REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Eksposisi 1 Korintus 15:1-2 Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
P
emunculan kata “sekarang” dan sapaan “saudara-saudara” di ayat 1 menandai sebuah topik yang baru. Pembahasan tentang penggunaan karunia-karunia rohani di pasal 12-14 sudah berakhir. Kini Paulus sedang membicarakan tentang kebangkitan, baik kebangkitan Kristus yang terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu maupun kebangkitan orang-orang percaya di akhir zaman.
Inti persoalan Pembahasan tentang kebangkitan di pasal 15 tidak dapat dilepaskan dari sebuah persoalan yang muncul di tengah jemaat Korintus pada waktu itu. Ada di antara mereka yang tidak percaya pada kebangkitan, sebagaimana dikatakan dalam 15:12 “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ kebangkitan orang mati?”. Permasalahan ini sangat mungkin didorong oleh persentuhan jemaat Korintus dengan pemikiranpemikiran tertentu dalam filsafat Yunani-Romawi kuno. Di ayat 33 Paulus memberikan peringatan sebagai berikut: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”. Dari cara Paulus mengupas isu ini di sepanjang pasal 15 kita dapat menarik kesimpulan bahwa kesalahan jemaat Korintus bukan terletak pada penolakan mereka terhadap kehidupan sesuah kematian (life after death). Mereka tetap mempercayai itu. Hanya saja, mereka menganggap bahwa kehidupan sesudah kematian tetap dapat terjadi tanpa kebangkitan. Roh atau jiwa manusia tetap ada setelah kematian, terlepas dari ada atau tidaknya kebangkitan orang mati. Kesesatan ini mungkin muncul dari kerancuan pemikiran. Mereka sulit membayangkan bagaimana tubuh manusia yang bersifat jasmaniah dan dapat binasa bisa berada di surga
dengan dimensinya yang rohaniah dan kekal. Beberapa jemaat yang terpengaruh dualisme Yunani – yang material adalah jahat, yang non-material adalah baik – mungkin akan menghadapi kebingungan yang lebih parah. Bagaimana bisa sesuatu yang jahat (tubuh manusia yang material) berada di suatu tempat yang sempurna (dimensi spiritual)? Dengan kata lain, persoalan mereka terletak pada ketidakpahaman tentang konsep kebangkitan tubuh. Kebingungan ini tersirat jelas dalam argumen antisipatif Paulus: “Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’”. Persoalan ini jelas merupakan sesuatu yang sangat serius. Kebangkitan adalah landasan iman Kristen. Jika kebangkitan ditolak, pondasi kekristenan akan runtuh (bdk. 15:13-19). Tanpa kebangkitan, semua aktivitas Kristiani – iman, pemberitaan injil, pengorbanan dalam pelayanan - tidak akan berguna sama sekali (15:29-32). 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Bukan hanya tentang kebangkitan, tetapi kebangkitan tubuh. Ini juga merupakan doktrin penting dalam kekristenan. Ini adalah karakteristik kekristenan, sebagaimana diungkapkan dalam Pengakuan Iman Rasuli “[Aku percaya] kebangkitan tubuh dan hidup yang kekal”.
Injil Yesus Kristus (ayat 1-2)
ia sengaja memulai pembahasan tentang kebangkitan dengan konsep yang sama-sama diyakini oleh dia dan jemaat Korintus, yaitu Injil Yesus Kristus. Kata ganti penghubung “yang” yang muncul beberapa kali dalam bagian ini berfungsi untuk menerangkan “injil”. Ada empat keterangan penting tentang injil dalam bagian ini.
Pertama, “yang kami beritakan kepadamu” (ayat 1). Tambahan ini tampaknya cukup ditekankan oleh Paulus. Ia mengulang ide yang sama di ayat 2 (“seperti yang telah kuberitakan kepadamu”). Bahkan di antara semua keterangan tentang injil, hanya keterangan ini yang pijakan mendapat pengulangan untuk penekanan.
Pada bagian ini Paulus tidak langsung memberikan jawaban detil terhadap kebingungan jemaat Korintus. Paulus lebih memilih untuk membicarakan tentang injil. Strategi seperti ini bukan hal asing dalam tulisan-tulisan Paulus.
Paulus meletakkan bersama (ayat 1-2a)
Semua perbincangan dan diskusi seyogyanya dilakukan di atas pondasi yang sama. Tanpa pijakan yang sama (common ground), sebuah diskusi akan berubah menjadi debat kusir yang tak berfaedah. Hal ini sangat dimengerti oleh Paulus, karena itu 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Keterangan tambahan semacam ini memang diperlukan karena kata euanggelion (“injil”) pada waktu itu bisa merujuk pada segala kabar baik, misalnya kelahiran putera mahkota atau kemenangan perang. Bahkan di kalangan kekristenan sendiri istilah euanggelion tidak selalu seragam. Beberapa pengajar palsu telah memberitakan injil yang lain, yang sebenarnya bukanlah injil (Gal 1:69). Injil yang diberitakan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus adalah Yesus Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan (15:3-5; bdk. 1:1-2:5). Tanpa kematian dan kebangkitan Yesus tidak mungkin ada injil yang sejati. Tambahan “yang kami beritakan kepadamu” juga diperlukan sebagai sebuah strategi persuasi. Paulus ingin mengingatkan jemaat Korintus tentang relasi mereka dengan dirinya yang khusus. Sebagai perintis jemaat di Korintus (Kis 18), Paulus mendapat kesempatan untuk menyampaikan injil kepada mereka untuk pertama kalinya. Itulah sebabnya ia berani berkata: “Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-
ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu” (4:15). Ikatan historis dan emosional seperti ini kadangkala memiliki kekuatan persuasif yang tidak boleh diremehkan. Kedua, “yang kamu terima” (ayat 1). Bentuk Kata “menerima” (paralambanō) dalam konteks ini lebih mengarah pada penerimaan sebuah tradisi atau ajaran yang diturunkan. Kata yang sama muncul di ayat 3 “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri”. Di pasal 11:23 kata kerja yang sama juga digunakan pada saat Paulus menyinggung tentang tradisi perjamuan terakhir Yesus bersama dengan murid-murid-Nya (11:23a “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan”). Maksud Paulus, injil yang diterima oleh jemaat Korintus adalah hasil dari sebuah mata rantai tradisi yang bisa dipercayai. Injil bukan ajaran baru yang asing. Injil bersumber dari Tuhan Yesus sendiri. 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Di tengah zaman yang cenderung mengikuti tren (trendy), kekayaan warisan tradisi Kristiani seringkali diabaikan. Kita terlalu cepat bergairah terhadap hal-hal baru yang belum tentu benar dan teruji. Sudah waktunya gereja-gereja belajar sejarah dan Alkitab secara lebih seksama supaya bisa memilih dan memilah tradisi-tradisi yang ada. Apa yang baik dan bersumber dari ajaran Yesus dan para rasul sepatutnya dipertahankan dan diperjelas revelansinya bagi zaman sekarang. Ketiga, “yang di dalamnya kamu berdiri” (ayat 1). Tidak seperti kata kerja “beritakan” dan “terima” yang berbentuk lampau (sejajar dengan past tense), kata “berdiri” di sini menggunakan bentuk perfek (hestēkate), yang menyiratkan sebuah tindakan yang terjadi pada masa lampau namun akibatnya masih ada. Artinya, siapa saja yang pernah mempercayai injil yang benar dengan cara yang benar pasti akan tetap berdiri sampai kapan pun juga. Godaan dan pencobaan pasti datang, tetapi ketahanan
dan kekuatan dari Tuhan akan mengalahkan semuanya itu. Keempat, “yang olehnya kamu diselamatkan” (ayat 2a). Bentuk kekinian pada kata kerja “diselamatkan” (sōzesthe) berfungsi untuk menekankan realita keselamatan. Orang-orang percaya sudah menikmati keselamatan itu sekarang. Kita tidak perlu menunggu nanti di akhir zaman. Kita sudah mencicipinya, tetapi nanti akan menikmati seutuhnya di kekekalan. Ini semua bisa terjadi karena “injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan” (Rm 1:16). Tidak ada jalan keselamatan yang lain di luar injil Yesus Kristus (Yoh 14:6; Kis 4:12). Tidak ada yang perlu ditambahkan pada injil supaya kita diselamatkan. Kita diselamatkan hanya oleh injil melalui iman, bukan melalui perbuatan baik. Kebaikan kita adalah bukti, bukan syarat keselamatan; ucapan syukur atas apa yang Kristus perbuat bagi kita, bukan upaya kita untuk mendapat belas kasihan-Nya.
