REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
JANGAN MEMBALAS (Matius 5:38-42) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
A
pa yang harusnya kita lakukan saat orang lain mencelakai kita? Jawaban Yesus sangatlah radikal. Posisi Yesus tidak hanya jangan membalas, tetapi juga tidak perlu meng-klaim hak kita bahkan memikirkan kepentingan orang lain lebih daripada kepentingan diri kita sendiri. Maka tidak aneh di ayat berikutnya, Yesus berkata: “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ajaran di perikop ini terdengar radikal, dan memang harusnya terasa seperti itu. Kenapa? Karena
saya percaya itulah yang sebenarnya kita rindukan. Sama seperti kita mau semua orang berkata jujur sehingga tidak perlu bersumpah, kita juga mau hidup di dunia dimana semua orang punya kebaikan hati yang membuat punah pertikaian dan perselisihan.
Ajaran jangan membalas pada jaman Yesus (ayat 38) Frase “mata ganti mata dan gigi ganti gigi” adalah rangkuman dari hukum Taurat (Kel 21:24, Im. 24:20, 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Ul 19:21) tentang prinsip keadilan yang sebanding. Prinsip ini juga disebut dengan lex talionis, yang sebenarnya diterapkan untuk mengurangi atau mencegah aksi balas dendam pribadi yang sering kali tidak sebanding dengan kejahatan yang sudah dilakukan. Kedua organ tubuh yang disebutkan, terutama mata, adalah organ yang sensitif. Sehingga kita bisa membayangkan kalau sampai hilang atau rusak, maka akan sangat terasa kerugiannya. Hal itu tentu mendorong orang untuk membalas jauh lebih daripada luka yang dia rasakan. Maka, prinsip lex talionis diberikan untuk menyamaratakan hukuman, agar sesuai dengan kejahatan yang dilakukan. Dengan kata lain, menurut ajaran ini, keadilan adalah saat hukuman sesuai dengan pelanggaran. Prinsip lex talionis mengajarkan satu kebenaran penting lain, yaitu, semua manusia memiliki nilai intrinsik yang sama. Nilai hidup orang yang satu tidak lebih tinggi atau lebih rendah daripada hidup orang lain. Orang yang bersalah, tidak perduli status mereka, perlu dihukum. Orang
yang menjadi korban, tidak perduli situasi mereka, perlu mendapat semacam kompensasi. Pada jaman Yesus, pada umumnya kompensasi ini berupa uang (atau hal setimpal yang bersifat finansial). Jadi para pendengar Matius mengerti bahwa “mata ganti mata” bukanlah sesuatu yang hurufiah. Pada prinsipnya, seseorang harus mendapat perlakuan setimpal dengan pelanggaran yang dia sudah lakukan.
Ajaran Yesus untuk membalas (ayat 39a)
tidak
Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk hidup melebihi standard ini. Untuk menjadi orang-orang yang tidak membalas sesuai dengan perlakuan yang mereka terima. “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat” bukan berarti tidak melawan segala macam kejahatan sama sekali. Karena kata “melawan” misalnya juga dipakai di Yakobus 4:7 dan 1 Petrus 5:9 sebagai perintah untuk melawan iblis. Kita tidak boleh membiarkan kejahatan merajalela. Kita tidak boleh tinggal diam atas kejahatan di depan mata. 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Yang Yesus ingin tekankan disini adalah saat kita dirugikan atau dilukai orang, pelanggaran mereka tidak memberi kita ijin otomatis untuk membalas. Saat anak Tuhan menjadi korban dosa, tidak ada hak khusus untuk membalas dengan tangan kita sendiri. Paulus memberi gambaran yang sama di Roma 12:17-20. Yesus tidak sedang menyepelekan kejahatan disini. Yesus juga tidak sedang merekomendasikan sikap acuh tak acuh, asal menerima perlakuan buruk orang lain. Tidak begitu. Ajaran radikal dari ayat ini adalah orang-orang ini benar-benar berbuat jahat. Mereka tidak purapura jahat, atau setengah jahat, atau kita salah paham tentang kejahatan mereka, atau bahkan sampai kita merasa jangan-jangan kita sendiri yang salah. Bukan. Yang jahat ya jahat. Kita perlu mengakui kejahatan mereka, kita perlu menyebut luka ato kerugian yang kita terima, kita harus sadar bahwa sesuatu yang jahat telah terjadi; tetapi itu-pun tetap tidak bisa dijadikan alasan untuk melawan.
Ilustrasi Yesus untuk tidak membalas (ayat 39b-42). Kalau tidak boleh membalas, bagaimana harusnya respon kita? Siap menerima perlakuan yang lebih parah. Untuk itu Yesus memberikan 4 ilustrasi. Ilustrasi pertama adalah tamparan di pipi. Menampar di pipi adalah sebuah penghinaan yang serius. Hukum kuno yang beredar pada jaman itu yaitu kode Hammurabi misalnya, menuliskan bahwa hukuman untuk tamparan pipi bisa dari bayar denda (penalti finansial) sampai memotong telinga si pelanggar (penalti fisik). Menampar pipi kanan adalah pelanggaran yang lebih serius karena itu artinya menampar dengan punggung tangan kita (dengan asumsi si pelanggar bukan orang kidal, seperti pada umumnya banyak orang). Ini tindakan yang
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ sangat memalukan. Sakit yang diderita lebih bersifat emosional, bersangkutan dengan martabat ato nilai diri seseorang yang dilanggar. “Berikan juga pipi kirimu” artinya tidak usah menuntut denda, jangan terpancing dengan tantangan dia, jangan kamu menjadi seperti dia. Tamparan di pipi kiri lebih tidak serius dibandingkan di pipi kanan. Ilustrasi kedua adalah mengenai baju. Ini bukan skenario perampokan, tetapi skenario pengadilan karena ada kalimat “mengadukan engkau.” Semua terjemahan Alkitab bahasa Inggris lebih jelas karena menggunakan kata “sue” atau menuntut. Jadi lewat jalur hukum, orang ini melapor ke pengadilan untuk meminta baju. Kehilangan baju sudah cukup parah, apalagi sampai memberikan jubah. Jubah adalah tipe pakaian yang lebih besar, lebih berat, dan lebih mahal. Hukum Taurat di Keluaran 22:25-27 menuliskan bahwa jubah seseorang itu tidak boleh diambil. Jubah itu dianggap hak paling mendasar, karena fungsinya tidak hanya untuk menutupi kulit tetapi
juga dipakai untuk selimut tidur. Dengan kata lain, secara legal, jubah tidak bisa diminta. Tetapi murid Yesus dengan sukarela harus siap menyerahkannya. Hasilnya dia akan telanjang dan kedinginan. Ilustrasi ketiga adalah mengenai kerja paksa. Kita tahu pada jaman Yesus, orang Israel dijajah oleh kerajaan Romawi. Tentara Romawi punya hak untuk mendaftarkan orang Israel menjadi tenaga kerja. Tugas mereka biasanya membawa barang-barang berat milik tentara itu untuk segala keperluan mereka, baik militer maupun non-militer. Kata yang sama digunakan saat Simon dari Kirene dipaksa untuk mengangkut salib Yesus. Nah tentu aturan seperti ini dibenci oleh penduduk Israel. Tetapi murid Yesus diminta tidak hanya menerima untuk berjalan satu mil, tetapi dengan sukarela berjalan satu mil lagi. Dan ini berjalan bersama dia, yang adalah nota bene seorang musuh. Dengan kata lain, murid Yesus melakukan sesuatu lebih dari yang diharuskan.
