menyatakan
bahwa
0,004,
apabila variabel Ukuran Dewan Komisaris
meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Pengungkapan Risiko sebesar 0,004. Sedangkan variabel independen yang lain tetap.
96
Nilai koefisien Profitabilitas (dihitung dengan NPM) terhadap Pengungkapan Risiko sebesar -0,018, artinya ketika Profitabilitas naik 1 satuan sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka Pengungkapan Risiko akan turun -0,018 satuan. Nilai koefisien Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,070, artinya ketika Ukuran Perusahaan naik 1 satuan sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka harga saham akan naik 0,070 satuan.
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Hasil uji parsial (Uji T) yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut : 1. Struktur Kepemilikan Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko karena kepemilikan saham publik di bawah 5 % maka pemilik saham publik tidak dapat menuntut Pengungkapan risiko dalam perusahaan selain itu pemilik saham publik sebagian besar hanya bersifat spekulan. 2. Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko karena Dewan Komisaris bertugas mengawasi perusahaan secara menyeluruh tidak hanya tentang pengungkapan risiko dalam sebuah perusahaan. 3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Pengugkapan Risiko karena Pengungkapan risiko tidak hanya dilakukan dalam kondisi profit, melainkan juga dalam kondisi loss (rugi).
98
4. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko karena semakin besar aset perusahaan akan membuat perusahaan
mengungkapkan
risiko-risiko
yang
ada
diperusahaan, selain itu perusahan yang besar akan dituntut untuk lebih banyak melakukan pengungkapan risiko. 2.
Hasil Uji Simultan (Uji F) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Veriabel Struktur Kepemilikan Saham Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko.
B. SARAN Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini: 1. Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini: Penelitian ini menggunakan data pada laporan tahunan dan situs Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghitung item Pengungkapan risiko. Informasi ini tentunya belum mencerminkan kondisi sebenarnya dari praktek Pengungkapan risiko karena tidak semua item diungkapkan secara jelas sehingga 99
hasil perhitungan indeks Pengungkapan risiko dalam penelitian ini masih terbatas. Kemudian item pengungkapan Pengungkapan risiko yang digunakan penelitian ini mengacu pada instrumen yang dikeluarkan oleh COSO (2004) yang mengacu pada kondisi luar negeri, untuk itu perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap tiap instrumen pengungkapan Pengungkapan risiko dengan menyesuaikan kondisi yang ada di Indonesia. 2. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri yaitu Property dan Real Estate sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi untuk jenis industri lain. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan jenis perusahaan lain seperti perusahaan asuransi mengingat bahwa perusahaan asuransi juga memiliki potensi risiko yang tinggi dan belum memiliki regulasi yang jelas mengenai praktek Pengungkapan risiko. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran yang berbeda melalui latar belakang pendidikan untuk komisaris independen dan ukuran perusahaan juga dapat menggunakan pengukuran penjualan
maupun kapitalisasi
pasar, untuk
Profitabilitas dapat menggunakan ROA, ROE dsb. 4. Pada penelitian ini hanya digunakan empat variabel untuk menguji hubungan pengaruh dengan Pengungkapan risiko, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mampu dijadikan variabel untuk menguji 100
pengaruhnya terhadap pengungkapan Pengungkapan risiko, misalnya
Struktur
Kepemilikan
Manajerial,
Struktur
Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Tingkat Leverage, Debt Equity Ratio dll. C. Kontribusi Penelitian 1. Memberikan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa akuntansi dan bahan referensi untuk lebih giat mangkaji dan meneliti tentang Pengungkapan risiko dalam perusahaan, apalagi dalam jurusan akuntansi
UIN
Jakarta
penelitian
atau
skripsi
tentang
Pengungkapan risiko belum banyak diteliti. 2. Memberikan pengetahuan bagi para investor tentang pengaruh faktor- faktor terhadap pengungkapan risiko dalam sebuah perusahaan, dan kelengkapan Pengungkapan risiko yang dilakukan oleh manajerial perusahaan. 3. Memberikan pengetahuan bagi para manajerial perusahaan tentang pentingnya pengungkapan risiko dan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan. D. Keterbatasan Penelitian 1. Industri yang di teliti hanya pada 1 sektor yakni pada sektor Property dan Real Estate, sehingga belum mewakili semua perusahaan di sektor – sektor lain. 2. Rentang waktu penelitian yang hanya 5 tahun.
