MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober 2010. Analisa darah dilakukan di laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan. Materi Ternak Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba garut sebanyak 20 ekor berumur kurang dari satu tahun, yang terdiri dari 10 ekor jantan, dan 10 ekor betina dengan rataan bobot badan 15,75±2,85 kg. Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gunting cukur untuk mencukur domba, thermohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban lingkunan, termometer
untuk mengukur suhu tubuh, stetoskop untuk mengukur
denyut jantung, stopwatch untuk menghitung waktu, syiring (spoite dan jarum suntik), tabung yang berisi EDTA, alkohol, dan kapas untuk mengambil darah. Prosedur Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu pertama tahap pendahuluan dan kedua tahap pengambilan data pengukuran. Tahap pendahuluan dilakukan selama dua minggu, dan pengambilan data selama delapan minggu. Penelitian diawali dengan menyiapkan peralatan di kandang seperti menempel termohigrometer, pembersihan kandang. Pencukuran domba dilakukan satu kali selama penelitian yaitu pada minggu kedua. Pencukuran dimulai dari perut bagian bawah, kemudian keatas, kedepan, dan kebelakang sampai daerah kepala dan kaki. Ternak yang mendapat perlakuan pencukuran sebanyak sepuluh ekor, terdiri atas lima ekor domba jantan dan lima ekor domba betina, yang sepuluh ekor sisanya tidak dicukur. Respon fisiologis diukur dengan beberapa parameter meliputi: suhu tubuh, laju pernafasan, denyut jantung, dan profil darah. Pengukuran dilakukan sebelum pemberian pakan. Suhu dan kelembaban diukur sebagai data pendukung. 10
Suhu tubuh diukur dengan menggunakan termometer digital yang dimasukkan ke dalam rektal dan ditunggu sampai menunjukkan suhu tetap (2-3 menit). Denyut jantung diukur dengan menggunakan stetoskop yang ditempelkan pada bagian toraks kiri selama satu menit. Pengukuran pernafasan dilakukan dengan cara menghitung jumlah hembusan nafas dari hidung dengan bantuan stopwatch selama satu menit. Pengukuran dilakukan pagi hari pukul 05.30-06.00, siang pukul 12.30-13.00, dan sore hari pukul 16.30-17.00 WIB setiap dua minggu sekali. Pengukuran suhu dan kelembaban lingkungan di dalam kandang dan di luar kandang dengan menggunakan termohigrometer pada pagi, siang dan sore hari selama penelitian. Pengambilan sampel darah dengan menggunakan syiring ukuran 10 ml pada minggu kesepuluh. Langkah pertama yaitu dengan perabaan pada bagian leher domba bagian kiri atau bagian kanan untuk mencari vena jugularis. Setelah ditemukan vena jugularis selanjutmya ditekan dengan ibu jari agar tampak menggelembung. Bagian yang menonjol dibersihkan dengan alkohol, lalu ditusuk dengan syiring sampai darah mengalir. Darah dimasukkan ke dalam tabung yang berisi EDTA, setelah itu dimasukkan ke dalam tempat yang berisi es. Darah lalu dianalisa di laboratorium untuk mengetahui profil darah yang meliputi sel darah merah, hemoglobin, hematokrit, sel darah putih, limfosit, dan netrofil. Rancangan Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial (2 x 2), faktor A adalah pencukuran (dicukur dan tidak dicukur), faktor B adalah jenis kelamin (jantan dan betina).
Setiap kombinasi perlakuan
terdiri dari lima ulangan untuk suhu tubuh, denyut jantung dan respirasi, sedangkan untuk profil darah terdiri dari tiga ulangan. Model matematik yang digunakan menurut Steel dan Torrie (1993) adalah: Yijk = µ+Ai+Bj+ (AB)ij+ εijk
11
Keterangan: Yijk = variabel respon akibat pengaruh faktor pencukuran ke-i dan faktor jenis kelamin ke-j pada ulangan ke-k. µ
= nilai tengah umum
Ai
= pengaruh faktor pencukuran ke-i
Bj
= pengaruh faktor jenis kelamin ke-j
(AB)ij= pengaruh interaksi antara faktor pencukuran ke-i dengan faktor jenis kelamin ke-j εijk
= pengaruh galat percobaan dari factor pencukuran ke-i dan faktor jenis kelamin ke-j pada ulangan ke-k. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis of
Variance) berdasarkan Steel dan Torrie (1993). Jika terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Peubah yang diamati Suhu Tubuh ( 0C) Suhu tubuh domba diukur pada bagian rektal, karena merupakan salah satu indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal tubuh ternak. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer yang dimasukkan ke dalam rektal, pengukuran ini dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore hari. Laju Respirasi (kali/menit) Laju respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dari lingkungan dan pelepasan karbondioksida ke lingkungan. Laju respirasi domba diukur dengan mengamati kenaikan dan penurunan pada bagian perut, atau dengan cara menghitung jumlah hembusan nafas pada bagian hidung selama satu menit. Denyut Jantung (kali/menit) Denyut jantung merupakan suara yang terdengar yang akan terulang sampai tak terbatas. Suara yang pertama dan kedua dipisahkan oleh suatu interval singkat yang diikuti oleh suatu istirahat yang lebih panjang. Denyut jantung diukur dengan menggunakan stetoskop yang ditempelkan pada bagian torax kiri selama satu menit.
