G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Eksposisi 1 Korintus 14:36-40 Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
B
agian ini merupakan penutup dari uraian Paulus tentang karuniakarunia roh dan penggunaannya dalam ibadah. Sebagai sebuah penutup, bagian ini mengulang kembali poin penting yang ingin ditegaskan oleh Paulus, yaitu supaya jemaat menginginkan karunia-karunia roh dan menggunakannya dengan benar (ayat 39-40). Namun, sebelum sampai ke sana, Paulus lebih dahulu menyoroti inti persoalan di balik semua kekacauan ibadah di Korintus (ayat 36-38). Semua berakar dari kesombongan dan konsep tentang spiritualitas yang keliru.
Ada tiga poin penting yang Paulus sampaikan di 14:36-40. Semuanya relevan dan penting untuk disimak oleh gereja-gereja sekarang.
Tidak ada gereja yang spesial (ayat 36) Kata ē di awal ayat 36 biasanya menandakan sebuah pertanyaan rhetoris (1:13; 6:2-3, 9, 16, 19; 9:6; 10:22; 11:22; 2 Kor 3:1; 11:7). Paulus tidak menantikan jawaban, karena jawabannya sudah sedemikian jelas. Pertanyaan ini lebih dimaksudkan sebagai sebuah teguran 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ yang tak terbantahkan.
daan yang dimiliki oleh banyak gereja Tuhan, mereka berbagi kesamaan yang fundamental, yaitu Injil Yesus Kristus. Selama mereka meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang mati di kayu salib dan bangkit dari kematian untuk mendamaikan manusia dengan Allah (12:3; 15:3-4), mereka tergolong gereja Tuhan.
Jemaat Korintus merasa diri spesial. Pengalaman-pengalaman rohani membuat mereka merasa diri berbeda dengan gereja-gereja lain. Itulah sebabnya dalam beberapa nasihat yang ia berikan kepada jemaat di Korintus, Paulus berusaha menegaskan bahwa ajarannya sesuai dengan kebiasaan di gereja-gereja yang lain (14:34a; 7:17b; Paulus tentu saja tidak meremeh11:16). kan perbedaan-perbedaan lain. Setiap gereja seyogyanya memiliki kesatPaulus ingin meruntuhkan keangku- uan iman, pengetahuan yang benar, han jemaat Korintus. Namun, ia tidak dan kedewasaan (Ef 4:13 “sampai kita mau terjebak dalam permainan mer- semua telah mencapai kesatuan iman eka. Mereka bermain pada wilayah dan pengetahuan yang benar tentang karunia roh, Paulus pada firman Allah. Anak Allah, kedewasaan penuh, dan Dua pertanyaan rhetoris yang ia beri- tingkat pertumbuhan yang sesuai denkan sama-sama berfokus pada firman gan kepenuhan Kristus”). Ada banyak Allah. Dalam konteks ini “firman Al- kesamaan-kesamaan lain yang perlu lah” merujuk pada Injil Yesus Kristus diupayakan bersama. (2 Kor 4:2-3). Injil adalah firman kebenaran (Ef 1:13; Kol 1:5; Yak 1:18). Walaupun demikian, kita tidak boleh Secara hurufiah ayat 36 berbunyi: “Atau terlalu terpaku pada perbedaan sehdari kalian firman Tuhan datang? Atau- ingga melupakan kesamaan yang menkah untuk kalian saja [firman Tuhan] dasar, yaitu Injil Yesus Kristus. Injil datang?” Jawaban yang diharapkan seharusnya menjadi perekat yang memtentu saja adalah negatif. Jemaat di Ko- persatukan. Jangan sampai perbedaan rintus bukan jemaat pertama. Mereka denominasi menghalangi kita untuk bukan penerima injil satu-satunya. bermitra. Strategi Paulus di sini sangat jitu. Ia menjadikan injil sebagai pondasi kebersamaan. Terlepas dari berbagai perbe4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Pengalaman rohani ha- tuk menyadari ajaran rasuli (LAI:TB “ia
rus seturut dengan fir- harus sadar bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan”). man Tuhan (ayat 37-38)
“Menyadari” (epiginōskō) di sini lebih ke arah “mengakui” (RSV/NIV/ESV), Ayat 37 dimulai dengan frasa “Jika sesbukan sekadar “mengetahui.” Mengeeorang menganggap dirinya…” (ei tis tahui tanpa mengakui tidak akan ada dokei). Ungkapan ini sudah muncul gunanya. sebelumnya. Jemaat Korintus menganggap diri berhikmat (3:18). MereBagi yang tidak mengakui ajaran raka menganggap diri memiliki pengesuli, sebuah bahaya siap mengancam: tahuan (8:2). Mereka menganggap diri agnoeita (ayat 38b). Kata ini berbenmemiliki karunia-karunia roh (14:37). tuk pasif, tetapi tidak diketahui dengan jelas siapa subjek yang diasumsikan daSemua orang boleh menilai dirinya, lam kata kerja ini. Penerjemah LAI:TB tetapi tidak semua anggapan itu adalah memilih penerima surat sebagai subjek benar. Dalam kasus jemaat Korintus, (“janganlah kamu mengindahkan dia”). anggapan-anggapan itu ternyata keliru. Mayoritas versi Inggris hanya menyePerasaan bisa menipu. Pemikiran pribdiakan terjemahan hurufiah: “ia tidak adi juga tidak kebal kekeliruan. diakui.” Standar pengukuran terbaik adalah respons terhadap ajaran rasuli (14:37b). Paulus menegaskan bahwa siapa yang mengaku menerima karunia rohani dari Roh, ia pasti juga dimampukan un-
Sesuai dengan tata bahasa Yunani, sebuah kata kerja pasif yang tidak disertai subjek secara eksplisit berarti mengasumsikan Allah sebagai subjeknya. Ini biasanya disebut pasif ilahi (divine passive). Maksudnya, orang yang tidak mengakui ajaran rasuli tidak akan diakui oleh Allah. Jikalau peringatan keras Paulus di sini tidak diindahkan, sebuah situasi ironis akan terjadi. Mereka yang merasa diri begitu dekat dengan Allah dan memiliki segala karunia rohani maupun 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ pengalaman supranatural dengan Dia ternyata adalah orang-orang
yang tidak dikenal oleh Allah. Merasa dekat dengan Allah, tetapi tidak dikenal oleh Allah. Itulah yang akan terjadi dengan mereka yang tidak mengakui ajaran rasuli. Jadi, ukuran kerohanian yang sejati bukanlah kepemilikan karunia rohani, melainkan kesesuaian dengan ajaran rasuli.
