A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email:
[email protected] 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Eksposisi 1 Korintus (1 Korintus 15:13-15)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
eperti sudah diuraikan di khotbah-khotbah sebelumnya, jemaat Korintus mengalami kesulitan untuk memahami kebangkitan orang mati, secara khusus dari sisi material. Filsafat dualisme Yunani kuno yang mereka anut tidak memberi ruang bagi kebangkitan tubuh. Tubuh (materi) adalah jahat, sedangkan jiwa atau roh (non material) adalah baik. Kematian membebaskan yang baik dari yang jahat. Mengapa tubuh yang jahat masih perlu dibangkitkan? Bagaimana mungkin sesuatu yang material dapat ada dalam dunia roh di kekekalan nanti? Jawaban eksplisit terhadap kebingungan di atas akan diberikan oleh Paulus mulai ayat 35. Di ayat 12-34 ia hanya berusaha menunjukkan bahwa penyangkalan terhadap kebangkitan orang-orang mati tidak selaras dengan injil yang berisi kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (ayat 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ 3-4). Jika Kristus sungguhsungguh dibangkitkan dari antara orang-orang mati, seharusnya kebangkitan orang mati secara umum menjadi konsep yang tidak sukar untuk dimengerti. Kenyataannya, jemaat Korintus mempercayai dua pandangan yang saling bertentangan ini, padahal yang satu menegasikan yang lain. Karena itu di ayat 12 Paulus mengungkapkan keheranannya: “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?” Jemaat Korintus tampaknya belum (atau gagal) memikirkan konsekuensi dari penolakan mereka terhadap kebangkitan orang-orang mati. Dua kali Paulus menegaskan bahwa jika orang-orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan (ayat 13, 16). Jika ini yang terjadi, konsekuensi bagi kekristenan begitu fatal. Jatuh atau bangunnya kekristenan bergantung pada kebangkitan Yesus Kristus. Tanpa kebangkitan-Nya, kekristenan akan kehilangan esensinya.
Apa saja konsekuensi fatal seandainya Kristus tidak dibangkitkan? Hari ini kita hanya akan melihat tiga konsekuensi buruk apabila Kristus tidak dibangkitkan (ayat 14-15). Konsekuensikonsekuensi yang lain di ayat 1619 akan diuraikan di khotbah mendatang.
Pemberitaan injil menjadi siasia (ayat 14) Konsekuensi pertama berhubungan dengan “pemberitaan” (kērygma) para rasul. Walaupun kata kērygma secara umum hanya berarti “pemberitaan”, tetapi dalam Perjanjian Baru objek dari pemberitaan ini sudah jelas, yaitu injil. Dalam 1 Korintus 1:21 dikatakan: “Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”. Kata “sia-sia” (kenos) sengaja diletakkan di depan kata kērygma sebagai sebuah penekanan. Pemunculan kata yang sama di akhir 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ ayat ini (“sia-sialah juga kepercayaan kamu”) turut memberi penegasan tambahan. Urutan kata sebagai penekanan ini diungkapkan secara tepat dalam terjemahan LAI:TB “sia-sialah pemberitaan kami” (bdk. mayoritas versi Inggris “pemberitaan kami adalah sia-sia”). Kata kenos mempunyai arti “kosong” atau “sia-sia”. Hampir semua terjemahan Alkitab memilih alternatif yang terakhir. Apa arti “sia-sia” dalam konteks ini? Teks menyediakan petunjuk yang sangat bermanfaat untuk mengetahui makna “sia-sia” di bagian ini. Kata kenos sudah muncul di ayat 10. Di sana Paulus mengatakan: “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”. Kasih karunia Allah tidak sia-sia bagi Paulus. Ada dampak nyata dari kasih karunia itu, yaitu perubahan hidup Paulus
dan semangatnya dalam melayani Tuhan. Jadi, sia-sia dalam konteks ini lebih mengarah pada “tidak ada dampak sama sekali”. Pemberitaan apapun yang tidak mengandung kebangkitan Kristus tidak akan memiliki kekuatan ilahi apa-apa. Tidak peduli apakah suatu pemberitaan dilakukan dengan tenik retorika Yunani-Romawi yang hebat atau dengan kekuatan Roh (2:1-4) hasilnya akan sama saja. Tidak ada kekuatan di dalamnya. Injil Yesus Kristus adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Rm 1:16), tetapi tanpa kebangkitan Yesus tidak akan ada injil. Jika tidak ada injil, maka tidak akan ada kekuatan Allah yang mengubahkan. Poin ini sangat mendesak untuk didengungkan berulang-ulang di berbagai gereja. Banyak khotbah terjebak pada moralitas humanis yang hanya berkutat pada aturanaturan dan petuah-petuah manusiawi. Etika dipisahkan dari theologi. Moralitas diceraikan dari injil Yesus Kristus. Kesalehan hidup yang akan terbentuk tidak berakar pada kematian dan kebangkitan 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Yesus Kristus. Ini adalah Konsep tentang iman seperti di atas sangat bertentangan dengan kesalehan yang palsu pemahaman Paulus. Iman bukan Iman kita menjadi sia-sia (ayat hanya terbatas pada perasaan. Iman juga merengkuh kenyataan dan 14) pengertian. Iman bersifat historis Istilah “iman” (pistis) sudah menjadi dan logis. Konsisten dengan logika begitu akrab di telinga banyak dan koheren dengan realita. orang. Banyak orang Kristen latah menggunakannya. Ironisnya, tidak Tanpa sebuah fakta historis, yaitu banyak yang benar-benar memahami kebangkitan Kristus dari antara orang mati, iman kita akan menjadi arti iman yang sebenarnya. sia-sia. Tidak peduli seberapa Salah satu kesalahan fatal yang cukup besar keyakinan kita. Tidak peduli populer adalah menyamakan iman seberapa tulus kita mempercayainya. dengan keyakinan yang buta. Iman Tidak peduli seberapa lama kita dibatasi pada perasaan yang kuat memegangnya. Iman yang nyata terhadap Allah, tetapi tanpa disertai adalah iman yang tertancap pada dengan bukti yang memadai. Contoh kenyataan. Meyakini sesuatu yang menarik ada di kamus Merriam- tidak terjadi adalah kebodohan. Webster yang sangat tradisional dan Kabar baik yang tidak benar adalah terkenal. Salah satu definisi iman kebohongan. Kabar semacam yang disediakan di sana adalah ini tidak akan bisa memberi “keyakinan yang teguh terhadap penghiburan. sesuatu walaupun tidak ada bukti”. Parahnya lagi, sebagian orang Kristen Kesalehan para rasul akan justru membanggakan imannya dipertaruhkan (ayat 15) yang tidak rasional. Semakin tidak ada bukti dianggap semakin murni Inti pemberitaan para rasul adalah imannya. kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (15:3-4). Tidak