MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2010. Pemeliharaan ayam bertempat di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Unggas sedangkan analisis organ dalam dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Penelitian ini menggunakan 180 ekor ayam broiler umur tujuh hari strain CP 707 dari PT. Charoend Phokphand yang dibagi menjadi enam perlakuan dan tiga ulangan, dengan setiap ulangannya terdiri dari sepuluh ekor. Ayam dipelihara selama 28 hari sebelumnya dilakukan pemeliharaan selama tujuh hari. Sampel ayam yang diambil untuk mengukur peubah organ pencernaan adalah satu ekor untuk setiap ulangan. Ubi Jalar Tepung ubi jalar dibuat dengan memotong ubi menjadi ukuran tipis, kemudian di oven dengan suhu 60ºC selama dua hari hingga kering selanjunya digiling hingga halus. Penggunaan tepung ubi jalar dengan dua level yaitu 3% dan 6% dari total campuran ransum yang diberikan.
Gambar 1. Ubi jalar merah belum dihaluskan (Sunoto, 2011) Ragi Tape Ragi diperoleh dari toko beras yang berada di Pasar Anyar, dengan tujuan untuk mendapatkan produk ragi yang homogen dan kontuinitasnya terjamin. Ragi yang disediakan berbentuk kepingan, sehingga untuk menghaluskan dilakukan 22
penggilingan. Penggunaan ragi dengan tiga level yaitu 0,5%, 1,0% dan 1,5% dari total campuran ransum.
Gambar 2. Ragi sebelum dihaluskan (Chrisliem, 2010) Ransum Komersil Ransum yang digunakan adalah ransum komersil ayam broiler berbentuk crumble, dibagi menjadi dua
periode yaitu periode starter (umur 1-21 hari)
menggunakan jenis ransum komersil BR1 Pokphand CP BR11 dan periode finisher (umur 22 hari- panen) menggunakah jenis BR2 Pokphand CP BR12. Tabel informasi kandungan ransum ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini. Tabel 2. Komposisi Nutrien Ransum Starter (umur 1-21 hari) Kandungan Nutrien
Maksimal (%)
Minimal (%)
.....…...…% As fed………….. Kadar Air
13,0
-
Protein
23,0
21,0
Lemak
-
5,0
Serat
5,0
-
Abu
7,0
-
Calsium
-
0,9
Phosphor
-
0,6
2920 Kcal/kg
2820 Kcal/kg
M.E Sumber: PT.Charoen Phokpand
23
Tabel 3. Komposisi Nutrien Ransum Finisher (umur 22 hari- panen) Kandungan Nutrien
Maksimal (%)
Minimal (%)
……..……% As fed........…. Kadar Air
13,0
-
Protein
21,0
19,0
Lemak
-
5,0
Serat
5,0
-
Abu
7,0
-
Calcium
-
0,9
Phosphor
-
0,6
3020 Kcal/kg
2920 Kcal/kg
M. E Sumber: PT. Charoen Phokpand
Alat yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan perkandangan dan peralatan laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Ransum, Fakultas Peternakan IPB. Peralatan perkandangan yang digunakan adalah tempat ransum ayam broiler, tempat minum, pemanas (brooder), sekat ukuran 1m x 1m, lampu kandang 60 watt, ember, tali tambang, timbangan, bambu, dan semprotan (sprayer). Alat laboratorium yang digunakan penelitian ini adalah oven 600 C, alat bedah (pinset, scalpel, arteri klem, gunting, pisau), jangka sorong (untuk mengukur ketebalan usus), dan timbangan digital. Prosedur Persiapan Kandang Sebelum ayam datang, kandang dipersiapkan dengan membersihkan, mengapur dan menyuci hama kandang. Begitu juga dengan tempat ransum dan minum dilakukan pencucian. Pada bagian bawah kandang ditaburi sekam. Pemeriksaan terhadap lampu dan keran air minum dilakukan dua hari sebelum ayam datang.