Ibadah harus sopan dan teratur (ayat 39-40) Sejarah mencatat bahwa gereja-gereja sering terjebak pada dua ekstrim: ibadah yang sangat spontan dengan ibadah yang sopan dan teratur. Jenis yang pertama lebih memberi ruang gerak bagi karya Roh Kudus yang nyata. Ada kebebasan dan keleluasaan dalam beribadah. Jenis yang kedua menghadirkan tata ibadah yang indah. Ada suasana khidmat yang tergambar jelas dalam ibadah. Paulus tidak mau memilih salah satu kutub. Ia tetap mendorong jemaat untuk bernubuat (ayat 39a). Bahkan kata “usahakanlah dirimu” (zēloute) dalam teks Yunani mengandung sebuah penekanan. Kata ini bukan sekadar “menginginkan,” tetapi sungguh-sungguh menginginkan (ASV/NASB/RSV/ESV “earnestly desire”; NIV “be eager”; KJV “covet”). Terhadap karunia berbahasa roh pun Paulus tidak memberikan larangan. Ia memang tidak memberi dorongan bagi karunia ini, tetapi ia tetap memberi keleluasaan. Orang yang berbahasa roh dalam ibadah tidak boleh dilarang (ayat 39b), selama karunia itu digunakan dengan tepat (bdk. ayat 27-28). Ibadah yang kharismatik (dalam arti diwarnai dengan berbagai karunia roh) tidak berarti mengumbar kebebasan tanpa batas. Allah tidak menyukai kekacauan (ayat 33). Ibadah harus dilakukan di dalam kesopanan dan keteraturan. Ibadah Kristen tidak akan mengejar kebebasan sampai mengorbankan kesopanan. Ibadah yang benar tidak akan mengagungkan spontanitas yang liar sampai mengabaikan kekhusukan. Pendeknya, keseimbangan perlu untuk ditegakkan.
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Tidak peduli seberapa heboh dan bersemangatnya suatu ibadah,
semua harus dilakukan dengan penuh kesopanan dan keteraturan. Mengatasnamakan pekerjaan Roh tetapi melupakan kesopanan dan keteraturan adalah sebuah kesesatan. Roh memang bebas berkarya, namun Ia tidak akan bekerja bertentangan dengan sifat-sifat-Nya. Dia adalah Roh yang teratur. Dia adalah Roh yang lembut. Kekuatan-Nya selalu dinyatakan di dalam keteraturan dan kelembutan. Bagaimana dengan gereja Saudara? Apakah keunikan yang Tuhan percayakan justru telah menjadi sumber kesombongan? Apakah firman Tuhan sudah menjadi ukuran di dalam segala sesuatu? Apakah penggunaan karunia-karunia rohani sudah diberi ruang yang memadai tetapi tanpa mengorbankan kesopanan dan keteraturan? Kiranya firman Tuhan hari ini menjadi teguran sekaligus tuntunan bagi kita. Soli Deo Gloria.
7
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk para diaken dan tim diakonia
• Doakan untuk para diaken agar dapat melayani Tuhan dengan maksimal dan efektif. • Doakan agar dengan hikmat Tuhan para diaken dapat mengkoordinir pelayanan dari tim diakonia
2. Doakan untuk anak-anak yang memasuki sekolah atau universitas yang baru • Bersyukur untuk semua persyaratan yang sudah ada • Doakan agar Tuhan menolong dalam semua proses, agar ijin dapat segera keluar
KATEKISMUS HEIDELBERG Pertanyaan 73:
Apa itu ‘pengangkatan menjadi anak’?
Jawaban
Pengangkatan menjadi anak ialah tindakan rahmat Allah yang bebas, di dalam dan karena Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Olehnya, semua orang yang telah dibenarkan terhisab anak-anak-Nya. Nama-Nya diterakan kepada mereka, Roh Anak-Nya dikaruniakan kepada mereka; Dia mengasuh mereka dan mengatur hal-hal mereka bagaikan seorang bapak. Mereka diberi hak atas semua kebebasan dan anugerah istimewa anak-anak Allah dan dijadikan ahli waris semua janji, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus dalam kemuliaan. a. 1Yo 3:1. b. Efe 1:5; Gal 4:4-5. c. Yoh 1:12. d. 2Ko 6:18; Wah 3:12. e. Gal 4:6. f. Maz 103:13; Ams 14:26; Mat 6:32. g. Ibr 6:12; Rom 8:17. 8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Hari demi hari
H
ari demi hari – Hari demi hari dikerjakan. Ketika komitmen dan tinOh Tuhan yang terkasih – Tiga hal dakan yang diakibatkannya dijalankan pada pernikahan, sesuatu terjadi, dan ‘ku mohonkan: begitu hal itu terjadi, Anda tidak akan pernah ingin kembali! Melihat Engkau lebih jelas Mengasihi Engkau lebih sungguh Mengikuti Engkau lebih dekat BATA DEMI BATA Hari demi hari Inilah yang saya katakan terus-menerus Apa yang kami nyanyikan dengan suk- kepada para pasangan, inilah yang saya acita malam itu lebih dari sekadar lagu. usahakan dengan keras untuk saya Panggilan yang tertuang dalam lirik hidupi dalam pernikahan saya juga. itu, yang perlu Anda kerjakan, tidak Rekonsiliasi dalam pernikahan harus hanya akan berlaku satu kali saja; keti- merupakan gaya hidup, bukan hanya ga hal itu dimaksudkan untuk menjadi tanggapan yang Anda berikan ketika komitmen setiap hari yang akan men- sesuatu menjadi buruk. Mengapa? Sejadi cara hidup yang terus-menerus bab, Anda adalah orang berdosa yang 9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
menikah dengan orang berdosa – maka tidak akan ada hari tanpa kesembronoan, kepentingan diri, kemarahan, kesombongan, merasa diri benar, kepahitan, atau ketidaksetiaan yang menampakkan sosoknya yang buruk. Jika Anda ingin memiliki pernikahan yang menghidupi kesatuan, pengertian, dan kasih, Anda harus memiliki pendekatan momen kecil pada pernikahan Anda. Setiap hari kita meletakkan batu-bata kecil di atas fondasi untuk hidup kita nanti. Jadi, Anda harus menganggap diri Anda seorang tukang batu pernikahan. Setiap hari bekerja menambahkan satu per satu lapisan batu-bata yang akan menentukan bentuk dari pernikahan Anda untuk hari-hari, minggu-minggu, dan tahun-tahun ke depan. Karakter sebuah pernikahan tidak dibentuk dari satu momen besar. Berbagai hal dalam pernikahan menjadi buruk secara bertahap. Berbagai hal menjadi manis dan indah secara bertahap. Anda dapat memiliki pernikahan yang baik, tetapi Anda harus mengerti bahwa pernikahan yang baik bukanlah pemberian yang misterius. Pernikahan yang baik merupakan seperangkat komitmen yang menempa dirinya ke dalam gaya hidup momen demi momen.
