G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Yesus : Penggenapan Hukum Taurat Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
M
endiskusikan peranan dan relevansi Hukum Taurat bagi orang-orang Kristen merupakan sebuah upaya yang tidak mudah. Topik ini begitu luas dan rumit. Beragam penafsiran sudah diajukan sebagai solusi. Kerumitan ini tampaknya tidak hanya terjadi sekarang. Selama pelayanan Tuhan Yesus pun persoalan ini sudah muncul. Ungkapan “jangan kamu menyangka” di awal ayat 17 menyiratkan sebuah koreksi terhadap kesalahpahaman atau, paling tidak, sebuah antisipasi terhadap kesalahpahaman. Ajaran dan tindakan Yesus tentang Hukum Taurat telah membingungkan sebagian orang. Mereka menyangka bahwa Dia meniadakan Taurat.
Kesulitan di atas bukan hanya menjadi pergumulan para penganut Yudaisme, melainkan para pengikut kekristenan mula-mula juga. Berkali-kali Yesus Kristus bersilang pendapat dengan para ahli Taurat dan golongan Farisi, misalnya tentang pembasuhan tangan (15:1-9) atau penghormatan terhadap Hari Sabat (12:1-8). Tidak hanya berbeda dengan kelompok ahli Taurat, Farisi, dan Saduki, praktek relijius Yesus Kristus juga berbeda dengan Yohanes Pembaptis. Murid-murid Yohanes sempat bingung dan meminta klarifikasi dari Yesus seputar rutinitas puasa (9:14-17). Keunikan ajaran dan tindakan Yesus berpotensi memunculkan tuduhan bahwa Ia telah meniadakan Hukum Taurat. Jika ini yang terjadi, apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Dia 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ merupakan sebuah kasus yang yang baru pada saat TUHAN memulihkan
sangat serius bagi masyarakat Yahudi. Hukum Taurat adalah tanda perjanjian. Ketaatan terhadap Taurat merupakan harga mati bagi sebagian besar orang Yahudi.
Bagi orang-orang Kristen sendiri, Matius 5:17-20 juga menyisakan sebuah persoalan teologis yang cukup pelik. Bukankah tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan melalui ketaatan terhadap Taurat (Rm 3:920)? Bukankah keselamatan adalah murni anugerah Allah (Ef 2:8-9)? Jika demikian, mengapa Yesus Kristus di Matius 5:1720 seolah-olah mengajarkan keselamatan melalui perbuatan baik (terutama ayat 20)? Sebelum menguraikan kerumitan ini, kita sebaiknya menggarisbawahi bahwa isu yang lebih tepat dalam Matius 5:17-20 bukan terbatas pada Hukum Taurat, melainkan seluruh kitab suci orang Yahudi (Perjanjian Lama). Ungkapan “Hukum Taurat dan kitab para nabi” seringkali digunakan sebagai rujukan teknis untuk seluruh Perjanjian Lama. Jadi, bagaimana kesinambungan Perjanjian Lama bagi orang-orang Kristen?
Yesus Kristus dan Hukum Taurat (ayat 17-18) Dalam konteks pengharapan mesianis bangsa Yahudi terdapat sedikit ketegangan berkaitan dengan relasi antara Mesias dan Taurat. Apakah nubuat Yeremia tentang datangnya perjanjian yang baru dan Taurat
umat-Nya (Yer 31:31-34) berarti bahwa Taurat yang lama akan ditiadakan? Matius 5:17-20 menjelaskan bahwa kedatangan yang baru bukan berarti peniadaan yang lama. Yang baru tidak meniadakan yang lama. Yang baru menggenapi yang lama. Kata kerja “menggenapi” (plēroō) di ayat 17 telah dipahami secara berlainan oleh para teolog. Ada yang menafsirkan plēroō dalam arti menaati Taurat. Ada yang memahami plēroō dalam arti menerangkan makna yang sepenuhnya dari Taurat. Ada pula yang beranggapan bahwa kehidupan dan pelayanan Yesus (“Aku datang” di ayat 17) adalah untuk membawa Taurat pada tujuannya. Dalam keseluruhan pelayanan Kristus, Ia memang melakukan tiga poin ini. Ia datang untuk menaati Taurat. Ia datang untuk menerangkan makna yang lebih esensial dari Taurat. Ia datang untuk merealisasikan tujuan Taurat. Bagaimanapun, dalam konteks Matius 5:17-20 hanya ada satu poin yang mendapat penekanan khusus. Di antara alternatif yang ada, yang terakhir adalah yang paling masuk akal. Matius 5:17 tidak mengontraskan antara “meniadakan” dan “menaati.” Jika yang dimaksud adalah “menaati,” Matius pasti akan menggunakan kata kerja yang lebih jelas (misalnya akouō atau prassō). Opsi kedua juga kurang memuaskan. Yang dipersoalkan bukan hanya ajaran Yesus (makna Taurat bagi Dia), tetapi tindakan Yesus (nilai normatif Tau4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ rat bagi Dia).
lum semuanya terjadi.” Hampir semua versi Inggris dengan tepat memilih terjemahan Penggunaan plēroō di Injil Ma- “sebelum segala sesuatu diselesaikan atau tius dan pertimbangan konteks Matius dicapai” (accomplished). 5:17-20 menunjukkan bahwa tujuan dari kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus Melalui inkarnasi-Nya, Kristus menunadalah untuk memenuhi tujuan Taurat. taskan tujuan kitab suci. Apa yang sudah Kata plēroō sebelumnya sudah muncul direncanakan Allah dan dinyatakan melalui sebanyak lima kali dan dikaitkan dengan kitab suci direalisasikan melalui pelayanan penggenapan nubuat para nabi (1:22; 2:15, Yesus. Sang Mesias datang untuk “meng17, 23; 4:14; lihat juga 13:14; 26:54, 56). Yang genapkan (plēroō) seluruh kehendak Aldigenapi oleh Yesus di Matius 5:17 memang lah” (3:15). bukan hanya Taurat, tetapi “Hukum Taurat dan kitab para nabi.” Ini bukan tentang Taurat menunjukkan keberdosaan manutuntutan Taurat, tetapi tujuan Taurat. Ini sia (Rm 7:7-25). Manusia tidak berdaya dabukan tentang aturan para nabi, melainkan lam menaati Taurat (Rm 3:9-20). Pengungnubuat mesianis yang mereka sampaikan. kapan dosa melalui Taurat ini merupakan persiapan supaya mereka memahami kesMakna di atas sesuai dengan ayat 18 “Ses- elamatan melalui anugerah Allah di dalam ungguhnya selama belum lenyap langit dan Kristus Yesus. Jika tidak ada seorang pun bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak yang dapat dibenarkan karena melakukan akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebe- Taurat, masihkah ada harapan bagi umat manusia? Puji Tuhan! Ketidakberdayaan manusia tidak selalu identik dengan ketidakadaan harapan. Melalui para nabi Allah berkali-kali menjanjikan kedatangan Mesias. Dialah yang akan memberikan harapan bagi orang-orang berdosa, sebab Dialah yang akan menggenapi Taurat. Matius 5:18 menerangkan alasan mengapa Taurat tidak untuk ditiadakan melainkan untuk digenapi (lihat kata sambung “karena” di awal ayat ini). Alasan ini berkaitan dengan natur firman Allah yang kekal. Karena diwahyukan oleh Allah sendiri, kitab suci bersifat kekal. Selama langit dan bumi masih ada, firman Allah juga akan 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tetap sama. Tuhan Yesus bahkan menyatakan bahwa firman-Nya lebih permanen daripada keberadaan langit dan bumi (24:35).
