G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah
Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
UCAPAN BAHAGIA BAGIAN 1
(Matius 5:3-5) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
alah satu ajaran Tuhan Yesus yang terpopuler selain Doa Bapa Kami (Mat 6:9-13) adalah Ucapan Bahagia (Mat 5:3-10). Bagian ini mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam kerajaan Allah. Jika dibandingkan dengan norma-norma masyarakat pada waktu itu, Ucapan Bahagia terlihat begitu berbeda. Apa yang dipuji dalam bagian ini seringkali justru direndahkan dalam tatanan dunia. Bahkan tatkala keduanya membicarakan topik yang sama, konsep di dalamnya tetap berlainan. Tidak sulit untuk menemukan kesan paradoks yang kental dalam Ucapan Bahagia.
Sebelum menguraikan masing-masing ucapan secara lebih detil, ada beberapa hal pengantar yang perlu untuk diketahui terlebih dahulu. Pertama, jumlah ucapan adalah delapan (ayat 3-10). Ayat 11-12 hanya penjelasan terhadap ayat 10. Struktur kalimat di dua ayat ini juga berbeda dengan ayat 3-10. Kata ganti yang digunakan adalah orang kedua (“kamu”), sedangkan ayat 3-10 memakai orang ketiga (“mereka”). Tidak ada janji atau konsekuensi di bagian terakhir ayat 11-12, padahal ayat 3-10 secara konsisten menulis “karena mereka akan…..” 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Kedua, istilah “bahagia” (ma- nya.
karios) lebih mengarah pada “perasaan bahagia yang didasarkan pada sebuah fakta rohani yang baik.” Terjemahan “berbahagialah” bisa menimbulkan kesan yang subjektif dan tidak stabil. Perasaan orang sering berubah-ubah. Terjemahan “diberkatilah” terkesan kurang menekankan aspek subjektivitas yang ada. Makarios adalah titik temu antara perasaan berbahagia (psikologis) dan fakta rohani yang baik (theologis). Kita berbahagia karena kita menyadari keadaan rohani kita di hadapan Allah.
Ketiga, bagian kedua dari setiap ucapan (“karena mereka akan…”) lebih merupakan sebuah konsekuensi daripada upah, janji, atau alasan. Nilai-nilai kerajaan Allah di bagian awal Ucapan Bahagia akan membawa pada situasi di bagian terakhir. Kita akan menikmati semua di bagian akhir setiap ucapan bukan karena usaha kita. Apa yang kita nikmati tersebut juga bukan alasan mengapa kita perlu menunjukkan sikap miskin di hadapan Allah, berdukacita, bermurah hati, dan sebagainya. Apa yang akan kita nikmati juga bukan sekadar janji. Semua itu adalah konsekuensi tak terelakkan. Orang yang sudah hidup dalam kerajaan Allah pasti akan memperlihatkan nilai-nilai kerajaan dan pasti akan menikmati hasil-
Orang yang miskin di hadapan Allah (ayat 3) Orang-orang miskin (hoi ptōchoi) sering disebut dalam Alkitab. Kata ptōchos kadangkala dibedakan dari penēs. Yang terakhir berarti “tidak memiliki kemewahan” (hidup sangat sederhana), yang pertama berarti “tidak memiliki apaapa sama sekali.” Seorang ptōchos hanya mengandalkan pemberian orang lain untuk bertahan hidup. Demikian pula dengan orang yang miskin secara rohani. Orang yang miskin di hadapan Allah menyadari bahwa ia tidak akan dapat hidup dengan kekuatannya sendiri. Ia menggantungkan hidup sepenuhnya pada Allah. Orangorang seperti inilah yang dicari oleh Allah. Dalam Yesaya 66:2b TUHAN bersabda: “Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas (KJV/ASV “poor”) dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.” Mazmur 34:7 “Orang yang tertindas ini (lit. “yang miskin ini”) berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.”
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Beberapa theolog mencoba kata lain, ucapan bahagia ini dapat ber-
memahami miskin di sini secara hurufiah dan absolut. Maksudnya, ucapan ini berlaku untuk semua orang yang miskin secara ekonomi tanpa terkecuali. Orang-orang Kristen ditantang untuk menghadirkan kebahagiaan kerajaan surga bagi mereka.
Kita perlu berhati-hati dengan usulan ini. Walaupun mengentaskan kemiskinan juga menjadi tugas setiap orang Kristen, yang ditekankan di ayat 3 adalah sikap seperti orang miskin. Pada dirinya sendiri kemiskinan belum tentu baik. Ada orang miskin tetapi sombong. Atau, orang miskin tetapi melakukan kejahatan untuk mengatasi kemiskinannya. Kemiskinan baru menjadi baik apabila disertai dengan sikap yang tak berdaya di hadapan Allah. Dengan
laku pada siapapun (baik kaya maupun miskin), selama orang itu menunjukkan persandaran yang total pada Allah. Konsekuensi yang akan dinikmati oleh mereka yang miskin di hadapan Allah adalah “merekalah yang empunya kerajaan surga.” Fakta bahwa “memiliki kerajaan surga” muncul di bagian paling awal (ayat 3) dan akhir (ayat 10) menyiratkan betapa pentingnya konsekuensi ini. Ini memayungi semua yang ada di tengah-tengahnya. Maksudnya, apapun yang akan dinikmati di ayat 4-9, semua itu harus dipahami dalam konteks kepemilikan kerajaan surga. Istilah “kerajaan surga” tidak perlu dibatasi pada kerajaan di kekekalan. Dalam Injil Matius, istilah “kerajaan surga” seringkali sinonim dengan “kerajaan Allah.” Tidak seperti penulis lain yang menggunakan “kerajaan Allah,” Matius lebih memilih “kerajaan surga.” Jadi, kerajaan surga adalah kerajaan Allah. Mempunyai kerajaan Allah berarti menikmati semua berkat di dalamnya, baik sekarang maupun di kekekalan kekal. Melalui pelayanan Mesias, kabar baik diberitakan pada mereka yang miskin (11:4-5; bdk. Yes 61:1). Segala sesuatu yang baik yang menjadi karakteristik kerajaan Allah akan menjadi 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ milik mereka yang bersandar Mereka yang sedang berkabung di Ye-
total pada Allah. Jadi, mereka yang menyadari dirinya tidak memiliki apa-apa sebenarnya adalah mereka yang mempunyai segala-galanya.
saya 61:1-3 adalah bangsa Yehuda yang sedang merenungkan pembuangan ke Babel. Ketidaktaatan mereka terhadap Hukum Taurat membuat mereka dibuang oleh TUHAN dari tanah perjanjian. Mereka dalam keadaan keadaan Orang yang berdukacita (ayat sengsara, remuk hati, tertawan dan terkurung akibat dosa-dosa mereka. Itu4) lah kedukaan mereka, berduka kareSekilas ungkapan “berbahagialah orang na dosa. Kedukaan yang berhubungan yang berdukacita” tampak kontradiktif. dengan pertobatan dari dosa. Bagaimana seorang yang berdukacita dapat berbahagia? Tuhan Yesus jelas ti- Paulus pernah menyinggung tentang dak sedang membicarakan segala jenis kedukaan semacam ini. Tegurannya dukacita. Ia tidak sedang memikirkan yang keras terhadap jemaat Korintus perasaan susah akibat kehilangan ses- membuat mereka bersusah hati. Namun, kesusahan itu justru menjadi jemuatu atau seseorang yang dicintai. batan pertobatan (2 Kor 7:8-11). BerkaDukacita yang dimaksud dalam uca- li-kali dalam teks ini Paulus menyebut pan bahagia ini berkaitan dengan ker- dukacita ini “menurut kehendak Allah.” ajaan Allah dan kedatangan Yesus sebagai Mesias. Jika orang miskin di ayat 3 bersumber dari nubuat mesianis di Yesaya 61:1, maka orang yang berdukacita di ayat 4 ini juga harus dihubungkan dengan teks mesianis itu. Yesaya 61:2-3 menjelaskan bahwa Mesias akan datang untuk menghibur semua orang yang berkabung dan menggantikan semua tanda kedukaan dengan sukacita yang melimpah.
