PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP LABA BERSIH (Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
TIA SITI RAHMAH (113403189) E-mail:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT
The purpose of this study is: (1) to knowing the firm size, structure of assets and net income on the manufacturing companies sub-sectors of food and all beverages that listed in Indonesia Stock Exchange; and (2) to knowing the effect of partial and simultaneous of firm size and structure of assets to net income on the manufacturing companies sub-sectors of food and all beverages that listed in Indonesia Stock Exchange. The data used in this research is secondary data. The method used in this research is descriptive and correlational method using a census approach. Analyzer used in this research is multiple linear regression analysis. The results showed that: (1) firm size, structure of assets and net income on the manufacturing companies subsectors of food and all beverages that listed in Indonesia Stock Exchange have varying amounts of each of its shares; and (2) partially the independent variables is firm size significantly affect to net income on the manufacturing companies sub-sectors of food and all beverages that listed in Indonesia Stock Exchange. The independent variable is structure of asset there are partially effect but no significant effect to net income on the manufacturing companies sub-sectors of food and all beverages that listed in the Indonesia Stock Exchange. Simultaneously the firm size and structure of assets significantly affect to net income on the manufacturing companies sub-sectors of food and all beverages that listed in Indonesia Stock Exchange. Keywords: firm size, structure of assets, fixed assets, current assets, net income.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 1
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ukuran perusahaan, struktur aktiva dan laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; dan (2) untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ukuran perusahaan, struktur aktiva dan laba bersih perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki jumlah yang bervariasi dari setiap sahamnya; (2) secara parsial variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen struktur aktiva secara parsial berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: ukuran perusahaan, struktur aktiva, aktiva tetap, aktiva lancar, laba bersih.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 2
PENDAHULUAN Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang melimpah. Sehingga akan semakin tinggi kompetisi yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam melakukan pengembangan dan perluasan pasar mereka, dengan demikian diperlukan suatu kebijakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis dan berkembang di masa mendatang (Bambang Supeno, 2009: 93). Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi, khususnya sektor makanan dan minuman di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Oleh karenanya penulis melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang diminati oleh para investor, alasannya adalah sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia, karena pendirian perusahaan makanan dan minuman yang semakin banyak diharapkan dapat memberikan prospek yang menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Devi dan Ni Putu, 2012: 2).
METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode korelasional dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan atau menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan analisa tertentu. Menurut Moh. Nazir (2000: 63) definisi metode deskriftif yaitu: “Metode deskriptif analisis adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Menurut Rus Efendi (2000: 31) definisi metode korelasi yaitu: Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 3
“Metode korelasi adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih.” Kaitannya dalam kasus ini adalah gambaran mengenai ukuran perusahaan, struktur aktiva dan laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel yang akan diteliti yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan struktur aktiva, dan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba bersih. Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Ukuran Perusahaan (X1)
Struktur Aktiva (X2)
Laba Bersih (Y)
Definisi
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2005: 49).
Struktur Aktiva menurut Riyanto (2005: 94) adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Jadi, struktur aktiva merupakan susunan dari penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi) (2015), laba bersih merupakan hasil dari selisih antara pendapatan dengan biaya sebagai akibat dari aktivitas perusahaan (beban-beban).
Indikator
Skala Pengukuran
Total Aktiva (Total Asset)
Rasio (Rp)
a) Total Aktiva Lancar b) Total Aktiva Tetap
a)
Total Pendapatan b) Beban-beban
Rasio (%)
Rasio (Rp)
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 4
METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pendekatan sensus. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research) dan metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder
yang berupa laporan
keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu, pengumpulan data pada penelitian ini juga menggunakan metode studi kepustakaan yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku, artikel, majalah, jurnal, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.
