REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Jangan Membunuh
(Matius 5:21-26) Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
T
eks ini merupakan pendahuluan dari rangkaian penjelasan Tuhan Yesus terhadap Hukum Taurat (dan tradisi yang mengikutinya). Ungkapan “kamu telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyangmu” (ayat 21, 27, 31, 33, 38, 43) bisa merujuk pada Hukum Taurat atau pemahaman orang-orang Farisi dan ahli Taurat terhadap Hukum Taurat. Jika berkaitan dengan yang pertama berarti Tuhan Yesus sedang menafsirkan ulang Hukum Taurat. Ia tidak membatalkan atau
merendahkan Taurat (bdk. 5:17-20). Ia hanya memperjelas esensi dari perintah-perintah Allah di dalam Hukum Taurat. Jika berkaitan dengan yang kedua berarti Tuhan Yesus sedang memberikan kritikan terhadap penafsiran kelompok Farisi dan ahli Taurat. Mereka telah melakukan kesalahan dalam bentuk menambahkan berbagai tradisi lisan buatan manusia dan menganggapnya setara (atau lebih tinggi) daripada Hukum Taurat itu sendiri (bdk. 15:1-9).
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Perintah jangan bunuh (ayat 21)
mem- Larangan ini juga muncul dalam Dasa Titah (Kel 20:13).
Kita sebaiknya memahami “membunuh” (ayat 21a) di sini bukan secara umum (kill), tetapi dalam konteks tindakan kriminal pembunuhan (murder). Tidak semua pembunuhan dikecam dalam Alkitab. Allah menerapkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan yang serius (Kel 21:12, 15-17, 29; 22:19). Beberapa suku yang terkenal dengan kekejamannya juga diperintahkan untuk ditumpas (Kej 15:16; 1 Sam 15:33). Keseriusan hukuman ini bukan penolakan terhadap nilai manusia sebagai gambar Allah (gambar Allah tidak pantas untuk dibunuh). Sebaliknya, hukuman ini merupakan tindakan preventif bagi kemungkinan pembunuhan-pembunuhan yang lebih besar dan sembarangan.
Frasa “siapa membunuh harus dihukum” (ayat 21b) kemungkinan merupakan penafsiran tradisional yang berkembang dalam masyarakat Yahudi secara turun-menurun. Konsekuensi pembunuhan ini diletakkan dalam konteks hukum yang sangat kental. Kata “harus” (enochos) secara hurufiah berarti “pantas secara legal,” sedangkan kata “dihukum” (tē krisei, lit. “kepada penghakiman”) juga mengandung nuansa legal yang kuat. Nuansa ini semakin kental dengan pemunculan Mahkamah Agama sebagai badan legal (ayat 22) dan hakim pengadilan (ayat 25).
Penafsiran ulang terhadap perintah (ayat 22)
Membunuh dalam arti tindakan kriminal (murder) sudah dilarang oleh Alkitab sejak awal. Kejadian 9:6 mengajarkan: “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.”
Orang yang bijaksana selalu melihat pada esensi, bukan ekspresi; pada apa yang tersembunyi, bukan pada permukaan saja. Itulah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Ia tidak mau hanya berkutat pada bentuk tindakan (pembunuhan), melainkan pada esensi dari tindakan itu (kemarahan 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ yang tidak benar). Frasa “tetapi Aku berkata kepadamu” (egō de legō hymin) menyiratkan penekanan (kata “Aku” muncul sebanyak dua kali). Penegasan ini berfungsi untuk menunjukkan otoritas Tuhan Yesus (bdk. 7:28-29). Ia tidak menggantungkan otoritas pada tradisi, melainkan pada diri-Nya sendiri. Esensi dari larangan untuk membunuh adalah kemarahan (ayat 22a “setiap orang yang marah terhadap saudaranya”). Terjemahan “marah tanpa alasan” dalam beberapa terjemahan kuno (misalnya KJV) didasarkan pada salinan-salinan yang kurang bisa dipercaya. Walaupun “tanpa alasan” tidak ada di naskah asli, tetapi tambahan ini merupakan penafsiran yang benar. Tidak semua kemarahan adalah berdosa. Pemazmur berkata: “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa” (Mzm 4:5). Kalimat yang sama dikutip dalam Efesus 4:26. Tuhan Yesus juga beberapa kali marah (Mrk 3:5).
selanjutnya. Ini bukan kemarahan yang kudus atau yang biasa. Orang yang marah ini menyebut saudaranya sebagai “kafir” (rhaka). Asal-usul dan makna kata rhaka sulit dipastikan. Beberapa penerjemah memilih untuk mempertahankan kata asli ini (KJV/ASV/NIV). Beberapa versi hanya menambahkan “menghina,” tetapi tidak menuliskan isi dari hinaan itu (RSV/ESV). Jika kata rhaka berasal dari istilah Aramik yang berarti “kosong,” arti kata ini sangat mungkin berhubungan dengan perendahan terhadap orang lain. Rhaka mungkin berarti “(kepala) kosong” (bodoh) atau “tidak memiliki nilai sekali”. Penerjemah NASB telah bertindak bijaksana pada waktu memilih: “you good-for-nothing”.
Jenis kemarahan yang dimaksud di ayat 22a diterangkan di bagian 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Hinaan lain yang diucapkan adalah “jahil” (mōros). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “jahil” berarti “bodoh, terutama dalam hal keagamaan.” Hampir semua versi Inggris juga memilih terjemahan “bodoh”. Walaupun dari sisi terjemahan hurufiah sudah jelas, namun makna di baliknya masih kabur. Tidak semua ucapan “bodoh” yang ditujukan pada seseorang berarti pantas untuk dihukum. Tuhan Yesus memanggil orangorang Farisi sebagai orang-orang bodoh (23:17). Para rasul beberapa kali menegur kebodohan jemaat (1 Kor 3:18; 15:36; Gal 3:1; Yak 2:20). Sebagian penafsir menduga kata “bodoh” di sini tidak hanya memiliki muatan intelektual, tetapi terutama secara relijius dan moral. Bodoh dalam arti “jahil” (LAI:TB). Yang dipentingkan dalam penghinaan ini bukanlah kata-katanya, melainkan sikap hati terhadap orang lain. Ini tentang kemarahan yang merendahkan orang lain. Ini tentang kebencian terhadap orang lain. Merendahkan dan membenci orang lain secara esensial tidak ber-
beda dengan pembunuhan. Orang yang membunuh dan menghina sesamanya berarti tidak menghargai orang lain sebagai gambar Allah (Kej 9:6; Yak 3:9). Orang yang membenci sesamanya berarti seorang pembunuh (1 Yoh 3:15). Bukankah semua tindakan kriminal pembunuhan yang disengaja berasal dari kemarahan, kebencian, dan penghinaan terhadap orang lain? Sama seperti pembunuh, orang yang marah secara sembarangan, benci, dan merendahkan sesamanya juga patut dihukum (Mat 5:22). Konsekuensi ini bukan hanya secara legal (dibawa ke Mahkamah Agama), melainkan juga secara spiritual. Orang itu pantas dihukum ke dalam neraka. Orang yang tidak mau mengampuni sesamanya berarti tidak menyadari betapa besar dosa-dosanya dan memerlukan pengampunan dari Allah (6:12, 14-15). Orang yang tidak mau mengampuni sesamanya berarti belum mengalami pengampunan sejati dari Allah (18:21-35).
