MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, sedangkan pemeliharaan kelinci dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 ekor kelinci dengan bobot badan 972,08±156,10 gram. Jenis kelinci yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal jantan dengan umur 3 bulan. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang individu yang terbuat dari bambu dan kayu. Kandang yang dipakai sebanyak 12 buah dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm dan tinggi 50 cm. Setiap kandang terdapat tempat pakan dan tempat minum. Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan digital untuk mengukur bobot badan kelinci dan pakan, alat kebersihan, termohygrometer ruangan, kamera digital, label, jaring dipasang di bagian bawah kandang. Pakan dan Air Minum Selama penelitan, kelinci diberi pellet ransum komersil dengan penambahan limbah tauge dengan taraf 0%, 15%, 30%, dan 45%. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Komposisi ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Ransum Penelitian Bahan
Ransum komplit (%) Limbah tauge (%)
Perlakuan P0
P1
P2
P3
100
85
70
55
0
15
30
45 18
Ransum komplit terdiri dari jagung kuning, dedak padi, dedak gandum, bungkil kedelai, bungkil kelapa, molasses, rumput, antimold, antioxidant, vitamin dan mineral. Kandungan zat makanan limbah tauge dan ransum perlakuan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan Zat Makanan Limbah Tauge dan Ransum Perlakuan (% BK) Zat makanan (%)
Limbah Tauge
P0
P1
P2
P3
77,91
11,88
14,18
14,17
15,24
3,09
9,66
9,02
7,92
7,03
Protein Kasar
14,73
19,13
17,94
16,54
15,95
Serat Kasar
42,27
20,09
25,08
26,89
30,49
0,11
3,37
2,71
2,81
1,13
39,80
47,75
45,25
45,83
45,40
Total Digestible Nutrient
-
59,81
57,70
51,30
50,19
Neutral Detergent Fiber
91,64
50,98
59,04
63,05
68,06
Acid Detergent Fiber
87,20
27,28
31,36
43,68
50,38
4,44
23,69
27,69
19,38
17,69
Selulosa
46,13
12,34
16,08
20,88
29,42
Lignin
39,80
12,62
13,02
21,40
19,03
Kadar Air Abu
Lemak Kasar Beta-N
Hemiselulosa
Keterangan: Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2012). P0 = 100% ransum komersil (kontrol), P1 = 85% ransum komersil + 15% limbah tauge, P2 = 70% ransum komersil + 30% limbah tauge, P3 = 55% ransum komersil + 45% limbah tauge.
Prosedur Pembuatan Ransum Perlakuan Limbah tauge yang diperoleh dari Pasar Bogor tersebut dikumpulkan dan dimasukkan dalam karung. Limbah tauge yang sudah dikumpulkan kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari (± 2-3 hari). Setelah kering, limbah tauge tersebut digiling untuk dijadikan tepung limbah tauge. Tepung Limbah tauge dicampurkan dengan ransum komplit yang terdiri dari jagung kuning, dedak padi, dedak gandum, bungkil kedelai, bungkil kelapa, molasses, rumput, antimold, antioxidant, vitamin dan mineral. Campuran tersebut 19
dimasukkan dalam mesin pellet. Pellet yang sudah jadi didiamkan dalam ruang terbuka untuk pendinginan setelah proses pelleting lalu disimpan dalam karung. Skema proses pembuatan pellet ransum perlakuan dapat dilihat pada Gambar 5.