REKONSILIASI SEBAGAI GAYA HIDUP: APA ARTINYA? Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,… Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka... Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang… (2Kor 5:14-21). Pasal ini merupakan panggilan terhadap cara berpikir tertentu dan menghidupi hubungan kita dengan Allah. Apa yang menjadi panggilan bagi kita dalam hubungan dengan Allah merupakan model yang indah untuk hubungan kita satu sama lain di dalam pernikahan. Putuskan satu kali untuk menghidupi kasih satu sama lain. Ambillah kebiasaan rekonsiliasi yang menjadi gaya hidup sehari-hari dari pernikahan Anda. Dan buatlah kebiasaan itu sebagai bagian teratur dari rutinitas sehari-hari.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
REKONSILIASI PER- dari benih yang Anda tanam akan kecil, NIKAHAN SEBAGAI tetapi seribu benih kecil yang bertumbuh menjadi pohon akan menghasilCARA BERPIKIR kan sebuah hutan.
Tedd, saudara saya berkata bahwa 95% dari apa yang perlu diketahui, dimengerti, dan dikerjakan oleh para pasangan tertulis jelas di Alkitab. Itu benar! Mengapa? Karena gaya hidup rekonsiliasi dalam pernikahan berakar dari tiga sudut pandang hikmat (Alkitab) yang harus menjadi mentalitas dari pernikahan yang sehat. 1) Anda harus menghidupi pernikahan Anda dengan mentalitas menuai. “Jangan sesat! … Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Gal 6:7). Setiap hari Anda menanam benih kata-kata dan tindakan yang akan Anda tuai suatu hari. Kebanyakan
2) Anda harus menghidupi pernikahan Anda dengan mentalitas investasi. Tanyakan pada diri Anda, “Apakah yang berharga bagi saya sekarang ini, hal-hal yang saya usahakan untuk alami setiap hari dan saya tidak rela hidup tanpanya. Dan bagaimana hasil dari investasi itu membentuk pernikahan saya?” 3) Anda harus menghidupi pernikahan Anda dengan mentalitas anugerah. Ketika kita hidup dengan keyakinan ini, kita melihat kesulitan dari pernikahan sebagai kesempatan untuk masuk ke dalam pengalaman yang lebih dalam dari anugerah yang menyelamatkan, mengubahkan, mengampuni, dan memberi kuasa dari Dia yang sudah mati bagi kita dan selalu bersama kita. Tiga mentalitas – masing-masing merupakan komponen dasar yang penting dari gaya hidup rekonsiliasi, masing-masing membutuhkan kerendahan pribadi, dan masing-masing mendorong kita untuk direkonsiliasikan satu sama lain dan kepada Allah lagi dan lagi, dan lagi.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ KOMITMEN SETIAP HARI DARI GAYA HIDUP RE-
KONSILIASI
Inilah komitmen harian yang menjadi kebiasaan harian dari jenis pernikahan yang dimaksudkan oleh rencana Allah dan anugerah-Nya dapat memungkinkannya terjadi. 1) Kami akan memberikan diri kami kepada gaya hidup mengakui dan mengampuni dengan teratur. Kami akan mengakui kesalahan dan berhadapan dengan jujur terhadap dosa, kelemahan, dan kegagalan kami. Hanya ada satu jalan agar pernikahan bertumbuh. Apakah satu jalan ini? Pengakuan dan pengampunan. 2) Kami akan menjadikan pertumbuhan dan perubahan sebagai agenda harian kami. Sebagai orang berdosa, kita telah terlalu mudah dipuaskan. Kita rela hidup dengan standar yang kurang baik yang secara tragis tidak mencukupi rencana Allah yang bijak dan indah. Kita cenderung berpuas diri dengan hubungan yang semata-mata berupa negosiasi hak daripada hubungan yang suka memberi dan melayani. 3) Kami akan bekerja sama untuk membangun sebuah ikatan kepercayaan yang kokoh. Kepercayaanlah yang memungkinkan pasangan untuk berbicara dengan kejujuran dan harapan mengenai hal-hal yang paling pribadi dan sulit. 4) Kami akan berkomitmen untuk membangun hubungan dari kasih. Wujudkan kasih Kristus. Pasangan hendaknya menanggapi kelemahan dan kegagalan pasangannya dengan belas kasihan dan anugerah. Mereka rela mengorbankan agenda dan kenyamanan mereka untuk kebaikan yang lain. 5) Kami akan menangani perbedaan-perbedaan kami dengan penghargaan dan anugerah. Salah satu cara Allah memberikan keindahan adalah dengan meletakkan berbagai hal berbeda secara berdampingan. 6) Kami akan berusaha untuk melindungi pernikahan kami. Berjaga-jaga dan berdoa. Setiap pernikahan membutuhkan campur tangan ilahi. Setiap pasangan 12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ akan membutuhkan kekuatan yang melebihi apa yang mereka miliki.
Semua ini adalah enam komitmen dari sebuah pernikahan yang sehat, dan dengan latihan, itu akan menjadi kebiasaan sehari-hari. Hanya ada sedikit hal yang lebih menyedihkan daripada pasangan yang menetap untuk bertahan, atau memilih untuk berhenti berjuang, atau tinggal bersama tetapi masing-masing sudah menyerah terhadap yang lain.