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Ilustrasi keempat adalah mengenai pemberian. Agama Yahudi mengajarkan untuk memberi sedekah kepada pengemis. Aksi ini adalah tindakan moral, bukan sebuah kewajiban. Beberapa rabi Yahudi juga menentang keras peminjaman dengan bunga yang tinggi. Namun yang terjadi di lapangan berbeda, dan banyak orang harus kehilangan tanah mereka karena tidak mampu membayar hutang. Rabi-rabi Yahudi juga memberikan batasan untuk pemberian amal, yaitu sekitar 20 persen setelah pemasukan perpuluhan, supaya orang tidak jatuh miskin. Di tengah iklim yang seperti ini, Yesus memberi gambaran yang radikal. Dia tidak membatasi pemberian yang diberikan. Dia juga tidak membatasi kondisi penerimanya. Murid Yesus harus siap memberi kepada siapapun yang meminta, layak maupun tidak layak. Jangan menolak pinjaman berarti tidak ada kepastian ato garansi uang kita akan kembali. Ajaran Yesus untuk jangan membalas mengingatkan kita bahwa senjata terkuat kita adalah kasih. Membalas hanya akan melipatgandakan kejahatan. Menghukum mungkin bisa membereskan kejahatan, tetapi itu hanya solusi sementara. Mengampuni, bahkan mengasihi musuh kita, adalah kehendak Tuhan bagi kita. Karena hanya kasih-lah yang mampu mengobati luka hati kita dan mampu mengubah orang yang sudah mencelakai kita. Ajaran Yesus untuk jangan membalas menantang kita untuk introspeksi diri dengan bertanya: hal apa yang sebenarnya paling berharga buat saya? Apakah kehormatan atau martabat kita, seperti ilustrasi tamparan pipi? Apakah hak kita, seperti ilustrasi baju? Apakah waktu dan usaha kita, seperti ilustrasi kerja paksa? Apakah harta dan uang kita, seperti ilustrasi memberi? Ato apakah yang paling berharga buat kita adalah Tuhan dan Kerajaan Allah? Perintah Yesus disini mustahil dilakukan, bahkan tidak akan dicoba, kalau kita masi mementingkan hal-hal lain diatas Tuhan.
7
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk keluarga besar Pdt. Yakub Tri Handoko. Kiranya Tuhan memberikan penghiburan atas dipanggilnya mama terkasih. 2. Doakan untuk persiapan pembukaan REC (Reformed Exodus Community) Este Square dan persiapan pembukaan English Ministry di Bavarian. 3. Doakan untuk seluruh masyarakat indonesia di dalam menghadapi musim hujan. • Doakan untuk pemerintah agar dapat bergerak cepat menyiapkan segala langkah pencegahan banjir. • Doakan untuk daerah-daerah banjir, kiranya Tuhan menolong mereka. • Doakan untuk semua masyarakat agar memiliki daya tahan tubuh yang baik.
8
e
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 84:
Apa itu persekutuan dengan Kristus dalam kemuliaan, yang dinikmati anggota-anggota Gereja yang tidak kelihatan segera sesudah kematian mereka?
Jawaban : Persekutuan dengan Kristus dalam kemuliaan, yang dinikmati anggotaanggota Gereja yang tidak kelihatan segera sesudah kematian mereka, meliputi hal-hal ini. Pada saat itu, jiwa mereka dijadikan suci sepenuhnya dan diterima dalam surga tertinggi, di sana jiwa itu akan melihat Allah muka dengan muka dalam cahaya terang dan kemuliaan, sambil menantikan pembebasan penuh tubuh mereka, yang dalam kematian pun tetap bersatu dengan Kristus dan mendapat perhentian dalam kuburnya bagaikan dalam tempat tidur, hingga disatukan kembali dengan jiwanya pada hari terakhir. Sebaliknya, jiwa orang- orang jahat pada saat kematiannya dilemparkan ke dalam neraka; di sana jiwa itu tetap tinggal di tengah siksaan dan dalam kegelapan yang paling gelap, sedangkan tubuh mereka disimpan dalam kubur bagaikan dalam penjara, hingga kebangkitan dan penghukuman hari yang besar itu. a. Ibr 12;23. b. 2Ko 5:1, 6, 8; Fil 1:23; Kis 3:21 dan Efe 4:10. c. 1Yo 3:2; 1Ko 13:12. d. Rom 8:23; Maz 16:9. e. 1Te 4:14. f. Yes 57:2. g. Ayu 19:26-27. h. Luk 16:23-24; Kis 1:25; Yud 1:6-7.
9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Mata Yang Terbuka L ebar
B
eth dan Eric sudah saling mengenal selama 35 tahun. Kurang dari dua bulan dari ulang tahun pernikahan mereka yang ke25, mereka berada di kantor saya untuk membicarakan perceraian. Beth sudah merancang pelariannya, dan Eric sudah memutuskan tidak berjuang.
mengapa pernikahan mereka tidak mungkin dilanjutkan. Tetapi, yang saya tangkap adalah bahwa analisis mereka tentang pernikahan mereka ditandai dengan lebih banyak tuduhan daripada penyesalan. Mereka sudah berhenti hidup bersatu dan mulai hidup terpisah. Biar saya jelaskan.
