No. 09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 101,18 ATAU NAIK 0,62 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Januari 2015 mengalami kenaikan 0,62 persen, yaitu dari posisi 100,55 menjadi 101,18. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,42 persen, dari posisi 117,95 pada bulan Desember 2014 menjadi 118,44 pada bulan Januari 2015. Sementara Ib mengalami penurunan 0,20 persen, dari posisi 117,30 menjadi 117,06. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3(tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Bahan Makanan naik 1,38 persen, sub sektor Peternakan naik 1,10 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,36. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan indeks NTP, yaitu NTP sub sektor Hortikultura turun 0,44 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,09 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,42 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 2 (dua) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,31 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 0,73 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan It, yaitu: sub sektor Hortikultura turun sebesar 0,73 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,13 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,12 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Januari 2015 mengalami penurunan 0,20 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2014. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,44 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen atau dari posisi 105,34 menjadi 105,74 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi pedesaan sebesar 0,27 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga di 2 (dua) kelompok, meliputi : kelompok Bahan Makanan sebesar 0,44 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 3,35 persen. Sedangkan kelompok lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : kelompok Makanan Jadi naik sebesar 0,48 persen, kelompok Perumahan naik 1,32 persen, kelompok Sandang naik 0,41 persen, kelompok Kesehatan naik 0,69 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik 0,22 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTPJanuari 2015 terhadap NTP Desember 2014 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 30 provinsi, sedangkan 3 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Papua yaitu sebesar 5,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 0,37 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Gambar 1 NTP Jawa Tengah Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. 101,18 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di 101,20 wilayah Jawa Tengah pada bulan Januari 2015, NTP Jawa 101,00 Tengah mengalami kenaikan indeks 0,62 persen dibanding 100,80 NTP Desember 2014 yaitu dari 100,55 menjadi 101,18. 100,55 100,60 Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan 100,40 indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi 100,20 dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang Desember 2014 Januari 2015 dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) 1,60
1,40
1,38 1,10
1,20 1,00 0,80 0,60
0,36
0,40 0,20
Kenaikan NTP pada bulan Januari 2015 juga disebabkan oleh kenaikan 3(tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 1,38 persen, NTP sub sektor Peternakan naik 1,10 persen dan NTP sub sektor Perikanan naik 0,36 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu: NTP sub sektor Hortikultura turun 0,44 persen dan NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,09 persen..
0,00 -0,20
-0,09
-0,40 -0,60 TP
-0,44 Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
Pada Januari 2015, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,42 persen dibandingkan dengan It Desember 2014, yaitu: dari 117,95 menjadi 118,44. Kenaikan It terjadi pada 2(dua) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,31 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,73 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan yaitu: sub sektor Hortikultura turun 0,73 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,13 persen dan sub sektor Perikanan turun 012 persen.
118,26
117,64
117,00
117,73
118,00
114,00
113,00 TP
Horti
TPR
118,59
116,78
115,00
118,74
116,00
115,46
Januari 2015
115,59
Desember 2014
119,00
119,28
120,00
119,12
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100)
Ternak
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4
Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per Sub sektor Desember 2014 – Januari 2015 Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa (2012 = 100) yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 0,00 TP Horti TPR Ikan Ternak petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat -0,05 -0,04 -0,07 -0,10 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang -0,15 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. -0,20 -0,25 Pada Januari 2015, Ib tercatat turun sebesar 0,20 persen -0,30 -0,29 bila dibandingkan Desember 2014, yaitu dari 117,30 -0,35 -0,37 -0,40 menjadi 117,06. Penurunan Ib terjadi pada semua sub -0,47 -0,45 sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman -0,50 Pangan turun 0,07 persen; Ib sub sektor Hortikultura turun 0,29 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,04 persen, Ib sub sektor Peternakan turun 0,47 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,37 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100)
