A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL CABANG BAVARIAN Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email:
[email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kasih Yang Besar Untuk Umat Yang Kecil (Ulangan 7:6-8)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
K
ita semua pasti sudah tahu bahwa kitab terakhir dari tulisan Musa disebut Kitab Ulangan. Namun, sebagian dari kita mungkin belum tahu apa yang diulang. Sesuai dengan namanya - kitab ini kerap kali disebut “Hukum Kedua” (Deuteronomy; deuteros = kedua dan nomos = hukum) – yang diulang adalah penyataan hukum atau perintah-perintah Allah. Pengulangan ini merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. Hampir semua generasi bangsa Israel yang keluar dari Mesir sudah mati di padang gurun. Generasi yang baru perlu mendengarkan ulang sekali lagi secara utuh dengan penekanan di sana-sini.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Di samping itu, bangsa mereka penuh, hukuman ilahi akan Israel sebentar lagi akan menimpa mereka (Kej 15:16). Kini memasuki negeri Kanaan (7:1-5). hukuman itu semakin dekat. Mereka akan menjumpai begitu banyak agama dan moralitas mereka yang menyimpang di sana. Ini bahaya yang luar biasa. Bangsa Israel memerlukan pegangan hidup, yaitu Hukum Taurat. Salah satu yang berkali-kali diulang adalah identitas mereka sebagai umat pilihan. Mereka berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Identitas yang berbeda ini merupakan alasan mengapa mereka tidak boleh mengikuti cara hidup bangsabangsa di tanah Kanaan (ayat 6 “sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu”). Siapa kita menentukan perilaku kita.
Umat yang spesial (ayat 6)
Sebelum penaklukan itu seluruhnya dilakukan, bangsa Israel harus menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah salah satu dari sekian banyak bangsa yang mendiami Kanaan. Di tengah keragaman seperti ini, mereka perlu memahami keunikan diri sendiri. Apa yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain? Mereka adalah umat yang kudus (ayat 6a). Kata sifat qādôsh di dalam Alkitab dapat berarti “kudus” (sebagai kontras terhadap dosa) atau “khusus” (sebagai kontras terhadap hal-hal yang umum). Yang pertama merujuk pada kekudusan secara moral. Yang kedua lebih ke arah pembedaan dengan hal-hal lain yang sejenis. Misalnya, X disebut barang kudus karena X telah dipilih dari sekian banyak barang yang sejenis, dan juga dikhususkan untuk tujuan tertentu.
Bangsa Israel diperintahkan untuk membasmi bangsa-bangsa lain yang diam di Kanaan (7:12). Seperti yang sudah dikatakan TUHAN kepada Abraham ratusan tahun sebelumnya, dosa penduduk Kanaan sejak dahulu sudah Yang dimaksud di ayat 6a ini adalah sedemikian besar. Jika kedurjanaan arti yang terakhir. Bangsa Israel 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ jelas bukan bangsa yang suci. Berbagai pelanggaran terhadap Taurat telah dilakukan selama perjalanan di padang gurun. Selain itu, keseluruhan ayat 6 sendiri memberi dukungan yang senada. Mereka dipilih dari segala bangsa (ayat 6b). Mereka dikhususkan “bagi TUHAN” (ayat 6a). Mereka adalah umat kesayangan (ayat 6b). Dalam teks Ibrani, kata segūllâ (LAI:TB “kesayangan”) mengandung arti “kepunyaan atau harta sendiri” (ASV/RSV/ NASB). Beberapa versi Inggris mencoba memberi makna yang lebih mendalam dengan memilih terjemahan “harta yang disimpan” (NRSV/NIV/ESV). Arti manapun yang diambil, pesan yang disampaikan tetap sama: bangsa Israel adalah milik pribadi Allah.
laki yang melayaninya: “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya (semua versi Inggris “his son”) yang melayani dia”. Bagi bangsa Yahudi yang berbudaya patriakhal, anak laki-laki begitu berharga, apalagi seorang anak laki-laki yang melayani orang tuanya. Sang ayah pasti akan membanggakan dan memperhatikan anaknya itu. Begitulah TUHAN memperlakukan umat-Nya.
Kita adalah Israel yang baru, milik Allah (Gal 6:16; Ef 1:14; Yak 2:7). Kita telah dibeli dengan harga yang mahal, yaitu dengan darah Anak Domba yang sempurna (1 Pet 1:1819). Karena itu, kita harus hidup berbeda dengan dunia (Rm 12:2). Sadarkah kita tentang keunikan ini? Jika TUHAN telah menjadikan Sudahkah kita mensyukuri identitas mereka sebagai milik-Nya, mereka ini? adalah umat yang berharga. Dia akan memelihara dengan segala perhatian. Maleakhi 3:17 menyamakan kualitas perhatian ini dengan perhatian seorang ayah kepada anak laki6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Pilihan
yang Nya. beranugerah (ayat 7-8)
Mengapa TUHAN menjatuhkan pilihan pada bangsa Israel? Ada begitu banyak di bumi ini, mengapa Dia memilih bangsa Israel? Adakah keistimewaan dalam diri mereka yang mendorong TUHAN untuk memilih mereka? Sama sekali tidak! Musa memberikan alasan secara negatif maupun positif tentang hal ini.