ada berita lain yang lebih sentral. Bahkan 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ semua khotbah para rasul berputar pada poros ini. Seandainya Kristus tidak dibangkitkan, maka para rasul akan didapati Allah sebagai pseudomartyres tou theou, yang secara hurufiah berarti “para saksi dusta tentang Allah”. Mereka memberitakan bahwa Allah membangkitkan Yesus Kristus, padahal kenyataan tidak demikian. Ini adalah kesaksian palsu tentang Allah atau, lebih tepatnya, melawan Allah. Ini jelas sebuah konsekuensi yang tidak main-main. Dalam budaya Yahudi, menjadi saksi dusta tentang sesama manusia saja sudah dikategorikan pelanggaran yang sangat berat. Dalam Dasa Titah TUHAN tidak lupa menyertakan larangan untuk menjadi saksi dusta (Kel 20:16; Ul 5:20). Ada ancaman hukuman yang berat bagi para saksi dusta (Ul 19:16-21). Para pendusta tidak akan luput dari hukuman Allah (Amsal 19:5). Jika berdusta tentang sesama saja harus dihukum sedemikian berat, apalagi berdusta tentang Allah. Hukuman yang akan ditanggung jelas tidak tanggung-tanggung. Para rasul yang dibesarkan dalam tradisi Yahudi pasti memahami keseriusan dari pelanggaran ini. Berdasarkan pertimbangan logis, tidak mungkin para rasul berbohong tentang kebangkitan Yesus Kristus. Mereka tidak memiliki motif untuk menciptakan maupun menyebarkan kisah kebangkitan. Tidak ada keuntungan apapun yang mereka terima. Sebaliknya, mereka justru menghadapi berbagai tekanan dan penganiayaan akibat pemberitaan itu. Jika kebangkitan adalah sekadar kisah dusta yang mereka ciptakan sendiri, tidak mungkin mereka mau menderita dan mati demi kebohongan tersebut. Mereka juga tidak memiliki kapasitas yang mumpuni. Sangat sedikit pengikut Yesus Kristus yang layak dikategorikan terpelajar. Kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Bagaimana mungkin mereka mampu membuat sebuah kisah bohong yang dengan cepat dipercayai oleh jutaan orang? 8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Kalau bukan karena kuasa ilahi dalam injil, tidak mungkin orang-orang sederhana ini mampu memiliki pengaruh yang begitu luas. Mereka juga tidak memiliki strategi yang jitu. Jika ingin membuat cerita bohong, bukankah lebih mudah memberitakan kebangkitan Yesus secara spiritual sehingga tidak dapat dilacak kebenarannya? Mengapa mereka harus susah-payah mengarang kebangkitan tubuh? Keberadaan para wanita sebagai saksi-saksi awal juga memberi dukungan serupa. Dalam budaya Yahudi, kesaksian wanita tidak diperhitungkan. Jika mau menyebarkan dusta, mengapa tidak memilih saksi-saksi pria saja? Kegagalan para penguasa untuk menghentikan pemberitaan injil merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan secara serius. Mereka telah melakukan segala hal untuk menyanggah dan mematikan berita kebangkitan Kristus. Berita bohong tentang pencurian mayat Yesus Kristus pun disebarluaskan untuk melawan berita injil. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dilakukan secara intensif dan komprehensif. Semua ini tetap tidak mampu mematikan api injil. Soli Deo Gloria.
9
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk anak SD +SMP+SMA yang akan mengikuti ujian akhir nasional. 2. Doakan untuk pelayanan di Batam secara khusus kel. Ev. Samuel Budiman agar diberi hikmat Tuhan dalam mengembangkan Pos PI Batam. 3. Doakan untuk KTB M2 dan CPC yang sudah berjalan kiranya jemaat Tuhan bertumbuh melalui KTB yang sudah berjalan dan pengurus M2 dan CPC semakin giat melayani Tuhan.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 112: Dosa apa yang dilarang dalam hukum yang ketiga? Jawaban : Dosa yang dilarang dalam hukum yang ketiga ialah, Tidak menyebut nama Allah dengan cara yang dituntut, dan menyalahgunakan nama itu dengan menyebutnya dengan cara yang tidak berpengetahuan, tidak perlu, tidak dengan hormat, tidak suci, penuh takhayul, atau jahat, atau dengan cara lain menggunakan gelar-gelar, sifat-sifat, pranata-pranata yang telah ditetapkan-Nya atau karya-karya-Nya dalam semua kata-kata nista; sumpah palsu, sumpah serapah, sumpah, nazar, dan undian yang berdosa; melanggar sumpah atau nazar kita yang sah, dan berpegang padanya kalau menyangkut hal-hal yang tidak sah; bersungut-sungut dan menyalahkan, membongkar-bongkar, atau salah memakai putusan-putusan Allah dan karya- karya pemeliharaan-Nya; salah menafsirkan, salah menerapkan, atau dengan cara apa pun memutarbalikkan FirmanNya atau sebagian Firman itu untuk senda gurau yang tidak suci, pertanyaanpertanyaan sia-sia yang timbul dari rasa ingin tahu, pertengkaran yang kosong, atau untuk mempertahankan ajaran sesat; menyalahgunakan nama itu atau menyalahgunakan makhluk atau apa 11
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
saja yang lain yang tercantum dalam nama Allah untuk mantera atau untuk hawa nafsu dan perbuatan berdosa. Selanjutnya, memfitnah, mencemooh, mencerca, dan dengan cara apa pin menentang kebenaran, rahmat, dan jalan- jalan Allah; mengaku percaya secara munafik atau untuk maksud jahat; merasa malu karena agama atau memalukannya melalui tingkah laku yang tidak sesuai dengannya, dan yang kurang bijaksana, tidak berhasil guna, atau menyakitkan hati, atau murtad dari agama itu. a. Mal 2:2. b. Kis 17:23. c. Ams 30:9. d. Mal 1:6-7, 12; 3:14. e. 1Sa 4:3- 5; Yer 7:4, 9-10, 14, 31; Kol 2:20-22. f. 2Ra 18:30, 35; Kel 5:2; Maz 139:20. g. Maz 50:16-17. h. Yes 5:12. i. 2Ra 19:22; Ima 24:11. j. Zak 5:4; 8:17. k. 1Sa 17:43; 2Sa 16:5. l. Yer 5:7; 23:10. m. Ula 23:18; Kis 23:12, 14. n. Est 3:7; 9:24; Maz 22:19. o. Maz 24:4, Yeh 17:16, 18-19. p. Mar 6:26; 1Sa 25:22, 32-34. q. Rom 9:14, 19- 20. r. Ula 29:29. s. Rom 3:5, 7; 6:1-2. t. Pengk 8:11; 9:3; Maz 39. u. Mat 5:21-48. v. Yeh 13:22. w. 2Pe 3:16; Mat 22:24-31. x. Yes 22:13; Yer 23:34, 36, 38. y. 1Ti 1:4, 6-7; 6:4-5, 20; 2Ti 2:14; Tit 3:9. z. Ula 18:10-14; Kis 19:13. aa. 2Ti 4:3-4; Rom 13:13-14; 1Ra 21:910; Yud 1:4. ab. Kis 13:45; 1Yo 3:12. ac. Maz 1:1,; 2Pe 3:3. ad. 1Pe 4:4. ae. Kis 4:18; 13:45-46, 50; 19:9; 1Te 2:16; Ibr 10:29. af. 2Ti 3:5; Mat 23:14; 6:1-2, 5, 16. ag. Mar 8:38. ah. Maz 73:14- 24. ai. 1Ko 6:5-6; Efe 5:15-17. aj. Yes 5:4; 2Pe 1:8-9. ak. Rom 2:23-24. al. Gal 3:1, 3; Ibr 6:6.