JALAN YANG LEBIH BAIK Biarkan saya memegang di hadapan pernikahan Anda sebuah cermin yang paling akurat – Alkitab. Saya tidak mengetahui apa yang Anda harapkan dari pernikahan Anda, tetapi saya dapat mengatakan dengan yakin bahwa apa pun yang terjadi sekarang, pernikahan Anda bisa menjadi lebih baik. Allah menyambut kita semua kepada gaya hidup dari anugerah yang merekonsiliasikan, di mana masalah dihadapi dan perubahan benar-benar terjadi dan kita tidak lagi mengulang kesalahan yang sama terus-menerus. Duduklah. Luangkan waktu. Allah beserta Anda, dan Dia punya sesuatu yang lebih baik. Ringkasan Bagian Prakata, Bab 4, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~
13
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Bolehkah Anak-anak Bermain Pokemo Go? Sebuah Nasihat Untuk Orang Tua Kristen Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
unia permainan sedang digemparkan oleh pemunculan sebuah game yang sangat seru. Namanya adalah Pokemon Go. Pengguna permainan ini harus mencari berbagai jenis Pokemon yang tersebar di berbagai tempat. Setiap penemuan satu Pokemon dihargai dengan skor yang berbeda-beda, tergantung pada jenis Pokemon yang ditangkap. Semakin langka Pokemon yang ditangkap, semakin besar pula nilai yang diperoleh.
Permainan ini langsung mendapat respons yang luar biasa dari para gamers. Tidak sampai sebulan sejak peluncurannya, Pokemon Go langsung menjadi sebuah fenomena internasional. Bahkan penduduk dari beberapa negara yang belum mendapat jatah peluncuran pun menggunakan berbagai cara agar permainan ini dapat segera dinikmati. Indonesia adalah salah satunya. Sebelum Pokemon Go resmi diliris, banyak orang Indonesia yang sudah mampu mengunduh permainan ini dan memainkannya. 14
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Tidak dapat disangkal, permainan ini memang unik dan menarik. Berbeda dengan banyak permainan yang lain, Pokemon Go melibatkan konsep realita virtual. Ide ini terbilang jenius. Pengguna game ini perlu bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mengejar berbagai Pokemon. Ditambah dengan popularitas Pokemon yang sebelumnya memang sudah merajai dunia permainan anak dan remaja, Pokemon Go dengan cepat mendapatkan hati para gamers. Pertanyaannya, bolehkah orang Kristen memainkan game ini? Bagaimana sikap kita sebagai orang tua apabila melihat anak kita memainkan Pokemon Go? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami filosofi di balik Pokemon secara umum (bukan hanya Pokemon Go).
Nilai filosofis dalam Pokemon Pokemon merupakan kependekan dari Pocket Monsters (monster yang dapat dimasukkan ke dalam saku atau dibawa ke mana-mana). Permainan ini sudah diperkenalkan di Jepang oleh Nintendo sejak 1996 melalui kartu-kartu, Nintendo Game Boy, dan TV kartun. Banyak anak sudah mengenal dan mencintai berbagai figur di Pokemon. Sesuai dengan namanya, Pokemon berkaitan dengan berbagai macam monster. Sampai sekarang sudah ada lebih dari 150 monster. Berdasarkan tipenya ada Pokemon api, elektrik, hantu, beracun, dan penguasa pikiran (phychic). Masing-masing tipe terdiri dari berbagai jenis Pokemon. Yang menarik dari keragaman monster ini adalah mereka dapat diadu dengan monster yang lain. Pengguna permainan wajib memahami dengan benar kelebihan dan keunikan dari masing-masing monster. Beberapa monster dapat berevolusi menjadi monster lain yang lebih kuat dan ganas. Beberapa lagi dapat diberi tambahan energi. Tanpa mengenali semua jenis monster dengan baik, sulit bagi seorang pengguna untuk memenangkan pertempuran antar monster.
15
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Sekilas tidak ada yang berbahaya dalam permainan Pokemon. Semua adalah tentang figur-figur monster kartun yang lucu. Cara bermainnya pun terbilang wajar (hanya mengadu berbagai monster). Dibandingkan dengan game yang lain, misalnya Grand Theft Auto (GTA), Pokemon terkesan lebih aman. Tidak ada kekerasan yang berlebihan di dalamnya. Kekerasan memang bukan hal yang perlu dirisaukan dalam Pokemon. Sama seperti permainan yang lain, daya tarik mereka seringkali memang terletak pada unsur kompetisi atau pertempuran antar figur. Yang menjadi masalah adalah nilai-nilai Gerakan Zaman Baru yang sangat kental dalam Pokemon. Nuansa okultisme dalam bentuk kekuatan pikiran (Abra), hipnotis (Haunter/Gastly), dan impartasi energi (Kadabra) tergambar jelas. Ide tentang penguasaan tanah, air, laut, dan angin jelas sekali melibatkan unsur filosofi Timur yang bertentangan dengan firman Tuhan. Manusia tidak mungkin mampu menguasai semua unsur alam ini. Hanya Tuhan yang mampu melakukannya. Bersambung..............
16
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 17 Juli 2016)
Penebusan Allah Anak Hanya ada satu yang benar dari dua hal berikut ini: penebusan yang dilakukan Kristus terbatas dalam cakupannya atau penebusan ini terbatas dalam kuasanya untuk menyelamatkan manusia. Tidak mungkin penebusan ini tak terbatas dalam kedua hal tersebut. Bila penebusan memiliki cakupan yang tak terbatas – maksudnya bila kristus mati bagi semua orang, sebagaimana yang diyakini kaum arminian – maka penebusan ini tidak mungkin tidak terbatas da-
lam naturnya, dalam kuasanya; karena jika tidak demikian, maka semua orang pasti selamat. Karena kaum Arminian mempercayai penebusan yang tidak terbatas dalam cakupannya, maka penebusan ini pastilah samar, tidak pasti, dan tidak memadai, penebusan yang tidak menyelamatkan siapapun secara aktual. Sebaliknya, bila penebusan ini tak terbatas dalam keampuhannya, dalam kuasanya untuk menyelamatkan manusia, seperti yang dinyatakan oleh Alkitab, maka penebusan ini pasti terbatas dalam cakupannya. Demikianlah kita dapat merasa yakin bahwa pendapat mengenai penebusan terba17
e
MAGZ
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
tas (cakupannya) dan yang tak terbatas (kuasanya) tidak bertentangan dengan Alkitab.
