A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL CABANG BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Tatkala Orang Lain Bersalah (Matius 7:1-5) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
i dalam dunia yang sudah rusak oleh dosa, kita tidak mungkin menemukan seorang pun yang tanpa kesalahan. Semangat dunia ini seringkali bertabrakan dengan prinsip-prinsip kerajaan Allah. Natur kita yang berdosa mencondongkan kita pada kejahatan dan kesalahan. Baik kita maupun orang lain pasti akan berbuat kesalahan. Tidak ada seorang pun yang sempurna.
Jika situasinya seperti ini, mengharapkan orang lain untuk tidak pernah berbuat salah adalah hal mustahil. Yang perlu dipikirkan secara serius adalah bagaimana menyikapi kesalahan orang lain secara tepat. Poin inilah yang sedang diajarkan oleh Tuhan Yesus di Matius 7:1-5.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Jangan
(ayat 1)
menghakimi bagaimana kita bisa membedakan
Larangan untuk menghakimi (mē krinete) di teks ini seringkali dijadikan alasan oleh sebagian orang untuk menghindari penilaian terhadap orang lain. Dalam konteks postmodernisme yang mendewakan relativisme (tidak ada kebenaran yang mutlak), ayat ini benar-benar menjadi senjata pamungkas yang mematikan. Tidak seorang pun berhak menilai pendapat maupun tindakan orang lain. Hal di atas jelas tidak sesuai dengan maksud Tuhan Yesus. Yang dikecam di teks ini bukanlah tindakan menilai orang lain, melainkan menilai dengan cara yang keliru. Bukan tindakannya yang sedang dipersoalkan, melainkan cara tindakan itu dilakukan. Di ayat 5 Tuhan Yesus tidak melarang kita untuk mengambil selumbar di mata orang lain. Hanya saja, kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu dengan menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi pandangan kita. Lagipula, jika segala bentuk penilaian dilarang,
manakah yang termasuk “anjing” atau “babi” yang kepadanya kita tidak boleh memberikan mutiara (7:6)? Bukankah ayat ini justru melarang sikap yang permisif dan terlalu lunak terhadap kesalahan orang lain yang tegar tengkuk? Jika segala penilaian terhadap orang lain adalah salah, bagaimana kita dapat mengenali nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba padahal mereka adalah serigala (7:15)? Bukankah diperlukan kewaspadaan dan ketelitian untuk mengenali hal ini? Jadi, menghakimi (krinō) di 7:1-5 sebaiknya dipahami sebagai menghakimi dengan cara-cara yang salah. Tujuan dari larangan “jangan menghakimi” adalah untuk menghindari penghakiman dari pihak lain. Jabatan sebagai hakim tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan menjadi terdakwa. Beberapa hakim terbukti bersalah dan harus dihakimi oleh hakim yang lain. Demikian pula dengan kita.
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Ketidakadaan subyek pada ayat 1b “supaya kamu tidak dihakimi” menyiratkan bahwa Allah adalah subyeknya. Dia yang berhak untuk menghakimi. Dia satu-satunya yang tidak mungkin didudukkan pada kursi terdakwa. Dengan pemikiran seperti ini, kita seyogyanya mencamkan peringatan dari Paulus: “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri” (Rm 14:4a). Pada saat kita berada dalam situasi yang menggoda kita untuk menghakimi orang lain, baiklah kita mengingat sebuah nasihat firman Tuhan: “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang” (1 Kor 4:5a).
Mengapa penghakiman terhadap mereka yang suka menghakimi merupakan hal yang tak terelakkan?
Ayat 2 menerangkan alasan pertama (lihat kata sambung “karena” di awal ayat ini). Bagaimana kita menghakimi orang lain akan menentukan bagaimana kita akan dihakimi oleh orang lain dan, terutama, oleh Allah. Alkitab mengajarkan dengan tegas bahwa penghakiman yang tidak berbelaskasihan akan menimpa mereka yang tidak berbelas-kasihan (Yak 2:13). Jika kita tidak mau penghakiman yang tidak berbelas-kasihan menimpa kita, kita pun harus menghindari sikap yang sama terhadap orang lain (bdk. Mat 7:12a “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah Alasan untuk tidak menghakimi demikian juga kepada mereka”).
(ayat 2-4)
Peringatan “supaya kamu tidak dihakimi” di ayat 1b bukan sekadar gertakan kosong. Ini bukan hanya sebuah kemungkinan, melainkan sebuah kepastian. Bukan pilihan, melainkan keniscayaan.
Di samping itu, tatkala kita menjadikan diri sebagai hakim, kita menganggap diri kita lebih tahu tentang banyak hal dibandingkan dengan orang yang sedang dihakimi. Pengetahuan seperti ini (atau, paling tidak, anggapan seperti ini) membuat kita akan dihakimi secara 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ lebih berat (Yak 3:1b). Mereka yang tahu apa yang baik tetapi tidak melakukannya akan mendapatkan hukuman lebih banyak daripada mereka yang tidak tahu, sebab siapa yang banyak diberi, ia akan lebih banyak dituntut (Luk 12:48). Masihkah kita menginginkan jabatan sebagai hakim dan menganggap diri kita lebih tahu serta lebih baik daripada orang lain?
digambarkan sebagai orang yang mampu melihat selumbar di mata orang lain padahal matanya sendiri tertutup oleh balok. Istilah “selumbar” (karphos) bisa merujuk pada benda apapun yang sangat kecil, baik serpihan jerami atau kayu. Beberapa versi Inggris bahkan memilih “serbuk kayu” (NIV “speck of sawdust”) untuk mempertegas betapa kecilnya barang yang dilihat. Entah kita memilih serbuk kayu (yang sangat kecil dan lembut) atau selumbar/suban (yang sedikit lebih besar), makna yang ingin disampaikan tetap sama. Kesalahan orang lain mungkin sangat sepele, namun mereka yang suka menghakimi orang lain pasti akan menemukan hal itu. Apa yang tidak penting dijadikan penting. Apa yang kecil telah dibesar-besarkan.