Mereka berdua bertanya-tanya ke mana perginya cinta mereka. Mereka menyimpan rincian kesalahan pasangan mereka. Mereka berdua datang dengan berbagai alasan
Beth dan Eric tidak lagi berdiri bersama dan mempertahankan pernikahan mereka melawan ancaman. Mereka berdiri terpisah dan setiap hari menyalahkan dalam 10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
kesengitan. Eric dan Beth sudah berhenti menikah. Inilah yang memberi saya harapan. Saya akan mengejutkan Anda: Mereka berhenti melakukan hal-hal yang membuat pernikahan mereka kokoh dan indah bukan karena mereka memiliki pernikahan yang buruk, tetapi karena mereka pernah memiliki pernikahan yang baik. Pada satu titik mereka berhenti berjaga-jaga dan berdoa. Mereka menganggap hal yang baik sebagai undangan untuk berhenti berusaha, dan sekarang mereka sedang menanggung akibatnya. Ini bukanlah pernikahan tanpa harapan; ini adalah pernikahan tanpa usaha, dan di bumi ini, kita tidak akan pernah berhasil tanpa ada usaha.
Anugerah-Nya memampukan, mendamaikan, memulihkan, dan memperbaiki. AnugerahNya mengajarkan Anda dan mengubah Anda. AnugerahNya adalah jaminan pernikahan, karena memberikan apa yang Anda perlukan.
BERBAGAI HAL SERINGKALI TIDAK BERJALAN BAIK
Hal yang menyedihkan mengenai hancurnya pernikahan Eric dan Beth adalah betapa hal itu terjadi diam-diam. Pernikahan mereka memburuk dan mereka bahkan tidak menyadarinya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka berhenti berusaha.
JAMINAN SEUMUR HIDUP
Anugerah memberikan jaminan seumur hidup pada pernikahan Anda. Artinya, Allah akan memberikan apa pun yang Anda perlukan untuk menjadi diri Anda yang seharusnya dan mengerjakan panggilan-Nya dalam pernikahan Anda. Tetapi Anda harus mengerjakan panggilan itu. 11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Eric, dan Eric tahu dengan menikah dengan Beth, dia menikahi seseorang yang begitu berharga. Mereka mengusahakan pernikahan mereka, mereka berdua takut untuk mengacaukan hal yang baik yang telah diberikan bagi mereka. Tetapi pada satu titik, mereka mulai merasa bahwa mereka baik-baik saja, dan mata mereka mulai malas memperhatikan. Karena mata mereka berhenti memperhatikan, mereka berhenti menyadari berbagai hal yang perlu diperhatikan, mereka berhenti mengerjakan hal-hal yang perlu dikerjakan. Mata yang malas merupakan bagian utama yang menuntun pernikahan mereka B E R M A L A S - M A L A S A N kepada bencana. Di manakah bukti dalam pernikahan Anda bahwa DALAM PERNIKAHAN Berikut ini saya berikan enam Anda sudah hidup dengan mata karakteristik dari pasangan yang yang malas? bermalas-malasan. (2) Ketidakkonsistenan Kebiasaan Beth dan Eric memulai hidup (1) Mata yang Malas Mata Beth dan Eric terbuka lebar mereka dengan berkomitmen pada masa pacaran. Mereka saling pada kebiasaan baik. Mereka untuk bersikap mendengarkan dan memperhatikan berkomitmen dengan saksama. Hari-hari awal rendah hati supaya mudah didekati, pernikahan mereka masih sama. komunikasi yang sehat, penyelesaian Beth tidak dapat percaya bahwa dia masalah yang cepat, persekutuan sungguh diberkati dapat menikahi spiritual, pola pengampunan, dan Ada satu hal yang perlu Anda terima: pernikahan Anda mungkin luar biasa, tetapi tidak aman. Di bumi ini godaan sehari-hari merupakan ancaman laten bagi Anda dan pernikahan Anda. Di bumi ini, peperangan spiritual terus berlanjut. Mungkin bahaya terbesar bagi pernikahan yang baik adalah pernikahan yang baik, karena ketika hal-hal berjalan baik, kita tergoda untuk menyerah kepada perasaan sudah selesai dan meninggalkan sikap dan disiplin yang telah, oleh anugerah Allah, membuat pernikahan kita menjadi seperti ini.
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ m e n g o m u n i k a s i k a n rasa syukur serta untuk membangun kepercayaan. Dalam pernikahan mereka, komitmenkomitmen ini membuahkan apa yang saleh, menyenangkan, dan memuaskan, dan mereka berdua bertumbuh dalam prosesnya. Tetapi mereka mulai merasa terlalu puas dan terlalu nyaman, dan mereka mulai membiarkan kebiasaan baik mereka luntur. Adakah kebiasaankebiasaan baik yang pernah menjadi bagian yang teratur dari hidup kalian bersama yang sekarang telah kalian tinggalkan? (3) Kemalasan Beth dan Eric menjadi letih dari bekerja keras. Mereka, entah bagaimana, mengkhayalkan bahwa pernikahan mereka akan tetap baik, lama setelah mereka berhenti mengusahakannya. Dalam kemalasan mereka, mereka melindungi diri dari pasangan mereka dengan kesibukan dan hiburan. Tetapi kebocoran dalam pernikahan mereka semakin besar. Tidak lama kemudian struktur yang mereka pegang bersama menjadi lemah dan membusuk.
Kemalasan sesungguhnya membuat pernikahan mereka tidak dapat dihidupi. Di manakah kemalasan merusak kesehatan dan keindahan dari pernikahan Anda? (4) Ketidaksabaran Eric dan Beth mulai tidak sabar. Beth berkata, “Eric, berapa kali harus kukatakan kepadamu…?” Eric mengeluh, “Dia seperti itu terus-menerus walau dia tahu itu membuatku jengkel.” Mereka berdua mulai melihat kesempatan bertumbuh sebagai halangan terhadap hidup nyaman, dan mereka berusaha lebih keras untuk memindahkan halangan daripada berusaha untuk bertumbuh. Adakah tempat-tempat di mana Anda menuntut dengan sekejab sesuatu yang hanya akan dapat dibentuk dalam sebuah proses? (5) Merespon dengan Kecil Hati Pernikahan seringkali membuat kecil hati. Masalahnya adalah Anda cenderung tidak membuat keputusan terbaik ketika merasa kecil hati, dan Anda biasanya sering menyesali keputusaan-keputusan yang Anda buat karena rasa takut. 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Dalam momen-momen dalam pernikahan yang seperti inilah, ketika jati diri kita yang sesungguhnya sebagai orang berdosa disingkapkan, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk memerangi rasa kecil hati dengan pengharapan dan melawan keraguan dengan iman. Jadi Anda harus melawan insting untuk merespon dengan kecil hati dan mengingat siapa Anda dan siapa Allah dan bertindak dalam pengharapan, bahkan ketika harapan sulit dilihat. Di mana Anda tergoda untuk merespon dengan kecil hati dan takut? (6) Bersantap bersama Musuh Ketika Anda berhenti memperhatikan, melepaskan kebiasaan-kebiasaan baik, mengizinkan diri Anda untuk menjadi malas dan tidak sabar, dan merespon dengan kecil hati, Anda sedang mengundang Iblis ke dalam pernikahan Anda untuk mengerjakan pekerjaannya yang kotor dengan menipu, memecah belah, dan merusak. Jadi Anda harus tetap waspada. Adakah tempattempat di sini, saat ini, dalam pernikahan Anda di mana Anda
memberikan kesempatan kepada Iblis?
