No. 53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2015 SEBESAR 98,99 ATAU NAIK 0,52 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Juli 2015 mengalami kenaikan 0,52 persen, yaitu dari posisi 98,49 menjadi 98,99. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 1,44 persen, dari posisi 116,80 pada bulan Juni 2015 menjadi 118,48 pada bulan Juli 2015. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,92 persen, dari posisi 118,60 menjadi 119,69. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 5 (lima) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,07 persen , sub sektor Hortikultura naik 0,83 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,21 persen, sub sektor Peternakan naik 0,91 persen dan sub sektor Perikanan naik 1,26 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 1,44 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,06 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,88 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,19 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 1,58 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 2,14 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juni 2015 mengalami kenaikan 0,92 persen bila dibandingkan dengan bulan Juni 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,35 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,13 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen atau dari posisi 103,09 menjadi 104,44 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,35 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,51 persen, kelompok Makanan Jadi 0,64 persen, Kelompok Perumahan 0,16 persen, kelompok Sandang 1,55 persen, kelompok Kesehatan 0,35 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,48 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,29 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Juli 2015 terhadap NTP Juni 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 22 provinsi, sedangkan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 1,57 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,56 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP Juni – Juli 2015 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Juli 2015, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,52 persen dibanding NTP Juni yaitu dari 98,49 menjadi 98,99. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juni – Juli 2015 (2012 = 100) 1,40
1,26
1,20 1,00
0,91
0,83 0,80
Kenaikan NTP pada bulan Juli 2015 juga disebabkan oleh kenaikan semua sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 0,07 persen NTP sub sektor Hortikultura naik 0,83 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,21 persen, sub sektor Peternakan naik 0,91 persen dan NTP sub sektor Perikanan naik 1,26 persen.
0,60 0,40 0,21 0,20
0,07
0,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
Pada Juli 2015, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 1,44 persen dibandingkan dengan It Juni 2015, yaitu: dari 116,80 menjadi 118,48. Kenaikan It terjadi pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,06 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,88 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,19 persen, sub sektor Tanaman Peternakan naik 1,58 persen dan sub sektor Perikanan naik 2,14 persen.
Juli 2015
112,00
120,24
119,13
114,00
114,21
116,00
TPR
Ternak
116,13
115,42
118,00
118,83
118,31
120,00
119,66
Juni 2015
122,00
121,02
124,00
122,22
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
110,00 TP
Horti
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juli 2015, Ib tercatat naik sebesar 0,92 persen bila dibandingkan Juni 2015, yaitu dari 118,60 menjadi 119,69. Kenaikan Ib terjadi pada 5(lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,99 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 1,04 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,97 persen; Ib sub sektor Peternakan naik 0,67 persen; dan Ib sub sektor Perikanan naik 0,87 persen.
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Juni – Juli 2015 (2012 = 100) 1,20
0,99 1,04
1,00
0,97 0,87
0,80
0,67
0,60 0,40 0,20
0,00 TP
4. NTP Subsektor
Horti
TPR
Ikan
Ternak
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) No
Rincian
Juni'15
Juli'15
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%)
(2) (3) (4) (5) ada bulan Juli 2015 NTPP mengalami (1) I. Indeks Diterima Petani 114,21 115,42 1,06 kenaikan indeks sebesar 0,07 persen. Kenaikan NTPP 1. Padi 107,72 108,84 1,04 2. Palawija 131,58 133,03 1,10 disebabkan karena indeks yang diterima petani II. Indeks Dibayar Petani 120,82 122,02 0,99 mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen, sedangkan 1. Konsumsi Rumah Tangga 122,23 123,83 1,32 2. BPPBM 117,13 117,27 0,12 indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu III. Nilai Tukar Petani 94,53 94,59 0,07 sebesar 0,99 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,32 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Juli 2015 dilaporkan terjadi kenaikan indeks sebesar No Rincian Juni'15 0,83 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima (2) (3) petani mengalami kenaikan sebesar 1,88 persen, lebih (1) 116,13 tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, I. Indeks Diterima Petani 1. Sayur-sayuran 108,84 dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan 2. Buah-buahan 124,87 indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar 3. Tanaman Obat 117,82 1,86 persen dan kelompok Buah-buahan naik sebesar 1,96 II. Indeks Dibayar Petani 119,73 persen dan kelompok Tanaman Obat naik sebesar 1,09 1. Konsumsi Rumah Tangga 122,60 persen. 2. BPPBM 112,94 Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi 96,99 Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,42 persen dan kenaikan III. Nilai Tukar Petani indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,08 persen.
