MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. Lokasi penelitian di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas, berlokasi di lereng Gunung Tampomas, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Materi Ternak Ternak yang digunakan adalah 16 ekor kambing PE betina dewasa (I3) dengan berat badan yang relatif sama yaitu 52,81 ± 5,49 kg dengan koevisien keseragaman 11,24%. Ternak kemudian diletakkan di kandang panggung dan kandang tanah masing-masing 8 ekor. Kepadatan di tiap-tiap kandang 4 ekor/koloni. Kambing PE tersebut diambil dari peternakan yang sama dengan sistem pemeliharaan yang sama. Alat Peralatan yang digunakan meliputi pencatat waktu, thermohigrometer, kamera, cat semprot, meteran, timbangan berat badan, thermometer klinis, stetoskop, alat tulis dan komputer. Kandang yang digunakan adalah kandang kelompok alas panggung dan kandang alas tanah. Kandang panggung di area peternakan Simpay Tampomas, bahan terbuat dari bahan kayu dan bambu yang berasal dari sisa–sisa bangunan yang kurang dimanfaatkan. Letak kandang berada di tengah kebun buah naga, atap kandang terbuat dari genting, luas kandang 9,6 m2 dengan panjang 6 m dan lebar 1,6 m, tidak terdapat kanopi pepohonan yang menaungi kandang tersebut, ventilasi angin bebas keluar masuk, pondasi terbuat dari semen, lantai kandang terbuat dari bambu dengan celah antara 1-2 cm, jarak antara lantai kandang dengan tanah adalah 1 m dan arah kandang membujur dari utara ke selatan. Gambar Kandang panggung dapat dilihat pada Gambar 1, 3, dan 4. Kandang alas tanah di area penelitian, beratap genting, tinggi atap kandang dari tanah adalah 2,5 m, luas kandang 12,5 m2 dengan panjang 5 m dan lebar 2,5 m, Lantai kandang alas tanah ditumpuk dengan ranting sisa pakan hijauan, terdapat
dinding dari anyaman bambu yang rapat, pada ventilasi atas ada beberapa bagian anyaman yang renggang sehingga ventilasi angin tidak bebas keluar masuk (Gambar 2), di dekat kandang terdapat kanopi pohon lamtoro (Leuaena leucocephala), ternak langsung bersentuhan dengan tanah dan arah kandang dari arah melebar dari barat ke timur. Gambar kandang alas tanah dapat dilihat pada Gambar 2, 5, dan 6 Bentuk tempat pakan kambing di lokasi penelitian umumnya trapesium dan segi empat memanjang terbuat dari kayu dan bambu. Tempat makan mempunyai ukuran rata–rata 200 cm2 dengan rataan panjang 40 cm dan lebar 50 cm / kandang koloni. Celah kandang untuk keluarnya kepala kambing bila mengambil pakan mempunyai ukuran yaitu 20,60 cm untuk kandang alas panggung, sedangkan untuk kandang alas tanah 17,10 cm
Gambar 1. Tipe Kandang Panggung di Lokasi Penelitian
Gambar 2. Tipe Kandang Alas Tanah di Lokasi Penelitian
13
U
S
Gambar 3. Layout Kandang Panggung dari Samping Tempat Pakan Kandang Bunting
Kandang Anak
6m
1,6 m
Kandang Penelitian 1
B
Jalan Kandang Penelitian 2
Kandang Dara
T
Kandang Pejantan
Tempat Pakan
0,46 m
Gambar 4. Layout Kandang Panggung dari Atas
T
B
2,5 m
Gambar 5. Layout Kandang Alas Tanah dari Samping
14
5m
2,5 m
Kandang Penelitian 1
Kandang Penelitian 2
0,5 m
Kandang Dara
Kandang Pejantan
U
Bak Pakan S
Jalan
1, 25m
Bak Pakan Kandang Anakan
Kandang Bunting