Natur kedua dari firman Allah adalah otoritas yang menyeluruh dan detil. Dalam istilah teologi modern, natur ini disebut “pewahyuan keseluruhan bagian dan setiap kata” (verbal plenary inspiration). Seluruh bagian dan setiap kata dalam kitab suci dalah firman TUHAN. Kata “iota” (iōta) merujuk pada huruf yang terkecil (huruf yodh dalam alfabet Ibrani atau iota dalam alfabet Yunani), sedangkan titik (keraia) mengarah pada bagian terkecil dari suatu huruf. Bukan hanya huruf terkecil atau bagian terkecil dari huruf, perintah terkecil pun tetap berotoritas (5:19). Apa yang dipandang manusia sebagai perintah atau larangan yang sepele ternyata dipandang serius oleh Allah. Keseriusan tidak hanya ditentukan oleh “apa” (isi), melainkan “dari siapa” (sumber). Semua perkataan Allah adalah penting dan berotoritas.
Orang Kristen dan Hukum Taurat
Apa yang diucapkan Kristus bukan hanya sebuah penjelasan. Ada muatan normatif di sana. Ada konsekuensi praktis yang dituntut dari para pengikut Kristus. Hal ini disiratkan oleh pemunculan kata sambung “karena itu” di awal ayat 19. Hukuman dan upah di ayat ini semakin menguatkan nilai normatif dari perkataan Kristus. Pertama, kita harus memegang erat, mengajarkan, dan melakukan seluruh firman Allah (ayat 19). Kata “meniadakan” (lyō, lit. “melepaskan”) di ayat ini menyiratkan usaha untuk bersantai atau menjadi kurang aktif (RSV/ESV bersikap rileks). Lawan katanya adalah memegang erat. Memegang erat bukan berarti memonopoli. Firman Tuhan bukan hanya untuk kita, tetapi untuk orang lain. Setiap kita dipanggil untuk mengajarkannya (ayat 19b), baik dalam situasi yang formal (di ruang kelas atau ibadah) maupun non-formal (kehidupan sehari-hari melalui nasihat dan percakapan). Walaupun mengajar orang lain adalah penting, tetapi harus disertai dengan teladan. Kita dipanggil bukan hanya untuk mengajar, namun juga untuk melakukan (ayat 19c). Ezra adalah contoh pengajar yang baik. Dalam Ezra 7:10 dikatakan: “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” Pahami dahulu, lakukan kemudian, ajarkan be6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ lakangan. Kira-kira seperti itulah semangat Ezra. Kedua, kita harus memiliki ketaatan yang benar (ayat 20). Tuntutan untuk memiliki hidup keagamaan seperti orang-orang Farisi dan para ahli Taurat terdengar mustahil untuk dicapai. Para pemuka agama Yahudi ini begitu bersemangat dan detil dalam memelihara dan mengejawantahkan Taurat. Bahkan hal-hal terkecil pun tidak lepas dari perhatian mereka (misalnya 23:23a). Bagaimana mungkin para pengikut Kristus dapat melebihi mereka? Rahasia untuk memahami tuntutan ini terletak pada kata dikaiosynē (LAI:TB “hidup keagamaan”). Dalam teks Yunani, kata ini secara hurufiah memiliki arti “kebenaran” (mayoritas versi Inggris “righteousness”). Matius 3:15 menjelaskan bahwa kebenaran ini berasal dari pelayanan Kristus. Yesus berkata kepada Yohanes Pembaptis: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Ungkapan “seluruh kehendak Allah” dalam teks Yunani adalah “seluruh kebenaran” (pasan dikaiosynēn). Baptisan Yesus jelas bukan karena tuntutan Taurat atau legalisme Farisi. Baptisan-Nya adalah wujud ketaatan pada rencana keselamatan Bapa di surga. Pada saat Yesus memerintahkan para pengikut-Nya untuk memiliki kebenaran di atas kebenaran Farisi dan ahli Taurat, Ia sedang memaksudkan kebenaran yang khusus. Kebenaran yang muncul dari karya Kristus yang menggenapi tujuan Taurat dan kitab para nabi (5:17). Jadi, kita menaati perintah Allah bukan sebagai tuntutan legalistik atau syarat keselamatan. Ketaatan kita merupakan ekspresi iman dan ucapan syukur atas karya keselamatan yang dituntaskan oleh Kristus. Dialah sumber kebenaran kita. Soli Deo Gloria.
7
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk Korea Utara.
• Doakan untuk krisis kemanusiaan yang terjadi di Korea Utara. Kiranya Tuhan menolong penduduk Korea Utara yang saat ini sedang menderita. • Doakan agar Tuhan berkenan campur tangan untuk mempertobatkan pemerintahan Korea Utara yang diktator. • Doakan agar Injil dapat menjangkau sebanyak mungkin orang di Korea Utara.
2. Doakan untuk para pasangan muda yang sedang mempersiapkan diri memasuki pernikahan: • Doakan agar mereka dapat mempergunakan kesempatan konseling pranikah yang dilakukan oleh gereja dengan baik sebagai persiapan yang efektif untuk berumah tangga. • Doakan untuk persiapan pernikahan mereka agar dapat berlangsung dengan baik. • Doakan agar rumah tangga yang akan dibangun memiliki dasar yang kuat dan Tuhan akan dimuliakan melalui pernikahan mereka.
Pertanyaan 70:
KATEKISMUS HEIDELBERG
Bagaimana pembenaran itu merupakan tindakan rahmat Allah yang bebas?
