ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) (Survey Pada Perusahaan Perbankan yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2010)
Siti Sarifah (093403073) E-mail :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT This study aims to determine: (1) How the financial performance prior to the initial public offering (IPO) (2) How do financial performance after the initial public offering IPO) (3) How do differences in financial performance before and after the initial public offering ( IPO ) .
This analysis uses different test method the CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) to examine the soundness of banks for 1 year before and after the IPO . The population is a banking company conducting an IPO in BE . Sampling methods used IPO 2003-2010 . The result of this research with the CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) showed that the level of financial health that have”Less Healthy” there are 3 banks. While that has financial soundness “Unfair” there are 7 banks. Showed that the overall financial condition of each bank in the period after an IPO is better than with the period before the IPO. Advice from the author that the company will conductan Initial Public Offering (IPO) in order to read the situation beforehand, so that strategies can be implemented more effectively. Keywords : financial performance, initial public offering (IPO)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kinerja keuangan sebelum dilakukan intitial public offering (IPO) (2) Bagaimana kinerja keuangan sesudah dilakukan intitial public offering (IPO) (3) Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah dilakukan intitial public offering (IPO). Analisis ini menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) untuk meneliti tingkat kesehatan bank selama 1 tahun sebelum
dan 1 tahun sesudah melakukan IPO. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang melakukan IPO di BEI. Metode penentuan sampel yang digunakan IPO tahun 2003-2010. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat dengan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) menunjukkan bahwa yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Kurang Sehat” ada 3 perbankan. Sedangkan yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Tidak Sehat” ada 7 perbankan. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kondisi keuangan tiap perbankan pada periode sesudah melakukan IPO lebih baik dibanding dengan periode sebelum IPO. Saran dari penulis agar perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) agar dapat membaca situasi terlebih dahulu, sehingga strategi yang diterapkan dapat lebih efektif. Kata kunci : kinerja keuangan, initial public offering (IPO)
PENDAHULUAN Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan di dalam menghadapi perkembangan perekonomian yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis. Bagi perusahaan yang belum pernah menawarkan sahamnya di pasar modal akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam variable atau indikator. Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuah perusahaan publik meningkat, nilai keusahaannya akan semakin tinggi. Kondisi kesehatan maupun kinerja bank dapat kita analisis melalui laporan keuangan. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Salah satu syarat yang ditetapkan oleh BAPEPAM untuk perusahaan yang akan melakukan penawaran saham (IPO) di pasar modal adalah dokumen prospektus. Dimana dokumen ini merupakan salah satu sumber informasi yang relavan untuk digunakan dalam menilai perusahaan yang akan go public. Prospektus berisi sejumlah informasi tentang perusahaan, seperti sejarah berdirinya perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, kegiatan usaha perusahaan,
manajemen dan sumber daya perusahaan, informasi tentang kepemilikan perusahaan, laporan keuangan perusahaan, dan lain-lain. Salah satu fenomena menarik yang sering terjadi di hampir seluruh pasar modal di dunia termasuk Indonesia adalah fenomena underpricing. Underpricing adalah sebuah Initial Public Offering (IPO) yang sering terjadi di pasar modal dan menimbulkan dampak yang berbeda bagi perusahaan dan investor. Perusahaan akan tidak diuntungkan apabila terjadi underpricing, karena dana yang diperoleh dari go public tidak maksimum. Sedangkan investor akan diuntungkan, karena menerima initial return (I Dewa Ayu K, 2012) Penelitian ini tidak mencantumkan unsur Aktiva Produktif dan kepatuhan suatu bank karena