Bukan hanya dosa kita sendiri yang perlu ditangisi. Kita juga sepatutnya meratapi begitu banyak dosa lain dalam dunia. Begitu banyak orang yang melakukan dan membanggakan dosa mereka. Bahkan mereka memandang dosa sebagai kenikmatan. Sama seperti Lot, kita seharusnya “terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja” (2 Pet 2:7). Pemazmur dengan sedih berkata: “Air mataku berlinang seperti 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ aliran air, karena orang tidak Orang yang lemah-lembut (ayat berpegang pada Taurat-Mu” 5) (Mzm 119:136).
Siapa saja yang berdukacita seperti ini, entah karena dosanya sendiri atau dosa-dosa orang lain, ia akan dihibur. Bentuk kata kerja pasif yang tidak disertai subjek eksplisit ini mengarah pada Allah sebagai subjek. Ini biasanya disebut pasif ilahi (divine passive). Allah akan memberikan penghiburan. Sesuai dengan konteksnya, penghiburan ini berhubungan dengan perluasan kerajaan Allah. Seperti biji sesawi yang bertumbuh menjadi tanaman yang besar dan ragi yang mengkhamirkan seluruh adonan, demikianlah kerajaan Allah akan terus melebar di muka bumi (13:31-33). Itulah pengharapan mesianis yang dinubuatkan oleh para nabi. Habakuk bernubuat: “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut” (Hab 2:14). Senada dengan itu, Yesaya juga berkata: “Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya” (Yes 11:9).
Ungkapan “lemah-lembut” dalam Bahasa Indonesia dapat menimbulkan kesan yang keliru, seolah-olah hal ini berhubungan dengan kelemahan. Orang yang lemah-lembut seringkali dipahami sebagai orang dengan karakter yang lemah, tidak mempunyai kekuatan, atau tukang kompromi yang penakut. Semua ini tidak cocok dengan kata hoi praeis di ayat ini. Tuhan Yesus menyebut diri-Nya sebagai seorang yang praus (11:29). Pada waktu Ia memasuki Yerusalem sebagai Raja dengan menunggangi keledai, penulis Injil Matius me,andang itu sebagai penggenapan sebuah nubuat dari kitab suci: “Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut (praus) dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ muda” (21:5; Zak 9:9). Jadi, kelemahlembutan tidak identik dengan kelemahan.
Penekanan pada istilah “lemah-lembut” terletak pada sikap orang itu, bukan pada apa yang ia miliki. Tidak peduli apakah orang itu lemah atau kuat, yang disorot adalah sikapnya. Orang yang memilih untuk berserah kepada Allah daripada mengandalkan kekuatan sendiri tergolong lemah-lembut. Orang yang tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain juga layak dikategorikan sebagai orang yang lemah-lembut. Pada dasarnya orang yang lemah-lembut adalah orang yang kuat untuk mengendalikan kekuatannya. Ia tidak diperbudak oleh kekuatannya. Dalam kaitan dengan mereka yang tidak memiliki kekuatan apapun, kelemah-lembutan berarti kesediaan yang tulus untuk menantikan pertolongan Tuhan. Tidak mengomel dan mengumpat di tempat sunyi, tidak mengutuk maupun menyimpan kepahitan di dalam hati. Hanya berserah saja. Ada konsekuensi manis bagi yang lemah-lembut. Mereka akan mewarisi bumi (ayat 5b). Ini merupakan kutipan dari Mazmur 37:11: “Tetapi orang-orang yang rendah hati (lit. “lemah-lembut”) akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.” Terlepas dari apakah ayat ini dipahami secara hurufiah atau figuratif, inti poin yang ingin disampaikan adalah pembalikan keadaan. Orang yang lemah-lembut sekarang mungkin terlihat lemah. Orang yang mengalah sekarang mungkin dianggap kalah. Namun, di kemudian hari, dalam kerajaan Allah yang semakin luas dan pasti, orang-orang yang lemah-lembut dan mengalah ini yang justru akan mendapatkan tempat terhormat. Soli Deo Gloria.
8
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk pengembangan pelayanan di sorong.
• Bersyukur untuk perkembangan proses pembangunan hingga sekarang. • Doakan untuk ijin radio di Sorong yang masih dalam proses. • Doakan untuk persiapan keberangkatanan misionari pada bulan September.
2. Doakan untuk HUT Exodus ke-24 pada tanggal 14 Agustus (Ada perubahan tanggal, sebelumnya tgl 7) Pk. 17.00 Di Nginden. • Doakan untuk semua persiapan panitia. • Doakan untuk kesiapan pembicara, yaitu Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M • Doakan agar ibadah syukur ini akan menjadi moment penyegaran rohani bagi semua jemaat yang hadir.
KATEKISMUS HEIDELBERG
Pertanyaan 75:
Apa itu ‘penyesalan yang membawa kepada kehidupan’?
Jawaban
Penyesalan yang membawa kepada kehidupan ialah anugerah-yang- menyelamatkan, yang dikerjakan dalam hati seorang berdosa oleh Roh dan Firman Allah. Olehnya, ia melihat dan menginsafi baik bahaya maupun kecemaran dan kekejian segala dosanya, dan memahami bahwa Allah di dalam Kristus bersifat penyayang terhadap mereka yang menyesal. Akibatnya, ia sedih hati karena dosa-dosanya dan membencinya, sehingga ia meninggalkan semua dosa itu dan berbalik kepada Allah, dan berniat serta berupaya untuk dengan tekun berjalan bersama Dia di semua jalan ketaatan yang baru. a. 2Ti 2:25. b. Zak 12:10. c. Kis 11:18, 20-21. d. Yeh 18:28, 30, 32; Luk 15:17- 18; Hos 2:5-6. e. Yeh 36:31; Yes 30:22. f. Yoe 2:12-13. g. Yer 31:18-19. h. 2Ko 7:11. i. Kis 26:18; Yeh 14:6; 1Ra 8:47-48. j. Maz 119:6, 59, 128; Luk 1:6; 2Ra 23:25. 9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Menghapuskan Hutang
“S
aya rasa saya tidak dapat mengampuninya,” Sally berkata dengan menangis. Saya pikir saya akan mendengarkan sebuah kisah penganiayaan maupun pengkhianatan berulang, tetapi apa yang saya dengar begitu mengejutkan.
gani dengan baik kehidupan rumah tangga mereka.