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Paulus memberikan peringatan (ayat 2b) Pijakan bersama di dalam injil tidak serta-merta berarti bahwa semua orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen akan menikmati kebaikan injil tanpa terkecuali. Tidak semua orang mempercayai injil yang benar. Kalau pun mereka mempercayainya, belum tentu mereka mempercayai dengan cara yang benar. Berita injil harus benar, demikian pula dengan sikap kita dalam merespons injil itu. Itulah yang diajarkan Paulus di ayat 2b. Kita perlu memegang teguh injil yang benar. Terjemahan “teguh berpegang” (katechō) adalah pilihan yang baik sekali. Ini bukan hanya sekadar percaya. Ini bukan sekadar setuju. Ini merupakan pegangan hidup kita. Bentuk kekinian (katechete) menyiratkan konsistensi. Kita harus terusmenerus memegang erat pengakuan iman kita. Ini bukan tentang antusiasme sesaat, bukan pula fanatisme spontan tanpa pertimbangan. Hal ini tentu saja tidak berarti pengabaian terhadap peranan anugerah Allah dalam keselamatan kita. Allah tetap akan menjaga keselamatan kita, namun hal itu dilakukan-Nya dengan cara memampukan kita untuk terus-menerus berpegang teguh. Teguran, nasihat, dan pengajaran akan diberikan Allah kepada kita sehingga kita terus-menerus diingatkan dan didorong untuk memegang injil dengan kuat. Tanpa injil yang benar, tanpa sikap yang benar terhadap injil, maka iman kita akan menjadi sia-sia (ayat 2c). Apa yang diyakini dahulu tidak akan bermanfaat apa-apa jika tidak disertai pemahaman yang benar dan keteguhan hati untuk berpaut pada injil. Soli Deo Gloria. 8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk Jawa Barat yang dilanda banjir bandang. • Doakan agar pemerintah dapat menangani persoalan ini dengan baik • Doakan untuk keluarga yang kehilangan anggota keluarganya karena bencana ini, kiranya dikuatkan 2. Doakan untuk anak-anak remaja dan pemuda yang studi di luar kota atau luar negeri. • Kiranya Tuhan memberikan hikmat di dalam proses adaptasi dan proses bela jar. • Kiranya dapat menemukan komunitas Kristen yang sehat agar tetap bertumbuh • Kiranya Tuhan menjaga dan memelihara mereka dari semua pergaulan yang buruk.
9
e
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 82:
Apa itu persekutuan dalam kemuliaan dengan Kristus yang dinikmati anggota-anggota Gereja yang tidak kelihatan dalam kehidupan ini?
Jawaban : Dalam kehidupan ini, anggota-anggota Gereja yang tidak kelihatan dikaruniai buah-buah sulung kemuliaan bersama Kristus, karena mereka itu anggota Dia yang adalah Kepala mereka, sehingga dalam Dia mereka mendapat bagian dalam kemuliaan yang Dia miliki sepenuhnya. Sebagai panjarnya, mereka menikmati kesadaran akan kasih Allah terhadap dirinya, damai dalam hati, sukacita oleh Roh Kudus, dan pengharapan akan menerima kemuliaan. Sebaliknya, bagi orang- orang jahat kesadaran akan murka Allah yang melakukan pembalasan, kegelisahan hati nurani, dan dugaan yang penuh takut akan hukuman merupakan permulaan siksaan yang akan mereka derita kelak. a. Efe 2:5. b. Rom 5:5 bersama 2Ko 1:22. c. Rom 5:1-2; 14:17. d. Kej 4:13; Mat 27:4; Ibr 10:27; Rom 2:9; Mar 9:44.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Sebuah Kisah Cinta
T
ed berpikir dia siap, rela, dan menunggu untuk mengasihi Katie, dan karenanya dia begitu bergairah untuk menikah. Orangorang di sekitar mereka menasihati agar tidak terburu-buru, tetapi Ted tidak ingin menunggu, dan begitu pula dengan Katie. Mereka berdua yakin mereka sudah siap.
Ted bergumul dengan cara Katie yang selalu ingin tahu apa pun dan menolak untuk mengakui bahwa Katie salah, bahkan ketika sudah jelas dia bersalah.
Ternyata, tidak lama setelah pernikahan Ted mulai bingung oleh kecenderungan Katie yang terus menguntit dan membereskan apa pun yang sudah dia kerjakan.
APA SEBENARNYA KASIH ITU?
Masalahnya, tidak seorang pun dari mereka tahu apa itu kasih dan apa yang dikerjakan oleh kasih.
1 Yohanes 4 memberi definisi terbaik dari kasih. Kasih dari pengorbanan 11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Kristus merupakan definisi ultimat dari apa itu kasih dan apa yang dikerjakan oleh kasih. Jadi, apakah kasih dalam bentuk salib? Kasih adalah kerelaan mengorbankan diri untuk kebaikan orang lain yang tidak memerlukan balasan atau orang yang dikasihi layak dikasihi.
Kasih adalah kerelaan mengorbankan diri untuk kebaikan orang lain yang tidak memerlukan balasan. Kasih bukanlah negosiasi untuk kebaikan timbal balik. Kasih sejati tidak dimotivasi oleh hasil investasi. Kasih sejati didorong oleh kebaikan yang akan dihasilkan di dalam hidup orang yang dikasihi.