MEMULIHKAN ANUGERAH
Beth dan Eric sudah melakukan satu hal yang merusak pernikahan mereka, dan hal itu sudah membuat kekacauan. Mereka telah terjebak ke dalam delusi bahwa pekerjaan mereka sudah selesai, dan mereka berhenti memperhatikan. Kebiasaan-kebiasaan baik memudar dan kebiasaan buruk mengambil alih. Kemalasan menggantikan pekerjaan sehari-hari dari kasih, sehingga berbagai hal menjadi lebih buruk secara bertahap. Tetapi Allah bertemu mereka pada saat mereka membutuhkan dan memampukan mereka, oleh anugerah-Nya, untuk mendapatkan dukungan dan mengerjakan hal-hal yang pernah dilakukan agar pernikahan dapat menjadi seperti yang Allah rancangkan. Ringkasan Bagian Komitmen 6, Bab 15, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~ 14
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 9 Oktober 2016)
H
al lain yang perlu dipikirkan juga adalah asumsi theologis di balik kecaman para bapa gereja terhadap alat kontrasepsi. Mereka berpandangan bahwa seks hanyalah untuk reproduksi. Aktivitas seksual yang tidak diarahkan untuk tujuan ini dipandang sebagai sebuah dosa. Dalam pembahasan sebelumnya saya sudah menerangkan kelemahan dari seperti ini. Seks dan reproduksi
memang berkaitan erat, tetapi keduanya sama-sama bukan tujuan. Keduanya adalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu penguasaan bumi untuk kemuliaan Allah. Dengan mempertimbangkan halhal di atas, saya lebih memilih untuk melihat pandangan bapa-bapa gereja sebagai sebuah alternatif. Tulisantulisan mereka tidak memiliki otoritas yang mengikat, karena 15
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
kurang disertai dengan penafsiran Alkitab yang memadai. Kita boleh mengadopsi maupun menolak pandangan mereka. Yang diperlukan di sini adalah akal budi Kristiani. Tentang argumen terakhir sehubungan dengan penyalahgunaan alat kontrasepsi dalam seks bebas, kita harus membedakan antara esensi dan ekses. Esensi berarti sesuatu yang mendasar dan pada dirinya sendiri. Ekses berarti hal-hal berlebihan. Yang perlu ditandaskan terlebih dahulu adalah esensi. Apakah alat kontrasepsi pada dirinya sendiri merupakan sesuatu yang negatif? Apakah semua jenis penggunaan alat ini adalah keliru? Jika jawaban terhadap dua pertanyaan ini adalah “tidak,” maka fokus perdebatan tampaknya telah digeser dari esensi menjadi ekses. Segala sesuatu yang berlebihan memang buruk. Ini bahkan terjadi pada hal yang baik sekalipun. Penyalahgunaan alat kontrasepsi untuk seks bebas tidak boleh dijadikan alasan untuk melarang alatnya. Sama seperti pembunuhan dengan menggunakan pisau tidak akan digunaan sebagai alasan untuk melarang penggunaan pisau secara umum, demikian pula dalam kasus penyalahgunaan alat kontrasepsi untuk seks bebas. Untuk menghindari kesalahpahaman, saya perlu menegaskan bahwa semua penjelasan di atas tidak dimaksudkan sebagai pelarangan untuk memiliki banyak anak. Bagi kita yang diberi kapasitas untuk itu, alangkah baiknya jika kita mengoptimalkannya. Mengapa memilih jumlah anak yang sedikit apabila kita memang mampu merawat dan mendidik lebih banyak? Saya juga tidak mendukung kecenderungan orang-orang modern yang tidak mau memiliki anak hanya sekadar untuk menghindari kerepotan. Mereka ingin menikmati hidup dengan pasangan tanpa diganggu oleh kehadiran anak-anak. Mentalitas semacam ini adalah egois dan tidak Kristiani. Kita harus memuliakan Allah dengan segala yang kita miliki atau yang kita lakukan. Jika kita memang diberi kapasitas untuk memiliki 16
e
MAGZ
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
dan membesarkan anak bagi kemuliaan Allah, menghindari hal itu merupakan sebuah dosa.
Bersambung………..
17
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
ANUGERAH YANG TIDAK DAPAT DITOLAK (Lanjutan tgl 9 Oktober2016)
Kerusakan Total
Semua ilustrasi Alkitab mengenai kelahiran baru, yang mempresuposisikan ketidakmampuan total atau kerusakan total manusia, menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat menolak tujuan Allah dalam pemilihan.
1. Kebangkitan Alkitab menyatakan bahwa manusia telah mati didalam dosadosanya. Ia tidak lagi memiliki kehidupan rohani. Seorang yang mati tidak dapat menolak kuasa yang membangkitkan kembali dari Allah. Pada hari penghakiman, setiap orang akan dibangkitkan dari kematian. Pada saat itu, akan ada orang yang berharap supaya mereka tidak dibangkitkan. Mereka akan berteriak kepada gunung-gunung untuk menutupi mereka supaya mereka lenyap, karena mereka takut 18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ untuk bertemu dengan Allah yang sekaligus adalah Hakim yang akan menghakimi mereka. Tetapi mereka tidak dapat menolak hal itu. Allah akan membangkitkan setiap orang mati – baik dan jahat, yang percaya dan yang tidak percaya. Mereka tidak dapat menolak untuk dibangkitkan, seperti halnya Allah tidak dapat membatalkan janji-Nya untuk membangkitkan semua orang.