Tidak ada kekerasan fisik, dan tidak satupun yang selingkuh. Jeb dan Sally dulunya saling menyukai, tetapi sekarang sulit bagi mereka untuk mengatakan hal yang baik tentang pasanganSally berkata, “Jeb pada dasarnya ada- nya tanpa mengotorinya dengan kisah lah pria yang baik. Dia bekerja sangat negatif dan hal yang menjengkelkan. keras, memelihara kami dengan baik, dan mengasihi anak-anak kami.” Sally Mengapa hal itu terjadi? Karena pola dan Jeb berkenalan saat kuliah, jatuh dari dosa dan kegagalan tidak dibarencinta, dan menikah. Sebelum tahun gi dengan pola dari pengakuan dan pertama selesai, mereka sudah memi- pengampunan; apa yang tersisa adaliki anak pertama. Tidak satu pun dari lah kumpulan kesalahan. Jadi, apa yang mereka cukup matang untuk menan- mereka pikirkan dalam kaitan dengan 10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
pasangannya sebagian besar penyerangan. adalah negatif. (4) Memelihara Rasa Tidak Suka AKIBAT TIDAK MENGAM- Karena suami dan istri membiarkan diri mereka untuk merenungkan kesPUNI alahan pasangan daripada mensyukuSetiap hari Anda menuai apa yang tel- ri kebaikan yang telah Allah kerjakan ah Anda tanam (Gal 6:7). Saya akan di dalam dan melalui pasangan, maka menunjukkan tahap kerusakan per- sudut pandang mereka menjadi semanikahan sebagai akibat tidak mengam- kin negatif.
puni. Saya sangat yakin bahwa banyak pasangan sedang mengikuti jalan ini. (5) Menjadi Kewalahan Pada satu titik, hidup bersama dengan orang yang tidak terlalu Anda su(1) Ketidakmatangan dan Kegagalan Semua orang yang menikah adalah kai dan setiap hari perlu membela diri orang berdosa, selain itu mereka belum terus-menerus akan sangat melelahkan matang. Mereka gagal menyadari bah- dan mematahkan semangat. wa setiap tindakan egois yang diikuti dengan tanggapan pahit akan merusak rasa sayang yang mereka miliki dan kesatuan yang seharusnya mereka nikmati.
(6) Iri terhadap Pasangan Lain Membandingkan pernikahan Anda dengan pasangan yang menjadi tokoh publik merupakan hal berbahaya, secara khusus menghancurkan pasangan (2) Jatuh ke dalam Pola yang Nyaman yang menyerah untuk meneruskan perKarena konfrontasi, pengakuan, dan nikahan mereka. pengampunan merupakan kerja keras, lebih mudah untuk menyerah. Begitu (7) Khayalan untuk Melarikan Diri banyak pasangan jatuh ke dalam pola Anda yakin bahwa Anda adalah korban. yang mereka rasa nyaman tetapi meru- Anda tidak dapat membayangkan pasangan Anda akan berubah. Segalanya sak secara relasional. terlihat mustahil, sehingga Anda mulai berkhayal untuk melarikan diri. (3) Membangun Pembelaan Banyak pasangan segera mempela- Ingat, Jeb dan Sally tidak melakukan jari bahwa pembelaan terbaik adalah “dosa besar”. Pernikahan mereka berkarat menuju kehancuran karena gerim11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
is kecil yang setiap hari terja- da pasangan kita. di akibat tidak mengampuni. (3) Utang adalah hak. Membawa keLALU MENGAPA ORANG TI- salahan pasangan kita membuat kita DAK MENGAMPUNI SAJA? merasa layak untuk menuntut. Jika pengampunan lebih mudah dan lebih menguntungkan, mengapa pengampunan tidak lebih popular? Karena, memegang terus kesalahan pasangan kita memberikan kita posisi menang. Inilah beberapa “keuntungan”nya:
(4) Utang adalah senjata. Dosa dan kegagalan yang dilakukan pasangan kita terus kita ingat seperti senjata amunisi; kita akan tergoda untuk memakainya ketika kita sedang marah.
(5) Utang membuat kita berada di po(1) Utang adalah kuasa. Ada kuasa da- sisi Allah. lam menggunakan kelemahan dan kegagalan orang lain untuk melawan dia. Bukan tugas kita untuk meyakinkan bahwa dia bersalah. Tetapi naik ke (2) Utang adalah identitas. Menyimpan takhta Allah dan menjadikan diri kita dosa, kelemahan, dan kegagalan pas- seorang hakim merupakan hal yang angan kita membuat kita percaya bah- menggoda. wa kita lebih benar dan matang daripa-
Harga dari pengampunan itu besar, tetapi hasil dari pengampunan merupakan hal yang indah, jadi penting untuk mengerti apa itu pengampunan dan apa yang dikerjakan olehnya.
APA ITU PENGAMPUNAN? Pengampunan merupakan komitmen vertikal yang diikuti dengan tindakan horizontal. Kedua aspek dari pengampunan ini penting dalam urutan seperti itu. Pengampunan dimulai dengan penyer12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ ahan pelanggaran Anda kepada Allah. Anda memercayakan diri
Anda kepada belas kasih dan keadilan Allah, dan Anda dengan rela membalas kejahatan dengan kebaikan (Rm 12:9-21). Bagian pertama pengampunan di atas bersifat yudisial. Bagian kedua bersifat relasional. Anda tidak dapat secara relasional mengampuni seseorang yang tidak memintanya. Pola Alkitab: Seseorang mengakui, Anda mengampuni.
KAPAN PENGAMPUNAN DIPERLUKAN? Pengakuan dan pengampunan harus dilakukan hanya dalam kasus-kasus ketika salah satu pasangan telah melakukan sesuatu yang Alkitab nyatakan sebagai dosa. Anda tidak perlu meminta pengampunan ketika Anda melakukan kesalahan karena kelemahan manusia; atau Anda memiliki perbedaan kepribadian atau sudut pandang; atau pun Anda berusaha melakukan sesuatu dan gagal. Pengampunan merupakan komitmen vertikal dan transaksi relasional yang terjadi di saat-saat ketika dosa telah menghalangi kesatuan, kasih, dan pengertian yang Allah berikan untuk kita nikmati sebagai anak-anak-Nya di dalam pernikahan.
