MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. Materi Hewan Penelitian Penelitian ini menggunakan 12 ekor sapi potong lokal jantan yang berumur kurang lebih satu tahun dengan rataan bobot badan 171 ± 12,51 kg per ekor. Sapi potong ini dipelihara selama 12 minggu di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari beberapa kandang individu. Adapun ukuran kandang perekor 2 m (p) x 1 m (l) x 2 m (t) yang berjumlah 12 petak. Kandang tersebut beralaskan semen serta sekat untuk membatasi antara sapi tersebut dengan sapi lainnya terbuat dari besi. Ransum Standar
kebutuhan
yang
digunakan
adalah
berdasarkan
Nutrient
Requirements of Ruminants in Developing Countries, steers maintenance and growth. Standar kebutuhan nutrien untuk sapi potong lokal dengan bobot badan 150200 kg, PBB (pertambahan bobot badan) rata-rata 0.5-1 kg, konsumsi bahan kering 2.8% bobot badan dengan protein kasar (PK) 11,83%, TDN 58,48%, Ca 0,53%, dan P 0,31% (Kearl, 1982). Ransum perlakuan yang digunakan selama penelitian merupakan ransum yang diformulasikan sendiri yang terdiri dari : bungkil kedelai 15%, bungkil kelapa 19%, onggok 23%, pollard 34%, molasses 5%, kapur 2,5%, Dicalcium Phospate (DCP) 1%, NaCl 0,5%. Adapun rumput yang diberikan berupa rumput lapang. Hasil analisis proksimat konsentrat dan rumput lapang disajikan pada Tabel 1.
12
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat (%BK) Nutrien(%)
Konsentrat
Rumput
Total Ransum
BK
83.87
18.71
38.26
Abu PK
13.09 20.05
11.11 10.2
11.70 13.16
SK
21.42
40.12
34.51
LK
3.14
0.45
1.26
Beta-N
42.5
38.12
39.43
Ca
1.88
0.38
0.83
P TDN
0.84 64.38
0.1 46.64
0.32 51.96
Keterangan: 1) kandungan nutrien ransum komplit berdasarkan analisa proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2010). Rumus TDN = 92,464 - (3,338 x SK) - (6,945 x LK) - (0,762 x Beta-N) + (1,115 x PK) + (0,031 x SK2) - (0,133 x LK2) + (0,036 x SK x Beta-N) + (0,207 x LK x Beta-N) + (0,1 x LK x PK) - (0,022 x LK x PK) (Hartadi 1997).
Tabel 2. Standar Kebutuhan Nutrien untuk Sapi Potong Lokal BB 171±12,51 kg Komposisi Nutrien
% BK
PK
11,83
TDN Ca
58,48 0,53
P
0,31
*Berdasarkan Nutrient Requirements of Ruminants in Developing Countries, Steers Maintenance and Growth (Kearl, 1982)
Ekstrak Lerak Lerak diperoleh dari daerah Purwodadi, Jawa Tengah kemudian buah dan bijinya dikeringkan dengan oven pada suhu 600C, lalu digiling sehingga dihasilkan tepung lerak. Tepung lerak yang diperoleh diekstraksi menggunakan metanol. Ekstraksi dilakukan melalui teknik perendaman (maserasi) selama 24 jam dengan perbandingan antara tepung lerak dan metanol yaitu 1:4. Larutan yang diperoleh kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Endapan yang dihasilkan direndam kembali menggunakan metanol dengan perbandingan yang sama dan disaring. Cairan yang diperoleh dari kedua penyaringan dicampur (dihomogenkan) dan dievaporasi kemudian dikeringbekukan dengan freeze drier (Wina et al., 2006).
13
Rancangan Perlakuan Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis perlakuan pakan melalui penambahan ekstrak lerak pada bahan pakan konsentrat. Tiga jenis perlakuan tersebut adalah: R1
= Ransum kontrol
R2
= Ransum kontrol + ekstrak lerak 100 mg/kg BB
R3
= Ransum kontrol + ekstrak lerak 200 mg/kg BB
Ransum kontrol terdiri atas hijauan dan konsentrat dengan rasio 70:30. Rasio pakan ini merupakan pendekatan yang sering digunakan oleh peternak rakyat. Pemberian jumlah total ransum 2,7%-2,9% bahan kering dari bobot sapi potong. Air minum diberikan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama 90 hari yang didahului dengan masa adaptasi pakan selama 3 minggu. Model Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan dan 4 kelompok sebagai ulangan. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yij = µ + ri +βj+ εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai rataan umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i βj = Pengaruh kelompok ke-j εij = Galat perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) dan jika memberikan hasil yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan multiple range test (Steel dan Torrie, 1993).
14
Peubah yang diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Efisiensi Penggunaan Pakan Efisiensi penggunaan pakan merupakan efisiensi penggunaan pakan yang dihitung dari jumlah pertambahan bobot badan per satu satuan konsumsi pakan. b. Efisiensi Biaya Pakan Efisiensi biaya pakan ditentukan berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan per kg unit kenaikan bobot badan dalam satuan Rp/kg BB/hr. c. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Analisis pendapatan usaha ternak dihitung berdasarkan biaya operasional selama pemeliharaan ternak. d. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha pemeliharaan ternak. Prosedur Pemberian Ransum Pemeliharaan sapi potong dilakukan selama 12 minggu yang didahului masa adaptasi 3 minggu. Air minum diberikan ad libitum setiap hari dilakukan pergantian. Konsumsi pakan baik rumput dan hijauan dihitung setiap hari, dengan mencatat kebutuhannya lalu menimbang sisa pakan yang diberikan. Pemberian konsentrat berdasarkan bobot badan. Pemberian ransum dilakukan 3 kali dalam sehari, bagi ternak yang mendapat konsentrat tinggi, yang lainnya diberikan sebanyak 2 kali. Konsentrat ditimbang lalu dimasukkan ke dalam plastik untuk memudahkan dalam hal pemberian. Rumput juga ditimbang sesuai kebutuhan lalu dimasukkan ke dalam karung dan ditempatkan pada bagian depan sisi kandang masing-masing ternak. Konsentrat dan rumput yang tercecer dihitung sebagai sisa pakan. Sisa ransum yang basah dijemur terlebih dahulu untuk mengetahui berat keringnya setelah penjemuran dengan matahari. Sampel konsentrat dan rumput yang diberikan serta sisanya dikeringkan dengan matahari dan dalam oven 600C, 1050C selama 24 jam yang akan digunakan untuk menghitung konsumsi bahan kering ransum.
15
Pengukuran Bobot Badan Pada awal penelitian sapi ditimbang kemudian setelah mendapat perlakuan, sapi ditimbang lagi bobot badannya untuk dikelompokkan. Pada hari ke-30, 60 dan 90 selama perlakuan sapi tersebut ditimbang kembali untuk mengetahui pertambahan bobot badannya. Setiap dilakukan penimbangan sapi, alat-alat yang digunakan yaitu timbangan digital (Ruddweigh), tambang untuk mengendalikan sapi dan bambu untuk menjepit sapi.
16