Status yang khusus seringkali membuat orang terlena. Keistimewaan menjadi jerat yang menenggelamkan orang pada kesombongan. Itulah sebabnya TUHAN memberitahu bangsa Israel mengapa mereka bisa menjadi umat yang spesial. Posisi ini tidak ditentukan oleh siapa mereka, melainkan siapa Allah. Tidak didasarkan pada apa yang mereka Secara negatif, pilihan ini tidak lakukan bagi Allah, melainkan apa didasarkan pada kelebihan bangsa Israel (ayat 7). Dalam konteks yang Allah lakukan bagi mereka. kuno pada waktu itu, kekuatan Rahasianya terletak pada pilihan suatu bangsa sangat ditentukan Allah. Kata “memilih” muncul Posisi ini tidak dua kali di ayat 6-7. TUHAN tidak memilih bangsa Israel garaditentukan oleh siapa gara mereka adalah umat yang mereka, melainkan spesial. Sebaliknya, pilihan ilahi yang membuat mereka menjadi siapa Allah. Tidak spesial. Ayat 6b mengatakan: didasarkan pada apa “engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala yang mereka lakukan bangsa di atas muka bumi untuk bagi Allah, melainkan menjadi umat kesayangan-Nya”. Pendeknya, pemilihan mendahului apa yang Allah lakukan keberhargaan. Apa yang dilakukan bagi mereka. Allah menentukan siapa umat7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ oleh jumlah mereka. Jumlah yang banyak berarti ketersediaan pasukan yang melimpah untuk peperangan. Jumlah yang banyak berarti ketersediaan tenaga yang melimpah untuk berbagai pekerjaan. Poin di atas sangat dipahami oleh para pemimpin Mesir pada waktu bangsa Israel tinggal di sana. Penambahan populasi bangsa Israel di Mesir yang cukup pesat menimbulkan keresahan bagi Firaun (Kel 1:710). Mereka pun melakukan berbagai cara untuk mengatasinya (Kel 1:1115). Mereka benar-benar paham bahwa jumlah yang besar akan menjadi bencana besar pula bagi bangsa Mesir. Jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, jumlah umat Israel di padang gurun tergolong sedikit. Masih banyak bangsa lain yang lebih besar. Masih banyak bangsa lain yang memiliki sejarah lebih panjang daripada mereka. Masih banyak bangsa lain yang kebudayaannya lebih maju daripada bangsa Israel. Puji TUHAN! Pilihan Allah memang tidak didasarkan pada kehebatan manusia. Musa berusaha menyatakan kebenaran ini secara eksplisit kepada bangsa Israel supaya mereka tidak sombong. Sebaliknya, mereka dapat mensyukuri hal ini. Secara positif, pilihan TUHAN didasarkan pada sifat-Nya sendiri (ayat 7-8). Yang pertama adalah kasih-Nya. Hati TUHAN terpikat pada bangsa Israel (ayat 7). TUHAN mengasihi mereka (ayat 8a). Pengulangan dua kali seperti ini menyiratkan sebuah penegasan. Terjemahan “hati TUHAN terpikat” (LAI:TB) sebenarnya tidak terlalu tepat. Ungkapan ini dapat menimbulkan kesan yang salah, seolaholah ada sesuatu yang positif dalam diri bangsa Israel yang membuat TUHAN akhirnya jatuh hati kepada mereka. Terjemahan ini seolah-olah menyiratkan kepasifan dari pihak TUHAN. Hampir semua versi Inggris dengan tepat menerjemahkan: “TUHAN telah menetapkan kasih-Nya 8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ atas kalian”. Prinsip yang sama berlaku di Perjanjian Baru. Pilihan Allah tidak didasarkan pada perbuatan manusia (2 Tim 1:9). Semua bersumber dari kasih-Nya (Ef 1:5). Kasih ini berada di luar segala ukuran dan pengetahuan (Ef 3:18-19). Bagaimana bisa orang-orang yang hina, berdosa, dan pantas menerima murka seperti kita justru dijadikan harta-Nya yang berharga? Yang kedua adalah kesetiaan-Nya (ayat 8b). Dalam kasih-Nya yang besar, TUHAN berkenan memberikan janji kepada nenek moyang Israel yang kecil. Tidak ada keharusan bagi Allah untuk melakukan itu. Kasih-Nya sendiri yang mendorong Allah untuk mengambil inisiatif dan mengikat diri-Nya dengan mereka Israel dalam sebuah sumpah. Ia berjanji kepada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan, keturunan yang banyak, dan nama yang besar (Kej 12:1-3). Dia pun sudah menetapkan rencana dan waktu untuk realisasi janji itu, yaitu sesudah keturunan keempat dan tatkala keberdosaan bangsa Kanaan semakin penuh (Kej 15:13-16). Kasih TUHAN tidak berhenti sampai di situ saja. Dia berkomitmen untuk memelihara apa yang Ia sudah janjikan kepada nenek moyang Israel. Waktu yang panjang tidak membuat TUHAN lupa. Kelemahan para patriakh tidak melemahkan kesetiaan-Nya (bdk. 2 Tim 2:13). Pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir adalah salah satu bukti kesetiaan TUHAN (Ul 7:8b). Kelepasan dari perbudakan Firaun ini terjadi karena “Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub” (Kel 2:24). Kumpulan budak di Mesir telah menikmati kesetiaan TUHAN semesta alam. Bangsa yang hina telah mengalami lawatan dari TUHAN yang berkuasa. Kasih yang besar diberikan pada umat yang kecil. Soli Deo Gloria.
9
e
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk pasangan-pasangan yang akan menikah dan akan menikah (Vincent-Evelyn; Denny & Josefin) agar mereka memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, yaitu sikap hati yang mau terus menerus belajar menerapkan prinsip-prinsip kristiani di dalam rumah tangga mereka. 2. Doakan untuk persiapan pelayanan di Sorong. Doakan kiranya Tuhan memberikan hikmat bagi semua yang akan terjun dalam pelayanan agar dapat mempersiapkan diri dengan baik. • Bersyukur untuk pembangunan tower radio yang hampir selesai. • Doakan agar pelayanan radio segera dimulai. • Doakan persiapan pembukaan sekolah dan juga gereja.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 105: Apa yang secara khusus diajarkan kepada kita melalui perkataan ‘dihadapan-Ku’ dalam hukum yang pertama? Jawaban : Perkataan ‘di hadapan-Ku’ atau ‘di hadirat-Ku’ dalam hukum yang pertama mengajarkan kepada kita bahwa Allah, yang melihat segala sesuatu, secara khusus memperhatikan dan sangat tidak menyenangi dosa memiliki allah lain. Maka perkataan itu dapat merupakan alasan yang mendorong kita untuk tidak melakukan dosa itu, dan yang menonjolkannya sebagai perbuatan yang menantang Allah dengan tidak tahu malu. Lagi pula, perkataan itu berguna juga karena mendorong kita mengerjakan apa saja yang kita lakukan bagi-Nya seakan-akan kita melakukannya di depan mata-Nya. a. Yeh 8:6-18; Maz 44:21-22. b. 1Ta 28:9.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
SEBUAH BENTUK KETAATAN YANG BERBEDA Maria | Kekuatan Dari Kesucian
Nyanyian Pujian Maria
Ia memperlihatkan kuasa-Nya iwaku memuliakan Tuhan, dengan perbuatan tangan-Nya dan orang-orang dan hatiku bergembira karena mencerai-beraikan Allah, Juruselamatku, sebab Ia yang congkak hatinya; telah memperhatikan kerendahan menurunkan orang-orang hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai Ia dari sekarang segala keturunan akan yang berkuasa dari takhtanya dan menyebut aku berbahagia, karena meninggikan orang-orang yang Yang Mahakuasa telah melakukan rendah; perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah Ia melimpahkan segala yang baik kudus. Dan rahmat-Nya turun kepada orang yang lapar, dan temurun atas orang yang takut akan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Dia.
J
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Ia menolong Israel hambaNya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikanNya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya. LUKAS 1:46-55 Maria sungguh-sungguh menyadari kehormatan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Pilihan yang dijatuhkan kepadanya untuk menjadi wanita yang melahirkan Anak Allah – Mesias – merupakan sebuah peristiwa yang belum dan tidak akan pernah lagi terjadi di dalam sejarah manusia. Allah tidak akan memilihnya jika dia tidak berkenan kepada-Nya – berkenan di dalam sikap dan tindakannya, di dalam kepercayaannya dan penyembahannya terhadap-Nya, di dalam wataknya, dan khususnya, di dalam karakternya.