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Berupaya keras menjadi Orangtua yang menerapkan prioritas,
S
bukan yang sempurna
ebuah kisah yang ditulis Hilding Halverson, seorang eksekutif: Suatu hari putra saya yang masih kecil sedang bermain-main dengan teman-temannya di kebun belakang, saya menguping pembicaraan mereka – saya mendengar salah seorang di antaranya berkata, “Aku bisa mengalahkan Ayahmu. Ayahku mengenal walikota kita!” Kemudian terdengar yang lain berkata, “Itu sepele – Ayahku kenal gubernur negara bagian kita.” Selanjutnya saya mendengar suara yang saya kenal, suara putra kecil saya sendiri,
“Itu belum apa-apa – Ayahku kenal Tuhan!” Baru-baru ini saya merenungkan warisan rohani Ayah bagi kami ketika saya sedang mempersiapkan diri untuk berbicara di Promise Keepers di Houston. Tatkala saya tengah mempersiapkannya, Ayah terkena serangan jantung. Saya segera terbang ke Orlando untuk menjenguknya. Saat saya berbicara dengan Ayah di rumah sakit, ia berkata, “John, Ayah 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ ingin bisa ikut. Kamu tahu bagaimana Ayah sangat senang mendengarkan khotbahmu.” Lalu Ayah menunjuk pada Alkitab tuanya. “Ambilkan Alkitabku, John,” katanya.
Februari) Dibaca seluruhnya – 1991 (selesai J uni) Dibaca seluruhnya – 1991 (selesai September) Dibaca seluruhnya – 1991 (selesai Desember) Saya melihat ujung-ujung kulit Dibaca seluruhnya – 1992 – 1992 – sampulnya mulai menggulung 1993 – 1993 – 1994 – 1994 – 1995 – karena dimakan usia dan terlalu 1995 lama digunakan. “Ayah tidak bisa ikut, tetapi Ayah Ayah sudah 38 kali membaca seluruh ingin kamu membawa Alkitab Alkitab! Sepanjang tahun 1991 ini dan menggunakannya untuk saja, ia sudah membaca seluruhnya berkhotbah, dan ingat, John, Ayah sebanyak empat kali. akan mendoakanmu.” Keesokan harinya saya bertanya Malam itu, saya mengambil Alkitab kepada Ayah, “Bagaimana Ayah Ayah karena saya ingin meluangkan melakukannya? Bagaimana Ayah waktu untuk berdoa. Saya mampu membaca seluruh Alkitab membukanya dan melihat bahwa sampai berulang kali demikian Ayah sudah menuliskan sesuatu di banyak?” bagian dalam kulit sampul depan, “Ayah tidak membaca apapun di saya temukan tulisan ini: pagi hari sebelum Ayah membaca Alkitab Tua yang sudah usang: Firman Allah,“ katanya. Dibaca seluruhnya – 1950 – 1954 – Dua minggu kemudian, saya 1957 – 1961 – 1968 – 1973 berbicara di hadapan 60.000 pria Astrodome tentang Dibaca seluruhnya – 1977 – 1979 – Houston 1979 – 1980 – 1981 – 1982 – 1983 – menjadi pelayan Firman Allah. Dan 1984 – 1985 – 1985 – 1986 – 1986 – saya berbicara dengan yakin sebab 1987 – 1987 – 1988 – 1988 – 1989 – saya sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Saya tahu apa 1989 – 1990 – 1990 Dibaca seluruhnya – 1991 (selesai artinya seorang abdi Allah, karena 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ saya dibesarkan oleh seorang abdi Allah. Jika Anda ingin agar anakanak Anda mengasihi serta menaati Allah beri mereka warisan yang serupa. Baru-baru ini, Joel bertemu dengan para anggota Goad Family, kelompok musik Kristiani yang populer. Ia ingin bekerja sebagai teknisi tata lampu selama tur musim panas. Kedengarannya seperti sebuah kesempatan yang hebat bagi Joel, namun kami ingin ia bergerak perlahan-lahan, sebab kami sadar bahwa pekerjaan itu akan menuntut tanggung jawab besar. Jadi kami mengusahakan agar ia mengunjungi keluarga Goad untuk beberapa hari. Sesudah kunjungan Joel, keluarga Goad memberitahu saya bahwa mereka sangat terkesan dengan dirinya. Sebagai seorang remaja 17 tahun Joel tidak saja tahu banyak, tetapi ia juga memahami selukbeluk tata lampu melebihi teknisiteknisi yang pernah bekerja dalam industri hiburan selama bertahuntahun. Joel juga mampu membuat beberapa efek penyinaran yang efektif dengan menggunakan
komputer. Mereka senang kalau Joel bekerja bersama mereka. Selama seminggu saya dan Margaret mempertimbangkan hal ini berulang kali. Sebenarnya Joel sudah dijadwalkan untuk mengikuti perjalanan misi jangka pendek ke Kenya selama musim panas, namun kami sadar bahwa tur musik bersama keluarga Goad merupakan satu kesempatan luar biasa baginya. Kami memutuskan untuk mengizinkan Joel pergi bersama mereka (periode percobaan) selama tiga minggu sebelum perjalanannya ke Afrika. Kemudian kami akan lihat bagaimana hasilnya. Malam sebelum Joel berangkat ke Dayton untuk bergabung dengan keluarga Goad, ia menulis sebuah surat kepada mereka. Ia bermaksud memberikan surat itu kepada mereka setelah mendarat di Dayton. Inilah yang ditulisnya:
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Keluarga Goad yang baik, Saya menantikan datangnya kesempatan bersama Anda semua selama seminggu. Sepanjang minggu ini saya menunggu-nunggu tibanya hari itu. Saya gelisah sedemikian rupa sehingga ingin segera meninggalkan Ohio untuk membantu keluarga dan pelayanan Anda. Saya merasa mantap dengan apa yang Anda semua akan kerjakan untuk Kerajaan Allah. Itulah sebabnya saya berada di sini. Dua hari bersama keluarga Anda memberikan suatu kesan kepada saya yang takkan berubah. Seluruh keluarga Anda mengasihi Allah tanpa kesudahan. Saya berterima kasih atas kesempatan yang baik dan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada seorang anak 17 tahun. Kebanyakan orang apabila melihat seseorang yang usianya baru 17 tahun akan berkata, “Oh, dia tidak tahu apa-apa,” dan mereka tidak bersedia membuang waktu sedikit pun untuk memperhatikan apa yang ia ketahui. Tetapi keluarga Anda tidak seperti itu. Saya merasakan keluarga Anda mau mendengarkan apa yang harus saya katakan. Sekali lagi saya berterima kasih atas kesempatan ini saya akan berusaha sedapat-dapatnya untuk mengerjakan permintaan Anda. Saya rasa ini juga suatu kesempatan bagi saya untuk bertumbuh secara rohani dan lebih mengasihi orang-orang yang sedang terluka – seperti keluarga Anda yang mengasihi orang-orang yang terluka. Saya tersentuh melihat orang-orang yang miskin, namun terkadang perasaan itu menipis karena saya takut apa yang akan dipikirkan orang-orang seusia saya. Akan saya lakukan apa yang benar bagi Allah dan apa yang Dia ingin saya lakukan. Teman Anda Joel Maxwell
16