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Aplikasi (ayat 23-26) Teguran dan peringatan yang keras di ayat 21-22 bukan hanya dimaksudkan sebagai tambahan informasi. Ada respons yang dituntut. Ada tindakan yang perlu diambil. Hal ini ditunjukkan melalui pemunculan kata sambung “sebab itu” di awal ayat 23. Perubahan kata ganti orang dari “barangsiapa” menjadi “engkau” semakin memperkuat nuansa aplikasi dari bagian ini.
Israel yang rutin memberikan kurban tetapi juga terlibat dalam dosa-dosa yang lain (Yes 1:10-20; Am 5:21-24). Tuhan Yesus menegur orang-orang Farisi yang melupakan tanggung-jawab kepada orang tua demi urusan bait Allah (Mat 15:3-6). Mereka juga rajin dalam memberikan persembahan tetapi melupakan belas kasihan dan keadilan bagi orang lain (Mat 23:23). Bagi Tuhan Yesus, ibadah bukan hanya terbatas pada hal-hal ritual, melainkan juga mencakup kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana menjalin relasi yang baik dengan orang lain. Relasi vertikal dengan Allah dan relasi horizontal dengan orang lain harus sama-sama sehat.
Ada dua konsekuensi dengan inti yang sama, yaitu berdamai. Yang satu berkaitan dengan saudara (ayat 23-24), yang lain dengan lawan (ayat 25-26). Yang satu dalam konteks ibadah, yang lain dalam konApabila seseorang teringat ada sesteks pengadilan. uatu dalam hati saudaranya terhadap Bagi orang Yahudi, mempersem- dia, ia perlu membereskan persoabahkan kurban di bait Allah mer- lan itu terlebih dahulu. Menariknya, upakan tindakan yang sangat reli- yang dibicarakan di sini bukanlah jius. Sebagian bahkan menganggap kemarahan dari orang yang sedang ritual ini sebagai hal yang paling mempersembahkan kurban, mepenting. Tidak heran mereka terjeb- lainkan kemarahan orang lain. Jadi, ak pada ritualisme, yaitu mement- kita tidak hanya dituntut untuk ingkan ritual di bait Allah tetapi menahan kemarahan, namun juga melupakan kehidupan keseharian. tidak membangkitkan kemarahan Para nabi mengecam orang-orang orang lain. Entah kita yang sedang 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ marah atau orang lain yang marah, dua-duanya perlu segera diselesaikan. Kesegeraan ini bahkan diterangkan melalui situasi yang sangat ekstrim: meninggalkan kurban yang sedang dipersembahkan. Pesan yang disampaikan cukup jelas: sesuatu yang dianggap paling penting sekalipun (misalnya mempersembahkan kurban) masih kalah penting dengan kedamaian dan kasih terhadap orang lain. Contoh yang kedua adalah proses tuntutan ke pengadilan (ayat 25-26). Kasus yang sedang dipikirkan adalah perkara perdata yang berhubungan dengan hutang-piutang. Jika ada orang yang menuntut kita ke pengadilan, cepatlah selesaikan persoalan itu sebelum diputuskan di pengadilan. Penyelesaiannya seperti apa tidak dijelaskan di ayat ini. Yang disorot adalah hasilnya, yaitu perdamaian. Mungkin si penggugat akan memberikan tenggat waktu tambahan untuk pelunasan dengan jaminan tertentu. Mungkin yang dituntut merendahkan diri dengan meminta maaf dan mulai menunjukkan itikad baik untuk membayar hutangnya. Pesan yang ingin diungkapkan di ayat 25-26 sama dengan ayat 23-24. Perdamaian tidak seharusnya ditunda-tunda. Perdamaian tidak perlu menunggu situasi yang lebih buruk. Kapanpun dan di manapun, perdamaian perlu segera dilakukan. Ini bahkan tetap harus segera diupayakan dengan orang-orang yang memusuhi kita. Orang yang tidak mau berinisiatif maupun suka menunda-nunda perdamaian dengan orang lain tidak lebih benar daripada para pembunuh. Masihkah Saudara akan menunggu? Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk Para pengurus komisi di REC (komisi Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, CPC, M2), Pengurus devisi (Diakonia, Misi, STAR, CPC) dan juga cabang REC (Bavarian, Batam) agar dapat melayani dengan optimal. 2. Doakan untuk persiapan pembuatan program 2017 agar majelis REC dapat mengkoordinasi dengan komisi dengan baik. Kiranya melalui program di tahun 2017 seluruh keluarga besar REC semakin sehat dan menjadi komunitas yang memuliakan Tuhan.
9
e
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 80: Apakah semua orang percaya yang sejati senantiasa merasa pasti bahwa pada saat itu juga mereka mempunyai kedudukan orang yang telah beroleh rahmat, dan akan diselamatkan?
Jawaban : Kepastian mengenai anugerah dan keselamatan tidak termasuk hakikat iman. Maka adakalanya orang-orang percaya yang sejati terpaksa menunggu lama, baru mereka memperolehnya. Dan setelah mereka menikmatinya, kepastian itu dapat saja dilemahkan dan diputuskan oleh berbagai gangguan, dosa, godaan, dan perasaan bahwa Allah telah meninggalkan mereka. Meski demikian, Allah tidak pernah membiarkan mereka kehilangan kehadiran dan dukungan Roh Allah yang melindungi mereka sehingga mereka tidak ama sekali putus asa. a. Efe 1:13. b. Yes 50:10; Maz 88. c. Maz 22:2; 31:23; 51:8, 12; 77:1-12; Kid 5:2-3, 6. d. 1Yo 3:9; Ayu 13:15; Maz 73:15, 23; Yes 54:7-10.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Yang anda butuhkan hanyalah cinta
S
ebagai seorang pria muda, saya sangat tertarik pada Luella. Saya sudah mulai berpikir bagaimana rasanya menghabiskan hidup bersamanya, tetapi saya tidak benar-benar mengetahui apa itu kasih.