TEKNIK ANALISIS DATA Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebelum analisa regresi linier berganda dilakukan, maka harus dilakukan terlebih dulu uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan. Selain menggunakan metode analisis regresi linier berganda penelitian ini pun turut menggunakan program komputer (software) SPSS Statisctic V.22. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena menggunakan dua variabel bebas yaitu ukuran perusahaan (X1) dan struktur aktiva (X2) serta satu variabel terikat yaitu laba bersih (Y)
maka persamaan regresinya adalah sebagai
berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + bnXn + e…. (Suliyanto, 2011: 54) Keterangan: Y
= Variabel tergantung (nilai yang diproyeksikan)
a
= Konstanta
b1
= Koefisien regresi untuk X1 Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 5
b2
= Koefisien regresi untuk X2
bn
= Koefisien regresi untuk Xn
X1
= Variabel bebas pertama
X2
= Variabel bebas kedua
Xn
= Variabel bebas ke-n
e
= Nilai residu
PEMBAHASAN Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Tabel 1.2 Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 No
Kode Saham
1
ADES
PT Akasha Wira International Tbk
2
AISA
3
Nama Perusahaan
Total Aset
Ln Total Aset
441.064.000.000
24.51
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
5.020.824.000.000
29.24
ALTO
PT Tri Banyan Tirta Tbk
1.502.519.389.759
28.04
4
DLTA
PT Delta Djakarta Tbk
867.040.802.000
27.49
5
CEKA
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
1.069.627.299.747
27.70
6
ICBP
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
21.267.470.000.000
30.69
7
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
78.092.789.000.000
31.99
8
MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
1.782.148.000.000
28.21
9
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
9.710.223.454.000
29.90
10
PSDN
PT Prashida Aneka Niaga Tbk
681.832.333.141
27.25
11
ROTI
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
1.822.689.047.108
28.23
12
SKBM
PT Sekar Bumi Tbk
497.652.557.672
26.93
13
SKLT
PT Sekar Laut Tbk
301.989.488.699
26.43
14
STTP
PT Siantar Top Tbk
1.470.059.394.892
28.02
15
ULTJ
2.811.620.982.142
28.66
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2013 Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 6
Ukuran perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada tahun 2013 memiliki total asset yang beragam. Berdasarkan data yang diolah dari tabel 1.2, total asset tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 78.092.789.000.000,00 dengan ln total asset tertinggi pula yaitu sebesar 31.99. Sedangkan total asset terendah dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk yaitu hanya sebesar Rp. 301.989.488.699,00 dengan ln total asset terendah pula yaitu sebesar 26.43. Besar kecilnya ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan investasi yang dilakukan.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 7
Struktur Aktiva Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Tabel 1.3 Struktur Aktiva Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
1
Kode Saham ADES
PT Akasha Wira International Tbk
Struktur Aktiva 1.40
Ln Struktur Aktiva 0.34
2
AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
1.69
0.53
3
ALTO
PT Tri Banyan Tirta Tbk
2.41
0.88
4
DLTA
PT Delta Djakarta Tbk
8.04
2.08
5
CEKA
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
3.93
1.37
6
ICBP
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2.34
0.85
7
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
1.41
0.34
8
MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
0.69
-0.37
9
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
2.06
0.72
10
PSDN
PT Prashida Aneka Niaga Tbk
1.38
0.32
11
ROTI
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
0.31
-1.81
12
SKBM
PT Sekar Bumi Tbk
2.26
0.81
13
SKLT
PT Sekar Laut Tbk
1.23
0.21
14
STTP
PT Siantar Top Tbk
0.90
-0.10
15
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1.62
0.48
No
Nama Perusahaan
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2013
Pada tahun 2013 struktur aktiva tertinggi dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk yaitu sebesar 8.04. Sedangkan struktur aktiva terendah dimiliki oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk yaitu hanya sebesar 0.31.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 8
Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Tabel 1.4 Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
1
Kode Saham ADES
PT Akasha Wira International Tbk
2
AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
ALTO
PT Tri Banyan Tirta Tbk
4
DLTA
PT Delta Djakarta Tbk
5
CEKA
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6
ICBP
7
No
Nama Perusahaan
Ln Laba Bersih 55.656.000.000 24.74
Laba Bersih
346.728.000.000
26.57
12.058.794.054
23.21
270.498.062.000
26.32
65.068.958.558
24.90
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2.235.040.000.000
28.44
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
3.146.635.000.000
28.78
8
MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
1.171.229.000.000
27.79
9
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