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Saya percaya Joel akan bertumbuh secara rohani lewat pengalaman ini. Kerinduannya untuk mengasihi orang lain serta kemampuannya untuk menaati Allah menunjukkan bahwa suatu karya Allah sedang terjadi di dalam hidupnya dan juga makin dan makin terlihat bahwa ia mulai bertindak berdasarkan apa yang ia yakini. Sebagai orangtua adalah satu hal untuk mengajar anak-anak untuk mempunyai daftar prioritas, namun adalah hal lain untuk menyaksikan anak-anak mulai menerapkan prioritas itu. Kita mungkin tidak selalu menyaksikan kemajuan yang kita dambakan pada diri anak-anak kita, namun saat kita menyaksikannya, kita mempunyai sukacita yang sejati. Pengharapan kita adalah supaya masing-masing anak hidup berdasarkan prinsip-prinsip yang kokoh. Pada waktunya kita akan tahu. Dan dalam sepuluh tahun mendatang, akan kita peroleh buku laporan yang sudah diperbarui. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 3: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung …
17
e
Ap ak ah O r an g D i h ak i m i B e r d as ar k an Agamanya Send i ri ?| #Q and A
MAGZ
Apakah Orang Dihakimi Berdasarkan Agamanya Sendiri? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
elama pelayanan-Nya di dunia, Tuhan Yesus menyatakan beragam klaim. Salah satu yang terkesan paling berani dan eksklusif berhubungan dengan jalan keselamatan satu-satunya di dalam Dia. Dalam Yohanes 14:6 Tuhan kita berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Poin senada dikemukakan oleh Rasul Petrus di Kisah Para Rasul 4:12 “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. Klaim di atas biasanya menimbulkan sebuah pertanyaan: “Bagaimana nasib orang-orang yang tidak sempat mendengarkan berita injil Yesus 18
e
Ap ak ah O r an g D i h ak i m i B e r d as ar k an Agamanya Send i ri ?| #Q and A
MAGZ Kristus?” Orang-orang yang dimaksud termasuk orang-orang pada zaman Perjanjian Lama, suku bangsa lain yang primitif, maupun orang-orang sekarang yang belum pernah bersentuhan dengan kekristenan. Apakah mereka akan dihakimi menurut agama mereka masing-masing? Jawabannya adalah “tidak”. Allah tidak menghakimi orang berdasarkan agama masing-masing. Ukuran penghakiman adalah wahyu Allah (apa yang Allah nyatakan), bukan agama (apa yang manusia persepsi tentang Allah). Dari atas ke bawah, bukan sebaliknya. Dalam Roma 1:18-3:20 Paulus menunjukkan keberdosaan semua manusia, baik orang-orang Yunani maupun Yahudi. Kelompok pertama sudah diberi wahyu umum berupa ciptaan (1:18-20) dan hukum moral dalam hati mereka (2:14-16). Kelompok yang kedua diberi Hukum Taurat (2:111, 17-29). Jumlah dan jenis wahyu yang diterima memang berbeda. Namun, ada satu yang sama: mereka sama-sama tidak bisa hidup seturut wahyu tersebut. Kehidupan mereka tidak selaras dengan wahyu Allah. Kesalahan mereka bukan ketidaktahuan, melainkan penindasan terhadap kebenaran (1:18-20; 2:21-24). Akibatnya, semua manusia berada di bawah murka Allah (1:18; 3:20). Jika digali lebih dalam lagi, akar persoalan umat manusia adalah dosa dalam diri mereka. Mereka semua berada di bawah kuasa dosa (3:9). Natur mereka berdosa; tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan mereka yang tidak rusak oleh dosa (3:10-18). Status mereka pun sebagai orang-orang yang berdosa di hadapan Allah (3:19-20). Jadi, dosa membuat mereka menindas wahyu Allah. Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan: manusia dihukum karena tidak menaati wahyu Allah. Ketidaktaatan ini disebabkan oleh keberdosaan mereka. Dengan kata lain, mereka dihukum karena mengikuti 19
e
Ap ak ah O r an g D i h ak i m i B e r d as ar k an Agamanya Send i ri ?| #Q and A
MAGZ keinginan dosa dalam diri mereka. Mereka dihukum bukan karena belum pernah mendengarkan injil. Mereka dihukum bukan karena mendapatkan wahyu yang terbatas. Mereka dihukum karena dosa-dosa mereka. Kebenaran di atas sekaligus memberi pencerahan terhadap keadilan Allah. Seandainya yang menjadi biang masalah adalah natur yang dosa, orang-orang yang memiliki wahyu khusus belum tentu mendapatkan keuntungan dari mereka yang hanya menerima wahyu umum. Bahkan mereka yang sudah mendengarkan injil saja belum tentu diuntungkan. Sebaliknya, mereka yang tetap menolak injil sekalipun sudah berkalikali mendengarkan justru akan dihakimi secara lebih berat. Alkitab mengajarkan bahwa tingkat hukuman berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan. Lukas 12:47-48 mengajarkan: “Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut”. Kepada penduduk di beberapa kota yang tetap menolak Dia sekalipun Ia melakukan banyak mujizat di sana, Tuhan Yesus memberikan ancaman hukuman yang lebih berat daripada hukuman yang diterima oleh penduduk Sodom dan Gomora (Matius 11:20-24). Pendeknya, tahu banyak bukan berarti untung banyak. Masing-masing akan dihakimi berdasarkan wahyu Allah yang mereka sudah terima. Jikalau manusia dihakimi menurut agama masing-masing, hal itu akan mendatangkan ketidakadilan. Masing-masing agama menerapkan tingkatan tuntutan kebaikan hidup yang berlainan. Ada yang sampai menolak segala bentuk kesenangan duniawi (kekayaan, seks, makanan, 20
e
Ap ak ah O r an g D i h ak i m i B e r d as ar k an Agamanya Send i ri ?| #Q and A
MAGZ dsb), ada pula yang justru menjadikan kesenangan duniawi sebagai daya tarik. Lagipula, bagaimana dengan orang-orang atheis yang menganggap dirinya tidak beragama? Bagaimana mungkin mereka dihakimi berdasarkan agama mereka? Soli Deo Gloria.
21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
PLURALISME DAN PENYATAAN (Lanjutan tgl 16 April 2017) luralisme religius juga berpegang pada ide baru tentang penyataan. Selama ini orang Kristen memahami penyataan sebagai penyingkapan kebenaran oleh Allah kepada manusia. Allah biasanya melakukan hal ini dengan cara-cara yang bisa diterima oleh semua orang, contohnya melalui alam dan hati nurani, serta secara khusus dalam Alkitab, dan terutama di dalam Yesus Kristus. Menurut pandangan yang baru ini, kebenaran tidak dinyatakan kepada kita, tetapi ditemukan oleh kita melalui pengalaman. Tulisan-tulisan dari agama-agama yang berbeda, baik Hindu, Zaman Baru, Muslim, atau Kristen, dianggap sebagai penemuan-penemuan yang berbeda (melalui pengalaman) tentang satu Allah yang sama. Perbedaan agama adalah perbedaan ekspresi tentang Yang Absolut. Masing-masing mengandung faset-faset kebenaran.