Juli'15
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%)
(4)
(5)
118,31 110,86 127,32 119,11 120,98 124,34 113,02 97,80
1,88 1,86 1,96 1,09 1,04 1,42 0,08 0,83
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
ada Juli 2015 NTPR mengalami kenaikan Perub Juli'15 indeks sebesar 0,21 persen, hal ini disebabkan oleh No Desember = 100) Rincian 2014 – Januari Juni'152015 Juli'1(2012 5 thd Juni'15 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,19 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 118,83 120,24 1,19 dibayar petani, yaitu sebesar 0,97 persen. 1. TPR 118,83 120,24 1,19 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub II. Indeks Dibayar Petani 118,92 120,08 0,97 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,38 1. Konsumsi Rumah Tangga 122,18 123,87 1,38 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 112,74 112,89 0,13 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,13 III. Nilai Tukar Petani 99,93 100,14 0,21 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Juli Perub Juli'15 2015 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,91 No Rincian Juni'15 Juli'15 thd Juni'15 (%) persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang (2) (1) (3) (4) (5) lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks I. Indeks Diterima Petani 119,13 121,02 1,58 harga yang diterima petani naik 1,58 persen sementara 1 Ternak Besar 121,25 122,80 1,28 indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,67 2 Ternak Kecil 107,80 110,11 2,14 persen. 3 Unggas 120,34 124,40 3,37 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya 4 Hasil Ternak 124,06 124,50 0,35 indeks harga pada semua kelompok sub sektor II. Indeks Dibayar Petani 114,58 115,35 0,67 Peternakan yaitu: ternak besar naik 1,28 persen, ternak 1. Konsumsi Rumah Tangga 122,60 124,24 1,33 kecil naik 2,14 persen, unggas naik sebesar 3,37 persen 2. BPPBM 109,22 109,40 0,17 dan hasil ternak naik 0,35 persen. III. Nilai Tukar Petani 103,98 104,92 0,91 Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 1,33 persen yaitu dari 122,60 persen menjadi 124,24 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen yaitu dari 109,22 persen menjadi 109,40 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2015 (2012 = 100)
ada bulan Juli 2015, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 1,26 persen . Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 2,14 persen lebih tinggi dibanding dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,87 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang naik 1,45 persen dan kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,31 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,22 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Juni'15 Juli'15
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%)
(3)
(4)
(5)
119,66 128,22 117,75 118,58 122,98 112,71 100,91
122,22 130,09 120,47 119,61 124,59 112,96 102,19
2,14 1,45 2,31 0,87 1,31 0,22 1,26
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Juli 2015 (2012=100) Sub Sektor
Juni'15
Juli'15
(1)
(2)
(3)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
97,50 102,83 105,40 109,08 106,17 106,42 106,11
98,42 104,68 106,51 110,62 108,20 107,84 108,29
Jawa Tengah
103,09
104,44
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%) (4)
0,94 1,80 1,05 1,41 1,92 1,33 2,06 1,31
Pada Juli 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,31 persen dari posisi 103,09 menjadi 104,44. Hal ini karena kenaikan It sebesar 1,44 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,13 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 5(lima) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,94 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 1,80 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,05 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 1,41 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar naik sebesar 1,92 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juli 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 1,35 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya kelompok Bahan Makanan sebesar 2,51 persen, kelompok Makanan Jadi 0,64 persen, kelompok Perumahan 0,16 persen, kelompok Sandang 1,55 persen, kelompok Kesehatan 0,35 persen, kelompok kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,48 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,29 persen.