2. Kelahiran baru. Ilustrasi kedua mengenai karya Allah dalam hati manusia ialah kelahiran. Jelaslah merupakan suatu hal yang bodoh untuk mengatakan bahwa seorang bayi tidak mau dilahirkan. Manusia tidak dapat memilih dalam hal dilahirkan. Hal ini berada diluar kuasanya. Seseorang yang masih belum ada (belum mempunyai eksistensi) tidak dapat menolak untuk dikandung serta dilahirkan.
Ketika Lazarus berada didalam kubur dan Kristus memberikan kehidupan kepadanya, ia tidak dapat tetap mati; ia harus keluar dari kubur. Kristus tidaka dapat gagal dalam kehendakNya untuk memberikan kehidupan kepada Lazarus.
Begitu juga, merupakan hal yang menggelikan bila kita mengatakan bahwa ada orang yang menolak untuk dilahirkan kembali secara rohani. “Angin bertiup kemana ia mau... Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh 3:8).
Demikian juga, ketika Allah membangkitkan seseorang dari kematian rohani, orang yang mati secara rohani itu tidak mungkin menolak kebangkitan tersebut. Ia pasti hidup. Ia tidak dapat berbuat apapun terhadap hal itu.
3. Ciptaan baru Ilustrasi lain dari kelahiran kembali ialah penciptaan (2 Kor. 5:17; Gal. 6:15; Ef. 2:10). Tidak ada ciptaan yang menolak untuk diciptakan. Sebelum penciptaan tidak ada eksistensi lain kecuali Allah. Ketika Allah memutuskan untuk menciptakan alam semesta ini, tak ada sesuatu pun yang dapat berkata 19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ kepada-Nya: “saya tidak mau diciptakan,” karena tak ada apa pun yang dapat mengucapkan bahkan satu patah kata saja. Semuanya diciptakan seturut keputusan Allah. Allah mahakuasa: Ia berkuasa melakukan apa yang Ia inginkan. Begitu juga dalam penciptaan secara rohani, tak seorang pun dapat melawan maksud Allah. Secara rohani Allah menciptakan orang-orang menjadi ciptaan baru seturut kehendak-Nya. Dan tak ada yang dapat menolak-Nya. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
20
e
B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW
MAGZ
Beranakcuculah dan bertambah banyaklah (Kejadian 1:28)
S
uatu hari ada seorang dosen teologi yang mengajarkan bahwa “beranakcuculah dan bertambah banyaklah” di ayat ini bukanlah perintah, melainkan nubuat yang akan terjadi setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Ia beranggapan bahwa seandainya manusia tidak jatuh ke dalam dosa, mereka tidak akan memiliki keturunan. Untuk mendukung pendapatnya, ia membandingkan ketelanjangan manusia sebelum (Kej 2:25) dan sesudah kejatuhan (3:7, 8, 10, 11). Sebelum kejatuhan ke dalam
dosa manusia memang telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu. Artinya, ketelanjangan mereka bersifat kudus, karena ditutupi oleh kemuliaan Allah. Argumentasi lain yang dikemukakan berasal dari Kejadian 3:16. Dalam teks ini dijelaskan bahwa melahirkan anak dengan penuh kesakitan merupakan hukuman dosa bagi Hawa. Selain itu, birahi wanita kepada suaminya juga merupakan akibat dari dosa. Hukuman ini tampaknya menyiratkan bahwa 21
e
B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW
MAGZ
kemampuan berhubungan seksual dan memiliki keturunan adalah akibat dari dosa. Apakah pandangan di atas bisa diterima? Bagaimana kita seharusnya memahami frase “beranakcuculah dan bertambah banyaklah” di Kejadian 1:28? Apakah ini benarbenar sebuah perintah, nubuat, atau yang lainnya? Kejadian 1:28 Ayat ini sebenarnya memang bukan sebuah perintah, namun ayat ini juga bukan sebuah nubuat. Ayat ini lebih tepat dipahami sebagai berkat, karena ayat ini dimulai dengan kata Ibrani wayebarek, yang berarti “Ia [Allah] memberkati” (band. Kej 1:22 “berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah...”). Berkat dalam bentuk keturunan yang banyak merupakan hal yang umum dalam kitab Kejadian. Allah berkali-kali berjanji kepada para patriakh bahwa mereka akan memiliki keturunan yang banyak, misalnya Nuh (9:1), Abraham (12:2; 15:5; 17:2), Ismael (17:20), Yakub (28:3; 35:11), Yusuf (49:25). Sebaliknya, kemandulan pada jaman dahulu dikaitkan dengan hukuman Allah (Kej 20:18;
Kel 23:26; Ul 7:14; 28:18), walaupun kemandulan itu sendiri tidak selalu sebagai hukuman Allah, misalnya kemandulan Sara (11:30; 17:17; 18:11-12), Ribka (25:21), Rakhel (29:31). Dari data seperti ini sulit dipahami mengapa kemampuan beranakcucu di Kejadian 1:28 justru dikaitkan dengan hal yang negatif, yaitu kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lebih jauh, Kejadian 2:18 mencatat bahwa Allah memandang kesendirian Adam sebagai sesuatu yang tidak baik. Ia selanjutnya menciptakan Hawa supaya mereka menjadi satu tubuh (2:24). Jelas, pemberian Hawa ini merupakan sesuatu yang baik (band. 1:31). Lebih jauh, istilah “satu tubuh” dalam masa Perjanjian Baru dipahami sebagai rujukan pada perkawinan (Mat 19:5; Mar 10:7-8; Ef 5:31) atau persetubuhan (1Kor 6:16). Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal Allah memang merencanakan agar Adam dan Hawa bersatu secara seksual dan melahirkan keturunan. Bersambung……... NK_P 22
e
B AB I | # M I S S I O N
MAGZ
HAK-HAK KITA
A
merika – negeri di mana ada kebebasan dan kesempatan! Negeri di mana hak-hak setiap orang dihormati! Negeri di mana putra dari seorang pemabuk yang malas dapat mengertakkan giginya dan berkata, “Satu hari kelak saya akan menjadi kaya dan terkenal!” Di Amerika , kita membanggakan diri untuk menjalankan kehidupan sebagaimana yang dia mau – asal tidak melanggar hak orang lain.