Kasih itu rela. Jika Anda memaksakan seseorang untuk mengasihi, pada dasarnya orang ini tidak mengasihi. Kasih itu rela mengorbankan diri. Kasih memanggil Anda untuk bertindak ketika Anda hanya ingin menunggu dan menunggu ketika Anda sungguh ingin bertindak. Kasih senantiasa memerlukan pengorbanan pribadi. Kasih berarti memberikan hidup Anda.
Kasih adalah kerelaan mengorbankan diri untuk kebaikan orang lain yang tidak memerlukan balasan atau orang yang dikasihi layak dikasihi. Jika Anda hanya ingin mengasihi orang yang layak dikasihi, berarti Anda dimotivasi oleh kasih untuk diri Anda sendiri. Kasih melakukan pekerjaannya yang terbaik, sekalipun kepada orang
Kasih adalah kerelaan mengorbankan diri untuk kebaikan orang lain. Kasih menderita ketika orang yang dikasihi menderita. Kasih menginginkan yang terbaik bagi orang yang dikasihi dan berusaha memberikannya.
12
e
MAGZ
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
yang tidak layak sekalipun. Bagaimana saya bisa mendapatkan kasih seperti ini? “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1Yoh 4:19). Kasih sejati tidak bertumbuh dengan cara yang terbaik dari tanah kewajiban. Kasih sejati bertumbuh dari tanah yang mengandung zat rasa syukur.
kasih Anda terhadap suami atau istri Anda. Kasih berarti bersedia memiliki hidup yang rumit karena kebutuhan dan pergumulan suami atau istri Anda dengan sabar dan tanpa kemarahan.
Kasih berarti secara aktif memerangi godaan untuk menghakimi pasangan Ketika saya bangun tidur di pagi Anda, sambil mencari cara untuk hari dan – walaupun tagihan- mendukung dan memuji. tagihan saya belum terbayar, dan pekerjaan rumah perlu dikerjakan, Kasih berarti komitmen sehari-hari dan anak-anak saya membuat untuk melawan saat-saat konflik kacau, dan suami atau istri saya yang tidak perlu yang muncul dari kurang sempurna – saya dipenuhi tanggapan terhadap pelanggaran rasa syukur bahwa kasih yang telah kecil. mengubah saya dan hidup saya selamanya telah dicurahkan kepada Kasih berarti dengan penuh kasih saya, bahwa saya didorong untuk mau didekati secara jujur dan mencari kesempatan untuk menjadi rendah hati ketika kesalahpahaman alat dari kasih semacam itu di dalam terjadi, dan lebih berkomitmen hidup orang yang Allah sudah kepada kesatuan dan kasih daripada berikan kepada saya sebagai teman berusaha untuk menjadi benar. seumur hidup saya.
KASIH PERNIKAHAN Kasih berarti komitmen sehari-hari untuk mengakui dosa, kelemahan, DALAM PERBUATAN
Gunakan kata-kata ini sebagai dan kegagalan Anda dan menolak cermin untuk menguji kualitas godaan untuk melempar kesalahan. 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Kasih berarti menjadi rela, ketika ditentang oleh pasangan Anda, untuk menguji hati Anda daripada membangkitkan pembelaan diri atau mengalihkan fokus.
pada kewajiban sampai masalahnya terselesaikan atau sampai kalian sepakat pada sebuah strategi atau respon. Kasih selalu rela meminta pengampunan dan selalu berkomitmen untuk memberikan pengampunan ketika diminta. Pengampunan merupakan panggilan yang penting.
Kasih merupakan komitmen seharihari untuk bertumbuh dalam kasih sehingga kasih yang Anda tawarkan kepada suami atau istri Anda bertambah semakin altruis, dewasa, dan sabar. Kasih mengenali nilai yang berharga dari kepercayaan dalam pernikahan Kasih berarti tidak ingin melakukan dan setia kepada janji-janji dan dapat apa yang salah ketika Anda dipercaya dalam perkataan Anda. diperlakukan tidak adil tetapi Kasih berbicara dengan baik berupaya untuk mengatasi kejahatan dan lemah lembut, bahkan saat dengan kebaikan. pertengkaran, dan menolak untuk menyerang karakter atau pemikiran Kasih berarti menjadi murid yang pasangan Anda. baik bagi pasangan Anda, mencari kebutuhan-kebutuhan fisik, emosi, Kasih tidak rela untuk menyanjung, dan spiritual pasangan sehingga berbohong, memanipulasi, atau dalam cara tertentu Anda dapat menipu dengan cara apa pun menghilangkan beban, mendukung untuk membuat pasangan Anda dia, atau terus mendorong dia. memberikan apa yang Anda Kasih berarti rela menginvestasikan inginkan atau melakukan sesuatu waktu yang diperlukan untuk sesuai keinginan Anda. membahas, menguji, dan mengerti Kasih tidak rela untuk meminta masalah-masalah yang kalian pasangan Anda menjadi sumber hadapi sebagai pasangan, tetap setia bagi identitas, arti dan tujuan, atau 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kesejahteraan Anda. Kasih merupakan kerelaan untuk memiliki waktu senggang yang lebih sedikit, kurang tidur, dan jadwal yang lebih sibuk untuk dapat setia kepada panggilan Allah dan mengerjakannya sebagai suami atau istri. Kasih berarti komitmen untuk menolak insting yang egois, dan berusaha sebaik-baiknya untuk mendahulukan kesatuan yang nyata, pengertian fungsional, dan kasih yang aktif dalam pernikahan Anda. Kasih tetap setia kepada komitmen Anda untuk memperlakukan pasangan Anda dengan penghargaan, rasa hormat, dan anugerah, bahkan ketika dia tidak terlihat layak. Kasih berarti rela memberikan pengorbanan secara teratur dan berharga bagi kepentingan pernikahan Anda tanpa meminta balasan apapun untuk membuat pasangan Anda merasa berutang. Kasih berarti tidak rela untuk membuat keputusan atau pilihan pribadi yang akan merusak pernikahan Anda, menyakiti suami atau istri Anda, atau melemahkan
ikatan kepercayaan di antara kalian. Kasih menolak untuk berpusat kepada diri, melainkan mencari cara-cara khusus untuk melayani, mendukung, dan mendorong, bahkan ketika Anda sedang sibuk atau lelah. Kasih berarti setiap hari mengaku kepada diri Anda, pasangan Anda, dan Allah bahwa Anda tidak mempu mengasihi dengan cara ini tanpa anugerah Allah. Jangan biarkan penyesalan melumpuhkan Anda. Jangan biarkan kegagalan di masa lalu merampas Anda dari pengharapan masa depan. Anda tidak memiliki apa yang dibutuhkan, tetapi Dia beserta Anda, di dalam Anda, dan untuk Anda. Berjalanlah maju dalam pengharapan dan keberanian, dan komitmenkan diri Anda untuk kasih dalam bentuk salib, mengetahui bahwa anugerah-Nya benar-benar memiliki kuasa untuk membuat Anda siap, rela, dan berharap. Ringkasan Bagian Komitmen 4, Bab 12, dari buku:What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp~ bersambung ~ 15
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 18 September 2016)
K
eempat, penggunaan alat kontrasepsi kuno dikecam oleh Alkitab. Salah satu perbuatan daging di Galatia 5:19-20 yang disebutkan Paulus adalah “sihir” (pharmakeia). Dari kata ini kita mendapatkan istilah modern “farmasi,” yang berhubungan dengan obat-obatan. Dosa pharmakeia ini dianggap sangat berhubungan erat dengan dosa seksual dan penyembahan
berhala (lihat urutan pemunculan di Galatia 5:19-20). Maksudnya, para pelacur bakti di kuil-kuil berhala seringkali menyediakan seks bebas sebagai bagian dari ritual. Nah, untuk menghindari kehamilan, para perempuan tersebut menggunakan jasa para tukang sihir (tabib alternatif) yang menggunakan mantera atau benda-benda tertentu sebagai alat pencegahan kehamilan atau pengguguran kandungan. Dosa yang sama juga disinggung di 16
e
MAGZ
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
Wahyu 9:21. Dosa ini juga dikaitkan dengan dosa seksual. Arti pharmakeia seperti ini juga diteguhkan dalam tulisan kuno, baik dari kalangan kekristenan maupun literatur umum.