Bila kita menyadari bahwa penebusan ini riil dan bukan fiktif, bahwa penebusan ini secara aktual menghapus dosa manusia, maka kita dapat melihat kesalahan yang terdapat dalam ilustrasi tahanan yang dijatuhi hukuman gantung namun diberi pengampunan oleh presiden Jackson. Alasan mengapa ilustrasi ini gagal dan tahanan tersebut dapat menolak pengampunan adalah karena pengampunan itu tidak memiliki dasar yang obyektif. Bila ada orang lain yang dihukum gantung untuk menggantikan tahanan tersebut – jika ada orang lain yang membayar atau menanggung hukuman baginya – maka negara tidak dapat menjatuhkan dua hukuman atas satu kesalahan. Dalam peristiwa ini, tidak ada pengganti yang demikian bagi tahanan tersebut. Tetapi dalam penebusan, pengampunan yang dianugerahkan bukanlah pengampunan fiktif tanpa pengganti yang nyata, karena Kristus sungguh telah mati menggantikan orang berdosa yang seharusnya dihukum. Kristus menjadi persembahan korban untuk menghapus dosa manusia. Allah menghukum Kristus sebagai ganti dari orang berdosa yang dikasihi-Nya. Tapi dalam hal tahanan yang jatuhi hukum gantung itu, tak ada orang yang menggantikan dia. Bila tahanan itu menerima pengampunan yang diberikan oleh presiden Jackson kepadanya, maka tuntutan hukum negara yang tegas dan adil jadi terabaikan. Tetapi hal seperti ini tidak mungkin terjadi pada hukum Tuhan. Seseorang harus membayar utang dosa yang dibuat manusia: entah manusia itu sendiri yang membayarnya atau Kristus yang membayarnya bagi manusia. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
18
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
S i a pa k a h F i r a u n it u? (Lanjutan tgl 17 Juli 2016)
all the Gods.”
Urutan Nama & Keterangan
Ketiga Golden Horus Nama ini disimbolkan dalam bentuk burung elang (lambing dewa Horus) yang sedang duduk di atas puncak (simbol emas) Wetjes-khau Sehetep-netjeru, yang berarti “Who Displays the regalia, Who Propitiates the Gods.”
C
ontoh dari raja Tut Pertama Horus Firaun mengidentifikasikan dirinya dengan burung elang dewa Hor (Horus) Ka-nakht tut-mesut, yang berarti “Strong Bull, Fitting from Created Forms.” Kedua Nebti (2 wanita) Nama ini merujuk pada nama 2 dewi Wadjet and Nekhbet, dalam wujud seekor kobra dan burung hering N e f e r - h e p u Segereh-tawy Sehetep-netjeru Nebu, yang berarti “Dynamic of Laws, Who Calms the Two Lands, Who Propitiates
Keempat Penobatan menjadi raja Nama ini sangat membantu untuk membedakan firaun-firaun yang memiliki nama lahir yang sama (ada 11 Rameses dan 7 Cleopatra). Nama ini disimbolkan dengan sedge……dan tawon (symbol darti Mesir bawah dan atas) Nesut Bit Nebkheperure, yang 19
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
berarti “King of Upper and Lower KMT, Lord of Manifestations is Re.” Kelima Lahir Nama lahir biasanya dimulai dengan Sare yang artinya anak Ra (dewa matahari) Nama lahir :Sa re Tutankhaten Heqaiunushema, yang artinya, “Son of Re, Living Image of the Aten, Ruler of Upper Egyptian Iunu.” Setelah menjadi raja, King Tut mengubah namanya dari Tutankhaten menjadi Tutankhamun, artinya “Living Image of Amun.” Iunu adalah kota yang dekat dengan Kairo yang disebut dengan Heliopolis (“City of the Sun”) oleh orang Yunani Firaun-firaun dalam Alkitab (sekilas)* Referensi Alkitab & Keterangan 1. Kej. 12:10-20 Raja Mesir yang berkuasa saat itu kemungkinan adalah salah seorang Hyksos (shepherd kings). Hyksos adalah orang-orang Semit yang berhasil menguasai Mesir dari sejak dinasti ke-13 dan mengokohkan dirinya pada dinasti ke-15. kekuasaan Hysos berakhir pada dinasti ke-17.
3. Kej. 41-50 Raja Mesir yang berkuasa pada saat Yusuf menjadi perdana menteri adalah Apopi (s), dinasti terakhir dari raja Hyksos. Hal ini dimungkinkan dengan adanya sambutan yang hangat terhadap saudara-saudara Yusuf yang adalah gembala kambing domba (Kej. 46:34; 47:5-6) padahal orang Mesir sangat tidak suka dengan gembala kambing domba (46:34b). 4. Kel. 1:8-22; Kis 7:18; Ibrani 11:23 Raja Mesir yang tidak mengenal Yusuf kemungkinan adalah: 1. Aahmes I 2. Seti I (Merenptah). Selama kurang lebih 70 tahun Yusuf berkuasa secara penuh di Mesir, yaitu ketika orang Ibrani ada di Mesir. Setelah kematiannya, keadaan berubah perlahan-lahan. Orang Hysos yang selama 5 dekade berkuasa di Mesir, mulai mengalami kekalahaan. Dinasti lama kerajaan Mesir mulai pulih. Dan orang Israel mulai tertekan. Dinasti ke-19 Mesir yang didirikan oleh Seti I mulai berkuasa kembali di Mesir menggantikan orang Hyksos.
2. Kej. 37:36; 39:1-23; Kis. 7:10,13 Bersambung…….. Raja Mesir yang berkuasa pada saat NK_P Yusuf ada di Mesir (di rumah Potifar) adalah salah seorang Hyksos. 20
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
KESELAMATAN (Lanjutan tgl 17 Juli 2016)
P
elayanan kasih yang harus dilakukan oleh umat yang diutus-Nya ke dalam dunia adalah “misi.” Misi di dalamnya ada penginjilan dan aksi social, karena keduanya dalam dirinya masing-masing merupakan wujud otentik dari kasih; keduanya tidak membutuhkan yang satu untuk mengesahkan keberadaannya. Namun karena kejatuhan manusia, maka ada suatu urgensi yang terus muncul bagi bagi tugas penginjilan kita. Natur dari “penginjilan” adalah pemberitaan kabar baik dengan setia. “Dialog” merupakan awal yang diperlukan sama sepeti mendengar harus mendahului sebuah pemberitan dan “keselamatan” adalah tujuannya mer-
upakan pembebasan pribadi melalui Kristus, meskipun ada dampak-dampak social yang tidak bisa dihindari sambil menantikan “kemerdekaan dalam kemuliaan” di akhir zaman, di mana Allah akan menjadikan segala sesuatunya baru. Istilah dari konversi mengandung makna respon yang dituntut dari kabar baik dan tanpa itu keselamatan tidak bisa diterima.