Hak-hak Anda, hak-hak Apakah hak itu sebenarnya?
saya.
Sebuah kelompok yang terdiri dari enam orang misionaris berkumpul untuk berdoa di ruang keluarga yang sederhana di China. Selama beberapa menit, salah seorang dari kelompok itu berbicara kepada kami dari lubuk hatinya. Saya tidak akan pernah melupakan inti pembicaraannya. Ia mulai berkata, “Tahukah Anda, ada perbedaan besar antara makan 23
e
B AB I | # M I S S I O N
MAGZ
kepahitan (ungkapan China kuno untuk “menderita kesulitan”) dan makan kehilangan (ungkapan “menderita ketika haknya dilanggar”). Makan kepahitan cukup mudah. pergi bersama kelompok pengkotbah, lalu berjalan sejauh dua tau tigapuluh mil ke sebuah tempat di Anda akan bekerja, membantu mendirikan tenda, menempelkan posterposter di seluruh kota dan menghabiskan waktu beberapa pekan dengan serangkaian pertemuan yang melelahkan – wah itu sungguh mengasyikan! Tempat tidur Anda mungkin terdiri dari beberapa bilah papan dan Anda harus makan nasi, sayuran dan tahu tiga kali sehari. Tetapi justru itulah keindahannya. Ia melanjutkan, “Ketika saya datang ke China, saya sudah siap untuk “makan kepahitan” dan untuk menyukainya. Hal ini tidak menyusahkan saya. Tetapi satu hal lain yang tidak pernah saya pikirkan, malah muncul dan dan menyusahkan, yaitu ketika saya harus “makan kehilangan!” Saya mendapati bahwa saya tidak dapat menuntut hak saya – saya bahkan tidak bisa mempunyai hak apapun. Saya mendapati bahwa saya harus melepaskan semuanya, setiap hak dan itulah yang paling berat bagi saya.” Misionaris itu benar. Di ladang misi, yang membuat seorang misionaris berkecil hati dan bimbang bukanlah kesulitan-kesulitan yang dialaminya, tetapi minimnya kenyamanan hidup dan beratnya kehidupan. Ini merupakan sesuatu yang akan menghantam Anda, tepat di tempat yang paling peka. Misionaris itu harus melepaskan keinginan-keinginannya untuk melakukan kehendaknya. Ia harus melepaskan setiap hak. Ia harus dan melakukan kata-kata Yesus, “ menyangkali dirinya sendiri dan harus melepaskan dirinya sendiri.” Paulus mengetahui semua itu. Kalau Anda tidak percaya, bacalah 1 Korintus 9, “Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?” ; “(Apakah kami) tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?....tetapi kami tidak mempergunakan hak itu… Sungguhpun aku 24
e
B AB I | # M I S S I O N
MAGZ
bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan semakin banyak orang,” (ayat 4,6, 12, 19)/ Paulus sebagai misionaris, dengan sukarela melepaskan hak-haknya demi pemberitaan Injil. apakah kita siap untuk melakukan hal yang sama? “Tetapi seseorang akan bertanya, “mengapa ini harus berlaku khususnya bagi misionaris? Hak-hak apa yang harus dilepaskan di ladang misi yang tidak perlu dilepaskan oleh seorang Kristen yang sudah dikuduskan di rumahnya sendiri?” Bersambung……. Diambil dari buku dengan judul Tidakkah kami mempunyai Hak? (Judul asli “Have We no Rights?” oleh Mabel Williamson. Penerbit Wipth and Stock Publisher, 1957). Diterbitkan di Indonesia oleh Momentum tahun 2007.
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 17 Oktober 2016 TUMPUKLAH BARA API DI KEPALA MUSUH (Bacaan: Roma 12:17-20)
Ada sepenggal syair lagu di tanah air yang berbunyi : satu kali kau sakiti hati ini, Masih kumaafkan; dua kali kau sakiti hati ini, masih kumaafkan. Tapi jangan kau coba tiga kali jangan… jangan… oh jangan…dari penggalan lagu ini sepertinya kan menggambarkan bahwa sifat manusia itu tidak akan mampu untuk diperlakukan dengan jahat secara terus menerus. Inilah fakta dalam kehidupan kita. Tanpa kita sadari pengaruh lingkungan bisa saja membuat kita berperilaku sama dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi. Mengantisipasi kondisi tersebut, kita perlu berkaca pada Firman Tuhan untuk tetap menjaga sikap dan kualitas hidup kita supaya tidak serupa dengan orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan adalah bukti sikap yang semakin bertumbuh kuat dalam kasih kepada Tuhan dan bagi sesama (2 Tes. 1:3), semakin melimpah dalam kasih (Fil. 1:9 ; 1 Tes. 3:12), sehingga mampu mengampuni dan memberi bagi orang lain. Beberapa orang berdalih dengan alasan jika tidak membalas, orang tersebut tidak akan bertobat. Pemikiran jelas tidak alkitabiah, sebab Paulus justru menasehatkan agar kita terus melakukan yang baik kepada mereka yang menjahati kita, “ Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya”. Dengan demikian, kebaikan akan mengalahkan kejahatan. Sikap memusuhi atau membalas kejahatan dengan kejahatan justru menunjukan bahwa kita telah membiarkan kejahatan mencapai kemenangan. 26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 18 Oktober 2016 KASIHI MUSUHMU (Bacaan: Lukas 6:27-30)
Tinggal bersama dan berbagi bersama dengan orang yang selalu berniat jahat kepada kita adalah hal yang tidak mudah. Mungkin kita akan terus mencari cara untuk menjauh bahkan sebisa mungkin tidak lagi bersentuhan dengan orang itu dan kita berpikir bahwa masalah kita selesai. Inilah cara yang sering dilakukan oleh banyak orang. Apakah sikap ini adalah sikap yang boleh dipraktikan oleh seorang Kristen? Mari kita melihat apa yang Allah inginkan untuk kita lakukan. Ayat ini diawali dengan sebuah pernyataan kontras “tetapi kamu, kasihilah musuhmu…, ayat 27”. Orang Yahudi pada masa itu hidup di bawah penjajahan Romawi yang keras, dimana kasih sulit ditemukan. Dalam situasi ini, Tuhan Yesus justru mengajak para murid untuk hidup dalam tatanan kerajaan Allah yang jelas berbeda. Di tengah-tengah praktik di mana orang selalu mencari cara untuk menghancurkan musuh, Tuhan Yesus justru mengajak umatNya untuk mengasihi musuh, berbuat baik bahkan berdoa bagi musuh. Karena jalan terbaik untuk menghadapi musuh adalah menjadikan dia sahabat (Rom. 12:21, Ams 25:21-22). Apakah hari-hari ini kita sedang diperhadapkan dengan “musuh” atau dengan seorang yang menyakitkan hati? Jika ya, jangan pikirkan cara untuk membalasnya tapi pikirkanlah cara terbaik untuk menjadi sahabatnya.
