PROPOSAL SIDANG ORGANISASI ARSAWAKOI I.
LATAR BELAKANG
Organisasi arsawakoi merupakan wadah dan jejaring lembaga yang mengemban pelayanan di bidang kesehatan jiwa dan permasalahannya yang bertujuan mewujudkan partisipasi yang aktif para anggotanya dan mempunyai kebersamaan dalam gerak langkah, sehingga memberikan kontribusi bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi, yakni mendorong setiap orang agar mampu hidup produktif secara baik sosial maupun ekonomi. Salah satu sumbangan yang diharapkan melalui kegiatan arsawakoi adalah sumbangan pemikiran untuk pembangunan sistim pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia. Bahwa kesehatan adalah hak asasi sekaligus investasi, dimana semua warga negara berhak atas pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan penyelenggaran berbasis sistem yang mengatur pembiayaan dan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak. Menjelang awal tahun 2014 agenda utama revolusi di bidang kesehatan adalah pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). UU menyiratkan institusi yang akan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan di Indonesia yaitu adalah BPJS Kesehatan yang berstatuskan badan hukum publik. Maka arah ke depan pembiayaan kesehatan personal bagi masyarakat Indonesia akan diselenggarakan dalam mekanisme jaminan Kesehatan. Jaminan kesehatan dengan sistim pembiayaan yang bersifat prospektif membutuhkan kesiapan para lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan, melalui self assesment terhadap perangkat dan indikator pelayanan di RSJ agar mampu melaksanakan dengan baik. Pertemuan Arsawakoi dirangkaikan dengan acara porkesremen, yang bertema Mental Health in Older Adults atau yang kita artikan “Melintasi Usia dengan Jiwa Sehat”. Tema tersebut merupakan seruan untuk menggugah kesadaran masalah gangguan jiwa dan depresi pada usia lanjut penduduk dunia. Pertemuan arsawakoi akan memfasilitasi forum diskusi lembaga penyelenggara pelayanan untuk menilik ketersediaan fasilitas kesehatan dan infrastruktur, obat dan alat kesehatan serta SDM Kesehatan, melalui pembahasan tingkes RS yang baru ditetapkan. Forum arsawakoi bersidang untuk mengkaji:
Pelaksanaan jaminan kesehatan haruslah mengacu kepada kendali mutu dan kendali biaya dengan menerapkan prinsip managed care, agar terjadi pembiayaan yang efisien dengan mutu yang tetap terjamin sesuai indikasi medis. Dan salah satu kontrol pembiayaaan yang efektif efisien adalah dengan menggunakan pola pembayaran prospektif yaitu kapitasi dan INA-CBG’s. Penataan belum berjalannya rujukan pelayanan kesehatan yang diberikan dalam sistem jaminan kesehatan. Perlu diberlakukan pelayanan terstruktur dan berjenjang melalui mekanisme rujukan dengan tujuan yang sama yaitu untuk pengendalian biaya dan keteraturan pelayanan kesehatan.
Penting dari segalanya adalah penyusunan regulasi atas penyelenggaraan jaminan kesehatan sehingga memberikan kejelasan kepada semua pihak yang terkait dalam menjalankan perannya masing-masing dalam implementasi Jaminan Kesehatan. Tidak ada lagi masyarakat miskin yang ditolak jika berobat ke rumah sakit dan rumah sakit tidak kuatir dengan prospek pembiayaan yang tidak mampu menutup biaya operasional. Regulasi internal terhadap pemahaman praktek costing, Clinical pathway, Coding dan IT sebagai indikator siap atau tidak menghadapi BPJS. Pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit masih berkutat pada masalah pengelolaan pasien akut secara multidisiplin, pasien kronis yang tidak patuh minum obat, angka kekambuhan yang belum terdata. Pembahasan indikator tingkes sebagai angka keberhasilan, efektifitas dan efesiensi di tingkat RS akan mengurangi kesenjangan pengobatan TG(treatment gap) antara masyarakat yang membutuhkan layanan dan yang mendapatkan layanan kesehatan jiwa. Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia TG sangat besar yaitu lebih dari 90%. Hal ini berarti bahwa hanya kurang dari 10% pasien gangguan jiwa mendapatkan pengobatan. Kesenjangan pengobatan tersebut disebabkan adanya hambatan dalam akses layanan kesehatan jiwa. Kondisi yang terjadi saat ini adalah terdapatnya beban yang sangat besar di RSJ/RS rujukan utama (layanan tersier) di Indonesia, meskipun sebagian dari kasus tersebut sebenarnya dapat ditangani di pelayanan kesehatan primer.