APA YANG DIBUTUHKAN DAN DIHASILKAN OLEH PENGAMPUNAN Pengampunan merupakan sebuah investasi dalam hubungan Anda dengan Allah dan orang lain. Seperti semua investasi, ada biaya yang harus ditanggung. Pengampunan membutuhkan kerendahan hati, belas kasih, kepercayaan, pengendalian diri, dan pengorbanan. Pengampunan juga menuntut kita untuk rela melepaskan keinginan kita untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman, dan, sebagai tindakan iman, kita tahan menderita terhadap apa yang tidak ingin kita hadapi supaya yang lain tertolong dan hubungan kita didamaikan. Ada satu hal yang lebih penting: Pengampunan butuh mengingat. Tatkala Anda mengingat anugerah yang telah diberikan bagi Anda, Anda akan memiliki hati yang siap untuk mengampuni. Hal itu tidak berarti bahwa prosesnya akan nyaman atau mudah. 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ TUAIAN YANG LEBIH BAIK Anda dapat memilih untuk menyimpan daftar kesalahan, menghukum orang lain, membuat kasih menjadi kebencian. Anda dapat merasakan tuaian menyedihkan, atau Anda dapat menanam benih yang lebih baik dan bersukacita atas tuaian yang jauh lebih baik. Tuaian dari pengampunan merupakan jenis pernikahan yang diinginkan oleh setiap orang. Pengampunan menjadi stimulus bagi penghargaan dan rasa sayang. Kita berhenti melihat orang lain sebagai musuh. Pengampunan menghasilkan kesabaran. Ketika kita berespon terhadap cara Allah dalam gaya hidup sehari-hari, kita mulai merasakan berbagai hal baik dalam pernikahan kita. Satu lagi. Pengampunan merupakan tanah yang subur tempat kesatuan dalam pernikahan bertumbuh. Ingat Jeb dan Sally? Ya, Jeb dan Sally masih terus berperang, tetapi bukan satu sama lain. Bersama-sama, mereka memerangi satu musuh yang mengejar mereka dan pernikahan mereka. Ketika Jeb dan Sally melakukan ini, mereka sangat bersyukur bahwa pengampunan telah membebaskan mereka dari perang yang sudah biasa mereka lakukan. Ringkasan Bagian Komitmen 1, Bab 6, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~
14
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Bolehkah Anak-anak Bermain Pokemo Go? Sebuah Nasihat Untuk Orang Tua Kristen Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan 31 Juli 2016)
D
i sisi lain, kita perlu memberi batasan pada anak-anak. Anak-anak tidak hanya membutuhkan bimbingan dan penjelasan tentang bahaya suatu permainan. Mereka juga perlu dikondisikan dengan cara membatasi keterlibatan mereka. Sebuah permainan yang dilakukan terus-menerus pasti akan berdampak pada pemikiran si pengguna permainan itu. Bagi anak-anak yang terlalu kecil, mereka seringkali tidak bisa membedakan mana yang riil mana yang tidak. Apa yang ada di permainan seringkali dianggap nyata. Hal ini jelas berbahaya. Bagi remaja pun tetap perlu dilakukan pembatasan. Interaksi secara intensif dengan ide tertentu pasti akan berdampak pada pemikiran mereka. Semua ini terjadi secara alamiah dan tanpa disadari. 15
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Berdasarkan pertimbangan di atas, saya menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anak-anak mencoba Pokemon Go (bukan memainkannya terus-menerus). Ini adalah kesempatan kita untuk menjelaskan betapa bahayanya dunia di sekitar mereka. Permainan yang tampaknya lugu pun sudah digunakan Iblis untuk meracuni pemikiran banyak orang. Anak-anak perlu tahu bahwa pencipta Pokemon, Satoshi Tajiri, pun mengakui kalau karya-karyanya bersifat anti-kekristenan. Anak-anak perlu diajar untuk mengenali peperangan konsep yang mereka hadapi setiap hari. Peperangan kita benar-benar bukan melawan darah dan daging, tetapi roh-roh jahat di udara (Efesus 6:10-12). Anak-anak perlu diajar untuk selalu mengalami transformasi akal budi di dalam Kristus (Roma 12:2). Saya juga menganjurkan agar orang tua memberi batasan yang tegas dan ketat bagi anak-anak dalam penggunaan Pokemon Go. Sesudah menjelaskan penilaian Kristiani terhadap permainan ini, kita bisa memberi kesempatan anakanak untuk memainkannya selama beberapa hari. Pemberian kesempatan ini harus dibarengi dengan perjanjian yang jelas. Sesudah mencoba dalam durasi tertentu, anak-anak harus menghapus permainan itu di HP atau tablet mereka. Anak-anak juga perlu belajar apa artinya pengendalian diri (Efesus 5:23; 1 Petrus 4:7).
Hal-hal lain yang perlu dijelaskan Selain bahaya dari sisi pemikiran filosofis, Pokemon Go juga menghadirkan bahaya-bahaya yang lain. Yang pertama adalah keselamatan diri. Beberapa berita melaporkan bahwa pengguna Pokmeon Go telah mengalami kecelakaan yang fatal. Ada yang tertabrak mobil pada waktu asyik mencari Pokemon di tengah jalan. Ada pula yang jatuh dari tebing dengan alasan yang sama. Berita lain menyatakan bahwa para pengguna mengalami perampokan dan perampasan karena mencari Pokemon di tempat-tempat yang tidak aman. Hal-hal seperti ini dapat terjadi, karena kita tidak pernah tahu di mana monster-monster itu berada.
16
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Bahaya lain adalah privasi. Pencarian monster kadangkala mengharuskan penggunaan untuk masuk ke tempat-tempat tertentu yang merupakan properti pribadi orang lain atau tempat-tempat lain yang tidak terbuka untuk umum. Keinginan untuk mendapatkan monster-monster yang langka seringkali memaksa orang untuk melanggar privasi orang, sehingga menimbulkan berbagai persoalan. Bahaya yang terakhir adalah kecanduan. Permainan yang mengasyikkan seperti Pokemon Go berpotensi membelenggu penggunanya. Mereka menjadi terikat pada permainan ini. Ditambah dengan atmosfir kompetitif dengan para pengguna yang lain untuk, anak-anak kadangkala rela membayar harga yang terlalu mahal demi sebuah kebanggaan: menangkap semua monster yang ada. Kiranya artikel ini bermanfaat bagi para orang tua Kristen. Kiranya kita selalu diingatkan dengan sebuah perintah penting dalam Alkitab: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6) atau “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu” (Ulangan 6:6-9). Soli Deo Gloria.
17
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 31 Juli 2016)
menyerahkan kepada manusia untuk menentukan apakah mereka akan diseerdiamnya Roh Kudus di dalam lamatkan atau tidak. orang percaya Tetapi Alkitab justru mengajarkan yang Di sini kita melihat rancangan agung sebaliknya, yaitu adanya kesatuan dadari penebusan. Allah bukan mengasi- lam karya ketiga Pribadi Allah Trinihi semua orang tanpa kejelasan dan tas: antara pemilihan oleh Allah Bapa, tidak memilih mereka dalam kedaula- penebusan oleh Allah Anak, dan bertan-Nya. Dan Kristus juga bukan mati diamnya Allah Roh Kudus dalam orang secara tidak pasti untuk semua orang percaya. Karena Allah Bapa mengasi– dan hanya menghapus dosa semua hi orang-orang tertentu sejak semuumat manusia secara hipotesis tetapi ti- la (Rm. 8:29), Ia mengutus Anak-Nya dak secara aktual. Serta Roh Kudus bu- untuk mati bagi mereka. Karena Kasihkan secara pukul rata menerapkan ke- Nya, Allah Anak tidak menghilangkan matian Kristus bagi semua orang, dan seorang pun yang diberikan Bapa kepa-
B
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
da-Nya (Yoh. 6:39), melainkan Ia bersedia menjadi kutuk demi domba-domba-Nya, umat-Nya, gereja-Nya, mempelai perempuan-Nya. Ia secara aktual menyelamatkan mereka, menebus mereka dan memperdamaikan mereka dengan Allah Bapa. Kemudian Allah Roh Kudus datang kepada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah Bapa dan yang baginya Allah Anak telah mati dan Ia membuat mereka mati terhadap dosa serta membangkitkan mereka secara rohani, yang kita kenal dengan “dilahirkan kembali.” Tujuan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus selaras/sama. Mereka bekerja dengan satu tujuan: keselamatan orangorang yang dikasihi Allah Bapa dengan kasih yang Khusus.