Jawaban
Oleh ketaatan dan kematian-Nya, Kristus telah memberi pelunasan yang pantas, sungguhsungguh, dan penuh kepada keadilan Allah demi mereka yang dibenarkan. Namun, karena Allah menerima baik pelunasan yang diberikan oleh seorang Penanggung, padahal Dia dapat menuntutnya dari mereka sendiri, bahkan menyediakan sendiri Penanggung itu, yaitu Anak-Nya sendiri yang tunggal, dan karena kebenaran-Nya diperhitungkan-Nya kepada mereka, sementara tidak dituntut-Nya apa-apa dari mereka demi pembenaran mereka selain iman-- yang juga termasuk karunia-karuniaNya--maka bagi mereka pembenaran mereka merupakan perbuatan rahmat yang bebas. a. Rom 5:8-10, 19. b. 2Ti 2:5-6; Ibr 10:10; Mat 20:28; Dan 9:24, 26; Yes 53:4-6, 10-12; Ibr 7:22; Rom 8:32; 1Pe 1:18-19. c. 2Ko 5:21. d. Rom 3:24- 25. e. Efe 2:8. f. Efe 1:7. 8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
DUSTA-DUSTA YANG DIYAKINI KAUM WANITA Apa Yang Anda Harapkan
“L
ihatlah apa yang diberikan oleh hasil kerja kerasku. Tak seorang pun yang kaukenal tinggal di rumah seperti milikmu. Tak seorang pun yang kaukenal memiliki barang-barang yang kusediakan untukmu. Tak seorang pun yang kaukenal yang memiliki pengalaman indah keliling dunia seperti kamu. Tetapi, itu tidak pernah cukup. Mary, aku bosan mendengar keluhanmu yang terus-menerus. Aku capai dikritik setiap hari. Aku tidak ingin menjalaninya lagi, dan menurutku kamu juga tidak,” suara Sam makin melemah. Yang membuat saya terus frustasi, bukan karena seorang pria dan seorang wanita sedang dimabuk cinta, tetapi karena mereka memiliki harapan yang tidak realistis. Harapan yang tidak realistis selalu menuju
kepada kekecewaan – itulah yang dialami oleh Sam dan Mary.
MENGGUNAKAN ALKITAB SECARA ALKITABIAH Bagian dari masalahnya adalah cara kita menggunakan Kitab Suci. Alkitab bukan ensiklopedia; Alkitab adalah sebuah kisah, kisah agung penebusan. Kenyataannya, Alkitab adalah kisah yang beranotasi teologis. Hal ini berarti kita tidak dapat mengerti apa yang Alkitab katakan mengenai pernikahan hanya dengan melihat pasal-pasal yang berkaitan dengan pernikahan, karena banyak informasi Alkitab mengenai pernikahan yang tidak ditemukan di dalam pasal-pasal mengenai pernikahan. Salah satu masalah kita adalah kita belum 9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
menggunakan Alkitab secara Alkitabiah, dan hal ini menjebak kita untuk menghadapi kejutan-kejutan yang tidak seharusnya kita alami.
TOLONG JANGAN MENGACAUKANNYA Di tengah-tengah kuasa romantika sebelum pernikahan, sangatlah susah untuk melihat realitas yang keras dan jujur, yaitu hal-hal yang akan dihadapi setiap pasangan suatu hari, entah bagaimana, entah dengan cara apa. Anda takut bahwa bila harus menghadapi panas kebenaran, perasaan sayang itu bisa menguap. Anda takut bahwa sesuatu akan mengacaukan kenikmatan yang sedang Anda nikmati. Kasih itu memaksa, kasih itu memotivasi, kasih itu memabukkan. Kasih dapat memerintah pikiran dan mengendalikan emosi Anda. Anda berbincang-bincang dengan orang yang Anda kasihi, menunggu hari pernikahan yang segera tiba, dan Anda ingin apa yang Anda rasakan dan alami berlanjut selamanya. Dan Anda tidak akan melakukan apa pun yang dapat mengacaukannya.
tengah-tengah, tetapi di situlah kita hidup. Kita hidup di dunia yang masih rusak. Pernikahan Anda tidak bisa lepas dari kerusakannya. Kita hidup dengan manusia yang rusak. Pernikahan Anda tidak mungkin terlindungi dari kerusakan tersebut. Ketika Anda mulai melihat hidup di antara yang sudah dan yang belum, Anda mendapatkan perspektif yang sangat berguna untuk mengerti hal-hal yang perlu Anda hadapi jika Anda menginginkan pernikahan yang utuh dan sehat di hadapan Tuhan.
SPONTANITAS YANG DIPERSIAPKAN
SUDAH
Anda dan saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Hal ini berarti, setiap hari, Anda bertemu dengan hal-hal yang tidak diharapkan, dengan hal-hal yang Anda tidak rencanakan. Hal ini tentu benar dalam kehidupan pernikahan Anda. Setiap pernikahan perlu menghadapi sesuatu yang tidak diharapkan. Buku ini berisi prinsip spontanitas yang sudah dipersiapkan. Spontanitas yang telah dipersiapkan bukan sekadar menyadari hal yang akan dihadapi, tetapi juga menyiapkan diri untuk menghANTARA YANG SUDAH DAN YANG adapinya. Ini juga mengenai karunia yang diberikan kepada Anda sehingga Anda BELUM dapat menghadapinya dengan keberanian Setiap hal yang kita katakan dan lakukan, dan harapan yang nyata. setiap hal yang kita komitmenkan kepada diri kita, dan setiap situasi, lokasi, dan hubungan yang kita alami sedang dialami di antara yang sudah (already) dan yang belum (not yet). Merupakan hal yang sukar untuk hidup di 10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
ANDA DAPAT MENG- kan hal-hal yang baik di dalam dan melalui HARAPKAN HAL YANG Anda. DIHARAPKAN Ada dua pengamatan yang dapat ditarik dari semua pernikahan. Pertama, tidak ada satu pun pernikahan yang buruk. Kedua, segala sesuatu yang tiap pasangan hadapi sudah diramalkan oleh perintah, prinsip, saran, atau perspektif dalam Alkitab. Jadi, perspektif hikmat mendasar apakah yang Kitab Suci berikan kepada kita yang memampukan kita memiliki harapan yang realistis terhadap pernikahan kita? (1). Anda Sedang Menjalankan Pernikahan di Dunia yang Jatuh Pernikahan kita ada di tengah-tengah dunia yang tidak berfungsi seperti yang Allah rencanakan. Entah bagaimana, dengan cara apa, pernikahan Anda tersentuh hari demi hari oleh kerusakan dunia. Tetapi satu hal yang pasti: Anda tidak dapat melarikan diri dari lingkungan di mana Allah sudah pilih untuk Anda hidupi. Saya yakin bahwa menyadari dunia yang berdosa dan tujuan Allah dalam menempatkan Anda di dalamnya adalah hal yang mendasar untuk membangun pernikahan yang diwarnai oleh kesatuan, pengertian, dan kasih.
(2). Anda Adalah Orang Berdosa yang Menikah dengan Orang Berdosa Banyak orang menikah dengan harapan yang tidak realistis mengenai siapa yang akan mereka nikahi. Maksudnya, kalian berdua membawa dosa. Kebanyakan masalah yang kita hadapi dalam pernikahan bukanlah disengaja ataupun bersifat personal. Dalam banyak situasi pernikahan, Anda tidak menghadapi kesulitan karena pasangan Anda sengaja melakukan sesuatu yang membuat hidup Anda menjadi sulit. Ya, dalam saat-saat kemarahan hal itu bisa terjadi. Tetapi lebih sering, apa yang benar-benar terjadi di dalam hidup Anda dipengaruhi oleh dosa, kelemahan, kegagalan dari orang yang hidup bersama Anda.