II. PELAKSANAAN SIDANG: Dilakukan sesi I : sidang organisasi dan sesi II : presentasi, brain storming peserta dan fokus group diskusi, sesi III : hasil rekomendasi
III. OUPUT PERTEMUAN: 1. Menyusun kelengkapan kepengurusan Arsawakoi dan usulan revisi AD/ADRT 2. Menetapkan garis besar aturan internal anggota arsawakoi untuk menjamin pelaksanaan Ina-CBG, fokus pada kesiapan/ hambatan yang masih ada disertai pilihan solusinya. 3. Mengkaji kelemahan dan kelebihan indikator tingkes RSJ dengan fokus pada kendala dan usulan perbaikan/penyempurnaannya. 4. Membuat rekomendasi Fokus Group Diskusi BPJS dan kajian Indikator Tingkes RSJ untuk menjadi arahan penyelesaian tindak lanjut pada pihak yang berkepentingan.
IV.
WAKTU DAN TEMPAT PERTEMUAN
Tanggal : Rabu – Sabtu/Tanggal 02 – 05 Oktober 2013 Tempat : Venue HARRIS Hotel & Conventions Malang,
V.
PEMBIAYAAN PESERTA
Biaya pertemuan dibebankan pada satuan kerja masing- masing. Adapun biaya pertemuan adalah sebesar Rp. 3.000.000,-/ Peserta (Tiga Juta Rupiah) termasuk paket biaya pertemuan dan penginapan selama 4 hari. (Chek in tgl 2 Oktober 2013 jam 14.00 check out tgl 6 Oktober 2013).
Peserta Direktur/Direksi anggota arsawakoi Contact Person : Konfirmasi kehadiran Bapak/Ibu diharapkan dapat kami terima paling lambat tanggal 19 September 2013. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia melalui Bpk Heri Juwanto (08123367472), Unix Cahya Husada A MdK (081359950789) , dr I Dewa Gede Basudewa (081937953150, 081338111750) atau melalui email:
[email protected] dan
[email protected]
VI.
JADWAL ACARA AGENDA ACARA SIDANG ORGANISASI ARSAWAKOI
Hari/Tanggal Rabu, 02 Oktober 2013
Waktu 14.00 – 18.30
Deskripsi
Kamis, 03 Oktober 2013
05.00 – 12.00
12.00 – 13.30
13.30 - 14.00
Pembukaan Sidang Organisasi
14.00 -14.15
Coffebreak
14.15 – 16.15
Sistem Pembiayaan Menyambut BPJS bagi RSJ
17.30 -19.00 19.00 – 21.00
Penanggung Jawab Dra.Latifah,Apt,M.Kes Nuryani,S.Psi
Check in di Hotel Harris Registrasi Peserta Pengarahan Dirjen BUK di Taman Indie Malang
18.30 - selesai
16.15 – 17.30
Fasilitator/Narasumber
Pembukaan Porkesremen di RSJ Lawang Ishoma
Sidang Organisasi
Ishoma
Sidang Organisasi
Ketua Arsawakoi
Unix Cahya Husada
Prof. Dr. dr. Ascobat Gani, MPH
Dr.IDG Basudewa,SpKJ
Dirut RSJ. Dr. Radjiman W. Lawang
Dr.Yunatan
Dirut RSJ Prov.Bali
Hari/Tanggal Jumat, 04 Oktober 2013
Sabtu, O5 Okt
Minggu, 6 Oktober 2013
Waktu
Deskripsi
08.30 – 09.30
Update kesiapan untuk BPJS
09.30 – 09.45
Coffe Break
09.45 – 11.00
Pembahasan Indikator Tingkes RSJ
11.00 – 14.00
Ishoma
14.00 – 22.00
Mengikuti acara pertandingan Olahraga dan Lomba kesenian rehabilitant di RSJ. Lawang
08.30 – 09.00
Lanjutan kesiapan BPJS dan Pembahasan Tingkes RS (Mataram)
09.00 – 09.15
Coffe Break
09.15 – 10.15
Lanjutan kesiapan BPJS dan Pembahasan Tingkes RS
10.15 – 12.30
Rekomendasi Pertemuan
12.30-12.45
Penandatanganan Dokumen Resume dan rekomendasi oleh Anggota.
12.45 – 13.00
Penutupan Sidang
13.00 – 14.00
Ishoma
14.00 – 18.00
Acara Bebas / Persiapan Penutupan
19.00 - selesai
Acara penutupan Porkesremen
06.00 – 08.00 12.00
Breakfast Check out
Fasilitator/Narasumber Dirut RSJ Magelang
Penanggung Jawab Dr .Didit Roesono,SpKJ
Direktur RSJ. Prov. Jawa Barat
Drg. Yoyok Sanyoto
Direktur RSJ Prov.NTB
Dra.Latifah,Apt,M.Kes
Direktur RSJ Prov.Babel
Ketua Arsawakoi
Ketua Arsawakoi
Ketua Arsawakoi
Nuryani,S.Psi
Azza Syeh Saka Samsul Arifin Azza Syeh Saka Samsul Arifin, A.Mdk
Mohon bagi peserta sidang arsawakoi yang akan menambah anggota untuk menginap di venue diluar peserta, agar menghubungi panitia terlebih dahulu dengan CP Bu Latifah (081 136 1803). Sebelumnya diucapkan terimakasih.
Malang,26 September 2013