KETIDAKSUKAAN MASA KINI TERHADAP KONVERSI Ada dua alasan mengapa kata konversi tidak terlalu disukai. Golongan me21
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
nengah atas dan terpelajar di Inggris, cenderung melihat konversi sebagai sesuatu yang harus terjadi bagi kelas bawah yang merupakan wilayah dari gereja Bala Keselamatan, tetapi tidak berlaku bagi pilar-pilar Gereja Inggris seperti mereka. Di kalangan Gereja Anglo-Katolik, kata ini juga sering dikaitkan dengan fenomena menakutkan seperti “antusiasme injili.” Bishop J.R.H Moorman dari Ripn, pernah menulis, “pendeta Cornish yang luar biasa tetapi aneh” di abad Sembilan belas pertengahan yang disebut, R.S Hawker dari Morwenstow. Dia tidak melihat keanggotaan gerejanya sebagai Gereja Inggris, karena perhatian utamanya adalah Gereja Timur yang dia percaya adalah asal mula dari kekristenan Cornish. Jemaat keculnya (yang dilayani selama 41 tahun) penuh dengan para penyeludup, pencuri dan pemburu; gerejanya juga penuh dengan aktifitas dan warna. Untuk ibadah minggu, dia mengenakan jubah pendeta dan sarung tangan merah; untuk hari pernikahannya mengenakan “jubah pendeta warna merah dan kaus pelaut berwarna biru, supatu boot panjang dan topi merah muda tanpa pinggiran.”
Mungkin tidak mengejutkan jika mengetahui bahwa R.S. Hawker tidak percaya akan konversi. Hawker melihat konversi sebagai “serangan kejang dan ganglion.’ Alasan kedua mengapa orang tidak menyukai konversi, terkait dengan kesan sombong dan menjajah yang terkadang ditunjukkan oleh beberapa penginjil. Jika kegiatan penginjilan kita sudah menurun ke taraf “membangun kerajaan,” “memburu mangsa” atau “membidik sasaran,” maka kita pasti akan menolak istilah konversi. Dan Prof. J.G Davies bisa berkata, “Saya senang jika istilah konversi bisa dihilangkan dari kosakata Kristen.” Namun bentuk penginjilan yang salah seperti itu, lebih baik dipakai istilah proselitisme (menarik seseorang yang sudah menganut agama tertentu ke agama lain), karena penginjilan dan proselitisme bukanlah kegiatan yang sama. Memang sulit unuk menemukan definisi yang memuaskan untuk ke dua istilah itu, maka Bishop Lesslie Newbigin pernah menulis, “kita cenderung menyimpulkan bahwa satu-satunya pembedaan yang bisa dipakai adalah penginjilan apa yang kita lakukan dan proselitisme adalah apa yang orang lain lakukan.” Komisi Umum dan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia memberi pen22
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
jelasan mengenai pertanyaan ini, “Proselitisme….adalah kesaksian yang salah, kesaksian menjadi salah ketika terjadi pemaksaan, penyogokan, tekanan atau intimidasi dilakukan untuk mendapatkan konversi. Ketika kita meletakan keberhasilan gereja kita di depan kehormatan Kristus…..ketika pencarian pribadi atau kolektif mengandalkan kasih terhadap setiap jiwa tidak kita perhatikan. Maka kesaksian tentang Kristus yang salah ini menunjukkan kurangnya keyakinan terhadap kuasa Roh Kudus, kurangnya rasa hormat bagi natur manusia dan kurangnya pengakuan akan karakter sejati dari Injil.” Bahkan Perjanjian Lausanne juga memasukkan penyataan yang mirip. Ini merupakan suatu pengakuan bahwa kita jatuh dalam “keduniawian” ketika kita menkompromikan pemberitaan kita, memanipulasi pendengar kita melalui teknik-teknik menekan dan kita selalu disibukkan dengan statistic atau ketidakjujuran dalam menggunakan statistic tersebut.” Bersambung.......
23
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 25 Juli 2016 BEKERJA KERASLAH (Bacaan: Matius 4:23-25)
Salah satu pertanyaan terbesar dalam diri manusia “apa arti hidupku”. Pertanyaan ini sangat wajar bagi setiap orang. Orang yang arti hidupnya tidak jelas seperti seseorang yang berlayar tanpa arah dan kemungkinan terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Seringkali orang memfokuskan dirinya untuk mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri atau keluarganya. Pada akhirnya mereka mengalami kebuntuan dan ketidakpuasan pada hidupnya, karena mereka meletakkannya sebagai tujuan tertinggi hidupnya. Tuhan Yesus menjadi contoh yang sempurna. Ia memiliki hidup yang cukup singkat dibandingkan orang di dalam jamanNya. Dia baru diperhitungkan sebagai seorang dewasa menurut budaya Yahudi setelah usia 30 tahun. Itu artinya masa produktifNya hanyalah 3,5 tahun. Namun di dalam teks ini Matius mencatat waktu-waktu yang ada dipakai dengan maksimal oleh Yesus. Ia bekerja sangat keras. Matius mencatat bahwa Yesus berkeliling, Ia mengajar, Ia memberitakan Injil dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di bangsa itu. Selama berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti untuk bekerja. Dia berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh 5:17). Yang menarik adalah semua pekerjaan Yesus orientasinya adalah orang lain, bukan diriNya sendiri. Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan bagaimana Ia dengan sepenuh hati mengerjakan tugasNya. Kini tugas itu ada di pundak kita! Yohanes 9:4 berkata “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.” Seberapa keraskah saudara bekerja untuk Tuhan?
24
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 26 Juli 2016 MEMBERI DENGAN BENAR (Bacaan: Matius 6:1-4)
Dalam pasal sebelumnya Yesus menerangkan tentang hukum taurat dalam arti yang sebenarnya. Di dalam teks kita, Yesus secara lebih detil lagi mengajar tentang memberi sedekah dalam pengertian yang sebenarnya. Sedekah adalah salah satu kewajiban agama yang penting bagi orang Yahudi, namun tidak sedikit orang melakukan dengan cara yang salah. “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (ay.3). Artinya apabila kita sudah memberi janganlah kita membicarakan kepada orang-orang lain tentang apa yang kita beri, agar bisa dipuji. Manusia dalam level tertentu cenderung menyembunyikan dari orang lain jika ia tidak memberi atau memberi tetapi dalam jumlah sedikit, sebaliknya memamerkan jika ia memberi apalagi jika dalam jumlah yang banyak. Jelas bahwa kebiasaan manusia berdosa yang ingin pamer dalam memberi tidak berkenan di hadapan Allah. Dari mana kita tahu? dari upah yang mereka diterima. Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya (ay.2). Artinya yang mereka cari adalah pujian manusia dan mereka sudah mendapatkannya akan tetapi mereka tidak memperoleh upah dari Allah. Upah dari Allah hanya akan diterima oleh mereka yang memberi dengan cara yang benar, yaitu dengan ketulusan dan tidak mengharapkan pujian dari orang lain. Mari budayakan “memberi” dengan tulus tanpa mengharapkan pujian manusia.