sebagian laporan keuangan perbankan yang dipublikasin baik sebelum maupun sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO) sebagian tidak dipublikasikan. Alasan dipilihnya Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Opersional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) ini karena kebanyakan laporan antar bank baik sebelum maupun sesudah melakukan melakukan Initial Public Offering (IPO) ada. Alasan penelitian ini memilih perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian karena beberapa alasan. Pertama bank merupakan cerminan kepercayaan investor pada stabilitas sistem keuangan dan sistem perbankan suatu negara. Kedua, sudah banyak bank yang go public sehingga memudahkan dalam melihat posisi keuangan dan kinerja suatu bank serta meningkatnya harga saham perbankan di Indonesia menunjukkan harapan besar investor pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Ketiga, rasio keuangan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan jenis perusahaan lain. Atau karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Yang ditunjukkan oleh adanya standar akuntansi perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi No 50 dan 55. Pengujian antar waktu dengan menggunakan periode waktu 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah Initial Public Offering (IPO) dilakukan dengan pertimbangan bahwa pengaruh penggunaan dana hasil penjualan saham perdana baru akan tampak pengaruhnya pada pelaporan keuangan tahun-tahun berikutnya. Pembatasan waktu 1 tahun sesudah Initial Public Offering (IPO) tersebut dilakukan dengan pertimbangan untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh lain (compounding effect) yang turut mempengaruhi kinerja bank. Sedangkan pembatasan waktu 1 tahun sesudah Initial Public Offering (IPO) dilakukan dengan pertimbangan bahwa prospektus penawaran pada umumnya memuat laporan keuangan calon emiten untuk 1 tahun sebelum Initial Public Offering (IPO) dilaksanakan (Indrianto Setiawan : 2007).
IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan sebelum dilakukan intitial public offering (IPO) 2. Bagaimana kinerja keuangan sesudah dilakukan intitial public offering (IPO). 3. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah dilakukan intitial public offering (IPO). TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Initial Public Offering (IPO) IPO atau Initial Public Offering adalah penawaran saham perdana sebelum saham diperdagangkan, sementara pasar sekunder adalah tempat untuk membeli di mana saham itu diperjualbelikan. Dalam pasar finansial, initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Proses go public, secara sederhana dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2009) Kinerja perusahaan dapat diakui dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen guna menganalisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan indikator keuangan. Perubahan kondisi keuangan di masa lalu maupun masa yang akan datang menunjukkan resiko dan peluang perusahaan tersebut. Beberapa rasio keuangan perbankan seperti yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain : 1. Permodalan a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rumus CAR = Modal X 100% ATMR 2 Rentabilitas a. Return On Asset (ROA) Rumus ROA = Laba Sebelum Pajak X 100% Total Aset b. Return On Equity (ROE) Rumus ROE = Laba Setelah Pajak X 100% Total Equity c. Net Interest Margin (NIM)
Rumus NIM = Pendapatan Bunga Bersih X 100% Aktiva Produktif d. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Opersional (BOPO) Rumus BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional x 100% 3. Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR). Rumus LDR = Totl Kredit X 100% Total Dana Pihak Ketiga Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia dengan 1 tahun sebelum IPO hingga 1 tahun sesudah IPO. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian dari laporan neraca tahunan dan laporan laba rugi tahunan masing-masing perusahaan perbankan. Kemudian data tersebut dihitung sesuai dengan formulasi yang ada sehingga diperoleh angka-angka yang akan dianalisis Uji Hipotesis Uji Hipotesis adalah untuk menguji apakah ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) untuk menilai tingkat kesehatan bank sebelum dan sesudah IPO. Maka prosentase setiap CAMEL yang termasuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Formula CAMEL Faktor Yang Dinilai
Komponen Rasio
Bobot
Permodalan
CAR
25 %
ROA
5%
ROE
5%
NIM
5%
BOPO
5%