(3). Allah Itu Setia, Berkuasa, dan Rela Pertimbangkan sejenak apa yang diajarkan oleh kuburan kosong Yesus Kristus. Pertama, hal ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu setia. Selama ribuan tahun, Allah tidak lupa maupun beranjak dari janji-Nya. Dia berjanji, dan Dia mengendalikan peristiwa-peristiwa sejarah (besar dan kecil) sehingga pada saat yang tepat, Yesus Kristus datang dan menggenapi apa yang telah diJadi, entah bagaimana, dengan cara apa, janjikan. dunia yang sudah jatuh ini dan apa yang dikandungnya akan masuk ke dalam hid- Tetapi kubur yang terbuka juga menginup Anda, tetapi Anda tidak harus menja- gatkan kita bahwa Allah itu berkuasa. Dia di takut. Allah bersama dengan Anda, dan berkuasa dalam otoritas dan berkuasa daIa sedang bekerja sehingga hal-hal yang lam kekuatan. Kubur kosong mengajarkan membuat Anda sedih ini akan menghasil- kepada kita bahwa Allah itu rela. Mengapa 11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Ia mau mengorbankan Anak-Nya sendiri? Karena Ia rela. Anda dan saya
perlu menyadari bahwa kerelaan-Nya bukan didorong oleh apa yang Ia lihat di dalam kita, melainkan karena Dia adalah definisi dari belas kasihan, sumber dari kasih, penuh dengan anugerah yang ajaib. Bahkan ketika kita tidak rela, egois, dan ingin jalan sendiri, Dia tetap rela. Jadi, ketika Anda berdosa atau ketika dunia yang berdosa menghancurkan Anda, tetaplah berdiri dalam kelemahan dan kebingungan Anda dan berkata, “Saya tidak sendiri. Allah beserta saya, dan Ia setia, berkuasa, dan rela.” Anda dapat menjadi realistis dan berpengharapan pada saat yang sama. Harapan yang realistis bukan mengenai harapan tanpa kejujuran, dan bukan mengenai kejujuran tanpa harapan. Realisme ditemukan pada persimpangan kejujuran tanpa rasa malu dan pengharapan yang tidak berkompromi. Firman Allah dan anugerah Allah membuat keduanya mungkin terjadi di dalam pernikahan Anda. Apakah harapan Anda untuk pernikahan Anda realistis? Ringkasan Bagian Prakata, Bab 1, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~
12
e
Ap a ar ti h ari d i d al am k i s ah p e n cp t aan ? | #Q and A
MAGZ
Apa arti hari didalam kisah penciptaan? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 26 Juni 2016)
A
lkitab juga memberikan bukti bahwa kata yôm tidak selalu berarti 24 jam. Yôm bisa berarti jangka waktu yang tak tentu (bdk. Kej. 2:4; 5:1; 29:7; 35:3). Pemunculan kata yôm di Kejadian 2:4 juga mendukung pendapat bahwa yôm bukan 24 jam. Kejadian 2:4 “pada hari (LAI:TB tidak menerjemahkan kata ini) Allah menciptakan langit dan bumi”. Penggunaan yôm di sini jelas memiliki rentang waktu (durasi) lebih dari 24 jam (lima hari? enam hari?).
kadaan artikel di depan kata yôm (ASV/ RSV/NASB). Terjemahan yang lebih hurufiah terdapat di Young Literal Translation. YLT menerjemahkan “hari satu”, “hari dua”, dst., (bukan “hari ke-1”, “hari ke-2”, dst.), karena yôm di sini memang berbentuk cardinal number (angka biasa), bukan ordinal number (angka urutan).
Penyelidikan yang lebih teliti terhadap aktivitas penciptaan di hari ke-6 menunjukkan bahwa hari ke-6 pasti lebih dari 24 jam. Kejadian 2:18 menyiratkan durasi waktu tertentu selama Adam menjalankan tugasnDari sisi tata bahasa Ibrani, kata yôm ya (memelihara dan mengusahakan taman menunjukkan periode waktu yang tidak Eden), hingga akhirnya Allah melihat ‘titertentu. Hal ini bisa dilihat dari ketida- dak baik manusia seorang diri saja’ untuk 13
e
Ap a ar ti h ari d i d al am k i s ah p e n cp t aan ? | #Q and A
MAGZ
melakukan perintah di ayat 15. Rasa kesepian dan kebutuhan terhadap seorang pendamping yang dialami Adam (2:20) pasti merupakan suatu proses panjang. Tindakan Adam ‘menamai semua bintang’ (2:19-20) pasti membutuhkan waktu lebih dari 24 jam. Dalam Kejadian 2:23 ada satu keterangan waktu yang tidak diterjemahkan oleh LAI:TB, yaitu kata hapa’am, yang seharusnya diterjemahkan “sekarang setelah sekian lama” (“‘now at length” atau “this at last”, RSV). Kejadian 29:34 “sekali ini (hapa’am) suamiku akan lebih erat kepadaku”. Hapa’am dalam teks ini merujuk pada waktu setelah melahirkan tiga anak (ayat 34b). Kejadian 46:30 “sekarang (hapa’am) bolehlah aku mati”. Hapa’am di sini dihitung mulai kejadian di pasal 37 (ketika Yusuf dikabarkan telah meinggal). Dari penggunaan kata hapa’am di Kejadian terlihat bahwa kata ini merujuk pada rentang waktu yang lama. Tidak heran, ketika Adam melihat Hawa, ia berkata “sekarang setelah sekian lama!” Frase ‘jadilah petang dan pagi’ (Kej 1:5, 8, 13, 19, 23, 31) hanya bersifat simbolis, karena dianggap sesuai dengan gambaran kesempurnaan/kegenapan satu periode kerja Allah. Petang-pagi tidak mungkin merujuk pada hari 24 jam, karena frase ini sudah muncul di hari ke-1 sampai ke-3, sebelum penetapan matahari dan bulan di hari ke-4. Selain itu, Alkitab memberikan petunjuk bahwa orang Yahudi menghitung hari dari pagi sampai petang, bukan dari petang sampai pagi (Kej 19:33-34; Hak 6:38; 21:4 bdk. Yoh 4:6b ‘jam sembilan= jam ketiga’). Bersambung...........
14
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 26 Juni 2016)
Pemilihan Allah Bapa Karena begitu besar kasih Allah akan dunia kaum pilihan yang berdosa ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap dunia tersebut bisa diselamatkan melalui-Nya (Yoh. 3:16-17). Disitu kata “dunia” tidak berarti setiap orang, kaum reprobat dan kaum pilihan; yang dimaksudkan dengan “dunia” disini adalah orang-orang dari seluruh suku dan bangsa – bukan hanya bangsa Yahudi.
tuk mengorbankan diri-Nya bagi mereka (Yoh. 6:37-40). Yesus mempunyai tujuan yang tertentu dan pasti, yang selaras dengan tujuan Bapa. Yesus menyatakan bahwa tujuan-Nya bukan untuk mati bagi setiap orang didunia, tetapi supaya “semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku,” (ay.37). kehendak Allah bukanlah supaya semua orang diselamatkan, tetapi supaya dari semua yang telah diberikan Bapa kepada Yesus, jangan ada yang hilang (ay. 39). Untuk inilah Yesus turun dari sorga (ay.38).
