MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Mitra Tani Farm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor untuk sapi PO jantan dan Rumah Potong Hewan (RPH) Pancoran Mas untuk sapi Bali jantan. RPH Pancoran Mas berlokasi di Jalan Caringin No. 83 Kekupu Kelurahan Rangkapan Jaya, Pancoran Mas Kota Depok
Jawa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu dari bulan Pebruari - Agustus 2011. Materi Materi yang digunakan adalah 46 ekor sapi PO jantan dan 30 ekor sapi Bali jantan. Seluruh sapi yang digunakan dalam kondisi dewasa tubuh. Peralatan yang digunakan adalah pita ukur, tongkat ukur, alat tulis, wearpack, sepatu boot, tali rapia, kamera digital dan kaliper. Software statistik yang digunakan adalah MINITAB® 15.1.0.0. Prosedur Pengukuran Variabel Variabel yang diukur (Gambar 3) adalah tinggi pundak (X1), tinggi pinggul (X2), dalam dada (X3), panjang badan (X4), panjang kelangkang (X5), lebar dada (X6), lebar pinggul (X7), lebar kelangkang (X8), lingkar dada (X9) dan lingkar cannon (X10) (Amanao et al., 1980). Pengukuran bobot badan dilakukan karena penelitian ini
menduga bobot badan berdasarkan variabel-variabel yang telah
dijelaskan di atas. Berikut ini disajikan metode pengukuran berdasarkan Amano et al. (1980). 1.
Tinggi pundak (cm), diukur dari jarak tertinggi pundak di belakang scapula, tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur. Gambar 4 menyajikan metode pengukuran tinggi pundak.
2.
Tinggi pinggul (cm), diukur dari jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah dengan
menggunakan tongkat ukur. Gambar 5 menyajikan metode
pengukuran tinggi pinggul.
X7
X4
X1
X8 X2 X5
X3 X6
X9
X10
Gambar 3. Ukuran Variabel-variabel Tubuh Sapi
Gambar 4. Pengukuran Tinggi Pundak 10
Gambar 5. Pengukuran Tinggi Pinggul 3.
Dalam dada (cm), diukur dari jarak titik tertinggi pundak dan tulang dada dengan menggunakan tongkat ukur. Gambar 6 menyajikan metode pengukuran dalam dada.
Gambar 6. Pengukuran Dalam Dada 11
4.
Panjang badan (cm), diukur dari jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai dengan tonjolan tulang tapis (os ichium) dengan menggunakan tongkat ukur. Gambar 7 menyajikan metode pengukuran panjang badan.
Gambar 7. Pengukuran Panjang Badan 5.
Panjang kelangkang (cm), diukur dari jarak lurus antara muka pangkal paha sampai di benjolan tulang tapis dengan menggunakan kaliper. Gambar 8 menyajikan metode pengukuran panjang kelangkang.
Gambar 8. Pengukuran Panjang Kelangkang 12
6.
Lebar dada (cm), diukur dari jarak penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan dengan menggunakan kaliper. Gambar 9 menyajikan metode pengukuran lebar dada.
Gambar 9. Pengukuran Lebar Dada 7.
Lebar pinggul (cm), diukur pada sendi pinggul dengan menggunakan kaliper. Gambar 10 menyajikan metode pengukuran lebar pinggul.
Gambar 10. Pengukuran Lebar Pinggul 13
8.
Lebar kelangkang (cm), diukur dari jarak lurus antara benjolan tulang paha sebelah kanan dan sebalah kiri dengan menggunakan kaliper. Gambar 11 menyajikan metode pengukuran lebar kelangkang.
Gambar 11. Pengukuran Lebar Kelangkang 9.
Lingkar dada (cm), diukur melingkar tepat di belakang scapula dengan menggunakan pita ukur. Gambar 12 menyajikan metode pengukuran lingkar dada.
Gambar 12. Pengukuran Lingkar Dada 14
10. Lingkar cannon (cm), diukur melingkar di radius ulna dengan menggunakan pita ukur. Gambar 13 menyajikan metode pengukuran lingkar cannon.
