MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 6 bulan. Analisa kualitas susu dilakukan di Laboratorium Susu Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi
Alat Peralatan yang digunakan adalah timbangan, ember dan pita ukur. Kandang yang digunakan pada penelitian yaitu kandang sapi kelompok dengan sistem stall. Kandang ini dilengkapi dengan tempat makan dan minum.
Bahan Penelitian ini menggunakan sapi perah FH sebanyak 16 ekor dari 4 peternak. Pakan yang digunakan terdiri atas pakan hijauan dan konsentrat yang disediakan masing-masing peternak. Suplemen yang diberikan adalah biomineral dienkapsulasi yang berasal dari cairan rumen, biomineral tanpa proteksi dan mineral mix.
Prosedur
Pembuatan Biomineral tanpa proteksi dan dienkapsulasi Pembuatan biomineral tanpa proteksi dan dienkapsulasi mengikuti prosedur yang dikembangkan oleh Tjakradidjaja et al. (2007) yang dapat dilihat pada Gambar 3. Cairan rumen yang berasal dari RPH ditambahkan dengan cairan larutan asam HCl 1 M dengan pH 5,5, kemudian diaduk dan disaring. Cairan rumen yang telah disaring lalu didiamkan selama dua malam sehingga terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk dibagi dua, setengah bagian dari endapan ditambahkan dengan bahan carrier berupa tepung terigu dan agar-agar. Setelah itu, endapan tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2–3 hari. Kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 60oC selama 1 – 2 hari. Bahan yang telah dikeringkan di dalam oven lalu digiling sehingga berbentuk tepung. Setengah bagian lainnya diambil dan dicampur dengan larutan xylosa black liqour (4%), kemudian dipanaskan dengan autoclave 121oC selama 20 – 30 menit.
Setelah itu ditambahkan bahan carrier berupa tepung terigu (0,6%) dan agar-agar (0,7%), lalu dikeringkan selama 2-3 hari dengan sinar matahari, kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60oC. Setelah kering, bahan tersebut digiling sehingga berbentuk tepung.
Cairan rumen
Ditambahkan HCl 1M pH cairan rumen diturunkan hingga 5,5
Saring menggunakan saringan cairan rumen
Cairan diendapkan selama 2 malam
Biomineral dienkapsulasi
Biomineral tanpa proteksi
ditambahkan bahan Carrier (tepung terigu dan agar-agar)
Tambahkan xylosa black liqour sebanyak 4%
Keringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari
Panaskan dengan autoclave 121oC selama 25 menit
Keringkan dalam oven pada suhu 60OC selama 1 – 2 hari
Giling
Gambar 3. Diagram Pembuatan Biomineral Sumber : Tjakradidjaja et al. (2007)
Tepung suplemen biomineral
Pemberian pakan dan suplemen mineral Pakan yang diberikan sesuai dengan yang diberikan oleh peternak. Pemberian suplemen mineral dilakukan dengan menimbang suplemen mineral sesuai dengan taraf yang diberikan dan kemudian dicampur dengan konsentrat. Pemberian
11
pakan dilaksanakan dua kali sehari, di pagi dan di sore hari. Dalam pemberian pakan, konsentrat dan suplemen mineral diberikan terlebih dahulu, lalu diikuti dengan pemberian hijauan jika konsentrat sudah habis dikonsumsi.
Rancangan
Perlakuan Sapi perah yang digunakan sebanyak 16 ekor dengan kriteria 2-4 bulan setelah beranak. Sapi tersebut dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 perlakuan, yaitu : R1 (kontrol) = pakan yang biasa diberikan perternak R2
= R1 + 1,5% biomineral tanpa proteksi
R3
= R1 + 1,5% biomineral dienkapsulasi
R4
= R1 + 1,5% mineral mix Umur sapi yang diberi perlakuan kontrol (R1) berkisar dari 2 sampai 5 tahun,
umur sapi yang diberi suplemen biomineral tanpa proteksi (R2) berkisar dari 2 sampai 4,5 tahun, umur sapi yang diberi suplemen biomineral dienkapsulasi (R3) berkisar dari 2 sampai 4,5 tahun, dan umur sapi yang diberi suplemen mineral mix (R4) berkisar dari 3 sampai 6 tahun. Pemberian biomineral dienkapsulasi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pemberian pakan pagi dan sore, yang pemberiannya dicampur dengan konsentrat. Data diambil setiap satu minggu, setelah sapi mengalami masa adaptasi selama 14 hari (2 minggu).