Rincian ada bulan Januari 2015 NTPP mengalami No kenaikan indeks sebesar 1,38 persen. Kenaikan NTPP (2) (1) disebabkan karena indeks yang diterima petani I. Indeks Diterima Petani mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen, sedangkan 1. Padi indeks yang dibayar petani mengalami penurunan , 2. Palawija yaitu sebesar 0,07 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,38 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan 2. BPPBM Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,79 persen. III. Nilai Tukar Petani
Des'14
Jan'15
(3)
(4)
117,73 113,37 129,38 119,14 120,90 114,53 98,82
119,28 115,00 130,73 119,06 120,44 115,44 100,18
Perub Jan'15 thd Des'14 (%) (5)
1,31 1,43 1,04 -0,07 -0,38 0,79 1,38
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (NTPH) pada Januari 2015 dilaporkan terjadi penurunan (2012 = 100) indeks sebesar 0,44 persen. Hal ini terjadi karena indeks Perub Jan'15 yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,73 No Rincian Des'14 Jan'15 thd Des'14 (%) persen, lebih rendah dibanding penurunan indeks yang (1) (2) (3) (4) (5) dibayar petani, dimana Ib mengalami penurunan sebesar I. Indeks Diterima Petani 117,64 116,78 -0,73 0,29 persen. 1. Sayur-sayuran 111,87 108,62 -2,91 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. Buah-buahan 124,78 126,77 1,60 perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran 3. Tanaman Obat 115,57 115,57 0,01 turun sebesar 2,91 persen, kelompok Buah-buahan naik 118,46 118,11 -0,29 sebesar 1,60 persen dan kelompok Tanaman Obat naik II. Indeks Dibayar Petani 0,01 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga 121,12 120,82 -0,25 Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks 2. BPPBM 112,17 111,71 -0,41 Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen dan III. Nilai Tukar Petani 99,30 98,87 -0,44 penurunan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,41 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100 Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) Perub Jan'15 No Rincian Des'14 Jan'15 thd Des'14 (%)
ada Januari 2015 NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 0,09 persen, hal ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima (2) petani sebesar 0,13 persen, lebih tinggi dibanding (1) I. Indeks Diterima Petani penurunan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 1. TPR 0,04 persen. Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2. BPPBM 0,05 persen dan turunnya indeks Biaya Produksi dan III. Nilai Tukar Petani Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,01 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Januari 2015 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 0,73 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,37 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada 3(tiga) kelompok sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar naik sebesar 0,55 persen, unggas naik 1,51 persen dan hasil ternak naik 1,63 persen. Sedangkan ternak kecil turun 0,18 persen.
4
(3)
(4)
118,74 118,74 117,54 120,65 111,64 101,02
118,59 118,59 117,49 120,58 111,63 100,93
(5)
-0,13 -0,13 -0,04 -0,05 -0,01 -0,09
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) No
Rincian
Des'14
Jan'15
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
I. Indeks Diterima Petani
118,26
119,12
0,73
1 Ternak Besar
121,69
122,36
0,55
2 Ternak Kecil
109,48
109,28
-0,18
3 Unggas
116,15
117,91
1,51
118,72
120,66
1,63
113,77
113,35
-0,37
1. Konsumsi Rumah Tangga
121,17
120,87
-0,24
2. BPPBM
108,83
108,33
-0,47
III. Nilai Tukar Petani
103,94
105,09
1,10
4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,24 persen yaitu dari 121,17 persen menjadi 120,87 persen dan indeks BPPBM turun 0,47 persen yaitu dari 108,83 menjadi 108,33. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100)
ada bulan Januari 2015, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,36 persen . Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen lebih rendah dibanding dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,47 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang naik 1,27 persen dan kelompok budidaya ikan mengalami penurunan sebesar 0,45 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,53 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,38 persen.
No
Rincian
Des'14
Jan'15
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
115,59 124,40 113,63 117,48 121,96 111,49 98,39
115,46 125,98 113,12 116,93 121,32 111,06 98,75
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
-0,12 1,27 -0,45 -0,47 -0,53 -0,38 0,36
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Januari 2015 (2012=100)
Sub Sektor
Des'14
Jan'15
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
102,79 104,88 106,36 108,66 103,69 100,97 104,37
103,32 104,54 106,23 109,96 103,96 105,86 103,50
Jawa Tengah
105,34
105,74
0,52 -0,32 -0,12 1,20 0,27 4,84 -0,83 0,38
Pada Januari 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,38 persen dari posisi 105,34 menjadi 105,74. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,42 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,44 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 3(tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,52 persen, subsektor Peternakan naik sebesar 1,20 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,27 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan NTUP yaitu : subsektor Hortikultura turun sebesar 0,32 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,12 persen..