Nama-Nya adalah Kudus
Di dalam Nyanyian Pujian Maria kita bisa belajar banyak hal tentang diri Maria. Hal pertama adalah bahasa yang penuh dengan keindahan puisi, serta banyaknya rujukan pada tulisan di dalam Perjanjian Lama.
Ini menunjukkan bahwa Maria bukanlah gadis bodoh. Bahasanya tinggi dan halus, dan pikirannya dipenuhi oleh pengajaran hukum Taurat dan para nabi. Maria memandang Allah di dalam suatu hubungan yang bersifat pribadi: Juruselamatku yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku. Tetapi dengan segera dia menyeimbangkan dengan sudut pandang yang penuh rasa hormat dan kekaguman: “NamaNya adalah kudus.” Maria bisa melihat implikasi dari fakta yang menyebutkan bahwa Allah adalah kudus: kecuali karena kebesaran, belas kasihan, dan kemurahan hati-Nya, kita akan terpisah dari-Nya karena dosa-dosa kita dan membuat hidup kita tanpa pengharapan.
Tiada Kata-kata
Di dalam pengertian literal yang bagaimana, kita, yang merupakan manusia biasa saja, bisa memuliakan dan mengagungkan Yang Mahakuasa? Kita bisa, dan kita harus, menyerukan kemuliaan-Nya 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ dan memuji keagunganNya yang besar, namun pujian kita sepertinya tidak akan menambah apa-apa pada kemuliaan Allah. Tetapi, mereka yang telah mengalami anugerah dan rahmat Allah akan berseru sekuat tenaga dalam mengekspresikan penghargaan dan ucapan syukur atas segala kebaikan Allah.
hanya menggunakan sedikit kata, tetapi kata-kata itu dipilihnya dengan sangat cermat. Lincoln menyampaikan pidatonya dengan sangat hati-hati dan serius: . . . kita tidak dapat mendedikasikan – kita tidak dapat mentahbiskan – kita tidak dapat menyucikan tanah ini. Para prajurit yang gagah berani, hidup atau mati, yang sudah berjuang di sini, telah mentahbiskannya jauh Ditahbiskan oleh Kerendahan melebihi kekuatan kita yang lemah untuk menambahi atau mengurangi. Hati Keterbatasan kemampuan kita untuk menyampaikan makna dengan kata- Di sini kita melihat inti dari kata tidak membatasi upaya kita kerendahan hati – yaitu sebuah untuk berinteraksi dengan Allah. penilaian yang tepat dari bobot Ada waktu-waktu yang sangat sumbangan kita yang terbatas penting pada saat kita, sebagai untuk menggenapi rencana dan manusia biasa, menggunakan tujuan Allah yang kekal. Ini juga semua keterbatasan bahasa kita. merupakan kekuatan Maria yang Hal semacam ini terjadi saat sangat luar biasa. Namun, dia tetap Presiden Abraham Lincoln menuju memandang rendah pada arti Gettysburg, Pennsylvania, untuk memberikan pidato peresmian sebuah makam pahlawan yang tadinya merupakan medan perang. Lincoln yakin bahwa tiada kata yang bisa menambahkan makna sesungguhnya dari apa yang telah terjadi di dalam pertempuran sengit di awal Juli 1863. Dia 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ penting dirinya sendiri. Meskipun dia adalah satusatunya wanita di dalam sejarah manusia yang dipilih oleh Allah sendiri untuk mengandung dan melahirkan Anak-Nya.
Perjanjian untuk Menjalin Hubungan yang Intim
Maria mengakhiri nyanyian pujiannya dengan merujuk pada keturunan Abraham. Hal yang paling menakjubkan yang bisa kita pahami adalah bahwa Allah Yang Mahakuasa memberikan kepada kita sebuah perjanjian untuk bisa memiliki hubungan dengan DiriNya sendiri, sebuah perjanjian yang dengan mana Dia menjadi Allah kita dan kita menjadi umatNya. Kita bertindak bodoh jika kita meremehkan tawaran Allah untuk menjadi Allah kita.
Memahami Kerendahan Hati yang Sejati Maria setia, tetapi pada saat yang sama dia juga kuat. Kedua kualitas ini memampukannya untuk melaksanakan panggilannya menjadi ibu Yesus. Namun,
kekuatannya yang sejati lahir dari kerendahan hatinya di hadapan Allah dan pengabdiannya kepadaNya. Nyanyian Maria didominasi oleh kerendahan hatinya. Maria bersukacita bahwa Allah “telah memperhatikan kerendahan hambaNya.” Sekali lagi, Allah memutarbalikkan nilai-nilai manusia. Melalui respon Maria, Dia menunjukkan bahwa kerajaanNya dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki sebuah bentuk kekuatan yang berbeda, yaitu orang yang tidak berarti menjadi orang
Hal yang paling menakjubkan yang bisa kita pahami adalah bahwa Allah Yang Mahakuasa memberikan kepada kita sebuah perjanjian untuk bisa memiliki hubungan dengan DiriNya sendiri 15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ yang penuh kuasa, mereka yang miskin menjadi kaya. Mereka yang tidak pada tempatnya di Israel, mereka yang mengakui ketergantungan mereka kepada Allah, dan mereka yang haus dan lapar akan kebenaran-Nya akan ditinggikan.
