A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL CABANG BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kasih Kekal dalam Diri Allah Tritunggal (Yohanes 17:24-26)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Y
ohanes 13-17 merupakan percakapan perpisahan (farewell discourse) Tuhan Yesus sebelum Ia ditangkap, diadili, dan dihukum mati di kayu salib (Yohanes 18). Perpisahan ini tidak hanya diisi dengan nasihat, melainkan juga dengan sebuah doa yang cukup panjang. Menariknya lagi, doa ini merupakan penutup atau klimaks dari semua percakapan yang ada. Dari sini terlihat betapa pentingnya doa di pasal 17. Dari sebuah doa kita bisa belajar begitu banyak pelajaran rohani di dalamnya. Jika kita menilik doa syafaat Tuhan Yesus untuk para pengikut-Nya, kita akan menemukan bahwa inti dari doa tersebut adalah kesatuan di antara orang percaya yang didasarkan pada kasih di antara Allah Tritunggal. Kata “satu” muncul berkali-kali dalam bagian ini (ayat 11, 21, 22, 23). Kesatuan 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ ini juga seringkali diberi tambahan “sama seperti Kita” (ayat 11) atau “sama seperti Engkau Ya Bapa di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau” (ayat 21) atau “sama seperti Kita adalah satu” (ayat 22). Apa yang ada dalam relasi Tritunggal seharusnya tercermin dalam relasi antar orang Kristen.
bersama-sama dengan Allah (1:1-2). Keduanya berbeda, tetapi sama-sama Allah. Beda pribadi, sama hakikat. Anak Allah juga digambarkan selalu berada di pangkuan Bapa-Nya (1:18, eis ton kolpon, lit. “di dada Bapa”). Gambaran ini menegaskan kedekatan Bapa dan Anak, sama seperti murid yang dikasihi Tuhan yang bersandar dekat kepada-Nya Bagaimana kasih kekal dalam diri (13:23, en tō kolpō, lit. “berada di Allah Tritunggal diungkapkan dada-Nya”). dalam doa Tuhan Yesus? Dalam kesementaraan selama inkarnasi Anak di dalam dunia, Pemunculan kata “kasih” keintiman ini tetap terjalin dengan Kata “kasih” muncul secara kuat. Bapa memang mengasihi Anak eksplisit dan berulang kali dalam (3:35; 5:20). Anak pun mengasihi bagian ini (ayat 24, 26). Kasih ini Bapa-Nya (14:31). Begitu intimnya diberi keterangan “sebelum dunia relasi ini sampai Tuhan Yesus secara dijadikan” (ayat 24). Di ayat 26 eksplisit mengatakan: “Aku dan kata “kasih” muncul dua kali dalam Bapa adalah satu” (10:30). bentuk kata benda dan kata kerja (ayat 26b lit. “supaya kasih yang Sapaan dalam doa melaluinya Engkau telah mengasihi Aku ada di dalam mereka”; KJV/ Petunjuk lain yang mengarah pada ASV/RSV/NASB/ESV). keintiman Bapa dan Tuhan Yesus terlihat dari sapaan yang digunakan Apa yang diungkapkan melalui oleh Tuhan Yesus dalam doa-Nya. doa ini mengingatkan kita kembali Ia menyebut Allah sebagai Bapa pada awal Injil Yohanes. Dari sejak (ayat 24). Dalam konteks Injil kekekalan Firman memang selalu Yohanes, panggilan “Bapa” ini sangat 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ eksklusif, sehingga orangorang Yahudi beranggapan bahwa Yesus telah menghujat Allah (5:18 “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”). Yesus sendiri dengan lantang mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa setiap orang yang melihat Dia telah melihat Bapa (14:9).
seturut dengan kehendak tersebut. Tanpa pemahaman terhadap rencana kekal Bapa, tidak mungkin kesadaran seperti ini akan muncul. Tanpa kedekatan dengan Bapa, situasi di atas seringkali menjadi alasan untuk mencurigai dan meragukan keadilan Allah. Tidak demikian dengan Yesus.
Cara berdoa yang unik Jika kita memperhatikan bagian ini dengan seksama, kita akan melihat keunikan cara berdoa Tuhan Yesus. Doa yang Ia panjatkan sebenarnya lebih ke arah ungkapan keinginan daripada permintaan. Kata “Aku mau” (thelō) di ayat 24a lebih tepat diterjemahkan “Aku menginginkan” (ASV/RSV/NRSV/ESV “I desire”). Tidak ada permohonan kepada Bapa untuk melakukan sesuatu. Tuhan Yesus hanya perlu mengungkapkan keinginan-Nya. Ia menginginkan agar di mana Ia berada di situ pula para pengikut-Nya berada.
Penambahan kata “yang adil” (dikaios) pada sapaan kedua di ayat 25 (LA:TB “Bapa yang adil”) juga menyiratkan pengenalan yang luar biasa. Dunia tidak mengenal Yesus (17:25a; bdk. 1:10-11). Sebentar lagi mereka akan mengadili Yesus secara tidak adil. Dia yang tidak bersalah akan ditetapkan sebagai seorang terdakwa. Murid-murid Tuhan Yesus pun akan tercerai-berai dan meninggalkan Dia. Di tengah situasi seperti ini, Yesus masih menyadari sepenuhnya bahwa kehendak Ini bukanlah permohonan dari Bapa adalah adil. Ia benar-benar seorang budak kepada tuannya. menyadari bahwa semua terjadi Permohonan seperti itu biasanya 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ diwarnai dengan ketakutan. Ini juga bukan permintaan seorang penuntut kepada pihak lain. Permintaan model ini selalu diliputi paksaan dan ancaman. Ini adalah ungkapan hati seorang Anak kepada Bapa-Nya. Seorang anak bebas mengutarakan perasaan dan keinginannya kepada ayahnya.
Ku”. Sesuai dengan konteks yang ada, kemuliaan ini bersifat kekal (ayat 5 “sebelum dunia ada”; ayat 24b “sebelum dunia dijadikan”). Dalam konteks monotheisme Yahudi yang begitu ketat, ungkapan ini jelas sangat mengagetkan. TUHAN tidak akan pernah membagi kemuliaan-Nya kepada yang lain (Yes 42:8; 48:11). Namun, dalam Yohanes 17:24 kemuliaan ilahi itu terbagi. Satu-satunya solusi untuk mengharmonisasikan dua kebenaran yang tampak paradoks ini adalah dengan menegaskan keesaan Bapa dan Anak. Keduanya adalah satu Allah. Tidak heran, penulis Injil Yohanes berani mengatakan bahwa kemuliaan TUHAN yang dilihat oleh Yesaya (Yesaya 6) tidak lain adalah kemuliaan Kristus (Yoh 12:41). Betapa intimnya kesatuan di antara Tritunggal!