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 19 Oktober 2016 IKUTILAH JEJAKNYA (Bacaan: Lukas 23:34)
Seorang anak pemuda dengan kemarahan yang meledak-ledak datang kepada saya dan curhat masih dalam keadaan marah. Dia berkata,” ini sudah di batas kesabaran saya, sekali lagi saya dengar dia membicarakan nama saya, saya akan menghajar dia tanpa ampun”. Saya kira banyak orang Kristen yang melakukan hal yang sama ketika merasa dirugikan atau difitnah. Yesus memberikan sebuah cara hidup yang kontras dengan dunia ini. Di kayu salib, Tuhan Yesus tidak membalas dengan mengancam, mencerca, atau mengutuki orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan diri-Nya, melainkan Ia mendemonstrasikan pengampunan terhadap mereka. Dia berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (23:34). Menjadi Kristen berarti menjadi pengikut Kristus. Sesuai dengan status kita, seharusnya kita mengikuti jejakNya dan meneladani kehidupanNya. 1 Yohanes 2:6 berkata, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Tuhan menghendaki agar kita mengasihi musuh-musuh kita. Apakah di dalam hati, saudara sedang menyimpan kemarahan, dendam karena pernah diabaikan, disakiti atau dikhianati? Mari kita menyikuti teladan Yesus yang dengan penuh kasih berdoa, “ Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 20 Oktober 2016 HIDUP YANG EFEKTIF (Bacaan: 1 Petrus 2 :12)
David Brainerd adalah misionaris yang sukses dalam pelayan pemberitaan injil di suku Indian-Amerika. Brainerd mati muda di usia 29 tahun. Kehidupannya yang singkat bukan hanya memberkati orang-orang di masa lalu, tetapi juga menjadi berkat bagi orang-orang Kristen masa kini melalui kisah hidupnya. Tentu semua orang percaya rindu memiliki hidup yang efektif seperti kisah Brainerd. Teks kita mengajari kita bagaimana memiliki hidup yang efektif. Dalam teks ini, Petrus memberikan tiga rahasia untuk tetap hidup berdampak positif bagi banyak orang. Pertama, Menjaga identitasnya sebagai hamba Allah melalui cara hidup. Banyak orang gagal menjadi garam dan terang karena melupakan identitasnya sebagai hamba-hamba Allah, dan hidup menurut cara duniawi. Kedua, Sikap dan tindakan hidup harus sejalan dengan sikap Kristus. Tidak sedikit orang Kristen yang menjadikan cara hidup dunia sebagai patokan baginya di dalam bertindak. Di saat Yesus sudah tidak lagi menjadi contoh bagi kita, maka kita gagal menjadi teladan bagi orang lain. Ketiga, tidak kompromi dengan kejahatan. Sikap toleransi terhadap dosa, akan membuat kita kehilangan pengaruh bagi dunia. Apakah hidupmu telah memberkati banyak orang? atau jika hidup saudara telah berlalu, apakah orang lain akan diberkati melalui kisah hidup saudara? Jika belum mungkin tiga rahasia yang diajarkan Petrus belum saudara hidupi.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 21 Oktober 2016 NANTIKANLAH TUHAN (Bacaan: Amsal 20:22)
Ada sebuah kisah dari kerajaan jawa. Ken Arok adalah seorang raja Tumapel (kemudian menjadi singasari) pada abad 13. Ken Arok berhasil menjadi raja setelah membunuh Tumenggung Tunggul Ametung dan menyatakan perang atas kediri. Selain membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok juga mengambil istrinya, Ken Dedes yang sedang mengandung. Anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung bernama Anusapati. Ia membalas dendam kematian ayahnya dengan membunuh Ken Arok dengan senjata yang sama yang dipakai Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Tohjaya, putera Ken Arok kemudian membalas dendam kematian ayahnya dengan membunuh Anusapati, juga dengan senjata yang sama. Ranggawuni, putera Anusapati kemudian membalas dendam ayahnya dengan mengalahkan Tohjaya dalam perang. Kisah balas dendam ini tidak berakhir di sini karena akhirnya singasari hancur karena kisah pengkhianatan dan dendam yang tidak kunjung usai. Kita semua pernah mengalami ‘luka’, ‘sakit’, dan ‘pengkhianatan’. Yang membedakan kita sebagai orang-orang percaya dengan orang lain adalah bagaimana kita bersikap ketika kita menerima kejahatan yang kita alami. Pengamsal mengajari kita bukan hanya untuk membalas dendam, bahkan untuk merencanakannya saja, jangan! Sikap dari orang percaya ketika menghadapi kejahatan adalah “nantikanlah Tuhan”. Artinya membiarkan Tuhan yang membalas sesuai hikmatNya. Pengamsal juga memberikan sebuah jaminan, “Tuhan akan menyelamatkan engkau”. Mengapa kita harus menantikan Tuhan? sebab Ia menjamin keselamatan kita. Apakah saudara sedang mengalami kejahatan? maukah saudara menantikan Tuhan dan tidak merencanakan pembalasan dendam? Ingatlah jaminan yang sudah Tuhan berikan. 30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 22 Oktober 2016 BERBEDA DENGAN DUNIA (Bacaan: Kejadian 50:15-26)