Alasan kedua ada di ayat 3-4. Kita tidak boleh menghakimi orang lain karena kita sendiri tidak lebih baik daripada orang tersebut. Bahkan, kita seringkali justru lebih buruk daripada orang itu. Jika orang lain yang tidak seburuk kita saja menerima penghakiman yang tidak berbelas-kasihan dari kita, bagaimana dengan penghakiman ilahi yang akan menimpa kita? Ini Istilah “balok” (dokos) merujuk jelas merupakan peringatan yang pada balok kayu besar yang biasanya tidak boleh diremehkan. digunakan sebagai palang utama atap rumah atau lantai. Ini bukan Untuk mendaratkan poin di atas, sekadar potongan kayu berukuran yaitu kebobrokan diri kita sendiri, kecil atau sedang. Ini adalah balok Tuhan Yesus menggunakan sebuah utama dalam konstruksi sebuah metafora yang ekstrim dan humoris. rumah. Dari sini terlihat betapa Mereka yang suka menghakimi berbedanya ukuran karphos dan 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ dokos. Untuk menambah kontras, Tuhan Yesus menggunakan dua kata kerja yang berbeda di ayat 3, yaitu melihat (blepō) dan mengetahui (katanoeō). Kata yang kedua ini menyiratkan sebuah pandangan yang lebih seksama daripada yang pertama (RSV/NRSV/ESV “see versus notice”). Katanoeō mencakup perhatian dan pertimbangan (NIV “pay attention; KJV/ASV “considerest”). Melalui penggunaan dua kata kerja ini kita dapat menangkap nuansa humor yang lebih kental dalam perkataan Tuhan Yesus. Orang yang suka menghakimi sudah sedemikian terlatih untuk menemukan kesalahan orang lain, sehingga ia hanya perlu melihat secara sekilas untuk mendapati kesalahan tersebut. Ironisnya, ia tidak memperhatikan kesalahan sendiri secara seksama. Tidak heran, apa yang begitu kentara di depan mata justru tidak terlihat. Lebih humoris lagi adalah keinginan dan tawarannya untuk membantu mengeluarkan selumbar di mata orang lain sementara matanya tertutup balok yang begitu besar (ayat 4). Bagaimana mungkin dia dapat melihat dan mengeluarkan sesuatu yang kecil di mata orang lain dalam keadaan matanya terhalangi oleh balok yang sedemikian besar? Perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta bahkan tidak selucu gambaran di sini. Orang yang suka menghakimi benar-benar buta (seluruh mata tertutup balok), namun ia berusaha menuntun orang lain yang masih dapat melihat (karena hanya tertutup serbuk kayu).
Nasihat untuk yang suka menghakimi (ayat 5)
Ayat ini mengajarkan bahwa menilai orang lain pada dirinya sendiri tidaklah keliru. Membantu orang lain untuk mengenali dan membersihkan kesalahan pada dirinya sendiri adalah sesuatu yang terpuji. Tuhan Yesus tidak melarang kita untuk membantu orang lain mengeluarkan selumbar di mata mereka. Kasih Kristiani bahkan mendorong kita untuk melakukan hal tersebut. Alkitab berkali-kali menasihati kita untuk membimbing 8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ maupun menegur orang lain yang bersalah (Gal 6:1; Kol 3:16; 2 Tim 2:25). Yang dipersoalkan oleh Tuhan Yesus adalah kemunafikan pada saat menolong orang lain yang bersalah. Kita berbuat seolah-olah diri kita lebih baik daripada orang lain. Kita menganggap kesalahan orang lain lebih kentara daripada kesalahan kita sendiri. Kenyataannya, kita kadangkala lebih buruk daripada orang lain. Kesalahan kita lebih kentara daripada orang lain. Kita layak dimasukkan dalam sebutan “hai orang-orang munafik” (ayat 5a). Perilaku seperti ini sangat mirip dengan legalisme orang-orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus. Mereka hanya bisa mengajar dan menghakimi orang lain, tetapi mereka sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan (23:3). Mereka membebani banyak orang dengan aturan-aturan yang begitu berat, namun mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (23:4). Kesalahan orang lain yang sepele dibesar-besarkan, tetapi kesalahan mereka yang fatal justru terlewatkan dengan mudah (15:1-6). Supaya kita layak untuk menilai orang lain, kita perlu lebih dahulu mengeluarkan balok di mata kita (7:5b). Untuk mengeluarkannya, kita perlu lebih dahulu menyadari bahwa ada balok di mata kita. Selama kita merasa diri baik-baik saja, kita tidak akan bertambah baik. Kita cenderung lebih peka dan jeli dalam mengenali kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Sikap ini perlu diperangi. Tatkala kita sudah memahami betapa bobroknya diri kita, terutama di hadapan Allah yang mahakudus, kita tetap akan mampu melihat kesalahan orang lain. Hanya saja, kali ini cara pandang kita akan berbeda. Kita akan memperlakukan dia sama seperti Allah telah memperlakukan kita. Penilaian kita akan diwarnai dengan belas-kasihan, kelemah-lembutan, dan kasih. Soli Deo Gloria. 9
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa buat persiapan Natal REC tanggal 25 Desember 2016 supaya berjalan dengan baik. • Berdoa buat panitia dan sarana. • Berdoa juga untuk perayaan Natal di seluruh Indonesia supaya berjalan dengan aman dalam penyertaan Tuhan. 2. Berdoa buat persiapan hati menyongsong tahun baru 2017. Kiranya memiliki damai sejahtera, iman dan hati yang bersandar kepada tuntunan Tuhan. 3. Berdoa untuk majelis, program 2017 dan hamba-hamba Tuhan.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 94: Apa kegunaan hukum kesusilaan bagi semua orang pada umumnya?
Jawaban : Hukum kesusilaan berguna bagisemua orang, sebab hukum itu memberitahukan kepada mereka kodrat dan kehendak Allah yang kudus, serta tugas kewajiban mereka sendiri, dan mengharuskan mereka untuk menempuh kehidupan yang sesuai dengannya. Hukum itu meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sanggup mematuhinya, dan bahwa kodrat, hati, dan kehidupan mereka tercemar oleh dosa. Olehnya mereka dibuat rendah hati karena mereka menyadari dosa dan kemalangan mereka, dan dengan demikian hukum itu membuat mereka melihat dengan lebih jelas betapa mereka membutuhkan Kristus dan betapa ketaatan-Nya bersifat sempurna. a. Ima 11:44-45; 20:7-8; Rom 7:12. b. Mik 6:8; Yak 2:10-11. c. Maz 19:12-13; Rom 3:20; 7:7. d. Rom 3:9, 23. e. Gal 3:21-22. f. Rom 10:4.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
R
Menebus Realitas Pernikahan | Saat Tidak Ada Jalan Keluar
ahab sangat ahli menyanjung dan memuji-muji ego seseorang serta berpura-pura tertarik, sehingga dia berhasil mengembangkan sebuah bisnis. Tetapi akhir-akhir ini bisnisnya agak menurun. Dia menarik nafas panjang ketika ia melihat tembok tebal yang mengelilingi Yerikho dan rumahnya. Tembok itu dibangun untuk menghalangi para pengacau masuk ke dalam kota. Tetapi, bagi Rahab tembok-tembok itu simbol hidupnya yang merasa terpenjara.
Seandainya ada jalan keluar. Pandangan matanya beralih ke bawah tembok. Dia melihat kepadatan lalu lintas yang masuk ke kota melalui pintu gerbang kota. Kurangnya lelaki yang masuk dan keluar kota, tentu saja, membuat bisnis Rahab menurun. Beberapa pedagang yang datang pada harihari ini membawa kisah perang yang mengerikan. Orang-orang Amori semuanya dimusnahkan oleh orangorang Israel.
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Sambil melihat ke kota pagi itu, pikirannya melayang kembali ke hari di mana dia pertama kali bekerja di Yerikho. Saat itu dia adalah seorang remaja yang cantik alami. Banyak lelaki yang sangat tertarik kepadanya karena dia memang begitu menarik. Pada mulanya, dia begitu terhanyut untuk bisa menguasai mereka, tetapi pada akhirnya, ini adalah jalan menuju kekosongan hidup dan keterasingan. Hidup yang dia jalani saat ini tentu saja bukan suatu kehidupan yang dia impikan. Semua lelaki di Yerikho, tahu reputasinya dan yang lebih menyedihkan lagi, dia telah dipandang sebagai perempuan sundal. Pikirannya tentang orang-orang Israel membuatnya mengalihkan pandangannya ke arah sungai Yordan. Dia telah mendengar kisahkisah tentang berbagai mukjizat yang dilakukan Yahweh di Mesir. Dan peristiwa ini sudah terjadi 40 tahun yang lalu sejak Dia membelah Laut Teberau.