Gambar 6. Layout Kandang Alas Tanah dari Atas Pakan Pemberian pakan kambing PE di lokasi penelitian menggunakan sistem potong angkut cut and carry yaitu pakan diambil di lokasi pegunungan Simpay Tampomas kemudian dibawa ke kandang untuk diberikan ke ternak. Peternak memberikan pakan kambing induk kering hanya berupa hijauan saja. Tenaga kerja di lokasi penelitian terdiri dari 5 orang, terdiri dari 3 orang pencari rumput, 1 orang manajer dan 1 orang pemberi pakan dan pembersih kandang. Populasi kambing PE di areal penelitian adalah 225 ekor yang terdiri dari betina laktasi 23 ekor, betina bunting 20 ekor, betina kering 85 ekor, pejantan dewasa 5 ekor, dan anak kambing sebanyak 92 ekor. Pakan yang diberikan rata–rata perhari sebanyak 140 kg /16 ekor berat segar. Frekuensi pemberian pakan di lokasi penelitian hanya sekali sehari yaitu pada pukul 14.00 WIB. Pakan yang digunakan adalah pakan yang biasa digunakan di peternakan ini yaitu pakan hijauan rumput gajah, pakan dari legum yaitu Calliandra haematocephala dan Gliricidia sepium. Pemberian air minum pada kambing PE dilokasi penelitian jarang dilakukan karena keterbatasan air. Ternak mendapat suplai air berasal dari hijaun pakan segar yang diberikan pada ternak. Prosedur Ternak yang digunakan adalah 16 ekor kambing PE betina. Penimbangan bobot badan dilakukan untuk mengetahui keseragaman bobot badan. Indentifikasi ternak dilakukan dengan memberikan cat warna di bagian paha ternak. Penyesuaian kandang dilakukan selama 2 minggu, digunakan untuk adaptasi ternak. Jumlah
15
perlakuan digunakan ada dua yaitu alas panggung dan alas tanah dengan ulangan 8 ekor ternak di setiap kandang. Pengambilan Data Tingkah Laku Pengamatan tingkah laku dengan mengamati tingkah laku kambing betina PE yang dipelihara secara tradisional dan Semi-intensif. Pemeliharaan secara tradisional dilakukan di kandang alas tanah, sedangkan pemeliharan secara Semi-intensif dilakukan di kandang panggung. Pengambilan data pengamatan dilakukan selama seminggu sekali, setiap pengamatan diambil data tiga kali dengan waktu sebagai berikut, pagi (06.00 – 08.00 WIB), siang (12.00 – 14.00 WIB) dan sore hari pukul (16.00 – 18.00 WIB). Peubah yang diamati adalah frekuensi dan lama waktu kejadian tingkah laku. Pengamatan tingkah laku ini dilakukan sampai mendapatkan 5 kali ulangan. Pengamatan tingkah laku ternak dengan menggunakan metode focal sampling yaitu metode pengamatan tingkah laku ternak dengan cara menyeleksi tingkah laku ternak yang dianggap penting dan menyeleksi ternak yang diamati tanpa memperhatikan tingkah laku ternak yang lain (Altman, 1973). Pengambilan data ini dilakukan dengan 16 ulangan ternak yang berbeda. Pengamatan tingkah laku dilakukan setiap ekor selama 5 menit dan jeda antara pengamatan individu yang berbeda adalah 1 menit. Tabel 2 menunjukkan contoh formulir pengamatan yang digunakan untuk mengamati seluruh tingkah laku yang terjadi. Tabel 3 menunjukkan contoh formulir pengamatan rataan interpretasi dari data Tabel 2. Tabel 2. Contoh Pengamatan Seluruh Tingkah Laku Kambing PE Betina No Kambing……………… Tingkah laku
Frekuensi
Waktu
Lama Waktu
Makan
3
0:00 – 2:18
2:18
Merawat diri
4
2:18 - 3:46
1:28
Membuang kotoran
1
3:46 – 3:52
0:06
Makan
2
3:52-4:46
0:54
Merawat diri
1
4:46-5:00
0:14
Total Menit
5
16
Tabel 3. Contoh Tabel Rataan dari Tabel 2 No Kambing………….. Tingkah laku
Total frekuensi
Menit
Konversi/menit
Makan
5
3:12
3,2
Merawat diri
5
2:42
2,7
Vokalisasi
0
0
0
Buang kotoran
1
0:06
0,1
Melawan
0
0
0