KEBERATAN-KEBERATAN Ada keberatan-keberatan terhadap doktrin penebusaan terbatas ini. Akan sangat menolong bila kita juga mengetahui beberapa dari keberatan-keberatan tersebut. A. Tawaran Injil secara Cuma-Cuma. Ada yang mengatakan bahwa bila Kristus tidak menghapus dosa semua orang, bila Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus tidak bermaksud
untuk menyelamatkan semua orang, maka bagaimana mungkin dapat menyatakan, seperti yang dilakukan oleh kaum Calvinis, bahwa Allah secara tulus dan sungguh-sungguh menawarkan keselamatan kepada semua orang, termasuk orang-orang yang tidak Ia tetapkan untuk diselamatkan? Disini kita berhadapan dengan sebuah misteri yang mendasar. Di satu pihak, Alkitab mengajarkan bahwa Allah menetapkan keselamatan hanya bagi orang-orang tertentu. Dipihak lainnya, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Alllah dengan tulus dan Cuma-Cuma menawarkan keselamatan kepada setiap orang. Misalnya, Yehezkiel menuliskan: “katakanlah kepada mereka: demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, demikianlah firman Tuhan Allah, aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” (Yeh. 33:11). Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 19
e
Mem ak n ai ‘ M en i m bu n b ar a ap i d i at as ke p ala’| #D OYO U KNOW
MAGZ
Me m akna i ‘ M e n i mb u n b a ra a pi d i ata s k e pa l a’
D
alam Amsal 25:21-22 dikatakan demikian: Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu. Roma 12:20 mengutip ayat ini juga: Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
Baik kitab Amsal maupun Roma memunculkan frase ini dalam konteks melakukan perbuatan yang baik kepada sesama atau secara khusus kepada musuh. Jika seseorang berbuat baik kepada musuhnya, yaitu memberi makan kepada yang lapar dan memberi air kepada yang haus, tindakan tersebut dikategorikan ‘menimbun bara api di atas kepala seseorang’. Beberapa terjemahan bahasa Inggris memberikan tambahan kata yang jauh lebih mengerikan pada kata ‘bara api’ KJV : coals of fire (bara api) NRSV :burning coals (bara api yang sedang menyala) 20
e
Mem ak n ai ‘ M en i m bu n b ar a ap i d i at as ke p ala’| #D OYO U KNOW
MAGZ
REB : live coals (bara api yang sedang menyala) NJB : red-hot coals (bara yang pans kemerah-merahan) Bagi pembaca modern, tindakan ‘menimbun bara api di atas kepala seseorang’ akan menimbulkan pertanyaan besar dengan membayangkan bara api yang diletakkan di kepala seseorang. Bukankan tindakan itu justru membahayakan bahkan dapat melukai fisik orang lain? Bagi pendengar kitab Amsal maupun surat Roma, frase ‘menimbun bara api di atas kepala seseorang’ pastilah merupakan ungkapan yang sangat umum dikenal mereka sebab tidak mungkin Paulus mengutip frase tersebut jika pendengarnya tidak memahami frase tersebut. Dengan demikian, apakah arti frase ‘menimbun bara api di atas kepala seseorang’? Frase ini ditemukan asal usulnya berasal dari kebiasaan orang Mesir yang dikenal dengan ‘ritual pertobatan’. Dalam kisah yang dituturkan dalam Seton Chaemwese, dikisahkan tentang seseorang yang mencuri buku dari sebuah kuburan. Pencuri ini akhirnya menyadari kesalahannya dan hendak mengembalikan barang curiannya. Maka dia meletakkan sebuah panci yang berisi bara api yang panas di atas kepalanya untuk menunjukkan kes-
adaran dan sikapnya yang memalukan, sekaligus bertobat dan akhirnya mau memperbaiki diri. Dengan bara api di atas kepalanya, orang tersebut datang, entah kepada pribadi atau kelompok masyakarat yang dia rugikan, untuk menunjukkan ketulusan dari pertobatannya. Perlu dicatat, bahwa bukan bara api yang diletakkan di atas kepala seseorang itulah yang membawa pertobatan, namun hal itu merupakan bukti yang dilihat dari luar bahwa sebuah pertobatan telah terjadi. Walaupun Alkitab tidak pernah mencatat adanya kebiasaan tersebut yang dicatat oleh Alkitab, hal itu tidak berarti kalau ritual tersebut memang tidak pernah ada. Salah satu kisah Alkitab yang hampir mirip dengan tindakan ‘menimbun bara api’ adalah kisah yang dialami nabi Yesaya dalam pasal 6:1-8. Yesaya mengatakan bahwa dia celaka dan akan binasa karena bibirnya najis (ay. 5). Apa yang dilakukan malaikat Tuhan untuk mentahirkan kenajisan Yesaya? Malaikat itu mengambil bara api dari mezbah dan menyentuhkannya pada mulut Yesaya (ay. 6) serta berkata, “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Walaupun nabi Yesaya tidak perlu meletakkan bara api di atas kepalanya, namun cerita ini menggambarkan hubungan 21
e
Mem ak n ai ‘ M en i m bu n b ar a ap i d i at as ke p ala’| #D OYO U KNOW
MAGZ
antara bara api dengan pertobatan dan pentahiran. Tindakan yang dialami Yesaya merupakan contoh simbolis bahwa pertobatan dan pentahiran telah berlangsung. Pada akhirnya, ketika seseorang dikatakan ‘memberi makan dan memberi minum’ musuhnya, maka tindakan tersebut dikatakan bahwa orang tersebut dapat dikatakan sedang menekankan usaha untuk memperlakukan musuh dengan keramahan dan kebaikan. Dengan kebaikan yang ditunjukkan, maka ada kemungkinan musuh justru bertobat dari tindakannya yang memusuhi. Tidak perlu membalas perbuatan jahat musuh dengan perbuatan jahat atau yang lebih jahat lainnya supaya musuh tersebut sadar. Justru dengan membalas via perbuatan baik, hal itu memungkinkan musuh menyadari kesalahannya. NK_P
22
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI (Lanjutan tgl 31 Juli 2016)
KETIDAKSUKAAN MASA KINI TERHADAP KONVERSI Tetapi tidak ada damai sejahtera dalam perkataan nabi palsu, mereka bukan pengabar Injil Yesus Kristus yang sejati.Karena itu “waspadalah” merupakan peringatan rasul Paulus, “supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah” (Kis 12:40-41).