Setiap orang di Yerikho sudah mendengar kisah tentang orangorang Israel dan Allah mereka. Mereka cemas – bahkan sangat cemas – mengenai berapa lama lagi mereka harus menunggu sampai Yerikho diserang. Rahab merasa yakin bahwa Yerikho akan dihancurkan. Saat Rahab bekerja di pagi itu, menyebarkan batang rami untuk dikeringkan di atas sotoh rumahnya, Rahab memperhatikan bahwa lalu lintas ke dalam kota lebih padat dari biasanya. Rahab memutuskan untuk segera ke pasar, menyiapkan makanan, mandi, dan mempersiapkan segala sesuatunya sampai pelanggannya tiba sore itu.
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Rahab adalah seorang wanita yang anggun dan sangat mempesona. Dia memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Dia juga memiliki kemampuan untuk bisa berpikir dengan cepat, menilai situasi, membuat keputusan tanpa ragu, dan bertindak secara meyakinkan.
itu, “Ada yang bisa aku bantu?” Lelaki yang lebih tua tersenyum sambil berkata, “Kami lapar.” Rahab membalas tersenyum dan menjawabnya dengan manis, “Bagus sekali. Aku sudah memasak daging dan memanggang roti. Apakah kalian punya uang?”
Saat di pasar tadi, Rahab diberitahu pedagang pasar bahwa ada dua orang asing, sayangnya mereka pedagang miskin, namun mereka bertubuh besar dan kuat. Jika bisnisnya lancar, dia tidak akan memperhitungkan kedua lelaki itu.
Rahab memiliki kemampuan alamiah untuk mengingat halhal yang terjadi di sekitarnya. Kebanyakan lelaki yang datang ke rumahnya akan sepenuhnya memusatkan perhatian mereka padanya atau pada makanan yang dihidangkan. Tetapi kedua orang Saat ini kedua lelaki itu mendekati itu sepertinya tidak demikian. pintu rumahnya. Jika melihat dari Anehnya, mereka lebih tertarik pada arah mana mereka datang, mereka rumahnya. pasti telah berjalan mengelilingi kota ini untuk bisa sampai di rumahnya. Saat malam semakin kelam, Dilihat dari pakaiannya, mereka ketakutannya untuk melayani kedua sepertinya orang Amori. Ekspresi lelaki itu muncul kembali. Tiba-tiba, mereka tidak menunjukkan bahwa ia teringat ucapan pedagang pasar mereka pedagang. Wajah kekar tadi pagi, “Yang pasti, aku tidak mau mereka menunjukkan keberanian, bertemu mereka sendirian di malam hari.” percaya diri, dan selalu waspada. Rahab tidak tahu pasti apa yang membuatnya menyapa kedua lelaki 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Saat terdengar pintu gerbang ditutup, Rahab tidak dapat membaca tatapan mata mereka. Rahab menawarkan, “Jika kalian ingin bermalam di sini, kalian harus membayar lagi. Kalian juga harus menyerahkan senjata-senjata kalian.” Rahab melihat ada rasa terkejut di mata mereka. Mereka seperti singa yang siap menerkam. Tibatiba, semua kebingungannya terjawab. Kedua lelaki itu ternyata prajurit perang Israel, yang sedang menyelidiki dan merencanakan penyerangan terhadap kota Yerikho – serangan yang akan menghancurkannya, keluarganya, dan rumahnya. Saat ini, mereka sedang memperhatikan apakah ada yang membuntuti mereka.
“Aku Salmon,” yang lebih tua berkata, “dan dia Abner.” Rahab berpikir keras, saat dia berusaha memutuskan apa yang terbaik. Dia kesal pada dirinya sendiri karena lama sekali dia baru bisa mengenali mereka. Saat ini pastilah para tentara raja sudah cukup lama mencari kedua pengintai ini.
“Ikuti aku,” katanya. Salmon dan Abner memandang keheranan, tetapi mereka mengikutinya tanpa bertanya. Segera setelah kedua lelaki itu naik ke sotoh rumah melalui langit-langit, Rahab membereskan rumah. Saat berjalan ke pintu, dia mendengar langkah kaki menuju ke arah rumahnya. Dia menahan dirinya tetap berjalan pelan-pelan menaiki tangga menuju sotoh rumah, dia mulai mengambil batang-batang rami untuk menutupi kedua lelaki Mereka melihat tubuhnya gemetar. itu. Senyuman mereka berubah kembali menjadi pandangan Rahab melihat ke bawah dari sotoh yang penuh perhatian. Ekspresi rumah dan melambaikan tangan ke mereka mengingatkannya pada arah lelaki besar itu.”Apakah Anda kakak lelakinya. Seandainya … mencari seseorang?” tanyanya mungkinkah? Apakah ini jalan sangat sopan. keluar untuknya? Ketika keadaan mencair, mereka saling berkenalan. 15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ “Bawa keluar kedua lelaki yang sedang kaulayani. Mereka itu pengintai.” “Kau lihat sendiri, aku sendirian,” dia memandang lelaki yang sedang marah itu dengan tatapan memikat. “Ayolah … masuk saja … periksa sendiri … dan tinggallah sebentar,” dia mengundang tanpa malu-malu, sambil berharap lelaki itu tidak akan melakukannya. “Orang-orang asing itu, di mana mereka?” “Oya, tadi mereka ke sini saat matahari terbenam. Mereka hanya ingin membeli makanan. Kelihatannya mereka buru-buru. Mereka pergi sebelum pintu gerbang ditutup.” Saat para tentara meninggalkan rumahnya, Rahab duduk kelelahan, namun pikirannya terus berputar. Dia mendengarkan dengan cermat setiap suara, kalau-kalau tentara itu kembali. Perlahan dia menuju sotoh rumah. Di sini dia sedang menghadapi sebuah momen yang paling membahayakan dalam hidupnya. “Dengar baik-baik,” bisiknya. “Semua orang Yerikho, termasuk para tentaranya, merasa takut dengan apa yang telah kami dengar tentang kalian.” Dia melanjutkan, suaranya menunjukkan bahwa apa yang dikatakannya itu sangat penting. “Jadi, bersumpahlah demi Yahweh, karena aku telah baik terhadap kalian, kalian juga akan baik terhadap kaum keluargaku.” Lalu Rahab mendengar kata-kata paling indah, “Nyawa kamilah yang menjadi jaminan nyawa kalian.” Dia membenamkan wajahnya saat air mata sukacita dan pengharapan mulai membasahi pipinya. Salmon berkata, “Allah menjadi saksi. Asal satu syaratnya, jangan katakan perkara ini kepada siapapun.” 16