101
DAFTAR PUSTAKA Abraham, S. and Cox, P. 2007, “Analyzing the determinants of narrative risk information in UK FTSE 100 annual reports”, British Accounting Review, Vol. 39, pp. 227-48. Aljifri, K. and Khaled H.. 2007. “The Determinants of Forward- looking Information in Annual Reports of UAE Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 22, No. 9, pp. 881-894 Almilia, Luciana S. dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Proceeding Seminar Nasional Inovasi Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti. Jakarta, 9 Juni 2007 Alsaeed, K. 2006. “The Association between Firm-specific Characteristics and Disclosure: The Case of Saudi Arabia”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 5, pp. 476-496 Amran,
A. (2006), “Corporate social reporting in Malaysia: an institutional perspective”, unpublished PhD thesis, University of Malaya, Kuala Lumpur.
Amran, Azlan, A. M. Rosli Bin and B. C. H. Mohd Hassan. 2009. “Risk Reporting: An Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysian Annual Reports”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 1, pp. 39-57 Anggraini, Reni R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaanperusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Akuntansi Nasional 9. Padang: Universitas Sanata Dharma Yogya Anisa, Windi G. 2012. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Belkaoli, Ahmed R. 2000. Teori Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Benardi, Meliana K, Sutrisno, dan prihat Assih. 2009. ”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi (Studi Pada Perusahaan- Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Go public di BEI)”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang 4-6 November 2009. 102
Beretta, S. and Bozzolan, S. 2004, “A framework for the analysis of firm risk communication”, The International Journal of Accounting, Vol. 39, pp. 265-88. Binsar H. S. dan Lusy W. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366. Cabedo, J. and Tirado, J. 2004, ‘‘The disclosure of risk in financial statements’’, Accounting Forum, Vol. 28, No.2, pp. 181-200. Clarkson P, Guedes J, Thompson R. 1996. On the diversification, observability, and measurement of estimation risk. Journal of Financial and Quantitative Analysis March: 69-84. Darmawi, Herman. 1994. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara Fama, E. F. dan Jensen, M. C. 1983. “Agency Problems and Residual Claims”. Journal of Law and Economics 26 (2) : 327 – 349. Fitriany. 2001.”Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib Dan Sukarela Pada Laporan Keungan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Akuntansi IV. Bandung.pp 133-154. Financial Committee of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales. 2002. “No Surprises: The Case for Better Risk Reporting”. Balance Sheet 10, Vol. 4, pp. 18-21 Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach, Pitman Publishing Journal, Marshfield, MA. Ginting, Monalisa Br. 2010. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan. Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Corporate social and environmental reporting: a review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure”, Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 8 No. 2, pp. 47-77. Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Constructing a research database of social and environmental reporting by UK companies: a methodological note”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 8 No. 2, pp. 78-101.
103
Gray,
R.H., Owen, D.L. and Adams, C.A. 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting, Prentice-Hall, Hemel Hempstead.
Gujarati, D.N. (2003), Basic Econometrics, 4th ed., McGraw-Hill, Singapore. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbitan Universitas Diponegoro, 2005. Hassan, M. (2009), “UAE corporations-specific characteristics and level of risk disclosure”, Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 7, pp. 668-687. Hackston, D. and Milne, M.J. (1996), “Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand companies”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.9 No. 1, pp. 77-108. Hendriksen, Eldon, dan M. Van Brenda. 2001. Accounting Theory. USA: Mc.Graw-Hill Horing, D. Hemut G. 2011.Investigasing Risk Disclosure Practices in the European Insurance Industry”.International Center Insurance Reporting.Germany. IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. Per 1 September 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Irawan, B. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of The Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics (JFE), Vol 3, No. 4, 1 July 1976. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=94043. Diakses 22 Agustus 2015. Keputusan Direksi BEJ Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 tentang peraturan nomor I- A tentang pencatatan saham efek ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik. 104
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.Jakarta. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2011. Pedoman Manajemen Risiko Berbasis Governance. Jakarta.