Mengapa Tuhan Yesus dapat berdoa seperti ini? Karena Ia sangat dekat dengan Bapa-Nya. Apa saja yang Ia kehendaki pasti selaras dengan kehendak Bapa-Nya (4:34; 5:30; 6:38). Dalam doa-Nya di depan kuburan Lazarus, Yesus dengan kepastian berujar: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku” (11:41b-42a). Tidak perlu ada ketakutan atau tuntutan, apalagi ancaman. Yang dibutuhkan adalah Pembagian kemuliaan antara Bapa keselaraan dengan kehendak Allah. dan Anak (ayat 24) mengandung makna yang berbeda dengan pembagian kemuliaan antara Yesus Pembagian kemuliaan dan murid-murid-Nya (ayat 22). Di ayat 24b Tuhan Yesus berkata: “agar Murid-murid menerima pembagian mereka memandang kemuliaan-Ku itu dalam arti “memandang” (ayat yang telah Engkau berikan kepada- 24), bukan “memiliki” (ayat 5). 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Selama Kristus ada di dalam dunia, mereka melihat kemuliaanNya melalui seluruh kehidupan-Nya (1:14), baik melalui mujizat (2:11), salib (12:23; 13:31-32) maupun kenaikan-Nya ke surga (7:39; 12:16). Ketika mereka kelak berada di surga, mereka juga hanya akan memandang kemuliaan-Nya (17:24; 1 Yoh 3:2). Mengatakan bahwa Bapa memberikan kemuliaan kepada Anak tidak berarti bahwa sebelumnya Anak tidak memiliki kemuliaan. Kita perlu menyadari bahwa kemuliaan ini adalah kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa (1:14), bukan kemuliaan sebagai Allah. Sebagai Allah (secara hakikat), Anak mempunyai kemuliaan sendiri yang setara dengan Bapa. Keduanya adalah satu Allah. Sebagai Anak (secara pribadi), Ia menerima kemuliaan dari Bapa. Kemuliaan seorang anak jelas berasal dari bapanya. Bagaimana bapanya, demikian pula anaknya. Kita juga tidak boleh melupakan bahwa dalam Injil Yohanes Bapa dan Anak saling mempermuliakan (17:1). Bapa memuliakan Anak (8:54; 13:32). Anak memuliakan Bapa (17:4). Pemberian kemuliaan ini tidak berarti bahwa salah satu pihak sebelumnya tidak mulia. Ini hanya menunjukkan keintiman yang menakjubkan dan misterius di antara Tritunggal. Apa yang ada di dalam kekekalan hanya akan menjadi konsep abstrak yang tidak relevan apabila kita tidak mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kasih di antara Tritunggal harus tercermin dalam relasi antar orang percaya. Melalui kasih kita kepada sesama orang percaya, dunia akan mengetahui bahwa kita berasal dari Allah Tritunggal yang saling mengasihi. Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa untuk pilkada di Indonesia, mohon Tuhan memberikan pemimpin yang takut akan Tuhan dan yang cinta tanah air mau berjuang untuk kemajuan bangsa. 2. Doakan untuk perijinan radio FM di Sorong yang sedang diurus. Kiranya Tuhan memberikan kemudahan bagi kita. 3. Doakan untuk Ibadah dalam bahasa Inggris yang ada di Bavarian (pkl. 10.00) Kiranya Tuhan mengembangkan pelayanan ini untuk kemuliaanNya sendiri.
9
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 101: Apa inti keempat hukum yang memuat tugas kewajiban kita terhadap Allah? Jawaban : Inti keempat hukum yang memuat tugas kewajiban kita terhadap Allah ialah: kita harus mengasihi TUHAN, Allah kita, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap kekuatan, dan segenap akal budi kita. a. Luk 10:27.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
SEBUAH BENTUK KETAATAN YANG BERBEDA
K
Batsyeba | Kekuatan dari kecantikan
ecantikan seorang wanita dapat memberikan pengaruh yang kuat pada kehidupan banyak orang. Dan kecantikan wanita bisa mengubah sejarah, seperti yang telah ditunjukkan di dalam kisah Batsyeba.
Namun kita tidak boleh menganggap kecantikan lahiriah sebagai sesuatu yang buruk. Ini adalah bagian dari ciptaan Allah dan bagian dari rencana ilahinya. Ke mana pun kita memandang, kita bisa melihat pekerjaan tanganNya yang memperlihatkan kecantikan dan Shakespeare menulis, “Dia cantik; keindahan yang menakjubkan. untuk dicumbu. Dia wanita; untuk ditaklukkan.” Hasrat yang Sebuah Musim Keindahan seperti itulah yang ada di dalam diri Daud saat melihat Batsyeba. Daya tarik lahiriah di masa muda, Kecantikannya yang menggairahkan sama seperti keindahan dari bungatelah menguasai imajinasinya. bunga yang bermekaran, adalah 11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
bagian dari rancangan Allah. Meskipun daya tarik fisik biasanya menjadi penyebab utama terjadinya kisah percintaan, namun proses yang biasa-biasa saja diperlukan untuk membuat kisah percintaan itu menjadi kisah cinta yang abadi. Pada tahap awal percintaan, biasanya dengan mudah kita bisa bersikap tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan dan kesenangan orang yang kita cintai. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan untuk menyangkal diri dan melayani dengan sikap rendah hati membutuhkan upaya yang kuat dan sungguh-sungguh agar hubungan kasih itu bisa bertumbuh dan sehat. Seperti akar pohon, kebiasaan untuk bisa mengasihi dengan kasih yang rela berkorban merupakan saluran yang bisa mengalirkan sari-sari makanan untuk hubungan itu. Kasih yang rela berkorban merupakan alat yang sangat diperlukan untuk mempertahankan cinta yang mulamula disulut oleh hasrat dan daya
tarik lahiriah.
Pentingnya Pemangkasan Pemangkasan yang dilakukan Allah terhadap hidup kita – meskipun itu untuk kepentingan diri kita sendiri dan sangat diperlukan untuk sebuah hubungan yang sehat – memang selalu menyakitkan. Seringkali kita menolak hal itu. Dan penolakan itu kita lakukan dengan dua cara yaitu melalui kemarahan dan melalui penyangkalan. Pertama, kita menjadi marah kepada Allah saat Dia mengambil semua hal yang kita sayangi.