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Rahab menengadah ke atas, memperhatikan pergerakan bulan. “Saat tengah malam nanti, bulan itu akan membentuk bayangbayang pada tembok ini. Pada saat itulah, kalian harus turun. Turunlah melalui tali ini. Berlarilah ke pegunungan. Bersembunyilah di sana selama tiga hari. Setelah itu kalian boleh melanjutkan perjalanan.” Salmon berkata, “Sekarang dengarkan aku baik-baik. Supaya kami memenuhi janji kami, sebagai tandanya, engkau harus mengikatkan tali kirmizi ini di jendela ini juga. Jika engkau tidak melakukannya maka kami terbebas dari sumpah kami. Semua keluargamu juga harus berada di dalam rumah ini.” “Jadi, Ibu,” anak lelaki kecil itu berkata dengan sungguh-sungguh, “ceritakan selanjutnya?” “Boas,” Rahab berkata sambil tersenyum ramah, “Engkau sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya.” “Ketika terdengar kabar bahwa kota sudah dikepung, Ibu naik ke atas sotoh bersama Kakek untuk melihat apa yang sedang terjadi.” “Yang terjadi selanjutnya adalah minggu yang sangat luar biasa yang pernah Ibu alami. Orang-orang Israel itu hanya berjalan saja, tanpa suara sedikitpun. Mereka mengelilingi kota itu sekali sehari selama enam hari, pada hari ketujuh mereka mengelilingi kota itu sebanyak tujuh kali. Kemudian para imam mulai meniup sangkakala dan Yosua memerintahkan semua orang Israel untuk bersorak.” “Ketika Ibu mendengar suara itu, Ibu belari ke jendela untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ibu sangat ketakutan! Ibu pikir rumah Ibu akan roboh. Kami bisa mendengar suara gemeretak, dan udara penuh dengan suara dan pasir. Ketika Ibu akhirnya bisa merangkak ke jendela, Ibu kaget, ternyata tembok-tembok kota mulai runtuh, kecuali tembok tempat di 17
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ mana rumah Ibu berada.” Boas bertanya, “Mengapa dinding tempat rumah Ibu berada tidak runtuh?” “Karena,” katanya dengan penuh hormat, “Tuhan, Allah kita, yang berkuasa di bumi dan di sorga telah menyelamatkan kami.” Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi Tuhan untuk dimusnahkan; hanya Rahab perempuan sundal itu akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan … yang disuruh Yosua mengintai Yerikho…YOSUA 6:2,16-25 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan … raja Daud. Ringkasan tentang Rahab: A Different Kind of Strength Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse bersambung . . .
18
e
Men gap a N atal D i r ayak an Tan ggal 2 5 D e s e mber?|#Q and A
MAGZ
Mengapa natal dirayakan tanggal 25 desember? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 11 desember 2016)
W
alaupun teori ini sangat populer di kalangan orang-orang awam, ada beberapa hal yang menjadikan teori ini sangat meragukan. Pemujaan pada Dewa Saturnus maupun Sol Invictus sudah dipraktekkan jauh sebelum kekristenan diterima sebagai agama resmi dalam kekaisaran Romawi. Pada waktu itu orang-orang Kristen masih berada di bawah penganiayaan, karena mereka tidak mau mengikuti penyembahan berhala yang dipaksakan oleh para kaisar Romawi. Dengan sikap militan seperti ini, sangat sulit membayangkan bahwa orang-orang Kristen akan mau mengadopsi ritual penyembahan berhala sebagai perayaan Kristiani. Lagipula, sebagaimana sempat disinggung oleh Klemens pada abad ke-2 19
e
Men gap a N atal D i r ayak an Tan ggal 2 5 D e s e mber?|#Q and A
MAGZ
M, berbagai aliran kekristenan merayakan Natal sekitar Maret sampai Mei. Dari catatan ini terlihat bahwa tradisi Romawi maupun keputusan kaisar sama sekali tidak mempengaruhi perayaan Natal di berbagai gereja. Kita mungkin tidak perlu menelusuri alasan di balik perayaan 25 Desember pada tradisi penyembahan berhala Romawi. Para ahli umumnya sepakat bahwa alasan ini lebih bersifat theologis daripada kultural. Beberapa catatan kuno pada abad ke-4 M menunjukkan bahwa ada kaitan antara Natal dan Jumat Agung. Secara lebih tepat, ada kesamaan waktu antara Yesus Kristus dikandung oleh Maria dan kematian-Nya (tulisan Kristen kuno yang berjudul On Solstices and Equinoxes). Hal yang sama diutarakan oleh bapa gereja Agustinus (sekitar 399-419 M). Karena kematian Tuhan Yesus terjadi sekitar akhir Maret (25 Maret), maka konsepsi Yesus Kristus juga terjadi pada tanggal yang sama. Ditambah dengan 9 bulan masa kandungan, kita akan mendapatkan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus Kristus. Cara berpikir yang sama juga ditemukan pada bapa-bapa gereja di wilayah Timur yang mengadopsi tanggal 6 Januari. Mengingat gereja-gereja Timur menganggap bahwa kematian Yesus Kristus terjadi pada 6 April, maka kelahiran Yesus Kristus dipercayai terjadi 9 bulan sesudahnya yaitu 6 Januari. Bishop Epifanius dari Salamis adalah salah satu pemimpin gereja Timur yang menjelaskan hal ini. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pemilihan momen Natal pada 25 Desember (atau 6 Januari) didasarkan pada alasan theologis yang sama. Menariknya, kesamaan alasan ini juga ada di gereja-gereja Barat maupun Timur. Penerimaan yang luas seperti ini sangat mungkin menyiratkan otentisitas alasan di baliknya.
20
e
Men gap a N atal D i r ayak an Tan ggal 2 5 D e s e mber?|#Q and A
MAGZ
Walaupun saya lebih cenderung menerima teori ilmiah ini, bukan berarti saya meyakini bahwa Yesus Kristus benar-benar lahir pada tanggal 25 Desember. Alkitab tidak menyediakan informasi yang cukup untuk membuat dugaan apapun. Alasan theologis yang dibangun oleh bapa-bapa gereja – bahwa momen konsepsi dan kematian Yesus Kristus adalah sama – juga tidak didukung oleh data Alkitab yang memadai. Di samping itu, seandainya 25 Desember atau 6 Januari adalah benar, mengapa tidak ada bapa-bapa gereja awal yang mengetahui hal tersebut? Jadi, tanggal kelahiran Yesus Kristus tetap misterius bagi kita. Terlepas dari ketidakjelasan masalah waktu ini, saya menganggap bahwa tanggal pasti kelahiran bukanlah sesuatu yang penting. Gereja-gereja tidak sepatutnya bertengkar hanya gara-gara persoalan ini. Yang paling penting fakta kelahiran Yesus Kristus. Yang paling penting adalah kita merayakan peristiwa bersejarah ini dengan penuh sukacita. Gereja-gereja tertentu yang tidak mau merayakan Natal karena perdebatan seputar tanggal yang pasti telah melakukan kesalahan fatal. Mereka mementingkan apa yang sepele, dan meremehkan apa yang penting. Soli Deo Gloria.
21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Dasar-Dasar Alkitab Pemilihan tanpa syarat (Lanjutan tgl 11 Desember 2016)
D. Efesus 1:13-14
“Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita.”