Penerapan
Lajili, K. and Zeghal, D. 2005, “A content analysis of risk management disclosure in Canadian annual reports”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 22 No. 2, pp. 125-42. Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2005, “Disclosure of risk information in the banking sectors”, Journal of Finance Regulation and Compliance, Vol. 13 No. 3, pp. 205-14. Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2006, “Risk reporting: a study of risk disclosure in the annual reports of UK companies”, The British Accounting Review, Vol. 38, pp. 387-404. Marwata. 2001.”Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV.pp 155-157 Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray. 1995. Factor Influencing Voluntary Annual Report Disclosures By U. S, U. K and Continental European Multinational Corporations. Journal of International Bussiness Studies (Third Quarter): 246-271. Prasetya, D. 2011. Analisis pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap mandatory disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 20082009). Skripsi. Fakultas ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang Ridwan, Alif. Pengaruh kinerja lingkungan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jakarta: Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Riny. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Proporsi saham public terhadap kelengkapan laporan keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan. Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. Edisi ke empat. Jakarta: Salemba Empat. Shrives, P. and Linsley, P. (2003), “Risk disclosure in UK and German annual reports: a comparative study”, paper presented at the European Accounting Association 26th Annual Conference, Seville. 105
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta: ANDI, 2011. Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Sularto Lana. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Laverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclodure Laporan Keuangan Tahunan”. Procceding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra dan Teknik Sipil), Auditorium Kampus Gunadarma 21-22 Agustus 2007, Vol 2, ISSN 1858-2559. Singhvi S, Desai H. 1971. An empirical analysis of the quality of corporate financial disclosure. The Accounting Review January: 129-138. Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Taures, Nazila S. I. 2011. “ Analisis Hubungan Antara Karakteristik dengan pengungkapan Risiko (Studi empiris pada laporan tahunan perusahaan- perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Wild, John J, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi delapan, Salemba Empat, Buku satu: Jakarta. Zuhroh, D. dan I Putu Pande Heri S. 2003. “Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 16-17 Oktober 2003 www.idx.co.id
106
Lampiran 1
Daftar Purposive Sampling Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing di Bursa Efek Indonesia
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bekasi Asri Pemula Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Binakarya Jaya Abadi Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk
Kode Perusahaan APLN ASRI BAPA BCIP BEST BIKA BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS xxi
TAHUN IPO 11-Nov-10 18-Des-07 14-Jan-08 11-Des-09 10-Apr-12 14-Jul-15 23-Okt-95 15-Jun-07 28-Jul-97 06-Jun-08 19-Des-07 28-Mar-94 07-Nov-07 15-Jan-99
Laporan Tahunan 2010 2011 2012 2013 2014
x