Meskipun daya tarik fisik biasanya menjadi penyebab utama terjadinya kisah percintaan, namun proses yang biasabiasa saja diperlukan untuk membuat kisah percintaan itu menjadi kisah cinta yang abadi. 12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Kedua, penolakan ini muncul dalam bentuk penyangkalan untuk menghadapi kenyataan – sama seperti yang dilakukan Daud setelah dia berdosa karena mengambil istri orang lain. Tetapi Allah begitu setia. Dia tetap mencari kita. Ia mengasihani kita. Seringkali Dia mau memberikan banyak kesempatan kepada kita supaya kita mau berserah kepadaNya dan memandang dosa melalui sudut pandangNya.
Daya Pikat Keindahan Kecantikan dan keindahan lahiriah merupakan sebuah anugerah yang harus dihargai, tetapi bukan untuk dijadikan sebagai sesuatu yang terlalu dipuja-puja dan terlalu diidamidamkan dengan mengorbankan atau mengesampingkan sifat-sifat yang luhur. Jika kita memandang kecantikan dan keindahan sebagai alat yang bisa membawa kita memperoleh popularitas dan alat untuk merayu serta menggoda, maka ini akan membawa kita pada kehancuran. Kecantikan, tentu saja, merupakan
salah satu bahan utama di dalam daya tarik lahiriah dan biasanya menjadi sebuah faktor penting di dalam masa pacaran. Namun ini bukan merupakan sebuah dasar yang tahan lama untuk membangun sebuah jalinan cinta-kasih yang setia. Pada awalnya, Daud memang tertarik pada kecantikan Batsyeba, dan sedikit sekali kemungkinan adanya hubungan saling percaya dan saling menghormati di antara mereka berdua. Mengapa bisa seperti itu? Karena hubungan mereka dimulai oleh hasrat seksual Daud dan tekadnya yang mementingkan diri sendiri untuk mendapatkan wanita itu, meskipun dia tahu bahwa wanita itu sudah menjadi istri orang lain. Dan, daya tarik yang menipu dari kecantikan dan keindahan memiliki andil di dalam kejatuhan Batsyeba, seperti yang akan kita lihat di dalam bab berikutnya tentang kekuatan dari ketabahan. Penting untuk diperhatikan bahwa setelah kelahiran Salomo, Alkitab tidak menyebutkan lebih jauh tentang hubungan Daud dan 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Batsyeba sampai saat di mana Daud akan meninggal. Pada saat itu, ada seorang wanita lain – yang jauh lebih muda, khusus dipilih karena kecantikannya – untuk melayani Daud. Kecantikan Batsyeba pada saat itu sudah tidak memiliki cukup kekuatan untuk bisa mempertahankan posisinya di samping Daud.
Kecantikan yang Kekal Sebagai wanita Kristen, kita ingin bisa menemukan kembali kekuatan kecantikan yang sesungguhnya – yaitu keindahan batiniah. Keindahan batiniah yang sesungguhnya berasal dari kebenaran, kebijaksanaan, pengabdian, ketaatan, dan kesalehan, semuanya itu adalah kualitas batiniah yang mendapatkan upah yang kekal. Mempertahankan pusat perhatian kita tetap tertuju pada Allah dan pada masa depan yang telah disediakanNya bagi kita merupakan kunci untuk membiarkan Dia mengembangkan di dalam diri kita suatu keindahan dan kecantikan yang sesungguhnya. Ini juga merupakan kunci untuk kita bisa tetap mempertahankan
perspektif kita terhadap makna dan nilai kecantikan yang sesungguhnya. 1 Timotius 2:10 menasihati para wanita untuk berdandan dengan perbuatan baik dan seluruh sifatsifat luhur lainnya. Di dalam ayat ini, rasul Paulus menekankan bahwa keanggunan seorang wanita bisa diperoleh melalui kedisiplinan rohani. Sebuah pandangan yang luar biasa yang mengingatkan kita bahwa kecantikan itu berasal dari karakter!
Jalan Menuju Cantik Hubungan antara Daud dan Batsyeba digambarkan sebagai hubungan antara orang yang berkuasa mengambil keuntungan dari orang yang lemah. Alkitab tidak menyebutkan bagaimana perasaan Batsyeba, tetapi menunjukkan bahwa dia menderita, bersama dengan Daud, karena hukuman Allah. Dan karena Allah memberkati mereka dengan memberikan seorang anak lelaki menggantikan anaknya yang mati, kita percaya bahwa Batsyeba bertobat – sama seperti Daud saat diperhadapkan dengan dosanya. 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Suatu kali, di dalam suasana yang penuh keintiman, Daud, raja dan kekasihnya, berjanji bahwa suatu hari nanti anak lelaki mereka akan duduk di atas tahta kerajaan Israel. Ini merupakan kehormatan yang tiada bandingnya. Pada saat itu Daud memiliki banyak istri dan banyak anak lelaki yang berambisi untuk dipilih menjadi penggantinya. Tetapi ada sesuatu di dalam diri Batsyeba, Daud menemukan sesuatu yang lebih dalam, yaitu kebersamaan, dan ini mendorongnya untuk menjadikan wanita itu ratunya dan anaknya menjadi ahli warisnya. Allah bisa saja memilih wanita lain, tetapi karena pertobatannya, Allah memulihkan Batsyeba dan menempatkan istri Uria ini di dalam silsilah AnakNya. Doa kami adalah supaya Anda bisa menerima anugerah Allah yang diberikan kepada kita melalui Yesus – yaitu anugerah untuk mengubah hati kita sehingga melalui wajah kita, terlepas dari penampilan lahiriah kita, orang lain bisa melihat cahaya Yesus. Karena hanya Dialah yang bisa menciptakan di dalam diri kita sebuah keindahan dan kecantikan yang benar-benar memancar dan sifatnya kekal. Hanya Dia yang dapat menciptakan di dalam diri kita keindahan dan kecantikan yang merupakan sebuah bentuk kekuatan yang berbeda. Ringkasan tentang Batsyeba: A Different Kind of Strength Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse bersambung . . .
15
e
B agaim an ak ah M e n o l o n g An ak D al am Pe n ggu naan Gad g et?#Q and A
MAGZ
Bagaimana Menolong Anak dalam Penggunaan Gadget? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
alam dunia yang dipenuhi oleh berbagai penemuan teknologi yang luar biasa ini, gadget sudah menjadi kebutuhan pokok bagi anak-anak. Hampir semua anak remaja memiliki dan menggunakannya. Tidak sedikit yang salah menggunakannya. Sebagian anak telah menjadi pencandu permainan. Yang lain tidak bisa melepaskan diri dari media sosial (FB, instagram, Twitter, dsb). Riset di berbagai tempat menunjukkan bahwa persoalan ini merupakan salah satu yang paling meresahkan orang tua. Bagaimana orang tua seharusnya menyikapi situasi seperti ini? Bagaimana pandangan Alkitab tentang teknologi dan penggunaannya? Apa saja tips praktis yang perlu segera dilakukan oleh orang tua?