(a)
(b)
( c)
(d)
(e)
Keterangan: a. Limbah tauge segar, b. limbah tauge kering udara, c. Tepung limbah tauge, d. Ransum komplit, e Pellet pakan perlakuan
Gambar 5. Proses Pembuatan Ransum Perlakuan Persiapan Kandang Ruangan kandang dibersihkan mulai dari pembersihan lantai kandang sampai dengan memperbaiki kandang-kandang yang akan digunakan. Kandang-kandang yang sudah diperbaiki disikat dan dicuci dengan detergen lalu dibilas menggunakan air serta dijemur dibawah sinar matahari untuk pengeringan. Setelah kering kandang tersebut diberi desinfektan. 20
Pemeliharaan Pemeliharaan dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap adaptasi dan tahap perlakuan. Tahap adaptasi dilakukan selama 2 minggu pertama dengan kelinci ditempatkan dalam kandang individu dan juga diadaptasikan dengan pakan pellet yang akan digunakan selama penelitian dengan pemberian sedikit hijauan. Pemberian hijauan dikurangi sedikit demi sedikit sampai tidak diberikan lagi. Pada 6 minggu berikutnya dilakukan tahap perlakuan. Ketika masuk pada tahap perlakuan pakan, kelinci ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal penelitian. Selanjutnya penimbangan bobot badan dilakukan setiap satu minggu sekali. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Pakan diberikan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00. Pemberian pakan pada sore hari lebih banyak daripada pagi hari. Pembersihan tempat pakan dan minum dilakukan setiap hari. Pengukuran konsumsi pakan dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari selama 6 minggu pengamatan. Pengumpulan Sampel Selama lima hari pada minggu terakhir, feses setiap kelompok pada masingmasing perlakuan ditampung dalam plastik trashbag dan kemudian ditimbang sebagai berat segar feses. Untuk menghindari feses bercampur dengan urin, feses dikumpulkan dan dijaga
setiap hari. Feses yang sudah terkumpul kemudian
dikeringkan dibawah sinar matahari dan ditimbang sebagai berat kering udara feses. Setelah selesai lima hari pengumpulan dan penimbangan, feses dikomposit dan diambil sampel 2%-3% dari total keseluruhan feses setiap kelompok pada masingmasing perlakuan. Feses yang sudah diambil sebagai sampel kemudian digiling untuk dilakukan analisa serat kasar, Neutral Detergent Fiber (NDF), dan Acid Detergent Fiber (ADF). Analisa Bahan Kering (AOAC, 1997) Cawan porselen dikeringkan dalam oven 105˚C selama ±1 jam dan kemudian didinginkan dalam eksikator ±10 menit lalu ditimbang beratnya (X). Sampel sebanyak ±3gram dimasukkan ke dalam cawan porselen tersebut dan ditimbang beratnya (Y). Cawan dimasukkan dalam oven 105˚C selama 24 jam lalu diangkat dan didinginkan dalam eksikator serta ditimbang beratnya (Z). Persentase kadar air 21
dihitung terlebih dahulu sebelum menghitung persentase bahan kering. Persentase kadar air dapat dihitung dengan rumus : X+Y-Z % KA =
x 100%
% BK = 100%-%KA
Y Analisa Serat Kasar (AOAC, 1997) Sampel ditimbang ± 0,5 gram (X) lalu dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan H2SO4 0,3N sebanyak 50 ml kemudian dipanaskan selama 35 menit lalu ditambahkan NaOH 1,5N sebanyak 25 ml kemudian dipanaskan lagi selama 35 menit. Kertas saring Whatman 41 yang telah dipanaskan di dalam oven 105°C selama 1 jam, kemudian ditimbang (A). Sampel yang sudah dipanaskan tadi disaring dengan kertas saring Whatman 41 yang sudah ditimbang dan disedot dengan Vacum pulp. Dicuci berturut-turut dengan 100 ml aquades panas, 50 ml H2SO4 0,3 N dan 25 ml aceton. Kertas saring beserta isinya dimasukkan ke dalam cawan poselen dan dikeringkan dalam oven 105°C serta didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (Y). Cawan porselen tersebut lalu dimasukkan ke dalam tanur, kemudian ditimbang berat akhir (Z). Kadar serat kasar dihitung dengan rumus: Y-Z-A % SK = x 100% X Analisa NDF (Van Soest, 1994) Sampel ditimbang 0,3 gram (X) lalu masing-masing dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 50 ml larutan NDS (Neutral Detergent Solution). Gelas piala tersebut ditutup dengan cawan petri dan dipanaskan di atas hot plate selama 60 menit. Cawan masir ditimbang (Y). Aquades panas dan Vacum pulp disiapkan. Larutan dituangkan dengan posisi miring sehingga terdapat rongga udara. Gelas piala dibilas dengan aquades panas sampai tidak terdapat busa. Dikeringkan dengan aceton. Cawan masir dikeringkan pada oven 105°C selama 8 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (Z). Kadar NDF dihitung dengan rumus: Z-Y % NDF =
x 100% X
22
Analisa ADF (Van Soest, 1994) Sampel ditimbang 0,8 gram (X) lalu masing-masing dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 50 ml larutan ADS (Acid Detergent Solution). Gelas piala tersebut ditutup dengan cawan petri dan dipanaskan di atas hot plate selama 60 menit. Cawan masir ditimbang (Y). Aquades panas dan Vacum pulp disiapkan. Larutan dituangkan dengan posisi miring sehingga terdapat rongga udara. Gelas piala dibilas dengan aquades panas sampai tidak terdapat busa. Dikeringkan dengan aceton. Cawan masir dikeringkan pada oven 105°C selama 8 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (Z). Kadar ADF dihitung dengan rumus: Z-Y % ADF =