LANJUTAN 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Puradelta Lestari Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Megapolitan Developments Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Gading Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapuraprima Tbk Greenwood Sejahtera Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk MNC Land Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Eureka Prima Jakarta Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Ltd Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Mega Manunggal Property Tbk Metropolitan Land Tbk Metro Realty Tbk Nirvana Development Tbk
DART DILD DMAS DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GPRA GWSA JRPT KIJA KPIG LAMI LCGP LPCK LPKR MDLN MKPI MMLP MTLA MTSM NIRO xxii
08-Mei-90 04-Sep-91 29-Mei-15 02-Nov-94 30-Okt-95 12-Jan-11 30-Jun-00 11-Jul-12 11-Des-00 10-Okt-07 23-Des-11 29-Jun-94 10-Jan-95 30-Mar-00 18-Jul-01 13-Jul-07 24-Jul-97 28-Jun-96 18-Jan-93 10-Jul-09 12-Jun-15 20-Jun-11 08-Jan-92 13-Sep-12
x
x
x
x
LANJUTAN 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Indonesia Prima Property Tbk PP Properti Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Tbk Dadanayasa Arthatama Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk Summarecon Agung Tbk Sitara Propertindo Tbk
OMRE PPRO PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM SMRA TARA
xxiii
22-Agu-94 19-Mei-15 15-Jun-92 18-Nov-94 19-Okt-89 19-Des-97 14-Mei-90 22-Okt-01 19-Apr-02 12-Okt-95 07-Mei-90 11-Jul-14
x
Lampiran 2 Daftar Sample Penelitian Perusahaan Property dan Real Estate
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Perusahaan Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk MNC Land Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Ltd Tbk Metro Realty Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Tbk Dadanayasa Arthatama Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk xxiv
Kode Perusahaan ASRI BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM
Lampiran 3 Tabel Pengungkapan Risiko COSO (2004) Dimensi-Dimensi Pengungkapan Risiko A. Internal Environment 1 Apakah ada piagam dewan? 2 Informasi tentang kode etik / etika? 3 Informasi tentang bagaimana kebijakan kompensasi menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham? 4 Informasi tentang target kinerja individu? 5 Informasi tentang prosedur perekrutan dan pemecatan dari papan anggota dan manajemen? 6 Informasi tentang kebijakan remunerasi anggota dewan dan manajemen? 7 Informasi tentang pelatihan, pembinaan dan pendidikan program? 8 Informasi tentang pelatihan di nilai-nilai etika? 9 Informasi tentang tanggung jawab dewan? 10 Informasi tentang tanggung jawab komite audit? 11 Informasi tentang tanggung jawab CEO? 12 Informasi tentang eksekutif senior yang bertanggung jawab untuk risiko manajemen? 13 Informasi tentang pengawasan pengawasan dan manajerial? B. Objective Setting 14 Informasi tentang misi perusahaan? 15 Informasi tentang strategi perusahaan? 16 Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan? 17 Informasi tentang tolok ukur diadopsi untuk mengevaluasi hasil? 18 Informasi tentang persetujuan strategi dengan dewan? 19 Informasi tentang hubungan antara strategi, tujuan, dan nilai pemegang saham? C. Event Identification Financial Risk 20 Informasi tentang tingkat likuiditas? 21 Informasi tentang tingkat suku bunga? 22 Informasi tentang nilai tukar asing? 23 Informasi tentang biaya modal? 24 Informasi tentang akses ke pasar modal? 25 Informasi tentang instrumen utang jangka panjang? 26 informasi tentang resiko kegagalan? 27 Informasi tentang risiko solvabilitas? 28 Informasi tentang risiko harga ekuitas? 29 Informasi tentang risiko komoditas? Compliance Risk 30 Informasi tentang masalah litigasi? 31 Informasi tentang kepatuhan terhadap peraturan? xxv