Banyak pasangan berpikir kasihlah yang membuat mereka tetap bersama, tetapi ada tanda-tanda bahwa mereka mungkin sedang hidup di tengah-tengah kekeringan kasih, dan mereka tidak mengetahuinya.
DI MANAKAH KASIH? Saya akan memberikan beberapa hal yang menjadi indikator kekeringan kasih. Perpecahan. Jacob dan Erin sangat berbeda. Perbedaan-perbedaan itulah yang pada mulanya membuat hubungan mereka menarik. Mereka menjalani hari-hari mereka dengan cara pandang yang berbeda. Mereka sudah bersumbangsih terhadap pertumbuhan dan perubahan yang substansial dalam diri satu sama 11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
lain. Tetapi sekarang, pernikahan mereka terbelah. Tidak perlu hal besar untuk membuat mereka berselisih. Cinta pada diri membenci perbedaan. Kasih mengubah perbedaan menjadi kesempatan untuk mengalami kesatuan yang lebih dalam dan lebih penuh. Kesatuan terjadi ketika kasih bersimpangan dengan perbedaan. Apakah kesatuan dari pernikahan Anda bertumbuh?
sehari-hari yang dibutuhkan untuk mencapai pengertian yang nyata. Apakah Anda hidup bersama dalam sukacita dalam arti yang sebenarnya?
Pemisahan. Jimmy dan Gayle jarang berselisih. Mereka menempa persepakatan bisu. Mereka sepakat hidup bersama, tetapi secara terpisah. Mereka tidak berusaha untuk menempa gaya hidup relasional. Mereka letih berangkat tidur dengan marah dan bangun tidur denKesalahpahaman. Melissa dan Ran- gan sengit. Mereka rajin menghdy memiliki begitu banyak percaka- indari topik apa pun yang berpotensi pan “Tetapi aku pikir kamu ber- menuju perbedaan. kata…” “Tidak, aku tidak berkata demikian,” sehingga mereka men- Kasih tumbuh subur ketika panggicapai titik di mana mereka takut lannya adalah untuk membangun berbicara kepada pasangannya. Hal kecil menjadi hal besar dan membingungkan. Mereka tidak memerlukan kelas komunikasi; mereka memerlukan komitmen fungsional dari kasih. Cinta pada dirilah yang membuat Anda lebih berkomitmen terhadap apa yang Anda mengerti daripada untuk mengerti pasangan Anda. Kasih rela membayar pengorbanan 12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
hubungan menjadi semakin kuat lagi. Kasih rela membuat pengorbanan yang menyakitkan yang selalu dituntut kebersamaan. Apakah pernikahan Anda lebih merupakan gambaran dari hidup tinggal bersama (ko-habitasi) daripada relasi (hubungan)? Disfungsional Fisik. George dan Jeanne memiliki hubungan seks yang dibebani rasa bersalah dan kewajiban, dan bahkan hal itu mulai mati. Jeanne tahu bahwa George tidak menganggap istrinya menarik, dan Jeanne juga tidak merasa tertarik secara fisik kepada suaminya. Sungguh suatu tragedi ketika seks tidak berkaitan dengan kasih. Kasih takjub akan kekudusan dari hubungan seksual dalam pernikahan. Kasih mengubah kesulitan seksual ke dalam kesempatan membagikan kasih yang lebih dalam. Kasih rela menunggu sehingga kalian dapat dipuaskan bersama-sama. Apakah hubungan seksual Anda menggambarkan kasih yang sabar dan mengorbankan diri?
Konflik. Selena dan Jose mahir dalam bertengkar. Mereka tahu senjata-senjata apa yang digunakan untuk melawan satu sama lain dan mereka menggunakannya dengan baik. Ketika Anda mengasihi seseorang, Anda rela mengabaikan kelemahan, kejengkelan, dan pelanggaran kecil. Ketika Anda mengasihi seseorang, Anda rela mengampuni, melayani, menunggu, mendengarkan, mempertimbangkan, menguji diri, dan mengorbankan diri – semua hal yang menciptakan dan membangun kedamaian dalam hubungan. Jika konflik di antara Anda dan pasangan Anda tidak membuat Anda berduka, itu berarti Anda gagal untuk mengasihi. Dalam pernikahan Anda, apakah Anda membenci konflik dan apakah Anda berusaha dengan cara apa pun untuk menciptakan kedamaian?
WASPADA TERHADAP KASIH PALSU Ketika Anda berkomitmen untuk menguji kualitas kasih dalam pernikahan Anda, merupakan hal yang penting untuk menyadari bahwa 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kasih yang palsu memakai kap ini. topeng yang meyakinkan. Hubungan emosi dengan seorang Kita tinggal di dunia materi, sehing- pria atau wanita merupakan hal ga keindahan fisik merupakan salah yang menarik. Untuk menemukan satu yang kita semua pedulikan den- seseorang yang dapat berhubungan gan cara tertentu. Ketertarikan fisik dengan Anda, berbicara, dan merasa tidak salah pada dirinya ataupun nyaman dengannya merupakan hal berbahaya. Sayangnya, keterpeso- yang menyenangkan dan memuasnaan awal dari ketertarikan fisik be- kan. rusia sangat pendek. Dalam pernikahan, kaitan emosi ini Ya, hal ini menakutkan tetapi benar adalah hal yang penting. Anda tibahwa Anda tertarik kepada seseo- dak dapat memiliki hubungan jangrang karena kecantikannya. Anda ka panjang dengan seseorang yang mungkin mengkhayalkan hidup tidak memiliki emosi yang sama bersama dia sebelum Anda menge- seperti Anda. Tetapi Anda dapat nalnya dengan baik. Anda bahkan memiliki semua hal ini dan tidak mungkin membiarkan diri Anda memiliki kasih. Kebalikannya dapat berhubungan lebih intim sebelum terjadi juga. Anda dapat memiliki menikah. Anda mungkin berpikir suatu hubungan di mana hubunAnda mengasihi orang ini, tetapi gan emosi di antara pria dan wansebenarnya tidak. Yang Anda kasi- ita tidaklah alamiah dan spontan, hi adalah kecantikan fisiknya. Anda tetapi di dalamnya terbangun kasih ingin bersama dengannya bukan sejati. Kaitan emosi itu berkuasa karena Anda mengasihi dia, tetapi dan menyenangkan, tetapi hal yang karena Anda mengasihi diri Anda Anda alami ini mungkin bukan sendiri dan ingin mendekorasi hid- kasih. up Anda dengan kecantikan fisiknya. Memang, ini kedengarannya Kesatuan spiritual bahkan lebih kasar, tetapi saya pikir banyak pas- menipu. Merupakan hal yang pentangan sudah jatuh ke dalam perang- ing bahwa suami dan istri memili14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ ki kesatuan spiritual. Kesatuan