dan homoseksualitas.
Apakah semua argumen di atas sudah memadai untuk menolak segala bentuk pencegahan kehamilan? Penyelidikan yang lebih teliti dan mendalam tampaknya mengarah Kelima, para pemimpin Kristen pada kesimpulan yang sedikit di abad permulaan menentang berbeda. penggunaan alat kontrasepsi. John Crysostom, Jerome, dan Agustinus Sehubungan dengan argumen adalah beberapa bapa gereja ternama #1 tentang pelanggaran terhadap yang mengambil sikap negatif alam, kita perlu mengkaji ulang terhadap pencegahan kehamilan. apa yang dimaksud dengan Bukan tanpa alasan apabila mereka “alamiah”. Saya setuju bahwa organ kelamin dan reproduksi manusia menolak praktik ini. memang berkaitan erat. OrganKeenam, keberadaan alat kontrasepsi organ itu diciptakan secara berbeda telah memicu beragam dosa seksual. antara laki-laki dan perempuan Kehamilan akibat seks bebas dan untuk memungkinkan terjadinya penyebaran penyakit kelamin dapat kehamilan. dicegah melalui alat kontrasepsi tertentu, sehingga membuka ruang Walaupun demikian, pengertian yang lebih lebar untuk kehancuran “alamiah” tidak sesederhana itu. Saya seksual masyarakat modern. sendiri sejak dahulu memilih untuk Penggunaan alat kontrasepsi juga mendefinisikan “alamiah” dalam arti berpotensi memberikan dukungan “sesuai dengan tujuan penciptaan.” bahwa seks bisa dinikmati tanpa Jika pengertian ini yang dianut, kita prokreasi, sehingga dapat mengarah perlu mendekati Kejadian 1-2 sekali pada segala bentuk pemuasan lagi untuk mendapatkan gambaran seksual seperti masturbasi (onani) yang lebih besar dan tepat. Dalam 17
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
konteks penciptaan, seks maupun prokreasi bukanlah tujuan. Keduanya sama-sama instrumen untuk merealisasikan rencana Allah, yaitu menguasai bumi bagi kemuliaan-Nya (Kejadian 1:26 “supaya manusia berkuasa….”). Seks memungkin terjadinya prokreasi. Prokreasi memungkinkan pertambahan dan persebaran umat manusia ke seluruh bumi, sehingga mereka pada akhirnya dapat menguasai bumi (Kejadian 1:28). Penguasaan bumi bagi kemuliaan Allah merupakan tujuan tertinggi bagi umat manusia dalam kisah penciptaan. Poin di atas membawa kita pada pemikiran selanjutnya. Jika penguasaan bumi merupakan tujuan, segala sesuatu yang menghambat hal itu perlu untuk ditentang dan segala sesuatu yang bermanfaat bagi tujuan itu perlu untuk didukung. Nah, bagaimana dengan perkembangbiakan manusia? Apakah pada dirinya sendiri hal ini selalu baik? Apakah jumlah keturunan yang banyak pada dirinya sendiri selalu lebih baik? Tentu saja tidak. Jika suami-isteri Kristen memiliki kapasitas untuk membesarkan anak-anak dengan baik, pasangan itu seyogyanya memiliki banyak keturunan. Anakanak mereka akan memiliki dampak yang besar bagi dunia. Namun, apabila suami-isteri tidak mampu membesarkan anak-anak dengan baik dalam jumlah yang banyak, mereka sebaiknya menggunakan akal budi Kristiani mereka agar mengetahui kehendak Allah sehubungan dengan jumlah anak yang perlu mereka miliki dan asuh (Roma 12:2). Bersambung………..