Jalan Menuju Kerendahan Hati
Respon Maria terhadap malaikat merupakan teladan kerendahan hati yang sejati bagi kita: Allah memiliki hak untuk mengatur hidupku sebagaimana yang dipilih-Nya dan untuk campur tangan kapanpun diinginkanNya. Apa yang dapat Dia lakukan di dalam diri kita jika kita bersedia datang menghadap-Nya dengan kerendahan hati untuk berkata, “Jadilah kepadaku menurut kehendak-Mu, Tuhan.” Maria mengetahui bahwa hanya mereka yang taat dan rendah hatilah yang akan melihat Allah. Dia bersedia untuk menerima peran itu dan merasa bangga melayani Dia – apapun peran itu dan apapun kapasitasnya. Pikiran dan hati yang merendah seperti itulah yang kita perlukan saat kita datang menghadap Yang Mahakuasa. Maria mengetahui bahwa hanya Dia yang maha bijaksana dan maha tahu. Siapakah diri kita, hanya dengan perspektif manusiawi kita, berani untuk berpikir bahwa kita mengetahui yang terbaik? Pada saat kita menjadikan pandangan sorgawi ini sebagai bagian dari diri kita, maka Allah bisa memakai kita dengan penuh kuasa untuk melakukan tujuan dan rencana-Nya. Itulah sebuah bentuk kekuatan yang berbeda yang dibawa oleh Kristus ke dalam hidup kita saat kita bersedia untuk sujud di hadapan-Nya dengan penuh kerendahan hati dan pengagungan kepada-Nya. Ringkasan tentang Maria: A Different Kind of Strength Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse bersambung . . . 16
e
Ap ak ah b ay i yan g m at i m as u k s u r ga? #Q an d A
MAGZ
APAKAH BAYI YANG MATI MASUK SURGA? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 26 Februari 2017) ebagian orang meyakini bahwa semua bayi pasti diselamatkan dengan dasar Matius 19:14 (juga Markus 10:14 dan Lukas 19:16): “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”. Argumentasi seperti ini sulit untuk dipertahankan. “Anak-anak” di sini jelas bukan “bayi-bayi”. Mereka mungkin sudah bisa mengambil keputusan moral sendiri, sedangkan bayi-bayi tidaklah demikian. Di samping itu, anak-anak di sini berfungsi sebagai ilustrasi. Ungkapan “orang-orang yang seperti itulah” jelas mengarah pada kesimpulan ini. Orang-orang yang mempunyai kerajaan surga adalah mereka yang seperti anak-anak. Maksudnya, memiliki kesadaran tentang keterbatasan dan kehinaan
S
17
e
Ap ak ah b ay i yan g m at i m as u k s u r ga? #Q an d A
MAGZ mereka (Matius 18:1-5). Dalam budaya Yahudi kuno, anak-anak benarbenar tidak dipandang sama sekali. Itulah sebabnya murid-murid Tuhan Yesus sendiri menghalangi orang tua yang hendak membawa anak-anak mereka kepada Tuhan Yesus, karena mereka beranggapan bahwa Sang Guru sedang sibuk dengan urusan lain yang lebih penting.
Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang berdosa akan dihukum berdasarkan motivasi dan perilaku mereka yang berdosa
Walaupun argumentasi di atas tidak kuat, tetapi saya sepakat dengan kesimpulan yang diambil. Dalam anugerah Allah, semua bayi yang meninggal dunia akan masuk ke dalam surga. Kita sudah melihat beberapa contoh di dalam Alkitab bahwa Allah dapat bekerja secara khusus pada diri bayi-bayi sejak mereka di dalam kandungan. Tidak tertutup kemungkinan bahwa Dia akan melakukan hal yang sama pada semua bayi. Alasan lain berhubungan dengan keadilan Allah. Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang berdosa akan dihukum berdasarkan motivasi dan perilaku mereka yang berdosa (Roma 2:6, 16, 27; 2 Korintus 5:10). Hal ini tidak berarti bahwa keselamatan seseorang ditentukan oleh perbuatan baik. Keselamatan adalah murni pemberian Allah di dalam Kristus Yesus. Perbuatan baik orang Kristen merupakan tujuan, bukan syarat, keselamatan (Efesus 2:10). Perbuatan baik hanya berdampak pada pujian atau pahala dari Allah (1 Korintus 4:5), bukan keselamatan. Namun, kebinasaan merupakan upah dosa (Roma 6:23; 1 Korintus 1:18). Orang-orang yang dihukum kekal dihakimi berdasarkan perbuatan mereka (Wahyu 20:12). Sehubungan dengan hal ini, kita juga perlu mengingat bahwa murka Allah turun atas mereka yang “menindas kebenaran dengan kelaliman” 18
e
Ap ak ah b ay i yan g m at i m as u k s u r ga? #Q an d A
MAGZ (Roma 1:18). Artinya, mereka seharusnya sudah mengetahui keberadaan Allah melalui ciptaan (Roma 1:19-20) maupun hukum moral yang ditaruh Allah dalam hati setiap manusia (Roma 2:1215). Mereka seharusnya memuliakan Allah berdasarkan penyataan ilahi itu. Dalam kenyataannya, mereka justru menindas kebenaran itu. Pada waktu mereka dihakimi oleh Allah, mereka “tidak dapat berdalih” (Roma 1:20). Kesalahan ini tidak berlaku untuk bayi-bayi. Mereka belum dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Mereka belum bisa mengetahui kebenaran. Mereka belum dapat dikatakan “menindas kebenaran”. Allah yang penuh kasih, di dalam kedaulatan, hikmat, dan kemurahan-Nya yang melampaui segala pengetahuan, berkenan menyelamatkan semua bayi. Soli Deo Gloria.
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
MISTERI YANG AGUNG (Lanjutan tgl 26 Februari 2017)
III. DALAM PRAKTIK
Membicarakan teori memang baik, tetapi memperhatikan apa yang terjadi dalam praktik juga sangat bermanfaat. Apakah Calvinisme memadamkan dorongan untuk berbuat baik? Bilaseseorang mengetahui bahwa dirinya telah dipilih Allah, apakah keinginannnya untuk bekerja giat bagi Allah tidak akan menjadi berkurang? Jawabannya dapat kita lihat pada kehidupan dua orang yang percaya akan kedaulatan Allah dengan segenap hati mereka: John Calvin dan Paulus.
A. Calvin
Energi dan semangat Calvin sulit untuk dipercaya. Didalam diri Calvin kita melihat seseorang yang begitu besar kepercayaannya akan kedaulatan Allah sehingga generasi-generasi setelah dia sangat mengindentikkan namanya 20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ denga predestinasi. Tetapi marilah kita memperhatikan hidupnya, energinya, dan semangatnya untuk bergiat bagi Tuhan.
Seorang penulis Katholik yang menulis biografi Calvin menyatakan dengan tajam: “hampir tak dapat dipercaya bagaimana seseorang yang terus-menerus harus berjuang melawan kelemahan-kelemahan fisik yang serius sanggung melakukan begitu banyak aktivitas yang beraneka ragam dan melelahkan. Orang-orang semasanya dengan tepat melukiskan dia seperti sebuah busur yang selalu terpentang. Ia mengurangi waktu tidurnya agar dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk bekerja. Diktenya yang terus-menerus membuat para sekretarisnya sangat lelah. Rumahnya selalu terbuka bagi setiap orang yang memerlukan nasihat. Ia terus menerima informasi mengenai semua hal tentang gereja dan negara, sampai pada detail-detail yang paling tidak penting. Meskipun ia sedikit sekali berhubungan dengan dunia luar, namun ia mengenal hampir semua warganya.”