ini pertama-tama didasarkan pada fakta bahwa mereka berdua didiami oleh Roh yang sama. Tetapi kesatuan ini lebih dari itu; ini merupakan kesatuan dari wawasan alkitabiah, keyakinan teologis, dan pengalaman Kristen. Semua hal ini adalah hal-hal yang baik, tetapi hal-hal ini adalah halhal yang Anda mungkin alami dengan banyak orang percaya. Tetapi harus dikatakan, ketertarikan yang sangat berkuasa dari semangat dan kesatuan spiritual mungkin bukan kasih; itu semua mungkin sebenarnya adalah cinta diri yang bertopeng kasih sejati. Budaya merupakan masalah yang besar dalam pernikahan. Anda memiliki kesukaan dan ketidaksukaan tertentu (makanan, pakaian, hiburan, dan lain sebagainya). Anda mendekati setiap hubungan yang Anda miliki dengan asumsi tertentu mengenai apa yang pantas dan yang diharapkan. Anda memiliki definisi tertentu atas ayah, saudara lelaki, saudara perempuan, teman, pekerja, tetangga, bos, dan lain sebagainya. Koleksi pakaian dan perhiasan
Anda mencerminkan enkulturasi. Sekali lagi, ketertarikan yang berkuasa dari kelanjutan budaya mungkin terasa seperti kasih, tetapi sebenarnya merupakan cinta diri yang bertopeng kasih. Mungkin Anda tertarik kepada pasangan Anda bukan karena Anda mengasihi dia, tetapi karena Anda mengasihi diri sendiri, dan Anda takjub oleh betapa besar dia setuju dengan Anda. Mungkin apa yang Anda kasihi adalah kesamaan dari asumsi budaya Anda. Lagi, apa yang terlihat seperti kasih mungkin hanyalah bentuk menarik dari kasih palsu. Ringkasan Bagian Komitmen 4, Bab 11, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~
15
e
B agaim an a m eny i k ap i o r an g yg agn o s t i k t e rhad ap Agama?|#Q and A
MAGZ
Bagaimana menyikapi orang yang Agnostik terhadap Agama? (Lanjutan) Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 4 September 2016)
A
pabila seorang agnostik yang kita hadapi cenderung pada atheisme, kita sebaiknya mengakui bahwa berbagai argumen yang biasanya dipaparkan untuk mendukung keberadaan Allah bersifat tidak mutlak benar. Artinya, kita tidak bisa membuktikan 100% bahwa Allah pasti ada. Argumen kita terbatas jika dibandingkan dengan realita yang sesungguhnya. Ada jarak
antara keduanya. Walaupun demikian, kita terus menggiring orang agnostik untuk membandingkan argumen kita bukan dengan realita, melainkan dengan argumen orang itu. Argumen melawan argumen. Bukan argumen melawan kepastian. Berilah dia kesempatan untuk menerangkan semua argumen dia satu per satu. Hargailah setiap argumen yang diberikan, lalu tunjukkanlah bahwa argumen kita lebih masuk akal. 16
e
B agaim an a m eny i k ap i o r an g yg agn o s t i k t e rhad ap Agama?|#Q and A
MAGZ
Apabila dia menganggap agama sebagai hal yang primitif dan tidak relevan, tunjukkanlah kepadanya bahwa sekarang ini sedang terjadi revolusi spiritualitas. Berbagai aliran kepercayaan mengalami kebangkitan ketertarikan terhadap hal-hal non-metarial. Situasi ini dipicu oleh kekosongan hidup akibat materialisme. Kegagalan sains dalam memberikan kepuasan holistik bagi banyak orang juga mendorong banyak orang mencari pemuasan-pemuasan yang spriritual. Ramalan Friedrich Nietsche tentang “kematian Allah” (death of God) ternyata tidak terbukti. Semakin banyak orang menyadari bahwa ada aspek-aspek non-material dalam diri manusia yang perlu ditelusuri dan disentuh. Apabila seorang agnostik merasa tersandung dengan orang-orang yang relijius, kita tidak perlu memberikan pembelaan terhadap fakta yang ia kemukakan. Banyak penganut agama yang telah berpartisipasi dalam kejahatan dan kehancuran umat manusia. Hampir setiap agama memiliki catatan kelam tersendiri.
Pada saat yang sama kita juga berusaha untuk menerangkan bahwa inti persoalan bukan terletak pada agama itu sendiri. Jumlah orang yang terbunuh di negara komunis yang tidak mempercayai Allah juga begitu besar. Kejahatan dilakukan oleh orang-orang relijius maupun yang tidak relijius. Persoalan utama terletak pada diri manusia. Ajaran yang baik dalam sebuah agama pun dapat dipersepsi dan diaplikasikan secara keliru. Dengan menunjukkan betapa bobroknya natur manusia yang berdosa, kita malah mendapatkan celah untuk memberitakan injil Yesus Kristus. Semua agama mengajarkan upaya manusia untuk berbuat baik supaya mendapatkan kelepasan, tetapi usaha ini pasti gagal. Akar persoalan justru terletak pada diri manusia itu sendiri. Jika kerusakan bersifat internal (dalam diri manusia), maka solusinya seyogyanya secara eksternal. Solusi eksternal ini tidak mungkin disediakan oleh manusia, karena manusia sendiri adalah bagian dari persoalan. Solusi paling masuk akal adalah dari Allah sendiri.
17
e
B agaim an a m eny i k ap i o r an g yg agn o s t i k t e rhad ap Agama?|#Q and A
MAGZ
Langkah berikutnya dalam menyikapi seorang agnostik adalah mengajak dia memikirkan probabilitas kebenaran dan konsekuensinya. Kita mengajak dia untuk berandai-andai jika pandangan kita benar, konsekuensi buruk apa yang akan menimpa dia. Begitu pula sebaliknya dengan pandangan dia dan konsekuensi bagi kita. Maksudnya, jika Allah ternyata benar-benar ada, apa yang menjadi konsekuensi bagi dia. Jika Allah memang tidak ada, konsekuensi apa yang akan menimpa kita. Pendekatan yang sudah pernah diperkenalkan oleh Pascal ini akan terdengar relevan dan ramah bagi seorang agnostik, karena dia berada dalam ketidakpastian (jika ia adalah seorang agnostik yang konsisten). Langkah terakhir adalah mengapresiasi kesediaan orang agnostik yang mau meluangkan waktu membicarakan hal-hal yang bagi dia terdengar tidak pasti dan kurang relevan. Hargailah keberanian orang itu untuk mempertanyakan hal-hal yang fundamental dalam hidup. Pada saat yang sama, kita juga mendorong dia untuk tidak pernah berhenti mencari kebenaran. Jika dia adalah seorang agnostik yang konsisten, ia akan terus-menerus mencarinya. Soli Deo Gloria.