LANJUTAN 32 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode industri? 33 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode sukarela? 34 Informasi tentang kepatuhan dengan rekomendasi dari Tata kelola perusahaan? Technology Risk 35 Informasi tentang pengelolaan data ? 36 Informasi tentang sistem komputer? 37 Informasi tentang privasi informasi diadakan pada pelanggan? 38 Informasi tentang perangkat lunak keamanan? Economical Risk 39 Informasi tentang kompetisi alami? 40 Informasi tentang peristiwa makroekonomi yang bisa mempengaruhi perusahaan? Reputational Risk 41 Informasi tentang isu-isu lingkungan? 42 Informasi tentang masalah etika? 43 Informasi tentang isu-isu kesehatan dan keselamatan? 44 Informasi tentang rendah / tinggi saham atau peringkat kredit? D. Risk Assessment 45 Penilaian risiko tingkat likuiditas? 46 Penilaian risiko suku bunga? 47 Penilaian risiko nilai tukar asing? 48 Penilaian risiko biaya modal? 49 Penilaian risiko dari akses ke pasar modal? 50 Penilaian risiko instrumen utang jangka panjang? 51 Penilaian risiko risiko kegagalan? 52 Penilaian risiko risiko solvabilitas? 53 Penilaian risiko risiko harga ekuitas? 54 Penilaian risiko risiko komoditas? 55 Penilaian risiko masalah litigasi? 56 Penilaian risiko kepatuhan dengan peraturan? 57 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode industri? 58 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode sukarela? 59 Penilaian risiko kepatuhan dengan rekomendasi dari tata kelola perusahaan? 60 Penilaian risiko manajemen data? 61 Penilaian risiko sistem komputer? 62 Penilaian risiko privasi informasi diadakan pada pelanggan? 63 Penilaian risiko pada keamanan software? 64 Penilaian risiko sifat kompetisi? 65 Penilaian risiko masalah lingkungan? 66 Penilaian risiko masalah etika? 67 Penilaian risiko masalah kesehatan dan keselamatan? 68 Penilaian risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit? 69 Informasi tentang teknik yang digunakan untuk menilai potensi Dampak dari peristiwa menggabungkan? xxvi
LANJUTAN E. 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 F. 96 97 98 99 100 101 102 G. 103 104
Risk Response Gambaran umum dari proses untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola? Informasi tentang pedoman tertulis tentang bagaimana risiko harus dikelola? Respon terhadap risiko likuiditas? Respon terhadap risiko suku bunga? Respon terhadap risiko nilai tukar asing? Menanggapi risiko yang terkait dengan biaya modal? Respon untuk akses ke pasar modal? Respon untuk instrumen utang jangka panjang? Respon risiko litigasi? Respon risiko default? Respon risiko solvabilitas? Menanggapi risiko harga ekuitas? Respon risiko komoditas? Respon untuk memenuhi peraturan? Respon untuk memenuhi kode industri? Respon untuk memenuhi kode sukarela? Respon untuk memenuhi rekomendasi dari Corporate Governance? Respon risiko data? Respon risiko sistem komputer? Respon untuk privasi informasi diadakan pada pelanggan? Respon untuk risiko keamanan perangkat lunak? Respon terhadap risiko persaingan? Menanggapi risiko lingkungan? Respon risiko etika? Respon terhadap risiko kesehatan dan keselamatan? Respon untuk risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit? Control Activities Informasi tentang kontrol penjualan? Informasi tentang review fungsi dan efektivitas kontrol? Informasi tentang masalah otorisasi? Informasi tentang dokumen dan catatan sebagai kontrol? Informasi tentang prosedur verifikasi independen? Informasi tentang kontrol fisik? Informasi tentang pengendalian proses? Information and Communication Informasi tentang verifikasi kelengkapan, akurasi dan validitas informasi? Informasi tentang saluran komunikasi untuk melaporkan pelanggaran hukum, peraturan atau kejanggalan lainnya diduga? 105 Informasi tentang saluran komunikasi dengan pelanggan, vendor dan pihak eksternal lainnya? H. Monitoring 106 Informasi tentang bagaimana proses dipantau? xxvii