Dalam masa Perjanjian Baru, surat-surat maupun barangbarang, seperti juga kubur Yesus (Mat.27:66), dimeteraikan. Meterai digunakan untuk menjamin keaslian dari suatu surat atau barang, untuk menunjukkan bahwa surat atau barang tersebut milik seseorang, dan untuk melindungi surat atau barang itu. Roh Kudus merupakan meterai dari Allah – bagi orang-orang percaya yang mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah milik 22
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Allah dan meterai. Roh Kudus melindungi orangorang percaya dari segala gangguan. Dalam Efesus 1:13-14 dan Efesus 4:30, Paulus mengatakan bahwa pemeteraian ini berlaku terus sampai pada hari penyelamatan. Roh Kudus menjadi jaminan bahwa orang-orang percaya tidak akan terhilang. Kemudian Paulus menjelaskan mengenai jaminan kekal dengan satu ilustrasi yang sungguh tepat. Ia menulis bahwa Roh Kudus adalah sebagai uang muka (LAI: “Jaminan”) dari seluruh warisan yang akan dikaruniakan kepada kita (Ef. 1:14). Kata Yunani yang digunakan untuk “jaminan” atau “uang muka” adalah kata yang biasa digunakan dalam transaksi bisnis atau perjanjian atau kontrak. Sebagaimana yang tejadi dalam dunia kita saat ini, dilakukan pembayaran angsuran pertama tang nerupakan jaminan bahwa pembayaran selanjutnya akan dipenuhi. Demikian juga Roh Kudus adalah jaminan dari Allah bahwa pemberian selengkapnya akan dipenuhi. Sama juga bila kita mengatakan: “satu kali Anda
mnerima Roh Kudus, Anda akan selalu memiliki Dia dan berbagai karunia Allah yang disediakan bagi Anda. Atau satu kali diselamatkan, untuk seterusnya diselamatkan.”
E. 1 Petrus 1:4-5
“Untuk menerima suatu bagian yang tidak dpat binasa, .... yang tersimpan di Sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.” Kata-kata Petrus mengenai kepastian yang kekaldari keselamatan kita sungguh menghibur. Ia mengatakan bahwa orang-orang percaya memiliki suatu bagian dan bagian itu disimpan di sorga baginya. Tetapi mungkin ada yang merasa ragu-ragu apakah ia pada akhirnya akan masuk sorga untuk menerima bagian yang disimpan baginya. Ia merasa kehidupan Kristennya terlalu lemah. Petrus menangkis ide seprti ini dengan menyatakan bahwa orang Kristen dipelihara dalam kekuatan 23
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Allah untuk keselamatan ini. Kata “pelihara” yang digunakan dalam bahasa aslinya sama dengan kata yang berarti penjagaan dan perlindungan sebuah kota oleh pasukan tentara (2 Kor. 11:32). Dalam ayat di atas, kita melihat bahwa orang percaya dijaga dan dilindungi, bukan oleh unsurunsur manusiawi yang lemah seperti pasukan tentara yang menjaga dan melindungi sebuah kota, melainkan oleh Allah sendiri. Dan Allah itu mahakuasa. Petrus menggunakan juga kata “kekuatan” untuk menekankan bahwa yang menjaga dan melindungi orang percaya adalah Dia yang mahakuasa. Orang percaya dipelihara dalam “kekuatan Allah”.
dinyatakan pada zaman akhir, yaitu pada Hari Penghakiman. Demikianlah kita dapat mengimani bahwa pemeliharaan Allah atas orang-orang kudus tidak hanya sementara (untuk jangka waktu tertentu), tetapi untuk seterusnya sampai hari terakhir. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
Mungkin ada sebagian orang yang menyetujui bahwa yang Petrus maksudkan adalah orang-orang percaya itu dijaga oleh kuasa Allah, tetapi penjagaan ini berlangsung untuk jangka waktu yang singkat saja. Petrus membungkam ide tersebut dengan segera ketika ia menambahkan bahwa Allah memelihara orang-orang percaya bagi keselamatan yang akan 24
e
2 Kisah Pen cip t aan ? ( Ke j ad i an 1 d an 2 ) | #D OYO U KNOW
MAGZ
2 kisah penciptaan? (kejadian 1 dan 2) (Lanjutan tgl 11 Desember 2016)
S
elanjutnya kita perlu mengetahui bahwa kisah penciptaan manusia di bagian ini merupakan penjelasan detil tentang apa yang sudah disinggung secara umum di pasal 1:26-30. Ada baiknya kita menyelidiki hal ini dalam bentuk tabel supaya terlihat lebih jelas.
Pasal 1 :26-30 Penekanan pada kejamakan jenis kelamin manusia, dibandingkan dengan penciptaan binatang yang hanya disebutkan “menurut jenisnya” (tanpa menyebut adanya perbedaan jenis kelamin di antara binatang)
Pasal 2:4b-25 Penjelasan tentang bagaimana keberadaan perempuan merupakan hal yang penting. Di ayat 18 Allah berkata “Tidak baik manusia [laki-laki] seorang diri saja” 25
e
2 Kisah Pen cip t aan ? ( Ke j ad i an 1 d an 2 ) | #D OYO U KNOW
MAGZ
Pasal 1 :26-30 Penekanan pada kejamakan yang tunggal antara laki-laki dan perempuan. Ayat 27 mencatat “Maka Allah menciptakan manusia itu [tunggal] menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia [tunggal]; laki-laki dan perempuan [jamak] diciptakanNya mereka [jamak]”
Pasal 2:4b-25 Penjelasan detil tentang bagaimana laki-laki dan perempuan benar-benar memiliki kesatuan: perempuan diciptakan dari tulang rusuk lakilaki (ayat 21-22), mereka harus menjadi satu daging (ayat 23-24)
Pemberitahuan bahwa makanan manusia adalah dari berbagai tumbuh-tumbuhan berbiji (ayat 29)
Penjelasan konkret bahwa letak tumbuh-tumbuhan berbiji tersebut mula-mula terbatas pada yang terdapat di Taman Eden
Cara pemaparan suatu kisah kuno dari kisah yang umum ke kisah khusus yang lebih spesifik bukanlah sesuatu yang asing. Seorang teolog yang bernama Kenneth Kitchen berhasil menemukan cara penulisan yang sangat mirip dengan Kejadian 1 dan 2, yaitu dalam sebuah prasasti Mesir. Dalam kisah kuno ini diceritakan tentang bangsa-bangsa yang ditaklukkan dewa Haldi. Selanjutnya, kemenangan ini diulang lagi dalam bentuk yang lebih spesifik untuk menunjukkan bahwa kemenangan diraih pada saat pemerintahan Raja Urartu. Lalu, apakah tujuan Musa menuliskan ulang penciptaan manusia? Pertanyaan ini bisa dijawab dalam dua sisi. Pertama, dari sisi teologis. Apa yang dicatat di Kejadian 2:4b-25 merupakan sebuah konsep penciptaan manusia yang unik menurut ukuran waktu itu. Beberapa tulisan kuno, 26
e
2 Kisah Pen cip t aan ? ( Ke j ad i an 1 d an 2 ) | #D OYO U KNOW
MAGZ