12
Profil darah Profil darah adalah komponen-komponen yang merupakan komposisi dari darah. Komponen tersebut diantaranya sel darah merah, hemoglobin, hematokrit, sel darah putih, limfosit, dan netrofil. Darah diambil dengan menggunakan syiring, lalu dianalisa di laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan darah dilakukan pada minggu kesepuluh. Pengukuran nilai-nilai profil darah menurut Sastradipraja (1989), nilai hemoglobin dilakukan dengan cara larutan Rengen dimasukkan ke dalam tabung sebanyak 2,5 ml lalu ditambahkan sampel darah sebanyak 10 mikroliter. Setelah itu dimasukan ke dalam spektrofotometer. Lalu dibaca angka yang tertera pada spektrofotometer. Penghitungan nilai hematokrit dilakukan dengan metode mikrohematokrit dengan mikrocapillary hematocrite reader. Ujung mikrokapiler ditempelkan pada tabung berisi darah, biarkan darah mengalir sendiri mengisi ¾ bagian pipa kapiler. Ujung pipa disumbat dengan penyumbat yang berbeda warna. Selanjutnya pipa kapiler disimpan dalam alat pemusing microcentrifuge selam lima menit dengan kecepatan 12.000 RPM. Setelah dipusing terbentuk lapisan-lapisan yang terdiri atas lapisan plasma yang jernih dibagian atas, kemudian lapisan putih abu-abu yaitu trombosit dan leukosit dan lapisan merah yang terdiri atas eritrosit. Nilai hematokrit ditentukan dengan mengukur % volume eritrosit (lapisan merah) dari darah dengan menggunakan alat baca mikrohematokrit (mikrocapillary hematocrite reader). Perhitungan eritrosit (butir darah merah) menggunakan pipet (pengencer) eritrosit dengan ciri di dalamnya terdapat butiran warna merah, dan skala pipet 0,51,0-101. Larutan pengencer yang digunakan yaitu Hayem. Langkah pertama darah diisap dengan aspirator pada pipet sampai batas angka 0,5, kemudian larutan pengencer Hayem diisap sampai tanda 101 yang tertera pada pipet. Aspirator dilepaskan lalu kedua ujung pipet ditutup dengan ibu jari dan telunjuk dan dikocok dengan membuat gerakan angka delapan. Setetes cairan dimasukan kedalam kamar hitung dengan cara menempelkan ujung pipet pada pertemuan dasar kamar hitung dan kaca penutup. Jumlah butir darah merah dihitung menggunakan teknik yaitu dengan mengamati kamar hitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 x (objektif 10 x, okuler 10 x) maka akan terlihat gambar kotak-kotak.
13
Perhitungan leukosit sama dengan eritrosit akan tetapi pengencer yang digunakan yaitu larutan pengencer Turk. Pipet yang digunakan memiliki ciri di dalamnya terdapat butiran berwarna putih, . Langkah pertama darah diisap dengan aspirator pada pipet sampai batas angka 0,5, kemudian larutan pengencer Turk diisap sampai tanda 11 yang tertera pada pipet. Pengukuran diferensiasi leukosit dengan menggunakan mikroskop. Langkah pertama membuat sediaan ulas darah yang diwarnai dengan zat warna Giesma lalu dikeringkan. Selanjutnya permukaan apus ditetesi dengan larutan zat warna Wright lalu didiamkan selama satu menit. Setelah itu ditambahkan larutan buffer fosfat pada seluruh permukaan preparat, lalu dikeringkan. Sebelum dilihat di mikroskop preparat ditetesi dengan imersi. Sediaan ulas bentuk butir-butir darah dapat diamati dan % jenis-jenis butir darah putih dapat dihitung. Netrofil berupa granula netral, dengan inti berbentuk batang atau segmen. Limfosit berupa inti bulat, biru tua, dan sitoplasma sedikit. Suhu dan kelembaban lingkungan Suhu dan kelembaban diukur menggunakan termohigrometer pada waktu pagi, siang dan sore hari. Pengamatan ini dilakukan di dalam kandang dan diluar kandang setiap satu minggu sekali.
14