Dalam mengisahkan riwayat hidup Calvin di Jenewa, Stickelberger menulis: “Ia seorang pekereja keras dalam mengabarkan Firman Tuhan. Selain melayani pemberitaan Firman dalam ibadah di setiap hari minggu, setiap minggu kedua ia melayangkan kebaktian harian. Lebih dari 2000 khotbah telah dibawakannya.... di samping berkhotbah, dia menyampaikan tiga kuliah tentang theologi setiap minggu. Dia juga sering mengunjungi anggota jemaat yang sakit dan yang mundur imannya. Setiap hari kamis ia memimpin rapat penatua gereja, dan setiap hari jumat ia memimpin pertemuan para pengkhotbah yang membahas Firman Tuhan. Tak ada hari dimana ia tidak dikunjungi oleh orang-orang asing yang ingin memperoleh penguatan. Malam- Kerja raksasa itu menjadi lebih luar malam harinya lebih banyak dilewati biasa bila kita mengingat bahwa Calvin menderita begitu banyak dengan menulis daripada tidur. penyakit. Stickelberger menulis: “Sebagai akibat dari kurang maka 21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ dan kurang tidur pada masa mudanya, dari muda Calvin diserang sakit kepala pada sebagian sisi kepalanya yang terjadi berulangulang selama hidupnya. Rasa sakit yang dideritanya itu begitu mengganggu emosinya sehingga banyak malam dilewatinya dengan siksaan ‘yang tidak manusiawi’. “Karena penyakit tenggorokan, ia sering kali dengan rasa sakit harus mengeluarkan ludah bercampur darah bila terlalu banyak menggunakan suaranya di mimbar. Radang selaput dada yang terus-menerus kambuh menyebabkan ia menjadi korban penyakit paru-paru pada usia 51 tahun. Ia terus-menerus menderita pendarahan pembuluh vena, yang rasa sakitnya semakin bertambah sa,apai tak tertahankan karena bisul menanah di bagian dalam yang tak kunjung sembuh. Demam yang datang dan pergi membuatnya lemah tak berdaya dan secara perlahan mengurangi kekuatan tubuhnya. Kejang-kejang perut dan influenza usus yang dialaminya masih ditambah lagi oleh batu empedu dan batu ginjal. Semua itu diperberat lagi dengan adanya penyakit radang sendi. Sungguh tidak berlebihan ketika ia menulis dalam sebuah suratnya: ‘Seandainya saya tidak terus-menerus berada dalam perjuangan dengan maut....’” Bersambung……... Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
22
e
Pen cip taan m an u s i a d an t e o r i evo l u s i | #D OYO U KNOW
MAGZ
Penciptaan Manusia dan Teori Evolusi (Lanjutan tgl 26 Februari 2017) erikut ini adalah beragam argumen yang membuktikan bahwa hipotesa evolusi bukanlah sebuah kebenaran, bahkan menurut kaca mata ilmu pengetahuan sekalipun. Pertama, manipulasi data fosil. Sejak pandangan evolusi bergulir para ahli semakin giat mencari berbagai fosil dengan harapan menemukan “mata rantai yang hilang” yang bisa menjelaskan transisi dari binatang ke manusia atau dari suatu tahapan evolusi ke
B
tahapan yang lain. Setelah berjalan puluhan dekade, mata rantai yang hilang itu tidak pernah ditemukan. Sebagian dari mereka terpaksa memanipulasi data dan melebihlebihkannya supaya mendapatkan rekonstruksi kerangka makhluk hidup kuno yang mendukung evolusi. Berikut ini adalah beberapa “penipuan” ilmiah sehubungan dengan keberadaan fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang hilang.
23
e
Pen cip taan m an u s i a d an t e o r i evo l u s i | #D OYO U KNOW
MAGZ
1. Manusia Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama. 2. Manusia Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama. Fosil-fosil keduanya kemudian direkonstruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia. 3. Manusia Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan otak kera). 4. Lucy: ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah. 5. Ramapithecus: sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari
manusia, melainkan dari orang utan. Kedua, kemustahilan mutasi gen yang positif. Ilmu pengetahuan mengakui adanya mutasi gen akibat suatu radiasi atau gejala alam lainnya. Gen yang mengalami perubahan kadangkala diwariskan pada keturunan berikutnya. Walaupun mutasi gen memang sungguh-sunggguh terjadi, namun kita tidak boleh melupakan bahwa mutasi sebagian besar bersifat negatif (merusak). Dari sekian ribu mutasi yang diselidiki, hanya beberapa saja yang berguna (positif) bagi spesies yang bersangkutan. Pandangan evolusi mengasumsikan adanya ribuan mutasi positif dan berkesinambungan yang terjadi secara kebetulan. Dugaan ini jelas tidak bisa dibenarkan secara ilmiah. Kemungkinan bagi terjadinya hal ini hampir mendekati tidak mungkin. Mutasi yang dipikirkan penganut evolusi menuntut adanya suatu bumi yang sempurna, padahal kenyataannya keadaan bumi tambah kurang kondusif dan berpotensi lebih besar untuk menghasilkan mutasi gen yang merusak. Bersambung......... (NK_P) 24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
HAK UNTUK MENGATUR SEGALANYA (Lanjutan tgl 26 Februari 2017) ebuah pos misi baru sudah dibuka! Suatu kemenangan bagi Injil! Pernahkah Anda bertanya, bagaimana cara melakukannya? Andaikan Anda sebagai misionaris ditugaskan di sana, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara memulainya?
S
yang belum terjamah Injil, hati mereka sangat terharu, karena di sana terdapat sepuluh ribu jiwa lebih dan mungkin tidak seorangpun di antara mereka orang percaya dan pernah mendengar tentang Injil. Injil yang diberitakan dengan cara yang benar. Sungguh sebuah peluang yang sangat bagus, sebuah tantangan yang besar!