P
22
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Sebuah perumpamaan Hindu sering digunakan untuk menggambarkan hal ini. Beberapa orang ditutup matanya dan dibawa kepada seekor gajah dan diminta untuk menggambarkan apa yang mereka sentuh. Satu orang menyentuh belalai gajah tersebut dan berkata itu seperti sebuah pohon. Orang lainnya meraba salah satu kaki gajah itu dan berkata itu seperti sebuah pilar, dan seterusnya. Semua itu merupakan perkiraan dari rabaan mereka pada bagian-bagian yang berbeda dari seekor gajah yang besar. Ide-ide religius kita yang berbeda disamakan dengan pengalaman seperti itu. Tentu saja kebenaran yang seperti itu tidak mungkin absolut. Di dalam Hinduisme, Yang Absolut sebenarnya tidak bisa dikenal. Dan Hinduisme bisa dikatakan sebagai sumber pemikiran Zaman Baru.
PLURALISME DAN PERJUMPAAN ANTAR AGAMA Sudah jelas dari gambaran diatas bahwa pendukung pluralisme tidak bisa menerima adanya sebuah jalan yang merupakan satu-satunya jalan yang benar. Mereka akan mengeryitkan kening ketika mendengarkan ide tentang bekerja mempertobatkan orang dari agama-agama lain. Saya pernah berbicara pada sebuah pertemuan di Sri Lanka, bersama Seorang pembicara lain, dengan topik mengenai misi Kristen di Sri Lanka. Pembicara lain itu bercerita bahwa saat seorang Buddhis mendatangi dia dan mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang Kristen, dia menjawab, “Anda memiliki agama yang hebat, mengapa Anda ingin menjadi seorang Kristen? Mengapa tidak mempelajari agama Anda dengan sungguh-sungguh dan menjadi seorang Buddhis yang lebih baik?” Salah satu kunci perjumpaan antaragama adalah saling belajar. Jadi, dialog menggantikan apologetika dalam perjumpaan antaragama. Perjumpaan seperti itu dikatakan sebagai perjumpaan semua orang percaya secara sederajat, menolak untuk menegaskan bahwa jalan yang diyakini seseorang adalah satu-satunya jalan yang benar. Seorang pemimpin Kristen SriLangka, 23
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Wesley Ariarajah, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal dari Dewan Gereja-gereja Sedunia, pernah menulis, “Setiap orang yang mendekati orang lain dengan sebuah asumsi a priori bahwa kisahnya merupakan ‘satu-satunya kisah yang benar’ telah menutup dialog tersebut sebelum dimulai.” Pernah suatu kali, seorang pemimpin gereja berbicara di pertemuan tahunan denominasi saya. Dia berkata bahwa kita harus mengeluarkan kata hanya dari kosakata Kristen. Tujuan baru dalam misi adalah saling memperkaya antaragama melalui sumbangsih masing-masing dan bergabung untuk memerangi materialisme ireligius yang menyerang jiwa masyarakat masa kini. Pengertian toleransi seperti ini dibangun ke dalam struktur pemikiran Hindu dan Buddha. Praktiknya, kita melihat tidak adanya toleransi di antara pemimpin mereka saat salah satu pengikutnya menjadi Kristen. Ini merupakan prinsip toleransi yang diterima semua orang kecuali yang menolak pluralisme. Menurut saya, kita melihat hal ini juga terjadi di Barat. Melihat perkembangan yang sudah dijabarkan secara garis besar diatas, sudah sewajarnya banyak orang Kristen bertanya apakah klaim-klaim Kristen tentang sebuah penyataan yang absolut dan unik masih bisa dipertahankan di zaman modern ini. Saya berharap bisa menunjukkan bahwa mereka masih bisa mempertahankannya. Bersambung…………. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
24
e
Ap ak ah Yan g D i m ak s u d Pe n o l o n g Yan g S e pad an|#D OYO U KNOW
MAGZ
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ‘PENOLONG YANG SEPADAN’?
D
alam Kej. 2:8-14 diceritakan bahwa Allah menyediakan taman yang indah dengan segala buah yang melimpah di dalamnya. Dalam bagian selanjutnya Allah juga mempersiapkan penolong yang sepadan bagi Adam (2:18, 20). Jelas dipahami bahwa ide memberikan ‘penolong yang sepadan’ buat Adam merupakan inisiatif Allah. Beberapa petunjuk mengarah pada hal ini: “Allah berkata” (2:18), “Allah membentuk” (2:19), “Allah membuat manusia tertidur” (2:20), “Allah
membangun seorang perempuan” (2:22). Pernyataan Allah yang menyatakan bahwa ‘penolong yang sepadan’ itu adalah seorang perempuan atau wanita, merupakan sebuah konsep yang unik. Hal ini akan semakin nampak sangat unik jika kita membandingkannya dengan sikap paternalistik Yahudi yang seringkali sangat merendahkan dan mengeksploitasi perempuan (bdk. Ul 24:1-4). Kisah ini juga menarik 25
e
Ap ak ah Yan g D i m ak s u d Pe n o l o n g Yan g S e pad an|#D OYO U KNOW
MAGZ
jika dikontraskan dengan kosmologi kuno. Dalam berbagai mitos kuno, pemunculan figur perempuan dalam kisah penciptaan bisa dikatakan hampir tidak ada. Kalau pun perempuan pernah disinggung, tetapi penciptaan perempuan secara khusus tidak pernah dibahas sama sekali.
Dengan demikian apakah yang dimaksud Allah dengan mengatakan ‘penolong yang sepadan’ buat Adam dalam Kej. 2:18?