LANJUTAN 107 Informasi tentang audit internal? 108 Informasi tentang anggaran Internal Audit? Total Rata-Rata
xxviii
Lampiran 4
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode Emiten ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD GPRA JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM ASRI BAPA BCIP
Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011
Hasil Input Data SK UDK 0,504809 5 0,046154 5 0,417183 3 0,571574 4 0,421187 4 0,364415 5 0,261268 7 0,338526 2 0,610916 6 0,452774 5 0,373402 4 0,12262 3 0,392535 6 0,14688 5 0,78807 6 0,349997 10 0,104758 3 0,208718 5 0,941464 2 0,415597 3 0,071167 3 0,578009 5 0,812901 8 0,348355 4 0,504809 4 0,099099 6 0,529098 4 0,134491 3 0,174546 3 0,343411 3 0,185249 3 0,319851 3 0,175896 3 0,129119 3 0,473842 5 0,231203 3 0,413774 3 xxix
NPM 0,379612 0,232709 0,420511 -0,1675 -0,46423 0,147649 0,161165 0,083599 0,198212 0,436844 0,146937 0,07712 0,481356 0,265091 0,130674 0,23272 0,179082 0,342487 0,103986 0,229456 0,147726 0,161388 0,168 0,168483 0,082874 0,278986 0,641441 0,174474 0,222768 0,029717 0,655286 -0,05545 0,068799 -0,01152 0,436435 0,192566 0,043123
SIZE 12,66162 11,13468 11,28266 11,34638 12,00755 12,68253 13,06799 11,42641 12,97212 12,58246 12,41651 12,40857 12,66269 12,67425 13,23209 11,55509 12,0736 12,51795 12,52321 12,32054 11,78142 12,22273 13,20831 12,30806 11,04454 11,88509 12,64649 11,45528 12,69276 11,0693 11,93067 11,88376 12,54104 12,31451 12,7787 11,17051 11,37574
RISK 0,68 0,67 0,48 0,63 0,75 0,72 0,67 0,67 0,77 0,75 0,61 0,68 0,81 0,72 0,86 0,71 0,73 0,71 0,68 0,66 0,49 0,76 0,75 0,74 0,56 0,64 0,71 0,69 0,81 0,65 0,67 0,64 0,71 0,72 0,58 0,67 0,49
LANJUTAN 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD GPRA JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
0,472573 0,562544 0,704074 0,262696 0,339271 0,610916 0,420674 0,373402 0,126709 0,504121 0,14688 0,769278 0,504809 0,104758 0,208782 0,765419 0,573129 0,071167 0,578009 0,821186 0,437918 0,504809 0,09495 0,232169 0,285476 0,152296 0,305132 0,170105 0,310985 0,17589 0,129119 0,445366 0,300764 0,414176 0,454214 0,421187 0,516543 0,262696 0,052607 0,618468 0,420674 xxx
4 4 6 7 2 6 5 4 3 6 6 5 10 3 5 2 3 3 5 7 4 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 7 7 3 5 5
-0,79473 -1,17304 0,296107 0,360624 0,183866 0,149116 0,383226 0,247682 0,145881 0,156954 0,378169 0,03878 0,259377 0,201993 0,388167 0,284013 0,563202 0,343399 0,285533 0,138419 0,158304 0,191078 0,254929 0,091391 0,236435 0,256092 -0,88779 0,385121 0,073587 0,105612 0,128446 0,497091 0,178237 0,090513 -0,54733 -4,3582 0,354871 0,39671 0,223691 0,219297 0,38616
11,34194 11,98967 12,72349 13,10678 11,58623 13,06164 12,63495 12,54766 12,61317 12,75526 12,71502 13,24817 11,68753 12,07335 12,61113 12,74798 12,28974 11,77231 12,31005 13,26148 12,38209 11,08686 11,86819 12,62663 11,53243 12,75929 11,09855 12,03434 11,83167 12,54138 12,39004 13,03927 11,20165 11,53347 11,2514 11,95422 12,78917 13,22419 12,25004 13,17677 12,77334