Binasa adalah kata yang menakutkan. Demikian juga neraka. Menurut saya, kita perlu dan harus menjaga rasa hormat dan keraguan yang rendah hati tentang natur yang sebenarnya dari neraka, demikian juga dengan natur sebenarnya dari surga. Keduanya di luar pemahaman kita. Namun kita perlu meyakini dengan jelas dan pasti bahwa neraka merupakan suatu realitas yang mengerikan dan kekal.
23
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
KONVERSI DAN RE- dari kegelapan dan perbudakan dosa, sehingga memampukan kita untuk GENERASI
Jika respon terhadap Injil merupakan keharusan, maka respon tersebut disebut “konversi.” Apa relasi antara konversi dan regenerasi atau lahir baru? Yang pasti masing-masing saling terkait seperti dua sisi mata uang. Kita bisa dengan yakin menegaskan tanpa takut berkontradiksi, bahwa semua yang telah dikonversi berarti sudah diregenerasi dan semua yang sudah diregenerasi berarti sudah dikonversi. Tidak mungkin membayangkan atau mengalami salah satu tanpa kehadiran yang lain. Namun secara teoritis, keduanya harus dibedakan satu dengan yang lain. Ada tiga perbedaan yang bisa diberikan. Pertama, regenerasi adalah tindakan Allah, sedangkan konversi adalah bagian manusia. Regenerasi adalah lahir baru, suatu kelahiran dari atas, suatu kelahiran dari “Roh.” Itu adalah karya yang khas dari Roh Kudus yang memasukan hidup kepada yang mati. Sebaliknya konversi adalah apa yang kita lakukan ketika kita bertobat dan percaya. Memang benar, baik pertobatan dan iman adalah karunia Allah dan kita tidak bisa bertobat atau percaya tanpa anugerah-Nya (mis. Kis 11:18; 18:27). Namun apa yang anugerah Allah lakukan adalah membebaskan kita
melakukan tindakan untuk percaya dan bertobat. Saya ragu jika kita perlu sampai tidak tidur untuk memikirkan pertanyaan terkait, hal yang mana yang tejadi lebih dahulu. Kitab Suci di satu bagian memberi prioritas kepada yang satu, sedangkan di bagian lain kepada yang satunya lagi. Kebenaran yang utama adalah keduanya tidak bisa dipisahkan. Kedua, regenerasi adalah sesuatu yang terjadi tanpa kita sadari, sedangkan konversi umumnya disadari. Konversi tidak selalu terjadi dalam pengertian, merupakan tindakan sadar yang bisa diingat, karena banyak orang dibesarkan dalam keluarga Kristen yang sudah mengasihi Allah dan percaya Yesus sejak lama, sehingga tidak bisa lagi mengingat kapan mereka tidak percaya atau kapan mereka pertama kali percaya. Untuk hal seperti ini kita harus sependapat dengan Dr. Packer bahwa “melihat konversi sebagai suatu keadaan, lebih penting dari pada melihat konversi sebagai suatu pengalaman.” Namun bagi orang dewasa, berpaling dari berhala kepada Allah yang hidup dan dari dosa kepada Kristus, adalah suatu tindakan pertobatan dan iman yang sadar. Namun regenerasi adalah sesuatu yang terjadi tanpa kita sadari. Hasilnya bisa dinik24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
mati secara sadar dalam pengertian kepastian, terlepas, persekutuan yang indah dengan Allah, kasih, sukacita dan damai. Namun perpindahan dari kematian kepada hidup (regenerasi), bukanlah pengalaman yang bisa kita rasakan. Seperti yang dijelaskan John Owen, tentang karya Roh Kudus dalam meregenerasi bahwa “karya regenerasi ini sendiri adalah karya yang rahasia dan tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui dampak-dampaknya.” Sepertinya ini memang apa yang Tuhan maksudkan ketika Dia berkata kepada Nikodemus, “Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh 3:8). Lahir baru ini sendiri adalah karya yang misterius. Namun konsekuensi-konsekuensinya terlihat jelas. Sebuah analogi yang menggunakan kelahiran bayi bisa membantu pemahaman kita. Kita tidak sadar akan proses ketika kita dilahirkan. Kesadaran diri kita berkembang sesudahnya. Mirip dengan itu, alasan kita bisa tahu kita telah lahir baru bukan karena kita sadar di waktu itu terjadi. Tetapi karena pengetahuan kita yang sekarang menyadari bahwa kita adalah orang Kristen atau sadar akan keberadaan Allah sebagai tanda kehidupan rohani dan itu pasti muncul dari kelahiran baru secara rohani. Bersambung.......
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 8 Agustus 2016 MERENDAHKAN YANG TINGGI, MENINGGIKAN YANG RENDAH (Bacaan: Lukas 18:9-14) Saudara mungkin masih mengingat Susan Boyle (47 tahun) dalam Britain Got Talent. Ketika pertama kali dia naik panggung, tidak sedikit orang memandang rendah dia. Rupanya tidak meyakinkan: ia gemuk, bicaranya terbata-bata, dan terlihat seperti nenek-nenek. Sewaktu ditanya apa yang menjadi impiannya ia menjawab “Aku ingin menjadi penyanyi terkenal”. Banyak penonton menertawakan dia, mungkin mereka merasa “bagai pungguk merindukan bulan”. Namun betapa terkejutnya mereka ketika Susan menyanyikan sebuah lagu. Suaranya begitu indah, tekniknya sempurna dengan power yang kuat, dan begitu merdu. Selesai menyanyikan lagu tersebut, para penonton dan juri yang tadinya menertawakannya kini berdiri dan memberikan standing aplause kepadanya. Kitapun punya kecenderungan yang sama yang dengan mudahnya memandang rendah orang lain dan sebaliknya meninggikan dirinya sendiri. Di sini letak persoalan dari orang Farisi ini. Kesalahannya bukan terletak di informasi yang diberikan, tetapi terletak pada sikap hatinya. Melalui doanya jelas menunjukkan betapa bangga dan puasnya ia pada dirinya, dan memandang rendah orang lain. Sebagai kontrasnya dikisahkan tentang seorang pemungut cukai yang tidak berani mengangkat kepalanya karena ia merasa tidak layak. Bahkan terus menerus ia memukuli dirinya sendiri sambil berkata “Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini.” Tuhan merendahkan orang yang meninggikan diri dan meninggikan orang yang rendah hati. Semuanya tidak berbicara tentang apa saya yang sudah kita lakukan secara fisik, tetapi sudahkah kita menyadari betapa kotornya kita di hadapan Tuhan?