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 27 Juli 2016 KASIHILAH MEREKA (Bacaan: Matius 8:1-4)
Di sekitar hidup kita terdapat kaum marginal, yaitu mereka yang tergolong masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. Mereka biasanya dihindari oleh kebanyakan orang karena dianggap menganggu kenyamanan. Bagaimanakah seorang Kristen harus bersikap terhadap orang-orang yang dianggap “sampah masyarat”? Yesus ternyata memberikan contoh yang harus kita teladani. Di dunia kuno tidak ada penyakit yang lebih ditakuti daripada “kusta.” Seseorang yang menderita kusta akan sangat menderita lahir maupun batin. Mengapa? karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan kecuali oleh mujijat (Im 13-14). Mereka juga akan diasingkan supaya tak menulari dan menajiskan orang lain. Bahkan kalau ia adalah raja sekalipun, ia akan tetap diasingkan (Im 13:45,46; Bil 5:1,2). Orang kusta dalam bacaan kita sudah mencapai stadium lanjut. Ini bisa terlihat dari kata-kata ‘penuh kusta’ dalam Luk 5:12. Jadi, ia sudah lama sangat menderita. Tidak satupun manusia yang mau dekat dengan dia, Namun berbeda dengan Yesus, Yesus justru mengulurkan tanganNya dan menjamah orang itu (ay 3). Ketika Yesus menjamah orang kusta itu, orang kustanya yang menjadi tahir. Perubahan hidup orang kusta ini (sehat secara fisik, psikis, dan rohani) dimulai dari kesediaan Tuhan Yesus untuk mengasihi dan menyembuhkannya. Ada banyak orang yang tidak tersentuh bahkan terjebak dalam kesengsaraan tanpa harapan. Mereka butuh dibebaskan agar hidup mereka berarti. Untuk itu Yesus sudah memberikan teladan, kasihi dan layanilah mereka.
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 28 Juli 2016 PENGORBANAN KASIH (Bacaan: Matius 8:5-13)
Perwira ini datang mencari Yesus bukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Yang sedang ia perjuangkan adalah seorang yang lain agar disembuhkan oleh Yesus. Siapakah seseorang itu? dia adalah “bujang” yang sama dengan hamba atau budak. Pada waktu itu budak tidak memiliki nilai sama sekali. Mau dijual, mau usir, mau siksa, atau dibunuh sekalipun tidak akan jadi soal. Budak hanya dianggap alat yang hidup. Namun demi hambanya yang tidak berharga menurut ukuran dunia, sang perwira datang sendiri mencari Yesus sekalipun harus merendahkan dirinya. Seorang perwira sangat dihormati dan dihormati oleh prajurit-prajuritnya. Tetapi di depan Yesus, ia menjadikan dirinya bawahan, Yesuslah yang berotoritas dan berhak memberikan dia perintah. Kita perlu belajar dari sang perwira. Jelas bahwa sang perwira melihat otoritas Yesus adalah yang tertinggi melampaui semua otoritas yang ada. Perwira ini juga lebih mementingan keselamatan hambanya lebih dari pada mempertahankan kebesaran dirinya sendiri. Dia tidak merasa direndahkan karena sedang memperjuangkan seorang hambanya dan datang memohon belas kasihan Yesus. Catatan ini seharusnya membuat kita malu, karena banyak orang menganggap dirinya religius, namun tidak memiliki kasih yang demikian besar. Sang perwira bukan orang Yahudi dianggap tidak religius, namun memiliki kasih yang besar. Jabatannya bukan penghalang untuk mengasihi. Sudahkah saudara memiliki kasih yang besar?
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 29 Juli 2016 HIDUP BAGI ORANG BANYAK (Bacaan: Matius 8:14-17)
Manusia menyukai kekuasaan. Demi kekuasaan manusia rela melakukan apapunnya. Mereka rela kehilangan harga dirinya, rela melakukan hal-hal yang memalukan demi meraih kekuasaan. sayangnya setelah ia meraihnya, tidak sedikit kekuasaan itu dipakai untuk mencari kepentingan diri sendiri dari pada untuk orang lain. Berbeda dengan Tuhan Yesus. Ia memiliki kuasa yang sempurna, namun Ia tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Kuasa yang ada pada Tuhan Yesus dipakai untuk mengasihi banyak orang. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan penyembuhan bukan untuk membanggakan diri-Nya, tapi untuk memenuhi apa yang telah dinubuatkan nabi Yesaya : “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya (Yes. 53 : 4a). Demam yang dialami mertua Petrus memang bukan penyakit yang serius, mengapa kejadian ini dicatat? kemungkinan untuk menggambarkan bahwa Yesus peduli terhadap kerabat murid-Nya. Matius mencatat bagian ini tentu tidak ingin memaparkan sikap orang terhadap mukjizat melainkan memaparkan siapakah Yesus melalui sikap-Nya terhadap masalah orang dan melalui tindakan-Nya membuat mukjizat. Hal ini diteguhkan dengan catatan selanjutnya, Sesudah ibu mertua petrus sembuh, dan melayani Yesus, berdatanganlah orang sakit dan yang dirasuki setan, Tuhan Yesuspun menyembuhkan mereka. Yesus memiliki kasih yang besar untuk orang banyak apalagi untuk orang-orang yang telah melayani Dia.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 30 Juli 2016 IKUT KARENA PANGGILAN (Bacaan: Matius 8:18-22)
Tidak sedikit orang yang menyamakan antara memiliki agama Kristen dengan menjadi pengikut Kristus. Jelas bahwa ini adalah dua hal yang berbeda. Cukup saudara lahir dari rahim seorang ibu Kristen untuk memiliki agama Kristen. Tetapi untuk menjadi pengikut Yesus Kristus adalah sebuah panggilan. Alkitab jelas sekali mengatakan “Bukan kamu yg memilih Aku, tetapi Akulah yg memilih kamu.” Mengikut Yesus adalah menerima panggilan Tuhan di dalam hidup kita dengan segala konsekuensinya. Orang yang pertama adalah seorang ahli Taurat. Dia berkata : ”guru aku akan mengikut Engkau”. Kelihatannya si ahli Taurat adalah orang yang rohani, orang yang tulus mengungkapan isi hatinya untuk mengikut Yesus. Tetapi dari jawaban Yesus, bisa disimpulkan bahwa orang ini ingin ikut Yesus karena ia mengira bahwa ikut Yesus itu bakal enak. Mengapa? karena Yesus bisa diandalkan, Ia bisa melakukan segala macam mujijat. Orang kedua ingin mengubur ayahnya dulu, bukankah ini adalah sesuatu yang baik (bdk. Mat 15:3-9). Orang ini salah bukan karena sikap ingin menghormati dan melayani orang tuanya. Tetapi karena ia tidak mempunyai kesadaran bahwa ikut Yesus adalah sesuatu yang sangat mendesak dan tidak boleh ditunda. Tidak sedikit orang Kristen yang seperti itu, suka menunda-nunda waktu untuk bertobat dan melayani Tuhan. Bersyukurlah jika saudara mendapatkan panggilan untuk mengiring Yesus, layanilah Ia dengan setia dengan segala konsekuensinya.