0,62 0,84 0,71 0,67 0,69 0,78 0,74 0,62 0,69 0,82 0,73 0,86 0,73 0,74 0,72 0,71 0,65 0,49 0,77 0,73 0,75 0,56 0,64 0,71 0,69 0,87 0,66 0,66 0,57 0,68 0,72 0,67 0,69 0,47 0,56 0,72 0,73 0,68 0,73 0,77 0,75
LANJUTAN 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD GPRA JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD GPRA
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
0,373402 0,103323 0,578622 0,114393 0,830014 0,349997 0,105226 0,208782 0,824749 0,529712 0,071167 0,578009 0,821186 0,588416 0,504809 0,099099 0,504809 0,285476 0,296058 0,222491 0,170105 0,311033 0,175896 0,129119 0,481921 0,296266 0,414176 0,336506 0,562544 0,584161 0,495507 0,064984 0,614434 0,406615 0,373402 0,103323 0,574568 0,114393 0,84577 0,504809 0,096572 xxxi
4 3 6 6 6 10 3 5 2 3 3 6 7 4 4 6 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 4 7 9 3 4 5 4 3 6 6 5 9 3
0,261253 0,213278 0,158885 0,392134 -0,43013 0,268321 0,281481 0,38838 0,326851 0,384784 0,31843 0,401771 0,402997 0,257254 0,180343 0,133994 0,137268 0,219487 0,353975 0,09608 0,378743 0,33648 0,101423 0,175526 0,241455 0,12514 0,138917 0,47813 -5,19439 0,629063 0,506743 0,147238 0,278387 0,30539 0,32722 0,217994 0,214323 0,469942 -0,06632 0,305047 0,31674
12,64623 12,63278 12,78474 12,81903 13,18286 11,95472 12,11727 12,69882 12,8499 12,43597 11,77737 12,45209 13,39566 12,66199 11,02575 11,88876 12,59663 11,55772 12,87886 11,18416 12,08203 12,38776 12,55132 12,42122 13,15921 11,24461 11,6357 11,74928 11,92711 13,02799 13,35357 12,2889 13,30352 12,88388 12,76119 12,67838 12,87659 12,87353 13,08994 12,11628 12,12123
0,61 0,69 0,81 0,73 0,87 0,72 0,78 0,71 0,71 0,61 0,48 0,77 0,73 0,84 0,56 0,63 0,70 0,69 0,81 0,65 0,62 0,66 0,68 0,69 0,70 0,69 0,51 0,66 0,75 0,75 0,69 0,72 0,80 0,78 0,64 0,69 0,83 0,74 0,84 0,77 0,75
LANJUTAN 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160
JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI ELTY GMTD GPRA JRPT KIJA KPIG LAMI LPCK LPKR MDLN
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
0,199798 0,800331 0,165954 0,071167 0,578009 0,821186 0,630947 0,190568 0,09495 0,10931 0,285475 0,47795 0,496927 0,141612 0,316933 0,175896 0,108411 0,485186 0,229762 0,229762 0,336506 0,421187 0,523646 0,351134 0,066764 0,616441 0,406615 0,373402 0,103323 0,578622 0,114393 0,756157 0,349997 0,164144 0,203842 0,800331 0,473487 0,071167 0,578009 0,768655 0,640405 xxxii
5 4 3 3 7 8 5 4 5 3 3 3 3 2 3 5 3 6 3 3 3 4 5 8 3 4 5 4 3 6 6 5 8 3 5 4 3 3 9 9 5
0,415199 0,038136 0,508224 0,439208 0,444772 0,23889 0,862636 -0,06787 -0,09453 0,023933 0,277602 0,375123 -0,68163 0,55639 0,588731 0,626337 0,080384 0,324148 0,155097 0,141279 0,185898 0,066997 0,057249 0,716874 0,292036 0,282799 0,239765 0,340749 0,316858 0,234053 0,454602 0,267826 0,378981 0,252853 0,369011 0,140781 0,413885 0,294235 0,470952 0,269001 0,389528
12,7898 12,91673 12,86696 11,7868 12,58593 13,49554 12,98443 10,9918 11,91497 12,61561 11,56422 12,9684 11,20139 12,19024 12,43947 12,74432 12,46987 13,22851 11,24594 11,77109 11,7907 11,91866 12,99105 13,44924 12,56613 13,36705 12,9475 12,78684 12,70878 12,95448 12,90441 13,16155 12,18307 12,18099 12,82505 12,92968 12,99846 11,8003 12,63446 13,57704 12,01899
0,74 0,72 0,70 0,49 0,80 0,76 0,81 0,56 0,66 0,71 0,69 0,89 0,69 0,69 0,69 0,73 0,72 0,71 0,67 0,53 0,67 0,74 0,59 0,69 0,75 0,81 0,79 0,65 0,70 0,84 0,75 0,85 0,78 0,73 0,75 0,73 0,72 0,50 0,81 0,77 0,71
LANJUTAN 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
MTSM OMRE PLIN PUDP PWON RBMS RDTX RODA SCBD SMDM
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
0,190568 0,099099 0,105372 0,285475 0,423783 0,496927 0,141612 0,316933 0,17443 0,048222