Ada yang menarik dalam bagian ini: untuk pertama kali Allah melihat hasil ciptaan-Nya dan mengatakan “tidak baik” (2:18). Sebelumnya, setiap ciptaan pasti baik (1:4, 10, 12, 18, 21, 25), bahkan keseluruhan ciptaan adalah sungguh amat baik (1:31). Penilaian “tidak baik” di sini tampaknya mendapat penekanan khusus, yang terlihat dari posisi frase ini di bagian awal perkataan TUHAN Allah. Penilaian ini mengajarkan beberapa hal yang penting. Pertama, kebaikan adalah kesempurnaan. Laut tanpa ikan, cakrawala tanpa burung dan benda penerang, darat tanpa tanaman, binatang darat, dan manusia adalah tidak sempurna. Begitu pula laki-laki tanpa perempuan juga tidak sempurna. Kesempurnaan ini tentu saja diukur dari rencana penciptaan. Apa saja yang tidak sesuai rencana Allah adalah tidak sempurna. Karena dari awal Allah sudah merencanakan agar manusia berkembang biak dan memenuhi bumi serta menguasainya (1:26, 28), maka keberadaan perempuan merupakan sebuah keharusan dalam rencana tersebut. Ketidakadaan perempuan menyebabkan ketidakbaikan. Kedua, penilaian adalah hak prerogatif Allah. Teks tidak memberi petunjuk apa pun bahwa Adamlah yang pertama kali merasakan kesepian, lalu ia menyampaikan hal itu kepada Allah. Allah tidak meminta pertimbangan Adam. Yang disorot justru adalah inisiatif Allah dalam menilai sesuatu, entah hasil penilaian itu baik atau tidak baik. Manusia tidak berhak 26
e
Ap ak ah Yan g D i m ak s u d Pe n o l o n g Yan g S e pad an|#D OYO U KNOW
MAGZ
mengambil alih tugas ini (bdk. 3:6). Dalam kisah ini Adam berperan sangat pasif. Kalau pun ia menamai binatang-binatang (2:19), tetapi hal itu pun merupakan inisiatif dari Allah (2:19 “DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya”). Penggunaan kata ganti orang ke-1 tunggal di 2:18b (“Aku akan menjadikan...”) merupakan catatan yang menarik untuk diperhatikan. Pada kisah penciptaan manusia di 2:5-7 dan binatang di 2:19-20 kata ganti yang dipakai adalah kata ganti orang ke-3. Penggunaan kata “Aku” dalam cerita ini jelas dimaksudkan sebagai penegasan terhadap keunikan dan kehormatan perempuan di mata Allah. Bersambung……... NK_P
27
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
PELAYANAN MISI YESUS (Lanjutan tgl 16 April 2017) onflik antara Yesus dan para pemimpin Yahudi tertentu, bukan hanya tentang peraturanperaturan dalam Taurat, melainkan juga tentang tradisi yang mendasarinya. Peraturan tentang Sabat, adat perkawinan, penyunatan, makanan, kekudusan Bait Allah ataupun tentang lambang-lambang yang merujuk pada Israel sebagai umat pilihan Allah. Tetapi Yesus merelatifkan lambing-lambang
K
atau menyatakannya bahwa semua itu mubazir. “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” – Mark 2:27; “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal” – Mark 7:19. Tanggapan Yesus terhadap murid yang meminta ijin untuk menjalankan kewajiban terhadap ayahnya – “Biarlah orang mati menguburkan orang mati” (Luk 9:60) – akan dianggap keterlaluan 28
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ oleh kebanyakan orang. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memahami misi-Nya, yang merespon pendekatan terhadap pemerintahan Allah, sebagai pembentukan komunitas alternative dengan nilai-nilai yang berbeda secara mencolok dengan yang sudah ada sebelumnya. Ini ditegaskan oleh dua pernyataan lain, “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mark 3:35) dan “Setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang” (Mark 10: 29-30). Ini suatu panggilan dan pemahaman yang baru, untuk menyatakan loyalitas terhadap Yesus tentang apa yang Bapa kerjakan melalui diri-Nya. Dalam komunitas yang baru ini, kesetiaan kepada kekerabatan dan kelompok etnis yang selama ini begitu dibanggakan, bukan lagi merupakan hal yang utama bagi identitas seseorang. Ini adalah suatu pemahaman radikal bagi mereka saat itu. Dengan perkataan lain, visi Yesus tentang Kerajaan Allah tidak ada sangkut pautnya dengan melindungi kedaulatan nasional (yang saat itu dalam masa penjajahan Romawi) ataupun kemurnian etnis Yahudi. Ras dan identitas nasional bukanlah masalah utama dalam Kerajaan Allah; hal-hal itu tidak memberikan alasan bagi setiap orang percaya untuk melakukan diskriminasi. Jadi usaha-usaha untuk menjaga orang supaya setia pada negara, kelompok budaya atau keluarga tertentu dengan melarang mereka merespon panggilan Kristus, mendapat kecaman dari Yesus dalam setiap berita yang diproklamirkan Yesus dalam hidup pelayanan-Nya. Akhir-akhir ini aspek misi Yesus yang paling disorot adalah kesediaanNya untuk bergaul dengan orang luar komunitas. Mereka adalah para penderita kusta dan penyakit lainnya, para pemungut pajak, pelacur; 29
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ mereka dianggap orang berdosa yang tidak boleh melakukan aktifitas keagamaan. Kitab-kitab Injil menuliskan mereka sebagai “kaum miskin”; pertama, karena mereka tidak memiliki sumber keuangan atau keluarga untuk bersandar; kedua, karena komunitas mengganggap mereka menyeleweng dalam cara tertentu. Kaum miskin merupakan golongan yang lebih luas daripada mereka yang serba berkekurangan dalam kebutuhan pokok sehari-hari, walaupun golongan terakhir ini merupakan kelompok yang besar di Palestina pada jaman Yesus. Mereka juga adalah pihak yang sering dirugikan oleh pihak yang berkuasa dan dianggap orang yang tidak berguna; tidak dianggap secara social, orang subversive. Mereka mendapat diskriminasi, prasangka buruk bahkan hak-hak merekapun sering diabaikan penguasa. Tetapi lihatlah, berita tentang Kerajaan Allah datang terlebih dahulu kepada mereka, sebagai kabar baik, kabar sukacita. Yesus bertemu dengan orang-orang seperti mereka, bahkan makan dengan mereka; mau menjamah dan menyembuhkan mereka, mengampuni dosa mereka; bahkan mengatakan mereka adalah yang empunya Kerajaan Surga. Kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yesus dan yang Ia demontrasikan melalui perlakuan-Nya terhadap orang miskin, pemungut cukai, orang sakit dan orang berdosa. Hal ini tidak hanya membawa ketuhanan Allah atas seluruh ciptaan-Nya; hal itu juga membawa perjamuan terhadap bangsa-bangsa yang besar dan penuh dengan sukacita….(Yes 25: 6-8; Luk 13: 29)…Dalam konteks inilah kita harus melihat peristiwa Yesus makan dan minum dengan orang-orang berdosa, para pemungut cukai dan orang-orang yang diabaikan, dengan ini Ia telah mendemontrasikan dalam pribadi-Nya sendiri sebagai Anak Allah, bahwa manusia dengan tidak melihat latar belakang mereka, mau diterima oleh Allah dan dosa mereka diampuni. Ini adalah suatu anugrah yang luar biasa bagi mereka; menggambarkan satu hal penting, bahwa untuk penebusan dosa manusia, maka Allahlah yang harus bertindak. Bersambung……... 30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 24 April 2017 JANGAN SESAT (Bacaan: Markus 12:18-27)