1 Yohanes juga mengajarkan dengan jelas Karena Bapa telah memberikan kepa- mengenai hubungna yang tak terpisahkan da Yesus sejumlah orang yang akan dise- antara kasih Allah dan penebusan Kristus: lamatkan, maka Yesus datang ke dunia un- “Allah yang telah mengasihi kita dan yang 15
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”objek kasih Allah sama dengan objek dari propisiasi (pendamaian) yang dikerjakan oleh Kristus. Istilah “kita” tidak berarti dunia, melainkan orang-orang yang dosa-dosanya telah diampuni (2:12), yang telah mengalahkan yang jahat (2:13), yang menjadi anakanak Allah (3:1-2). Dengan kata lain, Kristus mati hanya bagi anak-anak Allah, orangorang yang dikasihi Allah dengan kasih yang khusus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus juga menyatakan bahwa orang-orang yang baginya Kristus mati adalah orang-orang yang dikasihi Allah : “akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (5:8). Objek kasih Allah (‘kita”) adalah sama dengan objek kematian Kristus (‘kita”). Karena kasih Allah yang khusus kepada “kita” – yang dijadikan orangorang yang kudus (1:7) dan yang dibenarkan (5:1) – maka Kristus mati bagi kita. Mungkin ayat yang paling jelas menunjukkan hubungan yang erat dan niscaya antara pemilihan terbatas dan penebusan terbatas adalah Roma 8:32. Ayat ini menjadi semakin penting karena sering dirujuk oleh pihak-pihak yang mendukung teori penebusan tak terbatas. Mari kita perhatikan kata-kata dari ayat ini: “Ia, yang tidak menyanyangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” bila kita hanya melihat ayat ini, tampaknya Paulus mengajarkan bahwa Kristus mati bagi semua orang. Tetapi bila kiat merenungkan dengan sungguh-sungguh, maka akan terlihat jelas bahwa hal itu tidak mungkin. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
16
e
S iap ak ah Jo se p h u s i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
S ia pak a h j o s e p h u s it u? (Lanjutan tgl 26 Juni 2016)
Josephus sebagai pemimpin di Galilea. Josephus kembali dari Roma ke Yerusalem pada malam menjelang pemberontakan orang-orang Yahudi dimulai (66 M). Orang-orang Yahudi di Yudea, mengusir para wali negeri Romawi dan merancang suatu pemberontakan di Yerusalem. Josephus bersama beberapa imam berusaha mendamaikan pemerontakan itu tetapi orang-orang Yahudi tetap berpegang pada keputusan mereka untuk beperang melawan orang-orang Romawi. Josephus terpilih sebagai pemimpin pemberontakan di Galilea. Orang-orang Romawi di bawah kepemimpinan jenderal Vespasianus tiba di Galilea pada musim semi tahun 67 M. Vespasianus langsung menyerang tempat
pertahanan orang-orang Yahudi di sebelah utara. Josephus berusaha mempertahankan benteng Jotapata selama 47 hari namun akhirnya benteng tersebut berhasil dikalahkan. Josephus beserta 40 orang yang masih bertahan melarikan diri ke gua terdekat. Di sana mereka sepakat untuk mati daripada menyerah kepada orang-orang Romawi. Karena adanya ketidaksepahaman tentang tindakan membunuh diri, Josephus menyarankan masing-masing mereka (berdasarkan undi) saling membunuh temannya. Orang terakhir yang hidup harus menyerah kepada orang-orang Romawi. Kegiatan saling membunuh berdasarkan undi tersebut terjadi di antara 40 orang yang bertahan di gua tersebut. Orang terakahir yang masih hidup adalah Josephus dan konsekuensinya adalah Josephus ha17
e
S iap ak ah Jo se p h u s i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
rus menyerahkan diri kepada orang-orang Romawi. Jenderal Vespasianus memerintahkan untuk memborgol Josephus dan menyerahkannya kepada Nero. Mendengar hal itu, Josephus meminta waktu untuk berbicara kepada vespasianus. Katanya, O Vespasian, although you suppose you have taken captive a forsaken Josephus, I have come as a messenger of great tidings. Had I not been sent by God to you, I know the law of the Jews, and how it is fitting for generals to die. Do you send me to Nero? For what? Will any successors of Nero endure -- until you? You are to be Caesar, O Vespasian, and Emperor, you, and this your son. Bind me now still more securely, and keep me for yourself, for thou, O Caesar, are not only lord over me, but over the land, and the sea, and all the human race; and certainly I deserve to be punished by closer custody than now, if I fabricate anything concerning God.”
ringat akan ucapan Josephus, Vespasianus melepaskan Josephus, menganugerahinya dengan kewarganegaraan Roma dan diberi nama Roma: Titus Flavius Josephus. Josephus juga diberi seorang istri orang Mesir (ini adalah pernikahan ketiganya: istri pertamanya hilang di benteng Jotapata; istri keduanya meninggalkannya di Yudea) dan diberi tugas sebagai penasehat Titus, anak Vespasianus, yang bertugas melanjutkan karir ayahnya untuk menumpas pemberontakan orang-orang Yahudi.