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 9 Agustus 2016 HATI YANG HANCUR, JIWA YANG REMUK (Bacaan: Mazmur 51:19)
Perkataan Daud menunjukan bahwa di zaman Perjanjian Lamapunpun, dibutuhkan lebih dari sekedar korban bakaran untuk menyenangkan Allah. Korban yang berkenan kepada Allah adalah Hati yang patah dan jiwa yang hancur. Apakah yang dimaksud dengan hati yang patah dan jiwa yang remuk? Ketika kita berdosa dan menginginkan pengampunan Allah maka hati yang patah dan jiwa yang hancur ini menjadi kunci terjadinya pengampunan sejati. Kondisi hati dan jiwa yang demikian akan membuat kita mengalami “dukacita menurut kehendak Allah”. Hasrat kita untuk dibersihkan dari dosa begitu besar sehingga hati kita sakit karena berduka dan kita merindukan kedamaian bersama Bapa kita di Surga. Dalam keadaan semacam itu pertobatan yang sejati terjadi. Orang yang bertobat itu akan merasakan kuasa Roh Kudus yang memurnikan, yang akan memenuhi diri mereka dengan kedamaian dan sukacita karena didamaikan dengan Allah. Siapapun manusia bisa jatuh di dalam dosa. Namun yang membedakan adalah sikap hati kita ketika dosa itu terjadi. Ketika seorang anak Allah jatuh di dalam dosa, maka korban kepada Allah saja tidak cukup. Korban yang Allah inginkan adalah sikap hati kita yaitu hati yang patah dan jiwa yang hancur di hadapan Allah. Sikap hati yang demikian akan menyambut kehendak Allah dengan sukacita. Dengan rela ia akan menaati kehendak Allah. Korban yang demikianlah yang berkenan di hadapan Allah.
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 10 Agustus 2016 MISKIN DI HADAPAN ALLAH (Bacaan: Matius 5:3)
Sebagai seorang biarawan, Luther dengan tekun berdoa, baca Alkitab, berpuasa, bahkan menyiksa diri agar dapat memperkenan hati Allah dan beroleh keselamatan. Dia pergi berziarah ke Roma, dan merangkak menapaki seluruh 28 anak tangga dari Scala Sancta, bukan dengan kaki, tapi dengan lutut! Meskipun dia berusaha mengakui semua dosanya sampai yang kecil-kecil sekalipun, ia tetap tidak yakin bahwa semuanya telah dia akui. Sekalipun Luther mendisiplinkan dirinya dengan begitu keras, ia tetap merasa takut tidak dapat dibenarkan di hadapan Allah. Suatu hari Tuhan memberikan pencerahan baginya. Iapun paham ia miskin di hadapan Allah. Dia tidak memiliki sesuatu untuk dapat diperhitungkan sebagai kebenaran di hadapan Allah, hanya anugerah Allah yang ia terima melalui iman di dalam Tuhan Yesus Kristuslah yang dapat menyelamatkannya. Sayangnya tidak sedikit orang Kristen melakukan kesalahan yang sama. Mereka merasa sudah cukup berkorban, mereka merasa cukup rohani, cukup beribadah kepada Tuhan. Padahal semua usaha manusia tidak pernah cukup untuk membenarkan dirinya di hadapan Allah. Orang yang demikian tidak akan merasa tentram di hadapan Allah, karena perbuatannya tidak pernah cukup. Orang yang berbahagia adalah mereka yang “miskin” di hadapan Allah. Orang yang “miskin” di hadapan Allah adalah mereka yang “tahu diri” bahwa mereka tidak punya apapun di hadapan Allah untuk dapat didamaikan dengan Allah. Bahkan untuk semua di dalam hidupnya ia dapatkan di dalam anugerah Allah.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 11 Agustus 2016 DUKA KARENA DOSA (Bacaan: Matius 5:4)
Dukacita yang bagaimanakah, yang membuat orang berbahagia? Konteks Matius 5:4, sangat jelas. Mereka yang akan mengalami penghiburan, bukan karena mereka berdukacita karena kehilangan kekasih, kehilangan kesempatan kerja, kehilangan barang mewahnya dan lain sebagainya, melainkan mereka yang berdukacita karena kehilangan kebenaran mereka atau kedukaan karena dosanya. Miskin dihadapan Allah serta mengakuinya, itu adalah satu hal yang baik. Tetapi berdukacita dan menangisinya, itu hal lain yang juga harus dilakukan. Merasa miskin berarti pengakuan sedangkan berdukacita adalah penyesalan. Kekristenan sangat menekankan arti anugerah, ini memang kebenaran. Namun, beberapa orang memahaminya secara salah sehingga akhirnya menyepelekan arti dosa sehingga kehilangan kepekaan terhadap hati Allah. Kita seharusnya lebih banyak memberi kesempatan bagi dukacita ilahi, supaya dukacita ini membawa akibat yang mendalam dalam batin kita. Batin kita dibuat-Nya peka dan menyerupai Kristus dari waktu ke waktu. Sama seperti David Brainerd , Seorang misionaris abad ke 18, yang diutus ke suku suku Indian Amerika, yang menulis dalam buku hariannya pada tgl 18 Oktober 1740, “Dalam ibadah pagi, jiwa saya semakin larut dalam dukacita dan rasa bersalah yang pahit atas aib dan kejahilan saya yang semakin menjadi”. Penghiburan Allah yang dijanjikan berlaku bagi orang-orang yang memiliki hati yang berduka karena dosa.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 12 Agustus 2016 LEMAH LEMBUT (Bacaan: Matius 5:5)
Pada suatu hari angin barat dan angin timur bertemu. Angin barat berkata bahwa dirinya lebih kuat dibandingkan dengan angin timur. Hal ini terbukti di manapun angin barat berjalan maka semua orang merasa takut, karena angin barat sering menimbulkan kerusakan yang hebat bahkan kematian. Mereka sepakat untuk membuktikan manakah yang lebih kuat dengan cara membuat kera di atas pohon jatuh. Angin barat mulai menyiapkan dirinya. Ia mulai bertiup, makin lama makin keras. Namun usahanya sia-sia, karena kera semakin kuat dan erat memeluk pohon agar tidak jatuh. Maka, menyerahlah angin barat. Angin timurpun mulai berhembus dengan lembut dan pelan. Kera yang ada di atas pohon itu mulai mengantuk ketika dirasakannya semilir angin lembut membelai dirinya, tanpa ia sadari ia melepaskan pegangannya dan ia pun terjatuh. Ilustrasi ini menggambarkan karakter dari seorang yang lemah lembut. Orang yang lemah lembut bukanlah seorang yang kehilangan ketegasan, bukan orang yang dapat dikendalikan. Sebaliknya orang yang lemah lembut adalah orang yang dapat mengendalikan kekuatannya. “Lemah-lembut” bukan saja menyangkut sikap hati, tetapi juga tingkah laku. kelemahlembutan erat kaitannya dengan pengendalian diri, kerendahan hati dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Kebahagiaan akan dialami oleh orang yang membiarkan diri dikendalikan oleh Allah.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 13 Agustus 2016 BERKAT BAGI ORANG BENAR (Bacaan: Mazmur 37)
Mazmur 37 mengajarkan tiga hal mengenai orang yang lemah lembut. Pertama, orang-orang yang lemah lembut adalah mereka yang menanti-nantikan Tuhan. Apa maksudnya menanti-nantikan Tuhan? Menantikan Tuhan artinya memperbolehkan Allah bertindak bagimu, karena anda percaya kepadaNya. Hal kedua tentang menjadi lemah lembut berkaitan dengan iman. Tanpa iman, anda tidak akan pernah memiliki kesabaran; anda tidak akan pernah memiliki kemauan untuk membiarkan Allah untuk bertindak bagi pihakmu. Jadi pokok yang kedua adalah percaya kepada Allah. Bacalah ayat 3: “Percayalah kepada Allah dan lakukanlah yang baik”. Perhatikan bahwa, orang yang menantikan Tuhan adalah orang yang percaya kepadaNya dan tetap melakukan yang baik sekalipun karena kebenaran dia diperlakukan dengan tidak adil. Hal ketiga yang hendak kita perhatikan mengenai orang yang lemah lembut, adalah bahwa ia seorang yang benar. Jika anda memperhatikan ayat 29 dari Mazmur 37 ini, maka anda dapat melihat adanya satu paralel disini: “Orang-orang benar akan mewarisi negeri”. Perhatikan bahwa orang-orang yang lemah lembut adalah orang-orang benar . Orang yang percaya kepada Tuhan dan menantikan Tuhan mungkin terlihat lemah oleh dunia, namun satu hari nanti Tuhan akan menggenapkan janji-Nya. Mereka adalah orang-orang yang akan diberkati.