1.013.558.238.779
27.64
10
PSDN
PT Prashida Aneka Niaga Tbk
21.322.248.834
23.78
11
ROTI
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
158.015.270.921
25.79
12
SKBM
PT Sekar Bumi Tbk
58.266.986.268
24.79
13
SKLT
PT Sekar Laut Tbk
11.440.014.188
23.16
14
STTP
PT Siantar Top Tbk
114.437.068.803
25.46
15
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
325.127.420.664
26.51
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2013
Berdasarkan data yang diolah pada tabel 1.4, laba bersih tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 3.146.635.000.000,00. Sedangkan laba bersih terendah dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk yaitu hanya sebesar Rp. 11.440.014.188,00. Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 9
Pengaruh Secara Parsial Ukuran Perusahaan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai sig. sebesar 0.001 < 0.05, maka H0 ditolak yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi laba bersih. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sylvia Veronica N.P Siregar (2010) yang mengkaji mengenai Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek Corporate Governance Terhadap Laba Bersih. Hasil Penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap laba bersih. Teori keterkaitan ukuran perusahaan dengan laba bersih dikemukakan oleh Nuryaman (2008: 64), yakni ukuran perusahaan dapat menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan memprediksi pertumbuhan laba rasio keuangan dengan alat analisis yang membandingkan perkiraanperkiraan yang terdapat dalam laporan keuangan untuk mengetahui hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut. Dengan mengetahui hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut, maka memungkinkan untuk melakukan prediksi terhadap keadaan di masa mendatang yang salah satunya yaitu memprediksi pertumbuhan laba termasuk laba bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap laba bersih. Ukuran perusahan dapat dilihat dari total asset perusahaan. Total asset merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, besar kecilnya nilai total aset atau aktiva akan diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi. Semakin banyak investor yang Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 10
berinvestasi dengan jumlah investasi yang banyak pula maka hasil dari investasi tersebut akan menambah asset perusahaan. Selain itu semakin besar nilai total aktiva maka semakin besar ukuran perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar/tinggi akan memudahkan perusahaan tersebut dalam memperoleh laba bersihnya. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan dapat menentukan laba bersih yang diperoleh perusahaan. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan laba bersih.
Pengaruh Secara Parsial Struktur Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan (lampiran 2), variabel independen struktur aktiva berpengaruh namun tidak signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai sig. sebesar 0.875 > 0.05, maka H0 diterima, artinya struktur aktiva berpengaruh namun tidak signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara parsial struktur aktiva mempengaruhi laba bersih tetapi tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Bagja Pardian Nugraha (2012), mengkaji mengenai Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang banyak menggunakan utang hipotik jangka panjang terutama jika permintaan akan produksinya sangat meyakinkan. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva lancar, tidak begitu bergantung pada pembiayaan utang jangka panjang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara parsial pada Profitabilitas, Likuiditas, namun pengaruh Struktur Aktiva tidak signifikan terhadap Laba Bersih. Teori yang mendukung hasil penelitian diatas sesuai teori yang dikemukakan oleh Brealey et.al dialihbahasakan oleh Siagian (2006: 42) yakni, suatu perusahaan besar salah satunya dapat dilihat dari struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 11
tersebut, karena struktur aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan perusahaan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba termasuk laba bersih. Menurut Riyanto (2005: 32), “Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap di masa yang akan datang.” Perusahaan di masa yang akan datang dapat menimbulkan permasalahan menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. “Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba” (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011: 75). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial struktur aktiva mempunyai pengaruh namun tidak signifikan terhadap laba bersih. Struktur aktiva merupakan susunan penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet. Struktur aktiva dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan dimana keperluan operasi tersebut menghasilkan laba operasional. Laba bersih berbeda dengan laba operasional, laba bersih adalah hasil dari selisih antara pendapatan dengan biaya sebagai akibat dari aktivitas perusahaan (beban-beban).