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 18 September2016) (sambungan)
ini juga tidak menyetujui pandangan Augustinianisme karena pandangan Augustinianisme menyatakan Pandangan-pandangan yang bahwa manusia itu rusak total, tidak dapat melakukan sedikitpun keliru kebaikan tanpa karya Roh Kudus yang tidak dapat ditolak. 2. Semi-Pelagianisme Diantara Calvinisme dan Pelagianisme, ada pandangan Semi- Semi-Pelagianisme menghendaki pelagianisme atau Arminianisme. suatu kompromi dari kedua Pandangan tidak menyetujui pandangan tersebut. Pandangan Pelagianisme karena Pelagianisme ini mengajarkan bahwa manusia kebaikan sampai menyatakan bahwa manusia dapat mempunyai tertentu, mempunyai menjadi orang tak berdosa tanpa tingkat untuk percaya pertolongan Roh Kudus. Pandangan kemampuan 19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ kepada Kristus. Memang, menurut pandangan ini, manusia tidak dapat percaya tanpa bantuan dari Allah: manusia memerlukan pertolongan dari Roh Kudus. Tetapi, kaum SemiPelagian, Katolikdan Arminian mengatakan, Allah memberikan iman kepada manusia bukan dengan cara yang tidak dapat ditolak. Kata kuncinya adalah “kerja sama.” Allah mengerjakan apa yang menjadi bagian manusia. Keduanya bekerja bersama. Ada seorang penginjil yang menganut pandangan ini berkata: “ada satu bagian dari kehidupan Anda dimana Allah tidak akan pernah campur tangan didalamnya, yaitu kehendak Anda. Allah tak akan pernah membuat Anda menjadi percaya. Itu adalah bagian anda. Hanya anda yang dapat melakukannya.” Ada juga yang menulis: “kita harus menolak pandangan bahwa Allah melahirkan kembali seseorang sebelum orang itu mengakui dosa-dosanya, bertobat, berubah, dan percaya. Pandangan bahwa Allah melahirkan kembali
seseorang sebelum peristiwaperistiwa tersebut mengartikan bahwa Allah secara semena-mena menentukan keselamatan atau kebinasaan seseorang menurut kerelaan-Nya atau kehendakNya yang berdaulat..... baik Allah maupun orang lain tidak dapat mengubah kita bila kita tidak mau berubah.” Menurutnya, pertamatama seseorang harus bertobat dan percaya, dan setelah itu, barulah Allah melahirkan kembali. Mari kita kembali kepada pertanyaan pada bagian awal bab ini: Mengapa dalam situasi yang sama ada orang yang percaya kepada Kristus dan ada orang lain yang menolak kristus? Ada dua jawaban: karena kehendak manusia atau karena kehendak Allah. Kaum Arminian, SemiPeligian, dan Pelagian berpendapat bahwa perbedaan antara kedua orang tersebut terletak pada kehendak mereka masing-masing. Allah menyatakan Injil yang sama kepada mereka yang menolak dan kepada mereka yang menerima. Allah datang dengan pemberitaan Firman, mengaruniakan Kristus, menawarkan keselamatan. Tetapi 20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Allah tidak menyebabkan seseorang menjadi percaya. Orang itu sendiri yang menjadi faktor penentu utama. Bila ia tidak menerima Kristus, maka Allah tidak dapat berbuat apa-apa mengenai hal itu.
karena keputusan orang tersebut. Tapi menurut kaum Calvinis, yang membuat keputusan adalah Allah. Menurut pandangan yang pertama, iman adalah hadiah manusia kepada Allah; yang kedua berpendapat bahwa iman adalah pemberian Allah kepada manusia. Disini kita melihat dua jawaban yang saling bertentangan terhadap pertanyaan mengapa ada orang yang menolak Injil dan ada yang menerimanya.
Sebalinya, kaum Calvinis menyatakan bahwa perbedaannya terletak pada Allah, bukan pada manusia. Pada orang pertama, Roh Kudus tidak bekerja untuk menyelamatkan dia. Sehingga, Bersambung……… karena orang itu telah mati secara Sumber: Lima Pokok Calvinisme rohani, ia tidak mungkin dapat oleh H. Palmer menjadi percaya, meskipun ia telah berulang kali mendengar pemberitaan Firman atau membacanya sendiri didalam Alkitab. Pada orang yang lain, Roh Kudus bekerja secara tidak dapat ditolak, melahirkan kembali orang itu sehingga ia mengerti dengan jelas bahwa ia adalah orang berdosa dan memerlukan Allah, dan karena itu dia mau percaya dan mau diselamatkan. Jadi, menurut kaum Arminian, penyebab seseorang menerima Injil dan yang lain menolaknya adalah 21
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
TAMAN EDEN (Kejadian 2:8) (Lanjutan tgl 18 September 2016)
P
etunjuk yang lebih pasti kita dapatkan dari penyebutan dua sungai di Kejadian 2:14, yaitu Tigris (hiddeqel) dan Efrat (perath), karena kedua sungai ini memang masih ada di daerah Mesopotamia kuno (sekarang perbatasan timur negara Turki modern). Penjelasan tentang Sungai Tigris yang mengalir di sebelah timur Asyur (Kej 2:14) juga turut memberi kepastian bahwa dua sungai ini terletak di daerah Mesopotamia.
Bagaimana dengan dua sungai yang lain? Alkitab menjelaskan bahwa Sungai Gihon mengaliri seluruh tanah Kush. Karena tanah Kush dalam Alkitab sering merujuk pada tanah orang Etiopia yang terletak di sebelah utara dan timur Mesir, maka posisi Sungai Gihon kemungkinan besar terletak di daerah Etiopia (Kej 10:6-8; Est 1:1; 8:9; Yes 11:1; Zef 3:10; ). Jika ini benar, Sungai Gihon kemungkinan besar identik dengan Sungai Nil di Mesir. Dugaan ini bisa saja benar, karena Septuaginta (LXX) menerjemahkan “Nil” di Yeremia 2:18 dengan geon. 22
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
Apakah terjemahan ini mengindikasikan bahwa orang-orang sebelum abad ke-1 M memahami Sungai Nil identik dengan Sungai Gihon? Mungkin saja, tetapi kita tidak bisa yakin sepenuhnya. Berkaitan dengan Sungai Pison (Kej 2:11), kita mendapatkan tambahan informasi bahwa sungai ini mengalir di tanah Hawila. Menurut data Alkitab yang lain, Hawila terletak di daerah Arabia. Daerah ini menjadi salah satu batasan dari tempat tinggal keturunan Ismael (Kej 25:18). Saul pernah mengalahkan bangsa Amalek dan menangkap rajanya, yaitu Raja Agag, di daerah ini (1Sam 15:7). Berdasarkan semua data yang ada di atas, para ahli mencoba menduga posisi persis dari Taman Eden. Salah satu pandangan yang sekarang cukup populer adalah yang menempatkan Taman Eden di dekat Teluk Persia. Berdasarkan posisi geografis bumi sekarang ini, di Teluk Persialah tiga sungai yang telah kita bahas bertemu. Seandainya Sungai Pison adalah Teluk Persia itu sendiri, maka kita