Seorang bapak bertanya kepada saya tentang kebangkitan Yesus. Beliau memiliki argument dan kepercayaan bahwa Yesus tidak bangkit tetapi jenasahNya dicuri oleh murid-muridNya. Diakhir diskusi, bapak tersebut tetap dengan argument dan kepercayaannya bahwa Yesus tidak bangkit. Tetapi orang-orang Saduki tidak mempercayai akan adanya kebangkitan. Dalam perikop Di sini terlihat orang Saduki mengaitkan konsep kebangkitan tubuh dengan isu pernikahan. Jebakan yang dipasang oleh pihak Saduki kepada Yesus sangat mematikan. Jawaban Yesus menjadi sebuah pertaruhan besar atas seluruh ajaran dan otoritas-Nya sebagai guru maupun anak Allah. Dalam hukum Taurat, pernikahan levirat menjadi ketetapan Allah (band. Ul. 25:5-10). Hukum ini diatur demi kelangsungan marga dan penghapusan aib keluarga (band. Kej. 30:24, Rut. 4:13-17, Luk. 1:58). Dengan mengambil kasus ini, apakah pihak Saduki kurang memahami firman Allah, padahal mereka dianggap sebagai kelompok paling konservatif di Israel?Dengan tegas Yesus menyebut mereka sebagai orang yang sesat (24, 27b). Sebab orang Saduki bukan hanya salah tafsir, tetapi mereka terjebak pada spekulasi yang berlebihan terhadap hukum Taurat (25). Mereka mencoba mengaitkan dimensi surgawi dengan kehidupan manusia. Seolah-olah kehidupan di surga tidak ada bedanya dengan di dunia. Lagi pula kebangkitan tubuh dimungkinkan sebab Allah Israel adalah Allah yang hidup (26-27a). Waspadalah terhadap ajaran menyesatkan yang berlindung di balik kebenaran firman Allah.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 25 April 2017 TUHAN ATAS KEMATIAN (Bacaan: Markus 5:35-43)
Apa yang Anda akan lakukan bila mengalami sakit yang tak tersembuhkan? Atau bila maut mengancam nyawa Anda atau nyawa orang yang Anda kasihi? Tidakkah Anda akan mengusahakan cara pengobatan tercanggih atau mendatangi dokter terbaik? Yairus sudah mengusahakan semua yang terbaik demi anak perempuannya yang sakit dan hampir mati. Sampai akhirnya ia rela datang tersungkur di depan kaki Yesus. Tentu ini bukan hal mudah. Bagaimana mungkin seorang kepala rumah ibadat membutuhkan seorang guru keliling? Bukankah nama besar dan posisi terhormat biasanya membuat orang sulit merendahkan diri? Namun ia percaya bahwa Yesus dapat berbuat sesuatu. Dan imannya terbukti, anaknya yang sudah mati dipegang oleh Yesus dan dibangkitkan. Tidak ada harapan lagi. Hingga tinggal satu pribadi yang kabarnya dapat menolong, yaitu Yesus. Mendatangi Yesus secara terbuka tidak mungkin dilakukan, karena hukum PL memandang sakit yang demikian adalah najis. Namun harapan kesembuhan yang membara mendorong dia untuk memberanikan diri menjamah Tuhan Yesus, yang dipercaya dapat berbuat sesuatu. Dan akhirnya, ia disembuhkan. Yairus datang kepada pribadi yang tepat. Sesungguhnya Dia juga adalah Tuhan atas penyakit dan kematian. Kita perlu mengakui bahwa segala sumber pertolongan lain gagal untuk kita andalkan.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 26 April 2017 REALITA YANG MENJADI DONGENG (Bacaan: Matius 28:11-15)
Titik pusat iman Kristen ada pada kebangkitan Tuhan Yesus. Itu sebabnya setiap Injil mencatat peristiwa ini sebagai klimaks. Para penulis Injil menjadikan kebangkitan Yesus sebagai acuan bagi pertumbuhan gereja. Mengapa kebangkitan Tuhan Yesus begitu penting? Karena kebangkitan Tuhan Yesus sekaligus menjadi isi misi Kristen, kuasa yang mendorong misi, dan jaminan janji penyertaan yang pasti (ayat 18-20). Pertama, kebangkitan Tuhan Yesus adalah isi misi Kristen. Kabar baik yang harus disampaikan para wanita kepada para murid dan nanti yang akan disampaikan para murid kepada dunia ini adalah “Kristus sudah bangkit!” (ayat 6-7,19). Kabar baik ini akan memerdekakan. Kebangkitan-Nya memberikan kuasa untuk hidup sebagai murid Tuhan (ayat 20a). Kedua, kebangkitan Tuhan Yesus membuktikan otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Para wanita yang bertemu pertama kali dengan Dia yang sudah bangkit dan para murid lainnya yang kemudian berjumpa dengan-Nya di Galilea, tersungkur menyembah Dia (ayat 9,17). Sikap ini serasi dengan klaim Tuhan Yesus tentang otoritas-Nya (ayat 18). Dia sungguh Anak Allah! Ketiga, kebangkitan Tuhan Yesus menjadi jaminan bagi penggenapan janji-Nya kepada para murid untuk menyertai mereka senantiasa (ayat 20b). Sekalipun demikian misi ini bukannya bebas rintangan. Para imam tidak segan merancang kebohongan lain yang akan disampaikan kepada pemerintah Roma. Mereka telah berhasil mengubah fakta kebenaran menjadi sebuah cerita dusta, cerita “dongeng”, banyak orang yang begitu mudahnya mempercayai cerita isapan jempol itu. Berhati-hatilah terhadap dongeng. 33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 27 April 2017 MENYATAKAN KUASA ALLAH (Bacaan: I Raja-raja 17:7-24)
Saudara saat ini sedang dalam pergumulan yang berat? Jangan ragu-ragu untuk datang kepada Tuhan, Dia pasti akan memberikan pertolongan. Jangan pernah berkata bahwa Tuhan tidak peduli dan membiarkan kita bergumul sendirian. Secara logika, janda dan juga anaknya ini sudah tidak memiliki harapan lagi karena tepung dan minyak yang dimilikinya hanya untuk sekali makan. Namun ketaatannya di masa sukar membuahkan hasil yang manis. Sebagai janda, wanita itu harus menjalani kehidupan yang berat menjadi tulang punggung keluarga, apalagi negerinya saat itu ditimpa kemarau/ kekeringan panjang, suatu keadan yang secara manusia tidak ada harapan. Di tengah keputusasaan, datanglah orang asing (Elia) yang justru meminta pertolongan kepadanya. Dalam keterbatasan wanita itu masih memberi respon positif. Selain meminta minum, Elia juga meminta sepotong roti yang merupakan persediaan terakhir wanita itu. Wanita itu pun mulai bimbang, terlihat dari jawaban yang ia berikan. Maksud hati ingin menolong, tetapi ita tidak tahu harus berbuat apa karena dalam kondisi yang kritis. Namun janda Sarfat menunjukkan kualitas pribadi sebagai orang yang murah hati walau dalam keterbatasan. Setelah mendengar perkataan firman yang disampaikan Elia, tumbuh benih iman dalam diri janda tersebut, akhirnya ia melakukan apa yang diperintahkan yaitu memberikan roti kepada abdi Allah itu, sebagai pilihan beresiko namun mengandung harapan. Apakah saudara sedang berada di dalam masa sukar? tetaplah taat. Ketaatan kepada Allah di dalam masa sukar akan membawa saudara menyaksikan kuasaNya yang sempurna.
34
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 28 April 2017 JANGAN DIPERBUDAK DOSA (Bacaan: Roma 6:1-14)
Sudahkah saudara yang mengaku telah berjumpa dan dibaharui oleh Yesus, mati bagi dosa? Jika seseorang mengaku percaya Yesus namun hidupnya diperbudak lagi oleh dosa, sebab itu hanya membuktikan bahwa sesungguhnya saudara belum menerima anugerah Allah. Paulus membuka pasal 6 dengan mengemukakan persoalan krusial, yaitu jika kita diselamatkan dari keberdosaan karena anugerah Allah, bolehkah kita berbuat dosa supaya anugerah itu makin bertambah banyak? (1). Pertanyaan ini mungkin merupakan pertanyaan yang memenuhi benak orang Yahudi ketika mereka mendengar perkataan Paulus dalam Roma 5:20-21. Mungkin pertanyaan tersebut juga ada dalam pikiran kita ketika membaca bagian itu. Paulus menjawab dengan lugas: “Sekali-kali tidak!”. Apa yang menjadi alasan Paulus? Karena kita telah mati bagi dosa (28, 11). Mati bagi dosa berarti menyalibkan keinginan daging kita karena Kristus telah menanggung dosa umat manusia di Golgota (3-5), mematikan manusia lama dan tidak menjadi budak dosa (6), terbebas dari dosa (7), tidak membiarkan dosa berkuasa atas hidup kita (12), tidak menyerahkan diri untuk berdosa (13). Dampak dari anugerah keselamatan Allah adalah kita telah mati bagi dosa. Orang yang sungguh-sungguh percaya Kristus tentu tidak akan merasa sejahtera berbuat dosa apa lagi tinggal di dalam dosa. Sebab, orang percaya tidak lagi berada di bawah kutuk dan kuasa dosa, melainkan di bawah kasih karunia Allah.