misalnya Epic Gilgamesh, menceritakan bahwa dewa membentuk manusia dari tanah. Perbedaan hakiki dengan kisah Kejadian terletak pada seberapa jauh perpaduan antara unsur insani dan ilahi dalam diri manusia. Orang Babel kuno, dalam tulisan Atrahasis Epic, menganggap manusia diciptakan dari campuran tanah liat dan darah dewa. Orang Mesir percaya bahwa manusia diciptakan dari tanah dan air mata dewa serta memiliki jiwa seperti para dewa. Tulisan Instructions of Merikare memang mencatat pemberian nafas dewa ke manusia, tetapi kisah keseluruhan dalam tulisan ini tetap menunjukkan adanya unsur atau natur ilahi dalam diri manusia. Sebagai kontras terhadap berbagai catatan kuno di atas, Kejadian 2:4b25 mengajarkan bahwa meskipun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27) serta menjadi mahkota ciptaan (Kej 1:28), namun mereka bukanlah makhluk ilahi. Mereka diciptakan dari debu tanah (Kej 2:7). Manusia memang berasal dari Allah, tetapi itu hanya sebatas Allah sebagai pemberi kehidupan. Manusia tidak bersifat ilahi maupun mewarisi hakekat keilahian. Pendeknya, ada jurang yang sangat dalam antara manusia sebagai ciptaan dengan Allah sebagai pencipta. Kedua, dari sisi sastra. Kisah di pasal 2:4b-25 merupakan kelanjutan yang logis dari pasal 1. Karena pasal 1 diakhiri dengan penciptaan manusia, maka sangat wajar apabila bagian selanjutnya memberikan penjelasan detil tentang bagian terakhir dari kisah penciptaan di pasal 1. Selain itu, keberadaan pasal 2 merupakan sebuah pengantar yang mutlak ada bagi pasal 3. Tanpa pasal 2, kita tidak mungkin bisa memahami apa yang terjadi di pasal 3. Seandainya kitab Kejadian tidak memiliki pasal 2, kita pasti bertanya-tanya mengapa manusia dianggap bersalah pada waktu memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat (band. Kej 2:16-17 dan 3:11). Kita juga pasti bertanya mengapa manusia tiba-tiba berada di sebuah taman yang indah dan setelah itu mereka dibuang dari sana. NK_P 27
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
HAK ATAS WAKTU (Lanjutan tgl 11 Desember 2016)
mengajarkan kepada ibu tua itu cara berdoa yang mudah dan singkat dan akak saya dan ibu Ning dengan terus diulang-ulang, karena ibu itu patuh kembali duduk. Mereka tidak dapat mengingatnya. tidak mempedulikan perasaan dan waktu saya yang terbuang hari ini. Kami pulang dan sampai rumah Kakak saya kembali menceritakan setelah matahari terbenam. ulang tentang Yesus kepada ibu Kemarahan saya belum hilang, tua tadi. Setelah selesai, maka karena begitu banyak waktu yang dihidangkan makan malam yang terbuang seharian ini, saya lelah dibawa oleh ibu tadi. Makan malam dan tidak dapat mengerjakan yang sudah sangat sederhana. Selesai terjemahan. Ketika saya melihat makan, kakak saya dan ibu Ning kakak saya, ia sama sekali tidak
K
28
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
merasa terganggu dengan kejadian tadi dan menerima semuanya sebagai sesuatu hal yang wajar. Apakah hal ini akan selalu saya alami; apakah untuk itu saya datang ke China? Sebab saya berangsurangsur mulai menyadari bahwa pengalaman hari ini bukanlah suatu insiden khusus; melainkan bisa saja terjadi pada hari apa saja sepanjang tahun. Bagi saya ada sesuatu yang salah dengan hal ini… Tiba-tiba saya menyadarinya. Semua ini hanya karena saya telah merencanakan hari saya dan tidak ingin rencana saya dikacaukan. Karena rencana saya gagal, akhirnya saya tidak melakukan apa-apa, selain merajuk. Semua hal yang seharusnya bisa saya nikmati, tidak ada sama sekali. Saya telah membuat diri saya kebal selama sehari penuh, semata-mata karena waktu saya dihabiskan oleh orang lain dan bukan oleh diri saya. “Ya Tuhan, saya tidak akan melakukan ini lagi! Saya tahu sebenarnya Engkaulah yang mempergunakan waktu saya ketika saya ingin melakukan suatu hal yang lain hari ini! Berilah saya pikiran yang terbuka, Tuhan, supaya setiap kali saya pergi ke desa, saya selalu mengawali hari saya yang baru, saya bisa menerima apapun yang datang dan bersukacita di dalamnya.” Sungguh menakjubkan betapa banyak perubahan yang bisa terjadi oleh suatu hal yang kecil, yakni sikap mental seseorang. Sejak saat itu, apabila saya pergi ke desa, saya tidak pernah menetapkan sebelumnya, pada jam berapa saya akan pulang. Waktu saya adalah milik Tuhan dan adalah hakNya untuk mempergunakannya. Saya dapati bahwa dengan cara berpikir seperti ini, saya bisa pergi ke mana saja, memanfaatkan setiap peluang yang ditawarkan, tinggal lebih lama atau lebih singkat dan tetap bisa menikmati setiap saat, sebab Allah telah merencanakannya dantelah mengerjakannya dalam cara yang terbaik.
29
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
BAB VII: HAK ATAS KEHIDUPAN ASMARA
Saya sedang berada di Rumah Misi CIM, di Vancouver, B.C. sebagai kandidat yang sudah diterima. Dua pekan lagi saya akan berlayar ke Cina, negeri di mana ke tiga orang kakak perempuan saya sudah melayani sebagai misionaris. Yang seorang sudah tinggal di sana selama enam tahun dan dia menikah ketika berada di ladang misi, sebentar lagi waktunya cuti. Sedangkan ke dua kakak perempuan yang lain, belum lama melayani di sana, mereka masih lajang dan ditempatkan bersama di suatu daerah. Saat ini sedang puncak musim panas di Cina, sehingga para misionaris biasanya pergi berlibur ke tempat peristirahatan milik misi, yang letaknya di bukit. Masa ini adalah yang paling tepat bagi para misionaris untuk mencari jodoh. Saya menerima surat dari kakak saya yang baru menikah dan cerita tentang gaya kencan para misionaris di sana. Suaminya ditempatkan di sebuah tempat yang berjarak ribuan mil dari tempat kakak saya. Mereka pernah berkenalan meski tidak akrab, ketika mereka belajar di sekolah Alkitab di Amerika. Tiba-tiba pria itu mulai menulis surat dan terus berlanjut sampai akhirnya mereka melakukan pernikahan di Shanghai. Dapat dikatakan bahwa segala yang diketahuinya mengenai calon suaminya hanya dari surat-suratnya saja. Bersambung………..