akan mendapatkan semua sungai di Kejadian 2:10-14 bertemu jadi satu di daerah ini. Untuk mendukung dugaan ini, ahli yang lain mengutip mitos Mesopotamia kuno yang mengajarkan bahwa tanah Dilmun (Bahrain) di sebelah utara teluk sering disebut sebagai Firdaus, tanah kesuburan dan kekekalan. Di daerah ini telah dikuburkan banyak orang dari daerah-daerah yang lain, dengan harapan mayat-mayat itu bisa mendapatkan kekekalan. Walaupun pandangan di atas tampak meyakinkan, kita masih belum bisa menerima dengan kepastian yang penuh. Pandangan di atas menggambarkan keempat sungai di Kejadian 2:10-14 mengalir dan bertemu menuju Taman Eden. Gambaran ini tentu saja bertentangan dengan Kejadian 2:10 “ada suatu sungai mengalir dari Eden...dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang”. Karena setiap sungai pasti bermuara ke laut, Taman Eden tampaknya tidak mungkin terletak di dekat teluk, karena awal dari keempat sungai itu ada di Taman Eden. 23
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
Apakah Taman Eden memang diciptakan secara unik, di mana semua sungai justru berawal dari taman ini (bukan sebaliknya)? Apakah keunikan ini menggambarkan ide bahwa Taman Eden merupakan sumber kehidupan (orang kuno sering mengidentikkan sungai dengan sumber kehidupan)? Sekali lagi, kita tidak bisa tahu dengan pasti. Apa yang kita bisa simpulkan dari semua penyelidikan yang rumit di atas? Kita tidak tahu dengan pasti di mana Taman Eden dahulu berada. Sejauh data yang kita miliki dan bisa tafsirkan dengan tingkat kepastian yang cukup besar, kita harus berpuas diri dengan “kepastian” bahwa Taman Eden terletak di daerah Mesopotamia kuno. Bersambung……... NK_P
24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI (Lanjutan tgl 18 September 2016)
KONVERSI DAN ROH KUDUS Dan konversi menjelaskan (bahkan dalam Perjanjian Baru) apa yang kita lakukan, baik ketika kita sendiri berbalik kepada Kristus dan ketika mendorong orang lain untuk berbalik kepada Kristus. Maka dikatakan dalam Kisah Para Rasul, orang-orang “berbalik kepada Tuhan” (mis. 9:35; 11:21), dan
Yesus sendiri pernah bicara tentang kebutuhan kita untuk “berbalik” dan merendahkan diri kita seperti anak kecil, jika kita ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat 18:34). Yohanes Pembaptis juga “membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan,” (Lukas 1:16), sementara rasul Paulus membuat banyak orang bukan Yahudi “berbalik dari kegelapan kepada terang; dari kuasa Iblis kepada Allah,” ( Kis 26:17-18; bdk ay 20 dan Yak 5: 19-20). Namun 25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
semua Bahasa mengenai kegiatan manusia ini bisa sangat menyesatkan jika pada akhirnya misi dipahami sebagai karya manusia dan konversi sebagai penciptaan dari manusia. Namun kesan inilah yang sering kita berikan. Dalam zaman yang pragmatis ini, gereja mudah untuk tergelincir ke dalam cara pandang dunia dan berasumsi bahwa kunci dari keberhasilan penginjilan adalah efisiensi usaha. Jadi kita merasa perlu menerbitkan manual yang berisi instruksi tentang cara-cara belajar sendiri penginjilan dan menyempurnakan metodologi gereja kita. Tetapi saya perlu mengingatkan bahwa saya sendiri percaya efisiensi dan tidak menemukan ada alasan mengapa orang Kristen harus meninggalkan efisiensi! Namun pada saat yang sama, kita tidak boleh menurunkan derajat penginjilan kepada sekedar teknik yang perlu dipelajari atau rumus yang harus dihafal. Berlawanan dengan kecenderungan yang sombong dari jaman modern yang mengandalkan diri, kebergantungan penuh kerendahan hati para rasul dan kuasa Roh Kudus, menunjukkan suatu keberanian dan justru melegakan. Mereka percaya, bahwa manusia sudah mati karena pelanggaran dan dosa, buta terhadap kebenaran rohani dan budak dosa. Akibatnya, kita tidak bisa “berbalik” sendiri atau menyelamatkan diri sendiri. Demikian juga tidak ada manusia yang bisa “membalikkan” atau menyelamatkan kita. Hanya Roh Kudus yang bisa membuka mata kita, menerangi kegelapan dan membebaskan kita dari perbudakan, membalikkan kita kepada Allah dan membawa kita keluar dari kematian kepada hidup. Pertobatan dan iman, jelas dinyatakan dalam Perjanjian Baru sebagai tugas manusia (Kis 2:38;16:31; 17:30), tetapi seperti yang telah kita lihat, pertobatan dan iman juga merupakan karunia Allah, (Kis 11:18; Ef 2:8; Fil 1:29). Dan meskipun antinomy ini membingungkan, namun perlu ditegaskan dalam dunia yang berpusat pada Allah, sehingga kita bisa merendahkan diri di hadapan Allah. 26
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
Kita semua biasa mendengar perkembangan dari teknik psikologi modern dalam iklan (baik terang-terangan ataupun tersirat), dalam propaganda pemerintah, dalam usaha yang secara sengaja untuk menimbulkan gejolak massa dan dalam serangan jahat terhadap kepribadian manusia yang disebut dengan “cuci otak.” Namun sebagai orang Kristen kita perlu yakin seyakin-yakinnya bahwa penginjilan sangat jauh berbeda dari kegiatan seperti itu. Kita tidak boleh memaksa orang supaya masuk ke dalam kerajaan Allah. Usaha seperti itu merupakan penghinaan terhadap harkat dan martabat manusia dan sejenis kudeta yang berdosa terhadap hak preogatif Roh Kudus. Bersambung.......
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 26 September 2016 HIDUP ADALAH PEPERANGAN (Bacaan: Roma 1:16-17)
Tidak sedikit orang berkata bahwa hidup cuma satu kali, itu sebabnya bersenang-senaglah dan nikmatilah, karena jika hidup itu berakhir sia-sialah semua pencapaian kita. Bagi orang-orang yang demikian kehidupan adalah tidak bedanya dengan sebuah pesta yang harus dinikmati. Namun bukan demikian dengan kehidupan Kristen. Kehidupan Kristen bukanlah sebuah pesta atau permainan, tetapi adalah suatu medan pertempuran. Orang yang berada di dalam medan tempur harus memiliki pegangan senjata yang dapat diandalkan. Tidak sedikit orang Kristen yang melupakan fakta ini, sehingga mereka tidak memiliki keyakinan kuat terhadap kebenaran Injil. Orang-orang yang demikian akan bimbang dan terpengaruh berbagai macam angin pengajaran yang menyesatkan. Itu sebabnya tidak heran ketika masalah atau kesulitan datang, mereka tidak lagi datang kepada Tuhan tetapi lebih mencari pertolongan atau nasihat kepada dukun. Ingatlah bahwa kehidupan ini adalah peperangan. kita harus berpegang teguh pada Injil sebagai senjata kita. ketika kita mengabaikan fakta ini, maka jangan kaget ketika kita tersadar, kita telah sangat tidak berdaya karena telah kalah. Peperangan yang kita hadapi tidaklah mudah, gunakanlah senjata Roh untuk melawannya, yaitu Injil Kristus Yesus. Kita harus seperti Paulus yang yakin akan kebenaran dan kuasa Injil sehingga dia sanggup berkata, “...aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,” (Roma 1:16). 28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 27 September 2016 DITAMBATKAN PADA YANG KEKAL (Bacaan: Amsal 23:17-18)