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Januari 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,27 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya kelompok Bahan Makanan sebesar 0,44 persen dan Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 3,35 persen. Sedangkan kelompok lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu: Makanan Jadi naik sebesar 0,48 persen, kelompok Perumahan naik 1,32 persen, kelompok Sandang naik 0,41 persen, kelompok Kesehatan naik 0,69 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,22 persen.
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100)
Rincian
Des'14
Jan'15
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga 121,01 a. Bahan Makanan 131,26 b. Makanan Jadi 111,08 c. Perumahan 115,12 d. Sandang 114,69 e. Kesehatan 110,05 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga107,17 g. Transportasi dan Komunikasi 124,06
120,69 130,68 111,61 116,64 115,16 110,81 107,40 119,91
-0,27 -0,44 0,48 1,32 0,41 0,69 0,22 -3,35
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Januari 2015 terhadap NTP Desember 2014 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 30 provinsi, dan 3 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Januari 2015 terjadi di provinsi Papua yaitu sebesar 5,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 0,37 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
PAPUA BABEL SULBAR SULUT MALUKU NTT SULTENG BALI YOGYAKARTA KEPRI JATIM PAPUA BARAT NTB MALUKU UTARA KALTENG SUMUT RIAU KALTIM SULTRA SUMBAR NAD DKI KALBAR GORONTALO JAMBI JABAR SULSEL JATENG LAMPUNG KALSEL BANTEN BENGKULU SUMSEL
Des'14
Jan'15
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
(3)
(4)
(5)
99,83 97,40 96,26 103,24 105,97 102,05 101,43 102,10 102,60 107,26 103,67 104,23 98,36 100,97 102,18 96,73 102,82 98,36 103,23 104,67 96,59 97,22 97,50 97,50 99,50 98,56 104,76 98,39 99,28 108,16 103,16 99,39 98,86
105,33 100,58 98,35 105,42 108,07 104,02 103,33 103,99 104,45 109,05 105,32 105,87 99,85 102,49 103,69 97,90 103,95 99,34 104,24 105,65 97,48 97,99 98,26 98,22 100,01 98,98 105,15 98,75 99,55 108,36 102,94 99,12 98,49
5,50 3,26 2,17 2,10 1,98 1,93 1,88 1,85 1,80 1,67 1,59 1,57 1,51 1,51 1,48 1,21 1,11 0,99 0,98 0,94 0,92 0,79 0,78 0,74 0,51 0,43 0,37 0,36 0,27 0,18 -0,21 -0,26 -0,37
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
7
102,79
116,28
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
113,52
e. Penambahan Barang Modal
98,82
145,62
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
114,29
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
123,20
g. Transportasi dan Komunikasi
108,08
106,57
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
111,37
e. Kesehatan
118,88
114,17
d. Sandang
a. Bibit
114,48
c. Perumahan
114,53
111,00
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
131,81
a. Bahan Makanan
120,90
119,14
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
117,73
(2)
Des'14
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
103,32
100,18
117,48
114,36
136,86
115,33
109,41
120,27
115,44
118,41
106,81
112,23
114,64
116,05
111,55
131,10
120,44
119,06
119,28
(3)
0,52
1,38
1,03
0,74
-6,02
0,91
1,23
1,17
0,79
-3,89
0,22
0,77
0,41
1,37
0,49
-0,53
-0,38
-0,07
1,31
(4)
104,88
99,30
110,37
112,42
129,49
113,20
109,92
107,98
112,17
124,85
107,39
109,34
114,83
114,94
111,18
130,66
121,12
118,46
117,64