LDR
5%
Rentabilitas
Likuiditas
Sumber : Hasibuan (2005)
Jumlah bobot untuk 3 factor tersebut adalah 100 %. Apabila pada saat pemeriksaan semua factor dinilai baik atau positif maka akan mendapat “nilai kredit faktor CAMEL” maksimal 100. Nilai kredit untuk menentukan predikat kesehatan bank ditetapkan sebagai berikut : Tabel 3.4 Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit
Predikat
81 – 100
Sehat
86 - < 81
Cukup Sehat
51 - < 66
Kurang Sehat
0 - < 51
Tidak Sehat
Sumber : Bank Indonesia
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Tabel 4.1 Kinerja KeuanganPerbankanSebelum dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) No
Kode Efek
BBRI 1 SDRA 2
MCOR 3 BACA 4 BAEK 5
Nama Emiten
PT. Bank Rakyat Indonesia PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
Tanggal IPO
CAR %
ROA %
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
10-112003
12.62
16.19
1.83
15-122006
41.89
30.68
2.10
03-072007
28.91
20.24
04-102007
56.82
08-012008
13.13
5.77
ROE %
NIM %
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
BOPO % 1 Thn Sebelum
LDR %
1 Thn 1 Thn 1 Thn Sesudah Sebelum Sesudah
38.81
42.76
8.12
12.16
89.92
68.86
56.55
75.69
0.02
10.24
-1.83
5.49
3.73
81.64
73.21
74.03
53.71
0.43
0.25
1.44
1.39
5.92
4.95
93.99
95.59
51.53
86.14
28.40
2.95
1.14
8.26
6.54
5.08
4.36
78.69
88.36
84.26
67.72
21.75
1.87
2.21
20.32
19.42
4.28
4.63
80.27
77.79
52.05
45.54
BTPN 6 BBTN 7 8
BNBA
BJBR 9 10
BSIM
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT. Bank Tabungan Negara Tbk PT. Bank Bumi Arta Tbk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT. Bank Sinarmas Tbk
12-032008
24.00
18.50
6.14
3.42
36.27
25.89
13.84
12.18
73.44
84.06
89.18
17-122009
16.14
16.74
1.80
2.05
19.64
16.56
5.08
5.99
86.18
82.39
101.83 108. 42
31-122009
31.15
24.64
2.07
1.52
9.44
8.39
6.90
6.10
82.44
85.15
59.86
54.18
08-072010
21.20
18.36
3.24
2.65
28.09
21.00
7.63
6.89
77.30
80.02
82.47
72.95
13-122010
13.05
13.98
0.93
1.07
8.46
10.03
5.04
5.65
91.18
93.55
79.01
69.50
Sumber : Laporan Keuangan Publikasi BEI (diolah) Dari hasil perbandinngan diatas dapat dilihat data kinerja keuangan keuangan sebelum dan sesudah Initial Pubblic Offering (IPO) pada perusahaan perbankan di BEI periode 2003-2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT. Bank Sinarmas Tbk adalah yang tertinggi berhasil meningkatkan kinerja keuangan sesudah melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) dari semua sampel perusahaan perbankan yang diteliti. Sedangkan kinerja keuangan PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, PT. Bank Capital Indonesia Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk, PT. Bank Bumi Arta Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk adalah yang terendah dalam meningkatkan kinerja keuangan sesudah melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) dari semua sampel perusahaan perbankan yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah dilakukan initial public offering (IPO) menunjukkan bahwa hanya rasio CAR dan ROE yang menunjukkan perbaikan dengan tingkat signifikan 5% meski hanya terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Sedangkan rasio ROA, NIM, BOPO, dan LDR tidak terlalu menunjukkan perbaikan yang signifikan. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kondisi keuangan tiap perbankan pada periode sesudah melakukan IPO lebih baik dibanding dengan periode sebelum IPO. Dan dapat menyimpulkan bahwa IPO belum berhasil meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang signifikan yang diukur melalui rasio-rasionya selama 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah melakukan IPO. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar rasio keuangan perbankan tidak mengalami perbedaan yang diharapkan baik peningkatan maupun penurunan. IPO yang sebenarnya dilakukan akibat dorongan kebutuhan akan modal, perbaikan terlihat memberikan dampak yang signifikan bagi rasio yang berkaitan langsung dengan struktur permodalan seperti CAR dan ROE. Seperti diketahui bahwa CAR dan ROE mempunyai komponen modal perusahaan (equity capital) dalam formulasi perhitungannya. Penurunan kinerja justru terjadi pada ROA, NIM, BOPO, dan LDR yang mengalami penurunan pada 1 tahun sesudah
84.92