Bila hati kita, kita tambatkan pada perkara-perkara duniawi yang sementara ini, maka kita bisa menjadi iri terhadap orang jahat yang kelihatan makmur, bahkan kita bisa tergoda untuk meniru cara hidup orang-orang jahat itu. Supaya bisa menang terhadap godaan tersebut, kita harus mengarahkan hati dan mata kita kepada hal-hal yang kekal. Orang-orang percaya harus senantiasa mengingat bahwa ada harta yang lebih bernilai dibandingkan harta yang ada di dunia ini. Harta itu disediakan bagi mereka yang takut akan Tuhan. Harta di bumi bisa dicuri, bisa hilang, bisa rusak, tetapi harta yang disiapkan bagi orang-orang yang takut akan Tuhan bersifat kekal, tidak dapat dicuri atau merosot nilainya. Tentu harta di bumi boleh dicari, tetapi harus dengan cara dan pemahaman yang benar. Harta di bumi harus dicari dengan bekerja keras (Amsal 24:3034), bukan dengan cara-cara yang merugikan orang lain. Di samping itu, harta di bumi harus dicari bukan untuk ditimbun, melainkan agar kita tidak menjadi beban bagi orang lain, bahkan agar kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dan bagi pekerjaan Tuhan.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 28 September 2016 RAHASIA KEHIDUPAN (Bacaan: Amsal 7:1-3)
Ketika mata kita kemasukan sebuah benda, tidak mungkin kita akan menunda-nunda waktu untuk mengeluarkan benda tersebut. Kita akan menjaga dan memelihara mata kita dengan sangat baik. Demikianlah seharusnya kita memperlakukan perintah dan ajaran Tuhan, seperti yang diperintahkan di dalam ayat 2 “Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu”. Orang yang memelihara perintah Allah di dalam hidupnya artinya orang yang selalu berkaca pada Firman Tuhan di dalam setiap langkah hidupnya. Dia tidak akan membiarkan kotoran dari berbagai macam kejahatan mampir apalagi bercokol di dalam pikirannya, hatinya atau hidupnya. Tuhan juga memerintahkan untuk menambatkannya pada jari kita. Ini berarti bahwa kita harus membiarkan FirmanNya melekat dalam hidup kita, dan tidak terlepas dari kehidupan kita. Firman Tuhan tidak lagi menjadi sesuatu yang asing, namun telah menjiwai hidup kita begitu rupa. Sudahkah saudara berpegang dan menyimpan Firman Tuhan seperti biji matamu? dan menambatkan-Nya pada jarimu serta menuliskan-Nya pada loh hatimu? Janji yang diberikan bagi orang-orang yang memelihara Firman Tuhan adalah “ia akan hidup”. Sebagian orang mungkin merasa konyol dengan kehidupan yang digambarkan oleh pengamsal. Namun, hidup yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh orang yang tahu memperlakukan Firman Tuhan.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 29 September 2016 ANDALKANLAH TUHAN (Bacaan: Mazmur 146)
Seseorang datang kepada kami untuk meminta bantuan pinjaman sejumlah. Mereka memiliki hutang yang sangat banyak. Setelah berbincang, akhirnya kami tahu penyebabnya. Mereka adalah orang yang sangat mudah mencari pertolongan kepada siapapun yang mereka temui setiap kali mereka mengalami kesulitan keuangan. Itulah yang menyebabkan mereka terlilit hutang dengan jumlah yang fantastis. Dengan mengandalkan manusia akan membuat kita menjauh dari Tuhan. Orang yang jauh dari Tuhan hanya akan membuat hidupnya semakin rumit. Hanya iman kepada Tuhan yang bisa membawa kita untuk semakin berharap dan mengandalkan Tuhan. Kehidupan yang mengandalkan Tuhan akan tahu kapan waktunya menahan diri, kapan waktunya untuk mengendalikan keinginan, atau kapan waktunya harus berbagi dengan orang lain. Orang yang mengandalkan Tuhan akan menyelesaikan setiap persoalan yang dia hadapi dengan setia mengikuti perintah dan petunjuk Tuhan. Mengapa di dalam kesulitan seringkali kita mencari dan mengandalkan manusia? karena kita merasa bahwa Tuhan terlalu lambat menjawab doa kita. Kita harus meyakini bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas seluruh semesta alam dan segala isinya dan sangat mudah bagi-Nya untuk menolong kita. Itu sebabnya berharaplah kepada-Nya dan janganlah berharap kepada manusia.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 30 September 2016 JANGAN TERKECOH (Bacaan: Galatia 1:6-7)
Hawilton dan Keyla berada dalam perselisihan yang ruwet. Sejak pacaran hingga pernikahan pada tahun ke-10, Hawilton mengaku bahwa hanya Keyla satu-satunya wanita yang ada di hatinya, yang ia inginkan dan yang ia cintai, tidak ada yang lain. Dan pengakuan ini cukup bagi Keyla untuk merasa ia begitu dicintai oleh suaminya. Namun kali ini kepercayaan Keyla diuji dengan sebuah berita bahwa Hawilton kencan buta dengan seorang bawahannya. Berita ini diterima dan ditanggapi dengan begitu cepat oleh Keyla hingga akhirnya terjadi sebuah konflik yang besar. Yang membuat Hawilton kecewa dan merasa heran adalah karena istrinya lebih percaya sebuah berita yang kebenarannya tidak teruji. Kabar yang sampai ke telinga Keyla berhasil memutarbalikkan kepercayaannya kepada suaminya. Konflik seperti ini kerap kali terjadi dalam sebuah relasi, baik dalam rumah tangga, gereja, dan masyarakat. Tidak jarang kita berjumpa dengan orang-orang yang suka memutarbalikkan sebuah fakta demi kepentingan dan tujuan tertentu. Namun, yang paling mengherankan lagi sebenarnya bukan karena banyaknya orang yang seringkali memutarbalikkan fakta, tapi respon yang kita berikan untuk percaya kepada fakta yang sedang dibalikkan oleh oknum tertentu. Itu sebabnya, Paulus pun merasa heran dengan kehidupan jemaat Galatia yang dengan cepat berbalik dan percaya kepada berita yang lain di luar Injil Allah. Kasih karunia Kristus yang telah memanggil jemaat Galatia masuk dalam persekutuan dengan anakNya dengan begitu lekas mereka tinggalkan (âyat 6). Mereka berbalik kepada pengarajaran baru yang sebenarnya bukan injil Kristus. Maka, Paulus mengingatkan jemaat begitu rupa bahwa hanya ada satu Injil, yaitu Injil Yesus Kristus yang diberitakan oleh Paulus, satu-satunya yang dapat dipercaya, bukan injil yang lain. 32
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Ada banyak ajaran palsu yang beredar hari ini, semuanya mencoba membawa kita keluar dari Injil yang sebenarnya, namun, hendaklah kita berpegang teguh pada satu kebenaran yaitu Injil Yesus Kristus.