(5)
Perub Jan'15 Jan'15 thd Des'14 Des'15 (%)
Tanaman Bahan Makanan
104,54
98,87
111,14
112,90
116,38
114,26
111,45
107,38
111,71
120,71
107,71
110,07
115,30
116,48
111,73
130,15
120,82
118,11
116,78
(6)
-0,32
-0,44
0,70
0,43
-10,13
0,94
1,39
-0,55
-0,41
-3,32
0,29
0,67
0,41
1,34
0,49
-0,39
-0,25
-0,29
-0,73
(7)
106,36
101,02
114,53
115,77
123,77
106,29
105,41
105,71
111,64
121,40
106,86
109,21
115,20
115,11
111,22
130,28
120,65
117,54
118,74
(8)
106,23
100,93
115,52
115,25
120,06
106,90
105,55
105,32
111,63
118,67
107,01
109,93
115,73
116,52
111,73
130,04
120,58
117,49
118,59
(9)
Jan'16
-0,12
-0,09
0,86
-0,45
-3,00
0,58
0,13
-0,37
-0,01
-2,24
0,14
0,66
0,46
1,23
0,46
-0,18
-0,05
-0,04
-0,13
(10)
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Jan'15 Jan'16 thd Des'14 Des'15 (%)
Hortikultura
108,66
103,94
112,92
108,85
128,06
105,65
104,50
108,43
108,83
124,89
107,61
109,45
115,02
116,20
111,13
131,17
121,17
113,77
118,26
(11)
Des'16
109,96
105,09
113,92
109,23
120,09
105,88
104,58
108,30
108,33
120,58
107,80
110,15
115,47
117,73
111,63
130,70
120,87
113,35
119,12
(12)
1,20
1,10
0,89
0,34
-6,22
0,21
0,07
-0,12
-0,47
-3,45
0,18
0,64
0,39
1,32
0,45
-0,36
-0,24
-0,37
0,73
(13)
103,69
98,39
108,27
111,88
143,05
107,43
110,07
107,11
111,49
135,85
110,07
110,90
113,44
113,87
109,76
136,61
121,96
117,48
115,59
(14)
Perub Jan'17 Jan'15 thd Des'16 Des'14 (%)
Peternakan
103,96
98,75
108,84
112,23
133,58
108,62
110,42
107,49
111,06
132,33
110,45
111,67
113,76
115,26
110,50
134,06
121,32
116,93
115,46
(15)
0,27
0,36
0,53
0,31
-6,62
1,11
0,31
0,35
-0,38
-2,59
0,35
0,70
0,28
1,22
0,68
-1,87
-0,53
-0,47
-0,12
(16)
105,34
100,55
113,54
112,38
133,78
110,36
107,22
111,24
111,97
124,06
107,17
110,05
114,69
115,12
111,08
131,26
121,01
117,30
117,95
(17)
Perub Jan'15 Jan'17 thd Des'14 Des'16 (%)
Perikanan
105,74
101,18
114,54
112,79
124,99
111,13
108,06
111,46
112,02
119,91
107,40
110,81
115,16
116,64
111,61
130,68
120,69
117,06
118,44
(18)
Jan'17
0,38
0,62
0,88
0,36
-6,57
0,70
0,78
0,20
0,04
-3,35
0,22
0,69
0,41
1,32
0,48
-0,44
-0,27
-0,20
0,42
(19)
Perub Jan'15 thd Des'14 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JANUARI 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 1,68% DAN GKP NAIK 1,64% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Januari 2015 mencatat 88 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 50 observasi (56,82%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 22 observasi (25,00%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 16 observasi (18,18%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Januari 2015 tercatat Rp. 5.800,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dan Cibagendit di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Januari 2015 tercatat Rp. 5.850,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas yang sama dengan tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dan Cibagendit di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp.3.800,00 per kg.
Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Janurai 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,68 persen dari Rp. 5.317,00/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp.5.406,14/Kg. Demikian pula gabah GKP juga mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen dari Rp. Rp. 4.839,51/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp.4.919,00/Kg.