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 4 September2016)
B. Tidak dapat ditolak
Yang dimaksudkan dengan tidak dapat ditolak (irresistible) ialah bila Allah telah memilih orang-orang untuk diselamatkan dan bila Ia memberikan Roh Kudus untuk mengubah mereka dari orang-orang yang penuh kebencian menjadi orangorang yang penuh kasih, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahan-Nya. Ia tidak dapat ditolak oleh siapapun. Ia menggenapi apa yang telah direncanakan-Nya.
Tetapi jangan sampai salah mengerti mengenai istilah tidak dapat ditolak. Mungkin ada yang mengartikannya dengan pengertian membuat seseorang melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dilakukannya. Longsoran salju dapat jatuh dari sebuah gunung tinggi dengan kekuatan yang tak tertahankan, menyapu seorang penduduk desa kedalam kematian, diluar keinginan penduduk desa itu. Seorang komunis dapat memaksa seorang pengkhotbah turun dari mimbar dan memasukkannya kedalam penjaratanpa bisa 19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ dicegah oleh pengkhotbah itu. Seorang laki-laki yang kuat dapat menculik seorang anak berusia tiga tahun dan penculikan itu tidak dapat dicegah oleh anak kecil itu.
agar ia secara pasti diubah dari jahat menjadi baik. Ini berarti bahwa Roh Kudus pasti – tanpa tambahan dan, atau, tetapi – membuat setiap orang, yang telah dipilih Allah sejak kekekalan dan yang baginya Kristus telah mati, menjadi percaya kepada Pengertian diatas adalah penger- Yesus. tian yang keliru dari sejumlah orang mengenai anugerah yang tidak dapat Allah selalu melakukannya bagi maditolak. Mereka menganggap Allah nusia dengan cara yang disukai mamemaksa orang-orang melakukan nusia. Seperti yang telah kita bicaraapa yang tidak ingin mereka laku- kan sebelumnya, manusia itu selalu kan. Allah menarik mereka – meski- bebas. Ia melakukan apa yang ingin pun mereka meronta-ronta dan be- ia lakukan. Ini tidak berarti bahwa rusaha melepaskan diri – supaya manusia mempunyai kehendak bemereka masuk sorga, meskipun itu bas – yaitu kemampuan yang sama melawan kehendak mereka. Alalah baiknya untuk memilih antara yang memaksa, menekan, dan melanggar baik dan yang buruk. Manusia tikehendak manusia. dak mempunyai kebebasan untuk memilih seperti ini. Karena manuTetapi ini bukan maksud dari istilah sia membenci Allah dan mencintidak dapat ditolak didalam penga- tai dosa, dan dengan kehendaknya jaran anugerah yang tidak dapat di- sendiri ia secara bebas berbuat dosa tolak. Dan bila istilah menimbulkan tanpa dipaksa oleh pihak lain dari kesalahpahaman, kita dapat memi- luar. Manusia tidak pernah dapat liki kata yang lain. Contonya, efektif, memilih yang baik, Allah, dan Krisatau efektual, atau tak pernah gagal tus, karena manusia diperbudak atau pasti. Arti dari anugerah yang oleh Iblis dan keinginannya senditidak dapat ditolak ialah bahwa Al- ri yang penuh dosa. Manusia tidak lah memberikan Roh Kudus untuk memiliki kebebasan yang sebenarnbekerja didalam hidup seseorang ya. Bersambung……… 20
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
TAMAN EDEN (Kejadian 2:8)
I
stilah “Taman Eden” merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi banyak orang. Kepopuleran nama ini bukan berarti keberadaannya sudah sangat jelas. Banyak orang tetap memiliki rasa ingin tahu yang besar berkenaan dengan Taman Eden. Kita sering bertanya atau mendengar orang lain bertanya apakah taman ini hanya sekedar mitos atau benar-benar pernah ada di bumi? Seandainya memang pernah ada di bumi, di manakah posisi taman itu dahulu? Mengapa taman itu sekarang tidak lagi ditemukan? Apa yang terjadi dengan taman itu? Apa-
kah taman ini identik dengan istilah “Firdaus”? Kita mungkin masih bisa memperpanjang deretan pertanyaan lain seputar Taman Eden. Sayangnya, data Alkitab tentang taman ini sangat terbatas dan kita perlu belajar untuk merasa puas dengan apa yang disediakan Alkitab. Kata “Eden” yang merujuk pada tanah atau taman muncul 13 kali dalam Perjanjian Lama. Kitab Kejadian sendiri menggunakan kata “Eden” sebanyak enam kali (Kej 2:8, 10, 15; 3:23-24; 4:16). Pemunculan yang lain han21
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
ya memberikan gambaran umum tentang Taman Eden sebagai sebuah tempat yang sangat menyenangkan, subur, selalu dialiri air dan ditumbuhi berbagai pepohonan (Yes 51:3; Yeh. 31:9, 16, 18; 36:35). Taman ini sering diidentikkan dengan “taman Tuhan” (Gen 13:10; Yes. 51:3) atau “taman Allah” (Yeh. 28:13; 31:9). Penggunaan istilah “Eden” sebagai sebuah tempat yang menyenangkan sangat mungkin berhubungan dengan istilah yang sama dalam bahasa Ibrani untuk kata “kesenangan” atau “kemewahan” (dalam bahasa Ibrani, kata eden bisa berarti “kesenangan” atau “kemewahan”, band. 2 Sam 1:24; Yer 51:34, Maz. 36:9).
penjelasan tentang lokasi taman ini: sungai-sungai yang mengalir dari taman itu disebutkan dengan nama dan ciri khas mereka masing-masing (Kej 2:10-14). Penambahan detil ini jelas mengindikasikan posisi yang konkret dari Taman Eden, apalagi dua sungai yang disebutkan memang benar-benar ada di bumi (Efrat dan Tigris, Kej 2:14). Satu hal lain lagi yang turut mendukung keberadaan nyata Taman Eden adalah kisah penghukuman Kain di Kejadian 4:1-16. Ayat 16 menjelaskan bahwa Kain pergi dan menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. Karena tanah Nod jelas merujuk pada suatu tempat yang konkret (fisik), maka tanah Eden juga pasti merupakan sesuatu yang riil.
