MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) sapi perah Kabupaten Bogor seluas 94,41 hektar, berada dalam dua wilayah yang berdekatan yaitu Kunak I terletak di Gunung Sarengseng, Kecamatan Cibungbulang dan Kunak II di Gunung Geulis, Kecamatan Pamijahan. Pengolahan data sekunder dan data primer dilaksanakan di Laboratorium Agrostologi, Bagian Ilmu dan Teknologi Tumbuhan Pakan dan Pastura, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober sampai tanggal 19 November 2011. Materi Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang dilengkapi dengan paket Sistem Informasi Geografis (perangkat keras dan perangkat lunak) dengan software ArcGIS 9.3, Global Mapper 9.03, DNR Garmin 5.4.1., GPS merk Garmin tipe 60CSX, kamera digital berkemampuan 10.0 mega pixel dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu lembar kuisioner dan peta dasar. Peta dasar diperoleh dari manajer Kunak dan petugas yang bertanggung jawab atas lahan Kunak. Peta tersebut terdiri dari dua buah peta dasar yaitu peta Kunak I dan Kunak II yang berisi informasi tentang lokasi kavling dan batas wilayah administrasi. Prosedur Observasi Lapang Kegiatan observasi lapang dilakukan dengan pengamatan langsung menggunakan GPS merk Garmin tipe 60CSX, kamera digital berkemampuan 10.0 megapixel, dan alat tulis. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi lapangan dan verifikasi data spasial dengan penampakan sebenarnya di bumi. Observasi lapang dikerjakan pada pagi sampai sore hari (keadaan langit cerah tidak berawan) dengan presisi lokasi yang terlihat pada layar GPS antara ± 2-5 m. Hal ini dilakukan agar receiving data dari satelit ke GPS lebih akurat dan pengambilan data bersifat seragam. Semua data yang diperoleh kemudian menjadi input data untuk pengolahan SIG dan sebagai data pendukung penelitian.
16
Gambar 1. Observasi Lapang Menggunakan GPS Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada setiap pemilik/pengontrak dan atau pengelola setiap kavling dengan metode sensus berjumlah 114 kavling, direktur Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, manajer Kunak, penanggung jawab urusan lahan, dokter hewan setempat, dan ketua RT dalam tiap kelompok peternak Kunak. Kegiatan wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner secara teratur untuk memperoleh data primer yang diinginkan, sedangkan wawancara tidak terstruktur dengan pembicaraan tanya jawab verifikasi data dan informasi sebagai pelengkap data yang sudah diperoleh sebelumnya. Lembar kuisioner yang digunakan untuk wawancara disajikan dalam Lampiran 5. GIS Layers Dasar pembuatan peta dengan SIG menggunakan peta tematik yang berisi data spasial antara lain: denah lokasi seluruh kavling, jalan, sungai, fasilitas, dan batas administrasi wilayah. Data spasial tersebut dipadukan dengan data vektor yang diperoleh dari atribut GPS agar data tersebut bisa diolah menjadi peta dalam format SIG. Data vektor tersebut terdiri dari hasil GPS Kunak I dengan atribut berisi 257 points dan 78 waypoints dengan panjang 8,9 km dan mencakup luasan 99.599 m2.