Mari kita lihat apa yang Bapak Beaver lakukan. Ketika ia dan Tantangan ini menuntut Bapak istrinya ditugaskan di ladang misi Beaver untuk bertindak seketika, 25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ tetapi setiap tindakan harus direncanakan dengan baik dan harus seefektif mungkin. Bagaimana caranya agar mereka bisa menjangkau sebanyak mungkin jiwa bagi Kristus dalam waktu yang sesingkat mungkin? Tetapi apa yang dapat dilakukan oleh berdua saja? Mereka harus memiliki penolong! Langkah yang pertama, mereka harus memiliki gedung gereja dan satu atau dua orang penginjil lokal. Mereka juga harus memiliki sekolah Kristen, sebab melalui sekolah tersebut, dapat menjangkau tak terhitung banyaknya anak-anak muda. Gereja dan sekolah tentu saja harus didirikan di tengah kota, di antara desa-desa terpencil. Begitu pekerjaan mulai lancar di pusat kota, mereka harus mulai bergerak ke desa-desa sekitar untuk membuka pos-pos kecil di desa-desa. Mereka harus menyelenggarakan KKR di tenda, menggunakan peralatan yang modern dengan sistem pengeras suara, rekaman, film dan lain sebagainya. Mereka juga harus memulai program kesejahteraan social, yang akan membantu untuk menjangkau kelompok masyarakat miskin, yang merupakan ciri khas penduduk di pedalaman. Dana yang diterima harus dibagikan secara tepat untuk digunakan dengan sebaikbaiknya, untuk membantu mereka yang membutuhkan, sehingga mereka dapat melihat kasih Kristus, membuat orang penasaran dan mau datang ke gereja dan belajar tentang Kristus. Demikianlah yang telah dilakukan oleh bapak dan ibu Beaver. Semua itu dapat dilakukan karena mereka berdua memiliki inisiatif dan tekad yang kuat, sehingga rencana mereka bisa segera dilaksanakan. Orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan nyanyian, menonton film-film tentang Yesus dan mendengar Injil diberitakan dengan sederhana dan penuh kuasa. Tak lama kemudian, orang-orang mulai mendaftarkan nama-nama mereka sebagai peminat. Para pembantu pasangan misionaris itu termasuk dalam bilangan orang-orang petama yang merespon, diikuti oleh keluarga, teman serta kerabat mereka. Dibutuhkan pembantu-pembantu lain di tempat itu, seperti tukang kebun, penjaga pintu dan sebagainya, tentu saja mereka dipilih di antara para 26
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ petobat pertama. Tak lama kemudian komplek misi itu menjadi sibuk, mereka bagaikan suatu keluarga besar – setiap pagi mereka berkumpul untuk berdoa dan bersama-sama menaikkan pujian kepada Tuhan, yang tiga bulan sebelumnya mereka sama sekali tidak pernah mendengar nama-Nya, yang telah menjadi juruselamat mereka. Enam bulan kemudian, diadakan baptisan untuk pertama kali. Sungguh besar suka cita bapak dan ibu Beaver, melihat cara Tuhan bekerja dengan mengubahkan hati begitu banyak orang. Bapak dan ibu Beaver hanya melayani beberapa tahun saja di pos misinya dan membiarkan pos misinya dikelola oleh para misionaris yang baru. Sebelum dipindahkan, ia diharuskan untuk melatih pekerja baru dalam mengelola rumah Allah. Beberapa kali dia merasa perlu untuk bertindak tegas, apabila salah seorang dari mereka yang agak kurang berpengalaman dan bertindak gegabah dan segera menyadarkan mereka. Saat ia pindah lagi ke pos yang baru, jauh dari tempat pelayanannya ini, maka ia tidak berhak lagi untuk mengatur bagaimana yang terbaik untuk mengurus gereja yang didirikannya. Di pos misi di daerah baru yang terpencil, ia harus mengulang lagi dari awal, mewujudkan ide-idenya, bagaimana mendirikan gereja dan membawa sebanyak mungkin orang lokal untuk mengenal Kristus. Bapak Beaver bukan seorang yang dinamis, namun dia juga tahu dengan jelas sekali apa rencananya untuk gereja yang masih belum terbentuk itu. “Gereja adalah tubuh-Nya” – tubuh Kristus! Bersambung………..
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 6 Maret 2017 BUKAN KARENA KUATMU (Bacaan: Hakim-hakim 6:11-24)
Gideon hidup di mana bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Midian. Mengapa Tuhan membiarkan bangsa Midian menjajah umat yang dipilihNya? Jawabannya adalah karena umat Israel memilih untuk tidak setia dan melakukan apa yang jahat (ay.1). Menghadapi masa-masa ini, orang Israel mencoba untuk mencari jalan keluar. Mereka mencoba mencari solusi dengan mengandalkan kekuatan manusia. Mereka coba untuk membangun tempat perlindungan (ay.2). Apakah solusi mereka ini menjawab persoalan mereka? ternyata tidak. Mereka menabur namun tidak dapat menuai. Hasil tanah mereka dimusnahkan oleh musuh. Di saat orang Israel telah kehabisan kekuatan, mereka datang dan berseru kepada Tuhan (ay.6). Tidak sedikit manusia akan menolak sesamanya yang telah mengabaikan peringatannya dan kembali mencarinya setelah dia berada dalam masamasa sulit. Namun syukur kepada Allah, saat Israel kehabisan kekuatan dan berseru kepada Tuhan, Ia memanggil dan mengangkat Gideon, seorang yang biasa bahkan berasal dari kaum dan suku yang kecil untuk mengerjakan pekerjaan besar yaitu untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Midian. Tentu Tuhan bisa memilih orang yang jauh lebih terkenal dan kuat dari pada Gideon. Namun Tuhan memilih orang yang jauh berbeda. Mengapa? agar bangsa Israel sadar bahwa mereka bisa diselamatkan bukan karena kegagahan manusia, namun karena kuasa Tuhan. Jangan pernah meremehkan Firman Tuhan yang telah disampaikan. Hiduplah dalam ketaatan. Kekerasan hati kita hanya akan menyeret kita ke dalam perbuatan yang jahat. Semuanya menghasilkan upah yang harus 28
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ ditanggung. Jika saat ini kita sedang berada dalam berbagai persoalan, berserulah kepada Tuhan. Jangan lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri di dalam menyelesaikannya. Berserulah, Tuhan akan menolongmu. Selasa, 7 Maret 2017 INGATLAH ANUGERAHNYA (Bacaan: I Samuel 9:15-21) Saat itu bangsa Israel menuntut Samuel menyediakan seorang raja bagi mereka sebagaimana bangsa lain. Karena ketegaran hati mereka, Tuhan memberikan apa yang mereka minta, yaitu seorang raja. Tuhan memilih Saul menjadi raja pertama atas Israel. Samuel diutus untuk mengangkat Saul. Mendengar panggilan tersebut, Saul terlihat tidak percaya diri, itu sebabnya dia bertanya: “bukankah aku berasal dari suku yang paling kecil? Pernyataan Saul menyiratkan konsep umum dari mayoritas orang jaman itu, bahwa orang yang dipilih menjadi pemimpin seringkali berasal dari suku yang dianggap besar. Asal usul seseorang seolah-olah menjadi modal utama bagi seorang pemimpin. Namun berbeda dengan cara kerja Allah. Tentu Tuhan memiliki tujuan khusus, mengapa Saul yang dipilih, yaitu supaya ia menyadari bahwa jabatan raja adalah pemberian dari Tuhan, sehingga ia tidak sombong. Saat itu Saul sepertinya “tahu diri”. Sifat “tahu diri” sebenarnya sifat yang baik. Dengan tahu diri, kita menyadari anugerah Allah bagi kita, sehingga kita tidak menjadi sombong dan takabur. Namun ternyata sikap “tahu diri” ternyata tidak selalu diikuti dengan sikap “rendah hati”. Saul adalah contohnya. Saat menerima panggilan, ia seolah-olah tahu diri, namun setelah ia menjabat sebagai raja ia menjadi orang yang penuh dengan kejahatan. Hampir semua kejahatan Saul muncul karena ia kurang menyadari anugerah Allah bagi dirinya. Perenungan yang dalam akan anugerah Allah akan menghasilkan sikap yang benar.