Taman Eden: apakah hanya seSelain alasan di atas, satu hal yang buah mitos? Apakah keberadaan Taman Eden hanya sebuah mitos atau simbol saja? Untuk pertanyaan ini kita harus menjawab dengan tegas: “tidak!”. Dari cara Musa memaparkan taman ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ini sungguh-sungguh pernah ada di bumi. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah
tidak boleh kita abaikan adalah efek nyata dari peristiwa yang terjadi di Taman Eden. Ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dengan memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, pelanggaran ini berdampak besar bagi semua umat manusia. Semua orang turut berdosa di dalam Adam dan mewarisi dosanya (Roma 5:12-21). 22
e
Tam an E den | #D OYO U K N OW
MAGZ
Seandainya taman ini hanyalah sebuah mitos, maka peristiwa di dalamnya juga sebuah mitos. Sulit dipahami mengapa sebuah mitos bisa memiliki dampak nyata yang sedemikian besar. Paulus juga beberapa kali mengutip peristiwa kejatuhan ke dalam dosa ini sebagai suatu peristiwa historis (2Kor 11:3 “sama seperti Hawa yang diperdayakan oleh ular yang licik itu” dan 1Tim 2:13-14 “lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itu yang tergoda”). Jelas, keberadaan Taman Eden merupakan sesuatu yang konkret dan nyata, sama seperti dampak dari peristiwa kejatuhan yang begitu nyata. Bersambung……... NK_P
23
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI (Lanjutan tgl 4 September 2016)
KONVERSI DAN BUDAYA
K
eempat, saya sampai pada relasi konversi dan budaya manusia. Sebagian orang berpikir dan berbicara tentang konversi seolah-olah konversi tidak menimbulkan suatu pergolakan besar dan perubahan kecil, bahkan mungkin tidak sama sekali dalam gaya hidup sang petobat. Sebagian orang lagi berharap
terjadinya perubahan langsung yang lengkap, di mana sang petobat langsung bersih dari semua kontaminasi budaya masa lalunya. Namun konversi bukanlah penolakan langsung terhadap semua budaya yang kita warisi. Benar, konversi memang melibatkan pertobatan dan pertobatan adalah penolakan terhadap sesuatu. Namun ini tidak mengharuskan sang petobat untuk langsung keluar dari budayanya yang lama ke dalam sub-budaya 24
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
Kristen yang sama sekali berbeda. Terkadang kita bahkan mengharapkan seorang petobat baru keluar dari dunia nyata!
Baik di dunia Barat maupun Timur, sangat penting bagi kita untuk belajar membedakan antara Kitab Suci dan budaya. Di antara semua yang ada di dalam budaya, yang pada intinya hal yang jahat harus ditinggalkan demi Kristus. Dan semua yang baik atau netral, perlu dipertahankan bahkan ditransformasi dan diperkaya. Di dunia Barat, menurut penulis buku God’s lively People, Jemaat kami menuntut dari semua anggota baru, bukan sekedar konversi tetapi juga perubahan dalam budaya. Anggota baru harus meninggalkan sebagian perilaku masa kininya dan menerima pola lama yang umum di antara sebagian besar jemaat. Orang Kristen baru perlu belajar Bahasa mimbar. Dia harus memiliki beberapa pandangan politik yang konservatif. Dia harus berpakaian sedikit kuno…. Singkatnya, dia harus melangkah mundur dua generasi dan menjalani apa yang kita sebut sebagai penyunatan budaya yang menyakitkan. Mirip dengan itu, Bishop David Sheppard menulis, bahwa “hanya sedikit orang yang mampu seobyektif seperti pelayan toko, yang berkata bahwa gereja-gereja mengharuskan Anda melakukan kursus kilat di tengah kelas prilaku, dari pada belajar menjadi dewasa secara Kristen.” Demikian juga dengan Dunia Ketiga dan di manapun agama non-Kristen mendominasi budaya suatu bangsa, orang-orang Kristen memerlukan hikmat yang besar untuk membedakan antara apa yang bisa dipertahankan dan apa yang harus ditolak. Di dalam banyak kasus para petobat baru, mengadopsi sikap yang memandang terlalu negatif terhadap budaya lama mereka. Ini bisa membawa beberapa konsekuensi. Orang-orang Kristen yang sepenunya memutuskan diri dari masyarakat tempat mereka dibesarkan akan menemukan diri mereka tanpa akar dan resah, bahkan dengan melenyapkan batasan yang umum dipakai – merosot ke dalam kebebasan moral. Bahkan mereka bisa mengembangkan “komunalisme” 25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
Kristen yang memberi mereka kesamaan yang baru di dalamnya mereka hidupi, tetapi memutuskan relasi dari teman-teman dan saudara-saudara mereka yang dulu, bahkan bisa membangkitkan pertentangan. Ketika orang-orang Kristen di pandang sebagai orang-orang yang merendahkan ikatan tradisional dari masyarakat, mereka dianggap sebagai orang-orang fanatic yang berbahaya dan mendorong suatu permusuhan yang sangat tajam. Bersambung.......
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 12 September 2016 HAK ALLAH (Bacaan: Keluaran 20 : 13)
Ada seorang pendeta dan istrinya yang sangat, sangat miskin. Mereka mempunyai 14 anak. Sekarang mereka mengetahui bahwa sang istri sedang mengandung anak mereka ke 15. Mereka hidup dalam kemiskinan yang amat sangat. Mengingat kemiskinan dan ledakan penduduk dunia, apakah anda menganjurkan dia untuk aborsi? Ketahuilah jika anda menganjurkan aborsi pada kasus ini berarti anda baru saja membunuh John Wesley, seorang penginjil besar pada abad ke 19. Seorang ayah sakit sniffles, sang ibu kena TBC. Mereka punya 4 anak, pertama buta, kedua meninggal, ketiga tuli, keempat kena TBC. Sang ibu mengandung lagi, apakah anda menganjurkan aborsi? Jika anda menganjurkan aborsi pada kasus ini berarti anda baru saja membunuh Beethoven, seorang komposer lagu-lagu rohani ternama didunia. Pemikiran yang muncul ketika menghadapi masa-masa sulit tersebut menunjukan bahwa betapa manusia cenderung memandang hukum Allah dengan cara yang salah. Perintah Allah “ Jangan membunuh ” menyadarkan kita, betapa berharga hidup atau nyawa manusia itu. Hidup itu kudus, anugerah Allah. Allah adalah sumber dan pemberi hidup manusia. Maka hak atas hidup manusia adalah Allah sendiri. Tidak sulit bagi kebanyakan orang untuk menentukan ketidaksetujuannya untuk pembunuhan dengan sengaja. Namun bagaimana dengan contoh-contoh di atas? Kiranya dalam keadaan sesulit apapun kitaakan menghormati hak Allah untuk memberi dan mengambil nyawa manusia. 27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 13 September 2016 KUASAILAH HATI (Bacaan: Matius 5:21-26)