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 19 Desember 2016 SELUMBAR (Bacaan: Matius 7:3)
Selumbar dalam bahasa Yunani disebut karfos dari kata kerja karfo yang berarti “menjadi kering”. Biasanya kata ini dimengerti sebagai benda kecil baik tangkai, ranting atau serpihan kecil suatu benda kering yang biasanya berasal dari jerami, bulu, rambut, kayu dan sebagainya. Karena ukurannya sangat kecil, angin dengan sangat mudah untuk menerbangkannya sehingga bisa mengenai mata. Sering orang tidak mewaspadai selumbar dapat menyakiti mata karena ukurannya sangat kecil. Selumbar berbeda dengan balok. Balok adalah kayu yang terbilang cukup besar dan sangat mudah dilihat. Yesus memakai kiasan selumbar dan balok untuk menunjukan perbedaan mencolok antara kesalahan kecil dan kesalahan yang besar dan mencolok. Dia ingin mengecam dengan sangat keras kebiasaan buruk seseorang yang cenderung mencela dan menghakimi kesalahan orang lain meskipun sangat kecil seolah sebagai kesalahan yang besar dan serius karena menganggap diri lebih baik dan lebih suci. Biasanya kecaman yang berasal dari kemunafikan seperti demikian tidak mendatangkan solusi dan hanya menyakiti, merendahkan serta mengganggap buruk orang lain. Ayat ini mengajarkan sebuah intropeksi yang jujur terhadap diri sebelum melihat segala kesalahan dan keburukan orang lain yang didasarkan kepada kebenaran dan anugerah Allah. Kita harus mengeluarkan balok dari mata kita dengan menyadari kesalahan dihadapan Tuhan dan bertobat. Sikap rohani yang demikian bukan hanya menolong diri kita dihadapan Tuhan tetapi juga dapat membangun orang lain melalui nasehat penuh kasih dan teladan rohani yang baik. Mari kita belajar menyadari segala 31
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ
kesalahan dan kelemahan diri dahulu dan jangan tergesa-gesa menghakimi kesalahan orang lain sebab belum tentu kita lebih baik dari mereka. (YDI) Selasa, 20 Desember 2016 ILUSI (Bacaan: Maleakhi 2:17) Ilusi adalah persepsi yang salah terhadap kenyataan. Biasanya pesulap dapat memanfaatkan ilusi, kecepatan tangan dan pengalihan perhatian penonton untuk menunjukan trik yang seolah-olah adalah fakta kebenaran tanpa rekayasa. Ilusi bukan penyangkalan realita tetapi kepada cara pandang yang berbanding terbalik dengan hal yang sesungguhnya, bisa dari persepsi yang keliru, ketidaktahuan atau kedegilan hati. Setiap orang cenderung menipu diri sendiri. Secara sadar dan konsisten melakukan kejahatan tetapi masih berfikir apa yang telah mereka lakukan adalah kebaikan (Malaekhi 2:17). Natur dosa sudah mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga kita tidak mampu membedakan antara benar dan salah. “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, ... siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17:9). Ilusi rohani yang demikian adalah hal yang sangat serius. Manusia dibawa semakin jauh dari Tuhan tetapi masih merasa diperkenan Allah. Manusia secara sadar berjalan menuju murka dan hukuman Allah tetapi masih merasa baik-baik saja. Karena itu tidak ada jalan lain selain membuka mata rohani dan kembali kepada kebenaran Allah dan kehendakNya. Belajar mengandalkan Roh Kudus menolong, membimbing dan memproses kepada kehidupan berkenan dimata Allah. Berpeganglah kepada kebenaran supaya tidak terjerumus kepada kesalahan. Jangan merasa diri baik-baik saja dalam dosa, tetapi waspadalah terhadap segala kejatuhan kita. (YDI) 32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 21 Desember 2016 MENGOREKSI KESALAHAN (Bacaan: 2Timotius 2:22-26)
Banyak pengajaran sesat disekitar kita. Dengan semangat yang luar biasa mereka mencoba memperkenalkan kepada kita apa yang menjadi kebenaran menurut mereka. Banyak cara yang telah mereka lakukan untuk mempengaruhi kita. Bagaimana jika mereka datang ke rumah kita dan mencoba menawarkan kebenaran palsu mereka kepada kita? Banyak orang Kristen meresa alergi, jijik bahkan memasang sikap bermusuhan. Tetapi apakah nasehat Firman Tuhan? Sebaliknya kita harus menerima mereka dengan penuh kasih, mendengarkan dengan penuh simpati, bersikap santun dan tetap mengasihi mereka. Jangan menghindar sebab itu adalah kesempatan kita memberitakan kebenaran sejati. Paulus berkata bahwa kita harus mengoreksi dengan lemah lembut mereka yang ada dalam kesalahan sehingga mereka dapat mengenal kebenaran dan menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis. [Seorang hamba Tuhan] ... harus ramah terhadap semua orang ... menuntun orang yang suka melawan ... sehingga mereka mengenal kebenaran (2 Timotius 2:25,26). Kasih yang tulus kepada mereka bukan hanya sekedar menerima dan memperlakukan mereka sebaik apa, tetapi juga haruslah dapat menolong orang menemukan kebenaran. Bukan juga sekedar memenangkan perdebatan dan perbantahan. Untuk menunjukan kesalahan seseorang, kita harus menunjukan dalam terang kebenaran Allah baik sikap, cara maupun konsep yang telah kita Imani dalam terang Firman Tuhan sejati. (YDI)
33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 22 Desember 2016 RELA DIBENCI DUNIA (Bacaan: Yohanes 15:18)
Dunia adalah gambaran tentang segala hal yang berlawanan dengan kebenaran, kehendak dan rancangan Allah. Karena itu kebencian, perlawanan dan permusuhan menjadi kenyataan yang tidak terhindari. Orang percaya tidak perlu merasa heran jika diperlakukan sebagai musuh, disakiti, dibenci, dijatuhkan, difitnah dan diperlakukan tidak adil. Itu sebagai konsekuensi logis sebagai pengikut Kristus yang harus menyangkal diri dan pikul salib. Itu bulanlah hukuman tetapi anugerah sebagai pengikut Kristus yang meneladani dan mengalami apa yang perna Yesus alami. Firman Tuhan mengatakan:”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yohanes 15:18). Ayat ini seakan memberikan kekuatan kepada kita bahwa sebelum kita mengalami hal yang terbuduk karena dibenci oleh dunia, Yesus terlebih dahulu menjalani dengan dengan penuh ketundukan dan belas kasihan. Karena itu Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:10). Rasul Petrus juga memberikan kekuatan bahwa apapun kondisi kebencian dan penderitaan yang kita alami sebagai pengikut Kristus kita tidak sendiri. Firman Tuhan mengatakan: “...semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” (1 Petrus 9-10). “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10:22). (YDI) 34
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 23 Desember 2016 TAHAN UJI (Bacaan: Efesus 2:10)
Untuk dapat menghasilkan logam yang baik dan tahan lama, logam mentah harus dilebur dengan panas yang sangat tinggi. Setelah berpijar terang, logam cair yang panas itu dipertahankan pada temperatur tertentu. Hasilnya baja yang sangat baik tidak terlalu lunak sehingga mudah bengkok ataupun terlalu keras sehingga mudah patah. Demikian juga saat Allah memproses kita menjadi umatnya yang tahan uji dengan menghadirkan segala macam tantangan dan penderitaan. Kita bisa mengalami hal yang diluar nalar kita. Mengalami penderitaan yang sangat berat seolah kita tidak mampu menanggungnya. Dimusuhi, dibenci dan dicelakai karena kita adalah pengikut Kristus. Intinya adalah Allah sedang memproses, menguji, memurnikan dan menjadikan pengikut Kristus sejati Karena Allah sungguh mengasihi kita. Jika kita sedang menghadapi ujian, ingatlah nasehat Firman Tuhan supaya kita belajar bergantung dan taat kepada Allah sang pencipta kita. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Ef.2:10). Logam akan diuji dengan api, maka manusia diuji dengan tantangan dan penderitaan. Bersukacitalah dan bersandarlah dalam kuat kuasa sang penjunan kita. (YDI)
35
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 24 Desember 2016 BAGAIMANA KALAU TIDAK PUNYA MUSUH (Bacaan: 1 Samuel 18:29)
Kita pasti cenderung merasa nyaman jika tidak memiliki musuh. Mungkin dalam bayangan kita musuh hanya akan membuat kita susah dan menderita. Hidup kita pasti terasa sangat tenang. Coba kita pikirkan kembali apakah memang baik jika kita tidak memiliki musuh? Saul adalah orang yang sangat memusuhi Daud. Mungkin bisa kita banyangkan seperti Joker dan Batman. Coba kita bayangkan jika Daud tidak memiliki musuh yang seganas dan memiliki kebencian sebesar Saul pastilah Daud tidak akan menjadi pribadi yang kuat, kreatif dan tidak bergantung kepada Tuhan seperti yang kita kenal. Demikianlah manfaat adanya orang yang menjadikan kita musuh dan saingannya. Tanpa musuh dan saingan kita bisa sombong, lalai, sembrono dan tidak kreatif. Pikirkanlah hal positif jika kita memiliki pesaing supaya kita terus meningkatkan kapasitas diri terus-menerus tanpa henti. Mengasah karunia semaksimal mungkin Karena segala pemberian Allah akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Mengembangkan kreatifitas demi menghasilkan peran yang maksimal bagi kemuliaan Allah selama kita hidup. Jangan mencari musuh, tetapi jadikan musuh kita sebagai sarana mengambangkan diri dalam rancangan Allah bagi kita. (YDI).