Peubah–peubah yang diamati pada pengamatan tingkah laku kambing Betina PE saat di kandang sebagai berikut : 1. Tingkah laku makan (ingestive), yaitu tingkah laku mengkonsumsi pakan baik dalam bentuk padatan maupun cairan, serta tingkah laku ruminasi yaitu suatu proses memamah kembali makanan yang berasal dari lambung dan masih kasar kemudian dikeluarkan kembali dan dikunyah di mulut, kemudian dicerna kembali. Apabila kambing melakukan tingkah laku makan dicatat frekuensi dan waktunya. 2. Tingkah laku melawan (agonistic) yaitu tingkah laku perilaku agresivitas yang mengarah pada temperamental, pertentangan. diperlihatkan dengan cara menumbukkan tanduk, menghentakkan kaki, dan mendengus. Apabila kambing melakukan tingkah laku melawan dicatat frekuensi dan waktunya. 3. Tingkah laku membuang kotoran yaitu perilaku membuang kotoran baik feses maupun urin. Apabila kambing melakukan tingkah laku membuang kotoran dicatat frekuensi dan waktunya. 4. Tingkah laku merawat diri (Care giving), kambing merawat tubuhnya dengan cara menjilati tubuhnya dan kambing lain, menggaruk tubuhnya serta menggosok tubuhnya sendiri kedinding kandang auto self grooming ataupun saling menjilati allow grooming. Apabila kambing melakukan tingkah laku merawat diri dicatat frekuensi dan waktunya. 5. Tingkah laku vokalisasi, yaitu tingkah laku mengeluarkan suara. Apabila kambing melakukan tingkah laku vokalisasi dicatat frekuensi dan waktunya.
17
Data Pendukung Peubah–peubah lain yang diamati sebagai data pendukung adalah mengukur data mencatat suhu dan kelembaban di lingkungan kandang menggunakan alat thermohigrometer diletakkan dibagian langit-langit kandang. Peletakan pengukuran Thermohigrometer yang benar seharusnya diletakkan di dekat ternak sejajar dengan ketinggian ternak. Pencatatan dilakukan pada pagi (06.00–08.00 WIB), siang (12.00– 14.00 WIB) dan sore hari pukul (16.00–18.00 WIB). Pengukuran fisiologi Kambing PE. Pengukuran denyut jantung dilakukan dengan cara menggunakan stetoskop diletakan pada bagian urat nadi dibagian sela antara kaki depan dengan dada. Pengukuran dilakukan selama 15 detik kemudian untuk menghitung jumlah denyut nadi per menit jumlah denyut nadi hasil pengukuran dikalikan empat. Pengukuran suhu rektum dilakukan menggunakan thermometer kliniks. Thermometer kliniks dimasukkan ke dalam anus dengan kedalaman 5 cm kemudian dilihat suhu yang ditunjukkan setelah bunyi tanda tertentu. Pengukuran suhu rektal dan denyut jantung dilakukan selesai pengambilan data tingkah laku. Rancangan dan Analisis Data Analisis data suhu dan kelembaban menggunakan uji analisis ragam. Sebelum dilakukan analisis ragam dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang terdiri dari uji kenormalan, kehomogenan ragam, kebebasan galat, dan keaditivan, jika nilai analisis ragam berbeda nyata di lakukan uji lanjut Tukey. Analisis data penilaian frekuensi kejadian tingkah laku dianalisis dengan uji non parametrik Mann Whiteney, digunakan untuk data yang mengandung unsur dengan pengukuran tidak berulang dengan n = 2, sedangkan analisis Friedman digunakan untuk data yang mengalami pengukuran berulang dengan perlakuan lebih dari dua, jika setelah di uji dengan Uji Friedman berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji banding rataan atau Multiple Comparison of Means Ranks, dengan rumus sebagai berikut : [Ri – Rj] ≤ Z [ k (N + 1) / 6 ]0,5 Jika [Ri – Rj] lebih besar dari Z [ k (N + 1) / 6 ]0,5, maka perbedaan Ri dan Rj adalah nyata pada taraf .
18
Rumus uji Friedman : t H t / 2; db (k 1)(n 1)
nk (k 1) 6
Rumus Uji Man Whiteney :
Data lama waktu kejadian tingkah laku dan fisiologis ternak dianalisis dengan menggunakan uji t untuk mengetahui nilai rataan yang berbeda. Rumus uji t :
Keterangan : t
= Nilai t.
N
= Banyaknya Sempel.
X
= Nilai Rata–Rata
SD = Standar Deviasi. µ0
= Rataan standard deviasi.
19