Model Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan acak kelompok (Randomized Block Design) dengan 4 perlakuan yaitu kontrol (ransum yang biasa diberikan peternak) = R1, kontrol (R1) + 1,5% biomineral tanpa diproteksi = R2, kontrol (R1) + 1,5% biomineral dienkapsulasi = R3 dan kontrol (R1) + 1,5% mineral mix = R4 dengan 4 peternak sebagai kelompok yang dibedakan berdasarkan menejemen pemeliharaan yang dilakukan oleh masing-masing peternak. Model matematika yang digunakan dalam analisis adalah: Yij = + i + j + ij Dimana:
Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-i blok ke-j 12
= rataan umum i
= efek perlakuan ke-i
j
= efek blok ke-j
ij = error (galat) perlakuan ke-i dan blok ke-j
Steel dan Torrie (1993) mengemukakan bahwa data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras untuk melihat perbedaan antar setiap perlakuan.
Peubah yang diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Konsumsi Pakan (Serat Kasar dan Lemak Kasar ) Konsumsi pakan terdiri dari konsumsi LK dan SK. Konsumsi dihitung dengan cara mengurangi jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa pada setiap harinya. Setelah itu dikonversi kedalam Bk dan dikalikan dengan kadar SK atau LK untuk mengetahui pakan yang dikonsumsinya.
2. Berat Jenis Susu Air susu yang diuji dimasukkan ke dalam gelas ukur 200 ml, kemudian laktodensimeter dimasukkan ke dalam gelas ukur tersebut. Skala berat jenis dibaca bersamaan dengan skala suhu yang tertera pada bagian atas laktodensimeter. Penentuan berat jenis selanjutnya dikonversikan pada suhu 27,5oC. Metode ini sesuai dengan metode yang dijelaskan oleh BSN (1992).
3. Kadar Lemak Susu Kadar lemak susu diukur setiap dua minggu sekali pada produksi susu pagi hari. Pengukuran kadar lemak dilakukan dengan cara memasukkan sebanyak 10 ml asam sulfat kedalam tabung butyrometer, kemudian sample susu dimasukkan sebanyak 10,75 ml, selanjutnya ditambahkan 1 ml amilalkohol. Tabung ditutup dengan sumbat karet selanjutnya dikocok sampai larutan tercampur. Setelah itu dipanaskan dalam penangas air bersuhu 65-70oC selama 10 menit, dan disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1.200 rpm. Setelah itu dimasukkan lagi kedalam penangas selama 5 menit dan dibaca kadar lemaknya berdasarkan skala yang tertera (BSN, 1992).
13
4. Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Bahan kering susu dihitung berdasarkan kadar lemak dan berat jenis susu menggunakan rumus Fleischman : BK
= 1,23 lemak + 2,71 [100(BJ-1)/BJ]
BKTL = Bahan kering – kadar lemak
5. Korelasi Konsumsi (BK, TDN, PK, SK, LK), BB Sapi, Kadar Total Solid, Solid Non Fat, Pertambahan Bobot Badan (PBB), Produksi Susu 4% FCM, dan Lemak Susu
Korelasi konsumsi (BK, TDN, PK, SK, LK), BB Sapi, kadar total solid, solid non fat, pertambahan bobot badan (PBB), produksi susu 4% FCM, dan lemak susu dilakukan dengan membuat koefisien korelasi antar variabel.
14