36
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 19 Desember 2016 23.00 Selasa, 20 Desember 2016 Rabu, 21 Desember 2016 19.00 Kamis, 22 Desember 2016 06.00 19.00 Sabtu, 24 Desember 2016 06.00 18.30 22.00
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Ibu Dessy Andriani HUT: Ibu Dessy Natalia Latihan Musik KU 3 HUT:Bp. Suyono Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Ibu Desak Made Sri Wulandari Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Ibu Natalia Suherman
Minggu, 25 Desember 10.00 Baptisan Anak (KU2) 2016 Perayaan Natal “Tears at Christmas (Matthew 2:15-18)” (KU3) Oleh Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. HUT: Ibu Natalia Dwi Cahyani HUT: Sdri. Natasha Adeline Wardhana HUT: Sdri. Paulina Natalia Kana Kale HUT: Sdri. Kristin Ester Kana Kale 37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 18 Desember 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik Iswanto
Liturgos
Sdri. Fancy
Pelayan Musik
Sdr. Michael
Pelayan LCD
Sdri. Caroline
Sdri. Eveelyn Sdr. James
Ev. Edo Walla, M.Div.
Ibu Debby
Bp. Willy TW
Bp. Eliazar
Sdr. Kevin T
Bp. Imbo Ibu Suyatmi Ibu Wilis
Sdri. Kezia A Ibu Evi Ibu Eriana Ibu Vonny Sdr. Robin
Sdri. Henny Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Willy Sdr. Irsan Sdr. Felix Tanzil
(07.00)
(Pk. 09.30)
Sdri. Caroline
Ibu Wilis
Ibu Hariati
Pdt. Novida Lassa, M.Th. Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Sdr. Budi Santoso Bp. Suyono Sdri. Lina Sdr. Ishak Sdri. Elvi Sdri. Natalia
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian
Tatkala Orang L ain Bersalah (Matius 7:1-6)
Tema
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum I
Sdri. Vionatha
Doa Pra & pasca Ibadah
Ev. Yohanes Dodik
Bp. Willy TW
Ev. Heri
Singer
Ibu Vena Sdr. Joseph
Sdr. Edo Ibu Dinna
Sdri. Helen Sdr. Haris
Sdr. Mito Sdri. Eka
Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Sdri. Lina
Sdr. Mito
Sdri. Nora Bp. Erwin
Sdri. Lina Sdr. Oka 38
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 25 Desember 2016 Penatalayanan
Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian
Tears at Christmas (Matthew 2:15-18)
Kasih Yang Nyata (1 Yohanes 4:7-12)
(Pk. 17.00)
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th. M.
Liturgos
Bp. Willy TW
Ibu Wilis
Pelayan Musik
Penyambut Jemaat
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
Kasih Yang Nyata (1 Yohanes 4:7-12)
Pengkhotbah
Pelayan LCD
Ibadah Umum I
Bp. Willy TW
Ibu Herlin Gabung Ibadah Umum
Ibu Vena Ibu Debby Bp. Yefta
Sdr. Lutfi
Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah
Ev. Heri
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Bp. Yefta
Bp. Eliazar
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Willy Sdr. Hizkia
Sdr. Kevin TJ
Sdri. Wella
Sdri. Marlin
Bp. Budhi Bp. Budi SG TS Ibu Jai Shia Ibu Sdri. Nini Handayani Bp. Donny Sdri. Lina Ibu Ike Bp. Budiono Ibu Ay Hua Ibu Endang Sdr. Ian
Bp. Budiono
(Pk. 09.30)
Ibu Luciana
Sdri. Olin Sdri. Clara
-
Ibu Luciana
Bp. Yefta
Bp. Budi SG
Sdri. Nini
Sdri. Clara
Doa Syafaat Ibu Vena
(07.00)
Ev. Dodik 39
e
MAGZ
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
Minggu, 25 Desember 2016 Singer
Ibu Vena Sdr. Andreas P
Sdr. Edo Ibu Dinna
Sdri. Helen Sdr. Haris
Sdri. Nora Bp. Erwin
Sdri. Lina Sdr. Oka
40
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 18 Desember 2016
25 Desember 2016
Liturgis
Kak Evelin
Kak Dessy
Pelayan Musik
Pak Eliazar
Kak Willy
Doa Pra/Pasca SM
Kak Dessy
Kak Suani
Tema
Yesus diserahkan kepada Tuhan
Orang-orang Majus
Bahan Alkitab
(Luk 2:21-39)
(Mat 2:1-15)
Sion
Kak Venna
Getsemani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Mei
Nazareth
Kak Dessy
Betlehem
Kak Debby
Keterangan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Kak Venna
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 17 Desember 2016 (Pk. 18.30 WIB)
Sabtu, 24 Desember 2016 (Pk. 18.30 WIB)
Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD
GABUNG IBADAH UMUM
Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer
41
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 11 Des 2016
36 orang
Umum 2
Minggu, 11 Des 2016
75 orang
Umum 3
Minggu, 11 Des 2016
48 orang
Sekolah Minggu
Minggu, 11 Des 2016
103 Orang
Remaja
Minggu, 11 Des 2016
12 Orang
Pemuda
Minggu, 11 Des 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 11 Des 2016
23 orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 11 Des 2016
29 orang
SM : -
POS Batam (Gabungan)
Minggu, 11 Des 2016
90 Orang
Perayaan Natal & Baptisan Sidi
SM: 30 orang Perayaan Natal
42