33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 1 Oktober 2016 JANGAN SOMBONG (Bacaan: Filipi 2:5-11)
Hal yang cenderung membuat orang jatuh pada kesombongan biasanya karena ia merasa memiliki kepandaian, jabatan, kekayaan, kekuasaan, kesempurnaan penampilan, keahlian dan lainnya. Kesombongan adalah menganggap diri lebih dari orang lain. Sehingga orang yang sombong sangat sulit memandang dan mau bergaul dengan orang yang ada dibawahnya. Setiap orang punya kecenderungan untuk sombong. Lalu bagaimana seharusnya sikap orang percaya? Paulus dengan tegas mengingatkan jemaat Filipi akan kecenderungan hati manusia yang sombong. Bahaya sikap hati yang sombong ini serius. Itu sebabnya Firman Tuhan mengajak kita supaya menaruh pikiran dan perasaan dalam Kristus Yesus (ayat 5). Artinya semua yang muncul dalam pikiran dan perasaan kita harus ditimbang dengan neraca Firman Tuhan. Jika ditimbang dengan neraca kemanusiaan, pikiran dan perasaan, maka kita adalah orang-orang yang kerap kali jatuh dalam bahaya yang serius ini, yaitu kesombongan. Jika kita menimbang segala yang kita pikirkan dan rasakan berdasarkan Firman Tuhan, maka kita akan dibawa untuk memandang Pribadi yang luar biasa rendah hati dan taat, yaitu Kristus yang dari kemuliaan turun menjangkau kita yang hina, yang berdosa. Dalam ketaatan, terbukti Dia taat bahkan sampai mati di salib. Kristus adalah teladan agung yang harus kita tiru dan yang kepada-Nya hati, pikiran dan perasaan kita harus tunduk. Saudara, adakah kita telah menjadi seorang Kristen yang sombong, yang menganggap diri dan segala yang kita punya lebih dari orang lain? Jika kita menemukan hal ini dalam diri kita, maka segeralah berkaca dari Kristus yang taat dan rendah hati. 34
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Senin, 26 September 2016 23.00 Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR : FORMASI SPIRITUAL 2 Selasa, 27 September 2016 18.30 Oleh: Yakub Tri Handoko, Th.M. Rabu, 28 September 2016 19.00 Latihan Musik KU 3 HUT: Sdri. Selvina R Wayne Kamis, 29 September 06.00 Doa Pagi 2016 19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Sonny F Toni Jumat, 30 September 2016 HUT: Anak Lovenia Ribby Arthur HUT: Sdri. Michelle Bella Angelina Sabtu, 1 Oktober 2016 06.00 Doa Pemuridan 18.30 Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. 22.00 Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, Minggu, 2 Oktober 2016 2 dan 3 HUT: Ibu Hanna HUT: Ibu Megawati G
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 25 September 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Sdri. Fancy
Ev. Yohanes Dodik Iswanto Ibu Wilis
Ibu Ike Sdr. Ishak Sdr. Rio Sdr. Willy
Sdr. Michael
Pelayan LCD
Sdr. Evan
Sdr. Daniel
Sdri. Melissa
Sdri. Zizi
Sdri. Eveelyn Sdr. James
Ibu Nunuk Ibu Fenissa Ibu Herlin Sdr. Andreas P
Ibu Lusiana Ibu Christiana Ibu Vonny Ibu Christy
Sdr. Kevin Die Bp. Donny Sdr. Nobel Sdr. Yono
Bp. Eliazar
Doa Syafaat
Petugas Minggu Ini Singer
(Pk. 09.30)
Sdr. Andreas
Ibu Fenissa
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Pelayan Musik
Doa Persembahan
(07.00)
E k s p o s i s i 1 Ko r i n t u s
Tema
Penyambut Jemaat
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian
Ibu Christy
Ev. Heri
Ibu Christiana
Ibu Santi Sdri. Risty
Bp. Budiono Sdri. Risty
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Willy Sdr. Hizkia
Sdri. Wella
Sdri. Nini Sdri. Lina
Sdri. Olin Sdri. Clara
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Sdri. Nini
Sdri. Clara
Sdri. Victoria Sdri. Eunice
Sdri. Lina Sdr. Oka
Ibu Carla
Ev. Dodik Sdri. Helen Sdr. Haris
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 2 Oktober 2016
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Pengkhotbah
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Liturgos
(Pk. 17.00)
Bp. Eliazar Sdr. Ikhsan
Gabung Ibadah Um u m
Ibu Ike
TEAM
Sdr. Lutfi
Sdr. Evan
Sdr. Randy
Ibu Enggal Wulih Ibu Naomi Ibu Vena
Sdr. Basti Sdri. Eveelyn Sdri. Dewi Sdr. Arka
Sdri. Zizi Sdri. Karina Sdri. Erista Sdr. Sebastian
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00)
(Pk. 09.30)
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Agus SW
Pelayan Musik
Penyambut Jemaat
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
Ja n g a n B e r c e r a i ( M a t i u s 5 : 3 1 - 3 2 )
Tema
Pelayan LCD
Ibadah Umum II
Ibu Vena
Ev. Heri
Ibu Mei
Petugas Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Willy TW
Ev. Dodik
Singer
Ibu Santi Sdr. Andreas
Sdr. Edo A Ibu Dinna
Sdri. Novia Sdri. Risty
Ibu Wilis
Sdri. Maria
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Sdr. Andi Sdri. Eunice
Sdr. Efraim Sdri. Stevani
Ibu Wilis
Sdri. Maria
Sdr. Andi
Sdr. Efraim
Sdri. Lina Sdri. Virgin
Sdr. Esau Sdri. Christine
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
SEKOLAH MINGGU
MAGZ
25 September 2016
2 Oktober 2016
Liturgis
Kak Evelyn
Kak Debby
Pelayan Musik
Kak Tika
Kak Tika & Kak Budi S
Doa Pra/Pasca SM
Kak Budi
Kak Dessy
Tema
Lydia menjadi percaya
Kepala penjara Filipi menjadi percaya
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Venna
Yerusalem
Kak Venna
Kak Mei
Nazareth
Kak Evelyn
Kak Debby
Betlehem
Kak Santi
Kak Kezia
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 24 September 2016
Sabtu, 1 Oktober 2016
Tema
KTB: Di manakah Allah?
Allah seperti apakah Dia?
Pengkhotbah
Pdt. Novida
Pdt. Novida
Litrugos
Sdri. Lia
Sdri. Clara
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Christine
Sdri. Marlin
Penyambut Jemaat
Sdr. Benzam Sdr. Anel
Sdr. Yando Sdri. Diana
Petugas Doa
Sdri. Stefani
Sdri. Stefani
Singer
Sdri. Olin Sdr. Efraim
Sdri. Abigail Sdr. Andrew
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
38
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 18 Sep 2016
46 orang
Umum 2
Minggu, 18 Sep 2016
75 orang
Umum 3
Minggu, 18 Sep 2016
46 orang
Remaja
Minggu, 18 Sep 2016
15 orang
Pemuda
Minggu, 18 Sep 2016
33 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 18 Sep 2016
21 orang
SM : -
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 18 Sep 2016
75 orang
SM : 2
POS Batam
Minggu, 18 Sep 2016
16 orang
SM: 50 orang Remaja: 39 orang
SM: 36 orang
39