29
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Saudara dan saya ada hanya karena anugerah Allah yang besar. Kesadaran ini perlu dipupuk agar kita menjadi orang yang rendah hati. Ketika kita melupakan anugerah Allah maka banyaklah kejahatan yang akan kita lakukan. Rabu, 8 Maret 2017 JANGAN BERUBAH FOKUS (Bacaan: 1 Samuel 15:4-19) Ketidaktaatan seringkali muncul karena kita melupakan anugerah, lupa bahwa apa yang kita miliki itu berasal dari kasih karunia bukan karena kelayakan, apalagi jasa pribadi. Akibatnya, kita merasa diri tidak berhutang budi, dan tak jarang kita menyepelekan Tuhan, Sang Pemberi anugerah. Di dalam teks ini, Samuel mengingatkan Saul bagaimana sikapnya ketika menerima panggilan Tuhan. Saul merasa sebagai orang kecil, dari suku yang kecil, berasal dari kaum yang hina. Sayang sekali, Saul melupakan anugerah. Ia bertindak menurut kepentingannya sendiri. Jawaban Saul yang terkesan rohani (ayat 20-21), dibantah Samuel. Samuel menunjukkan bahwa sikap rohani bukan hanya berupa kepaTuhan pada kegiatan ritual, melainkan ketaatan melakukan firman Tuhan (ayat 22). Ketidaktaatan adalah sikap durhaka yang sama berat dengan dosa penyembahan berhala (ayat 23). Hitunglah anugerah Tuhan di dalam hidup saudara. Teruslah mengingat berkat-berkat Tuhan. Ini merupakan cara untuk tidak menjadi lupa diri dan takabur. Ketika kita mulai melupakan anugerah Allah yang kita terima, kita akan menjadi orang yang meremehkan Tuhan dan kebenaranNya, lama-lama kita melupakan fokus kita untuk hidup demi kemuliaanNya. Fokusnya akan beralih kepada diri sendiri. Inilah yang dilakukan oleh Saul. Dia tidak lagi mengejar apa yang menjadi kehendak Tuhan, tetapi dia mencari kemuliaan diri sendiri dengan membiarkan raja Agag hidup 30
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ dan menjadikannya tawanan. Dengan cara ini bangsa lain akan memberikan pujian kepada Saul karena kehebatannya karena telah berhasil menjadikan seorang raja besar seperti Agag sebagai tawanan. Kamis, 9 Maret 2017 BAGIKANLAH BERKAT ITU (Bacaan: Yesaya 60:15-22) Rakyat Israel pada masa itu mendambakan penyelamatan dan pemulihan negeri mereka. Kerajaan Yehuda berangsur-angsur merosot dari puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Uzia (2Taw. 26) hingga masa yang mengenaskan di bawah pemerintahan raja-raja berikutnya. Dalam teks kita, Yesaya menubuatkan datangnya penyelamatan dan pemulihan itu. Ia menjanjikan sebuah masa “damai sejahtera (syalom) dan keadilan” (ay. 17). Ternyata Ia tidak menubuatkan suatu penaklukan militer seperti pada masa Daud maupun suatu masa kejayaan politik pada masa Salomo. Namun ia menubuatkan satu periode ketika Tuhan memerintah tanpa kekerasan, kebinasaan dan kerunTuhan (ay.18). Gambaran-gambaran yang diberikan adalah gambaran sorgawi yang telah dimulai di dalam Yesus di bumi ini. Hanya Yesus Kristus yang mampu memberikan jaminan masa depan, bahwa kita kelak pasti akan berjumpa dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Kemuliaan Allah itulah yang akan menjadi penerang abadi (19-20). Anugerah Tuhan merupakan kabar sukacita bagi manusia karena apa yang tidak bisa manusia raih dengan kekuatan dan kekayaannya, disediakan Tuhan secara cuma-cuma dan berkelimpahan, yaitu anugerah hidup yang bernilai dan kekal. Pemulihan yang diberikan Tuhan bagi Israel bukan untuk mereka nikmati sendiri melainkan untuk dibagikan kepada bangsa-bangsa. Demikian pula seharusnya seseorang yang sudah diberkati membagikan berkat itu kepada orang lain. Setiap kita telah menerima 31
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ pemulihan Allah itu. Ia memulihkan kita dari perbudakan dosa dan melimpahi kita dengan segala berkat rohani. Karena itu, jadilah berkat bagi orang lain di sekitar Saudara! Jumat, 10 Maret 2017 MENGHARGAI YANG KECIL (Bacaan: Mikha 5:1 ) Perasaan sakit sangat mungkin muncul apabila kita yang kecil, minoritas, diabaikan oleh orang-orang dekat kita, oleh orang-orang yang seharusnya menjadi pembela kita. Begitulah yang sialami oleh kota kecil di Yehuda pada zaman nabi Mikha, yaitu kota Betlehem Efrata. Kota ini memang sebuah kota kecil di antara kota-kota lain di Yehuda pada waktu itu, itu sebabnya kota ini kurang diperhatikan dan diperhitungkan secara politik, sosial-ekonomi, bahkan agama. Namun Tuhan berkata dari kota kecil yang pengharapannya hampir sirna inilah akan muncul Pemimpin besar, Pemimpin yang pemerintahannya jauh melampaui batas-batas wilayah Israel dan Yehuda. Allah merombak cara pandang dan sikap manusia, untuk tidak meremehkan hal-hal yang kecil. Kehidupan ini tidak terletak di dalam kecil atau besar, tetapi di tangan siapa yang kecil dan besar itu berada. Dan kita percaya bahwa hidup kita, entah kecil atau besar, berada dalam naungan kasih Kristus, sang Pemimpin Besar kita yang muncul dari kota kecil Betlehem Efrata. Ternyata, kebesaran itu tidaklah terletak pada parameter manusia seperti keadaan geografis, jumlah penduduk, kekuatan militer, melainkan pada kuasa dan campur tangan Allah sendiri. Sesuatu yang tidak penting, kurang berarti, kurang diperhitungkan dibandingkan dengan yang lain dalam penilaian manusia dapat dijadikan Allah sebagai sesuatu yang penting, dan bahkan menjadi sumber sukacita dan damai sejahtera. Kita perlu belajar dari Allah untuk menghargai yang hal-hal yang dianggap 32