16
e
MAGZ
B agaim an ak ah M e n o l o n g An ak D al am Pe n ggu naan Gad g et?#Q and A
Orang tua perlu memiliki dan mengajarkan konsep theologis yang benar tentang teknologi
Banyak orang tua melihat penyalahgunaan gadget hanya sebatas persoalan kultural atau sosial. Mereka tidak mampu menangkap persoalan theologis di baliknya. Tidak heran, pendekatan yang mereka lakukan juga tidak bersangkut-paut dengan theologi. Mereka hanya melarang dan menentang, tanpa memberikan pemahaman theologis yang benar. Alkitab menandaskan sejak awal bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah supaya mereka berkuasa atas seluruh bumi (Kejadian 1:26-27). Sebagai gambar Allah (Imago Dei), manusia dibekali dengan segala kemampuan untuk menguasai bumi. Dengan semua kelebihan itu, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Berbagai penemuan baru telah dihasilkan, baik teknik konstruksi kota, peternakan, maupun musik (Kejadian 4:17-21). Inovasi mutakhir dalam bidang teknologi merupakan penegasan tentang status manusia sebagai Imago Dei. Pada dirinya sendiri, teknologi tidaklah salah. Dalam taraf tertentu hal itu justru merupakan bukti positif tentang keunikan manusia. Yang menjadi persoalan bukanlah teknologi, melainkan manusianya. Dengan pemahaman theologis seperti ini, orang tua seyogyanya mengajarkan anak-anak untuk bersyukur atas berbagai inovasi yang ada. Jika mereka begitu mengagumi hasil penemuan itu, mereka seharusnya lebih mengagumi Allah yang sudah membekali manusia dengan kapasitas itu. Jika mereka begitu mengharapkan penemuan yang baru, mereka juga sepatutnya lebih mengharapkan Allah dalam kehidupan mereka. Orang tua perlu memahami hakikat manusia dan mengenal anak-anak mereka 17
e
B agaim an ak ah M e n o l o n g An ak D al am Pe n ggu naan Gad g et?#Q and A
MAGZ
Penggunaan (atau penyalahgunaan) gadget mengungkapkan banyak hal tentang manusia secara umum maupun keadaan anak-anak kita secara khusus. Yang pertama, manusia adalah makhluk sosial. Hampir semua anak mengakui bahwa bermain game secara kolektif jauh lebih mengasyikkan daripada bermain melawan komputer. Berbagai game online sudah menjadi favorit anak-anak. Begitu pula dalam hal media sosial. Anak-anak seringkali menampilkan berbagai foto dan info kegiatan mereka dengan harapan akan mendapat perhatian dan respons positif dari orang lain. Semua ini membuktikan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Mereka tidak bisa hidup menyendiri. Bersambung……...
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
MISTERI YANG AGUNG (Lanjutan tgl 29 Januari 2017) II. PEMECAHAN MASALAH
A. Arminianisme
A
da dua cara memecahkan masalah ini: yang pertama rasionalistis, dan yang kedua alkitabiah. Meskipun dalam hal-hal lain kaum Arminian mendasarkan pandangan mereka pada Alkitab, sungguh mengherankan bahwa pandangan mereka mengenai kedaulatan Allah didasarkan pada rasio dan bukan pada Alkitab. Kaum Arminian mengetahui dengan tepat masalah yang harus dipecahkan: yaitu menyelaraskan dua hal yang tampaknya bertentangan, yaitu kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Tetapi dalam usaha mencari pemecahannya, mereka menggantikan Alkitab dengan rasio manusia. Mereka berpikir bahwa mereka tidak 19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
memahami pernyataan-pernyataan Alkitab yang jelas mengenai ketetapan Allah sejak semula dan berpegangan pada pernyataanpernyataan itu. Tetapi karena tidak dapat menyelaraskan secara logis dengan tanggung jawab manusia, maka mereka meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Maka penganut Arminian dan penganut pandangan Hiper-Calvinisme yang saling bertolak belakang itu sebenarnya mempunyai kesamaan dalam hal sikap rasionalisme B. Hiper-Calvinisme Pandangan ini tepat bertolak mereka. belakang dengan pandangan Arminian. Penganut pandangan ini Bersambung……... melihat pada kedua fakta yang ada Sumber: Lima Pokok Calvinisme – kedaulatan Allah dan kebebasan oleh H. Palmer manusia – dan seperti kaum Arminian, menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyelaraskan kedua fakta yang tampaknya bertentangan itu. Seperti juga kaum Arminian, mereka mencari pemecahan berdasarkan rasio, dengan meninggalkan salah satu dari kedua fakta itu. Bila Arminian meninggalkan fakta kedaulatan Allah, maka penganut HiperCalvinisme meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Mereka MAGZ bisa menyelaraskan secara logis kedua fakta yang tampaknya bertentangan ini. Karena itu, mereka mengambil salah satu fakta dan meninggalkan fakta yang lain. Mereka berpegang pada kebebasan manusia dan membatasi kedaulatan Allah. Dengan demikian, mereka tidak lagi mengalami kesulitan rasional. Kontradiksi yang ada telah dihilangkan.
20
e
Man usia dicip t ak an s e e l u m / s e s u d ah t u m bu h an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
Apakah manusia diciptakan sebelum atau sesudah ada tumbuhan? (Kejadian 2:4b-7) (Lanjutan tgl 29 Januari 2017) olusi yang lebih tepat bisa diperoleh apabila kita memahami arti kata esheb (“tumbuh-tumbuhan”) di Kejadian 1:12 dan 2:5 serta fungsi Kejadian 2:5-7 dalam alur pemikiran pasal 1-3. Penjelasan di pasal 2:5-7 – yang sekilas tampak kontradiktif – ternyata bisa menampilkan keindahan kemampuan sastra Musa sebagai penulis kitab Kejadian. Bagaimana menjelaskan hal ini?