xxxiii
4 6 3 3 3 3 2 3 5 3
-0,05222 0,43291 0,235427 0,177906 0,670686 0,087993 0,459442 0,755522 0,136524 0,105708
10,96533 11,91134 12,65753 11,604 12,22456 11,19296 12,21575 12,48681 12,74579 12,49918
0,55 0,65 0,72 0,70 0,76 0,67 0,69 0,69 0,73 0,73
Lampiran 5 Hasil Olah Data SPSS
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
RISK
,7004
,08457
170
SK
,3660
,21955
170
UDK
4,3824
1,76110
170
NPM
,1657
,60276
170
SIZE
12,3431
,64312
170
xxxiv
Uji Normalitas Data Grafik Histogram
Grafik P plot
xxxv
Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Unstandardized
Predicted Value
Residual
N Normal
Parametersa,b
170
170
,7004118
,0000000
,05147986
,06709489
Absolute
,055
,068
Positive
,055
,068
Negative
-,055
-,060
,055
,068
,200c,d
,055c
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
xxxvi
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
Beta
-,189
,110
SK
,042
,027
UDK
,004
NPM SIZE
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-1,728
,086
,108
1,565
,119
,803
1,246
,003
,090
1,298
,196
,797
1,254
-,018
,009
-,126
-1,955
,052
,917
1,090
,070
,009
,529
7,408
,000
,748
1,336
a. Dependent Variable: RISK
Uji Multikolinieritas
Uji Autokerelasi Uji durbin watson Model Summaryb
Model 1
VIF
R
R Square
,609a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,371
,355
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK b. Dependent Variable: RISK
Uji Run t Test Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
,00716
Cases < Test Value
85
Cases >= Test Value
85
Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed)
170 82 -,615 ,538
xxxvii
,06790
Durbin-Watson 2,084
a. Median
Uji Heterokedasitas Grafik Scatter Plot
xxxviii
Uji rank Spearman Correlations ABS_RE S Spearman's
ABS_RES Correlation
rho
-,051
-,074
.
,060
,794
,509
,339
170
170
170
170
170
,145
1,000
,376**
-,034
,366**
Sig. (2-tailed)
,060
.
,000
,656
,000
N
170
170
170
170
170
-,020
,376**
1,000
,203**
,482**
Sig. (2-tailed)
,794
,000
.
,008
,000
N
170
170
170
170
170
-,051
-,034
,203**
1,000
,328**
Sig. (2-tailed)
,509
,656
,008
.
,000
N
170
170
170
170
170
-,074
,366**
,482**
,328**
1,000
Sig. (2-tailed)
,339
,000
,000
,000
.
N
170
170
170
170
170
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
SIZE
SIZE
-,020
N
NPM
NPM
,145
Sig. (2-tailed)
UDK
UDK
1,000
Coefficient
SK
SK
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
xxxix
Hasil Uji F ANOVAa Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,448
4
,112
Residual
,761
165
,005
1,209
169
Total
F 24,284
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: RISK b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
Hasil Uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -,189
,110
SK
,042
,027
UDK
,004
NPM SIZE
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-1,728
,086
,108
1,565
,119
,803
1,246
,003
,090
1,298
,196
,797
1,254
-,018
,009
-,126
-1,955
,052
,917
1,090
,070
,009
,529
7,408
,000
,748
1,336
a. Dependent Variable: RISK
Hasil Persamaan Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -,189
,110
SK
,042
,027
UDK
,004
NPM SIZE
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-1,728
,086
,108
1,565
,119
,803
1,246
,003
,090
1,298
,196
,797
1,254
-,018
,009
-,126
-1,955
,052
,917
1,090
,070
,009
,529
7,408
,000
,748
1,336
a. Dependent Variable: RISK
xl
Nilai Adjusted R Square
Model Summaryb
Model 1
R
R Square
,609a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,371
,355
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK b. Dependent Variable: RISK
xli
,06790
Durbin-Watson 2,084