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ kecil. Jika kita dilibatkan dalam karya-Nya, kita tak perlu minder dengan kelemahankelemahan kita karena melalui anugerah Allah, kita yang kecil akan dipakai untuk mengerjakan hal-hal yang besar. Sabtu, 11 Maret 2017 UTUSAN RESMI ALLAH (Bacaan: Matius 10:40-42) Sama seperti seorang istri, pada saat ia menikah, dia akan menyandang nama suaminya, entah dia suka atau tidak. Dia akan menjadi perwakilan dari keluarga itu karena dia akan menyandang nama dari keluarga itu. Demikianlah kita ketika percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita akan menyandang predikat sebagai murid-murid Tuhan. Di dalam teks ini Yesus sedang menggambarkan posisi muridmuridNya, sebagai “utusan resmi” dari Allah. “Barangsiapa menerima kamu, ia menerima Aku,” berarti, “Barangsiapa mengasihi kamu, ia mengasihi Aku.” Dan itu berarti, “Bagaimana cara mereka
memperlakukan kamu, begitulah cara dia memperlakukan Aku. Jika mereka menghina kamu, mereka menghina Aku.” Kita ini bukan sekadar wakil Kristus karena kedudukan kita, tetapi kita ini juga menjadi wakil Kristus karena kita telah bersatu dengannya. Di saat kita dibaptis, maka kita akan bersatu dengan Kristus. Konsep ini mengajarkan kita dua hal, pertama, menjadi murid Kristus adalah sebuah penghormatan yang dianugerahkan Tuhan Yesus kepada kita. Kita harus memastikan bahwa kita memang telah mewakili Yesus dengan benar. Hiduplah sedemikian rupa agar orang lain dapat menyaksikan kemuliaan Tuhan, bukan sebaliknya justru perilaku hidup kita membuat orang lain menghina Kristus. Kedua, sambutlah “utusan-utusan resmi” Allah dengan baik. Jangan menyambut mereka berdasarkan usia, pengalaman, penampilan, atau status sosial sebagaimana yang sering dilakukan oleh manusia pada umumnya. Sebaliknya sambutlah mereka dengan cara terbaik sebab mereka adalah “utusan Allah”. 33
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 6 Maret 2017
23.00
Selasa, 7 Maret 2017
18.30
Rabu, 8 Maret 2017
19.00
Kamis, 9 Maret 2017
06.00 19.00
Jumat, 10 Maret 2017 Sabtu, 11 Maret 2017
06.00 18.30 22.00
Minggu, 12 Maret 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Bp. Andreas Wicaksono HUT: Sdr. Andrew STAR: ESKATOLOGI Oleh: Edo Walla, M.Div. Latihan Musik KU 3 HUT: Sdri. Marlin PSR Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Ibu Susilawati HUT: Bp. Rendy Suwarno HUT: Anak Caithleen Chiesa Wijanto Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Soegianto
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 5 Maret 2017
Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Bp. Agus SW
Pelayan Musik
Bp. Felix
Bp. Eliazar
Pelayan LCD
Singer
(Pk. 10.00)
Ev. Edo Walla, M.Div.
Ibu Ike
Ibu Lina
Ev. Edo Walla, M.Div.
Sdr. Ishak Sdr. Toni Sdr. Irsan Sdr. Hizkia
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
TEAM
GABUNG UMUM
Sdr. Kevin T
Sdr. Evan
Sdri. Zizi
Bp. Santoso Bp. Alwen Ibu Lisa
Sdr. Daniel Sdr. Basti Sdr. Clifford Sdr. Vincent
Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian
Doa Syafaat
Doa Pra & pasca Ibadah
(07.00)
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos
Doa Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarian varian
Kasih Yang Besar Bagi Umat Yang Kecil (Ulangan 7:7-8)
Pengkhotbah
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum I
Bp. Alwen
Ev. Heri
Bp. Stevi Ibu Debby
Bp. Bobby
Ev. Dodik
Sdr. Ian Ibu Carla
Sdri. Marlin
Sdri. Suci Sdri. Clarine
Sdri. Dita Sdri. Clarine
Sdri. Lina
Ev. Edo Walla, M.Div.
Sdri. Suci
Sdri. Dita
Sdri. Victory Sdri. Ester
Sdr. Fredy Sdri. Enty
Ibu May
Ev. Heri
Sdri. Lia Sdri. Risty
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 12 Maret 2017
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarian varian (07.00)
(Pk. 10.00)
Kasih Yang Berdaulat (Maleakhi 1:1-5)
Tema Pengkhotbah
Ibadah Umum I
Ev. Heri Kristanto
Ev. Yohanes Dodik.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos
Bp. Andreas W
Sdri. Helen
Sdri. Ester
Sdri. Grace
Pelayan Musik
Sdr. Michael
TEAM
Sdr. James
TEAM
Pelayan LCD Penyambut Jemaat
Sdr. Lutfi
Sdri. Kezia A
Sdr. Kevin T
Ibu Wilis Ibu Nunuk Ibu Dessy A
Ibu Haimi Ibu Dewi Bp. Santoso Bp. Elieser
Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Andreas K Ibu Rini
Sdr. Mito Sdri. Eka
Sdri. Lina Sdri. Ester
Sdri. Ester
Sdri. Grace
Sdr. Mito
Sdri. Lina
Bp. Sdri. Glory Sdri. Lina Budiono Sdri. Christine Sdri. Suci Sdri. Febby
Sdri. Dita Sdri. Virgin
Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer
Ibu Dessy A
Bp. Santoso
Bp. Andreas W
Sdri. Ririt Sdri. Henny
Sdr. Amir Sdri. Marlin
Bp. Soegianto
Ev. Dodik
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 5 Maret 2017
12 Maret 2017
Liturgis
Kak Debby
Kak Debby
Pelayan Musik
Kak Willy
Kak Willy
Doa Pra/Pasca SM
Kak Kezia
Kak Hizkia
Tema
Allah Menciptakan Burungburung
Allah Menciptakan Burung-burung
Bahan Alkitab
Kejadian 1:20-23
Kejadian 1:20-23
Sion
Kak Budi
Kak Vena
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Vena
Kak Mei
Nazareth
Kak Evelyn
Kak Dessy
Betlehem
Kak Santi
Kak Kezia
Keterangan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 4 Maret 2017
Sabtu, 12 Maret 2017
GABUNG IBADAH UMUM
GABUNG IBADAH UMUM
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer
37
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 26 Feb 2017
37 orang
Umum 2
Minggu, 26 Feb 2017
92 orang
Umum 3
Minggu, 26 Feb 2017
62 Orang
Sekolah Minggu
Minggu, 26 Feb 2017
37 Orang
Remaja
Minggu, 26 Feb 2017
-
Pemuda
Minggu, 26 Feb 2017
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 26 Feb 2017
-
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 26 Feb 2017
133 Orang
10 Orang
POS Batam (Gabungan)
Minggu, 26 Feb 2017
20 Orang
SM : 56 Orang Remaja : 42 Orang
38