S
Pertama-tama, kita harus memahami cakupan arti kata esheb yang dipakai di pasal 2:5 maupun 1:11-12. Kata yang muncul 33 kali dalam Perjanjian Lama ini memiliki arti yang beragam. Esheb bisa merujuk pada segala macam tumbuhan di tanah, misalnya tumbuhan liar, sayuran maupun 21
e
Man usia dicip t ak an s e e l u m / s e s u d ah t u m bu h an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
rumput (Kej 1:29, 30; 2:5; 3:18; 9:3; Kel 9:22, 25; 10:12,15; Ul 11:15; 29:23; 32:2; 2Raj 19:26; Ay 5:25; Mzm 72:16; 92:7; 102:4, 11;104:14; 105:35; 106:20; Ams 19:12; 27:25; Yes 37:27; 42:15; Yer 12:4; 14:6; Amos 7:2; Mik 5:7; Zak 10:1). Yang paling penting untuk diingat, kata esheb bisa merujuk pada tanaman liar (mayoritas pemunculan esheb memiliki arti ini) maupun tanaman agrikultural (membutuhkan usaha manusia). Arti yang terakhir ini dapat dilihat di Mazmur 104:14 “engkau menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan (esheb) untuk diusahakan manusia”. Esheb di Mazmur 105:35 juga disejajarkan dengan hasil tanah (“yang memakan segala tumbuh-tumbuhan [esheb] di negeri mereka dan memakan hasil tanah mereka”). Beranjak dari luasnya cakupan arti di atas, kita sebaiknya menyelidiki konteks Kejadian 2:5 untuk melihat arti khusus dari kata esheb yang muncul di sana. Ayat 5b “belum ada orang mengusahakan tanah itu” mengindikasikan bahwa esheb di sini harus dipahami dalam arti “tanaman yang memerlukan usaha manusia”. Dengan demikian, esheb di sini memang berbeda dengan esheb di pasal 1:11-12 yang merujuk pada tanaman liar di padang (tidak memerlukan usaha manusia). Lebih jauh, kita juga perlu memahami fungsi Kejadian 2:5 dalam seluruh alur pemikiran pasal 1-3. Dalam ayat ini Musa sedang memberikan antisipasi tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Ia sedang membuat perbandingan antara keadaan bumi sebelum dan sesudah kejatuhan ke dalam dosa. Maksud ini bisa dilihat dari rujukan tentang semak duri di 2:5-7 dan 3:18-19, meskipun kata yang dipakai di dua teks itu berbeda (2:5 memakai siah, sedangkan 3:18 memakai qos wedardar). Selain itu, rujukan “Tuhan belum menurunkan hujan ke bumi” di 2:5 pasti membawa perhatian pembaca pada peristiwa penghukuman di 7:4 “tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan di bumi selama 40 hari 40 malam”.
22
e
Man usia dicip t ak an s e e l u m / s e s u d ah t u m bu h an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
Berdasarkan penjelasan di atas, pemunculan kata esheb di dua teks itu juga harus dipahami dalam hubungan dengan kejatuhan manusia ke dalam dosa. Sebelum kejatuhan ke dalam dosa, tidak ada tumbuh-tumbuhan (esheb) yang perlu diusahakan manusia. Esheb tumbuh dengan sendirinya (1:11-12) sebagai makanan yang siap dikonsumsi manusia maupun binatang (1:29-30). Setelah kejatuhan ke dalam dosa keadaan bumi mengalami perubahan. Kejadian 3:18-19a mencatat “semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu dan tumbuh-tumbuhan (esheb) di padang akan menjadi makananmu, dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu”. Dari semua penjelasan di atas kita bisa meyakini bahwa Kejadian 2:5-7 tidak berkontradiksi dengan pasal 1:11-12. Penjelasan di pasal 2:5 justru telah menjadi bagian dari strategi sastra Musa yang berfungsi membantu pembacanya melihat pasal 1-3 dalam satu kesatuan yang utuh. YTH
23
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
HAK memilih teman sepelayanan (Lanjutan tgl 29 Januari 2017) asa enam bulan di sekolah Bahasa sudah hampir selesai. Para murid disibukkan dengan ujian-ujian. Mereka mulai bergumul tentang tempat pelayanan yang baru sebagai misionaris, apakah mereka akan cocok dengan di tempat yang baru, bagaimana pandangan penduduk setempat, tempat tinggal mereka seperti apa. Bagaimana adaptasi dengan teman sepelayanan, apakah mereka akan cocok dalam
M
pelayanan... Bersama siapa saya akan hidup dan bekerja selama enam bulan mendatang? Selama enam tahun atau sepanjang sisa hidup saya? Siapakah yang pertama saya lihat ketika bangun di pagi dan apa yang terlihat di malam hari. Dengan siapa saya akan duduk di depan meja makan tiga kali sehari? Bersama siapa saya datang menghadap takhta Anugerah, menaikkan 24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ permohonan untuk jiwa-jiwa dan untuk pembangunan gereja Allah? Ya, itu adalah pertanyaan besar. Sebab, entah mengapa, dewan misi biasanya hanya mengakui satu alasan yang sah untuk mengijinkan seoang misionaris memilih rekan sekerjanya sendiri, yaitu pernikahan. Bahkan pasangan-pasangan suami-istripun barangkali akan diminta menerima satu atau lebih pekerja muda di rumah mereka; dan jika Anda seorang yang tetap melajang, Anda harus membiarkan penyelia Anda atau dewan, untuk memilihkan teman dan rekan sekerja Anda. Ketika saya masih di sekolah menengah atas, salah satu cita-cita saya ialah belajar merasa nyaman dalam setiap lingkungan. Entah itu keluarga yang kaya ataupun keluarga miskin, kebudayaan Amerika ataupun kebudayaan lain, saya ingin bisa hidup dalam lingkungan itu seolah-olah saya dibesarkan di sana. Tidak diragukan bahwa cita-cita ini sangat bermanfaat bagi seorang misionaris. Namun di kemudian hari saya mendapati bahwa ini tidak sepenuhnya mengatasi pokok permasalahannya. Keinginan saya sekarang bukan hanya ingin bisa hidup bahagia dalam setiap lingkungan, tetapi terutama bisa tetap berbahagia hidup bersama misionaris lain, siapapun dia dan apapun kebiasaannya. Pernyataan ini mungkin mengejutkan. Apakah ini menyiratkan bahwa ada beberapa misionaris yang membuat sulit kehidupan orang lain yang hidup bersama