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Juni – Juli 2015 (2012 = 100) Rincian
Juni'15
(1)
(2)
Konsumsi Rumah Tangga 122,42 a. Bahan Makanan 131,70 b. Makanan Jadi 114,81 c. Perumahan 118,87 d. Sandang 116,97 e. Kesehatan 111,97 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga108,63 g. Transportasi dan Komunikasi 121,44
Juli'15
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%)
(3)
(4)
124,08 135,01 115,55 119,05 118,79 112,36 109,15 121,79
1,35 2,51 0,64 0,16 1,55 0,35 0,48 0,29
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Juni 2015 terhadap NTP Mei 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 22 provinsi, dan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Juli 2015 terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 1,57 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Riau yaitu sebesar 1,56 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Juni - Juli 2015 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
SULTRA KEPRI JABAR LAMPUNG SULSEL JATIM SULUT BABEL BALI SULTENG YOGYAKARTA KALTENG KALBAR NTB SULBAR JATENG NAD MALUKU MALUKU UTARA KALTIM GORONTALO BANTEN NTT PAPUA JAMBI SUMBAR DKI PAPUA BARAT KALSEL SUMUT SUMSEL BENGKULU RIAU
Juni'15
Juli'15
Perub Juli'15 thd Juni'15 (%)
(3)
(4)
(5)
98,80 98,93 103,08 102,42 103,57 103,05 94,70 106,00 103,93 97,62 100,36 98,60 96,68 103,29 104,76 98,49 95,76 100,20 101,22 97,66 101,38 103,22 101,71 96,98 96,09 97,54 97,37 101,35 100,60 98,47 97,29 94,43 96,24
100,35 100,35 104,17 103,41 104,53 103,87 95,42 106,79 104,60 98,21 100,96 99,19 97,23 103,86 105,32 98,99 96,22 100,51 101,51 97,94 101,65 103,28 101,66 96,91 96,00 97,36 96,98 100,88 100,12 97,55 96,15 93,15 94,74
1,57 1,43 1,06 0,97 0,93 0,80 0,76 0,75 0,64 0,61 0,60 0,59 0,57 0,55 0,53 0,52 0,48 0,30 0,29 0,29 0,26 0,06 -0,05 -0,07 -0,10 -0,19 -0,40 -0,46 -0,49 -0,93 -1,17 -1,35 -1,56
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
7
108,80 120,18
116,42
113,53
d. Sandang
e. Kesehatan
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,23
g. Transportasi dan Komunikasi
138,27
115,97
119,82
d. Transportasi
e. Penambahan Barang Modal
f. Upah Buruh Tani
97,50
117,18
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
109,63
b. Obat-obatan & Pupuk
94,53
123,78
a. Bibit
III. Nilai Tukar Petani
117,13
2. BPPBM
119,88
113,94
118,26
c. Perumahan
98,42
94,59
119,89
116,21
138,56
117,49
109,70
124,07
117,27
118,14
118,46
115,48
114,74
b. Makanan Jadi
135,48
132,20
123,83
122,02
115,42
(3)
0,94
0,07
0,06
0,21
0,21
0,27
0,06
0,24
0,12
0,24
0,52
0,36
1,48
0,17
0,64
2,48
1,32
0,99
1,06
(4)
102,83
96,99
111,67
114,03
118,58
116,31
111,99
109,26
112,94
122,23
108,67
111,14
117,14
118,73
114,94
131,31
122,60
119,73
116,13
(5)
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 Juni'15 (%)
a. Bahan Makanan
122,23
120,82
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
114,21
(2)
Juni'15
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
Tanaman Pangan
104,68
97,80
111,89
114,18
118,75
116,38
112,10
109,08
113,02
122,60
109,17
111,55
118,97
118,91
115,67
134,73
124,34
120,98
118,31
(6)
1,80
0,83
0,20
0,13
0,14
0,06
0,10
-0,17
0,08
0,30
0,46
0,37
1,56
0,15
0,64
2,60
1,42
1,04
1,88
(7)
105,40
99,93
116,98
116,12