Ketika jenderal Titus mengepung kota Yerusalem, Josephus bertugas sebagai penerjemah bagi Titus dan sekaligus sebagai mediator antara orang-orang Roma dan orang-orang Yahudi di Yerusalem. Karena tugasnya ini, Josephus dibenci oleh orang-orang Yahudi karena dianggap sebagai pengkhianat; di sisi lain orang-orang Roamwi tidak mempercayainya karena dianggap membela orang-orang Yahudi. Tetapi jenderal Titus tetap mempercayainya. Pengepungan berlangsung hampir Vespasianus tidak mempercayai ucapan setengah tahun hingga akhirnya Yerusalem Josephus karena dia beranggapan bahwa dihancurkan oleh jenderal Titus pada taJosephus melakukan hal ini hanya untuk hun 70 M. menyelamatkan dirinya saja. Josephus sebagai Sejarawan Setelah penghancuran Yerusalem, Josephus menghabiskan hidupnya di Roma. Di sana Sepeninggal kaisar Nero pada tahun 68 M, dia banyak membuat tulisan. Pada tahun senat Roma memanggil Vespasianus untuk 98 M, dengan terbunuhnya kaisar terakhmeninggalkan tugasnya menumpas pem- ir keturunan Vespasianus, Domitian, maka berontakan dan selanjutnya dia diangkat Josephus tidak lagi memperoleh perlindmenjadi kaisar menggantikan Nero pada ungan. Tidak ada lagi tulisan tentang Jose69 M. Ucapan Josephus menjadi kenyata- phus sampai akhirnya dia meninggal. an: Vespasianus manjadi kaisar Roma. Te- Bersambung……... NK_P 18
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
KESELAMATAN (Lanjutan tgl 26 Juni 2016)
KESELAMATAN DAN KEBEBASAN PRIBADI Kamus-kamus saat ini banyak mendefinisikan kebebasan sebagai “ketidakhadiran halangan, rintangan , kungkungan, sekatan.” Kamus yang lainnya mendefinisikan kebebasan adalah, “tidak diperbudak, tidak dipenjara, tidak dihalangi, tidak dikekang, tidak dirintangi.” Namun kita tidak bisa mendefinisikan kebebasan hanya dalam istilah yang negatif. Penekanan pada pemahaman yang positif terhadap kebebasan merupakan sumbangsih Kristen yang khas bagi perdebatan sekarang ini. Lord Michael Ramsey pernah menulis, “Kita tahu dari apa kita ingin membebaskan manusia. Apakah kita tahu untuk apa kita ingin membebaskan manusia?” Dia melanjutkan dengan
menegaskan bahwa usaha keras kita untuk mendapatkan kebebasan-kebebasan “yang paling membangkitkan perasaan kita” (misal, kebebasan dari penindasan, pemenjaraan yang semena-mena, diskriminasi ras, kelaparan dan kemiskinan yang melumpuhkan), harus selalu “dalam konteks persoalan yang lebih radikal dan revolusioner, yaitu membebaskan manusia dari dirinya dan bagi kemuliaan Allah.” Kebebasan seperti ini bisa dilihat sempurna hanya dalam Yesus saja: “Dia bebas dari manusia dan bebas bagi manusia. Dia bebas dari diri-Nya dan bebas bagi Allah.” Jadi sekarang kita akan meneliti doktrin keselamatan yang ada dalam Perjanjian Baru, ketiga frasa atau bentuk kata yang bisa digunakan dan dalam setiap kasus mengamati bagaimana aspek negatif dan positif saling melengkapi satu sama lain. “Pembe19
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
basan” adalah terjemahan yang baik dari “keselamatan,” karena pembebasan mengesankan kebebasan yang diperoleh oleh orang-orang yang telah dibebaskan.
KEBEBASAN DARI HUKUMAN Di masa lalu frasa “keselamatan” adalah pembebasan dari hukuman yang adil dari Allah atau dosa. Ini tidak hanya berarti bahwa kita memiliki perasaan bersalah dan nurani yang bersalah dan menemukan kelegaan dari semua ini dalam Yesus Kristus. Ini artinya, kita betul-butl dan secara obyektif bersalah di hadapan Allah dan sekarang menerima putusan bebas dari kesalahan kita, yang telah. Alasan mengapa Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan,” (yaitu cara-Nya yang adil dan benar dalam memutuskan pembenaran terhadhap orang yang bersalah) dan alasan dari penyataan kebenaran dan keadilan Allah dalam Injil adalah penyataan “murka Allah… dari atas terhadap semua kenajisan dan kejahatan manusia, yang karena kejahatan mereka telah menindas kebenaran.” Urusan berpikir logis dalam Roma 1:1618, menghubungkan kekuatan Allah, kebenaran dan keadilan Allah dengan murka Allah. Karena murka-Nya dinyatakan terhadap dosa, maka kebenaran dan kadilanNya dinyatakan dalam Injil dan kekuatan-Nya melalui Injil kepada orang-orang percaya.
dari hukuman. Semua orang yang adalah “dalam Kristus” adalah sesosmenoi (Ef 2:89), orang-orang yang telah diselamatkan, mereka juga adalah dikaiothentes (Roma 5:1), orang-orang yang telah dibenarkan. Roma 10:10, secara spesifik menyamakan ke duanya, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Pembenaran ini dimungkinkan hanya karena Kristus sebagai korban pendamaian (Rom 3:24-26). Tidak ada “penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus,” hanya karena Allah telah mengutus AnakNya “dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai oleh dosa karena dosa” dan menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,” artinya dalam daging yang merupakan rupa yang dikenakan Yesus ketika datang ke dunia (Roma 8:1-3). Tentu saja murka Allah tidak seperti murka manusia, korban pendamaian Kristus juga tidak sama seperti korban pendamaian kafir. Kita memiliki Kristus di mana kasih Allah yang telah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk memadamkan murka kudus-Nya terhadap dosa (1 Yoh 2:2; 4:10).
Namun dalam menyatakan tahap pertama dari keselamatan, para rasul tidak hanya bicara tentang pendamaian atas murka Allah dan lebih sekedar bicara tentang pembenaran Allah terhadap orang-orang berdosa yaitu manusia yang diterima Allah, karena dibenarkan oleh Allah. Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan dari murka AlDi masa lalu frasa”keselamatan” setara den- lah dan untuk menjadi anak Allah. gan “pembenaran” yang merupakan lawan Bersambung....... 20
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 4 Juli 2016 MENGHIDUPI LEBIH BAIK DARI PADA MEMILIKI (Bacaan: Roma 2:12-13)
Yang penting bukanlah sesuatu yang kita punya, melainkan sesuatu yang kita hidupi. Percuma memiliki ilmu yang tinggi dan banyak, namun ilmunya tidak pernah berdampak positif bagi masyarakat. Percuma memiliki kekayaan yang besar, namun kekayaannya tidak berfaedah bagi orang lain. Demikian juga dengan Taurat. Percuma memiliki Taurat, jika nila-nilai Taurat tidak pernah dihidupi. Surat ini sedang dialamatkan kepada orang Kristen yang berlatarbelakang Yahudi yang sedang berusaha menerapkan Hukum Taurat kepada orang Kristen yang berasal dari non-Yahudi. Sebagian orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen jatuh dalam pemahaman yang salah bahwa untuk menyempurnakan keselamatan, seseorang harus tunduk pada Hukum Taurat. Sayangnya ketundukan mereka kepada Taurat, bukanlah kepada nilai-nilai Taurat yang luhur namun lebih kepada berbagai seremonial yang dangkal seperti sunat, atau berbagai macam korban. Itu sebabnya Paulus mengatakan, walaupun mereka memiliki, mendengar dan mengenal Taurat, namun semua itu tidak akan membenarkan mereka kecuali mereka mentaatinya. Hak istimewa bangsa Yahudi di dalam memiliki Taurat tidaklah menyelamatkan, kecuali mereka hidup sesuai dengan hukum yang mereka miliki. Demikian juga orang Kristen. Mereka memiliki Injil, pengajaran yang mengagumkan tentang kasih. Namun tidak ada artinya jika Injil yang didengarkan tidak dihidupi. Sekedar memiliki Taurat ataupun Injil tidak menyelamatkan. Sudahkah nilai-nilai Injil dan Taurat menghidupi saudara?