melakukan IPO. Maka kemungkinan rasio yang berkaitan langsung dengan komponen baru akan merasakan dampaknya 2 tahun sesudah proses IPO. Oleh karena itu manajemen perusahaan perbankan harus dapat memprioritaskaan penggunaan modal yang diperoleh agar dapat meningkatan kinerja perusahaan pada rasio-rasio keuangan yang lain secara lebih merata. Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Perbankan Periode 2003-2010 Berdasarkan semua tabel di atas yakni hasil perhitungan nilai rasio CAMEL, maka dapat disajikan hasil penilaian kesehatan keuangan dengan rasio CAMEL 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah melakukan IPO di BEI periode 2003-2010, yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 4.14 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Perbankan Periode 2003-2010 No
Nama Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PT. Bank Rakyat Indonesia PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT. Bank Tabungan Negara Tbk PT. Bank Bumi Arta Tbk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT. Bank Sinarmas Tbk
Nilai CAMEL 48.01 36.97 43.21 60.45 36.66 46.21 42.68 56.30 47.85 56.30
Tingkat Kesehatan Keuangan Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Kurang Sehat
Sumber : Hasil Olahan Data Dari hasil tabel 4.14 dapat dilihat hasil perhitungan kesehatan keuangan tiap perbankan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah melakukan IPO di BEI periode 2003-2010 yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Kurang Sehat” ada 3 perbankan yaitu PT. Bank Capital Indonesia Tbk, PT. Bank Bumi Arta Tbk, dan PT. Bank Sinarmas Tbk. Sedangkan yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Tidak Sehat” ada 7 perbankan yitua PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk, dan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Dengan demikian Initial Public Offering (IPO) dapat dianggap sebagai sinyal positif yang diberikan manajemen bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa depan.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh dari hasil statistik deskriptif dan hasil metode CAMEL, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kinerja keuangan sebelum melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) pada perusahaan perbankan di BEI periode 2003-2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, PT. Bank Capital Indonesia Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk, PT. Bank Bumi Arta Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk adalah yang terendah dalam meningkatkan kinerja keuangan sesudah melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) dari semua sampel perusahaan perbankan yang diteliti. Sehingga dengan melihat hasil penelitian dapat dikatakan bahwa sebelum melakukan IPO tidak terlalu baik dibandingkan sesudah proses IPO. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kinerja keuangan sesudah dilakukan initial public offering (IPO) pada perusahaan perbankan di BEI periode 2003-2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT. Bank Sinarmas Tbk adalah yang tertinggi berhasil meningkatkan kinerja keuangan sesudah melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) dari semua sampel perusahaan perbankan yang diteliti. Sehingga dengan melihat hasil penelitian dapat dikatakan bahwa melakukan IPO lebih baik dibandingkan tidak melakukan IPO. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah dilakukan initial public offering (IPO) menunjukkan bahwa kesehatan keuangan tiap perbankan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah melakukan IPO di BEI periode 2003-2010 yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Kurang Sehat” ada 3 perbankan yaitu PT. Bank Capital Indonesia Tbk, PT. Bank Bumi Arta Tbk, dan PT. Bank Sinarmas Tbk. Sedangkan yang memiliki tingkat kesehatan keuangan “Tidak Sehat” ada 7 perbankan yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk, dan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kondisi keuangan tiap perbankan pada periode sesudah melakukan IPO lebih baik dibanding dengan periode sebelum IPO. Dan dapat menyimpulkan bahwa IPO belum berhasil meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang signifikan yang diukur melalui rasio-rasionya dengan metode CAMEL selama 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah melakukan IPO. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar rasio keuangan perbankan tidak mengalami perbedaan yang diharapkan baik peningkatan maupun penurunan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran dari penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mahasiswa Kesimpulan yang diambil penulis ini bersifat sementara dan tidak mutlak, dan kemungkinan terjadi kesimpulan yang berbeda pun masih besar terjadi apabila dilakukan penelitian pada periode dan sampel yang berbeda. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan pengukuran kinerja keuangan dengan variable rasio keuangan yang lain atau metode lain, dan menggunakan periode sebelum dan sesudah Initial Pubblic Offering (IPO) yang lebih lama, misalkan 5 tahun sesudah IPO, sehingga diharapkan dapat terlihat pengaruh dari IPO terhadap kinerja perusahaan perbankan. Dengan periode event yang lebih panjang dan tidak mengkhususkan pada satu sektor perusahaan, misalkan peneliti selanjutnya meneliti sektor lain seperti sektor manufaktur, sektor pertanian, sektor industri dan lainnya dimungkinkan dapat lebih terlihat jelas bagaimana reaksi pasar terhadap Initial Pubblic Offering (IPO). Jika ingin melakukan penelitian yang sejenis, disarankan untuk menambah variabel dependennya untuk mengetahui hasil yang mungkin lebih signifikan. 2. Untuk Emiten / Perusahaan Perusahaan harus mampu mempertahankan dan terus meningkatkan kinerja keuangannya karena keputusan manajemen untuk IPO merupakan langkah awal untuk memberikan kemajuan keuangan perusahaan. Dengan melihat kinerja keuangan sebelum dan sesudah Initial Pubblic Offering (IPO), maka emiten disarankan untuk melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) sebagai penerapan strategi perusahaan, karena dengan melakukan Initial Pubblic Offering (IPO) dapat meningkatkan kinerja keuangan emiten, keuntungan pemegang saham, sinyal yang informatif, dan resiko saham serta dapat mempengaruhi pasar dalam bentuk harga saham. Jika akan melakukan kebijakan Initial Pubblic Offering (IPO), disarankan mempelajari berbagai aspek terlebih dahulu, baik dari aspek internal perusahaaan (kinerja manajemen, tata kelola perusahan, kondisi anggaran perusahaan, keuntungan pemegang saham) maupun aspek eksternal perusahaan (harga saham, reaksi pasar saham, perusahaan - perusahaan lain yang merupakan pesaing ketat / kompetitor berat perusahaan).
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Komaruddin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Brau, James, Ryan, Patricia, and DeGraw, Irv. 2001. Initial Public Offering: CFO Perception. Divisi Riset dan Pengembangan. BEI. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan untuk Memutuskan Listing di Bursa. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hadi Nor. 2013. Pasar Modal, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hanafi, Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Yogyakarta:
Jogiyanto Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Investasi, Edisi kelima. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mamduh M. dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Moechdie Hurairah Abi dan Ramelan Haryajid. 2012. Gerbang Pintar Pasar Modal, Edisi Pertama. Jakarta: PT. Capital Bridge Advisory. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Panduan Go Public Bursa Efek Indonesia. 2010. Jakarta. Prastowo, Dwi & Yuliaty, Rifky. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Samsul Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga. Suad Husnan. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Taswan. 2012. Akuntansi Perbankan, cetakan ke-2. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5 (Revisi). Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Stastistika Untuk Penelitian, Edisi ke 5, Bandung : CV Alfabeta Sundjaja, R.S. dan I. Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Jakarta: Literata Lintas Media. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian, cetakan ke-21. Bandung: Alfabeta. Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I. Medan: USU Press. Widoatmodjo, S. 2004. Jurus Jitu Go Public. Jakarta: Elex Media Komputindo. http://m.idx.co.id/home.aspx. Diakses pada tanggal 17 Maret 2013 http://m.bi.go.id. Diakses pada tanggal 17 Maret 2013 www.bri.co.id. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.banksaudara.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.bankwindu.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.bankcapital.co.id. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.bankekonomi.co.id. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.btpn.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.btn.co.id. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.bankbba.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.bankbjb.co.id. Diakses pada tanggal 27 April 2013 www.banksinarmas.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013