Pernahkah saudara mendengar seseorang yang tersakiti dan menyimpan dendam berkata: kita ini manusia, masih tinggal di dunia. Dengan mengatakan demikian, dendam menjadi sesuatu yang disahkan dan dapat ditolerir, atau bahkan seolah-olah Allah memaklumi manusia untuk dendam. Jelas sikap yang demikian tidak alkitabiah. Mari kita belajar dari Yusuf, seorang yang mengalami kejahatan secara beruntun namun memiliki sikap yang berbeda dengan dunia. Di ayat 15 nampak bahwa saudara-saudara Yusuf mengalami ketakutan yang besar setelah ayah mereka meninggal. Ketakutan ini tentunya muncul dari pengamatan mereka tentang kebiasaan yang ada di dalam kehidupan sosial mereka hari itu, bahwa seseorang punya hak untuk membalas kejahatan yang telah ia alami apalagi jika ia adalah orang yang berkuasa. Itu sebabnya mereka mencoba mengatur segala sesuatu dengan kebohongan bahwa ayah mereka sudah berpesan sebelum ia meninggal untuk mengampuni mereka. Ternyata kali ini mereka melihat sebuah konsep yang beda dari Yusuf. Yusuf menjawab : “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan”. Yusuf berbeda dengan dunia karena dua hal. Pertama, ia tidak mau mengambil tempatnya Allah dengan membalaskan dendamnya. Kedua, Ia mengimani bahwa Tuhan berdaulat dalam segala sesuatu termasuk kejahatan yang dialami, dengan tujuan yang baik. Kita akan selalu berjumpa dengan orang yang menjahati kita. Ketika masa itu datang, ingatlah dua hal, Pembalasan adalah haknya Tuhan dan ingatlah bahwa Tuhan selalu mereka-rekakan yang baik bagi anak-anaknya. 31
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 17 Oktober 2016
23.00
Selasa, 18 Oktober 2016
18.30
Rabu, 19 Oktober 2016
19.00
Kamis, 20 Oktober 2016
06.00 19.00
Jumat, 21 Oktober 2016
19.00
Sabtu, 22 Oktober 2016
06.00 18.30 22.00
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Sdri. Virginia Honey Ho HUT: Bp. Hendy Witanto STAR : EKSPOSISI ROMA 4 Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A. HUT: Ibu Yenny Trivenawati Latihan Musik KU 3 HUT: Anak Lovelyn Rosemary Arthur Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 M2: Talk Show tema “Growing Together” Pembicara: Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. HUT: Ibu Issana A.M HUT: Sdr. Joy Athanasius HUT: Sdr. Toni Sanjaya Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Anak Kevin Hartanto Chandra
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 16 Oktober 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Pdt. Edmon
Liturgos
Sdri. Dewi
Pelayan Musik
Sdr. Michael Sdr. Andreas Sdr. Evan Sdr. Daniel
Pelayan LCD
Sdr. Aaron
Sdr. Calvin Sdr. Aurel
Ev. Edo Walla, M.Div. Sdri. Risty
Bp. Willy TW
Sdr. Kevin
Sdri. Melisa
Sdri. Henny
TEAM
Sdri. Vionatha
(07.00)
(Pk. 09.30)
Sdr. Calvin
Pdt. Novida Lassa, M.Th. Bp. Koesoemo Sdr. Ishak Bp. Haryadi
Sdri. Lina Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Bp. Imbo Sdr. Budi S Ibu Titik Ibu Bp. Suyono Sdri. Lina Suyatmi Sdri. Krisna Sdr. Ishak Sdri. Elvi Bp. Sdri. Dessy Sdri. A Budiono Natalia Ibu Endang
Sdr. Mito Sdri. Eka
Bp. Koesoemo
Sdri. Lina
Ev. Dodik
Sdri. Lina
Sdr. Mito
Sdri. Christine Sdri. Lia
Sdri. Nora Bp. Erwin
Sdr. Fredy Sdr. Oka
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian
Ja n g a n M e m b a l a s ( M a t i u s 5 : 3 8 - 4 2 )
Tema
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum I
Ibu Titik
Bp. Budiono
Petugas Minggu Ini
Ev. Heri
Ibu Christiana
Singer
Sdri. Ririt Bp. Stevi
Ibu Dinna Bp. Stevi
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 23 Oktober 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Liturgos
Sdr. Arka
Pelayan Musik
Sdr. Michael Sdri. Dewi Sdr. Aurel Sdr. Andreas
Pelayan LCD
Sdr. Abraham
Sdri. Penyambut Michelle E Jemaat Sdr. Ikhsan
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Ibu Wilis
Sdri. Chika
Bp. Eliazar & Sdr. Ikhsan
Sdr. Gilang Sdr. Kefas Sdr. Waldo Sdri. Rebecca Sdr. Axel Sdr. Eka
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdri. Zizi
Ibu Suani Ibu Fenissa Ibu Tika
Bp. Santoso Ibu Eriana Sdr. Budhi TS Sdri. Handayani
Sdri. Vionatha Bp. Donny Sdr. Nobel Sdr. Yono
Doa Syafaat Doa Persembahan Petugas Minggu Ini Singer
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00)
(Pk. 09.30)
E k s p o s i s i 1 Ko r i n t u s
Tema Pengkhotbah
Ibadah Umum II
Sdr. Aaron
Ibu Suani
Ev. Heri Sdri. Risty Bp. Stevi
Sdr. Budhi TS
Ibu Carla
Bp. Willy TW
Ev. Heri
Sdr. Ian Sdri. Glory
Sdri. Clara Sdri. Glory
Ev. Edo Walla, M.Div. Ibu Luciana
Bp. Yefta
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Willy Sdr. Hizkia
Sdri. Wella
Sdri. Nini Sdri. Lina
Sdri. Olin Sdri. Clara
Ibu Luciana
Bp. Yefta
Sdri. Nini
Sdri. Clara
Sdri. Eunice Sdri. Virgin
Sdri. Lina Sdri. Christine 34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 16 Oktober 2016
23 Oktober 2016
Liturgis
Kak Dessy
Kak Vena
Pelayan Musik
Kak Tika n Kak Budi S
Kak Tika n Naomi
Doa Pra/Pasca SM
Kak Suani
Kak Tika
Tema
Paulus memberitakan Injil di Athena
Priskilla dan Akwila
Bahan Alkitab
(Kis 17:16-34)
(Kis 17:16-34)
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Venna
Nazareth
Kak Evelin
Kak Debby
Betlehem
Kak Santi
Kak Kezia
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 15 Oktober 2016
Sabtu, 22 Oktober 2016
GABUNG I-MOVE
GABUNG I-MOVE
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer
35
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 9 Okt 2016
39 orang
Umum 2
Minggu, 9 Okt 2016
79 orang
Umum 3
Minggu, 9 Okt 2016
73 orang
Remaja
Minggu, 9 Okt 2016
22 Orang
Pemuda
Minggu, 9 Okt 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 9 Okt 2016
21 orang
SM : -
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 9 Okt 2016
60 orang
SM : -
POS Batam
Minggu, 9 Okt 2016
16 orang
SM: 40 Remaja: 30
SM: 30 orang
36