21
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 5 Juli 2016 INTEGRITAS HIDUP (Bacaan: Roma 2:21-24)
Memiliki sesuatu dan bisa menjadi guru bagi orang lain terkadang menjadi kebanggaan beberapa orang. Memiliki ilmu yang tinggi dan dapat menjadi guru bagi mereka yang buta dapat membuat beberapa orang sombong. Demikian juga dengan orang Yahudi. Mereka memiliki Hukum Taurat dan mereka merasa bahwa bangsa manapun yang ingin mengenal Allah harus datang berguru kepada mereka. Mereka memposisikan dirinya sebagai penuntun bagi orang buta, terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, pengajar orang yang belum dewasa. Namun ternyata pekerjaan yang mereka sombongkan ini tidak diterima oleh Allah. Memang baik jika mendidik orang bodoh dan mengajar orang yang belum dewasa, namun mengingat ketidaktahuan, kebodohan dan ketidakmampuan kita sendiri untuk berhasil mengajar tanpa Allah, maka sebenarnya tidak ada yang dapat dibanggakan dari pekerjaan itu. Bukan hanya itu, mengajarkan kebaikan harus dimulai dari diri sendiri dan tidak boleh hanya berhenti di situ saja. Kemunafikan orang Farisi adalah bahwa mereka tidak melakukan seperti yang mereka ajarkan (Mat 23:3). Ini merupakan penghancur pengajaran mereka. Siapa yang mau percaya pada kepada orang yang tidak mempercayai diri mereka sendiri? Teladan lebih baik daripada peraturan. Penghalang terbesar dari sebuah pengajaran adalah ketiadaan integritas, ketiadaan integritas pada orang Yahudi disebut Paulus sebagai penghinaan kepada Allah.
22
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Rabu, 6 Juli 2016 FOKUS PADA ESENSI (Bacaan: Roma 2: 25-29) Beberapa orang memiliki penilaian yang dangkal terhadap sesuatu. Penilaian mereka lebih didasarkan pada sesuatu yang lahiriah daripada sesuatu yang esensial. Sebagai contoh seorang anak akan dinilai “rohani” jika dia suka beribadah dan bersekutu, padahal sekalipun ibadah dan bersekutu itu baik, itu bukan indikator anak tersebut “rohani”. Penilaian objektif baru bisa dilakukan, jika kita mengamati bagaimana mereka hidup, bukan sekedar ceremonial yang sering dilakukan. Sunat, berbagai macam korban, berbagai macam perayaan merupakan beberapa seremonial yang dilakukan dan dibanggakan oleh orang Yahudi. Orang yang tidak melakukannya dianggap najis. Ketaatan dan ketidaktaatan kepada Allah diukur hanya berdasarkan seremonial. Paulus mengatakan dengan jelas di dalam bagian ini bahwa sunat tidak ada gunanya jika hidupnya tidak mentaati Hukum Taurat. Demikian juga sebaliknya, sekalipun orang tidak bersunat, namun jika hidupnya mentaati Hukum Taurat maka ia akan dibenarkan. Sudahkah saudara mentaati Allah? Ingatlah bahwa mentaati Allah tidak didasarkan pada keaktifan saudara beribadah, memberikan persembahan atau seremonial lainnya. Ketaatan didasarkan pada bagaimana saudara hidup, yaitu motivasi yang benar di dalam beribadah, memberi persembahan, menolong orang lain, hati yang berbelas kasihan, tidak egois dan sebagainya. Kamis, 7 Juli 2016 HANYA KARENA ANUGERAH (Bacaan: Roma 3:21-26)
Manusia memiliki kecenderungan untuk membanggakan sesuatu yang dapat dia capai dengan kemampuannya. Itu sebabnya orang tua yang hidupnya miskin dan tidak punya daya untuk menyekolahkan anaknya, ketika menyaksikan anaknya sukses akan mengakuinya sebagai anugerah. Berbeda dengan orang tua yang pada dasarnya punya segalanya, keberhasilan anaknya mungkin bisa dilihat sebagai kewajaran. Berbeda di dalam hal keselamatan. Siapapun manusia tidak dapat membenarkan diri 23
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ karena tuntutan Allah adalah sempurna. Taurat pun tidak dapat diharap-
kan untuk membenarkan manusia karena Taurat justru menyatakan bahwa tidak seorang pun yang dapat melakukan Taurat sepenuhnya. Lalu apa lagi yang dapat dilakukan manusia? Tidak ada, selain berharap pada kasih karunia Allah. Keselamatan dari Allah sama sekali tidak tergantung pada kemampuan manusia melakukan Taurat. Keselamatan terjadi melalui karya Yesus Kristus. Ini membuat kesombongan manusia sirna. Dia tidak bisa menyombongkan apapun di hadapan Allah, karena ia tidak bisa mencapai keselamatan dengan kekuatannya sendiri. Keadaan manusia yang tanpa harapan ini dibereskan murni melalui kasih karunia Allah yang diberikan cuma-cuma. Jika saudara belum mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatmu, maka jangan buang kesempatan ini, mungkin ini adalah kesempatan terakhirmu. Terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadimu sekarang juga. Jumat, 8 Juli 2016 PENGHARAPAN BARU (Bacaan: Roma 5:1-11) Manusia cenderung menghindari penderitaan, kesakitan dan semua yang membuatnya sulit. Demikian juga orang tua di dalam membesarkan anaknya. Tidak sedikit di antara mereka akan melakukan apapun untuk membuat anaknya hidup dengan mudah. Bahkan ada di antara mereka yang menolak untuk melatih anak mereka melakukan hal-hal yang seharusnya dengan alasan kasihan jika anaknya harus melewati kesulitan. Hasilnya didikan yang demikian akan menghasilkan anak-anak yang manja, tidak mandiri dan mudah menyerah dalam menghadapi hidupnya yang keras. Tidak demikian dengan Allah kita. Allah memang mengasihi umatNya, itu sebabnya Ia menyelamatkan mereka. Setelah diselamatkan manusia mendapatkan harapan baru. Kemuliaan Allah yang sempurna akan dinikmati dengan sempurna ketika kita berjumpa dengan Dia kelak. Saat ini kita hidup dalam pengharapan akan kemuliaan Allah yang sempurna itu. Ini adalah kemegahan kita. Namun Allah mau kita juga bermegah dalam hal lain, yaitu kesengsaraan kita. Karena kesengsaraan akan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, tahan uji akan menghasilkan pengharapan. Di dalam Tuhan kesengsaraan bukan penghalang bagi kebahagiaan umat Allah, justru kebahagiaan mereka berasal dari kesengsaraan karena kebenaran. Mereka akan berbahagia karena dianggap layak untuk menderita bagi Kristus. 24
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Sabtu, 9 Juli 2016 HIDUPLAH DALAM KARUNIA ALLAH (Bacaan: Roma 5: 12-17) Dosa bermula dari keinginan manusia pertama untuk menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Hasilnya adalah mereka dan seluruh umat manusia masuk ke dalam arak-arakan para pemberontak melawan Allah. Bersama dengan Adam semua manusia terseret ke dalam dosa dan terancam maut dan kebinasaan kekal. Akan tetapi kasih dan kemurahan Allah tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Allah mengutus Adam terakhir yaitu Yesus Kristus (1Kor. 15:45) yang justru merendahkan diri dan taat sempurna kepada Allah. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi kekuatan yang menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Manusia yang percaya kepadaNya akan mendapatkan keselamatan kekal. Namun selama masih hidup, semua orang beriman, berada dalam pergumulan antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami pergumulan ketika berjuang untuk mentaati Allah, kita bergumul untuk mengambil keputusan yang berkenan kepada Tuhan sekalipun mungkin tidak menguntungkan kita. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa. Ingatlah betapa besar korban kasih Kristus dan betapa besar kuasa-Nya di dalam mengalahkan dosa! Percayalah bahwa Allah Roh Kudus yang ada di dalam setiap orang percaya akan memampukan kita di dalam berjuang untuk hidup dalam kasih karunia Allah.