engawali tahun 2015, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah mencatat sebanyak 88 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih dengan komposisi jumlah observasi yang tetap didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 50 observasi (56,82%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 22 observasi (25,00%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 22 observasi (18,18%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Januari 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Kelompok Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Kualitas Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi HPP*) (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
22
4 250,00
5 600,00
-
4 300,00
5 685,00
4 150,00
25,00
(Sukoharjo)
(Purworejo, Pemalang)
(Sukoharjo)
(Pemalang)
50 56,82
3 900,00 (Semarang)
5 800,00 (Purworejo)
3 300,00
4 150,00 ( Tegal)
5 850,00 (Purworejo)
3 350,00
16
3 700,00
5 300,00
-
3 800,00
5 325,00
-
18,18
(Blora)
(Sragen)
(Blora)
(Sragen)
GKP Kualitas Rendah Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.3 Tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012, diberlakukan mulai 1 Maret 2012 sampai sekarang
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015
Dari hasil observasi yang berhasil dikumpulkan sebanyak 88 observasi transaksi harga penjualan gabah pada Januari 2015, terbanyak berasal dari Kabupaten Blora yang sedang terjadi panen raya sebanyak 13 observasi (14,77%) diikuti Kabupaten Banyumas sebanyak 10 observasi (11,36%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (10,23%), Kabupaten Kebumen 8 observasi (9,09%) dan Kabupaten Demak ditemukan 7 observasi (7,95%) dan selebihnya 46,59 persen tersebar di 12 kabupaten lain kecuali Kabupaten Karanganyar dan Kendal tidak ditemukan transaksi penjualan gabah. 1.
Harga Tertinggi, Harga Terendah dan Kasus Harga di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada Januari 2015 tercatat Rp. 5.800,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dan Cibagendit di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Januari 2015 tercatat Rp. 5.850,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas yang sama dengan tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dan Cibagendit di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp.3.800,00 per kg. Dari sejumlah pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Januari 2015, sebanyak 72 observasi (81,82%), tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara pencatatan terhadap harga gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP ditemukan sebanyak 16 observasi. Observasi harga gabah kualitas rendah yang dicatat ditemukan di Kabupaten Sragen, Grobogan, Blora, Demak dan Semarang. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Januari 2015 Kelompok Kualitas
2.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
22
-
-
-
-
GKP
50
-
-
-
-
GKG dan GKP
72
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Januari 2015 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,80 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,31 persen. Demikian pula rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 16,79 persen pada Desember 2014 menjadi
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015 9
17,47 persen pada Januari 2015. Namun untuk gabah kualitas rendah mengalami penurunan rata-rata kadar air dari 28,22 persen pada Desember 2014 menjadi 26,73 persen pada Januari 2015. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Januari 2015 juga menunjukkan kualitas yang kurang baik untuk gabah kelompok kualitas GKG yang mengalami kenaikan dari 2,36 persen pada Desember 2014 menjadi 2,46 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP mengalami kenaikan dari 6,24 persen pada Desember 2014 menjadi 6,55 persen pada Januari 2015. Demikian pula kelompok gabah kualitas rendah mengalami kenaikan dari 6,69 pada Desember 2014 menjadi 8,56 pada Januari 2015. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Desember 2014 – Januari 2015
3.
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
Desember
Januari
Desember
Januari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
22
10,80
11,31
2,36
2,46
GKP Kualitas Rendah
50
16,79
17,47
6,24
6,55
16
28,22
26,73
6,69
8,56
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Januari 2015 megalami kenaikan sebesar 1,68 persen dari Rp. 5.317,00/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp.5.406,00/Kg. Demikian pula untuk Gabah GKP bulan ini mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen dari Rp. 4.839,51/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp.4.919,00/Kg pada Januari 2015. Sebaliknya kelompok gabah kualitas rendah mengalami penurunan sebesar 9,17 persen dari Rp. 4.531,00/Kg menjadi Rp.4.115,63/Kg. Demikian pula untuk tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Januari 2015 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,67 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.374,17/Kg menjadi Rp. 5.463,86/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP naik 1,81 persen dari Rp. 4.894,02/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp. 4.982,50/Kg. Adapun kelompok gabah kualitas rendah mengalami penurunan sebesar 9,88 persen dari Rp. 4.661,00/Kg pada Desember 2014 menjadi Rp.4.200,31Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Desember 2014 – Januari 2015
10
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
Desember
Januari
Perubahan
Desember
Januari
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG GKP Kualitas Rendah
5 317,00 4 839,51
5 406,14 4 919,00
1,68 1,64
5 374,17 4 894,02
5 463,86 4 982,50
1,67 1,81
4 531,00
4 115,63
-9,17
4 661,00
4 200,31
-9,88
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.09/02/33/Th.IX, 02 Februari 2015