Gambar 13. Pengukuran Lingkar Cannon Analisis Data Deskriptif Data Rataan dan
simpangan baku dari masing-masing variabel dihitung
berdasarkan Walpole (1993) sebagai berikut: ∑
Keterangan: : rata-rata Xi
: ukuran ke-i dari variabel x
n
: jumlah sampel yang diambil dari populasi sapi Rumus perhitungan simpangan baku sebagai berikut: ∑
(
)
15
Keterangan: : simpangan baku : rata-rata Xi
: ukuran ke-i dari variabel x
n
: jumlah sampel yang diambil dari populasi sapi Rumus perhitungan koefisien keragaman berdasarkan Martojo (1993) sebagai
berikut:
Keterangan: KK
: koefisien keragaman
s
: simpangan baku : rata-rata
Statistik T2-Hotelling Vektor nilai rata-rata dari bangsa sapi yang diamati diuji untuk memperoleh apakah ditemukan nilai rata-rata dari sifat yang diamati berbeda secara statistik. Pengujian tersebut akan dilakukan pada dua bangsa sapi yang diamati, dengan perumusan hipotesis sebagai berikut: H0 : U1 = U2 ; artinya vektor nilai rata-rata antara bangsa sapi yang diamati sama H1 : U1 ≠ U2 ; artinya vektor nilai rata-rata antara bangsa sapi yang diamati berbeda Uji T2 Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis dengan rumus sebagai berikut (Gaspersz, 1992): (
)
(
)
Selanjutnya besaran F, dengan rumus sebagai berikut: (
)
akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p dan V2 = n1 + n2 – p – 1 Keterangan: T2
: nilai statistik T2 Hotelling
F
: nilai hitung untuk T2 Hotelling 16
: jumlah data pengamatan pada bangsa sapi yang pertama n2
: jumlah data pengamatan pada bangsa sapi yang kedua : vektor nilai rata-rata variabel acak dari bangsa sapi yang pertama : vektor nilai rata-rata variabel acak dari bangsa sapi yang kedua
SG -1
: invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)
P
: banyak variabel yang diukur
Analisis Komponen Utama (AKU) Pengolahan data dilanjutkan dengan Analisis Komponen Utama (AKU) untuk memperoleh persamaan ukuran. Persamaan ukuran diturunkan dari matriks peragam. Analisis Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gaspersz (1992) dengan model persamaan : Y = a1pX1 + a2pX2 + a3pX3 +...+a10pX10 Keterangan : Y
: komponen utama ke-1
a1p, a2p,...,a10p
: vektor eigen
X1
: tinggi pundak
X2
: tinggi pinggul
X3
: dalam dada
X4
:
X5
: panjang kelangkang
X6
: lebar dada
X7
: lebar pinggul
X8
: lebar kelangkang
X9
: lingkar dada
X10
: lingkar cannon
panjang badan
Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU) Analisis Regresi Komponen Utama digunakan untuk menduga bobot badan berdasarkan variabel-variabel yang diukur. Hal tersebut dilakukan pada setiap bangsa 17
ternak. Menurut Gaspersz (1992), model Regresi Komponen Utama dirumuskan sebagai berikut: Y = W0 + W1.K1 + … + W10.K10 Keterangan: Y
: bobot badan
K1,K2,...,K10 : tinggi pundak, tinggi pinggul, dalam dada, panjang badan, panjang kelangkang, lebar dada, lebar pinggul, lebar kelangkang, lingkar dada, lingkar cannon W0
: konstanta
W1,W2,...,W10 : parameter model regresi (koefisien regresi) Berdasarkan elastisitas akan diketahui seberapa jauh pengaruh variabel yang diamati terhadap bobot badan. Rumus elastisitas yang digunakan adalah: Ei = bi(Xi / Ŷ ) ; i = 1, 2, 3,...10 Keterangan: E : elastisitas rata-rata dari bobot badan terhadap tinggi pundak, tinggi pinggul, dalam dada, panjang badan, panjang kelangkang, lebar dada, lebar pinggul, lebar kelangkang, lingkar dada, lingkar cannon bi : koefisien regresi tinggi pundak, tinggi pinggul, dalam dada, panjang badan, panjang kelangkang, lebar dada, lebar pinggul, lebar kelangkang, lingkar dada, lingkar cannon Xi : nilai rata-rata dari tinggi pundak, tinggi pinggul, dalam dada, panjang badan, panjang kelangkang, lebar dada, lebar pinggul, lebar kelangkang, lingkar dada, lingkar cannon Ŷ : nilai rata-rata dari bobot badan
18