x 100% X
Analisa Selulosa (Van Soest, 1994) Sampel ditimbang 0,8 gram (X) lalu masing-masing dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 50 ml larutan ADS (Acid Detergent Solution). Gelas piala tersebut ditutup dengan cawan petri dan dipanaskan di atas hot plate selama 60 menit. Cawan masir ditimbang (Y). Aquades panas dan Vacum pulp disiapkan. Larutan dituangkan dengan posisi miring sehingga terdapat rongga udara. Gelas piala dibilas dengan aquades panas sampai tidak terdapat busa. Dikeringkan dengan aceton. Cawan masir dikeringkan pada oven 105°C selama 8 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (Z). Sampel dalam cawan masir tersebut ditambahkan H2SO4 72% sampai sampel tersebut terendam dan terus ditambahkan selama 3 jam. Setelah 3 jam, sampel dibilas dengan aquades panas lalu dimasukkan dalam oven 105°C selama 2 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (A). Kadar selulosa dihitung dengan rumus: Z-A % Selulosa =
x 100% X
Analisa Lignin (Van Soest, 1994) Sampel ditimbang 0,8 gram (X) lalu masing-masing dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 50 ml larutan ADS (Acid Detergent Solution). Gelas piala tersebut ditutup dengan cawan petri dan dipanaskan di atas hot plate selama 60 23
menit. Cawan masir ditimbang (Y). Aquades panas dan Vacum pulp disiapkan. Larutan dituangkan dengan posisi miring sehingga terdapat rongga udara. Gelas piala dibilas dengan aquades panas sampai tidak terdapat busa. Dikeringkan dengan aceton. Cawan masir dikeringkan pada oven 105°C selama 8 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (Z). Sampel dalam cawan masir tersebut ditambahkan H2SO4 72% sampai sampel tersebut terendam dan terus ditambahkan selama 3 jam. Setelah 3 jam, sampel dibilas dengan aquades panas lalu dimasukkan dalam oven 105°C selama 2 jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (A). Sampel dimasukkan tanur dengan suhu 650°C selama ±1jam dan didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang (B). Kadar lignin dihitung dengan rumus: A-B % Lignin =
x 100% X Rancangan Percobaan dan Analisa Data
Perlakuan Dua belas ekor kelinci lokal jantan dibagi menjadi empat perlakuan dengan tiga kelompok yaitu: P1
= 100% pellet komersil (kontrol)
P2
= 85% konsentrat + 15% limbah tauge
P3
= 70% konsentrat + 30% limbah tauge
P4
= 55% konsentrat + 45% limbah tauge
Rancangan Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dari tiga kelompok. Kelompok dibuat berdasarkan bobot badan ternak kelinci yaitu bobot badan besar, sedang, dan kecil. Model matematik dari rancangan percobaan adalah :
24
Yij = + i + j + ij Keterangan : Yij i j
: pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j : nilai rataan umm dari pengamatan : pengaruh perlakuan ke-i : pengaruh pengelompokan ke-j
ij
: pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j (Steel
dan Torrie, 1993).
Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA). Jika diperoleh hasil yang berbeda nyata akan dilakukan uji Duncan untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan (Steel dan Torrie, 1993). Peubah yang Diukur Konsumsi Bahan Kering (g/ekor/hari). Konsumsi pakan dihitung setiap hari dengan pengurangan antara pakan yang diberikan dengan sisa pakan, sedangkan perhitungan konsumsi bahan kering dengan rumus sebagai berikut : Konsumsi Bahan Kering = Konsumsi pakan (g/ekor/hari) x % Bahan Kering Pertambahan Bobot Badan Harian (g/ekor/hari). Pertumbuhan adalah proses peningkatan bobot badan dengan bertambahnya jaringan yang sudah ada (Damron, 2006). Bobot badan ditimbang setiap seminggu sekali. Pertambahan bobot badan diperoleh dengan pengurangan antara bobot badan akhir pemeliharaan dengan bobot badan awal pemeliharaan, sedangakan perhitungan pertambahan bobot badan harian dengan rumus sebagai berikut : Bobot badan akhir pemeliharaan- bobot badan awal pemeliharaan PBBH = Jumlah hari pemeliharaan Efisiensi Pakan. Efisiensi pakan dihitung dari pertambahan bobot badan selama penelitian dibagi dengan konsumsi pakan selama penelitian. Efisiensi pakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pertambahan bobot badan (gram/ekor/hari) Efisiensi pakan = Konsumsi pakan (gram/ekor/hari) 25
Kecernaan Serat Kasar (SK). Kecernaan serat kasar (SK) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah SK yang dikonsumsi – Jumlah SK feses Kecernaan SK (%) =
x 100 Jumlah SK yang dikonsumsi
Kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF). Kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah NDF yang dikonsumsi – Jumlah NDF feses Kecernaan NDF (%) = x 100 Jumlah NDF yang dikonsumsi Kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF). Kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah ADF yang dikonsumsi – Jumlah ADF feses Kecernaan ADF (%) = x 100 Jumlah ADF yang dikonsumsi
26