mereka? Kelompok hamba-hamba Tuhan itu, yang begitu setia telah melepaskan segala sesuatu untuk pergi demi Dia sampai ke pelosokpelosok bumi? Tidak semua misionaris pernah mengalami kesulitan hidup dan bekerja dengan teman sekerjanya. Kendati demikian, pengalaman saya di ladang misi yang asing, menggiring saya pada kesimpulan bahwa dibutuhkan banyak anugerah untuk bisa hidup nyaman bersama rekanrekan sekerja di ladang asing, dari pada di tanah air. Mengapa? Alasannya beragam. Saya rasa dapat dikatakan bahwa para misionaris pada umumnya berpendirian kuat. Seandainya tidak, mungkin mereka tidak akan pergi ke ladang asing! Mereka tahu apa yang mereka ingin lakukan dan bagaimana 25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ cara melakukannya. Para misionaris biasanya sependapat tentang tugas apa yang harus dikerjakan, tetapi kadang mereka tidak sependapat tentang cara pelaksanaannya – dalam hal ini tidak mudah untuk mencapai kata sepakat! Pekerja yang lebih tua mungkin menganggap rencana pekerja muda terlalu gegabah dan sulit direalisasikan. Pekerja muda mungkin menganggap pekerja yang lebih tua terlalu lamban dan terlalu berpaut pada cara-cara lama yang tidak efektif. Mungkin juga keduanya benar. Tetapi berbahagialah para pekerja yang bisa menemukan kombinasi atau irama kerja yang tepat dan bekerja sama dengan baik. Tidak mudah untuk menyadari kenyataan, bahwa seseorang terkurung bersama rekan sekerjanya di ladang misi. Mungkin tidak ada orang yang sebangsa dengan Anda, di tempat pelayanan. Di rumah, orang bisa hidup dalam satu kelompok dan bekerja dengan kelompok lain dan mempunyai teman-teman dekat di luar kelompok itu. Di ladang misi tidak ada orang lain – tidak ada orang yang berbicara dalam Bahasa ibu Anda, yang memahami latar belakang Anda atau yang mempunyai pola pikir yang serupa dengan Anda. Hati setiap manusia selalu merindukan sahabat khusus, tetapi rekan sekerja Anda bukan orang yang akan Anda pilih sebagai sahabat Anda. Mungkin tindak tanduknya membuat Anda jengkel. Mungkin dia hemat sedangkan Anda ingin membelanjakan uang lebih. Bersambung………..
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 06 Februari 2017 KASIH YANG MENGALIR KELUAR (BACAAN: AMSAL 8:22)
Seorang anak berumur 9 tahun bernama Ryan bertanya kepada Paus Fransiskus, “apakah yang Allah lakukan sebelum menciptakan dunia?” Paus Fransiskus menjawab: sebelum menciptakan apapun, Allah mengasihi. Itulah yang dilakukan oleh Allah: Allah sedang mengasihi. Allah selalu mengasihi. Allah adalah kasih. Sebelum melakukan apapun yang lain, Allah adalah kasih dan Allah sedang mengasihi. Teks kita seharusnya berbunyi: “Tuhan telah memiliki aku sebagai permulaan pekerjaaan-Nya”. LAI menerjemahkan kata kerja qānāh dengan kata “menciptakan”. Kata ini memiliki beberapa arti “membeli, memperoleh, memiliki, menciptakan.” Dengan demikian, kita pahami bahwa Kebijaksanaan telah ada bersama dengan Allah sebagai milik-Nya. Di sini kata “menciptakan” maksudnya adalah ungkapan penggambaran dari sesuatu yang ada sebagai milik Allah: yang sudah ada dalam diri Allah sebelum segala sesuatu diciptakan. Pemahaman ini penting, sebab pengertian sempit tentang arti “menciptakan” dapat mengarah kepada pandangan yang keliru, yaitu menyamakan Sang Kebijaksanaan sebagai suatu ciptaan. Tuhan Yesus Kristus telah ada sejak kekekalan dan mereka saling mengasihi sejak kekekalan karena kasih adalah sifat Allah Tritunggal. Kasih itu semakin jelas bahkan dirasakan oleh kita sebagai ciptaan setelah alam semesta ini diciptakan Allah. Allah telah memberikan sebuah contoh bagaimana kasih itu harus diterapkan. Kasih itu harus mengalir keluar, dari hubungan Allah Tritunggal mengalir kepada segenap ciptaanNya, maka sebagai gambar dan rupa Allah patut meneladaniNya. Kiranya kasih itu mengalir keluar dari relasi internal keluarga kita mengalir kepada banyak orang. 27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 07 Februari 2017 KASIH YANG SEMPURNA (BACAAN: 2 KORINTUS 13:13)
Saya mengenal sebuah keluarga muda yang nyaris hancur karena campur tangan banyak pihak luar. Persoalan rumah tangga mereka begitu pelik sehingga terpaksa harus tinggal secara terpisah. Walau demikian diamdiam mereka mengatur waktu untuk berjumpa, dan sang istri membawa anaknya pada kesempatan itu agar sang ayah dapat mencurahkan kasih sayangnya. Dengan demikian sang anak tetap dapat merasakan kasih dari ayah dan ibunya, walaupun kasih yang diterima tidak sempurna. Kasih yang mengalir dari Allah atas umatnya tidaklah demikian. Kasih yang mengalir bagi umat Allah tidak keluar dari kasih yang tidak sempurna seperti kisah di atas. kasih yang dimiliki Allah Tritunggal begitu sempurna, kasih itulah yang mengalir keluar untuk umatNya. Frase “Kasih Allah” dalam teks ini maknanya lebih daripada sekadar suatu sikap atau perasaan; kasih adalah kuasa yang menopang. Dan yang dimaksudkan Paulus dengan “persekutuan Roh Kudus” adalah suatu persekutuan yang mempersatukan dengan Tuhan dan dengan sesama. Dua Frasa pertama dari berkat ini berbicara tentang kasih yang berasal dari Allah Tritunggal. Kasih yang dijanjikan bagi seluruh jemaat Allah itu bersumber dari kasih Allah Tritunggal yang sempurna tanpa cacat. Itu sebabnya kasih yang diterima oleh umatNyapun tanpa cacat. Kasihnya utuh dan sempurna. Apakah saat ini saudara memiliki persoalan yang membuat saudara sangat takut? Janganlah gentar hatimu sebab kasih yang mengalir bagi kita berasalah dari kasih yang sempurna dan utuh dari Allah Tritunggal. Kasih itu akan melindungimu, kasih itu akan memulihkanmu, kasih itu akan menopangmu. Janganlah takut.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 08 Februari 2017 MISTERI TRITUNGGAL (BACAAN : YOHANES 10:22-33)