Sebuah surat kabar melaporkan sebuah kekerasan tragis yang terjadi di Amerika Selatan. Seorang pria telah membunuh sahabatnya ketika mereka sedang berdebat mengenai perbedaan pandangan politik mereka. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, ia menjawab dengan kata-kata yang menakutkan ini: “Kami memulai diskusi dengan damai, hingga kemudian kami berdebat. Karena kehabisan kata-kata, saya membunuhnya.” Yesus memberikan peringatan yang penting. Orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Rupanya hati yang dikuasai amarah sungguh buruk. Semuanya dimulai dari hati. Apapun bentuk perilaku kita ditentukan oleh hati. Kata “Kafir” berasal dari kata “raca” yang berarti bodoh atau “otak udang.” sedangkan “jahil” berasal dari kata “more” yang berarti karakter yang sangat buruk. Kata ini dipakai untuk merendahkan orang lain sebagai contoh, Kamu tidak punya otak, atau karaktermu seperti binatang, dan sebagainya. Dengan kata-kata saja, seseorang bisa melukai perasaan orang lain. Pembunuhan tidak selalu dilakukan secara fisik, seperti menusuk, membunuh dan menembak, ia bisa juga berupa pembunuhan karakter melalui kata-kata. Pembunuhan ini bisa mengakibatkan penderitaan yang lebih lama. Kata-kata yang kasar bisanya tersimpan dalam memori manusia dan menimbulkan luka yang tidak mudah sembuh. Kuasailah hatimu. Jagalah hatimu dengan kewaspadaan. Hati yang tidak dijaga akan melahirkan berbagai bentuk pembunuhan. Jangan pernah berhenti berbuat baik karena itulah yang Tuhan inginkan dari kita. Berikanlah yang terbaik dari apa yang kita miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, jangan pernah berhenti berbuat baik. 28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 14 September 2016 JANGANLAH KAMU BERBUAT DOSA (Bacaan: Efesus 4:26)
Ada kisah tentang seorang anak laki-laki, ayah dan ibunya sering bertengkar di hadapan anak mereka lalu mereka memutuskan untuk bercerai. Ibu anak ini menikah lagi dengan orang lain. Dalam keluarga yang baru ini, anak ini sering melihat ibunya disiksa oleh ayah tirinya. Kejadian ini membuat dia sangat marah terhadap ayah tirinya itu. Ketika ia beranjak dewasa, anak laki-laki ini masuk sekolah jurusan seni. Gurunya pun yang berasal dari suku yang sama dengan ayah tirinya -mengejek dia dengan berkata bahwa ia tidak masuk hitungan. Ia memendam kemarahan terhadap suku ayah tirinya. Kemarahannya mendorong dirinya untuk belajar menjadi orang yang hebat. Setelah ia menjadi orang yang hebat, ia membalas semua perbuatan ayah tirinya dan gurunya. Ia membunuh dengan sadis suku tersebut sebagai ungkapan kemarahannya. Ia membunuh 6 juta orang dari suku itu. Anda mau tahu siapa anak laki-laki ini? Dia adalah Adolf Hitler! Paulus mengingatkan jemaat di Efesus agar jangan memendam kemarahan mereka. Paulus berkata apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Efesus 4:26). Kemarahan tidak boleh dipendam sampai matahari terbenam. Kemarahan harus segera dibereskan sebelum matahari terbenam. Memendam kemarahan ataupun melampiaskannya sama sama bukanlah cara untuk menyelesaikan kemarahan. Satu-satunya solusinya adalah kuasai kemarahanmu dan selesaikan penyebab amarahmu. Bagaimana dengan saudara? apakah saudara sudah mampu menguasai kemarahanmu? 29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 15 September 2016 TANDA (Bacaan: 1Yohanes 3:11-18)
Sadhu Sundar Singh dalam perjalanannya menginjil ke daerah-daerah, ia menghadapi badai salju yang begitu hebat. Ia menemui seorang yang tergeletak dengan badan kaku kedinginan, tetapi masih hidup. Sadhu Sundar Singh memanggul orang itu di bahunya dan terus berjalan menuju kampung seberang. Orang lain yang tidak menolong berpikir mereka akan mati juga kalau harus memanggul orang itu karena perjalanan menjadi lebih lama, Tetapi ternyata tidak, karena memanggul orang itu Sadhu Sundar Singh seperti berolahraga dan membuat tubuhnya panas, panas itu juga yang dirasakan orang itu sehingga ia juga hidup. Orang yang tidak mau menolong itu didapati telah tergeletak kaku di perjalanannya. Kasih adalah suatu tanda bahwa saudara telah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup. Saudara mengasihi orang lain, bukan karena mereka dapat melakukan sesuatu yang istimewa untuk saudara, namun saudara mengasihi mereka hanya demi kepentingan mereka sendiri. Itu adalah tanda nyata bahwa saudara adalah orang Kristen sejati. Apakah Saudara adalah seorang pengikut Kristus? Jika kita mengaku bahwa diri kita adalah seorang pengikut Kristus tapi dalam kenyataannya kita tidak memiliki kasih, maka kekristenanMu adalah palsu.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 16 September 2016 LIDAH YANG DIKENDALIKAN (Bacaan: Yakobus 3:9-10)
Ada banyak kesulitan yang terjadi karena lidah-lidah yang tidak terkendali. Itu sebabnya kita harus bisa mengendalikan lidah kita dan kata-kata yang kita ucapkan. Hubungan dengan sesama akan lebih baik jika kita dapat mengendalikan lidah kita. Lidah yang tidak dikendalikan akan menyakiti dan akan membuat orang lain sengsara. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa lidah bagaikan binatang buas yang sulit untuk dijinakkan. Yakobus dengan jelas mengatakan, betapa banyak kesusahan yang dapat dibuat oleh lidah kita terhadap orang-orang lain. Pernahkah kita mengatakan hal-hal yang jahat dan tidak baik kepada orang lain sehingga menyakiti hatinya? Pernahkah kita tidak dapat mengendalikan amarah dan mengatakan apa saja yang ada dalam pikiran kita? Ada banyak cara lagi untuk melukai hati orang dengan kata-kata yang tidak benar atau tidak baik, walaupun kita tahu itu seharusnya tidak boleh diucapkan. Lidah itu seperti api yang jika tidak dikendalikan dapat membakar hutan. Hanya Roh Kudus sajalah yang dapat mengontrol lidah kita dan menahan kita dari berkata-kata yang tidak baik. Ingatlah, saat kita dicobai untuk memakai lidah untuk hal yang merusak, kita harus segera memohon Roh Kudus itu memelihara hati dan juga lidah kita dari yang jahat.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 17 September 2016 KENAL TUHAN ITU PENTING (Bacaan: 1 Samuel 2:3)
Pada suatu pesta seorang wanita berjalan dengan congkanya sambil memamerkan mantel indahnya yang terbuat dari wool, bulu domba. Ia merasa lebih dari orang-orang yang lain karena mantel yang dipakainya memang harganya sangat mahal dan indah. Ia menjadi orang yang sombong. Hal yang sama dilakukan Penina terhadap Hana karena ia memiliki anak dan Hana tidak, sehingga dia merasa punya kelebihan. Kelebihannya membuat dia sombong dan memandang rendah orang lain. Masa-masa sulit ini membuat Hana bergumul bersama Tuhan. Di dalam Doa Hana di ayat 1-3 terlihat bagaimana Hana mengenal Tuhannya sebagai yang Mahakudus, Sang Pelindung, Allah yang Mahatahu. Dalam ayat yang ke-3, Hana menyatakan supaya jangan sombong dan jangan menghina, karena Allah Mahatahu. Pengenalan terhadap pribadi Allah membuat kehidupan Hana berubah. Konsepnya tentang Allah betul-betul mempengaruhi sikap dan perilakunya. Kita perlu mengenal siapa Allah kita. Pengenalan Allah yang baik akan mempengaruhi sikap kita kepada orang lain. Orang yang sombong dengan kelebihannya menunjukan pengenalan Allah yang rendah. Semain orang mengenal Allahnya, semakin ia menyadari bahwa semua yang ada dalam dirinya adalah anugerah Allah yang tidak perlu disombongkan.