17
Sedangkan hasil dari pencatatan GPS pada lokasi Kunak II berisi 200 points dan 76 waypoints dengan panjang 7,7 km yang mencakup luasan 76.196 m2. Software SIG (ESRI, 1998) digunakan untuk mengolah data vektor, membuat atribut dan layer tambahan serta penerapan peta spasial sehingga bisa dibaca sebagai bentuk dan ukuran peta yang sebenarnya pada permukaan bumi. SIG digunakan untuk kalkulasi perjalanan dengan GPS dan untuk identifikasi serta merekam setiap perjalanan yang dilakukan (ESRI, 1998). Data-data layer tersebut diolah menurut atribut-atribut dan diinterpolasikan dengan peta dasar. Diagram alur pembuatan peta disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alur Metode Analisis Data Analisis data berupa hasil kuisioner kemudian diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007. Data tersebut diolah secara kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis dan informasi pemanfaatan lahan dilakukan dengan mengolah data spasial berupa peta wilayah dan administrasi Kunak dengan skala 1:30.000 dari sumber yang tersedia
18
serta data dan peta hasil tracking menggunakan GPS. Peta tersebut menjadi sumber input data dalam software ArcGIS 9.3. dengan ketelitian 89% yang digunakan untuk analisis data atribut dan spasial seperti pemasukan dan joint tabel atribut, query, operasi tumpang tindih (overlay), dan pembuatan peta-peta tematik. Data atau peta tersebut dilakukan proses digitasi melalui layar (on screen) sehingga semua peta tersedia dalam format digital, kemudian dilakukan pengolahan yaitu overlay serta operasi SIG lainnya. Peta disajikan dalam format *.shp dan *.jpg dengan koordinat UTM dan skala grafis yang disesuaikan. Data tabulasi setiap peta tematik disajikan dalam bentuk tabel. Hasil Tracking GPS disajikan pada Gambar 3.
A. Kunak I
B. Kunak II
Gambar 3. Wilayah Kunak I dan Kunak II (Citra Google Earth) Identifikasi Tingkat Ketersediaan Hijauan Makanan Ternak Identifikasi tingkat ketersediaan hijauan makanan ternak dengan menghitung daya dukung (DD) dan indeks daya dukung (IDD) hijauan makanan ternak. Perhitungan dilakukan untuk kesesuaian lahan aktual. Sumanto dan Juarini (2004) menjelaskan bahwa daya dukung (DD) dihitung dari total produksi bahan kering cerna (BKC) dibagi jumlah kebutuhan 1 ST (satuan ternak) sapi potong (bobot badan 250 kg) dalam satu tahun, dimana total kebutuhan pakan = populasi ternak (ST) x 1,14 ton BKC / tahun. Rumus daya dukung limbah pertanian sebagai berikut: Daya Dukung (ST) =
Produksi bahan kering cerna (kg) Kebutuhan bahan kering cerna sapi dewasa (kg/ST)
Nilai IDD dihitung berdasarkan BKC dengan persamaan sebagai berikut (Sumanto dan Juarini, 2004): Total produksi BKC (kg) IDD
= ∑ Populasi ruminansia (ST) × Kebutuhan BKC sapi dewasa (kg/ST)
19
Berdasarkan nilai DD hijauan maka diperoleh kriteria status daya dukung hijauan yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Status DD HMT Berdasarkan IDD No.
IDD
Kriteria
1.
≤1
Sangat Kritis
2.
> 1 – 1,5
Kritis
3.
> 1,5 – 2
Rawan
4.
>2
Aman
Karakterisasi pakan limbah tanaman pangan dan potensi pakan hijauan pada setiap penggunaan lahan seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakterisasi Pakan Limbah Tanaman Pangan No. Jenis
limbah Produksi limbah Daya Cerna
tanaman pangan (a)
Produksi
(ton/th)*
(b)
limbah
BKC Ton
(c)
(d)
(e)
1.
Padi sawah
9,0
0,140
(C) x (d)
2.
Padi ladang
6,6
0,140
(C) x (d)
3.
Jagung
15,0
0,150
(C) x (d)
4.
Kacang hijau
1,9
0,137
(C) x (d)
5.
Ubi Jalar
2,5
0,135
(C) x (d)
Sumber: Sumanto dan Juarini (2004); *) perkiraan produksi optimum
Perhitungan jumlah populasi ternak ruminansia dalam satuan ternak (ST) didasarkan pada nilai ST ternak ruminansia utama dapat ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai Satuan Ternak (ST) Ruminansia Utama No. Jenis Ternak
Jumlah (ekor)
Faktor
Jumlah (ST)
Konversi 1.
Sapi (Potong, Perah)
-
0,7
-
2.
Kerbau
-
0,8
-
3.
Kambing / Domba
-
0,055
-
Total
-
-
Sumber: Sumanto dan Juarini (2004)
20