Alkisah, suatu hari Agustinus (354-430), seorang pemimpin gereja mulamula, berjalan-jalan di tepi laut sambil memikirkan misteri Trinitas. Di sana ia melihat seorang anak kecil sedang bermain kerang laut. Anak itu menggali lubang di pasir, berjalan ke arah laut, mengisi kerangnya dengan air, lalu menumpahkan air laut itu ke dalam lubang galiannya. Agustinus lalu bertanya, “Kamu sedang apa?” Anak lelaki itu menjawab, “Saya mau menuangkan laut ke dalam lubang ini.” Lalu Agustinus berpikir, Sama seperti anak tersebut, itulah yang sedang saya coba lakukan. Misteri Trinitas bagaikan lautan yang tak terbatas. Dan saya tengah berdiri di tepi lautan itu, berusaha memasukkan semua misteri yang tak terbatas tersebut ke dalam pikiran saya yang terbatas. Konsep Trinitas tidak akan muat jika dimasukkan dalam kerangka logika umum. Juga tidak dapat sepenuhnya dianalisa oleh akal kita. Namun tak ada ada alasan untuk menganggap Trinitas sekadar penemuan para ahli teologi. Pernyataan bahwa Allah Yang Esa menyatakan diri sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus semata-mata adalah usaha untuk menjelaskan ajaran Kitab Suci (Yohanes 10:29,30; Kisah Para Rasul 5:3,4). Mempercayakan hidup kita kepada Trinitas Allah berarti mulai memandang kebesaran-Nya sebagai Pencipta, Penebus, dan Penolong kita dengan kacamata iman. Bukankah masuk akal jika Allah tunggal yang kita sembah, tempat kita menyerahkan hidup kita, pastilah jauh lebih besar daripada pengertian kita yang terbatas? DDH
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 09 Februari 2017 KERJA SAMA YANG SEMPURNA (BACAAN: KEJADIAN 1:1-2, 26A)
Seorang ibu mengeluh karena di dalam mendidik anaknya, dia dan suaminya tidak punya kesepakatan tertentu. Apa yang telah diputuskan sering ditentang oleh suaminya. Apa yang diputuskan suaminya, diapun sangat keberatan. Anak-anakpun mengambil keuntungan dari situasi ini, mereka tahu harus ke mana ketika menginginkan sesuatu. Untuk hal tertentu, mereka tahu mamanya pasti ijinkan. Namun untuk hal yang lain mereka tahu mamanya tidak suka, mereka pasti minta ijin ke papanya. Situasi ini tentunya tidak sehat dan berbahaya untuk anak-anak. Berbeda dengan Allah kita. Allah Tritunggal memiliki hikmat yang sama, kehendak yang tidak pernah kontradiksi. Kata Allah dalam ayat 1 berasal dari kata Ibrani Elohim. Kata ini berbentuk jamak, tetapi dipakai dengan kata kerja bentuk tunggal. Paduan jamak dan tunggal ini sangat baik untuk menunjukan siapa Allah kita. Allah kita adalah Allah Tritunggal yang memiliki kehendak yang sama. Di ayat 26a, dengan lebih jelas dikatakan “baiklah kita menjadikan manusia...” Kasih yang sempurna dalam Tritunggal menghasilkan kerjasama yang sempurna. Kasih yang sempurna inilah yang akhirnya ditangkap dan diteladani oleh kita sebagai ciptaan. Dalam berelasi mari kita belajar memiliki kerja sama yang baik, kasih yang lebih kuat, rasa percaya, hikmat yang dari Tuhan, agar orang lain dapat melihat dan merasakan kasih Allah dalam kehidupan berelasi kita sebagaimana yang telah diteladankan Allah Tritunggal kita.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 10 Februari 2017 JANGAN DUKAKAN ROH KUDUS (BACAAN: YESAYA 63:7-10)
Dengan sedih hati seorang gadis datang dan curhat kepada pendetanya. Dia sangat sedih karena sahabatnya telah salah memahami dirinya. Dia sedih karena sahabatnya sampai saat ini ternyata tidak mempercayainya. Padahal ada banyak hal yang telah dilakukan untuk sahabatnya. Dia rela mengorbankan apapun demi sahabatnya, namun hanya karena hal yang sepele sahabatnya meragukan bahkan mencurigai bahwa dia berniat jahat kepadanya. Manusia memang punya kecenderungan untuk melupakan kebaikan yang telah diterimanya. Demikian juga dengan bangsa Israel. Allah telah berkarya di dalam sejarah bangsa Israel umat pilihan-Nya. Begitu banyak kasih karunia dan kebaikan Allah yang telah dialami oleh orang Israel. Di dalam anugerah-Nya yang besar, Allah yang penuh dengan kasih dan sayang itu telah menjadikan Israel sebagai umat-Nya. Allah mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya (ay.7-8) dan selalu memelihara mereka. Sebagai bangsa yang berada di bawah penindasan bangsa Mesir, harkat mereka telah ditinggikan dengan pembebasan yang telah Allah lakukan. Bahkan Roh Kudus telah memelihara mereka sepanjang sejarah mereka. Dengan segala kebajikan besar itu, tentu sudah seharusnya bangsa Israel hidup dalam integritas dan kesetiaan kepada Allah. Namun nyatanya, mereka berlaku tidak setia dengan melawan kehendak-Nya sehingga mendukakan Roh Kudus-Nya (ay.10). Allah memberikan Roh-Nya dalam hati umat-Nya untuk menginsafkan mereka akan dosa dan hidup baru seturut kehendak-Nya (ayat 11, band. Yeh 36:27). Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus hadir dengan kerinduan agar orang berdosa bertobat. Menolak untuk mendengarkan Roh Kudus berarti menolak untuk sungguh-sungguh bertobat dari kelakuan kita yang jahat dan menerima anugerah Allah. Betapa ini menyedihkan hati-Nya! 31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 11 Februari 2017 JANGAN SEKEDAR BERTAHAN (BACAAN: WAHYU 1:4-8)