31
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 8 Agustus 2016
23.00
Selasa, 9 Agustus 2016 Rabu, 10 Agustus 2016
19.00
Kamis, 11 Agustus 2016
06.00 19.00
Jumat, 12 Agustus 2016 Sabtu, 13 Agustus 2016
06.00 18.30 22.00
Minggu, 14 Agustus 2016
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Sdr. Agus Setiawan K Latihan Musik KU 3 HUT: Bp. Eddy Soewito HUT: Anak Jacey Perisseia Lieman HUT: Sdri. Tryphena Graciella Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan 2 HUT: Sdri. Dewi Imelda Gondosuwito HUT: Bp. Budijanto Hertanto HUT: Sdr. Hans Nondolesmono Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Ibu Christiana Setiawati HUT GKRI Exodus ke 24 Tema “Lompatan Iman”(Kejadian 12:1-3) Oleh Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. HUT: Bp. Augustinus Oenarta
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 7 Agustus 2016
Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00)
(Pk. 09.30)
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 1 ( M a t 5 : 3 - 5 )
Tema Pengkhotbah
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Liturgos
Ev. Heri
Pelayan Musik
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Bp. Felix Phandean
Bp. Eliazar
Pelayan LCD
Ibu Ike Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Yoga Sdr. Willy
Ibu Wilis
Sdri. Debbie
Sdri. Jane
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia
Sdr. Evan
Sdr. Kevin
Bp. Santoso Bp. Eddy S Ibu Sisca Ibu Herlin
Sdr. Aaron Sdri. Angie Sdri. Dewi Sdri. Fancy
Sdri. Zizi Sdri. Karina Sdri. Regina Sdr. Sebastian
Sdr. Andi Sdri. Eunice
Sdr. Efraim Sdri. Stevani
Doa Syafaat
Bp. Santoso
Ev. Heri
Ev. Dodik
Ibu Wilis
Sdri. Debbie
Doa Persembahan
Bp. Santoso
Ev. Heri
Ev. Dodik
Sdri. Eunice
Sdr. Efraim
Petugas Minggu Ini
Ibu Herlin
Ev. Heri
Ev. Dodik
Singer
Sdr. Andreas Sdr. Yori
Sdr. Andreas Sdri. Shinta
Sdri. Kezia Sdri. Henny
Sdri. Dorkas E Sdri. Virgin
Sdr. Fredy Sdri. Virgin
Penyambut Jemaat
Sdr. Daniel
Pdt. Reyco Wa t t i m u r y, S.Th
Gabung Ibadah Umum
Sdri. Marlin
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 14 Agustus 2016
Penatalayanan
Tema
Pengkhotbah
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 09.30)
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 2 (Mat 5:6-8)
Ev. Heri Ev. Yohanes Dodik Kristanto
Liturgos
Sdr. Arka Sdri. Shinta
Pelayan Musik
Sdr. Igo Sdr. Evan Kak Heri Sdr. Faith
Pelayan LCD
Sdr. Abraham
Ibadah Umum III
(Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00)
Lompat a n I m a n Uc a p a n B e r b a h a g i a : bagian 2 (Kejadi(Mat 5:6-8) an 12:13)
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Sdr. Ian Adianto
Bp. Eliazar
(Pk. 09.30)
Bp. Willy T Sdri. Henny
TEAM
Pdt. Reyco Wa t t i m u r y, S.Th
Bp. Koesoemo
Sdr. Mito
Sdr. James
Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia
Sdri. Ririt
Sdri. Melissa
Sdr. Randy
Sdri. Wella
Sdri. Marlin
Penyambut Jemaat
Sdri. Michelle E Sdr. Ikhsan
Ibu Carla Ibu Tika Sdr. Alwen Sdri. Lisa I
Ibu Lusiana Bp. Tontji Bp. Imbo Ibu Suyatmi
Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Andreas K Ibu Rini
Sdr. Joy Sdri. Lovie
Sdri. Eka Sdri. Lina
Doa Syafaat
Sdr. Aaron
Ibu Carla
Bp. Budi SG
Ibu Carla
Ibu Natalia
Sdr. Mito
Doa Persembahan
Sdr. Aaron
Ibu Carla
Bp. Budi SG
Ibu Carla
Sdr. Joy
Sdri. Lina
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
IBADAH UMUM Minggu, 14 Agustus 2016
Petugas Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Budi SG
Ibu Ike
Singer
Ibu Vena Bp. Stevi
Sdr. Edo Sdri. Shinta
Ibu Debby Sdr. Esau
Bp. Erwin Sdri. Nora
Sdri. Febe Sdri. Risty
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU 7 Agustus 2016
14 Agustus 2016
Liturgis
Kak Kezia
Kak Evelin
Pelayan Musik
Kak Tika
Kak Calvin
Doa Pra/Pasca SM
Kak Suani
Kak Tika
Penatalayanan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Tema
Dorkas Dibangkitkan
Sion
Kak Budi
Getsemani Yerusalem
Bazaar Sekolah Minggu Tema : Christian Character Ev. Yohanes Dodik
Kak Suani Kak Venna
Nazareth
Kak Debby
Betlehem
Kak Kezia
IBADAH PEMUDA Sdr. Nies
Sabtu, 6 Agustus 2016 (Pk. 18.00 WIB)
Sabtu, 13 Agustus 2016 (Pk. 18.00 WIB)
Tema
Pemimpin sejati
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Olin
Pelayan Musik
TEAM
Pelayan LCD
Gabungan seminar pembukaan STAR
Sdri. Wati
Penyambut Jemaat
Sdri. Stevani Sdr. Almendo
Petugas Doa
Sdr. Kevin
Singer
Sdri. Risty
36
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 31 Juli 2016
35 orang
Umum 2
Minggu, 31 Juli 2016
84 orang
Umum 3
Minggu, 31 Juli 2016
65 orang
Remaja
Minggu, 31 Juli 2016
-
Pemuda
Minggu, 31 Juli 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 31 Juli 2016
24 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 31 Juli 2016
28 orang
SM : 2 orang
POS Batam
Minggu, 31 Juli 2016
22 orang
SM: 54 orang Remaja: 37 orang
SM: 30 orang
37