29
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 25 Juli 2016
23.00
Selasa, 26 Juli 2016 Rabu, 27 Juli 2016
19.00
Kamis, 28 Juli 2016
06.00 19.00
Jumat, 29 Juli 2016
Sabtu, 30 Juli 2016
06.00 18.30 22.00
Minggu, 31 Juli 2016
Keterangan
- Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT : Sdr. Daniel Wiratman HUT : Ibu Sri Hartuti Utomo HUT : Sdr. Danny Wijaya Latihan Musik KU 3 HUT : Sdr. Roberto Atmajaya Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan 2 HUT : Sdr. Clifford Tan Geraldo HUT : Sdri. Elizabeth Angelia Wicaksono HUT : Sdri. Jeane Yenny HUT : Sdri. Wati Kana Kale Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT : Sdr. Alvin Adityo
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.”
30
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 24 Juli 2016
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Liturgos
Pelayan Musik Pelayan LCD
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian (07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Eksposisi 1 Korintus
Tema Pengkhotbah
Ibadah Umum II
Ev. Heri Kristanto Sdr. Ikhsan Sdr. Andreas Kak Heri Sdr. Evan Sdr. Faith Sdr. Evan
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Ibu Ike
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis
Ibu Wilis
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak Sdr. Haris Sdr. Toni
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdri. Zizi
Penyambut Jemaat
Sdr. Faith Sdri. Angie
Bp. Santoso Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori
Bp. Imbo Ibu Suyatmi Sdr. Budhi TS Sdri. Handayani
Bp. Donny Sdr. Nobel Sdr. Budi S Sdr. Kevin Die
Sdri. Nini Sdri. Lina
Sdri. Febbe Sdri. Lina
Doa Syafaat
Sdri. DebBp. Santoso orah
Bp. Willy TW
Ibu Carla
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Doa Persembahan
Sdri. DebBp. Santoso orah
Bp. Willy TW
Ibu Carla
Sdri. Nini
Sdri. Lina
Sdri. Risty Sdri. Lia
Sdr. Esau Sdri. Christine
Petugas Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Willy TW
Ev. Heri
Singer
Ibu Debby Bp. Stevie
Bp. Stevie Sdri. Henny
Sdr. Andrew Sdri. Lia
Sdri. Wella
31
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 31 Juli 2016
Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum III
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
(Pk. 17.00)
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
A n t i Te r h a d a p A n t i n o m i a n i s m e ( R o m a 6 : 1 5 - 2 3 )
Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Bp. Willy TW
Sdr. Henny
Pelayan Musik
Sdr. Ikhsan & Sdri. Dessy A
Sdr. Ikhsan
Sdr. Ishak Sdr. Yoga Sdr. Vino
Pelayan LCD
Sdr. Lutfi
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin
Penyambut Jemaat
Cab. Bavarian
Gabung Ibadah Umum
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Sdri. Eunice
Sdri. Lia
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis
Sdri. Marlin
Ibu Yen Bp. Donny Yen Ibu Carla Sdr. Alwen Bp. Budio- Sdr. Budi S Sdri. Zizi no Sdri. Lisa Ibu Herlin Ibu Endang Sdri. Erista Ibu Yuli
Ibu Hana Ibu Stevra
Sdri. Clara Sdri. Olin
Doa Syafaat
Ibu Carla
Bp. Budiono
Ev. Dodik
Sdri. Eunice
Sdri. Lia
Doa Persembahan
Ibu Carla
Bp. Budiono
Ev. Dodik
Ibu Stevra
Sdri. Clara
Petugas Minggu Ini
Ibu Herlin
Bp. Budi SG
Ev. Dodik Sdr. Esau Sdri. Risty
Sdri. Risty Sdr. Dennis
Singer
Ibu Vena Sdr. Edo Sdri. Helen Sdr. Joseph Sdri. Shinta Sdr. Haris
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 24 Juli 2016
Penatalayanan
31 Juli 2016
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Dessy
Pelayan Musik
Kak WIlly
Doa Pra/Pasca SM
Kak Dessy
Kak Fenny
Tema
Sida-sida dari Ethiopia yg percaya
Saulus Menjadi Percaya
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Vena
Kak Vena
Nazareth
Kak Debby
Kak Dessy
Betlehem
Kak Santi
Kak Debby
Pujian Gabung Umum
IBADAH PEMUDA Sdr. Nies
Sabtu, 23 Juli 2016 (Pk. 18.00 WIB)
Sabtu, 30 Juli 2016 (Pk. 18.00 WIB)
Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer
33
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 17 Juli 2016
41 orang
Umum 2
Minggu, 17 Juli 2016
65 orang
Umum 3
Minggu, 17 Juli 2016
74 orang
Remaja
Minggu, 17 Juli 2016
25 orang
Pemuda
Minggu, 17 Juli 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 17 Juli 2016
24 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 17 Juli 2016
37 orang
SM : 4 orang
POS Batam
Minggu, 17 Juli 2016
21 orang
SM: 40 orang Remaja: 29 orang
SM: 25 orang
34