121,61
107,67
106,52
104,93
112,74
120,24
108,07
111,02
117,61
118,67
114,90
130,84
122,18
118,92
118,83
(8)
106,51
100,14
117,25
116,22
121,55
107,67
106,81
104,08
112,89
120,62
108,61
111,38
119,51
118,83
115,65
134,07
123,87
120,08
120,24
(9)
1,05
0,21
0,23
0,09
-0,05
0,00
0,28
-0,81
0,13
0,32
0,50
0,33
1,62
0,13
0,65
2,47
1,38
0,97
1,19
(10)
109,08
103,98
116,68
109,66
121,52
107,34
104,75
109,70
109,22
122,17
109,07
111,24
117,23
120,05
114,80
131,67
122,60
114,58
119,13
(11)
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 Juni'15 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 Juni'15 (%)
Hortikultura
110,62
104,92
117,71
109,44
122,24
107,73
104,67
110,03
109,40
122,54
109,56
111,61
119,09
120,24
115,54
134,93
124,24
115,35
121,02
(12)
1,41
0,91
0,89
-0,20
0,60
0,36
-0,07
0,31
0,17
0,30
0,44
0,33
1,59
0,16
0,65
2,48
1,33
0,67
1,58
(13)
106,17
100,91
110,39
112,65
134,23
110,21
112,15
109,18
112,71
133,81
112,14
113,07
115,81
117,14
114,10
134,61
122,98
118,58
119,66
(14)
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 Juni'15 (%)
Peternakan
108,20
102,19
110,97
113,28
134,99
110,78
112,21
109,32
112,96
134,24
112,53
113,58
117,67
117,35
114,76
138,08
124,59
119,61
122,22
(15)
1,92
1,26
0,53
0,56
0,57
0,52
0,06
0,13
0,22
0,32
0,35
0,45
1,61
0,17
0,58
2,57
1,31
0,87
2,14
(16)
103,09
98,49
116,41
113,83
126,59
112,75
108,50
113,38
113,30
121,44
108,63
111,97
116,97
118,87
114,81
131,70
122,42
118,60
116,80
(17)
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 Juni'15 (%)
Perikanan
104,44
98,99
116,81
113,92
126,93
112,98
108,57
113,39
113,45
121,79
109,15
112,36
118,79
119,05
115,55
135,01
124,08
119,69
118,48
(18)
1,31
0,52
0,34
0,08
0,26
0,21
0,07
0,01
0,13
0,29
0,48
0,35
1,55
0,16
0,64
2,51
1,35
0,92
1,44
(19)
Perub Juli'15 Juli'15 thd Juni'15 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 2,30% DAN GKP NAIK 2,75% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Juli 2015 mencatat 111 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah tetap didominasi transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 85 observasi (76,58%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 18 observasi (16,22%) dan kelompok Gabah Kering Giling ditemukan 8 observasi (7,21%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Juli 2015 tercatat Rp. 5.000,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Juli 2015 tercatat Rp. 5.050,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.700,00,- per Kg.
Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Julii 2015 mengalami penurunan sebesar 2,30 persen dari Rp. 5.026,67/Kg pada Juni menjadi Rp.4.911,25/Kg. Demikian pula untuk gabah kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 2,75 persen dari Rp. 4.215,40/Kg pada Juni menjadi Rp.4.331,21/Kg pada Juli.
emasuki bulan Juli 2015 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 111 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Sukoharjo, Demak dan Kendal belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 111 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 85 observasi (76,58%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 18 observasi (16,22%) dan gabah kualitas rendah sebanyak 8 observasi (7,21%).