35
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu 29 April 2017 RESPONI KASIH KARUNIA ALLAH (Bacaan: I Korintus 15:1-11)
Om saya cukup berhasil di mata keluarga. Sehingga banyak orang yang suka dan memuji-muji dia. Suatu ketika ketika dia melakukan kesalahan, mama sangat marah. Saat itu tidak ada lagi yang bisa membantunya dan semua orang yang pernah memujinya seakan hilang. Mama pun dengan spontan berkata bahwa seburuk-buruknya dia, mama akan tetap menerima. Meskipun adiknya pernah berbuat salah juga terhadap mama. Itulah yang Allah lakukan terhadap kita. Kita selalu menyakiti dan mengecewakan Dia. Tetapi oleh karena kasih karunia Allah kita diterima kembali bahkan Ia memberikan anakNya yang tunggal datang menjadi Sang Penebus. Di dalam perikop ini Rasul Paulus mengulas kembali akan injil yang pernah diberitakannya dan yang telah mereka terima. Supaya mereka tetap teguh berpegang akan kepercayaan bahwa Yesus mati karena dosa-dosa kita, telah dikuburkan dan bangkit pada hari yang ketiga (Ay.1-4). Rasul paulus sudah mengalami kasih karunia Allah (Ay.10a) dan Rasul Paulus juga ingin mereka mengalami akan kasih karunia Allah dalam hidup mereka secara pribadi. Supaya mereka lebih giat lagi untuk memberitakan injil seperti Rasul Paulus (Ay.10b-11). Bagaimana dengan saudara, sudahkah saudara mengalami kasih karunia Allah dalam hidup saudara? Jika sudah, mari kuatkan kembali iman saudara akan kematian dan kebangkitan Kristus Yesus, Tuhan kita. Kiranya kita semakin giat dalam memberitakan injil kerajaan Allah dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
36
e
MAGZ
P E N G UM UM AN
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 24 April 2017
23.00
Selasa, 25 April 2017
18.30
Rabu, 26 April 2017 Kamis, 27 April 2017
19.00 06.00 19.00
Jumat, 28 April 2017 Sabtu, 29 April 2017
06.00 18.30 22.00
Sabtu, 30 April 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR: ESKATOLOGI Oleh: Edo Walla, M.Div. HUT: Anak Ben Yogantara Wardhana HUT: Ibu Stephani Budihardja Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Edwin Prawira Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Ibu Suswati Kusumadjaja HUT: Ibu Jennie
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Penatalayanan
Minggu, 23 April 2017
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Sdr. Daniel
Pelayan Musik
Sdr. Michael Sdr. Evan Sdr. Andreas
Pelayan LCD
Sdr. Igo
Sdri. Naomi Sdri. Veve
Ev. Yohanes Dodik
Ibu Ike
Ibu Luciana
Sdri. Grace
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak Sdr. Toni Sdr. Yoga
Sdr. Amir Bp. Haryadi
TEAM
Ibu Herlin Sdri. Melissa
Sdr. Kevin T
Sdr. Andrew
Sdri. Marlin
Bp. Budhi TS Ibu Ani Bp. Santoso Ibu Endang
Sdr. Nobel Sdr. Yono Bp. Donny Sdri. Erista
Ev. Heri
Ibu Yuli Bp. Yefta Ibu Vena
Sdri. Veve
Bp. Felix
Ibu Dinna Ibu Debby
Bp. Budhi TS
Ibu Carla
Bp. Felix
Ev. Dodik
Sdr. Ian Ibu Dinna
Bp. Sdr. Mito Andrew L Sdri. Eka Ibu Ruth Ibu Luciana
Ev. Heri
Doa Pra & pasca Ibadah Singer
(Pk. 10.00)
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Doa Syafaat Doa Persembahan
(07.00)
Eksposisi 1 Korintus
Tema
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum II
Cab. Cab. Ba- Bavarivarian an
Sdr. Irsan Sdri. Christine
Sdri. Grace
Bp. Sdr. Mito Andrew L
Sdri. Clarine Sdri. Victory
Sdri. Dita Sdri. Virgin
38
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 30 April 2017
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo (Pk. 10.00)
Kasih Yang Berujung Pada Kemuliaan (Efesus 1:5-6)
Tema Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik Iswanto
Mr. James Howard
Sdri. Kezia Sola
Sdr. Mito
Sdri. Nike
Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Irsan
Sdr. Ishak
TEAM
Ev. Heri Kristanto Bp. Willy TW
Liturgos
Ibu Dinna
Pelayan Musik
Sdr. Calvin Sdr. Calvin Sdr. Sdr. Michael Michael Sdr. Daniel Sdr. Daniel
Pelayan LCD
Sdr. Lutfi
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin T
Penyambut Jemaat
Bp. Budijanto Ibu Santi Sdr. Pracipta
Sdr. Andreas P Sdr. Basti Sdri. Dewi Sdri. Eveelyn
Bp. Donny Ibu Ike Bp. Andreas K Ibu Rini
Gabung Ibadah Umum
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Darmo
Bp. Budijanto
Doa Pra & pasca Ibadah
Bp. Willy TW
Singer
Bp. Willy TW Sdri. Ririt
Bp. Willy TW
Ev. Dodik
Sdri. Krisna Sdri. Febby
Sdri. Clara Sdri. Glory
Sdri. Marlin
Sdri. Victory Sdri. Eka
Sdri. Lina Sdri. Dita
Sdr. Mito
Sdri. Nike
Sdri. Victory
Sdri. Lina
Sdr. Oka Sdri. Ester
Sdri. Suci Sdri. Ester
39
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ Keterangan
SEKOLAH MINGGU 23 April 2017
30 April 2017
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Dessy
Pelayan Musik
Kak Eliezer
Doa Pra/Pasca SM
Kak Vena
Tema
Nuh Membangun Bahtera
Air Bah dan Janji Tuhan
Bahan Alkitab
Kejadian 6:1-7:16
Kejadian 7:11-9:17
Sion
Kak Vena
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Mei
Kak Vena
Nazareth
Kak Dessy
Kak Evelyn
Betlehem
Kak Kezia
Kak Santi
Pujian Gabung Umum
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 22 April 2017 (Pk. 18.30 WIB)
Tema
“Unconditional Election”
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Clara
Pelayan Musik
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Benny
Penyambut Jemaat
Sdr. Eber Sdr. Anel
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Singer
Sdr. Oka
Sabtu, 29 April 2017 (Pk. 18.30 WIB)
HANGOUT
40
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
33 orang
Umum 2
79 Orang
Umum 3
140 Orang
Sekolah Minggu
32 Orang
Remaja REC Nginden
Minggu, 16 April 2017
Keterangan
17 Orang 275 Orang
Jumat Agung
Cab. Darmo KU 1
81 Orang
Jumat Agung
Cab. Darmo KU 2
69 Orang
Paskah
POS Batam
78 Orang
Jumat Agung : 52 Orang
POS Batu Aji
SM : 53 Orang Remaja : 6 Orang
41