25
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 4 Juli 2016
23.00
Rabu, 6 Juli 2016
19.00
Kamis, 7 Juli 2016
06.00 19.00
Jumat, 8 Juli 2016 Sabtu, 9 Juli 2016
06.00 18.30 22.00
Keterangan
- Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT : Ibu Evi Lusiawati Latihan Musik KU 3 HUT : Ibu Imelda Susanti HUT : Sdr. Marthen Luther Patay Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan 2 HUT : Ibu Djie Yulia Ferayer HUT : Anak Gabriela Jeconiah Tjandra HUT : Bp. Hendra Thie Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.”
26
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
IBADAH UMUM Minggu, 3 Juli 2016
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian (07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Ye s u s : P e n g g e n a p Ta u r a t ( M a t 5 : 1 7 - 2 0 )
Tema Pengkhotbah
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Liturgos
Ev. Heri
Pelayan Musik Pelayan LCD
Ibadah Umum II
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Ev. Heri
Bp. Willy TW
Ibu Ike Sdr. Ishak Sdr. Hizkia
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th
Ibu Wilis
Sdri. Maria
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis
Sdri. Melissa
Sdr. Evan
Sdr. Kevin
Penyambut Jemaat
Sdr. Aurel Sdr. Yosia Ibu Christiana Ibu Herlin
Sdr. Basti Sdri. Eveelyn Sdr. Andreas Sdr. Arka
Sdri. Zizi Sdri. Karina Sdri. Regina Sdr. Sebastian
Sdr. Andi Sdri. Eunice
Sdr. Efraim Sdri. Stevani
Doa Syafaat
Sdri. Dessy.A
Ev. Heri
Ev. Samuel
Ibu Wilis
Sdri. Maria
Doa Persembahan
Sdri. Dessy.A
Ev. Heri
Ev. Samuel
Sdr. Andi
Sdr. Efraim
Sdri. Lia Sdri. Risty
Sdri. Virgin Sdr. Esau
Petugas Minggu Ini Singer
Gabung Ibadah Umu m
Ibu Christiana Sdri. Shinta Sdr. Supri
Bp. Budiono Ibu Dinna
Sdri. Marlin
Ev. Samuel Sdri. Helen Sdri. Risty
27
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 10 Juli 2016
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Tema Pengkhotbah Liturgos
Pelayan Musik
Pelayan LCD
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian (07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Pengendalian Diri
Kak Heri Kak Heri Sdr. Michael Sdr. Apin Sdr. Arka Sdr. Andreas Sdr. Evan
Sdr. MiPenyambut chael Jemaat Sdri. Caroline
Pdt. Joseph Tong
Pdt. Yakub Pdt. Reyco Pdt. Yakub Pdt. Joseph Tri Han- Wattimury, Tri HanTong doko, Th.M S.Th doko, Th.M
Bp. Agus SW
Sdri. Helen
Ibu Natalia
Sdr. Mito
Sdr. Ikhsan Bp. Willy Sdr. Ikhsan TW
Sdr.Ishak Sdr.Hizkia Sdr. Yoga
Sdr. James
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis
Sdri. Melis- Sdri. Vionsa atha
Sdr. Randy
Sdri. Wella
Sdri. Marlin
Bp. Teguh Ibu Wilis Bp. Budijanto Ibu Santi
Ibu Nunuk Bp. Lipurno Ibu Hariati Ibu Wiwin
Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Andreas Ibu Rini
Sdr. Joy Sdri. Lovie
Sdr. Juan Sdri. Rani
Doa Syafaat
Sdri. Eveelyn
Ibu Wilis
Ibu Mei
Ev. Heri
Ibu Natalia
Sdr. Mito
Doa Persembahan
Sdri. Eveelyn
Ibu Wilis
Ibu Mei
Ev. Heri
Sdri. Lovie
Sdr. Juan
Petugas Minggu Ini
Ev. Heri
Ibu Herlin
Ev. Heri
Singer
Ibu Vena Sdri. Shinta
Bp. Eddy Sdri. Risty
Sdri. Henny Sdr. Haris
Sdri. ChrisSdr. Fredy tine Sdri. Clara Sdri. Lina 28
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
Penatalayanan
3 Juli 2016
10 Juli 2016
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Susi
Kak Fenny
Pelayan Musik
Kak Sam
Kak Sam
Doa Pra/Pasca SM
Kak Sam
Kak Fenny
Tema
Diaken mula-mula
Stefanus Menjadi Martir
Sion
Kak Sam
Kak Sam
Getsemani
Kak Vena
Kak Susi
Yerusalem
Kak Vena
Kak Vena
Nazareth
Kak Dessy
Kak Fenny
Betlehem
Kak Dessy
Kak Fenny
IBADAH PEMUDA Sabtu, 2 Juli 2016
Sabtu, 9 Juli 2016
Tema
Ibadah yang sejati
“Mengapa beribadah kpd Allah?”
Pengkhotbah
Kak Reyco
Kak Reyco
Litrugos
Sdri. Debi
Sdri. Clara
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Nies
Sdri. Christine
Penyambut Jemaat
Sdr. Demsak Sdri. Angel
Sdri. Putri Sdri. Naomi
Petugas Doa
Sdr. Fredi
Sdr. Kevin
Singer
Sdri. Tri Sdri. Abigail
Sdri. Marlin Sdr. Fredi
Sdr. Nies
(Pk. 18.00 WIB)
(Pk. 18.00 WIB)
29
e
I N F O KE HADI R AN J E M AAT
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu,26 Juni 2016
30 orang
Umum 2
Minggu,26 Juni 2016
79 orang
Umum 3
Minggu,26 Juni 2016
73 orang
Remaja
Minggu,26 Juni 2016
21 orang
Pemuda
Minggu,26 Juni 2016
14 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu,26 Juni 2016
44 orang
SM : 4 orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu,26 Juni 2016
58 orang
SM : 1 orang
POS Batam
Minggu,26 Juni 2016
16 orang
SM: 30 orang Remaja: 12 orang
SM: 23 orang
30