Ada beberapa gajah sirkus hanya ditambatkan di batang kayu tidak seberapa besar. Sebenarnya, kalau gajah itu mau berontak maka dengan mudah gajah yang besar itu akan bisa mematahkan kayu yang mengikatnya. Akan tetapi kenapa hal itu tidak pernah dilakukan oleh gajah-gajah yang besar itu? Ternyata, ketika masih kecil, gajah sirkus itu diikat dengan rantai dan ditambatkan di tiang baja yang sangat kuat. Sekeras apa pun usaha mereka untuk melepaskan diri, hal itu tak akan pernah berhasil bagi gajah yang masih kecil itu. Dan seiiring dengan pertumbuhannya, gajah-gajah itu kemudan meyakini bahwa mereka tidak akan pernah bisa melepaskan diri selama mereka diikat dan ditambatkan oleh pelatihnya. Beberapa orang percaya melakukan hal yang sama. Mereka akhirnya menyerah dan memilih untuk sekedar bertahan. Firman Tuhan hari ini menjelaskan beberapa alasan agar mereka waktu itu, dan juga tentu bagi kita di masa kini yang menghadapi pergumulan dan penderitaan silih berganti, untuk lebih dari sekedar bertahan. Tujuh jemaat yang menjadi tujuan penulisan Kitab Wahyu oleh Rasul Yohanes adalah jemaat-jemaat yang memiliki begitu banyak pergumulan. Di dalam kondisi demikian Firman Tuhan ini tentu memberikan kekuatan untuk bangkit dan terus berkarya bagi Tuhan, karena sesungguhnya Tuhan selalu menyertai umatNya dalam seluruh pergumulan mereka, bahkan Ia akan datang memberikan kemenangan sorgawi kepada umatNya yang setia. Bukankah ini yang kita nantikan bersama-sama sebagai orang percaya. Kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya untuk membawa kita kembali kepada tujuan asal kita yaitu hidup bersekutu dengan lebih dekat denganNya. 32
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 6 Februari 2017
23.00
Rabu, 8 Februari 2017
19.00
Kamis, 9 Februari 2017
06.00 19.00
Jumat, 10 Februari 2017 Sabtu, 11 Februari 2017
18.30 06.00 18.30 22.00
Minggu, 12 Februari 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Ibu Naomi Kusuma Wardani HUT: Ibu Tan Suani HUT: Sdr. Matheus Frans Wattimury Latihan Musik KU 3 HUT: Sdr. Alfa Zera Tasidjawa Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Felix Tanzil KTB M2 “SEBUAH PERJANJIAN” Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Donny Vibrianto
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 5 Februari 2017
Penatalayanan Tema Pengkhotbah Liturgos Pelayan Musik
Ibadah
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 10.00)
Kasih Kekal Dalam Diri Allah Tritunggal (Yohanes 17:24-26) Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Ev. Heri
Bp. Felix
Bp. Eliazer
Bp. Koesoemo
Sdr. Ishak Sdr.Toni Sdr. Yoga Sdr. Irsan
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
Sdr. Lutfi
Sdr. Daniel
Sdr. Kevin T
Penyambut Jemaat
Bp. Yefta Ibu Feni Ibu Herlin
Sdr. Michael Sdri. Fancy Sdr. Clifford Sdr. Vincent
Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian
Doa Syafaat Ev. Heri
Ev. Heri
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Sdri. Helen
Pelayan LCD
Doa Persembahan
Cab. Bavarian
Ev. Heri
Bp. Felix
Ev. Dodik
Singer
Bp. Willy TW Sdri. Shinta
Sdr. Ian Sdri. Shinta
Sdri. Lia Sdri. Risty
TEAM
Sdri. Marlin Sdri. Victory Sdri. Ester
Sdri. Lina Sdri. Clarine
Bp. Koesoemo
Ev. Edo Walla, M.Div
Sdri. Victory
Sdri. Lina
TEAM
Sdri. Suci
Ibu May
Doa Pra & pasca Ibadah
Ev. Edo Walla, M.Div.
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 12 Februari 2017 Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarian varian (07.00)
(Pk. 10.00)
Bapa Yang Baik Dan Pemberian-Nya Yang Baik (Matius 7:7-11)
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Sdri. Dewi
Bp. Andreas W
Ibu Ike
Sdri. Ester
Sdr. Grace
Pelayan Musik
Sdr. Ikhsan Sdr. Daniel Sdr. Evan Sdr. Faith
Sdr. Michael
Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Irsan Sdr. Hizkia
Sdri. Jane
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Andreas
Sdri. Zizi
Sdr. Amir
Sdri. Marlin
Sdr. Mito Sdri. Eka
Sdr. Andi Sdri. Nike
Sdri. Ester
Sdr. Grace
Sdr. Mito
Sdr. Andi
Sdri. Lina Sdri. Suci
Sdr. Fredy Sdri. Enti
Penyambut Jemaat
Sdr. Igo Sdri. Fancy
Sdr. Kevin T
Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori
Sdri. Melissa
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Bp. Bp. Imbo Budiono Ibu Yatmi Ibu Endang Bp. Andreas K Ibu Rini Bp. Hendri Ibu Melly
Doa Syafaat Doa Persembahan
Sdri. Fancy
Ibu Titik
Bp. Budiono
Ev. Dodik
Doa Pra & pasca Ibadah
Ev. Dodik
Bp. Andreas
Ev. Heri
Singer
Ibu Vena Sdr. Joseph
Sdr. Joseph Sdri. Ririt
Sdri. Henny Sdr. Haris
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 5 Februari 2017
12 Februari 2017
Liturgis
Kak Mei
Kak Dessy
Pelayan Musik
Kak Dodik
Kak Willy
Doa Pra/Pasca SM
Kak Dessy
Kak Fenny
Tema
God’s Amazing Love
Amazing Love
Keterangan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Bahan Alkitab
Kejadian :1-5
Sion
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Yerusalem Nazareth
Kelas Gabungan Pengajar : Kak Suani
Kak Vena Kak Evelyn
Betlehem
Kak Santi
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 4 Februari 2017 (Pk. 18.30 WIB)
Sabtu, 11 Februari 2017 (Pk. 18.30 WIB)
Tema
“Pacaran lebih dari satu orang, apakah boleh?”
Pengkhotbah
Pdt. Reyco
Pdt. Reyco
Litrugos
Sdr. Efraim
Sdr. Fredy
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Kevin
Sdri. Clara
Penyambut Jemaat
Sdr. Anel Sdri. Clara
Sdr. Eber Sdri. Rina
Petugas Doa
Sdri. Stevani
Sdri. Christine
Singer
Sdri. Tri
Sdri. Marlin 36
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 29 Jan 2017
43 orang
Umum 2
Minggu, 29 Jan 2017
56 orang
Umum 3
Minggu, 29 Jan 2017
138 orang
Sekolah Minggu
Minggu, 29 Jan 2017
21 Orang
Remaja
Minggu, 29 Jan 2017
-
Pemuda
Minggu, 29 Jan 2017
22 Orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 29 Jan 2017
29 Orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 29 Jan 2017
40 Orang
SM : 3 Orang
POS Batam (Gabungan)
Minggu, 29 Jan 2017
16 Orang
SM : 22 Orang Remaja : 18 Orang
Perayaan IMLEK
37