Kelompok Kualitas
Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Juli 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
8 7,21 85
4 795,00 (Pemalang) 3 800,00
5 000,00 (Pati) 4 800,00
-
4 890,00 (Pemalang) 3 850,00
5 050,00 (Pati) 4 850,00
4 600,00
76,58
(Karanganyar, Sragen)
(Banyumas)
(Karanganyar, Sragen)
(Banyumas)
18
3 600,00
4 200,00
3 700,00
4 250,00
16,22
(Blora)
(Grobogan)
(Blora)
(Grobogan)
GKP Kualitas Rendah
3 700,00 -
Keterangan
8
HPP*)
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015
3 750,00 -
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
Dari 111 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Juli 2015, terbanyak berasal dari Kabupaten Banyumas sebanyak 20 observasi (18,02%), diikuti Kabupaten Sragen sebanyak 19 observasi (17,12%), Kabupaten Blora sebanyak 10 observasi (9,01%), Kabupaten Pati dan Kebumen masing-masing sebanyak 9 observasi (8,11%) dan Kabupaten Kebumen sebanyak 8 observasi (7,21%) dan selebihnya tersebar di 11 kabupaten lainnya sebesar 32,43 persen. 1.
Harga Tertinggi, Harga Terendah dan Kasus Harga di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada Juli 2015 tercatat Rp. 5. .000,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Juli 2015 tercatat Rp. 5.050,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.700,00,- per Kg. Dari sejumlah 93 (83,78%) pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Juli tidak juga ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara pencatatan terhadap harga gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP ditemukan sebanyak 18 observasi. Observasi harga gabah kualitas rendah yang dicatat terbanyak ditemukan di Kabupaten Blora. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Juli 2015 Kelompok Kualitas
2.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP
8 85
-
-
-
-
GKG dan GKP
93
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Juli 2015 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,23 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,30 persen. Namun untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,36 persen pada Juni menjadi 17,13 persen pada Juli. Kelompok gabah kualitas rendah juga mengalami sedikit penurunan rata-rata kadar air dari 24,61 persen menjadi 23,59 persen pada Juli 2015. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015 9
Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Juli 2015 juga menunjukkan kualitas yang juga bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,65 persen pada Juni menjadi 2,45 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP relative stabil pada angka 6,34 persen. Sementara kelompok gabah kualitas rendah mengalami penurunan dari 10,19 pada menjadi 9,30 pada Juli 2015. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Juni – Juli 2015
3.
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
Juni
Juli
Juni
Juli
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP Kualitas Rendah
8 85
12,23 17,36
12,30 17,13
2,65 6,34
2,45 6,34
18
24,61
23,59
10,19
9,30
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Juli 2015 megalami penurunan sebesar 2,30 persen dari Rp. 5.026,67/Kg pada Mei menjadi Rp. 4.911,25/Kg. Sementara rata-rata harga kelompok GKP bulan ini kembali mengalami kenaikan sebesar 2,75 persen dari Rp. 4.215,40Kg pada Juni menjadi Rp. 4.331,21/Kg. Kelompok gabah kualitas rendah juga mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen dari Rp. 3.750,00 /Kg pada Juni menjadi Rp.3.805,00 /Kg pada Juli 2015. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Juli 2015 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 2,83 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.117,50Kg menjadi Rp. 4.972,50/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 2,61 persen dari Rp. 4.272,38/Kg pada Juni menjadi Rp. 4.383,86/Kg pada Juli 2015. Gabah kualitas rendah juga mengalami kenaikan sebesar 1,52 persen dari Rp. 3.815,50/Kg pada Juni menjadi Rp. 3.873,33/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Juni - Juli 2015
10
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
Juni
Juli
Perubahan
Juni
Juli
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
5 026,67
4 911,25
-2,30
5 117,50
4 972,50
-2,83
GKP Kualitas Rendah
4 215,40
4 331,21
2,75
4 272,38
4 383,86
2,61
3 750,00
3 805,56
1,48
3 815,50
3 873,33
1,52
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015