32
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Senin, 12 September 2016 23.00 Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR : Formasi Spiritual 2 Selasa, 13 September 2016 18.30 Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M HUT: Sdr. Efraim (Bavarian) Rabu, 14 September 2016 19.00 Latihan Musik KU 3 HUT: Bp. Go Kiam Hwa (Budi SG) HUT: Bp. Eliezer Tri Sebastian HUT: Ibu Rocelyn Vilexitas Prailly Kamis, 15 September 06.00 Doa Pagi 2016 19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Ibu Diana Rante Sambo Karaeng HUT: Ibu Khoe (Haimi Suryani) Sabtu, 17 September 2016 06.00 Doa Pemuridan 18.30 Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. 22.00 Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Sih Lipurno
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 11 September 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00)
(Pk. 09.30)
Ja n g a n M e m b u n u h ( M a t i u s 5 : 2 1 - 2 6 )
Tema Pengkhotbah
Ev. Dodik
Liturgos
Sdr, Daniel
Ev. Heri Kristanto
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Andreas W
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Ibu Natalia
Sdri. Maria
Sdr. Ishak Sdr. Willy Ev. Dodik
Sdr. James
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia
Sdr. Andy
Pelayan Musik
Kak Theo Sdr. Evan Ev. Heri
Pelayan LCD
Sdr. Daniel
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdr. Randy
Sdri. Wella
Sdr.i Marlin
Sdr. Andreas Sdri. Dewi
Ibu Wilis Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori
Ibu Nunuk Ibu Yuli Ibu Handayani Ibu Eriana
Sdr. Budi S Bp. Suyono Bp. Andreas K Ibu Rini
Sdr. Joy Sdri. Lovie
Sdr. Eka Sdri. Lina
Ibu Natalia
Sdri. Maria
Penyambut Jemaat
Bp. Eliazar Sdr. Michael
Doa Syafaat Doa Persembahan
Sdri. Michelle E
Ibu Carla
Petugas Minggu Ini
Ev. Dodik
Singer
Bp. Stevi Sdri. Risty
Bp. Budi SG
Ev. Heri Kristanto
Sdr. Joy
Sdri. Lina
Bp. Stevi Sdri. Henny
Sdri. Kezia Sdri. Clara
Sdri. Christine Sdri. Lina
Sdr. Fredy Sdri. Febe
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 18 September 2016 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
(07.00)
(Pk. 09.30)
Ja n g a n B e r z i n a h ( M a t 5 : 2 7 - 3 0 )
Tema Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Sdri. Fancy
Pelayan Musik
Ev. Heri Kristanto
Pelayan LCD
Sdr. Sebastian
Ev. Yohanes Dodik Iswanto Ibu Debby
Sdr. Andy
Bp. Willy TW
Sdr. Lutfi
Bp. Santoso Bp. Imbo Sdri. DebPenyambut orah Ibu Suyatmi Jemaat Sdr. Calvin Sdri. Dessy A
Sdri. Helen Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Yoga Sdr. Haris Sdr. Willy
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Bp. Lipurno Ibu Hariati Ibu Wiwin Bp. Budiono
Sdr. Budi S Bp. Suyono Sdr. Ishak Sdri. Natalia
Sdri. Michelle B
Bp. Santoso
Ibu Hariati
Petugas Minggu Ini
Ibu Herlin
Bp. Hendri T
Singer
Sdri. Glory Sdr. Joseph
Sdr. Ian Sdri. Jacintha
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Toni Sdr. Hizkia
Sdr.i Marlin
Sdr. Andi Sdri. Eunice
Sdr. Mito Sdri. Eka
Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Ev. Heri Kristanto
Sdri. Eunice
Sdr. Mito
Sdri. Risty Sdri. Lia
Sdri. Nora Bp. Erwin
Sdr. Esau Sdri. Virgin
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
SEKOLAH MINGGU
MAGZ
11 September 2016
18 September 2016
Liturgis
Kak Venna
Kak Kezia
Pelayan Musik
Kak Tika
Kak Tika
Doa Pra/Pasca SM
Kak Mey
Kak Debby
Tema
Perjalanan Misi Pertama Paulus
Perjalanan Misi Kedua Paulus
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Venna
Nazareth
Kak Debby
Kak Dessy
Betlehem
Kak Kezia
Kak Fenny
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 10 September 2016
Sabtu, 17 September 2016
Tema
Mengenal Diri
Apa yang salah dengan aku?
Pengkhotbah
Pdt. Novida Lassa
Pdt. Novida Lassa
Litrugos
Sdri. Glory
Sdri. Marlin
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Marlin
Sdr. Nies
Penyambut Jemaat
Sdr. Anel Sdr. Demsak
Sdri. Angel Sdri. Putri
Petugas Doa
Sdri. Christine
Sdri. Wati
Singer
Sdri. Yance Sdri. Clara
Sdr. Fred Sdri. Risty
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
36
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 4 Sept 2016
28 orang
Umum 2
Minggu, 4 Sept 2016
115 orang
Umum 3
Minggu, 4 Sept 2016
65 orang
Remaja
Minggu, 4 Sept 2016
-
Pemuda
Minggu, 4 Sept 2016
30 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 4 Sept 2016
18 orang
SM : -
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 4 Sept 2016
74 orang
SM : -
POS Batam
Minggu, 4 Sept 2016
16 orang
SM: 63 orang Remaja: 38 orang
SM: 28 orang
37