Pengaruh Secara Simultan Ukuran Perusahaan dan Struktur Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan yang telah dilakukan diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih sebesar 0.765. Ini berarti antara ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih mempunyai hubungan yaitu sebesar 76,5%. Sedangkan nilai koefesien determinasi (R Square) yaitu sebesar 0.585 (0.7652). Hal ini berarti besar variasi variabel laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 dapat diterangkan oleh variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva adalah sebesar 58,5% Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 12
sedang sisanya 41,5% dipengaruhi variabel lain diluar model penelitian yaitu volume produk yang dijual. Untuk menguji hipotesis maka dilakukan dengan Uji F yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang menyatakan ada pengaruh antara ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Pengujian ini didasarkan pada hasil perhitungan ANOVA dengan melihat nilai F-test dan probabilitas signifikansi. Hipotesis H0 dan H1: H0 : ρ = 0
ukuran perusahaan dan struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
H1 : ρ
0
ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan (lampiran2) terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Hal ini ditunjukan dengan hasil nilai signifikansi 0.005 < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 dietrima. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Artinya, ukuran perusahaan dan struktur aktiva secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan struktur aktiva dapat mempengaruhi laba bersih. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Made Sukarta (2011), mengkaji mengenai Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Laba Bersih. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Laba Bersih. Kemudian penelitian terdahulu yang telah dilakukan Siallagan Machfoedz (2010), mengkaji mengenai Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Struktur Aktiva Terhadap Laba Bersih. Dalam penelitian ini mekanisme Corporate Governance Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 13
diproksi oleh kepemilikan manajerial, keberadaan komite audit, dan proporsi dewan komisaris independen. Hasilnya menunjukan bahwa Struktur Aktiva secara simultan mempengaruhi Laba Bersih. Teori keterkaitan antara ukuran perusahaan dan struktur aktiva dengan laba bersih dikemukakan oleh Endang Sri Utami (2009: 14) yakni, perusahaan atau skala perusahaan adalah ukuran perusahaan yang ditentukan dari jumlah total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai total aktiva digunakan sebagai dasar bahwa besarnya nilai total aktiva mencerminkan harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Jadi, dapat diasumsikan bahwa semakin besar nilai total aktiva maka semakin besar ukuran perusahaan dan semakin besar pula laba bersih yang diperolehnya. Ukuran perusahaan memprediksi
pertumbuhan
laba
rasio
keuangan
dengan
alat
analisis
yang
membandingkan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan keuangan untuk mengetahui hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut. Dengan mengetahui hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut, maka memungkinkan untuk melakukan prediksi terhadap keadaan di masa mendatang yang salah satunya yaitu memprediksi pertumbuhan laba bersih. Suatu perusahaan besar salah satunya dapat dilihat dari struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, karena struktur aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan perusahaan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba termasuk laba bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan struktur aktiva mempengaruhi laba bersih. Ukuran perusahaan yang dicerminkan dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan dapat membantu perolehan laba bersih perusahaan. Semakin besar total asset yang dimiliki suatu perusahaan semakin tinggi pula laba bersih yang dapat diperoleh perusahaan tersebut, karena total asset yang dimiliki perusahaan tersebut digunakan dalam segala bentuk aktivitas operasi perusahaan, dimana aktivitas perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan yaitu laba bersih. Seperti halnya ukuran perusahaan, struktur aktiva yang merupakan alokasi untuk masing-masing komponen aktiva mempunyai pengertian “berapa jumlah rupiah” yang harus dialokasikan untuk masing-masing komponen aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap, dapat membantu perusahaan dalam perolehan laba bersih perusahaan. Perolehan laba diperoleh dari aktivitas perusahaan yang berasal dari aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pengertian struktur aktiva sendiri adalah perbandingan baik Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 14
dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Aktiva lancar merupakan adalah kas dan aktiva yang lainnya yang diharapkan dapat dikonversi menjai kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang paling lama. Sedangkan aktiva tetap adalah aset yang berwujud yang didapat/diperoleh dengan kondisi siap pakai ataupun dibangun terlebih dahulu dan dipakai dalam aktivitas operasi entitas binis, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari satu periode). Kedua aktiva tersebut dipakai oleh perusahaan dalam kinerja perusahaan guna meningkatkan tujuan perusahaan, yang salah satunya adalah memperoleh laba bersih. Semakin banyak aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan, semakin mudah pula perusahaan tersebut memperoleh laba bersih.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Laba Bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan, struktur aktiva dan laba bersih perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 memiliki jumlah yang bervariasi dari setiap sahamnya. 2. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013. Hal tersebut berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dengan uji statistik t. Struktur aktiva secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013. Hal tersebut berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dengan uji statistik t. Ukuran perusahaan dan struktur aktiva secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 15
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013. Hal tersebut berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis secara simultan yang telah dilakukan dengan analisis linier berganda, koefisien determinasi dan uji statistik f.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang dapat diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi perusahaan, bagi investor dan bagi penelitian selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sebaiknya lebih meningkatkan kinerja perusahaan sehubungan dengan semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan khususnya di pasar modal,
untuk mencegah hilangnya kepercayaan dari para investor maupun dari publik, karena investor akan melihat segala informasi untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. 2. Bagi investor yang akan menginvestasikan dananya pada perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebaiknya melihat terlebih dahulu kondisi perusahaan yang akan dipilih yang juga dapat memberikan gambaran atau prospek yang baik di masa mendatang. Untuk melihat kondisi perusahaan apakah tepat untuk dipilih adalah dengan melihat keadaan laporan keuangan perusahaan. 3. Bagi penelitian selanjutnya, untuk meneliti lebih lanjut tentang tema penelitian sejenis untuk melakukan pengamatan lebih baik dan akurat, serta dapat menambahakan
referensi dengan melihat variabel manakah yang sesuai dengan teori dan bersifat signifikan. Variabel yang demikian layak menjadi variabel penelitian pada penelitian selanjutnya.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 16
DAFTAR PUSTAKA Anggadini dan Suhayati. 2009. Manajemen Keuangan based on Empirical Research. Surabaya : Graha Ilmu. Aldiyanti. 2006. Keangan Perusahaan International, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS 19. Semarang : Univ. Diponegoro. Hadianto, Bram & Tayana, Christian. 2010. Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Jenis Perusahaan terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trde Off. Jurnal Akuntansi Vol. 2 No. 1 Mei : 15-39. Hery. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 9. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Helfert, A. Erich. 2007. Teknik Analisis Keuangan, Edisi 8. Jakarta: PT Glora Aksara. Hosain, Faruk and Ayub Ali. 2012. Impact of Firm Specific Factors on Capital Structure Decision : An Empirical Study of Bangladesh Companies International Financial Reporting Standards (IFRS). 2015. International Journal of Business Research and Management. Vol. 3. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Buku 1, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Nachrowi dan Usman. 2006. Pendekatan Populerdan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomidan Keuangan. Jakarta: LP-FEUI. Nurrohim KP, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manuaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 10 No. 1 Januari. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi). 2015. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Pembelanjaan
Perusahaan,
Riyanto, Bambang. 2005. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 2, Cetakan 4. Jakarta: Yayasan Badan Penerbitan CSES Press. Rodoni, Ahmad dan Maratush Sholihah. 2006. Pengujian Empiris Balance Theory, Pecking Order Theory dan Signalling Theory pada Struktur Modal Perusahaan di Indonesia.Etikonomi. Vol. 5 No. 1 April: 17-30. Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 17
Santoso, Singgih. 2012. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Sarma, L. V. L. N., Sarada Lellapalli dan Ramana V. Lellapalli. 2010. Factors Influencing Capital Structures: an Analysis of Companies in Malaysia. Unitar E-Journal. Vol. 6. No. 2. Juni. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Sinaga, Marianus. 2000. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. Suwardjono. 2008. Analysis of Relations between Determinants of Capitasl Strucutre across Industries at Jakarta Stock Exchange. Journal of Applied Finance and Accounting. Vol. 1 No. 1. Swastha dan Sukotjo. 2002. Empirical Researh of the Capital Structure Influencing Factors of Electric Power Listed Companies. International Journal of Marketing Studies. Vol. 1. No. 1. Syafri, H. Sofyan. 2004. Pengaruh Size, Profitability dan Growth of Assets terhadap Struktur Modal Pada Industri Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol. 2 No.2 Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan Konseptual Problem dan Studi Kasus. Bogor: Galih Indonesia.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 18