24
Pemeliharaan Ayam dipelihara selama 28 hari sebelumnya dilakukan pemeliharaan selama tujuh hari. Penimbangan awal dilakukan pada saat ayam berumur tujuh hari dengan menggunakan timbangan digital. Ayam kemudian diacak dan dimasukan kedalam kandang yang telah disediakan. Setiap kandang diisi dengan ayam 10 ekor. Pada hari ketujuh ayam mulai diberi ransum perlakuan. Penimbangan ayam, sisa ransum dan pencatatan pertambahan bobot badan dilakukan setiap minggu. Proses penimbangan bobot badan dan sisa ransum dilakukan pada pagi hari sebelum ayam diberi ransum dan pergantian air minum. Setiap hari dilakukan pemeriksaan terhadap jumlah ayam, dengan mencatat jumlah ayam yang mati pada setiap kandang. Data mortalitas tersebut diakumulasikan hingga akhir masa pemeliharaan. Rancangan dan Analisis Data Perlakuan Penelitian ini menggunakan ransum ayam broiler yang dicampur tepung ubi jalar merah dan ragi tape, yang dibedakan menjadi enam macam ransum perlakuan, dengan taraf tepung ubi jalar dan ragi tape yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut: R1 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 3% dan ragi 0,5% R2 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 3 % dan ragi 1% R3 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 3 % dan ragi 1,5% R4 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 6% dan ragi 0,5% R5 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 6 % dan ragi 1 % R6 = ransum komersil + tepung ubi jalar merah 6% dan ragi 1,5% Model Matematika Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3, faktor A terdiri dari dua perlakuan (Tepung ubi jalar merah: 3% dan 6%) dan faktor B terdiri tiga perlakuan (ragi : 0,5%, 1% dan1,5%), tiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Model matematika dari rancangan ini (Steel dan Torrie, 1993) adalah : Yijk =µ +αi+ βj +(αβ)ij + εijk
25
Keterangan : Yijk : Hasil pengamatan penggunaan tepung ubi jalar (prebiotik) dan ragi tape (probiotik) terhadap performa dan organ dalam ayam broiler umur 4 minggu µ
: Nilai rataan umum dari pengamatan
αi
: Pengaruh perlakuan penambahan tepung ubi jalar (prebiotik)
βi
: Pengaruh perlakuan penambahan ragi tape (probiotik)
(αβ)ij : Interaksi penambahan tepung ubi jalar dengan ragi tape dalam ransum basal εijk : Galat akibat pengaruh perlakuan penambahan tepung ubi jalar (prebiotik) dan ragi tape (probiotik) Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA, Analysis of Variance) dan jika berbeda nyata akan diuji lebih lanjut dengan Uji Jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1993), sedangkan untuk data mortalitas dianalisa secara deskriptif. Peubah yang Diamati 1. Konsumsi ransum (gram/ekor) Konsumsi ransum ditentukan dengan mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan ransum yang tersisa Pemberian ransum (g) - Sisa ransum(g) Konsumsi ransum (g/ekor) = Jumlah ayam (ekor) 2. Konsumsi Air Minum (ml/ekor) =
Pemberian air (ml) - Sisa air (ml) Jumlah ayam (ekor)
3. Pertambahan bobot badan (gram/ekor) Penimbangan ayam broiler dilakukan seminggu sekali yaitu pada pagi hari (07.00) atau sebelum dilakukan pemberian ransum. Timbangan yang digunakan adalah timbangan analitik dengan skala terkecil 0,01 kg. Pertambahan bobot badan diperoleh dari selisih bobot badan pada minggu tersebut dengan bobot badan minggu sebelumnya. PBB (g/ekor) = BBminggu tersebut (g) – BBminggu sebelumnya (g) 4. Konversi ransum Konversi ransum diperoleh dengan cara menghitung konsumsi ransum harian dalam bahan kering dibagi dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Hasil tersebut dihitung dengan formulasi sebagai berikut: 26
Konsumsi ransum (g/ekor) Konversi ransum =
PBB (g/ekor)
5. Bobot Badan Akhir Bobot badan akhir merupakan, selisih antara bobot ayam awal perlakuan dengan bobot panen. bobot badan akhir (g) = bobot panen (g) – bobot awal perlakuan (g) 6. Persentase berat organ pencernaan (gizzard, usus halus, usus besar, sekum) Organ pencernaan unggas memanjang dari mulut hingga sekum, makanan yang masuk melewati saluran tersebut dan mengalami pencernaan dan penyerapan sampai akhirnya keluar berupa feses. Bobot organ pencernaan (g) Persentase organ pencernaan (%) =
x 100%
Bobot hidup ayam (g)
7. Panjang relatif organ pencernaan (usus halus, usus besar, sekum) Panjang relatif (cm/100g BB)=
Panjang organ pencernaan (cm) x 100 Bobot hidup ayam (g)
8. Tebal usus halus (Duodenum, Jejunum, Ileum) =
Bobot organ usus (g) Panjang organ usus (cm)
9. Mortalitas Mortalitas merupakan angka yang menunjukan kematian yang terjadi pada suatu populasi ternak Mortalitas (%) =
Jumlah ayam mati
x 100% Jumlah ayam dipelihara
27